ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Tn. n Cop

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Tn. N DENGAN GANGGUAN
RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI RUANG ENDRO TENOYO
RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

Disusun Oleh :
1. Galih kurniawan

(20151182)

2. Imam Suta Wijaya

(20151187)

3. Indah Setiyaningsih

(20151188)

4. Istiqomah

(20151191)


5. Muhammad Ainun Najib (20151201)

AKADEMI KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH KENDAL
2017/2018

LEMBAR PENGESAHAN
Lembar pengesahan asuhan keperawatan dengan gangguan resiko perilaku kekerasan
pada Tn.N diruang endro tenoyo RSJD Dr. Amino gondohutomo semarang

Semarang,

juli 2018

Mahasiswa

Mengetahui,
CI/ Pembibing Lahan

Pembibing Akademik


BAB I
LANDASAN TEORI
LAPORAN PENDAHULUAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN
A. Pengertian
Marah merupakan perasaan jengkel yang timbul sebagai respons
terhadap kecemasan/ kebutuhan yang tidak terpenuhi yang dirasakan sebagai
ancaman (Stuart dan Sundeen, 1995). Perasaan marah normal bagi tiap
individu, namun perilaku yang dimanifestasikan oleh perasaan marah dapat
berfluktuasi sepanjang rentang adaptif dan maladaptive.
Perilaku kekerasan merupakan suatu keadaan dimana seseorang
melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri
sendiri, orang lain, maupun lingkungan (fitria, 2009).

B. Etiologi
Pada pengkajian awal dapat diketahui alasan utama klien dibawa ke rumah
sakit adalah perilaku kekerasan di rumah. Klien dengan perilaku kekerasan sering
menunjukkan adanya (Boyd & Nihart, 1998) antara lain :

1. Data Obyektif :
a. Muka merah,

b. Pandangan tajam,
c. Otot tegang,
d. Nada suara tinggi,
e. Berdebat,
f. Sering pula tampak klien memaksakan kehendak
g. Merampas makanan, memukul jika tidak senang

2. Data Subyektif :
a. Mengeluh perasaan terancam
b. Mengungkapkan perasaan tidak berguna
c. Mengungkapkan perasaan jengkel
d. Mengungkapkan adanya keluhan fisik, berdebar-debar, merasa
tercekik, dada sesak, bingung.

C. Penyebab
1. Faktor Predisposisi
Berbagai pengalaman yang dialami tiap orang yang merupakan faktor
predisposisi, artinya mungkin terjadi/ mungkin tidak terjadi perilaku
kekerasan jika faktor berikut dialami oleh individu:
a. Psikologis, kegagalan yang dialami dapat menimbulkan frustasi yang

kemudian dapat timbul agresif atau amuk. Masa kanak-kanak yang
tidak menyenangkan yaitu perasaan ditolak, dihina, dianiaya atau
sanksi penganiayaan.
b. Perilaku, reinforcement yang diterima pada saat melakukan kekerasan
di rumah atau di luar rumah, semua aspek ini menstimulasi individu
mengadopsi perilaku kekerasan.
c. Sosial budaya, budaya tertutup dan membalas secara diam (pasif
agresif) dan kontrol sosial yang tidak pasti terhadap perilaku
kekerasan akan menciptakan seolah-olah perilaku kekerasan diterima
(permisive).
d. Bioneurologis, banyak pendapat bahwa kerusakan system limbic,
lobus frontal, lobus temporal dan ketidakseimbangan neutrotransmiter
turut berperan dalam terjadinya perilaku kekerasan.

2. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi dapat bersumber dari klien, lingkungan atau
interaksi dengan orang lain. Kondisi klien seperti kelemahan fisik
(penyakit fisik), keputusasaan, ketidakberdayaan, kepercayaan, percaya
diri yang kurang dapat menjadi penyebab perilaku kekerasan. Demikian
pula dengan situasi lingkungan yang ribut, padat, kritikan yang mengarah

pada penghinaan, kehilangan orang yang dicintai/ pekerjaan dan kekerasan
merupakan faktor penyebab yang lain. Interaksi sosial yang provokatif dan
konflik dapat pula memicu perilaku kekerasan.
D. Akibat
Menurut Townsend, M.C., (1998: 156) perilaku kekerasan adalah
suatu keadaan dimana seseorang melakukan suatu tindakan yang dapat
membahayakan secara fisik baik pada diri sendiri ataupun orang
lain.Seseorang yang dapat beresiko melakukan perilaku kekerasan pada diri
sendiri dan orang lain dapat menunjukkan perilaku:
1. Data Subyektif :
a. Mengungkapkan melihat atau mendengar sesuatu yang mengancam
b. Mengungkapkan perasaan takut, cemas dan khawatir
c. Wajah tegang, merah
d. Mondar-mandir
e. Mata melotot
f. Rahang mengatup
g. Tangan mengepal
h. Keluar banyak keringat
i. Tatapan mata tajam
j. Muka merah


E. Rentang Respon
Respon adaptif
Asertif

Frustasi

Respomaladaptif
Pasif

Agresif

Amuk

Respons kemarahan dapat berfluktuasi dalam rentang adaptif – mal
adaptif. Rentang respon kemarahan dapat digambarkan sebagai berikut :
(Keliat, 1997).
1. Assertif adalah mengungkapkan marah tanpa menyakiti, melukai
perasaan orang lain, atau tanpa merendahkan harga diri orang lain.
2. Frustasi adalah respons yang timbul akibat gagal mencapai tujuan atau

keinginan. Frustasi dapat dialami sebagai suatu ancaman dan
kecemasan. Akibat dari ancaman tersebut dapat menimbulkan
kemarahan.
3. Pasif adalah respons dimana individu tidak mampu mengungkapkan
perasaan yang dialami.
4. Agresif merupakan perilaku yang menyertai marah namun masih dapat
dikontrol oleh individu. Orang agresif biasanya tidak mau mengetahui
hak orang lain. Dia berpendapat bahwa setiap orang harus bertarung
untuk mendapatkan kepentingan sendiri dan mengharapkan perlakuan
yang sama dari orang lain
5. Mengamuk adalah rasa marah dan bermusuhan yang kuat disertai
kehilangan kontrol diri. Pada keadaan ini individu dapat merusak dirinya
sendiri maupun terhadap orang lain.

F. Pohon Masalah
Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

Perilaku kekerasan / amuk
Gangguan harga diri : harga diri rendah
(Budiana,Keliat 1999)

G. Masalah dan data yang perlu dikaji
N

Masalah

o

keperawatan

1

Masalah utama : Klien mengatakan telah Tampak
perilaku kekerasan

Data Subyektif

merusak
rumah

Data Obyektif

cemas

dan

alat-alat khawatir.
tangga

dan

memukul orang lain

Wajah tampak tegang.
Mondar-mandir
Merasa

diremehkan

orang lain.
2


MK

:

penyebab Mengungapkan

ingin Merusak diri sendiri

Gangguan konsep diakui jati dirinya.
diri : harga diri
rendah

Mengungkapkan tidak
ada lagi yang peduli.
Mengungkapkan tidak
bisa apa-apa.
Mengungkapkan
dirinya tidak berguna.

