Pengaruh Penggunaan Obat Kumur Chlorhexidine, Fluoride, dan Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn) Terhadap Pelepasan Ion Nikel Braket Stainless Steel

ABSTRAK

Pendahuluan: Ortodontis umumnya meresepkan obat kumur pada pasien dengan alat
ortodonti cekat terutama pada pasien yang tidak dapat menjaga oral hygiene dengan
baik atau pada pasien yang memiliki insiden karies yang tinggi. Braket stainless steel
yang terpapar obat kumur dapat melepaskan ion nikel. Korosi dan pelepasan ion nikel
dapat menyebabkan reaksi alergi bagi tubuh dan dapat menyebabkan terjadinya friksi
alat ortodonti cekat sehingga perawatan yang optimal tidak tercapai. Penelitian ini
bertujuan untuk melihat pelepasan ion nikel dari braket stainless steel yang direndam
dalam 3 jenis obat kumur. Metode: Empat puluh delapan sampel braket stainless
steel direndam dalam artificial saliva, obat kumur chlorhexidine, fluoride, dan
ekstrak daun sirih hijau (Piper betle Linn). Seluruh sampel disimpan dalam inkubator
(37oC) dan diukur pelepasan ion nikel setelah perendaman selama 1, 3, 5, dan 7
minggu. Pengukuran pelepasan ion nikel dilakukan dengan alat Atomic Absorption
Spectrophotometry (AAS). Hasil: Hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang
signifikan pada pelepasan ion nikel braket stainless steel yang direndam dalam
artifisial saliva, obat kumur chlorhexidine, fluoride, dan ekstrak daun sirih hijau
(Piper betle Linn) pada minggu 1, 3, 5, dan 7 (p0.05).
Nickel release increased over time during the immersion in all groups. Chlorhexidine
mouthwash cause highest nickel release, followed by fluoride mouthwash, Piper betle
Linn mouthwash, and artifisial saliva. Conclusions: This study show that fluoride and

Piper betle Linn mouthwash are save for orthodontic patient. Ortodontist prescribe
chlorhexidine mouthwash only if there’ve been medical concern and it might be
recommended to avoid prolonged aplication especially in patients with allergy.

Keywords : Nickel release, stainless steel bracket, mouthwash.

Universitas Sumatera Utara