PENTINGNYA AUDIT KINERJA PADA SEKTOR PUB
PENTINGNYA AUDIT KINERJA PADA SEKTOR PUBLIK PEMERINTAH DI
INDONESIA
( Sebuah Studi Awal Tentang Akuntansi Sektor Publik )
Disusun untuk memenuhi tugas akhir semester 4 pada mata kuliah Akuntansi Sektor Publik
Dosen Pengampu :
Sulardi S.E
MARTHA SARI TRI ANDHIYANI
F0312077
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2014
PENTINGNYA AUDIT KINERJA PADA SEKTOR PUBLIK PEMERINTAHAN DI
INDONESIA
( Sebuah Studi Awal Tentang Akuntansi Sektor Publik )
MARTHA SARI TRI ANDHIYANI
F0312077
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
Abstrak
Dalam organisasi sektor publik, akuntabilitas dan transparasi terhadap pengelolaan
keuangan daerah maupun pusat merupakan tujuan penting dari reformasi akuntansi dan
administrasi sektor publik. Akuntabilitas dan audit atas laporan keuangan berfungsi untuk
memastikan apakah aparatur pemerintah telah melakukan pengelolaan keuangan dengan baik.
Semakin banyaknya keinginan dan tuntutan masyarakat terhadap organisasi sektor publik
pemerintahan agar meningkatkan kualitas, profesionalisme, transparansi, akuntabilitas, dan
value for money dalam menjalankan aktivitasnya maka diperlukan audit yang tidak hanya
sebatas pada laporan keuangan dan kepatuhan saja, akan tetapi juga diperlukan audit atas
kinerja sektor publik. Audit atas kinerja sangat penting dilakukan, karena keinginan dan
tuntukan masyarakat belum sepenuhnya terwujud apabila hanya mengandalkan audit laporan
keuangan dan kepatuhan saja.
Kata kunci: Organisasi Sektor Publik, Audit Kinerja
PENDAHULUAN
Selama ini organisasi sektor publik selalu mendapat tudingan korupsi, kolusi, dan
nepotisme ( KKN ), serta inefisiensi sumber daya negara dan sumber kebocoran dana.
Organisasi sektor publik merupakan penyedia barang publik (public goods). Barang publik
adalah barang yang memiliki dua karakteristik. Pertama, barang publik adalah komoditas
yang keberadaannya tidak melalui persaingan antar-penyedia (non-rivalry), sebagaimana
barang privat diperjualbelikan di pasar yang penuh persaingan antar produsennya. Kedua,
tidak dapat diterapkan prinsip pengecualian bagi penggunanya (non-excludability) sehingga
semua masyarakat dapat menggunakannya ( Nordiawan dan Hertianti, 2010 ). Salah satu
jenis organisasi sektor publik adalah pemerintah. Pemerintah sebagai organisasi sektor publik
pun tidak luput dari tudingan tersebut. Buruknya kinerja pemerintah di Indonesia
menimbulkan banyak kritik dari masyarakat. Banyak faktor mengapa pemerintahan di
Indonesia memiliki kinerja yang buruk, salah satunya adalah kurangnya sikap transparan dari
penyelenggara pemerintahan. Pada hakekatnya organisasi sektor publik pemerintah
merupakan roda pemerintahan yang berasal dari masyarakat. Masyarakat sudah memberikan
kepercayaan kepada penyelenggara pemerintahan, oleh sebab itu harus diimbangi dengan
pemerintahan yang baik ( good governance ).
Pemerintahan yang baik harus menunjukkan sikap transparan, dengan kata lain harus
membuka pintu yang seluas-luasnya kpada masyarakat agar ikut berperan serta atau
berpartisipasi aktif dalam jalannya sebuah negara. Dengan sikap transparan masyarakat dapat
mengetahui apakah berbagai program telah tercapai dan apakah program-program sudah
dilaksanakan sesuai dengan prinsip ekonomi, dengan cara efisien dan dengan hasil yang
efektif, atau dikenal dengan istilah spend well, spend less, spend wisely. Selain transparan,
pemerintah juga harus dapat mempertanggungjawabkan pelaksanaan pemerintahannya.
Dalam akuntansi dikenal dengan istilah akuntabilitas. Dalam konteks organisasi pemerintah,
akuntabilitas publik adalah pemberian informasi dan disclosure atas aktivitas dan kinerja
finansial pemerintah kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan laporan tersebut.
Pemerintah baik pusat maupun daerah, harus bisa menjadi subyek pemberi informasi dalam
rangka pemenuhan hak-hak publik ( Mardiasmo, 2002 ). Akuntabilitas ini merupakan dasar
dari pelaporan keuangan. Pelaporan keuangan pemerintah memegang peran penting karena
dengan pelaporan keuangan, pemerintah dapat memberikan pertanggungjawaban kepada
masyarakat dalam suatu negara yang demokratis.
Dalam negara demokratis masyarakat selalu menuntut adanya pelaporan keuangan
yang transparan. Begitu juga sebaliknya, sebagai pemerintah di negara demokratis juga harus
memberikan pertanggungjawabannya terhadap laporan keuangan secara transparan.
