PENGARUH FUNGSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU-GURU SD NEGERI DI KECAMATAN CIKARANG UTARA KABUPATEN BEKASI.

(1)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN……….……….………… i

PERNYATAAN KEASLIAN………...……….…….. ii

KATA PENGANTAR... iii

UCAPAN TERIMAKASIH………. iv

ABSTRAK……….……….………... v

DAFTAR ISI………. vi

DAFTAR TABEL………. vii

DAFTAR GAMBAR……… viii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian………...…..……… 1

B. Identifikasi Masalah……….……. 12

C.Batasan Masalah……….………... 16

D. Rumusan Masalah... 17

E. Tujuan Penelitian………... 18

F. Manfaat Penelitian………... 18

G. Metode Penelitian………... 20

H. Struktur Organisasi Tesis... 20

BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Konsep Administrasi Pendidikan... 22

B.Konsep Dasar Kepemimpinan Kepala Sekolah…... 25

1. Konsep Dasar Kepemimpinan... 25

2. Kepemimpinan Dalam Pendidikan... 26

3. Fungsi Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Pendidikan…... 28

a. Kepala Sekolah sebagai Leader………... 28

b. Kepala Sekolah sebagai Motivator……….. 29

. 4. Kemampuan Kepemimpinan Kepala Sekolah………... 33

C. Iklim Sekolah... 35


(2)

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Iklim Kerja………. 37

3. Dimensi-dimensi Iklim Kerja…... 41

4. Dampak Iklim Kerja………... 48

5. Pengukuran Iklim Kerja………... 48

D. Pengertian Kinerja Mengajar Guru………... 48

1. Proses Penilaian Kinerja ………... 53

2. Tujuan dan Kegunaan Penilaian Kinerja... 55

3. Permasalahan dalam Penilaian Kinerja …………... 56

4. Menilai Kinerja Guru………... 57

5. Dimensi dan Indikator-indikator Kinerja Guru... 58

E. Stadi Terdahulu yang Relevan………... 60

F. Kerangka Pemikiran... 63

1. Pengaruh Fungsi Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru………... 63

2. Pengarauh Iklim Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru………... 64

3. Pengaruh Fungsi Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Iklim Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru…………... 65

G. Hipotesis Penelitian………... 67

BAB III. METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel………... 69

1. Lokasi ……….. 69

2. Populasi………... 71

3. Sampel ………... 72

B. Metode Penelitian ……... 77

C. Defenisi Operasional………... 78

D. Kisi-kisi Intrumen Penelitian……... 79

1. Uji Coba Instrumen………... 88

2. Hasil uji validitas dan reabilitas instrumen... 90

a. Uji validitas………... 90


(3)

c. Teknik Pengumpulan data……….. ... 100

d. Teknik Analisis data... 101

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ………... 105

1. Analisis data………. 105

a. Gambaran Deskriptif Fungsi Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)……… .. 107 b. Gambaran Deskriptif Iklim Sekolah (X2) ... 109

c. Gambaran Deskriptif Kinerja Mengajar Guru (Y) ... 111

B. Pembahasan hasil penelitian ………. 114

a. Pengujian Persyaratan Analisis……... 125

b. Uji Normalitas ………... 125

c. Pengujian Hipotesis Penelitian……… 129

C. Rangkuman hasil analisis………... 134

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan ... 136

5.2 Rekomendasi ... 138

DAFTAR PUSTAKA ... 140 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(4)

DAFTAR TABEL

Hal Tabel 3.1 Rekapitulasi Jumlah Guru-Guru SD Negeri Kecamatan Cikarang

Utara Kab. Bekasi………... 69

Tabel 3.2 Rekapitulasi Jumlah Sampel Guru-Guru SD Negeri Kecamatan Cikarang Utara Kab . Bekasi ... 75

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Variabel Fungsi Kepemimpinan Kepala Sekolah………... 82

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Variabel Iklim Sekolah... 85

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrumen Variabel Kinerja Mengajar guru……… 87

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas variable X1………... 91

Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas variable X2……….. ... 93

Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas variable Y………... 95

Tabel 3.9 Reabilitas X1 ………... 97

Tabel 3.10 Reabilitas X2………... 98

Tabel 3.11 Reabilitas Y………... 98

Tabel 3.12 Interprestasi Korelasi antar Variabel………... 104

Tabel 4.1 Konsultasi Hasil Penghitungan WMS………... 107

Tabel 4.2 Deskriptif Fungsi Kepemimpinan Kepala Sekolah... 108

Tabel 4.3 Deskriptif Iklim Sekolah………….. ... 110

Tabel 4.4 Deskriptif Kinerja Mengajar Guru……... 112

Tabel 4.5 Rata-rata Penghitungan WMS………... 114

Tabel 4.6 Koefisien X1 terhadap Y………... 120

Tabel 4.7 Koefisien X2 terhadap Y………... 121

Tabel 4.8 Koefisien X1, X2 terhadap Y…………... 122

Tabel 4.9 Korelasi X1, X2 dan Y………... 122

Tabel 4.10 Uji Normalitas X1, X2 dan Y………... 127

Tabel 4.11 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data………….……... 129

Tabel 4.12 Pedoman Interprestasi Koefisien Korelasi………... 129


(5)

Tabel 4.14 Anova Koefisien Korelasi………... 130

Tabel 4.15 Analisis Korelasi Determinasi ………... 132

Tabel 4.16 Analisis Korelasi Determinasi Anova…………... 132

Tabel 4.17 Koefisien X1, X2 dan Y………... 133

Tabel 4.18 Rangkuman Pengujian Hipotesis………... 135


(6)

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ... 66

Gambar 4.1 Diagram Batang hasil WMS Fungsi Kepemimpinan Kepala Sekolah………... 109

Gambar 4.2 Diagram Batang hasil WMS Iklim Sekolah... 111

Gambar 4.3 Diagram Batang hasil WMS Kinerja Mengajar Guru…... 113

Gambar 4.4 Normalitas P-p plot... 128

Gambar 4.5 Struktur Pengaruh X1, X2 terhadap Y... 135


(7)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional. Rendahnya kualitas sumber daya manusia juga akan menjadi batu sandungan dalam era globalisasi, karena era globalisasi merupakan era persaingan mutu. Jika bangsa Indonesia ingin berkiprah dalam percaturan global, maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah menata sumber daya manusia, baik dari aspek intelektual, spiritual, kreativitas, moral, maupun tanggung jawab.

Sumber daya manusia yang berkualitas adalah sumber daya manusia yang memiliki kemampuan untuk bisa berperan dalam kehidupan. Undang-undang Republik Indonesia Nomer 20 Tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional, menyatakan sebagai berikut.

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Kualitas pendidikan di wilayah Kabupaten Bekasi dipengaruhi oleh kinerja mengajar guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, salah satu cermin peningkatan mutu pendidikan disekolah dasar adalah prestasi guru dalam meningkatkan mutu lulusan yang produktif, dengan semangat kineja mengajar guru yang tinggi akan menciptakan lulusan dengan kualitas yang bagus.


(8)

2

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Kepala Subbag TU UPTD PAUD-SD Kecamatan Cikarang Utara bapak Nasin Sumanto, SH menyatakan bahwa lulusan untuk tingkat Sekolah Dasar pada tahun ajaran 2010/2011 berdasarkan SKL (Standar Kompetensi Lulusan) dinyatakan lulus 100%, akan tetapi perlu perbaikan dari tingkat pencapian nilai standar minimum UASBN karena hanya 35% yang mendapatkan diatas nilai standar minimum UASBN. Untuk itu dibutuhkan kinerja mengajar guru yang harus ditumbuh dan dikembangkan pada diri guru khususnya di wilayah Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi.

Untuk dapat memperbaiki standar minimum kelulusan, sekolah mengharapkan guru mampu menjalankan tugas-tugasnya dengan kinerja mengajar yang tinggi, selain itu kepemimpinan kepala sekolah diharuskan untuk mengoptimalkan tingkat kinerja mengajar guru supaya tujuan sekolah dapat dicapai apabila guru memiliki kinerja yang tinggi. Untuk menghasilkan kinerja mengajar guru yang produktif perlu ditumbuh dan kembangkan iklim sekolah yang kondusif

Dengan di tumbuh dan kembangkan iklim sekolah yang kondusif pada diri guru, maka sekolah akan tinggi atau meningkat dalam kinerja mengajarnya, sekolah disini adalah bagaimana menghasilkan keluaran atau lulusan pendidikan baik secara kuantitatif maupun kualitatif sehingga menciptakan lulusan yang bermutu, unggul, produktif, dan inovatif sesuai dengan kebutuhan. Dorongan atau keinginan yang dimiliki para guru antara yang satu dengan yang lain berbeda, hal ini dipengaruhi oleh faktor internal sendiri maupun faktor eksternal pada diri guru.


(9)

3

Menurut Robert G. Owens (Wirawan, 2007: 122) mendefinisikan iklim kerja sebagai “... study of perceptions that individuals have of various aspects of the environment in the organization”. Iklim kerja dapat didefinisikan sebagai studi persepsi individu mengenai berbagai aspek lingkungan organisasinya. James L. Gibson dkk (Sutisna, 2009), mendefinisikan iklim kerja sebagai:

”climate is a set of properties of the work environment perceived directly or indirectly by the employees who work in this environment and is assumed to be a major force in influencing their behavior on the job.” (Iklim merupakan satu set perlengkapan dari suatu lingkungan kerja yang dirasakan secara langsung atau tidak langsung oleh karyawan yang bekerja di lingkungan ini dan beranggapan akan menjadi kekuatan utama yang mempengaruhi tingkah laku mereka dalam bekerja).

Menurut Higgins (Sutisna, 2009), iklim kerja adalah kumpulan dari persepsi anggota organisasi termasuk mengenai peraturan, keinginan dari pekerjaan dalam organisasi, dan lingkungan sosial dalam organisasi. Jadi iklim kerja merupakan harapan-harapan serta cara pandang individu terhadap organisasi.

Namun pada kenyataannya, kinerja mengajar guru tidak selalu dalam kondisi yang optimal (tinggi) kadang kala kinerja mengajar guru mengalami turun naik (fluktuatif). Banyak faktor yang menyebabkan kinerja mengajar guru menjadi turun yaitu, ketidakpuasan baik secara materil (gaji, intensif dan barang-barang) dan non materil (pekerjaan yang terjamin, piagam penghargaan, pujian dan lingkungan kerja) tidak jarang membuat guru mengurangi usaha dan minat mereka dalam bekerja yang terlihat dari rendahnya kinerja yang dihasilkan dan menurunnya tingkat kinerja mengajar guru tersebut.