Merusak orang lain

Ekspresi malu
Menarik

diri

dari

hubungan social
Tampak
tersinggung

mudah

Mengkritik diri sendiri
Perasaan tidak mampu
3

MK : Akibat

-

sendiri

takut,

dan

orang lain

tidur
-

mengungkapkan

Resiko mencederai
diri

Klien

Tidak mau makan dan

cemas

dan -

mengungkapkan apa
dilihat

merah

Rahang
mengatup

dan -

didengar
mengancam

Mata
dan melotot

Klien
yang

klien

tampak tegang

khawatir
-

Wajah

Tangan
mengepal

dan -

Mondar-mandir

membuatnya takut

H. Diagnosa Keperawatan
1. Risiko mencederai orang lain berhubungan dengan perilaku kekerasan
2. Perilaku kekerasan berhubungan dengan harga diri rendah
I. Rencana Tindakan Keperawatan
1. Tujuan Umum : Klien tidak menciderai diri sendiri, orang lain dan
lingkungan
2. Tujuan Khusus :
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :
1)

Bina hubungan saling percaya : salam terpeutik, empati,
perkenalan dan jelaskan tujuan interaksi

2)

Beri perhatian dan penghargaan : temani klien walau tidak
menjawab

3)

Bicara dengan sikap tenang, rileks dan tidak menantang.

b. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
Tindakan :
1)

Beri kesempatan mengungkapkan perasaan

2)

Bantu klien mengungkapkan perasaan jengkel/kesal

3)

Dengarkan

ungkapan

rasa

marah

dan

perasaan

bermusuhan klien dengan tenang.
c. Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan
Tindakan :
1)

Anjurkan klien mengungkapkan yang dialami
dan dirasakan saat jengkel atau kesal

2)

Observasi tanda perilaku kekerasan

3)

Simpulkan

bersama

klien

tanda-tanda

jengkel/kesal yang dialami klien
d. Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
Tindakan :
1)

Anjurkan

klien

mengungkapkan

perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
2)

Bantu klien bermain peran sesuai
dengan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan

3)

Tanyakan apakah dengan tindakan
seperti itu dapat menyelesaikan masalah

e. Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan
Tindakan :
1)

Bicarakan akibat/kerugian dari
cara yang dilakukan

2)

Bersama klien menyimpulkan
akibat dari cara yang digunakan

3)

Tanyakan apakah klien ingin
mempelajari cara baru yang sehat

f. Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam berespon terhadap
kemarahan
Tindakan :
1)

Beri

pujian

jika

mengetahui cara lain yang sehat
2)

Diskusikan cara lain yang
sehat. Secara fisik : tarik nafas dalam

jika sedang kesal,

berolahraga, memukul bantal atau kasur
3)

Secara verbal : katakan
bahwa anda sedang marah tau kesal/tersinggung

4)

Secara spiritual : berdoa,
ibadah, memohon kepada Tuhan untuk diberikan kesabaran

g. Klien dapat mengidentifikasi cara mengontrol pelrilaku kekerasan
Tindakan :
1)

Bantu memilih
cara yang paling tepat

2)

Bantu
mengidentifikasi manfaat cara yang telah dipilih

3)

Bantu
menstimulasikan cara yang t5elah dipilih

4)

Beri
reinforcment positif atas keberhasilan yang dicapai dalam simulasi

5)

Anjurkan
menggunakan cara yang telah dipilih saat jengkel/marah

h. Klien mendapat dukungan dari keluarga
Tindakan :
1)

Beri
pendidikan kesehatan tentang cara merawat klien melalui pertemuan
keluarga

2)

Beri
reinforcement positif atas keterlibatan keluarga

i.

Klien dapat menggunakan obat dengan benar (sesuai program)
Tindakan :
1)

Dis
kusikan dengan klien tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan
efek samping)

2)

Ba
ntu klien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (nama, obat,
dosis, cara dan waktu)

3)

