PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG JENIS BATU-BATUAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SD Negeri 2 Linggawangi Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya).

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG JENIS BATU-BATUAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SD Negeri 2 Linggawangi

Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya)

ARTIKEL

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Yoyoh

NIM: 1106944

PROGRAM SI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS TASIKMALAYA

2014


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL

Yoyoh

NIM: 1106944

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG JENIS BATU-BATUAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SD Negeri 2 Linggawangi

Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: Pembimbing I,

Dra. Hj. Reni Bakhraeni, M.Pd. NIP. 195111151970032001

Pembimbing II,

Ghullam Hamdu, M.Pd. NIP. 198006222008011004

Mengetahui,

Ketua Program Studi PGSD UPI Kampus Tasikmalaya

Drs. Rustono WS, M.Pd. NIP. 195206281981031001


(3)

(4)

i ABSTRAK

YOYOH NIM. 1106944

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA

DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG JENIS BATU-BATUAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING

TIPE MAKE A MATCH

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SD Negeri 2 Linggawangi Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya)

Pembelajaran IPA di kelas V SD Negeri 2 Linggawangi masih belum sesuai dengan karakteristik pembelajaran IPA itu sendiri. Salah satunya adalah masih sangat lemahnya kemampuan guru dalam memotivasi aktivitas belajar siswa. Untuk mengatasi masalah tersebut, dilakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan rumusan masalah apakah penggunaan model pembelajaran cooperative learning tipe make a match dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA tentang jenis batu-batuan di kelas V SD Negeri 2 Linggawangi. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang digunakan adalah model Kemmis dan Taggart dengan 2 siklus. Subjek penelitiannya adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri 2 Linggawangi tahun pelajaran 2013 /2014 dengan jumlah siswa 30 orang. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat penulis pada siklus 1 adalah dalam pemanfaatan alokasi waktu yang disediakan sesuai dengan KTSP namun penggunaan waktu belum dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien, dan perlu memperhatikan KTSP sebagai pedoman dalam penyusunan RPP, sedangkan pada siklus 2 adalah dalam pemanfaatan alokasi waktu yang disediakan sesuai dengan KTSP, penggunaan waktu dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien, dan memperhatikan KTSP sebagai pedoman dalam penyusunan RPP. Proses pembelajaran pada siklus 1, guru kurang mengarahkan siswa untuk mengembangkan pemikirannya dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, mengkontruksi pengetahuan dan keterampilannya sendiri, sedangkan pada siklus 2 pelaksanaan pembelajaran perkembangan jenis batu-batuan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun dan dapat dilaksanakan secara optimal. Aktivitas belajar siswa, hasil Lembar Kerja Siswa secara kelompok, dan hasil kognitif siswa mengalami peningkatan yang signifikan.

KATA PENGANTAR

Kata Kunci :Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Make a Match, Jenis batu-batuan dan Hasil Belajar Siswa


(5)

ii

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas Rahmat dan Ridlo-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “Peningkatan Hasil Belajar Siswa tentang dalam Pembelajaran IPA tentang Jenis Batu-batuan Melalui Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Make a Match (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SD Negeri 2 Linggawangi Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya).” Shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya dan umatnya sampai akhir jaman.

Penulisan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat bagi penyelesaian akhir Studi SI PGSD Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Kampus Tasikmalaya.

Penulisan skripsi ini dapat memotivasi penulis untuk meningkatkan profesi melalui Penelitian Tindakan Kelas. Tuntutan inovasi pendidikan yang semakin berkembang perlu diimbangi dengan peningkatan profesi keguruan melalui peningkatan pendidikan, latihan dan pemanfaatan teknologi seperti internet.

Penulis berharap skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak khususnya bagi penulis dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran di Sekolah Dasar dan dalam meningkatkan mutu pendidikan Sekolah Dasar.

Tasikmalaya, Juni 2014 Penulis,


(6)

iii

UCAPAN TERIMA KASIH

Selesainya penulisan skripsi ini atas dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. H. Cece Rakhmat, M.Pd., selaku Direktur Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya.

2. Drs. Yusuf Suryana, M.Pd., selaku sekretaris Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya yang telah memberikan dorongan dan semangat kepada penulis.

3. Drs. Rustono WS., M.Pd. selaku Ketua Program Studi SI PGSD Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya.

4. Dra. Hj. Reni Bakhraeni, M.Pd. selaku pembimbing I dalam penyusunan skripsi ini yang telah membimbing dan memotivasi penulis.

5. Ghullam Hamdu, M.Pd. selaku pembimbing II, terima kasih atas segala bantuan dan bimbingannya.

6. Bapak dan Ibu Dosen PGSD UPI Kampus Tasikmalaya, yang telah memberikan bimbingan dan wawasan keilmuan yang sangat berharga bagi penulis.

7. Seluruh Staf Administrasi, Perpustakaan PGSD UPI Kampus Tasikmalaya, yang telah memberikan berbagai kemudahan selama pendidikan sehingga mempermudah penulis dalam menyelesaikan studi.


(7)

iv

8. Hj. Wiwin Winarsih S., S.Pd. SD selaku Kepala SDN 2 Linggawangi, beserta guru yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian guna penyelesaian skripsi ini.

9. Kedua orang tuaku, dan anakku tercinta yang telah memberikan dorongan moril dan materil sehingga penulis dapat menyelesaikan studi SI.

Akhir kata semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar.

Tasikmalaya, Mei 2014 Penulis,


(8)

v

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK ... KATA PENGANTAR ... UCAPAN TERIMAKASIH ... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GARFIK ... DAFTAR LAMPIRAN ...

i ii iii v vii viii ix x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah... B. Rumusan Masalah... C. Tujuan Penelitian... D. Manfaat Penelitian... E. Sistematika Penulisan Skripsi...

1 6 8 8 9 BAB II KAJIAN TEORETIK, KERANGKA BERPIKIR DAN

HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Teori... 1. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ... 2. Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe

Make a Match……….. 3. Hasil Belajar Siswa... 4. Materi Jenis batu-batuan di Kelas V Sekolah

Dasar... 5. Materi Jenis Batu-batuan Melalui Pembelajaran

Cooperative Learning Tipe Make a Match ……… B. Kerangka Pemikiran ... C. Hipotesis Tindakan...

11 11 14 22 32 34 37 38


(9)

vi BAB III METODE PENELITIAN

A. Model Penelitian Tindakan Kelas... B. Setting Penelitian... C. Prosedur Penelitian... D. Instrumen Penelitian ... E. Teknik Pengumpulan Data... F. Teknik Analisis Data... G. Kriteria Keberhasilan ...

39 41 42 47 48 49 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian... 1. Hasil Orientasi dan Identifikasi Masalah... 2. Hasil Pelaksanaan Tindakan Penelitian Siklus 1...

a. Hasil Tindakan Penelitian Siklus 1... 1) Perencanaan Pembelajaran Siklus 1... 2) Proses Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1.. 3) Hasil Observasi dan Hasil Belajar Siklus 1.. 4) Refleksi Pembelajaran Siklus 1... b. Hasil Tindakan Penelitian Siklus 2...

