KEMAMPUAN PCK (Pedagogic Content Knowledge) GURU BIOLOGI KELAS Kemampuan PCK (Pedagogic Content Knowledge) Guru Biologi Kelas X Sma Negeri Se-Surakarta Dalam Menyusun RPP Tahun Ajaran 2015/2016.

KEMAMPUAN PCK (Pedagogic Content Knowledge) GURU BIOLOGI KELAS
X SMA NEGERI SE-SURAKARTA DALAM MENYUSUN RPP TAHUN
AJARAN 2015/2016

PUBLIKASI ILMIAH
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Progam Studi Strata I pada jurusan
Pendidikan Biolodi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Oleh:
GALUH ARGA WISNU SAPUTRA
A420120084

PROGAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2016

JUDUL NASKAH PUBLIKASI ILMIAH MAHASISWA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


(KEMAMPUAN PCK (Pedagogic Content Knowledge) GURU BIOLOGI KELAS X SMA NEGERI
SE-SURAKARTA DALAM MENYUSUN RPP TAHUN AJARAN 2015/2016)

ABSTRAK
Guru merupakan ujung tombak bagi berhasilnya suatu proses pembelajaran. Seorang guru harus memiliki berbagai
keterampilan yang tentu sudah ada dalam kompetensi guru. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan
PCK (Pedagogic Content Knowledge) guru biologi kelas X SMA Negeri Se-Surakarta dalam penyusunan RPP tahun ajaran
2015/2016. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif menggunakan metode
dokumentasi. Teknik pengambilan sampel penelitian ini adalah insidental sampling. Teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian, kemampuan CK (Content Knowledge) guru
Biologi kelas X SMA Negeri se-Surakarta dalam menyusun RPP tahun ajaran 2015/2016 yaitu meliputi kemampuan
kesesuaian materi 72,22% (baik), kemampuan keluasan dan kedalaman materi 52,78 (cukup), kemampuan pengembangan
materi 59,72% (cukup), sehingga diperoleh rata-rata sebesar 61,57% (baik). Kemampuan PK (Pedagogic Knowledge) yaitu
meliputi kemampuan penggunaan metode/model 91,67% (sangat baik), kemampuan penggunaan berbagai macam
metode/model 58,33% (cukup), kemampuan jenis media pembelajaran 41,67% (cukup), kemampuan pemilihan media sesuai
kegiatan pembelajaran 100% (sangat baik), kemampuan menyusun alat evaluasi sesuai materi 26,39% (kurang baik),
kemampuan pemilihan ranah penilaian 61,11% (baik), sehingga rata-rata sebesar 63,20% (baik). Kemampuan PCK yaitu
meliputi kegiatan pendahuluan 65,27% (baik), kegiatan inti 100% (sangat baik), kegiatan penutup 70,83% (baik), sehingga
rata-rata sebesar 78,70% (baik).
Kata kunci: PCK, guru biologi, Surakarta, RPP.


ABSTRACT
Teachers are the spearhead for successing the learning process. A teacher must have several skills that already exist
in teacher’ competence. This research is aiming to find the PCK capability of biology teachers at Xth grade high school in
Surakarta in arranging the lesson plan 2015/2016 academic year. The type of this research is descriptive qualitative using
documentation method. The technique of collecting research sample of this research is insidental sampling. The technique of
analyzing data of this research is descriptive qualitative. Based on the result, CK (Content Knowledge) capability of teachers at
Xth grade high school in Surakarta in arranging the lesson plan 2015/2016 academic year includes material suitability
capabilities 72.22% (good), the ability of deeping the material 52.78% (sufficient), the ability of material development 59.72%
(sufficient), with the result that the average is 72.22% (good). The PK capability includes the ability to use the method 91.67%
(excellent), the ability to use various method 58.33% (sufficient), the ability of the media type of learning 41.67% (sufficient),
the ability of the media’ selection capability of learning activities 100% (excellent), the ability to draw up the evaluation tool
suitable material 26.39% (less good), the ability of the realm of electoral votes 61.11% (good), so the average is 63.20%
(excellent). PCK capabilities which includes preliminary activities 65.27% (good), the core activity of 100% (excellent), the
closing 70.83%, so the average is 78.70% (good).

