IKLAN DAN LOGIKA SERTA PANDANGAN POLITIK

IKLAN DAN LOGIKA SERTA PANDANGAN POLITIK
Makalah Ini disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kajian Iklan
Semester Genap 2016

Oleh:
KELOMPOK I
1. Ikhsan Elfikri

1310861005

2. Firmansyah Yedico

1310861013

3. Ningsya Safitri

1310861001

4. Refka

1310862013


5. Ma’ruf Fuadi

1310862019

Jurusan Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Andalas
2016

A. Mengapa Ada Iklan?
Seiring perkembangan dunia yang pesat, perkembangan kondisi pasar sekarang ini
telah membawa pengaruh terhadap strategi yang harus diterapkan oeh perusahaan dalam
menawarkan dan memasarkan produk mereka.
Bergulirnya waktu ke waktu konsumen semakin menseleksi segala produk yang
diinginkan dengan melalui informasi yang tersedia. Oleh sebab itu, setiap perusahaan harus
pintar dalam memilih cara yang tepat untuk menginformasikan produk perusahaannya.
Secara umum dapat dikatakan bahwa untuk meraih sukses dalam mencapai pasar
sasaran suatu perusahaan, diperlukan strategi yang tepat sasaran. Oleh sebab itu, diperlukan
seorang pemasar yang mampu membaca situasi dan kondisi pasar secara tepat. Untuk

mencapai sasaran dalam suatu usaha pemasaran selalu membutuhkan alat dalam
penyampaian informasi kepada konsumennya, salah satunya adalah dengan cara
mengeluarkan iklan tentang produk suatu perusahaan yang menarik bagi konsumen, yang
pada akhirnya konsumen juga akan tertarik untuk menggunakan produk yang diiklankan.
(Hendiarti dan Indriani, 2009, hlm. 84).
Penyampaian iklan akan membantu dalam mengenalkan produk kepada konsumen ,
iklan mempunyai peranan penting dalam menancapkan merek pada suatu produk ke pikiran
konsumen.
Iklan merupakan suatu bentuk komunikasi massa melalui berbagai media massa yang
dibayar oleh perusahaan-perusahaan bisnis, organisasi non profit dan individu-individu yang
teridentifikasi

dalam

pesan

periklanan

dengan


maksud

memberi

informasi

atau

mempengaruhi pemirsa dan golongan tertentu , bentuknya dapat berupa tulisan, gambar,
film, ataupun gabungan dari keseluruhan unsur tersebut.
Urat nadi kehidupan televisi (swasta) terletak pada iklan. Tanpa iklan, mustahil
sebuah televisi mempertahankan eksistensinya. Karena salah satu sumber kehidupan
pertelevisian adalah berasal dari iklan yang masuk.
Bagi produsen iklan bukan hanya menjadi alat promosi barang maupun jasa,
melainkan juga untuk menanamkan citra kepada konsumen maupun calon konsumen tentang
produk yang ditawarkan. Iklan seringkali menggiring khalayak untuk percaya pada produk,

sehingga mendorong calon konsumen untuk mengkonsumsi maupun mempertahankan
loyalitas konsumen.


B. Apa yang Dilakukan Orang dengan Iklan
Kegiatan yang dilakukan dalam iklan dapat dilihat dari dua aspek, yaitu aspek si
pembuat iklan (pengiklan) dan khalayak penerima iklan (audience). (Hendiarti dan Indriani,
2009).
Dari segi pengiklan berbagai kegiatan yang dilakukan dalam iklan adalah sebagai berikut:
1. Menciptakan pengenalan merek produk.
Pengenalan ini meliputi desain secara lengkap dari produk tersebut, termasuk
berbagai kelebihan yang ada didalamnya.
2. Mengkomunikasikan konsep produk.
Iklan yang dipasang harus bisa mengkomunikasikan produk yang diiklankan. Hal ini
menjadi kelebihan iklan dari segi fungsional , psikologis atau nilai pasar sasaran.
Disini diharapkan orang sudah mampu mengetahui berbagai barang yang diiklankan
dan memunculkan rasa penasaran yan ada akhirnya memicu untuk membeli produk
tersebut.
3. Mendukung terjadinya penjualan.
Salah satu manfaat pemasangan iklan adalah mendorong orang untuk membeli
berbagai produk yang diiklankan tersebut, sehingga penjualanpun akan meningkat
dari hari ke hari.
4. Meningkatkan citra
Meningkatnya citra produk, secara tidak langsung akan menjadi salah satu langkah

bagus untuk mempengaruhi seseorang agar semakin tertarik dengan barang tersebut.

