jtptiain gdl s1 2007 haniindraw 1691 bab1 410 3

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Agama Budha timbul sekitar abad ke-enam sebelum Masehi,
sebagai reaksi terhadap sistem upacara keagamaan Hindu Brahmana yang
terlampau kaku. Istilah Buddha berasal dari kata “bodhi” yang artinya
“bangkit” atau “bangun” dan dari kata kerja “bujjhati” berarti
memperoleh pencerahan. Mengetahui dan mengerti sehingga kata Buddha
dapat diartikan sebagai seseorang yang telah memperoleh kebijaksanaan
sempurna.1
Umat Buddha di seluruh dunia menyatakan ketaatan dan kesetiaan
mereka kepada Buddha, Dhamma, dan Sangha dengan kata-kata dalam
suatu rumusan kuno yang sederhana namun menyentuh hati.2 Tiratana
berasal dari bahasa Pali, sedangkan Tri Ratna dari bahasa Sangsekerta.
Tiratana adalah satu bagian yang

terpenting dan yang menjadi dasar

agama Buddha. Tiratana terdiri dari dua kata yang menjadi dasar agama
Buddha. “Tri” yang berarti tiga dan “Ratana” yang artinya permata.

Sehingga kata tersebut dapat diartikan secara keseluruhan; “tiga permata
mulia” (tiga perlindungan).
Rumusan itu berbunyi:
Buddha saranam gacchami

- aku berlindung kepada Buddha

Dhamma saranam gacchami - aku berlindung kepada Dhamma
Sangha saranam gacchami - aku berlindung kepada Sangha. 3

1

Hilman Hadi Kusumo, Antropologi Agama I, (PT. Citra Aditua Bhakti, Bandung:
1993), hlm. 207.
2
Majlis Pendeta Buddha Dhamma Indonesia, Pedoman Penghayatan dan
Pembabaran Agama Buddha Madzab Theravada di Indonesia, (Yayasan Dhama Dipa Orama,
Jakarta: 1979), hlm. 23
3
Ibid., hlm. 23-24


1

2

Permata yang pertama adalah Buddha yaitu seorang yang telah
mencapai pencerahan sempurna dengan kemampuan sendiri tanpa bantuan
dari makhluk lain. Ia mempunyai kemampuan untuk menguraikan dan
mengabarkan penyatuan kepada makhluk-makhluk lain.
Permata yang kedua adalah Dhamma yaitu ajaran-ajaran yang
diberikan dan dijabarkan sang Buddha untuk mencapai Nibbana. Permata
yang ketiga adalah Ariya Sangha yaitu persaudaraan para pengikut sang
Buddha yang telah melaksanakan Dhamma dengan sempurna dan yang
telah mencapai mogga (jalan) dan Phala (hasil), dapat juga di katakan
sebagai persaudaraan para pengikut sang Buddha yang telah mencapai
tingkatan-tingkatan kesucian baik tingkatan pertama (Sofa Panna) orang
yang telah mengalami tujuh kali kelahiran, kedua (Saka Dagami) orang
yang telah mengalami lima kali kelahiran, ketiga (Anagomi) orang yang
telah mengalami satu kali kelahiran. Maupun yang ke empat (Arahat) orang
yang tidak sama sekali mengalami kelahiran. 4

Perlindungan adalah suatu yang dituju orang ketika mereka
mengalami penderitaan atau ketika mereka membutuhkan keselamatan dan
perasaan aman. Perlindungan kepada Buddha merupakan penerimaan
mantap terhadap kenyataan bahwa seseorang dapat mencapai penerangan
sempurna, seperti yang dialami oleh sang Buddha. Berlindung kepada
Dhamma berarti memahami empat kasunyatan mulia dan melandasi
hidupnya dengan jalan mulia beruas delapan. Berlindung kepada Sangha
berarti mencari dukungan, inspirasi dan bimbingan dari sesama yang
menjalankan jalan mulia beruas delapan.5 Dengan melakukan hal ini
seseorang menjadi umat Buddha, menampakkan langkah awal pada jalan
menuju Nibbana.6 Dengan menjalankan syari’at-syari’atnya yang terwujud
dalam pelaksanaan Dhamma yang merupakan aturan-aturan hidup dalam
4

