SIKAP PELAJAR SMA SURABAYA TERHADAP PEMBERITAAN DEVELOPMENT BASKETBALL LEAGUE MOVEMENT 2010 DI SURAT KABAR JAWA POS (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Sikap Pelajar SMA Surabaya Terhadap Pemberitaan Development Basketball League Movement 2010 di Surat

(1)

DI SURAT KABAR JAWA POS

(Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Sikap Pelajar SMA Surabaya Terhadap Pemberitaan Development Basketball League Movement 2010

di Surat Kabar Jawa Pos)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN ”Veteran” Jawa Timur

Oleh :

WIRYAWAN PRASETYO SOEROSO PUTRO

NPM. 0543010094

YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

SURABAYA 2010


(2)

DI SURAT KABAR JAWA POS

(Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Sikap Pelajar SMA Surabaya Terhadap Pemberitaan Development Basketball League Movement 2010

di Surat Kabar Jawa Pos)

Disusun Oleh :

WIRYAWAN PRASETYO SOEROSO PUTRO NPM. 0543010094

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi.

Menyetujui, Pembimbing Utama

Zainal Abidin Achmad, M.Si.M.Ed NPT. 3 7303 99 0170 1

Mengetahui, D E K A N

Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si NIP. 030 175 349


(3)

JAWA POS

(Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Sikap Pelajar SMA Surabaya Terhadap Pemberitaan Development Basketball League Movement 2010 di

Surat Kabar Jawa Pos) Oleh :

WIRYAWAN PRASETYO SOEROSO PUTRO NPM : 0543010094

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh tim pengui skripsi program studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur pada tanggal 22 Juli 2010.

Menyetujui, Pembimbing Utama

Zainal Abidin A, S.Sos, M.Si NPT. 3 7305 99 0170 1

Tim Penguji: 1. Ketua

Juwito, S.Sos, M.Si NPT. 3 6704 95 0036 1 2. Sekertaris

Drs. Kusnarto, M.Si

NIP. 19580801 198402 1001 3. Anggota

Zainal Abidin A, S.Sos, M.Si NPT. 3 7305 99 0170 1 Mengetahui,

D E K A N

Dra. EC. Hj. Suparwati, Msi NIP. 195 5071 819 8302 2001


(4)

Dengan mengucap puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi yang berjudul :

SIKAP PELAJAR SMA SURABAYA TERHADAP PEMBERITAAN DEVELOPMENT BASKETBALL LEAGUE MOVEMENT DI SURAT KABAR JAWA POS

(Studi Deskriptif Kuantitatif tentang sikap pelajar SMA Surabaya Terhadap Pemberitaan Development Basketball League Movement 2010 di Surat Kabar Jawa Pos)

Pada kesempatan ini pula penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang punya andil dalam penyelesaian penelitian penulis. Diantaranya adalah :

1. Ibu Dra. Hj. Suparwati M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Juwito, S.Sos, MSi. selaku Ketua Program Studi Jurusan Ilmu Komunikasi. 3. Bapak Drs. Syaifuddin Zuhri, MSi. selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Komunikasi. 4. Bapak Zainal Abidin A. S.Sos, MSi, Med, selaku dosen pembimbing yang telah

bersedia meluangkan waktu dan memberikan banyak ilmu dan petunjuk dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Ibu Yuli Chandrasari sebagai Dosen wali penulis.

6. Seluruh Dosen Ilmu Komunikasi yang pernah mengajar penulis dari mulai pertama kali masuk di Kampus FISIP UPN ini sampai semester pamungkas kuliah. Dan menyadarkan penulis bahwa tidak ada orang sukses yang lahir dengan sendirinya tanpa belajar dan terus belajar.


(5)

nasehat, meskipun sering berbeda pendapat dengan penulis. 8. Keluarga Besar Jawa Pos

9. Azrul Ananda, Wakil Direktur sekaligus Founder Deteksi Jawa Pos yang juga “Bapaknya anak-anak Deteksi” yang sudah menerima penulis menjadi salah satu keluarga besar Deteksi Jawa Pos sejak tahun 2006 serta banyak ilmu dan pengalaman luar biasa yang telah diberikan.

10.Semua kru dan mantan kru DetEksi Jawa Pos dan DBL Indonesia yang selalu pantang menyerah, ceria dan solid menghadapi tantangan apapun, kalian adalah sumber inspirasi dan semangat.

11.Anisa Bivalens Taqwa dan keluarga, yang sudah membantu dan menyemangati penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

12.Teman-teman Komunikasi UPN angkatan 2005 semua.

13.Teman-teman tercinta, Anak Loteng, HOKZMJ, dan COLORS Radio Crew. 14.Semua sahabat dan rekan yang terlalu banyak untuk disebutkan.

Sangat disadari oleh penulis bahwa skripsi ini sulit disebut sempurna. Banyak hal yang tanpa sengaja terlewat dari pemikiran penulis. Maka, kritik dan saran yang mendukung penyempurnaan skripsi ini, dinanti dengan penuh harap. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi diri penulis dan rekan-rekan yang ada di jurusan ilmu komunikasi.


(6)

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ...v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ...x

DAFTAR LAMPIRAN... xi

ABSTRAKSI ... xii

ABSTRACT... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ...1

1.2. Perumusan Masalah ...10

1.3. Tujuan Penelitian ...10

1.4. Kegunaan Penelitian ...10

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori...12

2.1.1. Surat Kabar sebagai Media Massa...12

2.1.2. Jenis dan Isi Surat Kabar...18

2.1.3. Berita...19

2.1.4. Sikap ...26


(7)

2.1.6. Development Basketball League Movement ...28

2.1.7. Teori S-O-R ...29

2.2. Kerangka Berpikir...30

BAB III METODE PENELITIAN ...33

3.1. Definisi Operasional ...33

3.1.1 Sikap Pelajar SMA Surabaya Terhadap Pemberitaan Development Basketball Movement (DBL Movement) 2010 pada Surat Kabar Jawa Pos ...33

3.1.2. Pelajar SMA Surabaya...35

3.1.3. Berita Development Basketball League Movement (DBL Movement) ...36

3.2. Skala Pengukuran...36

3.3. Populasi dan Sampel ...40

3.3.1. Populasi...40

3.3.2. Sampel...40

3.4. Teknik Penarikan Sampel ...42

3.5. Teknik Pengumpulan Data...43

3.6. Teknik Analisis Data...43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...45

4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian dan Penyajian Data...45


(8)

4.1.2. Event DetEksi Basket Lintas Indonesia -

Development Basketball League Movement ...46

4.1.3. Pemberitaan Event Development Basketball League Indonesia ...48

4.2. Penyajian Data dan Analisis Data...49

4.2.1. Identitas Responden ...49

4.2.2. Jumlah Responden yang Membaca Pemberitaan DBL Movement 2010 ...51

4.2.3. Frekuensi Responden Membaca Pemberitaan DBL Movement 2010 ...51

4.3. Sikap Pelajar SMA Surabaya Terhadap Pemberitaan Development Basketball League Movement 2010 di Surat Kabar Jawa pos ...52

4.3.1. Aspek Kognitif...53

4.3.2. Aspek Afektif...58

4.3.3. Aspek Konatif ...66

4.4. Sikap Pelajar SMA Surabaya Terhadap Pemberitaan Development Basketball League Movement 2010 di Surat Kabar Jawa pos ...78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...80

5.1. Kesimpulan ...80


(9)

DAFTAR PUSTAKA ...83 LAMPIRAN ...85


(10)

Halaman Tabel 4.1. Jenis Kelamin Responden ...49 Tabel 4.2. Usia Responden ...50 Tabel 4.3. Responden Pembaca Pemberitaan DBL Movement 2010 ...51 Tabel 4.4. Frekuensi Responden Membaca Pemberitaan DBL Movement 2010 ....52 Tabel 4.5. Pengetahuan Pelajar SMA Surabaya bahwa Development

Basketball League Movement 2010 berkonsep Student Athlete ...55 Tabel 4.6. Pelajar SMA Surabaya tahu bahwa Development Basketball

League Movement 2010 diselenggarakan di 21 kota di Indonesia...56 Tabel 4.7. Pelajar SMA Surabaya tahu hal unik dari setiap daerah

pelaksanaan DBL Movement 2010 setelah membaca pemberitaannya di surat Kabar Jawa Pos...57 Tabel 4.8. Aspek Kognitif Sikap Pelajar SMA Surabaya Terhadap

Pemberitaan Development Basketball League Movement 2010 di Surat Kabar Jawa Pos ...58 Tabel 4.9. Responden Merasa Senang dengan adanya Pemberitaan DBL Movement

2010 di Surat Kabar Jawa Pos ...60 Tabel 4.10. Responden Merasa Terhibur setelah membaca Pemberitaan DBL

Movement 2010 di Surat Kabar Jawa Pos ...61 Tabel 4.11. Responden Merasa Tertarik dengan DBL Movement 2010 setelah

membaca Pemberitaannya di Surat Kabar Jawa Pos ...62 Tabel 4.12. Responden Merasa Semakin Dekat dengan DBL Movement 2010 setelah

membaca Pemberitaannya di Surat Kabar Jawa Pos ...63 Tabel 4.13. Responden Tidak Bermasalah terhadap Proses Belajar karena adanya


(11)

Tabel 4.14. Aspek Afektif Sikap Pelajar SMA Surabaya Terhadap Pemberitaan Development Basketball League Movement 2010 di Surat Kabar Jawa Pos...65 Tabel 4.15. Pemberitaan DBL Movement 2010 membuat Responden Mengikuti

Kegiatan Ekstra Kurikuler yang Berhubungan dengan DBL Movement ...68 Tabel 4.16. Pemberitaan DBL Movement 2010 membuat Responden Berpartisipasi

dalam Kegiatan DBL Movement ...69 Tabel 4.17. Pemberitaan DBL Movement 2010 membuat Responden Meningkatkan

Prestasi Akademik Agar Dapat Mengikuti Event DBL Movement...70 Tabel 4.18. Pemberitaan DBL Movement 2010 membuat Responden Berlangganan

Surat Kabar Jawa Pos...71 Tabel 4.19. Pemberitaan DBL Movement 2010 membuat Responden Sering

Membaca Surat Kabar Jawa Pos...73 Tabel 4.20. Pemberitaan DBL Movement 2010 membuat Responden Mengikuti

Perkembangan DBL Movement 2010 ...74 Tabel 4.21. Pemberitaan DBL Movement 2010 membuat Responden Mendukung

DBL Movement 2010 ...75 Tabel 4.22. Pemberitaan DBL Movement 2010 membuat Responden Menginginkan

Adanya DBL Movement di tahun-tahun Berikut...76 Tabel 4.23. Aspek Konatif Sikap Pelajar SMA Surabaya Terhadap

Pemberitaan Development Basketball League Movement 2010 di Surat Kabar Jawa Pos...77 Tabel 4.24. Sikap Pelajar SMA Surabaya Terhadap Pemberitaan Development


(12)

Halaman Gambar 2.1. Teori S-O-R...29 Gambar 2.2. Kerangka Berpikir...32


(13)

Lampiran 1 Kuesioner

Lampiran 2 Jumlah Pelajar SMA Surabaya

Lampiran 3 Pemberitaan Development Basketball Movement 2010 Lampiran 4 Tabulasi Kuesioner


(14)

WIRYAWAN PRASETYO SOEROSO PUTRO. SIKAP PELAJAR SMA SURABAYA TERHADAP PEMBERITAAN DEVELOPMENT BASKETBALL LEAGUE MOVEMENT 2010 DI SURAT KABAR JAWA POS (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Sikap Pelajar SMA Surabaya Terhadap Pemberitaan Development Basketball League Movement 2010 di Surat Kabar Jawa Pos)

Tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui sikap pelajar SMA Surabaya terhadap pemberitaan Development Basketball League (DBL) Movement 2010 setelah mereka membaca pemberitaannya di surat kabar Jawa Pos. Sikap pelajar SMA Surabaya bisa dilihat dari arah sikapnya, yaitu sikap positif, negatif, ataupun sikap netral terhadap pemberitaan tersebut.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Stimulus-Organism-Response, Berita, Sikap, Pelajar, Development Basketball League Movement.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian Deskriptif Kuantifatif. Populasi penelitian ini adalah pelajar SMA Surabaya yang pernah membaca pemberitaan Development Basketball League Movement 2010 di surat kabar Jawa Pos. Dengan asumsi, responden mengerti tentang apa yang sedang di teliti karena nantinya akan berpengaruh pada keakuratan data yang dihasilkan. Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan teknik Accidental Sampling.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan, pelajar SMA Surabaya memberikan sikap positif terhadap pemberitaan Development Basketball League Movement 2010 di surat kabar Jawa Pos.

Kata kunci : Sikap, Pelajar, Pemberitaan, Development Basketball League Movement 2010, Surat Kabar Jawa Pos.


