Sistem rekrutmen relawan pada lembaga Rumah Zakat Cabang Surabaya.

(1)

SISTEM REKRUTMEN RELAWAN PADA LEMBAGA

RUMAH ZAKAT CABANG SURABAYA

SKRIPSI

Diajukan Kepada

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

SITI IDAWATI NIM: B74213062

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA 2017


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

Siti Idawati, 2017. Sistem Rekrutmen Relawan Pada Lembaga Rumah Zakat Surabaya. Skripsi Program Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya. Di bawah bimbingan Airlangga Bramayudha, MM

Kata kunci: Sistem Rekrutmen, Motivasi

Penelitian ini memfokuskan pada rumusan masalah yaitu “ Bagaimana sistem rekrutmen relawan pada lembaga Rumah Zakat Cabang Surabaya dan apa motivasi yang mendorong untuk menjadi relawan Rumah Zakat Cabang

Surabaya”. Untuk menjawab permasalah tersebut, peneliti menggunakan

penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Melalui penggunaan metode wawancara (interview), pengamatan (observasi), dan dokumentasi, yang akan menggambarkan keadaan fenomena sebagaimana adanya, yaitu gambaran tentang sistem rekrutmen dan terkadang hasil penelitian lebih menekankan makna dari pada generalisasi (proses penalaran yang berlolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum.

Penelitian ini bertujuan penelitian ini adalah untuk: (1) Mengetahui Sistem Rekruitmen Relawan pada Lembaga Rumah Zakat Surabaya, (2) Mengetahui motivasi yang mendorong orang untuk menjadi Relawan Rumah Zakat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sistem Rekrutmen Relawan pada Lembaga Rumah Zakat Surabaya dilakukan dengan tahapan-tahapan:(1) daftar online (via web pusat) seluruh data terkumpul dikirim ke seluruh cabang untuk di follow up, (2) tes tulis di handle oleh panitia cabang yang telah dibentuk oleh koordinator relawan atau bisa diketuai langsung oleh koordinator relawan, (3) wawancara dilakukan oleh panitia, koordinator relawan, dan relawan yang sudah senior, (4) pengumuman lulus dan diundang untuk kegiatan orientasi relawan, (5) orientasi relawan, (6) pra diksar, (7) diksar (ini sudah sah dianggap relawan).

Motivasi yang mendorong untuk menjadi relawan adalah: (1) keinginan dan harapan untuk melihat orang lain tersenyum bahagia, (2) Relawan merasa bahwa dirinya banyak mendapatkan dampak positif selama berada di Rumah Zakat Surabaya. (3) Keinginan untuk terus berbagi, bertanggung jawab serta rasa nyaman beraktifitas dalam organisasi


(7)

DAFTAR ISI

JUDUL SKRIPSI i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI iii

MOTTO iv

PERSEMBAHAN v

PERTANGGUNG JAWABAN OTENTISITAS PENULISAN SKRIPSI vi

ABSTRAK vii

KATA PENGANTAR viii

DAFTAR ISI x

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Rumusan Masalah 6

C. Tujuan Penelitian 6

D. Manfaat Penelitian 6

E. Definisi konsep 7

F. Sistematika Pembahasan 9

BAB II: KAJIAN TEORITIK

A. Penelitian Terdahulu 11

B. Kerangka Teori

1. Sistem 15

2. Rekrutmen 18

3. Relawan 26

4. Motivasi 29

BAB III: METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 32

B. Lokasi Penelitian 33

C. Jenis dan Sumber Data 34

D. Tahap-Tahap Penelitian 36


(8)

xi

F. Teknik Validitas Data 44

G. Teknik Analisis Data 45

BAB IV : HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1.Sejarah Rumah Zakat 46

2.Visi dan Misi Rumah Zakat 58

3.Produk-Produk dan Layanan Rumah Zakat 59 4 Deskripsi Jabatan Relawan Rumah Zakat 76

B. Penyajian Data 77

C. Analisis Data 96

BAB V: PENUTUP

A. Kesimpulan 111

B. Saran 112

C. Keterbatasan Penelitian 113

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR BIOGRAFI PENELITI


(9)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Ajaran zakat dalam Islam secara normatif memiliki spirit sosial yang tidak sederhana. Apa yang diisyaratkan oleh Al-qur‟an merupakan petunjuk tuhan untuk memelihara stabilitas kesejahteraan umat. Melalui pola distribusi secara proposional, zakat menjadi solusi untuk membagi kekayaan sesuai dengan proporsi yang telah ditentukan. 1

Zakat merupakan syari‟ah agama Islam yang mewajibkan kepada orang kaya untuk menyisihkan sebagian hartanya untuk saudara mereka yang dilanda kesulitan finansial: Fakir, Miskin, Ghorim (orang yang tidak mampu melunasi hutangnya), Musafir, Mujahidin (orang yang sedang berjuang di jalan Allah), Budak, maupun bagi „Amil atas jasanya dalam pengumpulan dan distribusi dana zakat. Sebagaimana Firman Allah surat at-Taubah: 60. Dalam ayat Al-Qur‟an disebutkan bahwa orang yang berhak dan berwenang untuk mengelola zakat adalah petugas khusus yang ditunjuk oleh pemerintah atau pengusaha dan Negara atau pemerintah ditanggung jawab penuh atas pengumpulan, pendayagunaan dan pendistribusian hingga sampai kepada penentukan Mustahiq (orang yang

1

April Purwanto, Optimalisasi Zakat Dalam Ekonomi


(10)

2

berhak menerima zakat)2. Hal ini didasarkan pada firman Allah dalam surat At-Taubah ayat 60 yang berbunyi:

ْمُهُ بوُلُ ق ِةَفملَؤُمْلاَو اَهْ يَلَع َنِلِماَعْلاَو ِنِكاَسَمْلاَو ِءاَرَقُفْلِل ُتاَقَدمصلا اَمِّإ

َِِو َنِمِراَغْلاَو ِباَقِّرلا ِِ َو

( ٌميِكَح ٌميِلَع ُمّاَو ِمّا َنِم ًةَضيِرَف ِليِبمسلا ِنْباَو ِمّا ِليِبَس

06

)

“sesungguhnya Zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang-orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu‟allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan , sebagai suatu ketetapan yang diwanjibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. “(Q.S At-Taubah:60)”3

Lebih lanjut pada dasarnya zakat tidak sekedar memberikan beberapa liter beras ataupun makanan pokok lainnya untuk memenuhi kebutuhan hidup, melainkan bagaimana seorang penerima zakat dapat menghidupi dirinya sendiri dengan kemampuan yang dimilikinya. 4 Rumah Zakat (RZ) adalah lembaga filantropi yang mengelola zakat, infak, sedekah, serta dana sosial lainnya melalui program-program masyarakat. Program pemberdayaan direalisasikan melalui empat rumpun utama yaitu senyum juara (pendidikan), senyum mandiri (pemberdayaan ekonomi), serta senyum lestari (inisiatif kelestarian lingkungan).5

2

Mursyid, 2006, Mekanisme Pengambilan Zakat, Infaq dan Shodaqoh: Menurut hukum syara’

dan undang-undsang, Kalasan, Yogyakarta, hal.17-19

3

Terj Hasbi Ashiddiqi, dkk, 1999, Al-Quran dan Terjemahannya, LSAF, Cet 1, Jakarta.

4

Rahmat Pamungkas, Optimalisasi Dana Zakat dan CSR Perusahaan Sesuai Tuntunan Syariah,

dalam http://capoengkas.blogspot.com/2013/optimalisasidana-zakat-dan-csr.html. Data diakses pada 10 september 2016

5

https://www.rumahzakat.org/relawan-rz-surabaya-gelar-program-kampus-relawan/. Data di akses pada tgl 10 September 2016


(11)

3

Perencanaan sumber daya manusia (SDM) merupakan fungsi yang pertama-tama harus dilaksanakan dalam organisasi. Perencanaan SDSM adalah langkah-langkah tertentu yang diambil oleh manajemen guna menjamin bahwa bagi organisasi tersedia tenaga kerja yang tepat untuk menduduki berbagai kedudukan, jabatan dan pekerjaan yang tepat pada waktu yang tepat. Kesemuanya dalam rangka mencapai tujuan dan berbagai sasaran yang telah ditetapkan. Tujuan organisasi tersebut adalah (a) penunaian kewajiban sosial organisasi (b) pencapaian tujuan organisasi (c) pencapaian tujuan-tujuan pribadi dari pada anggota organisasai tersebut. 6

Sumber daya manusia merupakan modal dan kekayaan yang terpenting dari setiap kegiatan manusia. Manusia sebagai unsur terpenting mutlak dianalisis dan dikembangkan. Waktu, tenaga dan kemampuannya benar-benar dapat dimanfaatkan secara optimal bagi kepentingan organisasi, maupun bagi kepentingan individu. Proses administrasi pun sangat dipengaruhi oleh manajemen sumber daya manusia, dan ada tiga macam klasifikasi sumber daya manusia:

a. Manusia atau orang-orang yang mempunyai kewenangan untuk menempatkan, mengendalikan dan mengarahkan pencapaian tujuan yang disebut administrator

6

Burhanuddin Yusuf, 2015, Manajemen Sumber Daya Manusia di Lembaga Keuangan Syariah,


(12)

4

b. Manusia atau orang-orang yang mengendalikan dan memimpin usaha agar proses pencapaian tujuan yang dilaksanakan bisa tercapai sesuai rencana disebut manajer

c. Manusia atau orang-orang yang mempengaruhi syarat tertentu, diangkat langsung melaksanakan pekerjaan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing atau jabatan yang dipegangnya.

