Prinsip Dasar Perancangan Ventilasi Umum

Prinsip Dasar
Perancangan Ventilasi
Umum
Nama : Delisa Dwinovita Lukmanda
Kelas : D IV Tingkat 3
NIM : P17333114434

Ventilasi bertujuan:
 Menghilangkan gas - gas yang tidak menyamankan yang ditimbulkan
oleh keringat & sebagainya & gas- gas pembakaran (CO2) yang di
timbulkan oleh pernafasan dan proses pembakaran.
 Menghilangkan uap air yg timbul sewaktu memasak, mandi dan lain lain
 Menghilangkan kalor yang berlebihan
 Membantu mendapatkan kenyamanan termal.
 Ventilasi merupakan proses untuk mendistribusikan udara segar ke
dalam bangunan gedung dalam jumlah yang sesuai kebutuhan.
 Ventilasi ruangan terdiri dari 2 yi/:
1. Ventilasi alami
2. Ventilasi mekanik/sistem pengkondisian udara

Ventilasi Alami

Ventilasi alami terjadi karena adanya perbedaan tekanan di
luar suatu bangunan gedung yang disebabkan oleh angin dan
karena adanya perbedaan temperatur, sehingga terdapat
gas-gas panas yang naik di dalam saluran ventilasi

 Ventilasi alami yang disediakan harus terdiri dari
bukaan permanen, jendela, pintu atau sarana
lain yang dapat dibuka, dengan :
1. jumlah bukaan ventilasi tidak kurang dari
5% terhadap luas lantai ruangan yang
membutuhkan ventilasi
2. arah yang menghadap ke :
a. halaman berdinding dengan ukuran yang
sesuai, atau daerah yang terbuka keatas.
b. teras terbuka, pelataran parkir, atau sejenis
c. ruang yang bersebelahan seperti termaksud
di slide 6.

Ventilasi yang Diambil dari Ruang yang
Bersebelahan.

 Dalam bangunan kelas 2, dan hunian tunggal pada bangunan kelas 3
atau sebagian bangunan kelas 4, pada :
a. ruang yang diventilasi bukan kompartemen sanitasi.
b. jendela, bukaan, pintu dan sarana lainnya dengan luas ventilasi tidak
kurang dari 5% terhadap luas lantai dari ruangan yang diventilasi.
c. ruangan yang bersebelahan memiliki jendela, bukaan, pintu atau
sarana lainnya dengan luas ventilasi tidak kurang dari 5% terhadap
kombinasi luas lantai dari kedua ruangan.

Bangunan Kelas 5, 6, 7, 8 dan 9
 jendela, bukaan, pintu atau sarana lainnya dengan luas ventilasi tidak
kurang dari 10% terhadap luas lantai dari ruang yang akan diventilasi,
diukur tidak lebih dari 3,6 meter diatas lantai.
 ruang yang bersebelahan mempunyai jendela, bukaan, pintu atau
sarana lainnya dengan luas ventilasi tidak kurang dari 10% terhadap
kombinasi luas lantai kedua ruangan, dan
Nb: luas ventilasi yang dipersyaratkan dalam butir kelas 2-10 boleh
dikurangi apabila tersedia ventilasi alami dari sumber lainnya.

Ventilasi Mekanik


Perancangan Ventilasi Mekanik

Jenis – Jenis Ventilasi

Perancangan Ventilasi di Industri

Prinsip Kerja Aliran
Udara
1. Ada dua prinsip dasar aliran udara dalam sistem ventilasi, yaitu
• Konservasi massa (persamaan kontinutas)
• Konservasi energi (persamaan energi)
2. Konsep paling fundamental dalam kimia adalah hukum konservasi
massa, yang menyatakan bahwa tidak terjadi perubahan kuantitas
materi sewaktu reaksi kimia biasa.
3. Fisika modern menunjukkan bahwa sebenarnya yang terjadi adalah
konservasi energi, dan bahwa energi dan massa saling berhubungan;
suatu konsep yang menjadi penting dalam kimia nuklir.
4. Konservasi energi menuntun ke suatu konsep-konsep penting
mengenai kesetimbangan, termodinamika, dan kinetika.


Hukum Kekekalan
Energi
 Hukum Kekekalan Energi adalah salah satu dari hukum-hukum kekekalan
yang meliputi energi kinetik dan energi potensial.
 Hukum ini adalah hukum pertama dalam termodinamika.
 Hukum Kekekalan Energi (Hukum I Termodinamika) berbunyi: "Energi
dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain tapi tidak bisa
diciptakan ataupun dimusnahkan (konversi energi)".
 Energi kinetis atau energi gerak (juga disebut energi kinetik) adalah
energi yang dimiliki oleh sebuah benda karena gerakannya.
 Energi kinetis sebuah benda didefinisikan sebagai usaha yang
dibutuhkan untuk menggerakkan sebuah benda dengan massa tertentu
dari keadaan diam hingga mencapai kecepatan tertentu.
 Energi kinetis sebuah benda sama dengan jumlah usaha yang diperlukan
untuk menyatakan kecepatan dan rotasinya, dimulai dari keadaan diam.

