PREFERENSI KONSUMEN DALAM MEMBELI RENGGI

AGRIEKONOMIKA
JURNAL SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN
ISSN 2301-9948
e ISSN 2407-6260
VOLUME 2 NOMOR 2 OKTOBER 2013
AGRIEKONOMIKA, terbit dua kali dalam setahun yaitu pada April dan Oktober
yang memuat naskah hasil pemikiran dan hasil penelitian bidang sosial, ekonomi
dan kebijakan pertanian dalam arti umum.
Pemimpian Redaksi
Ihsannudin
Redaksi Pelaksana
Elys Fauziyah
Andri K. Sunyigono
Slamet Widodo
Tata Letak dan Perwajahan
Taufik R.D.A Nugroho
Mokh Rum
Pelaksana Tata Usaha
Taufani Sagita
Reni Purnamasari
Mitra Bestari

Dr. Ir. Sitti Aida Adha Taridala, M.Si.
Dr. Agus Ramadhan, SP. M.Si.
Alamat Redaksi
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Trunojoyo Madura
Jl. Raya Telang 02 Kamal Bangkalan
Telp. (031) 3013234 Fax. (031) 3011506
Surat elektronik: agriekonomika@gmail.com
Laman: http://agribisnis.trunojoyo.ac.id/agriekonomika
AGRIEKONOMIKA diterbitkan sejak April 2012 oleh Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura.
Redaksi mengundang segenap penulis untuk mengirim naskah yang belum
pernah diterbitkan oleh media maupun lembaga lain. Pedoman penulisan dapat
dilihat pada bagian belakang jurnal. Naskah yang masuk dievaluasi oleh mitra
bestari dan redaksi pelaksana dengan metode blind review.

AGRIEKONOMIKA
JURNAL SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN
ISSN 2301-9948
e ISSN 2407-6260

VOLUME 2 NOMOR 2 OKTOBER 2013
DAFTAR ISI
PERUMUSAN STRATEGI BERSAING JAHE INSTAN PRODUK CV.
INTRAFOOD SURAKARTA MENGGUNAKAN PERCEPTUAL MAPPING€ .96
Mohd. Harisudin, Emi Widiyanti dan Anita Suharyati
ANALISIS PRODUKTIVITAS USAHATANI JAGUNG
KABUPATEN SUMENEP€€€€€€€€€€€€€€€€€€€€€€..
Ainun Nikmah, Elys Fauziyah dan Mokh Rum

HIBRIDA

DI
.105

POTENSI
DAYA
DUKUNG
PENGEMBANGAN
KAWASAN
MINAPOLITAN DI KABUPATEN GIANYAR, BALI €€€€€€€€€€€

117
I Ketut Arnawa dan Gede Mekse Korri Arisena
PENGEMBANGAN DESA WISATA RUMAH DOME BERBASIS
AGROINDUSTRI PANGAN LOKAL (Kajian Diversifikasi Ketela Pohon
di Desa Wisata Rumah Dome Prambanan) €€€€€€€€€€€€€€
127
Susi Wuri Ani, Mei Tri Sundari dan Ernoiz Antriyandarti
KECEPATAN ADOPSI VARIETAS UNGGUL DAN KELAYAKAN
USAHATANI KEDELAI DI SUMATERA SELATAN €€€€€€€€€€€
133
Yanter Hutapea1, Suparwoto2 dan Jauhari Efendy2
STRATEGI
PENINGKATAN
KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT
NELAYAN KECAMATAN PADEMAWU KABUPATEN PAMEKASAN€€€. 149
Liony Wijayanti dan Ihsannudin
PREFERENSI KONSUMEN DALAM MEMBELI RENGGINANG LORJUK DI
KECAMATAN KAMAL BANGKALAN ..€€€€€€€€€€€€€€€€
163

Ummi Kalsum, Elys Fauziyah, Taufik Rizal Dwi Adi Nugroho
AKSESIBILITAS PETANI TERHADAP LEMBAGA KEUANGAN (Studi
Kasus Pada Petani di Desa Sidodadi Kecamatan Sukosewu Kabupaten
Bojonegoro) €€€€€€€€€€€€€€€€€€€€€€€€€€€
173
Dhianon Supanggih dan Slamet Widodo

295

Agriekonomika, ISSN 2301 - 9948
Oktober,
e ISSN 2407 - 6260 2013
Volume 2, Nomor 2

PREFERENSI KONSUMEN DALAM MEMBELI RENGGINANG LORJUK
DI KECAMATAN KAMAL BANGKALAN
Ummi Kalsum, Elys Fauziyah, Taufik Rizal Dwi Adi Nugroho
Prodi Agribisnis, Universitas Trunojoyo Madura
mybluegreen@gmail.com
ABSTRAK

Atribut sebuah produk dapat menjadi pertimbangan konsumen dalam membeli
sebuah produk. Preferensi konsumen dalam membeli rengginang lorjuk
dipengaruhi oleh beberapa atribut. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan
karakteristik konsumen dan menganalisis atribut-atribut yang menjadi
pertimbangan konsumen dalam membeli rengginang lorjuk. Penelitian ini
dilakukan di daerah Kamal. Sampel diambil dengan menggunakan metode
accidental sampling sedangkan metode analisis data yang digunakan adalah
metode deskripitif kualitatif dan konjoin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
atribut yang paling dipertimbangkan konsumen dalam membeli rengginang lorjuk
adalah bentuk, harga, berat isi kemasan, jenis dan kemasan.
Kata Kunci: Rengginang Lorjuk, Atribut, Konjoin.
CONSUMER PREFERENCE IN BUYING RENGGINANG LORJUK AT
KECAMATAN KAMAL BANGKALAN
ABSTRACT
Attribute of product can be used as consideration of consumer in buying product.
Consumer preference in buying rengginang lorjuk is affected by several
attributes. Objective of this research is to describe characteristic of consumer and
to analyze attributes being considered by consumer in buying rengginang lorjuk.
This research was conducted in Kamal. Sample was taken by using method of
accidental sampling meanwhile method of data analysis used descriptive

