Upaya peningkatan percaya diri melalui layanan bimbingan kelompok berbasis aktivitas outbound pada siswa SMP : penelitian tindakan bimbingan dan konseling pada siswa kelas VIII A SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014.
viii ABSTRAK
UPAYA PENINGKATAN PERCAYA DIRI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK BERBASIS AKTIVITAS OUTBOUND PADA SISWA SMP (Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling pada Siswa Kelas VIII A
SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014)
Yusika Dwi Marthafani Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
Penelitian ini bertujuan; 1) meningkatkan rasa percaya diri siswa kelas VIIIA SMP Kanisius Kalasan melalui layanan bimbingan kelompok berbasis outbound; 2) mengetahui tingkat efektivitas outbound dalam meningkatkan rasa percaya diri siswa kelas VIIIA SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling (PTBK) yang dilaksanakan dalam 3 siklus. Setiap siklus dalam penelitian ini dilakukan dalam satu kali pertemuan. Subyek dari penelitian ini adalah siswa kelas VIIA SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta Tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 25 siswa yang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan. Data penelitian ini diperoleh melalui Skala Percaya Diri dan didukung oleh hasil observasi selama kegiatan bimbingan kelompok berlangsung, wawancara, dan dokumentasi. Hasil nilai reliabilitas Skala Percaya Diri diperoleh nilai koefisien instrumen sebesar 0,911. Dengan demikian instrumen penelitian masuk dalam kategori sangat tinggi untuk nilai reliabilitasnya.Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif – kategori distribusi normal dan uji hipotesis.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan antara pre-test dan post-test, dimana terdapat penaikkan skor item dan skor subjek pada setiap siklusnya. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat adanya peningkatan kepercayaan diri secara signifikan pada siswa kelas VIIIA SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta setelah mengikuti layanan bimbingan kelompok melalui layanan bimbingan kelompok berbasis outbound. Hasil uji hipotesis pada pra penelitian-Siklus I adalah -3,245 dan Asymp Sign (2-tailed) adalah 0,001. Pada siklus I-siklus II nilai Z adalah -3,216 dan Asymp Sign (2-tailed) adalah 0,001. Pada siklus II -siklus III nilai Z adalah -3,151 dan Asymp Sign (2-tailed) adalah 0,002. Pada pra penelitian-siklus III nilai Z adalah -4,244 dan Asymp Sign (2-tailed) adalah 0,00. Dari hasil uji hipotesis disimpulkan bahwa, 0,00 < 0,05 maka Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan diri pada siswa kelas VIIIA SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta dapat ditingkatkan melalui layanan bimbingan kelompok berbasis aktivitas outbound.
(2)
ix ABSTRACT
EFFORTS TO INCREASE SELF CONFIDENCE THROUGH GROUP COUNSELING SERVICE
BASED OUTBOUND ACTIVITY TO JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENTS
(Guidance And Counseling Action Research on The Eighth Grade Students of SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta Academic Year 2013/2014)
Yusika Dwi Marthafani Sanata Dharma University
Yogyakarta
The objective of this research; 1) increase self confidence among the eighth grade students of SMP Kanisius Kalasan through outbound-based group counseling service 2) identify effectiveness of outbound to increase self confidence among the eighth grade students of SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta at 2013/2014 academic year.
It was an action research on guidance and counseling that were done in three cycles. Each cycle in this research was done in one meeting. The subject of the research was 25 students of the eighth grade of SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta, academic year 2013/2014, which consisted of 18 male students and 7 female students. The data was obtained from self confidence scale and was supported with result of observation during group counseling, interview and documentation. The results of the confidence scale reliabilty coefficient values obtained by the instrument of 0,911. Therefore the research instrument in the category of very high for the value of reliability. The data analysis techniques used in this research is a descriptive analysis of the distribution category and hypothesis testing.
The result of the research indicated that there is difference in pre-test and post-test, in which there is increase in the item score and subject score in each cycle. It indicated that there was an increase in self confidence significantly on the students after following group counseling service through outbound based-group counseling service. Results of hyphotesis testing pre cycle- cycle I is 3,245 and Asymp Sign (2-tailed) is 0,001. In cycle I- cycle II value Z is -3,216 and Asymp Sign (2-tailed) is 0,001. In cycle II - cycle III value Z is -3,151 and Asymp Sign tailed) is 0,002. In pre cycle - cycle III value Z is -4,244 and Asymp Sign (2-tailed) is 0,00. The result of hypothesis testing concluded, 0,00 < 0,05 that Ho was rejected. It was revealed that self-confidence of the eighth grade students of SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta may be improved through outbound-based group counseling service.
(3)
i
UPAYA PENINGKATAN PERCAYA DIRI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK BERBASIS AKTIVITAS OUTBOUND PADA SISWA SMP
(Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling pada Siswa Kelas VIII A SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Yusika Dwi Marthafani NIM: 101114071
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2015
(4)
ii SKRIPSI
UPAYA PENINGKATAN PERCAYA DIRI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK BERBASIS AKTIVITAS OUTBOUND PADA SISWA SMP
(Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling pada Siswa Kelas VIII A SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014)
Oleh:
Yusika Dwi Marthafani NIM 101114071
Telah Disetujui Oleh:
Dosen Pembimbing
(5)
iii SKRIPSI
UPAYA PENINGKATAN PERCAYA DIRI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK BERBASIS AKTIVITAS OUTBOUND PADA SISWA SMP
(Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling pada Siswa Kelas VIII A SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014)
Dipersiapkan dan disusun oleh:
Yusika Dwi Marthafani NIM 101114071
Telah dipertahankan di depan panitia penguji pada tanggal 6 Januari 2015
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua : Dr. Gendon Barus, M.Si ...
Sekretaris : Juster Donal Sinaga, M.Pd ...
Anggota : Dr. Gendon Barus, M.Si ...
Anggota : Dr. M.M Sri Hastuti, M.Si ...
Anggota : Dra. M.J Retno Priyani, M.Si ...
Yogyakarta, 6 Januari 2015
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Dekan
(6)
iv
PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini ku persembahkan untuk:
Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan kesehatan sehingga
dapat menyelesaikan skripsi ini.
Kedua orangtua tercinta Bapak Sukirno dan Ibu Yuyun
Riyani
Kakaku Yanuar Dody dan Adiku Septika Trinandi yang aku
sayangi
Sanak keluarga yang selalu memberikan perhatian bagi
keluarga kami.
Damar Adhy yang senantiasa memberikan semangat,
dukungan dan doa bagiku.
Teman-teman Eugenia Elista, Ristin Rahmawati, Melani Dian,
Fitri Naiti, Kristituta, Dyah Ayu, Michael Gylang, Tommy,
Dwika Sukma, Pratiwi, Arya, Iqbal Abdilla, Rosi, Rizki, dan
Setya Mentari.
Almamater Universitas Sanata Dharma khususnya teman-teman BK
USD Angkatan 2010.
SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta yang sudah memberikan
waktunya untuk menjadi tempat penelitian.
Dan seluruh pihak-pihak yang saya kenal dan pernah merasakan
kebersamaan.
(7)
v MOTTO
“Learn From Yesterday, Live For Today and Hope For Tommorow” ( Albert Einsten )
“Jika kamu gagal mendapatkan sesuatu, hanya satu yang harus kamu lakukan...
TRY AGAIN.... ( Yusika Dwi Marthafani )
Apa yang sudah di semogakan dan sesaat di aminkan akan menjadi ucapan Alhamdulillah....
(8)
vi
Pernyataan Keaslian Karya
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka dengan tata cara mengikuti tata penulisan karya ilmiah.
Yogyakarta, 6 Januari 2015 Penulis
(9)
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Yusika Dwi Marthafani
Nomor Induk Mahasiswa : 101114071
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
UPAYA PENINGKATAN PERCAYA DIRI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK BERBASIS AKTIVITAS OUTBOUND PADA SISWA SMP
(Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling pada Siswa Kelas VIII A SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014)
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 6 Januari 2015 Yang menyatakan
(10)
viii ABSTRAK
UPAYA PENINGKATAN PERCAYA DIRI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK BERBASIS AKTIVITAS OUTBOUND PADA SISWA SMP
(Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling pada Siswa Kelas VIII A SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014)
Yusika Dwi Marthafani Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
Penelitian ini bertujuan; 1) meningkatkan rasa percaya diri siswa kelas VIIIA SMP Kanisius Kalasan melalui layanan bimbingan kelompok berbasis outbound; 2) mengetahui tingkat efektivitas outbound dalam meningkatkan rasa percaya diri siswa kelas VIIIA SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling (PTBK) yang dilaksanakan dalam 3 siklus. Setiap siklus dalam penelitian ini dilakukan dalam satu kali pertemuan. Subyek dari penelitian ini adalah siswa kelas VIIA SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta Tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 25 siswa yang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan. Data penelitian ini diperoleh melalui Skala Percaya Diri dan didukung oleh hasil observasi selama kegiatan bimbingan kelompok berlangsung, wawancara, dan dokumentasi. Hasil nilai reliabilitas Skala Percaya Diri diperoleh nilai koefisien instrumen sebesar 0,911. Dengan demikian instrumen penelitian masuk dalam kategori sangat tinggi untuk nilai reliabilitasnya.Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif – kategori distribusi normal dan uji hipotesis.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan antara pre-test dan post-test, dimana terdapat penaikkan skor item dan skor subjek pada setiap siklusnya. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat adanya peningkatan kepercayaan diri secara signifikan pada siswa kelas VIIIA SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta setelah mengikuti layanan bimbingan kelompok melalui layanan bimbingan kelompok berbasis outbound. Hasil uji hipotesis pada pra penelitian-Siklus I adalah -3,245 dan Asymp Sign (2-tailed) adalah 0,001. Pada siklus I-siklus II nilai Z adalah -3,216 dan Asymp Sign (2-tailed) adalah 0,001. Pada siklus II -siklus III nilai Z adalah -3,151 dan Asymp Sign (2-tailed) adalah 0,002. Pada pra penelitian-siklus III nilai Z adalah -4,244 dan Asymp Sign (2-tailed) adalah 0,00. Dari hasil uji hipotesis disimpulkan bahwa, 0,00 < 0,05 maka Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan diri pada siswa kelas VIIIA SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta dapat ditingkatkan melalui layanan bimbingan kelompok berbasis aktivitas outbound.