Anj
urkan untuk membicarakan efek dan efek samping obat yang
dirasakan

DAFTAR PUSTAKA
Dadang Hawari, 2001, Pendekatan Holistik Pada Gangguan Jiwa Schizofrenia, FKUI;
Jakarta.
Depkes RI, 1996, Direktorat Jendral Pelayanan Medik Direktorat Pelayanan
Keperawatan, 2000, Keperawatan Jiwa Teori dan Tindakan, Jakarta.
Depkes RI, 1996, Proses Keperawatan Jiwa, jilid I.
Keliat Budi Anna, dkk, 1998, Pusat Keperawatan Kesehatan Jiwa, penerbit buku
kedokteran EGC : Jakarta.
Keliat Budi Anna, 1996, Marah Akibat Penyakit yang Diderita, penerbit buku
kedokteran EGC ; Jakarta.
Keliat Budi Anna, 2002, Asuhan Keperawatan Perilaku Kekerasan, FIK, UI : Jakarta.
Rasmun, 2001, Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi Dengan
Keluarga, Edisi 1, CV. Agung Seto; Jakarta.

Stuart, GW dan Sundeen, S.J, 1998, Buku Saku Keperawatan Jiwa, edisi 3, Penerbit :
Buku Kedokteran EGC ; Jakarta.
Townsend C. Mary , 1998, Diagnosa Keperawatan Psikiatri, Edisi 3, Penerbit Buku
Kedokteran, EGC ; Jakarta.
WF Maramis, 1998, Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, penerbit : Buku Kedokteran EGC
; Jakarta.

BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
PADA Tn.N DENGAN MASALAH UTAMA
RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI RUANG ENDRO TENOYO
RSJD Dr. AMINO GODOHUTOMO SEMARANG
A. Pengkajian
1. Identitas klien
a. Nama

: Tn.N

b. Usia

: 23 tahun

c. Jenis kelamin

: Laki-laki

d. Agama

: Islam

e. Status perkawinan

: Belum menikah

f. Alamat

: Kendal

g. Pekerjaan

: Tidak Bekerja

h. Pendidikan

: Smp / sederajat

i. Tanggal masuk

: 28 juni 2018

j. Tanggal pengkajian

: 04 juli 2018

k. No. RM

: 00121503

l. Bangsal

: endro tenoyo

2. Identitas penanggung jawab
a. Nama

: Ny.N

b. Jenis kelamin

: perempuan

c. No. Telp

:-

d. Pekerjaan

:-

e. Alamat

: Kendal

f. Hubungan dengan klien

: Kakak

B. Alasan Masuk
Kurang lebih satu minggu sebelum masuk ke RSJ pasien marah
-marah dan mengamuk tanpa alasan yang jelas kepada keluarga, tetangga,
teman, dan juga melempari batu ke rumah tetangga, merusak barang – barang
di rumah sehingga pasien di bawa ke RSJD Dr. amino gondohutomo
Masalah keperawatan : resiko perilaku kekerasan
C. Faktor predisposisi dan pretisipasi
1.

Faktor prediposisi
Kurang lebih 2 minggu yang lalu pasien terkena phk dan di putus oleh
pacarnya dan sebelumnya klien mengalami gangguan jiwa. Klien baru kali
ini di rawat di RSJ karena sering marah – marah dan mengamuk tanpa
alasan yang jelas dalam keluarga tidak ada yang mengalami gangguan
jiwa sebelumnya

2.

Faktor presipitasi
Pasien mengatakan marah dan kesal akibat perkataan kekasihnya yang
mengatakan bahwa dirinya seorang pengangguran dan tidak bisa di

andalkan Dan pasien melakukan aniyaya fisik, tindakan kriminal seperti
mengganggu tetangga dengan kekerasan
Masalah keperawatan : resiko perilaku kekerasan
D. Riwayat keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Kakak perempuan dari ibu pasien pernah di rawat di RSJ
Masalah keperawatan : E. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Pasien tidak pernah dianggap oleh pacarnya, klien juga tidak melanjutkan
sekolah menengah atas karena tidak di belikan motor sehingga malu dengan
teman – temannya.
Masalah keperawatan : F. Pemeriksaan fisik
1.

Keadaan umum : Composmetis

2.

Tanda – tanda vital

3.