1) Perencanaan Pembelajaran Siklus 2... 2) Proses Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2.. 3) Hasil Observasi dan Hasil Belajar Siklus 2 4) Refleksi Pembelajaran Siklus 2... B. Pembahasan... 54 54 61 61 62 64 69 92 94 94 95 100 120 120

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... B. Saran... ...

130 131 DAFTAR PUSTAKA ... 132 LAMPIRAN – LAMPIRAN ... 134


(10)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7 4.8 4.9 4.10 4.11. 4.12 4.13 4.14

Jenis dan Metode Pengumpulan Data ... Keadaan Siswa SDN 2 Linggawangi Tahun Pelajaran 2013/2014 Hasil Kognitif Awal Pembelajaran.………... Hasil Observasi Kinerja Guru dalam Merancang RPP Siklus 1.... Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1... Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa secara Kelompok Siklus 1... Nilai Hasil Lembar Kerja Siswa Siklus 1... Hasil Kognitif Siswa tentang Jenis batu-batuan Siklus 1... Hasil Observasi Kinerja Guru dalam Merancang RPP Siklus 2... Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2... Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa secara Kelompok Siklus 2... Nilai Hasil Lembar Kerja Siswa Siklus 2... Hasil Kognitif Siswa tentang Jenis batu-batuan Siklus 2... Rekapitulasi Hasil Kognitif Siswa... Rekapitulasi Hasil Penelitian ...

49 55 58 70 76 83 87 88 101 107 112 116 117 128 129


(11)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 3.1

Kerangka Berpikir ... Alur Model PTK Kemmis dan MC. Taggart...………...

38 40


(12)

ix

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7 4.8 4.9

Grafik Hasil Belajar Siswa pada Awal Pembelajaran ... Hasil Belajar Siswa Siklus 1... Hasil Belajar Siswa Siklus 2... Kinerja Guru dalam Merancang RPP ... Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran ... Akivitas Belajar Siswa secara Kelompok ... Hasil Lembar Kerja Siswa secara Kelompok ... Hasil Belajar Siswa pada Awal, Siklus 1 dan Siklus 2... Rekapitulasi Hasil Penelitian ...

60 91 119 122 124 126 127 128 129


(13)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Soal Awal Pembelajaran... 2. Jawaban Soal Awal Pembelajaran ... 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1... 4. Lembar Kerja Siswa Siklus 1... 5. Kisi-kisi Evaluasi Siklus 1 ……… 6. Lembar Evaluasi Siklus 1 ……… 7. Kunci Jawaban Evaluasi Siklus 1 ……….. 8. Lembar Kartu Soal Siklus 1... 9. Lembar Kartu Jawaban Siklus 1 ... 10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2... 11. Lembar Kerja Siswa Siklus 2... 12. Kisi-kisi Evaluasi Siklus 1 ……… 13. Lembar Evaluasi Siklus 2 ……… 14. Kunci Jawaban Evaluasi Siklus 1 ……….. 15. Lembar Kartu Soal Siklus 2... 16. Lembar Kartu Jawaban Siklus 2 ... 17. Format Observasi Kinerja Guru dalam Merancang RPP... 18. Format Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ….………. 19. Format Observasi Aktivitas Belajar Siswa secara Kelompok …... 20. Surat –surat Bimbingan Skripsi ... 21. Dokumentasi... 22. Riwayat Hidup ...

134 135 136 143 148 150 151 152 153 154 161 166 168 169 170 171 173 176 180 181 182 183


(14)

xi

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul: “Peningkatan Hasil Belajar Siswa tentang dalam Pembelajaran IPA tentang Jenis Batu-batuan Melalui Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Make a Match (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SD Negeri 2 Linggawangi Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya).” ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Tasikmalaya, Mei 2014 Yang Membuat Pernyataan

YOYOH NIM. 1106944


(15)

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK ...

KATA PENGANTAR ... UCAPAN TERIMAKASIH ... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GARFIK ... DAFTAR LAMPIRAN ...

i ii iii v vii viii ix x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah... B. Rumusan Masalah... C. Tujuan Penelitian... D. Manfaat Penelitian... E. Sistematika Penulisan Skripsi...

1 6 8 8 9 BAB II KAJIAN TEORETIK, KERANGKA BERPIKIR DAN

HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Teori... 1. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ... 2. Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe

Make a Match……….. 3. Hasil Belajar Siswa... 4. Materi Jenis batu-batuan di Kelas V Sekolah

Dasar... 5. Materi Jenis Batu-batuan Melalui Pembelajaran

Cooperative Learning Tipe Make a Match ……… B. Kerangka Pemikiran ... C. Hipotesis Tindakan...

11 11 14 22 32 34 37 38 BAB III METODE PENELITIAN

A. Model Penelitian Tindakan Kelas... B. Setting Penelitian...

39 41


(16)

C. Prosedur Penelitian... D. Instrumen Penelitian ... E. Teknik Pengumpulan Data... F. Teknik Analisis Data... G. Kriteria Keberhasilan ...

42 47 48 49 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian... 1. Hasil Orientasi dan Identifikasi Masalah... 2. Hasil Pelaksanaan Tindakan Penelitian Siklus 1...

a. Hasil Tindakan Penelitian Siklus 1... 1) Perencanaan Pembelajaran Siklus 1... 2) Proses Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1.. 3) Hasil Observasi dan Hasil Belajar Siklus 1.. 4) Refleksi Pembelajaran Siklus 1... b. Hasil Tindakan Penelitian Siklus 2...

1) Perencanaan Pembelajaran Siklus 2... 2) Proses Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2.. 3) Hasil Observasi dan Hasil Belajar Siklus 2 4) Refleksi Pembelajaran Siklus 2... B. Pembahasan... 54 54 61 61 62 64 69 92 94 94 95 100 120 120

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... B. Saran... ...

130 131 DAFTAR PUSTAKA ... 132 LAMPIRAN – LAMPIRAN ... 134


(17)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7 4.8 4.9 4.10 4.11. 4.12 4.13 4.14

Jenis dan Metode Pengumpulan Data ... Keadaan Siswa SDN 2 Linggawangi Tahun Pelajaran 2013/2014 Hasil Kognitif Awal Pembelajaran.………... Hasil Observasi Kinerja Guru dalam Merancang RPP Siklus 1.... Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1... Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa secara Kelompok Siklus 1... Nilai Hasil Lembar Kerja Siswa Siklus 1... Hasil Kognitif Siswa tentang Jenis batu-batuan Siklus 1... Hasil Observasi Kinerja Guru dalam Merancang RPP Siklus 2... Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2... Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa secara Kelompok Siklus 2... Nilai Hasil Lembar Kerja Siswa Siklus 2... Hasil Kognitif Siswa tentang Jenis batu-batuan Siklus 2... Rekapitulasi Hasil Kognitif Siswa... Rekapitulasi Hasil Penelitian ...

49 55 58 70 76 83 87 88 101 107 112 116 117 128 129


(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 3.1

Kerangka Berpikir ... Alur Model PTK Kemmis dan MC. Taggart...………...