Pemerintah demokratis harus dapat bertanggungjawab terhadap integritas, kinerja, dan
kepengurusan sehingga pemerintah harus menyediakan informasi yang berguna untuk
menaksir akuntabilitas serta membantu dalam hal pengambilan keputusan ekonomi, sosial,
maupun politik. Adanya tuntutan yang besar terhadap pelaksanaan akuntabilitas publik
menimbulkan implikasi bagi organisasi sektor publik untuk memberikan informasi kepada
publik, salah satunya melalui informasi akuntansi berupa laporan keuangan.
Seiring dengan banyaknya keinginan dan tuntutan masyarakat agar organisasi sektor
publik pemerintah untuk meningkatkan kualitas, profesionalisme, transparansi, akuntabilitas,
dan value for money dalam menjalankan aktivitasnya maka diperlukan audit. Akan tetapi,
keinginan dan tuntutan masyarakat belum sepenuhnya terwujud apabila hanya mengandalkan
audit atas laporan keuangan yang memuat neraca, arus kas, dan perbandingan anggaran dan
realisasi saja karena tidak semua masyarakat dapat menganalisis hasil audit tersebut. Disini
masyarakat lebih menginginkan sesuatu yang bisa memberikan dampak yang nyata, yang bisa
dirasakan langsung oleh masyarakat. Masyarakat ingin mengetahui apakah semua programprogram yang dilakukan pemerintah dengan menggunakan dana masyarakat sudah
memberikan hasil yang lebih, yaitu yang bisa meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran
masyarakat. Maka dari itu, diperlukan perluasan audit yang bukan hanya mengaudit laporan
keuangan dan kepatuhan saja, akan tetapi diperluas menuju audit kinerja.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Audit Kinerja
Audit kinerja terdiri dari kata “audit” dan “kinerja”. Audit kinerja pada
dasarnya merupakan perluasan dari audit keuangan dalam hal tujuan dan prosedurnya
( Mardiasmo, 2002 ).
Menurut Arens, audit adalah kegiatan mengumpulkan dan mengevaluasi
terhadap bukti-bukti yang dilakukan oleh yang kompeten dan independen untuk
menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara kondisi yang ditemukan dan
kriteria yang ditetapkan. Sedangkan kinerja menurut Stephen P Robbins, merupakan
hasil evaluasi terhadap pekerjaan yang telah dilakukan dibandingkan dengan kriteria
yang telah ditetapkan bersama. Disisi lain Ayuha berpendapat, “Perfomance is the
way of job or task is done by an individual, a group of organization”. Dari definisi
tersebut, dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan tingkat pencapaian pelaksanaan
dari kegiatan atau program dalam mewujudkan tujuan.
Definisi mengenai audit kinerja menurut pendapat Malan, Fountain,
Arrowsmith, dan Lockridge (1984), “Audit kinerja merupakan suatu proses sistematis
dalam mendapatkam dan mengevaluasi bukti yang secara objektif atas suatu kinerja
organisasi, program, fungsi, atau kegiatan. Evaluasi dilakukan berdasarkan aspek
ekonomi dan efisiensi operasi, efektivitas dalam mencapai hasil yang diinginkan, serta
kepatuhan terhadap peraturan, hukum, dan kebijakan yang terkait. Tujuan dari
evaluasi adalah untuk mengetahui tingkat keterkaitan antara kinerja dan kriteria yang
ditetapkan
serta
mengomunikasikan
hasilnya
kepada
pihak-pihak
yang
berkepentingan. Fungsi dari audit kinerja ialah memberikan review dari pihak ketiga
atas kinerja manajemen dan menilai apakah kinerja organisasi dapat memenuhi
harapan”.
Kemudian, berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 Pasal 4 Ayat
3, mendefinisikan audit kinerja sebagai audit atas pengelolaan keuangan negara yang
terdiri atas pemeriksaan aspek ekonomi dan efisiensi serta pemeriksaan aspek
efektivitas.
Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa audit kinerja adalah
audit yang dilakukan secara objektif dan sistematis berdasarkan bukti-bukti yang
didapat untuk menilai kinerja entitas apakah sudah sesuai dengan aspek ekonomi,
efisiensi, serta efektivitas.
B. Audit Kinerja Sektor Publik
Suatu organisasi dinilai baik kinerjanya apabila organisasi tersebut mampu
melaksanakan tugas-tugasnya untuk mewujudkan tujuan dengan kualitas yang tinggi
dan biaya yang rendah. Konsep ekonomi, efisien, dan efektif saling berhubungan satu
sama lain dan tidak dapat diartikan terpisah. Konsep ekonomi memiliki arti biaya
terendah, dan efisiensi mengacu pada rasio terbaik antara output dengan biaya input,
sedangkan efektivitas berkaitan dengan pencapaian tujuan ( Mardiasmo, 2002 ). Dapat
disimpulkan bahwa kinerja yang baik adalah dapat meminimalkan biaya operasional
dan mencapai hasil atau output yang maksimal dengan sumber daya yang tersedia dan
dapat melayani pengguna dengan tepat.
Jadi, audit kinerja meliputi audit ekonomi, efisiensi dan efektivitas. Audit
ekonomi dan efisiensi disebut audit manajemen. Sedangkan audit efektivitas disebut
program audit. Audit kinerja dikenal dengan istilah Value for Money atau dikenal juga
dengan istilah 3E’s audit (economy, efficiency, and effectiveness audit).