Sumber daya manusia juga merupakan seseorang yang siap, mau dan mampu memberi sumbangan usaha pencapaian tujuan organisasi.7

Rekrutmen dilakukan karena tersedianya lowongan pekerjaan yang cukup besar pada berbagai unit kerja dalam organisasi maupun perusahaan. Antara lain karena adanya organisasi atau perusahaan yang baru didirikan, adanya perluasan usaha dengan diversifikasi, adanya pekerjaan yang berhenti mengundurkan diri, pensiun, dan alasan lain. Apapun alasannya sehingga terdapat pekerjaan yang kosong didalam organisasi atau perusahaan. Lowongan harus segera diisi dengan pejabat yang sesuai dan cocok agar jangan sampai terjadi kefakuman dan perlambatan proses oprasional pelaksaan tugas. Untuk mengisi lowongan pekerjaan dengan segera mungkin haruslah dilakukan dengan kegiatan rekrutmen. Rekrutmen merupakan kegiatan proses mencari, menemukan dan menarik para pelamar untuk diperkerjakan dalam sebuah organisasi atau perusahaan.8

7

Akhmad Subekhi, Mohammad Jauhar, 2012, Pengantar Manajemen sumber Daya Manusia (MSDM), Prestasi Pustakaraya, Jakarta, hal. 13-14

8

Sihotang.A. 2007, Manajemen Sumber Daya ManusiaCetakan Pertama, PT Pradnya Paramita, Jakarta, hal. 27


(13)

5

Kualitas sumber daya manusia sebuah perusahaan atau organisasi pada awalnya ditentukan oleh kualitas calon pekerja atau pelamar. Diawali dari rekrutmen yang mumpuni untuk bekerja pada sebuah perusahaan atau organisasi. Proses ini dimulai ketika organisasi atau perusahaan mencari calon karyawan baru, dari berbagai sumber, beragam cara, dan berakhir pada saat lamaran kerja diserahkan.9

Manajemen adalah proses, dengan mana pelaksanaan dari pada suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi.10 Untuk mencapai tujuan maka para manajer menggunakan “Lima M”. Dengan kata lain sarana (tools) atau alat manajemen untuk mencapai tujuan adalah: Men, Money, Material,

Methods, dan Market. Kesemuanya itu disebut sumber daya.11 Allah sangat

mencintai perbuatan-perbuatan yang termanaj dengan baik, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur‟an surah ash-Shaff:4 yang artinya: sesungguhnya Allah sangat mencintai orang-orang yang berjuang di jalan-nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kukuh.12

9

Marwansyah, 2010, Manajemen Sumber daya Manusia Edisi Kedua, Alfabeta, Bandung, hal. 106

10

Panglaykim, 1960, Manajemen Suatu Pengantar, Ghalia Indonesia, Jakarta, hlm 26

11

M. Manullang, 1990, Dasar-dasar Manajemen, Ghalia Indonesia, Jakarta, hlm 17

12

Didin Hafidhuddin, Hendri Tanjung, 2003, Manajemen Syariah dalam Praktik, Gema Insani Press, Jakarta, hlm. 1


(14)

6

B.Rumusan Masalah

1. Bagaimana Sistem Rekruitmen Relawan pada lembaga Rumah Zakat Surabaya?

2. Apa motivasi yang mendorong untuk menjadi Relawan Rumah Zakat Surabaya?

C.Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui Sistem Rekruitmen Relawan pada Lembaga Rumah Zakat Surabaya.

2. Untuk mengetahui motivasi yang mendorong untuk menjadi Relawan Rumah Zakat.

D.Manfaat Penelitian 1. Kegunaan Teoritik

a. Untuk mengembang ilmu di bidang manajemen khususnya dalam bidang rekrutmen karyawan

b. Peneliti berharap dengan adanya penulisan karya ilmiah ini nantinya dapat memberi manfaat yang berharga dan berarti secara teoritis bagi peneliti secara khusus dan umumnya pada pihak-pihak yang mempunyai kepentingan dan perhatian terhadap pendalaman Sistem Rekrutmen.


(15)

7

c. Sebagai sumbangan ilmiah bagi perkembangan ilmu pengetahuan bagi institusi maupun akademis serta mahasiswa tentang sistem rekrutmen

2. Kegunaan Praktis

a. Penelitian ini dapat menambah wawasan bagi para praktisi manajemen pada umumnya

b. Penelitian ini juga dapat memberikan informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan data mengenai sistem rekrutmen

E.Definisi Konsep

Definisi konseptual merupakan penjelasan dari setiap kata dalam judul penelitian yang membutuhkan sebuah penjelasan yang lebih lanjut. Tujuan definisi konseptual yaitu untuk menghindari kesalahpahaman dalam mengartikan maksud dari judul penelitian tersebut dan agar mengetahui makna dari judul tersebut dan agar mengetahui makna dari judul tersebut.13 Definisi konseptual ialah suatu definisi yang masih berupa konsep dan maknanya masih sangat abstrak walaupun secara intuitif masih bisa dipahami maksudnya.14Maka dari itu peneliti akan memberikan definisi yang ada di dalam setiap kata yang digunakan dalam judul yaitu ” Sistem

13

Siti Nur Ainin. Gadget dan perilaku Santri dalam Kehidupan Berinteraksi (studi Kasus di Pondok Pesantren Al-Muhajirin Dusun Panjer Desa Tunggal Pager Kecamatan Pungging

Kabupaten Mojokerto). Surabaya: skripsi sosiologi.

14

Azwar (2007) dalam Siti Munadhiroh. 2012. Korelasi Mengikuti Pengajian Majlis Dzikir Al

Khidmah Dengan Ukhuwah Islamiyah Jama’ah Di Kec. Weleri, Kab. Kendal. Semarang: Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri Walisongo


(16)

8

Rekrutmen Relawan Nusantara pada Lembaga Rumah Zakat Surabaya” Adapun definisi konseptualnya sebagai berikut:

1. Sistem

Menurut Davis sistem adalah sebagai bagian-bagian yang saling berkaitan yang beroperasi bersama untuk mencapai beberapa sasaran atau maksud. Sedangkan lucas mendefinisikan sistem sebagai suatu komponen atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling bergantung satu sama lain lain. 15

Secara sederhana suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel-variabel yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain yang terpadu.16

2. Rekrutmen adalah proses menarik orang-orang pada waktu yang tepat, dalam jumlah yang cukup, dan dengan persyaratan yang layak, untuk mengisi lowongan dalam organisasi. 17

3. Sistem rekrutmen

Sistem rekrutmen adalah suatu rangkaian prosedur yang tersusun dari sekian banyak bagian yang berhubungan secara teratur dan merupakan kesatuan fungsional dari unsur-unsurnya yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan rekrutmen. Pengguna sistem rekrutmen yang tepat diharapkan dapat menunjang pelaksanaan rekrutmen dengan lebih

15

Al-Bahra Bin Ladjamudin, Analisis dan Desain Sistem Informasi, 2005, Graha Ilmu, Yogyakarta, hal. 3

16

Wahyudi Kumorotomo,Subando Agus Margono. Sistem Informasi Manajemen dalam

Organisasi-organisasi publik, 1996, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, hal. 8

17


(17)

9

baik, sedangkan sistem yang baik itu dapat dilihat dari prosedur kerjanya yang sistematis, teratur, dan mudah untuk dilaksanakan. 4. Relawan

Relawan adalah seseorang atau sekelompok orang yang secara ikhlas karena panggilan nuraninya memberikan apa yang dimilikinya (pikirannya, waktu, tenaga, harta, dll) kepada masyarakat sebagai perwujudan tanggungjawab sosialnya tanpa mengharapkan pamrih, baik berupa imbalan (upah), kedudukan, kekuasaan, kepentingan maupun karir. 18

5. Lembaga Rumah Zakat adalah lembaga filantropi yang mengelola zakat, infak, sedekah, serta dana sosial lainnya melalui program-program masyarakat. Progam pemberdayaan direalisasikan melalui empat rumpun utama yaitu senyum juara (pendidikan), senyum mandiri (pemberdayaan ekonomi), serta senyum lestari (inisiatif kelestarian lingkungan).19

F. Sistematika Pembahasan

Dalam pembahasan atau penelitian diperlukan sistematika pembahasan yang bertujuan untuk memudahkan, langkah-langkah pembahasan sebagai berikut:

18

www.p2kp.org/pustaka/.../relawan/4_ISI_BOOKLET_Relawan.doc. Data diakses pada tanggal 10 September 2016

19

https://www.rumahzakat.org/relawan-rz-surabaya-gelar-program-kampus-relawan/ . Data diakses pada tanggal 10 September 2016


(18)

10

Bab I: Pendahuluan, pada bab ini terdiri dari enam sub bab antara lain: latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi konseptual, dan sistemmatika penelitian.

Bab II: Kajian teoritis, pada bab ini terdiri dari dua sub bab, yakni bab penelitian terdahulu yang relevan (beberapa referensi yang digunakan untuk menelaah objek kajian), dan kajian teori (teori yang digunakanuntuk menganalisis masalah penelitian)

Bab III: Metode Penelitian, pada bab ini terdiri dari pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, jenis dan sumber data, tahap-tahap penelitian, teknik pengumpulan data, teknik validitas data, teknik analisis data

Bab IV: Hasil Penelitian, pada bab ini terdiri dari gambaran umum obyek penelitian (agar diketahui secara jelas tentang obyek penelitian), penyajian data (dari hasil penelitian yang dilakukan), pembahasan hasil penelitian (analisis data) untuk merumuskan dan menjelaskan masalah yang ada pada penelitian.

Bab V: Penutup, pada bab ini terdiri dari kesimpulan, saran dan rekomendasi dan keterbatasan penelitian, yang menjelaskan hasil simpulan dari data yang dipaparkan serta saran dan rekomendasi atas hasil penelitian yang telah dilakukan.


(19)

11

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Penelitian yang pertama berjudul “Strategi Rekrutmen Relawan

Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP) dalam Meningkatkan

Penggalangan Dana”oleh Eli Alawiyah, Jurusan Manajemen Dakwah,

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014. Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis jabarkan didalam skripsi dengan judul Strategi Rekrutmen Relawan Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP) dalam Meningkatkan Penggalangan Dana, maka dapat disimpulkan bahwa cara yang digunakan untuk merekrut dengan menggunakan Strategy Made

(strategi membina) yaitu strategi yang lebih mengutamakan pembinaan kepada para relawannya, melatih kemampuan, sifat, mental, kerjasama relawannya dan membangun kepedulian antar sesama. Rekrutmen relawan dilakukan secara bertahap yang memfokuskan pada pembinaan para relawannya. Setelah para relawan direkrut, kemudian KNRP memberikan fasilitas pelatihan atau training yang fungsinya sangat bermanfaat untuk menambah kefahaman relawan, memperkuat team work dan memberi motivasi lebih kepada relawan untuk terus bekerja dari hati dan sepenuh hati menggelang dana untuk saudara semuslim di Plestina dalam meraih pembebasan masjid Al-aqsha dan kemerdekaan Palestina.


(20)

12

Strategi harus disesuaikan dengan kondisi dan situasi yang dialami oleh organisasi tersebut. KNRP membuat persyaratan untuk orang-orang yang tertarik dan tergerak hatinya untuk menjadi relawan KNRP. Dan yang menjadi sasaran relawan bagi KNRP adalah kaum pemuda, pemuda dari kalangan mahasiswa, karena dinilai yang memiliki waktu waktu yang cukup efektif untuk kegiatan, senang bekerjasama dan memiliki kepedulian yang tinggi. Relawan KNRP difasilitasi forum silaturrahim atau pertemuan yang diadakan secara rutin tiap bulannya sebagai sarana penjagaan terhadap relawan yang telah bergabung, sehingga inilah yang dapat bertahannya KNRP. Kemudian mengevaluasi strategi rekrutmen. Kegiatan di KNRP yang diawadahi dalam satu forum rapat periodik. Rapat evaluasi bulanan dan juga rapat evaluasi tahunan yang juga menjadi momen pembaharuan kepemimpinan atau regenerasi pengurus KNRP.

