PENGERTIAN PENDEKATAN STRATEGI METODE DA (1)

MAKALAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
“PENGERTIAN PENDEKATAN, STRATEGI, METODE DAN MODEL
PEMBELAJARAN”

Disusun Oleh :
Mualimah (1301145061)
Nhadya Feby R (1301145064)
Kelas 3C Biologi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan izin-Nya,
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode
dan Model Pembelajaran” sebagai tugas mata kuliah belajar dan pembelajaran.
Tak lepas dari kekurangan, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata

sempurna. Saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan demi karya yang lebih
baik dimasa mendatang. Besar harapan kami semoga makalah ini dapat membawa manfaat
khususnya bagi kami dan bagi pembaca pada umumnya.

Jakarta September 2014

Penyusun

i

DAFTAR ISI

Kata Pengantar .......................................................................................................................... i
Daftar Isi ………………………………………………………......……………………........ ii
BAB I (PENDAHULUAN) ..................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ………..………………………………..…………………................. 1
B. Perumusan Masalah ……..……………………………………….......………............. 1
C. Tujuan ………………………………………………………………........................... 2
D. Manfaat ………….…………………………………………………............................ 2
BAB II ( PEMBAHASAN) ...................................................................................................... 3

A.
B.
C.
D.

Pengertian Pendekatan Pembelajaran ……………………………………………...… 3
Pengertian Strategi Pembelajaran ................................................................................. 3
Pengertian Metode Pembelajaran ................................................................................ 9
Pengertian Model Pembelajaran ................................................................................. 21

BAB III ( PENUTUP) ............................................................................................................ 31
A. Kesimpulan …….……………………………….......………………………............. 31
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 32

ii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar yakni melibatkan kemampuan memproses informasi, menalar dan

mengembangkan pemahaman serta meningkatkan penguasaan keterampilan dalam
proses pembelajaran karenanya belajar merupakan aktivitas penting dalam kehidupan
manusia dalam memperoleh suatu keterampilan maupun ilmu pengetahuan. Dalam
belajar pun akan menghasilkan perubahan menuju yang lebih baik. Perubahan itu
merupakan hasil proses belajar yang dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk, seperti
kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, pengetahuan atau apresiasi.
Pembelajaran dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja namun memerlukan
lingkungan yang dapat memberikan dorongan pada otak untuk memahami suatu
pengetahuan secara optimal.
Studi tentang belajar dan pembelajaran, sangat penting bahkan merupakan
suatu keharusan bagi setiap tenaga pengajar baik di tingkat dasar, menengah pertama,
menengah atas maupun di perguruan tinggi. Maka dari itu dalam makalah ini kami
akan membahas tentang “Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode dan Model
Pembelajaran”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas di atas, adapun permasalahan
dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.
2.
3.

4.

Apa yang dimaksud dengan pengertian pendekatan dalam pembelajaran ?
Apa yang dimaksud dengan strategi pembelajaran ?
Apa yang dimaksud dengan metode pembelajaran ?
Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran ?

1
C. Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini adalah dapat memahami dengan benar apa
yang

dimaksud

dengan

pembelajaran,

pendekatan


pembelajaran,

strategi

pembelajaran, metode pembelajaran, serta model pembelajaran.

D. Manfaat
Menambah pengetahuan kepada pengajar khususnya tentang pengertian,
pendekatan, strategi, metode, serta model dalam pembelajaran, sehingga pengajar
mampu membimbing peserta didik dengan cara-cara penyampaian yang bermacammacam modelnya demi mencapai tujuan pembelajaran.