Berikut adalah tujuan dari audit ekonomi, efisiensi, dan efektivitas secara rinci
:
1. Audit Ekonomi dan Efisiensi
Audit ekonomi dan efisiensi bertujuan untuk menentukan: (1) Apakah
suatu entitas telah memperoleh, melindungi, dan menggunakan sumber
dayanya ( seperti karyawan, gedung, ruang, dan peralatan kantor ) secara
ekonomis dan efisien. (2) Penyebab terjadinya praktik-praktik yang tidak
ekonomis atau efisien, termasuk ketidakmampuan organisasi dalam
mengelola sistem informasi, prosedur administrasi, dan struktur organisasi
( Mardiasmo, 2002 ).
Sedangkan menurut The General Accounting Office Standards (1994)
menegaskan bahwa audit ekonomi dan efisiensi dilakukan dengan
mempertimbangkan apakah entitas yang diaudit telah: (1) mengikuti
ketentuan pelaksanaan pengadaan yang sehat, (2) melakukan pengadaan
sumber daya (jenis, mutu, dan jumlah) sesuai dengan kebutuhan pada
biaya terendah, (3) melindungi dan memelihara semua sumber daya yang
ada secara memadai, (4) menghindari duplikasi pekerjaan atau kegiatan
yang tanpa tujuan atau kurang jelas tujuannya, (5) menghindari adanya
pengangguran sumber daya atau jumlah pegawai yang berlebihan, (6)
menggunakan prosedur kinerja yang efisien, (7) menggunakan sumber
daya (staf, peralatan, dan fasilitas) yang minimum dalam menghasilkan
atau menyerahkan barang/jasa dengan kuantitas dan kualitas yang tepat,
(8) mematuhi persyaratan peraturan perundang-undangan yang berkaitan
dengan perolehan, pemeliharaan, dan penggunaan sumber daya negara,
dan (9) melaporkan ukuran yang sah dan dapat dipertanggungjawabkan
mengenai kehematan dan efisiensi ( Mardiasmo,2002 ).
Auditor dapat membandingkan output yang telah dicapai pada periode
yang bersangkutan dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya,
kinerja tahun-tahun sebelumnya, dan unit lain pada organisasi yang sama
atau pada organisasi yang berbeda untuk dapat mengetahui apakah
organisasi telah menghasilkan output yang optimal dengan sumber daya
yang dimiliki.
2. Audit Efektivitas
Konsep yang ketiga dalam pengelolaan organisasi sektor publik adalah
efektivitas. Menurut Audit Commisions efektivitas berarti menyediakan
jasa-jasa yang benar sehingga memungkinkan pihak yang berwenang
untuk mengimplementasikan kebijakan dan tujuannya ( Mardiasmo,
2002 ).
Tujuan dari audit efektivitas antara lain untuk menentukan tingkat
pencapaian hasil atau manfaat yang diinginkan, kesesuaian hasil dengan
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, dan untuk menentukan apakah
entitas yang diaudit telah mempertimbangkan alternatif lain yang
memberikan hasil yang sama dengan biaya yang paling rendah.
Jadi dapat disimpulkan bahwa efektivitas merupakan tingkat pencapian
hasil program dengan target atau tujuan yang telah ditetapkan, yang
merupakan perbandingan antara outcome dengan output.. Selain itu
efektivitas juga berkaitan dengan dampak suatu output bagi pengguna jasa.
C. Manfaat Audit Kinerja
1. Peningkatan Kinerja
Audit kinerja dapat meningkatkan kinerja sektor publik melalui hal-hal sebagai
berikut :
a. Mengidentifikasi Masalah dan Alternatif Penyelesaiannya
Auditor sebagai pihak independen dapat memberi pandangan kepada
manajemen untuk melihat permaslahan secara lebih detail dari sisi
operasional.
b. Mengidentifikasi Sebab-sebab Aktual dari Suatu Masalah yang Dapat
Dihadapi oleh Kebijaksanaan Manajemen atau Tindakan Lainnya.
c. Mengidentifikasi Peluang dan Kemungkinan untuk Mengatasi Keborosan dan
Ketidakefisienan.
Pengurangan
biaya
merupakan
hal
yang
penting,
tetapi
pengurangan/penghematan biaya dapat menjadi suatu hal yang besar dalam
jangka waktu yang panjang.dalam memutuskan pertimbangan biaya harus
dilakukan dengan tepat dan harus mempertimbangkan dampak bagi kegiatan
operasional.
d. Mengidentifikasi Kriteria untuk Menilai Pencapaian Tujuan Organisasi.
Auditor dapat membantu manajemen dalam membangun kriteria.
e. Melakukan Evaluasi atas Sistem Pengendalian Internal
Auditor harus dapat menentukan apakah mekanisme telah menyediakan
informasi tentang keefetivan operasional.
f. Menyediakan Jalur Komunikasi antara Tataran Operasional dan Manajemen.
Audit kinerja dapat menjadi media untuk menyampaikan permasalahan yang
tidak dapat tersalurkan melalui struktur komunikasi yang telah dibentuk
organisasi.
g. Melaporkan Ketidakberesan.
Audit kinerja dapat menjadi sarana untuk melaporkan penyimpangan yang
terjadi.
2. Peningkatan Akuntabilitas Publik
Pada organisasi sektor publik, audit kinerja dilakukan untuk meningkatkan
akuntabilitas publik yang berupa perbaikan pertanggungjawaban manajemen
kepada lembaga perwakilan, pengembangan bentuk-bentuk laporan akuntabilitas,
perbaikan indikator kinerja, perbaikan perbandingan pekerja antara organisasi
sejenis yang diperiksa, serta penyajian informasi yang jelas dan informatif
( candlesinmyheart.files.wordpress.com ).
