this PDF file KEDUDUKAN BPSK (BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN) DALAM MENYELESAIKAN SENGKETA KONSUMEN MELALUI PROSES MEDIASI DIKOTA PALU | PRATAMA | Legal Opinion 1 PB
KEDUDUKAN BPSK (BADAN PENYELESAIAN SENGKETA
KONSUMEN) DALAM MENYELESAIKAN SENGKETA KONSUMEN
MELALUI PROSES MEDIASI DIKOTA PALU
RINALDI ANUGRAH PRATAMA
D101 13 135
Pembimbing I : M. Jafar, S.H., M.H
Pembimbing II : Abd. Rahman Hafid, S.H., M.H.
ABSTRAK
Karya ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui (1) bagaimana kedudukan
BPSK (Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen) dalam rangka menyelesaikan
sengketa antara pihak konsumen dan pelaku usaha melalui proses mediasi di
Kota Palu. (2) kekuatatan hukum putusan mediasi di BPSK. Penelitian ini adalah
penelitian yuridis empiris. Penelitian dengan metode yuridis empiris merupakan
penelitian dengan meneliti data primer di lapangan terlebih dahulu untuk
kemudian dilanjutkan dengan mengadakan penelitian terhadap data sekunder.
Pendekatan yuridis adalah suatu pendekatan yang mengacu pada hukum dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan pendekatan empiris
adalah pendekatan yang dilakukan dengan cara meneliti data lapangan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa BPSK ini mempunyai kedudukan sebagai salah
satu lembaga yang menangani dan menyelesaikan sengketa konsumen di luar
pengadilan yang mempunyai tugas, fungsi dan wewenang dengan cara mediasi,
konsiliasi dan arbitrase. Kedudukan lembaga BPSK ini setara dengan pengadilan
negri bagi lembaga tingkat yang pertama yang menangani penyelesaian sengketa
konsumen. Keanggotaan dari BPSK terdiri dari 3 unsur yaitu unsur pemerintah,
unsur konsumen, dan unsur pelaku usaha. Dalam proses penyelesaiannya BPSK
menggunakan 3 cara yaitu mediasi, konsiliasi dan arbitrase. Pada proses
mediasi, BPSK berfungsi sebagai mediator yang bersifat aktif dalam
mendamaikan dan memberi saran kepada pihak dalam penyelesaian sengketa
konsumen. kekuatan Putusan Mediasi di Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen
bersifat final dan mengikat dan mempunyai kekuatan hukum yang tetap. Final
berarti tidak ada lagi upaya hukum lainnya, mengikat karena perjanjian yang
dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang
membuatnya.
Kata Kunci : Kedudukan BPSK, Penyelesaian Sengketa Konsumen, Mediasi
I.
A.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pesatnya
perkembangan
pembangunan
dan
perekonomian
nasional telah menghasilkan variasi
1
produk barang dan/atau jasa yang
konsumen, yang semula diharapkan
dapat
oleh
dikonsumsi.
dibidang
Kemajuan
ilmu
teknologi
pengetahuan,
komunikasi,
dan
semua
pihak
mampu
memberikan solusi bagi penyelesaian
segala
macam
kerumitan
dalam
informatika juga turut mendukung
hubungan antara produsen dengan
perluasan
konsumen.2
ruang
barang
gerak
dan/atau
transaksi
jasa
hingga
Undang-Undang
Tahun
Negara. Kondisi demikian pada satu
lembaga dalam hukum perlindungan
pihak
bagi
konsumen, yaitu Badan Penyelesaian
karena
Sengketa Konsumen. Pasal 1 butir 11
kebutuhannya akan barang dan/atau
UUPK menyatakan bahwa Badan
jasa yang diinginkan dapat terpenuhi
Penyelesaian Sengketa Konsumen
serta
(BPSK) adalah badan yang bertugas
kepentingan
bermanfaat
konsumen
semakin
terbuka
lebar
membentuk
8
melintasi batas-batas wilayah suatu
sangat
1999
Nomor
kebebasan untuk memilih aneka jenis
menangani
kualitas barang dan/atau jasa sesuai
sengketa antara pelaku usaha dan
dengan kemampuannya.1
konsumen.
Adapun Undang-Undang yang
dibentuk
oleh
pemerintah
mengatur
tentang
konsumen
yaitu
Nomor
Tahun
8
yang
perlindungan
tentang
perlindungan konsumen. UndangUndang ini sebagai payung hukum
yang
menjadi
mengukur
kriteria
dugaan
pelanggaran-pelanggaran
untuk
adanya
hak-hak
menyelesaikan
BPSK
sebenarnya
dibentuk untuk menyelesaikan kasuskasus
sengketa
konsumen
yang
berskala kecil dan bersifat sederhana.
Terbentuknya lembaga BPSK,
Undang-Undang
1999
dan
suatu
maka
penyelesaian
sengketa
konsumen dapat dilakukan secara
cepat, mudah, dan murah. Cepat
karena
penyelesaian
sengketa
melalui BPSK harus sudah diputus
dalam tenggang waktu 21 hari kerja,
dan tidak dimungkinkan banding
1
Susanti Adi Nugroho, Proses
Penyelesaian Sengketa Konsumen Ditinjau
dari Hukum Acara Serta Kendala
Implementasinya, Kencana, Jakarta, 2011
Hlm. 2
2
Zulham, Hukum Pelindungan
Konsumen, Kencana, Jakarta, 2013
Hlm. 140
2
yang
dapat
memperlama
penyelesaian perkara.
proses
3
memenuhi secara sukarela. 4
Penyelesaian sengketa melalui
mediasi,
tergantung pada itikad baik untuk
merupakan
cara
Menurut
Badan
data
tahun
Penyelesaian
2016
Sengketa
penyelesaian sengketa yang fleksibel
Konsumen
dan tidak mengikat serta melibatkan
menangani 52 kasus Sengketa antara
pihak netral, yaitu mediator, yang
Konsumen dan Pelaku Usaha untun
memudahkan negosiasi antara para
diselesaikan
pihak/membantu
dalam
perundang-undang. Masalah yang
kompromi/kesepakatan.
menyebabkan terjadinya sengketa
Selain definisi mediasi ini, masih
antara konsumen dan produsen atau
banyak definisi lain yang berbeda-
pelaku usaha meliputi angsuran roda
beda, namun pada umumnya orang
dua dan empat, BPKB kendaraan,
sepakat bahwa tujuan dari proses
administrasi berupa nota pembayaran
mediasi adalah membantu orang
barang
dalam
penyelesaian
sengketa
antara
sukarela terhadap suatu sengketa
produsen
juga
atau konflik.
kendaraan, penarikan kendaraan dan
mencapai
mereka
mencapai
Peran mediator sangat terbatas,
(BPSK)
Kota
sesuai
tidak
dikenakan
Palu,
ketentuan
diberikan,
objek
konsumen
meliputi
biaya
dan
ansuran
pelunasan
hanya
penarikan, bahkan konsumen telah
menolong para pihak untuk mencari
menyerahkan atau membayar DP
jalan keluar dari persengketaan yang
namun
mereka
diserahkan.
yaitu
pada
hakikatnya
hadapi,
penyelesaian
sehingga
dalam
hasil
bentuk
belum
tersebut
ada
unit
yang
Masalah-masalah
kemudian
berdampak
kompromi terletak sepenuhnya pada
terhadap pelaporan konsumen ke
kesepakatan
para
pihak,
dan
BPSK dan berujung sengketa dengan
kekuatannya
tidak
mutlak
tapi
penyelesaian mediasi serta arbitrase.
Produsen
atau
komitmen
dan
pelaku
tunduk
usaha
terhadap
4
3
74
Susanti Adi Nugroho, Opcit, Hlm.
Ahmadi Miru dan Sutarman
Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen,
Rajawali Pers, Jakarta, 2015, Hlm. 261
3
perundang-undangan
Berdasarkan Undang-Undang
mengenai perlindungan konsumen
Nomor 8 tahun 1999 membentuk
yang
suatu
ketentuan
didalamnya
meliputi
lembaga
dalam
hukum
pemenuhan kewajiban. 5
perlindungan konsumen, yaitu Badan
B.
Penyelesaian Sengketa Konsumen
Rumusan Masalah
Berdasarkan
belakang
(BPSK). Pasal 1 butir 11 UUPK
diatas, maka pokok-pokok masalah
menyatakan bahwa BPSK adalah
yang menjadi fokus penelitian ini
badan yang bertugas menangani dan
adalah :
menyelesaikan
1.
latar
Bagaimana
BPSK
Kedudukan
dalam
Menyelesaikan
Rangka
antara
pelaku usaha dan konsumen. BPSK
sebenarnya
dibentuk
untuk
Sengketa
menyelesaikan kasus-kasus sengketa
antara Pihak Konsumen
konsumen yang berskala kecil dan
dan Pelaku Usaha melalui
bersifat sederhana.
proses mediasi di Kota
Palu ?
2.
sengketa
Bagaimana
Badan Penyelesaian Sengketa
Konsumen (BPSK) mempertanggung
kekuatan
jawabkan pelaksanaan tugas dan
Hukum Putusan Mediasi
wewenang
di BPSK ?
perdagangan. Sedangkan mengenai
meliputi
II.
PEMBAHASAN
anggaran
A.
