MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLA
MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN MASYARAKAT PETANI
(Studi Kasus Di Desa Permanu Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang)
SKRIPSI
Oleh:
MUTOMIMAH 05110098
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG April 2009
MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN MASYARAKAT PETANI
(Studi Kasus Di Desa Permanu Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang)
Diajukan Kepada:
Fakultas Tarbiyah UIN Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I)
Oleh:
MUTOMIMAH 05110098
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG April 2009
MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN MASYARAKAT PETANI
(Studi Kasus Di Desa Permanu Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang)
SKRIPSI
Oleh: MUTOMIMAH 05110098
Telah Disetujuai Oleh: Dosen Pembimbing
Drs. Moh. Padil, M. Pd.I NIP. 150 267 235
Tanggal 04 April 2009
Mengetahui, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
Drs. Moh. Padil, M. Pd.I NIP. 150 267 235
PENGESAHAN MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN MASYARAKAT PETANI
(Studi Kasus Di Desa Permanu Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang)
SKRIPSI
Dipersiapkan dan disusun oleh Mutomimah (05110098)
Telah dipertahankan di depan penguji pada tanggal 6 April 2009 dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar
strata satu Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Pada tanggal 6 April 2009
Panitia Ujian Tanda tangan
Ketua Sidang
Drs. Moh. Padil, M.Pd.I
NIP. 150 267 235 ________________________
Sekretaris
Drs. Farid Hasyim, M. Ag
NIP. 150 287 892 _________________________
Pembimbing
Drs. Moh. Padil, M.Pd.I
NIP. 150 267 235 ________________________
Penguji Utama
Drs. A. Fatah Yasin, M. Ag
NIP. 150 267 235 ________________________
Mengesahkan, Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang
Prof. Dr. H. M. Djunaedi Ghony NIP. 150 042 031
PERSEMBAHAN
Dengan untaian syukur Alhamdulillah beserta do’a karya ini kupersembahkan kepadaorang-orang yang mempunyai kebeningan hati dan ketulusan jiwa yang senantiasa memberikan masukan dan dorongan ataupun bimbingan dalam perjalanan hidupku :
Ayah Tercinta Paiman dan ibu Tercinta Waqi’ah Yang selalu memberikan kasih sayang dan do’a Semoga Allah SWT selalu membalas amal baiknya dan meridhoi do’a- do’anya
Adiku-adiku Lilik Masruroh dan Roinul ’Ainiyah Kalian selalu menemani dan memotivasi sehingga aku bisa terpacu dan majumenjadi orang yang kalian banggakan Semoga Allah SWT selalu meridhoi dan kesuksesan selalu menyertai kita
Guru-guruku dan dosenku Yang selalu mendidik dalam studiku sehingga aku dapat mewujudkan harapan dan anganku sebagai awal berpijak dalam menggapai cita-cita
Teman-temanku PAI angkatan 2005-2006 Selamat Berjuang dan Melangkah ke masa depan dengan kesuksesan yang gemilang
MOTTO
Çtã tβöθyγ÷Ζtƒuρ Å∃ρã÷èp ù $$Î/ tβρããΒù'tƒuρ Îösƒø:$# ’n<Î) tβθããô‰tƒ ×π¨Βé& öΝä3ΨÏiΒ ä3tFø9uρ ∩⊇⊃⊆∪ šχθßsÎ=ø ßϑø9$# ãΝèδ y7Í×‾≈s9'ρé&uρ 4 Ìs3Ψßϑø9$#
Artinya: ”Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung”. (Q.S Ali Imron 104)
Drs. Moh. Padil, M. Pd.I Dosen Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN)Malang
Nota Dinas Pembimbing
Hal : Skripsi Mutomimah Malang, 04 April 2009 Lamp : 4 (empat) Eksemplar
Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang Di
Malang
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Sesudah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa maupun teknik penulisan dan setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut di bawah ini:
: Pendidikan Agama Islam
Judul Skripsi : Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Lingkungan Masyarakat Petani (Studi Kasus Di Desa Permanu Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang)
Maka selaku pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak diajukan untuk diujikan. Demikian, mohon dimaklumi adanya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pembimbing
Drs. Moh. Padil, M.Pd.I NIP: 150 267 235
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Malang, 04 April 2009
Mutomimah
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat, taufik, hidayah serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membimbing kita untuk senantiasa berada di jalan yang lurus
dengan diterangi cahaya iman yang terang benderang yakni Al-Dinul Islam. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar strata satu Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) di Universitas Islam Negeri Malang. Skripsi ini dapat selesai dengan baik karena dukungan, motivasi serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, diucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu dan ayah tercinta yang dengan penuh kasih sayang dan kesabarannya senantiasa mendo'akan dan memotivasi kepada penulis.
2. Bapak Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, selaku Rektor UIN Malang.
3. Bapak Prof. Dr. H. M. Djunaedi Ghony, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang.
4. Bapak Drs. Moh. Padil, M.Pd.I, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.
5. Bapak Drs. Moh. Padil, M.Pd.I, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberi bimbingannya.
6. Bapak dan Ibu Dosen UIN Malang yang telah membimbing penulis selama belajar di lembaga ini.
7. Bapak Sugeng Sugiharto Kepala kepala desa Permanu kecamatan Pakisaji kabupaten Malang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian di desa yang dipimpinnya.
8. Sahabat-sahabatku; Fitri, Aini, Fadeh, Faya dan Roichatul Jannah serta segenap anggota kost Dahlia terima kasih atas segala kerjasama, pengertian dan bantuannya.
9. Rekan-rekan mahasiswa/mahasiswi seperjuangan yang telah membantu dan memberikan motivasi kepada penulis.
10. Kepada semua pihak yang telah telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Tiada kata yang patut diucapkan selain ucapan terimakasih yang sebesar- besarnya dan do’a semoga amal baik mereka mendapat Ridho Allah SWT amin. Penulis menyadari bahwa penyusunan penelitian ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga penelitian ini memberi manfaat pada semua pihak.
