Deskripsi kunjungan keluarga oleh suster-suster MASF sebagai anggota tim pastoral keluarga di wilayah Santo Andreas Songgolangit Paroki Santo Paulus kleco Surakarta - USD Repository
DESKRIPSI KUNJUNGAN KELURAGA OLEH SUSTER-SUSTER MASF
SEBAGAI ANGGOTA TIM PASTORAL KELUARGA
DI WILAYAH SANTO ANDREAS SONGGOLANGIT
PAROKI SANTO PAULUSKLECO SURAKARTA
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik
Oleh:
Petronela Helena Balok
NIM: 091124007
PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN
KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan bagi:
Para Suster Misi Adorasi dari Santa Familia Indonesia
Kedua orang tuaku, kakak-kakak dan adikku, para pendidik dan sahabat-
sahabatku yang telah memberikan dukungan moral, spiritual dan finansial.
serta
Keluarga-keluarga Katolik di wilayah Santo Andreas Songgolangit paroki Santo Paulus Kleco yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.
Terima Kasih.
.
v
MOTTO
“Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku
telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu
itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku,
diberikannya kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan
yang lain.” (Yoh. 15:16).
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah
disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya
ilmiah.Yogyakarta, 20 Desember 2013 Penulis, Petronela Helena Balok
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Petronela Helena BalokNIM : 091124007 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, penulis memberikan
wewenang bagi Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah
penulis yang berjudulDESKRIPSI KUNJUNGAN KELUARGA OLEH SUSTER-SUSTER
MASF SEBAGAI ANGGOTA TIM PASTORAL KELUARGA DI
WILAYAH SANTO ANDREAS SONGGOLANGIT PAROKI SANTO
PAULUS KLECO SURAKARTA beserta perangkat yang diperlukan (bila
ada).Dengan demikian penulis memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam
bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalandata,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin maupun
memberikan royalti kepada penulis, selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis. Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya.Yogyakarta, 20 Desember2013 Yang menyatakan Petronela Helena Balok
vii
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “DESKRIPSI KUNJUNGAN KELUARGA OLEH
SUSTER-SUSTER MASF SEBAGAI ANGGOTA TIM PASTORAL
KELUARGA DI WILAYAH SANTO ANDREAS SONGGOLANGGIT
PAROKI SANTO PAULUS KLECO SURAKARTA”. Penulis memilih judul ini
dilatarbelakangi oleh kunjungan yang dilaksanakan suster-suster MASF selama
ini setiap Hari Minggu sore terhadap keluarga-keluarga Katolik. Skripsi ini
bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan kunjungan keluarga yang telah
dilaksanakan.Kunjungan keluarga merupakan salah satu bentuk perhatian antar pribadi
untuk saling memahami pribadi yang satu dengan yang lain sebagai saudara, hadir
untuk saling memberikan perhatian, mendengarkan dan memahami kondisi
keluarga yang dikunjungi menjadi tandasolidaritas sebagai saudara seiman.
Kunjungan yang dilakukan secara sukarela bukan terutama untuk memecahkan
persoalan keluarga yang dikunjungi namun bertujuan untuk membangun
komunikasi dan membina solidaritas dan semangat paguyuban antara sesama
umat beriman yang membawa perubahan-perubahan dalam sikap dan melibatkan
diri dalam hidup menggereja. Segenap kapasitas ini dapat dipenuhi dengan sebuah
pemahaman, keterampilan dan semangat kerjasama yang baik sehingga dapat
meningkatkan mutu kunjungan.Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian
dalam skripsi semua keluarga Katolik sebanyak 121 kepala keluarga. Namun yang
kuesioner yang kembali hanya 84 keluarga. Instrumen yang digunakan ialah
kuesioner, wawancara, dan studi dokumen. Dari hasil uji validitas pada taraf
signifikansi 5%, N 84 keluarga diperoleh sebanyak 68 item yang valid. Sedangkan
hasil uji reliabilitas diperoleh koefisien sebesar 0,926 yang menunjukkan
reliabilitas instrumen penelitian ini sangat tinggi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor rata-rata kunjungan atas
keseluruhan aspek ialah 217,48.Hal ini menunjukkan bahwa kunjungan masuk
dalam kriteria yang baik.Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa kunjungan
yang dilakukan selama ini cukup baik. Faktor yang berpengaruh terhadap hasil
kunjungan ialah tenaga pastoral kurang maksimalnya kunjungan karena
pemahaman tentang kunjungan pastoral keluarga yang terbatas, kurangnya
memiliki keterampilan dan kurangnya semangat rohani dalam melaksanakan
