Upaya meningkatkan peranan orang tua sebagai pendidik iman anak melalui katekese di Stasi Santo Mikael Poncowati Paroki Santa Lidwina Bandar Jaya Lampung Tengah - USD Repository
UPAYA MENINGKATKAN PERANAN ORANG TUA SEBAGAI PENDIDIK
IMAN ANAK MELALUI KATEKESE DI STASI SANTO MIKAEL
PONCOWATI PAROKI SANTA LIDWINA BANDAR JAYA
LAMPUNG TENGAH
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Oleh :
Yohanes Ari Subandono 071124004
PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN
KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada kedua orang tuaku (Paulus Subono/Bernadeta Lego Indriyati), istri (Yohana), kakak (Iin), adik (Andri), dan seluruh umat di stasi
Santo Mikael Poncowati paroki St. Lidwina Bandar Jaya Lampung Tengah yang telah memberi dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
Bukan masalah lingkungan yang baik atau buruk, tetapi sejauh mana kita dapat menimba ilmu yang baik dari lingkungan tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul
“UPAYA MENINGKATKAN PERANAN ORANG
TUA SEBAGAI PENDIDIK IMAN ANAK MELALUI KATEKESE DI STASI
SANTO MIKAEL PONCOWATI PAROKI SANTA LIDWINA BANDAR
JAYA LAMPUNG TENGAH”. Penulis memilih judul ini berdasarkan keprihatinan
yang penulis lihat sehubungan dengan pelaksanaan pendidikan iman anak di stasi Poncowati, paroki St. Lidwina, Bandar Jaya, Lampung Tengah. Pada kenyataannya, peranan orang tua dalam pendidikan iman anak belum terlaksana dengan baik. Para orang tua masih sering mengabaikan dan kurang memberikan prioritas bagi pendidikan iman anak karena harus memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Banyak orang tua yang merasa telah cukup memberikan pendidikan iman anak hanya melalui pendidikan formal di sekolah dan pendidikan iman yang didapatkan dari Gereja.
Penulis tertarik untuk menulis skripsi ini supaya dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada orang tua dan sekaligus memberikan semangat kepada orang tua untuk dapat meningkatkan peranannya sebagai pendidik iman anak. Peran orang tua dalam pendidikan iman anak perlu terus ditingkatkan agar anak semakin bertumbuh dan berkembang imannya menuju arah kedewasaan.
Skripsi ini membahas tentang persoalan bagaimana cara menggerakkan orang tua Katolik di stasi Poncowati supaya lebih dapat meningkatkan perannya sebagai pendidik iman anak. Untuk menjawab persoalan ini maka penulis mengadakan studi pustaka serta penelitian di lapangan. Studi pustaka yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui pandangan Gereja tentang tugas dan tanggung jawab orang tua dalam pendidikan iman anak. Sedangkan penelitian di lapangan dilakukan untuk mengetahui sejauh mana peran orang tua sebagai pendidik iman anak telah dilaksanakan di stasi Poncowati.
Skripsi ini menawarkan pendalaman iman khusus orang tua untuk membantu para orang tua dalam meningkatkan perannya sebagai pendidik iman anak yang pertama dan utama. Dengan diadakannya pendalaman iman khusus orang tua tersebut diharapkan akan dapat membantu para orang saling memperkaya pengalaman dalam mendidik iman anak. Melalui pendalaman iman khusus orang tua tersebut, penulis memberikan sumbangan pemikiran yang bertujuan untuk membantu para orang tua agar semakin menyadari akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik iman anak yang pertama dan utama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
This small thesis entitled " EFFORTS TO INCREASE THE ROLE OF
PARENTS AS EDUCATORS OF CHILDREN ’S FAITH THROUGH
CATECHESIS IN SAINT MICHAEL PONCOWATI DISTRICT SAINT
LIDWINA PARISH BANDAR JAYA CENTRAL LAMPUNG " . The author
chose this title based on the concern of the author about the implementation of children’s faith education in Poncowati district, Saint Lidwina Parish. In fact, the role of parents in children’s faith education has not done well so far. The parents still have concern and do not give enough prior ity to children’s faith because they must fulfill their family’s basic need. Many parents think thast it is enough to educate children’s faith trough formal education in school and the Church. The author interested in writing this paper in order to contribute ideas to the parents and give encouragement so that they are able to increase their role as educators of children’s faith. The role of parents needs to be increased so that children faith can grow and develop in the direction of maturity.
This small thesis discusses the issue on how to encourage the Catholic parents in Poncowati district so that they can enhance more in their role as educators of children’s faith. To answer this question, the author conducted a literature review and research in the field. Literature study conducted aimed to determine the views of the Church, the duties and responsibilities of parents in the education of children’s faith. Meanwhile, research in the field was conducted to determine the extent of the role of parents as chil dren’s faith educator in Poncowati’s district. This small thesis offers a method which can deepen parent’s faith in order to improve their role as the primary children’s faith educators. By deepening parent’s faith, it is expected that parents can enrich their experience in educating children’s faith. Through deepening parent’s faith, the author give significant contribution to help parents to be more aware of their duties and responsibilities as faith educators, first and foremost a child.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, sebab hanya karena kasih- Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul UPAYA MENINGKATKAN PERANAN ORANG TUA SEBAGAI PENDIDIK IMAN ANAK MELALUI KATEKESE KELUARGA DI STASI PONCOWATI PAROKI SANTA LIDWINA BANDAR JAYA LAMPUNG TENGAH. selama proses penulisan dan penyusunan karya tulis ini, penulis merasakan rahmat kasih dan kebaikan Allah melalui uluran tangan banyak pihak, terutama dari: 1.