2

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN
Pendekatan (approach) dapat dimaknai sebagai cara pandang kita terhadap
suatu proses pembelajaran yang mengacu pada pandangan tentang suatu yang
bersifat umum. Pendekatan dalam pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua

jenis yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa
(student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau
berpusat pada guru (teacher centered approach).
Pendekatan yang berpusat pada pendidik menurunkan model pengajaran
langsung (direct instruction) dan model deduktif atau ekspositori (deductive
approach). Adapun pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik
menurunkan antara lain model pembelajaran diskoveri (discovery learning), model
pembelajaran berbasis inkuiri (inquiry based learning) dan model pembelajaran
koorperatif.
B. PENGERTIAN STRATEGI PEMBELAJARAN
Beberapa istilah yang sering ditemukan dalam konteks pembelajaran terkait
dengan strategi pembelajaran adalah pendekatan (approach), metode (method)
pembelajaran, dan teknik (technique) atau taktik (tactic) pembelajaran. Strategi
dalam kegiatan pembelajaran dapat diartikan secara sempit dan luas. Dalam artian
sempit istilah strategi sama dengan metode yaitu berarti sebagai cara yang ditempuh
untuk mencapai tujuan. Strategi dan metode pembelajaran yang diterapkan
tergantung pada pendekatan yang dipilih oleh guru apakah pendekatan yang berpusat
pada pendidik ataukah pendekatan yang berpusat pada peserta didik.
Suatu strategi pembelajaran yang diterapkan oleh pendidik akan tergantung
pada pendekatan yang dipilih. Sedangkan suatu strategi dapat dilaksanakan melalui

berbagai metode pembelajaran. Dalam hal penggunaan teknik tertentu, maka tiap-tiap
pendidik memiliki taktik yang mungkin berbeda satu dengan yang lain.
3
Istilah strategi pada masa lalu lebih dikenal dan banyak dipergunakan dalam
dunia kemiliteran. Dewasa ini istilah strategi telah banyak dipakai dalam berbagai
bidang lain misalnya bidang ekonomi, sosial dan pendidikan. Dalam Kamus besaran

Bahasa Indonesia (1998) dituliskan beberapa pengertian dari strategi.
Pertama, strategi adalah ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa
untuk melaksanakan kebijakan tertentu dalam perang dan damai. Kedua, strategi
adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran yang khusus.
Secara lebih luas, strategi dapat dikatakan sebagai segala macam usaha yang
dilakukan seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Dalam bidang pendidikan, strategi akrab dipergunakan sebagai strategi
pembelajaran (teaching strategy). Dalam hal ini, strategi berarti keseluruhan pola
kegiatan pembelajaran yang berurutan yang diterapkan dan diarahkan untuk
mencapai tujuan dalam hasil belajar peserta didik (Costa, 1985). Sedangkan menurut
Dick & Carey (1985) strategi pembelajaran adalah seperangkat materi dan prosedur
pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk merangsang terjadinya
kegiatan belajar dan menimbulkan hasil belajar pada peserta didik.

Berdasarkan kedua pengertian tersebut, maka dapat dikatakan bahwa strategi
pembelajaran merupakan suatu rencana pembelajaran yang dirancang sesuai dengan
tuntutan kurikulum dengan memilih pendekatan, metode, materi, media dan sarana
pendukung pembalajaran yang relevan dan berperan dalam memfasilitasi peserta
didik untuk mencapai hasil belajar yang optimal. Wena (1007) menyatakan ada tiga
jenis strategi terkait dengan pembelajaran yakni:
a. Strategi Pengorganisasian (organizational strategy)
Strategi pengorganisasian pembelajaran mencakup cara yang ditempuh untuk
membuat urutan materi atau isi pelajaran dan cara mensintesis isi pelajaran untuk
menunjukan hubungan atau keterkaitan antara fakta-fakta, konsep-konsep, prosedurprosedur dan prinsip-prinsip terkait isi suatu bidang studi. Strategi pengorganisasian
dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu strategi mikro dan strategi makro. Strategi
pengorganisasian mikro mengacu pada metode untuk mengorganisasikan isi
pembelajaran yang berkisar pada suatu konsep, prosedur atau prinsip. Sedangkan
strategi pengorganisasian makro mengacu pada cara untuk menata keseluruhan isi
pelajaran yang melibatkan lebih dari satu konsep, prosedur atau prinsip.
4
Strategi makro berkaitan dengan cara memilih, menata urutan, membuat sintesis, dan
rangkuman isi pembelajaran yang saling berkaitan.
b. Strategi Penyampaian (delivery strategy)


Strategi penyampaian pembelajaran merupakan keseluruhan pencarian model,
metode, teknik dan taktik yang dipakai untuk menyajikan meteri pelajaran sekaligus
menerima dan merespons perilaku peserta didik dalam proses belajar dan
pembelajaran.