qualitative and conjoint. Result of research showed that attributes that most
considered by consumer in buying rengginang lorjuk is weight, price, volume,
type and packaging.
Keyword: Rengginang Lorjuk, Attributes, Conjoint.
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumberdaya alam. Hal ini
tercermin dari potensi setiap wilayah yang berbeda-beda sehingga sangat
berperan dalam pembangunan perekonomian negara. Pertanian dan industri
pengolahan hasil pertanian (agroindustri) merupakan sektor yang mempunyai
peran cukup besar dalam meningkatkan perkembangan perekonomian,
(Soekartawi, 1999). Data Kementerian Perindustrian (2011) tersebut
menunjukkan bahwa rata-rata kontribusi sektor pertanian dari tahun 2006-2010
mencapai 13,2 % dari total PDB nasional. Namun demikian persentase kontribusi
memiliki trend yang semakin menurun walaupun nilai totalnya mengalami
peningkatan. Selain itu pertumbuhan agroindustri di berbagai daerah dalam 5

163

Oktober,
2013


Agriekonomika, ISSN 2301 - 9948
e ISSN 2407 - 6260
Volume 2, Nomor 2

tahun terakhir juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Ini bisa dilihat
dari nilai kontribusi agroindustri yang semakin besar dalam PDB nasional. Berikut
adalah data kontribusi pertanian dan agroindustri terhadap PDB pada 5 lima
tahun terakhir.
Tabel 1
Data Kontribusi Pertanian dan Agroindustri Terhadap Produk Domestik
Bruto (PDB) Indonesia Tahun 2006-2010
Tahun

Pertanian
PDB
(Rupiah/Milyar)
(%)
2006
262,402.8

14,21
2007
271,509.3
13,82
2008
284,620.7
13,67
2009
296,369.3
13,61
2010
304,406.2
13,17
Sumber: Kementerian Perindustrian (data diolah, 2011)

Agroindustri
(Rupiah/Milyar)
236,547.8
247,711.0
254,124.5

272,255.1
279,524.5

Salah satu agroindustri yang banyak berkembang di berbagai wilayah di
Indonesia adalah agroindustri yang bergerak di bidang kuliner. Kuliner
merupakan salah satu bagian usaha dari agroindustri yang mempunyai peranan
penting dalam meningkatkan perekonomian daerah. Selain itu, keberadaan
agroindustri tersebut juga dapat membantu petani dalam pemasaran produk
yang dihasilkan petani melalui permintaan komoditas pertanian. Manfaat lain dari
agroindustri adalah dapat menghasilkan nilai tambah sehingga mampu
memberikan harga jual yang tinggi, dan sebagian besar agroindustri kuliner ini
berskala kecil (home industry).
Di Pulau Madura terkenal dengan berbagai agroindustri kecil, seperti
agroindustri petis, keripik singkong, kerupuk udang, dan rengginang. Rengginang
madura memiliki cita rasa yang khas dibandingkan dengan rengginang yang
dihasilkan oleh daerah lain. Hal ini disebabkan karena rengginang madura
menggunakan ikan lorjuk yang memiliki rasa gurih dan tidak ditemui pada
rengginang lainnya.
Bangkalan merupakan salah satu daerah yang menjadi tujuan pemasaran
makanan khas Madura karena letaknya yang cukup strategis (berada pada

daerah ujung perbatasan Madura dengan Jawa). Salah satu daerah di
Bangkalan yang menjadi sentra penjualan rengginang lorjuk adalah Kecamatan
Kamal. Hal tersebut terbukti berdasarkan survei sekitar 35 toko yang menjual
makanan khas Madura, rengginang lorjuk termasuk makanan terbanyak yang
dijual di Kecamatan Kamal yakni sebanyak 20 toko yang menjual rengginang
lorjuk. Dibandingkan dengan makanan khas Madura lainnya seperti kripik tette,
petis, kripik singkong, kerupuk ikan, dan lain-lain.
Banyak konsumen yang tertarik untuk membeli rengginang lorjuk baik dari
dalam daerah maupun dari luar daerah. Selain itu berbagai karakteristik
konsumen yang membeli juga berbeda-beda, khususnya dari faktor pribadi yang
dapat berpengaruh dalam pembelian rengginang lorjuk. Permintaan konsumen
akan suatu produk dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut Sukirno (2004)
permintaan produk dipengaruhi oleh: harga barang itu sendiri, harga barang lain,
pendapatan, jumlah penduduk, ramalan waktu yang akan datang, kualitas produk
dan selera konsumen. Permintaan produk akan meningkat apabila selera
konsumen dapat terpenuhi sesuai dengan keinginan konsumen. Untuk

164

Agriekonomika, ISSN 2301 - 9948

Oktober,
e ISSN 2407 - 6260 2013
Volume 2, Nomor 2

mengetahui selera yang dibutuhkan oleh konsumen dalam mengkonsumsi
sebuah produk diperlukan adanya penelitian mengenai perilaku konsumen.
Perilaku terhadap atribut-atribut rengginang ditentukan oleh banyaknya
minat konsumen dalam membeli rengginang. Dengan melihat semakin
meningkatnya permintaan terhadap rengginang lorjuk, maka peneliti ingin
meneliti mengenai preferensi konsumen dalam membeli rengginang lorjuk di
Kecamatan Kamal Bangkalan yang bertujuan untuk:
(1) Mengetahui karakteristik konsumen yang membeli rengginang lorjuk.
(2) Menganalisis atribut-atribut yang menjadi pertimbangan preferensi
konsumen dalam membeli rengginang lorjuk.
METODE PENELITIAN
Metode Penentuan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kamal Bangkalan dengan
pertimbangan daerah tersebut merupakan sentra pemasaran rengginang lorjuk.
Sedangkan sampel diambil sebanyak 40 responden dengan metode accidental
sampling. Pengambilan sampel dilakukan di daerah Perum di toko ‰Camilan
Khas Madura Ibu SusiŠ dan di toko-toko dekat pelabuhan.
Penelitian ini menggunakan dua alat analisis yaitu analisis deskriptif
kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik responden yang
membeli rengginang lorjuk, dan analisis konjoin digunakan untuk mengetahui
atribut-atribut yang menjadi preferensi konsumen dalam membeli rengginang
lorjuk. Analisis data menggunakan metode conjoin.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Konsumen yang Membeli Rengginang Lorjuk di Kecamatan
Kamal Bangkalan


