SIKAP PELAJAR SMU SURABAYA TERHADAP PEMBERITAAN “ VIDEO PORNO ARIEL LUNA MAYA DAN CUT TARI” (Studi Deskriptif Sikap Pelajar SMU Surabaya Terhadap Pemberitaan Video Porno Ariel Luna Maya dan Cut Tari di Surat Kabar Jawa Pos).
SIKAP PELAJAR SMU SURABAYA TERHADAP PEMBERITAAN “
VIDEO PORNO ARIEL LUNA MAYA DAN CUT TARI “
(Studi Deskriptif Sikap Pelajar SMU Surabaya Terhadap Pemberitaan Video Porno Ariel Luna Maya dan Cut Tari di Surat Kabar Jawa pos)
SKRIPSI
Oleh :
KRISNA STEVERIANO.Y.S
0643010114
YAYASAN KESEJAHTERAAN,PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN “JAWA TIMUR FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI SURABAYA
(2)
SIKAP PELAJAR SMU SURABAYA TERHADAP PEMBERITAAN “ VIDEO PORNO ARIEL LUNA MAYA DAN CUT TARI”
(Studi Deskriptif Sikap Pelajar SMU Surabaya Terhadap Pemberitaan Video Porno Ariel Luna Maya dan Cut Tari di Surat Kabar Jawa Pos)
Disusun Oleh :
KRISNA. STEVERIANO. YULISSES. S 0643010114
Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi Menyetujui,
Pembimbing Utama
ZAINAL ABIDIN,S.Sos,M.Si NPT.3 7303 99 01701
Mengetahui D E K A N
Dra. Hj. Suparwati, M.Si NIP. 030 175 349
(3)
SIKAP PELAJAR SMU SURABAYA TERHADAP PEMBERITAAN”VIDEO PORNO ARIEL LUNA MAYA DAN CUT TARI”
(Studi Deskriptif Sikap Pelajar SMU Surabaya Terhadap Pemberitaan Video Porno Ariel Luna Maya dan Cut Tari di Surat Kabar Jawa Pos)
Oleh :
KRISNA.STEVERIANO.YULISSES.SCOOT 0643010114
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada tanggal 1 Desember 2010
PEMBIMBING UTAMA TIM PENGUJI
1. Ketua
Zainal Abidin Achmad, MSi, M. Ed NPT.3 7303 99 01701
Juwito,S.Sos, MSi NPT.956 700 036
2. Sekretaris
Drs. Kusnarto, M.Si NIP. 030 176 735
3. Anggota
Zainal Abidin Achmad, MSi, M. Ed NPT.3 7303 99 01701
Mengetahui, DEKAN
Dra. Hj. Suparwati, M.Si NIP. 030 175 349
(4)
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul ”Sikap Pelajar SMU Surabaya Terhadap Pemberitaan ‘Video Porno Ariel, Luna Maya Dan Cut Tari’ ”. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kehidupan menjadi lebih baik.
Skripsi ini merupakan program yang wajib dilaksanakan oleh setiap mahasiswa /
mahasiswi FISIP Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang telah memenuhi persyaratan yang sudah ditentukan.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis tidak lepas dari bimbingan serta bantuan dari semua pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu keberhasilan dalam penyusunan Skripsi ini, baik secara moral maupun material, diantaranya :
1. Prof.Dr.Ir. Teguh Soedarto,MP Rsektor Universitas Veteran Jawa Timur
2. Ibu Dra. Hj. Suparwati, M.si, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Juwito, S.sos, MSi, Ketua Program Studi Komunikasi FISIP UPN
“Veteran” Jatim.
4. Zainal Abidin Achmad, M.Si, M.Ed, Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, nasehat serta motivasi kepada penulis.
5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Pembangunan
Nasional “ Veteran” Jawa Timur.
6. Terima kasih ku kepada semua sahabatku The Gimbrut : I Made Swastika,
Rangga Perkasa, Ferdiansyah Yusuf, Kautsar Dimas, Kharisma Abidin, dan Hary “Monoet’s” Budi. Atas segala dukungan dan kerja samanya selama ini. Dan tidak lupa kepada sayang ku yang slalu setia menemani dan membantu pengerjaan skripsiku. I will never done withought her. I love u
7. Terima kasihku kepada teman-teman ku dan sahabatku juga di kontrakan yang selalu membantu menginpirasi diriku dalam penyelesaian laporan : Bayu
(5)
Firdaus, thank’s buat printernya. Terima kasihku juga buat Anggie yang selalu menghiburku di saat kelelahan.
8. Penulis juga banyak menerima bantuan dari berbagai pihak, baik itu berupa moril, spiritual maupun materil dalam penyusunan Skripsi ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas budi baik semua pihak yang telah membantu penulis didalam penyusunan laporan ini. Akhir kata, semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.
Penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi pembaca, khususnya mahasiswa Ilmu Komunikasi. Penulis juga menyadari jika skripsi ini jauh dari sempurna, sehingga kritik serta saran akan sangat membantu dan menjadi masukan yang berharga bagi penulis.
Surabaya, 4 Oktober 2010
(6)
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...………... … i
HALAMAN PENGESAHAN………... … ii
KATA PENGANTAR ……… iii
ABTRAKSI ……..………... … iv
DAFTAR ISI ………... … v
DAFTAR TABEL ………... xii
DAFTAR LAMPIRAN………... viii
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... ... 9
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... ... 9
1.3.1. Tujuan Penelitian... 9
1.3.2. Manfaat Penelitian... ... 9
BAB II. KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori ... 11
2.1.1. Pengertian Sikap ... 11
2.1.2. Teori S-O-R ... 14
2.1.3. Pelajar SMU sebagai Khalayak Pembaca... 16
(7)
2.1.5. Video dan Pornografi... 19
2.1.6. Surat Kabar Sebagai Kontrol Sosial ... 21
2.2. Kerangka Berpikir... 23
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Opersional dan Pengukuran Variabel ... ... 28
3.2. Komponen Sikap ...………... ... 29
3.2.1. Sikap Pelajar SMU Surabaya Pasca Pemberitaan “Kasus Video Mesum Ariel Luna Maya dan Cut Tari” di Surat Kabar Jawa Pos ……….. …… 31
3.2.2. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel ... 37
3.2.2.1. Populasi... ... 37
3.2.2.2. Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... ... 37
3.2.3. Teknik Pengumpulan Data ... ... 39
3.2.4. Metode Analisis Data... 39
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 42
4.1.1. Gambaran Umum Jawa Pos ... 42
4.2. Penyajian Data dan Analisis Data ... 48
4.2.1. Kharakteristik Responden ... 49
4.2.1.1. Usia Responden ... 49
4.2.1.2. Pendidikan Responden ... 50
4.2.1.3. Pekerjaan Responden ... 51 4.2.1.4. Deskripsi Terpaan Pemberitaan “Video Porno Ariel, Luna
(8)
Maya dan Cut Tari” di Surat Kabar Jawa Pos ... 51 4.3. Sikap Pelajar SMU di Surabaya Tentang “ Video Porno Ariel, Luna
Maya dan Cut Tari” Di Harian Jawa Pos ... 52 4.3.1. Sikap Kognitif ... 53
4.3.1.1. Mengetahui Pemberitaan Video Porno Ariel, Luna Maya dan Cut Tari Pada Harian Jawa Pos Dan Mengerti Isi Berita Tersebut ... 54
4.3.1.2. Mengetahui Tentang Siapa Yang Menyebarkan Video
Porno Tersebut Hingga Menimbulkan Gejolak Di
Masyarakat ………... 55 4.3.1.3. Mengetahui Saat Ini Ariel Dijadikan Tersangka Oleh
Pihak Kepolisian ………. 56
4.3.1.4. Mengetahui Dampak Yang Ditimbulkan Dari Tersebarnya
“Video Porno Ariel” Terhadap Masyarakat Luas ……… 57
4.3.2 Sikap Afektif ………... 58
4.3.2.1 Responden Merasa Tertarik Dengan Pemberitaan Mengenai “Video Porno Ariel, Luna Maya dan Cut Tari” Setelah Mengerti Dan Menerima Pemberitaan “ Video Porno Ariel, Luna Maya dan Cut Tari” Di Jawa Pos ……….. 59 4.3.2.2 Responden Merasa Percaya Dengan Pemberitaan Di Media
Jawa Pos Bahwa Pelaku Video Porno Tersebut Adalah Ariel ……... 60
(9)
4.3.2.3 Responden Merasa Tertarik Untuk Mencari Video Porno Ariel Yang Lain Setelah Memperhatikan Dan Mengerti Tentang Apa Yang Disampaikan Dalam Pemberitaan “ Video Porno Ariel,
Luna Maya dan Cut Tari” di Surat Kabar Jawa Pos ………….. 61
4.3.2.4 Responden Merasa Khawatir Dengan Dampak Yang Ditimbul- kan Dari Pemberitaan Mengenai Video Porno Ariel………….. 62
4.3.3 Sikap Konatif ……… 63
4.3.3.1 Pernyataan Responden Akan Mengingatkan Orang Lain Untuk Tidak Mencoba Hal Yang Sama Seperti Ariel Lakukan ……… 64
4.3.3.2 Pernyataan Responden Yang Akan Lebih Berhati-hati Lagi Dalam Menggunakan Telephone Genggamnya (HP) ……….. 65
4.3.3.3 Pernyataan Responden Akan Selalu Mengikuti Perkembangan Pemberitaan Ariel, Luna Maya dan Cut Tari ………. 66
4.3.3.4 Pernyataan Responden Akan Memberitahu Orang Lain Apabila Menemukan Video Porno Ariel Yang Lain ………. 67
4.4 Rekapitulasi Hasil Komponen Sikap (Kognitif, Afektif, dan Konatif) ... 68
4.4.1 Sikap Kognitif ... 68
4.4.2 Sikap Afektif ... 69
4.4.3 Sikap Konatif ... 70
4.5 Rekapitulasi Sikap Pelajar SMU di Surabaya Tentang “ Pemberitaan Video Porno Ariel, Luna Maya dan Cut Tari” di Surat Kabar Jawa Pos ……….. 71
(10)
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ... 72 5.2 Saran ... 73
(11)
DAFTAR TABEL
HALAMAN Tabel 1. Usia Responden ………... 51
Tabel 2. Pendidikan Terakhir Responden ... 52
Tabel 3. Pekerjaan Responden ……….. 53
Tabel 4. Pelajar Yang Pernah tidaknya Membaca Tentang Pemberitaan “Video porno Ariel,
Luna Maya dan Cut Tari” Di Surat Kabar Jawa Pos ... 54
Tabel 5. Sikap Responden Tau dan Mengerti Isi Pemberitaan Video porno Ariel, Luna Maya
dan Cut Tari Pada Harian Jawa Pos ... 56
Tabel 6. Sikap Responden Mengetahui Tentang Siapa Yang Menyebarkan “Video Porno” Tersebut Hingga Menimbulkan Gejolak Di
Masyarakat ……… 57
Tabel 7. Sikap Responden Mengetahui Saat Ini Ariel Dijadikan Tersangka Oleh
Pihak Kepolisian ………..…… 58
Tabel 8. Sikap Responden Akan Dampak Yang Ditimbulkan Dari Tersebarnya
“Video Porno Ariel" Terhadap Masyarakat Luas ……… 59
(12)
Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari di Jawa Pos ………. 60
Tabel 10. Sikap Responden Yang Percaya Bahwa Pelaku Video Porno Tersebut
Adalah Ariel ………....……… 61
Tabel 11. Sikap Responden Tentang Ketertarikanya Mencari Video Porno Ariel
Yang Lain ………. 62
Tabel 12. Sikap Responden Merasa Kwatir Akan Dampak Yang ditimbulkan dari Pemberitaan Video Porno ariel di surat Kabar jawa
Pos………. 63
Tabel 13. Sikap Responden Untuk Mengingatkan Orang Lain Agar
Tidak Melakukan Hal Yang Sama Dengan Ariel ………..………….. 64
Tabel 14. Sikap Responden Dengan Adanya Pemberitaan Ini Akan Lebih Berhati-
Hati Dalam Menggunakan(HP) ………..……….. 65
Tabel 15. Sikap Responden Akan Terus Mengikuti Perkembangan Pemberitaan Dari Video Porno Ariel …………
……… 66
Tabel 16. Sikap Responden Akan Memberitahu Orang Lain Bila Menemukan Video Porno Ariel
Yang Lain ……….. 67
Tabel 20. Sikap Kognitif Responden Tentang “ Pemberitaan Video Porno Ariel, Luna Maya dan Cut Tari” di Surat Kabar Jawa Pos……… 68
(13)
Tabel 21. Sikap Afektif Responden Tentang “ Pemberitaan Video
Porno Ariel, Luna Maya dan Cut Tari” di Surat Kabar Jawa Pos ……… 69
Tabel 22. Sikap Konatif Responden Tentang Pemberitaan “Video
Porno Ariel, Luna Maya dan Cut Tari” Di Surat Kabar Jawa Pos ………. 70
Tabel 23. Sikap Keseluruhan Responden Tentang “ Pemberitaan Video Porno Ariel, Luna Maya dan Cut Tari” di Surat Kabar
Jawa Pos ………. 72
(14)
ABSTRAKSI
KRISNA STEVERIANO, BEHAVIOR HIGH SCHOOL STUDENT SURABAYA THAT NEWSGIVING“ VIDEO PORN ARIEL LUNA MAYA AND CUT TARI”(Study Deskriptif Behavior high school student Surabaya that news giving Video Porn Ariel Luna Maya dan Cut Tari on Jawa Pos neswpaper)
This reseach meaning to know how far Behavior high school student Surabaya that news giving Video Porn Ariel Luna Maya and Cut Tari on Jawa Pos neswpaper.
