PENELITIAN TINDAKAN KELAS steffy1. docx

PENELITIAN TINDAKAN KELAS
UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DALAM
MEMPELAJARI MATERI MENGUBAH PECAHAN BIASA
MENJADI PERSEN DENGAN PENDEKATAN KOOPERATIF
MODEL STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVMENT DIVISIONS)
MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SDN
CANDIMULYO III JOMBANG KABUPATEN JOMBANG
TAHUN PELAJARAN 2014/2015

NAMA : STEFFY FRIYANTI, S.PD
NIP : 19760912 200801 2 018

SDN CANDIMULYO III JOMBANG
UNIT PELAKSANA TEKHNIS PENDIDIKAN
KECAMATAN JOMBANG KABUPATEN JOMBANG
2015

BAB I
PENDAHULUAN
A.


LATAR BELAKANG
Salah satu hambatan dalam pembelajaran matematika adalah bahwa
banyak siswa tidak tertarik pada matematika itu sendiri. Bahkan banyak orang
mengakui lemah dalam matematika, tetapi tidak merasa bahwa hal itu sebagai
suatu kekurangan (Tim Instruktur PKG Matematika, 1986 dalam Jafar A.,
2006).
Pada tanggal ...Maret 2015, pada jam pelajaran kedua sampai ketiga,
peneliti sebagai guru kelas V SDN Candimulyo III Jombang mengajar mata
pelajaran Matematika. Materi pelajaran yang diajarkan adalah mengubah
pecahan ke bentuk persen. Sedangkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
adalah siswa dapat mengubah pecahan biasa ke bentuk persen atau sebaliknya.
Materi pelajaran dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai mengacu pada
standar kompetensi dan kompetensi dasar di atas.
Dalam pembelajaran Matematika di SDN Candimulyo III tentang
materi mengubah pecahan ke bentuk persen di SD sering muncul hambatan
menimbulkan nilai siswa kelas V SDN Candimulyo III Kecamatan Jombang
kabupaten Jombang rendah. (Dari 25 siswa) yang mendapat nilai 100 tidak ada.
Siswa yang mendapat nilai 80 sebanyak 4 siswa (16 %). Siswa yang
mendapatkan nilai 70 sebanyak 5 siswa ( 20 %), siswa yang mendapat nilai 65
sebanyak 5 siswa (20%) dan sisanya mendapat nilai di bawah 65. Ini berarti

jumlah siswa yang sudah menguasai materi sebanyak 16%.
Dari uraian tersebut diatas, berarti pembelajaran tentang mengubah
pecahan ke bentuk persen tidak berhasil karena siswa yang menguasai materi
(kurang dari 70%.) Oleh sebab itu, pengajaran yang baik menjadi tanggung
jawab para pendidik..
Untuk mengatasi hal ini maka dalam pembelajaran Matematika di SD, peneliti
melakukan perubahan-perubahan pembelajaran. Salah satunya adalah penerapan
metode STAD ( Student Team Achievement Division ) untuk meningkatkan
keaktifan siswa dalam mempelajari materi mengubah pecahan biasa menjadi
persen bidang studi matematika di kelas V SDN Candimulyo III Jombang
Kabupaten Jombang.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka teridentifikasi masalahmasalah sebagai berikut:
a. suasana pembelajaran kurang variatif sehingga membosankan.
b. siswa kurang terampil dalam mengali dan membagi.
c. siswa kurang aktif dalam materi mengubah pecahan biasa menjadi bentuk
persen
C. Pembatasan Masalah
Tidak semua permasalahan yg telah di identifikasikan (tidak dapat) di

selesaikan secara bersamaan. Penulis perlu menetapkan permasalahan yg paling
mendesak. Menurut penulis permasalahan yg paling mendesak (yg) perlu (di
cari) jalan keluarnya adalah masalah keaktifan (siawa) dalam mengubah
pecahan biasa ke bentuk persen.
D. Pemecahan Masalah
Untuk memecahkan masalah (rendahnya hasil belajar)

materi mengubah

pecahan ke bentuk persen pada siswa kelas V SDN Candimulyo III Jombang,
maka peneliti melaksanakan penerapan pembelajaran kooperatif model STAD.
Secara umum, langkah-langkahnya adalah :
(1) guru melakukan apersepsi,
(2) guru meyampaikan kompetensi dasar dan indikator pembelajaran,
(3)Guru membagi peserta didik menjadi 6 kelompok dimana tiap kelompok
terdiri dari 4 siswa,
(4) guru menyampaikan materi melalui tanya jawab
(5) guru membagikan tugas kepada masing-masing kelompok
(6) masing-masing kelompok mempresentasikan (didepan) kelas, dan
(7) refleksi dan penegasan materi oleh guru.


E. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah dan pemecahan masalah maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
“Apakah pembelajaran dengan pendekatan kooperatif tipe STAD dapat
meningkatkan keaktifan siswa dalam mempelajari materi mengubah pecahan

biasa menjadi persen bidang studi matematika di kelas V SDN Candimulyo III
Jombang ? “
F. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan sebagai upaya
dengan penggunaan pembelajaran model STAD dapat meningkatkan keaktifan
siswa dalam mempelajari materi mengubah (pecahanbiasa) menjadi persen
bidang studi (matematikapada) siswa kelas V SDN Candimulyo III Jombang,
Kabupten Jombang.Sehingga menghasilkan pembelajaran yang aktif, (inofatif)
dan menyenangkan.
G. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang bersifat (teoritis) pada
khasanah ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang pembelajaran di SD.
Disamping itu juga akan memberikan manfaat bagi siswa, guru, kepala

sekolah/pengawas/dinas pendidikan, peneliti lanjutan, yaitu sebagai berikut:
1. Manfaat bagi siswa :
Siswa meningkat keaktifannya dalam pembelajaran sehingga dapat
meningkatkan pemahaman dan penguasaan materi mengubah pecahan biasa
menjadi persen.
2. Bagi guru :
Guru memperoleh alternatif model strategi pembelajaran mengubah pecahan
biasa menjadi persen yang dapat mengaktifkan siswa dan membantu guru
berkembang secara professional .dalam pengetahuan dan keterampilan
3. Manfaat bagi kepala sekolah, pengawas sekolah, dan dinas pendidikan
adalah dapat mensosialisasikan hasil penelitian ini kepada guru - guru kelas V
SD
4. Manfaat bagi peneliti lanjut adalah sebagai acuan untuk penelitian lebih
lanjut. Hasil penelitian ini dapat dijadikan inspirasi bagi para peneliti lain
yang ingin mendalami persoalan pembelajaran mengubah pecahan ke bentuk
persen.
H. Hipotesis Tindakan
Jika menggunakan model kooperatif STAD pada mata pelajaran matematika
diterapkan maka dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam mempelajari materi
mengubah pecahan ke bentuk persen siswa kelas V SDN Candimulyo III Jombang.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA
I. Definisi Operasional Variabel
Secara harfiah keaktifan berasal dari kata aktif yang berarti sibuk, giat (Kamus
Besar Bahasa Indonesia).Aktif mendapat awalan ke- dan –an, sehingga menjadi

keaktifan yang mempunyai arti kegiatan atau kesibukan. Jadi, keaktifan belajar
adalah kegiatan atau kesibukan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar di
sekolah maupun di luar sekolah yang menunjang keberhasilan belajar
siswa.Keaktifan siswa merupakan suatu keadaan dimana siswa berpartisipasi
secara aktif dalam pembelajaran. Dalam hal ini keaktifan siswa terlihat dari
merespon pertanyaan atau perintah dari guru, mendengarkan dan memperhatikan
penjelasan guru, berani mengemukakan pendapat, dan aktif mengerjakan soal yang
diberikan guru.
Pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematis yang mengisyaratkan
adanya orang yang mengajar dan belajar dengan didukung oleh komponen
lainnya, seperti kurikulum, dan fasilitas belajar mengajar. Dalam proses tersebut,
terdapat kegiatan memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode atau
pendekatan untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan.

Hamalik (2010: 57) mengemukakan, Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang
tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan
prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia
terlibat dalam sistem pembelajran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya.
Material meliputi: buku-buku, papan tulis, kapur, audio. Fasilitas dan
perlengkapan berupa: ruangan kelas, perlengkapan, dan prosedur meliputi: jadwal
dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian, dan sebagainya.
Menurut Slavin pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan
secara berkelompok, siswa dalam satu kelas dijadikan kelompok-kelompok kecil
yang terdiri dari 4 sampai 5 orang untuk memahami konsep yang difasilitasi oleh
guru. Jadi, Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang
mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Model pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri: 1) untuk menuntaskan materi
belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara kooperatif, 2) kelompok
dibentuk dari siswa-siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah,
3) jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang terdiri dari beberapa ras, suku,
budaya jenis kelamin yang berbeda, maka diupayakan agar dalam tiap kelompok
terdiri dari ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda pula, dan 4)
penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok dari pada perorangan.
Ada beberapa model pembelajaran kooperatif , salah satunya adalah model

pembeajaran kooperatif model STAD.

