TAPPDF.COM PDF DOWNLOAD EVALUASI PENGENDALIAN INTERN ATAS SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN ... 1 PB

Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 4 (2014)

EVALUASI PENGENDALIAN INTERN ATAS SISTEM DAN PROSEDUR
PENGELOLAAN KARTU AUTOMATIC TELLER MACHINE

Berry Prima Pranata
[email protected]
Suwardi Bambang Hermanto
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya

ABSTRACT
The purpose of this research is to analyze the implementation of internal control system and
evaluation to the system and management procedure of automatic teller card. The research method in
this research is carried out by using descriptive, which is describing and explaining the observation of
subject problem at BCA Branch of Wholesale Shopping Center Branch (BCA-PGS), and comparing
between the fact found in the practice with standard of internal control system of General Bank (Bank
of Indonesia: 2013) as well as the system evaluation and management procedure of ATM card. The
analysis result shows that internal control system which is implemented at BCA-PGS has been
running well in accordance with standard; nevertheless it needs improvement in the filling out forms
to make it more informative and employees’ competency with the education improvement, as well as
system and management procedure of ATM card which has been in accordance to the standard.

Keywords: Internal Control System, ATM Card.

INTISARI
Penelitian bertujuan melakukan analisis penerapan sistem pengendalian intern dan
evaluasi terhadap sistem dan prosedur pengelolaan kartu anjungan tunai mandiri (ATM)
dalam praktiknya di perbankan. Metoda penelitian menggunakan penelitian
deskriptif,dengan menggambarkan dan memaparkan permasalahan subjek yang diteliti
pada Bank BCA cabang Pusat Grosir Surabaya (BCA-PGS), dan melakukan pembandingan
antara penemuan fakta di dalam praktik dengan standar sistem pengendalian intern bank
umum (Bank Indonesia:2003) serta evaluasi sistem dan prosedur pengelolaan kartu ATM.
Hasil analisis bahwa sistem pengendalian intern yang diterapkan pada BCA-PGS telah
berjalan sesuai standar, namun masih perlu penyempurnaan terhadap formulir yang lebih
informatif dan kompetensi pegawai dengan peningkatan pendidikan, serta sistem dan
prosedur pengelolaan kartu ATM telah sesuai standar.
Kata Kunci :Sistem Pengendalian Intern, Kartu ATM
PENDAHULUAN
Bank Central Asia cabang Pusat Grosir Surabaya yang selanjutnya dikenal dengan
BCA-PGS merupakan salah satu cabang bank yang memiliki lalu-lintas transaksi perbankan
yang cukup padat, sehingga BCA-PGS harus melakukan suatu upaya dalam meningkatkan
tingkat kualitas pelayanan mereka. Salah satu upaya strategi yang dilakukan BCA-PGS

untuk memberikan kemudahan dan meningkatkan kepuasan bagi nasabahnya yaitu dengan
pelayanan Kartu ATM yang merupakan sebuah produk perbankan elektronik yang berperan
mempermudah kebutuhan transaksi .

Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 4 (2014)

2
Dengan memiliki nasabah yang rata-rata merupakan pedagang grosir dan eceran,
membuat BCA-PGS harus dekat dengan unit lokasi para pedagang grosir, maka dari itu para
pedagang grosir surabaya lebih memilih melakukan transaksi di BCA-PGS disebabkan dekat
dengan tempat usaha nasabah. Hal itu karena tujuan untuk memudahkan pelayanan yang
serba cepat kepada para nasabah pedagang grosir. Dalam sehari para nasabah pedagang bisa
melakukan volume transaksi maksimal 200 juta BCA-PGS.
Aplikasi sistem Kartu ATM memerlukan suatu pengendalian internal, yang mana
artinya bahwa sistem prosedur pengelolaan dan pengendalian internal sebaiknya berjalan
bersama-sama dalam suatu perusahaan. Pengendalian Intern walaupun sudah dilakukan
oleh pihak BCA-PGS, tetapi dalam fenomenanya masih sering terjadinya masalah yang
dihadapi nasabah mengenai penggunaan kartu ATM. Fenomena ini dapat dilihat dari kasus
Kartu ATM yang bermasalah terjadi minimal ada laporan satu nasabah dalam sehari di
BCA-PGS, diantaranya : a) Kasus Kartu ATM yang tertahan dalam mesin ATM, b) Sistem

dan Prosedur atas Kartu ATM yang hilang atau Rusak, c) Struktur organisasi yang
memisahkan tugas dan tanggung jawab secara tegas.
Berdasarkan pada latar belakang diatas, terhadap pentingnya sistem pengendalian
intern dalam rangka memberikan kemudahan bagi nasabah, dan pengguna kartu ATM
maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah : Bagaimana evaluasi
pengendalian intern atas sistem dan prosedur pengelolaan Kartu Automatic Teller Machine
(ATM) di PT. Bank Central Asia cabang Pusat Grosir Surabaya?
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji mekanisme kerja pengelolaan
kartu ATM di Bank Central Asia cabang PGS dan mengungkap sistem pengendalian intern
dan penanganan masalah yang dihadapi nasabah mengenai penggunaan kartu ATM di Bank
Central Asia cabang PGS.
TINJAUAN TEORETIS
Pengendalian Internal
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (2000) menyatakan bahwa Pengendalian Internal
adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lain
entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang penyampaian tiga
golongan berikut: keandalan laporan keuangan, efektifitas dan efisiensi operasi, kepatuhan
terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Sedangkan menurut Muhammad dan
Wibowo (2011) Pengendalian Internal adalah suatu sistem dan prosedur yang secara
otomatis dapat saling memeriksa, dalam arti bahwa data akuntansi yang dihasilkan oleh

suatu bagian/fungsi lain dalam suatu organisasi/satuan usaha.
Tujuan Sistem Pengendalian Intern
Winarno (2006) menyatakan bahwa tujuan sistem pengendalian intern ada empat,
yaitu: (1) Melindungi harta kekayaan perusahaan. Kekayaan perusahaan dapat berupa
kekayaan yang berwujud maupun kekayaan yang tidak berwujud, (2) Meningkatkan akurasi
informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi yang dijalankan oleh perusahaan. Informasi
menjadi dasar pembuatan keputusan. Apabila informasi salah, keputusan yang diambil, baik
oleh manajemen maupun pihak lain, dapat salah. Keputusan yang salah akan sangat
merugikan perusahaan, (3) Meningkatkan efisiensi kinerja perusahaan, sehingga dalam
berbagai kegiatan dapat dilakukan penghematan. Efisiensi merupakan suatu perbandingan
antara besarnya pengorbanan dan hasil yang diperoleh. Semakin kecil pengorbanan namun
hasil yang diperoleh tetap sama, menunjukkan perusahaan efisien, (4) Meningkatkan
kepatuhan terhadap kebijakan manajemen.

Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 4 (2014)

3
Karakteristik Sistem Pengendalian Intern
Mulyadi (2001) menyatakan bahwa terdapat beberapa karakteristik sistem
pengendalian intern yang baik yaitu: (a) Adanya pemisahan wewenang tugas atau pejabat

untuk mengotorisasi setiap jenis transaksi dan penetapan karyawan yang bertugas untuk
memeriksa setiap transaksi apakah transaksi tersebut telah ditandatangani oleh fungsi yang
berkaitan dengan fungsi tersebut, (b) Penyelenggaraan pembukuan atau catatan akuntansi
yang akurat, yang disajikan, yang dibuat sedemikian rupa oleh karyawan yang
bersangkutan dapat diperiksa sesuai dengan catatan lain yang dibuat oleh petugas lain yang
memiliki hak independen, (c) Adanya pemeriksaan secara periodik terhadap catatan
persediaan aktiva, (d) Penempatan pegawai sesuai dengan tingkat kecakapan dan tingkat
kemampuannya serta sesuai dengan tanggung jawabnya.
Standar Sistem Pengendalian Intern Bank Umum
Standar sistem pengendalian intern bagi Bank Umum memiliki 5(lima) elemen utama
dalam pedoman standar sistem pengendalian intern (Surat Edaran Bank Indonesia
No.5/22/DPNP tanggal 29 September 2003) yang meliputi : (1.) pengawasan oleh
manajemen dan budaya pengendalian; (2.) identifikasi dan penilaian risiko; (3.) kegiatan
pengendalian dan pemisahan fungsi; (4.) sistem akuntansi, informasi dan komunikasi; dan
(5.) kegiatan pemantauan dan tindakan koreksi penyimpangan. Lima elemen utama tersebut
satu sama lainnya saling berkaitan.
Pengendalian Intern Dalam Electronic Data Processing (EDP)
Menurut Mulyadi (2008:182) dijelaskan bahwa Pengendalian Intern dalam EDP
dipisahkan menjadi dua kelompok, yaitu : Pengendalian Umum (general control) dan
Pengendalian Aplikasi (application control)

Pengendalian Umum meliputi : dokumentasi sistem, prosedur pengembangan dan
perubahan sistem, dan metode operasi fasilitas pengolahan data. Pengendalian umum
menyediakan lingkungan yang baik bagi pengolahan data dalam aplikasi tertentu.
Kelemahan dalam pengendalian umum akan mempunyai dampak terhadap semua jenis
pengendalian aplikasi yang dirancang dalam suatu perusahaan.
Pengendalian Aplikasi terutama bersangkutan dengan ketelitian dan kelengkapan
data dalam aplikasi tertentu. Pengendalian aplikasi dirancang untuk memenuhi persyaratan
pengendalian khusus untuk setiap aplikasi pengolahan data, seperti pembelian, penjualan ,
dan penggajian.
Pengertian Sistem dan Prosedur
Winarno (1994:8) menyatakan bahwa Sistem adalah kumpulan elemen yang saling
bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan menurut Mulyadi (2001:5) Sistem
adalah jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan
kegiatan pokok perusahaan. Dan Krismiaji (2002) menyatakan bahwa Sistem dapat
didefinisikan sebagai “Kumpulan dari komponen yang saling berhubungan satu dengan
yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu”.
Unsur-Unsur Sistem dan Prosedur
Unsur-unsur sistem dan prosedur menurut Harahap (2004) adalah: (a) Orang-orang
yang mengoperasikan sistem tersebut dan melaksanakan berbagai fungsi, (b) Prosedurprosedur baik manual maupun yang dilibatkan dalam mengumpulkan, memproses, dan
menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas organisasi, (c) Data tentang proses-proses bisnis

organisasi, (d) Infrastruktur teknologi informasi.

Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 4 (2014)

4
Pengertian ATM (Automatic Teller Machine)
Baridwan (2004) menyatakan bahwa mesin ATM adalah alat telekomunikasi berbasis
komputer yang menyediakan tempat bagi nasabah dalam melakukan transaksi keuangan
tanpa membutuhkan seorang teller bank. Sementara itu Kasmir (2003) menyatakan bahwa
ATM merupakan mesin yang memberikan kemudahan kepada nasabah dalam melakukan
transaksi perbankan secara otomatis selama 24 jam selama 7 hari termasuk hari libur.
Pengertian Bank
Pengertian bank menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998 : ”Bank adalah badan
usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang
banyak.”. Sedangkan pengertian Bank menurut Kasmir (2002) menyatakan bahwa Bank
adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah memberikan kredit dan jasa-jasa
dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.”
Penelitian Terdahulu
Dewi (2011), melakukan penelitian dengan judul Evaluasi Pengendalian Intern Atas

Sistem Pengisian Kas Anjungan Tunai Mandiri Studi Kasus Pada PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk. Cabang Malang. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sistem
pengisian kas Anjungan Tunai Mandiri pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Cabang Malang Kawi sudah mendukung pengendalian intern. Akan tetapi berdasarkan
pada unsur- unsur pengendalian intern yang baik, pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)
Tbk. Cabang Malang Kawi masih memiliki beberapa kelemahan, antara lain adanya
perangkapan beberapa fungsi dengan alasan efisiensi. Hal ini seharusnya dihindari untuk
mendukung pengendalian intern yang baik dengan cara penambahan karyawan pada
bagian yang mengalami perangkapan jabatan. Hal ini dilakukan agar terhindar dari
penyimpangan yang mungkin terjadi dalam proses pengambilan Kas ATM, pencatatan dan
pengisian Kas ATM.
Fitriasih, (2010). Melakukan penelitian dengan judul “ Penerapan Sistem
Pengendalian Intern Atas Pembiayaan Konsumen Dalam Pemberian Kredit Pemilikan
Rumah (KPR) Pada KCP-BRI Syariah Di Bangkalan”, dengan tujuan untuk mengetahui
bagaimana gambaran pelaksanaan sistem pengendalian internal untuk penyediaan KPR
pembiayaan konsumen. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan sistem
pengendalian intern untuk penyediaan KPR pembiayaan konsumen BRI Syariah di
Bangkalan yang masih terdapat keterbatasan penelitian, dengan tidak adanya file terpisah
untuk setiap produk dan layanan kredit di Kantor Cabang BRI Syariah di Bangkalan.
Hasugian, (2008). Melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Electronic Data

Processing (EDP) dalam Proses Transaksi ATM pada Bank Mandiri (Persero) Tbk. Branch
Brayan di Medan”. Tujuan penelitian untuk mengetahui apakah penerapan electronic data
processing (EDP) dalam proses transaksi automatic teller machines (ATM). Hasil penelitian
terhadap sistem komputerisasi yang ada dengan 3(tiga) aplikasi pengoperasian BDC-IBS,
BDS-ILS dan BDS-ITS yang menggunakan jaringan komunikasi VSAT dan sarana modem
sebagai alat mengirim data ke kantor cabang, dan secara langsung terhubung secara on-line,
bahwa kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan baik khususnya proses transaksi
ATM, dengan penyelenggaraan operasionalnya diawasi oleh kontrol intern cabang dan
penyedia masing-masing unit dengan melakukan pengendalian umum dan pengendalian
aplikasi.
Rimbawa, (2005). Melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Sistem Informasi
Akuntansi dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Internal Pemberian Kredit (Studi
Kasus pada Bank Jabar Cabang Suci Bandung)”, dengan tujuan menganalisis penerapan
sistem akuntansi dalam mendukung efektivitas sistem pengendalian intern pada Bank Jabar

Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 4 (2014)

5
dan menyalurkan kredit. Hasil penelitian terhadap analisis sistem informasi akuntansi
pemberian kredit yang diterapkan telah memadai dengan indicator bahwa karyawan yang

kompeten di bidang kredit telah dipenuhi, alat yang digunakan menunjang pemberian
kredit yang cukup, metode dan prosedur yang jelas sejak permohonan sampai dengan
penyaluran kredit, serta pengawasan dan pembinaan debitur yang telah dilaksanakan secara
memadai, sehingga sistem informasi akuntansi telah mendukung efektivitas pengendalian
intern.
Dari keempat penelitian diatas bahwa sistem dan prosedur memiliki keterkaitan,
dengan sistem pengendalian intern yang menjadi landasan utama pengendalian, dengan
4(empat) sasaran pokok yaitu (1) menjaga harta kekayaan perusahaan, (2) memeriksa
ketelitian data akuntansi, (3) memenuhi kebijaksanaan manajemen serta (4) memajukan
efisisensi dalam operasi.
Rerangka Pemikiran
Dari hasil penelitian terdahulu yang telah disajikan dalam paparan diatas, serta
melakukan analisis teoritis terhadap sistem pengendalian intern pada Bank umum (SE-BI
No.05/2003), terhadap pedoman standar sistem pengendalian intern Bank Umum, maka
disusun kerangka pemikiran seperti pada Gambar 1.

Gambar 1
Rerangka Pemikiran
Berdasarkan penjelasan di atas, evaluasi pengendalian intern di BCA PGS digunakan
untuk mekanisme kerja pengelolaan kartu ATM yang efektif dan efisien dalam hal

penanganan yang dihadapi oleh nasabah bank, serta mengarahkan sistem dan prosedur
pencatatan, praktek yang sehat, dan mutu karyawan yang sesuai dengan unsur – unsur
penting dalam pengendalian intern kartu ATM .
Metoda Penelitian
Jenis Penelitian
Jenis penelitian adalah penelitian Deskriptif kualitatif dengan memperoleh gambaran
data di lapangan yang dianalisis kemudian diperbandingkan dengan teori yang ada untuk
menghasilkan kesimpulan penelitian.

Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 4 (2014)

6
Dalam penelitian ini penelitian langsung dilakukan dengan mengumpulkan data
aktivitas operasional perusahaan dan dokumen yang sesuai dengan masalah sistem
pengendalian intern dan sispro ATM.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dengan berbagai cara sebagai berikut: (1)
Data Primer, yang masih memerlukan pengolahan lebih lanjut dan dikembangkan dengan
pemahaman seperti hasil wawancara, (2) Teknik Pengumpulan Data yang utama: (a) Teknik
Observasi, yaitu dilakukan dengan menggunakan pengamatan langsung terhadap obyek
penelitian, dalam hal ini Proses Pengendalian Kartu ATM BCA PGS, (b) Teknik Wawancara,
yaitu melakukan tanya jawab dan diskusi secara langsung dengan beberapa pihak yang
berkompeten dan berwenang dalam memberikan data yang dibutuhkan, seperti Wawancara
langsung dengan Kepala Cabang BCA PGS, Customer Service BCA PGS, dan bagian Divisi
BCA Card, (c) Teknik Dokumentasi, yaitu melakukan pencatatan dan pengcopyan atas datadata sekunder untuk mendapatkan data yang mendukung penelitian ini.
Satuan Kajian
Dalam penelitian ini instrumen penelitian tidak bersifat eksternal atau objektif, akan
tetapi internal atau subjektif, yaitu peneliti itu sendiri tanpa menggunakan tes, angket, atau
eksperimen. Adapun instrumen data yang diperlukan untuk menjelaskan satuan kajian
(Unit of Analysis) yang merupakan satuan terkecil objek penelitian, yaitu : (1) Struktur
Organisasi, penulis menganalisa kegiatan sistem organisasi yang ada di BCA-PGS, supaya
sesuai dengan unsur-unsur penting dalam Sistem Pengendalian Intern yang baik dan
memuaskan dari tiap karyawan serta unit kerja melalui program kerja dan kegiatan
operasional yang terperinci serta jelas agar dapat sukses dalam mencapai tujuan dan target
organisasi, (2) Kartu ATM, penulis menganalisa sistem dan prosedur permasalahan yang
terjadi pada nasabah, dengan tujuan menciptakan efisiensi dan efektivitas dari tiap transaksi
perbankan dalam memperlancar arus layanan pengguna Kartu ATM, (3) Mesin Automatic
Machine Teller (ATM), penulis mengidentifikasi sistem dan prosedur pengelolaan mesin
ATM untuk mengevaluasi kinerja secara berkesinambungan untuk mencapai perbaikan
sebagai output positif yang diharapkan dengan jaminan yang wajar bukan jaminan yang
pasti terhadap kesalahan yang dihadapi.
Teknik Analisis Data
Analisa data dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu dengan
mengumpulkan, mengolah, dan menginterpretasikan data yang diperoleh sehingga
memberi keterangan yang benar dan lengkap untuk pemecahan masalah yang dihadapi.
Kriteria Penerapan Sistem Pengendalian Intern
1. Struktur Organisasi dengan Pemisahan Fungsi, kriterianya adalah : Harus ada pemisahan
Fungsi Operasi dengan Fungsi Akuntansi.
2. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan, kriterianya yaitu : Penggunaan Formulir
bernomor urut cetak, yang pemakaiannya harus dipertanggungjawabkan oleh yang
berwenang.
3. Praktek yang Sehat, kriterianya yaitu : Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal
sampai akhir oleh satu orang, agar penyelewengan dapat diminimalkan.
4. Karyawan yang Kompeten, kriterianya yaitu : Seleksi calon karyawan baru berdasarkan
persyaratan yang dituntut oleh pekerjaannya.
Kriteria Standar Pengendalian Bank Umum

Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 4 (2014)