Theory for use is, theory behafior, meaning of news giving and theory S-O-R (stimulus organism respon) stimulus is message abought news “Video Porn Ariel Luna Maya and Cut Tari on Jawa Pos neswpaper. Organism is recyver message and respon is behafior high school student Surabaya.
reseach metode for use is metode survey and analys type deskriptif. To know about behafihour, iam use to measure off total score about the all answer off all responden about news giving “video Porn Ariel Luna Maya and Cut Tari on Jawa Pos newspaper”. teqniuqe colleting source about this research is questioner from population high school student Surabaya. And choose 100 people and sample gets from metode multistage cluster sampling with metode analys source make distribusy frequensi.
Product of this research show is that behavior high school, student Surabaya to news giving “video Porno ariel Luna Maya and Cut Tari” on jawa pos newspaper, in kognitif aspek is positive, in afektif aspek is netral, and in konatif aspek is netral
The result of this research is show us that behavior of high school student Surabaya to news giving “video Porno Ariel Luna Maya and Cut Tari” on Jawa pos newspaper is netral. That is, high school student not influence news giving “Video Porno ariel Luna Maya and Cut tari” on jawa pos newspaper. In meaninf of netral on this is that high school student surabaya doesnt change his behavior not yet, they doesn’t concern about that news.
(15)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Media massa adalah salah satu sarana untuk memenuhi kebutuhan manusia akan informasi. Media massa akan menyajikan kegiatan atau peristiwa yang terjadi dalam kehidupan manusia. Sehingga antara keduanya tidak dapat dipisahkan dan saling membutuhkan satu sama lainnya. Berita-berita yang disajikan media massa merupakan hasil seleksi dari berbagai isu yang berkembang dalam masyarakat. Tidak semua kejadian atau peristiwa yang terjadi dalam kehidupan manusia ditampilkan oleh media massa. Media massa berhak untuk menentukan fakta apa yang akan diambil, bagian mana yang akan ditonjolkan dan dihilangkan, serta hendak dibawa kemana berita tersebut. Hal ini berkaitan dengan cara pandang atau perspektif yang digunakan oleh masing-masing media massa (Sobur, 2002:162).
Perspektif media juga akan menentukan fakta apa yang akan dipilih dan ditonjolkan. Penonjolan merupakan hasil dari memuat informasi menjadi lebih bermakna. Realitas yang disajikan secara menonjol oleh wartawan memiliki potensi untuk diperhatikan dalam mempengaruhi pembaca dalam memahami realitas.
Dalam perkembangan Media massa mempunyai dua pengertian, yakni dalam pengertian luas dan dalam pengertian sempit. Media massa dalam pengertian luas meliputi segala penerbitan, bahkan termasuk media massa elektronik, siaran radio dan televisi. Sedangkan pengertian sempit hanya terbatas pada media cetak, yakni surat kabar, majalah dan buletin. Masing-masing bentuk media tersebut memiliki kelebihan dan
(16)
kekurangan dalam menjalankan fungsinya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi. Media massa cetak termasuk didalamnya surat
kabar,majalah dan tabloid sekarang banyak diterbitkan dengan berbagai macam tema untuk berbagai segmen khalayak ( Effendy,1989 :145 ).
Salah satu bentuk media massa cetak yang saat ini juga mengalami perkembangan yang sangat cepat adalah surat kabar. Djafar Assegaff dalam bukunya “Jurnalistik Masa Kini” menyatakan surat kabar adalah :
Surat kabar adalah penerbitan berupa lembaran-lembaran yang berisi berita- berita karangan-karangan dan iklan yang dicetak dan terbit secara tetap dan periodic dan dijual untuk umum (Assegaff,1991:140)
Tanpa berita,surat kabar mungkin akan ditinggalkan oleh masyarakat dan berpaling ke media massa lainnya. Muatan berita di surat kabar sekitar 60-70 persen (Koesworo, Margontoro, Viko, 1994:72). Surat kabar cukup mudah didapatkan dan didokumentasikan sebagai referensi pencarian informasi, sehingga berita menjadi muatan yang sangat penting bagi media cetak Berita-berita yang disajikan media cetak pada umumnya seputar peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam masyarakat atau bahkan didalam pemerintahan, sehingga masyarakat mengetahui informasi-informasi yang terjadi dissekitarnya dan didalam pemerintahan. Dalam hal ini dibutuhkan kejujuran dari pihak pers dalam menyampaikan berita-berita yang akan disampaikan kepada khalayak agar
masyarakat mengetahui kejadian yang sebenarnya (Nurudin, 2003:67).
Surat kabar dalam memuat dan menampilkan berita-berita selain berasal dari wilayah nasional juga berasal dari wilayah lokal, hal ini disebabkan perkembangan media cetak dalam arus informasi kini telah mengalami kemajuan pesat, karena surat kabar sendiri
(17)
berkeinginan mengangkat taraf kehidupan masyarakat dalam menambah wawasan informasi dalam penyajian bentuk berita yang aktual.
Salah satu berita yang akhir-akhir memberi dampak yang luar biasa di masyarakat kita adalah berita mengenai “ Video Porno ariel peterpan luna maya dan cut tarii”. Seperti yang kita ketahui memang menjadi fenomena. Berbagai media cetak maupun elektronik. menjadikan berita ini sebagai headline di medianya masing-masing, terutama berita mengenai Ariel peterpan luna maya dan cut tari. Bagaimana tidak menjadi fenomenal, seorang Publik figur memberikan contoh yang tidak baik kepada khalayak luas dengan merekam kegiatan sexsualnya melalui media handphone yang akhirnya jatuh ke tangan orang yang tidak bertanggung jawab dan tersebar luas ke dunia maya.
Awal beredarnya Video Porno ini tepatnya tanggal 4 Juni 2010 Video pertama kali beredar di internet pemain lelakainya mirip dengan Ariel daan Luna Maya. Hanya lima hari setelah beredar Video Porno Ariel dan Luna Maya, muncul Video lain dengan jenis serupa. Pemain lelakinya masih sama mirip dengan Ariel. Sedangkan yang perempuan kali ini mirip dengan cut tari. Adegan suami istri ini diperkirakan dilakukan di salah satu apartemen tersebut beredar dalam durasi 8 menit 46 detik Berbeda dengan versi yang mirip Ariel-Luna, gambar adegan Ariel-Tari lebih jelas. Dan menurut praktisi multimedia Abimanyu dia menyatakan, 99 persen figur pemeran perempuan tersebut adalah cut tari. Menurut abimanyu peranti yang digunakan untuk mengambil gambar itu
sama dengan Video versi Ariel-Luna,yaitu handphone tapi, kali ini kualitas gambar
handphone tersebut sangat bagus dan yang jelas Video tersebut diambil dengan sengaja
(18)
`Cut Tari menjadi orang pertama di antara tiga pelaku yang berani angkat bicara Cut Tari membantah bila wanita dalam Video Porno bersama lelaki mirip Ariel itu adalah dirinya. Cut Tari memamparkan bahwa suami saya tidak percaya klo itu saya. Ibu saya yang melahirkan saya tidak percaya klo itu saya.dan keluarga saya tidak percaya klo itu saya (jawa pos 11 juni ). Menurut hasil penyelidikan awal diketahui, tiga Video
Ariel,Luna,dan Cut Tari itu di downloand kali pertama pada 22 Mei 2010 sumber jawa
pos menjelaskan Video tiga artis papan atas itu diungguh secara berantai dengan
memanfaatkan maiiling list dan situs komunitas dewasa (jawa pos 6 juli). Setelah
menjalani beberapa pemeriksaan akhirnya Mabes Polri menetapkan Ariel sebagai tersangka Video Porno tersebut.
Bertepatan dengan 9 Juli 2010 Mabes Polri membuat pernyataan resmi tentang
status Luna Maya dan Cut Tari itu dikeluarkan oleh Kepala Divisi Humas Mabes Polri
Inspektur Jendral Edward Aritonang. Edward menyebutkan status Luna dan Tari yang
meningkat dari saksi menjadi tersangka mulai kamis (8/7).”setelah menyelidiki serta menggali keterangan dari para saksi, saksi ahli, dan pengumpulan barang bukti status mereka resmi menjadi tersangka Luna dan Tari terjerat UU Pornografi dan pasal 282 KUHP tentang perbuatan asusila.(jawa pos 10 juli). Cut tari sempat memberikan pernyataan minta maaf sehari sebelumnya didampingi dengan sang suami Yusuf Soebrata dan pengacaranya Hotma Paris Hutapea. Dia meminta maaf kepada presiden republik indonesia Susilo Bambang Yudhoyono, Kapolri, Kabareskrim, tokoh agama, para orang tua dan seluruh masyarakat indonesia. ”atas nama pribadi dan keluarga,saya mohon maaf yang sebesar-besarnya karena telah membuat keresahan di masyarakat sambil mengusap isak tangisnya yang semakin pecah.
(19)
Pasca ditetapkan sebagai tersangka Cut Tari mulai sedikit terbuka terhadap pers.di dampingi suaminya dan pengacaranya Cut Tari memberikan keterangan kepada wartawan di kawasan Sudirman Center Business District. Tari dulu tidak mengakui klo perempuan dalam Video porno itu adalah dirinya di karenakan shock. Tari juga menjelaskan adegan dalam Video tersebut terjadi sekiutar 2006, ketika itu tari sudah menikah dengan Jusuf Soebrata suaminya pada 9 Januari 2006 memang sempat berhubungan dekat dengan vokalis band peterpan . namun tari tidak pernah melihat isi rekaman tersebut. Tari juga meminta agar Ariel dan Luna segera mengakui dan meminta maaf kepada seluruh rakyat indonesia atas kejadian ini agar semuanya cepat selesai dan tidak berlarut-larut (13 Juli 2010).
