Pengaruh Kualitas Pelayanan, Kepercayaan dan Kepuasan Terhadap Loyalitas Pengguna Jasa Event pada PT. Procomm Organizer Indonesia Medan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Kualitas Pelayanan
2.1.1
Defenisi Pelayanan
Pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat
tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi akibat adanya interaksi
antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh
perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan
permasalahan konsumen/ pelanggan. Definisi pelayanan Menurut Kotler
(1999 : 83) adalah setiap kegiatan atau manfaat yang diberikan oleh satu
pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak
berakibatkan kepemilikan sesuatu. Pelayanan secara umum ialah rasa
menyenangkan yang diberikan kepada orang lain disertai kemudahan –
kemudahan dan memenuhi segala kebutuhan mereka. Sehingga pelayanan
merupakan suatu bentuk prosedur yang diberikan dalam upayanya
memberikan kesenangan – kesenangan kepada orang lain dalam hal ini
kepada pelanggan.
2.1.2
Definisi Kualitas Pelayanan
Pada prinsipnya, definisi kualitas pelayanan berfokus pada upaya
pemenuhan
kebutuhan
dan
keinginan
pelanggan
serta
ketepatan
penyampaian untuk mengimbangi harapan pelanggan. Menurut Wyckoff
(dalam Tjiptono, 2005:59), kualitas pelayanan adalah “tingkat keunggulan
11
yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk
memenuhi keinginan pelanggan.”
Ciri – ciri pelayanan yang baik menurut Kasmir ( 2005:39), dirumuskan
sebagai berikut :
1. Bertanggung jawab kepada setiap pelanggan/pengunjung sejak awal
hingga selesai
2. Mampu melayani secara cepat dan tepat
3. Mampu berkomunikasi
4. Mampu memberikan jaminan kerahasiaan setiap transaksi
5. Memiliki pengetahuan dan kemampuan yang baik
6. Berusaha memahami kebutuhan pelanggan/pengunjung
7. Mampu memberikan kepercayaan kepada pelanggan/pengunjung
2.1.3
Dimensi Kualitas Pelayanan
Menurut Lupiyoadi (2001;148), dimensikualitas pelayanan ada 5 dimensi
antara lain:
1. Tangibles,
atau
bukti
fisik
yaitu
kemampuan
suatu
perusahaan
dalam
menunjukkan eksistensinya kepada pihak ekternal. Penampilan dari
kemampuan sarana dan prasarana perusahaan yang diberikan oleh
pemberi jasa, yang meliputi fasilitas fisik (gedung, gudang dan lain
sebagainya)
perlengkapan
dan
peralatan
(teknologi), serta penampilan pegawainya.
12
yang
dipergunakan
2. Reliability
atau keandalan yaitu kemampuan perusahaan dalam memberikan
pelayanan seusai yang dijanjikan secara akurat dan terpecaya. Kinerja
harus sesuai dengan harapan pelanggan yang berarti ketepatan waktu,
pelayanan yang sama untuk semua pelanggan tanpa kesalahan, sifat
yang simpatik, dan dengan akurasi yang tinggi.
3. Responsiveness
yaitu ketanggapan yaitu suatu kemauan untuk membantu dan
memberikan pelayanan yang cepat (responsif) dan tepat pada
pelanggan, dengan penyampaian informasi yang jelas. Membiarkan
konsumen menunggu tanoa alasan yang jelas menyebabkan persepsi
negatif dalam kualitas pelayanannya.
4. Assurance
atau jaminan dan kepastian, yaitu pengetahuan kesopansantunan, dan
kemampuan seluruh para pegawai untuk menumbuhkan rasa percaya
para pelanggan kepada perusahaan. Terdiri dari beberapa komponen
antara lain komunikasi (communication),
kredibiltas
(credibility),
keamanan
(security),
kompetensi
(competence) dan sopan santun (countersy).
5. Empaty
yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau
pribadi yang diberikan kepada pelanggan dengan berupaya memahami
keinginan konsumen.
13
Dimana suatu perusahaan diharapkan memiliki pengertian dan
pengetahuan tentang pelanggan secara spesifik, serta memiliki suatu
pengoperasian yang nyaman bagi pelanggan.
Keseluruhan dimensi tersebut harus dijalankan dengan strategi yang
baik sehingga dapat mencapai keseluruhan tujuan yang diharapkan dan
hasilnya akan membawa perusahaan pada pencitraan yang baik dimata
para konsumen. Parasuraman (dalam Laksana 2008:102), menekankan
bahwa yang paling kuat mempengaruhi loyalitas pelanggan adalah
faktor kehandalan, artinya dari dimensi kualitas pelayanan, maka yang
paling dominan mempengaruhi loyalitas pelanggan adalah dimensi
kehandalan, yaitu meliputi:
1. Pelayanan yang diberikan sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan untuk memberikan pelayanan.
2. Pelayanan yang diberikan simpatik dan menenangkan
3. Pelayanan yang diberikan dapat diandalkan
4. Pelayanan yang diberikan menjamin keakuratan data
5. Perhitungan transaksi keuangan yang akurat
6. Data yang disajikan dan dapat diteliti ulang
2.2
Kepercayaan
2.2.1
Pengertian kepercayaan
Kepercayaan merupakan pondasi dari bisnis.Membangun kepercayaan
dalam hubungan jangka panjang dengan pelanggan adalah suatu faktor
14
yang penting untuk menciptakan loyalitas pelanggan. Kepercayaan ini
tidak begitu saja dapat diakui oleh pihak lain / mitra bisnis, melainkan
harus dibangun mulai dari awal dan dapat dibuktikan. Darsono( 2008:11)
mendefinisikan kepercayaan (trust) sebagai kesediaan (willingness )
individu untuk menggantungkan dirinya pada pihak lain yang terlibat
dalam pertukaran karena individu mempunyai keyakinan (confidence)
kepada pihak lain.
