EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE KOOPERATIF MODEL TGT (TEAM – GAME – TOURNAMENT) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS ARGUMENTASI : Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMKN 1 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013.

(1)

Siti Aminah, 2013

Efektivitas Penerapan Metode Kooperatif Model Tgt (Team – Game – Tournament) Dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMKN 1 Cimahi

(Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMKN 1 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi salah satu syarat ujian sidang Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

oleh Siti Aminah

0902561

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

Tournament) dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi

(Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMKN 1 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013)

oleh Siti Aminah

0902561

Disetujui dan disahkan oleh Pembimbing I

Drs. H. Khaerudin Kurniawan, M.Pd. NIP 196601081990021001

Pembimbing II

Dra.Lilis Siti Sulistyaningsih, M.Pd. NIP 196012161986032001

Diketahui oleh

Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. Dadang Anshori, M.Si. NIP 197204031999031002


(3)

Siti Aminah, 2013

Efektivitas Penerapan Metode Kooperatif Model Tgt (Team – Game – Tournament) Dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMKN 1 Cimahi

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE KOOPERATIF MODEL TGT (Team-Game-Tournament) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS ARGUMENTASI

(Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMKN 1 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013)

Oleh Siti Aminah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Siti Aminah 2013

Universitas Pendidikan Indonesia Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(4)

(5)

Siti Aminah, 2013

Efektivitas Penerapan Metode Kooperatif Model Tgt (Team – Game – Tournament) Dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMKN 1 Cimahi

ABSTRAK

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE KOOPERATIF MODEL TGT

(TEAM GAME TOURNAMENT) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

ARGUMENTASI

(Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMKN 1 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013)

Siti Aminah 0902561

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan menulis karangan argumentasi siswa kelas XI di SMKN 1 Cimahi. Sebagai upaya untuk memotivasi siswa, penulis menerapkan metode TGT untuk meningkatkan kualitas pembelajaran menulis argumentasi. Permasalahan dalam penelitian ini, yaitu: 1) Bagaimana kemampuan menulis siswa dalam pembelajaran menulis argumentasi sebelum diberikan model TGT? 2) Bagaimana kemampuan menulis siswa dalam pembelajaran menulis argumentasi sesudah diberikan model TGT? 3) Adakah perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis siswa dalam pembelajaran argumentasi sebelum dan sesudah diberikan model TGT?

Adapun hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah diberi perlakuan dengan menggunakan metode kooperatif model TGT dalam pembelajaran menulis argumentasi pada siswa kelas XI SMKN 1 Cimahi.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu dengan rancangan tes awal –tes akhir kelompok kontrol dengan random sampling. Populasi dalam penelitian ini yaitu kelas XI SMKN 1 Cimahi dengan sampel XI Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) B sebagai kelas eksperimen dan XI Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) A sebagai kelas pembanding/kontrol. Sampel dari masing – masing kelas sebanyak 34 siswa. Kelompok siswa tersebut melaksanakan prates, tiga kali perlakuan, dan pascates dengan hasil tulisan argumentasi.

Berdasarkan hasil perhitungan di atas diperoleh thitung(3,44) > ttabel( 1,997). Dapat dinyatakan bahwa hipotesis Ha diterima dan Ho ditolak atau dengan kata lain terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa dalam menulis karangan argumentasi sebelum dan sesudah diberi perlakuan dengan menggunakan metode Kooperatif Model TGT. Dari pengujian hipotesis ini dapat disimpulkan bahwa Model TGT efektif diterapkan dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi. Hal tersebut dapat dibuktikan oleh skor rata-rata kemampuan hasil pascates siswa dalam menulis karangan argumentasi di kelas eksperimen lebih besar daripada skor rata-rata pada siswa dikelas pembanding. Oleh karena itu, berdasarkan penelitian ini, Metode Kooperatif Model TGT dapat diterapkan dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi pada siswa kelas XI di SMKN 1 Cimahi.


(6)

ABSTRACT

Efektivitas Penerapan Metode Kooperatif Model TGT (Team – Game – Tournament) dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi

(Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMKN 1 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013)

The study was triggered by the lack of the ability to write in a student of smkn 1 cimahi. In order to motivate students, a practicing tgt to improve the quality of learning to write. Problems within this research, 1 ) is: how do the students in writing learning written arguments before the model tgt? 2 ) the students in writing learning how to write after the argument tgt model? 3 ) is a significant difference between the students learning to write in arguments before and after the model tgt?

The hypothesis that is used in this research is that there is a significant difference between before and after given treatment by using centrifugal cooperative model tgt in learning to write the argument for a student of smkn 1 cimahi.

Design research used in this research is specious experiment with draft a pre-test tests end the control group with random sampling.Population in research is class xi smkn 1 cimahi with sample xi engineering software rpl ( b ) as a class experimentation and xi engineering software ( as a comparison ) rpl class / control.Samples from each each class a total of 34 students.The students were executing prates, three times, treatment and glyphs pascates with the argument.

Based on the research, the ability of students in argument essay writing before getting the treatment using TGT methodsat experiment class has 65 score in average, and after the treatment has 84 score in average. The ability of students in argument essay writing before getting the treatment using the Jigsaw methods at control class has 58 score in average, and after the treatment has 72 score in average. Meanwhile, the results of the calculation of t-test, the value obtained thitung(3,44) > ttabel( 1,997). It can be stated that the Ha hypothesis is accepted and the Ho hypothesis is rejected or in other words, there is a significant difference between the ability of students in argument essay writing before and after given the treatment using the Cooperative TGT Model methods at XI grade students in SMKN 1 Cimahi.


(7)

Siti Aminah, 2013

Efektivitas Penerapan Metode Kooperatif Model Tgt (Team – Game – Tournament) Dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMKN 1 Cimahi

DAFTAR ISI

ABSTRAK...i

KATA PENGANTAR………....ii

UCAPAN TERIMA KASIH………..…iii

DAFTAR ISI………....…v

DAFTAR TABEL………..…viii

DAFTAR LAMPIRAN………..…ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………1

B. Identifikasi Masalah……….…..6

C. Batasan Masalah……….…6

D. Rumusan Masalah………...…7

E. Tujuan Penelitian………....7

F. Manfaat Penelitian……….…..…7

BAB II MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DAN METODE KOOPERATIF MODEL TGT A. Ihwal Menulis……….8

1. Hakikat Menulis………...8

2. Manfaat Menulis……….………….….9

3. Tujuan Menulis……….………...10

4. Kreativitas Menulis……….……….12

B. Ihwal Karangan……….……13

1. Hakikat Karangan………13

C. Ihwal Argumentasi……….…15


(8)

2. Prinsip – prinsip Argumentasi………....…15

3. Sasaran – sasaran Argumentasi……….…..…...16

D. Ihwal Karangan Argumentasi………...17

1. Pengertian Karangan Argumentasi………...17

2. Ciri – ciri Karangan Argumentasi……….……..19

3. Tujuan Karangan Argumentasi………...…20

4. Ihwal Metode Kooperatif………...20

a. Hakikat Metode Pembelajaran Kooperatif………...20

b. Tujuan Metode Kooperatif……….………....21

c. Ciri – ciri Pembelajaran Kooperatif………...22

5. Pengertian Model TGT (Team – Game – Tournament)………..22

1. Kelebihan dan kelemahan Model TGT………...26

6. Hipotesis………....27

BAB III METODE PENELITIAN A. Sumber Data, Populasi/sampel penelitian………....28

B. Desain Penelitian………..29

C. Definisi Operasional……….30

D. Instrumen Penelitian……….30

1. Instrumen Tes……….30

2. Instrumen Perlakuan………..….34

E. TeknikPenelitian………..55

1. Teknik Pengumpulan Data………..55

2. Teknik Pengolahan Data……….58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Proses Penelitian……….63

B. Deskripsi Data Penelitian………63

a. Analisis Karangan Argumentasi Pretes Kelas Eksperimen……….64


(9)

Siti Aminah, 2013

Efektivitas Penerapan Metode Kooperatif Model Tgt (Team – Game – Tournament) Dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMKN 1 Cimahi

b. Analisis Karangan Argumentasi Pascates Kelas

Eksperimen………71

c. Analisis Karangan Argumentasi Pretes Kelas Kontrol………..78

d. Analisis Karangan Argumentasi Pascates Kelas Kontrol……….……..84

C. Deskripsi Pengolahan Data……….………...91

1. Analisis Nilai Prates dan Pascates Kelas Eksperimen……….……...…...91

2. Analisis Nilai Prates dan Pascates Kelas Kontrol………..…………....93

3. Analisis Statistika Data Prates dan Pascates Menulis Argumentasi Kelas Eksperimen……….……….94

a. Uji Reliabilitas Prates Menulis Argumentasi……….…………94

b. Uji Normalitas Data Prates Kelas Eksperimen………....97

c. Uji Reliabilitas Pascates Menulis Argumentasi………..………..100

d. Uji Normalitas Data Pascates Kelas Eksperimen………..……...104

4. Analisis Statistik Data Prates dan Pascates Kelas Kontrol….…107 a. Uji Reliabilitas Prates Menulis Argumentasi……….…107

b. Uji Normalitas Data Prates Kelas Kontrol……….,,,.111

c. Uji Reliabilitas Pascates Menulis Argumentasi………..114

d. Uji Normalitas Pascates Menulis Argumentasi Kelas Kontrol………117

D. Uji Homogenitas Varian………..…...120

E. Uji Hipotesis………..122


(10)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan………..…128

B. Saran………..…..129

DAFTAR PUSTAKA ………..130

LAMPIRAN………..132


(11)

Siti Aminah, 2013

Efektivitas Penerapan Metode Kooperatif Model Tgt (Team – Game – Tournament) Dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMKN 1 Cimahi


(12)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum untuk meningkatkan kreativitas belajar siswa dan inovasi pengajaran khususnya dalam pembelajaran bahasa dan sastra indonesia. Keterampilan berbahasa meliputi empat aspek keterampilan, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek keterampilan tersebut tidak hanya kebahasaan saja tetapi juga mencakup kesusastraan. Menurut Tarigan (2008 : 1) keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasi dengan banyak praktik dan banyak pelatihan. Melatih keterampilan berbahasa berarti melatih pula keterampilan berpikir. Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang dirasa masih rendah dan membutuhkan pemikiran yang luas, yaitu aspek keterampilan menulis. Menurut Alwasilah (1994 : 79-80) keterampilan menulislah yang sampai saat ini perkembangannya masih rendah. Penyebabnya bisa saja terkait dengan minat menulis yang sangat rendah. Sutarman (2009 : 17) berpendapat bahwa kondisi tersebut disebabkan oleh sejumlah faktor, dua diantaranya, (1) tingkat kompleksitas keterampilan itu sendiri dan (2) proses pembelajaran menulis di setiap jenjang pendidikan yang belum optimal.