kunjungan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka disarankan perlunya untuk
semakin meningkatkan mutu kunjungan melalui pelatihan sebagai pengembangan
lebih lanjut bagi tenaga pastoral yang ada di Wilayah Santo Andreas Songgolangit
Paroki Santo Paulus Kleco Surakarta.viii
ABSTRACT
The thesis entitled "THE DESCRIPTION FAMILY VISITBY MASF
SISTERS ASPASTORAL TEAM MEMBERS OF AT THE SAINT PAUL
PARISH SONGGOLANGIT KLECO SURAKARTA". The writer chose this
title based on the visit by the Sisters MASF on Sunday afternoonsin Catholic
families. This thesis aims to identify and describe family visits that have been
implemented.Family visit is one form of interpersonal attention to personal
understanding one another as brothers, bybeing present to the family to give each
other attention, listen, and understand the conditions families visited as a sign of
solidarity as brothers and sisters. Family visit carried out voluntarily is not the
only thing in solving family problems found, but rather it aims to build
communication, by fostering solidarity and community spirit. The spirit of this
visit is a means for the members of the faithful to bring changes to attitude, so as
to involve themselves in the church life. All this capacity can be met with an
understanding, skill, and spirit of good cooperation, which in turn can improve the
quality of the visit.This research is descriptive quantitative research. The population used in
this research were all Catholic families as many as 121 heads of families.
However, based on the results of questionnaires collected, only as many as 84
heads of families who returned the questionares. The instruments used were a
questionnaire, interview, and document research. The validity of test results at 5
% significance level, with N 84 families, as were many as 68 valid items. While
the results of test reliability showed the coefficient of 0.926 and thus the reliability
of the instrument was very high.The results showed that the mean score for the overall aspect of the
visitswas 217.48. This suggests that family visits were good in the criteria.
However, the results of the study indicate that the document is done during this
visit is quite good. The factors that influenced the outcome of the visit was that
pastoral workers were not optimal in doing their works, and they lack the skills,
and of spiritual zeal in carrying out the visits. Based on these results, it is
suggested they should further improve the quality of training visits, as a further
development for pastoral workers in the region of Saint Andrew Parish of St. Paul
KlecoSonggolangit Surakarta.ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus yang telah menganugerahkan rahmat-Nya kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini yang berjudul: “DESKRIPSI KUNJUNGAN KELUARGA OLEH SUSTER-SUSTER MASF SEBAGAI ANGGOTA TIM PASTORAL KELUARGA DI WILAYAH SANTO ANDREAS SONGGOLANGIT PAROKI SANTO PAULUS KLECO SURAKARTA”.
Penulisan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolikdan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari cinta kasih, dan bantuan serta dukungan berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah mendampingi, memberi motivasi kepada penulis. Oleh karena itu penulis menyampaikan limpah terima kasih dan penghargaan yang setulusnya kepada:
1. Drs. FX. Heryatno W.W., S.J., M.Ed. selaku Kaprodi IPPAK Universitas Sanata
Dharma yang memberikan dukungan dalam seluruh proses penyelesaian skripsi ini.
2. F.X. Dapiyanta, SFK, M.Pd, selaku dosen pembimbing utama sekaligus sebagai
dosen pembimbing akademik yang telah memberikan perhatian dan pendampingan kepada penulis selama menjalani proses pendidikan di kampusIPPAK sampai selesainya skripsi ini, yang meluangkan waktu, pikiran dan tenaga dalam membimbing penulis dengan penuh kesabaran, dan memberikan masukan x dan kritikan, yang selalu memberikan peneguhan sehingga penulis lebih termotivasi dalam menuangkan gagasan-gagasan dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini.
3. Dr. B. Agus Rukiyanto, SJ selaku dosen penguji II yang dalam kebersamaan
selalu meluangkan waktu, memberi sapaan dan memberi semangat kepada penulis selama menjalani proses pendidikan di kampus IPPAK hingga selesainya penulisan skripsi ini.4. Drs.L.Bambang Hendarto.,Y. M.Hum. selaku dosen penguji III yang telah berkenan mendampingi dan menguji skripsi ini.
5. Segenap staf dosen prodi IPPAK, Karyawan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang dengan kerelaan hati dan penuh kesabaran telah mendidik dan membimbing penulis selama menempuh proses pendidikan sampai selesainya penulisan skripsi ini.