PHRA VIDHURDHAMMAKHORN, Ajaran Bagi Pemula, (Yayasan Bandung
Succino Indonesia, Bandung:1992), hlm. 11
5
Sharavasti Dhammika, Anda Bertanya dan Kami Menjawab, (Yayasan Penerbit
Karunia Anggota IKAPI, 2003), hlm. 89-90
6

Ibid., hlm. 91

3

Buddha dimana Tiratana merupakan perlindungan untuk terlepas dari
penderitaan. Sedangkan dalam agama Islam, kepercayaan pokok itu ialah
kalimat Laaillaaha Illallah, artinya: tiada Tuhan melainkan Allah SWT,
aqidah itu haruslah menjadi kepercayaan mutlak dan bulat. Artinya
keyakinan yang mutlak kepada Tuhan.7 Ketika seseorang pertama kali
masuk Islam yaitu membaca kalimat Syahadat di mana kalimat Syahadat
adalah laksana anak kunci yang dengannya manusia dimasukkan dalam
alam ke Islaman, dan dengan kalimat itu pula manusia dimasukkan dalam
surga kalau kalimat itu menjadi ucapan terakhir dalam hidup duniawi.
Mengucapkan dua kalimat syahadat mengandung konsekuensi bahwa
seorang menjadi muslim dan diperlakukan kepadanya semua hukumhukum Islam.8
Syahadat pertama yaitu: Laailaaha Illallaah, yang artinya tiada
Tuhan melainkan yang bernama Allah SWT, dan syahadat yang kedua
yaitu, Muhammadan Rasulullah yang artinya Muhammad adalah Rasul
Allah SWT, yang merupakan Rasul yang terakhir yang menjadi pedoman
bagi umat manusia. Syahadat pertama menegaskan eksistensi Tuhan

sebagai satu-satunya yang bernama Allah SWT, suatu yang dianggap
berkuasa dan agung. Mempunyai nilai yang patut disembah dan ditaati
dengan sepenuh hati. Zat yang mempunyai kekuasaan yang tidak terbatas
di mana manusia yang hidup di dunia ini butuh kepada-Nya dan
memerlukan pertolongan-Nya.
Syahadat

yang

kedua

“Wa

Asyhaduanna

Muhammadan

Rasulullah” yang artinya dan saya bersaksi bahwa Muhammad itu Rasul
Allah SWT. Syhadat yang kedua ini memberi arti kepada yang telah
mengungkapkannya bahwa dia menyatakan diri tunduk, percaya dan

menjadi

pengikut

Muhammad

SAW

bahwa

dia

harus

mengikuti

kepemimpinan dan sunnah beliau.

7
8


Rozak Nasruddin, Dinul Islam, (PT. Al Ma’arif, Bandung: 1989), hlm.122
Ibid., hlm. 124

4

Dalam syahadat kedua ini ada pula tiga pengetahuan yang asasi.
Pertama bahwa Nabi Muhammad adalah Nabi atau Rasul Allah SWT
untuk seluruh manusia sehingga ke akhir zaman. Kedua, bahwa Nabi
Muhammad itu adalah Nabi atau Rasul Allah yang terakhir, sesudah
beliau tidak akan datang lagi seorang Nabi atau Rasul, sebab itu alQur'an adalah wahyu Allah SWT yang terakhir, terakhir tidak akan
datang lagi wahyu yang diturunkan sesudah al-Qur'an ini. Ia menjadi
kitab suci terakhir, pengganti dan penyempurna dari kitab-kitab suci
terdahulu. Ketiga, Muhammad itu adalah penghulu seluruh Nabi dan
Rasul.
Pengetahuan tentang syahadat itu adalah suatu pengetahuan yang
asasi dan dari kalimat inilah bertolak keislaman dan dari sini pula
hendaknya mengakhiri hidup dunia.9 Itulah sebabnya seorang muslim
harus mendasarkan seluruh ibadah dan muamalahnya berdasarkan rukun
tersebut yang mengandung tauhid atau keesaan Allah SWT yang