Akhirnya pada tanggal (16/7) tim gabungan Mabes Polri dan Polda Jawa Barat berhasil mengungkap penyebar pertama Video Porno Nazril Irham atau Ariel. RJ alias
Redjo (Rizal Rezaldi) seorang editor musik kelompok peterpan resmi ditahan penyidik.RJ
memperoleh file itu ketika mengutak-atik laptop Ariel. Dia adalah tenaga teknis editing
lagu di kelompok musik yang Ariel menjadi anggotanya. Hubungan keduanya dekat saling mengenal dikatakan oleh Irjen Edward Aritonang bahwa RJ sering ditegur Ariel untuk tidak mengambil data atau mengubah setting laptop pribadinya ”jadi RJ mengambil
file itu tanpa seizin Ariel” RJ datang ke Mabes Polri tanpa paksaan, Jadi berita acara
penangkapanya itu di kantor polisi.sebab,dia tidak ditangkap paksa atau terungkap tangan.(jawa pos 17 juli).
Berdasarkan konteks di atas, peneliti menempatkan media massa khususnya media cetak sebagai saluran informasi berita mempunyai peranan penting. Surat khabar sabagai bagian dari media massa dapat menjadi instrumen untuk mempengaruhi
(20)
kesadaran masyarakat. Sesuatu yang sebenarnya tidak berarti dapat menjadi berarti melalui penciptaan data-data yang disajikan media cetak, sekalipun data tersebut hanya merupakan rekaan imajiner dari sang penulis berita atau sumber berita. Hal seperti ini sering terjadi di tengah-tengah masyarakat yang masih kuat dihadapi budaya isu dan intrik, dimana berita dianggap sebagai kenyataan dan kebenaran. Pada intinya berita yang ada dalam sebuah surat kabar bisa mengarahkan kesadaran masyarakat. ( Winarko,2001:1 )
Peneliti mengambil penelitian sikap Pelajar SMU Jawa pos pasca beredarnya Video Porno Ariel, Luna Maya dan Cut Tari di surat kabar Jawa Pos karena pemberitaan mengenai Video Porno ini merupakan suatu hal fenomenal yang menimbulkan kontroversi dan perdebatan dalam masyarakat, hal itu dapat dilihat dari banyaknya protes keras dan demo yang meluas di berbagai tempat bahkan sampai aksi pencekalan terhadap ke tiga artis tersebut apabila datang ke kota tanah kelahiran masing-masing. Belum lagi setelah beredarnya Video Porno ini banyak yang di unduh oleh masyarakat baik dewasa maupun anak-anak. Para oarang tua banyak yang hawatir dengan merebaknya Video Porno ini dan pemerintahh juga sangat kesulitan dalam membendung peredaranya karena sudah sangat meluas di dunia maya. Dan juga meningkatnya tindak kejahatan yang berhubungan dengan tingkat sexsualitas di masyarakat di karenakan para pelaku biasanya menonton terlebih dahulu Video Porno khususnya Video Porno Ariel, Luna Maya dan Cut Tari.(www.detik.com). Salah satu peristiwa kriminal yang muncul akibat keberadaan Video porno ini salah satunya adalah pemberitaan 3 pemuda yang masih duduk di bangku
(21)
sekolah dasar dan SMP di benowo surabaya nekat perkosa bocah SD (www.portalkriminal.com)
Sikap pelajar SMU pembaca surat kabar Jawa Pos setelah membaca berita Video Porno Ariel,Luna Maya dan Cut Tari di harian Jawa Pos merupakan bentuk dari kecenderungan berfikir, merasa dan bertindak menghadapi obyek, situasi berupa pemberitaan tersebut di surat kabar Jawa Pos. Sikap pelajar SMU pembaca surat kabar Jawa Pos dapat dibedakan dalam 3 hal yaitu komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen konatif.
Sikap yang dimaksud adalah bagaimana respon pelajar SMU pembaca surat kabar jawa pos yang berusia 17 tahun keatas setelah membaca berita mengenai Video Porno Ariel Luna dan Cut Tari. Sedangkan alasan peneliti menggunakan surat kabar Jawa Pos, karena surat kabar Jawa Pos merupakan satu-satunya media cetak di Surabaya yang paling intens memberitakan pemberitaan mengenai Video Porno Ariel,Luna dan Cut Tari ini dan selalu menjadikan pemberitaan ini sebagai headline surat kabar jawa pos, yaitu sebanyak 17 pemberitaan.
Responden dalam penelitian ini adalah pelajar SMU pembaca surat kabar Jawa Pos yang berusia 17 tahun keatas dan yang membaca berita Video Porno Ariel,Luna dan Cut Tari di surat kabar Jawa pos. Peneliti memilih responden pembaca Jawa Pos yang berusia 17 tahun keatas. Dengan alasan pada usia ini seseorang telah memiliki kemampuan intelektual maupun ketrampilan dalam menganalisa sebuah berita dan ditunjang dengan sikap pandangan yang realistis terhadap lingkungan sosialnya sehingga dapat mengikuti perubahan zaman. (Dariyo, 2004 : 66)
(22)
Dan alasan peneliti memilih pelajar SMU Surabaya sebagai bahan kajian penelitian ini adalah dikarenakan maraknya kasus kriminal yang merebak di masyarakat khususnya kasus pemerkosaan anak-anak di bawah umur setelah menonton video porno Ariel ini. (www.portalkriminal.com) sumber data pendukung.
Sedangkan peneliti menggunakan kota Surabaya sebagai objek penelitian karena kota Surabaya merupakan kota metropolitan yang memiliki sumber informasi berita yang luas, disamping itu kota Surabaya dipilih karena jumlah pembaca surat kabar Jawa Pos paling tinggi yaitu berada di kota Surabaya, yaitu sebanyak 90,235 eksemplar per hari.
Dan Surabaya sebagai kota ke dua terbesar setelah Jakarta dengan penduduknya yang memiliki berbagai macam latar belakang dan perbedaan dalam hal ekonomi, budaya, pendidikan, dan tingkatan sosial memiliki sikap yang berbeda-beda dalam menanggapi fenomena Video Porno Ariel,Luna dan Cut Tari. Atas dasar itulah, dalam hal ini media massa khususnya media cetak surat kabar Jawa Pos memberitakan mengenai ” Video Porno Ariel, Luna dan Cut Tari ”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas,maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah : Bagaimanakah sikap Pelajar SMU Surabaya terhadap pemberitaan Video Porno Ariel, Luna dan Cut Tari di surat kabar Jawa Pos.
1.3. Tujuan Penelitian Dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian
(23)
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui sikap pelajar SMU Surabaya yang berusia 17 tahun keatas terhadap pemberitaan Video Porno ariel,Luna dan Cut Tari di surat kabar Jawa Pos.
1.3.2. Manfaat Penelitian
Hasil yang diperoleh dari penelitian sikap pelajar SMU Surabaya terhadap pemberitaan Video Porno Ariel,Luna dan Cut Tari di surat kabar Jawa Pos, diharapkan dapat :
1. Secara teoritis
Bagi kepentingan ilmiah, hasil penelitian ini diharapkan dapat mengetahui efek apa yang dihasilkan dari pembaca Jawa Pos dari pasca pemberitaan mengenai Video Porno Ariel Luna dan Cut Tari dan penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu komunikasi, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai masukan atau tambahan referensi penelitian komunikasi selanjutnya.
2. Secara praktis
Dapat digunakan sebagai acuan atau bahan masukan bagian surat kabar dalam rangka penyebaran informasi khususnya yang berkaitan dengan sikap Pelajar SMU Jawa Pos terhadap berita Video Porno Ariel Luna Maya dan Cut Tari
(24)
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Sikap
Sikap adalah suatu kecenderungan untuk memberikan reaksi yang menyenangkan atau normal terhadap suatu objek atau sebuah kumpulan objek. Sikap relatif menetap, berbagai study menunjukan bahwa sikap kelompok cenderung dipertahankan dan jarang mengalami perubahan. ( Rahmat,2001:33 )
Dapat dipahami bahwa setiap manusia dilingkupi dengan masalah-masalah yang mengharuskan untuk memiliki sikap. Sikap dikatakan sebagai respon yang akan timbul dari reaksi individu. Respon yang terjadi sangat evaluatif, berarti bentuk respon yang dinyatakan sebagai sikap itu didasari oleh proses evaluasi dalam diri individu yang memberi kesimpulan nilai terhadap stimulus dalam bentuk baik, buruk, positif dan negative, menyenangkan atau tidak menyenangkan, suka atau tidak suka, yang kemudian mengkristal sebagai potensi reaksi terhadap objek sikap. ( Rahmat,2001:40 )
Sikap terbentuk dengan adanya pengalaman dan melalui proses belajar. Dengan adanya pendapat seperti ini maka mempunyai dampak terpaan, yaitu bahwa berdasarkan pendapat tersebut bisa disusun berbagai upaya ( pendidikan, komunikasi, dan lain sebagainya ) untuk mengubah sikap seseorang.( Rahmat,2001:42 )
Pada hakekatnya,sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai komponen, dimana komponen-komponen tersebut ada 3 yaitu :
(25)
Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi, keyakinan dan pendapat yang dimiliki seseorang tentang objek sikapnya. Komponen ini berkaitan dengan proses berpikir yang menekankan pada rasionalistis dan logika. Adanya keyakinan dan evaluatif yang dimiliki seseorang diwujudkan dalam kesan baik atau tidak baik terhadap lingkungannya.
2. Komponen afektif
Komponen emosional atau perasaan seseorang yang berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang. Jadi sifatnya evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan dan sistem nilai yang dimiliki.
3. Komponen konatif
Komponen yang merupakan kecenderungn seseorang bertindak terhadap lingkungan dengan ramah, sopan, bermusuhan, menentang, melaksanakan dengan baik dan lain sebagainya. ( Gito Sudarmo, 2004 : 24-25 )
Dari penjelasan diatas jika dikaitkan dengan tujuan komunikasi yang penting ialah bagaimana caranya agar suatu pesan (isi, content) yang disampaikan komunikator itu menimbulkan dampak atau efek tertentu pada komunikan, maka tedapat hubungan yaitu antara sikap dan dampak yang dihasilkan dari media televisi pada isi pesan yang disampaikan komunikator kepada komunikan, adapun dampak yang dapat diklasifikasikan menurut kadarnya berikut:
(26)
Efek kognitif adalah yang timbul pada komunikan yang menyebabkan seseorang menjadi tahu. Dampak kognitif terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami atau dipersepsi khalayak. Dampak ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan, ketrampilan, kepercayaan atau informasi.
b. Efek Afektif
Efek afektif timbul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi atau dibenci khalayak. Disini tujuan komunikator bukan hanya sekedar supaya komunikan tahu, tetapi juga hatinya.
c. Efek Konatif
Efek konatif merujuk pada behavioural atau perilaku nyata yang dapat diamati, yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan atau kebiasaan berperilaku. (Rakhmat, 2005:219).
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dijelaskan bahwa akan terjadi perubahan sikap komunikan apabila komunikasi yang dilakukan antara komunikator dengan komunikan mempunyai efek, apabila komunikasi yang dilakukan antara komunikator ”gagal” maka tidak akan terjadi perubahan sikap pada komunikan. Dalam penelitian ini menunjukkan kecenderungan sikap positif, netral, atau negatif dengan melihat jumlah skor yakni sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), setuju (S), dan sangat setuju (SS). Dengan demikian, dapat dipertegas bahwa untuk mengetahui sikap komunikan dapat diketahui melalui efek komunikasi.
2.1.2. Teori S-O-R
Teori S-O-R berasal dari psikologi, dan dengan perkembangan komunikasi, maka menjadi teori komunikasi yang disebabkan oleh objek materinya sama, yakni
(27)
manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen perilaku, sikap, opini, kognisi, afeksi, dan konasi. Efek akan muncul dari reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Unsur-unsur yang terdapat dalam model ini adalah : Stimulus (pesan), Organisme (komunikan), Respon (Efek) (Effendy, 2000 : 254). Unsur-unsur dalam model ini meliputi :
a. Pesan (stimulus), merupakan pesan yang disampaikan komunikator kepada
komunikan. Pesan yang disampaikan tersebut dapat berupa tanda atau lambang.
b. Komunikan (organisme), merupakan keadaan komunikan di saat menerima pesan.