Menurut Semi (2007 : 3) keterampilan menulis sebenarnya tidak sulit, yaitu mau bekerja keras, disiplin yang tinggi, rajin membaca, dan rajin berlatih menulis, dengan begitu siswa akan terbiasa dalam aspek keterampilan menulis. Namun hal itulah yang menjadi kendala dalam pembelajaran menulis di sekolah. Siswa kurang minat dan tertarik dalam pembelajaran menulis karena baginya menulis membutuhkan tenaga dan pemikiran yang kuat.

Hal ini sesuai dengan pengertian menulis, bahwa menulis merupakan proses kreatif, artinya menulis merupakan sebuah keterampilan yang dilakukan melalui tahapan yang harus dikerjakan dengan mengarahkan keterampilan, seni, dan kiat sehingga semuanya berjalan dengan efektif (Semi, 2007 : 40). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008 : 1497) kata menulis diartikan sebagai (1) membuat huruf (angka dsb) dengan pena (pensil, kapur, dsb) (3) melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang dan membuat surat) dengan tulisan.


(13)

Siti Aminah, 2013

Efektivitas Penerapan Metode Kooperatif Model Tgt (Team – Game – Tournament) Dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMKN 1 Cimahi

Salah satu aspek keterampilan menulis yang masih sulit, yaitu pembelajaran menulis argumentasi. Pembelajaran menulis argumentasi saat ini dianggap masih sulit karena pengetahuan siswa dan wawasan siswa yang masih kurang dan tidak adanya rasa percaya diri sehingga siswa tidak tahu harus menulis apa dan bagaimana dalam menulis argumentasi. Pembelajaran menulis argumentasi juga merupakan salah satu pembelajaran yang wajib dipelajari siswa karena dengan menulis argumentasi, siswa dilatih berpikir kritis, berani menuangkan ide, dan gagasannya ke dalam sebuah tulisan. Menurut Keraf ( 1982 : 3) argumentasi adalah bentuk retorika yang berusaha untuk memengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara. Melalui argumentasi penulis berusaha merangkaikan fakta- fakta sedemikian rupa, sehingga ia mampu menunjukkan apakah suatu pendapat atau suatu hal tertentu itu benar atau tidak. Dalam KBBI (2008 : 85) kata argumentasi diartikan sebagai alasan untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian atau gagasan.

Dalam proses pembelajaran menulis argumentasi di sekolah, guru biasanya hanya menggunakan media wacana dan siswa diminta untuk menuliskan argumentasinya sesuai dengan wacana yang dibaca oleh siswa itu sendiri. Hal tersebutlah yang membuat siswa tidak tertarik dan menganggap pembelajaran menulis khususnya menulis argumentasi menjadi membosankan. Apalagi siswa bingung akan menulis apa dan bagaimana, karena pengetahuan mereka terbatas, tidak percaya diri dalam menuangkan ide atau gagasannya ke dalam bentuk tulisan, sehingga banyak siswa yang menulis argumentasi dengan tidak menggunakan bahasa yang baik dan benar atau tidak memerhatikan kaidah penulisan bahasa indonesia yang benar.

Faktor – faktor kesulitan siswa dalam menulis argumentasi juga ditemukan dalam penelitian yang telah dilakukan oleh Rahmawati (2012) dengan judul “Peningkatan Keterampilan Menulis argumentasi Menggunakan Model Observasi Tulis (POT) (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Nasional Bandung Tahun Ajaran 2011/2012)”. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa sebanyak 71,43% siswa belum mampu menulis


(14)

argumentasi dengan baik dikarenakan kurangnya percaya diri serta kurangnya pengetahuan siswa. Metode dan media yang digunakan oleh guru menjadi salah satu faktor siswa SMK tersebut mengalami kesulitan dalam menuangkan ide dan gagasannya ke dalam karangan argumentasi.

Penulis juga melakukan studi pustaka yang lainnya dan menemukan penelitian yang dilakukan oleh Kholifah (2009) dengan judul “ Peningkatan Pembelajaran Menulis Argumentasi Siswa dengan Metode Topi Pemikiran (Six Thinking Hats) De

Bono (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas X SMAN 3 Bandung Tahun

Ajaran 2008/2009).” Masalah yang terdapat dalam pembelajaran menulis argumentasi di sekolah tersebut karena siswa kurang kreatif dan sedikit pengetahuannya untuk menulis argumentasi, sehingga mereka kurang termotivasi dalam pembelajaran menulis argumentasi.

Agar dapat menumbuhkan motivasi siswa dalam pembelajaran menulis argumentasi, seorang guru harus dapat menggunakan metode, model, teknik, dan media yang berinovasi, kreatif, serta bervariasi, sehingga dapat mewujudkan rangsangan kecerdasan pengalaman, mendukung siswa serta menambah minat siswa dalam keterampilan berbahasa khususnya keterampilan menulis argumentasi.

Salah satu metode yang dapat diujicobakan dalam menulis argumentasi adalah metode kooperatif model TGT( Team – Game – Tournament). Menurut Lie (2008),

model pembelajaran gotong royong atau lebih dikenal dengan sebutan model pembelajaran kooperatif, yaitu suatu model pembelajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas- tugas terstruktur. Pengelompokan heterogenitas merupakan ciri yang menonjol dalam model pembelajaran gotong royong.Kelompok heterogenitas biasa dibentuk dengan memerhatikan keanekaragaman gender, latar belakang sosial, ekonomi, dan kemampuan akademis.

Metode kooperatif dimulai sejak penelitian psikologis sosial terhadap koperasi, kerja sama, pada sekitar tahun 1920, tetapi penelitian tentang aplikasi khusus dari pembelajaran kooperatif dalam kelas belum dimulai sampai sekitar tahun 1970-an. Pada waktu itu empat peneliti independenempat kelompok peneliti independen yaitu Hulten dan De Vries pada tahun 1976, Madden dan Slavin pada tahun 1978


(15)

Siti Aminah, 2013

Efektivitas Penerapan Metode Kooperatif Model Tgt (Team – Game – Tournament) Dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMKN 1 Cimahi

mulai mengembangkan dan meneliti metode-metode pembelajaran kooperatif di dalam kelas yang dikenal dengan Pembelajaran Tim Siswa (PTS). Pada mulanya metode kooperatif disebut Metode Student Team Learning (Pembelajaran Tim Siswa [PTS]) adalah teknik pembelajaran kooperatif yang dikembangkan dan diteliti oleh Jhon Hopkins University. Lebih dari separuh dari semua kajian praktis tentang metode pembelajaran kooperatif menggunakan metode ini.

Semua metode pembelajaran kooperatif menyumbangkan ide bahwa siswa yang bekerja sama dalam belajar dan bertanggung jawab terhadap teman satu timnya mampu membuat diri mereka sama baiknya. Sebagai tambahan terhadap gagasan tentang kerja kooperatif, metode PTS menekankan penggunaan tujuan – tujuan tim dan sukses tim, yang hanya akan dicapai apabila semua anggota tim bisa belajar mengenai tugas- tugas yang diberikan pada siswa bukan melakukan sesuatu sebagai sebuah tim, tetapi belajar sesuatu sebagai sebuah tim.

Tiga konsep penting bagi semua metode PTS adalah penghargaan, tanggung jawab individual, dan kesempatan sukses yang sama. Lima prinsip PTS telah dikembangkan dan diteliti secara ekstensif. Salah satu metode pembelajaran kooperatif yang dapat diadaptasikan pada sebagaian besar mata pelajaran dan tingkat kelas, yaitu metode kooperatif model TGT (Team – Game – Tournament).

TGT pada mulanya dikembangkan oleh David DeVries dan Keith Edwars, ini merupakan metode pertama pembelajaran pertama dari Jhons Hopskin.

Model TGT hampir sama dengan model STAD (Student Team – Achievement Division, hanya saja yang membedakannya adalah STAD menggunakan kuis

sedangkan TGT menggunakan turnamen mingguan. Siswa memainkan permainan akademik dengan anggota tim lain untuk menyumbangkan poin bagi skor timnya. Siswa memainkan game ini bersama tiga orang pada meja turnamen. Ketiga peserta dalam satu meja turnamen ini adalah para siswa yang memiliki rekor nilai terakhir yang sama. Sebuah prosedur menggeser kedudukan membuat permainan ini cukup adil. Peraih rekor tertinggi dalam meja turnamen akan mendapatkan 60 poin bagi timnya, tanpa menghiraukan dari meja mana ia mendapatkannya, ini berarti bahwa mereka yang berprestasi rendah akan bermain dengan yang berprestasi rendah juga dan yang berprestasi tinggi akan bermain dengan yang


(16)

berprestasi tinggi pula sehingga keduanya memiliki hak yang sama untuk sukses. Model TGT menambahkan dimensi kegembiraan yang diperoleh dari penggunaan permainan. Teman satu tim akan saling membantu dalam mempersiapkan diri untuk permainan dengan mempelajari lembar kegiatan dan menjelaskan masalah- masalah satu sama lainnya, tetapi sewaktu siswa sedang bermain dalam game, temannya tidak boleh membantu, hal tersebut untuk memastikan telah terjadi tanggung jawab individual. Sebagaian guru lebih memilih TGT karena faktor menyenangkan dan kegiatannya (Slavin, 2005 : 13).

Kajian yang telah dilakukan oleh Slavin (1977b) dan Janke (1978) konsisten dalam mengindikasikan bahwa TGT dapat memperbaiki perilaku para remaja dari gangguan emosi di dalam kelas. DeVeries, Luccase, dan Shackman (1980) menemukan bahwa TGT memang meningkatkan rasa harga diri sosial pada siswa. Kemudian DeVeries, Edward, dan Wells (1974) menemukan pengaruh yang positif pada model TGT yaitu meningkatkan perasaan para siswa bahwa hasil yang mereka hasilkan tergantung pada kinerja bukan pada keberuntungan. Hulten dan DeVries (1976) dan DeVries, Edward, serta Wells (1974) menemukan bahwa siswa- siswa TGT merasa bahwa sesuatu yang penting adalah melakukan hal yang terbaik di dalam kelas. ( Slavin, 2005 : 129).