C. Pengertian Iklan
Otto Klepner, seorang ahli periklanan mengatakan istilah advertising berasal dari
bahasa latin yaitu ad-vere yang berarti mengoperkan pikiran dan gagasan kepadapihak lain.

Jadi pengertian seperti ini sebenarnya tidak ada ubahnya dengan pengertian komunikasi
sebagaimana halnya dalam ilmu komunikasi.
Iklan sering dinamai dengan sebutan yan berbeda-beda di setiap negara. di Amerika
sebagaimana dengan Inggris, disebut dengan advertising, di Perancis dinamakan dengan
reclamare, sedangkan dalam bahasa latin Re dan Clame. Re artinya berulang-ulang
sedangkan Clame atau Clamos artinya berteriak, sehingga secara bahasa reklame adalah suatu
teriakan/seruan yang berulang-ulang, atau meneriakkan sesuatu secara berulang-ulang.
Pengertian iklan menurut Ahli:
a. Menurut Kotler, periklanan didefinisikan sebagai bentuk penyajian dan promosi ide,
barang atau jasa secara nonpersonel oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan
pembayaran
b. Menurut Kasali, secara sederhana iklan didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan
suatu produk yang ditujukan oleh suatu masyarakat lewat suatu media. Namun
demikian, utuk membedakannya dengan pengumuman biasa, iklan lebih diarahkan

untukmembujuk orang supaya membeli.
c. Menurut Kriyantono, iklan didefinisikan sebagai bentuk komunikasi nonpersonal
yang menjual pesan-pesan persuasif dari sponsor yang jelas untuk mempengaruhi
orang membeli produk dengan membayar sejumlah biaya untuk media.
Iklan adalah segla bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan lewat media,
ditujukan

kepadasebagaian

atau

seluruh

masyarakat.

Sedangkan

periklanan

adalahkeseluruhan proses yang meliputi penyiapan, perencanaan, pelaksanaan dan

pengawasan penyampaian iklan. (Jaiz, 2014, hlm 1-4).

D. Awal Iklan dan Promosi di Indonesia
Di Indonesia iklan dikenal sejak surat kabar beredar pertama di Indonesia sekitar lebih
dari 100 tahun yang lalu, yang pada saat itu, iklan dinamakan “Pemberitahoewan”.
Contohnya seperti iklan yang dimuat dalam surat kabar “Tjahaja Sijang” yang terbit di
Manado sejak 1869, atau surat kabar “De Locomotief” yang terbit pada tahun 1864 dan
beredar sampai ke Paris dan Amsterdam, sehingga juga memuat iklan-iklan penginapan di
Paris.
Awal pemunculan iklan di Indonesia lebih banyak berupa iklan-iklan pribadi daripada
iklan perusahaan, dan lebih menyerupai iklan baris di surat kabar saat ini. Dan karena

perkembangan teknologi cetak yang masih tradisional, maka umumnya surat kabar yang
terbit adalah surat kabar hitam putih dan belum banyak menggunakan gambar.
Iklan media massa cetak cukup lama menguasai dunia periklanan di Indonesia
disamping iklan-iklan lainnya seperti radio dan iklan luar ruang. Kemudian tanggal 1 Maret
1963 tepat pukul 19.00 TVRI diperbolehkan menayangkan iklan, itu pun dibatasi hanya
sebanyak 15% dari total jam siaran.
Perkembangan iklan di Indonesia mengikuti model sejarah perkembangan iklan pada
umumnya, yaitu seirama dengan perkembangan media massa. Awal masyarakat Indonesia