Malang, 04 April 2009
Penulis
DAFTAR TABEL
Hal Tabel I Fungsi Guru/Pendidik Serta Karakteristik Dan Tugasnya Dalam Perspektif Pendidikan Islam ................................................ 19 Tabel II Kondisi Geografis Desa Permanu ................................................... 62 Tabel III Luas Wilayah Desa Permanu Sesuai Dengan Penggunannya ......... 63 Tabel IV Jumlah Penduduk Desa Permanu Menurut Jenis Kelamin.............. 63 Tabel V Jumlah penduduk Desa Permanu Menurut Pengelompokan Usia .... 64 Tabel VI Hasil Pertanian Masyarakat Desa Permanu.................................... 65 Tabel VII Kegiatan Gotong Royong Di Desa Permanu................................. 66 Tabel VIII Status Kepemilikan Pertanian Tanaman Pangan Desa Permanu .. 69 Tabel IX Prasarana Ibadah Di Desa Permanu ............................................... 70 Tabel X Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Permanu ............................... 71 Tabel XI Sarana Pendidikan Formal Di Desa Permanu................................. 72 Tabel XII Pelaksanaan Pendidikan Agama Yang Terdapat Di Desa Permanu 73 Tabel XIII Nama-nama TPQ yang terdapat di desa Permanu......................... 76
DAFTAR GAMBAR
Hal Gamabar I. Sturuktur Organisasi kepala desa Permanu.................................67
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN I Pedoman interview terhadap kepala desa, Tokoh agama (pemimpin jam’iyah tahlil, diba’, yasin, manaqib, khotmil qur’an), Pemimpin hadrah , Masyarakat petani, Kepala desa LAMPIRAN II Dokumentasi foto
LAMPIRAN III
Surat penelitian LAMPIRAN IV Surat keterangan penelitian dari desa
LAMPIRAN V Denah peta desa Permanu LAMPIRAN V Data TPQ yang terdapat di desa Permanu
LAMPIRAN VII Materi pelajaran Hadits Arba’in Nawawi hal 61 sampai
62
LAMPIRAN VIII Materi pidato pembukaan diba’
LAMPIRAN IX Materi pidato penutupan diba’ LAMPIRAN X Sebagian matei diba’ LAMPIRAN XI Sebagian materi yasin fadlilah
LAMPIRAN XII
Sebagian materi manaqib
LAMPIRAN XIII Materi tahlil
ABSTRAK
Mutomimah, 2008, Model Pembelajaran Pendiikan Agama Islam Di Lingkungan Masyarakat Petani (Studi Kasus di Desa Permanu Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang). Skripsi, Fakulas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Dosen pembimbing : Drs. Moh. Padil M.Pd.I Kata kunci
: Model pembelajaran, Pendidikan Agama Islam
Pendidikan merupakan masalah yang sangat penting dalam kehidupan. Pendidikan agama di suatu masyarakat tidak selalu sama dengan pendidikan agama di masyarakat lainnya. Baik dari segi proses pelaksanannya maupun bentuknya. Hal ini karena msyarakat mempunyai ciri khas, watak kepribadian, strata social dan peraturan-peraturan yang berbeda dengan masyarakat lainnya. pelaksanaaan pendidikan agama tumbuh dengan suburnya di daerah, masyarakat petani yang terletak di desa Permanu.
Fokus dari penelitian ini adalah mencari tahu tentang Model pembelajaran yang digunakan pendidikan agama Islam di lingkungan masyarakat petani dengan mengambil obyek penelitian di desa Permanu kecamatan Pakisaji kabupaten Malang. Penelitian ini mempunyai beberapa rumusan masalah yaitu 1) bagaimana bentuk-bentuk pendidikan agama Islam di lingkungan masyarakat petani di desa desa Permanu kecamatan Pakisaji kabupaten Malang 2) bagaiman model pembelajaran pendidikan agama Islam di lingkungan masyarakat petani di desa desa Permanu kecamatan Pakisaji kabupaten Malang.
Dalam rangka mengetahui permasalahan yang jelas, penelitan ini menggunakan desain penelitian kualitatif deskriptif dengan rancangan studi kasus. pengumpulan data menggunakan metode interview, observasi dan dokumentasi.
Dari hasil analisis data dilapangan dapat diperoleh temuan bahwa A. Pada umumnya masyarakat petani desa Permanu menganggap pendidikan agama itu penting. Hal ini dapat dilihat dengan bentuk-bentuk pendidikan agama Islam yang terdapat di daerah tersebut. Terhitung mulai anak-anak sampai kelompok dewasa.
1) kelompok anak-anak dengan bentuk taman pendidikan Qur’an (TPQ). Adapun tujuannya adalah agar para santri bisa baca tulis al-Qur’an dan mengetahui masalah agama dasar. 2) kelompok remaja direalisasikan dalam bentuk hadrah dengan tujuan untuk mengurangi aktifitas remaja yang kurang bermafaat dan memotifasi para remaja dalam mengikuti keagamaan 3) kelompok dewasa yaitu dalam bentuk jam’iyah rutinan seperti jam’iyah yasih, tahlil, manaqib, diba’, istighasah dengan tujuan untuk meningkatkan rasaukhuwah islamiyah, berkurangnya aktifitas yang kurang bermanfaat dan menghilangkan jurang pemisah antara yang kaya dan yang miskin. B. Bentuk pelaksaan TPQ di masyarakat petani antara satu dengan lainnya berbeda, namun materi yang diberikan sama yakni materi baca tulis Al-Qur’an, materi dasar tentang agama Islam, model pembelajaran yang digunakan adalah Quantum teaching dengan metode TANDUR. Model pembelajaran yang digunakan untuk kelompok remaja 1) kelompok anak-anak dengan bentuk taman pendidikan Qur’an (TPQ). Adapun tujuannya adalah agar para santri bisa baca tulis al-Qur’an dan mengetahui masalah agama dasar. 2) kelompok remaja direalisasikan dalam bentuk hadrah dengan tujuan untuk mengurangi aktifitas remaja yang kurang bermafaat dan memotifasi para remaja dalam mengikuti keagamaan 3) kelompok dewasa yaitu dalam bentuk jam’iyah rutinan seperti jam’iyah yasih, tahlil, manaqib, diba’, istighasah dengan tujuan untuk meningkatkan rasaukhuwah islamiyah, berkurangnya aktifitas yang kurang bermanfaat dan menghilangkan jurang pemisah antara yang kaya dan yang miskin. B. Bentuk pelaksaan TPQ di masyarakat petani antara satu dengan lainnya berbeda, namun materi yang diberikan sama yakni materi baca tulis Al-Qur’an, materi dasar tentang agama Islam, model pembelajaran yang digunakan adalah Quantum teaching dengan metode TANDUR. Model pembelajaran yang digunakan untuk kelompok remaja
