Peningkatan self-esteem siswa melalui layanan bimbingan klasikal dengan penerapan metode permainan : penelitian tindakan bimbingan dan konseling pada kelas IV Musikal 3 SD Joannes Bosco Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 - USD Repository

  

PENINGKATAN SELF-ESTEEM SISWA MELALUI

LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL

DENGAN PENERAPAN METODE PERMAINAN

(Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Pada Kelas IV Musikal 3

  

SD Joannes Bosco Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

Ediana Prima Widiyaningrum

  

091114026

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

2014

  

PENINGKATAN SELF-ESTEEM SISWA MELALUI

LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL

DENGAN PENERAPAN METODE PERMAINAN

(Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Pada Kelas IV Musikal 3

  

SD Joannes Bosco Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

Ediana Prima Widiyaningrum

  

091114026

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

2014

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

  Apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya. (Matius 21:22) If you want to be successful, you must respect one rule Never lie to yourself. (Paulo Coelho)

  Kupersembahkan skripsi ini untuk:

  1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu mendampingiku

  2. Kedua orangtuaku tercinta (Bapak F.X. Martono S.Pd dan Ibu Cicilia Padmi Suryatmini S.Pd)

  3. Adikku tersayang (Eduardus Hardika Sandy Atmaja, S.Kom.)

  4. Dosen Pembimbing (Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si)

  5. Sahabat-sahabatku terkasih

  6. Teman-teman Prodi BK USD angkatan 2009 Terimakasih atas semangat, dorongan, bantuan dan doa dalam penyelesaian skripsiku ini.

  ABSTRAK

  

PENINGKATAN SELF-ESTEEM SISWA MELALUI

LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL

DENGAN PENERAPAN METODE PERMAINAN

(Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Pada Kelas IV Musikal 3

  

SD Joannes Bosco Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014)

Ediana Prima Widiyaningrum

Universitas Sanata Dharma

  

2014

  Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilakukan dalam 3 siklus. Setiap siklus hanya satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 1x30 menit. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan self-esteem siswa dalam mengikuti layanan bimbingan dan konseling melalui pelaksanaan metode permainan.

  Penelitian ini dilakukan di SD Joannes Bosco Yogyakarta. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas IV Musikal 3 SD Joannes Bosco dengan jumlah 19 siswa. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini diperoleh dengan observasi, skala self-esteem, dan wawancara. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kuantitatif.

  Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah self-esteem siswa meningkat dari kondisi awal, skor self-esteem siswa adalah 49,37. Pada siklus I skor self-

  

esteem siswa menjadi 51,68, pada siklus II menjadi 55,10 dan pada siklus III

  menjadi 59,89. Dari hasil uji berpasangan, peningkatan self-esteem dari kondisi awal dan siklus I menunjukkan signifikasi 0,001<0,05 yang berarti bahwa self-

  

esteem siswa dalam mengikuti kegiatan layanan bimbingan klasikal menggunakan

  metode permainan mengalami peningkatan secara signifikan. Pada uji berpasangan self-esteem siswa siklus I dan siklus II menunjukkan signifikasi 0,124>0,05 yang berarti bahwa self-esteem siswa dalam mengikuti kegiatan layanan bimbingan klasikal menggunakan metode permainan tidak mengalami peningkatan secara signifikan. Pada siklus II dan siklus III menunjukkan signifikasi 0,039<0,05 yang berarti bahwa self-esteem siswa dalam mengikuti kegiatan layanan bimbingan klasikal menggunakan metode permainan sudah mengalami peningkatan secara signifikan. Berdasarkan hasil penelitian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan metode permainan dapat meningkatkan self-esteem siswa dalam mengikuti kegiatan layanan bimbingan klasikal. Penerapan metode permainan disarankan digunakan dalam kegiatan layanan bimbingan klasikal.

  ABSTRACT

  

IMPROVING STUDENT SELF-ESTEEM THROUGH

CLASSICAL COUNSELING SERVICES

USING GAME METHOD IMPLEMENTATION

(Action Research Guidance and Counseling In Classes IV Musical 3

  

Joannes Bosco Yogyakarta Elementary School Year 2013/2014)

  Ediana Prima Widiyaningrum Sanata Dharma University

  2014 This research is Classroom Action Research. This research was conducted in 3 cycles. Each cycle only one session with 1 x 30 minutes time allocation. Each cycle consists of planning, implementation, observation, and reflection. The purpose of this research is to improve the self-esteem of students in following the guidance and counseling services through the implementation of the method of the game.

  This research was conducted in Joannes Bosco Elementary School Yogyakarta. The population of this research is students of class IV Musical 3 Joannes Bosco Elementary School with the 19 students. Data collection technique in this study was obtained by observation, self-esteem scale, and interviews. Data were analyzed by descriptive quantitative.

