Uji Toksisitas Subkronik Ekstrak Etanol Daun Kedongdong Pagar (Lannea Coromandelica (Houtt.) Merr)Pada Organ Hati Mencit Jantan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Wilayah Indonesia memiliki hutan tropis yang merupakan wilayah dengan
megadiversitas sumber daya alam. Berdasarkan fitogeorafi, Indonesia termasuk di
dalam kawasan Malesia. Kawasan Malesia ini merupakan salah satu kawasan
botani dunia yang terpenting, karenadidalamnya terkandung keanekaragaman
hayati yang menyamai kawasanAmazon di Amerika Selatan. Apabila kekayaan
tumbuhan tersebutdigabungkan dengan kekayaan mikroorganisme dan biota laut,
makaIndonesia merupakan sumber keanekaragaman hayati raksasa (Wahjoedi,
dkk., 2004).
Pemakaian bahan alam, terutama yang berasal dari bahan tumbuh –
tumbuhanyang digunakan untuk tujuan pencegahan dan pengobatanpenyakit telah
dikenal sejak zaman dahulu oleh umat manusia. Bahan – bahanalam ini dikenal
sebagai obat tradisional, oleh karena prinsip-prinsippemakaiannya masih secara
tradisional. Umumnya khasiat obat-obattradisional sampai saat ini hanya
didasarkan pada pengalaman empiris saja(Mulyono, 2004).
Obat tradisional merupakan bahan atau ramuan bahan yang berasaldari
tumbuh-tumbuhan, hewan, dan mineral, sediaan sarian (galenik) ataucampuran dari
bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakanuntuk pengobatan. Saat

ini semakin banyak masyarakat yangmenggunakan bahan alam sebagai obat,
sehingga diperlukan penelitianlebih lanjut mengenai uji keamanan obat tradisional
tersebut (Ditjen POM,2000).
Penelitian mengenai obat tradisional tanaman obat, terusberlangsung bahkan
meningkat jumlahnya akhir-akhir ini. Meskipundemikian, dalam kenyataannya

1

hingga saat ini baru beberapa penelitianobat tradisional ataupun tanaman obat yang
digunakan dalam fasilitaspelayanan kesehatan. (Ditjen POM, 2000).
Salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai bahan obat alami adalah
daun kedondong pagar, tumbuhan ini secara tradisional digunakan untuk obat luka
luar, luka dalam, sakit perut, penyakit jantung, astringen, lepra, disentri, dan nyeri
lokal (Reddy,dkk., 2011). Berdasarkan hasil penelitian, Daun kedongdong pagar
mengandung senyawa ß-sitosterol, polifenol termasuk tannin seperti asam ellagic,
asam gallic, dan beberapa flavonoid seperti quercetin, kaempferol, isoquercetin,
leucocyanidin, leucodelphidine (Reddy, dkk., 2011).
Beberapa penelitian
kedongdong


pagar,

antara

yang telah dilakukan terhadap khasiat daun
lain

antiinflammasi

(Sholichah,

dkk.,

2012),

antimaag,(Reddy, dkk., 2011), penyembuhan luka, antimikroba (Sathish, dkk.,
2010),

serta


antidiabetes

penggunaantanaman

(Premjanu,

dkk.,

2014).Sampai

saat

ini

daun kedongdong pagar sebagaitanaman berkhasiat obat

masih berdasarkan pengalaman empiris. Dosis penggunaan secara ilmiah belum
dilakukan pengkajian secara pasti.Pengembangan daun kedongdong pagar sebagai
bahan sediaan obat alami harus didukung oleh penelitian.Salah satu penelitian yang
dilakukan adalah pengujian toksisitas. Peneliti sebelumnya telah melakukan uji

toksisitas akut dengan nilai LD50 sebesar 2000 mg/kgBB mencit (Reddy, dkk.,
2011).
Toksisitas adalah kemampuan suatu zat kimia dalam menimbulkan
kerusakan pada organisme baik saat digunakan atau saat berada dalam
lingkungan.Secara umum toksisitas dibedakan menjadi toksisitas akut, toksisitas
subkronik dan toksisitas kronik (Priyanto, 2009).Uji toksisitas bertujuan untuk
mengetahui efek toksik dan menentukan batas keamanan suatu senyawa yang