bertentangan dengan syirik yaitu tindakan menyekutukan Allah SWT
(musyrik). Syirik adalah perbuatan dzalim terbesar. Syirik adalah
perbuatan dosa besar yang menjauhkan seseorang dari keimanan dan
keislaman dan bahkan mungkin ingkar atau menolak kebenaran Islam
(kufur).
Mengucapkan syahadat adalah suatu perbuatan yang merupakan proses
yang ditimbulkan dari keimanan yang kemudian dibuktikan dalam amal
ibadah dan muamalah. Dimana syahadat merupakan syarat untuk menjadi
seorang pemeluk agama dan menjalankan apa yang diperintahkannya dan
menjauhi segala larangan-laranganNya.10

9

Ibid., hlm. 125-127
Zakiah Darajat, Dasar-dasar Agama Islam, (PT. Bulan Bintang, Jakarta: 1983),
hlm. 197-198
10

5


B. Penegasan Istilah
Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan agar terhindar dari
timbulnya kesalahpahaman terhadap apa yang terkandung dalam skripsi
ini, maka perlu kiranya diperjelas dan dibatasi pengertian tersebut
dibawah ini.
1.

Tiratana
Tiratana adalah tiga permata mulia yang artinya perlindungan
manifestasi, dia bisa dianggap sebagai perwujudan dari ketuhanan.

2. Agama Buddha
Agama Buddha adalah agama yang berasal dari kata Buddha yang
artinya bangkit atau bangun berasal dari kata Bujjhati artinya
pencerahan.11
3. Syahadat
Syahadat adalah persaksian atau pengakuan. Jadi syahadat dapat
diartikan sebagai dua persaksian atau pengakuan untuk setiap orang
yang ingin masuk ke suatu agama yang dia yakini.
4. Agama Islam

Agama

Islam

Muhammad.

adalah

nama

agama

yang

dibawa

oleh

Nabi


12

5. Studi
Studi adalah kajian tentang apa yang diinginkan.13
6. Substansi
Substansi adalah isi atau makna.14

11

Hilman Hadi Kusuma, Antropologi I, loc. cit., hlm. 207
Thoyib I.MD Sugiyanto, Islam dan Pranata Sosial Kemasyarakatannya, PT.
Remaja Rosda Karya, Bandung: 2002, hlm. 36
13
Trisno Yuwono, dkk., Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Praktis, Arkola,
Surabaya, 1994, hlm. 396
14
Ibid., hlm. 397
12

6

7. Fungsi
Fungsi adalah kegunaan atau untuk menyakinkan seseorang tersebut
supaya mantap.15
Setelah mengetahui penjelasan kalimat tersebut di atas, maka yang
dimaksud dalam judul skripsi ini adalah tiratana dalam agama Buddha
dan syahadat dalam agama Islam di lihat dari segi substansi dan
fungsinya.
C. Rumusan Masalah
Bersandar dari latar belakang masalah tersebut di atas masalah
pokoknya adalah :
1. Apa substansi dan fungsi dari Tiratana dalam agama Buddha dan
syahadat dalam agama Islam?
2. Apa persamaan dan perbedaan antara substansi dan fungsi antara
Tiratana dan Syahadat ?
D. Tujuan dan Manfaat Penulisan Skripsi
Ada dua tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian dalam
pembahasan ini, yaitu :
Untuk mengetahui dan memahami substansi dan fungsi Tiratana

1.

dalam agama Buddha dan syahadat dalam agama Islam.
2.

Untuk mengetahui dan memahami persamaan dan perbedaan
substansi dan fungsi Tiratana dalam agama Buddha dan syahadat
dalam agama Islam.