  The results obtained from this research is the self-esteem of students increased from the initial conditions, self-esteem scores of students was 49.37. In the first cycle of self-esteem scores of students becomes 51.68, on the second cycle becomes 55.10 and the third cycle becomes 59.89. Pair test results, increasing in self-esteem from the initial conditions and the first cycle indicates the significance 0.001 < 0.05, which means that the self-esteem of students in following classical guidance services activities using game method have increased significantly. In the pair test of students self-esteem first cycle and second cycle indicates the significance 0.124 > 0.05, which means that the self-esteem of students in following classical guidance services activities using game method have not improved significantly. In the second cycle and third cycle indicates the significance 0.039 < 0.05, which means that the self-esteem of students in classical guidance services activities using game method games have increased significantly. Based on the results above, it can be concluded that the implementation of game method can improve the self-esteem of students in following classical guidance service activities. Implementation of the game method used in the classical guidance are advised.

  KATA PENGANTAR Penulis mengucap syukur kepada Tuhan yang Maha Pengasih atas rahmat dan karuniaNya yang dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi (Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling) ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan di Program Studi Bimbingan dan Konseling, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Skripsi ini berjudul

PENINGKATAN SELF-ESTEEM SISWA MELALUI LAYANAN

  “

  

BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN PENERAPAN METODE PERMAINAN

(Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Pada Kelas IV Musikal 3 SD

Joannes Bosco Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014)”.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini terselesaikan tidak hanya dari usaha

dan kerja keras penulis sendiri, melainkan berkat adanya dukungan, bimbingan,

bantuan, dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan

terima kasih yang tak terhingga kepada:

  1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

  2. Dr. Gendon Barus, M.Si., selaku Kepala Prodi Bimbingan dan

  Konseling Universitas Sanata Dharma dan juga selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan kritik, saran, masukan, dorongan, semangat, serta membantu, membimbing, dan mendampingi penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.

  3. Susana Sri Anggorowati, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SD Joannes Bosco Yogyakarta yang telah memberi ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

  4. Priska Wulan Oktavianti, S.Pd., selaku guru Bimbingan dan Konseling SD Joannes Bosco Yogyakarta yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.

  5. Siswa-siswi kelas IV Musikal 3 SD Joannes Bosco Yoyakarta tahun

  pelajaran 2013/2014 yang telah bersedia menjadi subjek dan membantu penulis dalam proses pengumpulan data yang digunakan untuk menyelesaikan skripsi ini.

  6. Orangtua dan keluarga yang selalu memberikan semangat, motivasi, dorongan dan doa kepada penulis.

  7. Stefanus Pryatmoko selaku petugas di sekretariat BK yang banyak

  membantu peneliti mengurus berbagai administrasi dan persyaratan untuk menyelesaikan skripsi.

  8. Sahabat-sahabatku (Clara Wibowo, Deny Adventy, Caecilia Tika, Anna

  Dyah, Nasarani Ramoti, Sinta Meilana, Ermelinda Sri, Siska Youniter, Lilin Sabto, Arista Abria) yang selalu memberikan dukungan, bantuan dan motivasi kepada penulis.

  9. Teman-temanku (Fransiska Wening, Theodora Nohana, Andreas Rian, Dedy

  Setiawan, Wiratama Rahman, Vincentia Widi) yang telah bersedia membantu dan memberi masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  10. Semua teman-teman prodi BK USD angkatan 2009 yang telah

memberikan kontribusi positif bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  11. Teman-teman Mitra Perpustakaan Universitas Sanata Dharma (Judith Ester,

  Realita Kristi, Odilia Eli, Annisa Virginia, Klaudius Hani, David Elfandra, Yohanes Hanggoro, Katarina Ani, Lana Dara, Yoestenia, Stefanus Iwan, Brigita Rema) yang telah mendukung dan menemani hari-hari penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis.

  DAFTAR ISI Halaman

  HALAMAN JUDUL ………………………………………………... i

  HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………….. ii

  HALAMAN PENGESAHAN …………………………………......... iii

  HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .…………………… iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .

  ……………………………. v PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

  .…………………... vi ABSTRAK

  ………………………………………………………….. vii ABSTRACT

  ………………………………………………………… viii KATA PENGANTAR

  ……………………………………………… ix DAFTAR ISI

  ………………………………………………………... xii DAFTAR TABEL

  …………………………………………………... xiv DAFTAR GRAFIK

  …………………………………………………. xv DAFTAR GAMBAR

  ……………………………………………….. xvi DAFTAR LAMPIRAN

  ……………………………………………... xvii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..

  ………………………………………... 1 B. Rumusan Masalah .

  ……………………………………... 4 C. Tujuan Penelitian .. ……………………………………… 5

  D. Manfaat Penelitian …..………………………………….. 5 E. Definisi Operasional ..

  …………………………………... 7

  BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian Teori

  1. Hakikat Self-esteem a. Pengertian Self-esteem ..

  ……..…………….………... 8 b. Kategori Self-esteem ...