Karakteristik Konsumen Berdasarkan Usia
Usia merupakan karakteristik konsumen yang dapat mempengaruhi
dalam pengambilan keputusan pembelian. Berdasarkan data kuisioner
menunjukkan bahwa persentase terbesar dari responden yang membeli
rengginang lorjuk di Kecamatan Kamal Bangkalan adalah berusia 20-29
tahun. Pada usia ini termasuk kelompok potensial dikarenakan pada usia
tersebut merupakan usia produktif yang kebutuhannya beraneka ragam
sesuai dengan kebutuhan masing-masing keluarga. Sebagian besar pada
usia tersebut sudah memiliki pendapatan sendiri sehingga responden dapat
memutuskan untuk membeli rengginang lorjuk sesuai dengan kesukaan
mereka. Menurut Sleumer (1996) golongan usia yang produktif adalah usia
dengan rata-rata 20-54 tahun karena pada usia tersebut seseorang sudah
bisa menentukan keputusan pembelian dan sudah mempuyai penghasilan
sendiri. Dalam pemilihan keputusan pembelian antara orang tua dan orang
yang lebih muda terdapat perbedaan dalam strategi pembelian. Strategi
orang tua dalam membeli produk lebih menekankan pada tipe pembelian.
Sedangkan orang yang lebih muda lebih menekankan pada kebutuhan
pribadinya (Palan, 1995).

165

Oktober,
2013


Agriekonomika, ISSN 2301 - 9948
e ISSN 2407 - 6260
Volume 2, Nomor 2

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Tabel 2
Karakteristik Responden yang Membeli Rengginang Lorjuk di Kecamatan
Kamal Tahun 2012 Berdasarkan Pendidikan
No

Pendidikan

1
2
3
4
5

SD
SMP
SMA
D1
Perguruan Tinggi
Jumlah
Sumber: Data diolah 2013



Jumlah

Persentase (%)

3
4
17
1
15
40

7,5
10
42,5
2,5
37,5
100

Tabel 2 menunjukkan bahwa persentase tingkat pendidikan responden
tertinggi yang membeli rengginang lorjuk adalah SMA sampai perguruan
tinggi. Hal ini dikarenakan pada tingkat pendidikan tersebut responden lebih
banyak pengetahuan dan pengalaman mengenai makanan ringan yang
sehat dan bergizi.
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Tabel 3
Karakteristik Responden yang Membeli Rengginang Lorjuk di Kecamatan
Kamal Tahun 2012 Berdasarkan Jenis Pekerjaan
No
1
2
3
4
5
6
7

Jenis Pekerjaan

Ibu RT
Wiraswasta
Karyawan
Mahasiswa
Guru
PNS
TNI-AL
Jumlah
Sumber: Data diolah 2013

Jumlah

Persentase (%)

7
8
10
5
2
7
1
40

17,5
20
25
12,5
5
17,5
2,5
100

Dari hasil data kuisioner diperoleh gambaran bahwa persentase
terbesar konsumen yang membeli rengginang lorjuk berprofesi sebagai
karyawan. Hal ini disebabkan karena didaerah Kamal banyak institusi
pendidikan dan pemerintahan mulai dari TK (Taman Kanak-Kanak) sampai
PT (Perguruan Tinggi) seperti pemerintah Kecamatan, Balai Karantina, BPP
(Balai Penyuluhan Pertanian), dan lain-lain. Sehingga banyak karyawan
yang menjadi konsumen rengginang lorjuk dan tujuan mereka
mengkonsumsi adalah untuk camilan keluarga karena rasanya yang enak.
Selain itu alasan mereka membeli rengginang lorjuk adalah untuk oleh-oleh
kepada keluarga dan pesanan dari saudaranya yang ada di luar Jawa juga
beralasan sama karena rasa dari rengginang lorjuk yang enak.

166

Agriekonomika, ISSN 2301 - 9948
Oktober,
e ISSN 2407 - 6260 2013
Volume 2, Nomor 2


Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan
Tabel 4
Karakteristik Responden yang Membeli Rengginang Lorjuk di Kecamatan
Kamal Tahun 2012 Berdasarkan Pendapatan
No
Pendapatan (Rp)
Jumlah
Persentase (%)
1
2
3
4
5

Rp 2.500.000
Jumlah
Sumber: Data diolah 2013



2
12
6
13
7
40

5
30
15
32,5
17,5
100

Rata-rata konsumen yang membeli rengginang lorjuk memiliki
pendapatan Rp 500.000-Rp 2.000.000. Hal ini disebabkan karena sebagian
besar responden yang membeli rengginang lorjuk berprofesi sebagai
karyawan.

Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Keluarga
Tabel 5
Karakteristik Responden yang Membeli Rengginang Lorjuk di Kecamatan
Kamal Tahun 2012 Berdasarkan Jumlah Keluarga
No
Jumlah Keluarga
Jumlah
Persentase (%)
1
1-5
36
90
2
6-10
4
10
Jumlah
40
100
Sumber: Data diolah 2013
Tabel 5 di atas menunjukkan karaktersitik responden yang membeli
rengginang lorjuk berdasarkan jumlah keluarga. Dari tabel tersebut dapat
dijelaskan bahwa dalam penelitian ini paling banyak jumlah keluarga antara
1-5 orang. Hal ini karena pada jumlah keluarga tersebut merupakan bagian
dari jumlah keluarga sedang. Dimana dalam membeli produk akan
disesuaikan dengan kesukaan keluarga yang akan berpengaruh terhadap
keputusan pembelian. Jumlah keluarga akan menjadi pertimbangan utama
dalam menentukan pembelian terhadap produk-produk tertentu. Sementara
sebagian kecil dengan jumlah keluarga antara 6-10 orang. Rata-rata dalam
keluarga ini dalam pertimbangan keputusan pembelian lebih sulit karena
dalam pemenuhannya keinginan tidak selalu sama, yang menjadi
pertimbangan baik dari segi produknya maupun harganya.
Atribut-Atribut yang Menjadi Pertimbangan Preferensi Konsumen dalam
Membeli Rengginang Lorjuk di Kecamatan Kamal Bangkalan
Dalam penelitian digunakan ini untuk menentukan tingkat preferensi
konsumen analisis konjoin. Berikut adalah Tabel 6 yang menunjukkan nilai
signifikansi dari atribut-atribut yang digunakan dalam penelitian ini:

167

Oktober,
2013

Agriekonomika, ISSN 2301 - 9948
e ISSN 2407 - 6260
Volume 2, Nomor 2

Tabel 6
Nilai signifikansi dari atribut-atribut yang digunakan
Value
Pearson„s R
.623
Kendall„s tau
.383
Sumber: Data Diolah, 2012

Sig.
.000
.003

Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai signifikansi predictive accuracy
pada peringkat Pearson‚s R sebesar 0,000 dan Kendal„s tau sebesar 0,003.
Hasil ini menyimpulkan bahwa penelitian ini dianggap valid karena angka
predictive accuracy pada peringkat Person dan Kendal memberikan hasil korelasi
dengan tingkat signifikan lebih kecil dari taraf nyata = 0,05. Hasil ini menunjukkan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan atau memiliki hubungan positif yang
sangat erat antara preferensi konsumen dalam membeli rengginang lorjuk
dengan atribut-atribut yang digunakan dalam penelitian ini.
Dari uji konjoin juga menunjukkan nilai utiliti pada masing-masing atribut
dan level atribut. Nilai utiliti bertujuan untuk melihat tingkat kesukaan konsumen
terhadap level atribut yang dipilih. Sehingga dari nilai level atribut tersebut dapat
diketahui bentuk stimuli yang paling disukai oleh konsumen.
Tabel 7.
Nilai Koefisien Utiliti Masing-masing Atribut dan Level Atribut (€)
Berdasarkan Hasil Analisis Konjoin
Atribut
Harga

Bentuk

Kemasan
Berat Isi Kemasan

Jenis

Level
Rp. 4.500-5.500 (‹ 11)
Rp. 7.000-10.000 (‹ 12)
Rp. 12.000-15.000 (‹ 13)
Bulat Besar (‹ 21)
Bulat Kecil (‹ 22)
Lonjong Besar (‹ 23)
Lonjong Kecil (‹ 24)
Persegi (‹ 25)
Segitiga (‹ 26)
Plastik (‹ 31)
Mika (‹ 32)
150-200 gram (‹ 41)
300-500 gram (‹ 42)
600-800 gram (‹ 43)
Mentah (‹ 51)
Matang (‹ 52)

Nilai Utiliti
0,101
-0,091
-0,010
0,031
0,044
0,008
0,035
-0,226
0,107
-0,035
0,035
0,005
-0,094
0,089
0,021
-0,021

Sumber: Data diolah 2013
Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai utiliti dari masing-masing level
atribut memiliki dua tanda. Tanda nilai positif yang diperoleh mempunyai arti
bahwa jika terjadi perubahan pada suatu level atribut yang ditawarkan kepada
konsumen maka hasil tersebut dapat meningkatkan utilitas sebesar nilai positif
yang diperoleh. Sebaliknya jika tanda nilai negatif berarti jika tidak memasukkan
salah satu dari level atribut yang ditawarkan maka dapat menurunkan utilitas
sebesar nilai negatif yang diperoleh.
Dilihat dari atribut harga, level atribut yang banyak disukai oleh responden
adalah harga Rp 4.500-Rp 5.500 dengan nilai ‹ sebesar 0,101 lebih besar

168

Agriekonomika, ISSN 2301 - 9948
Oktober,
e ISSN 2407 - 6260 2013
Volume 2, Nomor 2