Menurut Slavin ( dalam Zainuris,2007:8) mengemukakan langkah-langkah
pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah :a) Guru menyampaikan materi
pelajaran; b) Guru membentuk beberapakelompok,setiap kelompok terdiri dari
empatsampai lima orang siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda; c) Bahan
atau materi yang telah dipersiapkan didiskusikan dalam kelompok untuk mencapai
kompetensi

dasar;

d)

Guru

memfasilitasi

siwa

dalam


bentukrangkuman,mengarahkan,dan memberikan penegasan pada pada materi
pelajaran yang telah dipelajari; e) Guru memberikan tes /kuis kepada siswa secara
individu; f) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok berdasarkan
perolehan nilai hasil belajar individu dari skor dasar ke skor kuis berikut nya.
Nurasma (2006:51) menyatakan bahwa kegiatan pembelajaran model STAD
terdiri dari enam langkah yaitu : a) persiapan pembelajaran; b) penyajian materi;
c) Belajar kelompok ;d) tes ; e)penentuan skor peningkatan individual dan
f)penghargaan kelompok.
Dalam STAD, diskusi kelompok merupakan komponen kegiatan penting karena
sangat berperan dalam aktualisasi kelompok secara sinergis untuk mencapai
hasil yang terbaik dan dalam pembimbingan antara anggota kelompok
sehingga seluruh anggota sebagai satu kesatuan dapat mencapai yang terbaik.
(Sudrajat Akhmad. 2008).
Suatu strategi pambelajaran mempunyai keunggulan dan kekurangan. Demikian
pula dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Adapaun kelebihan model
pembelajaran Kooperatif STAD, menurut Davidson (dalam Nurasma,2006:26) :
a. Meningkatkan kecakapan individu
b. Meningkatkan kecakapan kelompok
c. Meningkatkan komitmen

d. Menghilangkan prasangka buruk terhadap teman sebaya
e. Tidak bersifat kompetitif
f. Tidak memiliki rasa dendam
Sedangkan kekurangan model pembelajaran kooperatif STAD, menurut Slavin
(dalam Nurasma 2006:27 )yaitu:
a. Konstribusi dari siswa berprestasi rendah menjadi kurang
b.Siswa berprestasi tinggi akan mengarah pada kekecewaan karena peran anggota
yang pandai lebih dominan.
B. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran.
Nana Sudjana (2009:3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah
perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas
mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono
(2006:3-4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi
tindak belajar dan tindak mengajar.
Benjamin S. Bloom (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 26-27) menyebutkan enam
jenis perilaku ranah kognitif, sebagai berikut:
1. Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah
dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan dengan

fakta, peristiwa,pengertian kaidah, teori, prinsip, atau metode.
2. Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang
hal yang dipelajari.
3. Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk
4. menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misalnya, menggunakan
prinsip.
5. Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagianbagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik.
Misalnya mengurangi masalah menjadi bagian yang telah kecil.
6. Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru. Misalnya
kemampuan menyusun suatu program.
7. Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa
hal berdasarkan kriteria tertentu. misalnya, kemampuan menilai hasil
ulangan.
Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa
hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup
aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar dapat dilihat melalui
kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan
menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.

C. Penelitian Relevan
Hasil penelitian Lenny Hendrayati ( 2013 ) tentang pengaruh pembelajaran
kooperatif model STAD terhadap pembelajaran matematika siswa kelas IV SD

negeri Pule. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD(Student Teams-Achievement Divisions)lebih baik daripada
pembelajaran konvensional.
Eko Setyanto (2013)“Penggunaan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Think
Pair Share Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Pokok Bahasan
Bilangan Bulat Siswa Kelas V SDN 3 Wonodadi Kecamatan Pracimantoro
Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2012/2013.Hasil penelitian siklus I
diperoleh siswa yang tuntas belajar atau yang mendapat nilai ≥ 65 sebanyak 11
Siswa dengan persentase64,70% dan yang tidak tuntas atau yang mendapat nilai

Dokumen yang terkait

HASIL PENELITIAN KETERKAITAN ASUPAN KALORI DENGAN PENURUNAN STATUS GIZI PADA PASIEN RAWAT INAP DI BANGSAL PENYAKIT DALAM RSU DR SAIFUL ANWAR MALANG PERIODE NOVEMBER 2010

7 171 21

SOAL LATIHAN UTS IPA KELAS 1 SEMESTER 1 GANJIL 2016 KUMPULANSOALULANGAN

5 199 1

SOAL ULANGAN HARIAN IPS KELAS 2 BAB KEHIDUPAN BERTETANGGA SEMESTER 2

12 263 2

PENGARUH HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP TINGKAT APLIKASI NILAI KARAKTER SISWA KELAS XI DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

23 233 82

HUBUNGAN PEMANFAATAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN DAN SIKAP SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 BATANGHARI NUBAN LAMPUNG TIMUR

25 130 93

HUBUNGAN KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 PONCOWARNO KALIREJO LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014

10 138 52

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 SINAR MULYA KECAMATAN BANYUMAS KAB. PRINGSEWU

43 182 68

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58

PENGARUH PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN MINAT BACA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 WAY

18 108 89

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

3 72 62