TD

: 120/80 mmHg

N

: 80x/menit

RR

: 20x/menit

S

: 36,5 oC

Pengukuran antopometri
TB

: 165 cm

BB

: 70 kg

IMT

: 25

(status gizi sedang)

4.

Pemeriksaan head to toe
a. Kepala

: tidak ada kelainan bentuk tengkorak, tidak ada luka,
rambut di cat kemerahan.

b. Wajah

:
1) Mata

: simetris

2) Hidung : simetris, bersih, tidak ada polip, tidak ada
Sekret, tidak ada nyeri tekan.
3) Mulut

: bersih, tidak ada stomatitis, mukosa

lembab
c. Leher

: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada luka,
tidak ada nyeri tekan

d. Thorak

: simetris, tidak ada lesi, tidak menggunakan alat bantu
Pernafasan

e. Abdomen

: tidak ada nyeri tekan

f. Ekstrimitas atas dan bawah : simetris, tidak ada edema, tidak ada
fraktur, tidak ada nyeri tekan
masalah keperawatan : -

G. Pengkajian psikososial
1.

Genogram

Keterangan :
: laki- laki

: garis keturunan

: perempuan

: orang terdekat

: garis keterunan

: klien

X

: meniggal

: tinggal serumah

2.

Status psikososial
a. Pola asuh
Pola asuh antara klien dan keluarga sistem pola demokratis.
(memprioritaskan kepentingan anak tetapi tidak ragu – ragu
Masalah keperawatan : b. Pola komunikasi
Pola komunikasi yang dilakukan klien dengan keluarga searah : pasien
tidak selalu mengerti apa yang di bicarakan oleh salah satu keluarga
Masalah keperawatan : c. Pola pengambilan keputusan
Pasien tidak terlibat dalam pengambilan keputusan dalam keluarga
Masalah keperawatan : -

H. Konsep diri
1.

Gambaran diri
Pasien mengatakan tidak ada bagian tubuh yang tidak di sukainya,
tidak ada bagian tubuh yang mengalami kecacatan, pasien menerima
keadaan fisiknya karena klien tau itu pemberian tuhan
Masalah keperawatan : -

2.

Identitas pasien
Klien mengatakan bahwa dirinya laki – laki dewasa yang belum menikah,
klien merupakan anak ke 4 dari 8 bersaudara
Masalah keperawatan :-

3.

Peran diri
Klien mengatakan dirinya adalah seorang anak yang belum bisa jadi yang
terbaik buat keluarganya.
Masalah keperawatan : -

4.

Ideal diri
Pasien mengatakan ingin cepat pulang ke rumah dan berkumpul dengan
ibu dan adik – adiknya, sesamapainya di rumah klien ingin segera bekerja
kembali untuk membiyayai kebutuhan sehari – hari ibu dan adiknya
Masalah keperawatan : -

5.

Harga diri
Pasien mangatakan merasa malu dengan keluarga dan masyarakat sekitar
karena klien sudah menyadari kesalahannya seperti melempari batu ke
rumah tetangga dan marah – marah.
Masalah keperawatan : harga diri rendah

I. Hubungan sosial
1.

Orang yang berarti
Klien mengatakan orang yang berarti adalah keluarganya, terutama ibunya
Masalah keperawatan : -

2.

Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat
Klien

mengatakan

sering

mengikuti

kegiatan

yang

ada

dalam

lingkungannya, seperti gotong royong.
Masalah keperawatan :-

3.

Hambatan dalam hubungan dengan orang lain
Klien mengatakan tidak mengalami hambatan saat berhubungan dengan
orang lain.
Masalah keperawatan :-

J. Spiritual
1.

Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan beragama islam
Masalah keperawatan :-

2.

Kegiatan ibadah
Dahulu klien selalu melaksanakan sholat 5 waktu dengan giat, tetapi
setahun belakangan klien jarang melakukan ibadah, termasuk sholat 5
waktu
Masalah keperawatan :-

K. Status mental

1.