Drs. FX. Heryatno Wono Wulung., SJ., M.Ed. selaku Kaprodi IPPAK Universitas Sanata Dharma sekaligus dosen pembimbing utama yang selalu mendampingi, membantu, membimbing dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. YH. Bintang Nusantara, SFK. M.Hum selaku dosen penguji yang telah mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. P. Banyu Dewa HS, S.Ag, M.Si selaku dosen penguji yang telah berkenan membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
4. Segenap staf dosen dan karyawan Prodi IPPAK (Pak Bari, Pak Wid, Mbak Wulan, Mas Diono, Pak Bambang ndut, dll) Universitas Sanata Dharma yang secara tidak langsung selalu memberikan dorongan kepada penulis.
5. Keluarga tercinta: bapak, ibu, istri, kakak, adik yang selalu memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv MOTTO .............................................................................................................. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................... vii ABSTRAK .......................................................................................................... viii ABSTRACT ........................................................................................................ ix KATA PENGANTAR ........................................................................................ x DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii DAFTAR SINGKATAN .................................................................................... xvii BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................................
1 A.
1 Latar Belakang ..............................................................................................
B.
4 Rumusan Masalah .........................................................................................
C.
4 Tujuan Penulisan ...........................................................................................
D.
5 Manfaat Penulisan .........................................................................................
E.
6 Metode Penulisan ..........................................................................................
F.
6 Sistematikan Penulisan .................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Dasar-dasar tugas dan tanggung jawab orang tua sebagai pendidik iman anak ....................................................................
10 a.
10 Dasar Biblis .......................................................................................
b.
11 Dasar Dokumen Gereja .....................................................................
2.
12 Orang Tua Katolik...................................................................................
3.
12 Keluarga Kristiani ...................................................................................
4.
14 Hak dan Kewajiban sebagai Orang Tua Katolik .....................................
B.
15 PENDIDIKAN IMAN ANAK ......................................................................
1.
15 Pengertian Pendidikan Iman ...................................................................
a.
15 Pendidikan.......................................................................................
b.
17 Iman ................................................................................................
c.
18 Pendidikan Iman Anak ....................................................................
2.
19 Dasar-dasar Pendidikan Iman Anak ........................................................
3.
20 Tujuan Pendidikan Iman Anak ...............................................................
4.
22 Bentuk-bentuk Pendidikan Iman Anak ...................................................
5.
26 Urgensi Pendidikan Iman Anak ..............................................................
C. PERANAN ORANG TUA KATOLIK DALAM PENDIDIKAN IMAN ANAK ...............................................................................................
27 1.
28 Orang Tua sebagai Teladan .....................................................................
2.
29 Orang Tua sebagai Pendidik ...................................................................
3.
30 Orang Tua sebagai Saksi Iman ................................................................
BAB III. PERANAN ORANG TUA KATOLIK DI STASI SANTO
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.
32 Sejarah Paroki St. Lidwina ......................................................................
2.
34 Batas-batas Geografis Paroki St. Lidwina Bandar Jaya ..........................
3. Situasi Umum Lingkungan dan Umat Paroki St. Lidwina Bandar Jaya .............................................................................................
35 B.
36 GAMBARAN UMUM STASI SANTO MIKAEL PONCOWATI..............
1.
36 Situasi umum Lingkungan dan Umat Stasi St. Mikael Poncowati .........
2.
37 Perkembangan Umat Stasi St. Mikael Poncowati ...................................
a.
37 Perkembangan Jumlah Umat Stasi Poncowati ..................................
b.
38 Kegiatan umat Stasi Poncowati .........................................................
c.
39 Keprihatinan-keprihatinan Umat Stasi Poncowati ............................
C. PENELITIAN PERANAN ORANG TUA SEBAGAI PENDIDIK IMAN ANAK ...............................................................................................
40 1.
40 Latar Belakang Penelitian .......................................................................
2.
42 Tujuan Penelitian ....................................................................................
3.
43 Jenis Penelitian ........................................................................................
4.
43 Instrumen Pengumpulan Data .................................................................
5.
44 Responden Penelitian ..............................................................................
6.
45 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian ............................................
7.
45 Variabel Penelitian ..................................................................................
D.
46 LAPORAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN.........................
1.
46 Kuesioner Tertutup..................................................................................
2.
69 Wawancara ..............................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV. USAHA MENINGKATKAN KESADARAN ORANG TUA SEBAGAI PENDIDIK IMAN ANAK YANG UTAMA MELALUI KATEKESE MODEL SHARED CHRITIAN PRAXIS ..................................