Model ini juga telah diujicobakan pada penelitian sebelumnya oleh Fauzi (2010) dengan judul “Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Model Team-Game-Tournament untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Pada Siswa

Kelas X SMA Negeri 1 Batujaya (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Batujaya Tahun Pelajaran 2009/2010)”. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa adanya peningkatan kemampuan siswa dalam berbicara dengan menggunakan Model TGT, siswa menjadi lebih percaya diri dalam mengungkapkan gagasannya dan siswa dapat bertukar pikiran dengan siswa yang lainnya, sehingga menumbuhkan kerjasama dan rasa tanggung jawab.

Selain penelitian di atas, metode kooperatif model TGT juga pernah diujicobakan pada penelitian yang dilakukan oleh Sari Rahma yang berjudul “Penerapan Model Teams Games Tournament dalam pembelajaran menyimak


(17)

Siti Aminah, 2013

Efektivitas Penerapan Metode Kooperatif Model Tgt (Team – Game – Tournament) Dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMKN 1 Cimahi

Bandung Tahun Pelajaran 2008/2009)”. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat diketahui bahwa metode kooperatif model TGT mampumeningkatkan kemampuan siswa dalam menyimak berita dengan nilai rata-rata 74,4 atau 52,86%.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis memilih judul “Efektivitas

Penerapan Metode Kooperatif Model TGT (Team-Game-Tournament) dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi (Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas

XI SMKN 1 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013)”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang uraian di atas, penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut.

1. Siswa masih kurang percaya diri dan kurang produktif dalam menulis argumentasi.

2. Metode yang digunakan oleh guru kurang bervariasi atau kurang berinovasi yang dapat membatasi pengetahuan siswa dalam pembelajaran menulis argumentasi. 3. Pengetahuan siswa yang terbatas sehingga siswa mengalami kesulitan dalam

mengemukakan ide-idenya ketika menulis argumentasi.

4. Kurangnya motivasi siswa dalam pembelajaran menulis argumentasi.

5. Siswa kurang menggunakan bahasa yang baik dan benar dalam pembelajaran menulis argumentasi.

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah sebagai berikut.

1. Kompetensi yang menjadi pusat perhatian adalah kemampuan siswa dalam menulis argumentasi.

2. Metode yang dipilih penulis dalam penelitian ini adalah metode kooperatif model TGT.

3. Siswa yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMKN 1 Cimahi.


(18)

D. Rumusan Masalah

Setelah diidentifikasi, maka penulis merumuskan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kemampuan menulis siswa dalam pembelajaran menulis argumentasi di kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum diberikan model TGT?

2. Bagaimana kemampuan menulis siswa dalam pembelajaran menulis argumentasi di kelas eksperimen dan di kelas kontrol sesudah diberikan model TGT?

3. Adakah perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis siswa dalam pembelajaran argumentasi baik di kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum dan sesudah diberikan model TGT?

E. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menetapkan tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan kemampuan menulis siswa dalam pembelajaran menulis argumentasi di kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum diberikan model TGT. 2. Mendeskripsikan kemampuan menulis siswa dalam pembelajaran menulis argumentasi di kelas eksperimen dan kelas kontrol sesudah diberikan model TGT.

3. Mendeskripsikan perbedaan yang signifikan kemampuan menulis siswa dalam pembelajaran menulis argumetasi di kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum dan sesudah diberikan model TGT.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini merupakan kajian ilmiah yang bermanfaat untuk menambah pengalaman dan pemahaman penulis dalam pembelajaran menulis argumentasi dengan menggunakan Model TGT pada Siswa Kelas XI SMKN 1 Cimahi. Selain itu, bagi guru bahasa Indonesia, penelitian ini dapat dijadikan bahasan refensi untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar dalam pembelajaran menulis karangan, dan siswa mendapatkan wawasan serta pengalaman baru dalam pembelajaran menulis argumentasidengan menggunakan Model TGT.


(19)

Siti Aminah, 2013

Efektivitas Penerapan Metode Kooperatif Model Tgt (Team – Game – Tournament) Dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMKN 1 Cimahi

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Sumber data, Populasi/Sampel Penelitian

Menurut Arikunto (2010 :172) sumber data dalam penelitian adalah tempat subjek data dapat diperoleh. Sumber data penelitian ini adalah siswa kelas XI SMKN 1 Cimahi.Menurut Sugiyono ( 2010 : 297 ) populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas; obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan pengertian tersebut, maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas XI SMKN 1 Cimahi XI Kontrol Mekanik A dan B, XI Kontrol Proses A dan B, XI Teknik Komputer Jaringan A dan B, XI Rekayasa Perangkat Lunak A dan B, XI Elektronik Industri A dan B, XI Teknik Pendingin A dan B, Teknik Otomasi Industri Adan B, XI Teknik Penyiaran, pertelevisian, A dan B,

Menurut Sugiyono (2010:117) yang dimaksud dengan sampel adalah bagian dari jumlah dan karekteristik yang dimiliki oleh populasi yang akan diteliti. Dengan kata lain, sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti yang dianggap mewakili terhadap seluruh populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah purposive

sampling yang merupakan suatu cara pengambilan sampel berdasarkan karakteristik

tertentu yang dimiliki sampel sesuai dengan tujuan penelitian. Selain itu, pengambilan sampel ini juga berdasarkan informasi dari guru bahasa indonesia SMK Negeri 1 Cimahi bahwa kelas XI RPL A dan XI RPL B memiliki kemampuan kognitif yang sama. Dengan demikian, dua kelas yang digunakan sebagai sample penelitian, yaitu kelas XI Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) A sebagai kelas eksperimen dan XI Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) B sebagai kelas kontrol.


(20)

Table 3.1

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Jumlah

XI RPL A 34 Siswa

XI RPL B 34 Siswa

Jumlah 68 Siswa

B. Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penelitian dengan pendekatan percobaan atau eksperimen dimaksudkan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat, dengan cara mengekspos satu atau lebih kelompok eksperimental dan satu atau lebih kondisi eksperimen. Hasilnya dibandingkan dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai perlakuan(Syamsudin, Vismaia, 2007:150).

Menurut Sugiyono ( 2010 : 107 ) metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan dengan pemasangan subjek melalui Tes Awal-Tes Akhir dan Kelompok Kontrol). Dalam rancangan ini peneliti melakukan penjodohan terhadap subjek pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dilakukan tes awal dan tes akhir (Syamsuddin dan Vismaia,2007:163). Pola rancangan eksperimen semu menurut Arikunto (2010 : 125) digambarkan sebagai berikut.

Keterangan :

E = kelompok eksperimen

K = kelompok kontrol

X = perlakuan dengan Model TGT(Team-Game-Tournament) Y = perlakuan dengan menggunakan model Jigsaw

O2-O1 = perbedaan pencapaian kelompok eksperimen

E O1 X O2


(21)

Siti Aminah, 2013

Efektivitas Penerapan Metode Kooperatif Model Tgt (Team – Game – Tournament) Dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMKN 1 Cimahi O4-O3 = perbedaan pencapaian kelompok kontrol

C. Definisi Operasional

Definisi operasional penting ada dalam setiap penelitian agar tidak terjadi kesalahpahaman penafsiran terhadap istilah-istilah yang ada dalam sebuah penelitian.Adapun definisi operasional yang terdapat dalam penelitian ini yang berjudul Efektivitas Penerapan Metode Kooperatif Model TGT

(Team-Game-Tournament) dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi (Kuasi Eksperimen Pada

Siswa Kelas XI SMKN 1 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013), adalah sebagai berikut. 1. Pembelajaran menulis karangan argumentasi adalah suatu pembelajaran menulis

karangan argumentasi yang mengemukakan alasan, ide, fakta-fakta yang kuat, dan meyakinkan sehingga orang akan membenarkan pendapat, gagasan, sikap, dan keyakinan penulis.

2. Model TGT merupakan salah satu model dari metode kooperatif. Model ini lebih menekankan adanya kerjasama dalam mencapai tujuan belajar. Terdapat lima tahap dalam TGT yaitu mengajar, belajar kelompok, game(permainan), turnamen, dan penghargaan kelompok untuk pembelajaran menulis.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang biasa digunakan peneliti dalam pengumpulan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, yaitu cermat, lengkap, dan sistematis sehingga mudah diolah datanya (Arikunto, 2006:136). Maka, dalam penelitian ini penulis merancang beberapa instrumen sebagai berikut.

1. Instrumen Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan/latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2010 : 193). Tes digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa (prates) dan kemampuan akhir siswa (Pascates) siswa dalam kemampuan menulis karangan argumentasi setelah proses belajar


(22)

mengajar berlangsung. Bentuk tes dalam penelitian ini adalah bentuk tes tertulis.Pengukuran ini dilakukan kepada para siswa. Tes awal dilakukan untuk mengetahui nilai rata- rata siswa dalam menulis karangan argumentasi sebelum dipengaruhi atau diberikan perlakuan dengan menggunakan model TGT, sedangkan tes akhir digunakan untuk mengetahui nilai rata- rata siswa sesudah diberikan perlakuan model TGT.

Format Pratest

Tes Menulis Karangan Argumentasi Kelas/semester : XI/2

Waktu : 2x40 menit

1. Tulislah nama dan kelas pada kertas yang telah disediakan!

2. Buatlah karangan argumentasi dengan tema “Pro dan Kontra Pemindahan Ibukota Jakarta” dengan ketentuan sebagai berikut.

a. Panjang karangan minimal tiga paragraf

b. Didalamnya terdapat fakta, opini, dan kesimpulan. c. Harus memerhatikan urutan dan kelogisan peristiwa d. Tulis tema di atas karangan

e. Isi karangan harus sesuai dengan tema

f. Harus memerhatikan tanda baca dan penulisan

Format Pascates

Tes Menulis Karangan Argumentasi Kelas/semester : XI/2

Waktu : 2x40 menit

1. Tulislah nama dan kelas pada kertas yang telah disediakan!

2. Buatlah karangan argumentasi dengan tema “Pro dan Kontra Pemindahan Ibukota Jakarta” dengan ketentuan sebagai berikut.

a. Panjang karangan minimal tiga paragraf

b. Didalamnya terdapat fakta, opini, dan kesimpulan. c. Harus memerhatikan urutan dan kelogisan peristiwa


(23)

Siti Aminah, 2013

Efektivitas Penerapan Metode Kooperatif Model Tgt (Team – Game – Tournament) Dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMKN 1 Cimahi d. Tulis tema di atas karangan

e. Isi karangan harus sesuai dengan tema

f. Harus memerhatikan tanda baca dan penulisan

Format PenilaianPenulisan Karangan Argumentasi

Aspek yang Dinilai Skala Penilaian Bobot Skor

1 2 3 4

1. 1. Kebahasaan

a. a. Ejaan 2

b. b. Diksi 2

2. 2. Isi

a. a. Hubungan isi dengan topik 4

b. b. Pengembangan isi 4

3. 3.Teknik Karangan

a. a. Struktur Karangan 4

b. b. Hubungan antarparagraf 4

Jumlah 20

Nurgiyantoro (dalam modifikasi,2010 : 439) Keterangan :

4 = Baik Sekali 3 = Baik 2 = Cukup 1 = Kurang

Deskripsi penilaian secara khusus adalah sebagai berikut.