Kedudukan BPSK (Badan
dibebankan
Penyelesaian
Sengketa
Pendapatan dan Belanja Negara serta
dalam
sumber-sumber lainnya yang sesuai
Konsumen)
Menyelesaiakan
Sengketa
dengan
untuk
bidang
kegiatan
kepada
BPSK
Anggara
peraturan-peraturan
yang
Konsumen antara Konsumen
berlaku. Adapun susunan anggota
dan Pelaku Usaha Melalui
Badan
Proses Mediasi di Kota Palu
Konsumen
Penyelesaian
(BPSK)
Sengketa
sebagaimana
diatur dalam Pasal 50 UndangUndang Perlindungan Konsumen,
5
http://sulteng.antaranews.com/berit
a/30629/bpsk-palu-tangani-52-kasussengketa-konsumen, diakses tanggal 17
Agustus 2017
terdiri atas :
a. Ketua merangkap anggota.
4
b. Wakil ketua merangkap anggota.
maupun
c. Anggota.
1.
f. Menerima pengaduan baik tertulis
Tugas,
Wewenang
dan
tidak
konsumen
tentang
pelanggaran
Sengketa Konsumen (BPSK)
perlindungan konsumen.
menjalankan tugas
diduga
lembaga
pelanggaran
tugas
dan
wewenang yang diatur dalam Pasal
UUPK
Nomor
tentang
Jo,
telah
melakukan
terhadap
perlindungan konsumen.
Kepmenperindag
h. Memanggil, menghadirkan saksi,
350/MPP/Kep/12/2001
saksi ahli dan/atau setiap orang
pelaksanaan
wewenang
terhadap
g. Memanggil pelaku usaha yang
dan fungsinya, BPSK sebagai suatu
memiliki
dari
terjadinya
Fungsi Badan Penyelesaian
Didalam
52
tertulis,
badan
tugas
dan
penyelesaian
sengketa konsumen, yaitu :
a. Melaksanakan
yang
dianggap
mengetahui
pelanggaran undang-undang ini.
i. Meminta bantuan penyidik untuk
penyelesaian
menghadirkan
pelaku
usaha,
sengketa konsumen, dengan cara
saksi, saksi ahli, atau setiap orang
melalui mediasi atau arbitrase
sebagaimana dimaksud pada hutuf
atau konsiliasi.
G dan huruf H, yang tidak
b. Memberikan
konsultasi
perlindungan konsumen.
Badan
c. Melakukan pengawasan terhadap
pencantuman klausula baku.
d. Melaporkan
kepada
bersedia
memenuhi
panggilan
Penyelesaian
Sengketa
Konsumen.
j. Mendapatkan, meneliti dan/atau
penyidik
menilai surat, dokumen, atau alat
umum apabila terjadi pelanggaran
bukti
ketentuan dalam Undang-Undang
dan/atau pemeriksaan.
No.8
Tahun
1999
tentang
Perlindungan Konsumen.
e. Melakukan
perlindungan konsumen.
guna
penyelidikan
k. Memutuskan dan menetapkan ada
atau tidak adanya kerugian di
penelitiaan
pemeriksaan
lain
dan
sengketa
pihak konsumen.
l. Memberitahukan putusan kepada
pelaku usaha yang melakukan
5
pelanggaran
keseimbangan
terhadap
kepentingan pelaku usaha dan
perlindungan konsumen.
konsumen.
m. Menjatuhkan sanksi administratif
kepada
pelaku
melanggar
Undang
No.
8
hanya
Undang-
oleh pelaku usaha atau badan
Tahun
usaha
1999
tugas
usaha atau perusahaan-perusahaan
dan
demikian terdapat fungsi strategis
perusahaan-perusahaan
swasta saja, tetapi juga pelaku
milik Negara.6
wewenang tersebut, maka dengan
2.
dari BPSK:
a. BPSK
tidak
klausula baku yang dikeluarkan
tentang Perlindungan Konsumen.
Berdasarkan
Jadi,
yang
usaha
ketentuan
kepentingan-
Proses Penyelesaian Sengketa
Konsumen Melalui Mediasi
berfungsi
sebagai
Di BPSK
Proses penyelesaian sengketa
instrumen hukum penyelesaian
pengadilan
konsumen melalui Mediasi di BPSK
(alternative dispute resolution),
dibagi dalam beberapa Proses, yaitu :
yaitu melalui konsiliasi, mediasi
a.
sengketa
di
luar
dan arbitrase.
Permohonan
Penyelesaian
Sengketa Konsumen
b. Melakukan pengawasan terhadap
Permohonan
Penyelesaian
pencantuman klausula baku (one-
Sengketa Konsumen diatu dalam
sided standard form contract)
Pasal 15 – Pasal 17 Kepmenperindag
oleh pelaku usaha (Pasal 52 butir
Nomor
c
Konsumen yang dirugikan dapat
UUPK).
Termasuk
disini
350/MPP/Kep/12/2001.
klausula baku yang dikeluarkan
mengajukan
PT PLN (persero) di bidang
penyelesaian
kelistrikan, PT Telkom (persero)
kepada BPSK yang terdekat dengan
dibidang
bank-
tempat tinggal konsumen. Bentuk
bank milik pemerintah maupun
Permohonan Penyelesaian Sengketa
swasta,
Konsumen diajukan secara lisan dan
telkomunikasi,
perusahaan
leasing/pembiayaan, dan lain-lain.
tertulis
ke
permohonan
sengketa
Badan
konsumen
Penyelesaian
c. Salah satu fungsi strategis ini
adalah
untuk
menciptakan
6
Ahmad Miru & Sutarman Yodo,
Opcit. Hlm 247
6
Sengketa Konsumen (BPSK) melalui
Sekretariat
BPSK
b.
setempat,
Susunan
Majelis
Penyelesaian
permohonan Penyelesaian Sengketa
Konsumen
Konsumen dapat juga diajukan oleh
Kepaniteraan
ahli waris atau kuasanya apabila
Susunan
Badan
Sengketa
(BPSK)
dan
majelis
Badan
konsumen :
Penyelesaian Sengketa Konsumen
1)
Meninggal dunia
(BPSK) harus berjumlah 3 orang
2)
Sakit atau telah berusia lanjut
yang
3)
Belum dewasa
sebagaimana dimaksud Pasal 54
4)
Orang asing (Warga Negara
Ayat
Asing)
Perlindungan Konsumen yang salah
Isi Permohonan Pernyelesaian
satu anggotanya wajib berpendidikan
sengketa konsumen memuat secara
dan berpengetahuan dibidang hukum
benar dan lengkap mengenai (Pasal
(Pasal 18 Kepmenperindag Nomor
16
350/MPP/Kep/12/2001).
Kepmenperindag
Nomor
mewakili
semua
2
unsur
Undang-Undang
Pasal
54
350/MPP/Kep/12/2001) :
Undang-Undang
1)
Identitas konsumen, ahli waris
Konsumen memberikan kewenangan
atau kuasanya disertai bukti
pada Menperindag untuk membuat
diri
ketentuan
2)
Nama dan alamat pelaku usaha
pelaksanaan
3)
Barang dan/atau jasa yang
Penyelesaian Sengketa Konsumen
diadukan
(BPSK). Ketentuan yang dimaksud
Bukti perolehan, keterangan
ialah
waktu dan tempat, dan tanggal
350/MPP/Kep?12/2001.
perolehan barang dan/atau jasa
c.
4)
yang diadukan;
5)
Perlindungan
teknis
mengenai
tugas
Badan
Kepmenperindag
Nomor
Tata Cara Persidangan
Pasal
26
Ayat
1
Saksi-saksi yang mengetahui
Kepmenperindag
perolehan barang dan atau jasa,
350/MPP/Kep/12/2001 menentukan
foto-foto barang atau kegiatan
bahwa pemanggilan pelaku usaha
pelaksanaan jasa bila ada.
untuk hadir dipersidangan BPSK
Nomor
dilakukan secara tertulis disertai
7
permohonan
Menurut Yusuf Shofie, dalam
konsumen
ketiga tata cara persidangan tersebut
dalam waktu 3 hari kerja sejak
kehadiran kuasa hukum memang
permohonan penyelesaian sengketa
tidak dilarang, baik dalam Undang-
diterima secara lengkap dan benar-
Undang
Perlindungan
benar telah memenuhi persyaratan
maupun
dalam
Pasal 16 Kepmenperindag Nomor
Nomor 350/MPP/Kep/12/2001.7
350/MPP/Kep/12/2001.
1)
dengan
copy
penyelesaian
sengketa
Secara
Konsumen
Kepmenperindag
Persidangan
dengan
Cara
formal dalam surat pemanggilan
Mediasi
tersebut dicantumkan :
Penyelesaian sengketa melalui
1) Hari, tanggal, jam, dan tempat
mediasi dilakukan sendiri oleh para
pihak yang bersengketa dengan di
persidangan
2) Kewajiban pelaku usaha untuk
damping
mediator.