(10)

4

Kineja mengajar guru Sekolah Dasar di Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi akan sangat dipengaruhi oleh unsur-unsur yang menjadi faktor pembentuk kinerja mengajar guru diantaranya kebutuhan akan prestasi, kemampuan, motivasi, penghargaan, tanggungjawab, kesempatan dan disiplin. Unsur-unsur tersebut dapat mempengaruhi tinggi rendahnya semangat kerja guru yang dimiliki oleh seseorang dalam melakukan aktivitasnya.

Dalam wawancara dan observasi peneliti dilapangan diwilayah kecamatan Cikarang Utara kinerja mengajar guru yang dilandasi oleh faktor kebutuhan prestasi perlu ditingkatkan dikarenakan tingkat pendidikan guru-guru di sekolah dasar berdasarkan data dan hasil wawancara peneliti dengan bapak Nasin Sumanto selaku Kassubag TU menyatakan tingkat pendidikan guru Sekolah Dasar 60% memiliki ijasah SMU dan yang sederajat, 25% ijasah D-II, 15% yang memiliki pendidikan tingkat strata satu (S1) dan fakta dilapangan banyak memiliki pendidikan tingkat strata satu yang dimiliki tidak selaras dengan konsentrasi pendidikan dan pekerjaannya yaitu bidang Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).

Fakta dilapangan tanggung jawab guru-guru pada pekerjaan masih perlu untuk ditingkatkan dikarenakan kesadaran akan upaya untuk mempersiapkan rencana pembelajaran yang masih perlu ditanamkan kedalam diri guru, kegigihan mereka untuk mendorong keberhasilan belajar siswa yang masih perlu ditingkatkan, dan kesadaran akan upaya mereka untuk meningkatkan komptensi diri yang masih perlu dikembangkan, kadangkala mereka absen mengajar karena berbagai alasan yang tidak dibenarkan. Kami melihat cukup kentaranya


(11)

gejala-5

gejala ini terdapat pada beberapa sekolah di sekitar tempat kami bertugas, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa gejala ini juga terdapat di sekolah-sekolah lain dalam wilayah Kecamatan Cikarang Utara. Sudah tentu persoalan ini harus diatasi dengan menelusuri faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya kinerja mengajar guru.

Untuk itu sekolah sebagai salah satu aspek bagi terciptanya mutu pendidikan di wilayah bekasi harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi menurunnya kinerja mengajar guru khususnya guru sekolah dasar sehingga faktor-faktor tersebut dapat terindentifikasi dan dapat dicarikan solusi bagi pemecahan masalah yang dihadapi.

Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam kinerja mengajar guru adalah terciptanya iklim yang kondusif terutama dari sisi kerja sama, toleransi, gairah kerja, keterbukaan dan keakraban. Dan dari sisi kepemimpinan kepala sekolah juga perlu adanya peningkatan dari sisi cara mempengaruhi, menggerakan, mengembangkan, memotivasi, berkomunikasi dan kerja sama, serta membuat keputusan, ini semua sangat di perlukan bagi terciptanya kinerja mengajar guru yang tinggi.

Jika hal ini dilaksanakan maka secara tidak langsung akan menumbuhkan semangat dan menciptakan kinerja mengajar guru yang optimal. Dalam pengamatan dan observasi peneliti di lingkungan Sekolah Dasar (SD) kami menemukan beberapa fakta yang berkaitan dengan kinerja mengajar guru di Kecamatan Cikarang Utara kabupaten bekasi.


(12)

6

Semangat kerja yang masih belum terlaksana dengan baik menyebabkan kinerja mengajar guru di sekolah dasar masih membutuhkan peningkatan, misalnya dalam pelaksanaan kegitan belajar mengajar terlihat bahwa disetiap kegiatan maka guru-guru yang terlibat dalam kegiatan tersebut adalah guru yang sama disetiap kegiatan, hal ini menandakan kurang meratanya partisifasi kerja guru, belum lagi dalam pengambilan keputusan ditingkat sekolah dasar masih terdapat dalam pengambilan keputusan belum dilandasi oleh partisipasi guru hal itu tercermin dari kurangnya dilaksanakan rapat rutin yang membahas tentang tantangan dan kendala yang dihadapi dalam proses kegiatan belajar mengajar disekolah.

Komunikasi dan kerja sama yang masih kurang diperhatikan baik itu guru pegawai negri sipil atau guru yang statusnya honorer, dimana jaminan sosial dan kesehatan masih belum bisa menjamin apabila terjadi sesuatu hal dalam bekerja khususnya bagi guru yang statusnya masih honorer.

Faktor yang selanjutnya adalah faktor iklim sekolah karena iklim sekolah merupakan unsur dinamis yang ada di sekitar orang bakerja. Iklim sekolah bagi guru adalah iklim sekolah yaitu segala sesuatu yang ada di dalam atau di luar sekolah, dan diantara kesemuanya itu akan saling berinteraksi atau saling mempengaruhi. Guru akan mewarnai iklim sekolah dan sebaliknya iklim sekolah juga akan mempengaruhi guru-guru dalam melaksanakan tugasnya.

organisasi merujuk pada persepsi terhadap lingkungan sekolah secara umum yang dipengaruhi oleh organisasi formal, organisasi informal, kepribadian anggota, dan kepemimpinan dalam organisasi. Indikator-indikator yang tercakup


(13)

7

dalam iklim organisasi dimana sekolah merupakan bagian dari iklim organisasi antara lain: (1) kerja sama, (2) gairah kerja, (3) keterbukaan, (4) toleransi, dan (5) keakraban. Menurut Hoy dan Miskel (2001:221) mengemukakan bahwa iklim Hal ini memberikan rasa nyaman pada guru dalam menyelesaikan pekerjaaan sehingga pada akhirnya kondisi kerja akan lebih baik dan membantu mengurangi kejenuhan dan kelelahan serta tujuan sekolah tercapai.

Guru selalu menuntut adanya iklim sekolah yang lebih nyaman sehingga optimalisasi kinerja mengajar guru dapat tercapai dengan baik. Guru tidak akan bekerja secara optimal apabila kondisi iklim sekolah tempat ia bekerja seperti kerja sama kurang, keakraban kurang, toleransi serta keterbukaan sesama rekan kerja tidak ada sama sekali.. Lingkungan kerja yang baik akan membuat guru merasa nyaman melakukan pekerjaan. Sehingga perlu ditegaskan bahwa kondisi iklim sekolah merupakan salah satu faktor yang ikut berpengaruh bagi seorang guru untuk mencapai kinerja mengajar dalam hal ini harus mendapat perhatian yang serius dari pihak sekolah. Kondusifnya iklim sekolah bagi guru sangat memberikan kenyamanan dan keamanan akan membantu guru dalam melaksanakan tugas-tugas dan beban kerja yang diberikan sekolah kepada guru agar tercapai kinerja yang optimal.

Agar guru memiliki kinerja mengajar yang tinggi, mereka harus bekerja dalam iklim sekolah yang kondusif. Iklim sekolah merupakan unsur dinamis yang ada pada tempat ia bekerja. Iklim sekolah bagi guru adalah segala sesuatu yang ada di dalam atau di luar sekolah baik lingkungan fisik maupun sosial. Iklim kerja yang baik akan memberikan dorongan (motivasi) kepada setiap individu


(14)

8

untuk dapat bekerja dengan nyaman dan maksimal, sebaliknya lingkungan kerja yang kurang mendukung akan mempengaruhi optimalisasi kerja.

Berdasarkan wawancara dan observasi yang peneliti lakukan terhadap beberapa sekolah dasar di wilayah Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi, faktor lingkungan kerja ini memang secara umum dalam kategori sedang dimana masih perlukan perbaikan baik secara fisik maupun sosial karena peningkatan mutu pendidikan pada Sekolah Dasar di Kecamatan Cikarang Utara harus di dukung oleh faktor iklim sekolah yang kondusif dan iklim sekolah merupakan indikator bagi terciptanya mutu pendidikan diwilayah tersebut. Menurut bapak Nasin Sumanto, SH dari segi sarana dan prasarana yang terdapat di wilayah Kec,Cikarang Utara Sekolah Dasar yang memenuhi syarat 40% layak, 50% cukup layak dan 10% tidak layak. Secara sosial, hubungan antar personal dikalangan warga sekolah juga terbina dengan baik yang ditandai dengan keselarasan dalam pola pergaulan, kerjasama yang dibina antar warga sekolah masih dalam taraf sedang dan membutuhkan peningkatan karena kerjasama yang terbangun hanya tercermin dari kegiatan KKG saja sehingga masih membutuhkan tindak lanjut yang lebih baik lagi, kondisi dan beberapa faktor ini akan berpengaruh terhadap kinerja mengajar guru dalam melaksanakan tugas dan perannya.

Selain iklim sekolah, peran kepemimpinan kepala sekolah juga penting bagi kinerja mengajar guru. Dalam menjalankan roda kepemimpinan, kepala sekolah perlu menggunakan strategi disamping taktik atau siasat kepemimpinan yang tepat. Strategi kepemimpinan ini berisikan iklim dan seni untuk memperoleh dan memanfaatkan dukungan dalam melaksanakan kebijakan dan mencapai maksud


(15)

9

yang diinginkan, serta berisi patokan yang perlu dipegang untuk mengerjakan upaya-upaya guna mengejar pencapaian tujuan. Selain itu kepala sekolah juga harus memahami setiap individu bawahannya serta menyesuaikan dengan situasi, sifat dan kondisi yang ada, agar fungsi yang akan digunakan tidak mengakibatkan hal-hal yang negatif, tetapi harus dapat mendorong dan membangkitkan para guru agar bekerja lebih sungguh-sungguh sehingga tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya dapat tercapai.

Berdasarkan uraian di atas, ada persoalan dalam kinerja mengajar guru yang terkait terhadap kepemimpinan kepala sekolah dan iklim sekolah. Hal ini amat terasa di lingkungan SD Negeri di wilayah Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi. Oleh karena itu, penelitian ini ingin mengungkap seberapa besar pengaruh fungsi kepemimpinan kepala sekolah dan iklim sekolah terhadap kinerja mengajar guru SD Negeri Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi.