79 A.
79 Katekese Model Shared Christian Praxis .....................................................
1.
79 Pengertian Katekese ................................................................................
2.
80 Tujuan Katekese ......................................................................................
3.
82 Shared Christian Praxis ..........................................................................
a.
82 Shared ...............................................................................................
b.
82 Christian ............................................................................................
c.
83 Praxis ................................................................................................
4.
83 Langkah-langkah katekese model Shared Christian Praxis ....................
B.
Program Pelaksanaan dalam Rangka Peningkatan Kesadaran Orang Tua akan Perannya dalam Pendidikan Iman Anak ...............................................
85 1.
85 Latar Belakang Penyusunan Program Katekese Keluarga ......................
2.
86 Usulan Tema ...........................................................................................
3.
88 Gambaran Pelaksanaan Program.............................................................
C.
89 Penjabaran Program ......................................................................................
D.
91 Contoh Persiapan Katekese Keluarga ...........................................................
BAB V. PENUTUP ............................................................................................. 103 A. Kesimpulan ................................................................................................... 103 B. Saran .............................................................................................................. 105 Daftar Pustaka ..................................................................................................... 107 LAMPIRAN ........................................................................................................ 109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2 : Surat untuk Melaksanakan Penelitian di Stasi Santo Mikael Poncowati ....................................................................................... (2)
Lampiran 3 : Contoh Hasil Penelitian ................................................................. (3) Lampiran 4 : Pertanyaan Wawancara ................................................................. (9) Lampiran 5 : Transkrip Wawancara .................................................................... (10) Lampiran 6 : Cergam “Aku Sibuk” ..................................................................... (14)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR SINGKATAN A. Singkatan Kitab Suci
Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru: dengan Pengantar dan Catatan Singkat.
Dipersembahkan kepada umat Katolik oleh Dirjen Bimas Katolik Departemen Agama Republik Indonesia dalam rangka PELITA IV. Ende: Arnoldus, 1984/1985, h. 8.
B.
Singkatan Lain Art : Artikel CT : Catechesi Tradendae DKV : Dokumen Konsili Vatikan DV : Dei Verbum FC : Familiaris Consortio GE : Gravissimum Educationis GS : Gaudium et Spes Kan : Kanon KGK : Katekismus Gereja Katolik KHK : Kitab Hukum Kanonik KK : Kepala Keluarga KWI : Konferensi Wali Gereja Indonesia LG : Lumen Gentium
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PKKI : Pertemuan Kateketik antar Keuskupan se-Indonesia PNS : Pegawai Negeri Sipil ROT : Responden Orang Tua UU : Undang-undang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepanjang sejarah umat manusia keluarga merupakan tempat yang terpenting
dalam peranannya di kehidupan manusia. Banyak pengalaman membuktikan bahwa maju mundurnya maupun baik buruknya suatu kehidupan masyarakat sangat ditentukan oleh baik buruknya moral kehidupan dalam keluarga. Keluarga yang dimaksud di sini adalah anggota yang terdiri dari orang tua dan anak-anak. Di tengah- tengah perkembangan jaman yang semakin pesat ini semakin banyak keluarga yang kurang memiliki intensitas pertemuan yang cukup dalam keluarga dikarenakan kesibukan masing-masing anggota keluarganya. Orang tua yang menjadi pemeran utama untuk membina kelangsungan relasi antara orang tua dan anak sering kali terlalu sibuk dengan pekerjaannya demi mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Tidak sedikit pula orang tua yang memandang bahwa hanya dengan memenuhi kebutuhan materiil maka tanggung jawab sebagai orang tua sudah terpenuhi sehingga pemenuhan materi keluarga menjadi tujuan utama para orang tua.
Tidak sedikit pula para orang tua menganggap bahwa kebutuhan bagi pembinaan iman anak sudah tercukupi melalui pendidikan di sekolah dan Gereja. Sikap orang tua yang demikian bisa membawa akibat buruk bagi kehidupan iman anak. Anak-anak mungkin tidak lagi meminati hal-hal yang bersifat religius tetapi beralih ke hal-hal anak akan selalu melihat dan bercermin kepada orang tua baik yang dikatakan maupun yang dilakukan oleh orang tua. Sebagai akibatnya anak mudah dipengaruhi oleh lingkungan yang tidak sehat. Bila pendidikan anak dari dasar kurang diperhatikan dengan baik, dasar-dasar pokok yang seharusnya mereka pegang atau mereka kuasai sebagai orang Kristen tidak mereka dapatkan dari keluarga.
