Sumbangan katekese umat dalam rangka meningkatkan penghayatan iman umat Lingkungan Santo Yusuf, Berut, Wilayah Santa Marta, Sumber, Paroki Santa Maria Lourdes, Sumber, Magelang, Jawa Tengah melalui Shared Christian Praxis.

(1)

viii ABSTRAK

Judul skripsi SUMBANGAN KATEKESE UMAT DALAM RANGKA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN UMAT LINGKUNGAN SANTO YUSUF, BERUT, WILAYAH SANTA MARTA, SUMBER, PAROKI SANTA MARIA LOURDES, SUMBER, MAGELANG, JAWA TENGAH MELALUI SHARED CHRISTIAN PRAXIS.Skripsi ini memiliki latar belakang bahwa dalam kehidupan umat kurang mampu menghayati iman khususnya bagi orang dewasa dan orang tua. Masih banyak umat yang kurang memahami imannya dan menerapkannya dalam hidup. Umat kurang mampu mendalami pengalaman hidupnya menjadi bermakna. Persoalan pokok pada skripsi ini adalah iman setiap umat sebaiknya selalu dikembangkan. Akan tetapi pada kenyataanya umat yang berusia dewasa dan tua kurang mendapat perhatian dari Gereja. Oleh sebab itu untuk mendalami persoalan yang dihadapi umat, penulis melakukan penyebaran kuesioner dan studi pustaka yang bersumber dari Kitab Suci, dokumen-dokumen Gereja, dan pandangan para ahli.

Katekese umat merupakan proses sharing pengalaman iman yang mampu meneguhkan iman umat. Melalui katekese, umat diharapkan terbantu untuk mendalami pesan Kitab Suci berdasarkan pengalaman hidup. Sedangkan keberhasilan katekese umat membutuhkan kerjasama antara umat sebagai peserta dan pendamping. Dalam proses katekese umat, melibatkan beberapa unsur yaitu sharing pengalaman iman, pendalaman pesan Kitab Suci, menerapkan iman Kristiani dalam kehidupan dan doa bersama. Tetapi umat belum memanfaatkan peluang yang ada, banyak umat belum terlibat dalam proses katekese umat. Di usia dewasa dan usia tua mereka menghadapi banyak tantangan dan persolan hidup, oleh karena itu kehadiran katekese umat sangat membantu dan mempengaruhi penghayatan iman supaya umat memiliki iman yang kuat dalam menghadapi kehidupan. Salah satu model katekese umat yang dapat membantu umat meningkatkan penghayatan iman adalah model Shared Christian Praxis. Model SCP menekankan dialog dan partisipasi supaya mendorong umat untuk mengungkapkan visi dan misi hidup dengan Visi dan Misi Kristiani, sehingga umat mampu untuk mewujudkan nilai-nilai Kerajaan Allah.

Penulisdalamskripsiinimengusulkankatekese umat model SCP untuk membantu umat meningkatkan penghayatan iman. Umat diharapkan terbantu dalam mendalami pengalaman hidupnya berdasarkan wahyu Tuhan sehingga umat dapat mengembangkan dan mendalami imannya melalui tindakan nyata dalam hidup. Adapun tema umum yang diangkat adalah “Membangun Kebersamaan dalam Meningkatkan Penghayatan Iman”. Tujuannya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami pentingnya arti kebersamaan dalam meningkatkan penghayatan iman sehingga peserta dapat bersama-sama membangun kebersamaan dalam hidup berkomunitas dan melibatkan diri dalam kegiatan menggereja.


(2)

ix ABSTRACT

The title of this thesis is THE CONTRIBUTION OF COMMUNITY CATECHESIS TO IMPROVE THE FAITHFUL’S FAITH IN SAINT JOSEPH DISTRICT, BERUT, SANTA MARTA REGION, SUMBER, SANTA MARIA LOURDES PARISH, SUMBER, MAGELANG, CENTRAL JAVA THROUGH SHARED CHRISTIAN PRAXIS. The background of this thesis is based on the fact that christian elderly could not live their faith in their life. Many people do not understand their own and can not apply it in their life. People could not make their life experiences more meaningful. The key issue of this thesis is to develop lifelong faith formation of every people. But in reality christian elderly do not receivefully atention from Church. There, to explore the problem, the author spread questionnaires, do literature study from Bible, Church documents, and from experts point of view.

Community catechesis ia a prosess of sharing experiences of people of faith that is meant to confirm the faith of the people. Throught people catechesis, is expected to help the faithful’s deepen the message of the Bible based on their life experiences. On the other hand, community catechesis can be successful there is it cooperation among people as participants and chaperones. In the process of community catechesis, it involves several elements by sharing faith experience, by deepening the message of Bible, by applying christian faith in life and prayering together. But many pople have not yet used the advantages. Many people have not been involved in the process of community catechesis. Adult and elderly faced many challenges and life problem, therefore the presence of community catechesis really help and influence faithful’s faith, so that they can have strong faith for their life. One model of community catechesis that can help people to develop faith formation the Shared Christian Praxis model. SCP model emphasize dialogue and participation in order encourage people to express the vision and mossion on their life with Vision and Mission Christian so that people were able to actualize meaning God’s Kingdom.

The writer in this paper proposes a model community catechesis SCP to help people improve the appreciation of faith. People are expected to gain help in deepening the experience of life based on the revelation of God so that people can develop and deepen their faith throught concrete action in life. The theme raised is to “Building Fellowship to Develop Faithful’s Faith”. The gold of this theme is together with the chaperones, participants are invited to ralize and understand the important of being together to develop faithful’s faith so that they can buil fellowship in their own community and participate into Church activities.


(3)

SUMBANGAN KATEKESE UMAT

DALAM RANGKA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN UMAT LINGKUNGAN SANTO YUSUF, BERUT, WILAYAH SANTA MARTA, SUMBER,

PAROKI SANTA MARIA LOURDES, SUMBER, MAGELANG, JAWA TENGAH MELALUI SHARED CHRISTIAN PRAXIS

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

Oleh:

Monica Dewi Pratiwi NIM: 101124028

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015


(4)

(5)

(6)

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada

orang tuaku tercinta: Paulus Sugita dan Victoria Suprihatin berserta kakak-kakakku tersayang: Agustinus Eko Pramustiyowidi,

dan Yohanes Wikan Kharismawan,

keluarga-keluarga dan umat di Lingkungan St. Yusuf, Berut, Wilayah St. Marta, Sumber, Paroki St. Maria Lourdes, Sumber, Magelang.


(7)

v MOTTO

“Dan sesungguhnya ada orang yang terakhir yang akan menjadi orang yang terdahulu

dan ada orang yang terdahulu yang akan menjadi orang yang terakhir."


(8)

(9)

vii


(10)

viii ABSTRAK

Judul skripsi SUMBANGAN KATEKESE UMAT DALAM RANGKA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN UMAT LINGKUNGAN SANTO YUSUF, BERUT, WILAYAH SANTA MARTA, SUMBER, PAROKI SANTA MARIA LOURDES, SUMBER, MAGELANG, JAWA TENGAH MELALUI SHARED CHRISTIAN PRAXIS. Skripsi ini memiliki latar belakang bahwa dalam kehidupan umat kurang mampu menghayati iman khususnya bagi orang dewasa dan orang tua. Masih banyak umat yang kurang memahami imannya dan menerapkannya dalam hidup. Umat kurang mampu mendalami pengalaman hidupnya menjadi bermakna. Persoalan pokok pada skripsi ini adalah iman setiap umat sebaiknya selalu dikembangkan. Akan tetapi pada kenyataanya umat yang berusia dewasa dan tua kurang mendapat perhatian dari Gereja. Oleh sebab itu untuk mendalami persoalan yang dihadapi umat, penulis melakukan penyebaran kuesioner dan studi pustaka yang bersumber dari Kitab Suci, dokumen-dokumen Gereja, dan pandangan para ahli.

Katekese umat merupakan proses sharing pengalaman iman yang mampu meneguhkan iman umat. Melalui katekese, umat diharapkan terbantu untuk mendalami pesan Kitab Suci berdasarkan pengalaman hidup. Sedangkan keberhasilan katekese umat membutuhkan kerjasama antara umat sebagai peserta dan pendamping. Dalam proses katekese umat, melibatkan beberapa unsur yaitu sharing pengalaman iman, pendalaman pesan Kitab Suci, menerapkan iman Kristiani dalam kehidupan dan doa bersama. Tetapi umat belum memanfaatkan peluang yang ada, banyak umat belum terlibat dalam proses katekese umat. Di usia dewasa dan usia tua mereka menghadapi banyak tantangan dan persolan hidup, oleh karena itu kehadiran katekese umat sangat membantu dan mempengaruhi penghayatan iman supaya umat memiliki iman yang kuat dalam menghadapi kehidupan. Salah satu model katekese umat yang dapat membantu umat meningkatkan penghayatan iman adalah model Shared Christian Praxis. Model SCP menekankan dialog dan partisipasi supaya mendorong umat untuk mengungkapkan visi dan misi hidup dengan Visi dan Misi Kristiani, sehingga umat mampu untuk mewujudkan nilai-nilai Kerajaan Allah.

Penulis dalam skripsi ini mengusulkan katekese umat model SCP untuk membantu umat meningkatkan penghayatan iman. Umat diharapkan terbantu dalam mendalami pengalaman hidupnya berdasarkan wahyu Tuhan sehingga umat dapat mengembangkan dan mendalami imannya melalui tindakan nyata dalam hidup. Adapun tema umum yang diangkat adalah “Membangun Kebersamaan dalam Meningkatkan Penghayatan Iman”. Tujuannya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami pentingnya arti kebersamaan dalam meningkatkan penghayatan iman sehingga peserta dapat bersama-sama membangun kebersamaan dalam hidup berkomunitas dan melibatkan diri dalam kegiatan menggereja.


(11)

ix ABSTRACT

The title of this thesis is THE CONTRIBUTION OF COMMUNITY CATECHESIS TO IMPROVE THE FAITHFUL’S FAITH IN SAINT JOSEPH DISTRICT, BERUT, SANTA MARTA REGION, SUMBER, SANTA MARIA LOURDES PARISH, SUMBER, MAGELANG, CENTRAL JAVA THROUGH SHARED CHRISTIAN PRAXIS. The background of this thesis is based on the fact that christian elderly could not live their faith in their life. Many people do not understand their own and can not apply it in their life. People could not make their life experiences more meaningful. The key issue of this thesis is to develop lifelong faith formation of every people. But in reality christian elderly do not receivefully atention from Church. There, to explore the problem, the author spread questionnaires, do literature study from Bible, Church documents, and from experts point of view.

Community catechesis ia a prosess of sharing experiences of people of faith that is meant to confirm the faith of the people. Throught people catechesis, is expected to help the faithful’s deepen the message of the Bible based on their life experiences. On the other hand, community catechesis can be successful there is it cooperation among people as participants and chaperones. In the process of community catechesis, it involves several elements by sharing faith experience, by deepening the message of Bible, by applying christian faith in life and prayering together. But many pople have not yet used the advantages. Many people have not been involved in the process of community catechesis. Adult and elderly faced many challenges and life problem, therefore the presence of community catechesis really help and influence faithful’s faith, so that they can have strong faith for their life. One model of community catechesis that can help people to develop faith formation the Shared Christian Praxis model. SCP model emphasize dialogue and participation in order encourage people to express the vision and mossion on their life with Vision and Mission Christian so that people were able to actualize meaning God’s Kingdom.

The writer in this paper proposes a model community catechesis SCP to help people improve the appreciation of faith. People are expected to gain help in deepening the experience of life based on the revelation of God so that people can develop and deepen their faith throught concrete action in life. The theme raised is to “Building Fellowship to Develop Faithful’s Faith”. The gold of this theme is together with the chaperones, participants are invited to ralize and understand the important of being together to develop faithful’s faith so that they can buil fellowship in their own community and participate into Church activities.


(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan karena cinta kasih-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul SUMBANGAN KATEKESE UMAT DALAM RANGKA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN UMAT LINGKUNGAN SANTO YUSUF, BERUT, WILAYAH SANTA MARTA, SUMBER, PAROKI SANTA MARIA LOURDES, SUMBER, MAGELANG, JAWA TENGAH MELALUI SHARED CHRISTIAN PRAXIS.

