Peranan sakramen perkawinan untuk membentuk kehidupan keluarga Katolik ideal di Lingkungan Paulus Gatak Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor, Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta - USD Repository

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERANAN SAKRAMEN PERKAWINAN
UNTUK MEMBENTUK KEHIDUPAN KELUARGA KATOLIK IDEAL
DI LINGKUNGAN PAULUS GATAK
PAROKI SANTO PETRUS DAN PAULUS KELOR, WONOSARI,
GUNUNGKIDUL, YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

Oleh:
Gregorius Pramudhito Aji Prasetyo

NIM: 091124032

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN
KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ii

PLAGIAT

PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

iii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
ayahku (Stephanus Wahyuntoro), ibuku (Maria Veronica Endang Hariningsih),
kakakku (Fransiska Niken Prasetyowati),
kekasihku (Cornelia Novi Herawati),

dan semua sahabat.

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

MOTTO
“Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri
dan tidak sombong.
Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia
tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.
Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.
Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu,
sabar menanggung segala sesuatu”
(1 Kor 13:4-7) 

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN

MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK

TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK

Judul skripsi ini adalah PERANAN SAKRAMEN PERKAWINAN,
UNTUK MEMBENTUK KEHIDUPAN KELUARGA KATOLIK IDEAL,
DI LINGKUNGAN PAULUS GATAK, PAROKI SANTO PETRUS DAN
PAULUS KELOR, WONOSARI, GUNUNGKIDUL, YOGYAKARTA. Judul
ini dipilih berdasarkan kenyataan yang terjadi saat ini, yaitu maraknya
ketidakharmonisan yang muncul di dalam keluarga. Ketidakharmonisan ini juga
muncul di keluarga katolik. Hal ini menjadi salah satu penyebab tidak
terwujudnya keluarga katolik yang ideal seperti yang dicita-citakan oleh Gereja.
Keterbatasan pengetahuan tentang sakramen perkawinan juga merupakan
faktor yang mempengarui terwujudnya keluarga katolik yang ideal. Hal ini bukan
semata-mata kurangnya pengetahuan dari calon pasangan yang akan menikah,
namun juga dari katekis yang mungkin kurang referensi untuk memberikan
pelajaran saat kursus perkawinan. Ketidakharmonisan tidak muncul atau
setidaknya dapat diminimalisir jika calon pasangan yang akan menerima
sakramen perkawinan benar-benar mempersiapkan, mengikuti dan menerapkan

apa yang didapat saat kursus perkawinan.
Sakramen adalah lambang nyata relasi Kristus dengan Gerejanya.
Sakramen perkawinan merupakan wujud nyata kasih Allah kepada manusia,
dimama lewat sakramen perkawinan membuat manusia semakin dekat dengan
Allah karena rahmat sakramen perkawinan diberikan sendiri kepada mereka.
Sakramen perkawinan membuat keluarga-keluarga katolik memiliki tanggung
jawab untuk mewujudkan kerajaan Allah di dunia.
Katekese merupakan pewartaan sabda Allah demi pendidikan menuju
kedewasaan iman. Lewat katekese umat bisa menggali pengalaman hidup rohani,
dari pengalaman pribadi ataupun dari pengalaman orang lain. Lewat pengalaman
rohani tersebut mereka dapat belajar merefleksikan dan memaknai apa yang
dialami dalam hidupnya sehari-hari. Sakramen perkawinan akan membentuk dan
mengembangkan iman bagi mereka yang menerimanya dan semakin tergerak
untuk bertanggungjawab bagi dirinya sendiri atau pun bagi pasangannya. Namun,
tidak menutup kemungkinan masalah muncul saat perjalanan membangun
keluarga yang ideal.
Maka katekese diperlukan untuk meminimalisir terjadinya masalah
ataupun salah paham diantara anggota keluarga. Materi yang cocok untuk para
umat di Lingkungan Paulus Gatak adalah tentang kasih, karena dasar dari semua
hal adalah kasih. Untuk keperluan itu penulis menawarkan usulan program

katekese dalam rangka membentuk keluarga katolik yang ideal di Lingkungan
Paulus Gatak Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor, Wonosari, Gunungkidul,
Yogyakarta.

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT

The title of this thesis is THE ROLE OF A MARRIAGE SACRAMENT IN
FORMING AN IDEAL CATHOLIC FAMILY IN PAULUS GATAK SAINT
PETRUS AND PAULUS KELOR PARISH, WONOSARI, GUNUNG
KIDUL, YOGYAKARTA. The title was selected based on the fact that the case
today, the rise of emerging disharmony in the family. This disharmony also

appeared in the Catholic family. This has led to the realization not ideal Catholic
family as aspired by the Church.
Limited knowledge about the sacrament of marriage is also a factor that
affects the realization of the ideal Catholic family. It is not merely a lack of
knowledge of the prospective wedding couples, but also of the catechists who
may lack references to give a lesson when the course of marriage. disharmony
does not show up or at least be minimized if the potential partner who will receive
the sacrament of marriage really prepare, follow and apply what is gained when
the course of marriage.
Sacrament is a real symbol of Christ's relationship with church. Sacrament
of marriage is a tangible manifestation of the love of God to man, be chewed
through the sacrament of marriage make people closer to God because of the
grace of the sacrament of marriage given himself to them. Sacrament of marriage
makes Catholic families have a responsibility to realize the kingdom of God in the
world.
Catechesis is the proclamation of God’s word for the sake of education
toward faith maturity. Through catechesis, people can explore the spiritual life
experience, from personal experience or from the others experience. Through the
spiritual experiences they can learn to reflect on and interpret what is experienced
daily life. Through the spiritual experiences they can learn to reflect on and

interpret what is experienced in everyday life. Sacrament of marriage will shape
and develop the faith to those who receive it and the more motivated to take
responsibility for himself or for his partner. However, some problem might be
appeared in the way they an ideal family.
So catechesis is needed to minimize the occurrence of problems or
misunderstanding between family members. The appropriate materials for the
people in Paulus Gatak is about love. Because the foundation of all things is love.
For this purpose the author offers suggestions and examples catechetical program
implementation in order to establish the ideal Catholic family in Paulus Gatak
Parish of Santo Petrus and Paulus Kelor, Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta.
 