Stasi Poncowati merupakan Stasi yang terletak di Lampung Tengah di bawah Paroki Santa Lidwina. Mata pencaharian umat berbagai macam, di antaranya pegawai negeri, wiraswasta, buruh dan petani. Jika dilihat dari segi kuantitasnya, kepala keluarga yang ada di Stasi Poncowati hingga tahun 2010 berjumlah 105 kepala keluarga yang terdiri dari 78 keluarga sudah dibabtis dan 27 keluarga perkawinan campur maupun perkawinan beda Gereja. Situasi umum keluarga pada zaman ini tidak menutup kemungkinan juga terjadi dalam keluarga-keluarga di Stasi Poncowati di mana peran orang tua sebagai pendidik iman anak kurang dihayati dan dilaksanakan sepenuhnya oleh para orang tua karena kesibukan pekerjaan maupun pola pikir bahwa pendidikan iman anak sudah cukup didapatkan dari sekolah dan Gereja. Kurangnya pendidikan iman dalam keluarga ini memberi dampak negatif bagi pertumbuhan dan perkembangan iman anak. Banyak di antara anak-anak ketika mereka sudah bertumbuh menjadi remaja maupun dewasa kurang dapat memahami dan menghayati iman mereka sehingga mereka mudah terseret oleh pengaruh dari luar dan kurang dapat mempertanggungjawabkan imannya yang pada akhirnya dapat dengan mudah meninggalkan imannya. Bedasarkan pengamatan dan kesan pribadi Poncowati belum dapat menjalankan perannya untuk mendidik iman anak di keluarga masing-masing.
Dari latar belakang situasi yang dihadapi tersebut maka penulis tertarik membahas masalah ini dan menuangkannya dalam karya tulis, sekaligus menjadi latar belakang penulisan ini. Orang tua adalah pendidik pertama dan utama bagi anak- anaknya. Tugas suami-istri dan keluarga adalah melayani kehidupan, baik kehidupan material maupun spiritual. Dewasa ini orang tua Kristen ditantang untuk lebih peka lagi memperhatikan pembinaan iman anak dalam semua aspek hidup agar anak tetap yakin dan percaya serta mampu merasakan kehadiran Tuhan dalam hidup sehari-hari.
Dalam Kitab Hukum Kanonik (KHK), ditegaskan betapa penting peranan orang tua Kristiani dalam pendidikan iman anak melebihi semua orang lain berkewajiban untuk mendidik anak-anak mereka dalam iman dan dalam praktek kehidupan Kristiani baik lewat kata maupun lewat perbuatan mereka.
“Orang tua, karena telah memberi hidup kepada anak-anaknya, terikat kewajiban yang sangat berat dan mempunyai hak untuk mendidik mereka” (KHK, Kan:226). Demikian juga Konsili Vatikan II dengan tegas menyatakan bahwa
“orangtualah yang pertama-tama mempunyai kewajiban dan hak yang pantang diganggu-gugat untuk mendidik anak- anak mereka
” (GE, art. 6). Orang tua tidak dapat begitu saja memberikan tanggungjawabnya dalam mendidik iman anak kepada lembaga pendidikan di sekolah maupun Gereja tanpa memberikan pendidikan awal dari orang tua sendiri. Oleh karena itu sudah menjadi tugas dan perannya bahwa orang tua harus berupaya sebaik mungkin untuk dapat memberikan jaminan pendidikan iman bagi anak-anak mereka sesuai dengan iman Kristiani.
Berdasarkan kenyataan dan latar belakang tersebut maka penulis memilih judul skripsi “UPAYA MENINGKATKAN PERANAN ORANG TUA SEBAGAI PENDIDIK IMAN ANAK MELALUI KATEKESE DI STASI SANTO MIKAEL PONCOWATI PAROKI SANTA LIDWINA BANDAR JAYA LAMPUNG TENGAH
”. Dari judul skripsi ini penulis ingin mengajak orang tua untuk merefleksikan tugasnya sebagai keluarga Kristen dalam hidup berkeluarga serta meningkatkan perannya terutama sebagai pendidik iman anak.
B. Rumusan Masalah
Dari beberapa keprihatinan yang diuraikan dalam latar belakang, maka penulis merumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran orang tua Katolik yang ideal untuk menjalankan perannya sebagai pendidik iman anak?
2. Sejauh mana peran orang tua Katolik di Stasi Poncowati telah melaksanakan peran mereka sebagai pendidik iman untuk anak-anaknya?
3. Bagaimana cara menggerakkan orang tua Katolik di Stasi Poncowati supaya lebih dapat meningkatkan perannya sebagai pendidik iman anak?
C. Tujuan Penulisan
1. Memaparkan tugas dan tanggung jawab orang tua dalam kehidupan berkeluarga.
2. Memaparkan gambaran orang tua Katolik yang ideal terutama dalam peran utama dan pertamanya sebagai pendidik iman anak yang tak tergantikan.
3. Memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka meningkatkan kesadaran orang tua katolik dalam perannya sebagai pendidik iman anak yang pertama dan utama melaui katekese keluarga.
4. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.
D. Manfaat Penulisan
Dengan penulisan ini maka diharapkan adanya suatu hasil yang berdaya guna baik bagi diri sendiri, orang lain maupun masyarakat Gereja.
1. Memberikan sumbangan pemikiran kepada setiap orang tua khususnya orang tua Katolik di Stasi Santo Mikael Poncowati mengenai urgensi tanggung jawab orang tua bagi pemndidik iman anak.