mengenal iklan modern dari surat kabar, karena masyarakat baru mengenal surat kabar,
kemudian saat masyarakat Indonesia mengenal radio, maka lahir iklan radio, dan kemudian di
saat masyarakat mengenal televisi, maka lahirlah iklan televisi.
Iklan pun berkembang tidak berdasarkan jenis media, akan tetapi berkembang pula
berdasarkan jenis kebutuhan masyarakat terhadap media itu dan ketersediaan dana terhadap
dana periklanan. Hal ini menentukan variasi jenis iklan dalam suatu media, seperti lahirnya
iklan ‘kecik di SCTV’ , ‘iklan baris’ di koran, ‘Promo Ad’ di televisi, dan ‘ad lip’ di media
radio.
Selain iklan media massa, juga berkembang iklan lain seperti kebiasaan masyarakat
menggunakan iklan media luar ruang, seperti spanduk, banner, baliho, pamflet, dan
sebagainya yang begitu banyak jenisnya bermunculan di masyarakat.
Akhir-akhir ini iklan semakin tidak dapat dibatasi penyebarannya, karena begitu luas
jangkauan suatu media. Contohnya kebiasaan masyarakat menggunakan internet untuk media
periklanan. Melalui internet ini, seseorang atau perusahaan dapat beriklan tanpa dibatasi
wilayah oleh negara atau bangsa.
Begitu pesatnya perkembangan dunia periklanan di masyarakat memunculkan
berbagai institusi yang spesifik menangani periklanan ini. Seperti lahirnya perusahaan
advertising dengan berbagai fungsi.
Karena kemajuan media massa, maka sekarang muncul institusi advertising sebagai
institusi yang secara profesional menangani periklanan, institusi ini lebih dikenal dengan biro

iklan. Biro ini dapat berdiri sendiri atau menjadi sebuah divisi dalam suatu perusahaan.

Biro-biro iklan yang besar, karena begitu banyak pemesanan iklan yang harus
ditangani, maka sering tidak mengerjakan sendiri iklan-iklan pesanan. Karena itu, tugastugas seperti mengerjakan iklan dapat dipesan ke biro lain yang secara khusus menangani
pembuatan iklan. Dari fungsi ini, maka terjadi diferensiasi fungsi biro iklan. Ada biro iklan
yang menangani aspek pemasaran biro iklan dan hanya menangani aspek distribusi ke media
atau penyebarannya di masyarakat, namun ada pula biro iklan hanya menangani pengerjaan
iklan sedangkan distribusi ke media atau penyebarannya di masyarakat diserahkan ke
perusahaan lain atau dikembalikan ke perusahaan pemesanan iklan itu.
Di Indonesia para tenaga ahli periklanan tumbuh dengan kemampuan mereka di
bidang lain, seperti seni, desain grafis dan pemasaran, namun keberanian mereka menangani
dunia periklanan inilah menjadi dasar tumbuhnya tenagar-tenaga periklanan yang tangguh di
Indonesia.
Sampai saat ini di Indonesia, belum banyak bermunculan institusi pendidikan yang
secara khusus mendidik tenaga ahli di bidang periklanan, walaupun akhirnya ada namun
tenaga pengajarnya menjadi sangat sulit untuk diperoleh, karena umumnya mereka dari para
praktisi yang sibuk dengan tugas rutin mereka. (Bungin. 2008, hlm.76-78).

E. Klasifikasi Iklan
Alo Liliwei 1992 dalam Jaiz (2014: 65-70) membagi iklan ke dalam dua kelompok

besar yaitu pembagian secara umum dan pembagian secara khusus.
1. Pembagian Iklan Secara Umum
a. Iklan tanggung jawab sosial
Bertujuan menyampaikan pesan yang bersifat informatif, penerangan,
pendidikan agar membentuk sikap warga sehingga mereka bertanggung jawab
terhadap masalah sosial dan kemasyarakatan tertentu. Misalnya iklan anjuran dan
iklan penggambaran sosial.
b. Iklan bantahan
Digunakan untuk membantah atau melawan atas sesuatu isu yang merugikan
dan memperbaiki citra seseorang, perusahaan atau merek yang tercemar akibat
informasi yang tidak benar. Ciri khas iklan ini adalah menempatkan komunikator
sebagai pihak teraniaya atau yang dirugikan oleh pihak lain. Tujuannya dalah