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah bapa karena berkat cintakasih-Nya, penulis
dapat

menyelesaikan

skripsi

yang

berjudul

PERANAN

SAKRAMEN

PERKAWINAN, UNTUK MEMBENTUK KEHIDUPAN KELUARGA
KATOLIK IDEAL, DI LINGKUNGAN PAULUS GATAK PAROKI
SANTO PETRUS DAN PAULUS KELOR, WONOSARI, GUNUNGKIDUL,
YOGYAKARTA. Skripsi ini merupakan bentuk keprihatinan yang dilihat oleh
penulis yang meilihat banyaknya fenomena ketidakharmonisan keluarga dapat
dilihat di lingkungan tempat tinggal ataupun dilihat dari berita-berita di televisi
tidak terkecuali bagi keluarga katolik. Ketidakharmonisan dalam keluarga ini,
dapat juga dipicu oleh pengetahuan yang kurang tentang sakramen perkawinan
yang mereka terima di dalam gereja. Sakramen perkawinan yang mereka terima
memiliki konsekuensi yang tidak mudah, jika dipahami sakramen perkawinan ini
berperan dalam pembentukan keluarga katolik yang ideal, tentunya tanpa muncul
kata-kata ketidakharmonisan dalam keluarga. Selain itu, skripsi ini disusun
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Skripsi ini tersusun berkat kerja sama penulis dengan berbagai pihak. Pada
kesempatan ini penulis memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih
kepada:
1.

Drs. M. Sumarno Ds., S.J., M.A., selaku dosen pembimbing akademik serta
pembimbing utama yang telah meluangkan waktu dan perhatian, memberi
x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

motivasi, arahan dan tantangan, serta dengan sabar membimbing penulisan
skripsi ini hingga selesai.
2.

Bpk. Yoseph Kristianto, SFK, M.Pd., selaku penguji 2 yang senantiasa
memberi dorongan, bimbingan dan perhatian kepada penulis hingga
penulisan skripsi ini selesai.

3.

Bpk. P. Banyu Dewa, HS, S.Ag., M.Si, selaku dosen penguji 3 yang telah
menguji dengan penuh senyum serta memberi dorongan kepada penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini.

4.

Ibu Maria Veronica Endang Hariningsih yang tidak lain adalah ibu saya dan
ketua Lingkungan Paulus Gatak, yang mengijinkan penulis untuk
melaksanakan penelitian di Lingkunga Paulus Gatak sehingga skripsi ini
dapat tersusun lengkap.

5.

Bpk. St. Wahyuntoro dan Fransisca Niken Prasetyowati selaku keluarga yang
memberikan dukungan baik material maupun formal dan semangat agar
penulis dapat menyelesaikan studi.

6.

Cornelia Novi Herawati, yang selalu memberi perhatian dan semangat saat
malas mengerjakan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

7.

Teman-teman mahasiswa angkatan 2009, Antonius Guruh Adi Siaga,
Dominikus Dance dan kakak angkatan Ade Mardiana dan staf dosen dan
karyawan, Mas Robertus Sudiono dan Bapak Patrik Subari yang selalu
mendatangi dan menyemangati lewat canda tawa dan semua pihak yang tidak
dapat saya sebutkan satu persatu yang telah membantu selama penulis
menyelesaikan skripsi ini.
xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI 

HALAMAN JUDUL........................................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN .........................................................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................

iv

HALAMAN MOTTO ......................................................................................

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..........................................................

vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...........................................

vii

ABSTRAK .......................................................................................................

viii

ABSTRACT .......................................................................................................

ix

KATA PENGANTAR .....................................................................................

x

DAFTAR ISI ....................................................................................................

xiii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvii
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xviii
BAB I. PENDAHULUAN ...........................................................................

1

A. Latar Belakang ................................................................................

1

B. Rumusan Masalah ...........................................................................

5

C. Tujuan Penulisan .............................................................................

5

D. Manfaat Penulisan ...........................................................................

6

BAB II. SITUASI UMUM KELUARGA KATOLIK LINGKUNGAN
PAULUS GATAK PAROKI ST. PETRUS DAN PAULUS
KELOR,WONOSARI, GUNUNGKIDUL ......................................

7

A. Situasi Paroki St. Petrus Dan Paulus Kelor ....................................

7

1. Letak Geografis Paroki St. Petrus dan Paulus Kelor ...................

8

2. Situasi Umum Umat Paroki St. Petrus dan Paulus Kelor .............

9

B. Situasi Kehidupan Keluarga Lingkungan Paulus Gatak .................

9

1. Jumlah Umat Keluarga Katolik di Lingkungan
Paulus Gatak ...............................................................................

10

2. Gambaran Kegiatan Menggereja Umat Lingkungan
Paulus Gatak ...............................................................................

11

a. Doa Lingkungan ....................................................................

11

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

b. Tugas Koor............................................................................

12

c. Menghias atau Mendekor gereja ...........................................

12

d. Ziarah ...................................................................................

13

e. Kerja Bakti di Kapel..............................................................

13

f. Tabungan Cinta Kasih ...........................................................

13

g. Pendalaman Iman Lingkungan ..............................................

14

C. Penelitian Peranan Sakramen Perkawinan Untuk Membentuk
Keluarga Katolik Yang Ideal di Lingkungan Paulus Gatak
Paroki santo Petrus dan Paulus Kelor, Wonosari, Gunungkidul ...

14

1. Latar Belakang Penelitian ........................................................

15

2. Metode Penelitian ....................................................................

16

3. Responden Penelitian ..................................................................

16

4. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ..................................

17

5. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................

18

6. Prosedur Pengolahan data ..........................................................

18

7. Variabel Penelitian .....................................................................

18

8. Hasil dan Pembahasan Penelitian Peranan
sakramen Perkawinan untuk Membentuk Kehidupan
Keluarga Katolik Ideal di Lingkungan Paulus Gatak
Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor,
Wonosari, Gunungkidul ..........................................................

19

a. Pemahaman Tentang Sakramen Perkawinan .........................

19

b. Peran Sakramen Perkawinan untuk Membentuk
Keluarga Katolik yang Ideal ...................................................

24

c. Makna dan Konsekuensi Penerimaan Sakramen
Perkawinan Terhadap Keluarga Baru Mereka ......................

28

d. Pemahaman Tentang Hidup Menggereja ..............................

32

e. Faktor Penghambat dan Pendukung untuk Terlibat dalam
Hidup Menggereja..................................................................

35

f. Harapan Terhadap Gereja ......................................................

38

9. Kesimpulan Hasil Penelitian .....................................................

41

a. Pemahaman Tentang Sakramen Perkawinan .........................

41

b. Peran Sakramen Perkawinan untuk Membentuk
Keluarga Katolik yang Ideal .................................................

43

xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

c. Makna dan Konsekuensi Penerimaan Sakramen
Perkawinan Terhadap Keluarga Baru Mereka ......................