PEMBAHASAN
Dalam suatu negara demokratis seperti di Indonesia ini, masyarakat menuntut adanya
transparansi dan akuntabilitas publik yang bukan hanya sebatas mengenai laporan keuangan,
akan tetapi masyarakat sangat membutuhkan adanya sikap transparansi mengenai kinerja
sektor publik pemerintah. Dengan sikap transparan, masyarakat dapat mengetahui setiap
program-program maupun kegiatan pemerintah sudah tercapai dan secara riil memberikan
dampak yang lebih bermanfaat bagi kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Selain
tuntutan akan transparansi publik, masyarakat juga menuntut adanya akuntabilitas publik.
Karena dana yang digunakan pemerintah dalam menjalankan setiap program-programnya
menggunakan
dana
publik,
maka
masyarakat
juga
menginginkan
adanya
pertanggungjawaban dari pemerintah terhadap dana tersebut apakah sudah digunakan sesuai
dengan konsep 3E seperti yang sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya.
Tuntutan masyarakat yang besar terhadap transparansi dan akuntabilitas publik tidak
dapat terwujudkan apabila pemerintah hanya melakukan audit atas laporan keuangan dan
kepatuhan saja. Pemerintah harus memperluas auditnya dari audit laporan keuangan ke audit
kinerja. Audit kinerja merupakan audit yang dilakukan secara objektif dan sistematis
berdasarkan bukti-bukti yang didapat untuk menilai kinerja suatu entitas apakah sudah sesuai
dengan konsep ekonomi, efisiensi, dan efektivitas. Fungsi dari audit kinerja adalah
memberikan review dari pihak ketiga atas kinerja manajemen dan menilai apakah kinerja
organisasi dapat memenuhi harapan
Audit kinerja sangat penting bagi masyarakat, legislatif, BPK, dan juga pemerintah
sendiri. Bagi masyarakat dan legislatif, audit kinerja dapat membantu memberikan informasi
kepada mereka apakah dana publik telah digunakan secara 3E dan mendukung pengawasan
dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh legislatif. Untuk kepentingan BPK, audit
kinerja juga sangat penting karena memiliki peran penting dalam melakukan peningkatan
kematangan organisasi dan penilaian BPK di masyarakat, meningkatkan motivasi pemeriksa,
serta mendorong kretivitas dan pembelajaran. Sedangkan bagi pemerintah, audit kinerja
memiliki peran penting dalam menilai dan mengevaluasi kinerja yang dapat menjadi ukuran
penilaian dan perbaikan atas konsep 3E (ekonomi, efisiensi, dan efektivitas) dari program
maupun kegiatan pemerintah yang menyangkut pelayanan publik.
Pentingnya audit kinerja bagi masyarakat, legislatif, BPK, dan pemerintah, mau tidak
mau pemerintah harus memperluas auditnya ke audit kinerja. Selain sangat penting
dilakukan, audit kinerja juga memberikan manfaat yaitu dapat meningkatkan kinerja dan
akuntabilitas publik.
KESIMPULAN
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa audit kinerja sangat penting dilakukan
apalagi di negara demokratis seperti negara Indonesia ini. Dari sisi masyarakat, legislatif,
BPK, dan pemerintah sendiri audit kinerja memiliki peran yang sangat penting. Mulai dari
dapat memberikan informasi kepada masyarakat mengenai penggunaan dana publik, dapat
membantu memberikan pegawasan dan pengambilan keputusan bagi legislatif, dan juga dapat
meningkatkan kematangan organisasi dan penilaian masyarakat terhadap BPK, serta dapat
membantu pemerintah dalam melakukan evaluasi kinerja yang dapat menjadi ukuran
penilaian dan perbaikan atas konsep 3E. Selain memiliki peran yang sangat pentig, audit
kinerja juga memiliki manfaat bagi suatu entitas apabila audit kinerja dilakukan, antara lain
dapat meningkatkan kinerja dan akuntabilitas publik.
Mengingat banyaknya tuntutan masyarakat akan transparansi dan akuntabilitas publik,
maka sangatlah perlu dilakukan adanya audit atas kinerja sektor publik. Dan dilihat dari sisi
masyarakat, legislatif, BPK, dan pemerintah sangat jelas bahwa audit kinerja memiliki peran
yang sangat penting dan memiliki manfaat bagi negara Indonesia apabila audit kinerja
diterapkan dengan baik. Dengan audit kinerja, maka akan mewujudkan keinginan dan
tuntutan masyarakat tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Nordiawan, Deddi dan Ayuningtyas Hertianti. Akuntansi Sektor Publik Edisi 2. Jakarta:
Salemba Empat. 2010
Mardiasmo. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi. 2002
http://www.candlesinmyheart.files.wordpress.com/2013/01/makalah diakses 14 Juni 2014
pukul 3:47
http://www.e-journal.stie-aub.ac.id/index.php/probank/article/download/149/129 diakses 14
Juni 2014 pukul 3:50
http://www.sumut.kemenag.go.id/file/file/.../albg1373596079.pdf diakses 17 Juni 2014 pukul
21.10
http://www. journal.ui.ac.id/index.php/jbb/article/view/612/597 diakses 17 Juni 2014 21.20
INDONESIA
( Sebuah Studi Awal Tentang Akuntansi Sektor Publik )
Disusun untuk memenuhi tugas akhir semester 4 pada mata kuliah Akuntansi Sektor Publik
Dosen Pengampu :
Sulardi S.E
MARTHA SARI TRI ANDHIYANI
F0312077
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2014
PENTINGNYA AUDIT KINERJA PADA SEKTOR PUBLIK PEMERINTAHAN DI
INDONESIA
( Sebuah Studi Awal Tentang Akuntansi Sektor Publik )
MARTHA SARI TRI ANDHIYANI
F0312077
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
Abstrak
Dalam organisasi sektor publik, akuntabilitas dan transparasi terhadap pengelolaan
keuangan daerah maupun pusat merupakan tujuan penting dari reformasi akuntansi dan
administrasi sektor publik. Akuntabilitas dan audit atas laporan keuangan berfungsi untuk
memastikan apakah aparatur pemerintah telah melakukan pengelolaan keuangan dengan baik.