6. Para Sahabat mahasiswa, khususnya angkatan 2009 yang turut berperan dalam
memberipeneguhan, memberi dukungan, bantuan, kritik serta saran yang membangun sehingga penulis semakin termotivasi dalam menjalani pendidikan dan setia dalam menanggapi panggilan Tuhan.
7. Kedua orang tuaku tercinta dan segenap keluarga besarku yang dengan penuh
kasih selalu mendoakan, mendukung, memotivasi, mengingatkan dan membantu penulis selama ini.
8. Para sahabat karibku, Sr. Retty, Sr. Sisil, Sr. Vianey, Sr. Siska, Deslita,
Essy,Candra, Ella, Mery, Dance, Ade, Corry, Willin, Tuti, Sr. Henderina, Maria, Ibu Andri yang dengan cara masing-masing telah membantu baik secara moral, xi
material, maupun spiritual selama penulis menempuh pendidikan di prodi IPPAK-
USD Yogyakarta.
Para suster komunitas Dawung, komunitas Gentan, semua anggota MASF
9. Indonesiadan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telahturut mendoakan, mendukung, memperhatikan, memotivasi dan mengingatkan
penulis selama ini.Semoga kasih karunia dan berkat Tuhan selalu berlimpah untuk kita semua.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak keterbatasan
dan kekurangan sehingga masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi
perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga karya tulis ini dapat
bermanfaat bagi setiap pihak yang berkepentingan, khususnya bagi tenaga pastoral di Wilayah Santo Andreas Songgolangit Paroki Santo Paulus Kleco Surakarta.Yogyakarta, 20 Desember 2013 Penulis, Petronela Helena Balok xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH
A. Singkatan Kitab Suci Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Alkitab Deuterokanonika, Lembaga Biblika Indonesia, 2008.
B. Singkatan Dokumen ResmiGereja
GS : Gaudium et Spes, Dokumen Konsili Vatikan II, Gereja dalam
Dunia Modernpada tanggal 7 Desember 1965.
FC : Familiaris Consortio, Amanat Apostolik Paus Yohanes Paulus II
tentang Keluarga Kristiani Dalam Dunia Modern pada tanggal 16 November 1993.C. Singkatan Lain Art : Artikel Ay : Ayat BKSN : Bulan Kitab Suci Nasional Bdk : Bandingkan Dkk : Dan kawan-kawan
Gbr : Gambar KWI : KonferensiWaligereja Indonesia.
KV II : Konsili Vatikan II KS : Kitab Suci KK : Kepala Keluarga Konst : Konstitusi LP : Lembaga Permasyarakatan
MSF : Missionarii a Sacra Familia (para Misionaris Keluarga Kudus)
MASF : Misi Adorasi Santa Familia ( Para suster Keluarga Kudus) No : Nomor PKK : Pemberdayaan dan Kesejahteran Keluarga RW : Rukun Warga RT : Rukun Tetangga St. : Santo Th : TahunBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kongregasi Suster-suster Misi dan Adorasi dari Santa Familia (MASF) adalah
kongregasi religius tingkat keuskupan. Kongregasi Misi dan Adorasi dari Santa
Familia didirikan oleh Pater Antonius Maria Trampe, MSF. Kongregasi ini didirikan
untuk menanggapi tanda-tanda zaman khususnya keprihatinan karya misi yang terjadi
di Kalimantan Timur, yang pada waktu itu dilayani oleh para Pastor Kongregasi MSF.
Veuger (1997: 13), mengungkapkan bahwa para pastor MSF mengalami
ketidakmampuan atau ketidakberdayaan dalam memaksimalkan pelayanan terhadap
perkembangan Gereja di tanah misi. Banyak anak dan remaja yang tidak mendapatkan
pendidikan formal maupun non-formal yang layak. Banyak ibu yang meninggal waktu
melahirkan, juga bayi karena tidak mendapatkan pertolongan medis yang memadai.
Kehidupan keluarga-keluarga muda kurang mampu berkembang menjadi keluarga
Kristiani sejati karena kurang pembinaan dan pendampingan, sehingga iman tidak
dapat tumbuh dan berkembang dengan semestinya.Selain itu dalam kunjungannya ke Indonesia, khususnya di Kalimantan Timur,
Pater Trampe juga melihat dan mengalami betapa sulit para Misionaris MSF melayani
umat yang terpencar. Minimnya tenaga pastoral keluarga, sarana transportasi, dan
medan karya yang luas dan sulit dijangkau, menyebabkan mereka mendesak
Provinsial MSF untuk mengirimkan suster-suster ke tanah misi di Kalimantan Timur.