1. Kebahasaan

a. Ejaan

4 = tidak terdapat kesalahan ejaan

3 = terdapat kesalahan ejaan (1-3 ejaan) dan tampaknya hanya karena ketidak hati-hatian.


(24)

1 = terdapat kesalahan ejaan (7-10 ejaan) dan bersifat konsisten b. Diksi

4 = penggunaan kata atau istilah yang sesuai dengan konteks dan bervariasi 3 = penggunaan kata atau istilah yang sesuai dengan konteks, tetapi tidak

bervariasi

2 = terdapat penggunaan kata atau istilah (1-5 kata) yang kurang tepat tapi tidak mengganggu pemahaman

1 = terdapat penggunaan kata atau istilah (1-5 kata) yang kurang tepat dan mengganggu pemahaman

2.Isi

a. Hubungan isi dengan topik

4 = Struktur isi karangan sesuai/relevan dengan topik

3 = isi karangan cukup sesuai dengan topik walaupun ada hal – hal yang tidak perlu dimasukan dalam karangan

2 = sebagian isi karangan tidak ada hubungannya dengan topik 1 = banyak sekali isi karangan yang tidak berhubungan dengan topik

b. pengembangan isi

4 = isi karangan sangat lengkap, karena topik karangan dikembangkan secara maksimal

3 = pengembangan topik kurang maksimal, tetapi ada hal- hal yang dianggap perlu berdasarkan topik

2 = isi karangan kurang dikembangkan sehingga mengganggu pemahaman 1 = isi karangan hanya menyebutkan masalah secara umum

3. Teknik Karangan

a. Struktur Karangan

4 = karangan ditata dengan rapi, terdapat bagian pendahuluan, isi, dan penutup urutan isi sangat teratur

3 = karangan sudah ditata dengan baik terdapat bagian pendahuluan, isi, dan penutup namun, urutan isi sedikit kacau


(25)

Siti Aminah, 2013

Efektivitas Penerapan Metode Kooperatif Model Tgt (Team – Game – Tournament) Dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMKN 1 Cimahi 1 = susunan karangan agak kacau

b. Hubungan antarparagraf

4 = paragraf berikutnya merupakan kelanjutan paragraf sebelumnya dengan kata penghubung yang tepat, sehingga karangan berkembang dengan harmonis dan enak dibaca

3 = hubungan antraparagraf sudah baik, hanya terganggu oleh kata penghubung yang tidak diperlukan

2 = ada beberapa kalimat dalam paragraf yang tidak ada hubungannya dengan paragraf sebelumnya

1 = banyak paragraf yang tidak saling berhubungan

Kategori Keterangan :

∑ skor karangan siswa 85-100 dikategorikan baik sekali ∑ skor karangan siswa 75-84 dikategorikan baik

∑ skor karangan siswa 60-74 dikategorikan cukup ∑ skor karangan siswa 40-59 dikategorikan kurang ∑ skor karangan siswa 0-39 dikategorikan kurang sekali

Perhitungan nilai akhir dalam skala 0 – 100 adalah sebagai berikut. Nilai akhir = Perolehan skorX skor ideal (100)

Skor maksimum

2 Instrumen Perlakuan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) digunakan sebagai pedoman dalam kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Rencana pelaksanaan pembelajaran ini dibuat dengan mengacu pada silabus yang merupakan penjabaran dari KTSP. Adapun rencana pembelajaran yang penulis gunakan adalah sebagai berikut.


(26)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SMK Negeri 1 Cimahi Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas : XI

Semester : 2

Alokasi Waktu : 10 X 40 Menit (5x pertemuan) A. STANDAR KOMPETENSI :

Berkomunikasi dengan bahasa indonesia setara tingkat madya.

B. KOMPETENSI DASAR :

Menulis wacana bercorak argumentasi

C. INDIKATOR :

 Mengidentifikasi struktur karangan argumentasi.

 Mengemukakan topik atau tema karangan argumentasi.

 Mengidentifikasi penggunaan skema karangan argumentasi.

 Membuat kerangka karangan argumentasi

 Mengembangkan kerangka menjadi karangan argumentasi.

D. TUJUAN PEMBELAJARAN :

 Siswa mampu memahami struktur karangan argumentasi.

 Siswa mampu menuliskan atau mendata topik – topik atau tema yang dapat dikembangkan menjadi karangan argumentasi.

 Siswa mampu mengidentifikasi skema karangan yang dapat dikembangkan dalam karangan argumentasi.

 Siswa mampu membuat kerangka karangan argumentasi.

 Siswa dapat membuat kerangka argumentasi sesuai kriteria memiliki kelengkapan fakta, kelogisan opini serta menggunakan bahasa dan ejaan yang tepat.

E. MATERI PEMBELAJARAN :

Karangan argumentasi adalah karangan yang berisi pendapat, sikap, atau penilaian terhadap suatu hal yang disertai dengan alasan, bukti-bukti, dan pernyataan- pernyataan yang logis. Tujuan karangan argumentasi adalah berusaha meyakinkan


(27)

Siti Aminah, 2013

Efektivitas Penerapan Metode Kooperatif Model Tgt (Team – Game – Tournament) Dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMKN 1 Cimahi

pembaca akan kebenaran pendapat pengarang. Karangan argumentasi dapat juga berisi tanggapan atau sanggahan terhadap suatu pendapat dengan memaparkan alasan- alasan yang rasional dan logis.

Menurut Akhadiah (1998 : 11) karangan argumetasi mempunyai ciri- ciri sebagai berikut.

a. Berisi argumen sebagai uapaya pembuktian suatu pendapat atau sikap

b. Bertujuan meyakinkan pembaca agar mengikuti apa yang dikemukakan penulis c. Menggunakan logika atau penalaran sebagai landasan berpikir

d. Bertolak dari fakta atau evidensi-evidensi

e. Bersikap mendesakan pendapat atau sikap kepada pembaca.

f. Menggunakan kata penghubung oleh sebab itu, dengan demikian, dan akibatnya, oleh karena itu.

g. Mencantumkan pendapat orang lain, pakar, atau sumber lain.

Menurut Keraf ( 200 : 104 – 107 ) struktur atau susunan karangan argumentasi dibagi menjadi tiga bagian berikut.

a.Pendahuluan

Pada bab bagian ini penulis memusatkan perhatian pembaca kepada argumen- argumen yang akan disampaikan, serta menunjukan dasar- dasar menagapa argumentasi itu harus dikemukakan dalam kesempatan tersebut.

b.Tubuh argumen

Dalam bagian ini penulis mengungkapkan fakta- fakta atau evidensi – evidensi pendukung argumennya.

c.Kesimpulan dan ringkasan

Menurut Keraf (2007 : 105 ), sebuah karangan yang baik adalah hanya mempunyai sebuah topik yang dikembangkan. Ketika menentukan topik dalam karangan argumentasi, penulis harus memerhatikan hal – hal sebagai berikut. a. Berhubungan dengan pengetahuan kita.

b. Menarik dan sesuai dengan minat. c. Ruang lingkupnya tidak terlalu luas. d. Memiliki data dan fakta yang objektif.


(28)

F. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN

Metode atau model yang digunakan dalam pembelajaran menulis argumentasi adalah metode kooperatif model TGT ( Team - Game – Tournament).

G. MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN

- Laptop

- Speker

- Infokus / LCD - Teks argumentasi - Buku paket :

1. Irman, dkk. 2010. Bahasa Indonesia 2. Bandung : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

2. Keraf, Gorys. 2000. Argumentasi dan Narasi. Jakarta : Gramedia.

H. LANGKAH – LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

1. Kegiatan pembelajaran pertemuan I

Kegiatan Pembelajaran waktu

Kegiatan Awal

 Guru mengucapkan salam

 peserta didik membaca ayat suci Al- quraan

 Guru mengecek kehadiran peserta didik

 Memotivasi peserta didik sebagai kegiatan apersepsi.

10 menit

 Kegiatan Inti

 Peserta didik diberikan tugas untuk membuat karangan argumentasi.(Prates)

 Peserta didik diberikan sedikit materi tentang karangan argumentasi

60 menit


(29)

Siti Aminah, 2013

Efektivitas Penerapan Metode Kooperatif Model Tgt (Team – Game – Tournament) Dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMKN 1 Cimahi

 Peserta didik diberikan untuk bertanya apabila ada yang tidak dimengerti.

 Peserta didik memberikan reflekasi terhadap pembelajaran yang telah berlangsung.

 Guru menutup pembelajaran dan memberikan tugas kepada peserta didik untuk membeca contoh karangan argumentasi dan mengidentifikasi struktur karangan dan tema – tema yang dapat dikembangkan menjadi karangan argumentasi.

2. Kegiatan pembelajaran pertemuan II

Kegiatan Pembelajaran Waktu

a. Kegiatan Awal

 Guru mengucapkan salam

 Peserta didik membaca ayat suci Al – quraan

 Memotivasi peserta didik sebagai kegiatan apersepsi

 Menyampaikan tujuan pembelajaran dan rangkaian pembelajaran yang akan dilakukan dengan menggunakan model TGT.

 Peserta didik dibagi ke dalam 5 tim atau kelompok secara acak.

10 menit

b. Kegiatan Inti

1. Tahap prapenulisan

 Peserta didik merefleksi pengetahuan mereka mengenai karangan argumentasi.

 Setiap tim/ kelompok berdiskusi sesuai dengan tema yang diberikan oleh guru.

2. Tahap penulisan

 Peserta didik diberikan permainan, yaitu


(30)

dengan setiap anggota tim menulis karangan argumentasi.

3. Tahap Pasca penulisan

 Peserta didik bersama – sama memeriksa dan merivisi hasil menulis karangan argumentasi siswa dengan penilaian penggunaan tanda baca, ejaan, dan kefektifan kalimat sesuai dengan arahan guru

 Setiap siswa yang karangan argumentasinya sesuai dengan kriteria penilaian akan mendapatkan poin yang dikumpulkan di meja turnamen

c. Kegiatan Akhir

 Peserta didik menjawab pertanyaan guru mengenai kegiatan tes yang telah dilakukan.