15

Ibid., hlm. 154

7

Adapun manfaat dari penulisan skripsi adalah:
1.

dapat dijadikan rujukan bagi mahasiswa Fakultas Ushuluddin
khususnya dan mahasiswa IAIN pada umumnya sebagai wacana
pengembangan, wacana keilmuan, dan terlebih lagi sebagai acuan
dan bahan pertimbangan.

2.

Agar dapat memberikan gambaran dengan jelas dan mendukung
toleransi antar umat beragama.

3.

Menambah khasanah keilmuan di Fakultas Ushuluddin

E. Tinjauan Pustaka
Untuk menghindari terjadinya pengulangan hasil temuan yang
membahas permasalahan yang sama dari seseorang baik dalam bentuk
buku, ataupun dalam bentuk tulisan yang lain. Maka penulis akan
memaparkan beberapa buku, yang secara khusus menjelaskan tentang
Tiratana dalam agama Buddha dan syahadat dalam agama Islam.
Dalam pembahasan agama Buddha buku-bukunya sebagai berikut:
Buku karya Majelis Pendeta Budha Dharma Indonesia, “Pedoman
penghayatan dan Pembahasan Agama Budha Mazhab Theravada di
Indonesia”. Menjelaskan tentang tiratana. Di dalam tiratana itu adalah tiga
permata yaitu Budha, Dharma, Sangha dengan mengucapkan tiga permata
tersebut berarti orang itu telah menjadi umat Budha.
Buku

karya

Sharavasti

Dhammika,

Anda

Bertanya

Kami

Menjawab, menjelaskan tentang ajaran pokok agama Budha yaitu Budha
merupakan

penerimaan

mantap

bahwa

seorang

dapat

mencapai

penerangan yang sempurna, agama tentang dharma yang merupakan inti
pokok ajaran agama budha, yang dirumuskan catur arya satyani atau
empat kesunyatan mulia, ajaran tentang sangha atau pendeta-pendeta
yang menjalankan jalan mulia.16

16

Sharavasti Dhammika, op. cit.

8

Sedangkan dalam pembahasan agama Islam buku-bukunya adalah
sebagai berikut:
Buku karya dari Drs. A. Munir, dkk., Dasar-dasar Agama Islam,
Rineka Cipta, 1997, membahas tentang dua kalimat syahadat, buku
tersebut mengupas uraian rinci tentang dua kalimat syahadat yang mana
jika seseorang telah mengucapkan dua kalimat syahadat dengan keyakinan
maka orang tersebut telah menjadi seorang muslim.
Buku karya Muhammad Quthub, Koreksi atas Pemahaman La Illa
Ha Illallah, Pustaka al-Kausar, 1987, membahas tentang kalimat laa illa
ha illallah yang mana kalimat tersebut merupakan bacaan yang terkesan di
hati dengan keyakinan bahwa Tuhan itu adalah zat yang mutlak yang patut
kita sembah.
Buku karya Romdon, dkk., Agama-agama di Dunia menjelaskan
tentang agama yang berkembang dan diakui di dunia di antaranya agama
Buddha dan agama Islam. Dalam buku tersebut dijelaskan mengenai
Tiratana yaitu Buddha, Dharma dan Sangha dan juga membahas tentang
agama Islam yang menjelaskan tentang dua kalimat syahadat yaitu
syahadat tauhid dan syahadat Rasul.
Buku karya Mudjahid Abdul Manaf, Sejarah Agama-agama, dalam
agama Buddha menjelaskan tentang syahadat (persaksian) yang disebut
Tiratana dalam agama Buddha yang terbentuk tiga susunan kalimat
kesaksian dimana tiratana tersebut adalah bentuk pengakuan sebagai awal
untuk menjadi pemeluk agama yang diyakini dan juga dalam agama Islam
membahas tentang kesaksian dan dapat menjalankan syari’atnya yang
terwujud dalam rukun Islam yang lima yakni syahadat, shalat, zakat,
puasa dan haji.
Dan juga buku karya Joesoef Sou’yb, Agama-agama Besar di
Dunia, menjelaskan kelima agama yang ada di Indonesia diantaranya
adalah agama Buddha dan agama Islam. Dalam agama Buddha dalam

9

mengucapkan kalimat syahadat dengan tidak menyebutkan nama tuhannya
sebab Tuhan dalam agama Buddha adalah Tuhan yang telah bersemayam
dalam diri manusia.