Pesan yang disampaikan oleh komunikator diterima sebagai informasi, dan komunikan akan memperhatikan informasi yang disampaikan komunikator. Perhatian di sini diartikan bahwa komunikan akan memperhatikan setiap pesan yang disampaikan melalui tanda dan lambang. Selanjutnya komunikan mencoba untuk mengartikan dan memahami setiap pesan yang disampaikan komunikator.
c. Efek (respon), merupakan dampak daripada komunikasi. Efek dari komunikasi
adalah perubahan sikap, yaitu sikap afektif, kognitif, dan konatif (Effendy, 2000:255).
Menurut teori ini efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Selain itu teori menjelaskan tentang pengaruh yang terjadi pada pihak penerima sebagai akibat dari ilmu komunikasi ( McQuail, 1994:234 ). Akibat atau pengaruh yang terjadi merupakan suatu reaksi tertentu dari rangsangan tertentu.
(28)
Artinya stimulus dan dalam bentuk apa pengaruh atau stimulus tersebut tergantung dari isi pesan yang ditampilkan.
Jika unsur stimulus berupa pesan, unsur organisme berupa perhatian, pengertian dan penerimaan komunikan dan unsur respon berupa efek maka sangat tepat jika peneliti menggunakan teori O-R untuk dipakai sebagai pijakan teori dalam penelitian. Teori S-O-R dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 1 : Model Teori S-O-R ( Effendy, 2003 : 255 )
Menurut gambar ini model di atas menunjukan bahwa stimulus atau pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan berupa ” Pemberitaan Video Porno Ariel Luna Maya dan Cut Tari ” di Jawa Pos. Mungkin diterima atau mungkin saja terjadi penolakan. Dalam tahapan berikutnya bila komunikan menerima stimulus atau pesan yang disampaikan, maka akan memperhatikan. Proses selanjutnya komunikan tersebut mengerti dari pesan yang yang telah disampaikan. Dan proses terakhir adalah kesediaan diri komunikan untuk mengubah sikap yang menandakan keberhasilan dalam proses komunikasi. ( Effendy, 2003:256 )
2.1.3. Pelajar SMU sebagai khalayak Pembaca Organisme
a. Perhatian b. Pengertian c. Penerimaan
Response ( Perubahan Sikap )
a. Kognitif b. Afektif c. Konatif Stimulus
(29)
Dinamika masyarakat dalam memperoleh informasi-informasi atau berita di media massa jelas menentukan seberapa jauh media massa tersebut dalam hal ini adalah media massa cetak ( surat kabar ) itu mempunyai dampak yang menyentuh di kehidupan masyarakat. Dampak tersebut meliputi aspek kepribadian khalayak secara emosional, intelektual maupun sosial, setiap proses komunikasi selalu ditujukan kepada pihak tertentu sebagai penerima pesan yang disampaikan oleh komunikator.
Masyarakat di sini adalah masyarakat yang menjadi pembaca dari media massa cetak ( surat kabar ) yang bersangkutan di mana pembaca tersebut heterogen, anonim, dan banyak sekali jumlahnya, serta berasal dari semua lapisan sosial dalam sosiologi komunikasi massa. ( Sutaryo, 2005:114 )
Masyarakat Surabaya di sini merupakan khalayak sasaran ( target audience ).
Khalayak masyarakat sasaran dalam penelitian ini dilakukan pada responden yang berusia 17 tahun keatas. Dengan alasan pada usia ini seseorang telah memiliki kemampuan intelektual maupun ketrampilan dalam menganalisa sebuah berita dan ditunjang dengan sikap pandangan yang realistis terhadap lingkungan sosialnya sehingga dapat mengikuti perubahan zaman. (Dariyo, 2004 : 66)
2.1.4. Pengertian Berita
Dean M.Lyle Spencer dalm bukunya yang berjudul News Writings, yang kemudian dikutip oleh George Fox Mott ( News survey Journalism ), menyatakan bahwa
:
” Berita dapat didefinisikan sebagai setiap fakta yang akurat atau suatu ide yang dapat menarik perhatian bagi sejumlah besar pembaca”
(30)
” Berita adalah laporan yang tepat waktu mengenai fakta atau opini yang memiliki daya tarik atau hal penting atau kedua-duanya bagi masyarakat luas”
Cakupan tersebut dapat dicatat bahwa kata-kata seperti fakta, akurat, ide, tepat waktu, menarik, penting,opini dan sejumlah pembaca merupakan hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian. Dengan demikian disimpulkan bahwa berita adalah suatu fakta, ide atau opini aktual yang menarik dan akurat serta dianggap penting bagi sejumlah besar pembaca, pendengar, penonton. ( Muda, 2003:22 )
Sebuah berita menjadi menarik untuk dibaca, didengar, atau ditonton. Jika berita tersebut memiliki nilai atau bobot yang berbeda antara satu dan yang lainnya. Nilai berita tersebut sangat tergantung pada pertimbangan seperti berikut:
a. Timeliness
Timeliness berarti waktu yang tepat, artinya memiliki berita yang akan disajikan harus sesuai dengan waktu yang dibutuhkan oleh masyarakat pemirsa atau pembaca.
b. Proximity
Proximity artinya kedekatan. Kedekatan di sini maknanya sangat bervariasi yakni dapat berarti dekat dilihat dari segi lokasi, pertalian, ras, profesi, kepercayaan, kebudayaan maupun kepentingan terkait lainnya.
c. Prominence
Prominence artinya adalah orang yang terkemuka. Semakin seseorang itu terkenal maka akan semakin menjadi bahan yang menarik pula.
(31)
d. Consequence
Consequence artinya konsekuensi atau akibat. Pengertiannya yaitu, segala tindakan atau kebijakan, peraturan, perundangan dan lain-lain yang dapat berakibat merugikan atau menyenangkan orang banyak merupakan bahan berita yang menarik
e. Conflict
Conflict ( konflik ) memiliki nilai berita yang sangat tinggi karena konflik adalah bagian dalam kehidupan. Di sisi lain berita adalah sangat berhubungan dengan peristiwa kehidupan.
f. Development
Development ( pembangunan ) merupakan materi berita yang cukup menarik apabila reporter yang bersangkutan mampu mengulasnya dengan baik.
g. Disaster and crimes
Disaster ( bencana ) dan crimes ( kriminal ) adalah 2 peristiwa berita yang pasti akan mendapatkan tempat bagi para pemirsa dan penonton.
h. Weather
Weather ( cuaca ) di Indonesia atau di negara-negara yang berada di sepanjang garis khatulistiwa memang tidak banyak terganggu.
i. Sport
Berita olah raga sudah lama daya tariknya
(32)
Kisah-kisah yang dapat membangkitkan emosi manusia seperti lucu, sedih, dramatis, aneh dan ironis merupakan peristiwa dari segi human interest. ( Muda, 2003 : 29-39 )
2.1.5. Video dan Pornografi
Video sendiri merupakan sebuah format MPEG yang ditemukan pada era tahun 90-an.berbagai tayangan Video dan film bisa dikonversi menjadi format digital dengan cepat dan disebarkan dalam bentuk kepingan CD.lalu lahirlah teknologi Video CD player dengan cakram putar yang disebut VCD
Pornografi didefinisikan di dalam islam sudah jelas bahwa ukuran yang dipakai adalah masalah aurat, cara berbicara, berpikir, dan segala hal yang berkaitan erat dengan hal yang dilarang agama. pornografi adalah substansi dalam media massa atau alat komunikasi yang dibuat untuk menyampaikan gagasan tentang seks, cabul atau erotika. Biasanya aksi porno digambarkan dengan lukisan atau gambar yang kemudian dikonsumsi publik lewat media cetak. Sedangkan pornoaksi adalah perbuatan, sikap, perilaku, gerakan tubuh ataupun suara yang erotis dan sensual, baik yang dilakukan dengan sengaja ataupun tidak sengaja, secara perseorangan atau berkelompok.
Meski tidak sepenuhnya disebabkan oleh media massa, namun suguhan berita serta tayangan yang mengusung tema seksualitas berikut derivasinya secara tak langsung telah memantik imajinasi publik (sony set :13-14)
Dr. Bryant berkomentar, ”pornografi dapat menghilangkan nilai moral dalam individu.Mengakibatkan kehilangan rasa percaya diri individu. Mengakibatkan kehilangan rasa percaya (religii), melupakan keluarga,komitmen ,melupakan cinta, dan
(33)
melupakan ikatan pernikahan. Pornografi membentuk jiwa hedoisme, membuat segalanya boleh dilakukan.
Konteks porno sendiri ketika dikonsepkan dalam sebuah batasan yang menjadi ukuran bersama untuk menjelaskan sebuah fenomena porno, baik itu pornografi, pornoaksi, pornosuara, pornoteks maupun pornomedia, merupakan sebuah konsep yang bergerak cepat dari waktu ke waktu, bahkan seirama
dengan perkembangan dan perubahan sosial masyarakat, konteks dan defenisi porno lebih banyak berada pada wilayahanomali dan krisis (menggunakan istilah Kuhn), dari pada berada pada wilayah order. Wacana megenai konteks dan
defenisi porno selalu memiliki jarak waktu dan generasi yang panjang. Wacana konteks selalu meninggalkan wacana
defenisi, begitu pula generasi muda meninggalkan konsep-konsep generasi tua, karena perubahan sosial yang cepat.Wacana konteks dan defenisi yang berjarak, juga memberi pengaruh terhadap sikap dan perilaku orang terhadap fenomena porno. Sikap dan perilaku juga selalu berjarak ketika kedua wilayah (manusia) ini dihadapkan pada fenomenaporno. Pada tataran sikap orang belum tentu menerima porno begitu pula pada tataran perilaku belum tentu orang melakukan tindakan-tindakan porno. Dengan kata lain, antara sikap dan perilaku ada perbedaan yang menyangkut polatindakan orang pada fenomena porno.
Jadi substansi pengaturan dari defenisi porno ini menyinggung hak-hak pribadi seseorang, sedangkan hak-hak itu sendiri adalah kebutuhan mendasar setiap orang dalam masyarakat, sehingga tidak pantas apabila ada sekelompok orang atau negara yang bertindak sebagai sumber distribusi norma-norma yang mengatur hak-hak pribadi ini
(34)
sementara ia sendiri bagian dari distribusi itu yang ikut juga menikmati porno. (Burhan Bungin, erotica media massa 2001)
2.1.6. Surat Kabar Sebagai Kontrol Sosial
Menegakkan nilai-nilai demokrasi, memperjuangkan keadilan dan kebenaran serta hak-hak asasi manusia merupakan contoh idealisme yang harus senantiasa diperjuangkan oleh pers. Idealisme yang melekat pada pers harus dijabarkan dalam pelaksanaan fungsinya sebagai media informasi, pendidikan, hiburan dan kontrol sosial yang konstuktif dengan menyalurkan segala aspirasi masyarakat. ( Sumardiria, 2005:46 ). Sementara ( Sumandiria, 2005:32-35 ) dalam Jurnalistik Indonesia menunjukan 5 fungsi pers yaitu :
1. Fungsi Informasi, sebagai sarana untuk menyampaikan informasi
secepat-cepatnya kepada masyarakat yang seluas-luasnya yang aktual, akurat, faktual dan bermanfaat.
2. Fungsi Edukasi, makhsudnya di sini informasi yang disebarluaskan pers
hendaknya dalam kerangka mendidik. Dalam istilah sekarang pers harus mau dan mampu memerankan dirinya sebagai guru pers.
3. Fungsi Hiburan, pers harus mampu memerankan dirinya sebagai wahana
hiburan yang menyenangkan sekaligus menyehatkan bagi semua lapisan masyarakat.
4. Fungsi Kontrol sosial atau koreksi, pers mengemban fungsi sebagai pengawas pemerintah dan masyarakat. Pers akan senantiasa menyalak ketika melihat penyimpangan dan ketidakadilan dalam suatu masyarakat atau negara.
