PROSES MANAJEMEN DALAM PERUSAHAAN BISNIS

PROSES MANAJEMEN DALAM PERUSAHAAN BISNIS
Manajemen merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan sumber daya finansial, manusia, serta informasi suatu perusahaan untuk
mencapai sasarannya. Para manajer harus mengawasi penggunaan seluruh sumber daya itu.
Seluruh aspek pekerjaan seorang manajer saling berkaitan. Bisa jadi tiap manajer akan
dituntut untuk terjun dalam tiap aktivitas selama jangka waktu tertentu.1
a. Perencanaan
Perencanaan adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan
selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa. Perencanaan
yang baik dapat dicapai dengan mempertimbangkan kondisi di waktu yang akan
datang dalam perencanaan dan kegiatan yang diputuskan akan dilaksanakan, serta
periode sekarang pada saat rencana dibuat.2 Perencanaan memiliki tiga komponen.
Hal itu dimulai sewaktu para manajer menetapkan sasaran perusahaan. Selanjutnya,
mereka mengembangkan strategi mencapai sasaran tersebut. Setelah strategi
dikembangkan, mereka merancang rencana-rencana taktis dan operasional untuk
menjalankan strateginya.
Perencanaan adalah suatu proses yang tidak berakhir bila rencana tersebut
telah ditetapkan, artinya rencana harus diimplementasikan. Setiap saat selama proses
implementasi dan pengawasan, rencana-rencana mungkin memerlukan modifikasi
agar tetap berguna. Perencanaan harus mempertimbangkan kebutuhan fleksibilitas,
agar mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi baru secepat mungkin.

Salah satu aspek penting perencanaan adalah pembuatan keputusan (decision
making), proses pengembangan dan penyeleksian sekumpulan kegiatan untuk
memecahkan suatu masalah tertentu. Keputusan-keputusan harus dibuat pada
berbagai tahap dan proses perencanaan. Empat tahap dasar perencanaan yaitu sebagai
berikut.
Tahap 1 : Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan.
Tahap 2 : Merumuskan keadaan saat ini.
Tahap 3 : Mengidentifikasikan segala kemudahan dan hambatan.
Tahap 4 : Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan.
Salah satu maksud utama perencanaan adalah melihat bahwa programprogram dan penemuan-penemuan sekarang dapat dipergunakan untuk meningkatkan
kemungkinan pencapaian tujuan di waktu yang akan datang, yaitu meningkatkan
pembuatan keputusan yang lebih baik.
b. Pengorganisasian
Kata “organisasi” mempunyai dua pengertian umum. Pengertian pertama
menandakan suatu lembaga atau kelompok fungsional, dan pengertian kedua
berkenaan dengan proses pengoranisasian sebagai suatu cara dalam kegiatan
organisasi dialokasikan dan ditugaskan diantara para anggotanya agar tujuan
organisasi dapat tercapai dengan efisien.
1 Ricky W. Griffen dan Ronald J. Ebert, Bisnis Edisi Kedelapan, (Jakarta: Erlangga, 2006), hlm 166.
2 T. Hani Handoko, Manajemen Edisi Kedua, (Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA, 2009), hlm 77-78.


Pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai
dengan tujuan organisasi, sumber daya-sumber daya yang dimilikinya, dan
lingkungan yang melingkupinya.
Proses pengorganisasian dapat ditunjukkan dengan tiga langkah prosedur berikut ini.
1. Pemerincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan
organisasi.
2. Pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang secara logik
dapat dilaksanakan oleh satu orang.
3. Pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk mengkoordinasikan
pekerjaan para anggota organisasi menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis.
Pelaksanaan proses pengorganisasian yang sukses, akan membuat suatu
organsasi dapat mencapai tujuannya. Proses ini akan tercermin pada struktur
organisasi, yang mencakup aspek-aspek penting organisasi dan proses
pengorganisasian, yaitu : (1) pembagian kerja, (2) departementalisasi, (3) bagan
organisasi formal, (4) rantai perintah dan kesatuan perintah, (5) tingkat-tingkat hirarki
manajemen, (6) saluran komunikasi, (7) penggunaan komite, (8) rentang manajemen
dan kelompok-kelompok informal yang tidak dapat dihindarkan.3
c. Pengarahan (directing)
Langkah-langkah yang menentukan dan mengarahkan tugas-tugas yang