 Peserta didik diberikan kesempatan untuk bertanya apabila ada yang kurang dimengerti.

 Peserta didik memberikan refleksi terhadap pembelajaran yang telah berlangsung.

 Guru menutup pembelajaran dan memberikan tugas kepada peserta didik untuk membaca contoh karangan argumentasi dan

mengidentifikasi struktur karangan dan tema – tema yang dapat dikembangkan menjadi karangan argumentasi.

10 enit

3.Kegiatan pembelajaran pertemuan III

Kegiatan pembelajaran Waktu

a. Kegiatan Awal

 Guru mengucapkan salam


(31)

Siti Aminah, 2013

Efektivitas Penerapan Metode Kooperatif Model Tgt (Team – Game – Tournament) Dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMKN 1 Cimahi

 Peserta didik membaca ayat suci Al – Quraan

 Guru mengecek kehadiran peserta didik

 Memotivasi peserta didik sebagai kegiatan apersepsi.

 Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran. b. Kegiatan Inti

1. Tahap Prapenulisan

 Tim siswa yang telah dibentuk pada pertemuan pertama, akan diberikan permainan kembali.

 Setiap tim akan diberikan tugas untuk membuat karangan argumentasi.

2. Tahap penulisan

 Setaip anggota tim menulis karangan

argumentasi sesuai dengan ketentuan penulisan dan struktur karangan argumentasi.

3. Tahap Pasca penulisan

 Peserta didik bersama – sama memeriksa hasil karangan argumentasi sesuai dengann penulisan yang tepat dan struktur karangan argumentasi .

 Hasil karangan argumetasi peserta didik yang sesuai dengan kriteria penulisan akan mendapatkan poin tambahan untuk turnamen.

 Peserta didik yang mendapat poin besar ketika turnamen berlangsung kan dipisahkan dengan peserta didik yang mendapat poin sedang dan poin rendah.

60 menit

c. Kegiatan Akhir

 Peserta didik menjawab pertanyaan guru mengenai kegiatan tes yang telah dilakukan.

 Peserta didik memberikan refleksi terhadap


(32)

pembelajaran yang telah berlangsung.

 Guru menutup pembelajaran dan memberikan tugas kepada peserta didik untuk lebih banyak membaca karangan argumentasi beserta strukturnya untuk dipersiapkan di ajang turnamen pada pertemuan selanjutnya.

4. Kegiatan pembelajaran pertemuan IV

Kegiatan Pembelajaran Waktu

a. Kegiatan Awal

 Guru mengucapkan salam

 Peserta didik membaca ayat suci A; - quraan

 Guru mengecek kehadiran peserta didik

 Memotivasi peserta didikmsebagai kegiatan apersepsi.

 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

10 menit

b. Kegiatan Inti

1. Tahap prapenulisan

 Guru membentuk meja turnamen yang terdiri dari meja turnamen tinggi, sedang, dan rendah.

 Peserta didik dibentuk tim sesuai dengan poin yang mereka dapatkan.

 Peserta didik yang memiliki poin tinggi akan bertanding dengan peserta didik yang mendapat poin tinggi, peserta didik yang mendapat poin sedang kan bertanding dengan peserta didik yang mendapat poin sedang, begitu pula terhadap siswa yang mendapat poin rendah akan bertanding dengan peserta didik yang mendapat poin rendah.

2. Tahap Penulisan

 Peserta didik yang telah dibentuk tim akan bertanding sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan


(33)

Siti Aminah, 2013

Efektivitas Penerapan Metode Kooperatif Model Tgt (Team – Game – Tournament) Dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMKN 1 Cimahi

 Guru akan memutarkan tayangan video.

 Tim memerhatikan tayangan video tersebut dan setiap anggota tim menulis karangan argumentasi sesuai dengan tema dari tayangan video.

3. Tahap pasca penulisan

 Karangan argumentasi tim akan diperiksa dan direvisi sesuai dengan kriteria penulisan yang tepat seperti ejaan, kalimat, diksi, dll dan struktur karangan secara bersama- sama.

 Peserta didik yang penulisan karangan argumentasinya menurun akan pindah ke meja tim yang sedang, apabila peserta didik penulisan karangan argumentasinya mengalami peningkatan akan maju ke meja tinggi dan sebaliknya.

 Penilaian pseseta didik akan dinilai secara individu dan secara tim.

 Poin yang diperoleh peserta didik akan dikumpulkan untuk mengetahui siapa pemenangnya.

c. Kegiatan Akhir

 Peserta didik menjawab pertanyaan guru mengenai kegiatan tes yang telah dilakukan

 Peserta didik memberikan refleksi terhadap pembelajaran yang telah berlangsung.

 Peserta didik diberikan kesempatan oleh guru untuk bertanya, apabila ada yang kurang mengerti.

 Guru menutup pembelajaran dan memberikan tugas kepada peserta didik untuk lebih banyak membaca karangan argumentasi beserta strukturnya untuk dipersiapkan di ajang turnamen pada pertemuan selanjutnya.


(34)

5.kegiatan pembelajaran pertemuan V

Kegiatan pembelajaran Waktu

a. Kegiatan Awal

 Guru mengucapkan salam

 Peserta didik membaca ayat suci Al- quraan

 Guru mengecek kehadiran siswa

 Memotivasi peserta didik sebagai kegiatan apersepsi

 Guru memnyapikan tujuan pembelajaran.

 Peserta didik dibagi ke dalam tim turnamen sesuai dengan urutan pertemuan sebelumnya.

10 menit

b. Kegiatan Inti

1. Tahap prapenulisan

 Siswa memerhatikan tayangan video sesuai dengan tema karangan argumentasi yang akan mereka kerjakan 2. Tahap penulisan

 Peserta didik menulis karangan argumentasi sesuai tema yang telah ditentukan.

3. Tahap pasca penulisan

 Karangan argumentasi tim akan diperiksa dan direvisi sesuai dengan kriteria penulisan yang tepat seperti ejaan, kalimat, diksi, dll dan struktur karangan secara bersama- sama.

 Tim yang memperoleh poin yang besar akan mendapatkan penghargaan berupa piagam atau hadiah sesaui dengan meja turnamen masing- masing tim.

60 menit

c. Kegiatan Akhir

 Peserta didik menjawab pertanyaan guru mengenai kegiatan tes yang telah dilakukan

 Peserta didik memberikan refleksi terhadap pembelajaran 10 enit


(35)

Siti Aminah, 2013

Efektivitas Penerapan Metode Kooperatif Model Tgt (Team – Game – Tournament) Dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMKN 1 Cimahi

yang telah berlangsung.

 Peserta didik diberikan kesempatan oleh guru untuk bertanya, apabila ada yang kurang mengerti.

 Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.

I. PENILAIAN DAN EVALUASI

1. Jenis tes a. Penugasan 2. Prosedur a. Tes awal b. Tes proses c. Tes akhir 3. Instrumen

Instrument tes awal dan tes akhir menulis karangan argumentasi. Tes Menulis Karangan Argumentasi Kelas/semester : XI/2

Waktu : 2x40 menit

1. Tulislah nama dan kelas pada kertas yang telah disediakan!

2. Buatlah karangan argumentasi dengan tema “Pro dan Kontra Pemindahan Ibukota Jakarta” dengan ketentuan sebagai berikut.

a. Panjang karangan minimal tiga paragraf

b. Didalamnya terdapat fakta, opini, dan kesimpulan. c. Harus memerhatikan urutan dan kelogisan peristiwa d. Tulis tema di atas karangan

e. Isi karangan harus sesuai dengan tema


(36)

Format Penilain Menulis Karangan Argumentasi

Aspek yang dinilai Skala penilaian Bobot skor

1 2 3 4

a. 1. Kebahasaan 2

b. a. Ejaan

c. b. Diksi 2

1. 2. Isi

a. a. Hubungan isi dengan topik 4

b. b. Pengembangan isi 4

2. 3. Teknik karangan

a. a. Struktur karangan 4

b. . Hubungan antar paragraph 4

Jumlah 20

Keterangan : 4 = baik sekali 3 = baik 2= cukup 1 = kurang


(37)

Siti Aminah, 2013

Efektivitas Penerapan Metode Kooperatif Model Tgt (Team – Game – Tournament) Dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMKN 1 Cimahi

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SMK Negeri 1 Cimahi Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas : XI

Semester : 2

Alokasi Waktu : 10 X 40 Menit (5x pertemuan)

A. STANDAR KOMPETENSI :

Berkomunikasi dengan bahasa indonesia setara tingkat madya.

B. KOMPETENSI DASAR :

Menulis wacana bercorak argumentasi

C. INDIKATOR :

 Mengidentifikasi struktur karangan argumentasi.

 Mengemukakan topik atau tema karangan argumentasi.

 Mengidentifikasi penggunaan skema karangan argumentasi.

 Membuat kerangka karangan argumentasi

 Mengembangkan kerangka menjadi karangan argumentasi.

D. TUJUAN PEMBELAJARAN :

Siswa mampu memahami struktur karangan argumentasi.

 Siswa mampu menuliskan atau mendata topik – topik atau tema yang dapat dikembangkan menjadi karangan argumentasi.

 Siswa mampu mengidentifikasi skema karangan yang dapat dikembangkan dalam karangan argumentasi.

Siswa mampu membuat kerangka karangan argumentasi.

 Siswa dapat membuat kerangka argumentasi sesuai kriteria memiliki kelengkapan fakta, kelogisan opini serta menggunakan bahasa dan ejaan yang tepat.


(38)

E. MATERI PEMBELAJARAN :

Karangan argumentasi adalah karangan yang berisi pendapat, sikap, atau penilaian terhadap suatu hal yang disertai dengan alasan, bukti-bukti, dan pernyataan- pernyataan yang logis. Tujuan karangan argumentasi adalah berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran pendapat pengarang. Karangan argumentasi dapat juga berisi tanggapan atau sanggahan terhadap suatu pendapat dengan memaparkan alasan- alasan yang rasional dan logis.

Menurut Akhadiah (1998 : 11) karangan argumetasi mempunyai ciri- ciri sebagai berikut.

a. Berisi argumen sebagai uapaya pembuktian suatu pendapat atau sikap

b. Bertujuan meyakinkan pembaca agar mengikuti apa yang dikemukakan penulis c. Menggunakan logika atau penalaran sebagai landasan berpikir

d. Bertolak dari fakta atau evidensi-evidensi

e. Bersikap mendesakan pendapat atau sikap kepada pembaca.

f. Menggunakan kata penghubung oleh sebab itu, dengan demikian, dan akibatnya, oleh karena itu.

g. Mencantumkan pendapat orang lain, pakar, atau sumber lain.