Panggilan dan perutusan Suster-suster MASF sebagai Kongregasi Misioner,
Panggilan dan perutusan menandakan kepekaan para Suster MASF terhadap dambaan
umat akan kesatuan dan persaudaraan, memberikan kesaksian iman akan Kristus
dengan sungguh; bahwa Allah sungguh hadir di tengah keluarga dan sungguh
mengasihi umatNya Konst., (2008: no.13).Dokumen Familiaris Consortio (1981: art.17) memuat bahwa keluarga
menemukan dalam rencana Allah pencipta dan penebus tidak hanya melalui jati
dirinya, yakni hakikat keluarga, akan tetapi juga tugas perutusannya, yakni apa yang
dapat dan harus dilakukannya. Oleh karenanya, setiap tugas khusus keluarga
merupakan pengungkapan dan perwujudan konkret dari tugas perutusan untuk
membangun persekutuan pribadi-pribadi, melayani kehidupan, berperan-serta dalam
pengembangan masyarakat, dan mengambil bagian dalam hidup dan perutusan Gereja.
Perutusan Gereja melalui keluarga-keluarga Katolik mempunyai peranan
penting dalam pertumbuhan Gereja semesta. Dalam setiap keluarga Katolik tampak
nilai-nilai Injili, seperti: persaudaraan, cinta kasih, pengampunan, ketulusan,
kekudusan, rela berkorban, dan lain-lain.Konsti., (2008: no.14), memuat pengertian bahwa dengan dialog, para Suster
MASF melaksanakan pelayanan kepada sesama dan menerima mereka. Ini hanya
terlaksana apabila kehadiran para suster melalui kunjungan membawa dampak bagi
keluarga-keluarga Katolik, yakni mereka dipenuhi oleh cinta kasih, terlibat bersama
demi dunia yang lebih baik, maupun terlibat dalam pewartaan Kabar Gembira yang
nyata. Dengan demikian, perutusan para suster MASF mencakup segalanya, baik Injil
yang dihayati maupun yang diwartakan.Sebagai Kongregasi Misioner, para suster dipanggil secara istimewa terlibat
sungguh bahwa Allah sungguh mengasihi manusia. Para suster diutus oleh Allah sama
seperti Yesus untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin,
memberitakan pembebasan kepada tawanan, membuka penglihatan bagi orang buta,
dan membebaskan orang-orang tertindas (Konst., 2008: no. 12).Tugas perutusan para suster MASF sebagai Kongregasi Misioner dalam
rangka memberi kesaksian iman dan mewartakan Kerajaan Allah tidak hanya berhenti
di Kalimantan Timur, tetapi juga sampai di Pulau Jawa, khususnya di Solo, Jawa
Tengah.Kongregasi MASF masuk Kota Solo pada tahun 1970, tepatnya di Wilayah
Songgolangit Paroki Santo Paulus Kleco Surakarta. Keberadaan Kongregasi dalam
bentuk sebuah komunitas yakni komunitas Gentan merupakan bagian dari Wilayah
St. Andreas Songgolangit. Komunitas ini berada di tengah-tengah masyarakat yang
heterogen dan dikelilingi perumahan-perumahan yang sangat padat. Bertambahnya
perumahan di wilayah ini membawa dampak positif, yakni bertambahnya jumlah umat
Katolik, namun di samping itu, memunculkan sikap individualisme yang sangat tinggi
dengan sesama.Berada di tengah-tengah masyarakat yang heterogen, memberi pengaruh bagi
kehidupan umat di Wilayah St. Andreas Songgolangit. Pengaruh yang tampak tidak
hanya dalam profesi dan tingkat sosial, tetapi dalam aspirasi hidup dan keyakinan
beragama. Banyak keluarga Katolik mulai dikenal di masyarakat dan kemudian
membentuk paguyuban, sehingga muncul keluarga-keluarga Katolik yang mau
bergabung dalam paguyuban di wilayah dan di lingkungan.Selain itu, kehidupan ekonomi keluarga-keluarga Katolik pun semakin
banyaknya tanggung jawab yang harus dipenuhi oleh keluarga, seperti: biaya
pendidikan anak, kebutuhan rumah tangga, dan lain-lain, sehingga membuat banyak
keluarga yang bekerja sampai malam bahkan sampai larut malam.Tuntutan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dalam keluarga-keluarga