Persamaan dengan penelitian adalah sama-sama meneliti tentang rekrutmen. Perbedaannya adalah objek penelitian yang berjudul “Strategi Rekrutmen Relawan Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP) dalam Meningkatkan Penggalangan Dana” oleh Eli Alawiyah meneliti di Komite Nasional Untuk Rakyat Palestina (KNRP) sedangkan penelitian ini dilakukan di Jalan Raya Manyar No.53, Menur Pumpungan, Sukolilo, Kota Surabaya. Dan perbedaan lainnya dari penelitian Eli Alawiyah ialah tidak hanya meneliti tentang rekrutmen tetapi juga meneliti tentang implementasi dan evaluasi strategi rekrutmen relawan. Sedangkan penelitian ini meneliti tentang rekrutmen dan motifasi relawan.


(21)

13

Penelitian yang kedua berjudul “Motif Relawan Kemanusiaan Rumah Zakat Cabang Depok” oleh Wahyu Ary Nugroho, Jurusan Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2011. Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis jabarkan didalam skripsi dengan judul Motif Relawan Kemanusiaan Rumah Zakat Cabang Depok, maka dapat disimpulkan bahwa pola rekrutmen relawan Rumah Zakat ialah dengan pintu gerbang pertama yaitu diksar (pendidikan dasar) yang diadakan setahun sekali. Dan orang yang berhak menjadi relawan ialah bebas, dari golongan, background pendidikan dan aktifitas apa saja. Yang terpenting ialah mereka mau terlibat dan berkontribusi di Rumah Zakat.

Motif yang menyebabkan orang ingin terlibat menjadi relawan karena motif sosial. Hal ini lebih disebabkan karena tujuan utama mereka ialah agar dapat memberdayakan masyarakat dan membantu orang lain. Kebutuhan ini timbul karena seseorang ingin dapat bergaul dalam masyarakat, kebutuhan bersosialisai dengan sesamanya, kebutuhan mencari hubungan yang bermakna. Walaupun pada awalnya mayoritas karena ajakan teman dan hanya ikut-ikutan saja. Dan tingkat kepuasan mereka terhadap fee yang diberikan oleh Rumah Zakat sangat memuaskan.

Persamaan dengan penelitian yang ditulis oleh Wahyu Ary Nugroho dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang rekrutmen dan motifasi relawan. Perbedaannya adalah objek penelitiannya, Wahyu Ary


(22)

14

Nugroho meneliti di Rumah Zakat cabang Depok sedangkan penelitian ini dilakukan di Rumah Zakat cabang Surabaya.

Penelitian yang ketiga berjudul “Peran UKM KSR PMI UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta Dalam Menyiapkan Penyesuaian Diri Relawan PMI

oleh M. Misbahus Surur, Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Tahun 2016. Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis jabarkan didalam skripsi dengan judul Peran UKM KSR PMI UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Dalam Menyiapkan Penyesuaian Diri Relawan PMI, maka dapat disimpulkan bahwa hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa peran yang dilakukan UKM KSR PMI Unit VII UIN berupa bentuk dan fungsi peran organisasi dalam masyarakat yang terdiri dari tiga poin yaitu sebagai media dengan manajemen relawannya, kegiatan-kegiatan sebagai fasilitasnya dan dengan prinsip organisasi sebagai dorongan motivasi dan menyiapkan penyesuaian diri relawan PMI. Sedangkan sistem pengelolaan relawan PMI mengacu pada buku pedoman manajemen relawan PMI yang ada dan kemudian disesuaikan dengan aturan-aturan yang berlaku di UKM KSR PMI Unit VII UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tengtang relawan dan motivasi relawan, perbedaannya adalah obyek penelitiannya, penelitian yang diteliti oleh M. Misbahus Surur meneliti di UKM KSR PMI UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, sedangkan penelitian ini meneliti di Rumah Zakat Surabaya. Dan perbedaan yang lainnya adalah penelitiannya


(23)

15

M. Misbahus Surur meneliti tentang penyesuaian diri dan peran relawan sedangkan penelitian ini meneliti tentang sistem rekrutmen relawan.

B.Kerangka Teori 1. Sistem

a. Pengertian Sistem

Menurut Davis sistem adalah sebagai bagian-bagian yang saling berkaitan yang beroperasi bersama untuk mencapai beberapa sasaran atau maksud. Sedangkan lucas mendefinisikan sistem sebagai suatu komponen atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling bergantung satu sama lain lain. 1

Secara sederhana suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel-variabel yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain yang terpadu.2

b. Karakteristik Sistem

suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu mempunyai komponen-komponen, batas sistem, lingkunganluar sistem, penghubung, masukan, keluaran, pengolah dan sasaran atau tujuan.

1

Al-Bahra Bin Ladjamudin, Analisis dan Desain Sistem Informasi, 2005, Graha Ilmu, Yogyakarta, hal. 3

2

Wahyudi Kumorotomo,Subando Agus Margono. Sistem Informasi Manajemen dalam


(24)

16

1) Komponen sistem

Suatu sistem terdiri dari dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerjasama membentuk suatu kesatuan. Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsisten atau bagian-bagian dari sistem.

2) Batasan sistem

Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan dan menunjukkan ruang lingkup dari sistem tersebut.

3) Lingkungan luar sistem

Lingkungan dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan juga merugikan. 4) Penghubung sistem

Penghubung merupakan media yang menghubungkan antara satu subsisten dengan subsisten yang lainnya. Melalui penghubung ini kemungkinan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lainnya.


(25)

17

5) Masukan sistem

Masukan sistem adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan dan masukan sinyal maintenance input adalah energi yang di masukkan supaya sistem tersebut dapat berjalan.

6) Keluaran sistem

Keluaran sistem adalah energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain.

7) Pengolahan sistem

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah atau sistem itu sendiri sebagai pengolahnya. Pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran.

8) Sasaran sistem

Suatu sistem mempunyai sasaran atau tujuan, kalau sistem tidak mempunyai sasaran maka sistem tidak akan ada. Suatu sistem dikatan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya. Sasaran sangat berpengaruh pada masukan dan keluaran yang dighasilkan. 3

3

Al-Bahra Bin Ladjamudin, Analisis dan Desain Sistem Informasi, 2005, Graha Ilmu, Yogyakarta, hal 3-5


(26)

18

2. Rekrutmen

a. Pengertian Rekrutmen

Perekrutan adalah proses menarik orang-orang pada waktu yang tepat, dalam jumlah yang cukup, dan dengan persyaratan yang layak, untuk mengisi lowongan dalam organisasi. 4

Rekruitmen antara lain meliputi upaya pencarian sejumlah calon karyawan yang memenuhi syarat dalam jumlah tertentu sehingga dari mereka perusahaan dapat menyeleksi orang-orang yang paling tepat untuk mengisi lowongan pekerjaan yang ada.

Kegiatan kunci yang merupakan bagian dari rekruitmen adalaha: 1) Menentukan kebutuhan jangka pendek dan jangka panjang

perusahaan dalam hal jenis pekerjaan (job title) dan levelnya dalam perusahaan.

2) Terus berupaya mendapatkan informasi mengenai perkembangan kondisi pasar tenaga kerja.

3) Menyusun bahan-bahan rekruitmen yang efektif

4) Menyusun program rekruitmen yang sistematis dan terpadu yang berhubungan dengan kegiatan sumber daya manusia lain dan dengan kerja sama antara manajer lini dan karyawan

5) Mendapatkan pool calon karyawan yang berbobot atau memenuhi syarat

4


(27)

19

6) Mencatat jumlah dan kualitas pelamar dari berbagai sumber dan masing-masing metode rekrutmennya

7) Melakukan tindak lanjut terhadap para calon karyawan baik yang diterima maupun yang ditolak, guna menengevaluasi efektif tidaknya rekrutmen yang dilakukan.

b. Tujuan Rekrutmen

Tujuan umum rekrutmen adalah menyediakan suatu pool calon karyawan yang memenuhi syarat bagi perusahaan. Sedangkan tujuan yang lebih spesifik antara lain:

1) Agar konsisten dengan strategi, wawasan dan nilai perusahaan 2) Untuk menentukan kebutuhan rekrutmen perusahaan di masa

sekarang dan masa datang yang berkaitan dengan perubahan besar dalam perusahaan, perencaaan SDM, pekerjaan disain dan analisis jabatan.

3) Untuk meningkatkan pool calon karyawan yang memenuhi syarat seefisien mungkin

4) Untuk mendukung inisiatif perusahaan dalam mengelola tenaga kerja yang beragam

5) Untuk membantu meningkatkan keberhasilan proses seleksi dengan mengurangi calon karyawan yang sudah jelas tidak memenuhi syarat atau yang terlalu tinggi kualifikasinya.

6) Untuk membantu mengurangi kemungkinan keluarnya karyawan yang belum lama bekerja.