Ketika satu pihak mempunyai keyakinan (confidence) bahwa pihak lain
yang terlibat dalam pertukaran mempunyai reliabilitas dan integritas, maka
dapat dikatakan ada kepercayaan (trust). Rofiq (2007:32) mendefinisikan
kepercayaan (trust) adalah kepercayaan pihak tertentu terhadap yang lain
dalam melakukan hubungan transaksi berdasarkan suatu keyakinan bahwa
orang yang dipercayainya tersebut memiliki segala kewajibannya secara
baik sesuai yang diharapkan. Kepercayaan konsumen menurut Mowen dan
Minor (2002:312) adalah semua pengetahuan yang dimiliki oleh
konsumen dan semua kesimpulan yang dibuat konsumen tentang objek,
atribut dan manfaatnya.Menurut Barnes (2003) beberapa elemen penting
dari kepercayaan adalah :
1. Kepercayaan merupakan perkembangan dari pengalaman dan tindakan
masa lalu.
2. Watak yang dapat dipercaya dan dapat diandalkan.
3. Kepercayaan melibatkan kesediaan untuk menempatkan diri dalam
resiko.
15
4. Kepercayaan melibatkan perasaan aman dan yakin pada diri partner
2.2.2
Kepercayaan konsumen tentang atribut produk
Atribut (atributtes) adalah karakteristik atau fitur yang mungkin dimiliki
atau tidak dimiliki oleh objek.Ada 2 (dua) jenis atribut yaitu atribut
instrinsik dan atribut ekstrinsik. Atribut instrinsik adalah segala sesuatu
yang berhubungan dengan sifat aktual produk, sedangkan atribut ekstrinsik
adalah segala sesuatuyang diperoleh dari aspek eksternalproduk, seperti
nama merek, kemasan, dan label. Perusahaan harus menyadari bahwa
kepercayaan terhadap objek, atribut, dan manfaat menunjukkan persepsi
konsumen, dan karena itu, umumnya kepercayaan seseorang konsumen
berbeda dengan konsumen lainnya.Mereka juga harus mengingat bahwa
kepercayaan mereka sendiri terhadap sebuah merek tertentu sangat
berbeda dari pasar target. Kepercayaan yang dikatakan mewakili asosiasi
yang konsumen bentuk di antara objek, atribut, dan manfaat, didasarkan
atas proses pembelajaran kognitif. Menurut Mowen dan Minor (2002:312)
Seseorang membentuk tiga jenis kepercayaan yaitu :
1. Kepercayaan atribut-objek (object – attribute beliefs)
Pengetahuan tentang sebuah objek memiliki atribut khusus yang
disebut
kepercayaan
atribut-objek.Kepercayaan
atribut-objek
menghubungkan sebuah atribut dengan objek, seperti seseorang,
barang, atau jasa.
16
2. Kepercayaan atribut-manfaat
Kepercayaan atribut-manfaat merupakan persepsi konsumen tentang
seberapa jauh sebuah atribut tertentu menghasilkan atau memberikan
manfaat tertentu. Seseorang mencari produk dan jasa yang akan
menyelesaikan masalah-masalah mereka dan memenuhi kebutuhan
mereka, dengan kata lain, memiliki atribut yang akan memberikan
manfaat yang dapat dikenal.
3. Kepercayaan objek-manfaat
Kepercayaan objek-manfaat merupakan persepsi konsumen tentang
seberapa jauh produk, orang, atau jasa tertentu yang akan memberikan
manfaat tertentu.
2.3
Kepuasan Konsumen
2.3.1
Pengertian Kepuasan
Pengertian kata kepuasan atau satisfaction berasal dari bahasa Latin “satis”
yang berarti cukup baik, memadai dan facio yang berarti melakukan atau
membuat. Menurut Kotler (2000 : 52) bahwa kepuasan adalah tingkat
perasaan
seseorang
setelah
membandingkan
yang
dia
rasakan
dibandingkan dengan harapannya. Untuk mengetahui masalah kepuasan
konsumen terlebih dahulu harus didapati pengertian arti kepuasan itu
sendiri. Kepuasan merupakan suatu respon emosi seseorang terhadap suatu
hal yang tengah dihadapinya. Emosi berarti menunjukkan perasaan suka
atau tidak suka terhadap suatu hal. Kepuasan merupakan kebutuhan dasar
17
yang dapat digambarkan sebagai suatu hal yang menyenangkan. Pada
dasarnya pengertian kepuasan pelanggan mencakup perbedaan antara
tingkat kepentingan dan kinerja atau hasil yang dirasakan.
Sedangkan Menurut Zeithaml dan Bitner (2000:75) definisi kepuasan
adalah
Respon
kebutuhan.
atau
Kepuasan
tanggapan
merupakan
konsumen
mengenai
penilaian
mengenai
pemenuhan
ciri
atau
keistimewaan produk atau jasa, atau produk itu sendiri, yang menyediakan
tingkat kesenangan konsumen berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan
konsumsi konsumen. Kepuasan pelanggan menjadi sajian akademik yang
ramai diperhatikan. Hal ini disebabkan kepuasan pelanggan dapat
memenuhi tiga ha l :
1. Dalam tingkat kepuasan maksimal, maka diharapkan pelanggan
menjadi loyal.
2. Pelanggan yang telah merasakan tingkat kepuasan terhadap produk
yang
digunakan/dikonsumsi
akan
menceritakannya
atau
memberitahukannya kepada pihak lain.
3. Semakin tinggi kesadaran terhadap pengelolaan kepuasan pelanggan
maka keputusan pelanggan untuk menentukan produk yang akan
digunakan atau yang akan dikonsumsi didasarkan oleh persepsi
pelanggan.
Menurut Kotler ( dalam Tjiptono, 2005:336) Ada empat metode yang
banyak digunakan dalam mengukur kepuasan pelanggan. yaitu:
18
a. Sistem keluhan dan saran
Memberikan kesempatan seluas luasnya bagi para pelanggan untuk
menyampaikan saran, kritik, pendapat dan keluhan mereka. Media
yang digunakan bisa berupa kotak saran, komentar, saluran telepon
khusus bebas pulsa dan lain-lain.
b. Ghost Shopping
Salah satu metode untuk mengetahui gambaran mengenai kepuasan
pelanggan
adalah
dengan
memperkerjakan
beberapa ghost
shoppers untuk berperan sebagai pelanggan potensial jasa
perusahaan dan pesaing.
c. Lost Customer Analysis
Perusahaan semestinya menhubungi para pelanggan yang telah
berhenti membeli atau yang telah beralih pemasok agar dapat
memahami mengapa hal ini terjadi dan supaya dapat mengambil
kebijakan perbaikan dan penyempurnaan selanjutnya.
d. Survei kepuasan pelanggan
Umumnya sebagian besar penelitian mengenai kepuasan pelanggan
menggunakan metode survei baik via pos, telepon, e-mail maupun
wawancara langsung.