Selama proses penulisan dan penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak dukungan dan perhatian dari berbagai pihak. Untuk itu penulis dengan setulus hati mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Drs. M. Sumarno Ds., S.J., M.A., selaku Dosen Pembimbing Utama, yang selalu memberi perhatian, meluangkan waktu dan membimbing penulis dengan penuh kesabaran dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

2. Drs. F.X. Heryatno W.W., S.J., M.Ed., selaku Dosen Pembimbing Akademik dan dosen penguji kedua, yang telah memberi dukungan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

3. Drs. L. Bambang H.Y., M.Hum., selaku dosen penguji ketiga, yang sering mengingatkan penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

4. Segenap staf dosen dan seluruh karyawan prodi IPPAK Universitas Sanata Dharma, yang secara tidak langsung selalu memberikan semangat kepada


(13)

xi

penulis dalam menyelesaikan studi di IPPAK dan telah mendidik serta membimbing penulis selama belajar di IPPAK.

5. Aloysius Martoyoto Wiyono, Pr, sebagai Pastor Paroki St. Maria Lourdes, Sumber, Magelang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian dan memberi dukungan dalam menyelesaikan studi di Prodi IPPAK Universitas Sanata Dharma.

6. Ketua Lingkungan dan seluruh umat di Lingkungan St. Yusuf, Berut yang telah memberikan dukungan dan perhatian kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

7. Kedua orang tua beserta sanak keluarga dengan ketulusan hati mendoakan, membantu, mendampingi, memberikan dukungan dan memberikan motivasi sepenuhnya bagi penulis dalam menyelesaikan perkuliahan di Prodi IPPAK Universitas Sanata Dharma.

8. Sahabat-sahabat tercinta: Tiara Wulandari Mustikarani dan Hana Puspita Canti yang dengan setia memberikan dukungan dan selalu memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Segenap teman-teman tercinta mahasiswa angkatan 2010 dan lintas angkatan yang telah mendukung dan berdinamika bersama dalam studi di IPPAK sehingga tercipta kebersamaan sebagai keluarga IPPAK.

10.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang dengan tulus hati telah memberikan kritik, saran, dukungan, dan semangat dalam menyelesaikan studi di Prodi IPPAK Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.


(14)

(15)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN ... iii

PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR SINGKATAN ... xx

DAFTAR TABEL ... xxiv

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang ... 1

B.Rumusan Masalah ... 4

C.Tujuan Penulisan ... 4

D.Manfaat Penulisan ... 5

E. Metode Penulisan ... 5

F. Sistematika Penulisan ... 5

BAB II. PENELITIAN TENTANG KATEKESE UMAT DI LINGKUNGAN ST. YUSUF, BERUT, WILAYAH ST. MARTA SUMBER, PAROKI ST. MARIA LOURDES, SUMBER, MAGELANG ... 8

A.Gambaran Umum Situasi Paroki St. Maria Lourdes, Sumber ... 8

1. Sejarah Berdirinya Gereja St. Maria Lourdes, Sumber ... 8


(16)

xiv

a. Visi Paroki St. Maria Lourdes, Sumber ... 10

b. Misi Paroki St. Maria Lourdes, Sumber ... 11

3. Karya Pastoral di Paroki St. Maria Lourdes, Sumber ... 12

4. Letak Geografis ... 12

5. Situasi Umum Paroki St. Maria Lourdes, Sumber ... 13

6. Situasi Sosial dan Ekonomi Paroki St. Maria Lourdes, Sumber 15

B.Gambaran Situasi Umum di Lingkungan St. Yusuf, Berut, Wilayah St. Marta, Sumber, Paroki St. Maria Lourdes, Sumber , Magelang .. 16

1. Situasi Umum di Lingkungan St. Yusuf, Berut, Wilayah St. Marta, Sumber, Paroki St. Maria Lourdes, Sumber ... 16

2. Situasi Katekese Umat di Lingkungan St. Yusuf, Berut, Wilayah St. Marta, Sumber, Paroki St. Maria Lourdes, Sumber 17

C.Penelitian Sumbangan Katekese Umat dalam Rangka Meningkatkan Penghayatan Iman di Lingkungan St. Yusuf, Berut, Wilayah St. Marta, Sumber, Paroki St. Maria Lourdes, Sumber, Magelang ... 20

1. Latar Belakang Penelitian ... 20

2. Rumusan Permasalahan ... 21

3. Tujuan Penelitian ... 21

4. Metodologi Penelitian ... 22

a. Metode Penelitian ... 22

b. Jenis Penelitian ... 22

c. Alat Pengumpulan Data ... 22

d. Tempat Penelitian... 23

e. Waktu Penelitian ... 23

f. Responden ... 23

g. Sampel ... 23

h. Variabel Penelitian ... 24

i. Teknik Analisis Data ... 25

D.Hasil Penelitian Sumbangan Katekese Umat dalam Rangka Meningkatkan Penghayatan Iman Umat Lingkungan St. Yusuf, Berut ... 25


(17)

xv

1. Identitas Responden ... 26

2. Pemahaman dan Keterlibatan Umat dalam Katekese Umat ... 27

a. Pemahaman Umat terhadap Katekese Umat ... 28

b. Keterlibatan Umat dalam Katekese Umat ... 31

c. Hambatan yang terjadi dalam Katekese Umat ... 33

d. Dukungan yang Dibutuhkan dalam Katekese Umat ... 35

e. Harapan terhadap Katekese Umat ... 36

f. Usulan terhadap Katekese Umat ... 38

3. Penghayatan dan Perwujudan Iman dalam Katekese Umat ... 39

a. Pemahaman Umat terhadap Iman ... 39

b. Penghayatan Iman dalam Katekese Umat ... 41

c. Perwujudan Iman dalam Katekese Umat ... 42

d. Peran Katekese Umat dalam Meningkatkan Penghayatan Iman ... 45

E. Pembahasan Hasil Penelitian Sumbangan Katekese Umat dalam Rangka Meningkatkan Penghayatan Iman Umat Lingkungan St. Yusuf, Berut ... 48

1. Identitas Responden ... 48

2. Pemahaman dan Keterlibatan Umat dalam Katekese Umat ... 49

a. Pemahaman Umat terhadap Katekese Umat ... 49

b. Keterlibatan Umat dalam Katekese Umat ... 52

c. Hambatan yang Terjadi dalam Katekese Umat ... 54

d. Dukungan yang Dibutuhkan dalam Katekese Umat ... 56

e. Harapan terhadap Katekese Umat ... 57

f. Usulan terhadap Katekese Umat ... 59

3. Penghayatan dan Perwujudan Iman dalam Katekese Umat ... 60

a. Pemahaman Umat terhadap Iman ... 60

b. Penghayatan Iman dalam Katekese Umat ... 62

c. Perwujudan Iman dalam Katekese Umat ... 63

d. Peran Katekese Umat dalam Meningkatkan Penghayatan Iman ... 66


(18)

xvi

F. Kesimpulan Penelitian ... 69

BAB III. KATEKESE UMAT MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS DALAM PENGHAYATAN IMAN ... 71

A.Gambaran Umum tentang Katekese ... 72

1. Tempat Katekese dalam Pastoral Gereja ... 72

2. Pengertian Umum Katekese ... 76

3. Tujuan Katekese ... 78

4. Isi Katekese ... 79

5. Pendekatan-pendekatan Katekese ... 80

a. Pendekataan Biblis/Kitab Suci ... 81

b. Pendekatan Antropologis/Pengalaman Manusia ... 81

c. Pendekatan Masalah... 82

d. Pendekatan Peristiwa ... 82

e. Pendekatan Alam ... 83

6. Sarana Katekese ... 83

B.Gambaran Umum tentang Katekese Umat ... 84

1. Pengertian Umum Katekese Umat ... 85

2. Tujuan Katekese Umat ... 85

3. Isi Katekese Umat ... 87

4. Sarana Katekese Umat ... 87

5. Model Katekese Umat ... 88

a. Model Pengalaman Hidup ... 88

b. Model Biblis ... 90

c. Model Campuran: Biblis dan Pengalaman Hidup ... 91

C.Shared Christian Praxis: Salah Satu Model Katekese Umat ... 92

1. Pengertian Shared Christian Praxis ... 92

a. Shared ... 93

b. Christian ... 94

c. Praxis ... 95


(19)

xvii

a. Langkah 0: Pemusatan Aktifitas ... 97

b. Langkah I: Pengungkapkan Pengalaman Hidup Peserta ... 98

c. Langkah II: Mendalami Pengalaman Hidup Peserta ... 100

d. Langkah III: Menggali Pengalaman Iman Kristiani Peserta . 102

e. Langkah IV: Menerapkan Iman Kristiani dalam Situasi Konkrit ... 103

f. Langkah V: Mengusahakan Suatu Aksi Konkret ... 105

3. Tinjauan Kritis Katekese Umat Model Shared Christian Praxis 107

a. Urutan Langkah ... 108

b. Peserta ... 108

c. Penggunaan Waktu ... 109

d. Keterampilan Katekis ... 109

D.Penghayatan Iman dalam Katekese Umat ... 110

1. Penghayatan Iman ... 110

2. Bentuk dan Cara Penghayatan Iman dalam Katekese Umat .... 113

a. Bentuk Penghayatan Iman dalam Katekese Umat ... 114

b. Cara Penghayatan Iman dalam Katekese Umat ... 114

3. Faktor Pendukung dan Penghambat Penghayatan Iman dalam Katekese Umat ... 115

a. Faktor Pendukung Penghayatan Iman dalam Katekese Umat ... 115

b. Faktor Penghambat Penghayatan Iman dalam Katekese Umat ... 116

4. Penghayatan Iman dalam Katekese Umat Model Shared Christian Praxis ... 117

a. Penekanan Penghayatan Iman dalam Langkah 0: Pemusatan Aktifitas ... 118

b. Penekanan Penghayatan Iman dalam Langkah I: Pengungkapan Pengalaman Hidup Peserta ... 119

c. Penekanan Penghayatan Iman dalam Langkah II: Mendalami Pengalaman Hidup Peserta ... 120

d. Penekanan Penghayatan Iman dalam Langkah III: Menggali Pengalaman Iman Kristiani Peserta ... 121


(20)

xviii

e. Penekanan Penghayatan Iman dalam Langkah IV:

Menerapkan Iman Kristiani dalam Situasi Konkrit ... 122

f. Penekanan Penghayatan Iman dalam Langkah V: Mengusahakan Suatu Aksi Konkret ... 124

BAB IV. USULAN KATEKESE UMAT MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS UNTUK MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN UMAT LINGKUNGAN ST. YUSUF, BERUT, WILAYAH ST. MARTA, SUMBER, PAROKI ST. MARIA LOURDES, SUMBER, MAGELANG ... 125

A.Latar Belakang Usulan Katekese Umat Model Shared Christian Praxis ... 125

B.Alasan Pemilihan Tema dan Tujuan ... 126

C.Rumusan Tema dan Tujuan ... 128

D.Matrik Usulan Katekese Umat Model Shared Christian Praxis bagi Umat Lingkungan St. Yusuf, Berut, Wilayah St. Marta, Sumber, Paroki St. Maria Lourdes, Sumber, Magelang ... 131

E. Petunjuk Pelaksanaan Usulan Katekese Umat ... 135

F. Contoh Persiapan Katekese Umat Model Shared Christian Praxis . 136

BAB V. PENUTUP ... 149

A.Kesimpulan ... 149

B.Saran ... 151

1. Bagi Pendamping Katekese Umat ... 152

2. Bagi Umat ... 152

DAFTAR PUSTAKA ... 154

LAMPIRAN ... 157

Lampiran 1: Surat Permohonan Izin Penelitian untuk Pastor Kepala Paroki ... (1)

Lampiran 2: Surat Izin Penelitian untuk Ketua Lingkungan St. Yusuf, Berut ... (2)

Lampiran 3: Surat Bukti Melaksanakan Penelitian ... (3)

Lampiran 4: Pedoman Wawancara dengan Ketua Lingkungan St. Yusuf, Berut ... (4)

Lampiran 5: Rangkuman Hasil Wawancara dengan Ketua Lingkungan St. Yusuf, Berut ... (5)


(21)

xix

Lampiran 6: Kuesioner untuk Penelitian ... (10)

Lampiran 7: Contoh Isian Kuesioner Penelitian ... (17)

Lampiran 8: Kumpulan Lagu-lagu ... (25)


(22)

xx

DAFTAR SINGKATAN

A.Singkatan Kitab Suci

Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci Perjanjian Baru: dengan Pengantar dan Catatan Singkat. (Dipersembahkan kepada umat Katolik Indonesia oleh Ditjen Bimas Katolik Departeman Agama Republik Indonesia dalam rangka PELITA IV). Ende: Arnoldus, 1984/1985, hal. 8.

