PENGARUH NILAI TUKAR DAN SUKU BUNGA SBI

PENGARUH NILAI TUKAR DAN SUKU BUNGA (SBI) TERHADAP SAHAM
SEKTOR PROPERTI DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH :
RIZKA FADHILAH
15830003
DOSEN PENGAMPU:
ABDUL QOYUM,SEI, M.Sc.Fin
PRODI MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

Pendahuluan
Pasar modal merupakan suatu sarana bagi pelaku usaha untuk memperoleh
dana untuk melakukan ekspansi perusahaannya dari investor yang memiliki
dana lebih sehingga investor tersebut masuk ke pasar modal untuk memperoleh
keuntungan dari dana lebihnya sehingga menimbulkan imbal balik yang positif
antara para pelaku usaha dengan para investor. Pasar modal sebagai bagian
daripada sistem ekonomi konvensional, pasar modal tidak terlepas dari salah
satu persoalan yang sangat serius dalam operasionalnya.Secara umum pasar
modal merupakan tempat bagi perusahaan dalam membiayai kegiatan

perusahaannya (Thobarry, 2009:18).
Aktivitas dalam pasar modal pada dasarnya mencerminkan suatu keadaan
ekonomi suatu negara yang dilihat dari gabungan saham atau yang biasa
disebut indeks harga saham gabungan (IHSG). Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG) pertama kali diperkenalkan pada tanggal 1 April 1983 sebagai
indikator pergerakan harga saham yang tercatat di bursa.
Salah satu indeks sektoral yang dimiliki PT. Bursa Efek Indonesia terdapat
indeks sektoral properti. Indeks sektoral properti merupakan gambaran untuk
menunjukkan apakah terjadi penurunan atau peningkatan peran sektor properti
tersebut terhadap perekonomian Indonesia dewasa ini.
Krisis ekonomi menyebabkan bunga kredit melonjak hingga 50% sehingga
pengembang mengalami kesulitan untuk membayar cicilan kreditnya (dalam
bentuk dolar Amerika). Tunggakan hutang dalam jumlah yang besar,
menurunkan kinerja keuangan perusahaan, yang kemudian berdampak pada
respon investor di pasar modal sehingga mempengaruhi harga pasar saham
(Almas, 2007:15).
Selama tahun 2010, nilai tukar rupiah menguat cukup signifikan terutama
disebabkan oleh derasnya aliran masuk modal asing. Pergerakan nilai tukar
rupiah juga ditopang oleh keseimbangan interaksi permintaan dan penawaran
valuta asing di pasar domestik serta fundamental perekonomian domestik yang

kuat.
Peningkatan suku bunga membuat investor lebih berminat kepada
Sertifikat Bank Indonesai (SBI) sehingga membuat permintaan saham
menurun. Menurunnya permintaan tersebut akan membuat harga saham
menurun. Sebaliknya disaat Suku Bunga SBI diturunkan maka investor lebih
berminat menanamkan dana mereka ke surat berharga penyertaan (saham)
sehingga permintaan akan saham tertentu akan meningkat sehingga
meningkatkan harga saham tersebut.
Berdasarkan data dan penjelasan diatas maka peneliti melihat bahwa
ternyata ada 2 faktor yang setidaknya yang mempengaruhi nilai harga saham
khususnya sektor properti yaitu nilai tukar, suku bunga SBI.
Kajian Teori
Pasar Modal
Pasar Modal menurut Darmadji dan Fakhruddin (2011:1) “Pasar modal
merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang
bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang ataupun modal sendiri”..

Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara yang
mempunyai fungsi sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi
perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor).

Indeks Harga Saham
Indeks harga saham adalah suatu indikator atau cerminan yang
menunjukkan pergerakan harga saham saat ini. Dan Indeks berfungsi sebagai
indikator trend pasar, dengan artian bahwa
pergerakan
indeks
menggambarkan kondisi pasar pada suatu saat, apakah pasar sedang aktif
atau lesu. Indeks merupakan salah satu pedoman bagi investor untuk
melakukan
investasi
di
pasar
modal,
khususnya
saham.
Pasar sekuritas berfungsi untuk membantu mengalokasikan modal
diantara sector rumah tangga, perusahaan dan pemerintah
serta
menyediakan berbagai macam pilihan bagi investor yang ingin bertukar
atau