19
2.4
Loyalitas Konsumen
2.4.1
Pengertian Loyalitas Konsumen
Menurut Griffin (2003 : 4) adalah “Loyalty is defined as non random
purchase expressed over time by some decision making unit”. Artinya
loyalitas lebih mengacu pada wujud perilaku dari unit-unit pengambilan
keputusan untuk melakukan pembelian secara terus menerus terhadap
barang atau jasa suatu perusahaan yang dipilih.
Menurut Griffin (2003 : 13) Keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh
oleh perusahaan apabila memiliki pelanggan yang loyal antara lain:
a. Dapat mengurangi biaya pemasaran (karena biaya untuk menarik
pelanggan baru lebih mahal)
b. Dapat mengurangi biaya transaksi
c. Dapat mengurangi biaya turn over konsumen (karena penggantian
konsumen yang lebih sedikit)
d. Dapat meningkatkan penjualan silang, yang akan memperbesar pangsa
pasar perusahaan
e. Mendorong word of mouth yang lebih positif, dengan asumsi bahwa
pelanggan yang loyal juga berarti mereka yang merasa puas
f. Dapat mengurangi biaya kegagalan (seperti biaya penggantian dan
lainnya)
20
2.4.2
Karakteristik Loyalitas Pelanggan
Pelanggan yang loyal merupakan asset penting bagi perusahaan, hal ini
dapat dilihat dari karakteristik yang dimilikinya, pelanggan yang loyal
memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Melakukan pembelian secara teratur
b. Membeli diluar lini produk atau jasa
c. Merekomendasikan produk lain
d. Menunjukkan kekebalan dari daya tarik produk sejenis dari pesaing.
2.4.3
Tahapan Loyalitas
Lima tahapan pembentukan loyalitas untuk dapat menjadi pelanggan yang
loyal, perantar harus melalui beberapa tahapan. Proses ini berlangsung
lama, dengan penekanan dan perhatian yang berbeda untuk masing –
masing tahap. Dengan memperhatikan masing – masing tahap dan
memenuhi kebutuhan dalam tahap tersebut, perusahaan memiliki peluang
yang lebih besar untuk membentuk calon perantara menjadi pelanggan
loyal dan klien perusahaan. Menurut Griffin (2003 : 32) menyatakan
bahwa tahap – tahap tersebut adalah sebagai berikut :
a. Suspects
Meliputi semua orang yang mungkin akan membeli barang/jasa
perusahaan tetapi belum tahu apapun mengenai perusahaan dan
barang/jasa yang ditawarkan.
21
b. Prospects
Adalah orang-orang yang memiliki kebutuhan akan produk atau jasa
tertentu dan mempunyai kemampuan untuk membelinya. Para
prospects ini, meskipun mereka belum melakukan pembelian, mereka
telah mengetahui keberadaan perusahaan dan barang/jasa yang
ditawarkan karena seseorang telah merekomendasikan barang/jasa
tersebut kepadanya.
c. Disqualified Prospects
Yaitu prospects yang telah mengetahui bahwa keberadaan barang/jasa
tertentu tetapi tidak mempunyai kebutuhan akan barang/jasa tersebut
atau tidak mempunyai kemampuan untuk membeli barang/jasa
tersebut.
d. First time customers
Yaitu pelanggan yang membeli untuk pertama kalinya.Mereka masih
menjadi pelanggan yang baru.
e. Repeat customers
Yaitu pelanggan yang telah melakukan pembelian suatu produk
sebanyak dua kali atau lebih. Mereka adalah yang melakukan
pembelian atas produk yang sama sebanyak dua kali, atau membeli dua
macam produk yang berbeda dalam dua kesempatan yang berbeda
pula.
22
f. Clients
Clientsmembeli semua barang/jasa yang ditawarkan dan mereka
butuhkan. Mereka membeli secara teratur, hubungan dengan jenis
pelanggan ini sudah kuat dan berlangsung lama, yang membuat mereka
tidak terpengaruh oleh produk pesaing.
g. Advocates
Seperti halnya clients, advocates membeli barang/jasa yang ditawarkan
dan yang mereka butuhkan serta melakukan pembelian secara
teratur.Selain itu, mereka mendorong teman-teman mereka agar membeli
barang/jasa perusahaan atau merekomendasikan perusahaan tersebut
pada orang lain, dengan begitu secara tidak langsung mereka telah
melakukan pemasaran untuk perusahaan dan membawa konsumen untuk
perusahaan tersebut.
2.4.4
Jenis-Jenis Loyalitas
Menurut Griffin (2003:22) terdapat empat jenis loyalitas yang berbeda
yaitu :
1. Tanpa Loyalitas
Konsumen memiliki berbagai alasan untuk tidak mengembangkan
loyalitas terhadap produk atau jasa tertentu. Secara umum, perusahaan
harus menghindari para pembeli jenis ini, karena mereka tidak akan
pernah menjadi pelangan yang loyal, mereka hanya memberikan
sedikit kontribusi terhadap keuangan perusahaan. Tantangannya adalah
23
menghindari sebanyak mungkin orang-orang seperti ini dan lebih
memilih konsumen yang loyalitasnya dapat dikembangkan.
2. Loyalitas yang Lemah
Ketertarikan yang lemah digabungkan dengan pembelianberulang
yang tinggi menghasilkan loyalitas yang lemah (inertia loyalty).
Konsumen ini membeli karena kebiasaan. Ini adalah jenis pembelian
“karena kami selalu menggunakannya” atau “karena sudah terbiasa”.
Pembeli jenis ini merasakan tingkat ketidakpuasan yang nyata.
Loyalitas jenis ini paling sering terjadi pada produk yang sering dibeli.
3. Loyalitas Tersembunyi
Tingkat preferensi yang relatif tinggi digabungkan dengan tingkat
pembelian yang rendah, menunjukkan loyalitas tersembunyi (latent
loyalty). Bila pelanggan memiliki loyalitas yang tersembunyi, maka
yang menentukan pembelian berulang adalah pengaruh situasi dan
bukan pengaruh sikap.
Dengan memahami faktor situasi yang berkontribusi pada loyalitas
tersembunyi, maka perusahaan dapat menggunakan strategi untuk
mengatasinya.