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan masalah yang sangat penting dalam kehidupan, baik dalam kehidupan keluarga maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena itu, pendidikan dijadikan suatu ukuran maju mundurnya
suatu bangsa. 1 Pentingnya pendidikan bagi setiap individu ditegaskan dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pada Bab III Pasal 4 menyebutkan bahwa: “Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultral
dan kemajemukan bangsa”. 2
Sebagaimana pendidikan umumnya, kita mengetahui bahwa pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia. Di manapun di dunia ini terdapat masyarakat, dan di sana pula terdapat pendidikan. Meskipun pendidikan merupakan suatu gejala yang umum dalam setiap kehidupan masyarakat, namun perbedaan filsafat dan pandangan hidup yang di anut masing-masing bangsa atau masyarakat menyebabkan adanya perbedaan penyelenggaraan termasuk perbedaan sistem
Zuhairini dan Abdul Ghofir, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Malang: UM Press, 2004), hal. 3
2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Serta Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS (Bandung:
Citra Umbara, 2006), hal. 76 Citra Umbara, 2006), hal. 76
Dalam UUSPN RI No 2 bab IV pasal 10 dijelaskan bahwa penyelenggaraan pendidikan agama islam dapat dilaksanakan melalui dua jalur, yaitu pendidikan sekolah dan luar sekolah. Meskipun diselenggarakan lewat dua jalur, namun bukan berarti berjalan sendiri-sendiri, melainkan harus ada kerjasama antara pihak di lingkungan sekolah dan pihak yang berada diluar lingkungan sekolah yakni masyarakat dan keluarga. Hal ini dapat dipahami bahwa pendidikan agama dalam penyelenggaraannya dapat dibebankan kepada keluarga, sekolah dan masyarakat.
Sebagaimana pendidikan sekolah yang mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam masyarakat, peran pendidikan luar sekolah juga tidak kalah pentingnya. Pendidikan luar sekolah adalah setiap kegiatan yang diorganisasikan diluar sistem sekolah yang dilaksanakan terpisah atau sebagai salah satu sistem yang lebih luas untuk melayani kelompok sasaran tertentu guna mencapai tujuan belajar tertentu. Pendidikan luar sekolah bisa berperan sebagai pelengkap. Salah satu contoh dari pendidikan luar sekolah tersebut adalah pendidikan agama di masyarakat.
Pendidikan agama Islam sebagai usaha sadar, yakni suatu kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan yang dilakukan secara berencana dan sadar akan tujuan yang hendak dicapai. Secara umum pendidikan agama islam diatas bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman penghayatan dan pengalaman peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia Pendidikan agama Islam sebagai usaha sadar, yakni suatu kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan yang dilakukan secara berencana dan sadar akan tujuan yang hendak dicapai. Secara umum pendidikan agama islam diatas bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman penghayatan dan pengalaman peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia
Untuk itulah sadar atau tidak sadar, dengan jelas atau samar, masyarakat berusaha untuk melaksanakan aktifitas atau proses pendidikan agama yang dimulai dari dirinya sendiri kemudian kepada orang lain, yang didalamnya terdapat unsur mentransfer pengalaman memberikan contoh yang baik, menjadikan masalah orang lain sebagai pelajaran bagi dirinya sebagai wujud dari rasa tanggung jawab pribadinya maupun tanggung jawab sosialnya. Kegiatan masyarakat dalam pendidikan agama islam adalah berupa
kegiatan keagamaan, pengajian, ceramah-ceramah keagamaan. 4 Pendidikan agama di suatu masyarakat tidak selalu sama dengan pendidikan agama di masyarakat lainnya. Baik dari segi proses pelaksanannya maupun bentuknya. Hal ini karena msyarakat mempunyai ciri khas, watak kepribadian, strata social dan peraturan-peraturan yang berbeda dengan masyarakat lainnya, hal ini sesuai dengan Firman Allah Q.S Al-An’am: 108
y7Ï9≡x‹x. 3 5Οù=Ïæ ÎötóÎ/ #Jρô‰tã ©!$# (#θ™7Ý¡uŠsù «!$# Èβρߊ ÏΒ tβθããô‰tƒ šÏ © $# (#θ™7Ý¡n@ Ÿωuρ tβθè=yϑ÷ètƒ (#θçΡ%x. $yϑÎ/ Οßγã∞Îm7t⊥ã‹sù óΟßγãèÅ_ó÷£) ΝÍκÍh5u‘ 4’n<Î) §ΝèO óΟßγn=uΗxå >π¨Βé& Èe≅ä3Ï9 $¨Ψ−ƒy—
Artinya: “Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan Setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan
kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan”. 5
Muhaimin,, Paradigma Pendidikan Islam (Bandung: Rosda Karya, 2004), hal. 1-2 4 Tim Dosen IAIN Sunan Ampel, Dasar-Dasar Kependidikan Islam (Surabaya: Aditama,
1996), hal. 219
5 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an Dan Terjemahnya (Surabaya: Al- Hidayah, 1998), hal. 205
Terlebih lagi antara masyarakat desa dan kota, dimana antara keduanya terdapat perbedaan yang tinggi dalam segala bidang meskipun dengan tidak menafikan adanya persamaan diantaranya, sarana untuk memperoleh informasi (misalnya). Tentunya pelaksanaan pendidikan agama dan model pembelajarannya akan disesuaikan dengan situasi dan kondisi masing-masing daerah. Tidak hanya itu dalam pelaksanaannya pendidikan agama juga mempunyai beberapa factor yang dapat mendorong dan menghambat terlaksananya pendidikan agama.
Namun demikian, pelaksanaaan pendidikan agama tumbuh dengan suburnya disetiap daerah, baik dikalangan masyarakat petani yang terletak di desa Permanu maupun lainnya. Hal ini ditandai dengan adanya berbagai kegiatan keagamaan yang muncul dalam masyarakat. Ditambah lagi dengan adanya tayangan-tayangan pendidikan agama yang hampir disetiap chanel TV yang dapat diakses langsung dari setiap daerah.