44

d. Pemahaman Tentang Hidup Menggereja ..............................

45

e. Faktor Penghambat dan Pendukung untuk Terlibat dalam
Hidup Menggereja .................................................................

46

f. Harapan Terhadap Gereja .......................................................

47

BAB III. SAKRAMEN PERKAWINAN DALAM KELUARGA
KATOLIK YANG IDEAL .............................................................

49

A. Sakramen Perkawinan Dalam Gereja Katolik ............................

49

1. Pengertian Perkawinan .........................................................

50

a. Perkawinan menurut Kitab suci .......................................

50

b. Perkawinan menurut Pandangan Teologis .......................

58

2. Hakikat dan Tujuan Perkawinan............................................

61

a. Hakikat Perkawinan ........................................................

62

b. Sifat-Sifat perkawinan ......................................................

63

c. Tujuan Perkawinan ...........................................................

67

3. Sakramen Perkawinan sebagai cirikhas Perkawinan Gereja
Katolik ..................................................................................

71

a. Pengertian Sakramen Perkawinan ....................................

71

b. Sakramen Perkawinan dalam Gereja Katolik ...................

73

c. Pentingnya Sakramen Perkawinan dalam Gereja Katolik
bagi Calon Keluarga ........................................................

74

B. Pengertian Keluarga Katolik .....................................................

75

1. Pengertian Keluarga pada Umumnya ...................................

76

2. Pengertian Keluarga Kristiani ..............................................

77

C. Peran Sakramen Perkawinan ..................................................

79

1. Peran Sakramen Perkawinan dalam Keluarga Katolik .........

80

2. Peran Sakramen Perkawinan dalam Mewujudkan Keluarga
Katolik yang Ideal ................................................................

82

3. Keluarga Katolik yang Beriman yang Menghayati
Sakramen Perkawinan ..........................................................

84

xv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB IV. USAHA UNTUK MENINGKATKAN PERANAN
SAKRAMEN PERKAWINAN DEMI TERWUJUDNYA
KELUARGA KATOLIK IDEAL DI LINGKUNGAN PAULUS
GATAK, PAROKI SANTO PETRUS PAULUS
KELOR, GUNUNGKIDUL ........................................................

89

A. Latar Belakang Pemilihan Program Katekese .........................

89

B. Alasan Pemilihan Tema ..........................................................

91

C. Penjabaran Usulan Program Katekese ........................................

94

D. Petunjuk Pelaksanaan Program ...............................................

98

E. Contoh Persiapan Katekese .....................................................

98

1.

Identitas Katekese .............................................................

98

2.

Pemikiran Dasar...................................................................

99

3.

Pengembangan Langkah-Langkah .......................................

100

BAB V. PENUTUP ........................................................................................

112

A. Kesimpulan ................................................................................

112

B. Saran ...........................................................................................

114

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

117

LAMPIRAN .....................................................................................................

118

Lampiran 1: Surat izin penelitian ....................................................

(1)

Lampiran 2: Surat Pernyataan penelitian.........................................

(2)

Lampiran 3: Bukti Penelitian Pedoman ..........................................

(3)

Lampiran 4: Pedoman Wawancara .................................................

(7)

Lampiran 5: Pedoman Wawancara ...............................................

(8)

Lampiran 6: Rangkuman Hasil Wawancara .................................

(9)

Lampiran 7: Rangkuman Hasil Wawancara ................................. (12)
Lampiran 8: Kuisioner .................................................................. (14)
Lampiran 9: Kumpulan Lagu-lagu.................................................. (19)

xvi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Variabel penelitian ..........................................................................

19

Tabel 2. Pemahaman Sakramen Perkawinan (N=50) ...................................

20

Tabel 3. Peran sakramen perkawinan untuk membentuk keluarga katolik
yang ideal (N=50) ...........................................................................

24

Tabel 4. Makna dan konsekuensi penerimaan sakramen perkawinan
terhadap keluarga baru mereka (N=50) ..........................................

28

Tabel 5. Pemahaman tentang hidup menggereja (N=50) .............................

32

Table 6. Faktor penghambat dan pendukung untuk terlibat dalam hidup
menggereja (N=50) .........................................................................

35

Tabel 7. Harapan terhadap Gereja (N=50) ...................................................

38

xvii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR SINGKATAN

A. Singkatan Kitab Suci
Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci
Perjanjian Baru: dengan Pengantar dan Catatan Singkat. (Dipersembahkan
kepada Umat Katolik Indonesia oleh Ditjen Bimas Katolik Departemen Agama
Republic Indonesia dalam Rangka PELITA IV). Ende: Arnoldus, 1984/1985, hlm.
8.

B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja
CT

:

Catechesi Tradendae, Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus II
kepada para uskup, klerus dan segenap umat beriman tentang
katekese masa kini, 16 Oktober 1979

GS

:

Gaudium et Spes, Konstitusi Pastoral Konsili Vatikan II tentang
Gereja Dunia Dewasa ini, 7 Desember 1965.

KHK

:

Kitab Hukum Kanonik (Codex luris Canonici), diundangkan oleh
Paus Yohanes Paulus II tanggal 25 Januari 1983.

LG

:

Lumen Gentium, Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II tentang
Gereja, 21 November 1964.

C. Singkatan Lain
Art

:

Artikel

Bdk

:

Bandingkan

Dsb

:

Dan sebagainya
xviii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Hlm

:

Halaman

IPPAK

:

Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

KK

:

Kepala Keluarga

KWI

:

Konferensi Waligereja Indonesia

No

:

Nomor

OMK

:

Orang Muda Katolik

PASUTRI :

Pasangan Suami Istri

SCP

:

Shared Christian Praxis

SD

:

Sekolah Dasar

TK

:

Taman Kanak-Kanak

St

:

Santo

xix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dewasa ini situasi jaman yang begitu rumit, banyak sekali masalahmasalah yang timbul, salah satunya adalah kasus kawin cerai, hal ini terjadi di
banyak kalangan tidak terkecuali umat katolik. Hal ini menjadi sebuah
keprihatinan bagi saya sebagai penulis.Saya mengandaikan perceraian tersebut
seperti halnya akar pohon rapuh yang digunakan sebagai pegangan bagi pohon itu
sendiri. Pohon ini diandaikan sebagai satu keluarga, dan akarnya adalah iman,
iman yang mereka dapat sejak kecil dan dari sakramen-sakramen yang mereka
terima selama mereka hidup termasuk sakramen perkawinan. Banyak keluarga
yang mengakhiri permasalahan dalam keluarganya dengan berpisah atau
bercerai demi kepentingan atau kepuasan pribadi menuruti emosi.Berita-berita
televisi juga banyak menyiarkan tentang pasangan yang harus keluar masuk
ruang sidang karena mengurus perceraiannya.Keharmonisan keluarga yang
dijanjikan saat akan menuju pelaminan dan diimpikan benar-benar hanya tinggal
impian karena masalah yang dihadapi diselesaikan dengan jalan pintas yaitu
lewat perpisahan.
Di dalam agama katolik kita tahu, bahwa seharusnya tidak boleh ada
perceraian. Namun, ada hal yang dikhususkan sehingga pasangan yang sudah
menikah menerima sakramen perkawinan bisa berpisah dengan bebagai
pertimbangan dan faktor-faktor tertentu. Namun kenyataan yang terjadi tidak
demikian, disekitar kita, banyak pasangan katolik yang lebih memilih berpisah

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2

atau pergi ketempat lain dan meninggalkan istri serta anaknya tanpa ada yang
tahu keberadaan salah satu pasangan tersebut. Muncul pertanyaan ketika hal ini
menimpa keluarga katolik, “Apa gunanya kursus persiapan perkawinan selama
ini? Apa pengaruh perjanjian nikah yang diucapkan di depan altar? Jika
kenyataan yang terjadi perkawinan harus diakhiri dengan perpisahan. Apakah
hanya sebagai formalitas saja lalu tidak dipertanggungjawabkan dalam
kehidupan berkeluarga itu sendiri?” pengandaiannya,sakramen perkawinan
hanya digunakan mainan semata, sebagai formalitas demi sahnya suatu
hubungan di dalam gereja, sehingga mereka memiliki hak untuk melakukan dan
memiliki apa yang didapat setelah mendapat sakramen tersebut. Rahmat yang
diberikan saat melangsungkan perkawinan adalah rahmat yang suci, rahmat yang
luar biasa yang tentunya dapat membuat yang menerima memiliki hak istimewa
di dalamnya. Pasangan suami-istri terkadang kurang memahami dan menghayati
arti dan makna sakramen itu sendiri.
Sakramen perkawinan merupakan hal yang penting bagi calon pasangan,
Keluarga yang mereka bangun akan semakin kuat karenasakramen perkawinan
merupakan pondasi janji sehidup semati bagi pasangan tersebut. Menurut E.
Martasudjita, Pr (2003: 357). Melalui sakramen perkawinan, terbentuk dan
berkembanglah sel-sel Gereja atau umat beriman yang paling kecil. Dari
pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa lewat sakramen perkawinan Gereja
akan semakin kaya dan berkembang lewat pasangan-pasangan yang menerima
sakramen perkawinan secara sah. Dari pasangan yang akan membentuk keluarga
baru ini, mereka akan mendapatkan rahmat yang akan membuat mereka semakin
beriman dan mendapat tugas yang kudus. Hal ini didukung oleh pendapat
Yeremias Pito Duan yang menyatakan sebagai berikut:

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3

Berkat sakramen perkawinan, keluarga senantiasa disegarkan lagi dan di
panggil untuk selalu terlibat dalam dialog dengan Tuhan melalui
sakramen, persembahan hidup dan doa. Sakramen perkawinan menjadi
sumber khusus dan sarana pengudusan bagi pasangan suami-istri dan
keluarga kristen, yang telah dimulai dalam pembabtisan. Melalui wafat
dan kebangkitan Kristus, cinta suami-istri disucikan dan dikuduskan,
cinta yang mampu dan berdaya-guna menyembuhkan, menyempurnakan,
serta mendatangkan rahmat (Pito Duan, 2003:48).

Pasangan suami-istri yang baru menerima sakramen perkawinan
mempunyai tugas baru untuk mewartakan Kerajaan Allah di dunia, dengan cara
aktif untuk ikut terlibat dalam kegiatan menggereja, berdialog dengan Tuhan
lewat doa dan melayani sesama. Yesus Kristus yang wafat demi menebus dosa
manusia, dan bangkit sesuai janji Allah, hal ini merupakan wujud nyata cinta
kasih Allah kepada umatnya, dan cinta yang dirasakan oleh pasangan suami istri
merupakancinta kasih Allah yang nyata yang turun untuk semua manusia lewat
orang lain dan cara masing-masing. Secara kongkret, perkawinan menjadi
sakramental jika pasangan suami istri sanggup menerima sakramen atau kalau
mereka telah dipermandikan. Bagi pasangan yang telah dibabtis, ketika mereka
saling meberikan consensus atau perjanjian, maka perkawinan mereka menjadi
sah sekaligus sakramen. Sesebaliknya, apabila salah seorang dari pasangan yang
tidak dibabtis, perkawianan tersebut bukan perkawinan sakramental (Konigsmann,
1989:25).
Tidak semata-mata melimpahkan tugas dan menyalahkan katekis di
paroki namun terkadang katekis di parokikurang menguasai bahkan tidak paham
materi yang diberikan saat kursus persiapan perkawinan, karena kurangnya
pengalaman, belajar dan dukungan dari pihak Gereja. Hanya menyuruh dan
tidak memberi apapun itu yang terkadang dikeluhkan para katekisdilapangan,

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4

tidak mudah memang namun disisi lain kita juga memaklumi sulitnya tenaga
pastoral untuk mengeyam tugas sebagai katekis yang mengajar dan
mempersiapkan pasangan keluarga untuk menuju perkawinan kudus di Gereja.
Hal ini yang membuat penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut
tentang perkawinan katolik terkhusus untuk persiapan calon keluarga katolik
saat mempersiapakan semua sebelum menuju pemberkatan kudus di gereja.
Perkawinan dapat dikatakan sebagai persekutuan hidup antara seoang pria dan
seorang wanita, atas dasar ikatan cinta kasih yang total, dengan persetujuan bebas
dari keduanya yang tidak dapat ditarik kembali dengan tujuan, kelangsungan
bangsa, perkembangan pribadi, kesejahteraan keluarga (Purwa Hadiwardoyo,
1990: 16). Apakah pernyataan diatas masih dipegang teguh oleh suami dan istri di
saat mereka menghadapi masalah? Awal perkawinan tentu indah, menyenangkan
dan serba berdua, sangat tidak menutup kemungkinan masalah muncul saat
mereka membahas masalah ekonomi, kerja, orang tua, bahkan anak yang belum
lahir pun akan memicu sebuah permasalahan. Di mana peran Gereja sebagai
tempat mereka memulai membangun pondasi rumah tangga lewat kursus
perkawinan? Pertanyaan demi pertanyaan muncul maka oleh sebab itu sangatlah
penting penghayatan perkawinan dengan rencana yang sedemikian matang untuk
semua pasangan laki-laki dan perempuan yang akan membangun sebuah bahtera
rumah tangga. Bertitik tolak dari hal-hal diatas maka penulis akan membahas
lebih lanjut hal ini dalam skripsi yang berjudulPERANAN SAKRAMEN
PERKAWINAN, UNTUK MEMBENTUK KEHIDUPAN KELUARGA
KATOLIK YANG IDEAL, DI LINGKUNGAN PAULUS GATAK PAROKI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5