4. Loyalitas Premium
Loyalitas premium adalah jenis loyalitas yang paling sering dapat
ditingkatkan yang terjadi bila ada tingkat keterkaitan yang tinggi dan
tingkat pembelian berulang yang juga tinggi. Ini merupakan jenis
loyalitas yang lebih disukai untuk semua konsumen di setiap
24
perusahaan. Pada tingkat preferensi yang paling tinggi tersebut, orang
bangga karena menemukan dan menggunakan produk tertentu dan
senang membagi pengetahuan mereka dengan rekan dan keluarga.
2.5 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu sangat penting sebagai dasar pijakan dalam rangka
penyusunan penelitian ini.Kegunaannya untuk mengetahui hasil yang telah
dilakukan oleh peneliti terdahulu.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No
1
Peneliti
Judul
Variable
(Tahun)
Penelitian
Penelitian
Putri
Pengaruh
Kualitas
Hasil penelitian menunjukkan
Meifitrhri
kualitas
pelayanan,
bahwa
(2012)
layanan,
kepercayaan,
kualitas
kepercayaan
kepuasan
dan
loyalitas
terhadapkualitas
kepuasan
konsumen
kualitas pelayanan merupakan variabel
Hasil Penelitian
dan
terbukti
ketiga
variabel
pembentuk
layanan
berpengaruh
secarasignifikan
layanan.
Variabel
terhadap
yang dominan mempengaruhi loyalitas
loyalitas
pelanggan.
Provider
Selain
itu,
berdasarkan
pengujian
XL
koefisien determinan diperoleh bahwa
(studi kasus
variabel bebas, yaitu kualitas pelayanan,
pada
kepercayaan
Kartu
event
dan
kepuasan
organizer
mempengaruhi variabel terikat, yaitu
community
loyalitas pelanggan dengan hubungan
radio
antara variabel yang erat dan model
Bonsita
dinilai baik karena standart deviasinya
Medan)
cukup kecil.
25
2
Trisno
Faktor-
kepuasan
Berdasar dari hasilpenelitian ini hanya
Musanto
Faktor
pelanggan,
sales
KepuasanPel
loyalitas
pengaruhsignifikan
anggan dan
pelanggan
pelanggan.
experience
yang
mempunyai
terhadap
loyalitas
ketiga
variabel
Sedang
Loyalitas
lainnya
Pelanggan:
remedy of problems, danconvenience
StudiKasus
ofacquisition terbukti tidakberpengaruh.
pada
Namundemikian
CV.Sarana
keterbatasan baik dari sisi metodologi
Media
maupun
AdvertisingS
ini.Keterbatasan
urabaya
mempengaruhi hasil penelitian, oleh
reliability,
implikasi
response
toand
penelitimengakui
hasilpenelitian
sample
akan
karenanya hasil penelitian ini tidak dapat
digeneralisir
3
Nur
Hayati
(2015),
Pengaruh
bukti
fisik,
Dari hasil penelitian didapati bahwa
kualitas
kehandalan, daya
variabel kualitas pelayanan dengan bukti
pelayanan
tanggap, jaminan
fisik, kehandalan, daya tanggap, jaminan
dan
dan empati
dan empati serta kepuasan konsumen
kepuasan
berpengaruh
konsumen
terhadap loyalitas pelanggan.
positif
dan
signifikan
terhadap
loyalitas
pelanggan
(Studi pada
PT
Lion
Mentari
Airlines
di
Bandara
Kualanamu
Internasional
Medan)
4
Structural
Kepuasan pelanggan menjadi mediator
Service
Equation
penting antara kualitas pelayanan dan
Quality,
Modeling( SEM)
loyalitas pelanggan. Melalui penelitian
Parvez
Impact
(2009)
Trust
Of
ini penyedia layanan operator seluler di
And
Bangladesh mengetahui tindakan yang
Custumer
26
Satisfaction
tepat untuk memenangkan kepercayaan
On
pelanggan
Custumer
pelayanan
Loyalty
menciptakan pelanggan yang setia.
dengan
yang
lebih
memberikan
baik
dalam
2.6 Kerangka Konseptual
Menurut Sugiyono (2004 : 49)Kerangka berfikir adalah sintesa tentang
hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang dideskripsikan.
Berdasarkan teori-teori yang telah dideskripsikan tersebut selanjutnya
dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang
hubungan antar variabel yang diteliti.
Menurut Griffin (2003 : 4) adalah loyalitas lebih mengacu pada wujud
perilaku dari unit-unit pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian
secara terus menerus terhadap barang atau jasa suatu perusahaan yang dipilih.
Menurut Wyckoff (dalam Tjiptono, 2005:59), kualitas pelayanan adalah
“tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat
keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan’’.
Kepercayaan konsumen menurut Mowen dan Minor (2002:312) adalah semua
pengetahuan yang dimiliki oleh konsumen dan semua kesimpulan yang dibuat
konsumen tentang objek, atribut dan manfaatnya.
Menurut Kotler (2000 : 52) bahwa kepuasan adalah tingkat perasaan
seseorang setelah membandingkan yang dia rasakan dibandingkan dengan
harapannya.Faktor – faktor yang berpeluang penting dalam mempengaruhi
konsumen melakukan pembelian secara berulang atau memperoleh konsumen
yang loyal adalah karena kualitas pelayanan yang diberikan, kepercayaan
27
serta dapat memuaskan konsumen. Ketiga hal ini yaitu kualitas pelayanan,
kepercayaan dan kepuasan konsumen yang mempengaruhi loyalitas
konsumen dapat digambarkan sebagai berikut :
Kualitas Pelayanan
(X1)
:
Loyalitas Konsumen
Kepercayaan (X2)
(Y1)
Kepuasan (X3)
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
2.7 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun
dalam bentuk kalimat pertanyaan.Dikatakan sementara, karena jawaban yang
diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada
fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.Jadi hipotesis
dapat juga dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah
penelitian, belum jawaban yang empirik (Sugiyono, 2004).
Sehubungan dengan uraian di atas maka dapat dikemukakan hipotesis dalam
penelitian ini sebagai berikut :
28
1.
Kualitas pelayananberpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas
konsumen.
2.
Kepercayaanberpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas
konsumen.
3.
Kepuasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas
konsumen.
4.