(15)

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Media massa merupakan sumber kekuatan atau alat kontrol, manajemen, dan inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan atau sumber daya lainnya. Media massa memiliki kemampuan memikat perhatian khalayak secara serempak (stimultaneous) dan serentak (instantaneous), yakni pers, radio, televisi, dan film. Itu semua dikarenakan media itulah yang paling sering menimbulkan masalah dalam semua bidang kehidupan dan semakin lama semakin canggih akibat perkembangan teknologi. (Onong 2000 : 313, McQuail 1987 : 262)

Media massa memiliki peran mediasi antara realitas sosial yang objektif dengan pengalaman pribadi. Media massa berperan sebagai penengah dan penghubung dalam pengertian bahwa media massa seringkali menyediakan bahan bagi kita untuk membentuk persepsi kita terhadap kelompok dan organisasi lain, serta peristiwa tertentu. (McQuail 1987 : 262)

Media massa juga mempunyai potensi besar dalam penyajian informasinya ke khalayak, kekuatan media massa dalam hal mempersuasif pada kenyataannya mempunyai kontribusi dalam pembentukan sikap masyarakat. Sedangkan komunikasi massa merupakan salah satu tipe komunikasi manusia. Lahir bersamaan dengan mulai digunakannya alat-alat mekanik yang mampu melipatgandakan pesan-pesan komunikasi. Sebelum abad ke-20, alat-alat mekanik yang menyertai lahirnya publikasi, berbentuk percetakan (press printed) yang menghasilkan surat kabar, buku-buku, majalah, brosur dan materi cetakan lain.


(16)

Demikian eratnya penggunaan peralatan tersebut, maka komunikasi massa dapat diartikan sebagai jenis komunikasi yang menggunakan media massa menyampaikan pesan-pesannya (Wiryanto, 2000 : 1-2). Dalam proses komunikasi, keberadaan saluran sangat penting. Selain meneruskan pesan dari komunikator ke komunikan, pesan tersebut dapat diterima banyak orang secara simultan. Pada dasarnya, proses penyampaian suatu pesan oleh komunikator pada komunikasi bertujuan memberitahu atau mengubah sikap (attitude), pendapat (opinion), dan perilaku (behavior), baik secara lisan maupun tak langsung melalui media.

Media sesungguhnya berada di tengah realitas sosial yang sarat dengan berbagai kepentingan, konflik, dan fakta yang kompleks dan beragam (Sobur, 2001 : 30). Media massa sebagaimana lembaga-lembaga pendidikan, agama, seni, dan kebudayaan, merupakan bagian dari alat kekuasaan negara yang bekerja secara ideologis guna membangun kepatuhan khalayak terhadap kelompok yang berkuasa (ideological states apparatus).

Dalam menyampaikan pesan kepada khalayak luas, media massa mempunyai fungsi terhadap masyarakat. Diantaranya adalah fungsi pengawasan lingkungan. Fungsi itu, menunjuk pada pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai berbagai peristiwa yang terjadi di dalam dan di luar lingkungan suatu masyarakat.

Media massa menyebarkan segala kejadian atau peristiwa yang ada hingga menjadi informasi bagi khalayak luas. Dalam fungsi pengawasan lingkungan ini, yang paling penting bagi masyarakat adalah berbagai berita yang ada akan memberikan peringatan awal agar mampu menilai dan menyesuaikan pada kondisi yang selalu berkembang dan berubah (Sendjaja, 1993 : 172).


(17)

Keberadaan media massa sebagai inti dari proses komunikasi massa merupakan suatu institusi sosial yang menyebarluaskan beragam pesan maupun produk budaya yang mempengaruhi dan mencerminkan budaya masyarakatnya (Littlejohn, 1992 : 341). Sehingga media massa merupakan sebuah organisasi yang kompleks dan terdiri atas pembagian kerja secara struktural. Informasi yang disajikan pun bersifat umum dan aktual, sesuai dengan kondisi yang sedang terjadi di masyarakat.

Dalam perkembangannya, media massa dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu sebagai Pers dalam arti sempit dan dalam arti luas. Pers dalam arti sempit meliputi media cetak. Sementara Pers secara luas meliputi semua media komunikasi, baik cetak maupun elektronik. Media cetak seperti surat kabar saat ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dan merupakan media massa yang digunakan oleh masyarakat perkotaan selain media elektronik. Oleh karena itu media massa sering digunakan sebagai alat mentransformasikan informasi ke arah masyarakat atau mentranformasikan informasi diantara masyarakat itu sendiri.

Pers sebagai lembaga kemasyarakatan yang bergerak di bidang pengumpulan dan penyebaran informasi mempunyai misi ikut mencerdaskan masyarakat. Selama melaksanakan tugasnya, Pers terkait dengan tata nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Untuk itulah, Pers sebagai lembaga kemasyarakatan dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan informasi bagi masyarakat (Djuroto, 2002 : 8).

Tidak dapat dipungkiri bahwa Pers termasuk media massa yang amat penting dalam kehidupan selain memiliki informasi pendidikan dan hiburan, Pers juga sebagai alat perjuangan bangsa. Dengan adanya Pers, masyarakat dapat mengakses informasi sebagai bahan pertimbangan dalam keputusan dan juga berfungsi sebagai alat kontrol dalam


(18)

membatasi kekuasaan, memberdayakan yang tertindas dari tindakan anarkis (Suroso, 2001 : 176)

Pers memiliki ciri khas dibandingkan dengan media massa lainnya. Yang penting bukan hanya sifatnya yang merupakan media cetak, tetapi karena khalayak yang diterpanya bersifat aktif, tidak pasif seperti kalau mereka diterpa media radio, televisi dan film. Pesan melalui surat kabar diungkapkan dengan huruf-huruf mati, yang baru menimbulkan yang makna apabila khalayak menggunakan tatanan mentalnya (mental set) secara aktif. (Onong 2000 : 313)

Surat kabar memiliki berbagai kelebihan. Selain mudah didapat dengan harga terjangkau, juga sifatnya yang fleksibel. Artinya, dapat dibaca di manapun dan kapanpun, serta terdokumen. Yang membuat masyarakat sampai sekarang masih memilih surat kabar sebagai pusat informasi baginya.

Keberadaan surat kabar, merupakan informasi penting yang disajikan dalam bentuk tekstual (naskah) dan visual (foto) yang mampu membawa pembaca mengetahui berbagai peristiwa di penjuru dunia. Isi surat kabar sendiri terdiri dari fakta dan opini. Isi media cetak yang berdasarkan fakta disebut dengan berita, yaitu laporan tentang sesuatu kejadian yang menarik perhatian khalayak pembaca (Romli, 2003 : 12). Terdapat juga opini yang berisi tentang respon, pandangan atau pendapat orang terhadap sesuatu ( Panuju, 1997 : 127 ). Bahkan terkadang berita yang disajikan oleh surat kabarpun dapat menimbulkan opini sendiri yang terbentuk di masyarakat. Menurut Sastropoetro ( 1987 : 1 ), opini adalah suatu hasil interaksi dan pemikiran manusia tentang suatu hal yang kemudian dinyatakan atau diekspresikan. Dalam kaitan dengan proses komunikasi terdapat efek, dan salah satu jenisnya adalah opini. Opini dapat diidentifikasikan sebagai suatu pernyataan atau sikap dalam


(19)

berkata-kata ( Sastropoetro, 1987 : 51 ). Dengan kata lain, individu mempunyai kecenderungan bertindak sesuai dengan kepercayaan mengacu pada apa yang diterima adalah benar.

Pemilihan surat kabar yang tepat akan mempengaruhi keberhasilan proses penerimaan informasi. Di Indonesia banyak surat kabar dengan jenis dan gaya penyampaian informasi yang berbeda. Salah satu surat kabar di Indonesia yang sukses dalam meraih pasarnya hingga saat ini adalah Jawa Pos. Jawa Pos merupakan salah satu media terbesar di Indonesia. Memiliki lebih dari 80 anak perusahaan yang bergerak di berbagai bidang. Harian Jawa Pos, merupakan harian yang memiliki pembaca terbanyak di Indonesia berdasarkan hasil survey AC Nielsen pada tahun 2007. Bukan berarti Jawa Pos memiliki jumlah pelanggan terbanyak. Setiap harinya, Jawa Pos memiliki jumlah oplah terbesar dari seluruh surat kabar yang terbit di Jawa Timur. Rata-rata mencetak 400.000 eksemplar.

Harian yang berkantor pusat di Graha Pena, Jl. Ahmad Yani Surabaya itu, tidak hanya sekedar menyajikan berita. Kualitas foto, ilustrasi dan desain tampilan halaman serta kepekaan terhadap realitas sosial di seluruh kalangan sangat diperhatikan. Karena hal tersebut dapat mendukung kualitas berita yang dimuat. Sehingga, pembaca diharapkan selalu mendapat sesuatu dan pengalaman yang berbeda setiap membaca harian Jawa Pos.

Secara umum, Jawa Pos terdiri atas tiga bagian besar. Halaman Nasional, Halaman Sportivo (sebelumnya bernama Olahraga), Serta halaman Metropolis.

Halaman Metropolis merupakan bagian dari harian Jawa Pos yang berisi fenomena-fenomena yang terjadi di kota Surabaya dan sekitarnya. Berisi berita mengenai pemerintahan, pendidikan, gaya hidup, tips, serta terdapat halaman khusus yang membahas tentang seluk beluk permasalahan anak muda yaitu di halaman DetEksi. Halaman DetEksi ini mulai terbit


(20)

setiap hari sebagai bagian dari Jawa Pos. Halaman ini merupakan halaman koran khusus anak muda yang pertama di Indonesia, dikerjakan sepenuhnya oleh anak muda.

DetEksi terbit mulai 26 Februari 2000 dibawah pimpinan Azrul Ananda. Nama DetEksi sengaja dipilih untuk halaman koran ini karena halaman utamanya menyuguhkan hasil survei pendapat dan gaya hidup anak muda. DetEksi mencoba menDetEksi fenomena anak muda di Surabaya. DetEksi hadir untuk ”membunuh” kemalasan anak muda dalam membaca koran. Visi dan Misi DetEksi adalah untuk meningkatkan minat baca anak muda Surabaya serta mengkaderisasi pembaca Jawa Pos hingga 15 tahun ke depan.

DetEksi terdiri dari tiga halaman. Halaman utama DetEksi terdiri dari dua naskah utama yang berisi ulasan hasil polling, sedangkan untuk halaman dua dan tiga, DetEksi memunculkan rubrik-rubrik yang berbeda setiap harinya, serta Halaman event. Halaman ini ditampilkan secara insidental, hanya selama pelaksanaan event DetEksi Jawa Pos berlangsung. Dalam rubrik ini terdapat pembahasan secara mendetail mengenai berlangsungnya acara. Jadi selama DetEksi berdiri, DetEksi bukan hanya menawarkan halaman–halamannya saja, tetapi DetEksi juga menawarkan kegiatan off-print untuk remaja yang berupa event setiap tahunnya, salah satunya yaitu DetEksi Basketball League (DBL). DetEksi Basketball League (DBL) adalah liga basket SMA yang diadakan kali pertama pada tahun 2004 di Surabaya oleh DetEksi Jawa Pos. Diadakan untuk menampung minat dan bakat anak muda dalam bidang olahraga, terutama bola basket. DBL adalah kompetisi pertama di Indonesia yang mengembangkan konsep Student Athlete. Konsep ini menganggap sekolah sama pentingnya dengan bertanding basket. Sukses musim pertama DBL membantu liga ini untuk tumbuh secara signifikan tiap tahunnya dan memberi pertanda, bahwa sudah tiba waktunya bagi DBL untuk mengembangkan sayap. Dan sekarang event ini juga mulai


(21)

diadakan di berbagai kota di seluruh Indonesia dengan taraf nasional. Magnet DBL menjadikan pertandingan basket saat ini menjadi ajang kompetisi olahraga bergengsi bagi remaja.

Event DBL yang diadakan di berbagai kota di seluruh Indonesia ini disebut dengan DBL Movement. DBL Movement sendiri pertama kali diadakan pada tahun 2008. Karena DBL sudah diadakan di banyak kota di Indonesia dan tidak lagi hanya diadakan di Surabaya, maka banyak yang berubah dari DBL. Mulai dari DBL sudah berdiri sendiri dan menjadi PT. DBL Indonesia, sampai dengan mengubah arti singkatan DBL itu sendiri, yang awalnya DBL (DetEksi Basketball League) menjadi DBL (Development Basketball League). Itu semua dilakukan selain karena DBL sudah tidak lagi hanya diadakan di Surabaya tapi juga karena DBL sendiri sudah bekerjasama dengan kegiatan-kegiatan bertaraf internasional, seperti NBA (National Basketball Assotiation) yaitu event Basketball yang terkenal dari Amerika dan banyak yang lain seperti asosiasi-asosiasi basket di Australia.