Di desa Permanu banyak terdapat pelaksanaan pendidikan Agama Islam dengan menggunakan berbagai model pembelajaran, yang dimulai dari tingkatan anak-anak seperti taman pendidikan Qur’an (TPQ) sampai tingkat dewasa seperti jam’iyah Dibaan, Tahlilan dan lain sebagainya. Yang didukung dengan tedapatnya sarana peribadatan yang layak, seperti halnya masjid, mushalla, gedung untuk madrasah diniyah dll.
Dari sini penulis tertarik untuk meneliti Bagaimana bentuk-bentuk dan model pembelajaran pendidikan agama Islam di lingkungan masyarakat petani yang kemudian diformulasikan ke dalam judul “Model Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam Di Lingkungan Masyarakat Petani”
B. Rumusan Masalah
Dengan berdasarkan latar belakang diatas, penulis menarik beberapa rumusan masalah. Sebagaimana perumusan masalah itu sangat penting karena
statement masalah memberi arah keseluruhan rencana dan langkah yang ditempuh. Adapun rumusan maslahnya adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah bentuk-bentuk pendidikan agama Islam di lingkungan masyarakat petani?
2. Bagaimanakah model pembelajaran yang digunakan dalam pelaksanaan pendidikan agama Islam di lingkungan masyarakat petani?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang di harapkan dari rumusan masalah diatas adalah:
1. Dapat mengetahui Bagaimanakah bentuk-bentuk pendidikan agama Islam di lingkungan masyarakat petani
2. Dapat mengetahui Bagaimanakah model pembelajaran yang digunakan dalam pelaksanaan pendidikan agama Islam di lingkungan masyarakat petani.
D. Manfaat Penelitian
Pembahasan masalah yang akan tertuang dalam skripsi ini diharapkan hasilnya akan memiliki nilai guna, sebagai berikkut:
1. Bagi penulis, sebagai calon guru yang akan mengemban tugas dan tanggung jawab yang besar penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam melaksanakan tugas besar di masyarakat.
2. Sebagai bahan informasi khususnya masyarakat petani di desa Permanu tentang apa yang seharusnya dilakukan oleh masyarakat petani terhadap
pendidikan agama Islam.
3. Bagi lembaga pendidikan terutama Fakultas Tarbiyah UIN Malang, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian untuk melengkapi perpustakaan dan sebagai bahan dokumenter.
E. Penegasan Judul
Untuk menghindari kesalah pahaman judul skripsi ini penulis memberikan batasan pengertian dan penjelasan istilah sebagai berikut:
1. Model pembelajaran Model adalah bentuk mode; bentuk rupa; bentuk ;contoh. 6
Pembelajaran atau pengajaran menurut Degeng adalah upaya untuk membelajarkan siswa. 7
6 Pius A Partanto Dan Dahlan Al Barri, Kamus Ilmiah Popular (Surabaya: Arloka, 1994), hal. 476
7 Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hal. 83
2. Pendidikan agama Islam Pendidikan agama Islam adalah sebagai usaha sadar, yakni suatu kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan yang dilakukan secara berencana dan sadar atas tujuan yang hendak dicapai.
3. Masyarakat petani Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup bersama dalam suatu periode tertentu, mendiami suatu daerah dan akhirnya mulai mengatur diri mereka sendiri menjadi suatu unit sosial yang berbeda dari kelompok-
kelompok lain. 8 Pengertian petani sebagaimana yang sesuai dengan ungkapan Eric r. Wolf,
sebagai orang desa yang bercocok tanam artinya, mereka bercocok tanam di daerah pedesaan, tidak di dalam ruangan-ruangan tertentu (greenhouse) ditengah-tengah kota atau dalam kotak-kotak aspistra yang diletakan diatas
ambang jendela. 9
F. Ruang Lingkup Penelitian
Guna memberikan arah pembahasan pada tujuan yang telah dirumuskan, maka ruang lingkup penelitian akan diarahkan pada sekitar bentuk dan model pembelajaran pendidikan agama Islam di lingkungan masyarakat petani yang meliputi:
8 Bruce. J. Cohen., Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1992), hal. 49 9 Eric r. Wolf, Petani Suatu Tinjauan Antropolog (Jakarta: PT Rajawali), hal. 2
1. Pendidikan agama Islam Pembahasannya meliputi pengertian, dasar/landasan, materi, komponen Kurikulum, dan bentuk- bentuk pendidikan agama Islam.
2. Masyarakat petani Pembahasannya meliputi pengertian masyarakat petani, sifat dan karakteristik masyarakat petani, serta sosial budaya masyarakat petani.
3. Model pembelajaran pendidikan agama Islam yang digunakan di lingkungan masyarakat petani.
G. Sistematika Pembahasan
Penulisan skripsi ini disusun dengan sistematika sebagai berikut : BAB I
: PENDAHULUAN Merupakan bab yang meliputi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan judul, ruang lingkup pembahasan, dan sistematika pembahasan. Uraian dalam bab I ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara umum tentang isi keseluruhan tulisan serta batasan permasalahan yang di uraikan oleh penulis dalam pembahasannya.
BAB II : KAJIAN PUSTAKA Merupakan kepustakaan mengenai Pengertian Pendidikan Agama Islam, Dasar/Landasan Materi Pendidikan Agama
Islam, Komponen Pendidikan Agama Islam, Kurikulum Pendidikan Agama Islam, Bentuk- bentuk Pendidikan Agama Islam. Selain itu pada bab ini juga akan diuraikan tentang masyarakat petani meliputi pengertian masyarakat petani, sifat dan karakteristik masyarakat petani, serta sosial budaya masyarakat dan model pembelajaran pendidikan agama Islam di lingkungan masyarakat petani.
BAB III : METODE PENELITIAN Merupakan bab yang menerangkan tentang metode
pendekatan yang digunakan peneliti dalam pembahasannya yang meliputi pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, pengecekan keabsahan data.