  ……………………………… 9 c. Karakteristik Self-esteem ..

  ….………………..……… 11

  2. Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling a. Pengertian Pengertian Bimbingan ...

  ………………... 13 b. Tujuan Bimbingan ... ..………………………………. 14 c. Fungsi Bimbingan .. ……………….………………... 15

  3. Konsep Dasar Permainan a. Pengertian Permainan ..

  …………………………….. 18

  b. Peran Permainan dalam Bimbingan dan Konseling … 19

  c. Efektivitas Metode Permainan ……………………… 20

  B. Kerangka Pikir Penelitian …..……………………………... 22

  C. Hipotesis Tindakan ….……………………………………. 23

  BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ……………………………………………. 24

  B. Subjek Penelitian …………………………………………. 25

  C. Setting Penelitian ………………………………………….. 25

  D. Prosedur Penelitian ……………………………………….. 26

  E. Langkah/Tahapan Penelitian ……………………………… 28

  F. Teknik Pengumpulan Data ………………………………... 31

  G. Instrumen Penelitian ……………………………………… 32

  H. Teknik Analisis Data ……………………………………… 35

  I. Indikator Keberhasilan ……………………………………. 39

  BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

  1. Proses Pelaksanaan Penelitian ………………………… 41

  2. Hasil Observasi Perilaku Siswa …..…………………… 51

  3. Hasil Pengolahan Skala Self-esteem Siswa ….………… 55

  B. Pembahasan ….…………………………………….……… 70

  BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……………..………………………………… 74

  B. Saran ……………………………………………………… 74

  DAFTAR PUSTAKA ….……………………………………………. 76

  DAFTAR TABEL Tabel 1 Kisi-kisi Panduan Observasi Perilaku Siswa

  ..……………… 33 Tabel 2 Kisi-kisi Self-esteem Siswa

  ……………………….…….…… 33 Tabel 3 Pertanyaan Wawancara Tidak Terstruktur

  ………………….. 35 Tabel 4 Kriteria Kategori Subjek dan Butir-butir Self-esteem ..

  ……… 36 Tabel 5 Kriteria Keberhasilan .. ……………………………………… 40

  Tabel 6 Penggolongan Self-esteem Subjek pada Data Awal ..……….. 56

  Tabel 7 Penggolongan Butir-butir Self-esteem pada Data Awal ..…… 57

  Tabel 8 Penggolongan Self-esteem Subjek pada Siklus 1 ..………….. 58

  Tabel 9 Penggolongan Butir-butir Self-esteem pada Siklus 1 ……..… 59

  Tabel 10 Penggolongan Self-esteem Subjek pada Siklus 2 ..………… 61

  Tabel 11 Penggolongan Butir-butir Self-esteem pada Siklus 2 ….…… 62

  Tabel 12 Penggolongan Self-esteem Subjek pada Siklus 3 ..………… 64

  Tabel 13 Penggolongan Butir-butir Self-esteem pada Siklus 3 .……… 65

  Tabel 14 Capaian Skor Self-esteem Antarsiklus ..…………………… 68

  Tabel 15 Hasil Uji Wilcoxon Self-esteem Siswa .……………………. 68

  DAFTAR GRAFIK Grafik 1 Hasil Observasi Perilaku Siswa Self-esteem Rendah

  ..…….. 51 Grafik 2 Hasil Observasi Perilaku Siswa Self-esteem Tinggi

  ……….. 52 Grafik 3 Persentase Hasil Observasi Perilaku Siswa Data Awal

  .…… 53 Grafik 4 Persentase Hasil Observasi Perilaku Siswa Siklus 1

  ..……… 53 Grafik 5 Persentase Hasil Observasi Perilaku Siswa Siklus 2

  ..……… 54 Grafik 6 Persentase Hasil Observasi Perilaku Siswa Siklus 3

  ..……… 54 Grafik 7 Hasil Pengolahan Data Skala Self-esteem Siswa Data Awal ..

  58 Grafik 8 Hasil Pengolahan Data Skala Self-esteem Siswa Siklus 1 ..… 60

  Grafik 9 Hasil Pengolahan Data Skala Self-esteem Siswa Siklus 2 ..… 63

  Grafik 10 Hasil Pengolahan Data Skala Self-esteem Siswa Siklus 3 … 66

  Grafik 11 Perkembangan Butir Self-esteem Siswa Antarsiklus ……… 67

  Grafik 12 Perkembangan Jumlah Rata-rata Skor Self-esteem Siswa Antarsiklus..

  ……………………………………….... 67

  DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas Model Hopkins

  .……. 27 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Silabus

  …..……………………………………………… 78 Lampiran 2 Satuan Pelayanan Bimbingan

  ….……………………….. 79 Lampiran 3 Pedoman Observasi

  .……………………………………. 89 Lampiran 4 Kuesioner Self-esteem Siswa

  …………………………... 90 Lampiran 5 Tabulasi Pengolahan Data Kuesioner ..