Kualitas pelayanan, kepercayaan dan kepuasan secara bersama-sama
berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen
29
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Kualitas Pelayanan
2.1.1
Defenisi Pelayanan
Pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat
tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi akibat adanya interaksi
antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh
perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan
permasalahan konsumen/ pelanggan. Definisi pelayanan Menurut Kotler
(1999 : 83) adalah setiap kegiatan atau manfaat yang diberikan oleh satu
pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak
berakibatkan kepemilikan sesuatu. Pelayanan secara umum ialah rasa
menyenangkan yang diberikan kepada orang lain disertai kemudahan –
kemudahan dan memenuhi segala kebutuhan mereka. Sehingga pelayanan
merupakan suatu bentuk prosedur yang diberikan dalam upayanya
memberikan kesenangan – kesenangan kepada orang lain dalam hal ini
kepada pelanggan.
2.1.2
Definisi Kualitas Pelayanan
Pada prinsipnya, definisi kualitas pelayanan berfokus pada upaya
pemenuhan
kebutuhan
dan
keinginan
pelanggan
serta
ketepatan
penyampaian untuk mengimbangi harapan pelanggan. Menurut Wyckoff
(dalam Tjiptono, 2005:59), kualitas pelayanan adalah “tingkat keunggulan
11
yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk
memenuhi keinginan pelanggan.”
Ciri – ciri pelayanan yang baik menurut Kasmir ( 2005:39), dirumuskan
sebagai berikut :
1. Bertanggung jawab kepada setiap pelanggan/pengunjung sejak awal
hingga selesai
2. Mampu melayani secara cepat dan tepat
3. Mampu berkomunikasi
4. Mampu memberikan jaminan kerahasiaan setiap transaksi
5. Memiliki pengetahuan dan kemampuan yang baik
6. Berusaha memahami kebutuhan pelanggan/pengunjung
7. Mampu memberikan kepercayaan kepada pelanggan/pengunjung
2.1.3
Dimensi Kualitas Pelayanan
Menurut Lupiyoadi (2001;148), dimensikualitas pelayanan ada 5 dimensi
antara lain:
1. Tangibles,
atau
bukti
fisik
yaitu
kemampuan
suatu
perusahaan
dalam
menunjukkan eksistensinya kepada pihak ekternal. Penampilan dari
kemampuan sarana dan prasarana perusahaan yang diberikan oleh
pemberi jasa, yang meliputi fasilitas fisik (gedung, gudang dan lain
sebagainya)
perlengkapan
dan
peralatan
(teknologi), serta penampilan pegawainya.
12
yang
dipergunakan
2. Reliability
atau keandalan yaitu kemampuan perusahaan dalam memberikan
pelayanan seusai yang dijanjikan secara akurat dan terpecaya. Kinerja
harus sesuai dengan harapan pelanggan yang berarti ketepatan waktu,
pelayanan yang sama untuk semua pelanggan tanpa kesalahan, sifat
yang simpatik, dan dengan akurasi yang tinggi.
3. Responsiveness
yaitu ketanggapan yaitu suatu kemauan untuk membantu dan
memberikan pelayanan yang cepat (responsif) dan tepat pada
pelanggan, dengan penyampaian informasi yang jelas. Membiarkan
konsumen menunggu tanoa alasan yang jelas menyebabkan persepsi
negatif dalam kualitas pelayanannya.
4. Assurance
atau jaminan dan kepastian, yaitu pengetahuan kesopansantunan, dan
kemampuan seluruh para pegawai untuk menumbuhkan rasa percaya
para pelanggan kepada perusahaan. Terdiri dari beberapa komponen
antara lain komunikasi (communication),
kredibiltas
(credibility),
keamanan
(security),
kompetensi
(competence) dan sopan santun (countersy).
5. Empaty
yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau
pribadi yang diberikan kepada pelanggan dengan berupaya memahami
keinginan konsumen.
13
Dimana suatu perusahaan diharapkan memiliki pengertian dan
pengetahuan tentang pelanggan secara spesifik, serta memiliki suatu
pengoperasian yang nyaman bagi pelanggan.
Keseluruhan dimensi tersebut harus dijalankan dengan strategi yang
baik sehingga dapat mencapai keseluruhan tujuan yang diharapkan dan
hasilnya akan membawa perusahaan pada pencitraan yang baik dimata
para konsumen. Parasuraman (dalam Laksana 2008:102), menekankan
bahwa yang paling kuat mempengaruhi loyalitas pelanggan adalah
faktor kehandalan, artinya dari dimensi kualitas pelayanan, maka yang
paling dominan mempengaruhi loyalitas pelanggan adalah dimensi
kehandalan, yaitu meliputi:
1. Pelayanan yang diberikan sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan untuk memberikan pelayanan.
2. Pelayanan yang diberikan simpatik dan menenangkan
3. Pelayanan yang diberikan dapat diandalkan
4. Pelayanan yang diberikan menjamin keakuratan data
5. Perhitungan transaksi keuangan yang akurat
6. Data yang disajikan dan dapat diteliti ulang
2.2
Kepercayaan
2.2.1
Pengertian kepercayaan
Kepercayaan merupakan pondasi dari bisnis.Membangun kepercayaan
dalam hubungan jangka panjang dengan pelanggan adalah suatu faktor
14
yang penting untuk menciptakan loyalitas pelanggan. Kepercayaan ini
tidak begitu saja dapat diakui oleh pihak lain / mitra bisnis, melainkan
harus dibangun mulai dari awal dan dapat dibuktikan. Darsono( 2008:11)
mendefinisikan kepercayaan (trust) sebagai kesediaan (willingness )
individu untuk menggantungkan dirinya pada pihak lain yang terlibat
dalam pertukaran karena individu mempunyai keyakinan (confidence)
kepada pihak lain.
Ketika satu pihak mempunyai keyakinan (confidence) bahwa pihak lain
yang terlibat dalam pertukaran mempunyai reliabilitas dan integritas, maka
dapat dikatakan ada kepercayaan (trust). Rofiq (2007:32) mendefinisikan
kepercayaan (trust) adalah kepercayaan pihak tertentu terhadap yang lain
dalam melakukan hubungan transaksi berdasarkan suatu keyakinan bahwa
orang yang dipercayainya tersebut memiliki segala kewajibannya secara
baik sesuai yang diharapkan. Kepercayaan konsumen menurut Mowen dan
Minor (2002:312) adalah semua pengetahuan yang dimiliki oleh
konsumen dan semua kesimpulan yang dibuat konsumen tentang objek,
atribut dan manfaatnya.Menurut Barnes (2003) beberapa elemen penting
dari kepercayaan adalah :
1. Kepercayaan merupakan perkembangan dari pengalaman dan tindakan
masa lalu.