38 40


(19)

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7 4.8 4.9

Grafik Hasil Belajar Siswa pada Awal Pembelajaran ... Hasil Belajar Siswa Siklus 1... Hasil Belajar Siswa Siklus 2... Kinerja Guru dalam Merancang RPP ... Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran ... Akivitas Belajar Siswa secara Kelompok ... Hasil Lembar Kerja Siswa secara Kelompok ... Hasil Belajar Siswa pada Awal, Siklus 1 dan Siklus 2... Rekapitulasi Hasil Penelitian ...

60 91 119 122 124 126 127 128 129


(20)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Soal Awal Pembelajaran... 2. Jawaban Soal Awal Pembelajaran ... 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1... 4. Lembar Kerja Siswa Siklus 1... 5. Kisi-kisi Evaluasi Siklus 1 ……… 6. Lembar Evaluasi Siklus 1 ……… 7. Kunci Jawaban Evaluasi Siklus 1 ……….. 8. Lembar Kartu Soal Siklus 1... 9. Lembar Kartu Jawaban Siklus 1 ... 10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2... 11. Lembar Kerja Siswa Siklus 2... 12. Kisi-kisi Evaluasi Siklus 1 ……… 13. Lembar Evaluasi Siklus 2 ……… 14. Kunci Jawaban Evaluasi Siklus 1 ……….. 15. Lembar Kartu Soal Siklus 2... 16. Lembar Kartu Jawaban Siklus 2 ... 17. Format Observasi Kinerja Guru dalam Merancang RPP... 18. Format Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ….………. 19. Format Observasi Aktivitas Belajar Siswa secara Kelompok …... 20. Surat –surat Bimbingan Skripsi ... 21. Dokumentasi... 22. Riwayat Hidup ...

134 135 136 143 148 150 151 152 153 154 161 166 168 169 170 171 173 176 180 181 182 183


(21)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. (1995). Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Aqib. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Arikunto, Suharsimi. (2000). Evaluasi Pendidikan. Surabaya : Usaha Nasional. Bina Aksara.

Dahlan, MD. (2000). Model-model Mengajar. Bandung : Angkasa.

Depdiknas. (2006). Pendekatan dan Upaya Peningkatan Kadar CBSA di dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Effendi. (2004). Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Kelas IV SD/MI. Jakarta: Erlangga.

Hamalik, Oemar. (1997). Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Mandar Maju. Hasbolah (1995). Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Insan

Cendikiawan.

Komarudin. (1994). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka. Kunandar. (2008). Cooperative Learning, Mempraktikkan Cooperative Learning

di Ruang-ruang Kelas. Jakarta : Gramedia .

Lie, Anita. (2008). Pembelajaran Cooperative Learning. Bandung : Nusa Media. Mansyur. (2006). Kurikulum Pendidikan Dasar. Jakarta: Depdiknas.

Muhaimin (2003). Pemikiran Pendidikan Islam. Bandung : Trigenda Karya. Nasution. (2000). Didaktik Azas-azas Mengajar. Bandung: Jermars. Pendidikan.

Bandung.

Praja, Usman, E. (1993). Pengantar Psikologi. Bandung : Angkasa. Roestiyah. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta. Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses.


(22)

133

Sapriya (2008). Pembelajaran IPS di SD.. Bandung : Tarsito.

Sastrapratedja (2003). Dimensi-dimensi Psikologi Pendidikan. Surabaya : Al-Ikhlas.

Slameto. (2005). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta. Sudjana (2002). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru. Sudjana (2005). Metodologi Pengajaran. Bandung PT. Remaja Rosdakarya. Sudjana, Nana (2004). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Bandung : Sinar

Ungu.

Sujanto. (2002). Psikologi Umum. Jakarta : Aksara Baru.

Surakhmad (2000). Pengantar Interaksi Belajar Mengajar. Bandung : Tarsito. Surya, Mohammad. (2000). Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung : Angkasa. Syah, Muhibbin. (1995). Psikologi Pendidikan : Suatu Pendekatan Baru. Bandung

:Remaja Rosda Karya.

Syamsuddin, Abin (2002). Psikologi Pendidikan, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Tafsir Ahmad (2003). Metodologi Pengajaran. Bandung PT. Remaja Rosdakarya. Usman (2000). Pengantar Psikologi Umum , Bandung : Angkasa.

Zuhaerini (1999). Methodik Khusus Pendidikan Agama, Surabaya : Usaha Nasional.


(23)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) merupakan kunci penting dalam abad ke 21 ini. Oleh karena itu, siswa perlu dipersiapkan untuk mengenal, memahami dan menguasai IPTEK dalam rangka meningkatkan kualitas hidupnya. Persiapan sedini mungkin sangat dibutuhkan untuk menghadapi tantangan di masa depan yang secara kualitatif cenderung meningkat. Berbagai tantangan muncul, antara lain menyangkut peningkatan kualitas hidup, pemerataan hasil pembangunan dan partisipasi masyarakat. Untuk mengatasi tantangan tersebut perlu pendidikan.

Pendidikan sebagai salah satu faktor kemajuan kehidupan manusia dalam bidang pengetahuan, kebudayaan dan lain-lain. Agar sistem pendidikan dirasakan lebih efektif, maka perlu adanya sistem pendidikan persekolahan. Pendidikan persekolahan adalah sistem pendidikan yang menggunakan kurikulum resmi atau formal yang bertujuan untuk menciptakan siswa yang mempunyai intelektual yang tinggi, sifat yang baik serta mempunyai keterampilan yang mantap.

Sekolah Dasar sebagai lembaga pendidikan formal bertugas menyelenggarakan pendidikan. Sasaran pendidikan di SD menurut Depdiknas (2006:5) adalah memberikan penekanan pada keterampilan dalam penerapan ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari.


(24)

2

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang harus diajarkan kepada siswa. Untuk itu IPA sebagai bagian dari pendidikan di SD memiliki peran penting dalam menghasilkan siswa yang berkualitas yaitu manusia yang mampu berpikir kritis, kreatif, logis dan berinisiatif dalam menanggapi isu masyarakat yang diakibatkan oleh dampak perkembangan pengetahuan dan teknologi.

Sasaran IPA menurut KTSP (Depdiknas, 2005:13) secara umum adalah agar siswa memahami konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari, memiliki keterampilan tentang alam sekitar untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar, mampu menerapkan berbagai konsep IPA untuk menjelaskan gejala alam dan mampu menggunakan teknologi sederhana untuk memecahkan masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Melalui pendidikan IPA harus menjadikan siswa tidak sekedar tahu dan hafal tentang konsep-konsep IPA melainkan harus menjadikan siswa untuk mengerti dan memahami konsep-konsep tersebut serta menghubungkan keterkaitan suatu konsep-konsep dengan konsep lain.