Semakin banyaknya keinginan dan tuntutan masyarakat terhadap organisasi sektor publik
pemerintahan agar meningkatkan kualitas, profesionalisme, transparansi, akuntabilitas, dan
value for money dalam menjalankan aktivitasnya maka diperlukan audit yang tidak hanya
sebatas pada laporan keuangan dan kepatuhan saja, akan tetapi juga diperlukan audit atas
kinerja sektor publik. Audit atas kinerja sangat penting dilakukan, karena keinginan dan
tuntukan masyarakat belum sepenuhnya terwujud apabila hanya mengandalkan audit laporan
keuangan dan kepatuhan saja.
Kata kunci: Organisasi Sektor Publik, Audit Kinerja
PENDAHULUAN
Selama ini organisasi sektor publik selalu mendapat tudingan korupsi, kolusi, dan
nepotisme ( KKN ), serta inefisiensi sumber daya negara dan sumber kebocoran dana.
Organisasi sektor publik merupakan penyedia barang publik (public goods). Barang publik
adalah barang yang memiliki dua karakteristik. Pertama, barang publik adalah komoditas
yang keberadaannya tidak melalui persaingan antar-penyedia (non-rivalry), sebagaimana
barang privat diperjualbelikan di pasar yang penuh persaingan antar produsennya. Kedua,
tidak dapat diterapkan prinsip pengecualian bagi penggunanya (non-excludability) sehingga
semua masyarakat dapat menggunakannya ( Nordiawan dan Hertianti, 2010 ). Salah satu
jenis organisasi sektor publik adalah pemerintah. Pemerintah sebagai organisasi sektor publik
pun tidak luput dari tudingan tersebut. Buruknya kinerja pemerintah di Indonesia
menimbulkan banyak kritik dari masyarakat. Banyak faktor mengapa pemerintahan di
Indonesia memiliki kinerja yang buruk, salah satunya adalah kurangnya sikap transparan dari
penyelenggara pemerintahan. Pada hakekatnya organisasi sektor publik pemerintah
merupakan roda pemerintahan yang berasal dari masyarakat. Masyarakat sudah memberikan
kepercayaan kepada penyelenggara pemerintahan, oleh sebab itu harus diimbangi dengan
pemerintahan yang baik ( good governance ).
Pemerintahan yang baik harus menunjukkan sikap transparan, dengan kata lain harus
membuka pintu yang seluas-luasnya kpada masyarakat agar ikut berperan serta atau
berpartisipasi aktif dalam jalannya sebuah negara. Dengan sikap transparan masyarakat dapat
mengetahui apakah berbagai program telah tercapai dan apakah program-program sudah
dilaksanakan sesuai dengan prinsip ekonomi, dengan cara efisien dan dengan hasil yang
efektif, atau dikenal dengan istilah spend well, spend less, spend wisely. Selain transparan,
pemerintah juga harus dapat mempertanggungjawabkan pelaksanaan pemerintahannya.
Dalam akuntansi dikenal dengan istilah akuntabilitas. Dalam konteks organisasi pemerintah,
akuntabilitas publik adalah pemberian informasi dan disclosure atas aktivitas dan kinerja
finansial pemerintah kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan laporan tersebut.
Pemerintah baik pusat maupun daerah, harus bisa menjadi subyek pemberi informasi dalam
rangka pemenuhan hak-hak publik ( Mardiasmo, 2002 ). Akuntabilitas ini merupakan dasar
dari pelaporan keuangan. Pelaporan keuangan pemerintah memegang peran penting karena
dengan pelaporan keuangan, pemerintah dapat memberikan pertanggungjawaban kepada
masyarakat dalam suatu negara yang demokratis.
Dalam negara demokratis masyarakat selalu menuntut adanya pelaporan keuangan
yang transparan. Begitu juga sebaliknya, sebagai pemerintah di negara demokratis juga harus
memberikan pertanggungjawabannya terhadap laporan keuangan secara transparan.
Pemerintah demokratis harus dapat bertanggungjawab terhadap integritas, kinerja, dan
kepengurusan sehingga pemerintah harus menyediakan informasi yang berguna untuk
menaksir akuntabilitas serta membantu dalam hal pengambilan keputusan ekonomi, sosial,
maupun politik. Adanya tuntutan yang besar terhadap pelaksanaan akuntabilitas publik
menimbulkan implikasi bagi organisasi sektor publik untuk memberikan informasi kepada
publik, salah satunya melalui informasi akuntansi berupa laporan keuangan.