memperjual belikan sekuritas secara mudah, cepat dan efisien..
Indikator berupa indeks harga saham seperti JSX, KLSE, PSE, SGX,
SETI, mencerminkan kinerja dari pasar saham. Indeks tersebut bisa digunakan
untuk mengevaluasi seberapa baik kinerja suatu saham atau bursa saham
sehubungan dengan saham-saham yang masuk dalam perhitungan indeks.
Nilai Tukar Rupiah
Nilai tukar (atau dikenal sebagai kurs) adalah sebuah perjanjian yang
dikenal sebagai nilai tukar mata uang terhadap pembayaran saat kini atau di
kemudian hari, antara dua mata uang masing-masing negara atau wilayah.
Heru (2008) menyatakan bahwa nilai tukar rupiah terhadap mata uang
asing pun mempunyai pengaruh negatif terhadap ekonomi dan pasar modal.
Dengan menurunnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing akan
mengakibatkan meningkatnya biaya impor bahan-bahan baku yang akan
digunakan untuk produksi dan juga meningkatkan suku bunga. Walaupun
menurunnya nilai tukar juga dapat mendorong perusahaan untuk melakukan
ekspor.
Penentuan Nilai Tukar
Perubahan dalam permintaan dan penawaran sesuatu valuta, yang selanjutnya
menyebabkan perubahan dalam kurs valuta, disebabkan oleh banyak faktor
seperti yang diuraikan dibawah ini (Sukirno, 2004:402).

1. Perubahan dalam cita rasa masyarakat.
2. Perubahan harga barang ekspor dan impor.

.

3. Kenaikan harga umum (inflasi).
4. Perubahan suku bunga dan tingkat pengembalian investasi.
5. Pertumbuhan ekonomi.
Suku Bunga

Pengertian Suku Bunga - Suku bunga adalah harga dari penggunaan uang
atau bias juga dipandang sebagai sewa atas penggunaan uang untuk jangka waktu
tertentu. Atau harga dari meminjam uang untuk menggunakan daya belinya dan
biasanya dinyatakan dalam persen (%).
Suku bunga (Interest Rate) Menurut Herman Darmawi (2006:181),
tingkat bunga adalah harga yang harus dibayar oleh peminjam untuk
memperoleh dan dari pemberi pinjaman untuk jangka waktu tertentu yang
telah disepakati.
Menurut Yogi (2009:3) Suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
merupakan suku bunga yang dikeluarkan oleh bank sentral untuk

mengontrol peredaran uang di masyarakat, dengan kata lain pemerintah
melakukan kebijakan moneter. Adanya bunga yang tinggi dalam SBI
membuat bank dan lembaga keuangan menikmatinya, ini otomatis akan
memberikan tingkat bunga yang lebih tinggi untuk produknya.
Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan kausalitas yang
digunakan untuk memperjelaskan pengaruh variabel independen, yaitu nilai
tukar rupiah, suku bunga (SBI). terhadap variabel dependen, yaitu nilai
harga saham sektor properti. Sehingga yang menjadi ruang lingkup dalam
penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia
(BEI).
Populasi dan Sampel
Variabel Dependen
Variabel tak bebas (dependent) adalah variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (independent). Variabel
tak bebas berupa: Nilai harga saham sektor property.
Variabel Independen
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel bebas (independent).

Variabel bebas (independent) berupa: Nilai Tukar Rupiah, Suku bunga
(SBI).
Hasil dan Pembahasan
Uji Linearitas
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel
mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji ini
biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi
linear.
Untuk mengetahui model linear atau tidak dengan membandingkan
nilai prob. Chi Square(1) dengan derajat kesalahan (α) yaitu 0,05.
Hasil Uji Linearitas dengan Ramsey RESET Test
F-statistic
Log likelihood ratio

Prob. F(1,54)
2.466745
2.605233

Prob. ChiSquare(1)


0.1211
0.1065

Sumber: data sekunder yang diolah
Berdasarkan hasil tabel diatas menunjukkan bahwa nilai prob. Chi
Square(1) adalah 0.1065 dan menunjukkan bahwa nilai tersebut lebih besar
dari derajat kesalahan(α) yaitu 0.1065 > 0,05 sehingga menggambarkan jika
model bersifat linier dan penelitian dapat dilanjutkan kepengujian
selanjutnya.
Hasil Uji Heteroskedasitas
Untuk melihat terdapat masalah heteroskedasitas atau tidak dapat
dilihat nilai probabilitas OBS*R2 > 0,05, maka data tidak mengalami
masalah heteroskedasitas sebaliknya jika nilai probabilitas OBS*R2 < 0,05,
maka data mengalami heteroskedasitas.
Hasil Uji Heteroskedasitas
Heteroskedasticity Test: White
F-statistic