(11)
ix ABSTRACT
EFFORTS TO INCREASE SELF CONFIDENCE THROUGH GROUP COUNSELING SERVICE
BASED OUTBOUND ACTIVITY TO JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENTS
(Guidance And Counseling Action Research on The Eighth Grade Students of SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta Academic Year 2013/2014)
Yusika Dwi Marthafani Sanata Dharma University
Yogyakarta
The objective of this research; 1) increase self confidence among the eighth grade students of SMP Kanisius Kalasan through outbound-based group counseling service 2) identify effectiveness of outbound to increase self confidence among the eighth grade students of SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta at 2013/2014 academic year.
It was an action research on guidance and counseling that were done in three cycles. Each cycle in this research was done in one meeting. The subject of the research was 25 students of the eighth grade of SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta, academic year 2013/2014, which consisted of 18 male students and 7 female students. The data was obtained from self confidence scale and was supported with result of observation during group counseling, interview and documentation. The results of the confidence scale reliabilty coefficient values obtained by the instrument of 0,911. Therefore the research instrument in the category of very high for the value of reliability. The data analysis techniques used in this research is a descriptive analysis of the distribution category and hypothesis testing.
The result of the research indicated that there is difference in pre-test and post-test, in which there is increase in the item score and subject score in each cycle. It indicated that there was an increase in self confidence significantly on the students after following group counseling service through outbound based-group counseling service. Results of hyphotesis testing pre cycle- cycle I is 3,245 and Asymp Sign (2-tailed) is 0,001. In cycle I- cycle II value Z is -3,216 and Asymp Sign (2-tailed) is 0,001. In cycle II - cycle III value Z is -3,151 and Asymp Sign tailed) is 0,002. In pre cycle - cycle III value Z is -4,244 and Asymp Sign (2-tailed) is 0,00. The result of hypothesis testing concluded, 0,00 < 0,05 that Ho was rejected. It was revealed that self-confidence of the eighth grade students of SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta may be improved through outbound-based group counseling service.
(12)
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas berkah dan rahmat Allah SWT, sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dari Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari baha penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna dan oleh karena itu, guna perbaikan penulisan skripsi ini, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sebagai bahan masukan bagi penulis yang untuk menghasilkan karya ilmiah yang lebih baik di masa yang akan datang.
Penulis menyadari banyak menerima bantuan, semangat, dan doa dari berbagai pihak yang sangat mendukung dalam penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan rasa syukur dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Gendon Barus, M.Si selaku Kepala Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma yang telah membantu dan memberikan kelancaran dalam proses penyelesaian skripsi ini.
2. Juster Donal Sinaga, M.Pd selaku dosen pembimbing yang selalu meluangkan
waktu dengan penuh kesabaran dan ketekunan dalam membimbing dan mendampingi penulis pada setiap tahap dan seluruh proses penyusunan skripsi ini.
(13)
xi
3. Laurentia Sumarni, S.Pd., M. Trans. St selaku editor abstrak bahasa inggris yang sudah memberikan waktunya dan membantu penulis untuk dapat menyelesaikan abstrak bahasa inggris.
4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan dan membagi ilmunya kepada penulis selama masa studi di Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.
5. Yusup Indrianto Purwito, S.Pd selaku kepala sekolah SMP Kanisius Kalasan yang berkenan memberikan kesempatan bagi peneliti untuk melaksanakan penelitian di SMP Kanisius Kalasan.
6. Sr. Wati Irine, selaku guru bimbingan konseling yang bersedia membantu, membimbing, dan mengarahkan penulis dalam melaksanakan penelitian. 7. Sri Sumekar Harjanti, S.Pd selaku wali kelas VIII A yang bersedia
meluangkan waktu untuk membuat jadwal penelitian dan membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.
8. Seluruh staf guru SMP Kanisius Kalasan yang berkenan menerima penulis dalam melaksanakan penelitian.
9. Seluruh siswa SMP Kanisius Kalasan khususnya siswa kelas VIII A Tahun Ajaran 2013/2014 atas kebersamaan dan kebahagiaannya saat penulis melaksanakan penelitian.
10. Kedua orangtua tersayang, Ayah Sukirno dan Ibu Yuyun Riyani atas motivasi, nasehat, kepercayaan, doa dan segalanya sehingga skripsi dapat terselesaikan.
(14)
xii
11. Kakak Yanuar Dody , Adik Septika Trinandi dan seluruh keluarga di Cilacap yang selalu mendukung penulis dengan semangat dan doa-doanya.
12. Damar Adhy Suksmono, terima kasih untuk perhatian, dukungan semangat dan doa-doanya kepada penulis.
13. Sahabat-sahabatku bimbingan dan konseling Eugenia Elista, Ristin
Rahmawati, Fitri Naity, Kristituta Dwi Ambarsari, Melani Dian Pratiwi, Albinus Embu Sela, dan Dyah Ayu Novitasari seluruh mahasiswa BK USD angkatan 2010 yang selalu memberikan motivasi, semangat, dan kebahagiaan.
14. Sahabat-sahabatku SMA Dwika Sukma Dewi, Pratiwi Arinal Haqiqi,
Aryachandra Ardiansah, Iqbal Abdillah, Setya Mentari, Rizki Fajar, dan Rosi Listanti yang selalu memberikan semangat dan kebahagiaan.
15. Mas A. Priyatmoko, atas kesabaran dalam membantu penulis mengurus administrasi perkuliahan serta penyelesaian skripsi ini.
16. Kepada seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam skripsi ini namun penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
(15)
xiii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN... ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
HALAMAN KEASLIAN KARYA ... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI. ... vii
ABSTRAK. ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... xii
DAFTAR ISI. ... xiii
DAFTAR TABEL. ... xx
DAFTAR GRAFIK ... xxiii
DAFTAR LAMPIRAN. ... xxiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Pembatasan Masalah ... 5
D. Rumusan Masalah ... 6
(16)
xiv
F. Manfaat Penelitian ... 6
G. Definisi Operasional... 7
BAB II. KAJIAN TEORI A. Percaya Diri ... 9
1. Pengertian Percaya Diri... 9
2. Ciri-ciri orang yang percaya diri ... 10
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Percaya Diri... 11
4. Aspek-aspek Kepercayaan Diri ... 12
5. Gejala Kurang Percaya Diri ... 14
6. Tingkah Laku Orang yang Rendah Diri. ... 14
7. Memupuk Rasa Percaya Diri. ... 16
B. Outbound ... 17
1. Sejarah Outbound ... 17
2. Program-program dalam Outbound ... 18
3. Metodologi Outbound ... 20
4. Tujuan dan Manfaat Tujuan dan Manfaat Outbound ... 21
C. Bimbingan Kelompok Berbasis Outbound ... 22
1. Pengertian Bimbingan Kelompok Berbasis Outbound .. 22
2. Manfaat dan Tujuan Bimbingan Kelompok ... 23
3. Keuntungan Bimbingan Kelompok... 25
4. Fungsi Layanan Bimbingan Kelompok... 26
(17)
xv
D. Kajian Penelitian yang Relevan ... 27
E. Kerangka Berpikir ... 31
F. Hipotesis Tindakan... 32
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian ... 33
B. Setting (Lokasi dan Waktu Penelitian) ... 34
C. Subjek Penelitian ... 35
D. Jenis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 35
E. Teknik Pengumpulan Data. ... 37
F. Instrumen ... 38
G. Validitas dan Reliabilitas ... 42
H. Prosedur Penelitian... 46
I. Teknik Analisis Data... ... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Pelaksanaan Tindakan. ... 55
1. Pra Tindakan ... 56
a. Perencanaan... 56
b. Pelaksanaan Pra Tindakan... 57
1) Kegiatan awal ... 57
2) Kegiatan Inti ... 58
3) Kegiatan Penutup... .. 59
c. Data Hasil Angket Pra Tindakan dan Hasil Observasi Skala Kiraan Sifat ... 60
(18)
xvi
1) Data Hasil Angket Pra Tindakan... 60
2) Data Hasil Observasi Skala Kiraan Sifat... 63
d. Refleksi ... 65
2. Siklus I ... 67
a. Perencanaan... 67
b. Pelaksanaan Siklus I ... 68
1) Kegiatan awal ... 68
2) Kegiatan Inti ... 68
3) Kegiatan Penutup... .. 71
c. Data Hasil Angket dan Hasil Observasi Skala Kiraan Sifat Siklus I ... 71
1) Data Hasil Angket Siklus 1... 71
2) Data Hasil Observasi Skala Kiraan Sifat... 75
3) Data Wawancara Siklus I... 77
d. Refleksi ... 77
3. Siklus II ... 78
a. Perencanaan... 78
b. Pelaksanaan Siklus I ... 78
1) Kegiatan awal ... 79
2) Kegiatan Inti ... 79
3) Kegiatan Penutup... .. 83
c. Data Hasil Angket dan Hasil Observasi Skala Kiraan Sifat Siklus II ... 83
(19)
xvii
1) Data Hasil Angket Siklus II... 83
2) Data Hasil Observasi Skala Kiraan Sifat... 87
3) Data Wawancara Siklus II... 89
d. Refleksi ... 89
4. Siklus III ... 90
a. Perencanaan... 90
b. Pelaksanaan Siklus III ... 90
1) Kegiatan awal ... 91
2) Kegiatan Inti ... 92
3) Kegiatan Penutup... .. 95