Dan dalam agama Islam mengucapkan kalimat

syahadat dengan menyebutkan nama Tuhannya dalam agama Islam
disebut Allah SWT, yang tidak dapat diwujudkan dalam bentuk apapun.
Buku karangan dari Drs. H. Abu Ahmadi Sejarah Agama juga
menjelaskan pada kesaksian agama Buddha dan agama Islam. Dalam
agama Buddha bagi orang yang pertama kali masuk agama Buddha harus
mengucapkan Tiratana tersebut sedangkan dalam agama Islam pokok
ajaran agamanya tersimpul dalam kalimat syahadat di mana dengan
mengucapkan kalimat tersebut dengan sadar tanpa paksaan seseorang
dianggap telah beragama Islam dan menjadi seorang muslim.
Buku-buku di atas cuma membahas Tiratana dan Syahadat saja
berbeda dengan skripsi ini yang membahas substansi dan fungsinya.
F. Metode Penulisan Skripsi
Pemilihan metode yang tepat dalam sebuah karya ilmiah sangat
membantu untuk mencapai hasil yang optimal, oleh karena itu penulis
juga menggunakan beberapa metode yaitu:
1. Sumber Data
Oleh karena penelitian ini adalah penelitian pustaka, maka data
yang diambil dari berbagai sumber tertulis sebagai berikut :
a. Sumber data primer, yaitu sumber-sumber yang memberikan data
langsung dari tangan pertama. Adapun sumber primer dimaksudkan
adalah bahan utama yang dijadikan referensi dalam penulisan
Buddha misalnya dari buku yang berjudul Agama Hindu dan
Buddha karangan Drs. Harun Hadi Wijono dan juga kitab suci
agama

Buddha (Khuddakapatha). Ada

juga

karangan Phra

Vhidurdhammkhorn yang berjudul Ajaran Bagi Pemula. Sedangkan

10

dalam agama Islam adalah buku karangan dari Rozak Nasruddin
yang berjudul Dinul Islam, serta kitab suci al-Qur'an dan hadits.
b. Sumber data sekunder, yaitu biasanya telah tersusun dalam bentuk
dokumen-dokumen dan bahan-bahan yang ada.17 Sumber data yang
mendukung adalah Iman sebuah Kajian Hadits karangan Drs.
H.M.S. Projodikoro. Dan karangan dari H. Hilman Hadi Kusuma,
SH., yang berjudul Antropologi I, dan buku-buku yang lainnya.
2. Pengumpulan Data
Jenis penelitian ini adalah penelitian pustaka (library research),
maka pengumpulan datanya dengan membaca buku-buku yang
memuat tiratana dalam agama Buddha dan syahadat dalam agama
Islam. Oleh karena itu penelitian ini merupakan jenis penelitian
kualitatif dengan kajian pustaka.18
3. Metode Analisis Data
Setelah data terkumpul, maka pengolahan data dilakukan
dengan content analysis yaitu analisis ilmiah isi pesan dan
komunikasi dengan menggunakan kriteria dasar klasifikasi.19
Dari pengertian di atas bahwasanya menggunakan metode
content analysis, terfokus pada pengambilan pada bahan-bahan dari
berbagai data pustaka yang berkaitan dengan kitab suci agama Buddha
(khuddaka patha), kitab suci al-Qur'an dan al-hadits. Menganalisis
keseluruhan teks Tiratana dalam agama Buddha dan syahadat dalam
agama Islam digunakan metode comparatif, untuk mengetahui adanya
persamaan dan perbedaan.