(28)

20

7) Untuk mengkoordinasikan upaya rekruitmen dengan program seleksi dan pelatihan

8) Untuk mengevaluasi efektif tidaknya berbagai teknik dan lokasi rekrutmen bagi semua jenis pelamar kerja

9) Untuk memenuhi tanggung jawab perusahaan terhadap program-program tindakan alternatif dan pertimbangan hukum dan sosial lain menurut komposisi tenaga kerja.5

c. Sumber-Sumber Atau Metode Melakukan Kegiatan Rekrutmen 1) Sumber internal

Sumber-sumber internal meliputi karyawan yang ada sekarang yang dapat dicalonkan untuk dipromosikan, dipindahtugaskan atau di rotasi tugasnya, serta mantan karyawan yang bisa dikaryakan dan dipanggil kembali.

a) Promosi

Kasus promosi dari dalam didasarkan pada pertimbangan yang kuat. Karyawan internal mungkin lebih memenuhi syarat, bahkan pekerjaan yang tidak tampak unik, ternyata memerlukan pengenalan yang baik dengan orangnya, prosedur serta kebijakannya, dan karakteristik khusus lainnya dari perusahaan.

b) Transfer

5

Randal Schuler, Susan Jackson, Manajemen Sumber Daya Manusia, 1997, Erlangga, Jakarta, Hal. 227-228


(29)

21

Transfer terjadi jika karyawan lama dipindahkan secara menyamping ke jenis pekerjaan yang lain. Transfer sering kali digunakan untuk mengembangkan karyawan yang memiliki wawasan perusahaan yang luas terhadap suatu pandangan yang mungkin perlu untuk promosi di masa mendatang.

c) Rotasi pekerjaan

Rotasi pekerjaan dapat digunakan untuk memperkenalkan karyawan pada berbagai aspek kehidupan perusahaan. Sebagai contoh: Utah

Department Of Social ervice memiliki suatu program tempat para

karyawan pelayanan sosial mempertukarkan pekerjaannya dengan dengan karyawan lain di devisi lain atau dengan karyawan dalam badan-badan federal sampai selama satu tahun. Pada akhir kontrak, mereka memiliki kesempatan untuk kembali keposisi lama mereka, atau tetap pada posisi yang baru. Program-program semacam ini memberi karyawan perspektif yang berbeda serta kesempatan untuk untuk mencoba posisi baru tanpa takut gagal.pada gilirannya, pihak manajemen mendapatkan kesempatan untuk member gambaran kepada karyawan sebelum menentukan komitmen jangka panjang. dll6

2) Sumber eksternal

6

Randal Schuler, Susan Jackson, Manajemen Sumber Daya Manusia, 1997, Erlangga, Jakarta, Hal. 232-236


(30)

22

Merekrut dari luar memiliki sejumlah keuntungan, antara lain memasukkan orang-orang baru dengan gagasan segar. Jika calon internal masih membutuhkan pelatihan dalam rangka menambah bobotnya, mungkin lebih murah dan mudah untuk mencari calon karyawan yang sudah terlatih dan cakap. Sumber-sumber eksternal dapat juga menyediakan karyawan sementara yang memberikan fleksibilitas pada perusahaan untuk memperpanjang atau mengontrak ntenaga kerja

a) Program referal karyawan

Adalah iklan secara lisan, yaitu sarana bagi para karyawan lama memberi rekomendasi mengenai para pelamar dari luar perusahaan. Karena keterlibatan karyawan lama metode rekrutmen mencampur metode rekrutmen secara internal dan eksternal dan merupakan metode rekrutmen yang berbiaya rendah untuk setiap karyawan yang diterima.

b) Walk-in applicant

Sejumlah pelamar mencalonkan diri dengan mendatangi langsung bagian rekrutmen diperusahaan tersebut. Para pelamar walk-in applicant lebih banyak untuk pekerjaan klerikal dan jasa. Pelamar pekerjaan manajerial, para profesional dan tenaga penjual jarang yang melamar dengan cara ini

c) Sekolah

Sekolah dapat dikelompokkan dalam tiga jenis: sekolah menengah, sekolah kejuruan dan teknik, serta perguruan tinggi. Bagi kebanyakan perusahaan, semuanya merupakan sumber calon karyawan yang


(31)

23

penting, sekalipun tingkat kepentingannya bervariasi tergantung pada jenis pelamar yang dicari.7

d. Kelebihan dan kelemahan rekrutmen karyawan inernal dan eksternal

1) Rekrutmen internal a) Kelebihan:

(a) Karyawan telah familiar dengan perusahaan (b) Biaya rekrutmen dan pelatihan lebih rendah (c) Meningkatkan moral dan motivasi karyawan

(d) Peluang berhasil, karena penilaian kemampuan dan keahlian lebih tepat

b) Kelemahan:

(a) Konflik politik promosi posisi (b) Tidak berkembang

(c) Masalah moral tidak dipromosikan 2) Rekrutmen eksternal

a) Keunggulan:

(a) Memiliki gagasan dan pendekatan baru

(b) Bekerja mulai dengan lembaran bersih dan memperhatikan spesifikasi pengalaman

(c) Tingkat pengetahuan dan keahlian tidak tersedia dalam perusahaan yang sekarang

7

Randal Schuler, Susan Jackson, Manajemen Sumber Daya Manusia, 1997, Erlangga, Jakarta, Hal. 238-243


(32)

24

b) Kelemahan:

(a) Keterbatasan keteraturan antara karyawan dan perusahaan (b) Moral dan komitmen karyawan rendah

(c) Periode penyesuaian yang lama.8

Langkah-langkah dalam proses rekrutmen menurut Sorkidjo Notoadmodjo, diantaranya:

a. Analisis pekerjaan

b. Penerimaan pendahuluan pelamar c. Tes-tes penerimaan

d. Wawancara

e. Pemeriksaan referensi f. Tes kesehatan

g. Wawancara akhir h. Keputusan penerimaan.

Pelatihan dan Pengembangan

Pelatihan bagi karyawan merupakan sebuah proses mengajarkan pengetahuan keahlian tertentu, serta sikap agar karyawan semakin terampil dan mampu melaksanakan tanggungjawabnya dengan semakin baik, sesuai dengan standar. Biasanya pelatihan merujuk pada pengembangan keterampilan bekerja yang dapat digunakan dengan segera. Dalam hal ini,

8

Sjafri Mangkuprawira, 2011, Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik, Ghalia Indonesia, Bogor, Hal. 94


(33)

25

manfaat finansial bagi perusahaan biasanya terjadi dengan cepat. Sedangkan pendidikan memberikan pengetahuan tentang subjek tertentu, tetapi sifatnya lebih umum dan dan lebih terstruktur untuk jangka waktu yang jauh lebih panjang. disisi lain, pengembangan memiliki ruang lingkup lebih luas. Dapat berupa upaya meningkatkan pengetahuan yang mungkin digunakan segera atau sering untuk kepentingan dimasa depan. Pengembangan sering dikategorikan secara eksplisit dalam pengembangan manajemen, organisasi, dan pengembangan individu karyawan. Penekanan lebih pokok adalah pada pengembangan manajemen. Dengan kata lain, fokusnya tidak pada pekerjaan kini dan mendatang, tetapi lebih pada pemenuhan kebutuihan perusahaan jangka panjang.

Jika disebuah perusahaan beberapa manajernya diajarkan menggunakan Lotus 123 untuk mengelola anggaran perusahaan, hal itu disebut proses pelatihan. Jika manajer yang sama mengambil kursus dalam teori sistem umum dan sistem informasi manajemen, serta manajemen kepemimpinan untuk membantu perusahaan agar perkembangannya lebih efisien dan lebih efektif dalam jangka panjang, maka upaya perusahaan tersebut lebih tepat disebut sebagai kegiatan pengembangan.

Jika pelatihan dan pengembangan merujuk pada struktur total dari program di dalam dan luar pekerjaan karyawan yang dimanfaatkan perusahaan dalam mengembangkan keterampilan dan pengetahuan, utamanya untuk kinerja pekerjaan dan promosi karier. Setiap sistem


(34)

26

pelatihan dan pengembangan yang bermakna harus terintegrasi dengan strategi SDM dalam perusahaan, jika ingin hal itu terlaksana secara efektif.

Menurut Michael R. Carrell et al ada tujuh maksud utama program pelatihan dan pengembangan, yaitu:

a. Memperbaiki kinerja

b. Meningkatkan keterampilan karyawan c. Menghindari keusangan manajerial d. Memecahkan permasalahan

e. Orientasi karyawan baru

f. Persiapan promosi dan keberhasilan manajerial

g. Memberikan kepuasan untuk kebutuhan pengembangan personal.9

3 . Relawan

a. Pengertian Relawan

Relawan adalah orang-orang biasa yang memiliki hati luar biasa untuk menolong sesama, meski tidak jarang nyawa yang menjadi taruhan. Mereka adalah relawan kemanusiaan yang tanpa kenal lelah, tanpa pamrih, tanpa disuruh, bekerja dalam diam membantu saudara-saudara mereka yang terkenan musibah.

Relawan adalah orang yang melakukan sesuatu dengan sukarela (tidak karena diwajibkan atau dipaksa).10

9

Sjafri Mangkuprawira, Manajemen Sumber Daya Manusia strategik, 2011, Ghalia Indonesia, Bogor, hal. 134-135


(35)

27

b. Ciri-ciri Relawan

Ciri-ciri relawan menurut Otomo dan Snyder dalam makalah Tuti Alawiyah adalah, sebagai berikut:

1) Selalu mencari kesempatan untuk membantu. Dalam membantu ini pertolongan yang diberikan membutuhkan waktu yang relatif lama serta tingkat keterlibatan yang cukup tinggi. 2) Komitmen yang diberikan relatif lama

3) Memerlukan personal cost yang tinggi (waktu, tenaga, uang, dan sebagainya)

4) Mereka tidak mengenal orang mereka bantu.

5) Tingkah laku yang dilakukan relawan adalah bukan keharusan.11

c. Faktor-faktor Yang Menyebabkan Orang Ingin Menjadi Relawan 1) Terjalinnya komunikasi yang harmonis didalah organisasi

Jalinan komunikasi yang baik akan membuat seseorang tetap berminat dan bertahan menjadi relawan. Komunikasi tersebut mencakup kualitas informasi yang mengalir dari organisasi kepada relawan. Informasi ini terdiri dari sejarah organisasi, visi dan misinya, serta job description untuk relawan, kedudukan dan penghargaan terhadap relawan dan umpan baliknya kepada relawan.

2) Jadwal kerja yang sesuai dan tugas kerja yang menarik

10

Hasan Alwi, dkk. 2007, Tim Redaksi “Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Tiga”, Balai Pustaka, Jakarta, hal. 1099

11

Makalah Tuti Alawiyah, 2007, Hubungan Antara Persepsi Tentang Musibah Dengan Perilaku

Prososial Pada Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Yang Pernah Menjadi Relawan, hal.


(36)

28

Relawan cenderung puas bila tugas kerja mereka terjadwal sesuai dengan keinginan mereka. Selain itu pekerjaan yang mereka lakukan harus melibatkan job skill (skill kemampuan kerja) dan tugas-tugas yang membuat mereka mengekspresikan diri. Sebagai contoh, relawan yang diberikan tugas kerja yang menantang dan dapat mengekspresikan diri mereka sendiri akan membuat mereka cenderung untuk bertahan lebih lama.

3) Kontribusi nyata relawan terhadap masyarakat

Faktor ini berhubungan erat dengan peran relawan yang dapat memberikan kontribusi nyata terhadap masyarakat yang membutuhkannya. Apakah itu melalui kontak langsung atau peran-peran kecil yeng efektif dan mampu memberikan kepuasan saat relawan beraktifitas. Relawan yang berpartisipasi aktif dan mampu memberikan perubahan terhadap masyarakat cenderung menghargai kontribusi kerelawanannya sebagai hal yang penting. Sebaliknya mereka frustasi karena tidak dapat memberikan kontribusi cenderung akan mengundurkan diri.