c. Data Hasil Angket dan Hasil Observasi Skala Kiraan Sifat Siklus III ... 95
1) Data Hasil Angket Siklus III... 95
2) Data Hasil Observasi Skala Kiraan Sifat... 99
3) Data Wawancara Siklus III... 100
d. Refleksi ... 101
B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 1. Hasil Analisis Peningkatan Capaian Skor Kepercayaan Diri Anak... 101
2. Hasil Observasi Kiraan Sifat... 108
3. Kriteria Keberhasilan... 112
4. Hasil Uji Hipotesis... .... 112
(20)
xviii BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ... 118
B. Keterbatasan Penelitian... ... 119
C. Saran ... 120
1. Bagi Siswa ... 120
2. Bagi Guru BK ... 120
3. Bagi Peneliti Lain... 120
DAFTAR PUSTAKA ... 121
(21)
xix
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kriteria Keberhasilan ... 36
Tabel 2. Kisi-kisi Panduan Observasi Kiraan Sifat ... 39
Tabel 3. Kisi-Kisi Kuisioner Kepercayaan Diri Sebelum Uji Coba ... 40
Tabel 4. Pedoman Wawancara ... 41
Tabel 5. Daftar Indeks Korelasi Reliabilitas ... 49
Tabel 6. Rekapitulasi Hasil Reliabilitas... 50
Tabel 7. Kategorisasi Skor Item... ... 51
Tabel 8. Kategori Skor Subjek ... 52
Tabel 9. Rekapitulasi Hasil Uji Hipotesis... 52
Tabel 10. Jadwal Pelaksanaan Penelitian... 55
Tabel 11.Penggolongan Skor Subjek Kepercayaan Diri Tahap Pra Tindakan... 60
Tabel 12. Penggolongan Skor Item Kepercayaan Diri Tahap Pra Tindakan ... 62
Tabel 13. Hasil Observasi Perilaku Percaya Diri dan Tidak Percaya Diri pada Tahap Pra Tindakan ... 64
Tabel 14. Penggolongan Skor Subjek pada Tahap Pra Tindakan dan Siklus I... ... 72
Tabel 15. Penggolongan Skor Item Kepercayaan Diri Tahap Siklus I dan Pra Tindakan... 73
(22)
xx
Tabel 16. Hasil Observasi Perilaku Percaya Diri dan Tidak
Percaya Diri pada Tahap Siklus I... 76
Tabel 17. Penggolongan Skor Subjek Pada Tahap
Siklus II dan Siklus I... 84
Tabel 18. Penggolongan Skor Item Kepercayaan Diri
Tahap Siklus II dan Siklus I... 85
Tabel 19.Hasil Observasi Perilaku Percaya Diri dan Tidak Percaya
Diri pada Tahap Siklus II... 88
Tabel 20. Penggolongan Skor Subjek Pada
Tahap Siklus III dan Siklus II... 95
Tabel 21. Penggolongan Skor Item Kepercayaan Diri
Tahap Siklus III... 97
Tabel 22. Hasil Observasi Perilaku Percaya Diri Tidak Percaya Diri
pada Tahap Siklus III... 99
Tabel 23. Capaian Skor Perkembangan Kepercayaan Diri Pra dan
Siklus I ... 102 Tabel 24. Capaian Skor Perkembangan Kepercayaan Diri Siklus II
(23)
xxi
Tabel 25. Hasil Observasi Perilaku Percaya Diri dan Tidak Percaya
Diri pada Tahap Pra tindakan... 108
Tabel 26. Hasil Observasi Perilaku Percaya Diri dan Tidak Percaya
Diri pada Tahap Siklus I... 109
Tabel 27. Hasil Observasi Perilaku Percaya Diri dan Tidak Percaya
Diri pada Tahap Siklus II... 110
Tabel 28. Hasil Observasi Perilaku Percaya Diri dan Tidak Percaya
Diri pada Tahap Siklus III... 111
Tabel 29. Kriteria Keberhasilan... 112 Tabel 30. Rekapitulasi Hasil Uji Hipotesis... 112
(24)
xxii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1.Grafik Penggolongan Skor Subjek Tahap Pra Tindakan... 61 Grafik 2. Grafik Skor Subjek Tahap Pra Tindakan... 61 Grafik 3. Grafik Penggolongan Skor Item pada Tahap Pra... 62 Grafik 4. Grafik Skor Item pada Tahap Pra Tindakan... 63 Grafik 5. Grafik Hasil Observasi Perilaku Percaya Diri dan
Tidak Percaya Diri pada Tahap Pra Tindakan... 65 Grafik 6. Skor Penggolongan Subjek pada Tahap Siklus II... 72 Grafik 7. Skor Subjek pada Tahap Siklus I... 73 Grafik 8. Grafik Penggolongan Skor Item pada Tahap Siklus I... 74 Grafik 9. Grafik Perbandingan Skor Item pada Tahap Pra
Tindakan dan Siklus I... ... 75 Grafik 10. Grafik Hasil Observasi Perilaku Percaya Diri dan
Tidak Percaya Diri pada Tahap Siklus I... 76 Grafik 11. Grafik Penggolongan Skor Subjek pada
Tahap Siklus II dan Siklus I.... ... 84 Grafik 12. Grafik Perbandingan Skor Subjek pada
Tahap Siklus II dan Siklus I.... ... 85 Grafik 13. Grafik Penggolongan Skor Item pada
Tahap Siklus II dan Siklus I... 86 Grafik 14. Grafik Perbandingan Skor Item pada
(25)
xxiii
Grafik 15. Grafik Hasil Observasi Perilaku Percaya Diri dan
Tidak Percaya Diri pada Tahap Siklus II... 88 Grafik 16. Grafik Penggolongan Skor Subjek pada
Tahap Siklus III dan Siklus II.... ... 97 Grafik 17. Grafik Perbandingan Skor Subjek pada
Tahap Pra, Siklus I, Siklus II dan Siklus III.... ... 97 Grafik 18. Grafik Penggolongan Skor Item pada
Tahap Siklus III dan Siklus II.... ... 98 Grafik 19. Grafik Perbandingan Skor Item pada
Tahap Pra, Siklus I, Siklus II dan Siklus III.... ... 98 Grafik 20. Grafik Hasil Observasi Perilaku Percaya Diri dan
Tidak Percaya Diri pada Tahap Siklus III... 100 Grafik 21. Grafik Perbandingan Item Pra Tindakan dan Siklus I... 104 Grafik 22. Grafik Perbandingan Item Siklus I dan Siklus II... 105 Grafik 23. Grafik Perbandingan Item Siklus II dan Siklus III... 105 Grafik 24. Grafik Perbandingan Skor Item Pra, Siklus I, Siklus II, dan
Siklus III... 106 Grafik 25. Capaian Skor Subjek Kepercayaan Diri Antar Siklus... 107
(26)
xxiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Satuan Pelayanan Bimbingan ... 117 Lampiran 2.Tabulasi Data Skor Kepercayaan Diri ... 141 Lampiran 3.Instrumen Penelitian ... 147 Lampiran 4. Aturan Permainan Outbound ... 153 Lampiran 5. Hasil Uji Reliabilitas, Validitas, dan Uji Hipotesis ... 156 Lampiran 6. Daftar Nama Siswa ... 160 Lampiran 7. Dokumentasi Penelitian ... 162 Lampiran 8. Surat Ijin Penelitian ... 165 Lampiran 9. Surat Telah Penelitian... 167
(27)
1 BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab pendahuluan ini dipaparkan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.
A.Latar Belakang Masalah
Outbound sebagai salah satu bentuk perubahan model pembelajaran pendidikan non formal merupakan contoh dari evolusi dan reformasi tenaga pendidik dan kependidikan. Dalam kegiatan tersebut terdapat unsur-unsur yang akan berpengaruh terhadap rasa percaya diri seorang yang tangguh, kerjasama tim yang solid, dan pengembangan rasa percaya diri.
Di Indonesia, metode ini merupakan metode yang baru dan belum banyak diterapkan pada instansi-instansi pendidikan. Namun, saat ini outbound mulai dikenal sebagai metode pelatihan untuk pengembangan diri di dalam tim. Outbound merupakan metode pelatihan untuk pengembangan diri (personal development) dan tim (team development) dalam proses mencari pengalaman melalui kegiatan di alam terbuka.
Masalah kepercayaan diri pada individu menjadi prioritas yang harus dibangun saat ini. Individu yang tak memiliki hambatan pun biasanya memiliki rasa kurang percaya diri. Apalagi pada individu yang memiliki kekurangan fisik dan mental. Rasa percaya diri itu dinamis, naik dan turun. Adakalanya agak sulit untuk membangkitkan kembali rasa percaya diri itu
(28)
sewaktu kita sedang membutuhkan. Namun, seseorang yang rasa percaya dirinya sedang turun cenderung akan merasa minder. Gejala kurang percaya diri dapat dilihat ketika seseorang berbicara dengan nada yang gagap atau bisa juga ditandai dengan keragu-raguan seseorang untuk melakukan sesuatu. Sehingga, metode outbound diberikan sebagai bentuk upaya peningkatan kepercayaan diri pada diri seseorang.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Kadek Suhardita pada kelas XI SMA Laboratorium (Percontohan) UPI Bandung yang memiliki 6 kelas dengan jumlah 138 siswa. Berdasarkan hasil pretest yang telah disebarkan kepada siswa kelas XI didapat sebanyak 24 siswa yang teridentifikasi memiliki percaya diri rendah. Berdasarkan penelaahan data penelitian siswa setelah adanya bimbingan kelompok pada kelas XI SMA Laboratorium (percontohan) UPI Bandung Tahun Ajaran 2010/2011 menunjukkan percaya diri yang berkategori sedang. Berdasarkan kreteria penentuan tingkat percaya diri, diketahui rata-rata skor percaya diri siswa sebesar 119 berarti rata-rata percaya diri siswa berada pada kategori sedang. Artinya secara umum siswa kelas XI sudah mampu berperilaku yang baik atau sesuai dengan norma yang ada di sekolah, siswa sudah mampu mengekspresikan emosi dengan tepat dalam lingkungan sosial mereka, dan siswa mampu menumbuhkan sikap percaya pada diri sendiri maupun orang lain.
Dengan adanya penelitian di atas, dapat diketahui bahwa tingkat percaya diri pada siswa masih rendah. Hal ini yang kemungkinan juga terdapat pada sekolah-sekolah lain dimana tingkat percaya diri siswa dalam hal interaksi
(29)
sosial masih sangat rendah. Sehingga, masalah kepercayaan diri pada individu ini menjadi prioritas yang harus dibangun. Individu yang tak memiliki hambatan pun biasanya memiliki rasa kurang percaya diri. Apalagi pada individu yang memiliki kekurangan fisik dan mental.
Menurut pengalaman peneliti selama pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta, masih banyak siswa yang memiliki kepercayaan diri rendah. Hal ini dibuktikan, selama peneliti melaksanakan bimbingan klasikal masih banyak siswa yang malu, tidak mau menunujukan hasil pekerjaan, tidak mau maju ketika diminta peneliti, dan ada beberapa ciri-ciri yang lain. Hal ini yang membuat peneliti merasa bahwa kepercayaan diri sangatlah penting untuk di tingkatkan. Sehingga, siswa dapat mencapai perkembangan pribadi yang optimal.