2. Memberikan motivasi kepada orang tua untuk dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai orang tua dalam pendidikan iman anak.
3. Memberikan inspirasi bagi orang tua di Stasi Poncowati untuk dapat semakin meningkatkan peran dan tanggung jawabnya sebagai pendidik iman anak.
E. Metode Penulisan
Dalam tulisan ini penulis menggunakan metode deskriptif analitis di mana penulis akan memberikan gambaran peran orang tua sebagai pendidik iman anak berdasarkan studi kepustakaan beserta gambaran situasi konkret stasi Santo Mikael Poncowati menurut pengamatan serta pengalaman penulis. Berdasarkan studi kepustakaan dan pengamatan penulis maka penulis akan memberikan gambaran mengenai bagaimana meningkatkan peran orang tua Katolik dalam kewajibannya untuk mendidik iman anak.
F. Sistematikan Penulisan
Untuk mengetaui secara garis besar penulisan “Upaya Meningkatkan Peranan Orang Tua sebagai Pendidik Iman Anak Melalui Katekese di Stasi Santo Mikael Poncowati Paroki Santa Lidwina Bandar Jaya Lampung Tengah
”, maka penulis memberikan setematika penulisan sebagai berikut : Bab I menyajikan pendahuluan yang meliputi latar belakang penulisan, rumusan permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan
Bab II akan menyajikan gambaran mengenai tugas dan peran utama orang tua sebagai pendidik iman anak yang tidak tergantikan. Bab ini akan memberikan gambaran mengenai orang tua Katolik di dalam keluarga Kristiani, pendidikan iman anak yang terdiri dari topik-topik: pengertian pendidikan iman, dasar-dasar pendidikan iman anak, tujuan pendidikan iman anak, bentuk-bentuk pendidikan iman anak dan topik yang terakhir urgensi pendidikan iman anak Bab III menyajikan gambaran umum Paroki Santa Lidwina desain penelitian, penelitian sederhana dengan kuisioner dan wawancara mengenai sejauh mana tugas dan tanggung jawab orang tua sebagai pendidik iman anak telah dilaksanakan dalam keluarga, kemudian dilanjutkan dengan laporan dan pembahasan penelitian serta kesimpulan.
Bab IV akan menyajikan tentang pengertian katekese, tujuan katekese, langkah-langkah katekese model Shared Christian Praxis serta latar belakang pemilihan program peningkatan kesadaran orang tua akan perannya dalam pendidikan iman anak melalui katekese keluarga. Kemudian ditutup dengan contoh persiapan katekese khusus orang tua dengan model Shared Christian Praxis.
Bab V menyajikan kesimpulan dan saran yang berisi kesimpulan dari keseluruhan penjabaran tema pokok skripsi. Bab ini kemudian diakhiri dengan beberapa saran dari penulis berkaitan dengan upaya yang hendak dilakukan sehubungan dengan pendidikan iman anak dalam keluarga Kristiani pada masa mendatang.
BAB II
ORANG TUA DALAM KELUARGA KRISTIANI SEBAGAI PENDIDIKIMAN ANAK
Pada bab I, penulis telah mencoba melihat dan menggali permasalahan orangtua yang ada di Stasi Poncowati berkaitan dengan perannya sebagai pendidik iman anak. Setelah menemukan beberapa permasalahan yang berhubungan dengan peranan orang tua Katolik dalam pendidikan iman anak maka penulis merasa bahwa sangatlah penting untuk memberikan pemahaman serta mengingatkan peranan dan tanggung jawab mereka sebagai pendidik iman anak yang utama.
Untuk mengingatkan kembali akan hak dan tanggung jawab orang tua Kristiani, maka dalam bab II ini penulis akan menyajikan hal-hal mendasar pentingnya peran serta hak dan tanggung jawab orang tua bagi pendidikan iman anak berdasarkan apa yang tertulis dalam Kitab Suci, Dokumen Gereja dan pandangan dari para ahli.
Bab II ini terdiri dari tiga bagian yaitu bagian pertama, orang tua Katolik di dalam keluarga Kristiani yang terdiri dari topik-topik: orang tua, hak dan kewajiban sebagai orang tua Kristiani, dan keluarga Kristiani. Bagian pertama ini akan menguraikan tentang siapa orang tua itu, bagaimana hak dan tanggung jawabnya sebagai orang tua Kristiani serta uraian mengenai apa yang dimaksud dengan keluarga Kristiani. Bagian kedua, pendidikan iman anak yang terdiri dari topik-topik: pengertian pendidikan iman, dasar-dasar pendidikan iman anak, tujuan pendidikan iman anak, bentuk-bentuk pendidikan iman anak dan topik yang terakhir urgensi pendidikan iman anak. Pada bagian kedua ini akan diuraikan berdasarkan Kitab Suci, Dokumen Gereja, serta pandangan-pandangan dari para ahli berkaitan dengan setiap topik yang dibahas. Bagian ketiga, peranan orang tua Katolik dalam pendidikan iman anak yang terdiri dari topik-topik: Dasar-dasar tugas dan tanggung jawab orang tua sebagai pendidik iman anak, orang tua sebagai teladan, orang tua sebagai pendidik dan yang terakhir orang tua sebagai saksi iman. Topik yang pertama akan membahas hal-hal yang mendasari tentang bagaimana orang tua memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai pendidik iman berdasarkan apa yang tertulis dalam Kitab Suci (dasar Biblis) serta berdasarkan apa yang tertulis dalam Dokumen Gereja baik dari Dokumen Konsili Vatikan II, Kitab Hukum Kanonik serta dari dokumen Familiaris
Consortio (FC). Topik-topik selanjutnya dalam bagian tiga akan diuraikan
berdasarkan dari Kitab Suci, Dokumen Gereja, serta pandangan dari para ahli yang berkaitan dengan topik yang dibahas.