Katolik sangat mempengaruhi kehidupan rohani, di mana sebagian keluarga mulai
kurang terlibat aktif dalam kegiatan di paroki maupun di lingkungan. Tidak dipungkiri
bahwa banyak anggota keluarga mengalami kesulitan kumpul bersama untuk makan
malam, rekreasi, dan doa malam bersama.Sebagian keluarga Katolik yang terbiasa melakukan kehidupan rohani, mulai
perlahan-lahan meninggalkan kebiasaannya, seperti: doa bersama sebelum dan
sesudah makan, membaca Kitab suci, dan doa sebelum tidur. Tidak hanya itu,
keterlibatan keluarga dalam kegiatan di paroki maupun di lingkungan sudah mulai
berkurang. Fakta menguatkan bahwa perkembangan kehidupan rohani mereka mulai
menurun dan kurang diperhatikan, khususnya ketika doa dan misa di lingkungan yang
hadir hanya sekitar 20-35 orang. Hal ini karena mereka tidak memiliki waktu luang
atau sibuk dengan tugas pribadi. Kesaksian iman keluarga perlahan-perlahan
cenderung mulai memudar, misalnya banyak keluarga takut membuat tanda salib saat
makan di restoran dan takut untuk mencantumkan nama baptis.Sebagai makhluk sosial, hidup keberimanan orang Katolik tidak lepas dari
sebuah komunitas bermasyarakat. Hubungan erat antara keluarga-keluarga Katolik
dan masyarakat sangat terbuka. Banyak keluarga Katolik yang terlibat dalam
kegiatan-kegiatan kemasyarakatan. Berdasarkan pengalaman penulis selama tinggal di
Solo, ada kesan bahwa keluarga-keluarga Katolik sangat disegani dalam masyarakat.
bergaul, dan memiliki tanggung jawab dalam menjalankan tugas. Hal tersebut
membuat sebagian dari umat Katolik dipercaya untuk memegang jabatan, seperti:
camat, RT, RW, bendahara, dan berbagai tanggung jawab yang menentukan dalam
masyarakat. Serangkaian pujian dan padatnya tugas pengabdian kepada masyarakat
yang diterima, membuat keluarga-keluarga Katolik cenderung mengabaikan
tanggungjawabnya sebagai umat beriman dalam mengikuti kegiatan-kegiatan gerejawi
di paroki maupun di lingkungan.Selain itu, perkembangan zaman yang serba instan turut mempengaruhi
perkembangan iman keluarga-keluarga Katolik dalam menghayati nilai-nilai dasar
kekatolikannya. Hal ini menjadi tantangan bagi Gereja untuk selalu setia
mengembangkan hidup beriman keluarga-keluarga Katolik. Bagaimana Gereja
mampu membangun dirinya lewat kegiatan-kegiatan pastoral serta membina dan
mengembangkan iman umatnya.Permasalahan yang dihadapi keluarga-keluarga Katolik baik dalam kehidupan
ekonomi, kehidupan doa, kehidupan bermasyarakat, maupun tantangan dalam hidup
menggereja membuat para suster MASF tergerak untuk melakukan berbagai kegiatan
atau pendekatan pastoral. Pendekatan yang dilakukan para suster MASF, khususnya
umat di Wilayah Santo Andreas Songgolagit melalui berbagai kegiatan untuk
membantu pengembangan iman keluarga-keluarga Katolik, seperti: pendalaman Kitab
Suci, doa Rosario, meditasi Kristiani, Adorasi, melibatkan umat dalam kegiatan-
kegiatan yang diadakan di susteran, menyediakan tempat untuk kegiatan lingkungan,
kunjungan orang sakit, mengirim komuni kepada orang sakit, serta kegiatan yang
dilakukan untuk mendampingi keluarga Katolik, khususnya kunjungan yang terencana
Dasar kunjungan keluarga terletak pada hakikat Gereja sebagai paguyuban
dalam persaudaraan umat beriman. Kunjungan keluarga sebagai suatu karya kerasulan
Gereja, yang dilakukan oleh tim pastoral keluarga dari paroki dengan melibatkan
beberapa pihak maupun golongan tertentu. Kunjungan hendaknya memberi perhatian
dan berbagi kasih dengan keluarga-keluarga Katolik, menciptakan persaudaraan antar-
umat, dan menjadi pemerhati bagi perkembangan Gereja setempat dan lingkungannya.