Setiap siswa memiliki lingkungan dan latar belakang yang berbeda-beda, sehingga hal itu mempengaruhi kepribadian dan pembentukan rasa percaya dirinya dan berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan rasa percaya diri yang dimilikinya, siswa akan sangat dengan mudah berinteraksi didalam lingkungan belajarnya. Rasa percaya diri siswa juga banyak di pengaruhi oleh tingkat kemampuan dan keterampilan yang dimiliki. Siswa yang percaya diri selalu yakin pada setiap tindakan yang di lakukannya, merasa bebas untuk melakukan hal-hal yang sesuai dengan keinginannya dan bertanggung jawab atas perbuatannya. Tentu hal tersebut dapat menjadi pendorong dan mempermudah dalam proses belajarnya. Namun tidak semua siswa memiliki rasa percaya diri yang cukup. Perasaan minder, malu, sungkan dan lain-lain,
(30)
adalah bisa menjadi kendala seorang siswa dalam proses belajarnya disekolah maupun di lingkungannya, karena dengan rasa minder tersebut siswa akan sering merasa tidak yakin dengan kemampuan dan ketrampilan yang dimilikinya, sehingga jadi lebih menutup diri, dan kurang mendapatkan banyak informasi langsung yang dibutuhkan.
Siswa yang selalu beranggapan bahwa dirinya tidak mempunyai kemampuan, merasa dirinya tidak berharga, merupakan gambaran diri orang yang mempunyai rasa percaya diri rendah. Hal ini dapat dimanifestasikan dalam bentuk tingkah laku yang kurang wajar atau menyimpang, misal: rendah diri, terisolir, prestasi belajar rendah. Timbulnya masalah tersebut bersumber dari konsep diri yang negatif. Bahkan dengan rasa percaya diri yang rendah siswa akan lebih sering mendapatkan perlakuan pelecehan sosial berupa ejekan atau hal lain yang membuat ia makin sensitif untuk tidak berinteraksi dengan lingkungannya.
Rendahnya rasa percaya diri pada siswa ini adalah masalah yang sering diabaikan oleh para guru, tetapi jika keadaan tersebut terus diabaikan, hal ini akan dapat berdampak negatif bagi siswa yaitu hasil belajar yang kurang optimal. Selain itu tingkat kepercayaan diri siswa yang rendah dapat mempengaruhi kinerja siswa tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Upaya menumbuhkan rasa percaya diri dimulai dari dalam diri sendiri. Sehingga diperlukan suatu upaya untuk meningkatkan rasa percaya diri, diantaranya dapat dilakukan melalui pendekatan outbound. Adanya games dan permainan dalam metode outbound ini dapat membantu siswa untuk lebih percaya dengan
(31)
dirinya sendiri. Misalnya, dengan melalui berbagai permainan dan rintangan siswa dapat berlatih bagaimana ia dapat percaya dengan dirinya sendiri untuk melalui rintangan tersebut.
Berdasarkan dari latar belakang tersebut di atas, maka peneliti bermaksud untuk mengadakan penelitian dengan judul “Upaya Peningkatan Kepercayaan Diri Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Berbasis
Aktivitas Outbound pada Siswa Kelas VIII SMP”. B.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas yang teridentifikasi adalah sebagai berikut:
1. Beberapa siswa kelas VIIIA SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta memiliki kepercayaan diri yang rendah.
2. Siswa kelas VIIIA SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta kurang berani dalam
menyampaikan pendapat dan perasaannya di depan umum. 3. Kepercayaan diri siswa mempengaruhi prestasi belajar siswa.
C.Batasan Masalah
Penelitian ini hanya membatasi tingkat kepercayaan diri siswa dalam sosialisasinya dengan lingkungan. Sehingga peneliti hanya membahas dan mengangkat masalah terkait dengan kepercayaan diri siswa dengan lingkungannya.
(32)
D.Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini secara spesifik masalah-masalah yang ingin dipecahkan adalah sebagai berikut :
1. Apakah rasa percaya diri dapat ditingkatkan melalui layanan bimbingan kelompok dengan aktivitas outbound pada siswa kelas VIII SMP ? 2. Bagaimana tingkat efektivitas outbound dalam meningkatkan rasa
percaya diri siswa kelas VIII SMP?
E.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk meningkatkan rasa percaya diri melalui layanan bimbingan
kelompok berbasis outbound pada siswa kelas VIIIA SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014.
2. Untuk mengetahui tingkat efektivitas outbound dalam meningkatkan rasa percaya diri siswa kelas VIIIA SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang ilmu bimbingan dan konseling, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi peneliti selanjutnya pada kajian yang sama tetapi pada ruang lingkup yang lebih luas dan mendalam.
(33)
2. Manfaat praktis a. Bagi pembimbing
Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai masukan dalam upaya peningkatan mutu pelayanan bimbingan kelompok melalui kegiatan outbound kepada siswa dan meningkatkan rasa percaya diri.
b. Bagi siswa
Siswa dapat meningkatkan rasa percaya diri sehingga mencapai perkembangan diri kearah yang lebih baik.
c. Bagi penulis
Menambah informasi bagi penulis mengenai pendekatan outbound
sehingga peneliti lebih siap dan kreatif dalam menjalankan tugas-tugas yang akan datang terutama dalam upaya peningkatan diri siswa.
G.Definisi Operasional Variabel
Supaya tidak terjadi salah pengertian dan salah dalam penafsiran maksud dari judul penelitian ini, maka peneliti merasa perlu memberikan penegasan-penegasan batasan istilah dalam judul:
1. Percaya diri
Percaya diri yang dimaksud dalam penelitian ini adalah merupakan keyakinan dalam diri siswa kelas VIIIA SMP Kanisius Kalasan. Siswa yang memiliki rasa percaya diri dapat membuat keputusan sendiri bahwa ia dapat melakukan sesuatu.
(34)
2. Outbound
Outbound merupakan metode permainan yang didalamnya terdapat berbagai rintangan permainan dan usaha pemecahan masalah. Metode outbound dapat diterapkan dalam bimbingan sebagai upaya memacu semangat dan kreativitas siswa. Dimana didalam metode outbound tersebut terdapat nilai-nilai bimbingan yang dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa.
3. Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok merupakan bantuan terhadap siswa yang dilaksanakan dalam situasi kelompok. Upaya pemberian informasi pada kelompok sesuai dengan kebutuhan dan masalah kelompok tersebut.
(35)
9 BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam bab landasan teori ini dipaparkan pengertian percaya diri, faktor-faktor percaya diri, gejala kurang percaya diri, memupuk rasa percaya diri, layanan bimbingan kelompok berbasis aktivitas outbound.
A.Percaya Diri
Setiap orang pasti pernah mengalami masalah dengan rasa percaya diri. Hal ini terkait dengan soal keberanian dan krisis diri yang ada dalam dirinya. Percaya diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
1. Pengertian Percaya Diri Hakim (2002: 4) berpendapat
“percaya diri merupakan keyakinan dalam diri seseorang untuk dapat menangani segala sesuatu dengan tenang. Percaya diri merupakan keyakinan dalam diri yang berupa perasaan dan anggapan bahwa dirinya dalam keadaan baik sehingga memungkinkan individu tampil dan berperilaku dengan penuh keyakinan.”
Setiap individu mempunyai hak untuk menikmati kebahagiaan dan kepuasan atas apa yang telah diperolehnya, tetapi itu akan sulit dirasakan apabila individu tersebut memiliki percaya diri yang rendah. Bukan hanya ketidakmampuan dalam melakukan suatu pekerjaan, tetapi juga ketidakmampuan dalam menikmati pekerjaan tersebut. Percaya diri pada individu tidak selalu sama, pada saat tertentu kita merasa yakin atau
(36)
mungkin, ada situasi dimana individu merasa yakin dan situasi dimana individu tidak merasa demikian (Hakim 2002:4)
Berbagai studi dan pengalaman telah menjelaskan bahwa kepercayaan diri seseorang terkait dengan dua hal yang paling mendasar dalam praktek hidup kita. Pertama, kepercayaan diri terkait dengan bagaimana seseorang memperjuangkan keinginannya untuk meraih sesuatu (prestasi atau
performansi). Kedua, kepercayaan diri terkait dengan kemampuan
seseorang dalam menghadapi masalah yang mengahambat perjuangannya. Orang yang kepercayaan dirinya bagus akan cenderung berkesimpulan bahwa dirinya “lebih besar” dari masalahnya. Sebaliknya, orang yang punya kepercayaan diri rendah akan cenderung berkesimpulan bahwa masalahnya jauh lebih besar dari dirinya.
2. Ciri-ciri orang yang percaya diri
Hakim (2005: 5) menyebutkan ciri -ciri orang yang percaya diri sebagai berikut:
a. Selalu bersikap tenang di dalam mengerjakan sesuatu;
b. Mempunyai potensi dan kemampuan yang memadai;
c. Mampu menetralisasi ketegangan di dalam berbagai situasi; d. Mampu menyesuaikan diri dan berkomunikasi di berbagai situasi; e. Memiliki kondisi mental dan fisik yang cukup;
f. Memiliki kecerdasan yang cukup dan tingkat pendidikan formal yang cukup;
(37)
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Percaya Diri
Hakim (2002:121) menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya percaya diri, yaitu:
a. Faktor internal
1) Konsep diri
Konsep diri merupakan penilaian mengenai diri sendiri. Terbentuknya konsep diri pada seseorang diawali dengan perkembangan konsep diri yang diperoleh dalam sosialisasi dengan lingkungan. Seseorang yang mempunyai rasa rendah diri biasanya memiliki konsep diri yang negatif, sebaliknya seseorang yang memiliki rasa percaya diri akan memiliki konsep diri yang positif.
2) Kondisi fisik
Perubahan kondisi fisik juga berpengaruh pada kepercayaan diri. Penampilan fisik dan ketidakmampuan fisik seseorang juga bisa menyebabkan rasa rendah diri pada diri orang tersebut.
3) Pengalaman hidup
Kepercayaan diri yang terbentuk dalam diri setiap orang merupakan hasil dari pengalamannya sepanjang hidup. Biasanya orang yang memiliki pengalaman mengecewakan, akan menyebabkan timbulnya rasa rendah diri pada dirinya. Terlebih jika pada dasarnya seseorang memiliki rasa tidak aman, kurang kasih sayang, dan kurang perhatian.
(38)
b. Faktor eksternal
1) Pendidikan
Tingkat pendidikan yang rendah cenderung akan membuat seseorang dibawah kekuasaan yang lebih pandai, sebaliknya seseorang yang memilki tingkat pendidikan yang tinggi akan lebih mandiri dan tidak bergantung pada orang lain. Seseorang tersebut akan mampu memenuhi keperluan hidup dengan rasa percaya diri dan kekuatannya.
2) Lingkungan
Lingkungan disini merupakan lingkungan keluarga dan masyarakat. Dukungan yang diterima dari lingkungan keluarga, seperti anggota keluarga yang saling berienteraksi dengan baik akan memberi rasa nyaman dan percaya diri yang tinggi pada diri seseorang. Begitu juga dengan lingkungan masyarakat yang memberikan dampak positif, maka seseorang akan berkembang menjadi lebih baik.