Mediator
memberikan jawaban terhadap
menyerahkan
sepenuhnya
penyelesaian
sengketa
penyelesaian sengketa kepada para
konsumen (Pasal 26 Ayat 2
pihak, baik mengenai bentuk maupun
Kepmenperindag)
besarnya
ganti
kerugian
proses
atau
Setiap majelis BPSK wajib
tindakan tertentu untuk menjamin
menjaga ketertiban akan jalannya
tidak terulangnya kembali kerugian
persidangan
konsumen. Dalam proses mediasi ini,
(Pasal
27
mediator
bertindak
350/MPP/Kep/12/2001). Terdapat 3
dengan
memberikan
cara persidangan di BPSK (Pasal 54
petunjuk, saran dan upaya-upaya lain
Ayat 4 jo. Pasal 26 – Pasal 36
dalam menyelesaikan sengketa dan
Kepmenperindag
mediator wajib menentukan jadwal
Kepmenperindag
Nomor
Nomor
aktif
nasihat,
pertemuan untuk penyelesaian proses
350/MPP/Kep/12/2001), yaitu :
1) Persidangan
lebih
dengan
cara
dengan
cara
konsiliasi
2) Persidangan
mediasi
3) Persidangan cara arbitrase
7
Yusuf Shofie, Penyelesaian
Sengketa Konsumen Menurut UndangUndang Perlindungan Konsumen (UUPK),
Teori dan Praktek Penegakan Hukum, PT.
Citra Aditya Bakti, Bandung, 2002, hlm. 35
8
mediasi. Apabila dianggap perlu,
mediator dapat melakukan kaukus.
d.
di
Alat
Bukti
dan
8
Sistem
Proses dikeluarkannya putusan
Badan
Penyelesaian
Sengketa
konsumen dilakukan secara bertahap,
Pembuktian
yaitu Pasal 39 SK Memperindag No.
Alat-alat bukti yang digunakan
350/MPP/Kep/12/2001:
BPSK
1)
menurut
Pasal
Kepmenperindag
21
Nomor
untuk mencapai mufakat
2)
350/MPP/Kep/12/2001, yaitu :
Didasarkan atas musyawarah
Maksimal jika hal itu telah
1)
Barang dan/atau jasa
diusahakan (dengan sungguh-
2)
Keterangan para pihak;
sungguh),
3)
Keterangan saksi dan/atau ahli;
tercapai mufakat maka putusan
4)
Surat dan/atau dokumen
dilakukan cara voting atau
5)
Bukti-bukti
lain
ternyata
tidak
suara terbanyak.
yang
Putusan
mendukung
BPSK
dijatuhkan
yang
paling lambat waktu 21 hari kerja
digunakan dalam gugatan ganti rugi
sejak gugatan diterima di sekretariat
sebagaimana yang dimaksud Pasal
BPSK (Pasal 55 UUPK jo. Pasal 38
19, Pasal 22 dan Pasal 23 Undang-
Kepmenperindag
Undang
350/MPP/Kep/12/2001).
Sistem
pembuktian
Perlindungan
Konsumen
terbalik (Pasal 28 UUPK jo Pasal 22
f.
Nomor
Upaya Hukum
Kepmenperindag
Nomor
Pasal 54 Ayat 3 UUPK jo Pasal
350/MPP/Kep/12/2001).
Dengan
42 Ayat 1 Kepmenperindag Nomor
sistem
350/MPP/Kep/12/2001 menentukan
menggunakan
pendekatan
Undang-Undang
Perlindungan
bahwa
putusan
majelis
BPSK
Konsumen, maka sistem pembuktian
bersifat final dan mengikat yang
yang digunakan di BPSK juga sistem
pada
pembuktian terbalik.
penjelasan
e.
Putusan Badan Penyelesaian
ditegaskan bahwa kata “final” berarti
Sengketa Konsumen (BPSK)
tidak ada upaya hukum banding dan
penjelasan
Pasal
yang
54
pada
Ayat
3
kasasi. Namun ternyata Undang8
112
Susanti Adi Nugroho, Opcit, hlm
Undang
Perlindungan
Konsumen
9
mengenal pengajuan keberatan pada
berdasarkan
Pengadilan Negeri.
Undang Perlindungan Konsumen,
Menurut Pasal 56 Ayat 3
Undang-Undang
Konsumen
Perlindungan
para
mengajukan
pihak
dapat
keberatan
kepada
Pengadilan Negeri paling lambat 14
hari
kerja
setelah
Pasal
57
Undang-
merupakan tindakan pidana dibidang
perlindungan konsumen (Pasal 56
Ayat
4
Undang-Undang
Perlindungan Konsumen).
3.
menerima
Penyelesaian
Konsumen
Sengketa
di
Badan
pemberitahuan putusan BPSK dan
Penyelesaian
apabila para pihak tidak mengajukan
Konsumen (BPSK) melalui
keberatan
Mediasi di Kota Palu
dalam
jangka
waktu
tersebut maka dianggap menerima
Putusan BPSK (Pasal 56 Ayat3
UUPK).
g.
Dalam
Jumlah kasus yang ditangani
BPSK Kota Palu dari tahun 20162017
Eksekusi Putusan
hal
pelaku
usaha
menerima dictum Putusan BPSK
(Pasal 56 Ayat 1 Undang-Undang
Sengketa
melalui penyelesaian
jalur
konsiliasi, mediasi, dan arbitrase
adalah sebagai berikut :
Konsiliasi
1
kasus
Perlindungan Konsumen), maka ia
dengan Persentase 1,4 %
wajib melaksanakan putusan tersebut
dengan rincian 1 kasus
dalam waktu 7 hari kerja terhitung
finance.
sejak menyatakan menerima putusan
Mediasi 65 kasus dengan
BPSK (Pasal 56 Ayat 1 UUPK jo.
persentase 89 % dengan
Pasal 41 Ayat 4 Kepmenperindag
rincian kasus 56 kasus
Nomor 350/MPP/Kep/12/2001).
finance,
Jika
pelaku
usaha
tidak
2
kasus
perumahan/property,
3
menggunakan upaya hukum maka
kasus
putusan BPSK menjadi berkekuatan
(wallpaper, rentenir dan
hukum tetap. Tidak dilaksanakannya
kaca jendela), 1 kasus
putusan tersebut, apalagi setelah
PDAM,
diajukannya
permintaan
lain-lain
1
kasus
eksekusi
10
pengiriman
barang,
2
Sengketa Konsumen bersifat final
Arbitrase 7 kasus dengan
dan mengikat. Lebih lanjut kekuatan
persentase 9,6 % dengan
putusan
rincian kasus 5 kasus
Sengketa Konsumen diatur dalam
finance,
Keputusan Menteri Perindustrian dan
1
kasus
Badan
Penyelesaian
perumahan/peroperty, dan
Perdagangan
RI
Nomor
satu
350/MPP/Kep/12/2000
Tentang
kasus
lain-lain
Pelaksanaan Tugas dan Wewenang
Kasus yang lebih mendominasi
diselesaikan di BPSK Kota Palu dari
kurun waktu 2016 – 2017 yaitu
jalur
presentase
mediasi
dengan
mencapai
89%
dibandingkan melalui jalur arbitrase
yang hanya mencapai presentase
9,6% dan jalur konsiliasi mencapai
presentase 1,4%.
Badan
Penyelesaian
Konsumen.
Pasal
42
mempunyai kekuatan hukum yang
tetap.
Final
berarti penyelesaian
sengketa mestinya sudah berakhir
dan
tidak
ada
upaya
berarti
dijalankan para pihak.
Sengketa
sesuatu
KUHPerdata
Dasar hukum kekuatan putusan
“Perdamaian
Konsumen
Bersifat
Sengketa
final
dan
yang
Menurut
Konsumen)
persetujuan
dengan
hukum
memaksa
Mediasi di BPSK (Badan
Penyelesaian
1
merupakan putusan yang final dan
sebagai
Badan
Ayat
Penyelesaian Sengketa Konsumen
Kekuatan Hukum Putusan
Penyelesaian
Sengketa
menyatakan bahwa Putusan Badan
keberatan
B.
Badan Penyelesaian
Kasus BNS.
(indene).
melalui
yaitu putusan
harus
Pasal
1851
menjelaskan
bahwa
adalah
yang
suatu
berisi
menyerahkan,
dan
bahwa
menjanjikn
mengikat, hal ini secara jelas dan
atau menahan suatu barang, kedua
tegas telah diatur dan ditetapkan
belah
dalam Pasal 54 ayat 3 Undang-
perkara
Undang Nomor
pengadilan
Tentang
8 Tahun 1999
Perlindungan
Konsumen
pihak
yang
mengakhiri
sedang
ataupin
suatu
diperiksa
mencegah
timbulnya suatu perkara bila dibuat
11
secara tertuliis.” lebih lanjut Pasal
-
1858 mengatakan bahwa “Di antara
pihak-pihak
suatu
yang
Melakukan
pembayaran
sejumlah uang.
9
bersangkutan,
Merupakan asas hukum yang
mempunyai
umum berlaku dalam hukum perdata
perdamaian
keputusn
bahwa ganti rugi hanyalah mungkin
akhir.
diwajibkan kepada pelaku usaha
Perdamaian itu tidak dapat dibantah
untuk memberikannya kepada pihak
dengan alasan bahwa telah terjadi
yang
kekeliruan mengenai hukum atau
terpenuhi hal-hal sebagai berikut:
kekuatan
seperti
suatu
Hakim
pada
tingkat
alasan bahwa
salah satu pihak
dirugikan.”