Seiring dengan banyaknya keinginan dan tuntutan masyarakat agar organisasi sektor
publik pemerintah untuk meningkatkan kualitas, profesionalisme, transparansi, akuntabilitas,
dan value for money dalam menjalankan aktivitasnya maka diperlukan audit. Akan tetapi,
keinginan dan tuntutan masyarakat belum sepenuhnya terwujud apabila hanya mengandalkan
audit atas laporan keuangan yang memuat neraca, arus kas, dan perbandingan anggaran dan
realisasi saja karena tidak semua masyarakat dapat menganalisis hasil audit tersebut. Disini
masyarakat lebih menginginkan sesuatu yang bisa memberikan dampak yang nyata, yang bisa
dirasakan langsung oleh masyarakat. Masyarakat ingin mengetahui apakah semua programprogram yang dilakukan pemerintah dengan menggunakan dana masyarakat sudah
memberikan hasil yang lebih, yaitu yang bisa meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran
masyarakat. Maka dari itu, diperlukan perluasan audit yang bukan hanya mengaudit laporan
keuangan dan kepatuhan saja, akan tetapi diperluas menuju audit kinerja.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Audit Kinerja
Audit kinerja terdiri dari kata “audit” dan “kinerja”. Audit kinerja pada
dasarnya merupakan perluasan dari audit keuangan dalam hal tujuan dan prosedurnya
( Mardiasmo, 2002 ).
Menurut Arens, audit adalah kegiatan mengumpulkan dan mengevaluasi
terhadap bukti-bukti yang dilakukan oleh yang kompeten dan independen untuk
menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara kondisi yang ditemukan dan
kriteria yang ditetapkan. Sedangkan kinerja menurut Stephen P Robbins, merupakan
hasil evaluasi terhadap pekerjaan yang telah dilakukan dibandingkan dengan kriteria
yang telah ditetapkan bersama. Disisi lain Ayuha berpendapat, “Perfomance is the
way of job or task is done by an individual, a group of organization”. Dari definisi
tersebut, dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan tingkat pencapaian pelaksanaan
dari kegiatan atau program dalam mewujudkan tujuan.
Definisi mengenai audit kinerja menurut pendapat Malan, Fountain,
Arrowsmith, dan Lockridge (1984), “Audit kinerja merupakan suatu proses sistematis
dalam mendapatkam dan mengevaluasi bukti yang secara objektif atas suatu kinerja
organisasi, program, fungsi, atau kegiatan. Evaluasi dilakukan berdasarkan aspek
ekonomi dan efisiensi operasi, efektivitas dalam mencapai hasil yang diinginkan, serta
kepatuhan terhadap peraturan, hukum, dan kebijakan yang terkait. Tujuan dari
evaluasi adalah untuk mengetahui tingkat keterkaitan antara kinerja dan kriteria yang
ditetapkan
serta
mengomunikasikan
hasilnya
kepada
pihak-pihak
yang
berkepentingan. Fungsi dari audit kinerja ialah memberikan review dari pihak ketiga
atas kinerja manajemen dan menilai apakah kinerja organisasi dapat memenuhi
harapan”.
Kemudian, berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 Pasal 4 Ayat
3, mendefinisikan audit kinerja sebagai audit atas pengelolaan keuangan negara yang
terdiri atas pemeriksaan aspek ekonomi dan efisiensi serta pemeriksaan aspek
efektivitas.
Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa audit kinerja adalah
audit yang dilakukan secara objektif dan sistematis berdasarkan bukti-bukti yang
didapat untuk menilai kinerja entitas apakah sudah sesuai dengan aspek ekonomi,
efisiensi, serta efektivitas.
B. Audit Kinerja Sektor Publik
Suatu organisasi dinilai baik kinerjanya apabila organisasi tersebut mampu
melaksanakan tugas-tugasnya untuk mewujudkan tujuan dengan kualitas yang tinggi
dan biaya yang rendah. Konsep ekonomi, efisien, dan efektif saling berhubungan satu
sama lain dan tidak dapat diartikan terpisah. Konsep ekonomi memiliki arti biaya
terendah, dan efisiensi mengacu pada rasio terbaik antara output dengan biaya input,
sedangkan efektivitas berkaitan dengan pencapaian tujuan ( Mardiasmo, 2002 ). Dapat
disimpulkan bahwa kinerja yang baik adalah dapat meminimalkan biaya operasional
dan mencapai hasil atau output yang maksimal dengan sumber daya yang tersedia dan
dapat melayani pengguna dengan tepat.
Jadi, audit kinerja meliputi audit ekonomi, efisiensi dan efektivitas. Audit
ekonomi dan efisiensi disebut audit manajemen. Sedangkan audit efektivitas disebut
program audit. Audit kinerja dikenal dengan istilah Value for Money atau dikenal juga
dengan istilah 3E’s audit (economy, efficiency, and effectiveness audit).