Kerjasama dengan kegiatan-kegiatan bertaraf internasional itu dikarenakan setiap pemain terbaik dari semua kota tempat diadakannya DBL Movement akan menjalani coaching clinic dengan pemain dan pelatih dari NBA. Dan nantinya akan dipilih 24 pemain dan 4 pelatih terbaik yang akan dikirim ke Australia (2008-2009) dan Amerika (2010) untuk melakukan banyak kegiatan yang berhubungan dengan basket, seperti pertandingan persahabatan, pelatihan, dan masih banyak yang lain.

DBL Movement pertama kali diadakan pada tahun 2008 dan diawali dengan diadakan di 11 kota di Indonesia, Makassar, Palembang, Pontianak, Manado, Banjarmasin, Mataram, Surabaya, Malang, Semarang, Yogyakarta, Lampung. DBL Movement 2008 mendapat respon yang baik, itu dibuktikan dengan total jumlah penonton dari seluruh kota tempat


(22)

penyelenggaraan adalah 210.000 orang. Karena DBL movement 2008 dianggap berhasil, maka Azrul Ananda selaku Commissioner DBL Indonesia memutuskan DBL Movement akan diteruskan pada tahun berikutnya yaitu tahun 2009.

Di tahun 2009 DBL Indonesia menambah jumlah kota tempat penyelenggaraan DBL Movement, yaitu menjadi 16 Kota di Indonesia, dan kota yang ditambahkan adalah Papua, Bandar Lampung, Bandung, Denpasar, Samarinda. Sama seperti DBL Movement 2008, DBL Movement 2009 pun berjalan dengan lancar dan mendapat respon yang lebih baik dari tahun sebelumnya. Sekali lagi bisa dilihat dari jumlah penontonnya yang mencapai total 400.000 orang dari semua kota tempat penyelenggaraan.

Di tahun 2010 DBL Indonesia ingin membuktikan kalau event-nya semakin lama semakin berkembang dan mendapatkan respon positif dari masyarakat Indonesia. Hal itu dibuktikan dengan ditambahnya lagi kota tempat diadakannya DBL Movement menjadi 21 kota.

Peneliti mengambil penelitian sikap pelajar SMA Surabaya terhadap pemberitaan DBL Movement di surat kabar Jawa Pos dikarenakan ketertarikan peneliti terhadap event DBL Movement yang merupakan event basket pelajar di Indonesia yang mengembangkan konsep Student Athlete, karena DBL menganggap bahwa sekolah sama pentingnya dengan bertanding basket. Tapi ada juga hal yang kontras dengan konsep dari Student Athlete yang digunakan, karena pelaksanaan pertandingan di event ini adalah ketika jam pelajaran. Dan untuk pelajar yang kurang memiliki prestasi akademik tidak bisa mengikuti event ini.

Event ini juga telah ditetapkan sebagai event basket pelajar terbesar se Indonesia oleh Museum Rekor Indonesia (MURI) pada tahun 2008. Tapi, ada juga yang kontras dengan


(23)

keputusan ini, karena pada tahun 2008 juga ada event basket pelajar lain yang tidak kalah besarnya.

Yang pasti event ini juga bekerjasama dengan kegiatan-kegiatan bertaraf internasional, karena pemain terbaik dari setiap kota akan mendapatkan kesempatan untuk berlatih bersama official dan pemain dari NBA. Dari semua pemain terbaik tersebut, nantinya juga akan dipilih 24 pemain dan 4 official terbaik yang akan diberangkatkan ke Amerika untuk mengikuti pelatihan dan pertandingan kelas internasional.

Itu semua dilakukan DBL untuk menciptakan atlet-atlet yang berbakat dan berguna bagi Indonesia, pastinya juga menciptakan pelajar-pelajar yang tetap mengutamakan pendidikan sekolahnya dibandingkan dengan kegiatan yang lain. Jadi peneliti ingin mengetahui bagaimana sikap masyarakat Surabaya terhadap pemberitaan event ini.

Jadi lebih jelasnya, bahwa sikap pelajar SMA yang dimaksud adalah bagaimana respon pelajar SMA Surabaya setelah membaca informasi tentang pemberitaan DBL Movement 2010.

Sedangkan alasan peneliti menggunakan surat kabar Jawa Pos karena Jawa Pos adalah satu-satunya surat kabar yang mengulas secara lengkap tentang DBL Movement dan Jawa Pos juga satu-satunya media cetak yang banyak memiliki pelanggan di Surabaya sekitar 70% atau sekitar 90.000 lebih pelanggan dari koran yang beredar dan memiliki tinggat kepercayaan dimata masyarakat Surabaya. (http//www.JawaPos.com)

Kalayak pembaca dalam sasaran penelitian yaitu pada responden yang berusia antara 15-19 tahun. Dengan alasan, pada usia ini adalah usia-usia pelajar SMA Surabaya dan itu semua dikarenakan sasaran dari DBL Movement sendiri adalah pelajar SMA.


(24)

Alasan dipilihnya kota Surabaya sebagai objek penelitian dikarenakan kota ini menjadi tempat puncak penyelenggaraan DBL Movement. Jadi setiap pamain terbaik dari semua kota tempat penyelenggaraan akan dikumpulkan di Surabaya untuk menjalani seleksi menjadi All Star DBL. Dan kota Surabaya sendiri menjadi kota dimana DBL pertama kali diadakan, sehingga pelajar SMA yang lebih memiliki kedekatan dengan event ini adalah pelajar SMA Surabaya.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan diatas, maka perumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini sebagai berikut :

“Bagaimana Sikap Pelajar SMA Surabaya terhadap pemberitaan event Development Basketball League Movement 2010 di surat kabar Jawa Pos”

1.3. Tujuan Penelitian

Merujuk pada perumusan masalah tersebut diatas, maka tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui Sikap Pelajar SMA Surabaya terhadap pemberitaan event Development Basketball League Movement 2010 di surat kabar Jawa Pos.

1.4. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian yang diperoleh dari penelitian sikap pelajar SMA terhadap pemberitaan event Development Basketball League Movement 2010 di surat kabar Jawa Pos


(25)

1. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi perkembangan studi ilmu komunikasi khususnya mengenai analisa sikap pelajar SMA terhadap pemberitaan suatu event/ kompetisi yang diadakan perusahaan surat kabar khususnya dan bidang kajian penelitian ilmu komunikasi pada umumnya.

2.Kegunaan Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bantuan kepada masyarakat umum untuk lebih memahami isi berita atau informasi yang terkandung dalam pemberitaan surat kabar Jawa Pos serta dapat pula digunakan sebagai acuan atau bahan masukan bagi surat kabar dalam rangka penyebaran informasi dalam menyususn kebijakan yang lebih baik yang berkaitan dengan hak masyarakat dalam mendapat suatu informasi.


(26)

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Surat Kabar sebagai Media Massa

Surat kabar diartikan sebagai lembaga yang menyebarluaskan berita sebagai karya jurnalistik yang berupa lembaran, karangan iklan yang disebarkan kepada khalayak luas (Mc. Quail, 1994 : 153). Kekhususan surat kabar apabila dibandingkan dengan sarana komunikasi lainnya terletak pada sifat yang individualisme, orientasi pada kenyataan, kegunaan, sekularitas dan kecocokan dengan tuntutan kebutuhan kelas sosial baru.

Dalam menyampaikan informasi kepada khalayak yang bersifat massal, diperlukan sebuah media yang dapat menyampaikan secara serempak dan serentak. Menurut Cangara (2003 : 134) “media massa adalah alat yang digunakan dalam menyampaikan pesan dari sumber khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti radio, surat kabar, televisi.” Karakteristik dari media massa yaitu:

1. Bersifat melembaga, yaitu pihak yang mengelola media terdiri dari banyak orang mulai dari pengumpulan, pengelolaan, sampai pada penyajian informasi. 2. Bersifat satu arah, artinya komunikasi yang dilakukan kurang memungkinkan terjadinya dialog antara pengirim dan penerima. Reaksi atau umpan balik tidak bisa dilakukan secara langsung.


(27)

3. Meluas dan serentak, artinya dapat mengatasi rintangan waktu dan jarak, karena memiliki kecepatan. Bergerak secara luas dan simutan dimana informasi yang disampaikan diterima oleh banyak orang pada saat yang sama. 4. Memakai peralatan teknis atau mekanis seperti radio, televisi, surat kabar, dan

semacamnya.

5. Bersifat terbuka, artinya pesan dapat diterima oleh siapa saja dan dimana saja tanpa mengenal usia, jenis kelamin dan suku bangsa.

Media massa merupakan sarana penyampain isi pesan atau informasi yang bersifat umum kepada sejumlah orang yang relatif besar, tersebar, heterogen, anonim, dan mempunyai perhatian padaisi pesan yang sama, serta tidak mampu memberikan arus balik secara langsung pada saat itu juga. Media massa diterbitkan secara periodik, isi pesan harus bersifat umum, menyangkut semua permasalahan, mengutamakan aktualitas dan harus dapat disajikan secara berkesinambungan. (Wahyudi, 1991 : 90)

Sebagai sebuah institusi sosial, media massa sangat terkait dengan berbagai kepentingan yang tumbuh dan berkembang di lingkungan sosialnya. Sehingga, konflik antara kepentingan-kepentingan tersebut secara langsung akan berdampak pada isi informasi yang disajikannya. Dalam bukunya, Onong menyebutkan bahwa media massa diartikan sebagai media yang mampu menimbulkan keserempakan di antara khalayak yang sedang memperhatikan kesan-kesan yang sedang dilancarkan oleh media tersebut (Effendy, 1990 : 26).

Liliweri (1991) berpendapat, dalam proses komunikasi, media massa berfungsi sebagai:


(28)

1. Memberikan informasi dan membantu kita untuk mengetahui secara jelas segala tentang dunia sekeliling, kemudian menyimpannya dalam ingatan kita.

2. Membantu kita menyusun agenda, penyusun jadwal kehidupan sehari-hari.

3. Membantu berhubungan dengan berbagai kelompok masyarakat di luar

masyarakat kita.

4. Membantu mensosialisasikan pribadi manusia.

5. Membujuk khalayak yang mencari keuntungan dari pesan-pesan yang

diterima.

6. Sebagai media hiburan (Panuju, 1997 : 122-123).

Suatu sumbangan besar yang diberikan oleh media massa ialah kenyataan ”mempersatukan” khalayak yang heterogen tadi melalui pesan dan medianya. Mengingat bahwa pada dasarnya khalayak terdiri dari suatu bentuk kolektifikasi dengan berbagai sifat. Khalayak tidak saling mengenal dan tidak memiliki identitas yang sama.

Karena itu, dikatakan pula bahwa pengaruh media massa yang terutama ialah memobilitas dan mengarahkan perhatian khalayak pada masalah yang dibahasnya. Maka, media massa dapat:

1. Menghasilkan suatu kegiatan baru (Larsen, 1964).

2. Melampaui lembaga sosial lainnya dalam proses pengaruh, terutama

adaptasi masyarakat terhadap situasi baru atau pemecahan masalah yang dihadapi.


(29)

3. Mempengaruhi kontrol sosial karena lebih fleksibel dan lebih kuat pengaruhnya dalam jangka panjang.

4. Sebaliknya juga dipengaruhi oleh kontrol sosial masyarakat, karena media massa tetap perlu menggunakan norma-norma dan sistem yang ada di masyarakat.

5. Berdasarkan kemampuan-kemampuan tadi, media mampu mengadakan

interaksi pada masyarakat (Astrid, 1982 : 7).

Dari pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa terdapat dua jenis media sebagai penyalur pesan. Yaitu, media cetak yang terdiri dari surat kabar dan majalah serta media elektronik yang terdiri dari televisi, radio, dan film. Sedangkan media cetak diasumsikan sebagai media yang statis dan mengutamakan pesan-pesan visual. Media ini terdiri dari lembaran dengan sejumlah kata, gambar, atau foto dalam tata warna dan halaman hitam putih (Kasali, 1992 : 99).

Dapat diketahui kemudian bahwa surat kabar merupakan salah satu media komunikasi massa dalam bentuk media cetak. Menurut Assegaf, surat kabar adalah penerbitan berupa lembaran berisi berita-berita, karangan-karangan, dan iklan yang dicetak dan terbit secara tetap, periodik, serta dijual untuk umum (Assegaf, 1991 : 140). Sementara itu, keberadaan surat kabar sebagai salah satu bentuk media massa cetak yang secara rutin mengumpulkan, mengolah, dan menyebarluaskan berbagai berita dan informasi lainnya kepada masyarakat luas yang bersifat heterogen (Reddick, 1989 : 99).


(30)

McQuail memberi pengertian surat kabar dalam arti sempit adalah suatu lembaga atau organisasi yang termasuk dalam media massa cetak, menyebarkan berita sebagai karya jurnalistik berupa lembaran, karangan, dan iklan secara umum (McQuail, 1994 : 153).