B.Singkatan Dokumen Resmi Gereja

CT : Catechesi Tradendae, Anjuran Paus Yohanes Paulus II kepada para Uskup, Klerus, dan segenap umat beriman tentang ketekese masa kini, 16 Oktober 1979.

DV : Dei Verbum, Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II tentang wahyu ilahi, 18 November 1965.

KGK : Katekismus Gereja Katolik, disahkan oleh Yohanes Paulus II, 25 Juni 1992.

KHK : Kitab Hukum Kanonik (Codex Iuris Canonici), diundangkan oleh Paus Yohanes Paulus II, 25 Januari 1983.

LG : Lumen Gentium. Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II tentang Gereja, 21 November 1964.


(23)

xxi

Benedictus XVI, tahun 2010. Dokumen asli diterbitkan tahun 2010, R.D. Yohanes Dwi Harsanto, dkk (Penerjemah).

C.Singkatan lain-lain

AK : Suster-suster Abdi Kristus Art : Artikel

Bdk : Bandingkan

BKSN : Bulan Kitab Suci Nasional Dll : Dan lain-lain

Dst : Dan seterusnya

Hal : Halaman

IPPAK : Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik J : Jumlah responden yang menjawab salah satu item jawaban

dalam soal kuesioner. JIP : Jurusan Ilmu Pendidikan

Kamtibmas : Keamanan dan Ketertiban Masyarakat

Kan : Kanon

KBBI : Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi III), yang disusun oleh Balai Pustaka Jakarta

KK : Kepala Keluarga

KWI : Konferensi Waligereja Indonesia LAI : Lembaga Alkitab Indonesia


(24)

xxii LBI : Lembaga Biblika Indonesia LCD : Liquid Crystal Display

MB : Madah Bakti, No.553, 478, 501, 533 Buku Doa dan Nyanyian Edisi 2000 yang disusun oleh Pusat Musik Liturgi Yogyakarta

N : Jumlah responden

No : Nomor

OMK : Orang Muda Katolik

PAK : Pendalaman Agama Katolik PIA : Pendalaman Iman Anak PIR : Pendalaman Iman Remaja

PKKI : Pertemuan Kateketik antar Keuskupan se-Indonesia PML : Pusat Musik Liturgi

PNS : Pegawai Negara Sipil

PPL : Program Pengalaman Lapangan

Pr : Projo

Prodi : Program Studi

PS : Puji Syukur, No. 615, Buku Doa dan Nyanyian Gerejawi yang disusun oleh Komisi Liturgi Konferensi Waligereja Indonesia tahun 1992

Rm : Romo


(25)

xxiii SCP : Shared Christian Praxis

SD : Sekolah Dasar

SJ : Serikat Jesuit

SMA : Sekolah Menengah Atas SMK : Sekolah Menengah Kejuruan Sosekbud : Sosial, ekonomi, dan budaya

SR : Sekolah Rakyat


(26)

xxiv

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1: Variabel Penelitian ... 24 Tabel 2: Identitas Responden ... 26 Tabel 3: Pemahaman Umat terhadap Katekese Umat ... 28 Tabel 4: Keterlibatan Umat dalam Katekese Umat ... 31 Tabel 5: Hambatan yang terjadi dalam Katekese Umat ... 33 Tabel 6: Dukungan yang Dibutuhkan dalam Katekese Umat ... 35 Tabel 7: Harapan terhadap Katekese Umat ... 36 Tabel 8: Usulan terhadap Katekese Umat ... 38 Tabel 9: Pemahaman Umat terhadap Iman ... 39 Tabel 10: Penghayatan Iman dalam Katekese Umat ... 41 Tabel 11: Perwujudan Iman dalam Katekese Umat ... 42 Tabel 12: Peran Katekese Umat dalam Meningkatkan Penghayatan Iman . 45


(27)

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang

Di zaman sekarang iman yang kuat masih sangat dibutuhkan oleh setiap umat untuk bisa menghadapi perkembangan zaman dan permasalah hidup. Dari usia anak-anak sampai dengan tua, mereka perlu mendapatkan pendampingan supaya iman mereka terus bertumbuh dan berkembang dalam hidup. Khususnya umat yang sudah berusia dewasa dan tua juga masih memerlukan pendampingan supaya iman mereka semakin berkembang untuk menghadapi kehidupan. Umat yang berusia dewasa dan tua pasti menghadapi berbagai macam persolan hidup dari lingkungan keluarga, sosial, maupun pribadi. Persoalan hidup tersebut harus dihadapi dengan ketegaran dan dengan iman yang kuat. Walaupun pada kenyataanya masih banyak umat kurang bisa menyikapi persolan tersebut dengan iman tetapi malah menghindar dari masalah. Oleh sebab itulah Gereja memiliki tugas untuk mewartakan Kabar Gembira kepada semua umat supaya umat juga terbantu untuk mendalami dan mengembangkan imannya.

Gereja memiliki tugas mewartakan Kabar Gembira kepada seluruh umat tanpa memandang perbedaan. Oleh sebab itu Gereja berupaya untuk membangun kebiasaan hidup rohani dan menemukan kegiatan-kegiatan yang dapat membantu umat mendewasakan iman Salah satu kegiatan Gereja yang sudah dikenal oleh umat adalah katekese umat. Setiap Lingkungan menyelenggarakan katekese umat pada masa-masa tertentu (Prapaskah, Adven, BKSN), atau Lingkungan dengan sengaja melaksanakan katekese umat sebagai kegiatan rutin yang harus dilaksanakan demi kepentingan bersama.


(28)

2

Berdasarkan PKKI II katekese umat merupakan proses komunikasi pengalaman iman antar umat sehingga umat dapat saling bersaksi dan mampu memperteguhkan dan menyempurnakan iman setiap umat. Katekese umat juga mengandaikan adanya perencanaan dengan tidak meninggalkan pengetahuan Tujuan katekese umat adalah mendalami pengalaman hidup dengan terang Kitab Suci supaya terjadi pertobatan terus menerus. Iman umat semakin beriman dan dapat mewujudkan imanya dalam kehidupan sehari-hari sehingga bersatu dengan Kristus (Huber, 1981b: 15-16).

Pada dasarnya katekese umat dapat ditujukan kepada anak-anak, remaja, orang muda, orang dewasa dan orang tua. Melalui katekese umat dibantu untuk dekat dan mendalami pesan dalam Kitab Suci yang terkandung di dalamnya sehingga umat dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam berkatekese umat dapat belajar banyak hal misalnya dapat saling mengenal pribadi satu sama lain, peka terhadap kebutuhan umat, imannya semakin berkembang dan diteguhkan, serta semakin mengenal pribadi-Nya, dll.

Akan tetapi berdasarkan pengamatan penulis umat yang berusia dewasa dan tua kurang mendapatkan perhatian dari pihak Gereja. Gereja lebih fokus untuk lebih memberikan pelayanan terhadap kaum muda dengan alasan mereka adalah para generasi penerus Gereja. Padahal Kabar Gembira hendaknya selalu diwartakan kepada siapa saja dan tanpa mengenal batasan umur. Pelayanan juga terus diberikan kepada umat yang sudah dewasa maupun tua karena mereka membutuhkan iman yang kokoh untuk menghadapi permasalah hidupnya.

Iman memang penting dalam hidup umat, hal ini juga dikatakan oleh Injil Matius yaitu “Ia berkata kepada mereka: Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku


(29)

berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu“ (Mat 17:20). Dalam kutipan tersebut sudah sangat jelas bahwa sekecil apa pun iman yang dimiliki oleh seseorang akan menjadi berguna dan berpengaruh dalam hidupnya jika iman tersebut terus dikembangkan. Segala sesuatu yang terjadi di dunia ini dapat dihadapi dengan iman. Tidak ada yang mustahil terjadi dalam kehidupan umat bila melakukannya dengan iman.

Penulis melaksanakan penelitian untuk mengetahui gambaran umum katekese umat yang berlangsung di Lingkungan St. Yusuf, Berut. Untuk mengetahui seberapa besar sumbangan katekese umat terhadap penghayatan iman umat di Lingkungan St. Yusuf, Berut sehingga umat dapat menjadi saksi Kristus dalam kehidupan sehari-hari.

Penulis berusaha untuk mengajak umat di Lingkungan St. Yusuf supaya dapat melibatkan diri dalam kegiatan menggereja terutama kegiatan katekese umat yang ada di Lingkungan. Melalui katekese umat diharapkan umat mampu terbantu untuk mendalami pengalaman-pengalaman hidupnya berdasarkan pesan dalam Kitab Suci. Dengan mengikuti katekese umat diharapkan semakin tekun mengembangkan dan mendalami imannya dan mampu mewujudkan imannya dalam kehidupan sehari-hari. Penulis juga ingin mencoba mengusulkan salah satu model katekese umat Shared Christian Praxis yang cocok bagi umat setempat supaya umat terbantu untuk meningkatkan penghayatan iman.Usulan ini mengajak umat untuk terlibat aktif dalam katekese umat karena katekese umat dapat memberikan pengaruh dan manfaat dalam kehidupan. Katekese umat merupakan


(30)

4

kegiatan yang melibatkan doa bersama, dan dialog antar umat dan Tuhan. Maka penulis mengangkat judul SUMBANGAN KATEKESE UMAT DALAM RANGKA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN UMAT LINGKUNGAN SANTO YUSUF, BERUT, WILAYAH SANTA MARTA, SUMBER, PAROKI SANTA MARIA LOURDES, SUMBER, MAGELANG, JAWA TENGAH MELALUI SHARED CHRISTIAN PRAXIS

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, penulis akan memberi perhatian khusus pada masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran katekese umat yang berlangsung di Lingkungan St. Yusuf, Berut?

2. Apa gambaran umum dari katekese umat?

3. Bagaimana katekese umat model Shared Christian Praxis dapat meningkatkan penghayatan iman umat Lingkungan St. Yusuf, Berut?

C.Tujuan Penulisan

1. Mengetahui gambaran umum katekese umat yang berlangsung di Lingkungan St. Yusuf, Berut.

2. Mengetahui dan mendalami hal-hal pokok tentang gambaran umum dari katekese umat.

3. Mengetahui cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan penghayatan iman umat Lingkungan St. Yusuf, Berut melalui katekese umat model Shared Christian Praxis.


(31)

D.Manfaat Penulisan

1. Memberikan pemahaman yang cukup kepada umat di Lingkungan St. Yusuf, Berut tentang katekese umat serta mengetahui salah satu model katekese umat yaitu model Shared Christian Praxis sehingga umat dapat merasakan manfaatnya dan terbantu dalam meningkatkan penghayatan iman.

2. Memberikan dorongan atau motivasi kepada umat di Lingkungan St. Yusuf, Berut supaya dapat mengikuti katekese umat dengan kesungguhan hati sehingga umat terbantu dalam meningkatkan penghayatan iman.

3. Menambah wawasan baru dan membantu penulis sebagai anggota Gereja untuk meningkatkan penghayatan iman dengan melibatkan diri dalam katekese umat sebagai modal untuk menghadapi persoalan hidup.