  …………………. 91 Lampiran 6 Hasil Uji Validitas Kuesioner .. …………………………. 95

  Lampiran 7 Hasil Uji Berpasangan (Wilcoxon) ..……………………. 99 Lampiran 8 Surat Ijin Penelitian .

  ……………………………………. 101 Lampiran 9 Foto-foto .. ………………………………………………. 102

BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional. A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia memiliki penghargaan atas dirinya sendiri, nilai yang

  dilekatkan pada gambaran ini merupakan ukuran dari penghargaan diri mereka. Penghargaan diri merupakan indikasi perpanjangan dari menghargai diri sendiri. Dalam kehidupan sehari-hari setiap individu pasti memiliki penghargaan atas dirinya sendiri, entah penghargaan positif maupun penghargaan negatif atas diri. Penghargaan diri berasal dari bagaimana cara individu melihat diri sendiri. Penghargaan positif akan muncul ketika individu melihat bahwa dirinya memiliki sifat dan kemampuan yang positif, namun penghargaan diri yang negatif akan muncul ketika individu mengalami ketakutan maupun kecemasan dalam menghadapi sesuatu.

  Penghargaan diri dalam diri setiap individu berbeda-beda, hal ini tergantung dari seberapa besar individu melihat dirinya sendiri terlebih anak- anak, meski banyak anak-anak yang biasanya memiliki konsep diri yang positif akan memiliki penghargaan diri yang tinggi pula, hal ini tidaklah selalu benar. Sebagian anak-anak melihat diri mereka memiliki sifat yang positif, mereka pandai secara akademik, pandai berolahraga dan berbicara dan dengan demikian memiliki konsep diri yang positif. Namun demikian, mereka mungkin tidak menghargai sifat ini sehingga mereka memiliki penghargaan diri yang rendah dan merasa buruk pada dirinya sendiri. Sebagian anak-anak yang cakap memiliki harapan yang tinggi pada diri mereka, melihat diri mereka sebagai anak-anak yang tidak berhasil dan tidak berharga ketika prestasi mereka tidak sesuai dengan aspirasi pribadi mereka. Ketakutan mereka pada kegagalan meningkatkan kecemasan mereka dan penghargaan diri mereka terancam. Hal yang sebaliknya juga dapat terjadi.

  Sebagian anak-anak melihat dirinya sebagai anak-anak yang tidak pintar, tidak pandai berolahraga dan berkomunikasi. Namun demikian, mereka menyukai diri mereka dan memiliki penghargaan diri yang tinggi Geldard (2011).

  Oleh karena itu penghargaan diri anak perlu ditumbuhkembangkan dalam diri anak. Melalui layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah penghargaan diri anak dapat ditumbuhkan dan dikembangkan. Melalui pelaksanaan bimbingan klasikal yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan metode yang menarik bagi siswa diharapkan dapat meningkatkan self esteem (harga diri) siswa kelas IV Musikal 3.

  Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Bimbingan dan Konseling Sekolah Dasar Joannes Bosco pada tanggal 22 Februari 2013, Miss Priska Wulan mengatakan bahwa kelas IV Musikal 3 memiliki masalah yang sangat kompleks, setiap siswa memiliki karakter yang unik dan berbeda satu dengan yang lainnya, keunikan inilah yang sering kali menjadikan kelas IV Musikal 3 ini rawan terhadap masalah, baik masalah yang terkait dengan pribadi, sosial, belajar maupun karier, namun yang akan menjadi pusat perhatian peneliti adalah masalah yang terkait dengan pribadi khususnya tentang self esteem (harga diri). Menurut Miss Priska Wulan siswa-siswi dalam kelas ini kurang memahami akan konsep dirinya sendiri, siswa-siswi sebenarnya ingin menunjukkan keeksistensiannya kepada teman-teman dan guru akan tetapi pada kenyataannya perilaku yang ditunjukkan tersebut masih kurang sesuai dengan diri siswa-siswi. Kenyataan ini pun peneliti jumpai pada saat peneliti melakukan observasi pada tanggal 2 Maret 2013 pada pukul 09.15-09.55 saat bimbingan kelas. Peneliti memiliki kesan bahwa siswa siswi kelas IV Musikal 3 ini memiliki karakter yang sangat bervariasi, beberapa siswa sangat aktif menjawab dan mendengarkan dan banyak pula yang pasif hanya mendengarkan bahkan melamun didalam kelas.

  Melihat peristiwa yang terjadi pada saat observasi, muncul gagasan peneliti untuk menggunakan media permainan ke dalam bimbingan kelas sebagai upaya meningkatkan self-esteem siswa. Media permainan bersifat menyenangkan dan mengajak siswa untuk aktif bekerjasama, mengemukakan gagasan, bersosialisasi, proaktif, bertindak mandiri, mudah memikul tanggung jawab, menerima tantangan baru penuh semangat dll.