Amar putusan yang memiliki
dirugikan
Telah
apabila
terjadi
telah
kerugian
bagi
konsumen;
Kerugian
tersebut
memang
kekuatan untuk dilaksanakan adalah
adalah sebagai akibat perbuatan
amar
pelaku usaha;
yang
mengandung
condemnatoir
perintah
atau
yang
diktum
berbentuk
Tuntutan
ganti
rugi
telah
,
diajukan gugatannya oleh pihak
akta
yang menurut Undang-Undang
perdamaian yang dapat dieksekusi
Perlindungan Konsumen berhak
adalah klausul yang mengandung
mengajukan gugatan (Pasal 46
kewajiban dan kewajiban itu telah
Ayat (1))
sedangkan
penghukuman
klausul
dalam
diperintahkan pelaksanaannya oleh
Telah ada putusan yang telah
diktum condemnatoir dan Putusan
memiliki kekuatan hukum tetap
Hakim.
sehingga
Tindakan-tindakan
dikehendaki
oleh
yang
diktum
telah
dapat
dilaksanakan, putusan tersebut
condemnatoir antara lain :
dapat berupa hasil kesepakatan
-
Menyerahkan sesuatu;
antara
-
Mengosongkan sesuatu;
konsumen
-
Melakukan sesuatu;
-
Menghentikan suatu tindakan
tertentu;
pelaku
usaha
yang
dan
telah
9
D.Y. Witanto, Hukum Acara
Mediasi, Alfabeta, Bandung, 2012, Hlm.
218
12
menyelesaikan
sengketanya
melalui penyelesaian damai.
10
Sebagaimana ditegaskan dalam
Pasal 1338 (1) KUHPerdata, bahwa:
“Semua
perjanjian
yang
ketentuan
tersebut
kualifikasi
sebagai
bersifat
memaksa
Lebih
dibuat
undang
“Kontrak
membuatnya.” Menurut
yang
bukan
lanjut
KUHPerdata
mereka
hukum
yang
hukum
pelengkap.
secara sah berlaku sebagai undangbagi
mempunyai
Pasal
menyatakan
tidak
hanya
1339
bahwa;
mengikat
ketentuan
untuk hal-hal yang secara tegas
Pasal 1338 (1) KUHPerdata suatu
dinyatakan di dalamnya, tetapi juga
kontrak mempunyai daya mengikat
untuk segala sesuatu yang menurut
dengan syarat kontrak itu dibuat
sifat
secara
dalam
kepatutan, kebiasaan, dan undang-
harus
undang.”
sah,
artinya
pembentukannya
memerhatikan syarat sahnya kontrak
dalam
Pasal
1320
KUHPerdata,
yaitu:
-
Secara
diharuskan
a-contratrio
Sepakat
mereka
yang
oleh
muatan
materi Pasal 1339 KUHPerdata dapat
disimpulkan
mengikatkan dirinya;
-
kontrak,
telah
memberi
penegasan bahwa:
-
Pertama , kontrak itu mengikat
Cakap untuk membuat suatu
para pihak karena para pihak
perikatan;
secara tegas memperjanjikannya
-
Suatu hal tertentu;
sesuai dengan otonomi para
-
Suatu sebab yang halal.
pihak
. Dengan kata lain, kontrak
(factor
penentu
otonom-faktor
primer-faktor
yang
yang dibuat secara sah menurut
menentukan hak dan kewajiban
ketentuan Pasal 1320 KUHPerdata,
para pihak);
mempunyai kekuatan mengikat yang
sama
dengan
Undang-Undang.
-
Kedua ,
selain
mengikat
itu
kekuatan
kontrak
juga
Undang-Undang yang dimaksudkan
didasarkan pada sifat kontrak,
Pasal 1338 (1) KUHPerdata adalah
kepatutan,
kebiasaan
Undang-Undang
10
dan
(factor
Susanti Adi Nugroho, Opcit, hlm
165
13
heteronom –
factor
penentu
subsidair).
dalam rumusan Pasal 1338 (2)
yang
menyatakan
bahwa: Kontrak itu tidak dapat
ditarik
kembali
selain
dengan
kesepakan para pihak, atau karena
alasan-alasan yang ditentukan oleh
undang-undang. Dengan demikian,
menurut Pasal 1338 (2) KUHPerdata
daya
mengikatnya kontrak
yang
didasarkan pada otonomi para pihak
diakui
dan
mengenai
daya
kontrak
yang
mengikatnya
Hal ini sebagaimana terdapat
KUHPerdata,
penegasan
semakin
dipertegas
kekuatan berlakunya terhadap para
pihak. Penarikan kembali kontrak
didasarkan pada otonomi para pihak.
Sehingga melalui interpretasi yang
sistematis-komprehensif
materi
Pasal
1338
muatan
KUHPerdata
tersusun dalam tiga ayat tersebut
diatas, dapat disimpulkan bahwa
perjanjian merupakan proses yang
saling terkait satu dengan yang
lainnya dalam suatu sistem, mulai
dari pembentukan perjanjian sampai
dengan pelaksanaan perjanjian. 11
III. PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Undang-undang Nomor 8
tahun
yang telah dibuat oleh para pihak
1999
tentang
perlindungan
hanya dapat dilakukan melalui:
konsumen
merupayung hukum bagi
a.
b.
Kesepakan para pihak untuk
perlindungan konsumen di
menarik kembali apa yang telah
Indonesia.
disepakati; atau
Undang-Undang
Undang-undang yang bersifat
terdapat
memaksa (dwingend recht).
dalam
Bahkan
apabila
dianalisis
Didalam
ini
adanya
upaya
melindungi
kepentingan
konsumen
secara mendalam ternyata rumusan
apabila terjadi sengketa
Pasal 1338 (3) KUHPerdata yang
dengan
menyatakan bahwa
“Persetujuan-
Dalam UUPK ini dibentuk
Persetujuan
dilaksanakan
dengan
harus
itikad
dimaksudkan
baik”,
untuk
justru
memberikan
pelaku
usaha.
11
Agus Yudha Hernoko, Hukum
Perjanjian Asas Proporsionalitas dalam
Kontrak Komersial, Kencana, Jakarta, 2010
Hlm. 248
14
suatu lembaga baru yaitu
bersifat
Badan
mendamaikan
Penyelesaian
Sengketa
memberi
Konsumen
(BPSK)
sebagai
saran
kepada
2. Kekuatan Putusan Mediasi
dan
di
sengketa
konsumen
dan
sengketa konsumen.
lembaga yang berfungsi
menyelesaikan
dalam
pihak dalam penyelesaian
suatu
menangani
aktif
Badan
Penyelesaian
Sengketa
diluar
Konsumen
ini
bersifat final dan mengikat
kedudukan
dan mempunyai kekuatan
sebagai salah satu lembaga
hukum yang tetap. Final
yang
dan
berarti tidak ada lagi upaya
sengketa
hukum lainnya, mengikat
pengadilan.
BPSK
mempunyai
menangani
menyelesaikan
konsumen
diluar
pengadilan
yang
karena
sebagai
dan
wewenang
bagi
cara
mediasi,
dengan
Keanggotaan dari BPSK
undang-undang
mereka
yang
membuatnya.
konsiliasi
arbitrase.
yang
dibuat secara sah berlaku
mempunyai tugas, fungsi
dan
perjanjian
B.
Saran
1.
Dalam era perdagangan
terdiri dari 3 unsur yaitu
pada
unsur pemerintah, unsur
perkembangan
konsumen,
mengenai
perlindungan
konsumen
telah
dan
unsur
pelaku usaha.
saat
ini,
peraturan
Dalam
proses
membuktikan
bahwa
penyelesaiannya
BPSK
perbuatan curang sering
menggunakan 3 cara yaitu
terjadi
konsiliasi,
mediasi
dan
perdagangan. Oleh karena
arbitrase.
Pada
proses
itu, sebaiknya pelaksanaan
mediasi, BPSK berfungsi
dari
sebagai
konsumen
mediator
yang
dalam
dunia
perlindungan
tidak
hanya
15
dilakukan
pemerintah,
2.
oleh
melainkan
Perlindungan
keputusan
Konsumen
BPSK
harus
seluruh lapisan masyarakat
diberi penjelasan tentang
Kota Palu.
kekuatan hukum putusan
Sebaiknya
didalam
perdamaian.
Undang-Undang
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku-Buku
Agus Yudha Hernoko, Hukum Perjanjian Asas Proporsionalitas dalam
Kontrak Komersial, Kencana, Jakarta, 2010
Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen,
Rajawali Pers, Jakarta, 2015
D.Y. Witanto, Hukum Acara Mediasi, Alfabeta, Bandung, 2012
Susanti Adi Nugroho, Proses Penyelesaian Sengketa Konsumen Ditinjau
dari Hukum Acara Serta Kendala Implementasinya, Kencana,
Jakarta, 2011
Yusuf Shofie, Penyelesaian Sengketa Konsumen Menurut UndangUndang Pelindungan Konsumen (UUPK), Teori dan Praktek
Penegakan Hukum, Pt. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2002
Zulham, Hukum Pelindungan Konsumen, Kencana, Jakarta, 2013
B. Peraturan Perundang-Undangan
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata)
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor
350/MPP/Kep/12/2001 Tentang Tugas dan Wewenang Badan
Penyelesaian Sengketa Konsumen
Keputusan Presiden No. 22 Tahun 2013
C. Internet
16
http://sulteng.antaranews.com/berita/30629/bpsk-palu-tangani-52-kasussengketa-konsumen, diakses tanggal 17 Agustus 2017
17
BIODATA PENULIS
NAMA
: RINALDI ANUGRAH PRATAMA
TEMPAT TANGGAL LAHIR : PASANGKAYU, 13 SEPTEMBER 1995
ALAMAT
: JL. TOMBOLOTUTU
EMAIL
: rinaldianugrah23@gmail.com
NO. TELEPON
: 082188249420
18
KONSUMEN) DALAM MENYELESAIKAN SENGKETA KONSUMEN
MELALUI PROSES MEDIASI DIKOTA PALU
RINALDI ANUGRAH PRATAMA
D101 13 135
Pembimbing I : M. Jafar, S.H., M.H
Pembimbing II : Abd. Rahman Hafid, S.H., M.H.