E.Metode Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode diskriptif. Metode diskriptif berusaha untuk memecahkan masalah yang ada berdasarkan data-data yang diperoleh kemudian disusun, dijelaskan, dan dianalisis (Cholik Narbuko & Abu Achmadi, 2007: 44). Penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode diskripsi yang mendalami tentang katekese umat dalam rangka meningkatkan penghayatan iman di Lingkungan St. Yusuf, Berut, Wilayah St. Marta, Sumber, Paroki St. Maria Lourdes, Sumber.

F. Sistematika Penulisan

Judul Skipsi yang dipilih adalah SUMBANGAN KATEKESE UMAT DALAM RANGKA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN UMAT


(32)

6

LINGKUNGAN SANTO YUSUF, BERUT WILAYAH SANTA. MARTA, SUMBER PAROKI SANTA MARIA LOURDES, SUMBER, MAGELANG, JAWA TENGAH MELALUI SHARED CHRISTIAN PRAXIS.

Bab I berisikan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.

Bab II membahas tentang gambaran umum katekese umat yang berlangsung di Lingkungan St. Yusuf, Berut. Bab II terdiri dari lima bagian yaitu pertama, gambaran umum tentang situasi Paroki St. Maria Lourdes, Sumber. Kedua, gambaran situasi umum di Lingkungan St. Yusuf, Berut. Ketiga, penelitian tentang sumbangan katekese umat dalam rangka meningkatkan penghayatan iman di Lingkungan St. Yusuf, Berut. Keempat, hasil penelitian tentang sumbangan katekese umat dalam rangka meningkatkan penghayatan iman di Lingkungan St. Yusuf, Berut. Kelima, pembahasan hasil penelitian.

Bab III membahas tentang salah satu model katekese umat yaitu model Shared Christian Praxis untuk meningkatkan penghayatan iman. Bab III terdiri dari empat bagian yaitu pertama, gambaran umum tentang katekese. Kedua, gambaran umum tentang katekese umat. Ketiga, Shared Christian Praxis merupakan salah satu model katekese umat. Keempat, penghayatan iman dalam katekese umat.

Bab IV menjelaskan tentang katekese umat model Shared Christian Praxis sebagai usulan untuk meningkatkan penghayatan iman di Lingkungan St. Yusuf, Berut. Bab IV ini terdiri dari enam bagian yaitu latar belakang usulan katekese umat model Shared Christian Praxis, alasan pemilihan tema dan tujuan, rumusan


(33)

tema dan tujuan, penjabaran katekese umat model Shared Christian Praxis, petunjuk pelaksanaan katekese umat model Shared Christian Praxis, dan contoh persiapan katekese umat model Shared Christian Praxis.

Bab V berisikan penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran dari keseluruhan skripsi diantaranya: saran bagi para pendamping ketekese umat dan saran bagi seluruh umat di Lingkungan St. Yusuf, Berut.


(34)

BAB II

PENELITIAN TENTANG KATEKESE UMAT DI LINGKUNGAN ST. YUSUF, BERUT, WILAYAH ST. MARTA, SUMBER, PAROKI ST.

MARIA LOURDES, SUMBER, MAGELANG

Salah satu cara untuk meningkatkan penghayatan iman adalah melalui katekese umat. Katekese umat merupakan sharing pengalaman iman antar peserta yang saling meneguhkan satu dengan yang lain. Umat yang sungguh-sungguh mengikuti proses berkatekese akan terbantu untuk meningkatkan penghayatan iman. Umat sebaiknya mampu meningkatkan penghayatan iman supaya umat memperoleh iman yang kuat sebagai pedoman/bekal menjalani kehidupan sehari-hari dan mampu untuk bersaksi di tengah-tengah masyarakat.

A.Gambaran Umum Situasi Paroki St. Maria Lourdes, Sumber

Paroki St. Maria Lourdes, Sumber merupakan salah satu Wilayah dari Paroki St. Antonius, Muntilan. Akan tetapi karena umat di Sumber semakin berkembang maka Paroki St. Maria Lourdes berdiri sendiri terpisah dari Paroki St. Antonius, Muntilan. Oleh sebab itu Paroki St. Maria Lourdes, Sumber dibagi menjadi 4 Wilayah dan masing-masing Wilayah mempunyai Gereja/Kapel untuk memudahkan umat berkumpul beribadah (Martoyoto Wiyono, 2014: 1).

1. Sejarah Berdirinya Gereja St. Maria Lourdes, Sumber

Kehadiran Tuan Sungken (Belanda) pada tahun 1923 sebagai pengusaha sapi perah dan perkebunan bibit tebu memberikan pengaruh yang baik kepada


(35)

warga sekitar. Banyak warga dan para pekerja tertarik untuk menjadi orang Katolik karena kehadiran Tuan Sungken. Oleh sebab itu Rm. Speekle, SJ dari Paroki Muntilan datang untuk memberi pelajaran agama, pembinaan, dan sebulan sekali mengadakan misa di rumah Tuan Sungken (Kirjito, 2009: 6).

Akan tetapi ketika terjadi perang di Yogyakarta pada tanggal 19 Desember 1948 Gereja yang berada di dusun Musuk dihancurkan, beberapa tokoh agama ditangkap dan diadili dengan tuduhan menjadi mata-mata bangsa Belanda. Pada tahun 1950 kegiatan Gereja hidup kembali dan umat dihimpun oleh tokoh Katolik, yaitu Timotius Prawiro Wahyono dari dusun Juwono, Pius Partin dari dusun Diwak, dan Yusup Somaatmaja dari dusun Berut (Kirjito, 2009: 6).

Pada tahun 1951, guru sekolah Kanisius diwajibkan untuk mengajar agama di Lingkungan-lingkungan. Pada tahun 1953 dibangun SR Kanisius sekaligus dipakai sebagai tempat beribadah. Pada tahun 1957 SR Kanisius dibongkar, dan dibangun Gereja dan pada tanggal 11 Februari 1959 Gereja selesai dibangun serta diresmikan dengan nama Gereja St. Maria Lourdes. Pada tahun 1968 berdirilah SMP Farming dan sekolah pertukangan di lokasi dekat SR Kanisius dan suster-suster AK membangun rumah biara di dekat Gereja Sumber (Kirjito, 2009: 7).

Pada bulan Agustus 1978 Rm. Dibya Wahyana, SJ membeli tanah di belakang Gereja Sumber untuk dibangun gedung pastoran. Namun pada tanggal 17 Agustus 1978 Rm. Dibya Wahyana, SJ meninggal dunia menjelang pemberkatan gedung pastoran. Pada tahun 1988, Rm. Simon Ciptosuwarno, SJ, bertugas di Gereja Sumber, beliau memikirkan untuk membangun stasi mandiri karena jumlah umat semakin banyak. Berdasarkan gagasan Rm Cipto umat Sumber dibagi dalam empat stasi mandiri, yaitu stasi Sumber, stasi Tangkil, stasi


(36)

10

Juwono dan stasi Lor Senowo. Setiap Wilayah memiliki Gereja/Kapel masing-masing. Para Romo melaksanakan perayaan Ekaristi dan pelayanan umat di masing-masing stasi. Dengan keempat stasi tersebut, Sumber berkembang menjadi Paroki administratif dari Paroki Muntilan. Pada tahun 1997 Rm. P. Susanto Prawirowardoyo, Pr bertugas di Sumber, pada saat itulah Paroki administatrif Sumber mulai dirintis sebagai Paroki mandiri (Kirjito, 2009: 8).

2. Visi dan Misi Paroki St. Maria Lourdes, Sumber

Umat harus mampu mewujudkan nilai-nilai Kerajaan Allah dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu umat juga harus paham akan visi dan misi Paroki. Visi merupakan tujuan bersama yang akan dicapai melalui misi. Misi merupakan langkah atau cara untuk mencapai tujuan bersama. Semua warga Gereja harus saling bekerja sama dan saling mendukung satu sama lain supaya tujuan bersama dapat terwujud.

a. Visi Paroki St. Maria Lourdes, Sumber

Martoyoto Wiyono (2014: 6) mengatakan bahwa visi Paroki St. Maria Lourdes, Sumber berdasarkan arahan Keuskupan Agung Semarang adalah “Persekutuan murid-murid Kristus yang tekun dan setia memperdalam iman melalui kegiatan yang menghadirkan keselamatan Allah kepada semua orang.”

Berdasarkan rumusan visi tersebut Paroki St. Maria Lourdes, Sumber memiliki tiga hal pokok yang ditekankan dalam pelayanannya yaitu persekutuan murid-murid Yesus yang tekun dan setia memperdalam iman serta menghadirkan keselamatan Allah. Pertama, umat Paroki Sumber merupakan


(37)

persekutuan/paguyuban murid-murid Kristus yaitu umat yang tampil sebagai murid yang setia mendengarkan, mengikuti, dan melaksanakan kehendak-Nya. Kedua, umat Paroki Sumber harus tekun dan setia memperdalam imannya. Umat harus mengikuti teladan Yesus dengan kesetiaan supaya dapat menemukan kehendak Allah dalam kesederhanaan hidup. Ketiga, kegiatan yang dilakukan oleh umat Paroki Sumber ingin menghadirkan keselamatan Allah kepada semua orang. Umat melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut tidak sebatas aktivitas atau program kerja tetapi setiap hal yang dilakukan umat dengan giat akan membawa keselamatan bagi semua orang (Martoyoto Wiyono, 2014: 6).

b. Misi Paroki St. Maria Lourdes, Sumber

Misi Paroki St. Maria Lourdes, Sumber yaitu sebagai berikut (Martoyoto Wiyono, 2014: 6):

- Meneguhkan keluarga muda dan OMK dalam menjalani kehidupannya dengan iman yang tangguh.

- Mengembangkan budaya setempat sebagai sarana hidup bermasyarakat. - Melayani dengan tulus dan murah hati semua orang yang terbuka akan

karya keselamatan Tuhan.

- Memberdayakan potensi-potensi umat dan masyarakat dalam meningkatkan semangat kerja.

- Meningkatkan kepedulian umat untuk menjaga kelestarian alam dalam kehidupan sehari-hari

Misi Paroki St. Maria Lourdes, Sumber dijelaskan dalam lima bagian. Pertama, Gereja ingin meneguhkan keluarga-keluarga muda dan OMK supaya dalam menjalani kehidupan sehari-hari dengan iman yang tangguh. Kedua, Gereja ingin mengembangkan kebudayaan yang ada sebagai sarana hidup bermasyarakat. Ketiga, Gereja akan melayani semua umat dengan ketulusan dan kemurahan hati


(38)

12

serta terbuka terhadap karya keselamatan Allah. Keempat, Gereja ingin mengembangkan dan mengelola potensi yang dimiliki umat dan masyarakat sekitar untuk meningkatkan semangat kerja. Kelima, Gereja akan meningkatkan kepedulian umat terhadap keutuhan alam semesta dalam kehidupan.

3. Karya Pastoral di Paroki St. Maria Lourdes, Sumber

Paroki tidak sebatas memiliki visi dan misi saja tetapi harus mempunyai karya pastoral dalam Paroki untuk mendukung terwujudnya visi dan misi Paroki tersebut. Karya pastoral yang dilaksanakan di Paroki St. Maria Lourdes, Sumber adalah Ekaristi harian, Ekaristi mingguan, Ekaristi sekolah, perayaan hari besar, kunjungan keluarga, paguyuban Ana Yoakim (wali timbalan), ibu-ibu wanita katolik (Marta, Rukun Biyung), Rekoleksi, Kerahiman Ilahi, Paguyuban Keluarga Mesias, PIA, PIR, dan OMK. Sedangkan kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan adalah mengadakan live in, dan mengirim bantuan berupa beras ke Seminari Tinggi Mertoyudan, Magelang (Martoyoto Wiyono, 2014: 7-8).