SANTO PETRUS DAN PAULUS KELOR, WONOSARI, GUNUNGKIDUL,
YOGYAKARTA.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas masalah penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah keluarga-keluarga katolik di Lingkungan Paulus Gatak cukup
memahami makna sakramen perkawinan?
2. Apa peranan sakramen perkawinan terhadap kehidupan berkeluarga demi
terwujudnya keluarga katolik yang ideal?
3. Apa saja usaha yang akan dilakukan umat Lingkungan Paulus Gatak, untuk
menghayati maknasakramen perkawinan dalam membangun keluarga yang
ideal?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penelitian dari rumusan masalah diatas adalah :
1. Untuk mengetahui apakah keluarga-keluarga katolik di Lingkungan Paulus
Gatak cukup memahami makna sakramen perkawinan.
2. Untuk mengetahui peranan sakramen perkawinan terhadap kehidupan
berkeluarga untuk mewujudkan keluarga katolik yang ideal.
3. Untuk mengetahui usaha apa saja yang akan dilakukan oleh keluarga-keluarga
katolik dalam menghayati makna dan konsekuensisakramen perkawinan.
4. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan
Agama Katolik

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6

D. Manfaat Penulisan
Penelitian ini diharapkan akan memberikan pengetahuan mengenai peranan
sakramenperkawinan untuk membentuk kehidupan keluarga yang ideal. Adapun
harapan tersebut antara lain sebagai berikut :
1.

Menambah pengetahuan dan wawasan tentang sakramen perkawinan itu sendiri.

2.

Memberikan gambaran pentingnya sakramen pernikahan bagi calon pasutri.

3.

Mendalami dan mendapatkan wawasan yang lebih luas dari pada sebelumnya
agar semakin tahu tentang sakramen perkawinan.

4.

Mengembangkan diri dengan setia dan tekun dalam menanggapi panggilan
hidup beriman sebagai suami-istri sesuai yang tertulis di dalam Kitab Suci.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7

BAB II
SITUASI UMUM KELUARGA KATOLIK LINGKUNGAN PAULUS
GATAK PAROKI ST. PETRUS DAN PAULUS KELOR, WONOSARI,
GUNUNGKIDUL

Gereja yang kokoh memiliki pondasi keluarga-keluarga kecil di
dalamnya. Hal ini tentunya sama bagi Gereja yang ada di Paroki Santo Petrus
dan Paulus Kelor. Keluarga merupakan hal penting bagi Gereja, karena lewat
keluarga Gereja semakin berkembanglewat kesadaran setiap anggota keluarga
untuk ikut ambil bagian dalam kegiatan menggereja yang dilaksanakan oleh
Paroki. Faktor yang mempengarui keterlibatan umat di paroki tentunya
tergantung situasi umat di Wilayah tersebut. Beraneka ragam situasi umat di
Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor ini karena paroki ini terdiri dari 8
Wilayah, tentunya banyak perbedaan situasi umatnya.

A. Situasi Paroki St. Petrus Dan Paulus Kelor
Menurut Tim Penyusun Buku Lustrum 1 (2011: 23),Paroki Kelor
merupakan paroki desa yang berlindung pada santo Petrus dan Paulus.
Kehidupan umat dan dinamikanya sangat diwarnai oleh keadaan alam dan sosial
masyarakat pedesaan. Situasi alam pedesaan yang masih kental dan melekat di
dalam masyarakat tentunya berpengaruh terhadap kehidupan mereka sehari-hari
baik di wilayah maupun di Gereja. Semangat kegotong-royongan dan kentalnya
budaya jawa menjadi warna yang khas dari Paroki Kelor. Dalam banyak
kesempatan mereka tidak melupakan saling menyapa dan saling membantu

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8

bahkan tanpa dimintai bantuan sebelumnya. Hal ini mereka lakukan secara
cuma-cuma dalam artian tidak mengharap imbalan dari orang yang telah
ditolong, hal ini mereka lakukan karena mereka masih menjadi warga desa yang
alami, yang menjunjung tinggi kebersamaan.

1. Letak Geografis Paroki St. Petrus dan Paulus Kelor
Menurut Buku Lustrum 1 Paroki Kelor, umat Paroki Kelor tersebar di
empat Kecamatan, yaitu Kecamatan Karangmojo, Ponjong, Ngawen, dan Semin.
Pusat Paroki berada di desa Kelor, kecamatan Karangmojo ± 7 km dari
Wonosari ke arah timur. Data statistik tahun 2011, jumlah umat ada 2.714 jiwa.
Jumlah tersebut tersebar di 8 wilayah yaitu Wilayah Kelor, Wilayah Jaranmati,
Wilayah Ngawen, Wilayah Sambeng, Wilayah Semin, Wilayah Wonosari
Jurangjero, Wilayah Candirejo. Letak geografis bisa dibilang cukup strategis
karena berada di jalur ramai yang menghubungkan Wonosari ke Semin, Klaten,
Sukoharjo, Solo, Manyaran dan Wonogiri. Jarak dari pusat Paroki ke Wilayahwilayah dan Lingkungan-lingkungan bervariasi, secara geografis Lingkungan
Paulus Gatak berada di sebelah timur paroki ± 3Km dari pusat Paroki Kelor.
Jarak yang relatif dekat membuat mudah dalam aktifitas menggereja yang
dilaksanakan di paroki. Wilayah Wonosari Jurangjero, merupakan Wilayah yang
paling jauh dari pusat Paroki, hal ini menjadi sedikit kendala untuk mengikuti
kegiatan di paroki, karena alasan jarak, medan dan waktu yang harus ditempuh,
meskipun demikian ada beberapa umat yang tetap aktif ikut ambil bagian
kegiatan gereja yang dilaksanakan di paroki (Tim Penyusun Buku Lustrum 1,
2011: 23).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9