2. Watak yang dapat dipercaya dan dapat diandalkan.
3. Kepercayaan melibatkan kesediaan untuk menempatkan diri dalam
resiko.
15
4. Kepercayaan melibatkan perasaan aman dan yakin pada diri partner
2.2.2
Kepercayaan konsumen tentang atribut produk
Atribut (atributtes) adalah karakteristik atau fitur yang mungkin dimiliki
atau tidak dimiliki oleh objek.Ada 2 (dua) jenis atribut yaitu atribut
instrinsik dan atribut ekstrinsik. Atribut instrinsik adalah segala sesuatu
yang berhubungan dengan sifat aktual produk, sedangkan atribut ekstrinsik
adalah segala sesuatuyang diperoleh dari aspek eksternalproduk, seperti
nama merek, kemasan, dan label. Perusahaan harus menyadari bahwa
kepercayaan terhadap objek, atribut, dan manfaat menunjukkan persepsi
konsumen, dan karena itu, umumnya kepercayaan seseorang konsumen
berbeda dengan konsumen lainnya.Mereka juga harus mengingat bahwa
kepercayaan mereka sendiri terhadap sebuah merek tertentu sangat
berbeda dari pasar target. Kepercayaan yang dikatakan mewakili asosiasi
yang konsumen bentuk di antara objek, atribut, dan manfaat, didasarkan
atas proses pembelajaran kognitif. Menurut Mowen dan Minor (2002:312)
Seseorang membentuk tiga jenis kepercayaan yaitu :
1. Kepercayaan atribut-objek (object – attribute beliefs)
Pengetahuan tentang sebuah objek memiliki atribut khusus yang
disebut
kepercayaan
atribut-objek.Kepercayaan
atribut-objek
menghubungkan sebuah atribut dengan objek, seperti seseorang,
barang, atau jasa.
16
2. Kepercayaan atribut-manfaat
Kepercayaan atribut-manfaat merupakan persepsi konsumen tentang
seberapa jauh sebuah atribut tertentu menghasilkan atau memberikan
manfaat tertentu. Seseorang mencari produk dan jasa yang akan
menyelesaikan masalah-masalah mereka dan memenuhi kebutuhan
mereka, dengan kata lain, memiliki atribut yang akan memberikan
manfaat yang dapat dikenal.
3. Kepercayaan objek-manfaat
Kepercayaan objek-manfaat merupakan persepsi konsumen tentang
seberapa jauh produk, orang, atau jasa tertentu yang akan memberikan
manfaat tertentu.
2.3
Kepuasan Konsumen
2.3.1
Pengertian Kepuasan
Pengertian kata kepuasan atau satisfaction berasal dari bahasa Latin “satis”
yang berarti cukup baik, memadai dan facio yang berarti melakukan atau
membuat. Menurut Kotler (2000 : 52) bahwa kepuasan adalah tingkat
perasaan
seseorang
setelah
membandingkan
yang
dia
rasakan
dibandingkan dengan harapannya. Untuk mengetahui masalah kepuasan
konsumen terlebih dahulu harus didapati pengertian arti kepuasan itu
sendiri. Kepuasan merupakan suatu respon emosi seseorang terhadap suatu
hal yang tengah dihadapinya. Emosi berarti menunjukkan perasaan suka
atau tidak suka terhadap suatu hal. Kepuasan merupakan kebutuhan dasar
17
yang dapat digambarkan sebagai suatu hal yang menyenangkan. Pada
dasarnya pengertian kepuasan pelanggan mencakup perbedaan antara
tingkat kepentingan dan kinerja atau hasil yang dirasakan.
Sedangkan Menurut Zeithaml dan Bitner (2000:75) definisi kepuasan
adalah
Respon
kebutuhan.
atau
Kepuasan
tanggapan
merupakan
konsumen
mengenai
penilaian
mengenai
pemenuhan
ciri
atau
keistimewaan produk atau jasa, atau produk itu sendiri, yang menyediakan
tingkat kesenangan konsumen berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan
konsumsi konsumen. Kepuasan pelanggan menjadi sajian akademik yang
ramai diperhatikan. Hal ini disebabkan kepuasan pelanggan dapat
memenuhi tiga ha l :
1. Dalam tingkat kepuasan maksimal, maka diharapkan pelanggan
menjadi loyal.
2. Pelanggan yang telah merasakan tingkat kepuasan terhadap produk
yang
digunakan/dikonsumsi
akan
menceritakannya
atau
memberitahukannya kepada pihak lain.
3. Semakin tinggi kesadaran terhadap pengelolaan kepuasan pelanggan
maka keputusan pelanggan untuk menentukan produk yang akan
digunakan atau yang akan dikonsumsi didasarkan oleh persepsi
pelanggan.
Menurut Kotler ( dalam Tjiptono, 2005:336) Ada empat metode yang
banyak digunakan dalam mengukur kepuasan pelanggan. yaitu:
18
a. Sistem keluhan dan saran
Memberikan kesempatan seluas luasnya bagi para pelanggan untuk
menyampaikan saran, kritik, pendapat dan keluhan mereka. Media
yang digunakan bisa berupa kotak saran, komentar, saluran telepon
khusus bebas pulsa dan lain-lain.
b. Ghost Shopping
Salah satu metode untuk mengetahui gambaran mengenai kepuasan
pelanggan
adalah
dengan
memperkerjakan
beberapa ghost
shoppers untuk berperan sebagai pelanggan potensial jasa
perusahaan dan pesaing.
c. Lost Customer Analysis
Perusahaan semestinya menhubungi para pelanggan yang telah
berhenti membeli atau yang telah beralih pemasok agar dapat
memahami mengapa hal ini terjadi dan supaya dapat mengambil
kebijakan perbaikan dan penyempurnaan selanjutnya.
d. Survei kepuasan pelanggan
Umumnya sebagian besar penelitian mengenai kepuasan pelanggan
menggunakan metode survei baik via pos, telepon, e-mail maupun
wawancara langsung.