Pada

dasarnya

strategi

penyampaian

pembelajaran

meliputi

lingkungan belajar, pendidik, materi pelajaran, dan segala kegiatan yang terkait
dengan proses pembelajaran. Strategi penyampaian pembelajaran berfungsi sebagai
acuan dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta didik, dan sebagai

informasi atau kumpulan bahan-bahan yang diperlukan peserta didik untuk dapat
mencapai atau menguasai kompetensi tertentu.
Dageng (1986) sebagaimana dikutip oleh Wena (2007) menyatakan ada tiga
unsur yang perlu diperhatikan terkait dengan strategi penyampaian pembelajaran
yaitu: media pembelajaran, interaksi peserta didik dengan media dan bentuk belajar
mengajar. Media pembelajaran adalah unsur strategi penyampaikan yang dimuat
dengan pesan yang disajikan kepada peserta didik. Ada lima cara mengklasifikasikan
media dalam keperluan mempdeskripsikan strategi pembelajaran yaitu: 1) tingkat
kecermatan representasi, 2) tingkat interaksi yang ditimbulkan, 3) tingkat kemampuan
khusus yang dimiliki, 4) tingkat motivasi yang mampu ditimbulkan, dan 5) tingkat
biaya yang diperlukan.
Berkaitan dengan interaksi peserta didik dan media dalam proses
pembelajaran, media pembelajaran yang digunakan oleh pendidik harus sesuai dengan
tujuan pembelajaran agar mampu merangsang minat belajar peserta didik. Interaksi
yang positif antara media dan peserta didik dapat membantu mengembangkan
penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran. Segala aktivitas pembelajaran
pada dasarnya merupakan kiat atau upaya pendidik untuk memadukan kegiatan
pembelajaran dengan media dalam rangka untuk menciptakan proses pembelajaran
yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.


5
c. Strategi Pengelolaan (managerical strategy)
Strategi pengelolaan pembelajaran merupakan unsur metode yang berurusan
dengan cara guru menata interaksi antara peserta didik dengan unsur pembelajaran

lainnya. Strategi ini berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang strategi
pengorganisasian dan strategi penyampaian pembelajaran yang dipilih untuk
digunakan dalam proses pembelajaran. Ada empat hal penting yang menjadi bagian
dari strategi pengelolaan pembelajaran yaitu: 1) pengaturan waktu dan kondisi
penggunaan strategi pembelajaran, 2) pencatatan kemampuan belajar peserta didik,
3) pengontrolan motivasi dan 4) pengontrolan aktivitas belajar.
Strategi merujuk pada pendekatan atau perencanaan secara umum, taktik
merujuk pada metode yang digunakan untuk melaksanakan strategi dalam situasi
tertentu, dan teknik merupakan rangkaian prosedur yang dipilih dalam rangka
menerapkan taktik (Callahan, et al 1992).
Macam-Macam Strategi Pembelajaran
Raka