Berangkat dari latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, penulis dapat mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan kinerja mengajar guru- guru pada SD Negeri di Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi. Banyak faktor yang mungkin mempengaruhi kinerja mengajar guru-guru Sekolah Dasar sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan anak bangsa. "Kinerja atau performance dapat diartikan sebagai prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil kerja, atau unjuk kerja" (Mulyasa 2003: 136). Sedangkan pendapat Michel 1978 (dalam Mulyasa, 2003 : 138), 'Kinerja meliputi beberapa aspek, yaitu: quality of work, promptness, initiative, capability, and comunication'. Pendapat lain menyatakan bahwa, "Kinerja adalah perbuatan dan


(16)

10

prestasi serta keterampilan yang ditunjukkan oleh seseorang di dalam melakukan perbuatan atau pekerjaan" (Soeprihanto, 1998:7). Mulyasa (2003: 136) mengatakan, "Kinerja atau performance dapat diartikan sebagai prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil kerja, atau unjuk kerja"

Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah pelaksanaan kerja, unjuk kerja, dan hasil kerja yang dicapai oleh karyawan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya untuk mencapai tujuan organisasi, meliputi adanya sasaran/target, kuantitas, kualitas, efektifitas dan efisiensi.

Bob Powers (1992:14-15) dalam Sartika (1999:100-101) menyatakan bidang-bidang yang menjadi tanggung jawab guru adalah tiga bidang pokok yaitu; ”(1) mempersiapkan pengajaran; (2) melaksanakan pengajaran; (3) menilai hasil-hasil pengajaran tersebut”.

Dari pendapat tersebut disimpulkan bahwa guru dalam proses belajar mengajar bertanggung jawab dalam aspek-aspek antara lain menyiapkan pelajaran untuk mengajar, melaksanakan pengajaran sesuai dengan aturan-aturan yang sudah ditetapkan dan mengevaluasi siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran. Fungsi kepemimpinan kepala sekolah untuk tujuan mengkondisikan dan mengelola potensi yang dimiliki oleh guru-guru sehingga tujuan yang dibuat dapat tercapai secara maksimal. Dan yang kedua konsep fungsi kepemimpinan kepala sekolah sebagai pendekatan yang dikembangkan oleh institusi untuk mencapai tujuan pendidikan melalui serangkaian kebijakan yang diterapkan meliputi cara mempengaruhi, menggerakan, mengembangkan, memotivasi, berkomunikasi dan


(17)

11

kerja sama, serta membuat keputusan, ini semua sangat di perlukan bagi terciptanya kinerja mengajar guru yang tinggi.

Menurut pendapat O’Donnel dan Weihrich (Wahjosumidjo, 2003: 103) sebagai berikut:

“Leadership is generally defined simply as influence, the art or process of influencing people so that they will strive willingly toward the achievement of group goals.”

Berdasarkan pendapat diatas, diketahui bahwa kepemimpinan secara umum merupakan pengaruh, seni atau proses mempengaruhi orang lain, sehingga mereka dengan penuh kemauan berusaha ke arah tercapainya tujuan organisasi.

Berdasarkan pada definisi diatas, Wahjosumidjo (2003: 103) mengembangkan makna dari konsep tersebut. Makna kata, “kemauan keras berusaha” didalamnya mencerminkan keinginan keras dengan penuh semangat dan percaya diri (to work with real and confidence)”. Arti kata “semangat” di dalamnya tercermin hasrat, kesungguhan, dan intensitas dalam melaksanakan pekerjaan. Demikian pula dalam kata “percaya diri” merefleksikan pengalaman dan kemampuan teknis (technical ability).

Wahjosumidjo (2003: 104) menyatakan bahwa kepemimpinan adalah satu kekuatan penting dalam rangka pengelolaan. Oleh sebab itu, kemampuan memimpin secara efektif merupakan kunci untuk menjadi seorang manajer yang efektif. Esensi kepemimpinan adalah kepengikutan (followship), kemauan orang lain atau bawahan untuk mengikuti keinginan pemimpin, itulah yang menyebabkan seseorang menjadi pemimpin. Lebih lanjut Wahjosumidjo (2003:


(18)

12

104) menyatakan bahwa kepala sekolah sebagai pemimpin harus mampu: 1) Mendorong timbulnya kemauan yang kuat dengan penuh semangat

dan percaya diri para guru, staf dan siswa dalam melaksanakan tugas masing-masing.

2) Memberikan bimbingan dan mengarahkan para guru, staf dan para siswa serta memberikan dorongan, memacu dan berdiri didepan demi kemajuan dan memberikan inspirasi sekolah dalam mencapai tujuan.

B. Identifikasi Masalah

Berangkat dari latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, penulis dapat mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan kinerja mengajar guru pada Sekolah Dasar di Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi. Banyak faktor yang mungkin mempengaruhi kinerja mengajar guru Sekolah Dasar sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan anak bangsa.

Mitchel, Terence. R. (1982:410) dalam Hariyati. E. (2010:25), menyatakan bahwa kinerja meliputi beberapa aspek, yaitu; "quality of work, promptness, initiative, capability, and communication (mutu pekerjaan, ketepatan waktu, prakarsa, kemampuan, dan komunikasi). Kelima aspek tersebut dapat dijadikan ukuran dalam mengkaji kinerja guru. Di samping itu, untuk mengadakan pengukuran terhadap kinerja diperlukan pengkajian khusus tentang kemampuan dan komunikasi.


(19)

13

pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil kerja, atau unjuk kerja" (Mulyasa 2003: 136). Sedangkan pendapat Michel 1978 (dalam Mulyasa, 2003 : 138), 'Kinerja meliputi beberapa aspek, yaitu: quality of work, promptness, initiative, capability, and comunication'. Pendapat lain menyatakan bahwa, "Kinerja adalah perbuatan dan prestasi serta keterampilan yang ditunjukkan oleh seseorang di dalam melakukan perbuatan atau pekerjaan" (Soeprihanto, 1998:7). Mulyasa (2003: 136) mengatakan, "Kinerja atau performance dapat diartikan sebagai prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil kerja, atau unjuk kerja"

Sedangkan Rahman Abror (1993. 141) mengemukakan pendapatnya lebih spesifik lagi menukik pada kinerja mengajar guru, yakni sebagai berikut. Guru yang profesional adalah guru yang memiliki kompetensi: (1) menguasai bahan yang diajarkan, (2) mengelola program pembelajaran, (3) mengelola kelas, (4) menggunakan sumber dan media, (5) menguasai landasan kependidikan, (6) mengelola interaksi pembelajaran, (7) menilai prestasi siswa.

Bob Powers (1992:14-15) dalam Sartika (1999:100-101) menyatakan bidang-bidang yang menjadi tanggung jawab guru adalah tiga bidang pokok yaitu; ”(1) mempersiapkan pengajaran; (2) melaksanakan pengajaran; (3) menilai hasil-hasil pengajaran tersebut”.

Dari pandangan ini jelas bahwa kinerja itu hanya dapat diketahui dengan baik berdasarkan suatu proses penilaian jika semua tugas yang akan dilaksanakan oleh seseorang benar-benar dapat dijabarkan dengan baik, dan dapat menggambarkan suatu keseluruhan tugas organisasi yang bersangkutan. Dengan kata lain, bahwa kinerja bukan saja menggambarkan suatu bagian


(20)

14 saja dari organisasi, tetapi secara keseluruhan.

Yang kedua adalah konsep fungsi kepemimpinan kepala sekolah dengan tujuan untuk mengkondisikan dan mengelola potensi yang dimiliki oleh guru sehingga dapat tercapai tujuan yang maksimal. Ada beberapa pendapat tentang fungsi kepemimpinan kepala sekolah diantaranya

Menurut Hort dalam Stephen R. Covey (2005:319) “Kepemimpinan adalah menciptakan sebuah lingkungan sehingga orang ingin menjadi bagian dari organisasi dan bukan sekedar bekerja untuk organisasi. Kepemimpinan menciptakan lingkungan yang membuat orang ingin melakukan sesuatu dan bukan melakukan sesuatu. Penciptaan lingkungan semacam itu merupakan keharusan bisnis.

O’Donnel dan Weihrich (Wahjosumidjo, 2003: 103) sebagai berikut: “Leadership is generally defined simply as influence, the art or process of influencing people so that they will strive willingly toward the achievement of group goals.”

Berdasarkan pendapat di atas, diketahui bahwa kepemimpinan secara umum merupakan pengaruh, seni atau proses mempengaruhi orang lain, sehingga mereka dengan penuh kemauan berusaha ke arah tercapainya tujuan organisasi.

Faktor iklim sekolah juga ikut mempengaruhi kinerja mengajar guru dimana iklim sekolah merupakan unsure dinamis yang ada disekitar orang itu bekerja. Kondusifnya iklim sekolah guru yang memberikan kenyamanan dan keamanan akan membantu guru dalam melaksanakan tugas-tugas dan beban kerja


(21)

15

yang diberikan sekolah kepada guru agar produktifitas sekolah tinggi atau tercapai. Ada beberapa pendapat para ahli diantaranya:

Davis (dalam Wihanta, 2005:32) mengemukakan bahwa ada beberapa unsur yang dapat membentuk iklim yang menyenangkan, antara lain: kualitas kepemimpinan, kadar kepercayaan, komunikasi ke atas dan ke bawah, perasaan melakukan pekerjaan yang bermanfaat, tanggung jawab, imbalan yang adil, tekanan pekerjaan yang rasional, kesempatan, pengendalian, struktur birokrasi yang rasional, keterlibatan pegawai, dan partisipasi.

Davis (dalam Wihanta, 2005:34) menyatakan bahwa iklim organisasi dapat mempengaruhi motivasi, prestasi, dan kepuasan kerja, yang kemudian dapat membentuk harapan pegawai tentang konsekuensi yang timbul akibat tindakan. Kemudian masih menurut Davis (dalam Wihanta, 2005:34) iklim kerja yang kondusif dibutuhkan agar pekerja dapat melakukan pekerjaan dengan senang hati, penuh semangat dan bergairah, sehingga hasil pekerjaan menjadi baik. Pekerja menganggap iklim organisasi menyenangkan, jika mereka dapat melakukan sesuatu yang bermanfaat dan menimbulkan rasa dihargai.