7
Berdasarkan pedoman Standar Sistem Pengendalian Intern (Surat Edaran Bank
Indonesia No.5/22/DPNP tanggal 29 September 2003), yang meliputi :
1. Pengawasan oleh manajemen dan budaya perusahaan, meliputi Dewan Komisaris, Direksi
dan Budaya Pengendalian.
2. Identifikasi dan penilaian risiko, yang terdiri dari penilaian risiko, menganalisis timbulnya
risiko, auditor intern, profil risiko, risiko individual maupun agregat, serta kajian terhadap
risiko yang belum dikendalikan saat ini.
3. Kegiatan pengendalian dan pemisahan fungsi, yang meliputi kebijakan, prosedur dan
praktek yang memberikan keyakinan pejabat dan pegawai Bank bahwa arahan dewan
Komisaris dan Direksi Bank telah dilaksanakan secara efektif.
4. Sistem akuntansi, informasi dan komunikasi, yang memberikan jaminan bahwa sistem
akuntansi, informasi dan komunikasi yang memadai telah dilakukan dengan maksud agar
dapat mengidentifikasi masalah.
5. Kegiatan pemantauan dan tindakan koreksi penyimpangan, yang kegiatan yang harus
dilakukan Bank untuk menyelenggarakan audit intern yang efektif dan
menyeluruh terhadap sistem pengendalian intern.
Kriteria Pengendalian PDE
1. Pengendalian Umum, meliputi : Organisasi, Prosedur dan standar untuk perubahan
program, pengembangan sistem dan pengoperasian fasilitas pengolahan data .
2. Pengendalian Aplikasi, meliputi : Ketelitian dan kelengkapan data dalam aplikasi tertentu.
Dan berkaitan dengan sistem akuntansi dan elemen prosedur pengendalian dalam struktur
pengendalian intern EDP
Kriteria Interpretasi Praktek di BCA-PGS
Efektivitas Penilaian Sistem Pengendalian Intern :
1. Struktur Organisasi dengan Pemisahan Fungsi, adanya pemisahan Fungsi Teller dengan
Fungsi Bagian Layanan, sehingga tidak adanya perangkapan tugas dan tanggung jawab
untuk setiap bagian karyawan.
2. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan, adanya penggunaan Formulir pre-numbered
dalam kegiatan operasional perbankan, yang bisa mengurangi pemborosan dalam kegiatan
operasional pihak bank.
3. Praktek yang Sehat, Customer Service Officer tidak boleh menerima transaksi setoran tunai
dari nasabah, sehingga tidak ada celah untuk melakukan penyimpangan dalam kegiatan
perbankan.
4. Karyawan yang Kompeten, adanya seleksi dan kriteria persyaratan penerimaan karyawan
baru, sehingga BCA-PGS mempunyai karyawan yang Standar mutunya bagus dan
berkualitas yang mampu meningkatkan kinerja agar dapat berprestasi dengan semaksimal
mungkin.
Efektivitas Penilaian Sistem dan Prosedur Kartu ATM :
1. Sispro Permohonan Kartu ATM, adanya kemudahan persyaratan dalam permohonan
Kartu ATM baru atau pembukaan Rekening nasabah baru.
2. Sispro Kartu ATM yang Gagal Transaksi, adanya pelayanan yang baik dari pihak bank
mulai dari awal pelaporan nasabah sampai ke bagian pelayanan (CSO atau HaloBCA).
3. Sispro Kartu ATM yang Hilang, adanya Standar Operations System (SOP), yang
memberikan jaminan keamanan apabila kartu ATM ditemukan dan disalahgunakan oleh
orang lain.
4. Sispro Kartu ATM yang Rusak, adanya Berita Acara penghancuran pada setiap Kartu
ATM yang Rusak, yang menunjukkan secara segi keamanan yang baik dan benar.

Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 4 (2014)

8
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Gambaran Obyek Penelitian
Bank Central Asia Cabang Pusat Grosir Surabaya atau disebut BCA-PGS dibuka sejak
tanggal 18 Oktober 2011, dengan ijin operasi dari Bank Indonesia.
BCA-PGS merupakan Kantor Cabang Pembantu di wilayah Surabaya Utara. Dengan
nasabah hampir semua pedagang di Pusat Grosir Surabaya.
Kegiatan operasional BCA-PGS antara lain : Mulai dari pembukaan rekening baru,
penyetoran uang tunai, dan penarikan dana. Para pedagang maksimal bisa melakukan
penyetoran uang tunai 200 juta sehari. Dalam sehari BCA-PGS bisa menampung setoran dari
para pedagang grosir/eceran hingga total 2 milyar, dan itu merupakan angka nominal yang
cukup besar bagi cabang-cabang BCA yang lainnya.
Dengan memiliki jumlah 7 (tujuh) karyawan yaitu: Teller empat orang, Customer
Service satu orang, satu orang petugas Bancassurance AIA, dan Kepala Cabang, mampu
melayani nasabah, dan dalam tiga(3) tahun beroperasi telah memperoleh penghargaan Top
Award Branches di bidang pelayanan perbankan dari BCA Pusat Jakarta.
Dalam operasinya BCA-PGS memiliki mesin ATM Tiga(3) unit, yaitu : mesin setoran
Tunai, mesin Tunai, dan mesin non Tunai. Dan semua unit mesin ATM tersebut berada di
dalam area BCA-PGS.
Produk dan Jasa Perbankan
Produk dan jasa perbankan yang dilakukan oleh BCA-PGS berdasarkan hasil studi
penulis, terdiri dari : (1.) Produk Simpanan, (2.) Bancassurance, (3.) Kartu kredit, (4.)
Perbankan elektronik, (5.) Kredit konsumen, dan (6.) Layanan transaksi perbankan.
Produk simpanan merupakan tabungan atau simpanan nasabah yang terdiri
bermacam-macam jenis dengan nama dan fasilitas yang berbeda yaitu : (a.) Tahapan, (b.)
Tahapan Gold, (c.) Tapres, (d.) BCA dollar, (e.) Deposito berjangka, serta (f.) Giro. Simpanan
jenis Tahapan adalah tabungan hari depan atau yang lebih dikenal dengan tahapan BCA
merupakan produk unggulan BCA, yang bukti kepemilikannya dengan menggunakan buku.
Simpanan dengan jenis Tahapan Gold adalah jenis rekening tahapan yang nasabahnya diberi
keistimewaan untuk menikmati berbagai fasilitas khusus antara lain: penambahan berita dan
keterangan mutasi transaksi di buku tahapan, layanan automatic teller transfer system,
pencetakan mutasi melalui mesin auto print, layanan Appointe Card, dan penerimaan
informasi transaksi melalui layanan sms push notification. Simpanan Tapres adalah tabungan
yang bukti kepemilikannya dengan menggunakan kartu dan setiap bulan akan diterbitkan
rekening Koran. Simpanan BCA Dollar merupakan simpanan dalam mata uang dollar
Singapura (SGD) yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat menurut syarat- syarat
tertentu. Simpanan Deposito Berjangka adalah simpanan dari pihak ketiga kepada Bank
yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu menurut perjanjian.
Sedangkan Giro adalah simpanan dari pihak ketiga kepada bank yang penarikannya dapat
dilakukan setiap saat dengan mempergunakan cek, surat perintah pembayaran lainnya atau
dengan cara pemindahbukuan.
Dari seluruh produk simpanan perbankan diatas, untuk memberikan kemudahan
transaksi bagi nasabah, maka hampir semua transaksi dapat menggunakan Kartu ATM
(Automatic Teller Machine), dan penerbitan kartu ATM oleh BCA di lakukan dengan aplikasi
serta memiliki konsekuensi biaya adminstrasi dan biaya penggantian kartu bagi nasabah.
Bancassurance, Merupakan bentuk pemasaran beragam produk asuransi dengan
bank sebagai sarana distribusi, BCA-PGS sebagai agen pemasar dari produk- produk
asuransi PT AIA Financial Tbk. Adapun produk- produk asuransi beserta keunggulannya
yang dipasarkan oleh BCA-PGS yaitu : (1) Provisa Max, keunggulannya : Pertumbuhan
investasi yang maksimal dan Pliihan jenis investasi sesuai profil risiko nasabah, (2)
Optishield, keunggulan: Perlindungan asuransi yang komprehensif dan paket pembayaran

Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 4 (2014)

9
premi bulanan sesuai kebutuhan, (3) Edusave, keunggulan : Perlindungan asuransi jiwa bagi
anak dan orang tua sekaligus, (4) Medisave Plus, keunggulan : Manfaat santunan tunai
harian jika terjadi kecelakaan, (5) Pro Series, keunggulan : Sebagian besar premi dialokasikan
sebagai investasi.
Kartu Kredit, Merupakan alat berbentuk kartu yang diterbitkan oleh suatu lembaga
keuangan dan dapat digunakan sebagai alat pembayaran transaksi pembelian barang dan
jasa yang pembayaran pelunasannya dapat dilakukan oleh pembeli secara sekaligus atau
angsuran pada jangka waktu tertentu setelah kartu digunakan sebagai alat pembayaran.
Kartu Kredit yang ditawarkan oleh BCA PGS yaitu : BCA Card, BCA Master Card, BCA
Everyday Card, BCA Visa, BCA JCB, BCA Singapore Airlines, BCA Carrefour, Astra World
BCA Card. Persyaratan umum pengajuan Kartu kredit BCA : Penghasilan minimal 36
juta/tahun, Kartu Utama : minimum 21 tahun – maksimum 65 tahun, Kartu tambahan :
minimum 17 tahun atau telah menikah, Menyertakan dokumen yang diperlukan
Perbankan Elektronik, Merupakan produk yang diluncurkan oleh BCA-PGS dalam
rangka mempermudah nasabah melakukan transaksi dimana saja, berikut adalah produknya
yaitu : (1) Anjungan Tunai Mandiri (ATM) adalah salah satu layanan e-banking BCA yang
memungkinkan nasabah untuk melakukan transaksi finansial dan non- finansial melalui
mesin; (2) Debit BCA adalah salah satu fasilitas e-banking yang memungkinkan nasabah
untuk berbelanja tanpa harus menggunakan uang tunai, keuntungannya adalah : Berbelanja
menjadi lebih praktis karena tidak perlu membawa uang tunai dalam jumlah besar,
Transaksi belanja menjadi lebih mudah karena nasabah tak akan mendapat uang kembalian
berupa uang recehan, mudah menelusuri kapan nasabah membelanjakan uang; (3) Tunai
BCA adalah layanan yang disediakan oleh BCA dimana nasabah tabungan dimungkinkan
mengambil uang tunai pada saat berbelanja di merchant – merchant tertentu yang telah
diberi tanda tunai BCA; (4) Flazz adalah layanan e-bangking yang disediakan oleh BCA
dimana nasabah dapat melakukan transaksi dengan cepat dan praktis; (5) Self Service
Passbook Printer (SSPP) layanan dimana nasabah dapat mencetak sendiri transaksi yang telah
dilakukan; (6) EDC BIZZ adalah elektronik data capture BCA yang digunakan untuk
melakukan transaksi non tunai di outlet merchant dengan menggunakan kartu BCA BIZZ dan
key BCA; (7) Internet Banking adalah layanan dimana nasabah dapat melakukan transaksi
perbankan melalui PC yang terhubung dengan internet dan diberi nama Klik BCA; (8)
Mobile Banking (m-BCA) adalah layanan nasabah dengan tujuan memberikan kemudahan
dalam melakukan transaksi perbankan melalui telepon seluler; (9) Halo BCA yaitu layanan
hotline 24 jam sehari, 7 hari seminggu yang didukung oleh CSO yang siap setiap saat
memberi layanan informasi serta memberi alternative solusi masalah nasabah yang
berkaitan dengan produk BCA; (10) Phone Banking yaitu produk perbankan elektronik untuk
membantu nasabah mendapatkan informasi perbankan dan melakukan transaksi finasial
non tunai melalui pesawat telepon; (11) SMS BCA adalah layanan perbankan yang dapat
diakses oleh nasabah melalui telepon / seluler dengan menggunakan media SMS, bisa
diakses oleh pengguna GSM dan CDMA, perintah dan jawaban berupa SMS yang dapat
disimpan di ponsel, Nasabah bisa bertransaksi di mana dan kapan saja, Nyaman tidak perlu
antri di ATM hanya berbekal ponsel, semua nasabah bisa mengakses SMS BCA apa pun
operator SIM Card nasabah, seperti : GSM Telkomsel (KartuHALO, Simpati, AS), Indosat
(Matrix, Mentari, IM3), XL, Axis maupun CDMA (StarOne, Telkom Flexi, Esia, SmartFren).
Kredit Konsumen meliputi : (1) Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) ialah pinjaman
jangka panjang untuk membiayai pembelian rumah, perbaikan/ renovasi rumah, atau
pembelian ruko untuk dihuni sendiri, (2) Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) adalah
pinjaman yang diberikan guna keperluan pembelian kendaraan bermotor dalam kondisi
baru untuk keperluan pribadi, (3) Kredit Kepemilikan Apartemen (KPA) adalah pinjaman
jangka panjang yang disediakan khusus untuk membiayai pembelian apartemen bagi
perorangan guna dimiliki/ditempati sendiri/investasi dan telah memenuhi persyaratan

Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 4 (2014)