(35)
5. Fungsi Mediasi, dengan fungsi mediasi pers mampu menjadi fasilitator atau mediator menghubungkan tempat yang satu dengan yang lain. Peristiwa yang satu dengan peristiwa lain, atau orang yang satu dengan yang lain.
Kontrol sosial menurut J.S Roucek dalam pengendalian sosial (1987 : 2 ), adalah sekelompok proses yang direncanakan atau tidak yang mana individu diajarkan atau dipaksa untuk menerima cara-cara dan nilai kehidupan kelompok.
Dari definisi ini menonjol sifat kolektif dan usaha kelompok untuk mempengaruhi individu agar tidak menyimpang dari apa yang oleh kelompok dinilai sangat baik. Dalam hubungan ini individu bahkan dapat dipaksa untuk perlu bertindak bertentangan dengan keinginannya untuk mengikuti nilai-nilai yang benar menurut kepentingan bersama.
Sedangkan pengertian lain dari kontrol sosial ( Susanto, 2000:115 ) adalah tekanan mental setiap individu dalam bersikap dan bertindak sesuai dengan penilaian kelompok. Dalam hal ini sebenarnya kontrol sosial bertujuan:
1. Menyadarkan individu tentang apa yang sedang dilakukannya
2. Mengadakan himbauan kepada individu untuk mengubah sikap diri
3. Perubahan sikap yang kemudian diusahakan untuk menjadi norma baru
( Susanto, 2000:116 )
2.2. Kerangka Berpikir
Ariel yang kini menjadi tersangka dalam Video porno yang beberapa waktu lalu sempat menggunjang media nasional bahkan mendunia, dimana Video itu sendiri terdiri dari dua bagian, yang pertama Video Ariel dengan Luna Maya, dan kemudian
(36)
beredar lagi Video Ariel dan Cut Tari. Karena begitu besarnya arus media yang memberitakan Ariel tempo hari, khususnya semula Video yang dibintangi Ariel tersebut cuma sebatas dugaan karena pelakon Video itu sendiri mirip dengan pentolan band Peterpen tersebut, dan kini memang sudah dipastikan bahwa Video itu memang dibintangi oleh Ariel. Atas penetapan Ariel sebagai pemeran dalam Video porno yang sempat menghebohkan itu, status Ariel kini telah berubah menjadi tersangka. Selain menjadi tersangka dalam Video Porno, Ariel ditahan pula oleh pihak Polisi.Ariel sudah jadi tersangka dan ditahan. Ia dijerat melakukan tindakan pornografi.
masyarakat Indonesia sudah cerdas secara spiritual dan emosional, mengingat bangsa ini tertinggal dari bangsa-bangsa kecil lain seperti Malaysia, Vietnam, Singapura, dan Kaboja. Masyarakat kebanyakan mengeluh atas maraknya tradisi korupsi, pengerusakan lingkungan hidup yang menyebabkan bencana banjir, tanpa melakukan gerakan apa-apa.Dalam teori modern, muncul pengembangan kecerdasan spiritual dan emosional. Jika kecerdasan spiritual, intelektual, dan emosional dikembangkan secara bersama-sama dalam setiap diri seseorang, kemungkinan besar bangsa ini lebih tangguh dalam persaingan global.
Dalam hal ini, banyaknya masyarakat yang belum sadar akan bagaimana dampak kegiatan yang mereka lakukan bila kegiatan itu menyimpang dan terendus oleh media dan di ketahui oleh masyarakat. Bahkan sosok seorang publik figur yang seharusnya mampu memberikan contoh yang baik di masyarakat,agar segala yang di lakukan publik figur kegiatan yang baik dapat ditiru oleh masyarakat, namun malah berbuat hal yang tidak senonoh dengan merekam kegiatan sexualnya yang pada akhirnya merebak ke masyarakat dan membuat gejolak sosial dan dampak yang luar biasa bagi
(37)
kalangan muda-mudi indonesia. ini menunjukkan di masyarakat kita masih banyak kekurangan baik dalam hal keimanan maupun ilmu pengetahuan. Akibatnya masyarakat lebih suka memilih melakukan hal-hal yang tidak baik dan tidak benar namun dianggapnya benarr seolah itu semua jalan pintas dari semua permasalahan yang mereka punya..
Surabaya sebagai kota ke dua terbesar setelah Jakarta dengan penduduknya yang memiliki berbagai macam latar belakang dan perbedaan dalam hal ekonomi, budaya, pendidikan, dan tingkatan sosial memiliki sikap yang berbeda-beda dalam menanggapi fenomena Video Porno Luna Maya dan Cut Tari. Atas dasar itulah, dalam hal ini media massa khususnya media cetak surat kabar Jawa Pos memberitakan mengenai ” Video Porno Ariel Luna Maya dan Cut Tari ”. Surat kabar Jawa Pos merupakan satu-satunya media cetak di Surabaya yang paling intens memberitakan pemberitaan mengenai Video Porno Ariel Luna Maya dan Cut Tari dan selalu
menjadikan pemberitaan ini sebagai headline surat kabar mereka, yaitu sebanyak 17
pemberitaan.
Hal ini sesuai dengan fungsi pers yaitu sebagai mediasi dan penyebar informasi yang obyektif dan edukatif, selain itu juga melakukan kontrol sosial yang konstruktif menyalurkan aspirasi masyarakat, meluaskan komunikasi dan peran serta positif bagi masyarakat. ( Sumadiria, 2005:35 )
Teori S-O-R singkatan dari Stimulus-Organisme-Response. Stimulus sendiri berarti pesan diantara dua unsur komunikasi yaitu komunikator dan komunikan. Komunikator memberikan pasan berupa tanda, lambang, dan gambar kepada komunikan. Organisme berarti diri komunikan sebagai penerima pesan atau informasi dari
(38)
komunikator. Setelah komunikan memberikan tanda, lambang maupun gambar, kemudian komunikan merespon dengan cara memperhatikan dan memahami pesan yang disampaikan. Selanjutnya response diartikan efek sebagai akhir dalam proses komunikasi yang menimbulkan perubahan kognitif, afektif dan konatif pada diri komunikan. Dampak atau pengaruh yang terjadi merupakan suatu reaksi tertentu dari rangsangan tertentu ( Rahmat, 2005:35 ). Dan definisi dari efek kognisi tersebut adalah perubahan pengetahuan.
Menurut teori ini efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Selain itu teori menjelaskan tentang pengaruh yang terjadi pada pihak penerima sebagai akibat dari ilmu komunikasi ( McQuail, 1994:234 ). Akibat atau pengaruh yang terjadi merupakan suatu reaksi tertentu dari rangsangan tertentu. Artinya stimulus dan dalam bentuk apa pengaruh atau stimulus tersebut tergantung dari isi pesan yang ditampilkan.
Dalam penelitian ini, peneliti ingin meneliti sikap pelajar SMU Surabaya karena stimuli dalam hal ini pesan akan diterima bila ada perhatian, pengertian, dan penerimaan dari khalayak yang menjadi obyek dalam penelitian ini. Selanjutnya setelah menerima pesan atau stimulus berikutnya akan terjadi perubahan sikap oleh khalayak tersebut.
(39)
Gambar 2 : Bagan kerangka berpikir Sikap Pelajar SMU pembaca Jawa Pos tentang
Pemberitaan” Video
Porno Ariel Luna Maya dan Cut Tari ” di Surat Kabar Jawa Pos. Stimulus:
Berita “ Video Porno Ariel Luna Maya dan Cut Tari” di
surat kabar Jawa Pos a. Pesan
Pelajar SMU Surabaya yang membaca pemberitaan “ Video Porno Ariel Luna Maya
dan Cut Tari” di Surat Kabar Jawa Pos sebagai
khalayak Pembaca a. Perhatian b. Pengertian c. Penerimaan
Sikap Pelajar SMU pembaca Jawa Pos tentang pemberitaan “
Video
Porno Ariel Luna Maya dan Cut Tari” di Jawa
Pos
a. Efek Kognitif b. Efek Afektif c. Efek Konatif
(40)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Adapun pengertian dari penelitian deskriptif adalah penelitian yang hanya memaparkan situasi atau peristiwa (Rakhmat, 2002 : 24). Metode deskriptif bertujuan melukiskan secara sistematis fakta ataupun karakteristik populasi tertentu secara faktual dan cermat (Rakhmat, 2002 : 22). Penelitian ini menggunakan data kuantitatif yaitu data yang kongkrit (tangible) dan terukur (Ruslan, 2003 : 28).
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi operasional di sini dimaksudkan untuk menjelaskan indikator dari variabel penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai variabel yang terjadi pada pembaca Jawa pos yang berusia 17 tahun keatas yang menjadi obyek penelitian itu kemudian menarik ke permukaan sebagai suatu ciri atau gambaran tentang kondisi , situasi ataupun variabel tertentu (Bungin, 2001 : 48). Penelitian ini dipusatkan untuk mengetahui sikap pelajar SMU pembaca tentang pasca pemberitaan Video Porno Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari di surat kabar Jawa Pos. untuk lebih mudah pengukurannya, maka dapat dioperasionalkan sebagai berikut :
3.2. Komponen Sikap
(41)
Video Porno Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari di Jawa Pos merupakan bentuk dari kecenderungan berfikir, merasa dan bertindak menghadapi obyek, situasi berupa pemberitaan tersebut di surat kabar Jawa Pos. Sikap pembaca surat kabar Jawa Pos dapat dibedakan dalam 3 hal yaitu komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen konatif.
1. Komponen kognitif yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi
yang dimiliki seseorang mengenai objek sikap dalam hal ini adalah sikap Pelajar SMU pembaca Jawa Pos pasca pemberitaan seputar Video Porno Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari, yaitu
a. Mengetahui pemberitaan mengenai Video Porno Ariel, Luna Maya, dan
Cut Tari.
b. Mengetahui siapa-siapa saja pelaku yang menyebarkan Video Porno
tersebut sehingga menimbulkan gejolak di masyakat lewat pemberitaan Video Porno Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari di surat kabar Jawa Pos.
c. Mengetahui dampak yang ditimbulkan Video Porno ini setelah membaca
dan memahami pemberitaan Video Porno Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari di Surat Kabar Jawa Pos.
2. Komponen afektif yaitu berhubungan dengan perasaan seperti khawatir,
ketakutan dan kecemasan seseorang mengenai obyek sikap dalam hal ini adalah sikap Pelajar SMU pembaca Jawa Pos pasca pemberitaan Video Porno Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari di surat Kabar Jawa Pos, yaitu :
(42)
a. Merasa tertarik dengan pemberitaan mengenai ”Video Porno Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari” setelah membaca dan memahami pemberitaan Video Porno Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari di Surat Kabar Jawa Pos.
b. Merasa percaya bahwa pelakunya adalah artis (publik Figur) yang menjadi idola banyak kalangan masyarakat setelah membaca dan memahami pemberitaan mengenai Video Porno Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari di Surat Kabar Jawa Pos.
c. Merasa tertarik untuk mencoba merekam kegiatan sexual dan melakukan
kegiatan sexual di luar ketentuan yang ada setelah membaca dan memahami pemberitaan mengenai Video Porno Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari di Surat Kabar Jawa Pos.
d. Merasa khawatir dengan dampak yang ditimbulkan dari pemberitaan .
Video Porno Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari di Surat Kabar Jawa Pos.
3. Komponen konatif yaitu kecenderungan perubahan sikap atau perilaku
seseorang tentang pasca pemberitaan Video Porno Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari di Surat Kabar Jawa Pos, yaitu :
a. Adanya kecenderungan responden untuk mengingatkan orang lain untuk
tidak mencoba melaukuakn hal yang sama seperti artis tersebut setelah membaca pemberitaan mengenai Video Porno Ariel Luna Maya dan Cut Tari.