Kunjungan keluarga pada hakikatnya merupakan kesediaan untuk memahami
dan melibatkan diri pada situasi orang lain. Oleh karena itu, yang diharapkan dari
kunjungan keluarga tidak hanya untuk menasihati dan memecahkan masalah yang
dihadapi oleh keluarga-keluarga yang dikunjungi, akan tetapi memberi perhatiaan dan
membina persaudaraan umat beriman sehingga terciptalah sikap terbuka untuk
memperhatikan keadaan orang lain.Hal senada diungkapkan oleh Budyapranata (1994: 20), bahwa kunjungan
baik bersifat formal maupun bersifat non-formal pada dasarnya baik, sejauh itu untuk
kebaikan umat atau demi pembangunan umat. Kunjungan bertujuan untuk
membangun dialog yang terbuka, mendengarkan dengan sikap rendah hati, dan
memahami keluarga-keluarga yang dikunjungi. Dalam setiap kunjungan keluarga,
setiap tenaga pastoral keluarga berusaha mengajak dan membantu keluarga-keluarga
Katolik untuk menyadari tanggung jawab dan peranan mereka sebagai umat beriman
Katolik.Kunjungan keluarga merupakan salah satu hal mendasar untuk membangun
Gereja sebagai paguyuban dalam iman dan cinta kasih Kristus. Kunjungan keluarga
adalah pertemuan antar-pribadi, maka kunjungan bukan hanya sekedar datang pada
harus dijalankan, melainkan sebuah perjumpaan yang menguatkan, sapaan yang tulus
sehingga menjadi tanda solidaritas, dan kesediaan kita untuk menjadi saudara bagi
yang lain (Luk 1: 39-45).Kunjungan keluarga merupakan suatu bentuk kegiatan pastoral yang
diselenggarakan oleh paroki dalam usaha mengembangkan kehidupan iman keluarga-
keluarga Katolik. Dalam Gereja, para pelaksana reksa pastoral keluarga adalah uskup
yang memberi tugas kepada pastor paroki sebagai Gembala umat yang bekerja sama
dengan biarawan/biarawati, para profesional seperti ahli hukum Gereja, psikolog,
bidan dan pasangan suami istri yang hidup keluarganya cukup baik, yang peduli pada
pastoral keluarga untuk mengemban tanggung jawab utama atas reksa pastoral
keluarga.Selain keterlibatan para pelaksana, hal yang juga penting dan yang perlu
diperhatikan adalah perencanaan dan persiapan yang matang, baik itu persiapan
jangka pendek maupun persiapan jangka panjang dengan membuat perencanaan yang
konkret. Harapannya, persiapan dan perencanaan tersebut sesuai dengan kebutuhan
umat sehingga membantu umat Allah mengembangkan imannya yang lebih dalam dan
konsisten untuk selanjutnya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.Perencanaan yang matang juga merupakan suatu strategi yang efektif bagi
para Suster MASF. Dalam kunjungan kepada keluarga-keluarga Katolik sebagai hasil
kerjasama dengan tim pastoral keluarga lainnya, para suster mengagendakan sasaran
serta jadwal kunjungan pada setiap Hari Minggu sore secara rutin. Selain itu,
kunjungan yang dilakukan bersifat individu maupun komunal. Metode yang
digunakan dalam kunjungan adalah sharing, wawancara, dan tanya jawab. Waktu
Keluarga-keluarga Katolik merupakan Gereja mini sebagai dasar
perkembangan iman dalam diri setiap umat beriman. Tujuan pokok dari kunjungan
keluarga yang dilakukan oleh salah satu tenaga pastoral keluarga paroki, yakni para
suster MASF adalah tercapainya kesejahteraan dan berkembangnya iman dalam
keluarga-keluarga Katolik serta terciptanya komunikasi timbal-balik antar- anggota
keluarga.Kehadiran para suster mendapat respon yang sangat positif dari keluarga-
keluarga yang dikunjungi, di mana setiap keluarga mempunyai harapan-harapan ingin
dikunjungi, didengarkan dan mendapat peneguhan iman. Hal ini tampak dalam
keterbukaan mereka untuk menceritakan permasalahan-permasalahan yang sedang
mereka hadapi, tetapi ada keluarga yang kurang terbuka dengan masalah yang
sedang dihadapi.Figur seorang suster yang terbuka untuk mendengarkan, dianggap mempunyai
pengetahuan tentang agama yang lebih daripada awam, sehingga keluarga-keluarga
Katolik mengharapkan adanya sikap bersahabat dan siap sedia untuk membantu
mereka mengembangkan kehidupan imannya. Selain itu, mereka mengharapkan