Hasil observasi awal, masih ada siswa kelas V SDN 2 Linggawangi dalam proses pembelajaran IPA yang kurang memperhatikan uraian guru, kurang konsentrasi dalam mengikuti pelajaran, siswa sulit menerima dan memahami pelajaran yang disampaikan guru dan masih ada siswa yang mempunyai nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hasil belajar siswa mata pelajaran IPA di kelas V SD Negeri 2 Linggawangi kurang


(25)

3

memuaskan. Nilai rata-rata mata pelajaran IPA adalah 53,3, sedangkan nilai KKM sebesar 70.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa kurang memuaskan diantaranya:

1. Siswa cenderung pasif, kurang kreatif dan tidak kritis dalam menerima pembelajaran IPA secara utuh.

2. Aktivitas siswa secara individual kurang tercipta, karena kurangnya keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat.

3. Guru sebelumnya monoton dalam menyampaikan konsep-konsep IPA, kurang variatif dalam menerapkan model pembelajaran yang efektif, solutif dan menyenangkan.

Masalah ini perlu diantisipasi yaitu dengan cara menggunakan model pembelajaran yang dapat memotivasi siswa agar berani mengemukakan pendapat, ide, menganalisis, merumuskan, membuat laporan dan yang lainnya yang dapat memotivasi aktivitas dan kreativitas belajar siswa, bukan hanya sekedar mendengarkan ceramah gurunya. Hal ini sesuai dengan pendapat Sanjaya (2006:1) menyatakan, "Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, siswa kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir."

Pemilihan model pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuan, materi, perbedaan individual siswa, alokasi waktu dan kemampuan guru itu sendiri. Di antara model pembelajaran yang mampu memotivasi aktivitas dan


(26)

4

kreativitas siswa adalah model pembelajaran cooperatif learning tipe make a match. Dahlan (2000:15) mengemukakan, ”Penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe make a match mengandung pemikiran tentang dasar-dasar kerpibadian siswa. Model ini dapat menumbuhkan kesadaran diri akan pentingnya pendidikan untuk bekal hidupnya.”

Menurut Benny (2009 : 1001), sebelum guru menggunakanan model make and match guru harus mempertimbangkan : (1) indikator yang ingin dicapai (2) kondisi kelas yang meliputi jumlah siswa dan efektivitas ruangan (3) alokasi waktu yang akan digunakan dan waktu persiapan. Pertimbangan di atas sangat diperlukan karena model make and match tidak efektif apabila digunakan pada kelas yang jumlah siswanya di atas 40 dengan kondisi ruang kelas yang sempit, sebab dalam pelaksanaan pembelajaran make a match, kelas akan menjadi gaduh dan ramai. Hal ini wajar asalkan guru dapat mengendalikannya.

Model pembelajaran cooperative learning tipe make a match cocok digunakan untuk penyampian jenis batu-batuan karena siswa perlu pemahaman tentang jenis batu-batuan melalui pencarian. Model pembelajaran cooperative learning tipe make a match memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan potensi intelektualnya dalam jalinan kegiatan yang disusunnya untuk menemukan sesuatu. Siswa didorong untuk bertindak aktif, mencari jawaban atas masalah yang dihadapinya dan menarik kesimpulan sendiri melalui proses berpikir ilmiah yang logis, kritis dan sistematis. Siswa dihadapkan pada situasi yang mengandung masalah dan


(27)

5

diberi kesempatan untuk mencari sendiri sesuatu yang tersembunyi di dalamnya. Adanya kelompok belajar menumbuhkan rasa kebersamaan dan tanggung jawab, saling menghargai atas kelebihan dan kelemahan masing-masing, saling melengkapi sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.

Peranan guru sebagai pembantu, pembimbing, pengarah dalam teknik penemuan secara efektif. Salah satu nilai yang terlihat dalam kelompok belajar adalah siswa percaya diri dalam melakukan tugas intelektual dan pemecahan masalah. Keterlibatan mental siswa akan memberikan motivasi yang kuat untuk melahirkan kegiatan yang sungguh-sungguh, mereka percaya diri, dihargai sehingga timbul kemauan untuk berprestasi dan bertanggung jawab. Dengan demikian model pembelajaran cooperative learning tipe make a match berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Berdasarkan paparan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas pada siswa kelas V SD Negeri 2 Linggawangi tahun pelajaran 2013/2014 yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA tentang jenis batu-batuan melalui penggunaan model pembelajaran cooperative learning tipe make a match. Untuk itu penelitian ini diberi judul: ”Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA tentang Jenis Batu-Batuan melalui Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Make a Match.” (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SD Negeri 2 Linggawangi Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya)


(28)

6

B. Rumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilaksanakan pada kegiatan pembelajaran IPA tentang jenis batu-batuan di kelas V SD Negeri 2 Linggawangi menunjukkan :

a. Masalah yang berhubungan dengan kemampuan guru dalam mengajarkan IPA tentang jenis batu-batuan di kelas V SD Negeri 2 Linggawangi adalah kekurangmampuan guru dalam menyusun dan mengoperasionalkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) IPA yang sesuai dengan tuntutan KTSP serta kekurangmampuan guru dalam melakukan variasi mengajar.

b.Masalah yang berhubungan dengan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA tentang jenis batu-batuan di kelas V SD Negeri 2 Linggawangi, yaitu lemahnya tingkat kemampuan siswa dalam mengoperasionalkan soal-soal IPA karena kurang diberi kesempatan untuk berpikir dan waktu yang disediakan untuk menyelesaikan tugas atau soal kurang mencukupi.

c. Masalah yang berhubungan dengan sarana penunjang dalam pelaksanaan pembelajaran IPA adalah kurangnya penggunaan alat peraga, sehingga hasil belajar siswa tentang jenis batu-batuan di kelas V SD Negeri 2 Linggawangi kurang memuaskan.

Dari beberapa masalah di atas, maka salah satu masalah yang dianggap perlu dan sangat penting serta harus segera dipecahkan oleh


(29)

7

peneliti, yang merupakan akar permasalahan adalah rendahnya hasil belajar siswa tentang jenis batu-batuan di kelas V SD Negeri 2 Linggawangi.

2. Rumusan Masalah

a. Rumusan masalah secara umum

Secara umum masalah penelitian dirumuskan: “Apakah penggunaan model pembelajaran cooperative learning tipe make a match dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang jenis batu-batuan di kelas V SD Negeri 2 Linggawangi?”

b. Rumusan masalah secara khusus

Secara khusus permasalahan penelitian dirumuskan sebagai berikut: 1) Bagaimanakah perencanaan pembelajaran untuk meningkatkan

hasil belajar siswa tentang jenis batu-batuan melalui model pembelajaran cooperative learning tipe make a match di kelas V SD Negeri 2 Linggawangi?

2) Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang jenis batu-batuan melalui model pembelajaran cooperative learning tipe make a match di kelas V SD Negeri 2 Linggawangi?

3) Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa tentang jenis batu-batuan dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe make a match di kelas V SD Negeri 2 Linggawangi?


(30)

8

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Penelitian secara Umum

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa tentang jenis batu-batuan melalui penggunaan model pembelajaran cooperative learning tipe make a match di kelas V SD Negeri 2 Linggawangi.