Keywords: PCK, techer biology, Surakarta, RPP.

1.


PENDAHULUAN

Guru merupakan ujung tombak bagi berhasilnya suatu proses pem belajaran. Sebab dari gurulah peserta didik mulai belajar
mengenal dunia yang lebih luas. Oleh sebab itu, seorang guru harus memiliki berbagai keterampilan yang tentu sudah ada
dalam kompetensi guru. Guru berkualitas selalu menjadi tuntutan di berbagai jenjang dan jenis institusi pendidikan, baik
institusi penghasil (LPTK) maupun institusi pengguna (sekolah) (Hendri, 2010). Sebagai salah satu elemen tenaga
kependidikan, seorang guru harus mampu melaksanakan tugasnys secara profesional, dengan selalu berpegangan teguh pada
etika kerja, mereka (bebas dari tekanan pihak luar), produktif, efektif, efisien, dan inovatif (Suyanto,2008 ). Selain itu guru
profesional harus memiliki kemampuan dalam bidang mengajar, menyiapkan adminsitrasi guru yang meliputi, program
semester, program tahunan, serta rancangan program pembelajaran selama satu tahun akademik. Namun pada kenyataannya
hingga saat ini masih banyak guru yang belum mampu melaksanakan tugas-tugasnya sesuai kompetensi atau bahkan dengan
sengaja tidak melaksanakan dengan berbagai alasan seperti tidak mampu membuat perangkat pembelajaran, proses
pembuatan perangkat yang terlalu panjang dan rumit, tidak memiliki banyak waktu, hingga serentetan alasan lain yang
membuat guru menjadi tidak berkualitas. Kompetensi pedagogik merupakan ilmu dalam mendidik peserta didik yang
menjadi salah satu syarat kompetensi yang harus dimiliki sebagai seorang guru profesional. Fenomena yang terjadi pada
guru diantaranya dalam penguasaan materi, menyusun rencana kegiatan pembelajaran yang masih monoton, kebiasaan dalam
penyusunan materi yang dilaksanakan turun-temurun tanpa melihat adanya pembaharuan atau perkembangan yang baru dan
nyata.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 74 tahun 2008 pasal 2 ayat (2) menyebutkan, bahwa
kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi

profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Pada ayat (4) dijelaskan, bahwa kompetensi pedagogik merupakan
kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik, sedangkan pada ayat (7) dijelaskan, bahwa kompetensi
profesional merupakan kemampuan guru dalam menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau
seni dan budaya yang diampunya. Dalam Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007, dijelaskan secara umum mengenai
empat kompetensi guru yaitu kompetensi pedagogi, professional, sosial dan personal.
Menurut Shulman (1986) PCK (Pedagogic Content Knowledge) merupakan pengetahuan yang penting dan harus
dimiliki oleh seorang guru. Hasil beberapa penelitian dikemukakan bahwa PCK (Pedagogic Content Knowledge) merupakan
pengetahuan yang sangat penting dan harus dimiliki oleh seorang guru. Melalui program pemenuhan kebutuhan seorang
guru yang profesional maka didesain suatu program pendidikan profesional guru melalui pendekatan konsekutif, yang
tujuannya adalah memadukan pengetahuan materi ajar dan pengetahuan pedagogik. Ketrampilan PCK (Pedagogic Content
Knowledge) adalah kemampuan guru dalam pengolahan pembelajaran peserta didik yang harus diwujudkan oleh setiap guru
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai dengan tujuan negara kita. Lebih lanjut, dalam Standar Nasional Pendidikan,
penjelasan pasal 28 ayat (3) butir (a) dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi pedagodik adalah kemampuan
mengelola pembelajaran peserta didik meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran peserta didik untuk mengaktualisasi ragam potensi yang dimiliki.
Paling tidak terdapat tiga pilar pengetahuan dasar seorang guru sains yaitu Content Knowledge (CK), Pedagogical
Knowledge (PK), dan Pedagogical Content Knowledge (PCK). CK merupakan kemampuan dasar guru dalam menguasai materi
pembelajaran, PK merupakan pengetahuan umum tentang bagaimana siswa belajar, termasuk pengetahuan tentang psikologi
kognitif, tentang bagaimana memori siswa bekerja, belajar secara kolaborasi melalui group, dan lainnya, sedangkan PCK
yaitu pengetahuan tentang bagaimana seorang calon guru mengkombinasikan CK dan PK dalam mengelola pembelajaran