Akhirnya, dalam konteks sekolah, Hoy dan Miskel (2001:221) mengemukakan bahwa iklim organisasi merujuk pada persepsi terhadap lingkungan sekolah secara umum yang dipengaruhi oleh organisasi formal, organisasi informal, kepribadian anggota, dan kepemimpinan dalam organisasi. Indikator-indikator yang tercakup dalam iklim organisasi dimana sekolah merupakan bagian dari iklim organisasi antara lain: (1) kerja sama, (2) gairah kerja, (3) keterbukaan, (4) toleransi, dan (5) keakraban.


(22)

16

Berdasarkan fenomena yang terjadi di lapangan, beberapa masalah dapat diidentifikasi pada SD Negeri di Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi sebagai berikut :

1. Sebagian besar guru SD Negeri memiliki sumber daya yang kurang terutama untuk meningkatkan kompetensi agar dapat bekerja dengan lebih baik.

2. Rendahnya kinerja guru tampaknya berkaitan dengan insentif, karena insentif tidak ada bagi yang bekerja tinggi serta tidak adanya hukuman bagi yang bekerja rendah.

3. Kurangnya motivasi kerja guru dari kepala sekolah yang tidak melakukan evaluasi kinerja secara berkala.

4. Iklim sekolah yang kurang mencerminkan interaksi yang baik antar guru, siswa, kepala sekolah dan masyarakat.

C. Batasan masalah

Berdasarkan penomena yang dipaparkan sebelumnya, peneliti ini dibatasi pada upaya untuk menganalisis dan mengungkap pengaruh fungsi kepemimpinan kepala sekolah dan iklim kerja terhadap kinerja mengajar guru-guru pada tingkat SD Negeri di Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi.

1. Gambaran deskriptuf fungsi kepemimpinan kepala sekolah pada SD Negeri di Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi.

2. Gambaran deskriptif iklim sekolah pada SD Negeri di Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi.


(23)

17

3. Gambaran deskriptif kinerja mengajar guru-guru pada SD Negeri di Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi.

4. Pengaruh langsung Fungsi kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru-guru SD Negeri di Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi.

5. Pengaruh langsung iklim sekolah terhadap kinerja mengajar guru-guru SD Negeri di Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi. 6. Pengaruh langsung Fungsi kepemimpinan kepala sekolah dan iklim

sekolah terhadap kinerja mengajar guru-guru SD Negeri di Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah :

1) Bagaimanakah gambaran deskriptuf fungsi kepemimpinan kepala sekolah pada SD Negeri di Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi.

2) Bagaimanakah gambaran deskriptif iklim sekolah pada SD Negeri di Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi.

3) Bagaimanakah gambaran deskriptif kinerja mengajar guru-guru pada SD Negeri di Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi.

4) Seberapa besar pengaruh Fungsi Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja mengajar Guru-Guru SD Negeri di Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi ?


(24)

18

5) Seberapa besar pengaruh Iklim Sekolah terhadap Kinerja Guru-Guru SD Negeri di Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi?

6) Seberapa besar pengaruh Fungsi Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Iklim Sekolah terhadap Kinerja Guru-Guru SD Negeri di Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi ?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui gambaran deskriptif fungsi kepemimpinan kepala sekolah pada SD Negeri di Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi 2. Untuk mengetahui gambaran deskriptif iklim sekolah pada SD Negeri di

Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi.

3. Untuk mengetahui gambaran deskriptif kinerja mengajar guru-guru pada SD Negeri di Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi.

4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh fungsi kepemimpinan kepala Sekolah terhadap kinerja mengajar guru-guru SD Negeri di Kecamatan Cikarang Kabupaten Bekasi.

5. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh iklim sekolah terhadap kinerja mengajar guru-guru SD Negeri di Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi.


(25)

19

6. Untuk mengetahui besarnya pengaruh antara Fungsi Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Iklim Sekolah terhadap Kinerja mengajar Guru-Guru SD Negeri Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis

Dari segi ilmiah, penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang pengaruh Fungsi Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Iklim Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru dan dapat digunakan sebagai bahan acuan di bidang penelitian yang sejenis.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang pengaruh Fungsi Kepemimpinan kepala sekolah dan Iklim Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru-Guru SD Negeri Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi . Disamping itu diharapkan dapat membantu melengkapi bekal nanti dalam melaksanakan tugas keseharian sebagai guru, sehingga mampu bersama-sama semua pihak sekolah menciptakan kondisi atau iklim sekolah yang kondusif untuk proses belajar mengajar. Sebagai bekal kelak untuk menjadi guru yang senantiasa bekerja dengan sungguh-sungguh dan dengan kinerja yang tinggi, sehingga akan mencapai hasil yang optimal. Dari penelitian ini, peneliti memperoleh banyak


(26)

20

informasi untuk memperluas cakrawala pengetahuan dan menerapkan salah satu cabang pengetahuan dalam bidang pendidikan.

b. Bagi SD Negeri Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wacana yang positif bagi kepala sekolah untuk meningkatkan fungsi kepemimpinan kepala sekolah dan menciptakan iklim sekolah yang kondusif sehingga dapat maningkatkan kinerja mengajar guru.

G.Metode Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian survey dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian survey yang dimaksud adalah bersifat menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis. Seperti dikemukakan Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi(2003:21) penelitian survey dapat digunakan untuk maksud (1) penjajagan (eksploratif), (2) deskriptif, (3) penjelasan (eksplanatory atau confirmatory), yakni menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis ; (4) evaluasi, (5) prediksi atau meramalkan kejadian tertentu di masa yang akan datang (6) penelitian operasional, dan (7) pengembangan indikator-indikator sosial.

H. Struktur Organisasi Tesis

Bab I Pendahuluan terdiri dari sub bab: Latar Belakang Penelitian, Idetifikasi Masalah, Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode Penelitian dan Struktur Organisasi Tesis. Bab II Kajian


(27)

21

Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis terdiri dari sub bab: Konsep Dasar Administrasi Pendidikan, Ruang Lingkup dan fungsi Administrasi Pendidikan, Konsep Dasar Kepemimpinan Kepala Sekolah, Kepemimpinan Dalam Pendidikan, Fungsi Kepemimpinan Dalam Pendidikan, Fungsi Kepemimpinan Kepala Sekolah, Iklim Kerja, Pengertian Iklim Kerja, Faktor-faktor yang mempengaruhi Iklim Kerja, Dimensi-dimensi Iklim Kerja, Dampak Iklim Kerja, Pengertian Kinerja Guru, Studi Terdahulu yang Relevan, Proses Penilaian Kinerja, Tujuan dan Kegunaan Penilaian Kinerja, Permasalahan Dalam Penilaian Kinerja, Menilai Kinerja Guru, Dimensi dan Indikator-indikator Kinerja Mengajar Guru, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian. Bab III Metode Penelitian terdiri dari sub bab: Pendekatan Penelitian, Defenisi Operasional, Populasi dan Sampel Penelitian, Teknik dan Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian, Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan terdiri dari sub bab: Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian, Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi terdiri dari sub bab Kesimpulan dan Rekomendasi.


(28)

1 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sample Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi Lokasi penelitian ini adalah Sekolah Dasar yang ada di Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten bekasi Provinsi Jawa Barat, yang terdiri atas Sekolah Dasar.Data penelitian ini merupakan nilai persepsi guru, oleh sebab itu yang dijadikan anggota populasi penelitian ini adalah seluruh guru Sekolah Dasar yang berada di Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi. Adapun anggota populasi penelitian ini adalah sebagai berikut.

Tabel 3.1

Rekapitulasi Jumlah Guru-Guru SD Negeri Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi Tahun 2011

No. Nama Sekolah

Jumlah Guru

Lk Pr Total

1. SDN Karang Asih 01 9 17 26

2. SDN Karang Asih 02 10 10 20

3. SDN Karang Asih 03 9 23 32

4. SDN Karang Asih 04 9 12 21


(29)

2 No. Nama Sekolah

Jumlah Guru

Lk Pr Total

6. SDN Karang Asih 06 10 11 21

7. SDN Karang Asih 07 10 12 22

8. SDN Karang Asih 08 9 10 19

9. SDN Karang Asih 09 9 10 19

10. SDN Karang Asih 10 10 10 20

11. SDN Karang Asih 11 11 9 20

12. SDN Karang Asih 12 10 22 32

13. SDN Karang Asih 13 9 12 21

14. SDN Karang Asih 14 10 10 20

15. SDN Cikarang Kota 01 8 9 17

16. SDN Cikarang Kota 02 9 9 18

17. SDN Cikarang Kota 03 9 10 19

18. SDN Cikarang Kota 04 9 10 19

19. SDN Karang Baru 01 9 10 19

20. SDN Karang Baru 02 18 22 40

21. SDN Karang Baru 03 9 9 18

22. SDN Karang Baru 04 22 12 34

23. SDN Karang Baru 05 10 9 19

24. SDN Mekar Mukti 01 10 12 22


(30)

3 No. Nama Sekolah

Jumlah Guru

Lk Pr Total

26. SDN Mekar Mukti 03 9 10 19

27. SDN Mekar Mukti 04 9 9 18

28. SDN Mekar Mukti 05 9 10 19

29. SDN Mekar Mukti 06 14 27 41

30. SDN Harja Mekar 01 10 13 23

31. SDN Harja Mekar 02 9 9 18

32. SDN Harja Mekar 03 10 9 19

33. SDN Harja Mekar 04 7 12 19

34. SDN Wangun Harja 01 9 12 21

35. SDN Wangun Harja 02 8 9 17

Jumlah 352 432 784

Sumber : UPTD Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

2. Populasi

Sugiyono (2008:90) memberikan defenisi definisi mengenai populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

Sudjana dan Ibrahim (2001:84) mendefinisikan mengenai populasi berkaitan dengan elemen yaitu unit tempat diperolehnya informasi


(31)

4

,dimana elemen tersebut bisa individu, tempat kelompok sosial, sekolah organisasi dan lain-lain.

Data penelitian ini merupakan nilai persepsi guru, oleh sebab itu yang dijadikan anggota populasi penelitian ini adalah seluruh guru Sekolah Dasar yang berada di Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi yang jumlah populasinya 784 guru Sekolah Dasar.