2. Tujuan Penelitian secara Khusus

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:

a. Mengetahui perencanaan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang jenis batu-batuan melalui model pembelajaran cooperative learning tipe make a match di kelas V SD Negeri 2 Linggawangi.

b. Mengetahui pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang jenis batu-batuan melalui model pembelajaran cooperative learning tipe make a match di kelas V SD Negeri 2 Linggawangi.

c. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa tentang jenis batu-batuan dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe make a match di kelas V SD Negeri 2 Linggawangi.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat secara Teoritis

Secara teoretis kegiatan penelitian dapat mengembangkan ilmu pendidikan tentang penggunaan model pembelajaran cooperative learning


(31)

9

tipe make a match untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA tentang jenis batu-batuan di kelas V SD Negeri 2 Linggawangi.

2. Manfafat secara Praktis.

Guna secara praktis adalah dapat memberikan wawasan pengetahuan dan pengalaman kepada guru dan siswa dalam memecahkan permasalahan pembelajaran IPA khususnya tentang jenis batu-batuan. 3. Manfaat Kelembagaan

Guna secara kelembagaan adalah mengembangkan fungsi kelembagaan Sekolah Dasar sebagai lembaga pendidikan dan pengajaran, serta sebagai lembaga penelitian pendidikan dan pengajaran di Sekolah Dasar.

E. Sistematika Penulisan Skripsi

Bab I :Pendahuluan. Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian.

Bab II : Landasan Teori. Bab ini menjelaskan tentang pembelajaran IPA di Sekolah Dasar, model pembelajaran cooperative learning tipe make a match, hasil belajar siswa, deksripsi materi jenis batu-batuan di kelas V SD.

Bab III: Metode Penelitian. Bab ini menjelaskan tentang setting penelitian, model penelitian tindakan kelas, prosedur penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan kriteria keberhasilan.


(32)

10

Bab IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian siklus 1 dan siklus 2 yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi, serta pembahasan hasil penelitian siklus 1 dan siklus 2.

Bab V: Kesimpulan dan Saran. Bab ini menjelaskan kesimpulan hasil penelitian dan saran-saran penulis sehubungan dengan hasil penelitian yang diperoleh.


(33)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Model Penelitian Tindakan Kelas

Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Alasan dipilihnya Penelitian Tindakan Kelas adalah dalam rangka memperbaiki proses belajar mengajar yang diselenggarakan guru dalam pembelajaran. Seperti dijelaskan Hasbolah (1995 : 15) bahwa Penelitian Tindakan Kelas dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan kelas bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan. kualitas pembelajaran. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang digunakan diadaptasi dari model Kemmis Taggart. Penelitian dilakukan dengan 2 siklus, masing-masing siklus memuat 4 aspek, yaitu; perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Pelaksanaan penelitian dengan cara melibatkan mitra peneliti. Mitra peneliti bertindak selaku pelaksana tindakan, sedangkan penulis bertindak sebagai peneliti.

Lebih jelas, alur dalam penelitian tindakan kelas ini disusun dalam tabel seperti berikut:


(34)

40

Gambar 1

Alur PTK Model PTK Kemmis dan MC. Taggart Sumber: (Aqib, 2006: 31)

Berdasarkan gambar di atas, desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan model siklus menurut Kemmis dan Taggart terdiri dari empat komponen, sebagai berikut

1. Rencana yaitu sesuatu yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan, atau perubahan perilaku dan sikap sebagai solusi.

2. Tindakan yaitu yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya perbaikan. 3. Observasi yaitu suatu pengamatan yang dilakukan observer terhadap

guru dan siswa yang meliputi kinerja guru, aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung.


(35)

41

4. Refleksi yaitu peneliti merenung dan mengkaji, apa yang telah dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung.

Setelah dilakukan refleksi, akan muncul permasalahan baru yang perlu mendapat perhatian. Dari permasalahan baru tersebut perlu dilakukan perencanaan ulang dan refleksi ulang sampai permasalahan dapat teratasi, sehingga proses dan hasil belajar meningkat.

B. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 2 Linggawangi Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya.

2. Subjek Penelitian

Yang dijadikan subjek dalam penelitian ini adalah guru kelas V SD Negeri 2 Linggawangi Kecamatan Leuwisari, serta siswa kelas V SD tersebut yang berjumlah 30 orang, terdiri dari 16 orang siswa laki-laki dan 14 orang siswa perempuan.

3. Definisi Operasional

a. Model pembelajaran cooperative learning tipe make a match adalah pembelajaran kelompok dengan cara mencari pasangan di mana siswa ditugaskan untuk mencari pasangan dalam membentuk kelompok dan mengerjakan tugas kelompok.

b. Hasil belajar ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan,


(36)

42

analisis, sintesis dan penilaian. Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil evaluasi atau tes tentang jenis batu-batuan.

4. Fokus Tindakan

a. Kinerja guru dalam merencanakan, melaksanakan pembelajaran IPA tentang jenis batu-batuan melalui model pembelajaran cooperative learning tipe make a match.

b. Aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran IPA tentang jenis batu-batuan melalui model pembelajaran cooperative learning tipe make a match.

c. Hasil belajar siswa aspek kognitif dalam pembelajaran IPA tentang jenis batu-batuan yang dinyatakan dengan nilai evaluasi pada pra tindakan, siklus 1 dan siklus 2.

C. Prosedur Penelitian

Rencana tindakan mengacu pada prosedur penelitian yang meliputi tiga tahap kegiatan, yaitu: 1) Orientasi dan identifikasi masalah 2) Perencanaan tindakan penelitian 3) Pelaksanaan tindakan penelitian, meliputi: a) Perencanaan pembelajaran, b) Pelaksanaan pembelajaran, c) Observasi pelaksanaan pembelajaran dan d) Refleksi pembelajaran.

1. Orientasi dan Identifikasi Masalah

Langkah-langkah yang dilakukan dalam orientasi dan identifikasi masalah yang dilakukan peneliti adalah :


(37)

43

a. Melakukan Refleksi

Kegiatan refleksi dilakukan dengan pengkajian kurikulum Sekolah Dasar tahun 2006 terhadap kompetensi dasar, indikator dan hasil belajar. Setelah melakukan pengkajian terhadap kurikulum dibandingkan dengan pembelajaran yang telah dilaksanakan guru dalam mata pelajaran IPA terkait dengan pembuatan perencanaan, penggunaan model pembelajaran dan hasil belajar siswa di kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Linggawangi Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya.

b. Melakukan Analisis

Bertolak dari refleksi yang dilakukan, guru melakukan analisis terhadap masalah-masalah yang terjadi dalam pembelajaran IPA tentang jenis batu-batuan, di antaranya tentang peningkatan penguasaan pemahaman siswa tentang jenis batu-batuan di kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Linggawangi Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya.

2. Perencanaan Tindakan Perbaikan Pembelajaran

Perencanaan tindakan didasarkan pada hasil observasi dan identifikasi dalam pembelajaran IPA tentang jenis batu-batuan di kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Linggawangi Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya. Kegiatan yang dilakukan peneliti adalah :

a. Melakukan diskusi dengan mitra peneliti tentang penggunaan model pembelajaran cooperative learning tipe make a match untuk


(38)

44

mengoptimalkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA tentang jenis batu-batuan di kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Linggawangi Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya.

b. Melakukan diskusi dengan teman kolaborasi tentang tujuan penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe make a match untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA tentang jenis batu-batuan di kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Linggawangi Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya.

c. Menyusun rencana penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk tiap siklus tindakan pembelajaran. Tahapan tindakan yaitu; membuat rencana pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, melaksanakan observasi pembelajaran, refleksi tindakan pembelajaran.