(43)
b. Adanya kecenderungan responden untuk berusaha lebih berhati-hati menggunakan perangkat telephone gengamnya setelah membaca pemberitaan mengenai Video Porno Ariel Luna Maya dan Cut Tari.
c. Adanya kecenderungan responden untuk memberitahu apabila
menemukan Video porno ke tiga artis tersebut setelah membaca pemberitaan mengenai Video Porno Ariel Luna Maya dan Cut Tari.
d. Adanya kecenderungan responden untuk selalu mengikuti perkembangan
pasca pemberitaan Video Porno Ariel Luna Maya dan Cut Tari
3.2.1. Sikap Pelajar SMU surabaya Pasca Pemberitaan “ Video Porno Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari” di Surat Kabar Jawa Pos .
Sikap adalah kecenderungan untuk memberikan reaksi yang menyenangkan, tidak menyenangkan atau netral terhadap suatu obyek atau sebuah kumpulan obyek. Sikap relatif menetap, berbagai studi menunjukan bahwa sikap kelompok cenderung dipertahankan dan jarang mengalami perubahan. ( Rahmat,
2001:39 ).
Sikap pelajar SMU Surabaya pembaca surat kabar Surya setelah membaca berita Video Porno Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari di harian Jawa Pos merupakan bentuk dari kecenderungan berfikir, merasa dan bertindak menghadapi obyek, situasi berupa pemberitaan tersebut di surat kabar Jawa Pos. Sikap Pelajar
(44)
SMU pembaca surat kabar Jawa Pos dapat dibedakan dalam 3 hal yaitu komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen konatif.
1. Komponen kognitif yang tersusun atas dasar pengetahuan atau
informasi yang dimiliki seseorang mengenai objek sikap dalam hal ini adalah sikap Pelajar SMU pembaca Jawa Pos pasca pemberitaan Video Porno Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari di harian Jawa Pos
a. Mengetahui pemberitaan mengenai Video Porno Ariel,
Luna Maya dan Cut Tari.
b. Mengetahui siapa-siapa saja pelaku yang menyebarkan
Video Porno tersebut sehingga menimbulkan gejolak di masyakat lewat pemberitaan Video Porno Ariel, Luna Maya dan Cut Tari di surat kabar Jawa Pos.
c. Mengetahui dampak yang ditimbulkan Video Porno ini
setelah membaca dan memahami pemberitaan Video Porno Ariel, Luna Maya dan Cut Tari di Surat Kabar Jawa Pos.
2. Komponen afektif yaitu berhubungan dengan perasaan seperti
khawatir, ketakutan dan kecemasan seseorang mengenai obyek sikap dalam hal ini adalah sikap Pelajar SMU pembaca Jawa Pos
(45)
pasca pemberitaan. Video Porno Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari di surat kabar Jawa Pos, yaitu :
a. Merasa tertarik dengan pemberitaan mengenai Video Porno Ariel,
Luna Maya, dan Cut Tari setelah membaca dan memahami pemberitaan Video Porno Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari di Surat Kabar Jawa Pos.
b. Merasa percaya bahwa pelakunya adalah artis (publik Figur) yang
menjadi idola banyak kalangan masyarakat setelah membaca dan memahami pemberitaan mengenai Video Porno Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari di Surat Kabar Jawa Pos.
c. Merasa tertarik untuk mencoba merekam kegiatan sexual dan
melakukan kegiatan sexual di luar ketentuan yang ada setelah membaca dan memahami pemberitaan mengenai Video Porno Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari di Surat Kabar Jawa Pos.
d. Merasa khawatir dengan dampak yang ditimbulkan dari pemberitaan.
Video Porno Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari di Surat Kabar Jawa Pos.
2. Komponen konatif yaitu kecenderungan perubahan sikap atau perilaku
seseorang tentang pasca pemberitaan Video Porno Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari di surat kabar Jawa Pos, yaitu :
(46)
b) Adanya kecenderungan responden untuk mengingatkan orang lain untuk tidak mencoba melaukuakn hal yang sama seperti artis tersebut setelah membaca pemberitaan mengenai Video Porno Ariel Luna Maya dan Cut Tari.
c) Adanya kecenderungan responden untuk lebih berhati-hati
menggunakan perangkat telephone gengamnya setelah membaca pemberitaan mengenai Video Porno Ariel Luna Maya dan Cut Tari.
d) Adanya kecenderungan responden untuk memberitahu apabila
menemukan Video porno ke tiga artis tersebut setelah membaca pemberitaan mengenai Video Porno Ariel Luna Maya dan Cut Tari.
e) Adanya kecenderungan responden untuk selalu mengikuti
perkembangan pasca pemberitaan Video Porno Ariel Luna Maya dan Cut Tari
Untuk mengetahui sikap Pelajar SMU pembaca Jawa Pos tentang pemberitaan Video Porno Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari di surat kabar Jawa Pos, diukur dengan alternatif pilihan yang dinyatakan dalam pernyataan untuk mengukur komponen kognitif, afektif, dan konatif dinyatakan dalam jumlah skor. Yaitu :
Sangat setuju (SS) = skor 4
Setuju (S) = skor 3
Tidak Setuju (TS) = skor 2
(47)
Pilihan jawaban hanya di golongkan menjadi 4 kategori jawaban dengan
meniadakan jawaban “ragu-ragu” ( undecided ), alasannya menurut Hadi ( 1986:20)
adalah sebagai berikut :
a) Kategori undecided memiliki arti ganda, bisa diartikan belum bisa memberikan
jawaban, netral dan ragu-ragu. Kategori jawaban yang memiliki arti ganda instrument
f) Tersedianya jawaban di tengah, menimbulkan multi interpretable. Hal ini tidak
diharapkan dalam kecenderungan menjawab ke tengah ( central tendency ),
terutama bagi mereka yang ragu-ragu akan kecenderungan jawabannya.
g) Disediakannya jawaban di tengah akan menghilangkan banyaknya data
penelitian, sehingga mengurangi banyaknya informasi yang dapat dijaring responden.
Maka selanjutnya batasan-batasan dalam menentukan lebar interval dari pernyataan di atas yang akan dijawab yaitu dengan menggunakan rumus :
Interval = Skor Jawaban Tertinggi – Skor Jawaban Terendah Jenjang yang diinginkan
Keterangan :
Interval : Berdasarkan dari setiap tingkatan
Skor tertinggi : Perkalian antara skor tertinggi dengan jumlah item
(48)
Skor terendah : Perkalian antara nilai terendah dengan jumlah nilai item pertanyaan
Maka interval penelitian ini adalah :
(4x 4 ) – ( 4 x 1 ) ( 16 )-( 4 ) 12 Interval = 3 = 3 = 3 = 4
Positif = 12 - 16 Netral = 8 - 11 Negatif = 4 - 7
Sikap Pelajar SMU pembaca Jawa Pos pasca pemberitaan Video Porno Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari di surat kabar Jawa Pos di kategorikan ke dalam 3 kategori yaitu positif, negatif , netral. Dikatakan positif jika pembaca Jawa Pos tersebut melakukan sikap mendukung yang berhubungan dengan informasi dalam pemberitaan “ Video Porno Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari” di surat kabar Jawa Pos. Sementara dikatakan negatif jika pembaca Jawa Pos tersebut menyatakan tidak setuju atau tidak mendukung terhadap pemberitaan “ Video Mesusm Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari” di surat kabar Jawa Pos. Dan dikatakan netral jika pembaca Jawa Pos tersebut cenderung tidak mengalami perubahan sikap atau tidak memberikan pandapatnya tentang pemberitaan “ Video Mesusm Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari” di surat kabar Jawa Pos.
3.2.2. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel
(49)
Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah pelajar SMU Surabaya yang berusia 17 tahun keatas yang membaca pemberitaan mengenai Video Porno Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari di Surat kabar Jawa Pos. Dengan alasan pada usia ini seseorang telah memiliki kemampuan intelektual maupun ketrampilan dalam menganalisa sebuah berita dan ditunjang dengan sikap pandangan yang realistis terhadap lingkungan sosialnya sehingga dapat mengikuti perubahan zaman. (Dariyo, 2004 : 66)
Disisi lain kota Surabaya dipilih sebagai populasi karena jumlah pembaca surat kabar Jawa Pos paling tinggi yaitu berada di kota Surabaya, yaitu sebanyak 90,235 eksemplar per hari. Jumlah populasi masyarakat Surabaya yang berusia 17 tahun keatas adalah sebanyak 2,013,405 jiwa. (Badan Pusat Statistik Kota Surabaya, 2007)
3.2.2.2. Sampel dan Teknik Penarikan Sampel
Teknik sampling yang digunakan adalah teknik non probability sampling, yaitu Purposive Sampling. Non probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak menggunakan teori probability, artinya tidak memberikan peluang ( kesempatan ) yang sama baik setiap unsur-unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Sedangkan Purposive Sampling adalah pemilihan sampel berdasarkan pada persyaratan tertentu yang dianggap mempunyai sangkut pautnya dengan karateristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Persyaratan tersebut adalah responden yang termasuk dalam pembaca Jawa Pos di kota Surabaya yang membaca pemberitaan Video Porno Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari di harian Jawa Pos. Dalam penelitian ini jumlah populasi masyarakat Surabaya adalah 2,013,405 orang yang terdiri dari:
(50)
Laki-laki : 989,164 Orang Perempuan : 1,024,241 Orang
Jumlah : 2,013,405 Orang
Berdasarkan pra penelitian yang dilakukan peneliti, diperoleh data masyarakat Surabaya yang berusia 17 tahun keatas. Dari data tersebut diperoleh penghitungan sebagai berikut :
Untuk mencari jumlah atau nilai sampel, maka digunakan rumus Yamane (Rahmat, 2001 : 82) sebagai berikut :
N n= ________
N (d²)+1
Keterangan :
n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi
d = Presisi (presisi derajat ketelitian =0,1) Menggunakan rumus diatas sebagai berikut : 2,013,405
n= _____________ 2,013,405.(0.1²)+1 2,013,405 n= _____________ 20,134.05 n= 100
(51)
jadi didapatkan sampel yang diambil di kota Surabaya sebanyak 100 orang
3.2.3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh langsung dari responden berdasarkan data primer dan data sekunder. Yang dimaksud data primer adalah data yang diperoleh dari responden yang diminta memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuisioner. Sementara data sekunder merupakan data yang diperoleh dari buku-buku penunjang dan lembaga pemerintahan ( Suyanto, 2005:55 ).
Peneliti akan mendampingi responden selama melakukan kegiatan pengisian kuisioner. Hal ini dilakukan untuk berjaga-jaga dari kemungkinan munculnya pertanyaan dari responden yang tidak memahami kata-kata, arti dan maksud dari pertanyaan kuesioner.
3.2.4. Metode Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini, kemudian dimasukkan ke dalam tabulasi data yang selanjutnya dimasukkan ke dalam tabel frekuensi. Berdasarkan tabel frekuensi tersebut, data kemudian dianalisis secara deskriptif, sehingga didapatkan suatu hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan analisis. Dalam penelitian ini data yang akan diolah dengan tahap-tahap :
a. Editing atau Seleksi Angket, yaitu data yang digunakan untuk mencapai
hasil analisa yang baik. Data yang salah disisihkan atau tidak dipergunakan, sehingga data yang diperoleh adalah data yang valid.
(52)
b. Coding yaitu pemberian tanda atau kode agar mudah memberikan
jawaban.
c. Tabulating yaitu menggolongkan data dalam tabel, data-data yang ada
dapat dihubungkan dengan pengurangan terhadap variabel-variabel yang ada (Rahmat, 2002:134)
Data yang didapat dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan rumus:
F
P= X 100 N
Keterangan :
P = Presentase Responden F = Frekuensi Responden N = Jumlah Responden
Dengan menggunakan rumus tersebut maka diperoleh presentase yang diinginkan peneliti dengan kategori tertentu. Hasil perhitungan selanjutnya akan disajikan dalam tabel agar mudah dibaca dan diinterpretasikan, maka proses ini disebut tabulasi.