ABSTRAK
Karya ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui (1) bagaimana kedudukan
BPSK (Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen) dalam rangka menyelesaikan
sengketa antara pihak konsumen dan pelaku usaha melalui proses mediasi di
Kota Palu. (2) kekuatatan hukum putusan mediasi di BPSK. Penelitian ini adalah
penelitian yuridis empiris. Penelitian dengan metode yuridis empiris merupakan
penelitian dengan meneliti data primer di lapangan terlebih dahulu untuk
kemudian dilanjutkan dengan mengadakan penelitian terhadap data sekunder.
Pendekatan yuridis adalah suatu pendekatan yang mengacu pada hukum dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan pendekatan empiris
adalah pendekatan yang dilakukan dengan cara meneliti data lapangan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa BPSK ini mempunyai kedudukan sebagai salah
satu lembaga yang menangani dan menyelesaikan sengketa konsumen di luar
pengadilan yang mempunyai tugas, fungsi dan wewenang dengan cara mediasi,
konsiliasi dan arbitrase. Kedudukan lembaga BPSK ini setara dengan pengadilan
negri bagi lembaga tingkat yang pertama yang menangani penyelesaian sengketa
konsumen. Keanggotaan dari BPSK terdiri dari 3 unsur yaitu unsur pemerintah,
unsur konsumen, dan unsur pelaku usaha. Dalam proses penyelesaiannya BPSK
menggunakan 3 cara yaitu mediasi, konsiliasi dan arbitrase. Pada proses
mediasi, BPSK berfungsi sebagai mediator yang bersifat aktif dalam
mendamaikan dan memberi saran kepada pihak dalam penyelesaian sengketa
konsumen. kekuatan Putusan Mediasi di Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen
bersifat final dan mengikat dan mempunyai kekuatan hukum yang tetap. Final
berarti tidak ada lagi upaya hukum lainnya, mengikat karena perjanjian yang
dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang
membuatnya.
Kata Kunci : Kedudukan BPSK, Penyelesaian Sengketa Konsumen, Mediasi
I.
A.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pesatnya
perkembangan
pembangunan
dan
perekonomian
nasional telah menghasilkan variasi
1
produk barang dan/atau jasa yang
konsumen, yang semula diharapkan
dapat
oleh
dikonsumsi.
dibidang
Kemajuan
ilmu
teknologi
pengetahuan,
komunikasi,
dan
semua
pihak
mampu
memberikan solusi bagi penyelesaian
segala
macam
kerumitan
dalam
informatika juga turut mendukung
hubungan antara produsen dengan
perluasan
konsumen.2
ruang
barang
gerak
dan/atau
transaksi
jasa
hingga
Undang-Undang
Tahun
Negara. Kondisi demikian pada satu
lembaga dalam hukum perlindungan
pihak
bagi
konsumen, yaitu Badan Penyelesaian
karena
Sengketa Konsumen. Pasal 1 butir 11
kebutuhannya akan barang dan/atau
UUPK menyatakan bahwa Badan
jasa yang diinginkan dapat terpenuhi
Penyelesaian Sengketa Konsumen
serta
(BPSK) adalah badan yang bertugas
kepentingan
bermanfaat
konsumen
semakin
terbuka
lebar
membentuk
8
melintasi batas-batas wilayah suatu
sangat
1999
Nomor
kebebasan untuk memilih aneka jenis
menangani
kualitas barang dan/atau jasa sesuai
sengketa antara pelaku usaha dan
dengan kemampuannya.1
konsumen.
Adapun Undang-Undang yang
dibentuk
oleh
pemerintah
mengatur
tentang
konsumen
yaitu
Nomor
Tahun
8
yang
perlindungan
tentang
perlindungan konsumen. UndangUndang ini sebagai payung hukum
yang
menjadi
mengukur
kriteria
dugaan
pelanggaran-pelanggaran
untuk
adanya
hak-hak
menyelesaikan
BPSK
sebenarnya
dibentuk untuk menyelesaikan kasuskasus
sengketa
konsumen
yang
berskala kecil dan bersifat sederhana.
Terbentuknya lembaga BPSK,
Undang-Undang
1999
dan
suatu
maka
penyelesaian
sengketa
konsumen dapat dilakukan secara
cepat, mudah, dan murah. Cepat
karena
penyelesaian
sengketa
melalui BPSK harus sudah diputus
dalam tenggang waktu 21 hari kerja,
dan tidak dimungkinkan banding
1
Susanti Adi Nugroho, Proses
Penyelesaian Sengketa Konsumen Ditinjau
dari Hukum Acara Serta Kendala
Implementasinya, Kencana, Jakarta, 2011
Hlm. 2
2
Zulham, Hukum Pelindungan
Konsumen, Kencana, Jakarta, 2013
Hlm. 140
2
yang
dapat
memperlama
penyelesaian perkara.
proses
3
memenuhi secara sukarela. 4
Penyelesaian sengketa melalui
mediasi,
tergantung pada itikad baik untuk
merupakan
cara
Menurut
Badan
data
tahun
Penyelesaian
2016
Sengketa
penyelesaian sengketa yang fleksibel
Konsumen
dan tidak mengikat serta melibatkan
menangani 52 kasus Sengketa antara
pihak netral, yaitu mediator, yang
Konsumen dan Pelaku Usaha untun
memudahkan negosiasi antara para
diselesaikan
pihak/membantu
dalam
perundang-undang. Masalah yang
kompromi/kesepakatan.
menyebabkan terjadinya sengketa
Selain definisi mediasi ini, masih
antara konsumen dan produsen atau
banyak definisi lain yang berbeda-
pelaku usaha meliputi angsuran roda
beda, namun pada umumnya orang
dua dan empat, BPKB kendaraan,
sepakat bahwa tujuan dari proses
administrasi berupa nota pembayaran
mediasi adalah membantu orang
barang
dalam
penyelesaian
sengketa
antara
sukarela terhadap suatu sengketa
produsen
juga
atau konflik.
kendaraan, penarikan kendaraan dan
mencapai
mereka
mencapai
Peran mediator sangat terbatas,
(BPSK)
Kota
sesuai
tidak
dikenakan
Palu,
ketentuan
diberikan,
objek
konsumen
meliputi
biaya
dan
ansuran
pelunasan
hanya
penarikan, bahkan konsumen telah
menolong para pihak untuk mencari
menyerahkan atau membayar DP
jalan keluar dari persengketaan yang
namun
mereka
diserahkan.
yaitu
pada
hakikatnya
hadapi,
penyelesaian
sehingga
dalam
hasil
bentuk
belum
tersebut
ada
unit
yang
Masalah-masalah
kemudian
berdampak
kompromi terletak sepenuhnya pada
terhadap pelaporan konsumen ke
kesepakatan
para
pihak,
dan
BPSK dan berujung sengketa dengan
kekuatannya
tidak
mutlak
tapi
penyelesaian mediasi serta arbitrase.
Produsen
atau
komitmen
dan
pelaku
tunduk
usaha
terhadap
4
3
74
Susanti Adi Nugroho, Opcit, Hlm.
Ahmadi Miru dan Sutarman
Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen,
Rajawali Pers, Jakarta, 2015, Hlm. 261
3
perundang-undangan
Berdasarkan Undang-Undang
mengenai perlindungan konsumen
Nomor 8 tahun 1999 membentuk
yang
suatu
ketentuan
didalamnya
meliputi
lembaga
dalam
hukum
pemenuhan kewajiban. 5
perlindungan konsumen, yaitu Badan
B.
Penyelesaian Sengketa Konsumen
Rumusan Masalah
Berdasarkan
belakang
(BPSK). Pasal 1 butir 11 UUPK
diatas, maka pokok-pokok masalah
menyatakan bahwa BPSK adalah
yang menjadi fokus penelitian ini
badan yang bertugas menangani dan
adalah :
menyelesaikan
1.
latar
Bagaimana
BPSK
Kedudukan
dalam
Menyelesaikan
Rangka
antara
pelaku usaha dan konsumen. BPSK
sebenarnya
dibentuk
untuk
Sengketa
menyelesaikan kasus-kasus sengketa
antara Pihak Konsumen
konsumen yang berskala kecil dan
dan Pelaku Usaha melalui
bersifat sederhana.
proses mediasi di Kota
Palu ?
2.
sengketa
Bagaimana
Badan Penyelesaian Sengketa
Konsumen (BPSK) mempertanggung
kekuatan
jawabkan pelaksanaan tugas dan
Hukum Putusan Mediasi
wewenang
di BPSK ?
perdagangan. Sedangkan mengenai
meliputi
II.
PEMBAHASAN
anggaran
A.
