EKSPRESI KELAMIN PADA MAKHLUK HIDUP PROK (2)
EKSPRESI KELAMIN PADA
MAKHLUK HIDUP PROKARIOTIK
OLEH
KELOMPOK I
Ekspresi
kelamin pada kelompok
makhluk hidup dapat terlihat adanya
pengaruh genetik dan lingkungan.
Semakin tinggi derajad makhluk hidup
maka peranan genetik (kromosom)
semakin nampak.
ekspresi kelamin pada makhluk hidup
masih sangat terbatas dan itupun
terpencar pada contoh-contoh yang
berbeda-beda.
kajian genetik ekspresi kelamin pada
contoh-contoh (spesies ataupun tingkat
takson yang lebih tinggi) makhluk hidup
prokariotik dan eukariotik yang pernah
ditelaah melalui penelitian.
Ekspresi Kelamin Pada
Prokariotik
SIKLUS SEL PADA ORGANISME
PROKARYOTIK – AMITOSIS
Merupakan pembelahan biner → pembelahan
langsung dari satu sel menjadi dua sel tanpa
melalui fase-fase & tidak ada kondensasi DNA
Terdiri atas tahap-tahap :
melekatnya kromosom sirkuler pada suatu titik
→ berreplikasi (agar setiap sel anak harus
memperoleh seperangkat informasi genetik
yang identik) → 2 kromosom sirkuler yang
saling bersisian dan masing-masing melekat
pada satu titik di membran ;
saat sel memanjang maka titik-titik perlekatan
ini akan bergerak ke ujung-ujung sel yang
berlawanan dengan kromosom sirkuler yang
diikatnya ;
terbentuk sekat di bagian tengah sel → terbelah
menjadi 2 sel anak, dengan kromosom yang
lengkap ;
ribosom dan struktur sel lain yang telah
mengganda jumlahnya terbagi sama pada
kedua sel anak selama pembelahan ; dan
dihasilkan dua sel anak yang identik
Pembelahan sel pada Prokaryotik. (a) Bakteri seperti E. coli akan berrepro-duksi melalui
pembelahan biner dimana DNAnya akan mengganda dan sel terbelah menjadi 2. (b).
Tahapan-tahapan pada pembelahan biner yang melibatkan replikasi DNA (1-3),
pemanjangan/elongasi sel (4) dan pembelahan menjadi 2 sel anak yang masing-masing
sel anak mempunyai kromosom yang identik (5, 6, 7).
Watson (1987) menyatakan bahwa siklus
kelamin E. coli mempunyai ciri yang
berbeda. Dinyatakan pula bahwa “seperti
pada makhluk hidup tinggi ada sel kelamin
jantan dan betina, tetapi sel-sel itu tidak
berfungsi sempurna yang memungkinkan
kedua perangkat kromosom berbaur dan
membentuk genom diploid utuh.
Sel kelamin jantan dan betina E. coli
dapat dibedakan. Pengenalan sel-sel
kelamin jantan dan betina tersebut
bukan didasarkan pada karakterkarakter morfo-logis tetapi atas dasar
ada
atau
tidak
adanya
suatu
kromosom kelamin tidak lazim yang
disebut faktor F (fertility=kesuburan).
Di dalam sel E. coli faktor F itu dapat
berupa suatu badan/bentukan terpisah,
tetapi dapat juga berada dalam keadaan
terintegrasi dalam kromosom utama sel.
a. Escherichia coli Jantan (F)
E. coli dinyatakan berkelamin jantan apabila
dalam sel itu terkandung faktor (F+) berupa badan
terpisah dari kromosom utama. Sel berkelamin
jantan itu disebut sebagai F+. Sel E. coli
dinyatakan berkelamin betina (F-) jika dalam sel
itu tidak terkandung faktor F. Sel berkelamin
jantan (F+) mampu mentransfer gen-gen ke dalam
sel-sel berkelamin betina (F-). Gen-gen transfer
yang terdapat pada faktor F yang berperan pada
proses transfer materi genetik tersebut.
b. Escherichia coli Berkelamin Jantan (Hfr)
Faktor F pada sel E. coli dapat juga
berintegrasi ke dalam kromosom utama sel.
Proses integrasi itu berlangsung melalui
peristiwa pindah silang. Sel-sel E. coli
berkelamin jantan (F+) yang faktor F nya
terintegrasi ke dalam kromosom utama sel
akan berubah menjadi sel Hfr (high frequency
recombination).
Sel-sel Hfr tetap berkelamin jantan,
demikian
pula
tetap
membentuk
pilus
konjugasi dan tetap dapat berfusi dengan sel
berkelamin betina (F-) yang memungkinkan
berlangsungnya transfer materi genetik.
Watson dkk. (1987) menyatakan bahwa jika
sebuah sel Hfr berdekatan dengan sebuah sel
(F-) terjadilah replikasi DNA yang terinduksi oleh
konjugasi. Karena ujung pengarah faktor F
berdekatan dengan kromosom utama akan
terjadi juga transfer materi genetik kromosom
utama. Dinyatakan pula bahwa karena terjadi
replikasi DNA, transfer materi genetik itu
merupakan proses panjang yang membutuhkan
waktu sekitar 100 menit pada suhu 370 C,
selama waktu itu satu genom jantan lengkap
telah masuk ke dalam sel betina.