4) Pelatihan dan dukungan emosional

Dua hal ini adalah hal utama yang dicari relawan dari suatu organisasi. Relawan yang mengikuti pelatihan lebih berpeluang mendapatkan kepuasan dibanding mereka yang tidak. Selain itu, organisasi yang menawarkan program pelatihan jangka panjang yang variatif juga berpeluang memiliki jumlah relawan yang banyak, dapat


(37)

29

meningkatkan kepuasan relawan dan komitmen mereka. Kemudian dukungan emosional ini mencakup lingkungan yang kondusif antara karyawan, pemimpin relawan dan para relawan. Relawan suka bekerja dengan karyawan dan pemimpin yang mau berkolaborasi dalam menyelesaikan masalah, bekerja sama membuat proyek, proaktif dalam mengajak relawan untuk berinisiatif dan beraktifitas.

5) Kebersamaan kelompok

Membangun kebersamaan diantara relawan merupakan hal penting untuk mempertahankan kerelawanan mereka. Rasa kebersamaan ini akan membangun ikatan sesama relawan dan antara relawan dengan organisasi. 12

4. Motivasi

a. Pengertian Motivasi

Motivating atau pemotivasian kegiatan merupakan salah satu fungsi

manajemen berupa pemberian inspirasi, semangat dan dan dorongan kepada bawahan, agar bawahan melakukan kegiatan secara suka rela sesuai apa yang dikehendaki oleh atasan. Pemberian inspirasi, semangat dan dorongan oleh atasan kepada bawahan ditujukan agar bawahan bertambah kegiatannya, atau mereka lebih bersemangat melaksanakan tugas-tugas sehingga mereka lebih berdaya guna dan berhasil guna.13

12

Michael E Sheer, 2008. The Five Factors, “Why People Still Volunteering Social Work With

Volunteers” hal. 23-25

13

M. Manullang, 2012, Dasar-dasar Manajemen, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, hal. 12


(38)

30

dasar bagi segala motivasi adalah harapan. Harapan, oleh karena itu, adalah syarat awal agar seseorang dapat termotivasi. Harapan adalah penyebab bagi sesuatu yang dihasilkan dan bahan bakar yang memberi tenaga kepada mesin. Tanpa harapan, tak seorangpun bisa termotivasi.

Motivasi adalah menggerakkan orang-orang untuk melakuakn sesuatu, sebab mereka sendiri ingin melakukannya.

b. Macam-macam motivasi 1) Motivasi berdasarkan sikap

Motivasi berdasarkan sikap menyangkut bagaimana orang berpikir dan merasa. Motivasi berdasarkan sikap adalah keyakinan diri mereka, kepercayaan diri mereka, sikap mereka terhadap kehidupan kehidupan positif maupun negatif. Motivasi berdasarkan sikap adalah bagaimana mereka merasakan masa depan dan bagaimana mereka bereaksi terhadap masa depan dan bagaimana mereka bereaksi di masa lampau.

2) Motivasi berdasarkan imbalan

Motivasi berdasarkan imbalan adalah ketika seseorang atau satu regu meraup imbalan dari satu aktivitas. Motivasi berdasarkan imbalan: jenis penghargaan atau hadiah yang menggairahkan orang, yang memacu mereka untuk bekerja lebih keras lagi.

Pribadi yang termotivasi berkata mengenai masa depan, mengenai rencana yang akan ia jalankan. Masa lalu digunakan pengalaman untuk


(39)

31

mengenali dan membuat peluang menjadi keberhasilan. Pribadi yang termotivasi mempunyai satu gairah hidup dan menikmatinya.

Pribadi yang termotivasi adalah pribadi yang positif. Yaitu pribadi yang memperlihatkan karakteristik-karakteristikmengenai sikap yang:

a) Positif

b) Termotifasi oleh satu tujuan c) Diharapkan membuahkan hasil.14

14

Richard Denny, Sukses Memotivasi Jurus Jitu Meningkatkan Prestasi, 1995, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hal. 2-7


(40)

BAB III

METODE PENELITIAN A.Pendekatan dan jenis penelitian

Pendekatan yang digunakan peneliti dalam hal ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif, Karena dalam penelitian ini, permasalahan belum jelas karena objek yang diteliti besifat dinamis, penuh makna, dan pola piker induktif/kualitatif dan terkadang hasil penelitian lebih menekankan makna dari pada generalisasi (proses penalaran yang berlolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum).1 Menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip Azimatul mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.2

penelitian kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya.Dalam penelitian kualitatif segala sesuatu yang akan dicari dari obyek penelitian belum jelas dan pasti masalahnya, sumber datanya, hasil yang diharapkan

1

Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung, hal. 1,14,482

2Azimatul, Ulya, 2010, “

Strategi Kepala Sekolah Dalam Peningkatan Mutu Tenaga Pendidik di

Sri Hidayatullah Semarang”, Skripsi, Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, hal 33-34


(41)

33

semuanya belum jelas. Rancangan penelitian masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti memasuki obyek penelitian.3

B.Lokasi penelitian 1. Lokasi penelitian

Penelitian ini mengambil setting di Rumah Zakat (RZ) yang berada di Jalan Raya Manyar No. 53, Menur Pumpungan, Sukolilo, Kota Surabaya, Lembaga rumah zakat adalah lembaga filantropi yang mengelola zakat, infak, sedekah, serta dana sosial lainnya melalui program-program masyarakat. Progam pemberdayaan direalisasikan melalui empat rumpun utama yaitu senyum juara (pendidikan), senyum mandiri (pemberdayaan ekonomi), serta senyum lestari (inisiatif kelestarian lingkungan).4

Adapun alasan peneliti memilih Rumah Zakat dikarenakan Rumah Zakat adalah lembaga yang mengelola zakat dan merupakan lembaga terbesar di Indonesia, memiliki cabang di berbagai daerah. Alasan inilah yang membuat peneliti memilih Relawan Rumah Zakat Surabaya untuk diteliti.

2. Waktu penelitian

Dalam melakukan penelitian yang berjudul “Sistem Rekrutmen Relawan Pada Lembaga Rumah Zakat Cabang Surabaya”. Peneliti

3

Sugiono, 2010, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung, hal. 222-223

4

https://www.rumahzakat.org/relawan-rz-surabaya-gelar-program-kampus-relawan/ . Data diakses pada tanggal 10 September 2016


(42)

34

telah menetukan waktu yang digunakan di dalam melakukan proses penelitian. Yaitu, ketika pertama kali melakukan observasi atau pengamatan dilokasi penelitian

C.Jenis Dan Sumber Data 1. Jenis Data

Berdasarkan jenis dan sumber datanya, jenis data dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu: 5

a. Data primer

Sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpulan data, atau data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya. Dalam hal ini, data yang dihimpun adalah Sistem Rekrutmen Relawan Nusantara dalam Lembaga Rumah Zakat Surabaya. Didalam penelitian ini peneliti akan mengambil data primer dari devisi serta Relawan Rumah Zakat Surabaya dengan menetapkan responden sebanyak 11 responden dengan cara wawancara dan observasi.

b. Data sekunder

Data sekunder merupakan data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpulan data, misalnya orang lain atau lewat dokumen. Dalam hal ini data yang dihimpun adalah tentang profil Rumah Zakat Surabaya, data ini tidak langsung diperoleh dari subjek dan biasanya

5


(43)

35

diperoleh dari dokumentasi. Didalam penelitian ini peneliti akan mengambil data sekunder dengan penelitian-penelitian yang terdahulu, jurnal dan majalah.

2. Sumber Data

Kata-kata dan tindakan orang yang diwawancarai atau diamati merupakan sumber data yang utama. Sumber data utama dicatat melalui catatan tertulis atau rekaman, dan mengambil foto. Pencatatan sumber data utama melalui wawancara atau pengamatan serta merupakan hasil usaha gabungan dari kegiatan melihat, mendengar dan bertanya.6

Adapun sumber data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Narasumber (informan)

Narasumberadalah orang yang dianggap mengetahui dengan baik tentang masalah yang diteliti, sehingga informen dapat memberikan data yang diperlukan dalam penelitian baik secara langsung maupun tidak langsung.

b. Dokumen atau Arsip

Dokumen merupakan bahan tertulis atau benda yang berkaitan dengan aktivitas tertentu. Bisa berupa rekaman, arsip, database, surat-surat, gambar, dan benda-benda yang berkaitan dengan studi kasus penelitian.

6


(44)

36

D.Tahap-Tahap Penelitian

Adapun tahap-tahap penelitian yang akan dilakukan adalah: 1. Tahap pra lapangan

Peneliti harus melakukan enam penelitian dalam tahapan ini, diantaranmya adalah:

a. Menyusun rancangan penelitian

Yang pertama kali dilakukan oleh peneliti adalah menyusun rencana kegiatan, yaitu tentang latar belakang masalah, alasan pelaksanaan penelitian, kajian ke perpustakaan yang menghasilkan pokok-pokok (kesesuaian paradigma dengan fokus, rumusan masalah, hipotesis kerja, pemilihan lapangan penelitian, penentuan jadwal penelitian, rancangan pemilihan data dan lain-lain.

Dalam penyusunan skripsi, peneliti melakukan diskusi khusus tentang beberapa masalah yang ditemukan dengan beberapa dosen. Setelah peneliti mendapatkan masukan dan saran, peneliti melakukan pengkajian pribadi atas masalah tersebut. Satu masalah untuk dijadikan latar belakang telah diambil, kemudian mencari rumusan masalah yang tepat. Yang nantinya akan menjadi jawaban dan tepatnya tujuan penelitian yang akan dilakukan. Karena peneliti berharap ada manfaat yang bisa dipetik. Baik bagi peneliti, objek penelitian dan pembaca. b. Memilih lapangan penelitian

Cara terbaik yang perlu ditempuh dalam penentuan lapangan penelitian ialah dengan jalan mempertimbangkan teori substantif,


(45)

37

pergilah dan jajakilah lapangan untuk melihat apakah terdapat kesesuaian dengan kenyataan yang berada dilapangan. Keterbatasan geografis dan praktis seperti waktu, biaya, tenaga, perlu pula dijadikan pertimbangan dalam penentuan lokasi penelitian.