A. ORANG TUA KATOLIK DI DALAM KELUARGA KRISTIANI
Setiap anggota keluarga Kristiani menjadi penerima sekaligus pula menjadi pewarta Injil. Para orang tua tidak hanya mewartakan Injil kepada anak-anaknya, tetapi serentak juga diinjili oleh mereka (Yeremias, 2003:18).
Peranan keluarga Kristiani dalam karya kerasulan kaum awam sangatlah besar sehingga dapat dikatakan bahwa di masa depan pewartaan kabar gembira akan sangat diperkaya oleh rahmat sakramen perkawinan, maka keluarga Kristiani menerima segala daya dan kekuatan baru untuk mewartakan iman, menguduskan, dan mentransformasikan dunia seturut rencana Allah. Masa depan umat manusia berada di tangan keluarga yang kuat dan tangguh untuk membekali generasi mendatang dengan kehidupan yang lebih manusiawi dan Kristiani. Oleh karena itu, keluarga Kristiani harus lebih dahulu menghayati jati dirinya sebagai persekutuan kasih dan hidup seturut rencana Allah (Yeremias, 2003:18).
1. Dasar-dasar tugas dan tanggung jawab orang tua sebagai pendidik iman anak a.
Dasar Biblis Orang tua merupakan wakil Tuhan di dunia ini untuk mendidik, mendampingi, melindungi serta mengarahkan perkembangan iman anak-anaknya, sehingga hidup iman anak tidak menyimpang dari jalan yang benar sesuai dengan ajaran iman Kristiani. Dalam Kitab Suci pun dikatakan bahwa orang tua hendaknya memberikan pendidikan bagi kaum mudanya, “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun tidak a kan menyimpang” (Amsal
22:6). Selain dari pada pendidikan yang diberikan orang tua bagi anak-anaknya maka nasehat-nasehat diperlukan juga guna mengarahkan iman anak sesuai dengan yang dikatakan Rasul Paulus “Dan kamu, Bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarahmu di dalam hati anak- anakmu, tetapi didiklah di dalam ajaran dan nasehat Tuhan” (Ef 6:4). b.
Dasar Dokumen Gereja Pendidikan yang pertama dan utama bagi anak adalah berasal dari orang tua di dalam keluarga masing-masing. Orang tua adalah yang pertama-tama memiliki hak dan kewajiban yang tidak dapat diganggu-gugat untuk mendidik anak-anak mereka (GE, art. 6). Tugas mendidik anak berakar dalam panggilan utama suami-istri untuk berperanserta dalam karya penciptaan Allah (FC, art. 36). Konsili Vatikan II juga me ngingatkan bahwa “karena orang tua telah menyalurkan kehidupan kepada anak- anak, maka terikat kewajiban amat berat untuk mendidik mereka”.
Hak dan kewajiban orang tua untuk mendidik anak bersifat hakiki karena berkaitan dengan penyaluran hidup manusiawi, asali dan utama karena berkaitan dengan peranserta terhadap orang-orang lain dalam pendidikan dan bersifat tak tergantikan atau tidak dapat diambil alih karena tidak dapat diserahkan sepenuhnya hak dan tanggung jawab orang tua kepada orang lain (FC, art. 36).
Hidup keluarga merupakan panggilan Allah yang khas bagi manusia. Panggilan yang khas tersebut juga ditegaskan dalam Kitab Hukum Kanonik (KHK) kanon 226 “Mereka yang hidup dalam status perkawinan, sesuai dengan panggilan khasnya, terikat kewajiban khusus untuk berusaha membangun umat Allah melalui perkawinan dan keluarga”.
Berdasarkan panggilan yang khas tersebut, maka orang tua wajib membangun keluarganya sebagai umat Allah yakni dengan membina anak-anaknya agar tetap
2. Orang Tua Katolik
Orang tua adalah individu-individu yang merupakan bagian dari anggota keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu kandung yang oleh karena mereka maka terciptalah individu baru yaitu anak. Orang tua dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai “ayah dan ibu kandung.“ (Poerwadarminta, 1987: 688). Orang tua adalah pria dan wanita yang terikat dalam perkawinan dan siap sedia untuk memikul tanggung jawab sebagai ayah dan ibu dari anak-anak yang dilahirkannya (Kartono, 1982 : 27). Orang tua adalah setiap orang yang bertanggung jawab dalam suatu keluarga atau tugas rumah tangga yang dalam kehidupan sehari-hari disebut sebagai bapak dan ibu.” (Nasution:1986 : 1).