BAB IV : PEMAPARAN DATA Merupakan bab yang memaparkan hasil temuan dilapangan sesuai dengan urutan rumusan masalah atau fokus penelitian, yaitu lokasi penelitian, obyek penelitian, metode pembahasan dan penelitian, metode pengumpulan data, analisis data, keabsahan data. Penyajian dan analisis data juga dipaparkan pada bab ini yaitu pelaksanaan dan model pembelajaran pendidikan agama islam di Desa Permanu Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang. Pembahasan pada bab ini dimaksudkan sebagai jawaban terhadap BAB IV : PEMAPARAN DATA Merupakan bab yang memaparkan hasil temuan dilapangan sesuai dengan urutan rumusan masalah atau fokus penelitian, yaitu lokasi penelitian, obyek penelitian, metode pembahasan dan penelitian, metode pengumpulan data, analisis data, keabsahan data. Penyajian dan analisis data juga dipaparkan pada bab ini yaitu pelaksanaan dan model pembelajaran pendidikan agama islam di Desa Permanu Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang. Pembahasan pada bab ini dimaksudkan sebagai jawaban terhadap
BAB V : PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Merupakan pembahasan terhadap temuan-temuan penelitian yang telah dikemukakan dalam bab IV mempunyai arti penting bagi keseluruhan kegiatan penelitian. Bab V ini meliputi pembahasan yang lebih rinci tentang temuan penelitian pelaksanaan dan model pembelajaran pendidikan agama islam di lingkungan masyarakat petani di desa Permanu kecamatan Pakisaji kabupaten Malang
BAB VI : PENUTUP Merupakan kesimpulan dari seluruh rangkaian pembahasan, baik dalam bab pertama, kedua, ketiga sampai bab kelima ini berisikan kesimpulan-kesimpulan dan saran-saran yang bersifat konstruktif agar semua upaya yang pernah dilakukan serta segala hasil yang telah dicapai bisa ditingkatkan lagi kearah yang lebih baik.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Berbicara tentang pengertian pendidikan agama tidak dapat dipisahkan dengan pengertian pendidikan pada umumnya, sebab pendidikan agama merupakan bagian integral dari pendidikan secara umum. Menurut TIM DOSEN FIP-IKIP MALANG pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya, yaitu rohani (pikir, karsa, rasa, cipta dan budinurani) dan jasmani (panca indera serta ketrampilan-
ketrampilan). 10 Menurut Carter V. Good tersebut bahwa pendidikan mengandung pengertian Suatu: proses perkembangan kecakapan seseorang dalam bentuk sikap dan perilaku yang berlaku dalam masyarakatnya dan proses sosial dimana seseorang dipengaruhi suatu lingkungan yang terpimpin (misalnya sekolah) sehingga ia dapat mencapai kecakapan sosial dan
mengembangkan pribadinya. 11 Pendidikan Islam itu, setidak-tidaknya tercakup dalam delapan
pengertian, yaitu al-tarbiyah al-diniyah (pendidikan keagamaan), ta’lim al-din (pendidikan keagamaan), ta’lim al-din (pengajaran agama), al-
10 Tim Dosen FIP-IKIP Malang, Pengantar Dasar-Dasar Kependidikan (Surabaya: Usaha Nasional, 1987), hal. 7
11 Djumransyah.,Filsafat Pendidikan (Malang: Bayumedia, 2006), hal. 24 11 Djumransyah.,Filsafat Pendidikan (Malang: Bayumedia, 2006), hal. 24
islamiyah (pendidikan Islami). 12 Di dalam GBPP PAI dijelaskan bahwa pendidikan agama Islam
adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui bimbingan,
pengajaran dan/atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional. Pendidikan agama Islam sebagai usaha sadar, yakni suatu kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan yang dilakukan secara berencana dan sadar
atas tujuan yang hendak dicapai. 13
Sedangkan menurut zakiyah darajat, pendidikan agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh lalu menghayati tujuan yang akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan
Islam sebagai pandangan hidup. 14
12 Muhaimin, dkk, op.cit, hal. 36 13 Ibid., hal. 75-76 14 Zakiyah Daradjat, Pedidikan Agama Dan Peminaan Mental (Jakarta: Bulan Bintang, 1975),
hal. 6
2. Dasar/Landasan Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam
Pelaksanaan pendidikan agama Islam di Indonesia mempunyai dasar-dasar sebagai berikut:
a Dasar yuridis Dasar yuridis yaitu dasar pelaksanaan PAI yang berasal dari peratutan perundang-ndangan yang secara langsung atau tidak langsung, dapat dijadikan pegangan dalam melaksanakan pendidikan agama Islam di sekolah-sekolah atau di lembaga-lembaga formal di Indonesia. Adapun dasar dari segi yuridis ada tiga yaitu:
1) Dasar ideal Dasar ideal adalah dasar dari falsafah negara yaitu pancasila, pada sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Ini mengandung pengertian bahwa seluruh bangsa Indonesia harus percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, atau tegasnya harus beragama. Dalam ketetapan MPR No. II/MPR/1978 tentang P4 (eka prasetya pancakarsa) disebutkan bahwadengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa, bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaan terhadap Ketuhanan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Untuk merealisasikan hal tersebut, maka diperlukan adanya pendidikan agama.
2) Dasar struktural/konstitusional Dasar struktural/konstitusional yaitu dasar UUD 1945 dalam bab
XI pasal 29 ayat 1 dan 2, sebagai berikut:
a) Negara berdasarkan asas Ketuhanan Yang Maha Esa
b) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama masng-masingdan beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu.
Berdasarkan rumusan UUD tersebut, mengandung pengertian bahwa bangsa Indonesia harus beragama Negara mellindungi umat
beragama untuk menunaikan ajaran agamanya dan beribadah menurut agamanya masing-masing.
3) Dasar operasional Dasar operasional yaitu terdapat dalam Tap MPR No. IV/MPR/1973 yang kemudian dikokohkan dalam Tap MPR No. IV/MPR/1978. ketetapan Tap MPR No. II/MPR/1983, diperkuat oleh Tap MPR No. II/MPR/1988 Tap MPR No. II/MPR/1993 tentang garis-garis besar haluan Negara yang pada pokoknya menyatakan bahwa pelaksanaan pendidikan agama secara langsung dimasukan dalam kurikulum sekolah-sekolah formal, mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi.
b Dasar religius Dasar religius yaitu dasar yang bersunber dari ajaran agama Islam yang tertera dalam ayat Al-Qur’an maupun Hadits. Menurut ajaran
Islam melaksanakan pendidikan agama Islam merupakan perintah dari Allah dan ibadah kepada-Nya. Diantara ayat-ayat Al-Qur’an yang menunjukan adanya perintah tersebut adalah.