Dengan kelebihan yang dimiliki, surat kabar mampu bersaing dengan para kompetitornya, yaitu media elektronik (televisi, radio, dan internet). Selain karena mudah didapat dengan harga yang terjangkau, surat kabar mempunyai beberapa ciri. Antara lain:

1. Publisitas (publicity)

Penyebaran informasi diperuntukkan bagi khalayak. Maka sifat surat kabar adalah umum. Isi surat kabar terdiri dari berbagai hal yang menyangkut kepentingan umum.

2. Periodesitas (periodity)

Keteraturan terbitnya surat kabar. Misalnya, harian pagi, siang, atau sore. 3. Universalitas (universality)

Kesemestaan isinya, beraneka ragam dan dari seluruh dunia. 4. Aktualitas (actuality)

Mengenai berita yang disiarkan. Berita yang disampaikan pada khalayak adalah suatu peristiwa yang baru terjadi dan dilaporkan secara benar (Onong, 1993).


(31)

5. Avinita

Unsur ketergantungan merupakan salah satu usaha surat kabar dalam menjalin hubungan dengan pembacanya. Surat kabar memberikan informasi, sedangkan pembaca mempunyai kebutuhan akan informasi tersebut (Flournoy, 1989 : 9).

Jadi tujuan komunikasi melalui media surat kabar dapat dirumuskan sebagai berikut (Effendi, 2001 : 157-158) :

a. Agar pembaca tahu

Hal ini lebih bersifat informatif. Karena sifatnya informatif, maka pesan dengan tujuan seperti itu dituangkan dalam bentuk berita, yang biasanya disebut berita langsung (straight news)

b. Agar pembaca berubah sikap dan perilakunya

Suatu pesan disiarkan dengan tujuan agar khalayak mempunyai sikap tertentu, atau melakukan tindakan tertentu dituangkan dalam tajuk rencana, reportase dengan gaya pelaporan interpretatif atau juga dalam pojok.

c. Agar pembaca meningkat intelektualitasnya

Efek yang diharapkan agar pembaca meningkatkan intelektualitasnya dapat diperoleh dengan menyajikan artikel-artikel mengenai aspek kehidupan tertentu. Sebuah artikel di surat kabar yang mengandung pendidikan dapat disajikan secara ilmiah populer.


(32)

2.1.2 Jenis dan Isi Surat Kabar

Seiring perkembangan kebutuhan pemenuhan informasi, surat kabar telah berkembang menjadi beberapa jenis yang dapat dibedakan menurut berbagai kriteria. Misalnya, menurut frekuensi terbit (harian, mingguan, bulanan), bentuk (standar atau tabloid), kelas ekonomi pembacanya, peredarannya (lokal atau nasional), penekanan isinya (ekonomi, kriminal, agama, atau umum), dan sebagainya (Kasali, 1992 : 100).

Surat kabar dapat dikelompokkan pada berbagai kategori. Dilihat dari ruang lingkupnya, maka kategorisasinya adalah surat kabar nasional, regional dan lokal. Ditinjau dari bentuknya, ada bentuk surat kabar biasa dan tabloid. Sedangkan dilihat dari bahasa yang digunakan, ada surat kabar berbahasa Indonesia, bahasa Inggris dan bahasa daerah (Ardianto, 2007 : 106)

Pembagian isi surat kabar disesuaikan dengan kebutuhan pembacanya. Isi surat kabar berupa:

1. Berita-berita

a. Straight news atau berita langsung dan berita utama. b. In-Depth news atau berita mendalam.

c. Investigation news atau berita yang dikembangkan berdasarkan penelitian dan penyelidikan.

d. Interpretative news atau berita yang dikembangkan dengan pendapat atau penilaian wartawan berdasarkan fakta.


(33)

2. Tajuk rencana.

3. Feature yang mengandung aspek human interest, pribadi-pribadi menarik atau biografi, perjalanan, sejarah, dan tips (Romli, 2003 : 24-25).

4. Kolom artikel lain seperti cerbung, cerpen, rubrik konsultasi, karikatur, komik, teka-teki silang, dan lain-lain.

5. Iklan dan advertorial.

Windhaouser dan Stempel (1979) menyebutkan isi surat kabar terdiri dari kolom berita dan kolom iklan (Flournoy, 1989 : 51). Manangka (1989) dalam ”Analisa Sumber Foto” membedakan isi surat kabar menjadi pemberitaan, periklanan serta lain-lain (Flournoy, 1989 : 191-195).

Assegaf (1991 : 21) mengkategorikan isi surat kabar dalam ruang berita dan periklanan. Berita-berita mendominasi isi surat kabar. Bentuk berita sendiri selain dalam bentuk berita tertulis dapat berupa foto, feature, tajuk rencana, kolom, atau pojok.

2.1.3 Berita

Berita (news) itu tiada lain adalah laporan atau pemberitahuan tentang segala peristiwa aktual yang menarik perhatian orang banyak. (Suhadang, 2004 : 103)

Berita umumnya disusun atas dasar upaya membangkitkan minat awal dengan menyoroti berita tertentu, mempertahankannya dengan kebhinekaan dan minat manusia serta menunda beberapa informasi penting sampai pada bagian


(34)

akhir (hasil pertandingan olahraga dan ramalan cuaca), dan mengirim pengamat untuk menghimpun berita dari sumber langsung (McQuail, 1991 : 196).

Menurut Dr. Willard G. Bleyer mendefinisikan berita adalah “ segala sesuatu yang hangat dan menarik perhatian sejumlah pembaca, dan berita yang terbaik ialah berita yang paling menarik perhatian bagi sejumlah pembaca yang paling besar.”

Mitchell V Chanley dalam bukunya Reporting, mengemukakan definisi dari berita sebagai berikut: news is timely report of facts or opinion of either interest or importance or both, to a considerate number of people (Effendy, 1992 : 67). Yang berarti bahwa berita merupakan laporan fakta atau opini secara berkala yang berisikan peristiwa menarik, penting, atau keduanya, untuk diketahui khalayak banyak.

Sebelumnya, DeFleur dan Dennis melalui buku Introduction of Mass

Communication telah menyatakan bahwa berita merupakan suatu laporan yang menyajikan pandangan tentang berbagai aspek realitas dengan menyajikan rincian data tentang suatu isu, peristiwa, atau proses yang dapat menarik minat khalayak (DeFleur, 1989 : 604).

Djafar Assegaf dalam bukunya Jurnalistik Masa Kini, memberikan batasan atau definisi berita dalam arti teknis jurnalistik sebagai berikut:

”Berita adalah laporan tentang fakta atau ide yang termasa, yang dipilih oleh staf redaksi suatu harian untuk disiarkan,yang dapat menarik perhatian pembaca, entah karena ia luar biasa, entah karena pentingnya atau akibatnya, entah pula karena ia


(35)

mencakup segi-segi human interest seperti humor, emosi dan ketegangan.” (Assegaf, 1982 : 24)

Untuk menyajikan berita yang bernilai tinggi dan dapat merangsang bangkitnya perhatian orang banyak, Frasser Bond (1961 : 80) mencatat empat faktor utama :

1. Ketepatan waktu (timeliness)

Umumnya pembaca (surat kabar) meninginkan berita selalu baru dan aktual. Kemajuan teknologi masa kini telah bisa menembus perbedaan waktu kejadian dengan penerimaan beritanya, sehingga pemberitaan peristiwanya hampir bersamaan waktu dengan saat kejadiannya. Timeliness adalah jika suatu peristiwa sedang terjadi saat ini, atau berita yang menarik bagi pembaca saat ini.

2. Kedekatan tempat kejadian (proximity)

Khalayak lebih tertarik perhatiannya terhadap berita tentang peristiwa kecil yang bisa dijangkau tangannya ketimbang peristiwa penting yang bermil-mil jaraknya. Proximity adalah jika peristiwa atau situasi tersebut terjadi di dekat pembaca (baik fisik/ geografis maupun non fisik/ emosional)

3. Besarnya (size)

Sesuatu yang sangat kecil maupun yang sangat besar selalu memikat perhatian orang banyak. Demikian pula untuk menggambarkan kerugian yang diderita koran bencana atau kecelakaan, kita cenderung mengutarakan jumlah taksiran yang lebih besar. Size adalah ukuran suatu berita itu dimuat di media (dalam hal ini surat kabar)


(36)

4. Kepentingan (importance)

Umumnya orang akan merasa puas apabila kepentingannya terpenuhi. Karena itu pula mereka selalu mencari informasi yang bisa memenuhi dan sesuai dengan kepentingannya. Sudah barang tentu berita yang berkaitan dengan kepentingannya akan lebih menarik perhatiannya. Importance adalah peristiwa yang memiliki nilai-nilai penting bagi kehidupan, keluarga, pendidikan, kesehatan, atau kesejahteraan pembaca.

Nilai tertinggi berita terletak pada kemampuannya dalam menarik pembaca. Ada beberapa faktor yang menentukan nilai berita. Faktor tersebut adalah :

1. Faktor jarak 2. Faktor waktu 3. Faktor kepentingan

4. Nilai berita juga ditentukan berita itu sendiri dalam hubungannya dengan kepentingan umum (Meinanda, 1981).

Berita adalah produk dari hasil transaksi antara jurnalis dan sumber beritanya. Sumber utama realitas berita bukanlah apa yang disajikan atau apa yang terjadi di dunia nyata. Realitas berita melekat pada sifat dan jenis relasi sosial dan budaya yang berkembang di antara jurnalis dan sumber beritanya, serta dalam politik pengetahuan yang muncul pada berita tertentu (Ericson et. al, dalam Jurnal ISKI 1999 : 80).


(37)

Berita merupakan produk utama jurnalistik. Tahap-tahap yang penting untuk diperhatikan adalah:

1. Mengumpulkan keakuratan data dan fakta peristiwa. Bisa berupa runtutan kejadian, nama, jumlah angka, kutipan narasumber, dsb.

2. Fakta dan data yang sudah dihimpun secara umum ditulis dalam gaya piramida terbalik dituliskan berdasarkan rumus 5W+1H., biasanya terdapat tiga atau empat dari unsur 5 W dimana didalamnnya terdapat unsur 5 W+1 H dan yang menempatkan unsur terpenting yang terlibat dalam suatu peristiwa, diletakkan pada paragraph awal sebuah berita (Lead)

Who: adalah menyangkut siapa yang menjadi berita atau pelaku2 dalam peristiwa yang diberitakan (bisa nama atau institusi, jabatan, dsb)

What: adalah menyangkut masalah, kejadian, peristiwa, atau perihal apa yang diberitakan

Where: adalah menyangkut tempat berlangsungnya peristiwa yang diberitakan

When: adalah menyangkut waktu kapan suatu peristiwa yang diberitakan itu berlangsung

Why/How: adalah menyangkut penyebab2 mengapa peristiwa yang diberitakan itu terjadi sehingga menimbulkan efek (how) tertentu pula. (Zainal Abidin Achmad, Ayo Membuat Surat Kabar,2007)


(38)

Berbeda dengan yang lain. Pada media Jawa Pos bukan hanya rumus 5 W yang wajib dihadirkan pada tiap naskah, tapi 7 W yakni “Wow” dan “What Next” untuk membuat naskah tersebut lebih menarik untuk dibaca (Azrul Ananda,Jawa Pos, 2009)

3. Menggunakan Bahasa Jurnalistik. Kalimatnya pendek-pendek, baku, sederhana, komunikatif, jelas, langsung ke pokok masalah (straight to the point), serta mudah dipahami orang awam. Namun pada media tertentu mereka memiliki kebijakan tersendiri pada pakem penulisan naskahnya, dimana biasanya disesuaikan juga dengan segmentasi pembacanya.

4. Komposisi naskah berita terdiri atas: Head (Judul), Date Line (Baris Tanggal), yaitu nama tempat berangsungnya peristiwa atau tempat berita dibuat, plus nama media, Lead (Teras berita) atau paragraf pertama yang berisi bagian paling penting atau hal yang paling menarik, dan Body (Isi naskah) berupa uraian penjelasan dari yang sudah tertuang di Lead. (ASM. Romli,Jurnalistik Terapan BaticPress Bandung, 2003.)

5. Foto. Menjadi salah satu point penting pelengkap naskah, bahkan bisa memperkuat karakter berita yang ada melalui gambar menarik yang ditayangkan. Assegaf (1991 : 21). Foto merupakan naskah yang berbicara lewat visualisasi gambar (Yuyung Abdi, Jawa Pos, 2009). Penentuan foto yang akan dimuat seluruhnya tergantung pada kebijakan redaksional pada masing-masing media.

Seorang penulis jurnalistik kenamaan bernama Frank Luthor Mott dalam bukunya New Survey of Journalism menyatakan bahwa paling sedikit ada delapan konsep berita yang meminta perhatian kita, antara lain :


(39)

1. Berita sebagai laporan tercepat (news as timely report)

Konsep ini menitikberatkan pada ”segi baru terjadinya” (newness) sebagai faktor terpenting dari sebuah berita.

2. Berita sebagai rekaman (news as record)

Berita yang terletak dalam surat kabar merupakan bahan dokumentasi dan sering menjadi catatan bersejarah yang sangat berharga.