  Permainan sudah ada sejak jaman prasejarah sampai masa sekarang ini. Teknik dan polanya pun berkembang sesuai dengan peradaban manusia. Dari mulai tradisional sampai modern, sederhana sampai rumit, dan mengandalkan apa yang dimiliki dalam tubuh, kemudian memanfaatkan benda yang ada disekitarnya sampai penggunaan media yang dirancang guna menyusun permainan menjadi seni, sehingga menyenangkan, bermanfaat dan bermakna bagi siswa. Penggunaan media permainan dalam bimbingan kelas membuat suasana kelas tidak monoton. Meskipun bermain, namun mengandung

  learning point didalamnya.

  Berdasarkan fenomena yang digambarkan diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dalam judul “Peningkatan Self-Esteem Siswa Melalui Layanan Bimbingan Klasikal dengan Penerapan Metode Permainan”.

B. Rumusan Masalah

  Berangkat dari beberapa kondisi yang melatarbelakangi penelitian ini, dirumuskan permasalahan yang menjadi fokus sorot PTBK ini sebagai berikut:

  1. Apakah self-esteem siswa dapat di t ingkat kan m el al ui layanan bimbingan secara klasikal dengan penerapan metode permainan?

  2. Seberapa baik peningkatan self-esteem siswa melalui layanan bimbingan secara klasikal dengan penerapan metode permainan antar siklus?

  3. Apakah terjadi perbedaan yang signifikan peningkatan self-esteem

  C. Tujuan Penelitian

  Penelitiaan ini bertujuan untuk :

  1. Meningkatkan self-esteem siswa melalui layanan bimbingan klasikal dengan penggunaan metode permainan.

  2. Memperoleh gambaran efektivitas peningkatan capaian skor self-esteem melalui layanan bimbingan klasikal dengan penggunaan metode permainan antarsiklus.

  3. Memperoleh gambaran ada tidaknya perbedaan secara signifikan peningkatan self-esteem siswa melalui layanan bimbingan klasikal dengan penggunaan metode permainan.

  D. Manfaat Penelitian

  1. Manfaat Teoritis Mampu memberikan sumbangan terhadap ilmu pengetahuan bidang pendidikan khususnya pada Bimbingan dan Konseling (BK). Sehingga pendidikan, terutama layanan bimbingan klasikal akan semakin berkembang dengan adanya penerapan metode permainan yang semakin inovatif.

  2. Manfaat Praktis

  a. Bagi siswa Mampu meningkatkan self-esteem dirinya sehingga mampu mengeksplorasi seluruh potensi dalam diri siswa yang akhirnya dapat meningkatkan prestasi siswa.

  b. Bagi guru BK Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh guru BK sebagai dasar untuk memberikan layanan bimbingan klasikal dengan menerapkan metode permainan.

  c. Bagi peneliti Prosedur penelitian ini memberikan kesempatan kepada peneliti untuk berlatih mengaplikasikan prosedur penelitian tindakan dalam Bimbingan dan Konseling guna meningkatkan self-esteem dalam mengikuti layanan Bimbingan klasikal dengan menggunakan metode permainan.

  d. Bagi peneliti lain Prosedur penelitian ini dapat digunakan oleh peneliti lain untuk mengaplikasikan metode permainan untuk meningkatkan self-esteem siswa dalam mengikuti layanan bimbingan.

E. Definisi Operasional

  1. Self-Esteem Menurut Santrock (2007) harga diri ialah image atau penilaian positif seseorang untuk dirinya yang berupa evaluasi global seseorang mengenai dirinya. Evaluasi ini memperlihatkan bagaimana individu menilai dirinya sendiri dan diakui atau tidaknya kemampuan dan keberhasilan dirinya.

  2. Bimbingan Klasikal Bimbingan klasikal/kelas/kelompok merupakan suatu bimbingan yang digunakan untuk mencegah masalah-masalah perkembangan, meliputi : informasi pendidikan, pekerjaan, personal dan sosial dilaksanakan dalam bentuk pengajaran yang sistematis dalam suatu ruang kelas yang berisi antara 20-25 siswa dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman diri dan orang lain serta perubahan sikap dengan menggunakan berbagai media dan dinamika kelompok.

  3. Permainan Permainan adalah metode yang memiliki fungsi pendidikan dan perkembangan bagi siswa karena didalam permainan mengandung

  learning point didalamnya. Metode permainan bervariasi sesuai dengan tahap perkembangan dan kebutuhan siswa.