3. Sample Penelitian

Sugiyono (2008:91) menjelsakan bahwa sampel adalah sebagian dari jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Penentuan sampel penelitian didasarkan adanya keterbatasan peneliti, dimana peneliti tidak melakukan teknik sensus dalam pelaksanaan penelitian

Sudjana dan Ibrahim (2001 :86-95) membagi penarikan sampel yaitu :

a. Sampel tidak berpeluang (Non Probability Sampling) adalah penarikan sampel dimana pemilihan elemen dari populasi yangakan dimasukan didalam sampel tidak didasarkan pada nilai-nilai peluang yang sama. Jenis Sampel tidak berpeluang yaitu Sampel Aksidental (Accident Sampling), Snow Ball, Quota Sampling, Cluster Sampling.

b. Sampel Berpeluang (Probability Sampling) adalah penarikan sampel dimana pemilihan elemen dari populasi yang akan


(32)

5

dimasukan didalam sampel didasarkan pada nilai-nilai peluang yang sama . Sampel berpeluang antara lain Sampel Acak Sederhana (Simple Random Sampling), Sampel berlapis (Stratification Random Sampling), Sampel kelompok (Cluster Sampling) dan Sampel banyak tahap (Multistage Sampling).

Penarikan sampel Sesuai dengan penelitian ini, sampel yang diambil adalah dengan mengambil sampel peluang (probability sampling) dengan jenis sampel acak (simple random sampling). Berdasarkan pemaparan dari Sugiyono bahwa yang dimaksud dengan probability sampling merupakan teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono, 2008:92), sedangkan simple random sampling adalah pengambilan sampel anggota populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut. Simple random sampling dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen (Sugiyono, 2008:93).

Untuk menentukan jumlah sampel minimal pada penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus Slovin dalam Riduwan sebagai berikut : N

n = --- 1 + N x e 2


(33)

6 Keterangan :

- n = Ukuran sampel - N = Ukuran Populasi

- e = Tingkat kesalahan sampel yang masih ditolelir dengan tingkat kepercayaan penelitian apabila digeneralisasikan.

Tingkat toleransi pada penelitian atau tingkat kesalahan pada penelitian ini adalah 0,1 atau 10% dan tingkat kepercayaan penelitian ini adalah 0,90 atau 90%

Berdasarkan rumus tersebut tersebut diperoleh jumlah sampel (n) untuk guru Sekolah Dasar di Kecamatan Cikarang Utara, yaitu sebagai berikut:

N

n = --- 1 + N x e2

784

n = --- 1 + 784 x (0,1)2 n = 88.7 dibulatkan = 89

Dari perhitungan di atas, mengisyaratkan bahwa untuk melakukan penelitian dengan tingkat kepercayaan sebesar 90 %, maka harus menentukan jumlah sampel minimal terhadap populasi sasaran sebesar


(34)

7

784 guru sekolah dasar di Kecamatan Cikarang Utara yang terdiri dari 35 Sekolah dasar di Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi yang dijadikan populasi sampling.

1.SDN Karang Asih 01 26

--- x 89 responden = 2.95 responden 784

n = 2.95 dibulatkan = 3

Setelah dihitung secara keseluruhan didapat data sebagai berikut :

Tabel 3.2

Rekapitulasi Jumlah Sampel Guru-Guru SD Negeri Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi Tahun 2011

No. Nama Sekolah

Jumlah Guru

Lk Pr Total

1. SDN Karang Asih 01 1 2 3

2. SDN Karang Asih 02 1 1 2

3. SDN Karang Asih 03 2 1 3

4. SDN Karang Asih 04 2 1 3

5. SDN Karang Asih 05 1 2 3


(35)

8 No. Nama Sekolah

Jumlah Guru

Lk Pr Total

7. SDN Karang Asih 07 2 1 3

8. SDN Karang Asih 08 1 1 2

9. SDN Karang Asih 09 1 1 2

10. SDN Karang Asih 10 1 1 2

11. SDN Karang Asih 11 1 2 3

12. SDN Karang Asih 12 1 2 3

13. SDN Karang Asih 13 2 1 3

14. SDN Karang Asih 14 1 2 3

15. SDN Cikarang Kota 01 1 1 2

16. SDN Cikarang Kota 02 1 1 2

17. SDN Cikarang Kota 03 1 1 2

18. SDN Cikarang Kota 04 1 1 2

19. SDN Karang Baru 01 1 2 3

20. SDN Karang Baru 02 3 1 4

21. SDN Karang Baru 03 1 1 2

22. SDN Karang Baru 04 2 3 4

23. SDN Karang Baru 05 1 1 2

24. SDN Mekar Mukti 01 2 1 3

25. SDN Mekar Mukti 02 1 1 2


(36)

9 No. Nama Sekolah

Jumlah Guru

Lk Pr Total

27. SDN Mekar Mukti 04 1 1 2

28. SDN Mekar Mukti 05 1 0 1

29. SDN Mekar Mukti 06 3 2 5

30. SDN Harja Mekar 01 2 1 3

31. SDN Harja Mekar 02 1 1 2

32. SDN Harja Mekar 03 0 1 1

33. SDN Harja Mekar 04 1 1 2

34. SDN Wangun Harja 01 1 1 2

35. SDN Wangun Harja 02 1 1 2

Jumlah 45 44 89

B. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian survey dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian survey yang dimaksud adalah bersifat menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis. Seperti dikemukakan Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi(2003:21) penelitian survey dapat digunakan untuk maksud (1) penjajagan (eksploratif), (2) deskriptif, (3) penjelasan (eksplanatory atau confirmatory), yakni menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis ; (4) evaluasi, (5) prediksi atau meramalkan kejadian


(37)

10

tertentu di masa yang akan datang (6) penelitian operasional, dan (7) pengembangan indikator-indikator sosial.

Jenis penelitian survey ini memfokuskan pada pengungkapan hubungan kausal antar variabel, yaitu suatu penelitian yang diarahkan untuk menyelidiki hubungan sebab berdasarkan pengamatan terhadap akibat yang terjadi, dengan tujuan memisahkan kontribusi dari sesuatu variabel penyebab terhadap variabel akibat.

Variabel sebab akibat tersebut adalah fungsi kepemimpinan kepala sekolah dan iklim kerja terhadap kinerja guru. Penelitian dapat memilih variabel yang diteliti dan menghubungkan variabel satu dengan yang lainnya. Suatu gejala tidak akan mengalami perubahan dalam waktu tertentu. Kalau gejala yang diteliti itu berubah terus, maka akan sulit untuk dipelajari.

C. Definisi Operasional

Definisi operasional dimaksudkan untuk menjelaskan makna variabel yang sedang diteliti. Singarimbun M dan Effendi (2003:46-47) memberikan pengertian tentang definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan cara mengukur suatu variabel. Dengan kata lain definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan caranya mengukur suatu variabel. Berikut ini definisi operasional variabel penelitian.

Fungsi kepemimpinan kepala sekolah (X ) adalah pemimpin sekolah yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan meliputi: mempengaruhi,


(38)

11

menggerakan, mendorong, memotivasi bawahan, membangun kerja sama dan membuat keputusan. Menurut O’Donnel dan Weihrich (Wahjosumidjo, 2003: 103)

Iklim kerja guru (X ) adalah iklim kerja guru adalah penilaian terhadap iklim kerja akan dilakukan melalui persepsi guru terhadap apa yang dilihat, dirasakan dan dipikirkan pada lingkungan kerjanya. Yang dapat dipandang meliputi : kerja sama, gairah kerja, keterbukaan, toleransi dan keakraban. Menurut Hoy dan Miskel (2001:221)

Kinerja guru (Y) adalah merupakan tingkat profesional guru dalam proses belajar mengajar selama periode tertentu yang diwujudkan melalui Kinerja guru meliputi :perencaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran . Menurut Bob Powers (1992:14-15) dalam Sartika (1999:100-101)

D. Instrumen Penelitian

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2008:148)

Sedangkan Riduwan (2008:71) mengemukakan: “Instrumen penelitian menjelaskan semua alat pengambilan data yang digunakan, proses pengumpulan data, dan teknik penentuan kualitas instrumen (validitas dan reliabilitas)”


(39)

12

Berdasarkan teori diatas, maka untuk memperoleh data tentang fungsi kepemimpinan kepala sekolah, iklim sekolah dan kinerja mengajar guru maka digunakan alat pengumpulan data berupa kuesioner (angket) dengan terlebih dahulu membuat kisi-kisi instrument berdasarkan defenisi operasional dari masing-masing variabel penelitian. Angket yang telah disusun, diuji coba untuk mengetahui validitas dan reliabilitasnya.

1. Skala Pengukuran

Dalam menyusun kuesioner peneliti menggunakan skala likers,skala likers digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang penomena tertentu (sugiyono ,2008:93) jadi dengan menggunakan skala ini penulis ingin mengetahui bagaimana gambaran fungsi kepemimpinan kepala sekolah, iklim sekolah, serta kinerja mengajar guru di SD Negeri Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Instrument yang digunakan dalam pengumpulan data ketiga variabel

penelitian ini adalah angket skala likert dengan lima alternatif jawaban, yaitu: Selalu (SL), Sering (SR), Kadang-kadang (KD), Jarang (JR), dan Tidak Pernah (TP). Pemberian bobot masing-masing kontinum, berturut turut, untuk pernyataan positif diberi bobot: 5 - 4 - 3- 2 -1, sedangkan bobot untuk pernyataan negative diberi bobot: 1 – 2 – 3 – 4 – 5.