3. Berita sebagai fakta objektif (news as objective facts)

Sebuah berita harus faktual dan objektif. Bagi para wartawan, berita objektif ialah laporan mengenai suatu fakta yang diamatinya tanpa pandangan berat sebelah (bias).

4. Berita sebagai interpretasi (news as interpretation)

Dalam situasi yang kompleks yang menyangkut bidang politik, ekonomi atau ilmu pengetahuan, suatu fakta perlu dijelaskan agar pembaca mengerti.

5. Berita sebagai sensasi (news as sensation)

Di sini terdapat unsur sebujektif, yakni bahwa sesuatu yang mengejutkan (shocks) dan yang menggetarkan atau mengharukan (thrills) bagi pembaca yang satu akan berlainan dengan pembaca yang lain

6. Berita sebagai minat insani (news as human interest)

Di sini menariknya berita bukan karena pentingnya peristiwa yang dilaporkan, tetapi karena sifatnya menyentuh perasaan insani, menimbulkan perasaan iba, terharu, gembira, prihatin, dan lain sebagainya.


(40)

7. Berita sebagai ramalan (news as prediction)

Wartawan cenderung untuk menaruh perhatian kepada masa depan dari masa kini dan masa lalu. Sebabnya ialah karena minat pembaca terutama terletak pada masa depan.

8. Berita sebagai gambar (news as picture)

Gambar atau ilustrasi dalam halaman surat kabar selain sifatnya semata-mata hiburan seperti comic strips, juga mengandung nilai berita (news value).

2.1.4. Sikap

Konsep sikap mempunyai pengertian sebagai “kecenderungan untuk bertindak, berpersepsi, berpikir dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, dan nilai” (Rakhmat, 2005 : 39). Sikap dalam bahasa Inggris disebut attitude. Sikap pertama kali digunakan oleh Spencer pada tahun 1862 untuk menunjukkan suatu mental seseorang. Definisi sikap sebagai suatu hal yang menentukan sifat, hakekat, perbuatan, baik sekarang maupun perbuatan yang akan datang. Thurstone mengemukakan pengertian sikap yaitu “tingkat kecenderungan yang bersifat positif atau negatif yang berhubungan dengan objek psikologi yang meliputi orang, kata-kata, simbol, lembaga, ide dan sebagainya” (Ahmadi, 2002 : 163).

Zimbardo dan Ebbesen menjelaskan bahwa “sikap adalah suatu predisposisi (keadaan mudah terpengaruh) terhadap seseorang, ide atau obyek yang berisi komponen-komponen cognitive, affective, dan conative (Ahmadi, 2002 : 163). Pengertian attitude dapat diterjemahkan dengan kata sikap terhadap obyek tertentu, yang dapat merupakan sikap pandangan atau sikap perasaan dan


(41)

disertai kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan sikap terhadap obyek tadi. Dengan kata lain, attitude lebih diterjemahkan sebagai sikap dan kesediaan beraksi terhadap suatu hal (Ahmadi, 2002).

2.1.5. Pelajar

Pelajar adalah istilah lain yang digunakan bagi peserta didik yang mengikuti pendidikan formal tingkat dasar maupun pendidikan formal tingkat menengah (www.wikipedia.com). Pelajar yang umumnya adalah remaja yang mengalami masa transisi atau peralihan dari anak-anak menuju masa dewasa yang di tandai dengan adanya perubahan aspek fisik, psikis, dan psikologhikal. Pelajar juga merupakan masa dimana seseorang sedang mengalami perkembangan pesat dalam aspek intelektual. Transformasi intelektual dari cara berpikir ini didapatkan melalui proses belajar yang mereka dapat baik dari bangku sekolah yang diajarkan oleh pendidik/guru mereka maupun dari pengalaman mereka sehari-hari. (Dariyo, 2004,13-14) Perkembangan intelektual yang terus menerus menyebabkan pelajar ini mencapai tahap berpikir secara operasional formal. Tahap ini memungkinkan pelajar mampu berpikir secara lebih abstrak, menguji hipotesis, dan mempertimbangkan apa saja peluang yang ada padanya daripada sekedar melihat apa adanya. Kemampuan intelektual seperti ini yang membedakan pelajar dari remaja-remaja lain seusianya yang tidak menempuh pendidikan. Sedangkan pelajar SMA adalah pelajar dengan tingkatan paling tinggi pada pendidikan tingkat menengah, sehingga pola pikir pelajar SMA sendiri sudah semakin matang untuk menerima pesan-pesan yang diberikan oleh media massa. Aspek akademis adalah yang utama bagi semua pelajar, tapi aspek non akademispun tidak kalah


(42)

pentingnya bagi pelajar. Ekstra kulikuler merupakan kegiatan non akademis yang penting juga untuk menambah kemampuan intelektual seorang pelajar. Contoh dari kegiatan ekstra kulikuler yang dibutuhkan oleh pelajar dalam permasalahan ini adalah Basket, Cheerleader, Teater, dan lain-lain.

2.1.6. Development Basketball League Movement

Development Basketball League Movement atau biasa dikenal dengan DBL Movement termasuk salah satu event olahraga untuk pelajar yang banyak menarik perhatian publik Indonesia. Bahkan penyelenggara pun mengklaim DBL sebagai kompetisi basket pelajar terbesar di Indonesia, hal tersebut telah dikukuhkan di MURI (Museum Rekor Indonesia) pada bulan Mei 2009.

DBL Movement dimulai sejak tahun 2008. Karena dianggap sukses, maka penyelenggaraan DBL Movement terus dilaksanaan di tahun-tahun seterusnya. Kesuksesan itu dapat dilihat dari jumlah peserta, penonton dan kota tempat penyelenggaraan yang selalu bertambah di setiap tahunnya. (Azrul Ananda, Commissioner DBL Indonesia, April 2010)

DBL juga merupakan event basket yang berstandart beda dari yang lain, karena berkonsep Student Athlete yaitu bagi para pesertanya harus mempunyai nilai pelajaran diatas rata-rata. Dengan itu maka diharapkan semua pesertanya tidak hanya berprestasi di bidang non akademik (olahraga) saja, tapi juga berprestasi di bidang akademik. (Azrul Ananda, Commissioner DBL Indonesia, April 2010)


(43)

2.1.7. Teori S-O-R ( S-O-R Theory )

Teori S-O-R sebagai singkatan dari Stimulus –Organism – Response. Menurut teori ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimuli khusus, sehingga seseorang dapat memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan ( Effendy, 2000 : 254 ).

Prof. Dr. Mar’at dalam bukunya “Sikap Manusia, Perubahan serta Pengukurannya, mengutip pendapat Hovland, Janis, dan Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting, yaitu perhatian, pengertian dan penerimaan ( Effendy, 2000 : 255 ).

Organism :

- Perhatian - Pengertian

- Penerimaan Stimulus

Response

Gambar 2.1. Teori S-O-R. Stimulus – Organism – Response

Unsur-unsur dari teori ini adalah :

a. Stimulus, berupa berita yang berisi aspek informasi yang terdapat dalam tiap pemberitaan event Development Basketball League Movement 2010.


(44)

b. Organism, komunikan dari event ini yaitu pelajar SMA yang juga sebagai pembaca aktif surat kabar Jawa Pos yang memperhatikan, mengerti dan menerima pesan yang disampaikan.

c. Response, umpan balik atau efek yang berupa Sikap komunikan setelah membaca pemberitaan event Development Basketball League Movement 2010.

2.2. Kerangka Berpikir

Media massa baik media cetak (surat kabar) maupun media massa elektronik (televisi) mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap persepsi yang dapat terbentuk di pikiran khalayak umum. Media massa menjadi penting karena memang memiliki kekuatan. Bukan sekedar mampu menyampaikan pesan kepada jutaan khalayak sekaligus, tetapi lebih karena media menjalankan fungsi mendidik, mempengaruhi, menginformasikan, dan menghibur. Dengan fungsi seperti itu maka media massa memiliki potensi untuk membangkitkan kesadaran, mengubah sikap, pendapat atau persepsi masyarakat terhadap suatu hal (Iriantara, 2005). Persepsi masyarakat karena pengaruh pemberitaan media massa (dalam hal ini surat kabar) bisa berubah menjadi positif ataupun negatif tergantung dari bagaimana pikiran yang terbentuk di benak masyarakat setalah mendapat informasi tentang suatu objek.

Pemberitaan di surat kabar juga mempunyai kelebihan yaitu mampu merekam atau dapat didokumentasikan, tidak demikian dengan televisi atau radio yang begitu dilihat, didengar, begitu juga hilang dari pendengaran dan penglihatan khalayak karena sifatnya yang sekilas (Effendy, 2005 : 156). Fungsi yang paling


(45)

menonjol dari surat kabar adalah memberikan informasi. Hal ini sesuai dengan tujuan utama khalayak membaca surat kabar yaitu keingintahuan akan setiap peristiwa yang terjadi disekitarnya (Ardianto dan Erdinaya, 2005 : 104).

Berita yang dimuat di suatu surat kabar dipengaruhi oleh berbagai hal. Faktor terkait antara lain adalah kedekatan media terhadap peristiwa yang sesuai dengan harapan khalayak. Keinginan untuk melanjutkan peristiwa yang sudah terjadi, yang dipandang layak diberitakan, dan adanya keseimbangan di antara berbagai jenis berita (McQuail, 1991 : 193).

Berita umumnya disusun atas dasar upaya membangkitkan minat awal dengan menyoroti berita tertentu, mempertahankannya dengan kebhinekaan dan minat manusia serta menunda beberapa informasi penting sampai pada bagian akhir (hasil pertandingan olahraga dan ramalan cuaca), dan mengirim pengamat untuk menghimpun berita dari sumber langsung (McQuail, 1991 : 196).

Berita adalah produk sebuah transaksi antara jurnalis dan sumber beritanya. Sumber utama realitas berita bukanlah apa yang disajikan atau apa yang terjadi di dunia nyata. Realitas berita melekat pada sifat dan jenis relasi sosial dan budaya yang berkembang di antara jurnalis dan sumber beritanya, serta dalam politik pengetahuan yang muncul pada berita tertentu (Ericson et. al, dalam Jurnal ISKI 1999 : 80).

Karena itu dengan adanya pemberitaan event Development Basketball League Movement, yang dikemas khusus sebagai kompetisi basket pelajar terbesar di Indonesia yang tetap mengedepankan sekolah diatas prestasi yang diraih. Serta kemampuan DBL itu sendiri menggabungkan antara olahraga dan


(46)

entertaint, bahkan pada halaman pemberitaan Development Basketball League Movement di Jawa Pos pun dibuat semenarik mungkin, sehingga penyajian beritanya tidak hanya menyuguhkan report dari pertandingan saja di tiap naskahnya, tapi juga terdapat cerita-cerita unik lain yang menghiasi hari-hari pertandingan tersebut. Konsep ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pembaca (terutama remaja) yang pada akhirnya merasa tertarik dan tetap penasaran untuk terus mengikuti setiap pemberitaan event ini.

Penelitian ini dimulai dari adanya stimulus berupa pemberitaan event Development Basketball League Movement di Surat Kabar Jawa Pos yang beredar di masyarakat, dan dari pemberitaan itu nantinya diharapkan akan dapat diketahui bagaimana sikap pembacanya (dalam hal ini pelajar SMA Surabaya).

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti berkeinginan mencoba meneliti dan berupaya menggali informasi tentang sikap pelajar SMA Surabaya terhadap pemberitaan event Development Basketball League Movement di Surat Kabar Jawa Pos.

Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada bagan kerangka berpikir berikut ini :

Pemberitaan Event Development Basketball League Movement di Surat Kabar Jawa Pos

Sikap Pelajar SMA Surabaya terhadap Pemberitaan Development

Basketball League Movement di Jawa Pos (Positif, Netral, Negatif) Pembaca/ Pelajar


(47)

Gambar 2.2. Bagan kerangka berpikir sikap pelajar SMA Surabaya terhadap pemberitaan event Development Basketball League Movement 2010 di surat Kabar Jawa Pos.


(48)

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang bertujuan menggambarkan, meringkas berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai variable yang timbul dimasyarakat yang menjadi objek penelitian itu, kemuadian menarik kepermukaan sebagai cirri atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun variable tertentu (Bungin, 2001 : 48)

3.1. Definisi Operasional

Dalam definisi operasional ini akan dijelaskan variabel yang menjadi obyek pengamatan dalam penelitian yang berkaitan dengan kesimpulan yang dikehendaki. Variabel sebenarnya adalah bagian empiris dari sebuah konsep atau konstruk (Rakhmat, 2008:20). Pengertian dari variable adalah suatu atribut pengukuran yang dapat mengasimsikan nilai-nilai yang berbeda diantara anggota-anggota dari suatu kelompok subjek atau situasi, akan tetapi atribut tersebut hanya mempunyai satu nilai yang merupakan atribut dari anggota-anggota kelompok pada waktu tersebut (Silalahi, 2003 : 45).