adanya kunjungan berkelanjutan dari para suster yang dapat menolong mereka untuk
kembali bangkit dalam penghayatan iman, sehingga tumbuh kesadaran akan tanggung
jawab mereka sebagai orang Katolik yang menyadari tugas perutusan mereka sebagai
keluarga Katolik sejati.Sikap memperhatikan dan menciptakan semangat kekeluargaan yang
dibangun antara para suster dan keluarga Katolik yang dikunjungi adalah suatu upaya
dalam mengembangkan kehidupan iman yang sejati. Oleh karenanya, dibutuhkan
seperti orang Samaria yang baik hati, yang digambarkan dalam Injil (Luk. 10: 25-37),
bahwa suasana yang terjadi dalam kunjungan keluarga adalah bertemu dengan orang
lain dalam segala keberadaanya, mendengarkan dengan penuh kasih, serta mencoba
memahami persoalan kehidupan mereka.Namun seiring berjalannya waktu, muncul kendala yakni kurangnya
pengetahuan dan pemahaman yang luas tentang dasar pastoral kunjungan keluarga itu
sendiri. Hal ini menuntut para suster harus belajar memiliki sikap sebagai seorang
pengunjung yang kreatif dan sekaligus sebagai seorang Gembala yang baik.Para suster yang kurang memahami tentang dunia keluarga dengan segala
permasalahan yang mereka hadapi, menimbulkan kesan bahwa kunjungan yang
dilakukan oleh para suster kurang menjawab kebutuhan keluarga-keluarga Katolik.
Meskipun, para suster mengadakan kunjungan keluarga secara rutin, namun mereka
tidak mempunyai perencanaan program yang tetap dan jelas. Selain itu, banyaknya
para suster yang masih studi, juga tugas karya lainnya sehingga kurangnya tenaga dari
para suster untuk mengadakan kunjungan keluarga.Hal ini memunculkan kesan bahwa para suster kurang menjiwai spiritualitas
Kongregasi sebagai Religius MASF, yang seharusnya lebih memberi perhatian kepada
keluarga-keluarga Kristiani melalui kunjungan keluarga. Dengan adanya kendala yang
terjadi dalam diri para suster, diharapkan mereka memiliki pengetahuan dan wawasan
pemikiran yang luas, diberi pembekalan pengetahuan dan keterampilan, serta
persiapan yang matang untuk menghadapi tantangan dan kesulitan dalam melakukan
pastoral kunjungan keluarga. Selain itu, para suster juga memiliki program kunjungan
yang jelas dan memiliki motivasi yang tulus serta kesediaan berkorban untuk
Menurut Budyaranata (1994: 30-33), kunjungan keluarga pada hakikatnya
merupakan kesediaan setiap individu untuk saling memahami dan melibatkan diri
dengan situasi orang lain. Karena dalam kunjungan keluarga, kita hadir untuk saling
memperhatikan, mendengarkan sharing maupun ungkapan hati orang yang dikunjungi,
memahami kondisi keluarga yang dikunjungi, dan membangun suasana dialog yang
terbuka dan membahagiakan satu sama lain.Rutinitas kunjungan keluarga setiap Minggu yang dilakukan secara personal
maupun komunal mempunyai tujuan yang jelas, yakni untuk meningkatkan sikap
solidaritas di antara keluarga-keluarga Katolik dengan tenaga pastoral keluarga.
Kunjungan keluarga yang rutin tersebut diharapkan dapat mengetahui situasi setiap
keluarga Katolik, baik secara langsung maupun tidak langsung mengenai harapan-
harapan mereka akan perkembangan Gereja. Dengan demikian, terciptalah sebuah
komunikasi yang jujur, terbuka, saling menerima, saling memperhatikan, saling
mengampuni dan persaudaraan sejati, dan saling mendoakan.Kunjungan keluarga yang terencana dengan matang dari para tenaga pastoral
keluarga, yakni para suster MASF sangat membantu penghayatan iman keluarga, agar
keluarga-keluarga Katolik semakin tampak sebagai tanda kehadiran Allah di dunia.
Maka, penulis tertarik untuk memilih judul skr ipsi ini “DESKRIPSI KUNJUNGANKELUARGA OLEH SUSTER-SUTER MASF SEBAGAI ANGGOTA TIM
PASTORAL KELUARGA DI WILAYAH SANTO ANDREAS
SONGGOLANGIT PAROKI SANTO PAULUS KLECO SURAKARTA.”B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dengan berbagai permasalahan, maka identifikasi permasalahan dalam skripsi ini, sebagai berikut:
1. Kehidupan umat yang berada di tengah masyarakat yang heterogen, sehingga
banyak umat mulai kurang memperhatikan perkembangan iman.