4. Aspek-Aspek Kepercayaan Diri
Gufron (2010:35) menyebutkan ciri-ciri anak yang memiliki rasa percaya diri positif adalah:
a. Keyakinan akan kemampuan diri yaitu sikap positif anak tentang dirinya bahwa anak mengerti sungguh-sungguh akan apa yang dilakukannya.
(39)
b. Optimis yaitu sikap positif anak yang selalu berpandangan baik dalam menghadapi segala hal tentang diri, harapan dan
kemampuannya.
c. Obyektif yaitu anak yang percaya diri memandang permasalahan
atau sesuatu sesuai dengan kebenaran yang semestinya, bukan menurut kebenaran pribadi atau menurut dirinya sendiri.
d. Bertanggung jawab yaitu kesediaan anak untuk menanggung segala
sesuatu yang telah menjadi konsekuensinya.
e. Rasional yaitu analisa terhadap sesuatu masalah, sesuatu hal, sesuatu kejadian dengan menggunakan pemikiran yang dapat diterima oleh akal dan sesuai dengan kenyataan.
Nasution (2000) berpendapat, tinggi atau rendahnya kepercayaan diri
dapat dilihat melalui beberapa aspek, yaitu
a. Memiliki keyakinan terhadap kemampuannya, yaitu individu dapat yakin akan dirinya sendiri.
b. Memiliki kemandirian, yaitu indiviu memiliki kemandirian untuk dapat memutuskan segala sesuatu yang sesuai dengan dirinya.
c. Berani berpendapat dalam segala situasi dan kondisi, individu dapat
berpendapat dalam berbagai segi situasi yang dialaminya.
d. Berani mencoba hal yang baru tanpa ada rasa takut salah, yaitu
mempunyai keberanian untuk mencoba sesuatu hal yang baru.
e. Merasa dapat diterima oleh lingkungan tempat berinteraksi., individu
mempunyai keyakinan baha dirinya akan dapat diterima ditengah-tengah
(40)
5. Gejala Kurang Percaya Diri
Rasa kurang percaya diri pada individu dapat dilihat dengan gejala-gejala tertentu yang dapat ditunjukkan dalam berbagai perilaku. Gejala-gejala perilaku kurang percaya diri yaitu suka melamun, kelakuan tidak baik, berlebihan untuk menunjukkan kebaikan keadaan emosi, keadaan seperti gagap dan ngompol serta gejala lainnya. Kurang percaya diri ini dengan berbagai faktor menyebabkan mungkin timbul kelakuan menarik diri atau negatif, seperti malas, menyendiri, pengecut dan sebagainya (Nasution, 2000:73)
6. Tingkah Laku Orang yang Rendah Diri
Kelemahan yang dimiliki oleh seseorang baik berasal dari luar maupun dari dalam dirinya dapat menimbulkan perasaan rendah diri. Orang yang merasa rendah diri dapat dilihat dari tingkah lakunya.
Setiawan Pongky (2014:21) menyebutkan tingkah laku orang yang rendah diri antara lain sebagai berikut:
a. Penyendiri
Selalu menyendiri dan menarik diri dari pergaulan. Orang yang menganggap dirinya tidak mempunyai kemampuan yang berarti biasanya tidak mau bergaul dan menarik diri dari pergaulan. Mereka mungkin menganggap dirinya tidak berharga dibanding orang lain yang mereka anggap lebih baik dalam setiap aspek.
(41)
b. Peragu
Selalu ragu dalam bertindak. Orang yang merasa tidak mempunyai kemampuan yang berarti akan selalu ragu-ragu dalam bertindak. Perasaan seperti itu akan merugikan diri sendiri.
c. Lemah dalam Persaingan
Orang yang rendah diri tidak mau bersaing positif. Ia merasa tidak mampu untuk mengikuti persaingan seperti yang orang lain, karena ia merasa tidak mempunyai kemampuan atas dirinya sendiri. d. Tidak Sportif
Orang yang rendah diri menolak untuk berpartisipasi dalam semua jenis kompetisi, di mana kemampuan mereka akan diuji melawan orang lain. Meski ika mereka melakukannya, sikap yang suka mencela sepertinya akan muncul. Meski begitu, dia sangat menikmati kemenangan, walau itu mungkin bukan atas usahanya sendiri.
e. Sangat Sensitif
Orang yang punya rasa rendah diri sangat sensistif terhadap pujian dan kritikan. Jika dipuji, dia akan mempertanyakan ketulusan dari orang yang memuji, dan jika dikritik, dia akan segera mempertahankan diri. Dia tidak bisa merespon humor ringan dengan baik.
(42)
f. Memancing Pujian
Orang yang rendah diri itu sangat suka memancing pujian dari orang lain. Akan tetapi, terkadang, meski ingin sekali dipuji, dia mungkin tidak mau menerimanya dan percaa bahwa orang yang memuji tersebut hanyalah karena dipancing.
g. Takut Membuat Kesalahan
Orang yang rendah diri juga takut untuk mencoba sesuatu yang baru, karena jauh di dalam hatinya dia sangat takut membuat
kesalahan sehingga akan terus menerus teringat dengan
kesalahannya tersebut.
7. Memupuk Rasa Percaya Diri
Krisis kepercayaan diri adalah persoalan yang sangat penting untuk diselesaikan, karena kepercayaan diri adalah modal awal untuk siapa saja dalam menghadapi hidup yang penuh dengan persaingan. Tentu saja banyak cara ang dapat dilakukan bahkan dilatih untuk meningkatkan kepercaaan diri dalam jangka waktu panjang.
Untuk menumbuhkan rasa percaya diri yang proporsional, maka individu harus memulainya dari dalam diri sendiri. Hal ini sangat penting mengingat bahwa hanya individu yang bersangkutan yang dapat mengatasi rasa kurang percaya diri yang sedang dialaminya. Setiawan Pongky (2014:46) menyatakan cara memupuk rasa percaya diri yaitu, menilai diri secara objektif, beri penghargaan yang jujur terhadap diri, positive thinking,
(43)
berani mengambil resiko, dan belajar mensyukuri dan menikmati rahmat Tuhan.
B.Outbound
1. Sejarah Outbound
Outbound berasal dari kata Out of Boundaries yang artinya pembelajaran dengan menggunakan metode yang berbeda dari biasanya. Outbound adalah kegiatan di alam terbuka. Outbound juga dapat memacu semangat belajar.
Pada tahun 1800-an, seorang pelaut Inggris bernama Kurt Han mengamati fenomena yang terjadi pada pelaut di kapalnya, yaitu bahwa pelaut-pelaut muda yang masih kuat secara fisik, ternyata kurang tangguh dalam menghadapi kerasnya kehidupan pelayaran. Justru pelaut-pelaut yang sudah lebih tua, yang secara fisik sudah mengalami penurunan, malah mampu survive dan mampu memecahkan berbagai masalah kompleks yang timbul. Hal ini bukan semata karena pengalamannya lebih banyak, tetapi lebih karena keterampilan-keterampilan personal seperti daya juang, kemampuan kepemimpinan, problem solving, dan lain-lain. Hal ini menarik perhatian si pelaut Inggris ini, dan kemudian melakukan pelatihan bagi setiap anak buahnya. Pelatihan dilakukan selama 30 hari di atas kapalnya. Dan terbukti, kegiatan ini mampu mengembangkan kemampuan mereka dalam menghadapi masalah-masalah yang terjadi.
Pelatihan outbound pada tahap awal ini memakai kegiatan mendaki gunung dan petualangan di laut sebagai medianya. Kurt Han
(44)
sendiri mempunyai anggapan bahwa kegiatan berpetualang bukan merupakan kegiatan main-main melainkan sebagai wahana berlatih anak-anak muda sebagai ajang menuju kedewasaan.
Dengan menggunakan metode, media dan pendekatan yang dilakukan oleh sekolah Outward Bound, banyak ahli pendidikan yang mengklasifikasikan bentuk pelatihan yang diajarkan Kurt Han sebagai adventure education atau experiental learning. Setelah berakhirnya perang dunia II, metode pelatihan ini berkembang pesat dan mulai ditiru di banyak tempat bahkan sampai keluar wilayah Eropa.
Outbound tidak hanya dapat dilakukan oleh orang dewasa atau hanya di dalam dunia pekerjaan. Tetapi di Indonesia sekarang outbound sudah lebih dikembangkan lagi dengan pembelajaran untuk anak anak yang masih belia. Metode ini diketahui baru masuk pada tahun 1990 dengan nama outward Bound Indonesia.
2. Program-Program dalam Outbound
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam sebuah outbound training maka diperlukan kriteria kerja yang sesuai dengan permasalahan. Sehingga akan dapat mencapai hasil yang maksimal sesuai dengan yang diharapkan.
Demikian juga dalam outbound training. Ancok (2006:4)
menebutkan program-program yang ditawarkan telah terperinci disesuaikan dengan permasalahan yang ada. Lebih jelas mengenai program dalam outbound training adalah sebagai berikut:
(45)
a. Achievement Motivation Training (AMT)
Achievement Motivation Training (AMT) adalah sebuah program pelatihan untuk pengembangan diri, khususnya dalam hal peningkatan motivasi berprestasi pesertanya. Motif berprestasi yang yang dikembangkan oleh Achievement Motivation Training (AMT) adalah suatu pencapaian yang bersifat prestatif.
b. Team Building Outbound
Team Building Outbound merupakan kegiatan kelompok yang berisi games untuk membangun kinerja kelompok. Biasanya Team Building Outbound digunakan untuk membangun produktivitas karyawan yang dibutuhkan dalam organisasi dan perusahaan.
c. Outing dan Gathering
Outing dan Gathering merupakan kegiatan yang berupa fun games bertujuan untuk penyegaran atau refreshing. Sehingga dalam Outing dan Gathering aktivitas fisik, pikiran dan emosional tidak terlalu berat. d. School Training Program
School Training Program merupakan program training untuk pendidikan. Biasanya diberikan kepada siswa-siswa disekolah atau program bimbingan di luar sekolah untuk melatih kekompakan dan sebagai sarana pengembangan kreativitas siswa.