dibandingkan dengan nilai level atribut harga lainnya. Hal ini menggambarkan
bahwa responden lebih memilih membeli rengginang lorjuk dengan harga yang
paling murah atau terjangkau jika diberi sebuah pilihan beberapa macam harga.
Hasil ini di dukung oleh penelitian Nurheni et. al (2011) mengenai Kajian Perilaku
Konsumen Terhadap Strategi Pemasaran Teh Herbal di Kota Bogor.
Menjelaskan bahwa faktor harga memiliki hubungan yang positif dalam
menentukan keputusan pembelian teh herbal, dimana harga yang disukai oleh
banyak kalangan adalah harga yang relative terjangkau karena menjadi prioritas
yang paling menonjol di kalangan masyarakat.
Pada atribut bentuk, responden lebih banyak memilih rengginang lorjuk
yang berbentuk segitiga dengan nilai ‹ sebesar 0,107 lebih besar jika
dibandingkan dengan nilai level atribut bentuk lainnya. Dari nilai yang diperoleh
menunjukkan bahwa responden lebih menyukai bentuk yang segitiga. Bentuk
segitiga merupakan level yang sengaja dimasukkan sebagai variasi inovasi
bentuk rengginang lorjuk sebagai pilihan yang di berikan kepada responden. Dan
setelah dilakukan analisis bentuk segitiga memiliki nilai paling tinggi
dibandingkan dengan nilai bentuk-bentuk yang lainnya. Meskipun pada
kenyataannya rengginang lorjuk yang saat ini dijual dipasaran adalah betuk bulat
dan lonjong. Dengan hasil ini dapat disimpulkan bahwa jika rengginang lorjuk di
tambah inovasi bentuk dengan bentuk segitiga maka kemunginan responden
akan lebih banyak yang menyukai.
Pada atribut kemasan, responden lebih banyak memilih kemasan yang
mika dengan nilai ‹ sebesar 0,035. Berdasarkan nilai tersebut konsumen yang
membeli rengginnag lorjuk paling menyukai yang menggunakan kemasan mika
karena tempatnya yang standart dan mudah dibawa kemana-mana karena
tempatnya yang kecil, dan sesuai dengan kebutuhan konsumen saat ini yang
kehidupannya selalu menginginkan yang praktis dan instant dengan tujuan untuk
oleh-oleh ke luar Jawa dengan membeli dalam jumlah sedikit. Selain itu juga
tergantung pada musim, kadang konsumen lebih sering membeli rengginang
lorjuk pada saat musim hujan sebagai camilan kesukaan keluarga mereka.
Sedangkan responden yang biasanya membeli rengginang lorjuk dalam jumlah
banyak yang menggunakan kemasan plastik karena keperluan acara keluarga
seperti hari-hari besar, kunjungan keluarga. Sementara responden yang membeli
rengginang lorjuk menggunakan kemasan mika dan plastik di dominasi oleh
responden yang pesanan biasanya untuk dijual lagi. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa dalam membeli rengginang lorjuk konsumen memilih kemasan
menggunakan mika atau plastik sesuai dengan kondisi dan kebutuhan konsumen
saat pembelian.
Pada atribut berat isi kemasan, responden yang membeli rengginang
lorjuk lebih memilih berat isi kemasan 600 gram-800 gram/ bungkus, hasil ini
diperoleh dari nilai ‹ sebesar 0,089 lebih besar dibandingkan dengan nilai level
atribut berat isi kemasan lainnya. Nilai koefisien positif yang paling tinggi dari nilai
tersebut menunjukkan bahwa apabila pada atribut berat isi kemasan mengalami
perubahan dalam penawaran rengginang lorjuk kepada responden maka dapat
meningkatkan utilitas sebesar 8,9 %. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa
responden lebih banyak yang menyukai pada ukuran paling berat, karena pada
saat membeli rengginang lorjuk responden lebih sering membeli dalam jumlah
banyak. Responden paling suka pada berat isi yang banyak karena kemasan
yang besar harganya lebih murah daripada kemasan yang kecil-kecil. Sehingga
kepuasan pembelian akan menimbulkan kesenangan tersendiri bagi konsumen

169

Oktober,
2013

Agriekonomika, ISSN 2301 - 9948
e ISSN 2407 - 6260
Volume 2, Nomor 2

karena dapat isi yang banyak dan memicu motivasi konsumen untuk selalu
membeli produk yang sama. Mereka beranggapan bahwa berat isi kemasan
yang banyak dapat memberikan kepuasan dalam jangka waktu lama.
Pada atribut jenis, responden lebih memilih atribut jenis yang mentah
dilihat dari nilai ‹ sebesar 0,021. Hasil tersebut menunjukkan bahwa responden
lebih suka dalam memilih rengginang lorjuk pada jenis yang mentah. Bagi
responden yang memilih jenis mentah beralasan jika yang mentah lebih lama
penyimpanannya, kondisi rengginang lorjuk yang mentah tidak mudah hancur
dan bagi responden rumah tangga dapat menikmati rengginang lorjuk kapan saja
sesuai dengan keinginan keluarga. Namun ada juga kesukaan responden pada
rengginang lorjuk yang matang, mereka adalah responden yang instan dengan
alasan tidak bisa menggoreng dengan hasil yang bagus biasanya buat oleh-oleh.
Berdasarkan hasil nilai dari uji konjoin tersebut dapat disimpulkan bahwa jika
dilihat dari nilai koefisien utiliti pada masing-masing level atribut diperoleh stimuli
(Rp 4.500-Rp 5.500, Segitiga, Mika, 600 gram-800 gram, Mentah). Level atribut
tersebut yang paling banyak dipilih oleh responden dibandingkan dengan level
atribut yang lainnya dengan melihat nilai utiliti tertinggi pada masing-masing level
atribut. Sehingga dalam penelitian ini konsumen yang membeli rengginang lorjuk
lebih memilih harga yang paling murah, dengan bentuk yang unik karena
berbeda dengan bentuk yang sudah ada. Dengan demikian lebih banyak menarik
minat konsumen adalah dengan bentuk segitiga.
Tabel 8
Tingkat Kepentingan Atribut
Atribut
Harga
Bentuk
Kemasan
Berat Isi Kemasan
Jenis
Sumber: Data diolah 2013

Tingkat Kepentingan Atribut
18,874
43,373
9,829
18,056
9,869

Nilai tersebut yang paling dipertimbangkan konsumen dilihat dari tingkat
kepentingan atribut. Dari tabel tersebut dihasilkan nilai dari tingkat tertinggi
hingga terendah. Berdasarkan nilai tingkat kepentingan atribut, pada peringkat
pertama atribut bentuk yang paling berpengaruh dengan nilai sebesar 43,373 %
yang artinya bahwa konsumen lebih mengutamakan atribut bentuk dalam
membeli rengginang lorjuk dibandingkan dengan atribut lainnya. Sehingga
bentuk dari rengginang lorjuk merupakan atribut yang perlu dievaluasi dan
ditingkatkan variasinya oleh produsen rengginang lorjuk untuk memenuhi
keinginan konsumen dan dapat dipastikan bisa meningkatkan tingkat penjualan
rengginang lorjuk.
Pertimbangan kedua yang dipilih oleh konsumen dalam membeli
rengginang lorjuk adalah pada atribut harga dengan nilai sebesar 18,874 %.
Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa atribut harga menjadi
pertimbangan yang kedua setelah atribut bentuk. Sehingga dalam penelitian ini
atribut harga akan dianggap penting jika pilihan pada bentuk sudah
dipertimbangkan. Menurut Mankiw (2003) terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi terhadap permintaan suatu barang adalah harga dan selera
konsumen. Konsumen akan membatasi pembelian jumlah barang yang