Kedudukan BPSK (Badan
dibebankan
Penyelesaian
Sengketa
Pendapatan dan Belanja Negara serta
dalam
sumber-sumber lainnya yang sesuai
Konsumen)
Menyelesaiakan
Sengketa
dengan
untuk
bidang
kegiatan
kepada
BPSK
Anggara
peraturan-peraturan
yang
Konsumen antara Konsumen
berlaku. Adapun susunan anggota
dan Pelaku Usaha Melalui
Badan
Proses Mediasi di Kota Palu
Konsumen
Penyelesaian
(BPSK)
Sengketa
sebagaimana
diatur dalam Pasal 50 UndangUndang Perlindungan Konsumen,
5
http://sulteng.antaranews.com/berit
a/30629/bpsk-palu-tangani-52-kasussengketa-konsumen, diakses tanggal 17
Agustus 2017
terdiri atas :
a. Ketua merangkap anggota.
4
b. Wakil ketua merangkap anggota.
maupun
c. Anggota.
1.
f. Menerima pengaduan baik tertulis
Tugas,
Wewenang
dan
tidak
konsumen
tentang
pelanggaran
Sengketa Konsumen (BPSK)
perlindungan konsumen.
menjalankan tugas
diduga
lembaga
pelanggaran
tugas
dan
wewenang yang diatur dalam Pasal
UUPK
Nomor
tentang
Jo,
telah
melakukan
terhadap
perlindungan konsumen.
Kepmenperindag
h. Memanggil, menghadirkan saksi,
350/MPP/Kep/12/2001
saksi ahli dan/atau setiap orang
pelaksanaan
wewenang
terhadap
g. Memanggil pelaku usaha yang
dan fungsinya, BPSK sebagai suatu
memiliki
dari
terjadinya
Fungsi Badan Penyelesaian
Didalam
52
tertulis,
badan
tugas
dan
penyelesaian
sengketa konsumen, yaitu :
a. Melaksanakan
yang
dianggap
mengetahui
pelanggaran undang-undang ini.
i. Meminta bantuan penyidik untuk
penyelesaian
menghadirkan
pelaku
usaha,
sengketa konsumen, dengan cara
saksi, saksi ahli, atau setiap orang
melalui mediasi atau arbitrase
sebagaimana dimaksud pada hutuf
atau konsiliasi.
G dan huruf H, yang tidak
b. Memberikan
konsultasi
perlindungan konsumen.
Badan
c. Melakukan pengawasan terhadap
pencantuman klausula baku.
d. Melaporkan
kepada
bersedia
memenuhi
panggilan
Penyelesaian
Sengketa
Konsumen.
j. Mendapatkan, meneliti dan/atau
penyidik
menilai surat, dokumen, atau alat
umum apabila terjadi pelanggaran
bukti
ketentuan dalam Undang-Undang
dan/atau pemeriksaan.
No.8
Tahun
1999
tentang
Perlindungan Konsumen.
e. Melakukan
perlindungan konsumen.
guna
penyelidikan
k. Memutuskan dan menetapkan ada
atau tidak adanya kerugian di
penelitiaan
pemeriksaan
lain
dan
sengketa
pihak konsumen.
l. Memberitahukan putusan kepada
pelaku usaha yang melakukan
5
pelanggaran
keseimbangan
terhadap
kepentingan pelaku usaha dan
perlindungan konsumen.
konsumen.
m. Menjatuhkan sanksi administratif
kepada
pelaku
melanggar
Undang
No.
8
hanya
Undang-
oleh pelaku usaha atau badan
Tahun
usaha
1999
tugas
usaha atau perusahaan-perusahaan
dan
demikian terdapat fungsi strategis
perusahaan-perusahaan
swasta saja, tetapi juga pelaku
milik Negara.6
wewenang tersebut, maka dengan
2.
dari BPSK:
a. BPSK
tidak
klausula baku yang dikeluarkan
tentang Perlindungan Konsumen.
Berdasarkan
Jadi,
yang
usaha
ketentuan
kepentingan-
Proses Penyelesaian Sengketa
Konsumen Melalui Mediasi
berfungsi
sebagai
Di BPSK
Proses penyelesaian sengketa
instrumen hukum penyelesaian
pengadilan
konsumen melalui Mediasi di BPSK
(alternative dispute resolution),
dibagi dalam beberapa Proses, yaitu :
yaitu melalui konsiliasi, mediasi
a.
sengketa
di
luar
dan arbitrase.
Permohonan
Penyelesaian
Sengketa Konsumen
b. Melakukan pengawasan terhadap
Permohonan
Penyelesaian
pencantuman klausula baku (one-
Sengketa Konsumen diatu dalam
sided standard form contract)
Pasal 15 – Pasal 17 Kepmenperindag
oleh pelaku usaha (Pasal 52 butir
Nomor
c
Konsumen yang dirugikan dapat
UUPK).
Termasuk
disini
350/MPP/Kep/12/2001.
klausula baku yang dikeluarkan
mengajukan
PT PLN (persero) di bidang
penyelesaian
kelistrikan, PT Telkom (persero)
kepada BPSK yang terdekat dengan
dibidang
bank-
tempat tinggal konsumen. Bentuk
bank milik pemerintah maupun
Permohonan Penyelesaian Sengketa
swasta,
Konsumen diajukan secara lisan dan
telkomunikasi,
perusahaan
leasing/pembiayaan, dan lain-lain.
tertulis
ke
permohonan
sengketa
Badan
konsumen
Penyelesaian
c. Salah satu fungsi strategis ini
adalah
untuk
menciptakan
6
Ahmad Miru & Sutarman Yodo,
Opcit. Hlm 247
6
Sengketa Konsumen (BPSK) melalui
Sekretariat
BPSK
b.
setempat,
Susunan
Majelis
Penyelesaian
permohonan Penyelesaian Sengketa
Konsumen
Konsumen dapat juga diajukan oleh
Kepaniteraan
ahli waris atau kuasanya apabila
Susunan
Badan
Sengketa
(BPSK)
dan
majelis
Badan
konsumen :
Penyelesaian Sengketa Konsumen
1)
Meninggal dunia
(BPSK) harus berjumlah 3 orang
2)
Sakit atau telah berusia lanjut
yang
3)
Belum dewasa
sebagaimana dimaksud Pasal 54
4)
Orang asing (Warga Negara
Ayat
Asing)
Perlindungan Konsumen yang salah
Isi Permohonan Pernyelesaian
satu anggotanya wajib berpendidikan
sengketa konsumen memuat secara
dan berpengetahuan dibidang hukum
benar dan lengkap mengenai (Pasal
(Pasal 18 Kepmenperindag Nomor
16
350/MPP/Kep/12/2001).
Kepmenperindag
Nomor
mewakili
semua
2
unsur
Undang-Undang
Pasal
54
350/MPP/Kep/12/2001) :
Undang-Undang
1)
Identitas konsumen, ahli waris
Konsumen memberikan kewenangan
atau kuasanya disertai bukti
pada Menperindag untuk membuat
diri
ketentuan
2)
Nama dan alamat pelaku usaha
pelaksanaan
3)
Barang dan/atau jasa yang
Penyelesaian Sengketa Konsumen
diadukan
(BPSK). Ketentuan yang dimaksud
Bukti perolehan, keterangan
ialah
waktu dan tempat, dan tanggal
350/MPP/Kep?12/2001.
perolehan barang dan/atau jasa
c.
4)
yang diadukan;
5)
Perlindungan
teknis
mengenai
tugas
Badan
Kepmenperindag
Nomor
Tata Cara Persidangan
Pasal
26
Ayat
1
Saksi-saksi yang mengetahui
Kepmenperindag
perolehan barang dan atau jasa,
350/MPP/Kep/12/2001 menentukan
foto-foto barang atau kegiatan
bahwa pemanggilan pelaku usaha
pelaksanaan jasa bila ada.
untuk hadir dipersidangan BPSK
Nomor
dilakukan secara tertulis disertai
7
permohonan
Menurut Yusuf Shofie, dalam
konsumen
ketiga tata cara persidangan tersebut
dalam waktu 3 hari kerja sejak
kehadiran kuasa hukum memang
permohonan penyelesaian sengketa
tidak dilarang, baik dalam Undang-
diterima secara lengkap dan benar-
Undang
Perlindungan
benar telah memenuhi persyaratan
maupun
dalam
Pasal 16 Kepmenperindag Nomor
Nomor 350/MPP/Kep/12/2001.7
350/MPP/Kep/12/2001.
1)
dengan
copy
penyelesaian
sengketa
Secara
Konsumen
Kepmenperindag
Persidangan
dengan
Cara
formal dalam surat pemanggilan
Mediasi
tersebut dicantumkan :
Penyelesaian sengketa melalui
1) Hari, tanggal, jam, dan tempat
mediasi dilakukan sendiri oleh para
pihak yang bersengketa dengan di
persidangan
2) Kewajiban pelaku usaha untuk
damping
mediator.