19
2.4
Loyalitas Konsumen
2.4.1
Pengertian Loyalitas Konsumen
Menurut Griffin (2003 : 4) adalah “Loyalty is defined as non random
purchase expressed over time by some decision making unit”. Artinya
loyalitas lebih mengacu pada wujud perilaku dari unit-unit pengambilan
keputusan untuk melakukan pembelian secara terus menerus terhadap
barang atau jasa suatu perusahaan yang dipilih.
Menurut Griffin (2003 : 13) Keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh
oleh perusahaan apabila memiliki pelanggan yang loyal antara lain:
a. Dapat mengurangi biaya pemasaran (karena biaya untuk menarik
pelanggan baru lebih mahal)
b. Dapat mengurangi biaya transaksi
c. Dapat mengurangi biaya turn over konsumen (karena penggantian
konsumen yang lebih sedikit)
d. Dapat meningkatkan penjualan silang, yang akan memperbesar pangsa
pasar perusahaan
e. Mendorong word of mouth yang lebih positif, dengan asumsi bahwa
pelanggan yang loyal juga berarti mereka yang merasa puas
f. Dapat mengurangi biaya kegagalan (seperti biaya penggantian dan
lainnya)
20
2.4.2
Karakteristik Loyalitas Pelanggan
Pelanggan yang loyal merupakan asset penting bagi perusahaan, hal ini
dapat dilihat dari karakteristik yang dimilikinya, pelanggan yang loyal
memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Melakukan pembelian secara teratur
b. Membeli diluar lini produk atau jasa
c. Merekomendasikan produk lain
d. Menunjukkan kekebalan dari daya tarik produk sejenis dari pesaing.
2.4.3
Tahapan Loyalitas
Lima tahapan pembentukan loyalitas untuk dapat menjadi pelanggan yang
loyal, perantar harus melalui beberapa tahapan. Proses ini berlangsung
lama, dengan penekanan dan perhatian yang berbeda untuk masing –
masing tahap. Dengan memperhatikan masing – masing tahap dan
memenuhi kebutuhan dalam tahap tersebut, perusahaan memiliki peluang
yang lebih besar untuk membentuk calon perantara menjadi pelanggan
loyal dan klien perusahaan. Menurut Griffin (2003 : 32) menyatakan
bahwa tahap – tahap tersebut adalah sebagai berikut :
a. Suspects
Meliputi semua orang yang mungkin akan membeli barang/jasa
perusahaan tetapi belum tahu apapun mengenai perusahaan dan
barang/jasa yang ditawarkan.
21
b. Prospects
Adalah orang-orang yang memiliki kebutuhan akan produk atau jasa
tertentu dan mempunyai kemampuan untuk membelinya. Para
prospects ini, meskipun mereka belum melakukan pembelian, mereka
telah mengetahui keberadaan perusahaan dan barang/jasa yang
ditawarkan karena seseorang telah merekomendasikan barang/jasa
tersebut kepadanya.
c. Disqualified Prospects
Yaitu prospects yang telah mengetahui bahwa keberadaan barang/jasa
tertentu tetapi tidak mempunyai kebutuhan akan barang/jasa tersebut
atau tidak mempunyai kemampuan untuk membeli barang/jasa
tersebut.
d. First time customers
Yaitu pelanggan yang membeli untuk pertama kalinya.Mereka masih
menjadi pelanggan yang baru.
e. Repeat customers
Yaitu pelanggan yang telah melakukan pembelian suatu produk
sebanyak dua kali atau lebih. Mereka adalah yang melakukan
pembelian atas produk yang sama sebanyak dua kali, atau membeli dua
macam produk yang berbeda dalam dua kesempatan yang berbeda
pula.
22
f. Clients
Clientsmembeli semua barang/jasa yang ditawarkan dan mereka
butuhkan. Mereka membeli secara teratur, hubungan dengan jenis
pelanggan ini sudah kuat dan berlangsung lama, yang membuat mereka
tidak terpengaruh oleh produk pesaing.
g. Advocates
Seperti halnya clients, advocates membeli barang/jasa yang ditawarkan
dan yang mereka butuhkan serta melakukan pembelian secara
teratur.Selain itu, mereka mendorong teman-teman mereka agar membeli
barang/jasa perusahaan atau merekomendasikan perusahaan tersebut
pada orang lain, dengan begitu secara tidak langsung mereka telah
melakukan pemasaran untuk perusahaan dan membawa konsumen untuk
perusahaan tersebut.
2.4.4
Jenis-Jenis Loyalitas
Menurut Griffin (2003:22) terdapat empat jenis loyalitas yang berbeda
yaitu :
1. Tanpa Loyalitas
Konsumen memiliki berbagai alasan untuk tidak mengembangkan
loyalitas terhadap produk atau jasa tertentu. Secara umum, perusahaan
harus menghindari para pembeli jenis ini, karena mereka tidak akan
pernah menjadi pelangan yang loyal, mereka hanya memberikan
sedikit kontribusi terhadap keuangan perusahaan. Tantangannya adalah
23
menghindari sebanyak mungkin orang-orang seperti ini dan lebih
memilih konsumen yang loyalitasnya dapat dikembangkan.
2. Loyalitas yang Lemah
Ketertarikan yang lemah digabungkan dengan pembelianberulang
yang tinggi menghasilkan loyalitas yang lemah (inertia loyalty).
Konsumen ini membeli karena kebiasaan. Ini adalah jenis pembelian
“karena kami selalu menggunakannya” atau “karena sudah terbiasa”.
Pembeli jenis ini merasakan tingkat ketidakpuasan yang nyata.
Loyalitas jenis ini paling sering terjadi pada produk yang sering dibeli.
3. Loyalitas Tersembunyi
Tingkat preferensi yang relatif tinggi digabungkan dengan tingkat
pembelian yang rendah, menunjukkan loyalitas tersembunyi (latent
loyalty). Bila pelanggan memiliki loyalitas yang tersembunyi, maka
yang menentukan pembelian berulang adalah pengaruh situasi dan
bukan pengaruh sikap.
Dengan memahami faktor situasi yang berkontribusi pada loyalitas
tersembunyi, maka perusahaan dapat menggunakan strategi untuk
mengatasinya.