Kehilangan Pada Sistem
Pemipaan
1. Ada dua komponen yang menyebabkan kehilangan

tekanan total pada saluran udara/pemipaan, yaitu ;
 friction losses/kehilangan gesekan,
 fitting losses atau kehilangan pada sambungan dari
hood atau duct

Sistem Ventilasi
Pengenceran Udara
Sistim ventilasi pengenceran udara, dicapai dengan
cara mengencerkan udara yang terkontaminasi atau
mengandung gas yang mudah terbakar dengan
meniupkan udara ketempat kerja dan mengeluarkan
kembali lewat saluran buang, dan lebih efektif jika
exhaust/fan terletak dekat dengan pekerja yang terpapar
dan udara yang di makeup terletak di belakang pekerja
sehingga udara yang tercemar akan jauh dari zona
pernapasan pekerja.

Sistem Ventilasi Pengenceran
Udara
Perancangan sistim ventilasi pengenceran udara

didasarkan pada hipotesis bahwa konsentrasi polutan
adalah sama di seluruh ruang, dengan anggapan bahwa
udara yang disuplai ke dalam ruang tersebut bebas dari
polutan, dan waktu awal konsentrasi dalam ruang adalah
nol, dan perlu mengetahui dua fakta untuk menghitung
laju tingkat volume dari aliran udara diperlukan, yaitu :
1. Jumlah dari bahan pencemar yang dihasilkan dalam
ruang, dan
2. Tingkat konsentrasi lingkungan yang dicari (yang
diduga akan sama di seluruh area).

Sistem Ventilas Pengenceran
Udara
Pengenceran terhadap udara yang terkontaminasi di dalam
bangunan atau ruangan, dengan meniup udara bersih (tidak tercemar),
tujuannya untuk mengendalikan bahaya di tempat kerja.
Pemasukan dan pengeluaran udara dalam ruang terjadi disebabkan
adanya perbedaan tekanan udara luar dan dalam. Udara akan mengalir
dari udara bertekanan tinggi ke udara bertekanan rendah. Perbedaan
tekanan dapat terjadi karena adanya perbedaan suhu udara dan

mengakibatkan terjadinya perbedaan kerapatan udara atau berat jenis
udara. Udara panas dengan berat jenis rendah mengalir keatas, sedang
udara dingin dengan berat jenis tinggi akan mengalir kebawah (proses
turbelensi).

Sistim Ventilasi Pengenceran
Udara
Adanya kontaminasi kimia, di sisi lain, tidak mengubah
secara terukur kepadatan udara. Sementara dalam keadaan
murni polutan mungkin memiliki kepadatan yang sangat
berbeda dari udara (biasanya jauh lebih besar), mengingat,
konsentrasi nyata yang ada di tempat kerja, campuran udara
dan polutan tidak memiliki kepadatan signifikan berbeda dari
densitas udara murni.
Selain itu, harus ditunjukkan bahwa salah satu kesalahan
paling umum yang dibuat dalam menerapkan jenis ini adalah
menyediakan ruang ventilasi hanya dengan extractors udara,
tanpa pemikiran yang memadai diberikan kepada intake udara.

Heat Balance And

Exchange
Suhu tubuh dapat mengalami pertukaran dengan lingkungan,
artinya panas tubuh dapat hilang atau berkurang akibat
lingkungan yang lebih dingin. Begitu juga sebaliknya, lingkungan
dapat mempengaruhi suhu tubuh manusia. Perpindahan suhu
antara manusia dan lingkungan terjadi sebagian besar melalui
kulit.
Proses kehilangan panas melalui kulit dimungkinkan karena
panas diedarkan melalui pembuluh darah dan juga disuplai
langsung ke fleksus arteri kecil melalui anastomosis arteriovenosa
yang mengandung banyak otot. Kecepatan aliran dalam fleksus
arteriovenosa yang cukup tinggi (kadang mencapai 30% total
curah jantung) akan menyebabkan konduksi panas dari inti tubuh

Rumus Dasar dari sisa – sisa
Pertukaran Panas
s = (M – W) + C + R – E.

-------------


(4.15)

 
Dimana :
s

= perubahan konten panas tubuh

(M-W) = total panas dari metabolisme
C

= pertukaran panas secara konveksi

R

= pertukaran panas secara radiasi

E

= panas oleh evaporasi


 

Sedangkan cuaca kerja dalah kombinasi dari :
1. suhu udara,
2. kelembaban udara ,
3. kecepatan gerakan dan
4. suhu radiasi, dan
kombinasi dari keempat faktor diatas dihubungkan
dengan produksi panas , disebut tekanan panas.
Suhu udara diukur dengan termometer dan disebut
suhu kering. Sedangkan suhu dan kelembaban
dapat diukur bersama- sama dengan “ sling
psychrometer” atau arsmann psychrometer”

TERIMA KASIH