Joni

(1984)

menyatakan

bahwa

strategi

pembelajaran

dapat

dikelompokkan berdasarkan beberapa segi yaitu: 1) pengaturan guru dan peserta
didik, 2) pengolahan pesan, 3) struktur peristiwa belajar-mengajar, dan 4) tujuan
belajar. Berdasarkan pengatursn guru dan peserta didik, pengelompokkan strategi
pembelajaran didasarkan atas: a) pengaturan guru, b) hubungan guru dengna peserta
didik, c) pengaturan peserta didik.
Berdasarkan segi pengaturan guru, strategi pembelajaran dapat dikelompokkan
menjadi (1) strategi pembelajaran oleh seorang guru (individual teching) dan (2)
strategi pembelajaran oleh kelompok guru (team teaching). Dari segi hubungan guru
dengan peserta didik, dapat dikelompokkan menjadi strategi pembelajaran tatap
muka dan strategi pembelajaran jarak jauh. Dalam hal strategi jenis pertama, maka
pembelajaran dilaksanakan dengan guru dan peserta didik berada dalam satu ruang
kelas dan komunikasi atau interaksi pembelajaran berlangsung secara tatap muka
langsung (face-to-face iteraction).

6
Sedangkan strategi pembelajaran jarak jauh yaitu pembelajaran dimana guru
dan peserta didik tidak berada dalam satu ruang kelas sehingga komunikasi dan

interaksi berlangsung melalui penggunaan media atau perantara seperti televise,
radio, computer, dan alat elektronik lainnya.
Selanjutnya dari segi pengaturan peserta didik, strategi pembelajaran dapat
dibedakan menjadi strategi pembelajaran individual, strategi pembelajaran kelompok
kecil, dan strategi pembelajaran klasikal. Strategi pembelajaran individual adalah
strategi dimana peserta didik difasilitasi untuk belajar secara individual dengan
memberi kesempat kepada tiap-tiap peserta didik untuk belajar sesuai dengan
kemampuannya sendiri dengan tujuan untuk mengembangkan potensi tiap-tiap
individu secara optimal.
Strategi pembelajaran kelompok kecil ialah strategi pembelajaran dimana
peserta didik diorganisasikan dalam kelompok-kelompok kecil dengan anggota
sebanyak 3-5 orang. Dalam kelompoknya peserta didik diberikan tugas untuk
berdiskusi atau menyelesaikan tugas-tugas tertentu yang membutuhkan adanya
proses diskusi untuk menyelesaikan masalah yang ada dihadapannya.
Strategi pembebelajaran klasikal yaitu pembelajaran dengan pengorganisasian
peserta didik yang diasumsikan memiliki usia dan kemampuan yang relatif sama
dalam satu kelas dalam jumlah yang berkisar antara 20-40 orang. Semua peserta
didik dalam kelas tersebut diajar oleh seorang guru dengan menggunakan strategi
atau metode pembelajaran yang sama.
Strategi pembelajaran pola pengolahan pesan dikelompokkan atas dasar
peranan guru dan peserta didik dalam mengolah pesan dan proses pengolahan pesan.
Berdasarkan peranan guru dan peserta didik dalam mengolah pesan, strategi
pembelajaran dibedakan menjadi: a) strategi ekspositorik, dan b) strategi heuristik.
Strategi ekspositorik merupakan strategi pembelajaran yang lebih berpusat pada guru
dalam artian semua pesan pembelajaran (yang diharapkan dikuasai oleh peserta
didik) telah diolah dalam bentuk jadi oleh guru dan selanjutnya disampaikan kepada
peserta didik.
7
Guru aktif menyajikan informasi tentang bahan pelajaran atau menjelaskan
materi pelajaran secara rinci sedikit demi sedikit dengan tujuan utama untuk