170

Agriekonomika, ISSN 2301 - 9948
Oktober,
e ISSN 2407 - 6260 2013
Volume 2, Nomor 2

diinginkan apabila harga suatu barang terlalu tinggi, karena akan ada
kemungkinan konsumen beralih pembeliannya kepada barang pengganti (barang
subtitusi) yang harganya cenderung lebih murah. Dan permintaan pada suatu
barang juga dipengaruhi oleh selera konsumen, dimana permintaan akan suatu
barang bisa berubah karena adanya perubahan selera dari konsumen. Dalam
penelitian ini harga tidak terlalu berpengaruh terhadap pembelian rengginang
lorjuk karena konsumen melihat masih ada pilihan lain yang lebih penting lebih
sesuai dengan karakteristik bentuk yang diinginkan. Untuk menentukan
preferensinya pandangan konsumen terhadap sebuah atribut produk berbedabeda sesuai dengan persepsi yang pernah dirasakan (Simamora, 2003).
Pada pertimbangan ketiga, diketahui bahwa konsumen memilih atribut
berat isi kemasan dengan nilai kepentingan sebesar 18,056 %. Hasil ini
menunjukkan bahwa konsumen dalam membeli rengginang lorjuk
mempertimbangkan atribut berat isi kemasan setelah memilih harga.
Berdasarkan nilai utiliti uji konjoin level atribut berat isi kemasan yang dipilih
konsumen adalah dengan berat isi kemasan paling besar yaitu 600 gram-800
gram. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian Noviana (2012)
mengenai Preferensi Konsumen Terhadap Buah Apel Impor di Toko Buah Hokky
dan Pasar Tradisional Ampel Surabaya yang menyebutkan bahwa konsumen
lebih memilih buah apel dengan ukuran berat yang relatif kecil yakni dengan
berat 125gr-150gr/buah dibandingkan dengan berat yang lain.
Pertimbangan ke empat yang dipilih oleh konsumen adalah pada atribut
jenis dengan nilai kepentingan sebesar 9,869 %. Hasil ini menunjukkan bahwa
konsumen dalam membeli rengginang lorjuk kemungkinan untuk menjadi pilihan
utama pada atribut jenis sangat kecil karena konsumen lebih mementingkan
atribut selain jenis. Hasil ini bertolak belakang dengan penelitian Pingit (2009)
tentang Pengembangan Preferensi dalam Pemilihan Konsep Produk Kosmetik
Bedak berbasis Analisis Konjoin yang menjelaskan bahwa konsep produk yang
paling diminati oleh responden dengan susunan dari beberapa level atribut
adalah nilai tertinggi pada atribut jenis bedak yakni sebesar 31,26 %
dibandingkan dengan atribut yang lain. Berdasarkan wawancara, respoden
menyatakan bahwa untuk memilih jenis produk sesuai dengan kondisi kebutuhan
dan kesukaan saat membeli rengginang lorjuk.
Kemudian yang menjadi pertimbangan yang terakhir konsumen dalam
membeli rengginang lorjuk adalah pada atribut kemasan dengan nilai
kepentingan sebesar 9,829 %. Dari hasil ini dapat diketahui bahwa konsumen
dalam membeli rengginang lorjuk tidak terlalu mementingkan kemasan, dalam
hal ini jenis kemasan yang digunakan dalam membungkus rengginang lorjuk.
Selain itu juga kemasan di anggap kurang penting karena hanya sebagai
pembungkus yang nantinya tidak digunakan konsumen lebih mementingkan isi
dalam kemasan yakni rengginang lorjuk. Hasil ini di dukung oleh penelitian
Noviana (2012) tentang Preferensi Konsumen Terhadap Buah Apel Impor di
Toko Buah Hokky dan Pasar tradisional Ampel Surabaya, dari analisis penelitian
menghasilkan bahwa atribut kemasan menjadi faktor terakhir yang di anggap
penting oleh konsumen dalam membeli buah apel daripada atribut yang lain.
PENUTUP
Berdasarkan hasil pembahasan tersebut di atas, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa: (1) Karakteristik konsumen yang membeli rengginang lorjuk

171

Oktober,
2013

Agriekonomika, ISSN 2301 - 9948
e ISSN 2407 - 6260
Volume 2, Nomor 2

di Kecamatan Kamal Bangkalan adalah sebagain besar pada konsumen
menengah kebawah dengan rata-rata pendidikan pada tingkat SMA. Sementara
pada jenis pekerjaan responden adalah menjadi karyawan dengan jumlah
anggota keluarga dibawah dari 5 orang. (2) Atribut-atribut yang menjadi
pertimbangan konsumen dalam membeli rengginang lorjuk di Kecamatan Kamal
Bangkalan berdasarkan hasil analisis uji konjoin adalah atribut bentuk, harga,
berat isi kemasan, jenis dan kemasan dengan segmentasi konsumen yang
membeli rengginang lorjuk yaitu dari kalangan menengah kebawah dan target
sasarannya adalah pada usia produktif.
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. 2011. Outlook Industri 2012:
Strategi Percepatan dan Perluasan Agroindustri. Jakarta: Balai Pustaka.
Mankiw, N. Gregory. 2003. Teori Makro Ekonomi Terjemahan. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Nurheni S. Palupi, E. Srivishnu Herlambang, Musa Hubels. 2011. Kajian Perilaku
Konsumen Terhadap Strategi Pemasaran The Herbal di Kota Bogor.
Jurnal Manajemen IKM Vol. 6 No. 2. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Noviana, Jeani R.P. 2012. Preferensi Konsumen Terhadap Buah Apel Impor di
Toko Buah Hokky dan Pasar Tradisional Ampel Surabaya. [Skripsi].
Bangkalan: Universitas trunojoyo Madura.
Palan, Kay Marie. 1995. Family Decision Making: A Study of Parent Adolescent
Interactions in the Purchase Decision Making Prosess. [Dissertation].
Abstracts International A The Humanity and Social Sciences Volume 55.
Number 9. Michigan: University Microfilms International, a Bell and Howell
Company.
Pingit, Sri Wulandari. 2009. Pengembangan Preferensi dalam Pemilihan Konsep
Produk Kosmetik Bedak Berbasis Analisis Konjoin. Jurnal Forum
Statistika dan Komputasi Vol. 14 No.1. Surabaya: ITS.
Simamora, Bilson. 2003. Membongkar Kotak Hitam Konsumen. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Sleumer D. W. 1996. Ilmu Dasar Kependudukan. Jakarta: Balai Pustaka.
Sukirno, Sadono. 2004. Pengantar Teori Mikroekonomi Edisi Ketiga. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Soekartawi. 1999. Prinsip-prinsip Dasar Ekonomi
Aplikasinya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