sehingga dapat meningkatkan dan mencapai kemampuan akademik siswa secara optimal (Etkina, 2010).
2.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yang bersifat kualitatif, menggambarkan secara obyektif
mengenai kemampuan PCK guru Biologi kelas X SMA Negeri se-Surakarta dalam menyuaun RPP tahun ajaran 2015/2016.
Sifat penelitian ini adalah kualitatif karena peneliti hanya menggambarkan dan mengginterpretasikan data seperti apa adanya
berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang yang diamati dan menunjukkan adanya hubungan subjek penelitian
(RPP).
Sumber data dalam penelitian ini adalah RPP guru biologi kelas X SMA Negeri Se-Surakarta. Teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi yaitu dengan mengambil data RPP guru biologi kelas X SMA

Negeri Se-Surakarta, sedangkan instrumen penelitian yang digunakan berupa lembar identifikasi. Data penelitian, sumber
data, teknik, dan instrumen.
Penarikan sampel dilakukan dengan cara Insidental Sampling. Teknik Pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah menggunakan metode dokumentasi. Metode dokumentasi dilakukan dengan cara mengambil dan
mengumpulkan data berupa RPP yang telah dibuat oleh guru biologi kelas X SMA Negeri Se-Surakarta yang nantinya akan
diinterpretasikan dan diambil kesimpulannya.
3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini mendeskripsikan tentang kemampuan CK, kemampuan PK, dan kemampuan PCK guru Biologi kelas X SMA
Negeri se-Surakarta dalam menyusun RPP tahun ajaran 2015/2016.
A. Kemampuan CK Guru Biologi Kelas X SMA Negeri Se-Surakarta dalam Menyusun RPP Tahun Ajaran
2015/2016.
Kemampuan CK guru berupa pengetahuan konsep materi yang meliputi kesesuaian materi, keluasan dan kedalaman
materi, dan pengembangan materi (Tabel 6).
Tabel 6. Persentase kemampuan CK guru Biologi kelas X SMA Negeri Se-Surakarta dalam
menyusun RPP tahun ajaran 2015/2016.
SEKOLAH

SUB ASPEK
A

B

C

D

E


F

Σ
(%)

Ratarata%

ket

1.Kesesuaian
materi
2. Keluasan
dan
kedalaman
materi
3.Pengembang
an materi

91,66


58,33

75

50

75

83,33

433,32

72,22

B

58,33

66,67


50

41,67

41,67

58,33

316,67

52,78

C

100

50

58,33


50

50

50

358,33

59,72

C

JUMLAH (%)

249,99

175

183,33


141,67

166,67

191,66

1108,32

184,7
2

RATA-RATA
83,33
58,33
61,11
47,22
55,56
63,89
369,44
(%)
Kriteria interpretasi skor (Widoyoko, 2013):
> 80%
= Sangat Baik (SB)
20% - 40% = Kurang Baik (KB)
60% - 80%
= Baik (B)
≤ 20%
=Sangat Kurang Baik (SKB)
40% - 60%
= Cukup (C)