Menurut Keraf ( 200 : 104 – 107 ) struktur atau susunan karangan argumentasi dibagi menjadi tiga bagian berikut.

a. Pendahuluan

Pada bab bagian ini penulis memusatkan perhatian pembaca kepada argumen- argumen yang akan disampaikan, serta menunjukan dasar- dasar menagapa argumentasi itu harus dikemukakan dalam kesempatan tersebut.

b. Tubuh argumen

Dalam bagian ini penulis mengungkapkan fakta- fakta atau evidensi – evidensi pendukung argumennya.

c. Kesimpulan dan ringkasan

Menurut Keraf (2007 : 105 ), sebuah karangan yang baik adalah hanya mempunyai sebuah topik yang dikembangkan. Ketika menentukan topik dalam karangan argumentasi, penulis harus memerhatikan hal – hal sebagai berikut.


(39)

Siti Aminah, 2013

Efektivitas Penerapan Metode Kooperatif Model Tgt (Team – Game – Tournament) Dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMKN 1 Cimahi b. Menarik dan sesuai dengan minat.

c. Ruang lingkupnya tidak terlalu luas. d. Memiliki data dan fakta yang objektif.

e. Memiliki sumber acuan dan bahan kepustakaan.

F. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN

Metode atau model yang digunakan dalam pembelajaran menulis argumentasi adalah metode jigsaw.

G. MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN

- Laptop - Speker

- Infokus / LCD - Teks argumentasi - Buku paket :

1. Irman, dkk. 2010. Bahasa Indonesia 2. Bandung : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

2. Keraf, Gorys. 2000. Argumentasi dan Narasi. Jakarta : Gramedia.

H. LANGKAH – LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

1. Kegiatan pembelajaran pertemuan I

Kegiatan pembelajaran Waktu

 Kegiatan Awal

 Guru mengucapkan salam

 Peserta didik membac ayat suci Al – quraan

 Guru mengecek kehadiran peserta didik

 Memotivasi peserta didik sebagai kegiatan apersepsi.

10 menit

 Kegiatan Inti

 Peserta didik diberikan tugas untuk menulis karangan argumentasi.

 Guru menyampaikan materi tentang karangan


(40)

argumentasi.

 Kegiatan Akhir

 Peserta didik diberikan kesempatan untuk bertanya apabila ada yang kurang mengerti.

 Guru menutup pembelajaran dan memberikan tugas kepada siswa untuk membaca contoh karangan argumentasi dan mengidentifikasi struktur karangan dan tema – tema yang dapat dikembangkan menjadi karangan argumentasi.

10 enit

2. Kegiatan pembelajaran pertemuan II

Kegiatan pembelajaran Waktu

a. Kegiatan Awal

 Guru mengucapkan salam

 Peserta didik membaca ayat suci Al – quraan

 Memotivasi peserta didik sebagai kegiatan apersepsi.

 Menyampaikan tujuan pembelajaran dan rangkaian pembelajaran yang akan dilakukan dengan menggunakan model jigsaw.

10 menit

b. Kegiatan Inti

1. Tahap prapenulisan

 Peserta didik merefleksi pengetahuan mereka mengenai karangan argumentasi.

 Peserta didik dibagi ke dalam 5 kelompok secara acak.

 Setiap kelompok berdiskusi tentang karangan argumentasi dan penulisan karangan argumentasi baik itu dalam ejaan, diksi, istilah, dll serta struktr karanagn argumentasi.

2. Tahap penulisan


(41)

Siti Aminah, 2013

Efektivitas Penerapan Metode Kooperatif Model Tgt (Team – Game – Tournament) Dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMKN 1 Cimahi

 Salah satu anggota setaip kelompok berkeliling sebagai perwakilan kelompoknya untuk memberitahukan materi yang telah didiskusikan dalam kelompok sebelumnya.

 Peserta didik menulis karangan argumentasi. 3. Tahap pasca penulisan

 Setaip kelompok memeriksa karangan argumentasi kelompok lainnya untuk diperiksa dan direvisi baik segi penulisan maupun struktur.

c. Kegiatan akhir

 Peserta didik menjawab pertanyaan guru mengenai kegiatan tes yang telah dilakukan.

 Peserta didik diberikan kesempatan untuk bertanya apabila ada yang kurang dimengerti.

 Peserta didik memberikan refleksi terhadap pembelajaran yang telah berlangsung.

 Guru menutup pembelajaran dan memberikan tugas kepada siswa untuk membaca contoh karangan argumentasi dan mengidentifikasi struktur karangan dan tema – tema yang dapat dikembangkan menjadi karangan argumentasi.

10 menit

3.kegiatan pembelajaran pertemuan III

Kegiatan pembelajaran Waktu

a. Kegiatan Awal

 Guru mengucapkan salam

 Peserta didik membaca ayat suci Al – quraan

 Memotivasi peserta didik sebagai kegiatan apersepsi.

 Menyampaikan tujuan pembelajaran


(42)

b. Kegiatan inti

1. Tahap prapenulisan

 Peserta didik dipersilahkan duduk sesuai dengan kelompoknya

 Setiap kelompok berdikusi kembali sesuai dengan tema yang diberikan oleh guru.

2. Tahap penulisan

 Setiap anggota kelompok membuat karangan argumentasi

3. Tahap pasca penulisan

 Hasil karangan argumentasi setiap kelomok diacak

 Setiap kelompok memeriksa dan merivisi hasil karangan peserta didik lainnya baik dari segi penulisan seperti ejaan, diksi dll, serta struktur penulisan argumentasi.

60 menit

c. Kegiatan akhir

 Peserta didik menjawab pertanyaan guru mengenai kegiatan tes yang telah dilakukan.

 Peserta didik diberikan kesempatan untuk bertanya apabila ada yang kurang dimengerti.

 Peserta didik memberikan refleksi terhadap pembelajaran yang telah berlangsung.

 Guru menutup pembelajaran dan memberikan tugas kepada siswa untuk membaca contoh karangan argumentasi dan mengidentifikasi struktur karangan dan tema – tema yang dapat dikembangkan menjadi karangan argumentasi.

10 menit

4.kegiatan pembelajaran pertemuan VI


(43)

Siti Aminah, 2013

Efektivitas Penerapan Metode Kooperatif Model Tgt (Team – Game – Tournament) Dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMKN 1 Cimahi a. Kegiatan Awal

 Guru mengucapkan salam

 Peserta didik membaca ayat suci Al – quraan

 Memotivasi peserta didik sebagai kegiatan apersepsi.

 Menyampaikan tujuan pembelajaran

10 menit

b. Kegiatan Inti

1. Tahap prapenulisan

 Peserta didik dipersilahkan duduk sesuai dengan kelompoknya.

 Guru memutarkan tayangan video

 Setiap kelompok berdiskusi kembali tentang tema yang diberikan oleh guru.

 Perwakilan tiap kelompok berkeliling untuk menyampaikan materi yang telah didiskusikan/ 2. Tahap penulisan

 Peserta didik menulis karangan argumentasi. 3. Tahap pasca penulisan

 Setiap kelompok memeriksa dan merivisi hasil karangan peserta didik lainnya baik dari segi penulisan seperti ejaan, diksi dll, serta struktur penulisan argumentasi

60 menit

c. Kegiatan akhir

 Peserta didik menjawab pertanyaan guru mengenai kegiatan tes yang telah dilakukan.

 Peserta didik diberikan kesempatan untuk bertanya apabila ada yang kurang dimengerti.

 Peserta didik memberikan refleksi terhadap pembelajaran yang telah berlangsung.

 Guru menutup pembelajaran dan memberikan tugas kepada siswa untuk membaca contoh karangan

argumentasi dan mengidentifikasi struktur karangan dan


(44)

tema – tema yang dapat dikembangkan menjadi karangan argumentasi

5.kegiatan pembelajaran pertemuan V

Kegiatan pembelajaran Waktu

a. Kegiatan Awal

 Guru mengucapkan salam

 Peserta didik membaca ayat suci Al – quraan

 Memotivasi peserta didik sebagai kegiatan apersepsi.

 Menyampaikan tujuan pembelajaran

10 menit

b. Kegiatan Inti

1. Tahap prapenulisan

 Peserta didik dipersilahkan duduk sesuai dengan kelompoknya.

 Guru memutarkan tayangan video

 Setiap kelompok berdiskusi kembali tentang tema yang diberikan oleh guru.

 Perwakilan tiap kelompok berkeliling untuk menyampaikan materi yang telah didiskusikan/

 Peserta didik menulis karangan argumentasi.

 Setiap kelompok memeriksa dan merivisi hasil karangan peserta didik lainnya baik dari segi penulisan seperti ejaan, diksi dll, serta struktur penulisan argumentasi

60 menit

c. Kegiatan akhir

 Peserta didik menjawab pertanyaan guru mengenai kegiatan tes yang telah dilakukan.

 Peserta didik diberikan kesempatan untuk bertanya apabila ada yang kurang


(45)

Siti Aminah, 2013

Efektivitas Penerapan Metode Kooperatif Model Tgt (Team – Game – Tournament) Dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMKN 1 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu dimengerti.

 Peserta didik memberikan refleksi terhadap pembelajaran yang telah berlangsung.

 Guru menutup pembelajaran dan memberikan tugas kepada siswa untuk membaca contoh karangan argumentasi dan mengidentifikasi struktur karangan dan tema – tema yang dapat dikembangkan menjadi karangan argumentasi

I.PENILAIAN DAN EVALUASI

1. Jenis Tes a. penugasan 2. prosedur a. tes awal b. tes proses c. tes akhir

3. instrumen

Instrumen tes awal dan tes akhir menulis karangan argumentasi. Tes Menulis Karangan Argumentasi Kelas/semesterr : XI/2

Waktu : 2x40 menit

1. Tulislah nama dan kelas pada kertas yang telah disediakan!

2. Buatlah karangan argumentasi dengan tema “Pro dan Kontra Pemindahan Ibukota Jakarta” dengan ketentuan sebagai berikut.

a. Panjang karangan minimal tiga paragraph

b. Didalamnya terdapat fakta, opini, dan kesimpulan. c. Harus memerhatikan urutan dan kelogisan peristiwa d. Tulis tema di atas karangan


(46)

Format Penilain Menulis Karangan Argumentasi

Aspek yang dinilai Skala penilaian Bobot skor

1 2 3 4

1. 1. Kebahasaan

a.Ejaan 2

a. b.Diksi 2

2. 2. Isi

a. Hubungan isi dengan topik 4

b.Pengembangan isi 4

3. 3. Teknik karangan

a. a. Struktur karangan 4

b. b. Hubungan antar paragraph 4

Jumlah 20

Keterangan : 4 = sangat baik 3 = baik 2 = cukup 1 = kurang

E. Teknik Penelitian

Teknik penelitian terbagi menjadi dua, yaitu teknik pengumpulan data dan pengolahan data.

1. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2010 : 308) teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah


(47)

Siti Aminah, 2013

Efektivitas Penerapan Metode Kooperatif Model Tgt (Team – Game – Tournament) Dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMKN 1 Cimahi

mendapatkan data. Menurut Arikunto (2010 : 193 ) mengemukakan bahwa teknik pengumpulan data adalah cara dan alat yang digunakan untuk mengumpulkan informasi atau keterangan mengenai subjek penelitian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui teknik tes. Tes diberikan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menulis argumentasi.Tes diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebanyak dua kali, yakni sebelum mendapat perlakuan dan setelah mendapat perlakuan.Perlakuan yang diberikan kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen sebanyak tiga kali perlakuan. Perlakuan yang diberikan kepada kelas eksperimen dengan menggunakan model TGT sedangkan perlakuan yang diberikan pada kelas kontrol menggunakan model Jigsaw.

Langkah – langkah yang digunakan di dalam pengambilan data dengan tes digambarkan dalam diagram berikut.

Diagram 3.2 Pengumpulan Data

Berdasarkan diagram di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut. 1) Kegiatan prates di kelas kontrol dan kelas eksperimen

Kegiatan pratest di kelas eksperimen dan kelas kontrol

Pemberian perlakuan pertama di kelas eksperimen dan kelas kontrol

Perlakuan kedua di kelas eksperimen dan kelas kontrol Pemberian perlakuan

ketiga di kelas eksperimen dan kelas kontrol

Kegiatan pascates di kelas eksperimen dan kelas kontrol


(48)

Kegiatan prates diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengukur kemampua n awal siswa, yaitu untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis argumentasi sebelum diberikan perlakuan. Kegiatan prates baik di kelas kontrol maupun di kelas eksperimen mendapatkan perlakuan yang sama, baik dari segi materi dan lamanya jam pelajaran. Kegiatan prates di kelas eksperimen dilakukan pada hari Rabu, 1 Mei 2013 pukul 07.00 - 08.20 sedangkan prates di kelas kontrol dilakukan pada hari Kamis, 2 Mei 2013 pukul 13.30 – 14.50.

2) Pemberian perlakuan di kelas eksperimen dan kelas kontrol

Setelah melakukan prates kegiatan selanjutnya adalah memberikan perlakuan pembelajaran menulis argumentasi di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen menggunakan model TGT sedangakan pada kelas kontrol diberikan perlakuan dengan menggunakan model Jigsaw. Perlakuan yang diberikan baik kepada kelas eksperimen maupun kepada kelas kontrol diberi perlakuan sebanyak tiga kali.

a. Perlakuan pertama

Perlakuan pertama siswa melakukan kegiatan menganalisis struktur karangan argumentasi dan menentukan topik – topik yang dapat dikembangkan menjadi karangan argumentsi. Perlakuan pertama di kelas eksperimen dilaksanakan pada hari rabu, 8 Mei 2013 pukul 07.00 – 08.20 dan di kelas kontrol dilaksanakan pada hari Kamis, 9 Mei 2013 pukul 13.30 – 14.50.

b. Perlakuan kedua

Perlakuan kedua, pembelajaran pembelajaran menekankan siswa untuk memahami fakta dan opini dalam karangan argumentasi. Perlakuan kedua di kelas eksperimen dilaksanakan pada hari Rabu, 15 Mei 2013 pukul 07.00 – 08.20 dan pada kelas kontrol dilaksanakan pada hari Kamis, 16 Mei 2013 pukul 13.30 – 14.50.

c. Perlakuan ketiga

Pada pertemuan ketiga, perlakuan pembelajaran lebih menekankan unsur ejaan dan kekomunikatifan karangan, perlakuan ketiga pada kelas eksperimen dilaksanakan pada hari Rabu, 22 Mei 2013 pukul 07.00 – 08.20 dan kelas kontrol pada hari Kamis, 23 Mei 2013 pukul 13.30 – 14.50.


(49)

Siti Aminah, 2013

Efektivitas Penerapan Metode Kooperatif Model Tgt (Team – Game – Tournament) Dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMKN 1 Cimahi 3) Kegiatan pascates di kelas eksperimen dan kelas kontrol

Kegiatan pascates dilakukan di kelas eksperimen dan di kelas kontrol. Di kelas eksperimen tes dilakukan untuk mengukur pengaruh pemberian perlakuan dengan menggunakan model TGT, sedangkan di kelas kontrol tes dilakukan untuk mengukur pengaruh pemberian perlakuan dengan menggunakan model Jigsaw. Hasil tes akhir di kelas eksperimen dan kelas kontrol kemudian dihitung dengan rumus statistic, akan menentukan di terima atau di tolaknya hipotesis penelitian ini. Kegiatan tes akhir di kelas eksperimen dilaksanakan pada hari Rabu, 29 Mei 2013 pukul 07.00- 08.20 dan kelas kontrol pada hari Kamis, 30 Mei 2013 pukul 13.30 – 14.50.

2. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan pada saat semua data telah terkumpul. Data yang berupa hasil tes awal dan hasil tes akhir menulis karangan argumentasi. Setelah data terkumpul melalui tes awal dan tes akhir, langkah berikutnya adalah mengolah data dan menganalisis data tersebut dengan menggunakan rumus statistika.Pengolahan data dilakukan secara kuantitatif. Kemudian data yang telah diperoleh dari hasil tes awal dan tes akhir akan diolah dengan cara membandingkan tes awal dan tes akhir baik di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol. Adapun langkah – langkah pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut.

a. Menilai dan menganalisis hasil prates dan pascates menulis argumentasi sesuai kriteria penilaian menulis argumentasi yang telah ditetapkan, kemudian dianalisis dan ditabulasikan. Tujuannya yaitu untuk mengetahui nilai rata- rata prates dan pascates yang diperoleh siswa. Penilaian hasil prates dan pascates menulis argumentasi siswa dinilai oleh tiga orang penilai.

Nilai = Skor yang diperolehX100%

Skor maksimal

b. Menyusun skor hasil prates dan pascates siswa dalam menulis argumentasi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol antara penilai.


(50)

Skor rata – rata = total skor yang diperoleh

Jumlah penilai

c. Melakukan uji reliabilitas antarpenimbang untuk skor prates dan pascates. Uji reliabilitas antarpenimbang dilakukan untuk mengetahui tingkat reliabilitas penilai antara penguji yang satu dengan yang lainnya bagi setiap testi. Langkah – langkahnya adalah sebagai berikut.

1) Membuat tabel –tabel data hasil uji antarpenimbang hasil skor prates dan pascates kelas eksperimen dan kelas kontrol.

2) Uji reliabilitas dengan mencari nilai :

kk = t - t - p

Setelah itu, hasil data – data tersebut dimasukan dalam format ANAVA Reliabilitas antarpenimbang dilakukan dengan menggunakan rumus sebgai berikut.

=

Kemudian hasil tersebut dilihat dalam tabel Guildford sebagai berikut.

Tabel 3.3

Koefiesien korelasi Interpretasi

0,80 < rxy ≤ 1,00 Korelasi sangat tinggi 0,60 < rxy ≤ 0,80 Korelasi tinggi

0,40 < rxy ≤ 0,60 Korelasi sedang 0,20 < rxy ≤ 0,40 Korelasi rendah

rxy≤0,20 Tidak ada korelasi

Untuk menentukan teknik statistik yang akan dipakai, penulis terlebih dahulu menguji normalitas tes awal dan akhir pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji


(51)

Siti Aminah, 2013

Efektivitas Penerapan Metode Kooperatif Model Tgt (Team – Game – Tournament) Dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMKN 1 Cimahi

normalitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah data yang terkumpul tersebar secara normal atau tidak. Uji normalitas ini merupakan langkah awal untuk dilakukan teknik – teknik selanjutnya dengan langkah sebagai berikut.

a. Perumusan Hipotesis

H1 =data berasal dari distribusi normal

H0 = data bukan berasal dari data distribusi normal b. Dasar Pengambilan Keputusan

Jika X2hitung < X2tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima Jika X2hitung> X2 tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak c. Membuat rentang daftar distribusi mean (prates) d. Menentukan daftar frekuensi observasi dan ekspetasi e. Menghitung mean

(Sugiyono,2009 : 54)

f. Menghitung standar deviasi

g. Menghitung rumus Chi- Kuadrat untuk uji normalitas data.

Keterangan :

X2 = nilai Chi Kuadrat

oi = Frekuensi observasi atau pengamatan

Ei = Frekuensi ekspetasi atau frekuensi yang diharapkan

( Subana dan Sudrajat,2011 : 153) Rumus untuk mencari frekuensi ekspetasi (Ei)

Keterangan :


(52)

Ei = frekuensi yang diharapkan (frekuensi ekspetasi) ∑fk = jumlah frejuensi pada kolom

∑fb = jumlah frekuensi pada baris

(Sudjana2005 : 277)

3) Menguji Homogenitas Varians

Perhitungan ini dilakukan untuk mengetahui nilai varians tes awal kelompok kontrol dan eksperimen bersifat homogen atau tidak. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.

F = varian besar Varian kecil

Apabila kedua data dari sampel yang berasal dari populasi berdistribusi normal, rumus menguji homogentias menjadi :

(Subana dan Sudrajat, 2011: 161) Keterangan :

S12 : varian besar S22 : varians kecil Kriteria pengujian :

H0 diterima jika H1 ditolak jika

Dengan dk pembilang = n dan dk penyebut = n

4) Menguji hipotesis dengan menggunakan Uji t dengan langkah – langkah sebagai berikut.

a. Mencari Mx Mx =∑X N


(53)

Siti Aminah, 2013

Efektivitas Penerapan Metode Kooperatif Model Tgt (Team – Game – Tournament) Dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMKN 1 Cimahi

∑ ∑ c. Mencari My

d. Mencari ∑Y2

W e. Mencari thitung

f. Menghitung derajat kebahasan (db) : db = n1 + n2 – 2

g. Menentukan t tabel dengan taraf signifikan 95 % (α= 0,05) ttabel= t (1-a)(db)

jika thitung lebih besar dari ttabel dapat disimpulkan kedua variabel mempunyai perbedaan yang signifikan. Namun, jika thitung lebih kecil atau sama dengan ttabel kedua variabel tidak memiliki perbedaan yang signifikan.