17
Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi 3, (Penerbit Rokesorosin:
Yogyakarta 1996), hlm. 126
18
Sumardi Suryabrata, Metodologi Penelitian (PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta:1983), hlm.84
19
Noeng Muhadjir, Metode Penelitian Kualitatif: Pendekatan Positivisktik,
Rasionalistik, Fenomenologik dan Realisme Metafisik (Telaah Studi Teks dan Penelitian
Agama), Yogyakarta: Rake Sarasin, 1989, hlm. 49

11

Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara
sistematis catatan hasil observasi dan untuk meningkatkan pemahaman
penelitian tentang kasus yang diteliti dan menyajikan sebagai temuan
bagi orang lain.
Karena data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data
kualitatif, maka dalam menganalisa, penulis menggunakan teknik
analisa kualitatif yaitu menganalisis data yang dijelaskan dalam bentuk
uraian-uraian dan ungkapan-ungkapan sehingga menjadi jelas makna
yang terkandung dalam data tersebut.
Adapun metode komparatif digunakan untuk menemukan
persamaan dan perbedaan-perbedaan tentang benda-benda, orang,
prosedur kerja, ide-ide, kritik terhadap orang, kelompok, terhadap
suatu ide atau prosedur kerja20. Metode ini digunakan dalam Bab IV
dan Bab V.
Dari analisis di atas maka langkah-langkahnya yaitu dengan
menggunakan pengumpulan data menggunakan penelitian pustaka
setelah data terkumpul kemudian langkah selanjutnya yaitu dengan
cara pengolahan data kemudian setelah data-data tersebut dianalisis
dengan menggunakan metode content analisis yang terfokus pada data
pustaka.
G. Sistematika Penulisan Skripsi
Skripsi ini terdiri dari lima bab, yang mana bab yang satu dengan
bab yang lainnya mempunyai karakteristik yang erat, adapun sistematika
dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

20

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktis, Rineka Cipta,
Jakarta, 1992, hlm. 211

12

Bab pertama merupakan pendahuluan yang mencakup latar
belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat
penulisan skripsi, tinjauan pustaka, metode penulisan skripsi dan
sistematika penulisan skripsi.
Bab kedua berisi pembahasan mengenai arti atau makna Tiratana
dalam agama Buddha hal ini meliputi bentuk-bentuk kesaksian dari
Tiratana, Buddha Guna, Dharma Guna, dan Sangha Guna dan juga
substansi dan fungsi Tiratana itu sendiri.
Bab ketiga Berisi pembahasan tentang arti atau makna syahadat
dalam agama Islam, hal ini meliputi bentuk-bentuk kesaksian dari
syahadat, yang pertama, syahadat tauhid dan yang kedua syahadat Rasul
dan juga substansi dan fungsi syahadat itu sendiri.
Bab keempat merupakan analisis dari berbagai pihak masalah dalam
bab-bab yang sudah dibahas di muka, yang menjadi inti pokok analisis ini
meliputi apa substansi dan fungsi dari Tiratana dalam agama Buddha dan
syahadat dalam agama Islam dan apa persamaan dan perbedaan antara
substansi dan fungsi Tiratana dan Syahadat.
Bab kelima sebagai bab terakhir atau penutup yang berisi
kesimpulan untuk memberikan gambaran bagi pembaca secara global
tentang isi skripsi ini agar mudah dipahami yang disertai saran-saran yang
memberi dorongan dalam melaksanakan pembahasan skripsi ini, diakhiri
dengan penutup.