Orang tua yang sungguh- sungguh menjalankan tugasnya sebagai pendidik utama dalam keluarga telah menjadi bentara pesan injil Tuhan Yesus yang pertama dan utama. Orang tua dapat menjalankan tugas ini jika ia sendiri mengalami keteraturan hidup dan berdisiplin diri dalam kehidupan hariannya. Dengan cara demikian ia dan sikapnya menjadi acuan bagi anak-anak dalam belajar untuk menjadi pribadi yang dewasa (http://yohanesharing.blogspot.com/2012/09/.html).
3. Keluarga Kristiani
Keluarga adalah tempat pembentukan manusia atau tempat memanusiakan manusia (Budyapranata, 1979:6). Keluarga merupakan suatu tempat di mana setiap pribadi memiliki hak dan tanggung jawab untuk saling menghormati, membantu serta tercipta suasana yang nyaman serta setiap pribadi yang ada di dalam keluarga dapat sungguh-sungguh merasakan sebagai pribadi yang utuh serta merasakan cinta kasih dari setiap anggota keluarga.
Landasan utama dalam hidup keluarga adalah cinta kasih. Dengan adanya cinta kasih maka setiap anggota keluarga akan dapat mengalami keharmonisan dan kerukunan dalam hidup. Dalam hal ini KWI (2011:10) mengatakan:
Keluarga adalah komunitas pertama dan asal mula keberadaan setiap manusia dan merupakan “persekutuan pribadi-pribadi” (Communio Personarum) yang hidupnya berdasarkan dan bersumber pada cinta kasih. Kasih sejati dalam keluarga adalah kasih yang membuahkan kebaikan bagi semua anggota keluarga. Keluarga Kristiani dipanggil untuk menjadi suatu komunitas yang terlibat dalam pewartaan Injil. Sudah selayaknya keluarga Kristiani menjadi tempat di mana
Injil ditaburkan dan diwartakan. Kebersamaan merupakan salah satu ciri utama keluarga yang harus senantiasa dipupuk dengan komunikasi dan waktu bersama.
Berkumpul dalam keluarga dan memberikan waktu untuk bersama merupakan hal yang sangat penting mengingat bahwa keluarga adalah persekutuan pribadi-pribadi.
Hal tersebut menjadi peluang dan kesempatan untuk membangun solidaritas dan sosialitas di antara anggota keluarga. Dengan kebiasaan untuk berkumpul bersama dan saling memberikan perhatian maka akan tercipta suasana yang akrab, saling memahami, dan akan menumbuhkan kasih yang sejati dalam keluarga sehingga akan membuahkan kebaikan bagi semua anggota keluarga terutama bagi perkembangan iman dan kepribadian anak.
Keluarga merupakan suatu tempat bagi pendidikan untuk memperkaya kemanusiaan. Supaya keluarga mampu mencapai kepenuhan hidup dan misinya, diperlukan komunikasi hati penuh kebaikan, kesepakatan suami istri, dan kerja sama orang tua yang tekun dalam pendidikan anak-anak. Kehadiran aktif ayah sangat membantu pembinaan mereka, tetapi juga pengurusan rumah tangga oleh ibu, yang terutama dibutuhkan oleh anak-anak yang masih muda perlu dijamin, tanpa maksud supaya pengembangan peranan sosial wanita yang sewajarnya dikesampingkan (GS. art 52).
4. Hak dan Kewajiban sebagai Orang Tua Katolik
Orang tua adalah partner Allah dalam menciptakan manusia baru yang berarti bahwa setiap laki-laki dan perempuan yang telah dipersatukan oleh Allah terbuka bagi kelahiran seorang anak. Dengan kata lain bahwa Allah telah memanggil mereka untuk secara khusus berperanserta dalam cinta kasih dan kekuasaan-Nya sebagai pencipta dan bapa, melalui kerja sama mereka secara bebas dan bertanggung jawab menyalurkan kurnia kehidupan manusiawi (FC, art. 28). Seperti yang tertulis dalam Injil “sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu” (Mrk, 10:7-8). Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka : "Beranak cuculah dan bertambah banyak penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan
Dalam Dokumen Konsili Vatikan II juga dikemukakan bahwa: “Orangtualah yang pertama-tama mempunyai kewajiban dan hak yang pantang diganggu-gugat untuk mendidik anak- anak mereka” (GE, art:6).
Dengan demikian orang tua memiliki hak dan tanggung jawab untuk memelihara anak-anak serta menjamin bagi pendidikan dan pembinaan anak-anak mereka. Tanggung jawab bagi pendidikan dan pembinaan iman anak tersebut tak dapat tergantikan oleh siapa pun.