Peneliti memutuskan untuk menjadikan objek penelitian di Rumah Zakat Surabaya, karena lembaga Rumah Zakat merupakan salah satu lembaga terbesar di Indonesia.

c. Mengurus perizinan

Pertama-tama yang perlu diketahui oleh peneliti ialah siapa yang berkuasa dan berwenang memberikan izin bagi pelaksanaan penelitian. Tentu saja peneliti jangan mengabaikan izin meninggalkan tugas yang pertama-tama perlu dimintakan dari atasan peneliti sendiri, apakah ketua jurusan, dekan fakultas, rektor, kepala instansi seperti pusat, dan lain-lain. Syarat-syarat lainnya yang perlu dimiliki oleh peneliti ialah syarat pribadi peneliti sendiri, yaitu sikap terbuak, jujur, bersahabat, simpatik dan empatik, objektif dalam menghadapi konflik, tidak pandang bulu, berlaku adil, dan sikap-sikap positif lainnya.

Dalam hal ini, peneliti cukup mengurus perizinan kepada staf Program Studi Manajemen Dakwah (MD) Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya untuk mendapatkan izin dari pihak perusahaan/organisasi


(46)

38

sebagai legal formal untuk menggali data tentang sistem rekrutmen Relawan Rumah Zakat cabang Surabaya.

d. Menjajaki dan menilai keadaan lapangan

Maksud dan tujuan penjajakan lapangan adalah berusaha mengenal segala unsur linghkungan sosial, fisik, dan keadaan alam. Jika peneliti telah mengenalnya maksud dan tujuan lainnya ialah untuk membuat peneliti mempersiapkan diri, mental maupun fisik, serta menyiapakan perlengkapan yang diperlukan. Penmgenalan lapaangan dimaksudkan pula untuk menilai keadaan, situasi, latang dan konteksnya, apakah terdapat kesesuaian dengan masalah, hipotesis, teori substantif seperti yang digambarkan dan dipikirkan sebelumnya oleh peneliti.

Tahapan ini bagi peneliti merupakan tahap dimana peneliti dituntut untuk mencari cara bagaimana agar mendapatkan data. Dari hasil observasi pra riset, responden yang akan dituju sebagai sumber informasi mempunyai tingkat kesibukan yang tinggi dalam hal profesi mereka masing-masing sebagai devisi relawan maupun relawan dalam kegiatan kerelawanan maupun di luar kerelawanan.

e. Memilih dan memanfaatkan informan

Informan adalah orang dalam pada latar penelitian. Informan adalah orang yg bisa dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latang penelitian. Jadi peneliti harus


(47)

39

mempunyai banyak pengalaman tentang latar penelitian. Jadi peneliti berkewajiban secara sukarela menjadi anggota tim dengan penelitian walaupun hanay bersifat informal.

peneliti memilih informen tersebut dari pihak koordinator relawan, relawan senior, dan divisi-divisi lainnya di relawan Rumah Zakat Surabaya.

f. Menyiapkan perlengkapan penelitian

Peneliti tidak hanya menyiapkan perlengkapan fisik, tetapi juga segala macam perlengkapan penelitian yang diperlukan. Sebelum penelitian dimulai, peneliti memerlukan izin mengadakan penelitian, kontak dengan daerah yang menjadi latar penelitian melalui surat atau melalui orang yang dikenal sebagai penghubung.

g. Persoalan etika penelitian

Salah satu ciri utama penelitian kualitatif ialah orang sebagai alat yang mengumpulkan data. Hal itu dilakukan dengan pengamatan berperan serta, wawancara mendalam, pengumpulan dokumen, foto, dan sebagainya.7

2. Tahap pekerjaan lapangan

a. Memahami latar belakang dan persiapan diri 1) Pembatasan dan latar penelitian

7

Lexy J. Moleong, 2007, metodologi penelitian kualitatif, remaja roesda karya, bandung, hal. 85-92


(48)

40

Untuk memasuki pekerjaan dilapangan, peneliti perlu memahami latar penelitian terlebih dahulu. Disamping itu peneliti juga perlu menyiapkan diri nya, baik secara fisik maupun secara mental

2) Penampilan

Penampilan yang di maksud adalah dari peneliti itu sendiri. Peneliti harus bisa menyesuaikan penampilannya dengan kebiasaan, adat, tata cara dan kultur penelitian. Penampilan fisik seperti cara berpakaian pun harus diperhatikan, jika berpakaian seperti yang digunakan orang-orang yang menjadi subyek penelitian, keuntungannya adalah peneliti akan dipandang sama derajat dengan orang-orang yang akan diteliti. Hal itu akan memudahkan hubungan dengan subyek dan diharapkan juga oleh peneliti akan memudahkan pengumpulan data.8

b. Memasuki lapangan, menjajaki, serta menilai keadaan lapangan (survey). Dalam tahapan ini, peneliti terjun ke lapangan untuk mencari data atau informasi yang berkaitan dengan masalah yang dijadikan fokus penelitian. Bertujuan untuk mengenal unsur yang ada di lapangan, yaitu keadaan dan sikap sasaran dalam mencari sebuah data atau informasi yang valid dan akurat. Peneliti melakukan dengan seksama dan teliti sehingga mengetahui kondisi yang sebenarnya. Peneliti juga harus menjalin keakraban dengan pimpinan beserta karyawannya, sehingga

8

Lexy J. Moleong, 2007, metodologi penelitian kualitatif, remaja roesda karya, bandung, hal. 94-95


(49)

41

terjadi komunikasi yang baik, selain itu jalin silaturrahmi barangkali langkah yang ditempuh guna memperlancar kegiatan penelitian.

c. Melakukan wawancara dan pengamatan sambil mencatat atau merekam Dalam tahapan ini, peneliti mulai melakukan wawancara dan observasi mengenai penelitian terkait sambil mencatat atau merekam data-data apa saja yang dibutuhkan. Peneliti harus mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dengan cara merekam dan mencatat informasi yang diperoleh dari informan serta menggambarkan fisik yang diamati.

d. Tahap analisis data

Tahap analisis data yaitu tahap dimana peneliti mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Pada tahap ini, peneliti mulai menelaah seluruh data yang terkumpul seperti hasil wawancara, pengamatan, catatan lapangan, dokumentasi, dan data lain yang kemudian diklasifikasi dan dianalisa dengan menggunakan analisa induktif.

e. Penulisan laporan

Tahap dimana peneliti menuangkan hasil dari penelitian ke dalam suatu laporan. Tahap ini adalah tahap akhir dari seluruh prosedur penelitian, dan disini peneliti dituntut kekreativannya dalam menulis. Tentunya penulisan laporan sesuai dengan prosedur penelitian, karena penulisan


(50)

42

yang baik akan menghasilakn kualitas yang baik pula terhadap penelitian. Adapun penulisannya mulai dari tahap pertama yaitu perumusan masalah sampai tahap akhir yaitu analisa data yang ditunjang dengan keabsahan data yang ditulis dalam penulisan yang berbentuk skripsi. Dalam penulisan laporan ini ditunjang sistematika pembahasan.9

E.Teknik pengumpulan data

Tekhnik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetaghui tekhnik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standart data yang ditetapkan. 10 Penelitini menggunakan tekhnik pengumpulan data dengan cara observasi, dokumentasi dan wawancara mendalam .

1. Observasi

Observasi digunakan untuk mengupas dan menggali data dari sumber data, baik itu peristiwa, tempat atau lokasi penelitian, benda dan rekaman gambar.11 Dengan observasi, peneliti bertindak sebagai pengamat terhadap subyek yang diteliti. Dalam hal ini, pada saat peneliti mengadakan observasi, peneliti telah memastikan data yang akan digali. Selain itu, peneliti juga mencermati data awal, baik dari dokumen perencanaan

9

Tim Fakultas Dakwah, 2008, Pedoman Teknis Penulisan Skripsi, Surabaya (IAIN SUNAN AMPEL Surabaya), hal 27

10

Sugiono, 2010, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung, hal. 224

11


(51)

43

maupun pedoman wawancara, sehingga observasi bisa dilakukan lebih efektif dan terarah.

2. Wawancara

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara secara terbuka terhadap informan. Wawancara ini dilakukan dengan tujuan untuk memfokuskan pertanyaan sehingga informasi yang diperoleh akan semakin lengkap dan mendalam. Di samping itu, wawancara yang dilakukan secara terbuka tersebut dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang segala sesuatu yang dikemukakan, dipikirkan, dirasakan, dilakukan dan segala sesuatu yang diketahui oleh pihak yang diwawancarai. Penggunaan metode wawancara ini diharapkan dapat mengumpulkan data yang langsung disampaikan oleh subyek penelitian, sehingga pada akhirnya dapat mengungkap jawaban secara lebih bebas dan mendalam. Dalam wawancara ini peneliti menggunakan wawancara bebas (terstruktur) atau wawancara mendalam dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang lebih padat dan lengkap.12 Selain itu, semua hasil wawancara ditulis, sehingga peneliti memiliki data untuk dianalisis dan dapat mengemukakan hasil temuan, termasuk beberapa deskripsi, laporan perbincangan dan dialog yang telah dilakukan.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental

12

Sugiyono, 2007, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung, hal. 137


(52)

44

dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), cerita, biagrafi, peraturan kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya, foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya, misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-lain.13 F. Teknik validitas data

Uji keabsahan data dalam penelitian, sering hanya ditekankan pada uji validitas dan reliabilitas. Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti.14 Dengan demikian data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian. Reliabilitas berkenaan dengan derajad konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Karena reliabilitas berkaitan dengan derajat konsistensi, maka bila ada peneliti lain mengulangi atau mereplikasi dalam penelitian pada objek yang sama dengan metode yang sama, maka akan menghasilkan data yang sama.

Teknik analisa kualitatif yang dilakukan dengan menganalisa isi wawancara berdasarkan kesesuaian dengan maksud dari wawancara. Untuk mendapatkan keabsahan dari hasil wawancara mendalam maka dilakukan triangulasi sumber, dengan membandingkan dan melakukan kontras data dengan informan yang berbeda, dan pada penelitian ini terdapat 11 informan, hasil wawancara tersebut dapat dibandingkan.

13

Sugiono, 2010, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung, hal. 240

14

Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Alfabeta, Bandung, hal. 267


(53)

45

Triangulasi data dilakukan dengan meminta umpan balik dari informan hal tersebut dilakukan untuk menyamakan persepsi antara informan dan peneliti. Triangulasi metode dilakukan dengan cara menggunakan beberapa metode pengumpulan data yaitu selain dilakukan metode observasi dan dokumentasi tetapi juga dilakukan dengan wawancara mendalam (in-depth interview).

G.Teknik analisis data

Analisis data dalam penelitian kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama dilapangan, dan setelah selesai dilapangan. Dalam hal ini Nasution menyatakan “analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun kelapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. 15

Dalam penelitian ini peneliti mengkategorikan data-data yang relevan dengan fokus masalah yang telah peneliti tetapkan. Data mana yang dapat dikategorikan sebagai jawaban dari bagaimana gambaran tentang Sistem Rekrutmen Relawan dalam Lembaga Rumah Zakat Surabaya. Data yang disajikan dalam bentuk hasil wawancara, observasi dan dokumen yang selanjutnya dianalisa dalam bentuk deskriptif.