Penampilan
Pasien tampak cukup rapi, rambut warna kemerahan dan agak panjang,
kuku bersih dan memakai seragam rumah sakit khusus pasien
Masalah keperawatan :-

2.

Pembicaraan
Dalam berinteraksi pasien cukup kooratif, komunikasi jelas, dan mudah
dipahami orang lain, dan juga dapat memulai pembicaraan dengan
perawat maupun orang lain.
Masalah keperawatan :-

3.

Aktivitas motorik
Aktivitas motorik baik, pasien mampu mengikuti semua bimbingan dan
arahan dari perawat
Masalah keperawatan : -

4.

Alam perasaan
Pasien merasa malu dengan apa yang sudah pasien perbuat sebelum
masuk ke RSJD, pasien mengatakan kangen dengan ibunya
Masalah keperawatan : harga diri rendah

5.

Afek
Afek pasien sesuai dengan stimulus yang dibicarakan, saat ditanya dapat
menjawab pertanyaan dengan lancar
Masalah keperawatan :-

6.

Interaksi selama wawancara

Klien aktif selama diwawancarai, pasien dapat mempertahan kontak mata,
pasien mampu menjawab pertanyaan
Masalah keperawatan : 7.

Persepsi
Klien mengatakan terkadang masih merasa kesal dan marah jika teringat
masalahnya,
Masalah keperawatan : resiko perilaku kekerasan

8.

Proses pikir
Pasien dapat menjawab pertanyaan dengan baik, dalam proses pikir masih
berfungsi dengan baik
Masalah keperawatan :-

9.

Isi pikir
Pasien mengatakan ingin cepat pulang karena merasa kangen dengan
ibunya dan merasa mempunyai tanggung jawab untuk adik – adiknya
Masalah keperawatan : -

10. Tingkat kesadaran dan orientasi
Kesadaran klien komposmetis, orientasi tempat, waktu dan orang cukup
baik
Masalah keperawatan :11. Memori
a. Jangka panjang
Klien dapat menyebutkan siapa yang membawanya ke RSJ dan klien
ingat sudah berapa lama klien dirawat dan berapa kali klien masuk
RSJ
b. Jangka pendek

Klien mampu menyebutkan aktivitas sehari – hari di RSJ
c. Saat ini
Klien mampu menyebutkan kegiatan yang dilakukan setelah makan
Masalah keperawatan :12. Tangkat konsentrasi dan berhitung
Klien mampu berhitung mundur dari angka 1000 sampai 980
Masalah keperawatan :13. Kemampuan penilaian
Klien mampu mengambil keputusan ringan, misalnya berdoa sebelum
makan
Masalah keperawatan :14. Daya tilik diri
Klien menyadari bahwa dirinya dirawat di RSJ karena emosi yang
berlebihan, dan sering marah – marah
L. Kebutuhan persiapan pulang
1.

Makan dan minum
Klien makan 3xsehari, 1 porsi habis, klien mampu menghabiskan
makan secara mandiri, minum kurang lebih 6 gelas sehari, klien juga
mampu membersihkan alat makan secara mandiri.
Masalah keperawatan :-

2.

BAK/BAB
Klien

melakukan

BAK/BAB

secara

mandiri

dan

mampu

membersihkan WC setelah BAK/BAB, klien tidak mengalami kesulitan
dalam melakukan BAK/BAB.

Masalah keperawatan : 3.

Mandi
Klien mandi 2xsehari, pagi pada jam 05.30 dan sore pada jam 15.00,
klien mampu mandi secara mandiri tanpa bantuan dari perawat.
Masalah keperawatan :-

4.

berpakaian
Klien mampu memilih dan memakai pakaian secara mandiri, klien
mampu mengambil pakaian yang bersih dan kotor.
Masalah keperawatan :-

5.