(46)
3. Metodologi Outbound
Banyak pakar pendidikan dan pelatihan yang mengajukan konsep tentang bagaimana sebuah proses belajar akan efektif. Salah satu pendapat yang dikemukakan oleh Boyett dan Boyett (Ancok, 2006:06), bahwa setiap proses belajar yang efektif memerlukan tahapan berikut ini, yakni:
a. Pembentukan Pengalaman
Pada tahapan ini peserta dilibatkan dalam suatu kegiatan atau permainan bersama dengan orang lain. Kegiatan/permainan ini adalah salah satu bentuk pemberian pengalaman secara langsung pada peserta pelatihan. Pengalaman secara langsung tersebut akan dijadikan wahana untuk menimbulkan pengalaman intelektual, pengalaman emosional, dan pengalaman yang bersifat fisikal.
b. Perenungan Pengalaman
Tahapan perenungan pengalaman (refleksi) bertujuan untuk memproses pengalaman yang diperoleh dari kegiatan yang telah dilakukan. Setiap peserta dalam tahapan ini melakukan refleksi tentang pengalaman pribadi yang dirasakan pada saat kegiatan berlangsung. Apa yang dirasakan secara intelektual, emosional, dan fisikal.
c. Pembentukan Konsep
Pada tahapan ini para peserta mencari makna dari pengalaman intelektual, emosional, dan fisikal yang diperoleh dari keterlibatam dalam kegiatan. Pengalaman apakah yang ditangkap dari suatu
(47)
permainan, dan apa arti permainan tersebut bagi kehidupan pribadi maupun kehidupan orang lain. Tahapan ini dilakukan sebagai kelanjutan tahap refleksi.
d. Pengujian Konsep
Pada tahapan ini para peserta diajak untuk merenungkan dan mendiskusikan sejauhmana konsep yang telah terbentuk di dalam tahapan tiga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
4. Tujuan dan Manfaat Outbound
Tujuan utama kegiatan pelaksanaan outbound adalah melatih para peserta untuk mampu menyesuaikan diri dengan perubahan yang ada dengan membentuk sikap professionalisme para peserta yang didasarkan pada perubahan dan perkembangan karakter, komitmen serta kinerja yang diharapkan akan semakin lebih baik.
Lebih lanjut sikap dan perilaku profesionalisme seperti ini meliputi (Ancok, 2006:42)
a. Terbentuknya suatu komitmen yang utuh dari setiap peserta melalui 4C yaitu, peningkatan kompetensi (competency), pembentukan konsepsi (conception) pemikiran yang komprehensif, terjadinya hubungan (connection) yang semakin erat diantara para bawahan dan atasan, serta munculnya keyakinan akan kepercayaan (confidence) diri akan kemampuan masing-masing peserta yang akan berpengaruh dalam membangun rasa memiliki.
(48)
b. Pola perilaku yang berkarakter dalam melakukan tugas-tugas kehidupan, berdisiplin, bertanggung jawab, berorientasi ke masa depan, mengutamakan tugas pengabdian, memiliki sikap, dan etika yang baik.
c. Meningkatkan semangat kerja dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab masing-masing, serta meningkatkan keberanian peserta dalam mengambil setiap resiko (risk taking) dari setiap tantangan yang dihadapi.
d. Team building yang solid yang didasarkan pada saling pengertian, kerja sama, koordinasi, menghargai perbedaan, sikap mengutamakan tugas daripada kepentingan pribadi dan meyakini bahwa keberhasilan merupakan buah dari kerjasama dan kebersamaan.
f. Peningkatan kematangan Emotional Question (EQ) melalui program olah rasa yang menjadi porsi perhatian outbound bahkan perhatiannya
kepada pengembangan Spiritual Quotion (SQ) akan sangat membantu
peserta dalam meningkatkan kematangan kemampuan menghadapi berbagai tantangan dan hambatan dalam setiap penyelesaian tugas-tugas yang dihadapi.
C.Bimbingan Kelompok Berbasis Outbound
1. Pengertian Bimbingan Kelompok Berbasis Outbound
Juntika Nurihsan (2006:23) mendefinisikan bimbingan kelompok
merupakan bantuan terhadap individu yang melaksanakan dalam situasi kelompok. Upaya pemberian infomasi pada kelompok sesuai dengan
(49)
kebutuhan dan masalah kelompok tersebut. Selain itu adanya bimbingan kelompok juga dapat diupayakan sebagai langkah pencegahan suatu masalah yang terjadi pada kelompok. Upaya pemberian informasi bagi kelompok tersebut dapat disusun dan terorganisir sesuai dengan tujuan dan kebutuhan kelompok bimbingan.
Bimbingan kelompok berbasis outbound adalah bimbingan kelompok
yang di dalamnya terdapat kegiatan outbound. Dalam outbound terdapat berbagai game/permainan pendukung menjadi salah satu kegiatan yang menunjang berlangsungnya kegiatan bimbingan kelompok. Adanya kegiatan outbound ini juga memberi kesempatan pada siswa untuk berpartisipasi aktif dalam layanan bimbingan kelompok berbasis outbound. Selanjutnya bermain game menurut Serok dan Blom (Nandang Rusmana, 2009 : 04) menyebutkan bermain game pada intinya bersifat sosial dan melibatkan belajar dan mematuhi peraturan, pemecahan masalah, disiplin diri, dan control emosional serta adopsi peran-peran pemimpin dan pengikut yang semuanya merupakan komponen-komponen penting dalam bersosialisasi.
Dengan demikian, pada dasarnya setiap aktivitas bermain selalu didasarkan pada perolehan kesenangan dan kepuasan sebab fungsi utama bermain adalah untuk relaksasi dan menyegarkan kembali (refreshing) kondisi fisik dan mental yang berada di ambang ketegangan.
2. Manfaat dan Tujuan Bimbingan Kelompok
Winkel & Sri Hastuti (2007:565) menjelaskan manfaat bimbingan kelompok adalah mendapat kesempatan untuk berkontak langsung dengan
(50)
banyak siswa, memberikan informasi yang dibutuhkan oleh siswa, siswa dapat menyadari tantangan yang akan dihadapi, siswa dapat menerima diri setelah menyadari bahwa teman-temannya sering menghadapi persoalan, kesulitan, dan tantangan yang kerap kali sama. Siswa juga dapat belajar untuk berani mengemukakan pendapatnya didepan teman-teman kelompoknya. Menurut Prayitno dan Anti (1994) tujuan bimbingan kelompok terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus. Secara umum bimbingan kelompok bertujuan untuk membantu para siswa yang mengalami masalah melalui prosedur kelmpok. Selain itu juga mengembangkan pribadi masing-masing anggota kelompok melalui berbagai suasana yang muncul dalam kegiatan itu, baik suasana yang menyenangkan maupun yang menyedihkan secara khusus bimbingan kelompok bertujuan untuk:
a.Melatih siswa untuk berani mengemukakan pendapat di hadapan teman-temannya.
b.Melatih siswa dapat bersikap terbuka di dalam kelompok.
c.Melatih siswa untuk dapat membina keakraban bersama teman-teman
dalam kelompok khususnya dan teman di luar kelompok pada umumnya.
d.Melatih siswa untuk dapat mengendalikan diri dalam kegiatan kelompok.
e.Melatih siswa untuk dapat bersikap tenggang rasa dengan orang lain. f.Melatih siswa memperoleh ketrampilan sosial.
(51)
g.Membantu siswa mengenali dan memahami dirinya dalam hubungan dengan orang lain.
Tujuan bimbingan kelompok seperti yang dikemukakan oleh Prayitno & Amti, (1994:178) adalah:
a. Mampu berbicara di depan orang banyak.
b. Mampu mengeluarkan pendapat, ide, saran, tanggapan, perasaan, dan lain sebagainya kepada orang banyak.
c. Belajar menghargai pendapat orang lain.
d. Bertanggung jawab atas pendapat yang dikemukakannya.
e. Mampu mengendalikan diri dan menahan emosi (gejolak kejiwaan yang bersifat negatif).
f. Dapat bertenggang rasa. g. Menjadi akrab satu sama laina.
h. Membahas masalah atau topik-topik umum yang dirasakan atau menjadi kepentingan bersama.
3. Keuntungan Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok memiliki beberapa keuntungan seperti pada berikut ini:
a. Anak bermasalah dapat mengenali dirinya melalui teman-teman kelompok. Anak dibantu teman lain dalam menemukan dirinya dan sebaliknya, anak dapat membantu teman lain untuk menemukan dirinya.
(52)
b. Sikap-sikap positif anak dapat dikembangkan seperti toleransi, salin menghargai, kerjasama, tanggungjawab, disiplin, kreativitas, dan sikap-sikap kelompok lainnya.
c. Dapat menghilangkan beban-beban moril seperti malu, penakut dan sifat-sifat egoistis, agresif, manja, dan sebagainya.
d. Dapat menghilangkan ketegangan-ketegangan emosi,
konflik-konflik, kekecewaan-kekecewaan, curiga-mencurigai, iri hati, dan sebagainya.
e. Dapat mengembangkan gairah hidup dan melakukan tugas, suka menolong, disiplin, dan sikap-sikap lainnya.
4. Fungsi Layanan Bimbingan Kelompok
Winkel (2004:110) menyebutkan fungsi dari layanan bimbingan kelompok diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Memberi kesempatan yang luas untuk berpendapat dan memberikan
tanggapan tentang berbagai hal yang terjadi di lingkungan sekitar.
b. Mempunyai pemahaman yang efektif, objektif, tepat dan cukup luas
tentang berbagai hal tentang apa yang mereka bicarakan.
c. Menimbulkan sikap yang positif terhadap keadaan sendiri dan lingkungan mereka yang berhubungan dengan hal-hal yang mereka bicarakan dalam kelompok.
d. Menyusun program-program kegiatan untuk mewujudkan penolakan
terhadap sesuatu hal yang buruk dan memberikan dukungan terhadap sesuatu hal yang baik.
(53)
e. Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang nyata dan langsung untuk membuahkan hasil sebagaimana apa yang mereka programkan semula.
5. Asas-asas Bimbingan Kelompok
Asas-asas yang ada dalam layanan bimbingan kelompok diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Asas kerahasiaan: para anggota harus menyimpan dan merahasiakan
imformasi apa yang dibahas dalam kelompok, terutama hal-hal yang tidak layak diketahui orang lain.
b. Asas keterbukaan: para anggota bebas dan terbuka mengemukakan pendapat, ide, saran tentang apa saja yang dirasakan dan dipikirkannya tanpa adanya rasa malu dan ragu-ragu.
c. Asas kesukarelaan: semua anggota dapat menampilkan diri secara spontan tanpa malu atau dipaksa oleh teman lain atau pemimpin kelompok.
d. Asas kenormatifan: semua yang dibicarakan dalam kelompok tidak boleh bertentangan dengan norma-norma dan kebiasaan yang berlaku.