15


(54)

BAB IV

HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Profil, Sejarah Berdirinya Rumah Zakat dan Perkembangannya

Rumah Zakat (RZ) adalah lembaga filantropi yang mengelola zakat, infak, sedekah, serta dana sosial lainnya melalui program-program masyarakat. Progam pemberdayaan direalisasikan melalui empat rumpun utama yaitu senyum juara (pendidikan), senyum mandiri (pemberdayaan ekonomi), serta senyum lestari (inisiatif kelestarian lingkungan).1

Pada tahun 1998 Abu Syauqi, salah satu tokoh dai muda Bandung, bersama beberapa rekan di kelompok pengajian Majlis Taklim Ummul Quro sepakat membentuk lembaga sosial yang concern pada bantuan kemanusiaan. 2 Juli 1998, terbentuklah organisasi bernama Dompet Sosial Ummul Quro (DSUQ). Sekretariat bertempat di Jl. Turangga 33 Bandung sekaligus sebagai tempat kajian. Jamaah pengajian semakin berkembang. Dipergunakanlah Masjid Al Manaar Jl. Puter Bandung sebagai tempat kajian rutin.

Tahun 1999 dukungan masyarakat yang terus meluas mendorong dilakukannya pengelolaan organisasi ini lebih baik. Kantor sekretariat pindah ke Jl. Dederuk 30 Bandung. Mendekat ke forum pengajian di Masjid Al

1

https://www.rumahzakat.org/relawan-rz-surabaya-gelar-program-kampus-relawan/. Data diakses pada tanggal 10 September 2016


(55)

47

Manaar. Pencapaian donasi selama 1998-1999 terkumpul sebanyak Rp 0,8 Milyar.

Tahun 2000 animo masyarakat pada perlunya organisasi kemanusiaan semakin meningkat. Masyarakat memandang penting misi sosial ini diteruskan bahkan untuk kiprah yang lebih luas . Dirintislah program bea siswa pendidikan yatim dan dhuafa, layanan kesehatan, rehabilitasi masyarakat miskin kota, dll. Pemekaran mulai dilakukan dengan membuka kantor cabang Yogyakarta, Mei 2000 di Jl. Veteran 9. Cabang Bandung dipindah ke sekretariat awal di Jl. Turangga 33 Bandung. Donasi selama setahun terkumpul Rp 2,1 Milyar.

Tahun 2001 Februari, Kantor cabang Jakarta resmi berdiri di Jl. Ekor Kuning Rawamangun, Jaktim. Pengumpulan donasi terbukukan sebesar Rp 2,19 Milyar. Tahun 2002 identitas lembaga sebagai lembaga amil zakat semakin dikuatkan. Kantor Cabang Jakarta pindah ke Jl. Taruna 43 Pulogadung. Penerimaan donasi meningkat menjadi Rp 4,19 M

Tahun 2003 DSUQ berubah nama menjadi Rumah Zakat Indonesia DSUQ seiring dengan turunnya SK Menteri Agama RI No. 157 pada tanggal 18 Maret 2003 yang mensertifikasi organisasi ini sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional. Bulan Mei, Rumah Zakat Indonesia DSUQ hadir di ibukota Jawa Timur, Surabaya. Perolehan donasi terus meningkat menjadi Rp 6,46 M.


(56)

48

Tahun 2004 kantor cabang Tangerang berdiri. Ekspansi mulai melebar ke Sumatera dengan didirikannya kantor cabang Pekanbaru, Riau. Dimulainya pembangunan sistem Teknologi Informasi untuk peningkatan mutu pelayanan. Hampir seluruh kantor cabang telah tersambung secara online. Website www.rumahzakat.org dirilis, menggantikan alamat situs sebelumnya di www.rumahzakat.net. Menguatkan branding lembaga dengan nama Rumah Zakat Indonesia. Kepercayaan masyarakat semakin tumbuh, donasi terkumpul sebanyak Rp 8,92 M.2

Tahun 2005, pertumbuhan cabang meningkat pesat. Tsunami Aceh yang terjadi 26 Desember 2004 membuka akses Rumah Zakat Indonesia lebih berperan di Sumatera. Cabang-cabang baru pun dibuka : cabang Aceh, Medan, Padang, Palembang, Batam berdiri. Di Jawa, berdiri pula kantor cabang Semarang, ditambah jaringan kantor cabang pembantu di Bekasi, Bogor, Depok, Jakarta Selatan, Cirebon, Solo. Cabang Pekanbaru juga berekspansi dengan memiliki kantor cabang pembantu Duri dan Dumai. Sistem informasi lembaga mulai masuk ke jaringan on line. Mulai transaksi online, absensi on line, dan beberapa software keuangan. Penerimaan donasi meningkat tajam khususnya dari bantuan masyarakat untuk program rehabilitasi pasca tsunami Aceh, tercatat Rp 45,26 M donasi terkumpulkan.

Tahun 2006, regenerasi puncak pimpinan diestafetkan dari Ustadz Abu Syauqi beralih ke Virda Dimas Ekaputra. Babak sejarah baru Transformation

2

https://www.rumahzakat.org/relawan-rz-surabaya-gelar-program-kampus-relawan/. Data diakses pada tanggal 10 September 2016


(57)

49

From Traditional Corporate to Professional Corporate dimulai. Kesadaran

berzakat terus didorong dengan merilis kampanye “When Zakat Being Lifestyle” Diluncurkanlah program Gelar Budaya Zakat (GBZ) Menuju Indonesia Sadar Zakat 2008 pertama kali di 6 kota. Donasi berhasil terkumpul sebanyak Rp 29,52 M.3

Tahun 2007, pengembangan progam semakin disempurnakan termasuk dengan mengganti istilah Departemen Empowering menjadi Direktorat Program. Implementasi program mulai difokuskan hingga mengerucut pada empat induk yaitu EduCare, HealthCare, YouthCare, dan EcoCare. Pengelolaan program dilakukan dengan konsep terintergrasi dan berkelanjutan berbasis komunitas.

ICD merupakan tempat yang difokuskan untuk penyaluran yang terintegrasi yakni pendidikan, kesehatan, pelatihan kepemudaan, dan pemberdayaan ekonomi secara terpadu berbasis komunitas. Dengan Mustahik Relation Officer sebagai SDM pendamping, ICD menjadi pusat penyaluran program sehingga lebih terukur, dan terkontrol. Di tahun ini pula Rumah Zakat Indonesia melebarkan layanan program pendidikan dengan menyelenggarakan Sekolah Dasar Juara yang bersifat gratis. Guru-guru terbaik dipilih untuk mendidik calon pemimpin bangsa di sana.

3

https://www.rumahzakat.org/relawan-rz-surabaya-gelar-program-kampus-relawan/. Data diakses pada tanggal 10 September 2016


(58)

50

Program komunikasi dikembangkan lebih massif melalui televisi. Diluncurkanlah TV Commercial perdana berjudul “Saya Percaya Rumah Zakat” menggandeng endorser Helmy Yahya. Acara Gelar Budaya Zakat (GBZ) Menuju Indonesia Sadar Zakat 2008 kembali digelar, kali ini diselenggarakan di 10 kota. Ternyata hasil komunikasi dan focusing program bekorelasi positif terhadap pencapaian donasi, terkumpul Rp 50,16 M.

Tahun 2008, Rumah Zakat Indonesia berkeinginan kuat untuk memantapkan program-program pemberdayaan. Dukungan dan kepercayaan masyarakat menguatkan lembaga untuk semakin fokus kepada sebuah rekayasa peradaban besar yang sejak awal telah diimpikan, yakni “transformasi mustahik ke muzakki”. Wujud nyata usaha lembaga adalah dengan meluaskan jaringan pengembangan usaha kecil dan mikro di 18 kota.4

Tidak hanya itu, Rumah Zakat Indonesia pun menyelenggarakan pelatihan-pelatihan motivasi dan ketrampilan dalam wadah Youth Development Center. Pelatihan motivasi ini memegang peranan penting karena karakter, pola pikir, dan sikap yang kontra produktif menyumbangkan andil besar dalam kelanggengan sebuah kemiskinan. Dan yang tidak kalah penting adalah pendampingan masyarakat dilakukan oleh 28 Mustahik Relation Officer (MRO) dengan didukung para relawan.

4

https://www.rumahzakat.org/relawan-rz-surabaya-gelar-program-kampus-relawan/. Data diakses pada tanggal 10 September 2016


(59)

51

Pembelajaran untuk menjadi organisasi yang amanah dan professional terus dilakukan, salah satunya dengan penguatan program-program Human Capital. Diluncurkanlah program-program seperti EAZI (Executive Amil Zakat Indonesia), ADP (Amil Development Program), ACTPRO (Acceleration Program) dan sebagainya. Kegiatan peningkatan kapasitas ini terbukti efektif kompetensi memenuhi tuntutan profesi dan masyarakat.

Kepercayaan terus tumbuh, dari pencapaian donasi berhasil terkumpulkan donasi sebesar Rp 71,40 Milyar. Untuk memberikan edukasi lebih luas kepada masyarakat tentang zakat dan filantropi, Roadshow Gelar Budaya Zakat dilakukan, kali ini hadir di 19 Kota.

Tahun 2009 menjadi tahun pertama pasca 10 tahun pertama milestone Rumah Zakat Indonesia. Guna penguatan organisasi dikokohkanlah organisasi baru pemberdayaan, yaitu : Rumah Sehat Indonesia (pengelola program kesehatan), Rumah Juara Indonesia (pengelola program pendidikan), Rumah Mandiri Indonesia (pengelola program kemandirian ekonomi). Peningkatan jumlah unit layanan terus dilakukan. Hingga akhir tahun telah berdiri 8 Sekolah Juara, 7 Rumah Bersalin Gratiis.

Tahun 2009 bisa disebut sebagai tahun ekspansi mengingat dalam 1 semester langsung dibuka 14 cabang baru sehingga menambah total jumlah jaringan sebanyak 45 kantor. Pengelolaan yang semakin baik mendapat apresiasi dari masyarakat antara lain award dari Karim Business Consulting


(60)

52

yang menempatkan Rumah Zakat Indonesia sebagai #2 LAZNAS Terbaik dalam ISR Award (Islamic Social Responsibility Award 2009). Penghargaan juga datang dari IMZ (Indonesia Magnificence of Zakat) yang menganugerahi Rumah Zakat Indonesia sebagai The Best Organization in Zakat Development.5

Pencapaian donasi tumbuh semakin baik, tercatat Rp 107, 3 Milyar berhasil dikumpulkan dan menjadikan Rumah Zakat Indonesia sebagai Organisasi Pengelola Zakat terbesar pengumpulan donasinya se-Indonesia.