Prob. F(9,49)
1.542975


Obs*R-squared

0.1535
Prob. Chi-Square(9)

13.16603
Scaled explained
SS

0.1552
Prob. Chi-Square(9)

9.119008
0.4264
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel diatas
dilihat nilai OBS*R adalah
dapat
0.1552,

karena nilai 0.1552 > dari derajat kesalahan (α) 5% yaitu 0,05, maka
model tidak mengalami gejala heteroskedasitas sehingga penelitian dapat
dilanjutkan kepengujian selanjutnya.
Hasil Uji Multikolinearitas
Apabila hubungan diantara variabel bebas yang satu dengan yang
lainnya diatas 0,85 maka dapat dipastikan terdapat gejala
multikolinearitas.
Hasil Korelasi Uji Multikolinearitas

LNKURS
SBI
LNJUB
LNKURS
1.000000
0.178845
-0.052158
SBI
0.178845
1.000000
-0.837143

LNJUB
-0.052158
-0.837143
1.000000
Sumber: Data sekunder yang diolah
Terlihat dari tabel diatas nilai korelasi variabel independen hanya
mencapai 0.837143, karena nilai 0.837143 < 0,85 maka diputuskan tidak
terjadi gejala multikolinearitas sehingga dapat dilanjutkan ke pengujian
selanjutnya

Hasil Regresi Metode Ordinary Least Square (OLS)
Hasil Olah Data dengan Metode OLS
Dependent Variable: D(LNPROP)
Method: Least Squares
Date: 07/02/13 Time: 22:27
Sample (adjusted): 2006M02 2011M12
Included observations: 71 after adjustments
Coefficient
Std. Error
D(LNKURS)
D(SBI)
D(LNJUB)
C

t-Statistic

Prob.

-0.877516
-0.080405
0.390839

0.300580
0.029115
0.556496

-2.919413
-2.761624
0.702322

0.0048
0.0074
0.4849

0.004304
Prob(F-statistic)

0.011989

0.359030
0.000118

0.7207

Adjusted R-squared

0.231913

Sumber: Data sekunder yang diolah
Dari tabel diatas maka dapat disusun persamaan regresi linier
berganda sebagai berikut:
IHSprop = 0.004304 - 0.877516 - 0.080405 + 0.390839 + et
Dengan nilai konstanta sebesar 0.004304 dapat diartikan bahwa apabila
semua variabel bebas yang diuji dianggap konstan atau tidak mengalami
perubahan maka jumlah harga saham sektor properti sebesar 0.004304.
Berdasarkan tabel diatas dapat memberikan gambaran bahwa melalui
hasil regresi berganda dengan menggunakan OLS menunjukkan hasil
sebagai berikut:
a. Uji Statistik t (Uji Parsial)
Uji t-statistik mampu menunjukkan seberapa besar pengaruh satu variabel
independen secara individual dalam menjelaskan variabledependen dengan
melihat nilai probabilitas dan derajat kepercayaan yang ditentukan dalam
penelitian dengan kriteria pengujian sebesar α = 0.05.
Dari hasil regresi linear berganda dapat memperlihatkan hasil uji tstatistik sebagai berikut:
1. Pengaruh t-statistik untuk variabel nilai tukar
Variabel nilai tukar pada tabel 4.9 mempunyai nilai signifikan sebesar
0.0048 dan nilai koefisiennya sebesar -0.877516. Penelitian ini alpha (α)
yang digunakan adalah 5% (0.05). Variabel nilai tukar rupiah mempunyai
nilai signifikan lebih kecil dibandingkan alpha (α) yaitu 0.0048 < 0.05,
maka memberikan penjelasan bahwa variabel nilai tukar rupiah mempunyai