(54)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Penulis melakukan penelitian di kelas XI Rekayasa Perangkat Lunak (RPL A) dan Kelas XI Rekayasa Perangkat Lunak (RPL B) di SMKN 1 Cimahi.

Setelah penulis melakukan langkah – langkah penelitian yaitu mengambil data, melakukan observasi, dan mengolah data, maka dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Siswa kelas eksperimen (XI RPL B) mampu menulis karangan argumentasi

dengan menggunakan metode kooperatif model TGT. Kemampuan siswa dalam menulis karangan argumentasi kelas eksperimen (XI RPL B) meningkat. Hal ini terbukti dalam rata- rata yang dihasilkan saat tes akhir yaitu ( 84,47) lebih besar dibandingkan tes awal yaitu (65,38).

2. Siswa kelas kontrol (XI RPL A). Kemampuan siswa dalam menulis karangan argumentasi kelas kontrol (XI RPL A) meningkat. Hal ini terbukti dalam rata- rata yang dihasilkan saat tes akhir yaitu ( 72,14) lebih besar dibandingkan tes awal yaitu (58,67).

3. Berdasarkan hasil perhitungan di atas diperoleh thitung(3,44) > ttabel( 1,997) Dapat dinyatakan bahwa hipotesis Ha diterima dan Ho ditolak atau dengan kata lain terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa dalam menulis karangan argumentasi sebelum dan sesudah diberi perlakuan dengan menggunakan metode Kooperatif Model TGT.

4. Berdasarkan pengujian hipotesis ini dapat disimpulkan bahwa Model TGT efektif diterapkan dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi. Hal tersebut dapat dibuktikan oleh skor rata-rata kemampuan hasil pascates siswa dalam menulis karangan argumentasi di kelas eksperimen lebih besar daripada skor rata-rata pada siswa dikelas pembanding. Oleh karena itu, berdasarkan penelitian ini, Metode Kooperatif Model TGT dapat diterapkan dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi pada siswa kelas XI di SMKN 1 Cimahi.


(55)

Siti Aminah, 2013

Efektivitas Penerapan Metode Kooperatif Model Tgt (Team – Game – Tournament) Dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMKN 1 Cimahi

B. SARAN

Setelah menganalisis hasil penelitian, peneliti ingin menyampaikan saran sebagai berikut.

1. Guru dapat memberikan metode kooperatif model TGT dalam pembelajaran menulis argumentasi di Tingkat SMA/SMK.

2. Guru sebaiknya menyususn bahan ajar yang akan didiskusikan sesuai dengan tema yang disukai oleh siswa sehingga siswa dapat berpikir kreatif dan proses belajar mengajar menjadi menyenangkan.

3. Metode kooperatif model TGT tidak hanya dapat digunakan dalam pembelajaran menulis argumentasi, tetapi dapat juga dapat digunakan dalam aspek menyimak, berbicara, dan membaca.


(1)

∑ ∑

c. Mencari My

d. Mencari ∑Y2

W

e. Mencari thitung ∑

f. Menghitung derajat kebahasan (db) : db = n1 + n2– 2

g. Menentukan t tabel dengan taraf signifikan 95 % (α= 0,05)

ttabel= t (1-a)(db)

jika thitung lebih besar dari ttabel dapat disimpulkan kedua variabel mempunyai

perbedaan yang signifikan. Namun, jika thitung lebih kecil atau sama dengan ttabel


(2)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Penulis melakukan penelitian di kelas XI Rekayasa Perangkat Lunak (RPL A) dan Kelas XI Rekayasa Perangkat Lunak (RPL B) di SMKN 1 Cimahi.

Setelah penulis melakukan langkah – langkah penelitian yaitu mengambil data, melakukan observasi, dan mengolah data, maka dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Siswa kelas eksperimen (XI RPL B) mampu menulis karangan argumentasi

dengan menggunakan metode kooperatif model TGT. Kemampuan siswa dalam menulis karangan argumentasi kelas eksperimen (XI RPL B) meningkat. Hal ini terbukti dalam rata- rata yang dihasilkan saat tes akhir yaitu ( 84,47) lebih besar dibandingkan tes awal yaitu (65,38).

2. Siswa kelas kontrol (XI RPL A). Kemampuan siswa dalam menulis karangan argumentasi kelas kontrol (XI RPL A) meningkat. Hal ini terbukti dalam rata- rata yang dihasilkan saat tes akhir yaitu ( 72,14) lebih besar dibandingkan tes awal yaitu (58,67).

3. Berdasarkan hasil perhitungan di atas diperoleh thitung(3,44) > ttabel( 1,997) Dapat

dinyatakan bahwa hipotesis Ha diterima dan Ho ditolak atau dengan kata lain terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa dalam menulis karangan argumentasi sebelum dan sesudah diberi perlakuan dengan menggunakan metode Kooperatif Model TGT.

4. Berdasarkan pengujian hipotesis ini dapat disimpulkan bahwa Model TGT efektif diterapkan dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi. Hal tersebut dapat dibuktikan oleh skor rata-rata kemampuan hasil pascates siswa dalam menulis karangan argumentasi di kelas eksperimen lebih besar daripada skor rata-rata pada siswa dikelas pembanding. Oleh karena itu, berdasarkan penelitian ini, Metode Kooperatif Model TGT dapat diterapkan dalam pembelajaran menulis karangan


(3)

B. SARAN

Setelah menganalisis hasil penelitian, peneliti ingin menyampaikan saran sebagai berikut.

1. Guru dapat memberikan metode kooperatif model TGT dalam pembelajaran menulis argumentasi di Tingkat SMA/SMK.

2. Guru sebaiknya menyususn bahan ajar yang akan didiskusikan sesuai dengan tema yang disukai oleh siswa sehingga siswa dapat berpikir kreatif dan proses belajar mengajar menjadi menyenangkan.

3. Metode kooperatif model TGT tidak hanya dapat digunakan dalam pembelajaran menulis argumentasi, tetapi dapat juga dapat digunakan dalam aspek menyimak, berbicara, dan membaca.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Akhaidah, dkk. (1998) Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Alwasilah Chaedar,Seny Suzana Alwasilah. (2007).Pokoknya Menulis.Bandung:Penerbit Kilat.

Arikunto.(2009). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta ; PT Rineka Cipta.

Ayu Intan Sekar. (2011) dengan judul “Penggunaan Tayangan Talk Show “Kick Andy” Metro TV dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi” (Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMK Negei 7 Bandung Tahun Ajaran 2010/2011). Tidak diterbitkan.

Gintings, Abdurokhman. (2010). Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran : Humaniora.

Keraf, Gorys. (1982).Argumentasi dan Narasi. Jakarta:PT. Gramedia. Kosasih. (2001). Cermat Berbahasa Indonesia.Bandung:Yrama Widya.

Kholifah (2009) “Peningkatan Pembelajaran Menulis Argumentasi Siswa dengan Metode Topi Pemikiran (Six Thingking Hats)De Bono (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas X SMAN 3 Bandung Tahun Ajaran 2008/2009).”Tidak diterbitkan.

Fauzi, Martin (2010) judul Penerapan Pembelajaran Metode Kooperatif Model Team-Game Tournament(TGT) untuk meningkatkan keterampilan siswa kelas X SMA Negeri 1 Batujaya (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Batujaya Tahun Pelajaran 2009/2010). Tidak diterbitkan. Lie , Anita. ( 2008). Cooperative Learning. Jakarta : PT Grasindo.

Mulyatiningsih, Endang. (2010). Pembelajran Aktif, Kreatif, Inovatif, dan Menyenangkan (PAIKEM). Depok:Direktorat Jendral Peningkatan mutu pendidik dan tenaga kerja.

Nurdin , Irman, dkk. 2010. Bahasa Indonesia 2 untuk SMK/MAK semua program keahlian.Jawa Barat:Kementerian Pendidikan Nasional.

Nurgiyantoro, Burhan. (2010). Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta.

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. (2012). Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.


(5)

Rahmawati. (2012) dengan judul “Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi Menggunakan Model Observasi Tulis(POT) (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Nasional Bandung Tahun Ajaran 2011/2012).”Tidak diterbitkan.

Sari Rahma. (2009) dengan judul “Penerapan Model Teams Games Tournament

dalam pembelajaran menyimak berita (penelitian kuasi eksperimen pada siswa kelas VIII SMP Lab School UPI Bandung Tahun Pelajaran 2008/2009)”. Tidak diterbitkan.

Semi. M. Atar. (2007). Dasar-dasar Menulis. Bandung:Penerbit Angkasa. Slavin , Robert E. ( 2005). Cooperative Learning.Bandung:Penerbit Nusa Media. Sudjana. (2005) . Metoda Statistika. Bandung : PT Tarsito.

Sudrajat dan Subana. (2011). Dasar – dasar Penelitian Ilmiah. Bandung : Pustaka Setia.

Sugiyono. (2009). Statistik untuk penelitian. Bandung:Alfabeta

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:Penerbiy Alfabeta. Syamsuddin, Damaianti S. Vismaia. (2007). Metode Penelitian Pendidikan Bahasa.

Bandung: Program Pasca sarjana UPI dengan PT Remaja Rosdakarya.

Tarigan, Henry Guntur. (2008). Menulis sebagai suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:Penerbit Angkasa.

Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa (2008). Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta:Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.


(6)

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT) DENGAN MEDIA KOKAMI TERHADAP SOCIAL SKILL SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 10 JEMBER

0 4 1

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT) DENGAN MEDIA KOKAMI TERHADAP SOCIAL SKILL SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 10 JEMBER

0 14 15

PERBEDAAN PENGUASAAN KONSEP HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (THINK PAIR SHARE) DENGAN TIPE TGT (TEAM GAME TOURNAMENT)

0 10 64

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Pagelaran Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 3 48

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI PEMBELAJARAN KEANEKARAGAMAN HAYATI (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA N 1 Natar Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 19 58

EFEKTIVITAS PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Ganjil SMP Bina Mulya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 11 53

EFEKTIVITAS PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Ganjil SMP Bina Mulya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 5 50

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 22 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 9 54

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2013-2014)

0 11 59

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT) DENGAN MEDIA MOLYMOD TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA

0 0 8