172

Pertanian

Teori

dan

Agriekonomika, ISSN 2301 - 9948
Oktober,
e ISSN 2407 - 6260 2013
Volume 2, Nomor 2

PEDOMAN PENULISAN
AGRIEKONOMIKA
JURNAL SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN
ISSN 2301-9948
e ISSN 2407-6260
KETENTUAN UMUM:
1. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris dengan format
yang ditentukan.
2. Penulis mengirim naskah ke alamat email agriekonomika@gmail.com.
3. Artikel yang dikirim harus dilampiri: a) surat pernyataan yang menyatakan
bahwa artikel tersebut belum pernah diterbitkan atau tidak sedang diterbitkan
di jurnal lain, yang dibuktikan dengan pernyataan tertulis yang ditandatangani
oleh penulis. b) biodata tentang jenjang pendidikan, alamat, nomor telepon,
atau e-mail penulis dengan jelas.
4. Keputusan pemuatan ataupun penolakan akan diberitahukan secara tertulis
melalui email.
FORMAT PENULISAN:
1. Artikel ditulis pada kertas A4, atas 4 cm bawah 3 cm samping kiri 4 cm
samping kanan 3 cm, spasi tunggal, Arial ukuran 11 Kecuali Judul Arial
Ukuran 12 dengan panjang halaman 10-15 halaman.
2. Sistematika penulisan:
 SISTEMATIKA ARTIKEL HASIL PENELITIAN:
JUDUL BAHASA INDONESIA:
Ditulis dengan Bahasa Indonesia secara ringkas dan lugas huruf capital
bold arial font 12, maksimal 12 kata, hindari menggunakan kata ‰analisisŠ,
‰pengaruhŠ, ‰studiŠ.
NAMA PENULIS:
ditulis tanpa gelar dan diberi nomor jika penulis lebih dari satu dan
berbeda institusi
NAMA INSTITUSI:
ditulis lengkap
ALAMAT SURAT ELEKTRONIK:
ditulis lengkap
ABSTRAK:
Ditulis dalam bahasa Indonesia satu paragraph dengan bahasa inggris
125-150 kata dengan kata kunci 4-5 kata. Abstrak tidak memuat uraian
matematis dan mencakup esensi utuh penelitian, metode dan pentingnya
temuan. Format 1 spasi arial 11 italic
JUDUL BAHASA INGGRIS:
Judul dalam bahasa Inggris, huruf capital arial font 11 non bold

185

Oktober,
2013

Agriekonomika, ISSN 2301 - 9948
e ISSN 2407 - 6260
Volume 2, Nomor 2

ABSTRACT:
Ditulis dalam bahasa inggris dalam satu paragraph dengan bahasa
inggris 125-150 kata dengan kata kunci 4-5 kata. Abstrak tidak memuat
uraian matematis dan mencakup esensi utuh penelitian, metode dan
pentingnya temuan. Format 1 spasi arial 11 italic
PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, sekilas tinjauan pustaka dan tujuan penelitian yang
dimasukkan dalam paragraph-paragraf bukan dalam bentuk sub bab.
METODE PENELITIAN
Sub bab
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sub bab
PENUTUP
Berisi simpulan dan saran (jika diperlukan) yang dibentuk dalam
paragraph.
UCAPAN TERIMA KASIH
Jika diperlukan ditujukan pada peyandang dana dan pihak lain yang
membantu terselesaikannya penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Hanya memuat sumber-sumber yang dirujuk yang sedapat mungkin
diterbitkan 10 tahun terakhir dan diutamakan jurnal ilmiah (30-40 persen)
 SISTEMATIKA ARTIKEL HASIL PEMIKIRAN/ REVIEW:
JUDUL BAHASA INDONESIA:
Ditulis dengan Bahasa Indonesia secara ringkas dan lugas huruf capital
bold arial font 12, maksimal 12 kata, hindari menggunakan kata ‰analisisŠ,
‰pengaruhŠ, ‰studiŠ.
NAMA PENULIS:
ditulis tanpa gelar da diberi nomor jika penulis lebih dari satu berbeda
institusi
NAMA INSTITUSI:
ditulis lengkap
ALAMAT SURAT ELEKTRONIK:
ditulis lengkap
ABSTRAK:
Ditulis dalam bahasa Indonesia satu paragraph dengan bahasa inggris
125-150 kata dengan kata kunci 4-5 kata. Abstrak tidak memuat uraian

186

Agriekonomika, ISSN 2301 - 9948
Oktober,
e ISSN 2407 - 6260 2013
Volume 2, Nomor 2

matematis dan mencakup esensi utuh penelitian, metode dan pentingnya
temuan. Format 1 spasi arial 11 italic
JUDUL BAHASA INGGRIS:
Judul dalam bahasa Inggris, huruf capital arial font 11 non bold.
ABSTRACT:
Ditulis dalam dalam satu paragraph dengan bahasa inggris 125-150 kata
dengan kata kunci 4-5 kata. Abstrak tidak memuat uraian matematis dan
mencakup esensi utuh penelitian, metode dan pentingnya temuan.
PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, sekilas tinjauan pustaka dan tujuan penelitian yang
dimasukkan dalam paragraph-paragraf bukan dalam bentuk sub bab.
METODE PENELITIAN
Sub bab
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sub bab
PENUTUP
Berisi simpulan dan saran (jika diperlukan) yang dibentuk dalam
paragraph.
UCAPAN TERIMA KASIH
Jika diperlukan ditujukan pada peyandang dana dan pihak lain yang
membantu terselesaikannya penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Hanya memuat sumber-sumber yang dirujuk yang sedapat mungkin
diterbitkan 10 tahun terakhir dan diutamakan jurnal ilmiah (30-40 persen)