10
pemberian kredit, (4) KPR Xtra adalah pemberian KPR yang ditujukan untuk
pembelian/renovasi rumah/apartemen dimana debitur dapat menentukan sendiri
komposisi pembayaran angsurannya, (5) Kredit Refinancing adalah kredit jangka panjang
dimana tujuan penggunaan dananya disesuaikan dengan kebutuhan konsumtif debitur
kecuali untuk pembelian stok barang/inventory, dimana sumber pembayaran KPR
refinancing dengan jaminan tanah bangunan tersebut berasal dari penghasilan yang ada saat
ini.
Layanan Transaksi Perbankan, diantaranya yaitu : (1) Safe Deposit Box adalah tempat
penyimpanan barang dengan ukuran tertentu yang disewakan oleh bank kepada nasabah
dalam jangka waktu satu tahun dengan biaya sewa yang besarnya ditentukan oleh bank, (2)
KU (Kiriman Uang) dan Remittance adalah jasa yang diberikan oleh bank untuk
pengiriman/penerimaan uang rupiah ke/dari bank lain di dalam negeri dengan
pemberitahuan secara elektronis sedangkan Remittance adalah layanan kiriman uang dalam
valuta asing yang ditujukan kepada pihak penerima yang berdomisili di dalam atau luar
negeri, (3) Banknotes yakni uang kertas asing yang merupakan alat pembayaran yang resmi
dan sah dari suatu Negara yang memliki nilai tukar dan dapat diperjualbelikan, (4) Kliring
yakni proses pertukaran antar warkat, antar bank peserta, dalam wilayah yang sama yang
diselenggarakan oleh lembaga kliring, (5) Inkaso dan Collection, inkaso yakni jasa penagihan
yang dilakukan berdasarkan suatu warkat (cek/BG) kepada pihak yang wajib membayar/
pihak tertagih untuk kepentingan dan atas resiko pihak yang memiliki tagihan, Collection
adalah jasa yang diberikan oleh bank untuk melakukan penagihan atas suatu warkat kepada
pihak yang wajib membayar/pihak tertagih di luar negeri/dalam negeri untuk kepentingan
dan atas resiko pihak yang memiliki tagihan, (6) Travellers Cheque yakni suatu alat
pembayaran atas nama pembeli yang berfungsi sebagai pengganti uang tunai, (7) Virtual
Account yakni rekening khusus yang diberikan kepada pelanggan dari suatu perusahaan
sebagai sarana pembayaran tagihan kepada company partner dengan cara setor tunai,
pemindahbukuan, LLG, RTGS, ke rekening tersebut, (8) Open Payment Via Counter yakni
sarana transaksi yang disediakan pada aplikasi BDS – IDS untuk memproses transaksi
pembayaran yang dilakukan oleh pelanggan company partner melalui counter BCA, baik
secara tunai maupun pemindahbukuan, (9) Payroll yakni fasilitas yang diberikan oleh BCA
kepada nasabah bisnis untuk melakukan transaksi pembayaran gaji karyawan dengan cara
upload file melalui Klik BCA Bisnis atau mengirimkan disket data Payroll ke BCA, (10)
Autodebet yakni fasilitas autodebet rekening nasabah dari suatu perusahaan yang memliki
kerjasama dengan BCA, yang dilakukan secara periodik.
Penerapan Sistem Pengendalian Intern dalam Standar SPI Bank Umum
Struktur Organisasi yang memisahkan Tugas dan TanggungJawab
Struktur organisasi yang terdapat pada BCA-PGS merupakan struktur organisasi
garis dan staff. Struktur organisasi yang telah dibentuk memisahkan fungsi-fungsi yang
bertujuan untuk menghindari Conflict of Interest, sebagai berikut : (a) Fungsi Teller telah
dipisahkan dari fungsi Layanan Transaksi Perbankan, pada struktur organisasi BCA-PGS
sudah dipisahkan antara bagian Teller dan Bagian Layanan Transaksi Perbankan, namun
pada kenyataannya Teller terkadang merangkap tugas menjadi Bagian Layanan perbankan
yaitu menerima laporan komplain (keluhan) dari nasabah terkait produk perbankan, (b)
Fungsi Operasi (Customer Service Officer) harus dipisahkan dari Fungsi Akuntansi, pada
BCA-PGS sudah memisahkan hal tersebut akan tetapi pada kenyataannya Customer Service
Officer setiap harinya ikut melakukan penghitungan akuntansi dana setoran tunai nasabah,
hal ini bisa berakibat tidak efisiennya waktu kegiatan operasional BCA-PGS.
Berdasarkan Standar pengendalian intern Bank Umum, sudah memenuhi Kegiatan
pengendalian dan pemisahan fungsi-fungsi dalam perusahaan, yang meliputi kebijakan,
prosedur dan praktek kenyataannya telah dilaksanakan secara efektif.

Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 4 (2014)

11
Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
Sistem otorisasi yang dilakukan pada BCA PGS adalah pengaturan wewenang untuk
pemberian otorisasi ditunjukkan dengan adanya penggunaan formulir pada setiap kegiatan
perusahaan sebagai media perekam penggunaan wewenang untuk memberikan otorisasi
terlaksananya transaksi di perusahaan. Formulir pre-number, dibuat rangkap, dan
penggunaan tanda tangan, cap, atau paraf dari Kepala Cabang BCA-PGS pada setiap
formulir yang digunakan .
Prosedur pencatatan untuk formulir pre-number adalah : (a) Nasabah mengisi
formulir Bukti Setoran Tunai, (b) Teller memeriksa dan mencocokkan data nasabah, (c) Teller
menghitung jumlah uang dan memeriksa formulir bukti setoran sesuai tanggal setoran dan
menuliskan jumlah uang tunai yang diterima pada Formulir bukti setoran, (d) Teller
menyimpan formulir bukti setoran di arsip teller sebagai lembar bukti nasabah, (e) Teller
meminta ijin otorisasi dari Kepala Cabang untuk penyetoran Dana nasabah ke Kantor
Wilayah Utama, (f) Semua dana nasabah disetorkan ke Kantor Wilayah Utama.
Dokumen-dokumen yang digunakan dalam Sistem dan Prosedur Pencatatan di BCAPGS antara lain : (a) Formulir Pembukaan Rekening Perorangan, fungsinya yaitu : untuk
pembukaan rekening/permohonan Kartu ATM nasabah baru BCA-PGS, (b) Formulir
Fasilitas, fungsinya yaitu : sebagai formulir buat nasabah yang ingin mendaftar produk dan
jasa perbankan seperti : pendaftaran m-BCA, KlikBCA, Key BCA, Internet Banking, dan juga
untuk merubah tabungan nasabah BCA dari silver menjadi gold, (c) Formulir Bukti Setoran
Tunai fungsinya yaitu : sebagai bukti penyetoran uang tunai nasabah ke BCA-PGS yang
ingin menabung di rekeningnya, (d) Formulir Slip Penarikan, fungsinya : sebagai bukti
penarikan/pengambilan dana tunai nasabah dari Bank.
Adapun kelemahan dari penggunaan Formulir yaitu, berdasarkan Data dan Info
yang diambil dari Kotak Saran/Masukan yang ada di BCA-PGS, memaparkan bahwa salah
satu keluhan terbanyak yakni nasabah sering tidak memahami formulir yang berdesain
rumit atau kurang dipahami nasabah yang akan melakukan transaksi perbankan. Sehingga
banyak nasabah yang salah tulis di formulir tersebut.
Dan kenyataannya bagian Teller terkadang lupa mengecek jumlah uang yang
disetorkan nasabah sehingga terkadang ada selisih lebih atau kurang pada setoran uang
nasabah. Dan juga Teller lupa untuk meminta paraf/tanda tangan dari Kepala Cabang
sehingga ada transaksi keluar (output) tanpa meminta otorisasi atau ijin.
Berdasarkan Standar Pengendalian Intern Bank Umum sistem akuntansi, informasi,
dan komunikasi, masih kurang memberikan jaminan pada praktek prosedur pencatatannya.
Praktik yang sehat
BCA-PGS melakukan kebijakan peraturan bahwa setiap transaksi perbankan tidak boleh
dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu orang saja, contoh nyatanya, yaitu : Customer
Service Officer tidak boleh melakukan penerimaan setoran kas tunai dari nasabah, Karena itu
merupakan tugas dan tanggung jawab Teller, agar tidak terjadi penyelewengan wewenang
dan tanggung jawab. Begitu juga sebaliknya teller juga tidak boleh melakukan tugas
Customer Service Officer yang berhubungan dengan pelayanan nasabah, sistem dan prosedur
yang berkaitan dengan Kartu ATM.
BCA-PGS juga menerapkan peraturan bahwa semua Nomor Cek harus
dipertanggungjawabkan oleh bagian Teller, karena formulir Cek berfungsi sebagai perintah
kepada Bank untuk membayarkan sejumlah uang perusahaan kepada orang tertentu atau
kepada pembawa cek tersebut, maka penggunaan cek diawasi dengan mengontrol
penggunaan nomor urut cek tersebut. Setiap nomor cek harus dipertanggungjawabkan oleh
Bagian Teller, karena bertugas untuk mengisi cek dan memintakan otorisasi dari Kepala
Cabang atas cek tersebut.
Selain itu terdapat peraturan pembatasan melalui pengaksesan ke komputer karyawan
dengan user ID dan password serta pemasangan mesin absen fingerscan. Contoh nyatanya,

Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 4 (2014)

12
yaitu : karyawan harus melakukan absen fingerscan saat datang masuk kerja dan juga saat
mau pulang kerja dari BCA-PGS.
Berdasarkan Standar Pengendalian Intern Bank Umum Kegiatan Pemantauan dan
Tindakan Koreksi Penyimpangan, belum memenuhi kriteria disebabkan masih ada transaksi
yang dilakukan oleh karyawan yang bukan tugas dan wewenangnya.
Karyawan yang Mutunya Sesuai dengan Tanggung Jawab
BCA PGS menerapkan Kriteria–kriteria dalam merekrut karyawan barunya, berdasarkan
ketentuan BCA Development Program (BDP) syaratnya antara lain : Pendidikan minimal
Strata satu (S1), Nilai IPK minimal 3,00, Pria/Wanita, Usia maksimal 25 tahun, Pengalaman
atau Fresh Graduate bekerja di perbankan, dan lulus seleksi.
Karyawan BCA-PGS 7(tujuh) orang sekarang ini sebagian berpendidikan Strata Satu (S1)
karena syarat utama untuk dapat diterima masuk dunia perbankan, dan ada juga karyawan
yang yang berijasah SMA karena masuk lewat jalur Program Permagangan Bakti BCA.
Sebelumnya calon karyawan baru mendapatkan pelatihan di Kantor Pusat BCA selama
3(tiga) bulan untuk kemudian dilepas bekerja di BCA-PGS. Dan setiap 6(enam) bulan sekali
baik karyawan baru maupun lama terus mendapatkan pelatihan produk terbaru (Product
Knowledge) agar meningkatkan kecakapan pegawai tersebut. Selain itu apabila selama 3(tiga)
tahun Kinerja karyawan tersebut dinilai baik dan memuaskan maka akan ada pengangkatan
menjadi Pegawai Tetap dari Kantor wilayah (kanwil).
Berdasarkan Standar pengendalian intern Bank Umum Pengawasan manajemen dan
budaya perusahaan, dalam setiap perekrutan karyawan baru harus mendapatkan tenaga
yang terdidik dan berkualitas, dan masih belum memenuhi standar karyawan yang
kompeten yang baik.
Sistem dan Prosedur Kartu ATM (Automatic Teller Machines) dan SPI Bank Umum
Sispro Permohonan Kartu ATM
Sispro pada BCA-PGS dalam pengendalian internnya sudah menerapkan sesuai dengan
unsur-unsur yang sesuai pengendalian intern yang baik, dengan adanya kemudahan
persyaratan nasabah baru yang ingin membuka rekening baru, hanya dengan membawa
identitas KTP dan NPWP yang masih berlaku. Namun pada kenyataannya pihak manajemen
bank untuk nasabah diluar Surabaya harus melampirkan Kartu Keluarga dan persyaratan
lainnya, hal ini memberatkan nasabah dari luar surabaya untuk mengajukan permohonan
kartu ATM di BCA-PGS.
Berdasarkan Standar Pengendalian intern Bank Umum, menurut teori Kegiatan
pengendalian dan pemisahan fungsi dalam pelayanan permohonan Kartu ATM BCA-PGS
sudah cukup baik, hal ini dilihat dari kemudahan persyaratan dalam membuka rekening
baru.
Sispro Kartu ATM Yang Gagal Transaksi (Tertahan mesin)
Sispro yang sudah dilakukan pada BCA-PGS dalam pengendalian internnya sudah
memberikan pelayanan yang bagus mulai dari awal laporan nasabah ke bagian pelayanan
(CSO atau Halo BCA) sampai penggantiannya kartu ATM baru. Dan kenyataannya kartu
yang sudah tertahan tersebut harus diganti dengan Kartu yang baru
Kelebihannya : apabila nasabah langsung melapor, maka dapat langsung diberikan
penggantian kartu ATM yang baru, Kelemahannya : pada pihak vendor petugas servis
ATM lama untuk datang memperbaiki mesin ATM yang sudah menelan kartu ATM
nasabah.
Berdasarkan Standar pengendalian intern Bank Umum, menurut Teori Sistem akuntansi,
informasi dan komunikasi yang memberikan jaminan, sudah dilakukan dengan baik karena

Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 4 (2014)