mentrasfer pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai kepada peserta didik. Peran
guru dalam strategi pembelajaran ekspositorik ini adalah: sebagai penyusun program
pembelajaran, pemberi informasi yang benar, penyedia fasilitas, pembimbing peserta
didik dalam memperoleh informasi, sementara peserta didik lebih berperan sebagai
penerima pesan belajar, pemakai media atau sumber belajar, dan menyelesaikan
tugas-tugas yang dihadapkan kepadanya.
Strategi heuristik merupakan strategi pembelajaran yang mendorong peserta
didik unutk terlibat aktif dalam proses pencapaian tujuan pembelajaran. Strategi ini
lebih berorientasi pada aktivitas belajar peserta didik (student centered) dan
bertujuan untuk mngembangkan kemampuan intelektual seperti berpikiran kritis dan
menyelesaikan masalah. Dalam implementasi strategi heuristik, peranan guru antara
lain ialah untuk: a) menciptakan suasana kondusif agar peserta didik dapat
mengembangkan kemampuan berfikir tingkat tinggi dan keberanian bereksplorasi
untuk mencari solusi masalah, b) sebagai fasilitator dalam pembelajaran dan
investigasi, c) sebagai rekan diskusi masalah, dan d) sebagai pembimbing aktivitas
belajar peserta didik. Sedangkan peserta didik diharapkan berperan sebagai
pemrakarsa perumusan masalah dan perancang prosedur untuk mencari solusi
masalah serta sebagai pengambil keputusan dalam penyelesaian masalah.
Berdasarkan pola pengolahan pesan, strategi pembelajaran dibedakan atas
strategi deduktif dan strategi induktif. Dalam strategi deduktif, proses pengolahan
pesan diawali dari hal-hal yang bersifat umum menuju ke hal-hal yang bersifat
khusus. Langkah-langkah umum strategi deduktif meliputi: a) penyampaian hal-hal
yang bersifat umum (generalisasi) oleh guru, b) penjelasan konsep-konsep, dan c)
pencarian data oleh peserta didik. Sebaliknya strategi induktif adalah strategi
pembelajaran dengan proses pengolahan pesan yang dimulai dari hal-hal yang
bersifat khusus menuju ke hal-hal yang bersifat umum. Langkah-langkah umum
pelaksanaannya meliputi: a) pengajuan data/fakta atau peristiwa khusus, b)
penyusunan konsep berdasarkan fakta-fakta, c) pengembangan generalisasi
berdasarkan konsep-konsep,
8

d) terapan generalisasi pada data baru atau hipotesis, dan e) penarikan
kesimoulan kebih lanjut.
Berdasarkan

struktur

peristiwa

pelajar

dan

dan

mengajar,

strategi

pembelajaran dibedakan menjadi strategi tertutup dan terbuka. Pada strategi
pembelajaran tertutup, semua komponen pembelajaran seperti penentuan tujuan,
materi, media, dan sumber-sumbe belajar serta langkah-langkah pembelajaran yang
akan dilaksanakan, semuanya dirancang secara ketat oleh guru tanpa melibatkan
peserta didik. Sebaliknya, strategi pembelajaran terbuka merupakan strategi yang
memberikan peluang kepada peserta didik untuk turut serta dalam merancang atau
menentukan komponen-komponen pembelajaran termasuk dalam menentukan
langkah-langkah pembelajaran.
Penentuan strategi pembelajaran sangat tergantung pada tujuan pembelajaran
dan sifat materi yang dipelajari oleh peserta didik. Materi tertentu dalam suatu
pelajaran tidak hanya disajikan dengan satu metode saja, tetapi guru sebaiknya
menerapkan lebih dari satu metode. Sehubungan dengan ini guru harus memiliki
pemahaman dan keterampilan untuk memilih dan menerapkan metode pembelajaran
yang relevan dengan jenis meteri pelajaran yang akan sipelajari oleh peserta didik.
Proses pembelajaran yang disajikan dengan labih dari satu metode menjadikan
pembelajaran lebih bermakna. Kemampuan pendidik dalam memilih pendekatan dan
metode yang sesuai untuk proses pembelajaran tidak terlepas dari penguasaan
pendidik terhadap materi yang akan diajarkan dan pemahamannya terhadap sifat dari
pendekatan dan metode yang akan digunakan.
Ada beberapa hal yang mesti diperhatikan oleh pendidik dalam memilih
startegi pembelajaran yang akan diterapkan. Hal-hal yang harus dipertimbangkan
ialah tujuan pembelajaran, aktivitas dan pengetahuan awal peserta didik, sifat materi
pelajaran, alokasi waktu, sarana penunjang, jumlah peserta didik, pengalaman dan
kewibawaan pendidik.
C. PENGERTIAN METODE PEMBELAJARAN
Proses belajar mengajar merupakan interaksi yang dilakukan antara guru
dengan peserta didik dalam suatu situasi pendidikan atau pengajaran untuk
9