4. Letak Geografis

Menurut buku Pedoman Pelaksanaan Dewan Paroki St. Maria Lourdes, Sumber, Gereja St. Maria Lourdes terletak di desa Sumber, kecamatan Dukun, kabupaten Magelang. Batas-batas Paroki Sumber yaitu sebagai berikut (Kirjito, 2009: 14 ):

- Sebelah Barat: Paroki St. Antonius, Muntilan,

- Sebelah Utara: Paroki St. Kristoforus, Banyutemumpang,


(39)

- Sebelah Selatan: Paroki St. Theresia, Salam,

Paroki St. Maria Lourdes, Sumber terdiri dari 4 Wilayah/stasi yaitu Wilayah St. Marta, Sumber, Wilayah St. Yusup, Juwono, Wilayah St. Paulus, Ngargomulyo, dan Wilayah St. Petrus Kanisius, Lor Senowo. Sebagian kecil umat di Wilayah St. Petrus Kanisius, Lor Senowo berasal dari desa Tlogolele dan Banyutemumpang, kecamatan Selo, kabupaten Boyolali. Mereka tetap dilayani di Paroki Sumber karena jarak ke Gereja Boyolali terlalu jauh dan lebih dekat untuk datang ke Gereja Wilayah St. Petrus Kanisius Lor Senowo, Paroki St. Maria Lourdes (Martoyoto Wiyono, 2014: 2).

5. Situasi Umat Paroki St. Maria Lourdes, Sumber, Magelang

Berdasarkan data statistik per bulan April 2014 jumlah umat Paroki Sumber berjumlah 1.151 KK dan terdiri dari 2.999 jiwa. Untuk memudahkan dalam pengorganisasian umat, Paroki St. Maria Lourdes, Sumber dibagi menjadi 4 Wilayah dengan 33 Lingkungan sebagai berikut (Martoyoto Wiyono, 2014: 2-5).

37%

13% 32%

18%

Jumlah Umat Paroki St. Maria Lourdes,

Sumber, Magelang

Sumber (465 KK; 1110 jiwa)

Juwono (133 KK; 382 jiwa)

Ngargomulyo (353 KK; 951 jiwa)


(40)

14

Jumlah Umat Wilayah St. Marta, Sumber

St Yohanes Talun (19 KK / 41 Jiwa) St Paulus Gejiwan (33 KK/86 Jiwa) St Monica Duren (43 KK / 110 Jiwa) St Yusup Kemiriombo (37 KK/72 Jiwa) St Don Bosco Sumber (61 KK / 167 Jiwa) St Yusup Berut (68 KK / 163 Jiwa) St Yulius Berut (40 KK/109 Jiwa) St Petrus Ngentak (68 KK/190 Jiwa) St Paulus Diwak (57 KK/130 Jiwa) St Pius Diwak (39 KK / 102 Jiwa)

Jumlah Umat Wilayah St. Yusup, Juwono

St Yakobus Keron - Ngadipuro (20 KK / 46 Jiwa)

St Albertus Balong (18 KK/57 Jiwa)

St Yusup Juwono (29 KK/98 Jiwa)

St Lukas Kwayuhan - Wates (30 KK/92 Jiwa)

St Mikael Sempon - Selosari (36 KK/89 Jiwa)

Jumlah Umat Wilayah St. Paulus,

Ngargomulyo

St Thomas Kalibening (54 KK/144 Jiwa)

St Alexander Sabrang (32 KK/83 Jiwa) St Mateus Batur Duwur (26 KK/69 Jiwa) St Petrus Kanisius Braman (31 KK/102 Jiwa)

Theresia Gemer (42 KK/119 Jiwa) St Yohanes Pembaptis Gemer (42 KK/81 Jiwa)

St Maria Tangkil (27 KK/81 Jiwa) St Yusup Tangkil (29 KK/71 Jiwa)


(41)

6. Situasi Sosial dan Ekonomi Paroki St. Maria Lourdes, Sumber

Situasi sosial kemasyarakatan yang tercipta di Paroki St. Maria Lourdes, Sumber sangat baik karena tercipta kerukunan, persaudaraan, dan gotong royong. Hal ini juga terlihat dari kerja sama antar budaya dan agama misalnya saling mengundang tokoh agama sebagai peserta atau pembicara dalam suatu kegiatan bersama. Umat mengadakan Natalan tani, penyelenggaraan live in, bersilaturahmi kepada umat beragama lain pada saat Idul Fitri, merayakan Suran, Muludan, silaturahmi kepada Kamtibmas Polsek Dukun, mengadakan gelar budaya „Jagad Bocah Merapi‟ bekerja sama dengan Padhepokan Tjipta Budaya, Sanggar Bangun Budaya, dll (Martoyoto Wiyono, 2014: 11).

Secara ekonomi umat di Paroki St. Maria Lourdes, Sumber berada dalam kelas menengah ke bawah karena sebagian besar umat bekerja sebagai petani dan buruh. Umat Paroki Sumber sebagian kecil bekerja sebagai PNS, pegawai swasta, pensiunan, karyawan, wiraswasta dll (Martoyoto Wiyono, 2014: 13-15).

Jumlah Umat Wilayah St. Petrus Kanisius,

Lor Senowo

St Yusup Ngampel (18 KK / 50 Jiwa) St Bartholomeus Kajangkoso (17 KK / 49 Jiwa)

St Gregorius Grogol (20 KK/61 Jiwa) St Yakobus Krinjing (16 KK/48 Jiwa) St Yohanes Dadapan (30 KK/90 Jiwa) St Maria Sewukan (44 KK/134 Jiwa) St Mateus Semen (43 KK/109 Jiwa)


(42)

16

B.Gambaran Situasi Umum di Lingkungan St. Yusuf, Berut, Wilayah St. Marta, Sumber, Paroki St. Maria Lourdes, Sumber

Lingkungan St. Yusuf merupakan pecahan dari Lingkungan St. Yulius, Berut. Pada tahun 2005 Lingkungan St. Yulius dikembangkan menjadi satu Lingkungan lagi yaitu St. Yusuf karena jumlah umat bertambah banyak. Setiap Lingkungan mempunyai kepengurusan masing-masing, tetapi tetap saling bekerjasama. Sedangkan penggunaan nama pelindung Lingkungan St. Yusuf diambil dari nama baptis tokoh agama yang tinggal di Lingkungan tersebut yaitu Bapak Yusup Somaatmaja [Lampiran 5: (5)].

1. Situasi Umat di Lingkungan St. Yusuf, Berut, Wilayah St. Marta Sumber, Paroki St. Maria Lourdes, Sumber

Secara geografis Lingkungan St. Yusuf, Berut berada di kelurahan Sumber, kecamatan Dukun, kabupaten Magelang. Batas-batas Lingkungan St. Yusuf, Berut sebagai berikut [Lampiran 5: (5)]:

- Sebelah Utara: Lingkungan St. Petrus, Ngentak, dan Lingkungan St. Paulus, serta St. Pius, Diwak,

- Sebelah Selatan: Lingkungan St. Thomas, Kalibening, - Sebelah Barat: Lingkungan St. Yulius, Berut,

- Sebelah Timur: Lingkungan St. Petrus, Ngentak,

Berdasarkan data per November 2014 Lingkungan St. Yusuf, Berut terdiri dari 60 KK dengan 187 jiwa. Umat di Lingkungan St. Yusuf, Berut mayoritas adalah orang dewasa. Sedangkan pekerjaan umat 90% adalah petani dan buruh (mencangkul, tandur, menambang pasir, buruh pabrik batu, dst). Sebagian kecil


(43)

umat bekerja sebagai PNS dan pensiunan. Oleh sebab itu secara ekonomi umat berada dalam kelas menengah ke bawah [Lampiran 5: (5)].

Situasi sosial di Lingkungan St. Yusuf dengan umat beragama lain terjalin dengan baik. Keakraban antar umat beragama dapat dirasakan saat umat sedang mengalami kerepotan (umat Katolik), umat Muslim ikut membantu dan sebaliknya. Dalam organisasi pedesaan tidak ada pembedaan antara orang Katolik dan Muslim misalnya arisan, kegiatan RT, dan kelompok tani, kerja bakti. Umat Katolik dan Muslim membaur dalam berkesenian. Walaupaun kesenian tersebut pendiri dan pelatihnya orang Katolik tetapi pesertanya dari umat Muslim. Kebersamaan umat yang tercipta saat hari raya kurban, umat Katolik mendapatkan daging kurban, pada saat lebaran umat Katolik ikut merayakan dengan saling berkunjung untuk bersilaturahmi. Apabila ada umat yang meninggal semua warga terlibat membantu, misalnya bila yang meninggal umat Katolik maka umat Muslim diundang untuk mendoakan yang meninggal dengan cara tahlilan dan sebaliknya[Lampiran 5: (5)-(6)].

2. Situasi Katekese Umat di Lingkungan St. Yusuf, Berut, Wilayah St. Marta Sumber, Paroki St. Maria Lourdes, Sumber

Umat di Lingkungan St. Yusuf, Berut dalam keterlibatan hidup menggereja masih sangat kurang. Sebagian sesar umat sangat sulit untuk terlibat, belum mempunyai “greget” atau semangat dan belum ada kesadaran diri untuk mengikuti kegiatan menggereja sehingga sedikit umat yang mau terlibat penuh. Ketidakterlibatan umat dalam hidup menggereja dapat dilihat dari kedatangan umat mengikuti Ekaristi di Gereja (Ekaristi harian maupun Ekaristi mingguan),


(44)

18

pendalaman iman di Lingkungan, doa bersama dan kerja bakti membersihkan Gereja [Lampiran 5: (6)].

Sedangkan kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan di Lingkungan St. Yusuf adalah ibadat sabda setiap satu bulan sekali, rosario (bulan Mei dan Oktober), pendalaman iman (BKSN, Adven, dan Prapaskah), PIA setiap minggu dibantu oleh siswa-siswi dari SMA Vanlith Muntilan, jalan salib, kerja bakti membersihkan Gereja, tugas koor setiap 10 minggu sekali bekerjasama dengan Lingkungan St. Yulius, kegiatan WK (Wanita Katolik) setiap Senin paing, dan Novena bersama [Lampiran 5: (6)].

Katekese umat yang sudah berjalan di Lingkungan St. Yusuf dilaksanakan pada masa Adven, Prapaskah dan BKSN walaupun menurut kesepakatan katekese umat dilaksanakan satu bulan sekali. Keterlibatan umat dalam menghadiri katekese umat belum merata artinya sebagian kecil umat yang mau datang. Umat harus diajak satu persatu dan biasanya yang hadir adalah orang dewasa dan tua, serta beberapa anak remaja yang memiliki tugas sekolah [Lampiran 5: (8)].

Keterlibatan umat dalam proses katekese umat masih pasif karena sebagian besar umat kurang berpendidikan sehingga banyak umat hanya sebagai pendengar. Sebagian besar umat kurang bisa mengolah pengalaman hiduo menjadi pengalaman iman. Umat yang aktif dalam berkatekese hanya orang-orang tertentu dan umat akan aktif pada saat menyampaikan doa umat dengan menggunakan bahasa yang sederhana. Oleh karena itu hambatan yang dihadapi Lingkungan adalah umat yang aktif mengungkapkan gagasan terbatas, umat sulit untuk menyampaikan pengalaman hidup dan pengalaman iman, kurangnya sarana pendukung karena sarana yang di miliki Lingkungan sangat terbatas, peserta atau


(45)

umat yang datang kebanyakan orang-orang tua, susah mengajak umat untuk terlibat walaupun setiap pertemuan sudah diingatkan, daya tangkap umat kurang karena lelah bekerja. Sedangkan dukungan dari Lingkungan adalah tersedianya tempat yang digunakan untuk berkatekese dengan cara bergiliran bagi umat yang bersedia rumahnya digunakan untuk berkumpul [Lampiran 5 :(8)].

Pendamping katekese umat adalah prodiakon atau ketua Lingkungan hal ini dilakukan karena tidak semua umat mampu memandu katekese umat. Proses katekese umat yang sejauh ini sudah berjalan adalah lagu pembukaan, doa pembukaan, pengantar, bacaan Kitab Suci, pembahasan teks Kitab Suci, sharing pengalaman hidup, rangkuman, doa umat, doa penutup dan doa malam, serta lagu penutup jika diperlukan. Akan tetapi pada langkah-langkah tersebut tidak selalu sama karena bisa sharing pengalaman hidup kemudian pembacaan Kitab Suci dan pembahasannya. Dalam hal ini pendamping berperan sebagai pemandu, dan memberikan pengarahan/penjelasan isi teks Kitab Suci dengan penggunaan sarana pendukung (Kitab Suci, Kidung Adi, atau buku panduan) [Lampiran 5: (7)].