2. Penyusunan Instrumen


(40)

13

masing- masing variabel .untuk mendapatkan keshahihan dilakukan melalui pendefinisian dan study kepustakaan serta diskusi dengan pembimbing

Instrument pada masing indikator disusun dengan menggunanakan langkah sebagai berikut: (1) membuat kisi-kisi berdasarkan indikator variabel, (2) menyusun pernyataan sesuai dengan indikator variabel, (3) melakukan analisis rasional untuk melihat kesesuaian dengan indikator serta ketepatan dalam menyusun angket dari aspek yang diukur.kisi instrument penelitian dapat terlihat pada table 3.3 berikut:

1.Kisi-kisi Instrumen Variabel Fungsi Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)

Butir pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner dikembangkan atas dasar defenisi oporasional dari masing-masing variable mengacu pada indicator yang telah dituangkan dalam kisi-kisi instrument dengan alternative jawaban sebagai berukut:

5 = Selalu

4 = Sering

3 = Kadang-kadang

2 = Jarang

1 = Tidak Pernah


(41)

14

Tabel 3.3

1. Variabel Fungsi Kepemimpinan Kepala Sekolah(X1)

No Variabel Sub Variabel Indikator Item

1. Mempengaruhi dan

menggerakkan bawahan

Keteladanan - Kedisiplinan dalam melaksanakan tugas - Ketegasan dalam

memberikan perintah - Kewibawaan

1

2

3 Pengarahan - Kejelasan dalam

memberikan pengarahan - Kejelasan struktur tugas - Sikap empati terhadap

guru

4

5 6 2. Memilih dan

mengembangkan personil

Standar pemilihan

- Kompetensi pendidikan - Pengalaman yang

dimiliki

- Kualifikasi pendidikan

7 8

9 3. Mengadakan

komunikasi

Komunikasi formal dan informal

- Kemampuan kepala

sekolah dalam

mengadakan komunikasi formal dengan guru - Kemampuan kepala

sekolah dalam

mengadakan komunikasi formal dengan berbagai pihak

- Kemampuan kepala sekolah mengadakan komunikasi informal

10


(42)

15

dengan berbagai pihak

12 4. Mendorong dan

memotivasi bawahan

Memacu kreativitas

- Dorongan kepada guru untk bekerja secara inovatif

- Dorongan untuk mencari peluang pengembangan diri

- Dorongan untuk

mengambil inisiatif dalam bekerja

- Dorongan untuk

melaksanakan tugas yang lebih menantang

13 14 15 16 Meningkatkan komitmen guru

- Dorongan untuk

meningkatkan loyalitas terhadap pekerjaan - Dorongan untuk selalu

disiplin dalam bekerja

17

18 5. Membuat

keputusan

Penggunaan informasi

- Informasi yang akurat - Informasi yang relevan - Informasi yang lengkap

19 20 21 Partisipasi

stakeholders

- Partisipasi guru dalam mengambil keputusan - Partisipaso Komite

Sekolah dalam

mengambil keputusan

22


(43)

16 Kecepatan dan ketepatan

- Kecepatan dalam mengambil keputusan - Ketepatan dalam

mengambil keputusan

24

25 6. Membangun

kerja sama dengan berbagai pihak

Kerjasama dengan guru

dan staf

lainnya

- Bekerjasama dengan

guru dalam

mengidentifikasi dan mengantisipasi peluang dan ancaman yang dihadapi sekolah

- Bekerjasama dengan guru dalam memcahkan berbagai permasalahan yang dihadapi sekolah - Bekerjasama dengan

guru dalam

mengupayakan sumber daya yang dibutuhkan sekolah

26

27

28 Kerjasama

dengan pihak luar sekolah

- Membangun kerjasama dengan pemerintah - Membangun kerjasama

dengan para stakeholders 29

30

Catatan : Konsep fungsi kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dikembangkan

dari O’Donnel dan Weihrich (Wahjosumijo, 2003:103)


(44)

17

Data yang dihasilkan dari penyebaran angket berskala pengukuran interval mengingat angket yang disebarkan menggunakan skala Likert dengan kisaran secara kontinus 1-5 dengan alternatif jawaban sebagai berikut:

5 = Selalu

4 = Sering

3 = Kadang-kadang

2 = Jarang


(45)

18

Tabel 3.4

Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel Iklim Sekolah (X2)

Variabel Sub Variabel Indikator Item

1 2 3 4

Iklim Organisasi (X1)

1. Kerjasama a. Saling membantu

b. Mematuhi tata tertib dan peraturan

1-3 4-5 2. Gairah Kerja a. Semangat kerja

b. Umpan balik

c. Menghargai karya orang lain d. Menghormati kompetensi

6-7 8 9 10 3. Keterbukaan a. Menerima saran orang lain

b. Mengetahui kesulitan diri c. Masukan dari berbagai pihak d. Menghargai pendapat

11-12 13 14 15-18


(46)

19

4. Toleransi a. Berbicara dengan orang lain b. Perlakuan kemitraan

c. Kepedulian d. Sikap jujur

19-20 21-22 23-24 25-26 5. Keakraban a. Merasa akrab sesama rekan

b. Memberikan sapaan

27-28 29-30 Catatan: Konsep Iklim Organisasi (X1) dikembangkan dari Hoy dan Miskel (2011:221)


(47)

20

3.Variabel Kinerja Mengajar Guru (Y)

Data yang dihasilkan dari penyebaran angket berskala pengukuran interval mengingat angket yang disebarkan menggunakan skala Likert dengan kisaran secara kontinus 1-5 dengan alternatif jawaban sebagai berikut:

5 = Selalu

4 = Sering

3 = Kadang-kadang

2 = Jarang


(48)

21 Tabel 3,5

3.Variabel Kinerja Mengajar Guru (Y)

No Variabel Sub Variabel Indikator Item

1. Merencanakan pembelajaran

Menyusun program perencanaan pengajaran

- Membuat perangkat pembelajaran - Menentukan metode pembelajaran

sesuai karakter siswa

- Mempersiapkan materi dengan membaca sumber yang relevan - Merangkum materi yang disajikan

1 2 3 4 Mempersiapkan media pembelajaran

- Menentukan media pembelajaran sesuai kelengkapan fasilitas yang dimiliki sekolah

- Menentukan media pembelajaran sesuai dengan materi yang akan dibahas

5

6 Mempersiapkan

alat peraga

- Menentukan alat peraga sesuai ketersediaan fasilitas di sekolah - Memiliki keyakinan bahwa

ketidaktersediaan alat peraga dapat mengurangi efektivitas pembelajaran

- Membuat alat peraga

7


(49)

22

9 Menambah

pengetahuan dan pengalaman

- Mengikuti pelatihan

- Mengikuti seminar dan lokakarya - Menambah pengetahuan melalui

kegiatan KKG

10 11

12 2. Melaksanakan

pembelajaran

Membuka pelajaran

- Mengecek kehadiran siswa

- Menyampaikan apersepsi (menghubungkan dengan materi sebelumnya)

- Menyampaikan tujuan

pembelajaran

- Memotivasi siswa untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran

13 14 15 16 Menyajikan materi

- Menyajikan materi sesuai perencanaan yang sudah disusun - Memahami dan menguasai materi

- Menggunakan media

pembelajaran

- Menggunakan alat peraga

- Menggunakan metode

pembelajaran yang sesuai dengan materi

- Memanfaatkan waktu secara efektif

- Menguasai teknik komunikasi dan interaksi dengan siswa

17 18 19 20 21 22


(50)

23

23 Menutup

pembelajaran

- Menyimpulkan materi yang telah disampaikan

- Menutup pembelajaran

24

25 3. Mengevaluasi

pembelajaran

Pelaksanaan evaluasi dan tindak lanjut evaluasi

- Mengadakan pre test - Mengadakan post test - Menganalisis hasil evaluasi

26 27 28 4. Menyusun dan

melaksanakan program

perbaikan dan pengayaan

Menyusun program

perbaikan dan pengayaan

- Menyusun dan melaksanakan program perbaikan

- Melaksanakan program

pengayaan

29

30 Catatan : Konsep Kinerja Guru (Y) dikembangkan dari Bob Powers (1992 : 14-15) dalam Sartika (1999 : 100-101)

1. Uji coba instrument

Instrumen penelitian yang telah disusun kemudian diuji cobakan untuk mengetahui sejauh mana validitas keshahihan atau kehandalan melalui jalur prosedur berikut:

a. Uji coba responden

Instrument penelitian ini diuji cobakan melalui responden yang tidak termasuk sampel penelitian .jumlah responden ujicoba sebanyak 30 (tiga puluh ) orang guru.jumlah ini dianggap sudah cukup memenuhi syarat untuk di uji cobakan

b. Pelaksanaan uji coba

Uji coba instrument dilakukan dengan melalui langkah berikut: a) membagikan angket terhadap responden (guru), b) memberi keterangan /penjelasan cara pengisian angket c) para responden melakukan pengisian sesuai aturan, d) responden mengumpulkan kembali angket.


(51)

24 c. Tujuan pelaksanaan uji coba

Pelaksanaan uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan serta kekurangan yang kemungkinan besar dapat terjadi pada item-item angket baik dalam hal redaksi, alternative jawaban yang tersedia maupun dalam setiap jawaban dan pernyataan yang ada. Uji coba ini juga dilakukan untuk menganalisis terhadap intrumen sehingga bisa diketahui sumbangan butir–butir pernyataan terhadap indikator yang telah ditetapkan pada masing masing variabel selanjutnya untuk mengetahui butir pertanyaan dan pernyataan yang valid dan reliabel maka dilakukan uji validitas dan reliabilitas

d. Uji validatas

Arikunto (2010:167) yang dimaksud uji validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrument yang bersangkutan mampu mengukur apa yang akan diukur .jenis validitas yang dipakai peneliti adalah validitas logis. Sedangkan menurut Sugiono (Akdon 2008:143) mengemukakan suatu ukuran yang menunjukan tingkat keandalan atau keshohihan suatu alat ukur. jika instrument dikatakan valid berarti instrument itu dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

2. Hasil uji validitas dan reabilitas instrumen

A.Uji validitas

Dalam penelitian ini, uji validitas menggunakan bantuan computer dengan program SPSS versi 17 for window. Dengan demikian, untuk mengetahui tingkat validitas instrument maka dapat melihat angka pada kolom corrected item-total correlation


(52)

25

yang merupakan korelasi antara skor item dengan skor total item (nilai r hitung) dibandingkan

dengan nilai r tabel. .Jika r hitung > r tabel maka item tersebut adalah valid. Sebaliknya, Jika r

hitung < r tabel maka item tersebut adalah valid.

a. Validitas Variable X1 (Fungsi Kepemimpinan Kepala Sekolah)

Dengan perhitungan menggunakan rumus tersebut diatas, maka untuk variabel X1

(fungsi kepemimpinan kepala sekolah) yang terdiri dari 30 item pernyataan, dinyatakan valid sebanyak 27 (dua puluh tujuh) item, dan yang tidak valid sebanyak 3 (tiga) item. Sehingga 27 item tersebut layak digunakan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table Item-Total Statistics sebagai berikut

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Variabel X1

(Fungsi Kepemimpinan Kepala Sekolah)

Item r hitung r tabel

α= 0.05; n = 30

Keputusan

No.1 .593 >0.361 Valid

No.2 .132 <0.361 Tidak Valid

No.3 .684 >0.361 Valid

No.4 .808 >0.361 Valid


(53)