(53)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum Jawa Pos
Surat kabar Jawa Pos pertama kali diterbitkan pada 1 Juli 1949 oleh suatu perusahaan PT. Java Pos Concern Ltd, yang bertempat di jalan Kembang Jepun 166-169. Perusahaan ini didirikan oleh WNI keturunan kelahiran Bangka yang bernama The Cun Sen alias Soesono Tedjo pada 1 Juli 1949. Soesono Tedjo merupakanperintis berdirinya Jawa Pos ini. Pada mulanya dia yang bertugas mengubungi surat kabar, ternyata menguntungkan, maka ia pun mendirikan perusahaan surat kabar dengan nama Java Pos pada 1 juli 1949. Harian Jawa Pos saat itu dikenal sebagai harian Melayu Tionghoa. Pemimpin redaksi pertamanya adalah Goh Tjing Hok. Selanjutnya 1951 pemimpin redaksi adalah Thio Oen Sik. Keduanya dikenal sebagai orang-orang yang republikien tak pernah goyah.
(54)
Pada saat The Cun Sen dikenal sebagai raja Koran karena memiliki surat kabar yang diterbitkan dalam tiga bahasa yang berbeda. Surat kabar yang berbahasa Indonesia bernama Java Post. Sedangkan De Vrijie Pers adalah surat kabar yang terbit dengan menggunakan bahasa Belanda.
Surat kabar yang De Vrijie Pers awalnya dimiliki oleh Vit Geres Maatschahppij. De Vrijie Pers beralokasi di jalan Kaliasin 52 Surabaya, tetapi selanjutnya dibeli oleh PT. Java Post Concern Ltd, pada April 1954. Pada bulan dan tahun yang sama Java Post dicetak dipercetakan Agil jalan K.H. Mansyur Surabaya.
Pada 1962, harian De Vrijie Pers dilarang terbit oleh pemerintahan Republik Indonesiasehubungan dengan peristiwa Trikora untuk merebut kembali Irian Barat dari tangan Belanda. Sebagai gantinya diterbitkan surat kabar harian yang berbahasa Inggris dengan nama Daily News. Meskipun akhirnya harian ini dihentikan penerbitannya karena minimnya pemasangan iklan pada tahun 1981.
Pada awal terbitnya, Java Post memiliki ciri umum terbit pagi hari dengan menampilkan berita-berita umum. Terbitnya Java Post dicetak di Percetakan Agil jalan K.H. Mansyur Surabaya dengan oplah 1.000 eksemplar. Pada 1 April 1954, Java Post dicetak di percetakan De Vrijie Pers jalan Kaliasin 52 Surabaya. Dari tahun ke tahun oplah Java Post mengalami peningkatan. Tercatat pada tahun 1954-1957 oplah sebesar 4.000 eksemplar. Tahun 1958 Java Post berganti ejaan menjadi DJawa Post, ejaan lebih disempurnakan dengan nama Jawa Post.
Saat itu perkembangan Jawa Pos semakin membaik dengan oplah pada tahun 1971-1981 menjadi 10.000 eksemplar dan lebih parah lagi pada tahun 1982 oplah Jawa Post tinggal 6.700 eksemplar. Pendistribusiannya di Surabaya hanya 2000 eksemplar,
(55)
sedangkan lainnya di beberapa kota di Jawa Timur seperti Malang yang beredar hanya 350 eksemplar. Penurunan jumlah oplah ini dikarenakan system manajemen yang diterapkan semakin kacau. Ketiga anak The Cun Sen yang diharapkan dapat melanjutkan usaha penerbitan ini tidak satupun yang ditinggalkan di Indonesia. Terlebih lagi teknologi cetak yang juga kian sulit siikuti kemajuannya.
Rendahnya oplah yang diperoleh penerbitannya yang berakibat pada kecilnya pendapatan yang menyebabkan The Cun Sen sebagai pemilik perusahaan menerima tawaran untuk menjualmayoritas saham perusahaan kepada PT. Grafiti Pers (yang menerbitkan Tempo) pada tanggal 1 April 1982, Pak The (begitu panggilan untuk The Cun Sen) mennyatakan tidak mungkin lagi utuk mengembangkan Jawa Pos, tetapi Pak The tidak ingin surat kabar yang didirikannya mati begitu saja. Itulah sebabnya mengapa Jawa Pos diserahkan kepada pengelola baru. Pak The sendiri memilih Tempo dengan pertimbangan khusus. “ Tempo kan belum punya surat kabar, tentu saja surat kabar saya ini akan menomerduakan”, begitu kata Pak The saat itu. Dengan pertimbangan itu Pak The ingin perkembangan Jawa Pos tidak terhambat. Pak The sendiri yang usianya sudah 89 tahun akhirnya memang berangkat ke Inggris bersama istrinya Megah Endah yang berusia 71 tahun.
Melihat kejadian yang terjadi pada PT. Java Post Concern Ltd tersebut, maka direktur utama PT. Grafiti Pers bapak Eric Samola, SH. Menugaskan bapak Dahlan Iskan yang saat ini menjabat sebagai pemimpin umum dan pemimpin redaksi. Sebelum Pak The berangkat ke Inggris beliau berpesan agar Jawa Pos bisa dikembangkan sebagaimana masa mudanya. Maka sesuai pada suatu malam sebelum keberangkatannya ke Inggris sebuah pesta kecil diadakan di rumahnya jalan Pregolan. Disitulah diadakannya
(56)
kebulatan tekad “ kami bertekad merebut kembali sejarah yang pernah dibuat Pak The. “ begitu kata-kata itu akhirnya dibuktikan oleh Dahlan Iskan yang sekarang menjabat sebagai Direktur Utama / CEO. Hanya dalam waktu 2 tahun, oplah Jawa Pos sudah 250.000 eksemplar. Padahal ketika alih manajemen itu dilakukan untuk merai oplah 100.000 rasanya mimpi. Sejak itulah pengembangan harian Jawa Pos semakin menakjubkan dan menjadi surat kabar terbesar yang terbit di Surabaya. Berkat adanya perbaikan tersebut, maka tahun 1999, oplah mencapai 320.000 eksemplar.
Pada tahun 29 Mei 1985 berdasarkan Akta Notaris Liem Sin Hwa, SH. no 8 pasal 4 menyatakan bahwa PT. Jawa Post Concern Ltd, diganti dengan PT. Jawa Pos. perubahan lainyang dilakukan oleh manajemen PT. Jawa Pos adalah dalam hal permodalan. Pada awalnya Jawa Pos dimiliki secara tunggal, namun sehubung dengan surat ijin usaha percetakan dan penerbitan (SIUPP), khususnya tentang permodalan saham 20% dari saham perusahaan tersebut harus dimiliki oleh para karyawan dan wartawanuntuk ikut menciptakan rasa ikut memiliki.
Meskipun telah menjadi perubahan kepemilikan, Jawa Pos tidak merubah secara esensial pemberitaanya. Surat kabar Jawa Pos berkembang sebagai surat kabar yang menyajikan berita-berita umum ini meliputi peristiwa penting nasional yang merupakan peristiwa ekonomi, politik, sosial, hokum, budaya, pemerintah, olahraga, dan sebagainya. Selain itu juga berita-berita berdasarkan peristiwa di daerah Jawa Timur dan Indonesia Timur.
Melejitnya oplah Jawa Pos ini terlepas dari perjuangan dan kepeloporan Jawa Pos mengubah masyarakat Surabaya pada khususnya dan masyarakat Jawa Timur pada umumnya. Waktu itu budaya masyarakat membaca koran adalah sore hari. Koran
(57)
terbesar yang terbit di Surabaya adalah koran sore yaitu Surabaya Pos. Koran-koran Jakarta pun datangnya sore. Ketika Jawa Pos mempelopori terbit pagi, byak warga menertawai, “Koran kok pagi”. Banyak diantara menolak, banyak agen dan loper koran menolak tak mau menjual Jawa Pos, bahkan dititipin saja agen dan loper koran menolak. Manajemen Jawa Pos akhirnya memutar otak. Kalau tidak ada loper koran dan agen, lewat apa koran dipasarkan? Akhirnya ditemukan cara lain : istri-istri aTahu keluarga wartawan diminta menjadi agen aTahu loper koran termasuk isteri Dahlan Iskan sendiri. Cara ini ditempuh dengan banyak tujuan, pertama : demi perkembangan koran itu sendiri, sebab kendala utamanya adalah pemasaran. Waktu itugaji wartawan masih kecil. Dengan cara ini keluarga Jawa Posada tambahan pendapatan, dan yang kedua : memberikan kebanggaan pada keluarga karyawan atas jerih payah suaminya. Dan kelak kemudian hari, beberapa istri dan wartawan ini menjadi agen-agen besar koran Jawa Pos. Perjuangan dan kepeloporan ini ternyata membuahkan hasil termasuk redaksi keredaksian. Warga Suarabaya utamanaya memilih Jawa Pos. Pada tahun 1985 oplah Jawa Pos sudah menembus angka 250.000 eksemplar perhari.
Jawa Pos sanggup mengalahkan penerbitan-penerbitan lain yang berada di Surabaya sejak lama dan bahkan mendominasi pasar Surabaya seperti Surabaya Pos. Banyak strategi yang dilakukan Jawa Pos untuk mencapai kondisi seperti ini, diantaranya dengan ingin menjadi surat kabar yang melakukan hal-hal baru untuk pertama kalinya di Indonesia seperti terbit 24 halaman per hari, menjadi surat kabar pertama yang terbit di hari libur nasional dan munculnya dengan ukuran kecil tanpa mengurangi isi berita pada saat kerisis moneter yang terjadi di Indonesia.
(58)
Salah satu hal yang benar-benar membuat kelompok Jawa Pos menjadi sebuah kelompok media yaitu dengan adanya JPNN (Jawa Pos News Netwoking). JPNN ini dibentuk sebagai salah satu sarana menampung berita berbagai media cetak yang berada dalam suatu naungan kelompok Jawa Pos. hal ini menyebabkan berita di suatu daerah luar Surabaya tidak perlu lagi layout-nya di Surabaya dan juga berita tersebut dikerjakan
di kota yang bersangkutan da hasilnya dikirim ke JPNN untuk diambil oleh para redaksi yang ada di Surabaya. Di mana saat ini media massanya media online sedangbekembang
di Jawa Pos juga tidak mau ketinggalan memberikan fasilitas Jawa Pos juga tidak mau ketinggalan memberikan fasilitas Jawa Pos yang bisa di akses melalui media internet dengan alamat situs www.jawapos.co.id
Ketika dalam waktu singkat Jawa Pos mulai menembus oplah diatas 100.000 yang semula dianggap mimpi, akhirnya Jawa Pos “bermimpi”lagi yaitu menembus oplah 1.000.000. Berbagai upaya dilakukan baik dari redaksi, pemasaran, maupun lainnya, untuk menembus angka itu. Tetapi ternyata sulit, Jawa Pos tetap bertahan dengan oplah 400.000 eksemplar. Manajemen lantas memutar otak agar sumber daya dan danayang dimiliki tetap optimal. Lantas munculah ide untuk ekspansi yakin membuat koran didaerah-daerah di Indonesia. Ideitu muncul dari Dahlan Iskan usai studi media di Amerika Serikat. Di Amerika Serikat dan Negara maju lain disetiap kota punya satu koran. Dari situ dia berasumsi bahwa di kota-kota besar Indonesia bisa didirikan satu koran dan ini dilakukan. Dikirimkanlah orang-orang terbaik Jawa Pos untuk mendirikan koran diberbagai daerah di Indonesia. Ada yang mau menghidupkan koran yang mau mati aTahu tinggal SIUPP nya saja. Ada yang bekerja sama dan banyak diantarnya didirikan oleh Jawa Pos.
(59)
Berhasil di satu kota, dilakukan di kota lain, gagal di satu kota, dicoba di kota lain. Dan pad April 2001, anak perusahaan Jawa Pos mencapai 90 group. Koran-koran yang dulu menjadi anak perusahaan Jawa Pos sekarang sudah mendirikan koran-koran, majalah, aTahu tabloit-tabloit menjadi cucu Jawa Pos.