Umat dan pendamping saling bekerjasama dengan harapan umat dapat terlibat aktif dalam proses berkatekese dan menghadirinya dengan kesadaran supaya menjadi umat yang berkualitas dalam iman, dan pendamping dapat memandu dengan kreatif supaya umat antusias mengikutinya. Sedangkan usulan yang diharapkan Lingkungan adalah mencari sarana yang menarik misalnya penggunaan LCD untuk menampilkan foto, gambar, video, umat lebih peka dan tahu kebutuhan Lingkungan, adanya pembekalan untuk para pendamping katekese umat, serta mencetak katekis yang handal [Lampiran 5: (9)].


(46)

20

C.Penelitian tentang Sumbangan Katekese Umat dalam Rangka Meningkatkan Pengahayatan Iman di Lingkungan St. Yusuf, Berut, Wilayah St.Marta, Sumber, Paroki St. Maria Lourdes, Sumber, Magelang Berdasarkan permasalahan yang ada penulis melakukan penelitian supaya mendapatkan data-data yang diperlukan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan katekese umat dalam meningkatkan penghayatan iman di Lingkungan St. Yusuf, Berut. Dalam kehidupan umat katekese umat dan iman saling berkaitan karena iman perlu dikembangkan dan katekese umat merupakan salah satu cara untuk meningkatkan penghayatan iman.

1. Latar Belakang Penelitian

Setiap Lingkungan memiliki kegiatan rohani yang bertujuan untuk menumbuhkan iman supaya semakin dewasa. Umat diharapkan dapat terlibat aktif di dalamnya supaya mereka dapat menjadi saksi Kristus dalam kehidupan. Salah satu kegiatan Lingkungan yang sangat menarik adalah ketekese umat. Akan tetapi umat kurang mempunyai kepedulian terhadap kegiatan tersebut. Umat biasanya lebih tertarik untuk mengikuti doa devosi seperti doa Rosario dari pada mengikuti katekese umat. Berdasarkan pengamatan umat di Lingkungan St. Yusuf masih banyak umat yang belum beriman. Hal ini terlihat dari kepekaan, kepedulian, dan kesadaran diri dalam menghidupi Gereja dan menghadapi kehidupan. Umat kurang mampu mendalami pengalaman hidup sehari-hari menjadi bermakna.

Oleh sebab itu penulis melaksanakan penelitian untuk mengetahui seberapa besar sumbangan katekese umat terhadap penghayatan iman di Lingkungan St. Yusuf, Berut. Kehadiran katekese umat pasti membawa nilai positif dalam


(47)

kehidupan iman umat yaitu membantu umat meningkatkan penghayatan iman sehingga dapat bersaksi di tengah-tengah masyarakat.

2. Rumusan Permasalahan

Berdasarkan latar belakang penelitian, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

a. Bagaimana gambaran katekese umat yang berlangsung di Lingkungan St. Yusuf, Berut?

b. Apa hambatan umat dalam mengikuti katekese umat yang ada di Lingkungan St. Yusuf, Berut?

c. Apa harapan umat terhadap terlaksananya katekese umat di Lingkungan St. Yusuf, Berut?

d. Sejauh mana sumbangan katekese umat dalam meningkatkan penghayatan iman?

3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui gambaran umum katekese umat yang berlangsung di Lingkungan St. Yusuf, Berut.

b. Untuk mengetahui hambatan-hambatan umat dalam mengikuti ketekese umat di Lingkungan St. Yusuf, Berut.

c. Untuk mengetahui harapan umat terhadap katekese umat di Lingkungan St. Yusuf, Berut supaya menjadi lebih baik lagi.


(48)

22

d. Untuk mengetahui sejauh mana sumbangan katekese umat dalam meningkatkan penghayatan iman.

4. Metodologi Penelitian a. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Metode diskriptif berusaha untuk memecahkan masalah berdasarkan data-data yang diperoleh kemudian disusun, dijelaskan, dan dianalisis (Cholik Narbuko & Abu Achmadi, 2007: 44).

b. Jenis Penelitian

Penulis dalam penelitian menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah memahami fenomena yang dialami responden secara holistik dan deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, serta pada suatu konteks yang sedang dialami dengan menggunakan metode alamiah (Moleong, 2012: 6).

c. Alat Pengumpulan Data

Dalam penelitian, penulis menggunakan alat pengumpulan data berupa kuesioner. Kuesioner merupakan daftar pertanyaan/pernyataan yang bersifat terbuka/tertutup. Sifat kuesioner yang dipilih adalah kuesioner tertutup. Kuesioner tertutup merupakan kuesioner yang berbentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dalam dirinya, dengan memberi tanda silang (Riduwan, 2013: 72). Penulis menggunakan kuesioner langsung yaitu daftar pertanyaan yang dikirim kepada responden secara


(49)

langsung. Dengan menggunakan tipe pilihan kuesioner fact finding yaitu jawaban koesioner yang disediakan ada dua pilihan sedangkan tipe item multiple choice jawaban yang disediakan lebih dari dua pilihan (Sutrisna Hadi, 2004b: 178).

d. Tempat Penelitian

Penulis melaksanakan penyebaran dan pengisian kuesioner kepada responden untuk melakukan penelitian tentang sumbangan katekese umat dalam meningkatkan penghayatan iman dilakukan di Lingkungan St. Yusuf, Berut.

e. Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan penulis untuk melakukan penelitian adalah 5 hari. Kegiatan penyebaran dan pengisian kuesioner dimulai pada tanggal 6-8 Desember 2014 dan tanggal 15-16 Desember 2014. Penulis menyebarkan kuesioner kepada responden dengan cara mendatangi langsung ke rumah responden.

f. Responden

Responden merupakan orang-orang yang berperan sebagai penjawab atas pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian (Pusat Bahasa Depenas, 2015: 952). Responden dalam penelitian ini adalah umat di Lingkungan St. Yusuf, Berut yang berusia 30 tahun ke atas dengan jumlah keseluruhan ada 100 jiwa.

g. Sampel

Sampel merupakan sebagian responden yang akan diteliti. Populasi merupakan semua responden dari sampel (Sutrisna Hadi, 2004: 77). Penelitian ini


(50)

24

menggunakan teknik random sampling yaitu pengambilan sampel secara random/acak (Sutrisna Hadi, 2004: 82-84). Purposive sampling merupakan jenis sampel yang digunakan karena pemilihan responden berdasarkan ciri-ciri tertentu supaya penelitian dapat mencapai tujuan (Sutrisna Hadi, 2004: 91). Sampel diambil dari 60 % dari 100 responden (populasi) yaitu 60 responden dengan kriteria: umat Lingkungan St. Yusuf, Berut, berusia 30 tahun ke atas, dan terlibat aktif maupun tidak terlibat aktif dalam katekese umat.

h. Variabel Penelitian

Variabel merupakan konsep yang dapat diukur, dan memiliki dua nilai atau lebih yang berasal dari satu unit yaitu dari pribadi/kelompok/satu unit dengan waktu yang berbeda (Labovitz & Hagelorn, 1982: 29). Variabel dalam penelitian ini adalah katekese umat dan meningkatkan penghayatan iman umat di Lingkungan St. Yusuf, Berut. Variabel yang diungkap adalah identitas responden, pemahaman dan keterlibatan umat dalam katekese umat, penghayatan dan perwujudan iman dalam katekese umat. Untuk lebih memperjelas variabel penelitian yang diungkap dalam penelitian dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 1: Variabel Penelitian No. Variabel yang

diungkap

Aspek yang diungkap No. Item Jumlah

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Identitas responden a. Jenis kelamin b. Usia

c. Pendidikan d. Pekerjaan

1 2 3 4

1 1 1 1 2. Pemahaman dan a. Pemahaman umat 5, 6, 7, 8, 9, 8


(51)

(1) (3) (4) (5) keterlibatan umat

dalam katekese umat

terhadap katekese umat b. Keterlibatan umat

dalam katekese umat c. Hambatan yang terjadi

dalam katekese umat d. Dukungan yang

dibutuhkan dalam ketekese umat e. Harapan terhadap

katekese umat Usulan terhadap katekese umat

10, 11,12 13, 14, 15,

16, 17 18, 19, 20,

21 22, 23,24

25, 26, 27,28 29, 30, 31

5 4 3

4 3 3. Penghayatan, dan

perwujudan, iman dalam katekese umat

a. Pemahaman umat terhadap iman b. Penghayatan iman

katolik dalam katekese umat

c. Perwujudan iman dalam katekese umat d. Peran katekese umat

dalam meningkatkan penghayatan iman

32, 33, 34 35, 36, 37,

38 39, 40, 41,

42, 43 44, 45, 46, 47, 48, 49,

50

3 4

5

7

JUMLAH 50

i. Teknik Analisis Data

Dalam pengolahan data hasil penelitian, rumus yang digunakan adalah ( ). (J) adalah jumlah jawaban responden yang masuk, (N) adalah jumlah responden keseluruhan, dan 100% adalah prosentase keseluruhan (Riduwan, 2013: 89).

D.Hasil Penelitian tentang Sumbangan Katekese Umat dalam Rangka Meningkatkan Penghayatan Iman Umat Lingkungan St. Yusuf, Berut.

Hasil penelitian yang disajikan setelah melakukan penelitian adalah katekese umat yang terlaksana di Lingkungan dan sumbangan katekese umat


(52)

26

dalam meningkatkan penghayatan iman. Data-data yang diperoleh penelitian adalah identitas responden, pemahaman dan keterlibatan umat serta penghayatan dan perwujudan iman dalam katekese umat.

Penyebaran kuesionder dilakukan selama 5 hari yaitu dari tanggal 6-8 Desember 2014 dan 15-16 Desember 2014. Dari 60 kuesioner yang disebarkan ada 52 yang kembali dan 8 tidak kembali.

Berikut ini hasil pengolahan data berdasarkan masing-masing variabel dari 52 kuesioner yang disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

1. Identitas Responden

Pada variabel identitas responden terdiri dari jenis kelamin, usia, pendidikan, dan pekerjaan responden yang terungkap dalam tabel 2 berikut ini.

Tabel 2. Identitas Responden N= (52)

No Pertanyaan Jumlah %

(1) (2) (3) (4)

1. Jenis kelamin a. Laki-laki b. Perempuan 24 28 46,15 53,85 2. Usia

a. Kurang dari 35 tahun b. 36-45 tahun

c. 46-55 tahun

d. Lebih dari 56 tahun

13 22 8 9 25,00 42,31 15,38 17,31 3. Pendidikan terakhir

a. SD b. SMP c. SMA/SMK d. Perguruan tinggi

10 11 19 12 19,23 21,15 36,54 23,08 4. Pekerjaan

a. Petani b. Buruh/karyawan 30 14 57,70 26,92


(53)

(1) (2) (3) (4) c. Wiraswasta

d. PNS

7 1

13,46 1,92 Berdasarkan tabel 2 di atas sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan 53,85% (28 orang), walaupun perbandingannya tidak terlalu jauh dengan responden yang berjenis kelamin laki-laki 46,15% (24 orang).

Sebagian besar responden yang berusia 36-45 tahun ada 42,31% (22 orang), sedangkan sebagian lagi responden yang berusia kurang dari 35 tahun ada 25,00% (13 orang), berusia lebih dari 50 tahun ada 17,31% (9 orang), dan berusia 46-55 tahun 15,38% (8 orang).

Ada pun sebagian besar pendidikan terakhir responden adalah SMA/SMK 36,54% (19 orang), perguruan tinggi 23,08% (12 orang), SMP 21,15% (11 orang), dan SD 19,23% (10 orang). Sedangkan sebagian besar responden bekerja sebagai petani 57,69% (30 orang), dan sebagian kecil umat bekerja sebagai buruh/karyawan 26,92% (14 orang), wiraswasta 13,46% (7 orang), dan PNS 1,92% (1 orang).