pengaruh signifikan terhadap variabel indeks harga saham sektor properti.
Sedangkan nilai koefisien yang bertanda negatif (-) dapat diartikan bahwa
variabel nilai tukar rupiah berpengaruh secara negatif terhadap variabel
nilai saham sektor properti, dengan demikian menolak Ho dan menerima
Ha.
2. Pengaruh t-statistik untuk variabel suku bunga SBI
Variabel suku bunga SBI pada tabel 4.9 mempunyai nilai signifikan
sebesar 0.0074 dan nilai koefisiennya sebesar -0.080405. Penelitian ini
alpha (α) yang digunakan adalah 5% (0.05). Variabel suku bunga SBI
mempunyai nilai signifikan lebih kecil dibandingkan alpha (α) yaitu 0.0074
< 0.05, maka memberikan penjelasan bahwa variabel suku bunga SBI
mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel indeks harga saham
sektor properti. Sedangkan nilai koefisien yang bertanda negatif (-) dapat
diartikan bahwa variabel suku bunga SBI berpengaruh secara negatif
terhadap variabel indeks harga saham sektor properti, dengan demikian
menolak Ho dan menerima Ha.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti pada
bab sebelumnya, maka peneliti mengambil kesimpulan dari penelitian yang
dilakukannya tersebut yaitu sebagai berikut:
Berdasarkan pengujian secara bersama-sama dengan menggunakan uji F
menunjukkan bahwa variabel independen nilai tukar, suku bunga SBI
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti pada bab
sebelumnya, maka peneliti mengambil kesimpulan dari penelitian yang
dilakukannya tersebut yaitu sebagai berikut:
Berdasarkan pengujian secara bersama-sama dengan menggunakan uji F
menunjukkan bahwa variabel independen nilai tukar, suku bunga SBI secara
simultan mempengaruhi indeks harga saham sektor properti sebesar 23%.

REFERENSI

Bursa Efek Indonesia. 2010. Buku Panduan indeks harga saham
Bursa efek Indonesia. 2010
Case dan Fair. 2004. Prinsip-Prinsip Ekonomi Makro, ed-5. Jakarta: PT Indeks
Darmawi,Herman.2006.Pasar Finasial dan Lembaga-Lemabaga Finasial.
Jakarta : PT Bumi Aksara.
Ghozali,Imam,2005.Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS. Badab
Penerbit Universitas Dipenegoro, Semarang.
Gujarati, Damodar. 1999. Ekonometrika Dasar, Jakarta: Erlangga
Halim, Abdul.2005. Analisis Investasi, edisi kedua. Jakarta salemba empat.
Mauliano,DeddyAzhar.2009.Analisis factor-Faktor yang mempengaruhi
pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Buursa Efek
Indonesia. Jurnal FE Unversitas Gunadarma.
Meta, Rayun 2007. Perbedaan Pengaruh Inflasi, Tingkat Suku Bunga
dan Nilai Tukar Rupiah/us dollar Terhadap Return Saham (studi
kasus pada saham manufaktur dan properti di bursa efek Indonesia)
periode 2000-2005.
Oksiana dan Musdholifah, 2007. Pengaruh Variabel Makroekonomi
Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia.
Permana, yogi. 2009. Pengaruh Fundamental Keuangan, tingkat Bunga
dan Tingkat Inflasi Terhadap Pergerakan Harga Saham (Studi Kasus
Perusahaan semen yang terdaftar di BEI). Jurnal AkuntansiUnversitas Gunadarma, September 2009.
Prakarsa dan Kusuma, 2008. Anailsis Pengaruh Tingkat Suku Bunga
SBI, Kurs tengah BI, Tingkat inflasi, dan Indeks Saham Dow Jones di
New York Stock Exchange dalam memprediksi Indeks Harga Saham
Gabungan Di bursa Efek Jakarta. Jurnal Ekonomi/Tahun XIII, No.
03, November 2008.
Thobarry, Ahmad. Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Suku Bunga, Laju
Inflasi dan Pertumbuhan GDP Terhadap Indeks Harga Saham Sektor
Properti (kajian empiris pada bursa efek Indonesia) periode 20002008.
Widarjono, Agus. 2005. Ekonometrika : Teori dan Aplikasi Untuk Ekonomi
dan Bisnis, Edisi Pertama, Cet I. Yogyakarta : Ekonosia
Qoyum, Abdul.2017 : Lembaga Keuangan Islam di Indonesia, Edisi Pertama,
Sambilegi Baru Maguwoharjo. Yogyakarta;Elmatera publishing
http://infodanpengertian.blogspot.co.id/2015/04/pengertian-pasarmodal-menurut-para-ahli.html
http://www.gomarketingstrategic.com/2016/06/pengertian-indeks-hargasaham.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Nilai_tukar
https://gatrickflash.wordpress.com/2012/11/17/pengertian-nilai-tukar/
http://www.landasanteori.com/2015/07/pengertian-suku-bunga-dan
teori-faktor.html

.