61,57

B

Bedasarkan tabel 6, diperlihatkan bahwa kemampuan CK guru Biologi kelas X SMA Negeri Se-Surakarta
dalam menyusun RPP tahun ajaran 2015/2016 rata-rata adalah 61,57% (baik), persentase kesesuaian materi sebesar
72,22% (baik), keluasan dan kedalaman materi sebesar 52,78% (cukup), serta dalam pengembangan materi sebesar
59,72% (cukup).
Kemampuan kesesuaian materi yang memperoleh persentase tertinggi adalah sekolah A sebesar 91,66%,
sedangkan yang memperoleh persentase terendah adalah sekolah D sebesar 50%. Hal ini disebabkan guru sekolah A
memiliki pengalaman mengajar selama 31 tahun dan guru A sering mewakili sekolah untuk mengikuti seminar dan
workshop mengenai kurikulum 2013, sedangkan guru sekolah D jarang mengikuti seminar bahkan workshop mengenai
kurikulum 2013. Indikator yang harus terpenuhi oleh guru dalam penyusunan RPP (kesesuaian materi) adalah: a)
kesesuaian materi dengan Standar Kompetensi/Kompetensi Dasar (SK/KD), b) kesesuaian materi dengan waktu, c)
kesesuaian materi dengan indikator, d) kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran.
Kemampuan keluasan dan kedalaman materi yang memperoleh persentase tertinggi adalah sekolah B sebesar
66,67%, sedangkan yang memperoleh persentase terendah sekolah D dan E sebesar 41,67%. Secara umum komponen
indikator termasuk kategori cukup (52,78%), hal ini disebabkan guru sudah baik dalam menyusun dan menjabarkan
materi pembelajaran, akan tetapi guru masih kurang dalam membagi materi dengan jumlah pertemuan yang ditentukan,
serta dalam memberikan contoh materi masih belum mencakup tentang kehidupan sehari-hari agar lebih mudah
dipahami oleh peserta didik. Indikator yang harus terpenuhi adalah a) dapat menyusun materi sesuai dengan jenjang
pendidikan, b) dapat membagi materi sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD), c) dapat menjabarkan materi sesuai
dengan Kompetensi Dasar (KD), d) dapat menganalogikan contoh materi sesuai dengan kehidupan sehari-hari.

Kemampuan pengembangan materi yang memperoleh persentase tertinggi adalah sekolah A dengan
persentase sempurna 100% (sangat baik). Hal ini dikarenakan sesuai dengan indikator dalam sub aspek pengembangan
materi yang meliputi: a) referensi materi berupa buku teks pelajaran dari pemerintah minimal 2, b) referensi materi
merujuk pada materi yang diperoleh dari perpustakaan, c) referensi materi merujuk pada internet dengan alamat web
tertentu sebagai sumber belajar, d) dapat menuliskan cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran berupa aspek
kognitif (fakta, konsep, prinsip, prosedur). Sementara itu, kemampuan pengembangan materi yang memperoleh
persentase terendah adalah sekolah B, sekolah D, sekolah E, dan sekolah F dengan persentase 50%. Hal ini
dikarenakan guru kurang memberikan referensi berupa buku bacaan yang berada diperpustakaan sekolah dan sumbersumber lain yang merujuk pada internet dengan alamat web tertentu sebagai sumber refresi tambahan.
B. Kemampuan PK Guru Biologi Kelas X SMA Negeri Se-Surakarta dalam Menyusun RPP Tahun Ajaran
2015/2016.
Kemampuan PK guru terdiri atas tiga aspek penilaian yaitu pengetahuan model/metode, pengetahuan media, dan
pengetahuan evaluasi (Tabel 7).
Tabel 7. Persentase kemampuan PK guru biologi kelas X SMA Negeri Se-Surakarta dalam menyusun RPP
tahun ajaran 2015/2016.
SEKOLAH

SUB ASPEK
A

B

C

D

E

F

Σ
(%)

1. Penggunaan
100
83,33
100
91,67
100
75
550
metode /model
2. Penggunaan
berbagai
75
75
58,33
41,67
50
50
350
macam
metode/model
3. Jenis media
33,33
41,67
25
41,67
58,33
50
250
pembelajaran
4. Pemilihan media
100
100
100
100
100
100
600
sesuai kegiatan
pembelajaran.
5. Menyusun alat
evaluasi sesuai
0
58,33
66,67
16,67
0
16,67
158,34
materi.
6. Pemilihan ranah
66,67
50
83,33
50
50
66,67
366,67
penilaian.
JUMLAH (%)
375
408,33
433,33
341,68
358,33
358,34
2275,01
RATA-RATA (%)
62,50
68,06
72,22
56,95
59,72
59,72
379,17
Kriteria interpretasi skor (Widoyoko, 2013):
> 80%
= Sangat Baik (SB)
20% - 40% = Kurang Baik (KB)
60% - 80%
= Baik (B)
≤ 20%
=Sangat Kurang Baik (SKB)
40% - 60%
= Cukup (C)