1) Q.S An-Nahl : 125
Οßγø9ω≈y_uρ ( ÏπuΖ|¡ptø:$# ÏπsàÏãöθyϑø9$#uρ Ïπyϑõ3Ïtø:$$Î/ y7În/u‘ È≅‹Î6y™ 4’n<Î) äí÷Š$# uθèδuρ ( Ï Î ‹Î6y™ tã ¨≅|Ê yϑÎ/ ÞΟn=ôãr& uθèδ y7−/u‘ ¨βÎ) 4 ß|¡ômr& }‘Ïδ ÉL©9$$Î/ ∩⊇⊄∈∪ tωtGôγßϑø9$$Î/ ÞΟn=ôãr&
Artinya: “serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-
orang yang mendapat petunjuk.” 15
2) Q.S Ali Imron : 104
tβöθyγ÷Ζtƒuρ Å∃ρã÷èp ù $$Î/ tβρããΒù'tƒuρ Îösƒø:$# ’n<Î) tβθããô‰tƒ ×π¨Βé& öΝä3ΨÏiΒ ä3tFø9uρ ∩⊇⊃⊆∪ šχθßsÎ=ø ßϑø9$# ãΝèδ y7Í×‾≈s9'ρé&uρ 4 Ìs3Ψßϑø9$# Çtã
Artinya: “dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah
orang-orang yang beruntung”. 16
Selain ayat diatas, juga disebutkan dalam hadits, diantaranya:
Artinya: ”sampaikan ajaranku kepada orang lain walaupun hanya sedikit”. (HR. Bukhori)
15 Departemen Agama Republik Indonesia, op.cit, hal. 421 16 Ibid, hal. 93 15 Departemen Agama Republik Indonesia, op.cit, hal. 421 16 Ibid, hal. 93
ajaran agama Islam. 17
3. Komponen Pendidikan Agama Islam
Kompenen merupakan bagian (yang menjadi rangkaian yang utuh) 18 . Dengan demikian komponen pembelajaran adalah bagian (yang menjadi rangkaian yang utuh) dalam proses belajar dan pembelajaran. Proses pembelajaran terdiri dari beberapa komponen yang satu sama lain saling berinteraksi dan berinterelasi. Komponen-komponen tersebut
adalah: 19
a. Guru
Pendidik dalam Islam adalah orang-orang yang bertanggung jawab terhadap
didiknya dengan upaya mengembangkan seluruh potensi peserta didiknya dengan peserta didik, baik potensi efektif (rasa), kognitif (cipta), maupun
perkembangan
peserta
17 Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), hal.
21-24 18 Pius A Partanto Dan Dahlan Al Barri, op.cit, hal. 354
19 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2007) hal. 58-61 19 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2007) hal. 58-61
perkembangan jasmaniyah dan rohaniyahnya, agar mencapai tingkat kedewasaan, mampu mandiri dalam memenuhi tugasnya sebagai hamba dan khalifah Allah SWT, dan mampu melakukan tugas sebagai makhluk sosial dan sebagai makhluk individu yang mandiri.
1) Kedudukan pendikan dalam pendidikan Islam
Pendidik adalah bapak rohani bagi peserta didik, yang memberikan santapan jiwa dengan ilmu, pembinaan akhlak mulia, dan meluruskan perilakunya yang buruk. Oleh karena itu pendidik mempunyai kedudukan tinggi dalam islam. Islam menempatkan pendidik setinggi derajat seorang rosul. Al-Syauki bersair:
Artinya: ”Beridi dan hormatilah guru dan berilah penghargaan, seorang guru itu hampir saja merupakan seorang rosul”.
Al- Ghazali menukil dari perkataan para ulama yang menyatakan bahwa pendidik merupakan pelita (siraj) segala zaman, orang yang hidup semasa dengannya akan memperoleh pancaran cahaya (nur) keilmiahannya. Andaikata dunia ini tidak ada pendidik, niscaya manusia itu seperti binatang, sebab pendidik adalah upaya
20 Abdul Mujib Dan Jusuf Mudzakir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 87 20 Abdul Mujib Dan Jusuf Mudzakir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 87
2) Tugas pendidik dalam pendidikan Islam
Menurut Al-Ghazali, tugas pendidik yang utama adalah menyempurnakan,
menyucikan, serta membawakan hati manusia untuk mendekatkan diri (taqorrub) kepada Allah SWT. 22 Fungsi dan tugas pendidik dalan pendidikan dibagi menjadi tiga :
membersihkan,
a) Sebagai pengajar (instruksional), yang bertugas merencanakan program pengajaran dan melaksanakan program yang telah disusun serta mengakhiri dengan pelaksanaan penilaian setelah program dilakukan.
b) Sebagai pendidik (educator), yang mengarahkan peserta didik pada tingkat kedewasaan dan berkepribadian kamil seiring dengan tujuan Allah SWT menciptakannya.
c) Sebagai
yang memimpin, mengendalikan kepada diri sendiri, peserta didik dan masyarakat yang terkait, terhadap berbagai masalah yang menyangkut upaya pengarahan, pengawasan, pengorganisasian,
pemimpin
(managerial),
21 Ibid, hal 69 22 Ibid, hal. 90 21 Ibid, hal 69 22 Ibid, hal. 90
Muhaimin secara utuh mengemukakan fungsi dan karakteristik serta tugas pendidik dalam pendidikan Islam. Dalam rumusannya Muhaimin menggunakan istilah Ustadz, Muallim, Murabbi,
Mursyid, Mudarris, Muaddib. 24 Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel berikut.