3.1.1 Sikap Pelajar SMA Surabaya Terhadap Pemberitaan Development Basketbaal League Movement (DBL Movement) 2010 pada Surat Kabar Jawa Pos.

Sikap pelajar SMA Surabaya terhadap pemberitaan Development Basketball League Movement 2010 pada surat kabar Jawa Pos dilihat dari seluruh aspek sikap,


(49)

meliputi kognitif, yaitu pengetahuan pelajar SMA Surabaya terhadap pemberitaan Development Basketball League Movement (DBL Movement) 2010 pada surat kabar Jawa Pos, sejauh mana para pelajar SMA Surabaya mengerti informasi tentang pemberitaan tersebut. Pada aspek afektif, yaitu mengetahui bagaimana perasaan pelajar SMA Surabaya tentang pemberitaan Development Basketball League Movement 2010 pada surat kabar Jawa Pos, apakah senang atau tidak sedang. Sedangkan aspek konatif adalah sejauh mana kedekatan pelajar SMA Surabaya terhadap Development Basketball League Movement (DBL Movement) 2010 tersebut. Sehingga pada akhir penelitian daidapatkan dasil akhir berupa penelitian dari keseluruhan aspek, apakah itu positif, netral, atau negative.

Adapun sikap pelajar SMA Surabaya dapat dibedakan dalam tiga hal, yaitu komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen konatif.

1. Komponen kognitif berkaitan dengan keyakinan atau kepercayaan pelajar SMA

Surabaya mengenai pemberitaan Development Basketball League Movement (DBL Movement) 2010 pada surat kabar Jawa Pos. Pengetahuan ini kemudian akan memberikan keyakinan tertentu dalam individu terhadap objek sikap. Pengetahuan disini adalah tentang keseluruhan dari Development Basketball League Movement (DBL Movement) 2010 mulai dari konsep Student Athlete yang digunakan, jumlah kota pelaksanaan, sampai dengan hal-hal yang unik ketika pelaksanaan DBL Movement 2010.

2. Komponen afektif dibentuk oleh perasaan terhadap objek. Komponen ini berkaitan dengan aspek emosional pelajar SMA Surabaya tentang pemberitaan Development Basketball League Movement (DBL Movement) 2010, misalnya seperti perasaan


(50)

suka atau tidak suka terhadap pemberitaan tersebut, merasa senang, terhibur, tertarik, semakin dekat, sampai dengan merasa terganggu atau tidaknya aktifitas belajar karena penyelenggaraan dan pemberitaan DBL Movement.

3. Komponen konatif berkaitan dengan kecenderungan pelajar SMA Surabaya

memberikan respon positif, netral, negative tentang pemberitaan Development Basketball League Movement (DBL Movement) 2010. Pada aspek ini seseorang berperilaku sesuai dengan keinginannya sendiri. Jika respon yang diterima positif maka pelajar SMA Surabaya akan mendukung dan memanfaatkan DBL Movement 2010 tersebut. Sedangkan jika sikap netral yang diterima, maka pelajar SMA Surabaya akan sekedar memanfaatkan DBL Movement 2010 tersebut. Namun, bila pelajar SMA Surabaya bersikap negatif maka kecenderungannya akan mengkritik adanya DBL Movement 2010. misal, pelajar SMA Surabaya jadi mengikuti ekstra kulikuler yang berhubungan dengan DBL Movement, ikut berbartisipasi, meningkatkan prestasi akademik, berlangganan surat kabar Jawa Pos, sering membaca surat kabar Jawa Pos, selalu mengikuti perkembangan DBL Movement 2010, mendukung DBL Movement 2010, sampai dengan ingin atau tidaknya penyelenggaraan DBL Movement di tahun-tahun seterusnya.

3.1.2 Pelajar SMA Surabaya

Pelajar yang dipilih untuk menjadi responden dalam penelitian ini adalah pelajar SMA Surabaya yang hadir di DBL Arena saat pelaksanaan Development Basketball League Movement (DBL Movement) 2010 Surabaya. Pelajar SMA dipilih karena merupakan pelajar tingkatan tertinggi pada pendidikan tingkat menengah sehingga telah


(51)

memiliki intelektual yang lebih baik dibandingkan dengan tingkatan pelajar dibawahnya atau yang setingkatan. Pelajar SMA Surabaya total berjumlah 33.882 orang. Dan lebih spesifiknya lagi, pelajar SMA yang dipilih dan dijadikan responden adalah pelajar SMA Surabaya yang membaca Jawa Pos.

3.1.3 Berita Development Basketball League Movement (DBL Movement)

Berita tentang Development Basketball League Movement 2010 mulai diberitakan pada tanggal 13 Januari 2010 di surat kabar Jawa Pos. Dimana pemberitaan tersebut menginformasikan kepada masyarakat tentang berlangsungnya event Development Basketball League Movement 2010, baik dari hasil pertandingan maupun hal-hal yang unik seputar pelaksanaan Development Basketball League Movement 2010. Pemberitaan event Development Basketball League Movement 2010 ini tidak hanya diberitakan di surat kabar Jawa Pos saja, tapi juga diberitakan di surat kabar anak perusahaan Jawa Pos yang tersebar di banyak kota di Indonesia. Pemberitaan Development Basketball League Movement 2010 diberitakan dihalaman olahraga dan juga halaman nasional jika angle pemberitaannya benar-benar bagus. Dengan adanya pemberitaan Development Basketball League Movement 2010 di surat kabar Jawa Pos, PT. DBL Indonesia berharap eventnya tersebut akan dikenal oleh masyarakat dan semakin besar.

3.2. Skala Pengukuran

Untuk penelitian ini skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert. Dengan skala ini, responden diminta utntuk memberi respon terhadap setiap pertanyaan dengan memilih salah satu di antara empat pilihan jawaban berdasarkan perasaan mereka.


(52)

Pemberian bobot antara satu sampai dengan empat, dimulai dengan pilihan jawaban sangat setuju dengan bobot tertinggi yaitu empat, hingga pilihan jawaban sangat tidak setuju dengan bobot terendah yaitu satu. Kemudian untuk mengetahui sikap responden tersebut positif, netral, atau negatif, maka diperlukan skor jawaban.

Dalam pemberian skor pertanyaan sikap yang bersifat mendukung atau memihak pada objek sikap (Azwar, 1997:161), sebagai berikut :

1. Sangat tidak setuju (STS) = skor 1

2. Tidak setuju (TS) = skor 2

3. Setuju (S) = skor 3

4. Sangat setuju (SS) = skor 4

Adapun pilihan pernyataan digolongkan menjadi 4 kategori jawaban dengan meniadakan jawaban “ragu-ragu” (undeciaded), alasannya adalah sebagai berikut :

a. Kategori Undeciaded memiliki arti ganda, bisa diartikan belum dapat memberikan jawaban netral dan ragu-ragu. Kategori yang memiliki arti ganda (multi inpretabel) ini tidak diharapkan dalam instrument.

b. Tersedia jawaban ditengah menimbulkan kecenderungan menjawab ke tengah

terutama bagi mereka yang ragu-ragu akan kecenderungan jawabannya.

c. Disediakan jawaban ditengah akan menghilangkan banyak data penelitian sehingga banyaknya informasi yang dapat dijaring dari responden.

Maka selanjutnya diberikan batasan-batasan dalam menentukan lebar interval dari pernyataan yang akan dijawab yaitu positif, negative, dan netral dengan menggunakan


(53)

rumus :

Skor jawaban tertinggi – skor jawaban terendah

_________________________________

Jenjang yang diinginkan

SS = 4 x 18 = 72 (nilai tertinggi) S = 3 x 18 = 54

TS = 2 x 18 = 36

STS = 1 x 18 = 18 (nilai terendah) Sehingga,

Range = 72 - 18 3

= 54 = 18

3

Jadi penentuan kategorinya adalah : Sikap negatif = 18 – 35 (terendah) Sikap netral = 36 – 53 (sedang) Sikap positif = 54 – 72 (tertinggi)

Kemudian apabila skor dan tinggat interval dari tiap-tiap kategori diketahui, maka hasil yang diperoleh akan diinterpretasikan dan dianalisis.

Dan untuk pengukuran setiap aspeknya, Aspek Kognitif :

SS : 4 x 3 = 12 (nilai tertinggi)


(54)

TS : 2 x 3 = 6

STS : 1 x 3 = 3 (nilai terendah) Sehingga, Range = 12 – 3 = 9 = 3

3 3

Jadi penentuan kategorinya adalah : Sikap negatif = 3 – 5 (terendah) Sikap netral = 6 – 8 (sedang) Sikap positif = 9 – 12 (tertinggi) Aspek Afektif :

SS : 4 x 5 = 20 (nilai tertinggi)

S : 3 x 5 = 15

TS : 2 x 5 = 10

STS : 1 x 5 = 5 (nilai terendah) Sehingga, Range = 20 – 5 = 15 = 5

3 3

Jadi penentuan kategorinya adalah : Sikap negatif = 5 – 9 (terendah) Sikap netral = 10 – 14 (sedang) Sikap positif = 15 – 20 (tertinggi) Aspek Konatif :

SS : 4 x 8 = 32 (nilai tertinggi)

S : 3 x 8 = 21

TS : 2 x 8 = 16


(55)

Sehingga, Range = 32 – 8 = 21 = 8

3 3

Jadi penentuan kategorinya adalah : Sikap negatif = 8 – 15 (terendah) Sikap netral = 16 – 20 (sedang) Sikap positif = 21 – 32 (tertinggi)

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek atau fenomena yang diriset (Sugiyono, 2002:55). Dalam hal ini populasi yang digunakan adalah jumlah keseluruhan pelajar SMA Surabaya. Jumlah keseluruhan pelajar SMA Surabaya di tahun 2010 adalah 33.882 orang (sumber ; Dispendik kota Surabaya, Metropolis Jawa Pos, Edisi Senin, 26 April 2010).

3.3.2. Sampel

Untuk jumlah sample sebanyak 100, mengacu pada penjelasan Burhan Bungin (2001), yang mengatakan bahwa agar sampel penelitian bisa mewakili populasi atau dinilai respresantatif maka biasannya sampel harus bisa dipertanggungjawabkan. Jumlah populasi untuk menentukan sampel dengan menggunakan rumus Yamane. Pendekatan data jumlah pelajar SMA Surabaya tahun 2010 adalah 33.882. Jumlah sampel yang dipergunakan dalam penelitian dihitung dengan menngunakan rumus Yamane, yaitu ;


(56)

n

=

N

Nd² + 1

Di mana :

n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi

d = presisi 10%, tingkat kepercayaan 90%

Tingkat kesalahan sampel yang digunakan adalah 10%, karena menurut Husein (2002:142), tingkat kesalahan sampel sebesar 10% masih dapat ditoleransi dalam penelitian.

n = 33.882

(33.882) (0,1)² + 1

n = 33.882 (33.882) (0,01) + 1

n = 33.882 338,82 + 1

n = 33.882 339,82


(57)

n = 99,705726561

100

Karakteristik pengendali pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah : 1. Pelajar SMA Surabaya

2. Berusia 15 – 19 tahun.

Pemilihan karakteristik tersebut dipilih karena pelajar SMA dengan kisaran umur sekian sudah bisa menerima dan memahami sebuah berita dengan baik.

3.4. Teknik Penarikan Sampel

Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam riset ini adalah Accidental Sampling (sampling kebetulan) dimana teknik ini adalah memilih pelajar SMA Surabaya yang kebetulan dijumpai ketika menyaksikan Development Basketball League Movement 2010 yang ada di Surabaya untuk dijadikan sample. Jadi peneliti akan memilih 100 orang dari 33.882 pelajar SMA Surabaya yang sedang menonton Development Basketball League Movement 2010 di DBL Arena Surabaya sebagai responden.


(58)

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian Sikap Pelajar SMA Surabaya terhadap Pemberitaan Development Basketball League Movement 2010, metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Data primer

Kuesioner, berupa daftar yang berisi kumpulan pertanyaan, yang didalamnya disertakan alternatif pilihan jawaban untuk kemudian disebarkan kepada responden yang memenuhi karakteristik penelitian, guna mendapatkan data yang akurat berkaitan dengan informasi yang dibutuhkan.

2. Data sekunder

Data-data yang bersumber dari dokumentasi maupun perpustakan atau data-data tertulis lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini juga dimanfaatkan.

3. Wawancara

Berupa pertanyaan yang ditujukan kepada Commissioner DBL Indonesia dalam rangka untuk memperoleh informasi tentang Development Basketball League Movement 2010 dan data pendukung lainnya.

3.6. Teknik Analisis Data

Metode Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif yaitu tabel frekuensi yang digunakan untuk menggambarkan dara yang diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner yang diisi oleh responden. Data yang diperoleh dari hasil selanjutnya akan diolah untuk mendeskripsikan.