2. Pemahaman dan Keterlibatan Umat dalam Katekese Umat

Pada variabel pemahaman dan keterlibatan umat dalam katekese umat terdiri dari pemahaman umat terhadap katekese umat, keterlibatan umat dalam katekese umat, hambatan yang terjadi dalam katekese umat, dukungan yang dibutuhkan dalam ketekese umat, harapan terhadap katekese umat dan usulan terhadap katekese umat. Variabel pemahaman dan keterlibatan umat dalam katekese umat terungkap dalam tabel berikut ini:


(54)

28

a. Pemahaman Umat terhadap Katekese Umat

Tabel 3. Pemahaman Umat terhadap Katekese Umat N= (52)

No Pertanyaan Jumlah %

(1) (2) (3) (4)

5. Pengertian katekese umat a. Pendalaman Kitab Suci

b. Saling membagikan pengalaman iman c. Ibadat Sabda

d. Doa Rosario

27 21 0 4 51,93 40,38 0,00 7,69 6. Tujuan ketekese umat

a. Saling membagikan pengalaman iman antar umat b. Mengolah pengalaman hidup melalui terang Kitab

Suci

c. Pendewasaan iman dan kesaksian iman di tengah-tengah masyarakat

d. Berdoa bersama

10 22 17 3 19,23 42,31 32,69 5,77 7. Isi katekese umat

a. Pengalaman hidup sehari-hari

b. Pengalaman iman Gereja yang ada di dalam Kitab Suci

c. Ajaran Gereja tentang dokumen Gereja d. Doa 28 17 1 6 53,85 32,69 1,92 11,54 8. Sarana yang digunakan dalam katekese umat

a. Teks Kitab Suci yang akan dibahas b. Buku lagu dan buku doa

c. Buku panduan

d. Sarana dari kreatifitas pendamping

24 4 14 10 46,15 7,70 26,92 19,23 9. Model katekese umat

a. Menggali pengalaman hidup b. Pendalaman Kitab Suci

c. Campuran (menggali pengalaman hidup dan pendalaman Kitab Suci)

d. Doa bersama

20 17 4 11 38,46 32,69 7,70 21,15 10. Langkah-langkah yang terjadi dalam katekese umat

a. Pembukaan, pembacaan teks Kitab Suci, cerita pengalaman hidup berdasarkan Kitab Suci,

pendalaman pengalaman hidup dan Kitab Suci, doa umat dan penutup

b. Pembukaan, pengalaman hidup umat, mendalami teks Kitab Suci, menerapkan iman Kristiani dalam situasi umat dan mengusahakan suatu aksi konkret dalam kehidupan, doa umat dan penutup

14

19

26,92


(55)

(1) (2) (3) (4) c. Pembukaan, pembacaan teks Kitab Suci, doa umat

dan doa penutup

d. Pembukaan, pembacaan teks Kitab Suci,

pendalaman Kitab Suci, pendalaman pengalaman hidup, penerapan iman Kristiani, doa umat dan penutup.

3 16

5,77 30,77

11. Tema katekese umat sesuai dengan situasi dan kondisi umat

a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

9 14 26 3 17,31 26,92 50,00 5,77 12. Pemimpin katekese umat

a. Ketua Lingkungan b. Prodiakon

c. Umat yang ditunjuk d. Umat secara bergantian

20 12 12 8 38,46 23,08 23,08 15,38

Berdasarkan tabel 3 di atas pemahaman umat terhadap pengertian katekese umat sebagian besar responden menjawab pendalaman Kitab Suci 51,93% (27 orang), katekese umat merupakan saling membagikan pengalaman iman 40,38% (21 orang). Tetapi ada juga responden yang menjawab katekese umat merupakan doa Rosario 7,69% (4 orang) dan tidak ada responden yang menjawab katekese umat merupakan ibadat sabda.

Pemahaman responden terhadap tujuan katekese umat sebagian besar responden menjawab mengolah pengalaman hidup melalui terang Kitab Suci 42,31% (22 orang), dan membagikan pengalaman iman antar umat 19,23% (10 orang). tujuan katekese umat adalah pendewasaan iman dan kesaksian iman di tengah- masyarakat 32,69% (17 orang), dan berdoa bersama 5,77% (3 orang).

Isi katekese umat yang sejauh ini dilaksanakan di Lingkungan St. Yusuf adalah pengalaman hidup sehari-hari 53, 85% (28 orang). Sedangkan pengalaman


(56)

30

iman Gereja yang ada di dalam Kitab Suci 32, 69% (17 orang), ajaran Gereja tentang dokumen Gereja 1, 92% (1 orang), dan doa bersama 11,54% (6 orang).

Sedangkan sarana yang digunakan dalam katekese umat sebagian besar responden menjawab sarana teks Kitab Suci yang akan dibahas 46,15% (24 orang), dan 7, 69% (4 orang) menjawab buku lagu dan buku doa. Sarana lain yang digunakan dalam berkatekese adalah buku panduan 26,92 % (14 orang), dan sarana dari kreatifitas pendamping 19,23% (10 orang).

Model katekese umat yang biasanya digunakan di Lingkungan adalah 38, 46% (20 orang) menjawab menggali pengalaman hidup dan pendalaman Kitab Suci 32,69% (17 orang). Sedangkan 21,15% (11 orang) menjawab katekese umat model doa bersama, dan 7,70% (4 orang) responden menjawab model campuran (menggali pengalaman hidup dan pendalaman Kitab Suci).

Adapun langkah-langkah yang terjadi dalam katekese umat di Lingkungan sebagian besar responden menjawab pembukaan, pengalaman hidup umat, mendalami teks Kitab Suci, menerapkan iman Kristiani dalam situasi umat dan mengusahakan suatu aksi konkret dalam kehidupan, doa umat dan penutup 36,54% (19 orang), dan 30,77% (16 orang) responden menjawab pembukaan, pembacaan teks Kitab Suci, pendalaman Kitab Suci, pendalaman pengalaman hidup, penerapan iman Kristiani, doa umat dan penutup. Sedangkan responden yang menjawab langkah-langkah pembukaan, pembacaan teks Kitab Suci, cerita pengalaman hidup berdasarkan Kitab Suci, pendalaman pengalaman hidup dan Kitab Suci, doa umat dan penutup 26,92% (14 orang), serta pembukaan, pembacaan teks Kitab Suci, doa umat dan doa penutup 5,77% (3 orang).


(57)

Kesesuaian tema katekese umat terhadap situasi dan kondisi umat di Lingkungan sebagian besar responden menjawab kadang-kadang sesuai 50,00% (26 orang), dan sering sesuai 26,92% (14 orang). Sedangkan 17,31% (9 orang) responden menjawab tema katekese umat selalu sesuai dan 5,77% (3 orang) responden menjawab tidak pernah sesuai.

Pemimpin katekese umat yang sering terlaksana di Lingkungan adalah 38,46% (20 orang) menjawab ketua Lingkungan, dan prodiakon sebanyak 23,08% (12 orang). 23,08% (12 orang) responden menjawab umat yang ditunjuk, dan 15,38% (8 orang) menjawab umat secara bergantian.

b. Keterlibatan Umat dalam Katekese Umat

Tabel 4. Keterlibatan Umat dalam Katekese Umat N= (52)

No Pertanyaan Jumlah %

(1) (2) (3) (4)

13. Keterlibatan umat mengikuti katekese umat a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

4 10 33 5 7,70 19,23 63,46 9,61 14. Ketertarikan umat mengikuti katekese umat

a. Sangat tertarik b. Tertarik c. Kurang tertarik d. Tidak tertarik

5 41 6 0 9,61 78,85 11,54 0,00 15. Motivasi umat mengikuti ketekese umat

a. Kebutuhan dan kerinduan akan sabda Tuhan b. Ingin berkumpul bersama.

c. Memperdalam iman

d. Keterpaksaan atau ikut-ikutan

20 6 24 2 38,46 11,54 46,15 3,85 16. Sikap umat dalam mengikuti katekese umat

a. Diam saja atau pasif b. Berbicara jika ditunjuk

2 9

3,85 17,31


(58)

32

(1) (2) (3) (4)

c. Mengikuti arahan pendamping

d. Aktif dengan terlibat dalam proses katekese umat

24 17

46,15 32,69 17. Situasi umat dalam mengikuti kegiatan katekese umat

di Lingkungan a. Umat terlibat aktif

b. Umat sebagai peserta mengikuti alur yang diarahkan pembimbing

c. Umat pasif dan cuek

d. Umat kurang menciptakan suasana kekeluargaan

12 26 3 11

23,08 50,00 5,77 21,15

Berdasarkan tabel di atas keterlibatan umat dalam mengikuti katekese umat di Lingkungan sebagian responden menjawab kadang-kadang mengikuti katekese umat 63,46% (33 orang), dan 19,23% (10 orang) menjawab sering mengikuti katekese umat. Sedangkan 9,61% (5 orang) menjawab tidak pernah mengikuti katekese umat, dan 7,70% (4 orang) menjawab selalu mengikuti ketekese umat.

Sebagian besar responden tertarik mengikuti katekese umat 78,85% (41 orang), dan 11,54% (6 orang) kurang tertarik. Sedangkan 9,61 % (5 orang) menjawab sangat tertarik mengikuti katekese umat, dan tidak ada responden yang menjawab tidak pernah tertarik..

Motivasi umat mengikuti katekese umat 46,15% (24 orang) menjawab memperdalam iman, 38,46% (20 orang) menjawab kebutuhan dan kerinduan sabda Tuhan. Sedangkan motivasi lain ingin berkumpul bersama umat lain 11,54% (6 orang), dan motivasi karena keterpaksaan/ikut-ikutan 3,85% (2 orang).

Sikap umat dalam mengikuti katekese umat sebagian besar responden mengikuti arahan pendamping 46,15% (24 orang), dan 32,69% (17 orang) terlibat aktif dalam proses katekese umat. Sedangkan sikap umat berbicara jika ditunjuk 17,31% (9 orang), dan sikap diam atau pasif 3,85% (2 orang).


(59)

Situasi umat dalam mengikuti katekese umat adalah umat mengikuti alur yang diarahkan pendamping 50,00% (26 orang), dan umat terlibat aktif 23,08% (12 orang). Sedangkan 21,15% (11 orang) situasi umat kurang menciptakan suasana kebersamaan, dan 5,77% (3 orang) menjawab situasi umat pasif dan cuek.

c. Hambatan yang terjadi dalam Katekese Umat

Tabel 5. Hambatan yang terjadi dalam Katekese Umat N= (52)

No Pertanyaan Jumlah %

(1) (2) (3) (4)

18. Hambatan yang dialami selama mengikuti proses katekese umat

a. Kesulitan untuk memahami proses katekese umat b. Kesulitan untuk mengungkapkan pengalaman

hidup

c. Kesulitan untuk merenungkan pengalaman hidup d. Kesulitan untuk menanggapi pokok pembicaraan

9 14 19 10 17,31 26,92 36,54 19,23 19. Hambatan yang dirasakan dari pihak Lingkungan

berkaitan dengan pelaksanaan katekese umat

a. Pendamping kurang kreatif sehingga terpaku pada teks

b. Pendamping kurang mempunyai pengetahuan cukup tentang bahan katekese umat

c. Kurangnya dukungan sarana dari Lingkungan d. Tidak tersedianya tempat untuk melakukan

katekese umat 14 7 26 5 26,92 13,46 50,00 9,62 20. Hambatan dalam diri untuk mengikuti katekese umat

a. Kesibukan

b. Kurang peduli/malas c. Memiliki masalah pribadi d. Lelah setelah seharian bekerja

23 11 0 18 44,23 21,15 0,00 34,62 21. Hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan katekese

umat

a. Katekese umat terlalu lama b. Tidak tepat waktu

c. Tercipta suasana emosional yang tidak mendukung d. Tercipta lingkungan fisik yang kurang mendukung

16 9 12 15 30,77 17,31 23,08 28,84


(60)

34

Berdasarkan tabel di atas hambatan yang dialami umat salama mengikuti katekese umat adalah kesulitan untuk merenungkan pengalaman hidup 36,54% (19 orang), dan kesulitan untuk mengungkapkan pengalaman hidup 26,92% (14 orang). Sedangkan responden yang menjawab kesulitan untuk menanggapi pokok pembicaraan pokok pembicaraan 19,23% (10 orang), dan 17,31% (9 orang) responden menjawab kesulitan untuk memahami proses katekese umat.