Beberapa media dikelola oleh Jawa Pos diberbagai daerah di Indonesia, di antaranya Suara Indonesia (yang telah berganti nama menjadi Radar Surabaya), Dharma Nyata, Manuntung, Akcaya, Fajar, Riau Pos, Agrobisnis, Liberty, Mentari, Oposisi, Gugat, Posmo, Harian Rakyat Merdeka, Matra, Demokrat, Harian Duta Masyarakat Baru, Independen, Harian Sumatera, Ekspress, dan masih banyak lainnya. Kerjasama dengan berbagai media itu bisa berupa bantuan modal, baik berupa uang maupun mesin cetak aTahupun sumber daya manusia.
Kini hampir diseluruh provinsi di Indonesia, Jawa Pos punya group kecuali di Aceh, dan NTT. Bisnisnya tak hanya koran tetapi percetakan, pabrik kertas, real estate, hotel, sampai travel agen. Ini semua berada di tangan Dahlan Iskan. www.jawapos.co.id 4.2 Penyajian Data dan Analisis Data
Pada bab ini akan disajikan dan diuraikan temuan-temuan yang diperoleh dari pengumpulan data penelitian. Pada penelitian ini ditetapkan 100 orang sebagai sampel. Sejumlah kuesioner disebarkan secara acak kemudian dipilih yang memenuhi syarat untuk dijadikan responden sampai jumlah yang telah ditetapkan. Responden dalam penelitian ini adalah pelajar SMU di surabaya yang membaca video porno Ariel, Luna Maya dan Cut Tari. Metode Analisis data dalam penelitian ini menggunakan tabel frekuensi yang digunakan untuk
(60)
menggambarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara berdasarkan penyebaran kuesioner yang diisi oleh responden.
4.2.1 Karateristik Responden
Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh data mengenai usia, dan pendidikan terakhir.
4.2.1.1Usia Responden
Dalam penelitian ini yang dijadikan objek penelitian adalah Pelajar SMU di Surabaya yang berusia 17-22 tahun. Berdasarkan hasil kuesioner yang didata, maka diperoleh karakteristik responden berdasarkan usia dari responden adalah sebagai berikut :
Tabel 1
Usia Responden (n=100)
Sumber : kuesioner responden no.1
Berdasarkan dari tabel 1 dapat diketahui bahwa responden paling banyak berada antara interval usia 17 tahun hingga 22 tahun yaitu sebanyak 100 %.
4.2.1.2Pendidikan Responden
100 responden pendidikan terakhirnya, antara lain SMP, Untuk mengetahui jumlah dan prosentase responden dapat diketahui pada tabel 2.
Tabel 2
Pendidikan Terakhir Responden (n=100)
No Usia Frekuensi Prosentase
1 17 - 22 tahun 100 100%
Total 100 100%
No Pendidikan terakhir Frekuensi Prosentase
1 SMP 100 100%
(61)
Sumber : Kuesioner identitas responden no 3
Dari tabel 5 dapat diketahui bahwa responden yang memiliki pendidikan terakhir SMP sebanyak 100%, pada usia ini responden mampu membaca berita, mampu menganalisa sebuah berita dan memahami dengan baik sebuah berita. 4.2.1.3Pekerjaan Responden
Dipilih 100 responden pelajar. Dapat diketahui jumlah dan prosentase responden dapat pada tabel
Tabel 3
Pekerjaan Responden (n=100)
Sumber : Kuisioner responden no.4
Berdasarkan tabel 3 diatas menunjukkan bahwa pelajar sebanyak 100 orang (100%). Data ini menunjukan bahwa penulis memang memberikan kuesioner sepenuhnya kepada kalangan pelajar untuk di jadikan penelitian.
4.2.1.4Deskripsi Terpaan Pemberitaan “Video Porno Ariel, Luna Maya dan Cut Tari” di Surat Kabar Jawa Pos.
No Keterangan Frekuensi Prosentase
1 Pelajar 100 100%
(1)
4.5 Rekapitulasi Sikap Pelajar SMU di Surabaya Tentang “ Pemberitaan Video Porno Ariel, Luna Maya dan Cut Tari” di Surat Kabar Jawa Pos.
Sikap Pelajar SMU di Surabaya tentang “ Pemberitaan Video Porno Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari” di Surat Kabar Jawa Pos dapat diukur dari total nilai masing-masing komponen sikap, yaitu aspek kognitif, aspek afektif, aspek konatif yang telah diolah dari jawaban responden yang berasal dari kuesioner.
1. Skor tertinggi dengan menjumlahkan skor tertinggi dari aspek kognitif, aspek afektif dan aspek konatif yaitu 16 + 16 + 16 = 54
2. Skor terendah diperoleh dengan menjumlahkan skor terendah dari aspek kognitif, aspek afektif dan aspek konatif yaitu 4 + 4 + 4 = 12
Maka perhitungan interval skornya adalah sebagai berikut :
Interval = Skor Jawaban Tertinggi – Skor Jawaban Terendah
Jenjang yang diinginkan
= 54 – 12 3
= 12
Jadi pengkategoriannya adalah sebagai berikut: Aspek sikap negatif : 12 – 23
Aspek sikap netral : 24 – 35 Aspek sikap positif : 36 – 48
Kemudian untuk mengetahui jumlah dan prosentase responden yang mempunyai kategori positif, netral dan negatif. Dapat dilihat pada tabel 23
Tabel 23
Sikap Keseluruhan Responden Tentang “ Pemberitaan Video Porno Ariel, Luna Maya dan Cut Tari” di Surat Kabar Jawa Pos. (n=100)
No Keterangan Jumlah Prosentase
1 Positif 25 25 %
2 Netral 72 72 %
(2)
Sumber : data yang diolah pada lampiran
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa 25 % responden mempunyai sikap yang positif. Hal ini menunjukkan pelajar SMU di Surabaya memberikan sikap yang mendukung tentang pemberitaan video porno Ariel, luna maya dan cut tari.
Pada umumnya responden mengetahui dan merasa bahwa video porno ini telah merugikan banyak pihak tidak hanya pihak Ariel, Luna Maya dan Cut Tari sekeluarga tapi juga masyarakat luas bahkan hingga mencemarkan nama baik bangsa indonesia di mata internasional.dengan adanya pemberitaan video porno Ariel di surat kabar Jawa Pos masyarakat menjadi tau bahwa seharusnya seorang publik figur memberikan contoh yang baik bukan malah berbuat tindak asusila yang akhirnya dapat menimbulkan keresahan di masyarkat bahwa muda-mudi zaman sekarang suka dengan pergaulan bebas
Namun kita dapat melihat juga bahwa Sebesar 72 % responden mempunyai sikap netral, hal ini berarti responden tidak terlalu terpengaruh dengan apa yang disampaikan dalam pemberitaan video porno Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari di surat kabar Jawa Pos. Karena pelajar SMU di Surabaya sebagai responden kurang mengerti isi pemberitaan video porno Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari di surat kabar Jawa Pos, sehingga hal tersebut mempengaruhi responden dalam memberikan jawaban yang tepat terhadap pertanyaan-pertanyaan di dalam kuesioner.
Dan dapat kita ketahui dari tabel dia atas bahwa para pelajar SMU sebagai responden memberikan kesimpulan bahwa video porno Ariel adalah bukan sesuatu hal yang harus di besar-besarkan dan dikhawatirkan oleh orang banyak. Responden berpendapat tidak harus khawatir dengan dampak adanya video porno seperti ini dan
(3)
tidak harus merubah sikapnya untuk lebih berhati-hati dalam pertemanan dan menggunakan perangkat telephonenya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dilakukan oleh peneliti tentang hasil temuan dan analisis data yang dilengkapi dengan penyajian data dalam bentuk tabel-tabel frekuensi. Maka kesimpulan dalam penelitian sikap Pelajar SMU di Surabaya tentang pemberitaan Video Porno Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari di Surat Kabar Jawa Pos adalah : netral, artinya bahwa pelajar SMU di surabaya tidak mendukung dan mendukung dengan pemberitaan ” Video Porno Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari di Surat Kabar Jawa Pos”.
(4)
Pada umumnya Pelajar SMU sebagai responden penelitian mengetahui namun tidak memahami tentang isi pesan .
Pada aspek kognitif, kategori sikap Pelajar SMU surabaya tentang pemberitaan ” Video Porno Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari di Surat Kabar Jawa Pos” adalah positif. Hal ini menunjukkan bahwa pelajar SMU surabaya mengetahui dan memahami pemberitaan Video Porno Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari di Surat Kabar Jawa Pos. Selain itu responden juga memahami dampak yang ditimbulkan dari pemberitaan ini.
Pada sikap afektif, kategori sikap Peajar SMU Surabaya terhadap Pemberitaan ” Video Porno Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari di Surat Kabar Jawa Pos” adalah netral. Dalam Hal ini reponden menggapak pemberitaan Video Porno Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari Surat Kabar Jawa Pos tak lebih dari sebuah informasi saja. Pada umumnya Pelajar SMU juga merasa tertarik dengan pemberitaan ini.
Sedangkan dalam aspek konatif, kategori sikap Pelajar SMU Surabaya terhadap Pemberitaan ” Video Porno Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari” di Surat Kabar Jawa Pos masuk dalam kategori netral yang berarti belum terjadi perubahan perilaku Pelajar SMU Surabaya yang signifikan. Reponden merasa tidak terpengaruh dengan pemberitaan tersebut.
5.2 Saran
Saran yang disampaikan oleh peneliti yang berkaitan dengan sikap Pelajar SMU Surabaya tentang Pemberitaan ” Video Porno Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari” di Surat Kabar Jawa Pos dalah :
(5)
1. Media massa sebagai salah satu sumber informasi, pendidikan, dan hiburan diharapkan mampu memberikan informasi yang berguna dan bermanfaat bagi masyarakat pembacanya.
2. Dari data dan uraian skripsi ini, diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi generasi muda yang akan datang agar lebih bijaksana dalam mengolah informasi yang kita dapatkan dari media massa agar dapat memberikan manfaat terhadap tingkah laku kita di kehidupan sehari-hari.
(6)
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Assegaff Djafar, 1991, Jurnalistik Masa Kini, Jakarta : PT. Ghalia Indonesia.
Bungin, Burhan, 2001, Metodologi Penelitian Sosial (Format-format Kuantitatif dan Kualitatif), Surabaya : Airlangga University Press.
Bungin, Burhan, 2006, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta : Kencana.
Djuroto, Totok, 2002, Menulis Artikel dan Karya Ilmiah, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Effendy, Onong Uchjana, 2003, Ilmu Teori dan Praktek, bandung : PT. Citra Aditya Bakti.
J.S. Roucek, 1987, Pengendalian Sosial, Jakarta : CV.Rajawali
Azwar, Saifuddin, 2007, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Prof.Dr.Sugiyono, 2002, Metode penelitian kuantitatif,kualitatif dan R & D, penerbit ALFABETA.
Rakhmat, Jalaludin, 2001, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Rakhmat, Jalaludin, 2005, Psikologi Komunikasi, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Sumandiria, Haris, 2005, Jurnalistik Indonesia ( Menulis Berita dan Feature ), Bandung :
PT. Remaja Rosdakarya
Sony Set 2007, 500+ Gelombang Video Porno Indonesia (jangan bugil di depan kamera) penerbit ANDIpubliser
Rakhmat, Jalaludin, 2005, Psikologi Komunikasi, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Sumandiria, Haris, 2005, Jurnalistik Indonesia ( Menulis Berita dan Feature ), Bandung :
PT. Remaja Rosdakarya
Burhan Bungin Penulis Buku: Erotika Media Massa (2001) dan Pornomedia (2003/2005) Sosiologi Komunikasi (2006)
NON BUKU :
koran Jawa Pos tanggal 9 juni 2010-13 agustus 2010 http://sosbud.kompasiana.com
http://www.jawapos.co.id/
http://www.hariansumutpos.com/2010 JOGLOPOS.com Blog Berita Indonesia