Sekian
dan
terima kasih
MAKHLUK HIDUP PROKARIOTIK
OLEH
KELOMPOK I
Ekspresi
kelamin pada kelompok
makhluk hidup dapat terlihat adanya
pengaruh genetik dan lingkungan.
Semakin tinggi derajad makhluk hidup
maka peranan genetik (kromosom)
semakin nampak.
ekspresi kelamin pada makhluk hidup
masih sangat terbatas dan itupun
terpencar pada contoh-contoh yang
berbeda-beda.
kajian genetik ekspresi kelamin pada
contoh-contoh (spesies ataupun tingkat
takson yang lebih tinggi) makhluk hidup
prokariotik dan eukariotik yang pernah
ditelaah melalui penelitian.
Ekspresi Kelamin Pada
Prokariotik
SIKLUS SEL PADA ORGANISME
PROKARYOTIK – AMITOSIS
Merupakan pembelahan biner → pembelahan
langsung dari satu sel menjadi dua sel tanpa
melalui fase-fase & tidak ada kondensasi DNA
Terdiri atas tahap-tahap :
melekatnya kromosom sirkuler pada suatu titik
→ berreplikasi (agar setiap sel anak harus
memperoleh seperangkat informasi genetik
yang identik) → 2 kromosom sirkuler yang
saling bersisian dan masing-masing melekat
pada satu titik di membran ;
saat sel memanjang maka titik-titik perlekatan
ini akan bergerak ke ujung-ujung sel yang
berlawanan dengan kromosom sirkuler yang
diikatnya ;
terbentuk sekat di bagian tengah sel → terbelah
menjadi 2 sel anak, dengan kromosom yang
lengkap ;
ribosom dan struktur sel lain yang telah
mengganda jumlahnya terbagi sama pada
kedua sel anak selama pembelahan ; dan
dihasilkan dua sel anak yang identik
Pembelahan sel pada Prokaryotik. (a) Bakteri seperti E. coli akan berrepro-duksi melalui
pembelahan biner dimana DNAnya akan mengganda dan sel terbelah menjadi 2. (b).
Tahapan-tahapan pada pembelahan biner yang melibatkan replikasi DNA (1-3),
pemanjangan/elongasi sel (4) dan pembelahan menjadi 2 sel anak yang masing-masing
sel anak mempunyai kromosom yang identik (5, 6, 7).
Watson (1987) menyatakan bahwa siklus
kelamin E. coli mempunyai ciri yang
berbeda. Dinyatakan pula bahwa “seperti
pada makhluk hidup tinggi ada sel kelamin
jantan dan betina, tetapi sel-sel itu tidak
berfungsi sempurna yang memungkinkan
kedua perangkat kromosom berbaur dan
membentuk genom diploid utuh.
Sel kelamin jantan dan betina E. coli
dapat dibedakan. Pengenalan sel-sel
kelamin jantan dan betina tersebut
bukan didasarkan pada karakterkarakter morfo-logis tetapi atas dasar
ada
atau
tidak
adanya
suatu
kromosom kelamin tidak lazim yang
disebut faktor F (fertility=kesuburan).
Di dalam sel E. coli faktor F itu dapat
berupa suatu badan/bentukan terpisah,
tetapi dapat juga berada dalam keadaan
terintegrasi dalam kromosom utama sel.
a. Escherichia coli Jantan (F)
E. coli dinyatakan berkelamin jantan apabila
dalam sel itu terkandung faktor (F+) berupa badan
terpisah dari kromosom utama. Sel berkelamin
jantan itu disebut sebagai F+. Sel E. coli
dinyatakan berkelamin betina (F-) jika dalam sel
itu tidak terkandung faktor F. Sel berkelamin
jantan (F+) mampu mentransfer gen-gen ke dalam
sel-sel berkelamin betina (F-). Gen-gen transfer
yang terdapat pada faktor F yang berperan pada
proses transfer materi genetik tersebut.
b. Escherichia coli Berkelamin Jantan (Hfr)
Faktor F pada sel E. coli dapat juga
berintegrasi ke dalam kromosom utama sel.
Proses integrasi itu berlangsung melalui
peristiwa pindah silang. Sel-sel E. coli
berkelamin jantan (F+) yang faktor F nya
terintegrasi ke dalam kromosom utama sel
akan berubah menjadi sel Hfr (high frequency
recombination).
Sel-sel Hfr tetap berkelamin jantan,
demikian
pula
tetap
membentuk
pilus
konjugasi dan tetap dapat berfusi dengan sel
berkelamin betina (F-) yang memungkinkan
berlangsungnya transfer materi genetik.
Watson dkk. (1987) menyatakan bahwa jika
sebuah sel Hfr berdekatan dengan sebuah sel
(F-) terjadilah replikasi DNA yang terinduksi oleh
konjugasi. Karena ujung pengarah faktor F
berdekatan dengan kromosom utama akan
terjadi juga transfer materi genetik kromosom
utama. Dinyatakan pula bahwa karena terjadi
replikasi DNA, transfer materi genetik itu
merupakan proses panjang yang membutuhkan
waktu sekitar 100 menit pada suhu 370 C,
selama waktu itu satu genom jantan lengkap
telah masuk ke dalam sel betina.
Sekian
dan
terima kasih