3. Penulisan penomoran yang berupa kalimat pendek diintegrasikan dengan
4.

paragraf, contoh: Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) mengetahui tingkat
risiko usaha garam, (2) mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi risiko.
Tabel dan gambar dapat dimasukkan dalam naskah atau pada lampiran
sesudah naskah harus diberi nomor urut.
a. Tabel atau gambar harus disertai judul. Judul tabel diletakkan di atas
tabel sedangkan judul gambar diletakkan di bawah gambar.
b. Sumber acuan tabel atau gambar dicantumkan di bawah tabel atau
gambar.
c. Garis tabel yang dimunculkan hanya pada bagian header dan garis
bagian paling bawah tabel sedangkan untuk garis-garis vertikal pemisah
kolom tidak dimunculkan.
d. Tabel atau gambar bisa diedit dan dalam warna hitam putih yang
representatif.

187

Oktober,
2013

Agriekonomika, ISSN 2301 - 9948
e ISSN 2407 - 6260
Volume 2, Nomor 2

Contoh penyajian tabel:
Tabel 2
Deskripsi Penguasaan Lahan Pegaraman
Kategori Luas Lahan (Ha)
Jumlah
Persentase (%)
3,1
4
8
Jumlah
50
100
Rata-rata Luas lahan petani garam 2,04 Ha
Standar deviasi
0,95 Ha
Sumber: Data Primer Diolah, 2011
Contoh penyajian gambar:
Utilitas

U3
U2
U1
I1

I2

I3

Pendapatan

Sumber: Debertin, 1986
Gambar 1
Perilaku Menerima Risiko

5. Cara penulisan rumus, Persamaan-persamaan yang digunakan disusun

6.

7.

188

pada baris terpisah dan diberi nomor secara berurutan dalam parentheses
(justify) dan diletakkan pada margin kanan sejajar dengan baris tersebut.
Contoh:
wt = f (yt , kt , wt-1)
(1)
Keterangan Rumus ditulis dalam satu paragraf tanpa menggunakan simbol
sama dengan (=), masing-masing keterangan notasi rumus dipisahkan
dengan koma.
Contoh:
dimana w adalah upah nominal, yt adalah produktivitas pekerja, kt adalah
intensitas modal, wt-1 adalah tingkat upah periode sebelumnya.
Perujukan sumber acuan di dalam teks (body text) dengan menggunakan
nama akhir dan tahun. Kemudian bila merujuk pada halaman tertentu,
penyebutan halaman setelah penyebutan tahun dengan dipisah titik dua.
Untuk karya terjemahan dilakukan dengan cara menyebutkan nama
pengarang aslinya.
Contoh:
Ž Hair (2007) berpendapat bahwa€
Ž Ellys dan Widodo (2008) menunjukkan adanya €.
Ž Ihsannudin dkk (2007) berkesimpulan bahwa€.

Agriekonomika, ISSN 2301 - 9948
Oktober,
e ISSN 2407 - 6260 2013
Volume 2, Nomor 2

8. Penulisan Daftar Pustaka:
a. Pustaka Primer (Jurnal)
Nama belakang, nama depan, inisial (kalau ada), tahun penerbitan, judul
artikel, nama dan nomor jurnal (cetak miring), halaman jurnal, contoh:
Happy, S. dan Munawar. 2005. The Role of Farmer in Indonesia. Jurnal
Akuntansi dan Keuangan Indonesia 2(1): 159-173.
b. Buku Teks
Nama belakang, nama depan, inisial (kalau ada), tahun penerbitan, judul
buku (cetak miring), edisi buku, kota penerbit, dan nama penerbit. Contoh:
Wiley, J. 2006. Corporate Finance.. Mc. GrowHill Los Angeles.
c. Prosiding
Nama belakang, nama depan, tahun penerbitan, judul artikel, nama
prosiding (cetak miring), penerbit (cetak miring), halaman, contoh:
Rizal, Taufik. 2012. Pengaruh Bank Syariah Terhadap Produksi Jagung di
Madura. Prosiding Seminar Nasional Kedaulatan Pangan
Bangkalan Surabaya: 119-159.
d. Skripsi/Tesis/Disertasi
Nama belakang, nama depan, tahun, judul Skripsi/Thesis/Disertasi,
sumber (cetak miring), nama penerbit, kota penerbit. Contoh:
Subari, Slamet. 2008. Analisis Alokasi lahan mangrove Kabupaten
Sidoarjo. Disertasi. Program Pasca Sarjana Universitas Gadjah
Mada. Yogyakarta.
e. Internet
Nama belakang, nama depan, tahun, judul, alamat e-mail (cetak miring),
tanggal akses. Contoh:
Zuhriyah, Amanatuz. 2011. Produktivitas Susu Peternak Rakyat.
http://agribisnis.trunojoyo.ac.id. Diakses tanggal 27 Januari 2012.
METODE REVIEW
Artikel yang dinyatakan lolos dari screening awal akan dikirim kepada Mitra
Bestari (blind review) untuk ditelaah kelayakan terbit. Adapun hasil dari blind
review adalah:
1. Artikel dapat dipublikasi tanpa revisi.
2. Artikel dapat dipublikasi dengan perbaikan format dan bahasa yang
dilakukan oleh penyunting. Perbaikan cukup dilakukan pada proses
penyuntingan.
3. Artikel dapat dipublikasi, tetapi penulis harus memperbaiki terlebih dahulu
sesuai dengan saran penyunting.
4. Artikel tidak dapat dipublikasi.

189