perlu dilaksanakan semua pegawai dalam organisasi dinamakan directing atau
pengarahan. Dengan demikian pengarahan dapat didefenisikan sebagai usaha
untuk menggerakan semua anggota dalam suatu organisasi, atau pegawaipegawai perusahaan, untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang akan
merealisasikan tujuan-tujuan yang ingin dicapai.
Dalam menjalankan fungsi pengarahan ini pemimpin perusahaan haruslah
mengembangkan kemahiran untuk menjadi seorang pemimpin yang baik.
Kualitas tugasnya sesuai dengan yang diperlukan untuk mencapai tujuantujuan yang telah ditetapkan. Ini berarti dalam menjalankan fungsi
pengarahannya. Pemimpin perusahaan diharapkan bukan saja mampu untuk
membuat perintah tentang tugas yang harus dijalankan tetapi juga mampu
menciptakan motivasi yang menyebabkan para pegawainya menjalankan tugas
sesuai dengan yang diarahkannya. 4
d. Pengawasan
Pengawasan (controlling) merupakan proses memonitor kinerja perusahaan
untuk memastikan bahwa perusahaan tersebut mencapai sasarannya.5
Metode pengawasan terdiri atas dua kelompok, yaitu metode bukan kuantitatif (nonquantitative) dan metode kuantitatif.
Metode pengaasan non-kuantitatif adalah metode-metode pengawasan yang
digunakan manajer dalam pelaksanaan fungsi-fungsi manajmen. Pada umumnya hal

3 T. Hani Handoko, Manajemen Edisi Kedua, (Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA, 2009), hlm 167-169.
4 Sadono Sukirno dkk, Pengantar Bisnis, ( Jakarta : KENCANA PRENADA MEDIA GROUP, 2004), hlm 99

5 Ricky W. Griffen dan Ronald J. Ebert, Bisnis Edisi Kedelapan, (Jakarta: Erlangga, 2006), hlm 167.

ini mengawasi keseluruhan (overall) “performance” organisasi, dan sebagian besar
mengawasi sikap dan “performance” para karyawan.
Teknik-teknik yang sering digunakan meliputi : (1) pengamatan (control by
observation), (2) inspeksi teratur dan langsung (control by regular and spot
inspection), (3) pelaporan lisan dan tertulis (control by report), (4) evaluasi
pelaksanaan, dan (5) diskusi antara manajer dan bawahan tentang pelaksanaan suatu
kegiatan. Ukuran-ukuran tersebut biasanya digunakan dalam pengarahan dan
pengawasan satuan kerja.
Sebagian besar teknik-teknik pengawasan kuantitatif cenderung untuk
menggunakan data khusus dan metode-metode kuantitatif untuk mengukur dan
memeriksa kuantitas dan kualitas keluaran (output). Metode-metode kuatitatif tersebut
terdiri dari anggaran (budget), audit, analisa break – even, analisa rasio, dan bagan
dan teknik yang brhubungan dengan waktu pelaksanaan kegiatan.
Tipe-tipe manajer
Walaupun seluruh manajer melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
dan pengawasan, tidak seluruh manajer memiliki tingkat tanggung jawab yang samauntuk
aktivitas itu. Kita harus mengelompokkan manajer sesuai dengan tingkatan dan bidang
tanggung jawabnya.

Tiga tingkatan dasar manajemen adalah manajemen puncak, menengah, dan lini
pertama.6
1. Manajer puncak adalah manajer yang bertanggung jawab kepada dewan direksi
dan pemegang saham atas keseluruhan kinerja dan efektivitas perusahaan. Sebutan
khas bagi manajer puncak adalah direktur, presiden, kepala divisi, wakil presiden
senior, dan sebagainya.
2. Manajer menengah adalah manajer yang bertanggung jawab
mengimplementasikan strategi, kebijakan, dan keputusan yang dibuat oleh
manajer puncak. Sebutan lain bagi manajer menegah adalah manajer departemen,
kepala pengawas (superintendents), dan sebagainya.
3. Manajer lini pertama adalah manajer yang bertanggung jawab menyelia pekerjaan
karyawan. Para manajer ini sering disebut dengan kepala atau pimpinan (leader),
mandor (foremen), dan penyelia (supervisors).

6 Ricky W. Griffen dan Ronald J. Ebert, Bisnis Edisi Kedelapan, (Jakarta: Erlangga, 2006), hlm 168.