4. Loyalitas Premium
Loyalitas premium adalah jenis loyalitas yang paling sering dapat
ditingkatkan yang terjadi bila ada tingkat keterkaitan yang tinggi dan
tingkat pembelian berulang yang juga tinggi. Ini merupakan jenis
loyalitas yang lebih disukai untuk semua konsumen di setiap
24
perusahaan. Pada tingkat preferensi yang paling tinggi tersebut, orang
bangga karena menemukan dan menggunakan produk tertentu dan
senang membagi pengetahuan mereka dengan rekan dan keluarga.
2.5 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu sangat penting sebagai dasar pijakan dalam rangka
penyusunan penelitian ini.Kegunaannya untuk mengetahui hasil yang telah
dilakukan oleh peneliti terdahulu.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No
1
Peneliti
Judul
Variable
(Tahun)
Penelitian
Penelitian
Putri
Pengaruh
Kualitas
Hasil penelitian menunjukkan
Meifitrhri
kualitas
pelayanan,
bahwa
(2012)
layanan,
kepercayaan,
kualitas
kepercayaan
kepuasan
dan
loyalitas
terhadapkualitas
kepuasan
konsumen
kualitas pelayanan merupakan variabel
Hasil Penelitian
dan
terbukti
ketiga
variabel
pembentuk
layanan
berpengaruh
secarasignifikan
layanan.
Variabel
terhadap
yang dominan mempengaruhi loyalitas
loyalitas
pelanggan.
Provider
Selain
itu,
berdasarkan
pengujian
XL
koefisien determinan diperoleh bahwa
(studi kasus
variabel bebas, yaitu kualitas pelayanan,
pada
kepercayaan
Kartu
event
dan
kepuasan
organizer
mempengaruhi variabel terikat, yaitu
community
loyalitas pelanggan dengan hubungan
radio
antara variabel yang erat dan model
Bonsita
dinilai baik karena standart deviasinya
Medan)
cukup kecil.
25
2
Trisno
Faktor-
kepuasan
Berdasar dari hasilpenelitian ini hanya
Musanto
Faktor
pelanggan,
sales
KepuasanPel
loyalitas
pengaruhsignifikan
anggan dan
pelanggan
pelanggan.
experience
yang
mempunyai
terhadap
loyalitas
ketiga
variabel
Sedang
Loyalitas
lainnya
Pelanggan:
remedy of problems, danconvenience
StudiKasus
ofacquisition terbukti tidakberpengaruh.
pada
Namundemikian
CV.Sarana
keterbatasan baik dari sisi metodologi
Media
maupun
AdvertisingS
ini.Keterbatasan
urabaya
mempengaruhi hasil penelitian, oleh
reliability,
implikasi
response
toand
penelitimengakui
hasilpenelitian
sample
akan
karenanya hasil penelitian ini tidak dapat
digeneralisir
3
Nur
Hayati
(2015),
Pengaruh
bukti
fisik,
Dari hasil penelitian didapati bahwa
kualitas
kehandalan, daya
variabel kualitas pelayanan dengan bukti
pelayanan
tanggap, jaminan
fisik, kehandalan, daya tanggap, jaminan
dan
dan empati
dan empati serta kepuasan konsumen
kepuasan
berpengaruh
konsumen
terhadap loyalitas pelanggan.
positif
dan
signifikan
terhadap
loyalitas
pelanggan
(Studi pada
PT
Lion
Mentari
Airlines
di
Bandara
Kualanamu
Internasional
Medan)
4
Structural
Kepuasan pelanggan menjadi mediator
Service
Equation
penting antara kualitas pelayanan dan
Quality,
Modeling( SEM)
loyalitas pelanggan. Melalui penelitian
Parvez
Impact
(2009)
Trust
Of
ini penyedia layanan operator seluler di
And
Bangladesh mengetahui tindakan yang
Custumer
26
Satisfaction
tepat untuk memenangkan kepercayaan
On
pelanggan
Custumer
pelayanan
Loyalty
menciptakan pelanggan yang setia.
dengan
yang
lebih
memberikan
baik
dalam
2.6 Kerangka Konseptual
Menurut Sugiyono (2004 : 49)Kerangka berfikir adalah sintesa tentang
hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang dideskripsikan.
Berdasarkan teori-teori yang telah dideskripsikan tersebut selanjutnya
dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang
hubungan antar variabel yang diteliti.
Menurut Griffin (2003 : 4) adalah loyalitas lebih mengacu pada wujud
perilaku dari unit-unit pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian
secara terus menerus terhadap barang atau jasa suatu perusahaan yang dipilih.
Menurut Wyckoff (dalam Tjiptono, 2005:59), kualitas pelayanan adalah
“tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat
keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan’’.
Kepercayaan konsumen menurut Mowen dan Minor (2002:312) adalah semua
pengetahuan yang dimiliki oleh konsumen dan semua kesimpulan yang dibuat
konsumen tentang objek, atribut dan manfaatnya.
Menurut Kotler (2000 : 52) bahwa kepuasan adalah tingkat perasaan
seseorang setelah membandingkan yang dia rasakan dibandingkan dengan
harapannya.Faktor – faktor yang berpeluang penting dalam mempengaruhi
konsumen melakukan pembelian secara berulang atau memperoleh konsumen
yang loyal adalah karena kualitas pelayanan yang diberikan, kepercayaan
27
serta dapat memuaskan konsumen. Ketiga hal ini yaitu kualitas pelayanan,
kepercayaan dan kepuasan konsumen yang mempengaruhi loyalitas
konsumen dapat digambarkan sebagai berikut :
Kualitas Pelayanan
(X1)
:
Loyalitas Konsumen
Kepercayaan (X2)
(Y1)
Kepuasan (X3)
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
2.7 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun
dalam bentuk kalimat pertanyaan.Dikatakan sementara, karena jawaban yang
diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada
fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.Jadi hipotesis
dapat juga dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah
penelitian, belum jawaban yang empirik (Sugiyono, 2004).
Sehubungan dengan uraian di atas maka dapat dikemukakan hipotesis dalam
penelitian ini sebagai berikut :
28
1.
Kualitas pelayananberpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas
konsumen.
2.
Kepercayaanberpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas
konsumen.
3.
Kepuasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas
konsumen.
4.
Kualitas pelayanan, kepercayaan dan kepuasan secara bersama-sama
berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen
29