Berikut adalah tujuan dari audit ekonomi, efisiensi, dan efektivitas secara rinci
:
1. Audit Ekonomi dan Efisiensi
Audit ekonomi dan efisiensi bertujuan untuk menentukan: (1) Apakah
suatu entitas telah memperoleh, melindungi, dan menggunakan sumber
dayanya ( seperti karyawan, gedung, ruang, dan peralatan kantor ) secara
ekonomis dan efisien. (2) Penyebab terjadinya praktik-praktik yang tidak
ekonomis atau efisien, termasuk ketidakmampuan organisasi dalam
mengelola sistem informasi, prosedur administrasi, dan struktur organisasi
( Mardiasmo, 2002 ).
Sedangkan menurut The General Accounting Office Standards (1994)
menegaskan bahwa audit ekonomi dan efisiensi dilakukan dengan
mempertimbangkan apakah entitas yang diaudit telah: (1) mengikuti
ketentuan pelaksanaan pengadaan yang sehat, (2) melakukan pengadaan
sumber daya (jenis, mutu, dan jumlah) sesuai dengan kebutuhan pada
biaya terendah, (3) melindungi dan memelihara semua sumber daya yang
ada secara memadai, (4) menghindari duplikasi pekerjaan atau kegiatan
yang tanpa tujuan atau kurang jelas tujuannya, (5) menghindari adanya
pengangguran sumber daya atau jumlah pegawai yang berlebihan, (6)
menggunakan prosedur kinerja yang efisien, (7) menggunakan sumber
daya (staf, peralatan, dan fasilitas) yang minimum dalam menghasilkan
atau menyerahkan barang/jasa dengan kuantitas dan kualitas yang tepat,
(8) mematuhi persyaratan peraturan perundang-undangan yang berkaitan
dengan perolehan, pemeliharaan, dan penggunaan sumber daya negara,
dan (9) melaporkan ukuran yang sah dan dapat dipertanggungjawabkan
mengenai kehematan dan efisiensi ( Mardiasmo,2002 ).
Auditor dapat membandingkan output yang telah dicapai pada periode
yang bersangkutan dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya,
kinerja tahun-tahun sebelumnya, dan unit lain pada organisasi yang sama
atau pada organisasi yang berbeda untuk dapat mengetahui apakah
organisasi telah menghasilkan output yang optimal dengan sumber daya
yang dimiliki.
2. Audit Efektivitas
Konsep yang ketiga dalam pengelolaan organisasi sektor publik adalah
efektivitas. Menurut Audit Commisions efektivitas berarti menyediakan
jasa-jasa yang benar sehingga memungkinkan pihak yang berwenang
untuk mengimplementasikan kebijakan dan tujuannya ( Mardiasmo,
2002 ).
Tujuan dari audit efektivitas antara lain untuk menentukan tingkat
pencapaian hasil atau manfaat yang diinginkan, kesesuaian hasil dengan
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, dan untuk menentukan apakah
entitas yang diaudit telah mempertimbangkan alternatif lain yang
memberikan hasil yang sama dengan biaya yang paling rendah.
Jadi dapat disimpulkan bahwa efektivitas merupakan tingkat pencapian
hasil program dengan target atau tujuan yang telah ditetapkan, yang
merupakan perbandingan antara outcome dengan output.. Selain itu
efektivitas juga berkaitan dengan dampak suatu output bagi pengguna jasa.
C. Manfaat Audit Kinerja
1. Peningkatan Kinerja
Audit kinerja dapat meningkatkan kinerja sektor publik melalui hal-hal sebagai
berikut :
a. Mengidentifikasi Masalah dan Alternatif Penyelesaiannya
Auditor sebagai pihak independen dapat memberi pandangan kepada
manajemen untuk melihat permaslahan secara lebih detail dari sisi
operasional.
b. Mengidentifikasi Sebab-sebab Aktual dari Suatu Masalah yang Dapat
Dihadapi oleh Kebijaksanaan Manajemen atau Tindakan Lainnya.
c. Mengidentifikasi Peluang dan Kemungkinan untuk Mengatasi Keborosan dan
Ketidakefisienan.
Pengurangan
biaya
merupakan
hal
yang
penting,
tetapi
pengurangan/penghematan biaya dapat menjadi suatu hal yang besar dalam
jangka waktu yang panjang.dalam memutuskan pertimbangan biaya harus
dilakukan dengan tepat dan harus mempertimbangkan dampak bagi kegiatan
operasional.
d. Mengidentifikasi Kriteria untuk Menilai Pencapaian Tujuan Organisasi.
Auditor dapat membantu manajemen dalam membangun kriteria.
e. Melakukan Evaluasi atas Sistem Pengendalian Internal
Auditor harus dapat menentukan apakah mekanisme telah menyediakan
informasi tentang keefetivan operasional.
f. Menyediakan Jalur Komunikasi antara Tataran Operasional dan Manajemen.
Audit kinerja dapat menjadi media untuk menyampaikan permasalahan yang
tidak dapat tersalurkan melalui struktur komunikasi yang telah dibentuk
organisasi.
g. Melaporkan Ketidakberesan.
Audit kinerja dapat menjadi sarana untuk melaporkan penyimpangan yang
terjadi.
2. Peningkatan Akuntabilitas Publik
Pada organisasi sektor publik, audit kinerja dilakukan untuk meningkatkan
akuntabilitas publik yang berupa perbaikan pertanggungjawaban manajemen
kepada lembaga perwakilan, pengembangan bentuk-bentuk laporan akuntabilitas,
perbaikan indikator kinerja, perbaikan perbandingan pekerja antara organisasi
sejenis yang diperiksa, serta penyajian informasi yang jelas dan informatif
( candlesinmyheart.files.wordpress.com ).