(59)

a. Editing atau seleksi angket

Data yang digunakan untuk mencapai hasil analisa yang baik. Data yang salah disisihkan atau tidak dipergunakan sehingga data yang diperoleh valid.

b. Coding

Pemberian tanda atau kode agar mudah memberikan jawaban. c. Tabulating

Menggolongkan data dalam tabel, data-data yang ada agar dapat dihubungkan dengan pengukuran terhadap variabel-variabel yang ada (Rakhmat, 2002 : 134).

Adapun rumus yang dipergunakan agar data yang diperoleh akan dianalisa secara deskriptif kuantitatif dengan menggunakan rumus :

P = F x 100% N

Keterangan :

P = Presentase Responden F = Frekuensi Responden N = Jumlah Responden

Demikian rumus tersebut, maka akan diperoleh prosentase dengan kategori terntentu, hasil perhitungan selanjutnyaakan disajikan dalam tabel agar lebih mudah dan diinterpretasikan.


(60)

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian dan Penyajian Data 4.1.1 Sejarah Berdirinya PT. DBL Indonesia

DBL Indonesia (Deteksi Basket Lintas Indonesia) merupakan sebuah perusahaan yang terbentuk karena adanya event basket yang diselenggarakan untuk pelajar se-Indonesia. Event basketnya sendiri pada awalnya diselenggarakan oleh DetEksi (rubrik anak muda surat kabar Jawa Pos) dan disebut dengan DBL (DetEksi Basketball League).

DetEksi merupakan bagian dari halaman Jawa Pos yang terbit mulai 26 Februari 2000 dibawah pimpinan Azrul Ananda yang pernah menjabat sebagai pemimpin redaksi Jawa Pos. Nama DetEksi sengaja dipilih untuk halaman koran ini karena halaman utamanya menyuguhkan hasil survei pendapat dan gaya hidup anak muda. DetEksi mencoba menDetEksi fenomena anak muda di Surabaya. DetEksi hadir untuk ”membunuh” kemalasan anak muda dalam membaca koran.

Sasaran pembaca DetEksi adalah kalangan remaja. Maka, kru (sebutan bagi karyawan DetEksi Jawa Pos) yang bekerja di dalamnya juga berasal dari usia sebaya. Rata-rata para kru DetEksi memiliki kisaran usia antara 19 hingga 25 tahun yang terdiri dari Redaktur, Supervisor, Koordinator, Bendahara, Editor, Penulis, Grafis, Fotografer, Petugas Entry Data dan Surveyor.

Jadi selama DetEksi berdiri, DetEksi bukan hanya menawarkan halaman– halamannya saja, tetapi DetEksi juga menawarkan kegiatan off-print untuk remaja yang


(61)

berupa event setiap tahunnya, dan pastinya dikerjakan sendiri oleh semua kru DetEksi, salah satunya yaitu event DetEksi Basketball League (DBL).

Setelah 6 tahun pelaksanaan mulai dari 2004, DBL semakin berkembang, tidak hanya di Surabaya, bahkan pada tahun 2008 DBL mulai diadakan di 11 kota di Indonesia. Dan karena itu juga DetEksi, pada khususnya Jawa Pos membentuk anak perusahaan baru yang pada akhirnya diberi nama DetEksi Basket Lintas Indonesia (DBL Indonesia).

4.1.2 Event DetEksi Basket Lintas Indonesia-Development Basketball League Movement

Development Basketball League Movement (DBL Movement) merupakan pengembangan dari DetEksi Basketball League (DBL) karena pelaksanaanya sendiri diberbagai kota seluruh Indonesia.

DBL Movement pertama kali diadakan pada tahun 2008 dan diawali dengan diadakan di 11 kota di Indonesia, Makassar, Palembang, Pontianak, Manado, Banjarmasin, Mataram, Surabaya, Malang, Semarang, Yogyakarta, Lampung. DBL Movement 2008 mendapat respon yang baik, itu dibuktikan dengan total jumlah penonton dari seluruh kota tempat penyelenggaraan adalah 210.000 orang. Karena DBL movement 2008 dianggap berhasil, maka Azrul Ananda selaku Commissioner DBL Indonesia memutuskan DBL Movement akan diteruskan pada tahun berikutnya yaitu tahun 2009.

Di tahun 2009 DBL Indonesia menambah jumlah kota tempat penyelenggaraan DBL Movement, yaitu menjadi 16 Kota di Indonesia, dan kota yang ditambahkan adalah Papua, Bandar Lampung, Bandung, Denpasar, Samarinda. Sama seperti DBL Movement


(62)

2008, DBL Movement 2009 pun berjalan dengan lancar dan mendapat respon yang lebih baik dari tahun sebelumnya. Sekali lagi bisa dilihat dari jumlah penontonnya yang mencapai total 400.000 orang dari semua kota tempat penyelenggaraan.

Di tahun 2010 DBL Indonesia ingin membuktikan kalau event-nya semakin lama semakin berkembang dan mendapatkan respon positif dari masyarakat Indonesia. Hal itu dibuktikan dengan ditambahnya lagi kota tempat diadakannya DBL Movement menjadi 21 kota. Karena hal itu DBL Movement sekarang menjadi event yang bertaraf nasional.

Selain menghadirkan pertandingan basket kesehariannya, DBL Movement juga memiliki kompetisi lain di dalamnya antara lain yaitu yel-yel competition. Magnet event DBL Movement ini menjadikannya sebagai ajang kompetisi olahraga bergengsi bagi remaja, khususnya di kota Surabaya sebagai markas DBL Indonesia.

DetEksi Basketball League atau biasa dikenal dengan DBL termasuk salah satu even olahraga yang banyak menarik perhatian publik Indonesia. Penyelenggara pun mengklaim DBL sebagai kompetisi basket pelajar terbesar di Indonesia, hal tersebut juga telah dikukuhkan di MURI (Museum Rekor Indonesia) pada bulan Mei 2009 sebagai Liga Basket Pelajar Terbesar Indonesia dengan penoton dan peserta terbanyak.

Berhasil menciptakan sejarah basket di Indonesia dengan menjadi penyelenggara even resmi pertama National Basketball Association atau NBA dari Amerika Serikat. Kompetisi basket ini juga mendapat pengakuan dari pemerintah Australia. DBL Indonesia dan pemerintah Australia menyelenggarakan kerjasama multiyear (jangka panjang) untuk mengadakan DBL Western Asutralia Games di Perth. Acara ini sudah diadakan pada Oktober 2008 dan kembali dilangsungkan pada tahun 2009. Dan untuk


(63)

tahun 2010 ini DBL Indonesia bekerjasama dengan pemerintahan Amerika untuk mengadakan DBL USA Games.

4.1.3. Pemberitaan Event Development Basketball League Indonesia

Karena merupakan event yang bertaraf nasional, pemberitaan DBL Movement 2010 hadir pada halaman Olahraga surat kabar Jawa Pos, bahkan ketika benar-benar ada angle yang menarik, redaktur Jawa Pos tidak segan-segan menempatkan pemberitaannya di halaman utama Jawa Pos.

Dalam penulisan berita, DBL Movement memiliki ke khas-an nya sendiri. Memiliki berbagai pertimbangan dalam menerbitkan berita-berita olahraganya. Karena memiliki target segmen remaja dan beranggotakan remaja pula, maka karakteristik tersebut bisa tampak pada berita yang disajikan yang juga bergaya anak muda. Berita yang dipilih pada pemberitaan DBL ini haruslah disukai oleh anak muda, mulai dari pemilihan kata yang bergaya anak muda, pemilihan angle naskah yang disajikan, naskah berita olahraga tidak lagi hanya membahas skor, namun juga hal-hal di luar teknis seperti masalah kehidupan sehari-hari atlet, aksi para suporter, dan sebagainya, berikut foto yang dipilih untuk menemani naskah-naskah tersebut, hingga judul-judul yang dirilis.

Selain ciri khusus yang dimiliki oleh pemberitaan DBL, mereka juga mengusung sejumlah ciri umum jurnalisme olahraga. Serta menyertakan hal-hal yang umumya hadir pada setiap penulisan berita. Misal: unsur 5W 1H, Foto, Judul Naskah, dll


(1)

(2)

Lampiran 8 Tabulasi Kuesioner

No Resp

Aspek Kognitif Total Skor

Kate gori

No Resp

Aspek Afektif Total Skor

Kate gori

No Resp

Aspek Konatif Total Skor

Kategori A.3 A.4 A.5 B.6 B.7 B.8 B.9 B.10 C.11 C.12 C.13 C.14 C.15 C.16 C.17 C.18

1 4 4 3 11 Positif 1 3 3 4 3 3 16 Positif 1 3 4 4 2 3 3 4 3 26 Positif 2 4 4 4 12 Positif 2 4 3 4 3 4 18 Positif 2 3 3 3 3 3 3 3 3 24 Positif 3 3 3 3 9 Positif 3 4 4 4 4 4 20 Positif 3 4 4 4 2 3 3 3 4 27 Positif 4 4 4 4 12 Positif 4 3 3 3 3 3 15 Positif 4 4 4 3 4 4 4 4 4 31 Positif 5 4 4 4 12 Positif 5 3 3 4 4 4 18 Positif 5 4 4 4 3 3 3 4 4 29 Positif 6 4 4 4 12 Positif 6 3 3 4 3 4 17 Positif 6 4 3 3 3 3 3 3 3 25 Positif 7 4 3 4 11 Positif 7 4 4 4 3 4 19 Positif 7 3 4 3 3 3 3 4 3 26 Positif 8 4 4 3 11 Positif 8 4 3 4 3 4 18 Positif 8 2 3 3 2 2 3 3 3 21 Positif 9 4 3 3 10 Positif 9 3 3 3 3 4 16 Positif 9 4 4 3 4 4 3 3 3 28 Positif 10 4 4 4 12 Positif 10 4 4 4 4 3 19 Positif 10 3 2 2 2 3 2 3 3 20 Netral 11 3 3 3 9 Positif 11 3 3 3 3 3 15 Positif 11 4 4 4 4 4 4 4 4 32 Positif 12 4 4 4 12 Positif 12 3 3 3 3 4 16 Positif 12 4 4 4 2 3 3 3 3 26 Positif 13 4 4 3 11 Positif 13 3 3 4 4 4 18 Positif 13 4 3 3 3 3 3 3 3 25 Positif 14 1 1 1 3 Negatif 14 1 1 1 1 1 5 Negatif 14 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Negatif 15 4 4 4 12 Positif 15 4 4 4 4 2 18 Positif 15 3 4 3 3 3 3 3 4 26 Positif 16 4 4 4 12 Positif 16 3 2 3 3 3 14 Netral 16 3 4 4 3 3 3 3 3 26 Positif 17 4 3 4 11 Positif 17 4 4 4 4 4 20 Positif 17 4 4 4 2 3 3 3 3 26 Positif 18 4 2 2 8 Netral 18 3 3 4 4 4 18 Positif 18 4 2 3 3 3 3 3 3 24 Positif 19 4 4 3 11 Positif 19 3 2 2 1 1 9 Negatif 19 2 1 2 2 2 2 2 2 15 Negatif 20 4 4 3 11 Positif 20 4 3 4 3 4 18 Positif 20 3 4 3 3 3 2 3 4 25 Positif 21 4 4 3 11 Positif 21 4 3 3 3 3 16 Positif 21 4 4 4 3 3 3 3 3 27 Positif 22 4 4 4 12 Positif 22 4 4 4 3 4 19 Positif 22 3 4 3 4 4 4 3 4 29 Positif 23 4 4 4 12 Positif 23 4 3 3 3 4 17 Positif 23 3 4 4 2 3 3 3 3 25 Positif 24 3 3 4 10 Positif 24 3 3 3 3 3 15 Positif 24 4 4 4 2 3 3 3 3 26 Positif 25 4 4 3 11 Positif 25 4 4 4 3 4 19 Positif 25 4 4 3 3 3 3 3 3 26 Positif 26 4 3 3 10 Positif 26 4 4 4 4 4 20 Positif 26 4 4 4 3 4 3 4 4 30 Positif 27 4 4 4 12 Positif 27 3 3 3 3 3 15 Positif 27 4 3 3 3 2 2 3 3 23 Positif 28 3 3 3 9 Positif 28 2 2 2 2 2 10 Netral 28 2 2 2 2 2 2 2 2 16 Netral 29 4 4 4 12 Positif 29 3 3 4 3 3 16 Positif 29 3 3 3 3 3 3 3 3 24 Positif 30 4 4 3 11 Positif 30 4 3 4 3 4 18 Positif 30 4 4 4 2 3 3 3 4 27 Positif 31 4 3 4 11 Positif 31 4 4 4 4 4 20 Positif 31 4 4 3 4 4 4 4 4 31 Positif 32 4 3 4 11 Positif 32 3 3 3 3 3 15 Positif 32 4 4 4 3 3 3 4 4 29 Positif 33 4 3 2 9 Positif 33 3 3 4 4 4 18 Positif 33 4 3 3 3 3 3 3 3 25 Positif 34 4 4 3 11 Positif 34 3 3 4 3 4 17 Positif 34 3 3 3 2 3 3 3 3 23 Positif