B. PENDIDIKAN IMAN ANAK 1. Pengertian Pendidikan Iman a. Pendidikan
Setiap manusia untuk dapat berkembang menuju ke arah kematangan dan kedewasaan baik dari segi kognitif maupun afeksinya tidak dapat terlepas dari suatu pendidikan, baik pendidikan formal maupun non-formal. Pendidikan yang terencana sangatlah mutlak diperlukan bagi perkembangan setiap manusia. Dalam UU No. 20 tahun 2003, dikemukakan bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.
Dengan usaha yang sadar dan terencana maka seorang pendidik harus mengusahakan sebaik mungkin agar dapat menciptakan suatu iklim atau suasana yang kondusif bagi kelancaran proses pembelajaran peserta didiknya. Pendidikan merupakan sesuatu yang dilaksanakan secara sadar dan terencana yang memiliki arah serta tujuan bagi para peserta didiknya agar dapat mengembangkan segala potensi dalam dirinya dalam segala aspek, baik aspek kognitif, afektif serta keterampilan yang diperlukan untuk dapat digunakan dalam hidup bermasyarakat, beragama, berbangsa dan bernegara..
Dalam tulisannya, Setyakarjana menyatakan bahwa pendidikan merupakan suatu usaha bersama dalam proses terpadu-terorganisir untuk membantu manusia mengembangkan dan menyiapkan diri guna mengambil tempat semestinya dalam pengembangan masyarakat dan dirinya di hadapan Sang Pencipta (1997:1). Dengan mendapatkan pengajaran serta terus belajar, maka manusia dapat mengembangkan kecerdasan, keterampilan, akal budi yang sudah dimilikinya. Dengan demikian manusia tersebut ikut serta bertanggung jawab dalam tugas pengembangan masyarakat yang dengan demikian secara otomatis manusia tersebut semakin dapat mengembangkan diri serta dapat menjalin relasi yang harmonis baik dengan sesama manusia maupun Sang Pencipta.
Dari pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang orang tua atau pendidik kepada anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain.
b. Iman
Iman adalah penyerahan total manusia kepada Allah yang menyatakan diri tidak karena terpaksa, melain kan “dengan sukarela”, (KWI, 1996:128). Dari sini diperlukan adanya kesadaran dari manusia untuk dapat sungguh-sungguh menanggapi panggilan dan sapaan Allah, berusaha untuk terus mencari dan mengikuti kehendak Allah malalui sikap dan tindakan nyata setiap harinya. Dalam iman, manusia menyadari dan mengakui bahwa Allah yang tak-terbatas berkenan memasuki hidup manusia yang serba terbatas, menyapa dan memanggilnya. Iman berarti jawaban atas panggilan Allah, penyerahan pribadi kepada Allah yang menjumpai manusia secara pribadi juga (KWI, 1996:129)
Iman memberikan manusia suatu kesadaran akan cinta kasih Allah yang selalu menyapa, memanggil manusia sekaligus merasuk dalam kehidupannya. Dengan menyadari hal itu, maka manusialah yang bertugas untuk memberikan jawaban atas panggilan Allah, dan melakukan penyerahan diri seutuhnya terhadap Allah yang menjumpai manusia secara pribadi. Iman menjadi suatu jawaban atas panggilan Allah melalui sikap hidup sebagai orang Kristiani yang sejati. Manusia akan menemukan imannya bila dirinya mengalami pengalaman religius yang sungguh memberikan penyadaran akan karya Allah terhadap manusia (KWI, 1996: 129).
Menurut Konstitusi Dogmatis Dei Verbum (DV), dokumen Konsili Vatikan ke
II tentang Wahyu Ilahi, iman adalah tanggapan atau keputusan manusia atas wahyu ilahi yang diwujudkan dalam perbuatan dan perkataan yang bertalian satu sama lain nyata akan imannya dan akan tanggapannya pada sapaan Allah. Ikatan antara pribadi manusia dengan Allah secara utuh merupakan anugerah yang adikodrati dari wahyu Allah untuk manusia. Iman menjadi anugerah yang terindah yang telah Tuhan berikan kepada manusia maka dari itu umat memiliki kewajiban untuk memperkembangkannya (KGK 50).
Setiap orang yang memiliki iman maka di dalam dirinya akan terus terpancar harapan dan kasih. Semangat hidup pun akan terus bernyala sehingga dapat memandang segala sesuatunya baik. “Seseorang yang beriman kepada Allah mempunyai damai sejahtera dan mampu mempercayai orang lain. Suatu perasaan bahwa “semua akan menjadi beres” akan meresap terus dalam dirinya. Tanpa iman seseorang aka n takut dan kawatir” (Allen, 1982: 86). Dengan iman yang teguh seseorang akan menjadi merdeka, merdeka dari segala ketakutan dan kecemasan karena ia percaya bahwa segala sesuatunya akan menjadi baik dalam tangan Tuhan. Dalam iman manusia akan menyadari dan mengakui Allah yang tak terbatas selalu melindunginya dan akan menuntunnya setiap saat sehingga segala permasalahan atau tantangan hidup pasti akan dapat terselesaikan seturut dengan kehendak dan rencana Allah. Ia percaya bahwa Allah karena kasih-Nya akan membebaskannya dari belenggu rasa takut dan cemas.