D.Kajian Penelitian yang Relevan
1. Penelitian Kadek Suhardita
Menurut penelitian Kadek Suhardita yang berjudul Efektivitas Penggunaan Teknik Permainan dalam Bimbingan Kelompok untuk Meningkatkan Percaya Diri Siswa pada Sekolah Menegah Atas pada
(54)
Laboratorium (Percontohan) UPI Bandung Tahun Ajaran 2010/2011 menjelaskan bahwa latar belakang penelitian ini adalah terdapat sebagian orang tidak menyadari bahwa rendahnya percaya diri dapat menimbulkan hambatan besar dalam menjalankan kegiatan sehari-hari. Sikap seseorang yang menunjukan dirinya tidak percaya diri antara lain didalam berbuat sesuatu yang penting dan penuh tantangan selalu dihadapi dengan keragu-raguan, mudah cemas, tidak yakin, cenderung menghindar, tidak punya inisiatif, mudah patah semangat, tidak berani tampil didepan orang banyak, dan gejala kejiwaan lain yang menghambat seseorang untuk melakukan sesuatu.
Berdasarkan penelahaan data penelitian siswa kelas XI SMA Laboratorium (percontohan) UPI Bandung Tahun Ajaran 2010/2011 menunjukkan percaya diri yang berkategori sedang. Berdasarkan kreteria penentuan tingkat percaya diri, diketahui rata-rata skor percaya diri siswa sebesar 119 berarti rata-rata percaya diri siswa berada pada kategori sedang. Artinya secara umum siswa kelas XI sudah mampu berperilaku yang baik atau sesuai dengan norma yang ada di sekolah, siswa sudah mampu mengekspresikan emosi dengan tepat dalam lingkungan sosial mereka, dan siswa mampu menumbuhkan sikap percaya pada diri sendiri maupun orang lain.
Gambaran percaya diri siswa pada masing-masing aspek sebelum dan setelah diberikan teknik permainan dalam bimbingan kelompok. Berikut dijelaskan hasil penelitian terhadap siswa setelah mengikuti
(55)
teknik permainan dalam bimbingan kelompok terhadap kedua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Adapun hasil yang diperoleh pada masing-masing aspeknya adalah sebagai berikut:
Rata-rata Gain Skor Percaya Diri Siswa Secara Umum pada
Kelompok Eksperimen dan Kontrol
2. Penelitian Seska Bawotong
Menurut penelitian Seska Bawotong yang berjudul
Meningkatkan Percaya Diri Melalui Permainan Outbound Sederhana
pada Anak Kelompok B di TK Kemala Bhayangkari 05 Kecamatan Hulonthalangi Kota Gorontalo, menjelaskan permasalahan yang dianalisis dalam penelitian ini adalah : “Apakah percaya diri
anak kelompok B di TK Kemala Bhayangkari 05 Kecamatan Hulontalangi Kota Gorontalo, dapat ditingkatkan melalui pemainan outbound ? Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan percaya diri anak melalui permainan outbound sederhana pada anak kelompok B di TK Kemala Bhayangkari 05 Kecamatan Hulontalangi Kota Gorontalo.
(56)
Anak yang kurang memiliki percaya diri sangat berpengaruh pada
proses
pembelajaran, seperti kurang berani dalam melakukan aktivitas, selalu
tergantung kepada orang tua maupun guru, kurang kreatif, tidak mandiri.
Dalam PERMEN DIKNAS No. 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD) pada tingkat pencapaian perkembangan usia 4 – 5 tahun untuk aspek sosial emosional anak dituntut untuk: a) menunjukkan
sikap mandiri dalam memilih kegiatan; b) menunjukkan antusiasme dalam
melakukan permainan; c)menunjukkan rasa percaya diri.
Berdasarkan hasil analisis dan tindakan pada siklus I pertemuan 1
terjadi perubahan dari 8 anak yang memiliki percaya diri pada observasi
awal menjadi 10 anak atau 10 (50%). Selanjutnya pada siklus I pertemuan 2
diperoleh hasil anak yang telah memiliki percaya diri menjadi 12 anak atau
60%. Pada siklus I pertemuan 2 ini dilakukan permainan mencari benda
dengan tujuan: a) melatih kemampuan, membedakan, menganalisa,
mengenali suara; b) melatih konsentrasi; c) melatih daya ingat; d) melatih
kepercayaan kepada rekan; e) melatih komunikasi. Pada siklus II pertemuan
1 dilakukan permainan outbound palang titian dengan tujuan: a) melatih
keberanian; b) melatih kepercayaan diri; c) melatih keseimbangan. Melalui
permainan ini anak sangat antusias, sehingga diperoleh hasil anak yang
memiliki percaya diri meningkat menjadi 14 anak (70%). Selanjutnya pada
siklus II pertemuan 2 dengan permainan outbound terowongan ban mobil
dengan tujuan: a) anak dapat mengembangkan kemampuan; b) tepat dan
(57)
mengambil keputusan. Dari pelaksanaan siklus I pertemuan 2 terjadi
perubahan yang cukup signifikan, yakni anak yang memiliki percaya diri
dari 14 anak (70%) pada siklus II pertemuan 1 menjadi 16 anak (80%) pada
siklus II pertemuan 2; dalam hal ini anak yang kurang memiliki percaya diri
4 anak (20%) dari jumlah anak 20 anak. Dari hasil pelaksanaan siklus, pada
prinsipnya percaya diri anak, khususnya pada TK Kemala Bhayangkari 05
Kecamatan Hulonthalangi Kota Gorontalo dapat ditingkatkan melalui
permainan outbound sederhana.
E.Kerangka Berpikir
Peneliti telah memaparkan beberapa teori yang melandasi penelitian ini. Peneliti mengkaji teori dalam konteks kepercayaan diri. Peneliti menghubungkan antara kepercayaan diri, outbound, dan bimbingan kelompok, dimana ketiganya saling berkaitan dan berkesinambungan. Kepercayaan diri siswa akan ditingkatkan melalui layanan bimbingan kelompok berbasis aktivitas outbound. Aktivitas outbound akan memberikan pengalaman-pengalaman bagi siswa untuk dapat menyelesaikan masalah yang ada di dalam permainan yang akan meningkatkan kepercayaan dalam dirinya.
Untuk itu perlu ada sebuah aktivitas yang membuat kepercayaan diri siswa benar-benar tinggi. Salah satu aktivitas yang dimungkinkan mampu meningkatkan kepercayaan diri siswa adalah outbound. Aktivitas outbound memiliki keunggulan dalam membangkitkan semangat, gairah, minat, dan kepercayaan diri siswa. Sehingga dengan demikian siswa merasa senang, puas, gembira dalam mengikuti outbound, dan muncul perilaku yang menunjukan kepercayaaan diri setelah mengikuti kegiatan tersebut. Jika sudah ada perilaku
(58)
yang menunjukan kepercayaan diri dari dalam diri siswa, maka hal ini akan berdampak pada perilaku di kelas maupun dilingkungan masyarakat. Hal ini juga akan membuat siswa mau dan mampu meresapi setiap pengalaman yang terjadi dalam kegiatan, sehingga para siswa dapat berkembang dengan optimal sesuai dengan aspek kepribadian, belajar, karier, dan sosial dalam kehidupannya.
F. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori yang telah dipaparkan maka hipotesis tindakan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Ha : Kepercayaan diri siswa kelas VIII SMP Kanisius Kalasan dapat ditingkatkan melalui layanan bimbingan kelompok berbasis outbound. Ho : Kepercayaan diri siswa kelas VIII SMP Kanisius Kalasan tidak dapat
(59)
33 BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini berisi paparan mengenai jenis penelitian, setting penelitian, subjek penelitian, jenis tindakan dan indikator keberhasilan, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, prosedur penelitian, dan teknik analisis data.
A.Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan bimbingan dan konseling (PTBK) yang dilaksanakan berdasarkan prosedur penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas atau Classroom Action Research (CAR) adalah proses pengkajian masalah bimbingan di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut (Sanjaya, 2009: 26). Menurut Kusumah, (2010: 9) Penelitian tindakan pada hakikatnya merupakan rangkaian “riset-tindakan- riset-tindakan- riset-tindakan....”, yang dilakukan dalam rangkaian guna memecahkan masalah. Penelitian ini menggunakan prosedur penelitian tindakan kelas dalam konteks proses pelaksanaan bimbingan.
Penelitian ini mengkaji masalah kepercayaan diri siswa yang masih rendah. Selanjutnya diberikan tindakan perbaikan berupa penerapan metode bimbingan
kelompok yang diaplikasikan dalam outbound sebagai upaya peningkatan
(60)
B.Setting ( Lokasi dan Waktu Penelitian)
a. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII A SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta.
b. Waktu Penelitian
Semester II tahun ajaran 2013/2014 dimulai bulan awal Mei 2014 sampai dengan bulan akhir Mei 2014.
c. Partisipan dalam Peneltian
Pada pelaksanaan penelitian, peneliti dibantu oleh mitra kolaboratif dan beberapa teman pengamat, yaitu:
1) Mitra Kolaboratif 1
Nama : Sr. Wati Irine, FCJ
Jabatan : Guru BK SMP Kanisius Kalasan
2) Mitra Kolaboratif 2
Nama : Sri Sumekar Harjanti, S.Pd
Jabatan : Wali Kelas VIIIA SMP Kanisius Kalasan
3) Mitra Kolaboratif 3
Nama : Dyah Ayu Novitasari
(61)
Status : Mahasiswa BK USD
C.Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta Tahun Ajaran 213/2014. Kelas ini terdiri dari 25 siswa dengan 7 siswi perempuan dan 18 siswa laki-laki. Objek dalam penelitian ini adalah kepercayaan diri siswa dalam mengikuti layanan bimbingan kelompok dengan menggunakan pendekatan outbound.
D.Jenis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Jenis Tindakan
Jenis tindakan yang diberikan dalam penelitian ini adalah bimbingan kelompok berbasis aktivitas outbound. Dimana outbound yang di dalamnya terdapat berbagai game/permainan pendukung menjadi salah satu kegiatan yang menunjang berlangsungnya kegiatan bimbingan kelompok, sehingga siswa dapat langsung mendapatkan pengalaman dari permainan outbound yang ia ikuti.
2. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan tindakan dapat dilihat dari capaian skor-skor kepercayaan diri subyek penelitian yang semakin meningkat dari satu siklus ke siklus berikutnya dalam mengikuti layanan bimbingan kelompok. Penelitian tindakan bimbingan dan konseling ini memiliki indikator keberhasilan pada tiap pelaksanaan perbaikan. Kriteria keberhasilan sebagai
(62)
tolak ukur keberhasilan yang harus dicapai. Kriteria keberhasilan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Kuantitatif
Tabel 1.
Kriteria Keberhasilan
Indikator
Kriteria Keberhasilan
Pra Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3
a. Rata-rata kuisioner skor subjek
kepercayaan diri siswa b. Peningkatan
yang terjadi tiap siklus
63,89% 70%
15 anak
77%
18 anak
84%
21 anak
b. Kualitatif
1) Bertanya kepada guru atau merespon pertanyaan/instruksi fasilitator Siswa menjawab pertanyaan guru jika guru mengajukan pertanyaan. Ketika guru menyampaikan suatu instruksi, siswa memberikan respon instruksi tersebut.
2) Mengajukan pendapat kepada fasilitator atau kepada siswa lain
Siswa berani mengajukan pendapatnya baik kepada fasilitator atau kepada siswa lain.
3) Berpartisipasi dalam kelompok
Siswa tidak hanya berdiam diri ketika belajar secara berkelompok namun siswa terlibat aktif dalam kegiatan kelompok.
(63)
4) Siswa melakukan refleksi dengan baik
Siswa melakukan refleksi dengan benar dan baik serta sesuai dengan yang dialami oleh siswa pada saat mengikuti kegiatan bimbingan kelompok.
E.Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan : 1. Angket/ skala kepercayaan diri
Menurut Sugiyono (2010:199) angket merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Angket yang digunakan merupakan skala kepercayaan diri yang disusun oleh peneliti berdasarkan teori yang telah dipaparkan oleh ahli. Skala disebarkan setiap pelaksanaan kegiatan bimbingan kelompok tiap siklus selesai. Skala kepercayaan diri isi oleh siswa setelah mengikuti bimbingan kelompok. Melalui skala akan diketahui tanggapan siswa yang kemudian akan digunakan untuk membandingkan hasil pra siklus dan siklus
2. Pengamatan/Observasi
Lembar pengamatan dibuat untuk menambah data secara lebih detail. Lembar ini diisi oleh pengamata pada saat peneliti memberikan bimbingan dan tindakan, sehingga akan diketahui perubahan-perubahan yang terjadi berdasarkan pengamatan yang dilihat. Data yang diperoleh akan menjadi acuan pada tindakan selanjutnya dengan membandingkan hasil dari hasil observasi .
(64)
3. Wawancara
Menurut Sugiyono (2010:194) wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Wawancara dilakukan setiap berakhirnya kegiatan layanan bimbingan kelompok. Wawancara dilakukan untuk mengetahui tanggapan siswa setelah
dilaksanakan bimbingan dengan menggunakan outbound.
4. Studi Dokumen
Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah foto selama proses penelitian tindakan bimbingan dan konseling berlangsung dan catatan lapangan yang disusun oleh mitra kolaboratif.
F. Instumen
Penyusunan instrumen dalam penelitian ini berdasarkan aspek-spek kepercayaan diri yang telah dipaparkan pada bab II. Maka disusun instrument untuk mengungkap tingkat kepercayaan diri siswa di kelas VIII A SMP Kanisius Kalasan, Yogyakarta.
1. Jenis Instrumen
a. Pedoman Observasi Siswa
Pedoman observasi ini juga digunakan untuk mengobservasi aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan bimbingan, seperti respon siswa dan situasi pelaksanaan outbound. Hasil observasi ini juga digunakan sebagai tolak ukur tindakan berikutnya. Tabel dibawah ini contoh pedoman observasi:
(65)
Tabel 2.
Kisi-kisi Panduan Observasi Kiraan Sifat No Waktu Perilaku Menit 1-10 Menit 11-20 Menit 21-30 Menit 31-40
1 Berani berbicara
2 Mendengarkan
3 Bertanya
4 Memperhatikan
5 Menjawab Pertanyaan
6 Berani mengacungkan
jari
7 Berani maju ke depan
kelas
8 Berani menunjukan
hasil pekerjaan
9 Diam saja
10 Gugup jika berbicara
11 Menundukan kepala
12 Tidak mau
menunjukan hasil pekerjaan
13 Malu menjawab
14 Takut maju kedepan
b. Pedoman Skala Pengukuran Kepercayaan Diri
Skala penilaian digunakan untuk mengukur kepercayaan diri siswa ketika model bimbingan kelompok menggunakan pendekatan outbound diterapkan di dalam kelas. Skala kepercayaan diri siswa terdiri dari 30 butir. Masing-masing pernyataan terdapat 4 kriteria jawaban dan pedoman penskoran butir, yaitu Sangat Setuju (SS) = 4, setuju (S) = 3, Kurang Setuju (KS) = 2, dan Tidak Setuju (TS) = 1. Siswa mengisi skala dengan memberikan tanda √ (check list) sesuai kondisi yang dialami siswa terhadap setiap pernyataan.
(66)
Tabel 3.
Kisi-kisi Kuisioner Kepercayaan Diri Sebelum Uji Coba
No Aspek Indikator Item Jumlah
+ -
1. Memiliki
Keyakinan
a. Siswa menyadari akan
kemampuannya sendiri
b. Siswa merasa nyaman
dengan lingkungan tempat berinteraksi
1,3
2, 22, 5
29, 30
6, 28 4
5
2. Berani a. Siswa menyatakan
pendapatnya kepada orang lain
b. Siswa mau untuk mencoba hal baru
c. Siswa menghadapi
tantangan
d. Siswa mampu
menampilkan diri di depan umum 4, 25 27, 7, 24 8, 15 26 23 0 11, 9 3 2 2 4
3 Mandiri a. Siswa mampu
mengerjakan sesuatu sendiri
b. Siswa berani mengambil keputusan
c. Siswa dapat bertanggung jawab atas dirinya
10, 18 13 17, 20 12 14, 19 16, 21 3 3 4
Jumlah 17 13 30
c. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara disusun untuk menelusuri lebih lanjut tentang hal-hal yang tidak dapat diketahui melalui observasi dan pengisian skala. Selain itu pedoman wawancara juga mempermudah peneliti untuk melakukan tanya jawab tentang bagaimana respon siswa terhadap bimbingan dengan menggunakan pendekatan outbound.
(67)
Tabel 4.
Pedoman Wawancara Siswa
Siswa
1. Bagaimana keterlibatan Anda dalam kegiatan bimbingan hari ini? 2. Apakah perasaaan Anda setelah mengikuti bimbingan hari ini? 3. Manfaat apa saja yang Anda dapatkan setelah mengikuti
bimbingan menggunakan outbound?
4. Apakah Anda semakin percaya diri setelah mengikuti kegiatan ini. Percaya diri dalam hal apa saja?
5. Apakah pemberi materi sudah bisa menyampaikan materi?
6. Apakah materi yang disampaikan oleh fasilitator bermanfaat bagi Anda?
7. Bagaimana pemberi materi / fasilitator dalam mengelola kelas? 8. Bagaimana fasilitator memberikan instruksi kegiatan?
9. Bagaimana situasi, tempat, waktu, dan fasilitasnya, apakah mendukung atau tidak?
10. Setelah mengikuti kegiatan ini, apa yang akan Anda lakukan dalam kehidupan sehari-hari?
d. Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan sumber informasi yang sangat penting. Pembuatan catatan lapangan bersama mitra kolaboratif (observer) dilakukan berdasarkan hasil observasi berbagai aspek bimbingan di kelas, suasana kelas, pengelolaan kelas, dan interaksi siswa di kelas. Selain itu peneliti bersama mitra kolaboratif juga membuat catatan berdasarkan hasil observasi selama outbound di luar kelas meliputi suasana outbound, interaksi siswa selama outbound, dan pengelolaan selama outbound.
e. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu teknik untuk memperoleh gambaran visualisasi mengenai aktivitas siswa selama proses
(68)
bimbingan berlangsung. Dokumentasi berupa hasil kerja siswa selama kegiatan berlangsung serta foto-foto kegiatan yang dilakukan selama bimbingan dengan menggunakan media kamera. Dokumentasi dilakukan untuk melihat catatan-catatan yang dilakukan dalam penelitian.
G.Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas
Validitas berarti proses untuk mengetahui sejauh mana instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2011:173). Sugiyono (2010) menjelaskan untuk menguji validitas konstrak dapat digunakan pendapat dari ahli (Experts Judgment). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini telah diuji oleh ahli yaitu Prias Hayu Purbaning Tyas, M.Pd. Hasil yang diperoleh melalui uji ahli tersebut yaitu perlu dilakukan perbaikan pada butir-butir kuisioner agar setiap butir kuisioner menjadi kalimat yang efektif sehingga mudah dipahami dan butir kuisioner secara logis sesuai dengan kisi-kisi kuisioner.
Uji validitas menurut Arikunto (2006), “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalitan atau kesahihann sesuatu instrumen”. Intrumen dikatakan valid atau sahih apabila mempunyai validitas yang tinggi. Cara mengukur validitas product moment angka kasar dengan rumus sebagai berikut:
(69)
rxy = N∑xy - ∑x∑y
√(N∑X2–(∑x)2)(N∑y2–(∑y)2) Keterangan :
XY r = korelasi skor-skor total kuesioner dan total butir-butir
n = jumlah subyek
X = skor butir atau aspek
Y = skor skala
XY = hasil perkalian antara skor X dan skor Y
Menurut Sugiyono (2010: 455) jika nilai koefisien reliabilitas item kurang dari 0,404 maka item tersebut tidak valid sehingga harus diperbaiki atau dibuang. Pelaksanaan uji coba terhadap kuesioner dilakukan pada tanggal 15 Mei 2014. Hasil uji coba kemudian dihitung dengan menggunakan rumus korelasi Product-Moment dengan jumlah subjek (n) sebanyak 24 siswa. Perhitungan validitas dilakukan dengan menggunakan SPSS 15.0. Berdasarkan penghitungan melalui SPSS 15.0 didapatkan 3 item yang tidak valid. Item yang tidak valid kemudian dibuang untuk mendapatkan item-item yang valid sehingga tersisa 27 item yang siap digunakan. Rekapitulasi hasil uji validitas selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
(1)
(2)
Mengerjakan refleksi dan mengisi angket kepercayaan diri
(3)
Lampiran 8
Surat Ijin Penelitian
(4)
(5)
Lampiran 9
Surat Telah Penelitian
(6)