TABEL I
Fungsi Guru/Pendidik Serta Karakteristik Dan Tugasnya Dalam Perspektif Pendidikan Islam
No Pendidik Karakteristik Dan Tugas
1 Ustadz
berkomitmen dengan profesionalitas, yang melekat pada dirinya sikap dedikatif, komitmen terhadap mutuproses dan dasil kerja serta sikap continuitas improvement.
menguasai ilmu dan
mengembangkannya
serta menjelaskan fungsinya dalam kehidupan, menjelaskan
23 Ibid, hal. 91 24 Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam; Disekolah, Madrasah,
Dan Perguruan Tinggi, (Jakarta; Rajawali Press, 2005) hal. 50 Dan Perguruan Tinggi, (Jakarta; Rajawali Press, 2005) hal. 50
ilmu pengetahuan, internalisasi serta implementasi (amaliah).
transfer
3 Murabbi Orang yang mendididk dan menyiapkan peserta didik agar mampu berkreasi serta mampu mengatur dan memelihara hasil kreasinya untuk tidak malapetaka bagi dirinya, masyarakat dan alam sekitarnya.
4 Mursyid Orang yang mampu menjadi model atau sentral identifikasi diri atau menjadi pusat anutan, teladan dan konsultan bagi peserta didiknya.
5 Mudarris Orang yang memiliki kepekaan intelektual dan informasi serta memperbaharui pengetahuan dan keahliannya secara berkelanjutan, dan berusaha mencerdaskan peserta didiknya, memberantas kebodohan mereka, serta melatih keterampilan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya
6 Muaddib Orang yang mampu menyiapkan peserta didik untuk bertanggung jawab dalam membangun peradaban yang berkualitas dimasa depan.
b. Murid
Peserta didik dalam pendidikan Islam adalah individu sedang tumbuh dan berkembang, baik secara fisik, psikologis, sosialdan religiusdalam mengarungi kehidupan di dunia dan akhirat kelak. Devinisi tersebuut memberikan arti bahwa peserta didik merupakan individu yang belum dewasa, yang karenanya memerlukan orang lain untuk orang lain untuk menjadikannya dewasa.
Dalam proses belajar mengajar pendidik harus sedapat mungkin memahami hakikat peserta didiknya sebagai subyek dan
obyek pendidikan. Kesalahan dalam memahami peserta didik menjadikan kegagalam dalam proses pendidikan. Beberapa hal yang perlu dipahami mengenai karakteristik peserta didik adalah:
1) Peserta didik bukan miniatur orang dewasa, ia mempunyai dunia sendiri, sehingga metode belajar mengajar tidak boleh disamakan dengan orang dewasa.
2) Peserta didik memiliki kebutuhan dan menuntut untuk pemenuhan kebutuhan itu semaksimal mungkin.
3) Peserta didik memiliki perbedaan antara individu dengan individu yang lain, baik perbedaan yang disebabkan faktor endogen (fitrah) maupun eksogen (lingkungan) yang meliputi segi jasmaniyah, inteligensi, sosial, bakat, minat, dan lingkungan yang memengaruhinya.
4) Peserta didik dipandang sebagai kesatuan sistem manusia.
5) Peserta didik merupakan subyek dan obyek sekaligus dalam pendidikan yang dimungkinkan dapat aktif, kreatif serta produktif.
6) Peserta didik mengikuti periode-periode perkembangan tertentu yang mempunyai pola perkembangan serta tempa dan iramanya.
c. Tujuan
Dikatakan oleh Zakiyah Darajat bahwa tujuan pendidikan Islam secara keseluruhan yaitu kepribadian seseorang yang membuatnya menjadi insan kamil dengan pola taqwa, insan kamil artinya manusia utuh rohani dan jasmani, dapat hidup dan berkembang secara wajar
dan normal karena takwanya kepada Allah SWT. 25 Ini mengandung arti bahwa pendidikan Islam itu diharapkan menghasilkan manusia yang berguna bagi dirinya dan masyarakatnya serta senang dan gemar mengamalkan dan mengembangkan ajaran Islam dalam berhubungan dengan Allah dan sesamanya, dapat mengambil manfaat yang semakin meningkat dari alam semesta ini untuk kepentingan hidup di dunia kini dan di akhirat nanti.
Ada beberapa tujuan pendidikan, diantaranya:
1) Tujuan umum Tujuan umum adalah tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan pendidikan, baik dengan pengajaran atau dengan cara lain. Tujuan ini meliputi seluruh aspek kemanusiaan yang meliputi sikap, tingkah laku, penampilan, kebiasaan, dan pandangan.
25 Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 1999), hal. 41
2) Tujuan akhir Pendidikan Islam itu berlangsung selama hidup, maka tujuan akhirnya terdapat pada waktu hidup di dunia ini telah berakhir pula. Tujuan akhir pendidikan Islam itu dapat dipahami dalam firman Allah Q.S Ali Imron : 102
ΝçFΡr&uρ āωÎ) ¨è∫θèÿsC Ÿωuρ Ï8Ï?$s)è? ¨,ym ©!$# (#θà)®?$# (#θãΨtΒ#u tÏ © $# $pκš‰r'‾≈tƒ tβθßϑÎ=ó¡•Β
Artinya: ”Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa; dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim”. 26
Mati dalam keadaan berserah diri kepada Allah sebagai muslim yang merupakan ujung dari takwa sebagai akhir dari proses hidup jelas berisikan kegiatan pendidikan. Inilah akhir dari proses pendidikan itu yag dapat dianggap sebagai tujuan akhir.
3) Tujuan sementara Tujuan sementara adalah tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam suatu kurikulum pendidikan formal.