1) Menyusun instrumen penelitian, yaitu lembar pengamatan terhadap rancangan pembelajaran guru, lembar pengamatan pelaksanaan pembelajaran guru, lembar pengamatan aktivitas pembelajaran siswa.

2) Menyusun instrumen pembelajaran, terdiri dari rancangan pembelajaran, lembar kerja siswa dan alat evaluasi.

3. Pelaksanaan Tindakan Penelitian

Untuk menemukan data awal penelitian pada hari Senin, 3 Maret 2014. Dilakukan tes awal kepada siswa pembelajaran IPA tentang jenis batu-batuan di kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Linggawangi Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya. Berdasarkan analisis terhadap data


(39)

45

hasil belajar dan data hasil observasi, penulis membuat rancangan pembelajaran untuk mengatasi masalah dalam pembelajaran IPA tentang jenis batu-batuan di kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Linggawangi Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya.

Pelaksanaan tindakan penelitian direncanakan dalam dua siklus. Tiap siklus berisi satu kegiatan pembelajaran. Tindakan penelitian Siklus 1, merupakan rekomendasi dari data observasi awal. Tindakan siklus 2 merupakan rekomendasi dari tindakan siklus 1.

Perencanaan pembelajaran siklus pertama dan kedua dilakukan dengan rangkaian kegiatan sebagai berikut: membuat rancangan pembelajaran, membuat lembar kerja siswa dan membuat soal tes, menentukan sumber pelajaran, alat peraga yang akan digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran, menyusun instrumen penelitian yang terdiri dari lembar observasi rancangan guru, lembar observasi pelaksanaan pembelajaran dan lembar observasi aktivitas siswa.

4. Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan oleh mitra peneliti. Mitra peneliti melaksanakan pembelajaran berdasarkan rancangan yang telah dibuat. Silabus memuat hal-hal sebagai berikut : (1) kompetensi dasar, (2) hasil belajar, (3) indikator, dan (4) materi pokok.

Setiap implementasi pembelajaran mengikuti prosedur tindakan, yaitu: (a) penetapan fokus tindakan, (b) perencanaan, (c) pelaksanaan,


(40)

46

observasi dan interpretasi, (e) analisis dan refleksi dan tindak lanjut / rekomendasi. (Zuber-Skerrit dan Stinger dalam Mulyana, 2003 : 22). a. Siklus I

1) Perencanaan Tindakan Pembelajaran

Tindakan yang dilakukan peneliti dalam kegiatan perencanaan adalah : (1) melakukan tes awal untuk mengungkap penguasaan keterampilan dalam pembelajaran IPA tentang jenis batu-batuan, (2) membuat silabus pembelajaran dan alat penilaian dalam materi jenis batu-batuan, (3) membuat lembar observasi untuk mengamati penguasaan hasil evaluasi siswa tentang jenis batu-batuan dan (4) aktivitas guru dalam pembelajaran dan perencanaan pembelajaran yang dibuat guru.

2) Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan silabus pembelajaran pada materi pokok jenis batu-batuan yang telah direncanakan.

3) Observasi Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan observasi terhadap pelaksanaan tindakan sesuai dengan alat dan aspek observasi yang direncanakan, yaitu; membubuhkan ceklis pada kolom yang disediakan, sesuai dengan aspek deskriptor yang tercantum pada instrumen.

Hal-hal yang diobservasi adalah seperti berikut : (1) rencana pelaksanaan pembelajaran yang dirancang guru pada


(41)

47

pembelajaran IPA tentang jenis batu-batuan, (2) pelaksanaan pembelajaran pada pembelajaran IPA tentang jenis batu-batuan, dan (3) peningkatan hasil siswa pada pembelajaran IPA tentang jenis batu-batuan.

4) Refleksi

Semua data yang diperoleh dalam tahap observasi dikumpulkan, lalu diidentifikasi, dianalisis dan dievaluasi. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap data yang terkumpul, peneliti melakukan refleksi sejauhmana guru merumuskan rancangan pembelajaran pada pembelajaran IPA, kemampuan guru melaksanakan pada pembelajaran IPA tentang jenis batu-batuan.

b. Siklus 2

Pembelajaran pada siklus 2 adalah mengulang prosedur tindakan pembelajaran pada siklus 1 pada materi pokok yang sama, yaitu tentang jenis batu-batuan.

D. Instrumen Penelitian

1. Lembar observasi untuk mengetahui kinerja guru dalam merencanakan, pembelajaran IPA tentang jenis batu-batuan melalui model pembelajaran cooperative learning tipe make a match..

2. Lembar observasi untuk mengetahui kinerja guru dalam melaksanakan proses pembelajaran IPA tentang jenis batu-batuan melalui model pembelajaran cooperative learning tipe make a match.


(42)

48

3. Lembar observasi untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran IPA tentang jenis batu-batuan melalui model pembelajaran cooperative learning tipe make a match.

4. Lembar tes tertulis untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA tentang jenis batu-batuan melalui model pembelajaran cooperative learning tipe make a match yang dinyatakan dengan nilai evaluasi belajar pada pra tindakan, siklus 1, dan siklus 2.

E. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi

Observasi yang digunakan adalah observasi langsung yakni observer melakukan pengamatan terhadap pembelajaran yang dilakukan peneliti secara langsung saat kegiatan belajar mengajar dilakukan. Melalui observasi ini, observer memberikan nilai terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti. Hal-hal yang diobservasi adalah kemampuan guru dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan pelaksanaan pembelajaran serta aktivitas belajar siswa.

b. Tes

Tes dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA tentang jenis batu-batuan di kelas V SD Negeri 2 Linggawangi Kecamatan Leuwisari. Berikut ini adalah tabel jenis dan metode pengumpulan data:


(43)

49

Tabel 3.1

Jenis dan Metode Pengumpulan Data

No Jenis Data Metode Alat

1 2 3 4

1 Perencanaan pembelajaran IPA tentang jenis batu-batuan dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe make a match

Observasi Lembar Pengamatan

2 Pelaksanaan pembelajaran IPA tentang jenis batu-batuan dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe make a match

Observasi Lembar Pengamatan

3. Aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran IPA tentang jenis batu-batuan melalui model pembelajaran cooperative learning tipe make a match

Observasi Lembar Pengamatan

4. Pencapaian hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA tentang jenis batu-batuan dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe make a match

Penilaian Tes

F. Teknik Analisis Data

Analisis data hasil penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif. Teknik analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk menjelaskan seluruh rangkaian penelitian mulai dari perencanaan sampai tahap refleksi, juga dengan daur dan hasil penelitian melalui penilaian atau skor yang ditentukan, kemudian ditafsirkan dan disimpulkan (Surakhmad,


(44)

50

2000: 11). Analisis dilakukan pada setiap siklus pembelajaran dengan menggunakan tahapan sebagai berikut:

1. Pengumpulan data hasil Penelitian Tindakan Kelas tentang peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA tentang jenis batu-batuan di kelas V SD Negeri 2 Linggawangi Kecamatan Leuwisari.