Hambatan yang umat rasakan dari pihak Lingkungan adalah 50,00% (26 orang) responden menjawab kurangnya sarana pendukung, dan 26,92% (14 orang) responden pendamping kurang kreatif sehingga terpaku pada teks. Sedangkan sebagian kecil responden menjawab pendamping kurang mempunyai pengetahuan yang cukup tentang katekese umat 13,46% (7 orang), dan 9,62% (5 orang) responden menjawab tidak tersedianya tempat untuk melakukan katekese umat.

Hambatan dalam diri umat untuk mengikuti katekese umat di Lingkungan sebagain besar responden menjawab kesibukan 44,23% (23 orang), dan 34,61% (18 orang) responden menjawab lelah setelah seharian bekerja. Sedangkan hambatan dalam diri yaitu kurang peduli atau malas terhadap kegiatan katekese umat 21,15% (11 orang) dan bahkan tidak ada responden yang menjawab memiliki masalah pribadi dalam mengikuti katekese umat.

Hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan katekese umat sebagaian besar responden menjawab katekese umat terlalu lama 30,77% (16 orang), dan tercipta lingkungan fisik yang kurang mendukung 28,84% (15 orang). Sebagian kecil responden menjawab hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan katekese umat tercipta suasana emosional yang tidak mendukung 23,08% (12 orang), dan 17,31% (9 orang) responden menjawab tidak tepat waktu.


(61)

d. Dukungan yang Dibutuhkan dalam Katekese Umat

Tabel 6. Dukungan yang Dibutuhkan dalam Katekese Umat N= (52)

No Pertanyaan Jumlah %

(1) (2) (3) (4)

22. Waktu yang ideal/cocok untuk katekese umat a. Kurang dari 60 menit

b. 60 menit-90 menit c. 90 menit-120 menit d. Lebih dari 120 menit

19 29 4 0 36,54 55,77 7,69 0,00 23. Dukungan Lingkungan yang dirasakan selama

mengikuti katekese umat a. Menyediakan tempat

b. Menyediakan sarana pendukung

c. Adanya pendamping/pemandu katekese umat d. Menyediakan dana

18 17 17 0 34,62 32,69 32,69 0,00 24. Dukungan dalam diri untuk mengikuti katekese umat

a. Mempunyai waktu luang untuk mengikuti katekese umat

b. Mempunyai kesadaran diri untuk terlibat aktif dalam proses katekese umat

c. Mempunyai kerinduan untuk dekat dengan Sabda Allah

d. Keterbukaan untuk menyediakan tempat untuk katekese umat 8 23 18 3 15,38 44,23 34,62 5,77

Berdasarkan tabel diatas waktu yang ideal atau untuk katekese umat, responden menjawab 60 menit-90 menit 55,76% (19 orang), dan 36,54% (19 orang) responden menjawab kurang dari 60 menit. Sedangkan 7,69% (4 orang) responden menjawab 90 menit-120 menit.

Dukungan Lingkungan untuk terselenggaranya katekese umat sebagian responden menjawab menyediakan tempat 34,62% (18 orang), dan Lingkungan menyediakan sarana pendukung 32,69% (17 orang). Sebagian kecil responden menjawab adanya pendamping/pemimpin katekese umat 32,69% (17 orang).


(62)

36

Dukungan yang ada dalam diri umat sebagian responden mempunyai kesadaran diri terlibat aktif dalam proses katekese umat 44,23% (23 orang), dan 34,62% (18 orang) menjawab mempunyai kerinduan untuk dekat dengan sabda Allah. Sedangkan dukungan lain umat memiliki waktu luang 15,38% (8 orang), dan 5,77 (3 orang) responden keterbukaan menyediakan tempat.

e. Harapan terhadap Katekese Umat

Tabel 7. Harapan terhadap Katekese Umat N= (52)

No Pertanyaan Jumlah %

(1) (2) (3) (4)

25. Harapan terhadap katekese umat yang akan datang a. Katekese umat dikemas dengan menarik

b. Menggunakan sarana pendukung c. Menjawab kebutuhan umat

d. Menciptakan suasana yang menyenangkan penuh persaudaraan 13 2 7 30 25,00 3,85 13,46 57,69 26. Harapan terhadap proses katekese umat

a. Umat terlibat aktif sehingga dapat memahami materi katekese umat

b. Tercipta suasana yang bersahabat (saling menghormati)

c. Isi sesuai dengan kebutuhan umat d. Dapat disusun secara menarik

20 15 4 13 38,46 28,85 7,69 25,00 27. Harapan terhadap pendamping katekese umat

a. Pendamping lebih kreatif dan aktif melibatkan semua umat

b. Pendamping memiliki pengetahuan yang cukup c. Pendamping terampil dalam berkomunikasi

d. Pendamping terampil mengajak umat merenungkan pengalaman hidup 26 5 4 17 50,00 9,62 7,69 32,69 28. Katekese umat yang menarik

a. Menjawab kebutuhan umat

b. Dapat menantang umat untuk menghadapi perkembangan zaman dan permasalahanya c. Dapat mengajak umat terlibat aktif dalam proses

pendalaman iman 13 8 3 25,00 15,38 5,77


(63)

(1) (2) (3) (1) d. Dapat mengajak umat terlibat aktif dalam hidup

menggereja dan masyarakat

28 53,85

Tabel 7 di atas menunjukkan harapan responden terhadap katekese umat, sebagian besar responden menjawab menciptakan suasana menyenangkan penuh persaudaraan 57,69% (30 orang), dan katekese umat dikemas dengan menarik 25,00% (13 orang). Harapan umat terhadap katekese umat 13,46% (7 orang) responden menjawab katekese umat dapat menjawab kebutuhan umat, dan 3,85% (2 orang) responden menjawab menggunakan sarana pendukung.

Harapan umat terhadap proses katekese umat 38,46% (20 orang) responden menjawab umat terlibat aktif sehingga dapat memahami materi katekese umat, dan 28,85% (15 orang) tercipta suasana yang bersahabat. Sedangkan 25,00% (13 orang) menjawab proses katekese umat dapat disusun secara menarik, dan 7,69% (4 orang) menjawab isi katekese umat sesuai kebutuhan umat.

Ada pun harapan terhadap pendamping katekese umat sebagian besar responden menjawab pendamping lebih kreatif dan aktif melibatkan semua umat 50,00% (26 orang), dan pendamping terampil mengajak umat merenungkan pengalaman hidup 32,69% (17 orang). Sedangkan 9,62% (5 orang) responden menjawab pendamping memiliki pengetahuan yang cukup, dan 7,69% ( 4 orang) responden menjawab pendamping terampil berkomunikasi.

Katekese umat yang menarik adalah katekese umat yang dapat mengajak umat terlibat aktif dalam hidup menggereja dan masyarakat 53,85% (28 orang), dan 25,00% (13 orang) responden katekese umat yang dapat menjawab kebutuhan umat. Katekese umat yang menarik adalah dapat menantang umat menghadapi


(1)

(21)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(2)

(3)

(23)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(4)

(5)

(25) Lampiran 8: Kumpulan Lagu-lagu

Lagu pembukaan: “Dalam Yesus Kita Bersaudara” Dalam Yesus kita bersaudara (3X)

Sekarang dan selamanya Dalam Yesus kita bersaudara

Dalam Yesus kita bersatu (3X) Sekarang dan selamanya Dalam Yesus kita bersatu

Lagu penutup : “Hari ini Ku Rasa Bahagia” Hari ini kurasa bahagia

Berkumpul bersama saudara seiman Tuhan Yesus t’lah satukan kita Tanpa memandang di antara kita

Bergandengan tangan dalam kasih dalam satu hati

Berjalan dalam terang kasih Tuhan Kau sahabatku

Kau saudaraku

Tiada yang dapat memisahkan kita

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(6)

(26) Lampiran 9: Cerita : Daun-daun dan Orang

“Daun-daun dan Orang”

Yang paling penting dari sebuah pohon adalah daun-daunnya. Anda bisa memiliki batang pohon dan cabang-cabangnya, tapi jika tidak ada daunnya maka pohon itu adalah pohon mati atau tidak produksi. Daun adalah bengkel dari sebuah pohon.

Dalam satu kelompok atau organisasi, para anggotanya bisa disamakan dengan daun-daun pada sebuah pohon. Sama seperti ada ratusan jenis daun maka ada banyak jenis manusia: yang berguna, yang berfungsi sebagai hiasan, berduri, bisa dimakan, bisa untuk obat, harum, dan beragam bentuk dan ukurannya.

Selembar daun adalah satu unit kerja. Jika ia tidak bekerja dan memproduksi, maka pohon itu sendiri memotong saluran hidupnya. Daun membutuhkan air dari akar pohon dan cahaya matahari dari atas. Melalui warna hijau pada daun, ia memproduksi air dan gula yang disimpan di dalam akar dan kemudian menjadi makanan seperti kentang dan sebagainya.

Jika Anda menghalangi sinar matahari dari daun maka ia akan mati. Ia mati karena ia tidak bisa bekerja dan memproduksi. Jika Anda tidak mengairinya maka ia akan mati juga...karena ia tidak bisa bekerja. Dan sekali lagi, jika karena satu dan lain hal tidak dapat berproduksi, maka pohon itu akan menggugurkan daunnya, daun itu tidak berguna, berproduktif.

Orang dalam organisasi bisa disamakan dengan daun-daun itu, tanpa mereka kelompok bisa saja mempunyai ketua dan beberapa kepala seksi, tapi tidak mempunyai anggota.

Dalam kehidupan rohani, seperti halnya dengan daun dalam ilmu tumbuhan (botani), kita memerlukan kekuatan dari bawah dan dari atas. Kita adalah manusia; kita membutuhkan bumi dan kehidupan; tetapi kita juga memerlukan rahmat Tuhan dari atas. Tanpa hal ini kita tidak bisa menghasilkan buah.

Mihalik, Frank. (2008). 1500 Cerita Bermakna (Jilid I). Obor: Jakarta, hal.182-183.


Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan keterlibatan umat dalam hidup menggereja di Stasi Santo Lukas, Sokaraja, Paroki Santo Yosep Purwokerto Timur, Jawa Tengah melalui katekese umat model shared christian praxis.

29 354 137

Peranan doa bersama dalam keluarga Katolik terhadap pendidikan iman anak di wilayah Juwono, Paroki Santa Maria Lourdes Sumber, Magelang Jawa Tengah.

0 36 140

Penghayatan spiritualitas keterlibatan umat berinspirasi pada Santa Maria dalam hidup menggereja di Paroki Santa Maria Kota Bukit Indah Purwakarta.

0 0 189

Katekese sebagai usaha untuk meningkatkan penghayatan iman umat di Lingkungan Santo Longinus Naisau B Paroki Santa Sesilia Kotafoun-Atambua.

0 6 125

Penghayatan Devosi Jalan Salib sebagai sarana untuk memperkuat iman umat di Wilayah Maria Cordis Rogobelah, Paroki Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali, Jawa Tengah.

4 53 164

Upaya meningkatkan semangat persaudaraan siswa-siswa SMA Seminari Santa Maria Immaculata Lalian Atambua Nusa Tenggara Timur, melalui katekese umat model shared Christian Praxis.

0 6 198

Upaya meningkatkan pendampingan iman kaum muda di Paroki Santa Maria Mater Dolorosa, Soe, Keuskupan Agung Kupang melalui katekese umat model shared christian praxis - USD Repository

0 0 138

Upaya menumbuhkan hidup doa dalam keluarga-keluarga kristiani umat lingkungan Santa Maria stasi Majenang paroki Santo Stefanus Cilacap melalui katekese umat - USD Repository

0 0 137

Pendampingan iman keluarga kawin campur beda agama dalam menghayati hidup perkawinan kristiani di Paroki Santo Paulus, Palu, Sulawesi Tengah, melalui katekese umat model shared christian praxis - USD Repository

0 0 144

Sumbangan katekese umat bagi prodiakon melalui model shared christian praxis di Paroki Roh Kudus Kebonarum, Klaten, Jawa Tengah - USD Repository

0 4 178