(3)

35 4 3 3 10 Positif 35 4 4 4 3 4 19 Positif 35 2 3 3 2 2 3 3 3 21 Positif 36 4 4 2 10 Positif 36 4 3 4 3 4 18 Positif 36 4 4 3 4 4 3 3 3 28 Positif 37 3 4 4 11 Positif 37 3 3 3 3 4 16 Positif 37 3 4 4 2 3 3 4 3 26 Positif 38 4 4 4 12 Positif 38 4 4 4 4 3 19 Positif 38 3 3 3 3 3 3 3 3 24 Positif 39 4 3 4 11 Positif 39 4 3 3 3 4 17 Positif 39 4 4 4 2 3 3 3 4 27 Positif 40 4 4 3 11 Positif 40 3 3 3 2 2 13 Netral 40 4 4 3 4 4 4 4 4 31 Positif 41 4 4 4 12 Positif 41 4 4 4 3 4 19 Positif 41 4 4 4 3 3 3 4 4 29 Positif 42 4 3 3 10 Positif 42 4 3 3 3 3 16 Positif 42 4 4 4 2 3 3 3 3 26 Positif 43 4 4 4 12 Positif 43 3 3 3 3 3 15 Positif 43 4 2 3 3 3 3 3 3 24 Positif 44 4 4 4 12 Positif 44 4 4 4 3 3 18 Positif 44 3 3 3 3 3 3 3 3 24 Positif 45 4 4 4 12 Positif 45 4 3 4 3 4 18 Positif 45 3 4 3 3 3 2 3 4 25 Positif 46 4 3 4 11 Positif 46 3 3 3 3 4 16 Positif 46 4 4 4 2 3 3 3 3 26 Positif 47 4 4 3 11 Positif 47 4 4 4 4 3 19 Positif 47 3 4 3 4 4 4 3 4 29 Positif 48 4 3 3 10 Positif 48 3 2 3 3 2 13 Netral 48 3 4 3 2 3 3 3 3 24 Positif 49 4 4 4 12 Positif 49 4 3 4 3 4 18 Positif 49 4 4 4 2 3 3 3 3 26 Positif 50 3 4 4 11 Positif 50 4 3 4 4 4 19 Positif 50 3 3 3 3 3 3 3 3 24 Positif 51 4 3 4 11 Positif 51 3 2 2 2 1 10 Netral 51 4 4 4 3 4 3 4 4 30 Positif 52 4 4 3 11 Positif 52 4 4 4 4 3 19 Positif 52 4 3 3 3 3 3 3 3 25 Positif 53 4 3 3 10 Positif 53 3 2 3 3 3 14 Netral 53 3 3 3 2 3 3 3 3 23 Positif 54 2 4 4 10 Positif 54 4 4 4 4 4 20 Positif 54 4 4 3 4 4 3 3 3 28 Positif 55 3 3 3 9 Positif 55 3 3 4 4 4 18 Positif 55 3 4 4 2 3 3 4 3 26 Positif 56 4 4 4 12 Positif 56 3 2 2 1 1 9 Negatif 56 1 2 2 1 2 2 3 2 15 Negatif 57 4 4 3 11 Positif 57 3 3 3 3 3 15 Positif 57 4 4 4 2 3 3 3 4 27 Positif 58 4 3 4 11 Positif 58 3 3 3 2 2 13 Netral 58 4 4 3 4 4 4 4 4 31 Positif 59 4 4 4 12 Positif 59 4 4 4 3 4 19 Positif 59 3 3 3 3 3 3 3 3 24 Positif 60 4 3 4 11 Positif 60 4 3 4 3 4 18 Positif 60 4 4 4 2 3 3 3 4 27 Positif 61 4 4 3 11 Positif 61 3 3 3 3 4 16 Positif 61 4 4 3 4 4 4 4 4 31 Positif 62 4 4 4 12 Positif 62 4 4 4 4 3 19 Positif 62 4 4 4 3 3 3 4 4 29 Positif 63 3 3 3 9 Positif 63 3 3 3 3 3 15 Positif 63 4 3 3 3 3 3 3 3 25 Positif 64 4 4 4 12 Positif 64 3 3 3 2 2 13 Netral 64 3 3 3 2 3 3 3 3 23 Positif 65 4 4 4 12 Positif 65 4 4 4 3 4 19 Positif 65 3 4 3 2 3 3 3 3 24 Positif 66 4 4 4 12 Positif 66 4 3 3 3 3 16 Positif 66 4 4 3 4 4 3 3 3 28 Positif 67 4 3 4 11 Positif 67 3 3 3 3 3 15 Positif 67 4 3 3 3 3 3 3 3 25 Positif 68 4 3 4 11 Positif 68 4 4 4 3 4 19 Positif 68 3 4 3 3 3 3 3 3 25 Positif 69 4 2 2 8 Netral 69 4 3 4 3 4 18 Positif 69 2 3 3 2 2 3 3 3 21 Positif 70 4 4 3 11 Positif 70 3 3 3 3 3 15 Positif 70 4 4 3 4 4 3 3 3 28 Positif 71 4 3 3 10 Positif 71 4 4 4 3 3 18 Positif 71 3 2 2 2 3 2 3 3 20 Netral 72 3 4 2 9 Positif 72 4 4 4 4 4 20 Positif 72 4 4 4 4 4 4 4 4 32 Positif 73 4 4 4 12 Positif 73 3 3 3 3 4 16 Positif 73 4 4 4 2 3 3 3 3 26 Positif 74 4 4 4 12 Positif 74 3 3 2 2 2 12 Netral 74 4 3 3 3 3 3 3 3 25 Positif


(4)

75 4 3 4 11 Positif 75 3 3 4 3 3 16 Positif 75 4 4 4 3 3 3 4 4 29 Positif 76 4 4 3 11 Positif 76 4 3 4 3 4 18 Positif 76 4 3 3 3 3 3 3 3 25 Positif 77 4 4 4 12 Positif 77 4 4 4 4 4 20 Positif 77 3 3 3 2 3 3 3 3 23 Positif 78 4 3 2 9 Positif 78 3 3 3 3 3 15 Positif 78 2 3 3 2 2 3 3 3 21 Positif 79 4 3 4 11 Positif 79 3 3 4 4 4 18 Positif 79 4 4 3 4 4 3 3 3 28 Positif 80 4 4 3 11 Positif 80 3 3 3 3 3 15 Positif 80 3 4 4 2 3 3 4 3 26 Positif 81 4 3 3 10 Positif 81 3 3 3 2 2 13 Netral 81 3 3 3 3 3 3 3 3 24 Positif 82 4 4 4 12 Positif 82 4 4 4 3 4 19 Positif 82 4 4 4 2 3 3 3 4 27 Positif 83 4 4 4 12 Positif 83 4 3 4 3 4 18 Positif 83 4 4 3 4 4 4 4 4 31 Positif 84 4 3 4 11 Positif 84 3 3 3 3 4 16 Positif 84 4 4 4 3 3 3 4 4 29 Positif 85 4 4 3 11 Positif 85 4 4 4 4 3 19 Positif 85 4 4 4 2 3 3 3 3 26 Positif 86 4 3 3 10 Positif 86 3 3 3 3 3 15 Positif 86 4 2 3 3 3 3 3 3 24 Positif 87 3 3 3 9 Positif 87 3 3 3 2 2 13 Netral 87 3 3 3 3 3 3 3 3 24 Positif 88 4 4 4 12 Positif 88 4 4 4 3 4 19 Positif 88 3 4 3 2 3 3 3 3 24 Positif 89 4 4 4 12 Positif 89 4 3 3 3 3 16 Positif 89 4 4 4 2 3 3 3 3 26 Positif 90 4 4 3 11 Positif 90 3 3 4 4 4 18 Positif 90 3 3 3 2 3 3 3 3 23 Positif 91 4 2 3 9 Positif 91 3 2 2 2 1 10 Netral 91 4 4 4 3 4 3 4 4 30 Positif 92 4 4 4 12 Positif 92 4 4 4 4 2 18 Positif 92 4 3 3 3 3 3 3 4 26 Positif 93 3 2 2 7 Netral 93 3 2 3 3 3 14 Netral 93 2 3 3 2 2 2 3 3 20 Netral 94 4 4 3 11 Positif 94 4 4 4 4 4 20 Positif 94 4 4 3 4 4 3 3 3 28 Positif 95 4 3 3 10 Positif 95 3 3 4 4 4 18 Positif 95 3 4 4 2 3 3 4 3 26 Positif 96 4 4 2 10 Positif 96 3 2 2 1 1 9 Negatif 96 2 2 3 2 3 2 3 3 20 Netral 97 4 4 4 12 Positif 97 3 3 3 3 3 15 Positif 97 4 4 4 2 3 3 3 4 27 Positif 98 4 4 4 12 Positif 98 3 3 3 2 2 13 Netral 98 2 3 3 2 2 3 3 3 21 Positif 99 4 3 4 11 Positif 99 4 4 4 3 4 19 Positif 99 4 4 3 4 4 3 3 3 28 Positif 100 4 4 3 11 Positif 100 4 3 4 3 4 18 Positif 100 4 3 3 3 3 3 3 3 25 Positif


(5)

Lampiran 9 Tabulasi Kuesioner Total Skor

Total 50 11 19 24 54 Positif No Responden Aspek Kognitif Aspek Afektif Aspek Konatif

Skor

Kategori

51 11 10 30 51 Netral 1 11 16 26 53 Netral 52 11 19 25 55 Positif 2 12 18 24 54 Positif 53 10 14 21 45 Netral 3 9 20 27 56 Positif 54 10 20 28 58 Positif

4 12 15 31 58 Positif 55 9 18 26 53 Netral 5 12 18 29 59 Positif 56 12 9 15 36 Netral

6 12 17 25 54 Positif 57 11 15 27 53 Netral 7 11 19 26 56 Positif 58 11 13 31 55 Positif 8 11 18 21 50 Netral 59 12 19 24 55 Positif 9 10 16 28 54 Positif 60 11 18 27 56 Positif 10 12 19 20 51 Netral 61 11 16 31 58 Positif 11 9 13 32 54 Positif 62 12 19 29 60 Positif

12 12 16 26 54 Positif 63 9 15 25 49 Netral 13 11 18 25 54 Positif 64 12 13 23 48 Netral

14 3 5 8 16 Negatif 65 12 19 24 55 Positif 15 12 18 26 56 Positif 66 12 16 28 56 Positif 16 12 14 26 52 Netral 67 11 15 25 51 Netral 17 11 20 26 57 Positif 68 11 19 25 55 Positif

18 8 18 24 50 Netral 69 8 18 21 47 Netral 19 11 9 15 35 Negatif 70 11 15 28 54 Positif

20 11 18 25 54 Positif 71 10 18 20 48 Netral 21 11 16 27 54 Positif 72 9 20 32 61 Positif 22 12 19 29 60 Positif 73 12 16 26 54 Positif 23 12 17 25 54 Positif 74 12 12 25 49 Netral 24 10 15 26 51 Netral 75 11 16 29 56 Positif


(6)

25 11 19 23 53 Netral 76 11 18 25 54 Positif 26 10 20 30 60 Positif 77 12 20 23 55 Positif

27 12 15 23 50 Netral 78 9 15 21 45 Netral 28 9 10 16 35 Negatif 79 11 18 28 57 Positif

29 12 16 26 54 Positif 80 11 15 26 52 Netral 30 11 18 27 56 Positif 81 10 13 24 47 Netral 31 11 20 31 62 Positif 82 12 19 27 58 Positif 32 11 15 29 55 Positif 83 12 18 31 61 Positif 33 9 18 25 52 Netral 84 11 16 29 56 Positif 34 11 17 23 51 Netral 85 11 19 26 56 Positif 35 10 19 21 50 Netral 86 10 15 24 49 Netral

36 10 18 28 56 Positif 87 9 13 24 46 Netral 37 11 16 26 53 Netral 88 12 19 24 55 Positif

38 12 19 24 55 Positif 89 12 16 26 54 Positif 39 11 17 27 55 Positif 90 11 18 23 52 Netral

40 11 13 31 55 Positif 91 9 10 30 49 Netral 41 12 19 29 60 Positif 92 12 18 26 56 Positif

42 10 16 26 52 Netral 93 7 14 20 41 Netral 43 12 15 24 51 Netral 94 11 20 28 59 Positif

44 12 18 24 54 Positif 95 10 18 26 54 Positif 45 12 18 25 55 Positif 96 10 9 20 39 Netral 46 11 16 26 53 Positif 97 12 15 27 54 Positif 47 11 19 29 59 Positif 98 12 13 21 46 Netral 48 10 13 24 47 Netral 99 11 19 28 58 Positif 49 12 18 26 56 Positif 100 11 18 25 54 Positif