2. Seberapa penting kunjungan dalam Gereja dan peran tenaga pastoral keluarga
dalam kunjungan keluarga?
3. Bagaimana konteks keluarga-keluarga yang ada di Wilayah St. Andreas
Songgolangit?
4. Keluarga-keluarga Katolik kurang menyadari tugas perutusannya sebagai anggota
umat Allah.
5. Perkembangan teknologi yang pesat menuntut setiap keluarga untuk bekerja keras
dalam memenuhi kebutuhan keluarga.
6. Sebagian keluarga-keluarga Katolik sibuk kerja untuk memenuhi kebutuhan
keluarga, sehingga kurang terlibat dalam kegiatan di paroki maupun di lingkungan.
7. Sikap hidup yang semakin individual memunculnya sikap kurang peduli dengan
keluarga lain dan kurang terlibat aktif dalam mengembangkan Gereja baik secara lokal maupun universal.
8. Kesulitan keluarga-keluarga Katolik untuk meningkatkan iman mereka melalui
kegiatan bersama dalam keluarga misalnya doa bersama, membaca Kitab Suci dan doa bersama sebelum dan sesudah
9. Banyak umat yang terlibat dalam hidup bermasyarakat, sehingga lupa dengan
10. Kurangnya perhatian tim pastoral keluarga bagi keluarga-keluarga Katolik,
sehingga banyak keluarga mengalami kebingungan mencari jalan keluar permasalahan yang mereka hadapi.
11. Sejauh mana kunjungan yang dilakukan oleh para suster membawa dampak bagi
perkembangan hidup beriman keluarga-keluarga Katolik?
12. Kurangnya pembekalan tentang pastoral, belum memiliki program kunjungan
keluarga yang jelas dan tepat, serta kesibukan studi dan tugas karya pribadi para suster MASF.13. Kurangnya penghayatan spiritualitas kongregasi dari beberapa suster MASF dalam hal kunjungan keluarga.
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, penulisan skripsi ini
dibatasi pada “Deskripsi Kunjungan Keluarga Para Suster MASF sebagai anggota tim
pastoral di Wilayah St. Andreas Songgolangit, Paroki Santo Paulus Kleco, Surakarta”.Pembatasan masalah ini dimaksudkan agar penulisan dapat lebih terfokus dan
mendalam.D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, masalah dalam skripsi ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana kunjungan keluarga yang dilakukan oleh suster-suster MASF sebagai
anggota tim pastoral di Wilayah St. Andreas Songgolanggit?E. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan skripsi ini untuk:
1. Mendeskripsikan kunjungan keluarga yang dilakukan oleh Suster-suster MASF sebagai anggota tim pastoral keluarga.
F. Manfaat Penulisan
Dari penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Keluarga-keluarga Katolik di lingkungan Songgolangit dalam berperan aktif
mengikuti kegiatan paroki dan lingkungan.
2. Sebagai evaluasi bagi tenaga pastoral keluarga supaya semakin menambah
wawasan, baik dari segi pengetahuan, keterampilan maupun spiritualitas dalam mengadakan kunjungan keluarga.3. Sebagai masukan bagi dewan para suster MASF Indonesia.
4. Untuk penulis: sebagai calon katekis penelitian ini sebagai sarana pengaplikasian
ilmu yang diperoleh di IPPAK dan menghayati tugas perutusan sebagai seorang pelaku Sabda.G. Metode Penulisan
Metode penulisan yang akan digunakan adalah deskriptif analisis. Deskripsi
artinya menguraikan masalah yang ada berdasarkan deferensi kepustakaan. Selain
kepustakaan penulis mengumpul data terkait dengan masalah yang ada dan
selanjutnya dianalisis.H. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam skripsi ini, dibagi menjadi lima bagian, yakni
bagian pertama bab I, bagian kedua bab II, bagian ketiga bab III, bagian keempat bab
IV, dan bagian kelima bab V yang dilengkapi dengan uraian sebagai berikut:
1. Bab I Pendahuluan
Bab I ini memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
2. Bab II Kajian Pustaka
Bab II ini memuat tinjauan pustaka terhadap penelitian yang relevan dan
kajian teori pastoral, pastoral keluarga, kunjungan keluarga, dan kunjungan keluarga
menurut Spiritualitas Kongregasi MASF.