2. Situasi Umum Umat Paroki St. Petrus dan Paulus Kelor
Paroki St. Petrus dan Paulus Kelor ditetapkan sebagai paroki, pada
tanggal 2 Agustus 2006. Semula Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor
merupakan bagian dari Paroki St. Petrus Kanisius Wonosari. Rintisan untuk
menjadi paroki sebenarnya sudah dimulai sejak 1 Januari 1998, ketika Stasi
Kelor ditetapkan sebagai Paroki Administratif. Paroki Kelor berada di desa
Kelor, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul. Umat Paroki Kelor
adalah umat pedesaan, sebagian besar dari umat bekerja sebagai petani,
selebihnya bekerja sebagai pegawai negeri, guru, pedakang atau pengusaha.
Dengan banyak latar belakang pekerjaan, mereka adalah umat yang senantiasa
ikut serta aktif ambil bagian dalam tugas menggereja, mereka ikut ambil bagian
saat tugas-tugas yang dilimpahkan kepada lingkungan. Dari tugas-tugas itu,
mereka semakin tahu tentang liturgi, dan pewartaan di dalam Gereja. Dilihat
dari segi ekonomi umat di Paroki Kelor termasuk golongan menengah ke bawah.
Hanya beberapa keluarga yang bisa dibilang termasuk berekonomi menengah ke
atas. Umat masih menjunjung tinggi nilai-nilai kegotongroyongan dan
kebersamaan sebagai mana umumnya orang hidup di pedesaan. Jika ada
keluarga atau kepentingan sosial yang membutuhkan tenaga, masyarakat sekitar
dengan iklas hati melakukan bantuan bahkan tanpa ada komando untuk
melakukan bantuan(Tim Penyusun Buku Lustrum 1, 2011: 24)

B. Situasi Kehidupan Keluarga Lingkungan Paulus Gatak
Keluarga Lingkungan Paulus Gatak merupakan bagian dari umat di
Paroki Kelor dan masyarakat di kecamatan Karangmojo, setiap keluarga

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10

memiliki anggota bervariasi, masing masing anggota keluarga juga memiliki
matapencaharian yang bervariasi, mayoritas keluarga-keluarga katolik di
Lingkungan Paulus Gatak bekerja sebagai petani,selebihnya ada yang bekerja
sebagai guru, wiraswata, buruh pabrik dan pekerja serabutan. Kehidupan
ekonomi bisa dibilang seimbang ada yang berekonomi menengah ke atas dan
ada yang menengah kebawah. Keadaan ekonomi masyarakat yang berbeda-beda
tidak mempengarui kegiatan sosial di masyarakat, sebagai contoh, bila ada kerja
bakti di desa maupun di Paroki mereka saling bahu membahu dan tidak
membedakan status ekonomi mereka, karena pada dasarnya tujuan mereka sama
yaitu untuk saling membantu.Dalam hal yang berhubungan dengan iman,
mereka juga tidak saling membedakan, misalnya saat ada doa lingkungan
mereka yang hadir mendapat porsi yang sama untuk saling mengutarakan
pendapat, dan mereka menyimpulkan juga secara bersama-sama. Tentunya
kehidupan orang desa sangat terasa dikarenakan tidak ada sekat yang dirasakan
mengganggu[Lampiran 3: (3)].

1. Jumlah Umat Keluarga Katolik di Lingkungan Paulus Gatak
Menurut hasil wawancara dengan ketua Lingkungan Paulus Gatak, umat
di Lingkungan Paulus Gatak berjumlah 70 orang dengan 25 kepala keluarga.
Jumlah tersebut adalah jumlah umat yang tinggal menetap di Lingkungan Paulus
Gatak. Menurut ketua lingkungan Paulus Gatak sebenarnya umat di Lingkungan
ini lebih dari 70 orang, beberapa diantaranya merantau keluar kota untuk bekerja
namun masih dianggap sebagai anggota umat katolik Lingkungan Paulus Gatak
yang tidak aktif.Dari jumlah tersebut terdapat 25 laki-laki, perempuan 25, dan
16 masih bersekolah SD, TK,dan balita [Lampiran 6: (9)].

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11

2. Gambaran Kegiatan Menggereja Umat Lingkungan Paulus Gatak
Paguyuban umat di Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor semakin
berkembang hal ini terbukti dari tugas liturgi yang diberikan kepada
Lingkungan, baik yang ditugaskan Wilayah maupun Paroki berjalan lancar.
Umat lingkungan Paulus Gatak merupakan bagian dari umat Paroki Kelor,
tentunya juga ikut ambil bagian dari tugas-tugas menggereja. Sebelumnya umat
Lingkungan Gatak hanya mendapat tugas di Wilayah, mereka hanya bertugas di
kapel. Namun sekarang baik di Wilayah dan Paroki semua umat mendapat
kesempatan yang sama untuk ikut ambil bagian bertugas di Paroki.

a. Doa Lingkungan
Umat Lingkungan Paulus Gatak menyadari bahwa kegiatan mereka
banyak, namun mereka masih menyempatkan untuk melaksanakan doa
Lingkungan. Doa Lingkungan ini berlangsung setiap Jumat malam Sabtu pukul
19.00, dilaksanakan secara bergantian dari rumah ke rumah. Dari sekian umat
katolik yang ada, yang hadir dalam setiap doa tidak selalu sama kadang banyak
kadang sedikit. Rata-rata dalam setiap doa lingkungan yang hadir ±30-35 orang.
Dari jumlah umat yang hadir hanya 2-3 OMK yang hadir ikut doa Lingkungan
tersebut. Ketua Lingkungan Paulus Gatak menyadari bahwa OMK merasa
terlalu jauh jarak umurnya sehingga kalaupun datang OMK hanya sering diam
dan sekedar mengikuti saja.Doa Lingkungan dilaksanakan secara terjadwal,
dengan pembagian petugas yang sudah ditentukan [Lampiran 6 :(10)].