mewujudkan tujuan yang ditetapkan. Metode ini merupakan cara-cara yang ditempuh
guru untuk menciptakan situasi pengajaran yang benar-benar menyenangkan dan
mendukung bagi kelancaran proses belajar dan tercapainya prestasi belajar anak yang
memuaskan.
Istilah

metode

dapat

dimaknai

sebagai

segala

upaya

untuk

mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan
pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai secara optimal. Metode digunakan untuk
meralisasikan strategi yang telah ditetapkan. Jika strategi menunjuk pada sebuah
perencanaan untuk mencapai sesuatu, maka metode merupakan cara yang digunakan
oleh guru untuk melaksanakan strategi pembelajaraan. Dalam hal ini, suatu strategi
pembelajaran dapat dilaksanakan dengan berbagai metode pembelajaran.
Dalam metode pembelajaran sebenarnya metode belajar yang dapat dipeajari
guru adalah demikian banyak, akan tetapi pada bagian ini, akan diperkenalkan paling
tidak dengan 10 (sepuluh) metode pembelajaran, yaitu:
A. Metode Ceramah
1. Pengertian dan Tujuan
Metode ceramah adalah metode yang paling populer dan banyak dilakukan
guru, selain mudah penyajiannya juga tidak banyak memerlukan media. Metode
ceramah atau kuliah mimbar adalah penyajian pelajaran oleh guru dengan cara
memberikan penjelasan secara lisan kepada peserta didik. Penggunaan metode
ceramah sangat tergantung kepada kemampuan guru, karena gurulah yang berperan
penuh dalam metode ceramah. Kepiawaian guru dalam menguasai bahan,
forum/audience, dan keterampilan bahasa dan intonasinya sangat menentukan
keberhasilan metode ini. Tujuan metode ceramah adalah menyampaikan bahan yang
bersifat informasi (konsep, pengertian-pengertian, prinsip-prinsip) yang banyak dan
luas serta juga untuk penemuan-penemuan yang langka dan belum meluas. Secara
spesifik metode ceramah bertujuan untuk:
a. Menciptakan landasan pemikiran peserta didik melalui ceramah yaitu bahan tulisan
peserta didik sehingga peserta didik dapat belajar melalui bahan tertulis hasil ceramah
guru.
b. Menyajikan garis besar inti pelajaran dan permasalahan penting dalam isi pelajaran.
c. Merangsang peserta didik untuk tumbuh mandiri dan menumbuhkan rasa ingin tahu.
10
d. Memperkenalkan hal-hal baru dan memberikan penjelasan secara gamblang
penjelasan teori dan prakteknya.
e. Sebagai langkah awal metode lain dalam upaya menjelaskan prosedur yang harus
ditempuh peserta didik.
2. Alasan Penggunaan Metode Ceramah

Alasan digunakannya metode ceramah harus benar-benar dapat dipertanggung
jawabkan, misalnya karena:
a. Anak benar-benar memerlukan penjelasan, misal karena bahan baru atau guna
b.
c.
d.
3.
a.
1)

menghindari kesalahpahaman.
Benar-benar tidak ada sumber bahan pelajaran bagi peserta didik.
Menghadapi peserta didik yang banyak jumlahnya.
Menghemat biaya, waktu dan peralatan.
Kekuatan dan Keterbatasan Metode Ceramah
Kekuatan Metode Ceramah:
Murah dalam arti efisien dalam pemanfaatan waktu dan menghemat biaya