Ratarata%

ket

91,67

SB

58,33

C

41,67

C

100

SB

26,39

KB

61,11

B

379,17
63,20

B

Bedasarkan tabel 7, diperlihatkan bahwa kemampuan PK guru Biologi kelas X SMA Negeri Se-Surakarta
dalam menyusun RPP tahun ajaran 2015/2016 rata-rata adalah 63,20% (baik). Persentase penggunaan metode/model
91,67% (sangat baik), persentase penggunaan berbagai macam strategi 58,33% (cukup), persentase jenis media
pembelajaran 41,67% (cukup), persentase pemilihan media sesuai kegiatan pembelajaran 100% (sangat baik),
persentase menyusun alat evaluasi sesuai materi 26,39% (kurang baik), persentase pemilihan ranah penilaian 61,11%
(cukup).
Kemampuan penggunaan model/metode yang memperoleh persentase tertinggi adalah sekolah A, sekolah C
dan sekolah E sebesar 100% (sangat baik). Hal ini disebabkan karena indikator sudah terpenuhi yang meliputi: a) dapat
menentukan atau memilih metode/model dengan tepat, b) dapat menuliskan langkah-langkah metode/model dengan
tepat, c) dapat menuliskan cara penggunaan media pada kegiatan pembelajaran, d) dapat mengelola waktu sesuai
metode/model yang digunakan. Sementara itu, kemampuan penggunaan model/metode yang memperoleh persentase
terendah adalah sekolah F sebesar 75%. Hal ini dikarenakan berdasarkan pengalaman mengajar guru sekolah F selama
21 tahun dalam menggunakan metode/model masih terbatas, karena hanya menggunakan model/metode yang sama