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN Bab ini memuat tentang kajian teori, kerangka pikir penelitian dan, hipotesis tindakan. A. Kajian Teori

1. Self Esteem

  Hakikat a. Pengertian Self Esteem

  Maslow (1970) mengidentifikasikan dua tingkat kebutuhan untuk dihargai, reputasi, dan harga diri (Self Esteem). Reputasi adalah persepsi tentang prestise, pengakuan atau ketenaran yang berhasil dicapai seseorang di mata orang lain, sementara harga diri adalah perasaan perasaaan seseorang terhadap keberhargaan dan keyakinan dirinya. Harga diri lebih mendasar ketimbang reputasi dan prestise karena mencerminkan “hasrat bagi kekuatan, pencapaian, ketepatan, penguasaan dan interdependensi, dan kebebasan” dengan kata lain, harga diri didasarkan pada kompetensi nyata dan bukan sekedar opini orang lain. Sekali manusia dapat memenuhi kebutuhan untuk dihargai, mereka sudah siap untuk memasuki gerbang aktualisasi-diri, kebutuhan tertinggi yang ditemukan Maslow.

  Menurut Coopersmith (Goble, 1987) individu-individu yang mempunyai harga diri tinggi memiliki sifat-sifat mandiri, kreatif, yakin pada penilaian serta gagasan-gagasannya sendiri, berani, berdikari secara sosial (berani menentukan sesuatu sendiri), memiliki kestabilan psikologis, tidak cemas dan tidak berorientasi pada keberhasilan. Individu-individu semacam itu memandang dirinya kompeten dan menaruh harapan besar di masa depan yang biasanya lalu menumbuhkan motivasi yang lebih tinggi. Orang-orang yang memiliki harga diri tinggi biasanya lebih bahagia dan lebih efektif dalam kehidupan sehari-hari mereka dibandingkan orang-orang yang memiliki harga diri rendah.

  Menurut Santrock (2007) menyatakan bahwa harga diri yaitu

  image atau penilaian positif seseorang untuk dirinya yang berupa

  evaluasi global seseorang mengenai dirinya. Evaluasi ini memperlihatkan bagaimana individu menilai dirinya sendiri dan diakui atau tidaknya kemampuan dan keberhasilan dirinya.

b. Kategori Self Esteem

  Menurut Coopersmith (Hamachek, 1987) harga diri terbagi menjadi empat kategori, yaitu: 1) Kekuatan (Power)

  Kekuatan (Power) merupakan kemampuan untuk mempengaruhi dan mengendalikan orang lain. Kemampuan ini ditandai dengan adanya pengakuan dan rasa hormat yang diterima individu dari orang lain. Seseorang berhasil karena mampu untuk mengontrol diri sendiri, mengendalikan dan mempengaruhi orang lain agar mencapai tujuan, dan mampu melakukan inisiatif yang baik.

  2) Kebermaknaan (Significance)

  Kebermaknaan (Significance) merupakan penerimaan, perhatian, dan kasih sayang dari orang lain. Semakin banyak ekspresi kasih sayang yang diterima individu, maka individu akan merasa semakin berarti. Individu yang jarang atau tidak memperoleh stimulus yang positif dari orang lain, maka individu akan merasa ditolak dan akan mengisolasi diri dari pergaulan.

  3) Kebajikan (Virtue) Kebajikan (Virtue) merupakan kepatuhan terhadap standar moral dan etika tertentu. Kesesuaian diri dengan moral dan standar etik diadaptasi individu dari nilai-nilai yang ditanamkan orangtua. Pembahasan tentang kebajikan juga mencakup hal-hal yang berkaitan dengan nilai-nilai kemanusiaan serta ketaatan dalam beragama. 4) Kompetensi (Competence)

  Kompetensi (Competence) merupakan keberhasilan dalam memenuhi permintaan untuk pencapaian. Kemampuan yang cukup karena individu mampu menyelesaikan masalah yang dihadapinya serta mampu menghadapi lingkungannya.

c. Karakteristik Harga Diri Tinggi dan Harga Diri Rendah

  Menurut Clemes (2012) karakteristik harga diri tinggi dan harga diri rendah anak dapat dilihat dari perbedaannya yaitu: 1) Seorang anak dengan harga diri tinggi : a.

  Merasa bangga akan prestasinya, misalnya “Lihat, saya benar- bena r menyukai hasil lukisan saya.” b. Bertindak mandiri, misalnya “Saya menyiapkan sarapan pagi sendiri.” c.

  Mudah memikul tanggung jawab, misalnya “Saya akan menyiram tanamanmu.” d.

  Menoleransi frustasi dengan baik, misalnya “Wah, sulitnya melakukan tugas ini, tetapi saya tahu cara menyelesaikannya.”

  e. Menerima tantangan baru dengan penuh semangat, misalnya “Wah, guru saya mengatakan bahwa kita akan belajar sesuatu yang baru besok pagi.” f.

  Merasa mampu mempengaruhi orang lain, misalnya “Saya akan tunjukkan kepadamu bagaimana cara memainkan permainan yang baru saya pelajari.”

  g. Menunjukkan beragam emosi dan perasaan yang luas, misalnya “Saya merasa senang bila Ayah dirumah dan sedih bila ia

  2) Seorang anak dengan harga diri rendah :

  a. Menghindari situasi yang menimbulkan rasa cemas, misalnya “Saya tidak mau sekolah hari ini sebab akan ada ulangan matematika yang sulit.” b.