Istirahat dan tidur
Klien mengatakan susah tidur pada malam hari karena klien merasa
gelisah dan mengatakan ingin segera pulang.
Masalah keperawatan :-

6.

Penggunaan obat
Klien tidak begitu mengerti tentang jenis obat, dosis dan reaksi obat
yang di minumnya, klien minum obat dengan arahan dan pengawasan dari
perawat.
Masalah keperawatan :-

7.

Pemeliharaan kesehatan
Klien jarang merasa sakit, apabila klien sakit klien konsultasi/periksa ke
dokter.
Masalah keperawatan :-

8.

Aktifitas didalam rumah
Pasien mengatakan jarang melakukan kegiatan didalam rumah karena
sebelumnya klien bekerja
Masalah keperawatan :-

9.

Aktifitas diluar rumah
Klien menghadiri setiap ada gotong royong di lingkungannya, klien
dapat bersosialisasi dengan orang – orang di sekelilingnya.
Masalah keperawatan :-

M. Mekanisme koping
Pasien mengatakan jika klien mempunyai masalah, kklien selalu meminta
bantuan kakaknya untuk menyelesaikan masalahnya
N. Aspek medis
1.

Diagnosa medis
Skrizofenia tak terinci

2.

Terapi medis
Injeksi prazepam

10 mg / iv .

Lodomer

5 mg/ im.

Cpz

100mg/1x50.

Fluoxetin

10 mg/ 1x10 mg.

O. Pengelompokan data
1.

Data subyektif
- klien mengatakan marah -marah kepada keluarga, tetangga, dan teman
- Klien merusak barang – barang di rumah

-

klien mengatakan merasa malu dengan keluarga dan masyarakat
sekitar akan kesalahan dan tindakan yang sudah di perbuat sebelum

-

masuk ke RSJ
klien mengatkan pernah melempari batu ke rumah tetangga
Klien mengatakan marah – marah kepada keluarga, taman, dan
tetangganya

2.

Data objektif
-

mata tampak melotot
Tampak gelisah
TD : 120/80 mmHg
RR : 20x/menit
N : 80x/menit

-

S : 36,50C

-

klien tampak menunduk sewaktu menjawab pertanyaan

-

pasien masih merasa kesal dan marah saat ditanya dan disinggung
pertanyaan tersebut

P. Analisa data
Tgl/ja
m
4

Data fokus

Diagnosa

juli Ds: klien mengatakan marah

2017
09.10

-marah

kepada

keluarga,

Resiko perilaku kekerasan
(RPK)

tetangga, dan teman
Klien merusak barang
– barang di rumah
Do: - mata tampak melotot
-

Tampak gelisah
TD : 120/80 mmHg
RR : 20x/menit
N : 80x/menit
S : 36,50C

Ds: klien mengatakan merasa
malu dengan keluarga dan

Harga diri rendah
(HDR)

5 juli
2017
08.45

masyarakat

sekitar

akan

kesalahan dan tindakan yang
sudah di perbuat sebelum
masuk ke RSJ
Resiko menciderai diri
Do: klien tampak menunduk
sewaktu

sendiri dan orang lain

menjawab

pertanyaan
Ds: klien mengatkan pernah
melempari batu ke rumah
tetangga
6 juli
2017
09.30

Klien
marah



keluarga,

mengatakan
marah
taman,

kepada
dan

tetangganya
Do: pasien masih merasa
kesal dan marah saat ditanya
dan disinggung pertanyaan
tersebut

Q. Pohon masalah
Resiko menciderai diri sendiri dan orang lain
Resiko perilaku kekerasan
Gangguan Harga Diri : Harga Diri Rendah

R. Diagnosa Keperawatn
1.

Resiko perilaku kekerasan

2.

Gangguan Harga Diri : Harga Diri Rendah

3.

Resiko Menciderai diri sendiri dan orang lain

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY TERHADAP SIKAP TENTANG KORUPSI PADA MAHASISWA

11 131 124