13

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktis, Rineka
Cipta, Jakarta, 1992
Darajat, Zakiah, Dasar-dasar Agama Islam, PT. Bulan Bintang, Jakarta: 1983
Dhammika, Sharavasti, Anda Bertanya dan Kami Menjawab, Yayasan Penerbit
Karunia Anggota IKAPI, 2003
Kusumo, H. Ilham Hadi, Antropologi Agama I, PT. Citra Aditua Bhakti,
Bandung: 1993
Majlis Pendeta Buddha Dhamma Indonesia, Pedoman Penghayatan dan
Pembabaran Agama Buddha Madzab Theravada di Indonesia, Yayasan
Dhama Dipa Orama, Jakarta: 1979
Manaf, Mudjahid Abdul, Sejarah Agama-agama, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta: 1994
Muhadjir, Noeng, Metode Penelitian Kualitatif: Pendekatan Positivisktik,
Rasionalistik, Fenomenologik dan Realisme Metafisik (Telaah Studi
Teks dan Penelitian Agama), Yogyakarta: Rake Sarasin, 1989
Nasruddin, Rozak, Dinul Islam, PT. Al Ma’arif, Bandung: 1989
PHRA VIDHURDHAMMAKHORN, Ajaran Bagi Pemula, Yayasan Bandung
Succino Indonesia, Bandung:1992
Sugiyanto, Thoyib I.MD, Islam dan Pranata Sosial Kemasyarakatannya, PT.
Remaja Rosda Karya, Bandung: 2002
Suryabrata, Sumardi, Metodologi Penelitian, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta:1983
Yuwono, Trisno, dkk., Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Praktis, Arkola,
Surabaya, 1994.

14

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...........................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii
HALAMAN ABSTRAK .............................................................................. iv
HALAMAN MOTTO ..................................................................................

v

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ............................................................. vii
HALAMAN DAFTAR ISI........................................................................... viii
HALAMAN PEDOMAN TRANSLITRASI ................................................
BAB I

BAB II

x

: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................

1

B. Penegasan Istilah .................................................................

5

C. Rumusan Masalah ...............................................................

6

D. Tujuan dan Manfaat Penulisan Skripsi ...............................

6

E. Tinjauan Pustaka .................................................................

7

F. Metode Penelitian Skripsi ...................................................

9

G. Sistematika Penulisan Skripsi..............................................

11

: TIRATANA SEBAGAI PENGAKUAN DALAM AGAMA
BUDDHA
A. Tiratana sebagai Persaksian dalam Agama Buddha.............

13

B. Substansi Kesaksian Tiratana dalam Agama Buddha ..........

16

1. Buddha Guna .................................................................

16

2. Dharma Guna.................................................................

19

3. Sangka Guna..................................................................

28

C. Fungsi Tiratana dalam Agama Buddha................................

32

BAB III : SYAHADAT SEBAGAI PENGAKUAN DALAM AGAMA
ISLAM
A. Syahadat sebagai Persaksian dalam Agama Islam ...............

35

B. Substansi Kesaksian Syahadat dalam Agama Islam ............

37

15

1. Syahadat Tauhid ............................................................

37

2. Syahadat Rasul ..............................................................

47

C. Substansi dan Fungsi Syahadat dalam Agama Islam ...........

50

BAB IV : PERBANDINGAN

ANTARA

TIRATANA

DAN

SYAHADAT
A. Substansi dan Fungsi dari Tiratana dalam Agama Buddha
dan Syahadat dalam Agama Islam.......................................

53

1. Substansi dari Tiratana dalam Agama Buddha ..............

53

2. Substansi dari Syahadat dalam Agama Islam.................

56

B. Persamaan dan Perbedaan antara Substansi dan Fungsi
Tiratana dalam Agama Buddha dan Syahadat dalam Agama
Islam....................................................................................

59

1. Persamaan dan Perbedaan Substansi Tiratana dalam
Agama Buddha dan Syahadat dalam Agama Islam........

59

2. Persamaan dan Perbedaan Fungsi Tiratana dalam
Agama Buddha dan Syahadat dalam Agama Islam........
BAB V

60

: PENUTUP
A. Kesimpulan .........................................................................

63

B. Saran-saran..........................................................................

66

C. Penutup ...............................................................................

67

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN

ix