dalam setiap RPP yang dibuat. Dengan demikian, hal tersebut dapat berpengaruh pada kurangnya pengetahuan yang up
to date mengenai penggunaan model/metode.
Kemampuan penggunaan berbagai macam metode/model yang memperoleh persentase tertinggi adalah
sekolah A dan sekolah B dengan prosentse 75% (baik), sedangkan yang memperoleh persentase terendah adalah
sekolah D dengan persentase 41,67% (cukup). Hal ini dikarenakan dalam menyusun RPP guru kurang bervariasi dalam
menggunakan metode/model dan strategi sehingga menjadi monotone, dengan demikian berpengaruh pada kurangnya
pengetahuan yang up to date dalam penggunaan strategi.
Kemampuan menggunakan jenis media pembelajaran yang memperoleh persentase tertinggi adalah sekolah E
dengan persentase 58,33% (cukup), sedangkan yang memperoleh persentase terendah adalah sekolah C dengan
persentase 25%, secara umum kemampuan menggunakan jenis media pembelajaran termasuk kategori cukup (41,67%).
Hal ini disebabkan guru masih kurang memanfaatkan media pembelajaran berupa modul, material elektronik berupa
PPT dan video. Indikator yang harus terpenuhi oleh guru dalam kemampuan penggunaan jenis media pembelajaran
adalah: a) media pembelajaran berupa buku pelajaran, b) media pembelajaran berupa modul, c) media pembelajaran
material elektronik berupa PPT, d) media pembelajaran material elektronik berupa video.
Kemampuan pemilihan media sesuai kegiatan pembelajaran, semua guru memperoleh persentase setara
sebesar 100% (sangat baik). Hal ini sesuai dengan indikator dalam kemampuan pemilihan media sesuai kegiatan
pembelajaran yang meliputi: a) dapat menyesuaikan media berdasarkan jumlah siswa, b) dapat menyesuaikan media
berdasarkan kegiatan pembelajaran, c) dapat menyesuaikan media berdasarkan ruang lingkup materi, d) mudah
digunakan.
Kemampuan menyusun alat evaluasi sesuai materi yang memperoleh persentase tertinggi adalah sekolah C
dengan persentase 66,67%. Hal ini dikarenakan berdasarkan pengalaman mengajar guru sekolah C selama 29 tahun dan
menjadi pembimbing olympiade biologi di sekolah. Dengan demikian, guru tersebut sudah terbiasa dalam membuat
alat evaluasi berupa soal-soal dan rubrik penilaian. Sementara itu, sekolah yang memperoleh persentase terendah adalah
sekolah A dan sekolah E dengan persentase 0%. Hal ini disebabkan guru tidak mencantumkan alat evaluasi dalam
RPP. Indikator yang harus terpenuhi oleh guru dalam penyesunan alat evaluasi adalah: a) dapat menentukan teknik
penilaian dengan tepat, b) dapat menyusun soal sesuai kaidah penulisan soal, c) dapat menyusun soal sesuai dengan
tujuan pembelajaran, d) dapat menentukan jumlah soal sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Kemampuan pemilihan ranah penilaian yang memperoleh persentase tertinggi adalah sekolah C dengan
persentase 83,33% (sangat baik), sedangkan sekolah yang memperoleh persentase terendah adalah sekolah B, sekolah
D, dan sekolah E dengan persentase 50% (cukup). Ada faktor yang mempengaruhi guru sehingga memperoleh
presentase terendah. Faktor pertama, guru hanya mencantumkan penilaian kognitif dan penilaian afektif tetapi tidak
mencantumkan penilaian psikomotorik. Faktor kedua, banyaknya komponen penilaian yang harus dilakukan guru
dalam waktu yang sedikit sedangkan jumlah siswa banyak, sehingga guru menyiasati menggunakan teknik penilaian
yang sama dalam beberapa pertemuan. Faktor ketiga, kondisi kelas dan kondisi peserta didik juga menjadi perhatian
guru untuk menyusun teknik penilaian, karena tidak semua peserta didik paham dan mengerti apabila guru
melaksanakan teknik penilaian yang berbeda untuk mengukur kemampuan peserta didik sehingga guru hanya
menggunakan teknik penilaian tertentu saja.
C.

Kemampuan PCK Guru Biologi Kelas X SMA Negeri Se-Surakarta dalam Menyusun RPP Tahun Ajaran
2015/2016.
Kemampuan PCK guru berupa kesesuaian materi dengan strategi, metode, dan evaluasi dalam proses pembelajaran
yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, kegiatan penutup (Tabel 8).
Bedasarkan tabel 8, diperlihatkan bahwa kemampuan PCK guru Biologi kelas X SMA Negeri Se-Surakarta
dalam menyusun RPP tahun ajaran 2015/2016 rata-rata adalah 78,70% (baik). Persentase kegiatan pendahuluan
65,27% (baik), Persentase kegiatan inti sebesar 100% (sangat baik), persentase kegiatan penutup 70,83% (baik).

Tabel 8. Persentase kemampuan PCK guru biologi kelas X SMA Negeri Se-Surakarta dalam
menyusun RPP tahun ajaran 2015/2016.
A

B

C

D

E

F

Σ
(%)

100

66,67

50

50

50

75

391,67

65,27

B

100

100

100

100

100

100

600

100

SB

SEKOLAH

SUB ASPEK
1. Kegiatan
pendahuluan.
2. Kegiatan inti.

Ratarata%

ket

3. Kegiatan
75
75
75
58,33
75
66,67
425
70,83
penutup
JUMLAH (%)
275
241,67
225
208,33
225
241,67
1416,67
236,1
RATA-RATA (%) 91,67
80,56
75
69,44
75
80,56
472,22
78,70
Kriteria interpretasi skor (Widoyoko, 2013):
> 80%
= Sangat Baik (SB)
20% - 40% = Kurang Baik (KB)
60% - 80%
= Baik (B)
≤ 20%
=Sangat Kurang Baik (SKB)
40% - 60%
= Cukup (C)