Tahun 2010, krisis global 2009 banyak diprediksikan mulai pulih pada tahun ini, namun tantangan sosial dan ekonomi tak lebih mudah dihadapi. Rumah Zakat Indonesia menyikapi hal ini dengan melakukan rangkaian adaptasi dan perubahan menuju organisasi berskala global.

5 April 2010, resmi diluncurkanlah brand baru Rumah Zakat menggantikan brand sebelumnyaRumah Zakat Indonesia. Dengan mengusung tiga brand value baru : Trusted, Progressive dan Humanitarian, organisasi ini

menajamkan karakter menuju “World Class Socio-Religious Non

Governance Organization (NGO)”.

Sharing Confidence diangkat menjadi positioning. “Dengan keyakinan yang kuat untuk berbagi dan menciptakan keluarga global yang lebih baik, Rumah Zakat berdaya upaya untuk menjadi organisasi terdepan di region

5

https://www.rumahzakat.org/relawan-rz-surabaya-gelar-program-kampus-relawan/. Data diakses pada tanggal 10 September 2016


(61)

53

yang menjamin program efektif dan berkesinambungan dalam memberdayakan masyarakat untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.”

Untuk memperkuat perubahan ini diluncurkan pula gerakan Merangkai Senyum Indonesia, sebuah rangkaian kegiatan untuk memperbaiki Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia jauh lebih khususnya dalam bidang pendidikan, kesehatan dan kelayakan hidup.

Di tahun 2011 Rumah Zakat dapat memberikan bantuan kepada 835.163 penerima layanan manfaat yang berada dari Aceh hingga Papua. Di tahun ini Rumah Zakat memperoleh amanah sebesar Rp146 miliar dari para donatur dan mitra yang jumlahnya mencapai 99.246 orang.

Dari total penerimaan zakat 2011 porsi perusahaan yang memberikan sebagai bagian dari kegiatan CSR nya mencapai 9%. Rumah Zakat berupaya untuk menyalurkan bantuan kepada masyarakat kurang mampu melalui pendidikan (Senyum Juara), kesehatan (Senyum Sehat), dan ekonomi (Senyum Mandiri) di 121 wilayah binaan atau Integrated Community Development (ICD).6

Di bidang pendidikan, Rumah Zakat memiliki program Sekolah Juara yang memberikan pendidikan gratis dan berkualitas. Saat ini Rumah Zakat telah mendirikan 12 Sekolah Juara yang tersebar 11 kota. Selain itu Rumah

6

https://www.rumahzakat.org/relawan-rz-surabaya-gelar-program-kampus-relawan/. Data diakses pada tanggal 10 September 2016


(1)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

111 BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat penulis ambil dari hasil analisis penelitian terhadap Sistem Rekrutmen Relawan pada Lembaga Rumah Zakat Surabaya adalah:

1. Sistem rekrutmen relawan pada lembaga Rumah Zakat cabang Surabaya adalah dengan:

a. Daftar online (via web pusat) seluruh data terkumpul dikirim ke seluruh cabang untuk di follow up, atau bisa juga mendatangi kantor cabang Rumah Zakat terdekat untuk mendapatkan brousur dan mengisi formulir pendaftaran,

b. Tes tulis dan tes membaca Al-Qur’an yang di handle oleh panitia cabang yang telah dibentuk oleh koordinator relawan atau bisa diketuai langsung oleh koordinator relawan,

c. Wawancara dilakukan oleh panitia, koordinator relawan, dan relawan yang sudah senior,

d. Pengumuman lulus dan diundang untuk kegiatan orientasi relawan,

e. Orientasi relawan,

f. Pra diksar, menyangkut tentang program-program di dalam Rumah Zakat, diantaranya: survival, handtalkie, damkar, map (baca peta), evakuasi bencana, manajement posco, ppgd, dll.


(2)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

112

g. Diksar/pendidikan dasar (ini sudah sah dianggap relawan). 2. Motivasi yang mendorong untuk menjadi relawan Rumah Zakat

cabang Surabaya adalah:

a. Keinginan dan harapan untuk melihat orang lain tersenyum bahagia,

b. Relawan merasa bahwa dirinya banyak mendapatkan dampak positif selama berada di Rumah Zakat Surabaya.

c. Keinginan untuk terus berbagi, bertanggung jawab serta rasa nyaman beraktifitas dalam organisasi.

B. Saran

1. Rumah Zakat perlu meningkatkan strategi dalam merekrut relawan yang lebih memberikan kontribusi nyata sehingga dapat mempengeruhi kelancaran dalam setiap kegiatan kerelawanan dan membuat Rumaht Zakat tambah maju lagi

2. Untuk para relawan agar tetap semangat lagi dalam memberikan kontribusi nyata dan selalu memotivasi diri sendiri untuk tetap bertahan di Relawan Rumah Zakat, karena disinilah kita bisa mendapatkan banyak kebaikan dan dampak positif pada diri sendiri.


(3)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

113

C. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan utama dalam penelitian ini adalah kurangnya informasi yang lebih spesifik mengenai sistem rekrutmen relawan Rumah Zakat Surabaya, karena keterbatasan jarak dan biaya bagi peneliti sehingga peneliti lebih banyak menjelaskan tentang motivasi relawan.


(4)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR PUSTAKA

Alawiyah Eli , 2014, Strategi Rekrutmen Relawan Komite Nasional Untuk Rakyat Palestina (KNRP) dalam Meningkatkan Penggalangan Dana, Skripsi Jurusan Manajemen dakwah fakultas Ilmu dakwah dan Ilmu Komunikasi, Uin Syarif Hidayatullah Jakarta.

Anam Samsul, Akhmad Khairul Hakim, dkk. 2013, Manajemen Pemasaran, Anggota IKAPI, Surabaya.

Azimatul, Ulya, 2010, “Strategi Kepala Sekolah Dalam Peningkatan Mutu

Tenaga Pendidik di Sri Hidayatullah Semarang”, Skripsi, Jurusan

Kependidikan Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

Azwar (2007) dalam Siti Munadhiroh. 2012. Korelasi Mengikuti Pengajian Majlis Dzikir Al Khidmah Dengan Ukhuwah Islamiyah Jama’ah Di Kec. Weleri, Kab. Kendal. Semarang: Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri Walisongo

Bin Al-Bahra Ladjamudin, 2005, Analisis dan Desain Sistem Informasi, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Denny Richard, 1995, Sukses Memotivasi Jurus Jitu Meningkatkan Prestasi, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

E Sheer Michael, 2008. The Five Factors, “Why People Still Volunteering Social Work With Volunteers

Hafidhuddin Didin, Hendri Tanjung, 2003, Manajemen Syariah dalam Praktik, Gema Insani Press, Jakarta.

Hasan Alwi, dkk. 2007, Tim Redaksi “Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Tiga”, Balai Pustaka, Jakarta.

https://www.rumahzakat.org/relawan-rz-surabaya-gelar-program-kampus-relawan/

Kotler Philip. Marketing, Anggota IKAPI, Jakarta.

Kumorotomo Wahyudi,Subando Agus Margono. 1996, Sistem Informasi Manajemen dalam Organisasi-organisasi publik, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Mangkuprawira Sjafri, 2011, Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik, Ghalia Indonesia, Bogor.


(5)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Manullang M, 1990, Dasar-dasar Manajemen, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Manullang M, 2012, Dasar-dasar Manajemen, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Marwansyah, 2010, Manajemen Sumber daya Manusia Edisi Kedua, Alfabeta, Bandung.

Moleong Lexy J, 2007, Metode Penelitian Kualitatif, Remaja Rosda Karya, Bandung.

Moleong Lexy J, 2009, Metode Penelitian Kualitatif, Remaja Rosda Karya, Bandung.

Moleong Lexy J, 2012, metodologi penelitian kualitatif, remaja rosda karya, Bandung.

Mondy R. Wayne, Manajemen sumber Daya Manusia, 2008, Erlangga, Jakarta. Mursyid, 2006, Mekanisme Pengambilan Zakat, Infaq dan Shodaqoh: Menurut

hukum syara’ dan undang-undsang, Kalasan, Yogyakarta.

Pamungkas Rahmat, Optimalisasi Dana Zakat dan CSR Perusahaan Sesuai

Tuntunan Syariah, dalam

http://capoengkas.blogspot.com/2013/optimalisasidana-zakat-dan-csr.html Panglaykim, 1960, Manajemen Suatu Pengantar, Ghalia Indonesia, Jakarta. Purwanto April, Optimalisasi Zakat Dalam Ekonomi

Islam,http://pistaza.wordpress.com/2011/10/11/optimalisasi-zakat-dalam-ekonomi-islam/

Rahmawan P Ryko, dkk. 2015, Pengantar manajemen Pemasaran (Rumah Zakat). Schuler Randal S, Susan E. Jackson, Manajemen Sumber Daya Manusia, 1997,

Erlangga, Jakarta.

Sihotang A. 2007, Manajemen Sumber Daya ManusiaCetakan Pertama, PT Pradnya Paramita, Jakarta.

Siti Nur Ainin. Gadget dan perilaku Santri dalam Kehidupan Berinteraksi (studi Kasus di Pondok Pesantren Al-Muhajirin Dusun Panjer Desa Tunggal Pager Kecamatan Pungging Kabupaten Mojokerto). Surabaya: skripsi sosiologi.


(6)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Subekhi Akhmad, Mohammad Jauhar, 2012, Pengantar Manajemen sumber Daya Manusia (MSDM), Prestasi Pustakaraya, Jakarta.

Sugiyono, 2007, Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung.

Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung.

Sugiono, 2010, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung.

Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Alfabeta, Bandung.

Terj Hasbi Ashiddiqi, dkk, 1999, Al-Quran dan Terjemahannya, LSAF, Cet 1, Jakarta.

Tim Fakultas Dakwah, 2008, Pedoman Teknis Penulisan Skripsi, Surabaya (IAIN SUNAN AMPEL Surabaya).

Tuti Alawiyah, 2007, Hubungan Antara Persepsi Tentang Musibah Dengan Perilaku Prososial Pada Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Yang Pernah Menjadi Relawan.

www.p2kp.org/pustaka/.../relawan/4_ISI_BOOKLET_Relawan.doc

Yusuf Burhanuddin, 2015, Manajemen Sumber Daya Manusia di Lembaga Keuangan Syariah, Rajawali Pers, Jakarta..