Mediator
memberikan jawaban terhadap
menyerahkan
sepenuhnya
penyelesaian
sengketa
penyelesaian sengketa kepada para
konsumen (Pasal 26 Ayat 2
pihak, baik mengenai bentuk maupun
Kepmenperindag)
besarnya
ganti
kerugian
proses
atau
Setiap majelis BPSK wajib
tindakan tertentu untuk menjamin
menjaga ketertiban akan jalannya
tidak terulangnya kembali kerugian
persidangan
konsumen. Dalam proses mediasi ini,
(Pasal
27
mediator
bertindak
350/MPP/Kep/12/2001). Terdapat 3
dengan
memberikan
cara persidangan di BPSK (Pasal 54
petunjuk, saran dan upaya-upaya lain
Ayat 4 jo. Pasal 26 – Pasal 36
dalam menyelesaikan sengketa dan
Kepmenperindag
mediator wajib menentukan jadwal
Kepmenperindag
Nomor
Nomor
aktif
nasihat,
pertemuan untuk penyelesaian proses
350/MPP/Kep/12/2001), yaitu :
1) Persidangan
lebih
dengan
cara
dengan
cara
konsiliasi
2) Persidangan
mediasi
3) Persidangan cara arbitrase
7
Yusuf Shofie, Penyelesaian
Sengketa Konsumen Menurut UndangUndang Perlindungan Konsumen (UUPK),
Teori dan Praktek Penegakan Hukum, PT.
Citra Aditya Bakti, Bandung, 2002, hlm. 35
8
mediasi. Apabila dianggap perlu,
mediator dapat melakukan kaukus.
d.
di
Alat
Bukti
dan
8
Sistem
Proses dikeluarkannya putusan
Badan
Penyelesaian
Sengketa
konsumen dilakukan secara bertahap,
Pembuktian
yaitu Pasal 39 SK Memperindag No.
Alat-alat bukti yang digunakan
350/MPP/Kep/12/2001:
BPSK
1)
menurut
Pasal
Kepmenperindag
21
Nomor
untuk mencapai mufakat
2)
350/MPP/Kep/12/2001, yaitu :
Didasarkan atas musyawarah
Maksimal jika hal itu telah
1)
Barang dan/atau jasa
diusahakan (dengan sungguh-
2)
Keterangan para pihak;
sungguh),
3)
Keterangan saksi dan/atau ahli;
tercapai mufakat maka putusan
4)
Surat dan/atau dokumen
dilakukan cara voting atau
5)
Bukti-bukti
lain
ternyata
tidak
suara terbanyak.
yang
Putusan
mendukung
BPSK
dijatuhkan
yang
paling lambat waktu 21 hari kerja
digunakan dalam gugatan ganti rugi
sejak gugatan diterima di sekretariat
sebagaimana yang dimaksud Pasal
BPSK (Pasal 55 UUPK jo. Pasal 38
19, Pasal 22 dan Pasal 23 Undang-
Kepmenperindag
Undang
350/MPP/Kep/12/2001).
Sistem
pembuktian
Perlindungan
Konsumen
terbalik (Pasal 28 UUPK jo Pasal 22
f.
Nomor
Upaya Hukum
Kepmenperindag
Nomor
Pasal 54 Ayat 3 UUPK jo Pasal
350/MPP/Kep/12/2001).
Dengan
42 Ayat 1 Kepmenperindag Nomor
sistem
350/MPP/Kep/12/2001 menentukan
menggunakan
pendekatan
Undang-Undang
Perlindungan
bahwa
putusan
majelis
BPSK
Konsumen, maka sistem pembuktian
bersifat final dan mengikat yang
yang digunakan di BPSK juga sistem
pada
pembuktian terbalik.
penjelasan
e.
Putusan Badan Penyelesaian
ditegaskan bahwa kata “final” berarti
Sengketa Konsumen (BPSK)
tidak ada upaya hukum banding dan
penjelasan
Pasal
yang
54
pada
Ayat
3
kasasi. Namun ternyata Undang8
112
Susanti Adi Nugroho, Opcit, hlm
Undang
Perlindungan
Konsumen
9
mengenal pengajuan keberatan pada
berdasarkan
Pengadilan Negeri.
Undang Perlindungan Konsumen,
Menurut Pasal 56 Ayat 3
Undang-Undang
Konsumen
Perlindungan
para
mengajukan
pihak
dapat
keberatan
kepada
Pengadilan Negeri paling lambat 14
hari
kerja
setelah
Pasal
57
Undang-
merupakan tindakan pidana dibidang
perlindungan konsumen (Pasal 56
Ayat
4
Undang-Undang
Perlindungan Konsumen).
3.
menerima
Penyelesaian
Konsumen
Sengketa
di
Badan
pemberitahuan putusan BPSK dan
Penyelesaian
apabila para pihak tidak mengajukan
Konsumen (BPSK) melalui
keberatan
Mediasi di Kota Palu
dalam
jangka
waktu
tersebut maka dianggap menerima
Putusan BPSK (Pasal 56 Ayat3
UUPK).
g.
Dalam
Jumlah kasus yang ditangani
BPSK Kota Palu dari tahun 20162017
Eksekusi Putusan
hal
pelaku
usaha
menerima dictum Putusan BPSK
(Pasal 56 Ayat 1 Undang-Undang
Sengketa
melalui penyelesaian
jalur
konsiliasi, mediasi, dan arbitrase
adalah sebagai berikut :
Konsiliasi
1
kasus
Perlindungan Konsumen), maka ia
dengan Persentase 1,4 %
wajib melaksanakan putusan tersebut
dengan rincian 1 kasus
dalam waktu 7 hari kerja terhitung
finance.
sejak menyatakan menerima putusan
Mediasi 65 kasus dengan
BPSK (Pasal 56 Ayat 1 UUPK jo.
persentase 89 % dengan
Pasal 41 Ayat 4 Kepmenperindag
rincian kasus 56 kasus
Nomor 350/MPP/Kep/12/2001).
finance,
Jika
pelaku
usaha
tidak
2
kasus
perumahan/property,
3
menggunakan upaya hukum maka
kasus
putusan BPSK menjadi berkekuatan
(wallpaper, rentenir dan
hukum tetap. Tidak dilaksanakannya
kaca jendela), 1 kasus
putusan tersebut, apalagi setelah
PDAM,
diajukannya
permintaan
lain-lain
1
kasus
eksekusi
10
pengiriman
barang,
2
Sengketa Konsumen bersifat final
Arbitrase 7 kasus dengan
dan mengikat. Lebih lanjut kekuatan
persentase 9,6 % dengan
putusan
rincian kasus 5 kasus
Sengketa Konsumen diatur dalam
finance,
Keputusan Menteri Perindustrian dan
1
kasus
Badan
Penyelesaian
perumahan/peroperty, dan
Perdagangan
RI
Nomor
satu
350/MPP/Kep/12/2000
Tentang
kasus
lain-lain
Pelaksanaan Tugas dan Wewenang
Kasus yang lebih mendominasi
diselesaikan di BPSK Kota Palu dari
kurun waktu 2016 – 2017 yaitu
jalur
presentase
mediasi
dengan
mencapai
89%
dibandingkan melalui jalur arbitrase
yang hanya mencapai presentase
9,6% dan jalur konsiliasi mencapai
presentase 1,4%.
Badan
Penyelesaian
Konsumen.
Pasal
42
mempunyai kekuatan hukum yang
tetap.
Final
berarti penyelesaian
sengketa mestinya sudah berakhir
dan
tidak
ada
upaya
berarti
dijalankan para pihak.
Sengketa
sesuatu
KUHPerdata
Dasar hukum kekuatan putusan
“Perdamaian
Konsumen
Bersifat
Sengketa
final
dan
yang
Menurut
Konsumen)
persetujuan
dengan
hukum
memaksa
Mediasi di BPSK (Badan
Penyelesaian
1
merupakan putusan yang final dan
sebagai
Badan
Ayat
Penyelesaian Sengketa Konsumen
Kekuatan Hukum Putusan
Penyelesaian
Sengketa
menyatakan bahwa Putusan Badan
keberatan
B.
Badan Penyelesaian
Kasus BNS.
(indene).
melalui
yaitu putusan
harus
Pasal
1851
menjelaskan
bahwa
adalah
yang
suatu
berisi
menyerahkan,
dan
bahwa
menjanjikn
mengikat, hal ini secara jelas dan
atau menahan suatu barang, kedua
tegas telah diatur dan ditetapkan
belah
dalam Pasal 54 ayat 3 Undang-
perkara
Undang Nomor
pengadilan
Tentang
8 Tahun 1999
Perlindungan
Konsumen
pihak
yang
mengakhiri
sedang
ataupin
suatu
diperiksa
mencegah
timbulnya suatu perkara bila dibuat
11
secara tertuliis.” lebih lanjut Pasal
-
1858 mengatakan bahwa “Di antara
pihak-pihak
suatu
yang
Melakukan
pembayaran
sejumlah uang.
9
bersangkutan,
Merupakan asas hukum yang
mempunyai
umum berlaku dalam hukum perdata
perdamaian
keputusn
bahwa ganti rugi hanyalah mungkin
akhir.
diwajibkan kepada pelaku usaha
Perdamaian itu tidak dapat dibantah
untuk memberikannya kepada pihak
dengan alasan bahwa telah terjadi
yang
kekeliruan mengenai hukum atau
terpenuhi hal-hal sebagai berikut:
kekuatan
seperti
suatu
Hakim
pada
tingkat
alasan bahwa
salah satu pihak
dirugikan.”