B
B

Kemampuan guru dalam merancang kegiatan pendahuluan yang memperoleh prosentse tertinggi adalah
sekolah A sebesar 100% (sangat baik), sedangkan yang memperoleh persentase terendah adalah sekolah C, sekolah D,
dan sekloah E sebesar 50% (cukup). Ada faktor yang menyebabkan guru yang memperoleh persentase terendah dalam
merancang kegiatan pendahuluan. Faktor tersebut yaitu guru tidak mencantumkan tujuan pembelajaran, guru tidak
mencantumkan materi yang akan dibahas, serta tidak memberikan motivasi (pertanyaan yang mendukung siswa).
Indikator yang harus terpenuhi adalah: a) Terdapat kegiatan apersepsi, b) terdapat kegiatan motivasi, c)
mencantumkanmateri yang akan dibahas, d) mencantumkan tujuan pembelajaran. Hal ini dilakukan guru untuk
mempersingkat waktu, sehingga untuk motivasi dan tujuan pembelajaran hanya disampaikan pada pertemuan pertama.
Kemampuan guru dalam merancang kegiatan inti semuas sekolah memperoleh prosentse setara sebesar 100%
(sangat baik). Hal ini sesuai dengan indikator dalam kegiatan inti yang meliputi: a) melibatkan siswa dalam mencari
informasi, b) memfasilitasi terjadinya interaksi antar siswa, c) melibatkan siswa secara aktif dalam berbagai kegiatan, d)
KTSP: Merumuskan pembelajaran yang mencakup eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, Kurikulum 2013:
Merumuskan pembelajaran yang mencakup komponen pendekatan saintifik (Mengamati, Menanya, Mengumpulkan
Informasi, menalar/mengasosiasi, dan Mengomunikasikan) sehingga guru tidak menemui permasalahan dalam
menyusun kegiatan inti.
Kemampuan guru dalam merangcang kegiatan penutup yang memperoleh persentase tertinggi adalah sekolah
A, sekolah B, sekolah C, dan sekolah E sebesar 75% (baik), sedangkan sekolah yang memperoleh persentase terendah
adalah sekolah C dengan prosentse 58,33% (cukup). Ada faktor yang menyebabkan guru yang memperoleh persentase
terendah dalam merancang kegiatan penutup. Faktor pertama, guru tidak mencantumkan kegiatan refleksi atau
membuat rangkuman yang melibatkan peserta didik. Faktor kedua, tidak terdapat tes lisan atau tes tertulis dan belum
terdapat kegiatan tindak lanjut. Faktor ketiga, waktu pembelajaran tidak mencukupi untuk melakukan refleksi, tes lisan
atau tes tulis, sehingga dilaksanakan pada pertemuan terakhir. Indikator yang harus dipenuhi adalah: a) terdapat
kegiatan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan peserta didik, b) terdapat kegiatan umpan balik, c)
terdapat tes lisan atau tertulis, d) terdapat kegiatan tindak lanjut.

4.

PENUTUP

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang kemampuan PCK (Pedagogic Content Knowledge) guru Biologi kelas X SMA
Negeri Se-Surakarta pada tahun ajaran 2015/2016 dalam menyusun RPP, dapat diperoleh kesimpulan kemampuan CK
(Content Knowledge) 61,57% (baik), kemampuan PK (Pedagogic Knowledge) 63,20% (baik), sedangkan kemampuan PCK 78,70%
(baik).

DAFTAR PUSTAKA
Edi Hendri. 2010. Guru Berkualitas:Profesional dan cerdas Emosi. Jurnal saung guru Vol.1 no.2.
Etkina, E. (2010). “Pedagogical Content Knowledge and Preparation of High School Physics Teacher”. Physical Review Special
Topics-Physics Educations Research.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen.Jakarta.
Shulman. L.S. 1986. Those who understand: Knowledgegrowth in teachin.Educational Researcher,15 (2), 4-14.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D. Jakarta : Alfabeta.
Widoyoko. 2013. Evaluasi Progam Pembelajaran. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Yohafrinal, Damris, Risnita. 2015. Analisis Pedagogical Content Knowledge (PCK) Guru MIPA di SMA Negeri 11 Kota
Jambi.