2

terdapat dalam zat-zat kimia, termasuk dalam tumbuh-tumbuhan (Widyastuti,
2008).Uji toksisitas subkronik merupakan suatu pengujian untuk mendeteksi efek
toksik yang muncul setelah pemberian zat uji dengan dosis yang berulang pada
hewan uji selama 28-90 hari (OECD, 2008).
Salah satu pengamatan yang diperhatikan dalam uji toksisitas adalah
fungsi organ seperti hati.Hati merupakan organ yang berperan dalam fungsi
metabolisme dan ekskresi di dalam tubuh. Hampir semua substan yang masuk
dalam tubuh dan mengikuti sirkulasi sistemik akan dimetabolisme di hati. Di dalam
hati terdapat hepatosit yang mengandung banyak enzim yang digunakan sebagai
katalisator dalam metabolisme substan, termasuk obat dan makanan (Wiguna,

2011). Adanyakerusakan hati salah satunya akan ditandai dengan nekrosis hepatosit
yang akan melepaskan beberapa enzim dari sitoplasma hepatosit ke ekstrasel. Oleh
karena itu, fungsi hati dapat dimonitor dengan mengamati aktivitas enzim yang
terdapat dalam serum (Baron, 1990).Ada dua jenis enzim yang terdapat di dalam
hepatosit, yaitu SGOT (Serum Glutamat Oksaloasetat Transaminase) dan SGPT
(Serum Glutamat Piruvat Transaminase) (Aria,dkk., 2011).Enzim yang spesifik
diamati untuk memonitor fungsi hati adalah SGPT, jika terjadi kerusakan atau
cedera, sel hati melepaskan enzim ini ke dalam darah. Peningkatan kadar enzim ini
di dalam darah menunjukkan kerusakan hati (Baron, 1990).
Berdasarkan uraian di ataspeneliti tertarik untuk melakukan pengujian
toksisitas subkronik ekstrak etanol daun kedongdong pagar (EEDKP) pada mencit,
mengingat pemanfaatannya yang beragam dan belum ditemukan informasi
mengenai batas keamanannya.
1.2 Perumusan Masalah

3

Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah pada
penelitian ini adalah:
a. Apakah EEDKP berpengaruh terhadap gejala toksikmencit jantan?

b. Apakah EEDKPberpengaruh terhadap berat badan mencit jantan?
c. Apakah EEDKPmemberikan efek toksik pada organ hati mencit jantan?
d. Berapakah batas keamanan dosis EEDKP terhadap mencit jantan?.
1.3 Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka hipotesis pada penelitian ini
diduga:
a. EEDKPberpengaruh terhadapgejala toksik mencit jantan.
b. EEDKPtidak berpengaruh terhadap berat badan mencit jantan.
c. EEDKP memberikan efek toksik pada organ hati mencit jantan.
d. EEDKPaman digunakan pada dosis 250mg/kg bb.
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui:
a. pengaruh EEDKP terhadap gejala toksik mencit jantan.
b. pengaruh EEDKP terhadap berat badan mencit jantan.
c. pengaruh EEDKP terhadap organ hati mencit jantan.
d. batas keamanan dosis EEDKP pada mencit jantan.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah dapat memberikan informasi
mengenai efek toksik yang ditimbulkan dari EEDKP dan memberikan informasi


4

mengenai batas keamanan dosis dari EEDKP serta sebagai acuan uji klinik untuk
dijadikan sebagai obat.
1.6 Kerangka Pikir Penelitian
Penelitian dilakukan terhadap mencit jantan yang diberikan EEDKP
selama 28 hari. Tardapat 5 variabel bebas yaitu kelompok (kontrol Na-CMC 0,5
%), perlakuan EEDKP dosis 250, 500 dan 1000 mg/kg bb. Variabel terikat potensi
ketoksikan seperti yang ditunjukan pada Gambar 1.1.

5

1.6 Kerangka Pikir Penelitian
Kerangka pikir penelitian ini adalah sebagai berikut terdapat gambar 1.1
Variabel Bebas

Ekstrak etanol
daun
kedongdong
pagar

(EEDKP)
Dosis 250 (mg/
kgBB)
Dosis 500
(mg/
kgBB)
Dosis 1000
(mg/
kgBB)

Variabel terikat

Parameter

Golongan senyawa
metabolit sekunder
simplisia dan ekstrak

1. Alkaloid
2. Flavonoid

3. Tanin
4. Steroid/ Triterpenoid
5. Saponin
6. Glikosida
7. Antraquinon

Karakteristiksimplisi
a dan ekstrak

1.
2.
3.
4.

Makroskopik
Mikroskopik
Kadar air
Kadar sari
larutdalam air
5. Kadar sari larut

dalam etanol
6. Kadar abu total
7. Kadar abu tidak larut
asam

Gejala Toksik
Potensi Ketoksikan
Na- CMC
0,5% (kontrol)

Kematian hewan
Berat organ relatif
Berat badan
Kadar SGPT & SGOT
Histopatologi

Gambar 1.1Skema kerangka pikir penelitian

6