26

No.6 .631 >0.361 Valid

No.7 .613 >0.361 Valid

No.8 .664 >0.361 Valid

No. 9 .196 <0.361 Tidak Valid

No.10 .632 >0.361 Valid

No.11 .669 >0.361 Valid

No.12 .740 >0.361 Valid

No.13 .902 >0.361 Valid

No.14 .274 <0.361 Tidak Valid

No.15 .418 >0.361 Valid

No.16 .685 >0.361 Valid

No.17 .663 >0.361 Valid

No.18 .703 >0.361 Valid

No. 19 .743 >0.361 Valid

No.20 .517 >0.361 Valid

No.21 .748 >0.361 Valid

No.22 .829 >0.361 Valid


(54)

27

b. Validitas Variabel X2 (Iklim Sekolah)

Dengan perhitungan menggunakan rumus tersebut diatas, maka untuk variabel X2

(Iklim Sekolah) yang terdiri dari 30 item pernyataan, dinyatakan valid sebanyak 30 (tiga puluh) item, dan yang tidak valid sebanyak 0 (nol) item. Sehingga 30 item tersebut layak digunaka. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table Item-Total Statistics sebagai berikut :

Tabel 3.7

Hasil Uji Validitas Variabel X2

(Iklim Sekolah)

No.24 .723 >0.361 Valid

No.25 .621 >0.361 Valid

No.26 .877 >0.361 Valid

No.27 .744 >0.361 Valid

No.28 .440 >0.361 Valid

No.29 .378 >0.361 Valid

No.30 .793 >0.361 Valid

Item r hitung r tabel

α= 0.05; n = 30


(55)

28

No.1 .490 >0.361 Valid

No.2 .819 >0.361 Valid

No.3 .840 >0.361 Valid

No.4 .785 >0.361 Valid

No.5 .810 >0.361 Valid

No.6 .714 >0.361 Valid

No.7 .509 >0.361 Valid

No.8 .674 >0.361 Valid

No. 9 .399 >0.361 Valid

No.10 .673 >0.361 Valid

No.11 .517 >0.361 Valid

No.12 .754 >0.361 Valid

No.13 .613 >0.361 Valid

No.14 .729 >0.361 Valid

No.15 .449 >0.361 Valid

No.16 .695 >0.361 Valid

No.17 .827 >0.361 Valid


(56)

29

c. Validitas Variabel Y (Kinerja Mengajar Guru)

Hasil perhitungan terlampir dengan menggunakan rumus diatas untuk variabel Y tentang Kinerja Mengajar Guru, yang terdiri dari 30 item pernyataan, dinyatakan valid sebanyak 30 (tiga puluh) item, dan yang tidak valid sebanyak 0 (nol) item. Sehingga 30 item tersebut layak digunakan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table Item-Total Statistics sebagai berikut :

Tabel 3.8

No. 19 .708 >0.361 Valid

No.20 .683 >0.361 Valid

No.21 .763 >0.361 Valid

No.22 .734 >0.361 Valid

No.23 .542 >0.361 Valid

No.24 .670 >0.361 Valid

No.25 .822 >0.361 Valid

No.26 .414 >0.361 Valid

No.27 .434 >0.361 Valid

No.28 .699 > 0.361 Valid

No.29 .845 > 0.361 Valid


(57)

30

Hasil Uji Validitas Variabel Y (Kinerja Mengajar Guru)

Item r hitung r tabel

α= 0.05; n = 30

Keputusan

No.1 .446 > 0.361 Valid

No.2 .819 >0.361 Valid

No.3 .834 >0.361 Valid

No.4 .787 >0.361 Valid

No.5 .818 >0.361 Valid

No.6 .687 >0.361 Valid

No.7 .634 >0.361 Valid

No.8 .627 >0.361 Valid

No. 9 .471 >0.361 Valid

No.10 .735 >0.361 Valid

No.11 .522 >0.361 Valid

No.12 .798 >0.361 Valid

No.13 .590 >0.361 Valid


(58)

31

B. Uji Reliabilitas Instrumen

Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan melalui bantuan computer dengan program SPPSS versi 17 for window. Dalam analisis ini apabila data dikatakan reliabel

No.15 .479 >0.361 Valid

No.16 .800 >0.361 Valid

No.17 .826 >0.361 Valid

No.18 .431 >0.361 Valid

No.19 .737 >0.361 Valid

No.20 .685 >0.361 Valid

No.21 .771 >0.361 Valid

No.22 .782 >0.361 Valid

No.23 .677 >0.361 Valid

No.24 .728 >0.361 Valid

No.25 .877 >0.361 Valid

No.26 .426 >0.361 Valid

No.27 .501 >0.361 Valid

No.28 .746 > 0.361 Valid

No.29 .881 > 0.361 Valid


(59)

32

harus dibuktikan dengan perhitungan. Untuk mengetahui

Tingkat reliabilitas perhatikan angka pada Guttaman Split-Half Coefficient yang merupakan nilai r hitung dibandingkan dengan nilai r table , jika r hitung > r table maka item

tersebut reliabel, sebaliknya jika r hitung < r table maka item tidak reliabel secara lebih

jelasnya dapat dilihat pada table berikut :

Table 3.9 Reliability statistic X1

Fungsi Kepemimpinan Kepala Sekolah

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Part 1 Value .881

N of Items 15a

Part 2 Value .930

N of Items 15b

Total N of Items 30

Correlation Between Forms .858

Spearman-Brown Coefficient Equal Length .923

Unequal Length .923

Guttman Split-Half Coefficient .907 a. The items are: no1, no2, no3, no4, no5, no6, no7, no8, no9, no10, no11, no12, no13, no14, no15.

b. The items are: no16, no17, no18, no19, no20, no21, no22, no23, no24, no25, no26, no27, no28, no29, no30.

Pengujian Reliabilitas dilihat dari nilai kolerasi Gutman Split Half Coefficient sebesar = 0.907. Kolerasi berada pada kategori sangat kuat . Bila dibandingkan dengan r tabel (0.907) >

r hitung (0.361) . Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa angket tersebut reliabel.

Table 3.10


(60)

33

Iklim Sekolah

Cronbach's Alpha Part 1 Value .925

N of Items 15a

Part 2 Value .935

N of Items 15b

Total N of Items 30

Correlation Between Forms .864

Spearman-Brown Coefficient Equal Length .927

Unequal Length .927

Guttman Split-Half Coefficient .927 a. The items are: no1, no2, no3, no4, no5, no6, no7, no8, no9, no10, no11, no12, no13, no14, no15.

b. The items are: no16, no17, no18, no19, no20, no21, no22, no23, no24, no25, no26, no27, no28, no29, no30.

Pengujian Reliabilitas dilihat dari nilai kolerasi Gutman Split Half Coefficient sebesar = 0.927. Kolerasi berada pada kategori sangat kuat . Bila dibandingkan dengan r tabel (0.927) >

r hitung (0.361) . Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa angket tersebut reliabel.

Table 3.11

Reliability statistic Y Kinerja Mengajar Guru Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Part 1 Value .931

N of Items 15a

Part 2 Value .945

N of Items 15b

Total N of Items 30

Correlation Between Forms .867

Spearman-Brown Coefficient Equal Length .929

Unequal Length .929


(61)

34

a. The items are: no1, no2, no3, no4, no5, no6, no7, no8, no9, no10, no11, no12, no13, no14, no15.

b. The items are: no16, no17, no18, no19, no20, no21, no22, no23, no24, no25, no26, no27, no28, no29, no30.

Pengujian Reliabilitas dilihat dari nilai kolerasi Gutman Split Half Coefficient sebesar = 0.928. Kolerasi berada pada kategori sangat kuat . Bila dibandingkan dengan r tabel (0.928) >

r hitung (0.361) . Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa angket tersebut reliabel

C. Teknik pengumpulan data

“Data ialah bahan mentah yang perlu diolah, sehingga menghasilkan informasi atau keterangan, baik kuantitatif ataupun kualitatif yang menunjukan fakta” (Riduawan, 2008:106). Adapun teknik atau cara pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah teknik angket, studi kepustakaan, dan studi dokumentasi.

1. Teknik Angket

Teknik angket atau kuisioner digunakan untuk memperoleh data tentang fungsi kepemimpinan kepala sekolah, iklim sekolah dan kinerja mengajar guru Sekolah Dasar. Langkah-langkah pengumpulan data melalui angket adalah sebagi berikut.

a) Penyusunan kisi-kisi instrumen dengan berlandaskan rujukan teoritis yang berhubungan dengan variabel dan dimensi penelitian, serta indikator-indikatornya.

b) Penyusunan butir instrumen.

c) Pengujian Validitas dan reliabilitas butir instrumen

d) Menyeleksi butir soal berdasarkan validitas dan reliabilitasnya. Berdasarkan hasil uji coba, diperoleh diketahui terdapat beberapa butir soal yang tidak valid. Butir soal yang tidak valid dibuang tetapi terwakili oleh soal lain, dibuang, artinya tidak dipakai untuk


(62)

35

memotret variabel-variabel penelitian. Butir soal yang tidak valid, tetapi belum terwakili oleh soal lain, maka soal tersebut direvisi berdasarkan pendapat para ahli, dalam hal ini atas dasar saran pembimbing. Setelah dilakukan seleksi dan revisi, diperoleh jumlah butir instrumen sebagai berikut.

a) Instrumen kualitas kehidupan kerja sekolah sebanyak b) Instrumen lingkungan kerja sekolah sebanyak

c) Instrumen motivasi kerja guru sebanyak

e) Penyebaran angket/kuisioner kepada responden yang telah ditetapkan sebelumnya.

2. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data berupa informasi yang berhubungan dengan penelitian ini, yang berada di kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi dan di SD Negeri yang dijadikan sampel penelitian.

D. Teknik Analisis Data

1. Prosedur dan Tahapan Penelitian

Tahapan-tahapan penelitian yang ditempuh dalam kegiatan penelitan ini ada empat tahap, yakni persiapan, tahap pelaksanaan, tahap pengolahan data, dan tahap pengambilan kesimpulan.

a. Tahapan Persiapan

Sebelum mengadakan penelitian kelapangan, penulis mengadakan persiapan terlebih dulu. Persiapan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut.