Amar putusan yang memiliki
dirugikan
Telah
apabila
terjadi
telah
kerugian
bagi
konsumen;
Kerugian
tersebut
memang
kekuatan untuk dilaksanakan adalah
adalah sebagai akibat perbuatan
amar
pelaku usaha;
yang
mengandung
condemnatoir
perintah
atau
yang
diktum
berbentuk
Tuntutan
ganti
rugi
telah
,
diajukan gugatannya oleh pihak
akta
yang menurut Undang-Undang
perdamaian yang dapat dieksekusi
Perlindungan Konsumen berhak
adalah klausul yang mengandung
mengajukan gugatan (Pasal 46
kewajiban dan kewajiban itu telah
Ayat (1))
sedangkan
penghukuman
klausul
dalam
diperintahkan pelaksanaannya oleh
Telah ada putusan yang telah
diktum condemnatoir dan Putusan
memiliki kekuatan hukum tetap
Hakim.
sehingga
Tindakan-tindakan
dikehendaki
oleh
yang
diktum
telah
dapat
dilaksanakan, putusan tersebut
condemnatoir antara lain :
dapat berupa hasil kesepakatan
-
Menyerahkan sesuatu;
antara
-
Mengosongkan sesuatu;
konsumen
-
Melakukan sesuatu;
-
Menghentikan suatu tindakan
tertentu;
pelaku
usaha
yang
dan
telah
9
D.Y. Witanto, Hukum Acara
Mediasi, Alfabeta, Bandung, 2012, Hlm.
218
12
menyelesaikan
sengketanya
melalui penyelesaian damai.
10
Sebagaimana ditegaskan dalam
Pasal 1338 (1) KUHPerdata, bahwa:
“Semua
perjanjian
yang
ketentuan
tersebut
kualifikasi
sebagai
bersifat
memaksa
Lebih
dibuat
undang
“Kontrak
membuatnya.” Menurut
yang
bukan
lanjut
KUHPerdata
mereka
hukum
yang
hukum
pelengkap.
secara sah berlaku sebagai undangbagi
mempunyai
Pasal
menyatakan
tidak
hanya
1339
bahwa;
mengikat
ketentuan
untuk hal-hal yang secara tegas
Pasal 1338 (1) KUHPerdata suatu
dinyatakan di dalamnya, tetapi juga
kontrak mempunyai daya mengikat
untuk segala sesuatu yang menurut
dengan syarat kontrak itu dibuat
sifat
secara
dalam
kepatutan, kebiasaan, dan undang-
harus
undang.”
sah,
artinya
pembentukannya
memerhatikan syarat sahnya kontrak
dalam
Pasal
1320
KUHPerdata,
yaitu:
-
Secara
diharuskan
a-contratrio
Sepakat
mereka
yang
oleh
muatan
materi Pasal 1339 KUHPerdata dapat
disimpulkan
mengikatkan dirinya;
-
kontrak,
telah
memberi
penegasan bahwa:
-
Pertama , kontrak itu mengikat
Cakap untuk membuat suatu
para pihak karena para pihak
perikatan;
secara tegas memperjanjikannya
-
Suatu hal tertentu;
sesuai dengan otonomi para
-
Suatu sebab yang halal.
pihak
. Dengan kata lain, kontrak
(factor
penentu
otonom-faktor
primer-faktor
yang
yang dibuat secara sah menurut
menentukan hak dan kewajiban
ketentuan Pasal 1320 KUHPerdata,
para pihak);
mempunyai kekuatan mengikat yang
sama
dengan
Undang-Undang.
-
Kedua ,
selain
mengikat
itu
kekuatan
kontrak
juga
Undang-Undang yang dimaksudkan
didasarkan pada sifat kontrak,
Pasal 1338 (1) KUHPerdata adalah
kepatutan,
kebiasaan
Undang-Undang
10
dan
(factor
Susanti Adi Nugroho, Opcit, hlm
165
13
heteronom –
factor
penentu
subsidair).
dalam rumusan Pasal 1338 (2)
yang
menyatakan
bahwa: Kontrak itu tidak dapat
ditarik
kembali
selain
dengan
kesepakan para pihak, atau karena
alasan-alasan yang ditentukan oleh
undang-undang. Dengan demikian,
menurut Pasal 1338 (2) KUHPerdata
daya
mengikatnya kontrak
yang
didasarkan pada otonomi para pihak
diakui
dan
mengenai
daya
kontrak
yang
mengikatnya
Hal ini sebagaimana terdapat
KUHPerdata,
penegasan
semakin
dipertegas
kekuatan berlakunya terhadap para
pihak. Penarikan kembali kontrak
didasarkan pada otonomi para pihak.
Sehingga melalui interpretasi yang
sistematis-komprehensif
materi
Pasal
1338
muatan
KUHPerdata
tersusun dalam tiga ayat tersebut
diatas, dapat disimpulkan bahwa
perjanjian merupakan proses yang
saling terkait satu dengan yang
lainnya dalam suatu sistem, mulai
dari pembentukan perjanjian sampai
dengan pelaksanaan perjanjian. 11
III. PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Undang-undang Nomor 8
tahun
yang telah dibuat oleh para pihak
1999
tentang
perlindungan
hanya dapat dilakukan melalui:
konsumen
merupayung hukum bagi
a.
b.
Kesepakan para pihak untuk
perlindungan konsumen di
menarik kembali apa yang telah
Indonesia.
disepakati; atau
Undang-Undang
Undang-undang yang bersifat
terdapat
memaksa (dwingend recht).
dalam
Bahkan
apabila
dianalisis
Didalam
ini
adanya
upaya
melindungi
kepentingan
konsumen
secara mendalam ternyata rumusan
apabila terjadi sengketa
Pasal 1338 (3) KUHPerdata yang
dengan
menyatakan bahwa
“Persetujuan-
Dalam UUPK ini dibentuk
Persetujuan
dilaksanakan
dengan
harus
itikad
dimaksudkan
baik”,
untuk
justru
memberikan
pelaku
usaha.
11
Agus Yudha Hernoko, Hukum
Perjanjian Asas Proporsionalitas dalam
Kontrak Komersial, Kencana, Jakarta, 2010
Hlm. 248
14
suatu lembaga baru yaitu
bersifat
Badan
mendamaikan
Penyelesaian
Sengketa
memberi
Konsumen
(BPSK)
sebagai
saran
kepada
2. Kekuatan Putusan Mediasi
dan
di
sengketa
konsumen
dan
sengketa konsumen.
lembaga yang berfungsi
menyelesaikan
dalam
pihak dalam penyelesaian
suatu
menangani
aktif
Badan
Penyelesaian
Sengketa
diluar
Konsumen
ini
bersifat final dan mengikat
kedudukan
dan mempunyai kekuatan
sebagai salah satu lembaga
hukum yang tetap. Final
yang
dan
berarti tidak ada lagi upaya
sengketa
hukum lainnya, mengikat
pengadilan.
BPSK
mempunyai
menangani
menyelesaikan
konsumen
diluar
pengadilan
yang
karena
sebagai
dan
wewenang
bagi
cara
mediasi,
dengan
Keanggotaan dari BPSK
undang-undang
mereka
yang
membuatnya.
konsiliasi
arbitrase.
yang
dibuat secara sah berlaku
mempunyai tugas, fungsi
dan
perjanjian
B.
Saran
1.
Dalam era perdagangan
terdiri dari 3 unsur yaitu
pada
unsur pemerintah, unsur
perkembangan
konsumen,
mengenai
perlindungan
konsumen
telah
dan
unsur
pelaku usaha.
saat
ini,
peraturan
Dalam
proses
membuktikan
bahwa
penyelesaiannya
BPSK
perbuatan curang sering
menggunakan 3 cara yaitu
terjadi
konsiliasi,
mediasi
dan
perdagangan. Oleh karena
arbitrase.
Pada
proses
itu, sebaiknya pelaksanaan
mediasi, BPSK berfungsi
dari
sebagai
konsumen
mediator
yang
dalam
dunia
perlindungan
tidak
hanya
15
dilakukan
pemerintah,
2.
oleh
melainkan
Perlindungan
keputusan
Konsumen
BPSK
harus
seluruh lapisan masyarakat
diberi penjelasan tentang
Kota Palu.
kekuatan hukum putusan
Sebaiknya
didalam
perdamaian.
Undang-Undang
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku-Buku
Agus Yudha Hernoko, Hukum Perjanjian Asas Proporsionalitas dalam
Kontrak Komersial, Kencana, Jakarta, 2010
Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen,
Rajawali Pers, Jakarta, 2015
D.Y. Witanto, Hukum Acara Mediasi, Alfabeta, Bandung, 2012
Susanti Adi Nugroho, Proses Penyelesaian Sengketa Konsumen Ditinjau
dari Hukum Acara Serta Kendala Implementasinya, Kencana,
Jakarta, 2011
Yusuf Shofie, Penyelesaian Sengketa Konsumen Menurut UndangUndang Pelindungan Konsumen (UUPK), Teori dan Praktek
Penegakan Hukum, Pt. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2002
Zulham, Hukum Pelindungan Konsumen, Kencana, Jakarta, 2013
B. Peraturan Perundang-Undangan
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata)
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor
350/MPP/Kep/12/2001 Tentang Tugas dan Wewenang Badan
Penyelesaian Sengketa Konsumen
Keputusan Presiden No. 22 Tahun 2013
C. Internet
16
http://sulteng.antaranews.com/berita/30629/bpsk-palu-tangani-52-kasussengketa-konsumen, diakses tanggal 17 Agustus 2017
17
BIODATA PENULIS
NAMA
: RINALDI ANUGRAH PRATAMA
TEMPAT TANGGAL LAHIR : PASANGKAYU, 13 SEPTEMBER 1995
ALAMAT
: JL. TOMBOLOTUTU
: rinaldianugrah23@gmail.com
NO. TELEPON
: 082188249420
18