4) Tujuan operasional Tujuan operacional adalah tujuan praktis yang akan dicapai dengan sejumlah kegiatan pendidikan tertentu. Dalam pendidikan formal, tujuan operacional ini disebut juga dengan tujuan intruksional yang selanjutnya dikembangkan menjadi tujuan intruksional umum dan
26 Departemen Agama Republik Indonesia, op.cit, hal. 92 26 Departemen Agama Republik Indonesia, op.cit, hal. 92
Dengan demikian dapat disimpulkan tujuan pendidikan agama Islam ialah mendidik anak-anak, pemuda-pemudi dan orang dewasa, supaya menjadi seorang muslim yang sejati, beriman teguh, beramal salih dan berakkhlak mulia, sehingga ia menjadi salah seorang anggauta masyarakat yang sanggup hidup di atas kaki sendiri, mengabdi kepada Allah dan berbakti kepada bangsa dan tanah airnya
bahkan sesama umat manusia. 27
d. Materi pelajaran
Materi adalah segala sesuatu yang yang hendak dipelajari dan dikuasai siswa, baik berupa pengetahuan, keterampilan maupun sikap melalui kegiatan pembelajaran agar menjadi kompeten. Materi pendidikan islam adalah segala sesuatu yang hendak diberikan atau dicerna, diolah, dihayati serta diamalkan peserta didik dalam proses
kegiatan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan islam. 28 Ajaran pokok agama islam adalah meliputi: 29
1) Masalah aqidah (keimanan) Aqidah berarti ”kepercayaan”, maksudnya adalah hal-hal yang diyakini oleh orang-orang Islam, artinya mereka menetapkan atas kebenarannya seperti disebutkan dalam Al-Qur’an dan Hadits nabi.
27 Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan Agama (Jakarta: PT Hidakarya agung, 1983),
hal. 13 28 Tim Dosen IAIN Sunan Ampel Malang, op. Cit., hal. 100
29 Abdul Majid Dan Dian Andayani Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi Kompetensi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hal. 77
Aqidah bersifat i’tikat batin, mengajarkan ke-Esaan Allah, Esa sebagai tuhan yang mencipta, mengatur dan meniadakan alam ini. Aqidah islamiyah selalu berkaitan dengan dengan iman seperti iman kepada Allah SWT, malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya,
rosul-rosul-Nya, hari akhirat (hari kiamat pembalasan) 30
2) Masalah syari’ah (keislaman) Syari’ah berhubungan dengan amal lahir dan dalam rangka mentaati semua peraturan dan hukum tuhan, guna mengatur hubungan antar manusia degan tuhan dan mengatur pergaulan hidup dan kehidupan manusia.
3) Masalah akhlak (ihsan) Akhlak suatu amalan yang bersifat pelengkap penyempurna bagi kedua amal diatas dan mengajarkan tata cara pergaulan hidup. Menurut Dr. H. Hamzah ya’qu, karakteristik akhlak islami mencakup sumber moralnya, kriteria yang dijadikan ukuran untuk menentukan baik buruknya tingkah laku, pandangannya terhadap akal dan naluri, yang menjadi motif dan tujuan terakhir dari tingkah laku yaitu: Al-Qur’an dan sunnah sebagai sumber nilai, menempatkan akal dan naluri sesuai proporsinya, iman sebagai
sumber motivasi, ridla Allah sebagai tujuan akhir 31
30 Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, Metodologi Pengajaran Agama (Semarang: Pustaka Pelajar, 1999), hal. 88
31 Ibid., hal. 118-119 31 Ibid., hal. 118-119
Metode adalah upaya mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Dengan demikian metode dalam rangkaian system pembelajaran memegang peran yang sangat penting. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran. Adapun macam-macam metode
pembelajaran: 32
1) Metode ceramah Metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan pembelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada siswa.
2) Metode demonstrasi Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukan kepada siswa tentang sesuatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan.
3) Metode diskusi Metode diskkusi adalah metode pelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalaha. Tujuan utama metode ini adalah
32 Wina sanjaya, op.cit hal. 147 32 Wina sanjaya, op.cit hal. 147
4) Metode simulasi Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura berbuat atau seakan-akan. Simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan siatuasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Simulasi dapat digunakan sebagai metode mengajar dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran dapat dilakukan secara langsung pada obyek yang sebenarnya.
5) Metode hiwar Qur’ani hiwar (dialog) ialah percakapan silih berganti antara dua pihak atau lebih mengenai suatu topik, dan sengaja diarahkan kepada satu tujuan yang dikehendaki (dalam hal ini oleh guru).
6) Metode sorogan Metode sorogan adalah metode individual dimana murid mendatangi guru untuk mengkaji suatu kitab dan guru membimbingnya secara langsung. Metode sorogan didasari atas peristiwa yang terjadi ketika rosulullah saw setelah menerima wahyu seringkali Nabi 6) Metode sorogan Metode sorogan adalah metode individual dimana murid mendatangi guru untuk mengkaji suatu kitab dan guru membimbingnya secara langsung. Metode sorogan didasari atas peristiwa yang terjadi ketika rosulullah saw setelah menerima wahyu seringkali Nabi
membaca tulisannya dihadapan Nabi saw. 33
7) Metode bandongan Metode bandongan ini merupakan metode pembelajaran dalam
pendidikan Islam dimana siswa/santri tidak menghadap guru/kyai satu demi satu, tetapi semua peserta didik menghadap guru dengan membawa
Kemudian guru membacakan, menterjemahkan, menerangkan kalimat demi kalimat dari kitab yang dipelajari sementara santri secara cermat mengikuti penjelasan yang diberikan oleh kyai dengan memberikan catatan-
buku/kitab
masing-masing.
catatan tertentu. 34
8) Metode eksperimen. Metode ini hendaknya diterapkan pada pelajaran-pelajaran yang belum diterangkan/diajarkan oleh metode lain sehinngga terasa benar fungsinya. Karena setelah diadakan percobaan-percobaan barulah guru memberikan penjelasan dan kalau perlu diadakan
33 Muhammad Samsul Ulum Dan Tryio Supriyatno, Tarbiyah Qur’aniyah, (Malang: UIN Malang Press), hal. 122
34 Ibid, hal. 123 34 Ibid, hal. 123
9) Metode sosio drama Drama atau sandiwara dilakukan oleh sekelompok orang, untuk memainkan sesuatu cerita yang telah disusun naskah ceritanya dan dipelajari sebelum dimainkan. Adapun para pelakunya harus memahami lebih dahulu tentang peranan masing-masing yang akan dibawakannya.
10) Metode drill (latihan) Latihan bermaksud agar pengetahuan dan kecakapan tertentu dapat menjadi milik anak didik dan dapat dikuasai sepenuhnya.
11) Metode Tanya jawab Metode ini dapat membantu kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam metode ceramah. Ini disebabkan karena guru dapat memperoleh gambaran sejauh mana murid dapat mengerti dan dapat mengungkapkan apa yang telah diceramahkan.