memperoleh simpati dari khalayak bahwa perusahaan berada dalam posisi yang benar.
Contoh; iklan yang terkait dengan hak paten.
c. Iklan pembelaan
Iklan ini merupakan ‘lawan’ dari iklan bantahan bedanya adalah pengiklannya
berada pada posisi membela komunikatornya. Tujuan iklan ini adalah mendapatkan
simpati dari khalayak bahwa perusahaan berada dalam posisi yang benar.
d. Iklan keluarga

Iklan dimana pesan-pesannya merupakan sebuah pemberitahuan dari
pengiklan tentang terjadinya suatu peristiwa kekeluargaan kepada keluarga/khalayak
lainnya. Contoh; iklan tentang kematian, pernikahan dll.
2. Pembagian Iklan Secara Khusus
a. Berdasarkan media yang digunakan
Secara umum pembagian iklan berdasarkan media yang digunakan terbagi yaitu:
 Iklan media above the line
Adalah media yang bersifat media massa. Massa yang dimaksud adalah
bahwa khalayak sasaran berjumlah besar dan menerp pesan iklan secara
serempak. Media yang termasuk antara lain; surat kabar, majalah, tabloid,



televisi, film, radio dan internet.
Iklan bellow the line
Adalah iklan yang menggunakan media khusus. Seperti; leaflet, poster,
spanduk, baliho, dll.

Secara khusus iklan di bagi:
Iklan Cetak
Yaitu iklan yang dibuat dan dipasang dengan menggunakan teknik
cetak,

baik

cetak

dengan

teknologisederhana

maupun

teknologi

tinggi.beberapa bentukiklan cetak yaitu: iklan cetak surat kabar, iklan cetak
baliho, iklan cetak poster, iklan spanduk, dll. Berdasarkan luas space yang
dipakai, khusus untuk media cetaksurat kabar, majalah, dan tabloid, iklaaniklan dalam media ini dikenali dalam tiga bentuk iklan, yaitu:


Iklan baris

Hanya terdiri dari beberapa baris kata/kalimat saja dan biaya yang
dikenakan dihitung perbaris, dan harganya relatif murah. Bahasa yang


digunakan singkat dan penuh makna. Contoh ucapan selamat dll.
Iklan kolom
Iklan ini memiliki lebar satu kolom, namun lebih tinggi dibanding iklan
baris. Selain iklan dengan pesan verbal tertulis juga dengan ilustrasi



gambar dll. Contoh iklan lelang.
Iklan advertorial
Isi pesan adverorial ini beragam seperti Iklan layanan pengobatan
alternatif,kesehatan, event dll. Bila dipasang pemerintah biasanya iklan



pesan tentang pariwisata dll.
Iklan display
Lebih luas dari iklan kolom sehingga dapat mendisplay (memperlihatkan)
ilustrasi berupa gambar baik foto maupun grafis Misalnya iklan penjualan
barang maupun jasa, ucapan selamat, pemberitahuan dll. Ia dapat
dilakukan

oleh

swasta

maupun

pemerintah,

organisasi

sosial

kemasyarakatan, pribadidan keluarga. Untuk pemasangan pribadi dan
keluarga misalnya berupa iklan duka cita, iklan ucapan selamat, prmintaan
maaf dll.
Iklan elektronik



Iklan radio
Iklan yang dipasang lewat radio. Iklan ini memiliki karakteristik yang khas yaitu
hanya dapat didengar melalui audio (suara) saja yang merupakan perpaduan dai katakata (voice), musik dan sound effect.