2. Pengelompokan data, yaitu kinerja siswa, kinerja guru, peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA tentang jenis batu-batuan di kelas V SD Negeri 2 Linggawangi Kecamatan Leuwisari.

3. Interpretasi dan refleksi data, berdasarkan tingkatan pencapaian, misalnya: baik, sedang atau kurang.

4. Rekomendasi dan tindak lanjut ditentukan berdasarkan hasil refleksi data, apakah perlu atau tidak diadakan siklus pembelajaran berikutnya.

Analisis data dilakukan terhadap data-data yang terkumpul melalui test esai dan lembar observasi.

a. Analisis tes hasil belajar

Untuk mengetahui hasil beljar siswa, penulis melakukan tes tertulis yang terdiri dari 13 soal dengan kriteria:

Jawaban benar diberi skor : 1 Jawaban salah diberi skor : 2


(45)

51

Hasil jawaban siswa diberi skor dan dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif dengan presentase rata-rata.

Skor ideal : Nilai yang diperoleh siswa x 100% Skor ideal/maksimal (20)

Untuk mencari nilai rata-rata hasil belajar secara keseluruhan rumus yang digunakan adalah mencari rata-rata atau mean. Mean atau rata-rata diperoleh dengan menjumlahkan seluruh skor dibagi dengan banyaknya subjek (Sudjana 2005:1).

Secara sederhana rumusnya adalah : X = Σ X

N

Keterangan : X = rata-rata (mean) Σ X = jumlah seluruh skor N = banyaknya subjek b. Analisis Observasi

Dalam lembar observasi tersebut, observer menilai kinerja guru dalam merencanakan pembelajaran, kinerja guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Cara yang ditempuh adalah observer membubuhkan tanda ceklis (√) pada setiap kolom indikator sesuai dengan pengamatan atau penilaian observer dengan kriteria:

1 = kurang sekali 2 = kurang


(46)

52

3 = cukup 4 = baik 5 = baik sekali

Hasil penilaian tersebut dijumlahkan dan dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif dengan presentase rata-rata.

Skor ideal : Nilai yang diperoleh x 100% Skor ideal/maksimal

Analisis observasi dilakukan berdasarkan hasil pengamatan observer tentang pembelajaran IPA tentang jenis batu-batuan di kelas V SD Negeri 2 Linggawangi Kecamatan Leuwisari dengan format observasi yang disediakan, kemudian diambil kesimpulannya.

G. Kriteria Keberhasilan

Kriteria keberhasilan pembelajaran jenis batu-batuan dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe make a match adalah sebagai berikut:

1. Kriteria keberhasilan untuk kinerja guru dalam merancang RPP, melaksanakan proses pembelajaran dan aktivitas siswa secara individual adalah

Ukuran keberhasilan : 90 % - 100 % (sangat baik) 70 % - 89 % (baik)


(47)

53

30 % - 49 % (kurang)

10 % - 29 % (sangat kurang) (Arikunto, 2002:15).

Keterangan : Patokan keberhasilan minimal 75% dan apabila kurang dari 75% diperlukan perbaikan.

Indikator keberhasilan untuk kinerja guru dalam merancang RPP, melaksanakan proses pembelajaran dan aktivitas siswa secara individual adalah :

a. RPP yang dibuat jelas dan sesuai dengan KTSP.

b. Guru mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran IPA tentang jenis-jenis batu-batuan melalui penggunaan model pembelajaran cooperative learning tipe make a match sesuai dengan RPP yang dirumuskan. c. 75% siswa dalam proses pembelajaran baik secara individu maupun

kelompok.

2. Kriteria hasil belajar siswa

a. Dikatakan berhasil dalam pembelajaran IPA tentang jenis batu-batuan apabila nilai evaluasinya minimal sama dengan nilai KKM (70).

b. Apabila 75% siswa dari objek penelitian, hasil evaluasinya mampu minimal mencapai target KKM (70).

Dengan demikian, penelitian dihentikan apabila 75% siswa sebagai objek penelitian, hasil evaluasinya sudah mampu minimal mencapai target KKM sebesar 70.


(48)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data, pembahasan hasil penelitian, dan temuan-temuan penulis di lapangan tentang penggunaan model pembelajaran cooperative learning tipe make a match dalam pembelajaran jenis batu-batuan di kelas V SD Negeri 2 Linggawangi Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya disimpulkan sebagai berikut :

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat penulis pada siklus 1 adalah dalam pemanfaatan alokasi waktu yang disediakan sesuai dengan KTSP namun penggunaan waktu belum dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien, dan perlu memperhatikan KTSP sebagai pedoman dalam penyusunan RPP, sedangkan pada siklus 2 adalah dalam pemanfaatan alokasi waktu yang disediakan sesuai dengan KTSP, penggunaan waktu dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien, dan memperhatikan KTSP sebagai pedoman dalam penyusunan RPP. Kinerja guru dalam menyusun RPP siklus 1 berkategori cukup dengan diperolehnya nilai observasi sebesar 66,25%, sedangkan pada siklus 2 berkategori baik dengan diperolehnya nilai observasi sebesar 84,6%. Terdapat peningkatan kinerja guru tersebut sebesar 18,35%.

2. Proses pembelajaran pada siklus 1, guru kurang mengarahkan siswa untuk mengembangkan pemikirannya dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, mengkontruksi pengetahuan dan keterampilannya sendiri, sedangkan pada siklus 2 pelaksanaan pembelajaran jenis


(49)

131

batuan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun dan dapat dilaksanakan secara optimal. Pada siklus 1, kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran ditinjau berkategori cukup dengan diperolehnya jumlah nilai hasil observasi sebesar 66,8%, sedangkan pada siklus 2 kemampuan guru tersebut berkategori baik dengan diperolehnya jumlah nilai 87,2%. Terdapat peningkatan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran sebesar 20,4%.

3. Aktivitas belajar siswa, hasil Lembar Kerja Siswa secara kelompok, dan hasil kognitif siswa mengalami peningkatan yang signifikan. Hasil kognitif siswa pada awal pembelajaran tentang jenis batu-batuan melalui model cooperative learning tipe make a match bernilai rata-rata 53,3, pada siklus 1 bernilai rata-rata 67,6 dan meningkat siklus 2 sebesar 83,4. Terdapat peningkatan hasil belajar siswa sebesar 15,8%.

B. Saran 1. Bagi Guru

Disarankan guru dalam proses pembelajaran IPA tentang jenis batu-batuan menerapkan model pembelajaran cooperative learning tipe make a match untuk menghindari kejenuhan siswa dalam proses pembelajaran tersebut. 2. Instansi Pendidikan

Kepada pihak/pejabat terkait yang memiliki kepentingan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, sebaiknya memberikan penataran dan pelatihan proses pembelajaran yang inovatif kepada guru-guru di lingkungan unit kerjanya.