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12

b. Tugas Koor
Menurut ketua Lingkungan Paulus Gatak Lingkungan Paulus Gatak
memiliki potensi dalam hal tarik suara, hal ini memudahkan umat di Lingkungan
Paulus Gatak untuk melaksanakan tugas koor di Wilayah pada hari Sabtu ke 2
atau ke 4 maupun tugas koor di Paroki pada hari Minggu. Sebelum hari tugas
tiba, umat lingkungan Paulus Gatak melakukan latian, dan latian itu
dilaksanakan seminggu sebelum bertugas latian rutin setiap hari, kecuali malam
sabtu karena malam sabtu digunakan untuk doa Lingkungan. Umat yang ikut
ambil bagian dalam tugas koor tidak begitu banyak, umat mengatakan minder
karena suaranya tidak begitu bagus. Dalam setiap tugas koor umat yang ikut
ambil bagian ±25 orang, kebanyakan yang tugas adalah bapak dan ibu,
sedangkan muda-mudi katolik di Lingkungan ini hanya 4 orang yang sering ikut
ambil bagian dalam tugas koor [Lampiran 6: (10)].

c. Menghias atau Mendekor gereja
Dalam waktu tertentu Lingkungan Paulus Gatak juga mendapat tugas
untuk menghias gereja. Natal tahun 2013, Lingkungan Paulus Gatak mendapat
tugas untuk mendekor kapel. Bila mendapat tugas untuk menghias atau
mendekor gereja, ketua Lingkungan menghubungi OMK di Lingkungan untuk
mengerjakannya. Namun, para bapak dan ibu tetap turut ikut membantu. Hal ini
merupakan upaya untuk melibatkan OMK lingkungan agar ikut aktif dalam
tugas yang diberikan kepada Lingkungan. Umat yang ikut dalam menghias atau
mendekor gereja ini ±7 orang [Lampiran 6: (10)].

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13

d. Ziarah
Kegiatan ziarah dilaksanakan setiap setahun sekali, saat bulan rosario.
Hal ini disepakati dan diikuti oleh semua anggota umat Lingkungan Paulus
Gatak, dengan mengadakan ziarah ini mereka juga semakin mengenal satu
dengan yang lain, pada tahun ini umat Lingkungan Paulus Gatak ziarah ke Goa
Maria Tritis dan diikuti oleh seluruh anggota Lingkungan Paulus Gatak
[Lampiran 6: (10)].

e. Kerja Bakti di Kapel
Kerja bakti ini merupakan ide dari ketua Lingkungan Paulus Gatak,
beliau menyadari bahwa umat terkadang hanya meresa memiliki tanpa merawat.
Sehingga umat menyapakati diadakannya piket yang bertugas menjaga
kebersihan lingkungan kapel. Hal ini dilaksanakan setiap hari sabtu pagi dan
diikuti oleh ±5 orang secara bergiliran setiap minggunya. Piket rutin yang
dilakukan umat ini mendapat apresiasi dari pihak pengurus wilayah dan paroki.
Lewat pengalaman Lingkungan Paulus Gatak, kemudian Wilayah menganjurkan
kepada semua Lingkungan untuk melakukan hal yang sama [Lampiran 6: (10)].

f. Tabungan Cinta Kasih
Tabungan cinta kasih ini dilakukan oleh ibu-ibu Lingkungan, diikuti oleh
semua ibu-ibu Lingkungan Paulus Gatak, hal ini dilakukan setiap satu bulan
sekali. Setiap kali pertemuan jumlah uang yang disetorkan adalah Rp.
50.000,00. Selain menabung maksud dari adanya kegiatan ini adalah untuk

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14

membantu orang-orang yang kurang mampu dari segi ekonomi. Bunga yang di
dapat dari tabungan ini dikumpulkan dan diberikan kepada keluarga-keluarga
yang kurang mampu [Lampiran 6: (10)].

g. Pendalaman Iman Lingkungan
Dengan resmi berdirinya Paroki Kelor, umat juga semakin merindukan
kehadiran sosok Allah sendiri, karena merasa ingin semakin diperhatikan dalam
kehidupan dan perkembangan iman mereka mengenai Gereja dan Allah. Umat
lingkungan Paulus Gatak memilki harapan agar iman umat semakin
berkembang, lewat kegiatan-kegiatan yang menyangkut iman mereka sebagai
orang katolik. Misalnya dengan kegiatan rekoleksi yang membahas tentang
iman, ataupun lewat doa-doa yang selama ini belum banyak dikenal umat
Lingkungan seperti kharismatik dll. Selain itu diharapkan adanya sapaan kepada
kaum jompo/lansia oleh pastur paroki agar umat merasa dianggap sebagai
anggota paroki Kelor yang membutuhkan perhatian lebih untuk membina iman
lebih lanjut [Lampiran 6: (10-11)].

C. Penelitian Peranan Sakramen Perkawinan Untuk Membentuk Kehidupan
Keluarga Katolik Yang Ideal Di Lingkungan Paulus Gatak, Paroki Santo
Petrus Dan Paulus Kelor, Wonosari, Gunungkidul
Perkawinan merupakan keinginan dari Allah sendiri, karena lewat
perkawinan manusia dapat disempurnakan. Sakramen perkawinan merupakan
hal yang sakral, karena sakramen ini diberikan langsung oleh Allah

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15

sendiri.Sakramen perkawinan membawa dampak dan konsekuensi bagi mereka
yang menerimanya. Tentunya di banyak hal termasuk lewat anak yang akan
dititipkan Allah kepada pasangan tersebut.Sakramen perkawinan juga berperan
dalam membentuk keluarga katolik yang ideal.

1. Latar Belakang Penelitian
Pisah

ranjang,

ketidakcocokan

yang

membuat

pasangan

sering

bertengkar, komunikasi yang tidak baik merupakan bentuk ketidakharmonisan
keluarga-keluarga yang sudah dibangun sejak awal. Hal-hal diatas mungkin saja
memicu perceraian dan jalan perkawinan yang dipilih tidak lagi harmonis dan
mereka lebih memilih cerai. Jika dilihat dari sudut pandang Gereja, tentunya
Gereja menolak adanya perceraian ini, namun ada beberapa faktor yang dapat
menjadi pertimbangan untuk mengabulkan perceraian tersebut. Perceraian
bertolak belakang dengan apa yang tertulis dalam kutipan Kitab Suci yang
menyatakan “yang telah dipersatukan Allah, hendaknya jangan diceraikan
manusia”, apa yang mereka alami (pasangan suami istri), entah masalah seberat
apapun hendaknya bisa dibicarakan dengan kepala dingin, karena sejak mereka
menerima sakramen perkawinan mereka sudah menjadi satu daging, menjadi
pasangan yang sah. Sakramen perkawinan seakan menjadi hal yang bisa
dimanipulasi, terkadang sakramen perkawinan hanya dijadikan sebagai
formalitas saja supaya sah atau unuk menghindarkan diri dari kata zinah atau
yang lain. Kurangnya pemahaman pasangan untuk sakramen perkawinan ini
sedikit banyak merupakan pengaruh dari pendampingan katekis paroki saat
kursus perkawianan, tidak mudah memang ketika harus mengajarkan hal yang

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16

manusiawi apalagi hal baik untuk calon keluarga baru ini. Terkadang apa yang
dimiliki katekis tidak cukup banyak sehingga pemahaman calon suami istri ini
kurang dalam hal memaknai sakramen perkawinan. Bukan salah katekis
tentunya, namun kita juga menyadari betapa banyaknya orang yang tinggkat
pemahaman mereka berbeda, paroki dan romo parokipun ikut ambil bagian
untuk pelaksanaan pelajaran yang dilakukan saat mempersiapkan perkawinan.
Pengaruh dukungan dari orang-orang yang berkecimpung dalam hal ini juga
besar, keingintahuan dari pasangan juga berpengaruh, namun tidak semua
pasangan memikirkan hal tersebut. Jadi pasangan hanya ikut pelajaran dan
jarang yang menambah materi sendiri atau belajar sendiri untuk mengetahui
lebih jauh soal perkawinan.

2. MetodePenelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metodepenelitian kualitatif,
menggunakan wawancara dan kuesioner. Wawancara diadakan dengan ketua
Lingkungan Paulus Gatak dan 3 keluarga. Data hasil berupa jawaban-jawaban
disusun secara sistematis dan diajukan dalam suatu daftar untuk dijawab
responden. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang benar-benar hanya
memaparkan apa yang terjadi dalam sebuah lapangan atau keadaan tertentu, data
yang diperoleh diklasifikasikan atau dikelompokkan setelah datanya lengkap,
kemudian dibuat kesimpulan.

3. Responden Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan instrumen utama dalam
mengumpulkan data dan menginterpretasikan data dengan dibimbing oleh

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17

pedoman wawancara dan pedoman kuesioner. Dengan mengadakan wawancara,
peneliti dapat memahami makna interaksi sosial, mendalami perasaan dan nilainilai yang tergambar dalam ucapan dan perilaku responden.
Penelitian yang dilakukan penulis ini dilakukan terhadap semua keluarga
katolik yang ada di Lingkungan Paulus Gatak yang berjumalah 25 kepala
keluarga menggunakan kuesioner, dan 5 keluarga yang diwawancarai dalam
artian peneliti menggunakan penelitian populasi. Populasi yang dipakai adalah
keseluruhan obyek penelitian.

4. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Data penelitian ini dikumpulkan melalui 2 cara yaitu kuesioner dan
wawancara. Kuesioner diberikan kepada umat Lingkungan di Paulus Gatak.
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam artian laporan tentang pribadinya
atau hal lain yang ia ketahui (Suharsimi Arikunto, 1997: 128). Wawancara
dilasanakan kepada ketua lingkungan dan beberapa tokoh di Lingkungan Paulus
Gatak. Wawancara adalah sebuah dialog lisan yang dilakukan antara dua orang
atau lebih untuk memperoleh informasi.
Penulis

menggunakan

wawancara

bebas,

pewawancara

bebas

menanyakan apa saja tanpa melupakan data yang ingin diketahui lewat
wawancara ini. Peneliti menggunakan teknik wawancara untuk mendapatkan
jawaban valid dari informan sehingga peneliti harus bertatap muka dan bertanya
langsung dengan informan. Dalam hal ini yang memungkinkan menjadi orang
yang mempunyai informasi/responden adalah umat Lingkungan Paulus Gatak dan
ketua Lingkungan Paulus Gatak.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18

5.

Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dengan kuesioner dilaksanakan pada tanggal 17 Juli 2014

tempat penelitian di Lingkungan Paulus Gatak, Paroki Santo Petrus Paulus
Kelor. Penulis memanfaatkan waktu saat doa rutin lingkungan untuk
memberikuesioner tersebut pada hari Jumat, pukul 19.00. Kemudian para
responden mengisi kuesioner tersebut dan akan diambil penulis.Sedangkan
wawancara dilaksanakan pada tanggal 20 dan 30 Maret. Penulis memanfaatkan
hari Minggu saat mengambil kuesioner di masing-masing rumah responden.

6.

Prosedur Pengolahan data
Dari data-data yang terkumpul selanjutnya penulis akan mengelompokkan

berdasarkan jawaban-jawaban responden, kemudian mendeskripsikan jawabanjawaban dari responden yang memilih jawaban yang disediakan. Dari jawaban
kuesioner yang diberikan pada responden, selanjutnya penulis berusaha untuk
menafsirkan maksud dari jawaban-jawaban responden, men

Dokumen yang terkait

Pengaruh doa Bersama dalam keluarga bagi perkembangan iman remaja di Stasi Yohanes Chrisostomus Pojok Paroki Santo Petrus dan Paulus Klepu.

1 8 141

Pendampingan orang tua terhadap anak dalam mengikuti kegiatan Misdinar di Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor, Wonosari, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

0 2 138

Pengaruh doa Bersama dalam keluarga bagi perkembangan iman remaja di Stasi Yohanes Chrisostomus Pojok Paroki Santo Petrus dan Paulus Klepu

1 9 139

Upaya peningkatan hidup rohani keluarga kristiani di Lingkungan Santo Paulus Maguwoharjo Paroki Marganingsih Yogyakarta melalui katekese keluarga.

0 1 150

Fungsi komunikasi orangtua terhadap pembentukan karakter dan iman anak dalam keluarga Katolik di Paroki Administratif Santo Paulus Pringgolayan Yogyakarta

0 13 160

Peran film video untuk memperlancar proses pembinaan iman kaum muda di wilayah ST. Paulus Sambeng, Paroki St. Petrus dan Paulus Kelor, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta - USD Repository

0 0 183

Penghayatan spiritulaitas perkawinan Katolik oleh keluarga-keluarga Katolik di lingkungan St. Yohanes Paulus Paroki St. antonius Kotabaru Yogyakarta dalam mewujudkan keluarga Katolik yang beriman - USD Repository

0 1 102

Peranan kunjungan keluarga dalam upaya untuk meningkatkan iman keluarga Katolik di Stasi St. Paulus Pringgolayan Paroki St. Yusup Bintaran Yogyakarta - USD Repository

0 0 157

Peranan doa bersama dalam keluarga Katolik bagi pembentukan karakter remaja di Stasi Yohanes Chrisostomus Pojok, Paroki Santo Petrus dan Paulus Klepu, Yogyakarta - USD Repository

0 3 159

Deskripsi kunjungan keluarga oleh suster-suster MASF sebagai anggota tim pastoral keluarga di wilayah Santo Andreas Songgolangit Paroki Santo Paulus kleco Surakarta - USD Repository

0 0 194