PEMBAHASAN
Dalam suatu negara demokratis seperti di Indonesia ini, masyarakat menuntut adanya
transparansi dan akuntabilitas publik yang bukan hanya sebatas mengenai laporan keuangan,
akan tetapi masyarakat sangat membutuhkan adanya sikap transparansi mengenai kinerja
sektor publik pemerintah. Dengan sikap transparan, masyarakat dapat mengetahui setiap
program-program maupun kegiatan pemerintah sudah tercapai dan secara riil memberikan
dampak yang lebih bermanfaat bagi kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Selain
tuntutan akan transparansi publik, masyarakat juga menuntut adanya akuntabilitas publik.
Karena dana yang digunakan pemerintah dalam menjalankan setiap program-programnya
menggunakan
dana
publik,
maka
masyarakat
juga
menginginkan
adanya
pertanggungjawaban dari pemerintah terhadap dana tersebut apakah sudah digunakan sesuai
dengan konsep 3E seperti yang sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya.
Tuntutan masyarakat yang besar terhadap transparansi dan akuntabilitas publik tidak
dapat terwujudkan apabila pemerintah hanya melakukan audit atas laporan keuangan dan
kepatuhan saja. Pemerintah harus memperluas auditnya dari audit laporan keuangan ke audit
kinerja. Audit kinerja merupakan audit yang dilakukan secara objektif dan sistematis
berdasarkan bukti-bukti yang didapat untuk menilai kinerja suatu entitas apakah sudah sesuai
dengan konsep ekonomi, efisiensi, dan efektivitas. Fungsi dari audit kinerja adalah
memberikan review dari pihak ketiga atas kinerja manajemen dan menilai apakah kinerja
organisasi dapat memenuhi harapan
Audit kinerja sangat penting bagi masyarakat, legislatif, BPK, dan juga pemerintah
sendiri. Bagi masyarakat dan legislatif, audit kinerja dapat membantu memberikan informasi
kepada mereka apakah dana publik telah digunakan secara 3E dan mendukung pengawasan
dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh legislatif. Untuk kepentingan BPK, audit
kinerja juga sangat penting karena memiliki peran penting dalam melakukan peningkatan
kematangan organisasi dan penilaian BPK di masyarakat, meningkatkan motivasi pemeriksa,
serta mendorong kretivitas dan pembelajaran. Sedangkan bagi pemerintah, audit kinerja
memiliki peran penting dalam menilai dan mengevaluasi kinerja yang dapat menjadi ukuran
penilaian dan perbaikan atas konsep 3E (ekonomi, efisiensi, dan efektivitas) dari program
maupun kegiatan pemerintah yang menyangkut pelayanan publik.
Pentingnya audit kinerja bagi masyarakat, legislatif, BPK, dan pemerintah, mau tidak
mau pemerintah harus memperluas auditnya ke audit kinerja. Selain sangat penting
dilakukan, audit kinerja juga memberikan manfaat yaitu dapat meningkatkan kinerja dan
akuntabilitas publik.
KESIMPULAN
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa audit kinerja sangat penting dilakukan
apalagi di negara demokratis seperti negara Indonesia ini. Dari sisi masyarakat, legislatif,
BPK, dan pemerintah sendiri audit kinerja memiliki peran yang sangat penting. Mulai dari
dapat memberikan informasi kepada masyarakat mengenai penggunaan dana publik, dapat
membantu memberikan pegawasan dan pengambilan keputusan bagi legislatif, dan juga dapat
meningkatkan kematangan organisasi dan penilaian masyarakat terhadap BPK, serta dapat
membantu pemerintah dalam melakukan evaluasi kinerja yang dapat menjadi ukuran
penilaian dan perbaikan atas konsep 3E. Selain memiliki peran yang sangat pentig, audit
kinerja juga memiliki manfaat bagi suatu entitas apabila audit kinerja dilakukan, antara lain
dapat meningkatkan kinerja dan akuntabilitas publik.
Mengingat banyaknya tuntutan masyarakat akan transparansi dan akuntabilitas publik,
maka sangatlah perlu dilakukan adanya audit atas kinerja sektor publik. Dan dilihat dari sisi
masyarakat, legislatif, BPK, dan pemerintah sangat jelas bahwa audit kinerja memiliki peran
yang sangat penting dan memiliki manfaat bagi negara Indonesia apabila audit kinerja
diterapkan dengan baik. Dengan audit kinerja, maka akan mewujudkan keinginan dan
tuntutan masyarakat tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Nordiawan, Deddi dan Ayuningtyas Hertianti. Akuntansi Sektor Publik Edisi 2. Jakarta:
Salemba Empat. 2010
Mardiasmo. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi. 2002
http://www.candlesinmyheart.files.wordpress.com/2013/01/makalah diakses 14 Juni 2014
pukul 3:47
http://www.e-journal.stie-aub.ac.id/index.php/probank/article/download/149/129 diakses 14
Juni 2014 pukul 3:50
http://www.sumut.kemenag.go.id/file/file/.../albg1373596079.pdf diakses 17 Juni 2014 pukul
21.10
http://www. journal.ui.ac.id/index.php/jbb/article/view/612/597 diakses 17 Juni 2014 21.20