(1)

50

2000: 11). Analisis dilakukan pada setiap siklus pembelajaran dengan menggunakan tahapan sebagai berikut:

1. Pengumpulan data hasil Penelitian Tindakan Kelas tentang peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA tentang jenis batu-batuan di kelas V SD Negeri 2 Linggawangi Kecamatan Leuwisari.

2. Pengelompokan data, yaitu kinerja siswa, kinerja guru, peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA tentang jenis batu-batuan di kelas V SD Negeri 2 Linggawangi Kecamatan Leuwisari.

3. Interpretasi dan refleksi data, berdasarkan tingkatan pencapaian, misalnya: baik, sedang atau kurang.

4. Rekomendasi dan tindak lanjut ditentukan berdasarkan hasil refleksi data, apakah perlu atau tidak diadakan siklus pembelajaran berikutnya.

Analisis data dilakukan terhadap data-data yang terkumpul melalui test esai dan lembar observasi.

a. Analisis tes hasil belajar

Untuk mengetahui hasil beljar siswa, penulis melakukan tes tertulis yang terdiri dari 13 soal dengan kriteria:

Jawaban benar diberi skor : 1 Jawaban salah diberi skor : 2


(2)

51

Hasil jawaban siswa diberi skor dan dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif dengan presentase rata-rata.

Skor ideal : Nilai yang diperoleh siswa x 100% Skor ideal/maksimal (20)

Untuk mencari nilai rata-rata hasil belajar secara keseluruhan rumus yang digunakan adalah mencari rata-rata atau mean. Mean atau rata-rata diperoleh dengan menjumlahkan seluruh skor dibagi dengan banyaknya subjek (Sudjana 2005:1).

Secara sederhana rumusnya adalah : X = Σ X

N

Keterangan : X = rata-rata (mean) Σ X = jumlah seluruh skor N = banyaknya subjek b. Analisis Observasi

Dalam lembar observasi tersebut, observer menilai kinerja guru dalam merencanakan pembelajaran, kinerja guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Cara yang ditempuh adalah observer membubuhkan tanda ceklis (√) pada setiap kolom indikator sesuai dengan pengamatan atau penilaian observer dengan kriteria:

1 = kurang sekali 2 = kurang


(3)

52

3 = cukup 4 = baik 5 = baik sekali

Hasil penilaian tersebut dijumlahkan dan dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif dengan presentase rata-rata.

Skor ideal : Nilai yang diperoleh x 100% Skor ideal/maksimal

Analisis observasi dilakukan berdasarkan hasil pengamatan observer tentang pembelajaran IPA tentang jenis batu-batuan di kelas V SD Negeri 2 Linggawangi Kecamatan Leuwisari dengan format observasi yang disediakan, kemudian diambil kesimpulannya.

G. Kriteria Keberhasilan

Kriteria keberhasilan pembelajaran jenis batu-batuan dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe make a match adalah sebagai berikut:

1. Kriteria keberhasilan untuk kinerja guru dalam merancang RPP, melaksanakan proses pembelajaran dan aktivitas siswa secara individual adalah

Ukuran keberhasilan : 90 % - 100 % (sangat baik) 70 % - 89 % (baik)


(4)

53

30 % - 49 % (kurang)

10 % - 29 % (sangat kurang) (Arikunto, 2002:15).

Keterangan : Patokan keberhasilan minimal 75% dan apabila kurang dari 75% diperlukan perbaikan.

Indikator keberhasilan untuk kinerja guru dalam merancang RPP, melaksanakan proses pembelajaran dan aktivitas siswa secara individual adalah :

a. RPP yang dibuat jelas dan sesuai dengan KTSP.

b. Guru mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran IPA tentang jenis-jenis batu-batuan melalui penggunaan model pembelajaran cooperative learning tipe make a match sesuai dengan RPP yang dirumuskan. c. 75% siswa dalam proses pembelajaran baik secara individu maupun

kelompok.

2. Kriteria hasil belajar siswa

a. Dikatakan berhasil dalam pembelajaran IPA tentang jenis batu-batuan apabila nilai evaluasinya minimal sama dengan nilai KKM (70).

b. Apabila 75% siswa dari objek penelitian, hasil evaluasinya mampu minimal mencapai target KKM (70).

Dengan demikian, penelitian dihentikan apabila 75% siswa sebagai objek penelitian, hasil evaluasinya sudah mampu minimal mencapai target KKM sebesar 70.


(5)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data, pembahasan hasil penelitian, dan temuan-temuan penulis di lapangan tentang penggunaan model pembelajaran cooperative learning tipe make a match dalam pembelajaran jenis batu-batuan di kelas V SD Negeri 2 Linggawangi Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya disimpulkan sebagai berikut :

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat penulis pada siklus 1 adalah dalam pemanfaatan alokasi waktu yang disediakan sesuai dengan KTSP namun penggunaan waktu belum dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien, dan perlu memperhatikan KTSP sebagai pedoman dalam penyusunan RPP, sedangkan pada siklus 2 adalah dalam pemanfaatan alokasi waktu yang disediakan sesuai dengan KTSP, penggunaan waktu dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien, dan memperhatikan KTSP sebagai pedoman dalam penyusunan RPP. Kinerja guru dalam menyusun RPP siklus 1 berkategori cukup dengan diperolehnya nilai observasi sebesar 66,25%, sedangkan pada siklus 2 berkategori baik dengan diperolehnya nilai observasi sebesar 84,6%. Terdapat peningkatan kinerja guru tersebut sebesar 18,35%.

2. Proses pembelajaran pada siklus 1, guru kurang mengarahkan siswa untuk mengembangkan pemikirannya dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, mengkontruksi pengetahuan dan keterampilannya sendiri, sedangkan pada siklus 2 pelaksanaan pembelajaran jenis


(6)

131

batuan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun dan dapat dilaksanakan secara optimal. Pada siklus 1, kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran ditinjau berkategori cukup dengan diperolehnya jumlah nilai hasil observasi sebesar 66,8%, sedangkan pada siklus 2 kemampuan guru tersebut berkategori baik dengan diperolehnya jumlah nilai 87,2%. Terdapat peningkatan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran sebesar 20,4%.

3. Aktivitas belajar siswa, hasil Lembar Kerja Siswa secara kelompok, dan hasil kognitif siswa mengalami peningkatan yang signifikan. Hasil kognitif siswa pada awal pembelajaran tentang jenis batu-batuan melalui model cooperative learning tipe make a match bernilai rata-rata 53,3, pada siklus 1 bernilai rata-rata 67,6 dan meningkat siklus 2 sebesar 83,4. Terdapat peningkatan hasil belajar siswa sebesar 15,8%.

B. Saran 1. Bagi Guru

Disarankan guru dalam proses pembelajaran IPA tentang jenis batu-batuan menerapkan model pembelajaran cooperative learning tipe make a match untuk menghindari kejenuhan siswa dalam proses pembelajaran tersebut. 2. Instansi Pendidikan

Kepada pihak/pejabat terkait yang memiliki kepentingan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, sebaiknya memberikan penataran dan pelatihan proses pembelajaran yang inovatif kepada guru-guru di lingkungan unit kerjanya.