  Melecehkan bakatnya sendiri, misalnya “Gambar-gambar saya terlihat jelek semua.” c.

  Merasa oranglain tidak menghargainya, misalnya “Mereka tidak mau bermai n dengan saya.”

  d. Menyalahkan orang lain untuk kelemahannya sendiri, misalnya “Kamu tidak memberi tahu letak sapunya sehingga saya tidak bisa membersihkan ruangan ini.” e.

  Mudah dipengaruhi orang lain, misalnya “Saya tahu bahwa seharusnya saya tidak melakukannya, tetapi merekalah penyebabnya.”

  f. Menjadi defensive dan mudah frustasi, misalnya “Bukan salah saya layang-layang itu tidak mau terbang, saya ingin menghancu rkannya saja.” g. Merasa tidak berdaya, misalnya “Saya tidak bias menemukan gunting; dimana selotipnya? Saya tidak mempunyai buku, saya tidak akan berhasil menyelesaikan tugas ini.”

  h. Menunjukkan rangkaian emosi dan perasaan yang sempit, misalnya “Saya tidak peduli; tidak ada artinya bagi saya apapun

2. Konsep Dasar Bimbingan Klasikal

a. Pengertian Bimbingan

  Menurut Winkel (1997: 519) bimbingan klasikal merupakan sarana untuk menunjang perkembangan optimal masing-masing siswa, yang diharapkan dapat mengambil manfaat dari pengalamannya di sekolah bagi dirinya sendiri. Bimbingan klasikal dilaksanakan dengan mengadakan sejumlah kegiatan bimbingan dengan topik-topik bimbingan yang relevan dan sejalan dengan kebutuhan siswa. Pada dasarnya bimbingan klasikal merupakan bentuk dan sarana pelayanan bimbingan yang diberikan konselor di dalam kelas dengan menyajikan materi yang telah disiapkan sebelumnya untuk menunjang perkembangan optimal masing-masing siswa yang diharapkan dapat mengambil manfaat dari pengalaman pendidikan bagi dirinya sendiri (Winkel dan Hastuti, 2004). Bimbingan klasikal merupakan layanan bimbingan kelompok yang diberikan dalam suasana kelompok kelas di sekolah.

  Menurut Winkel dan Sri Hastuti (2004), istilah bentuk bimbingan menunjuk pada jumlah orang yang diberi pelayanan bimbingan dan salah satunya adalah bimbingan kelompok karena siswa yang dilayani lebih dari satu orang. Bimbingan kelompok dapat terlaksana dengan berbagai cara, misalnya dibentuk kelompok kecil dalam rangka layanan konseling, dibentuk kelompok diskusi, satu kesatuan kelas. Bimbingan kelas merupakan suatu bimbingan yang digunakan untuk mencegah masalah-masalah perkembangan, meliputi : informasi pendidikan, pekerjaan, personal dan sosial dilaksanakan dalam bentuk pengajaran yang sistematis dalam suatu ruang kelas yang berisi antara 20-25 siswa dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman diri dan orang lain serta perubahan sikap dengan menggunakan berbagai media dan dinamika kelompok.

  Menurut Gazda (Prayitno, 2004) bimbingan kelompok di sekolah merupakan kegiatan informasi kepada sekelompok siswa untuk membantu mereka menyusun rencana dan keputusan yang tepat.

  Dapat disimpulkan bahwa bimbingan merupakan pemberian bantuan kepada siswa yang dilakukan di dalam kelas yang dilakukan oleh guru pembimbing atau konselor sekolah kepada siswa supaya siswa mampu mengatur kehidupannya sediri, memiliki pandangannya sendiri dan tidak sekedar meniru pandangan orang lain, mengambil sikap sendiri dan berani menangggung sendiri akibat serta konsekuensi dari tindakan-tindakannya.

b. Tujuan Bimbingan

  Menurut Winkel (1991) tujuan bimbingan kelompok/klasikal yaitu membantu setiap anak didik supaya dapat berkembang semaksimal mungkin, sesuai dengan kemampuan belajar, bakat serta minat anak. Tujuan dari pemberian bimbingan kelompok di sekolah bimbingan kelompok lain dari jalan yang ditempuh dalam bimbingan perseorangan, yaitu melalui pembentukan kelompok.

  Menurut Yusuf dan Nurihsan (2010) tujuan pemberian layanan bimbingan ialah agar individu dapat (1) merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karier serta kehidupan di masa yang akan datang; (2) mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin; (3) menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya; (4) mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.

c. Fungsi Bimbingan

  Menurut Yusuf dan Nurihsan (2010) Fungsi Bimbingan kelompok meliputi: 1) Pemahaman, yaitu membantu peserta didik agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya

  (pendidikan, pekerjaan dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini, individu diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif.