1) Merumuskan masalah penelitian, 2) Menyusun hipotesis,


(1)

36

3) Menentukan lokasi, populasi, dan sampel penelitian,

4) Menyusun kisi-kisi instrumen berdasarkan variabel dan dimensi penelitian, baik variabel independen ataupun varibel dependen,

5) Menyusun butir instrumen 6) Mengujicobakan instrumen,

7) Mengadakan uji validitas dan uji reliabilitas instrumen, dan

8) Mengajukan permohonan izin penelitian kepada unit kerja subjek penelitian 2. Tahap Pelaksanaan

Penelitian kelapangan akan dilaksanakan pada bulan dengan lokasi penelitian di SD Negeri di Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten bekasi. Adapun langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut.

1. Mengidentifikasi responden penelitian, mengenal nama, dan menentukan waktu pertemuan antara peneliti dengan responden

2. Melaksanakan pengumpulan data dengan menyebarkan angket yang telah diuji validitas dan reabilitasnya

3. Mengumpulkan dan menyusun data berupa jawaban responden

4. Mengolah data berupa skor penelitian responden atas variabel-variabel penelitian, dengan pendekatan kuantitatif.

3. Tahap Pengolahan Data

Data yang diperoleh melalui angket yang telah disebar, kemudian dianalisis secara kuantitatif. Proses pengukuran terhadap data yang diperoleh dari responden menggunakan skala diferensial semantik (semantic deferensial scale). Langkah-langkah yang digunakan penulis untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :


(2)

37

Menghitung skor rata-rata bertujuan untuk mengetahui gambaran umum jawaban responden terhadap variabel-variabel penelitian. Perhitungan ini menggunakan rumus Weighted Means Scored (WMS) :

= ∑

= nilai rata-rata yang dicari

∑X = jumlah jawaban yang telah diberi bobot

N = jumlah responden b) Mendeskripsikan variabel

Langkah berikutnya setelah menghitung skor rata-rata variabel, penulis mendeskripsikan setiap variabel, lengkap dengan dimensinya. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana fungsi kepemimpinan kepala sekolah, iklim sekolah dan kinerja mengajar guru-guru pada SD Negeri di Kecamatan Cikarang Utara. Untuk mengetahui masing-masing variabel beserta dimensinya, penulis menggunakan bantuan program Ms Excel dan program SPSS for Windows.

c) Menguji normalitas distribusi

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel tersebut bersumber dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini menggunakan Kolmogorov-Smirnov melalui bantuan program SPSS for Windows 17.0.

d) Menguji hipotesis

Menguji hipotesis penelitian ini dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi variabel independen terhadap variabel dependen, dan menghitung kontribusi variabel independen terhadap variabel dependen, dan menganalisis regresi yang digunakan untuk memprediksi perubahan nilai variabel dependen apabila variabel independennya berubah. Pengujian nilai variabel dependen apabila variabel independennya berubah. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS for windows.


(3)

38

Untuk memudahkan interpretasi mengenai kekuatan korelasi antara variabel bebas dan variabel terikat, digunakan tabel berikut.

Tabel 3.12

Interpretasi Korelasi Antar variabel Koefisien Korelasi Interpretasi

0,80 – 1,000

0,60 – 0,799

0,40 – 0,599

0,20 – 0,399

0,00 – 0,199

Sangat Kuat

Kuat

Cukup Kuat

Rendah

Sangat Rendah

Sumber : (Akdon, 200 : 188) 4. Tahap Pengambilan Kesimpulan

Setelah selesai pengolahan data dengan memanfaatkan bantuan program SPSS 17.00 for windows, penulis memparafrasekan bahasa statistik kedalam bahasa deskriptif. Berdasarkan bahasa deskriptif itu, penulis menyimpulkan hasil penelitian dengan cara menjawab masalah yang telah dirumuskan pada bab pertama.


(4)

1

DAFTAR PUSTAKA

Akdon. (2007). Strategic Management for Educational Management. Bandung: Alfabeta.

Arikunto, Suharsimi.(1998). Pengantar Bisnis. Bandung: Alfabeta.

BSNP. (2007). Peraturan Mendiknas RI No. 16 Tahun 2007, tentang: Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta: BSNP.

Castetter, W.B. (1996). The Human Resource Function in Educational Administration. New Jersey: Merrill, an Imprint of Prentice Hall

Cascio, Wayne F (2006). Managing Human Resources, Productivity, Quality Of Work Life, Profits. Fourth Edition. New York: McGraw-Hill, Inc

Danim, S. (2002). Inovasi Pendidikan: Dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Bandung: Pusaka Setia.

Dunda, Juli Wahyu Pari.(2005). “Konsep Kinerja Guru”. Jurnal Pendidikan Asosiasi Kepala Sekolah Indonesia. 1,70-79.

Fattah, N. (2000). Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya.

__________, N. (2000). Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Andira. Gibson, James. L., John M. Ivancevich dan james H. Donnely Jr. (1997).

Organisasi: Perilaku,Struktur,Proses (Jilid 2). Jakarta: Binarupa Aksara. Gitosudarmo, Indriyo dan Sudita, I Nyoman. 1997, Perilaku Keorganisasian.

Jogyakarta: BPFE.

Hadari Nawawi dan Martini Hadari. 1990. Administrasi Personel Untuk Meningkatkan produktivitas. Jakarta: Haji Mas Agung

__________(2006); Evaluasi dan Manajemen Kinerja di lingkungan Perusahaan dan Industri, Gajahmada University Press, Yogyakarta

Halpin, Andrew B.. 2006. Theory and Research In Administrations. New York: Mc. Milian Company.

Hoy, W.K. & Cecil G.M. (2001). Education Administration: Theory, Research, and Practice. New York: Mc GrawHill.

Hutapea,Thoha. (2008) Kompetensi Plus. Jakarta: PT . Gramedia Pustaka Utama Komariah, Aan dan Cepi Triana. (2005).Visionary Leadership, Menuju Sekolah

Efektif. Jakarta : Bumi Aksara.

Kuczmarski, Susan & Thomas D. (1995) Values-Based Lesdership. New Jersey: Prentice Hall, Inc, Englewood Cliffs.


(5)

2

Litwin, G. H. dan Mayer (1971). Motivation Research. Beverly Hills.: Mc Ber and Company

Lipham, James, M. and. James. Hoek. Jr (1985;176). The principalship Fondation And Functions, New York: Harper and Raw, Phibisher

Luthans, Sweeney and McFarlin. (2002). Organizational Behavior. Singapore: McGraw-Hill International, Inc.

Mangkunagara, A.A. Anwar Prabu (2000) Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung . PT: Remaja Rosdakarya.

Mangkuprawira, S. Dan Aida V. (2007). Managemen Mutu Sumber Daya Manusia. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Marwansyah dan Mukaram (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia . Bandung Pusat Penerbit Administrasi Niaga Politeknik Negeri Bandung.

Matondang, (2008) Budaya Organisasi dan Manajemen Strategik. Jogyakarta. Graha Ilmu

Mc.Millan, J. Dan Sally Schumacher (2001). Research In Education. New York: Longman.

Mitchel, Terence. R. (1982) People In Organization, An Introdaction to organizational Behavior,Tokyo : Mc Grow-Hill Interntional Book Company.

Mondy, Rw, Robert.E. Holmes dan Edwin B. Flippo. (1980)- Management Concept and Practice. Boston : Allyn and Bacon.

Mulyasa, (2011) Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta. Bumi Aksara

Poerwadarminta, W.J.S. (1989). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka

Poster, C. (2000). Gerakan Menciptakan Sekolah Unggul. Jakarta: Lembaga Indonesia Aditama.

Razik, T.A. dan Swanson, A.D. (1995). Fundamental Concepts of Educational Leadership and Management.New Jersey: Prentice-Hall,Inc

Riduan dan Akdon. (2006). Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistik. Bandung: Alfabeta.

Saman, Mahlan. (2001).”Improving Teacher,s Use of Time at Sixth Grade of Elementary School in the Isolatid Villages”. Jurnal Ilmu Pendidikan. 8.(3).252-265.

Sarwono, J. (2009). Statistik itu Mudah. Panduan Lengkap untuk Belajar Komputasi Statistik Menggunakan SPSS 16. Yogyakarta: Andi.


(6)

3

Sutermaister Robert (1976). People and Prodactivity,Third Edition. New York : Mc Grow Hill Book Company.

Sutisna (2008). Pengertian Motivasi, diAdopsi dari http://Sutisna. Com / Pendidikan / Strategi Belajar Mengajar / Pengertian Motivasi.

Syafaruddin. (2002). Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan. Jakarta: Grasindo.

Tilaar, H.A.R. (2004). Manajemen Pendidikan Nasional. Bandung: Rosda Karya Wahjosumidjo, (2001). Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta: Ghalia Indonesia. ___________(2011), Kepemimpinana Kepala Sekolah Tinjauan Teoretik dan

Pemasalahannya. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Wihanta. (2005), Kontribusi Konsep Diri dan Iklim Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Guru. Stadi.Deskriptif pada Guru SD di Kabupaten Sumedang. Tesis. Bandung : UPI.

Wirawan, (2007) Budaya dan Iklim Organisasi Teori Aplikasi dan Penelitian Jakarta : Salemba Empat.

Wiviani (2005). Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja guru Tesis Program PascaSarjana UPI. Tidak di terbitkan.


Dokumen yang terkait

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, BUDAYA ORGANISASI, DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU SD NEGERI DI KECAMATAN TUHEMBERUA, KABUPATEN NIAS UTARA.

0 3 29

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KINERJA GURU, DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS SEKOLAH SMP DI KECAMATAN MEDAN KOTA.

0 0 45

PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP EFEKTIVITAS SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIKARANG UTARA KABUPATEN BEKASI.

0 0 57

PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SE-BANDUNG UTARA.

0 3 79

PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN SUKARESMI KABUPATEN CIANJUR.

0 10 72

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA KERJA TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SEKOLAH DASAR NEGERI DI UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN CIKARANG UTARA KABUPATEN BEKASI.

0 0 66

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM KERJA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU.

0 1 10

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SMA NEGERI DAN SWASTA DI KOTA BANDUNG.

0 1 57

PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP EFEKTIVITAS SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIKARANG UTARA KABUPATEN BEKASI - repository UPI T ADP 1308056 Title

0 0 3

Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah, keaktifan komite sekolah, dan iklim sekolah terhadap kinerja guru SMP negeri di Kecamatan Magelang Utara Kota Magelang

0 0 7