13
sistem informasi BCA-PGS sudah bisa mengidentifikasi masalah yang timbul akibat Kartu
ATM yang gagal transaksi.
Sispro Kartu ATM Yang Hilang
Sispro yang telah dilakukan ada di BCA-PGS terhadap kartu ATM yang hilang sudah
mengikuti Standar Operation System (SOP) perbankan, kenyataannya dimana Kartu ATM
nasabah yang hilang tersebut bisa terjamin keamanannya apabila nasabah segera
melaporkan ke bagian layanan bisa menggunakan fasilitas m-banking atau HaloBCA untuk
segera memblokir rekeningnya, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan oleh pihak
yang tidak bertanggung jawab, disebabkan sistem informasi di BCA-PGS sudah baik.
Berdasarkan Standar Pengendalian intern Bank Umum, menurut Teori Pengawasan oleh
manajemen dan budaya perusahaan, pihak bank memberikan Standar Operation System (SOP)
harus didokumentasikan secara tertulis dan tersedia bagi setiap karyawan BCA-PGS.
Sispro Kartu ATM Yang Rusak
Sispro yang dilakukan oleh BCA-PGS pada kenyataannya memperlihatkan bukti yang
nyata bahwa setiap Kartu ATM yang rusak dan bermasalah akan dihancurkan oleh cabang
dan membuat berita acara penghancuran yang telah diotorisasi oleh Kepala Cabang.
Kelebihannya : penggantian kartu ATM yang rusak dapat dilakukan di cabang mana saja
tanpa harus BCA cabang asal nasabah membuka rekening pertama kali, Kelemahannya : Jika
terdapat perbedaan huruf pada nama nasabah (KTP) dengan data BCA-PGS maka CSO akan
menolak proses penggantian kartu ATM yang rusak.
Berdasarkan Standar Pengendalian intern Bank Umum, menurut Teori, Sistem
akuntansi, informasi dan komunikasi yang memberikan jaminan, sistem informasi pihak
bank sudah bisa mengelompokkan data-data nasabah antara cabang satu dengan cabang
lainnya, jika ada perubahan sedikit maka dapat diketahui secara cepat.
Simpulan, Saran, dan Keterbatasan
Penerapan Sistem Pengendalian Intern pada BCA-PGS telah memadai :
1. Struktur Organisasi yang Memisahkan Fungsi :
Pemisahan Tugas, Wewenang dan Tanggung jawab sudah cukup baik pada karyawan
dalam kegiatan operasionalnya, semua karyawan telah dipisahkan fungsi-fungsinya
sehingga tidak ada perangkapan jabatan pada bank ini.
2. Sistem Otorisasi Dan Prosedur Pencatatan :
Pemakaian formulir ber pre-numbered belum cukup baik, karena kurang informatif dan
belum dipahami oleh nasabah-nasabah baru. Berdasarkan data dan info dari Kotak
Saran/Masukan yang terdapat di BCA-PGS.
3. Praktik yang Sehat :
BCA-PGS dalam menerapkan kebijakan dan peraturan di bank sudah cukup baik, karena
setiap transaksi perbankan dari Awal sampai Akhir tidak dilaksanakan oleh satu bagian saja,
sehingga penyelewengan dapat diminimalkan.
4. Pegawai yang Kompeten :
Penerapan Standar kriteria-kriteria berdasarkan ketentuan BCA Development Program
(BDP) yang digunakan untuk merekrut karyawan baru belum cukup baik, disebabkan pihak
bank juga terkadang menerima karyawan baru dibawah standar yang ditetapkan, contoh
karyawan berijasah SMA melalui Program Magang Bakti BCA.
Sistem dan Prosedur Kartu ATM (Automatic Teller Machnie) pada BCA-PGS telah memadai,
hal ini terlihat dari :
1. Sispro Permohonan Kartu ATM :

Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 4 (2014)

14
Kemudahan dalam permohonan Kartu ATM BCA-PGS cukup dengan membawa
kelengkapan Identitas (KTP) yang masih berlaku dan NPWP, membuat sispro permohonan
Kartu ATM sudah cukup baik.
2. Sispro Kartu ATM Yang Gagal Transaksi :
Kesigapan pelayanan dari bagian pelayanan sudah cukup baik seperti Customer Service
Officer untuk segera menanggapi laporan dari nasabah apabila terjadi Kartu ATM tertahan di
dalam mesin ATM.
3. Sispro Kartu ATM Yang Hilang :
Jaminan keamanan dalam melindungi kartu ATM nasabah yang Hilang cukup baik,
dengan melaporkan ke bagian pelayanan (Call Centre) untuk memblokir rekening, agar
terhindar dari penyalahgunaan oleh pihak yang tidak berwenang.
4. Sispro Kartu ATM Yang Rusak :
Dengan adanya Berita acara penghancuran Kartu ATM yang rusak dan penggantian kartu
bisa dilakukan di cabang dimana saja, membuat sispro Kartu ATM rusak sudah cukup baik.
Keterbatasan
Penelitian ini masih jauh dari sempurna karena adanya keterbatasan Data, kurang
terbukanya pihak bank terhadap penulis karena ada sebagian kelengkapan Data yang tidak
boleh dipublikasikan untuk umum, dan jawaban hasil wawancara yang kurang detail
dengan pihak bank sehingga menjadi kurang Optimal penelitian ini.
Saran
1. BCA-PGS sebaiknya dalam merekrut karyawan baru sesuai Standar dengan Kriteriakriteria karyawan yang kompeten, berdasarkan ketentuan BCA Development Program (BDP)
mengharuskan setiap penerimaan karyawan baru harus minimal berijasah Strata Satu (S1);
2. BCA-PGS sebaiknya membuat Formulir bernomor urut cetak yang lebih Informatif dan
mudah dipahami oleh nasabah, berdasarkan Kotak Saran/Masukan yang menyebutkan
banyak nasabah salah saat melakukan pengisian formulir tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, W.A. 2010. Proses Kerja dan Dampak dari Mesin ATM . Jurnal Ilmiah Unikom 8(1): 21 –
24.
Bank Indonesia. 2003. Pedoman Standar Sistem Pengendalian Intern Bagi Bank Umum, Surat
Edaran No.5/22/DPNP. Tanggal 29 September : 1 – 25.
Baridwan, Z. 2004. Intermediate Accounting. Edisi Kedelapan. BPFE. Yogyakarta.
Dewi, E. P. 2011. Evaluasi Pengendalian Intern Atas Sistem Pengisian Kas Anjungan Tunai
Mandiri (Studi Kasus Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Malang
Kawi).MinorTesis.UniversitasBrawijayaMalang.http://elibrary.ub.ac.id/handle/1234
56789/31844; 27 Nop. 2013 (12:30).
Fitriasih, M. 2010. Penerapan Sistem Pengendalian Intern Atas Pembiayaan Konsumen
Dalam Pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR iB) Pada KCP BRI Syariah Di
Bangkalan. Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya.
Harahap, S. S. 2004. Sistem Pengawasan Manajemen. Quantum. Jakarta.
Hasugian, F.M. 2008. Penerapan Electronic Data Processing (EDP) dalam Proses Transaksi
ATM pada Bank Mandiri (Persero) Tbk. Branch Brayan di Medan. Skripsi. Fakultas
Ekonomi, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2000. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba. Jakarta.
Kasmir. 2003. Bank dan Lembaga keuangan Lainnya. Edisi Revisi. PT Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
______. 2002. Manajemen Perbankan. Edisi 1. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Krismiaji, 2002. Sistem Informasi Akuntansi. UPP AMP YKPN. Yogyakarta.

Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 4 (2014)

15
Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Edisi Ketiga. Salemba Empat. Jakarta.
________, 2008. Sistem Akuntansi. Edisi Ketiga. Salemba Empat. Jakarta.
Muhammad, F.H. dan A. Wibowo. 2011. Sistem Informasi Manajemen. UPP STIM YKPN.
Yogyakarta.
Rimbawa, D. 2005. Penerapan Sistem Pengendalian Intern Atas Pembiayaan Konsumen
Dalam Pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR iB) Pada KCP BRI Syariah Di
Bangkalan. Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya.
Undang - Undang Pokok Perbankan No. 10 Tahun 1998. Tentang Perubahan Atas UU No. 7
Tahun 1992 Tentang Perbankan . 10 Nopember 1998. Jakarta
Winarno, W.W. 1994. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Kesatu. Cetakan Pertama. STIE YKPN.
Yogyakarta.
________,W. W. 2006. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi kedua. Penerbit UPP STIM YKPN.
Yogyakarta.