Iklan televisi
Iklan televisi mengandung unsur suara, gambar dan gerak.

b. Berdasarkan tujuan
1. Iklan komersial
Disebut pula sebagai iklan bisnis. Bertujuan untuk mendapatkan keuntungan
ekonomi, terjadinya peningkatan penjualan dimana sasaran pesan yang dituju

adalah untuk seseorang atau lembaga yang akan mengolah dan atau menjual
produk yang diiklankan tersebut kepada konsumen akhir.
2. Iklan non komersial (ILM)
Iklan yang digunakan untuk menyampaikan informasi, mempersi atau
mendidik khalayak dimana tujuan akhir bukan keuntunganekonomi melainkan
keuntungan sosial.

c. Berdasarkan bidang isi pesan


Iklan politik



Iklan pendidikan



Iklan kesehatan



Iklan kecantikan dan perawatan tubuh



Iklan pariwisata



Iklan hiburan



Iklan olah raga



Iklan hukum



Iklan lowongan pekerjaan/recruitment



Iklan duka cita



Iklan perkawinan



Iklan makanan dan minuman



Iklan otomotif



Iklan lingkungan hidup



Iklan media

d. Berdasarkan komunikatornya



Iklan personal



Iklan keluarga



Iklan konstitusi

e. Berdasarkan wujud produk yang diiklankan


Iklan barang



Iklan jasa



Iklan barang dan jasa

f. Berdasarkan khalayak sasaran iklan


Iklan untuk pengguna akhir



Iklan untuk distributor atau pengecer



Iklan untuk pabrik

g. Berdasarkan cakupan/wilayah sasaran



Iklan lokal
Iklan yang cakupan khalayak sasaran yang dituju hanya berada di
wilayah lokal, misalnya pedesaana atau perkotaan, atau suatu
kabupatensaja. Biasa dilakukan oleh toko kecil yang mana targetnya
adalah khalayak yang tinggal di wilayah sekitar.



Iklan regional
Cakupan khalayaknyanya lebih dari satu wilayah lokal, namun terlalu
jauh untuk disebut dengan wilayah nasional, misal Prov Jawa Tengah,
Sumatra Selatan, dll.



Iklan nasional
Iklan yang target konsumennya berada di seluruh wilayah suatu negara



Iklan internasional
Iklan yang membidik khalayaknya yang menjangkau trans nasional
atau lebih dari satu negara.

h. Berdasarkan fungsinya



Iklan informasi
Menitikberatkan isinya sebagai sebuah informasi untuk khalayak



Iklan persuasi
Menitikberatkan pada upaya mempengaruhi khalayak untuk
melakukan sesuatu



Iklan mendidik
Menitikberatkan pada tujuan mendidik khalayak, agar khalayak
mengerti dan mempunyai pengetahuan terhadap sesuatu



Iklan parodi
Dibuat untuk keperluan hiburan semata

F. Fungsi Iklan
Berikut fungsi-fungsi dari periklanan menurut Monle Lee dan Carla Johnson 2004 dalam
Astuti (2008):
1.

“Informasi”, yang mengomunikasikan informasi produk, ciri-ciri, dan lokasi

2.

penjualannya, yang memberitahu konsumen tentang produk produk baru.
“Persuasif”, yang mencoba membujuk para konsumen untuk membeli merek-merek

tertentu atau mengubah sikap mereka terhadap produk atau perusahaan tersebut.
3. “Pengingat”, yang terus-menerus mengingatkan para konsumen tentang sebuah
produk sehingga mereka akan tetap membeli produk yang diiklankan tanpa
mempedulikan merek pesaingnya.
Sementara Aacker dan Myers mengatakan;

1. Menarik calon konsumen yang loyal selama jangka waktu tertentu
2. Mengembangkan sikap positif calon konsumen yang diharapkan dapat menjadi
pembeli yang potensial pada masa mendatang

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Puji. 2008. “Fungsi Bahasa Dalam Wacana Iklan Media Cetak”. Volume 3, No 1.
Semarang: Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro.
Bungin, Burhan. 2008. Konstruksi Sosial Media Massa. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Jaiz, Muhammad. 2014. Dasar-Dasar Periklanan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Hendiarti dan Indriani. 2009. “Studi Mengenai Efektifitas Iklan Terhadap Citra Merek
Maskapai Garuda Indonesia”. Volume VIII, No. 1, Mei. Semarang: Magister Manajemen
Universitas Diponegoro.