  2) Preventif yaitu upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk

  3) Pengembangan, yaitu konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan memfasilitasi perkembangan siswa. 4) Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu individu memilih kegiatan ekstrakulikuler 5) Adaptasi 6) Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu individu agar dapat menyesuaikan diri secara dinamis.

d. Tahap-tahap Bimbingan

  Menurut Prayitno (1995) ada empat tahap dalam bimbingan kelompok, yaitu : 1) Tahap Pembentukan

  Tahap ini merupakan tahap pengenalan, tahap pelibatan diri atau tahap memasukkakan diri kedalam kehidupan suatu kelompok.

  Pada tahap ini pada umumnya para anggota saling memperkenalkan diri dan juga mengungkapkan tujuan ataupun harapan-harapan masing-masing anggota. Pemimpin kelompok menjelaskan cara-cara dan asas-asas kegiatan bimbingan kelompok. Selanjutnya pemimpin kelompok mengadakan permainan untuk mengakrabkan masing-masing anggota sehingga menunjukkan sikap hangat, tulus dan penuh empati.

  2) Tahap Peralihan Sebelum melangkah lebih lanjut ke tahap kegiatan kelompok yang sebenarnya, pemimpin kelompok menjelaskan apa yang akan dilakukan oleh anggota kelompok pada tahap kegiatan lebih lanjut dalam kegiatan kelompok. Pemimpin kelompok menjelaskan peranan anggota kelompok dalam kegiatan, kemudian menawarkan atau mengamati apakah para anggota sudah siap menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya. Dalam tahap ini pemimpin kelompok mampu menerima suasana yang ada secara sabar dan terbuka.

  Tahap kedua merupakan “jembatan” antara tahap pertama dan ketiga. Dalam hal ini pemimpin kelompok membawa para anggota meniti jembatan tersebut dengan selamat. Bila perlu, beberapa hal pokok yang telah diuraikan pada tahap pertama seperti tujuan dan asas-asas kegiatan kelompok ditegaskan dan dimantapkan kembali, sehingga anggota kelompok telah siap melaksanakan tahap bimbingan kelompok selanjutnya. 3) Tahap Kegiatan

Dokumen yang terkait

Upaya pengembangan karakter berjiwa besar melalui layanan bimbingan klasikal kolaboratif menggunakan metode dinamika kelompok yang diaplikasikan dalam permainan : studi kasus penelitian tindakan bimbingan dan konseling pada siswa kelas VII D Smp Negeri 4

10 34 224

Upaya peningkatan percaya diri melalui layanan bimbingan kelompok berbasis aktivitas outbound pada siswa SMP : penelitian tindakan bimbingan dan konseling pada siswa kelas VIII A SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014.

0 7 201

Upaya peningkatan kematangan karier melalui bimbingan karier dengan menggunakan metode sosiodrama : penelitian tindakan bimbingan dan konseling pada siswa kelas XI Teknik Komunikasi dan Jaringan di SMK Piri 1 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015.

0 1 182

Upaya peningkatan motivasi belajar siswa SMK melalui bimbingan kelompok menggunakan media film inspiratif : penelitian tindakan bimbingan dan konseling pada siswa kelas XIC SMK Marsudiluhur I Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014.

0 0 144

Upaya peningkatan kepercayaan diri siswa melalui layanan bimbingan pribadi sosial klasikal dengan menggunakan media permainan titian balok : penelitian tindakan bimbingan dan konseling pada siswa kelas III SD Negeri Sruwohdukuh, tahun ajaran 2013/2014.

1 2 184

Optimalisasi konsep diri siswa melalui layanan bimbingan klasikal dengan menggunakan media permainan : penelitian tindakan bimbingan pada siswa kelas VIII A SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta tahun pelajaran 2014/2015.

0 0 147

Peningkatan motivasi mengikuti layanan bimbingan klasikal menggunakan media permainan edukatif : penelitian tindakan bimbingan dan konseling pada siswa kelas VII SMP BOPKRI 3 Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014.

0 0 178

Peningkatan motivasi siswa mengikuti layanan bimbingan klasikal melalui penerapan dinamika kelompok (permainan) : penelitian tindakan bimbingan dan konseling pada kelas XF SMA Negeri 1 Depok, Sleman, tahun ajaran 2012/2013.

0 0 201

Peningkatan motivasi mengikuti layanan bimbingan klasikal menggunakan media permainan edukatif penelitian tindakan bimbingan dan konseling pada siswa kelas VII SMP BOPKRI 3 Yogyakarta tahun ajara

1 1 176

Deskripsi kemandirian belajar pada siswa/siswi kelas VIII di SMP Joannes Bosco Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 dan implikasinya terhadap layanan bimbingan klasikal - USD Repository

0 0 120