pendidikan seorang guru yang menghadapi banyak peserta didik.
2) Mudah dalam arti dapat disesuaikan dengan keterbatasan waktu, karakteristik peserta
didik tertentu.
3) Meningkatkan daya dengar peserta didik dan menumbuhkan minat belajar dari
sumber lain.
4) Memperoleh penguatan bagi guru dan peserta didik yaitu guru memperoleh
penghargaan, kepuasan dan sikap percaya diri dari peserta didik atas perhatian yang
ditunjukan peserta didik dan peserta didikpun merasa senang dan menghargai guru
bila ceramah guru meninggalkan kesan dan berbobot.
5) Ceramah memberikan wawasan yang luas pada sumber lain karena guru
mengaitkannya dalam kehidupan sehari-hari.
b. Kekurangan Metode Ceramah:
1) Dapat menimbulkan kejenuhan pada peserta didik bila guru kurang dapat
2)
3)
4)
5)

mengorganisasikannya.
Menimbulkan kesalahpahaman kepada peserta didik.
Materi ceramah terbatas pada apa yang diingat guru.
Merugikan peserta didik yang lemah dalam keterampilan mendengarkan.
Menjejali peserta didik dengan konsep yang belum tentu diingat terus.
11

6) Informasi yang disampaikan mudah using atau ketinggalan jaman.
7) Tidak mengembangkan kreatifitas peserta didik.
8) Terjadi proses satu arah yaitu dari guru kepada peserta didik.
B. Metode Tanya Jawab
1. Pengertian dan Tujuan
Bertanya dan menjawab kerap kali dilakukan orang apabila ada ketidaktahuan
atau ketidakpahaman akan suatu peristiwa arau pemahaman. Dalam proses belajar
mengajar tanya jawab dijadikan salah satu metode untuk menyampaikan materi
pelajaran dengan cara guru bertanya kepada peserta didik atau peserta didik bertanya
kepada guru. Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam proses
belajar mengajar melalui interaksi dua arah “two way traffic” dari guru ke peserta
didik atau dari peserta didik kepada guru agar diperoleh jawaban kepastian materi

melalui jawaban lisan guru atau peserta didik. Dalam metode tanya jawab, guru dan
peserta didik sama-sama aktif.
Adapun tujuan dari metode tanya jawab ini, adalah:
a. Mengecek dan mengetahui sampai sejauhmana kemampuan peserta didik dalam
pelajaran yang dikuasainya.
b. Memberi kesempatan kepada peserta didik mengembangkan untuk mengajukan
pertanyaan kepada guru tentang suatu masalah yang belum dipahami.
c. Melatih peserta didik untuk berfikir dan berbicara secara sistematis dan sistemik serta
berdasarkan pemikiran yang orisinil dan sebagainya.
2. Alasan Penggunaan
Alasan guru menggunakan metode tanya jawab ini adalah untuk:
a. Menimbulkan rasa ingin tahu peserta didik terhadap permasalahan yang dibicarakan.
b. Menimbulkan berfikir reflektif, sistematis, kreatif dan kritis pada peserta didik.
c. Mewujudkan cara belajar peserta didik yang aktif.
d. Melatih dan mendorong peserta didik untuk belajar mengekspresikan kemampuan
lisannya, serta memberi kesempatan menggunakan kemampuan sebelumnya.
3. Kekuatan dan Keterbatasan Metode Tanya Jawab
a. Kekuatan Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab memiliki kekuatan sebagai berikut:
1) Dapat menarik dan memuaskan perhatian peserta didik terhdap pelajaran, mengetahui
12
kedudukan peserta didik dalam belajar di kelas dari aktivitas tanya jawab.
2) Membuka jalan bagi proses belajar yang lain, menumbuhkan keberanian
mengemukakan

jawaban,

serta

lebih

merangsang

peserta

didik

untuk

mendayagunakan daya piker dan daya nalarnya.
b. Kekurangan Metode Tanya Jawab
Keterbatasan-keterbatasan dari metode tanya jawab adalah:
1) Peserta didik yang tidak aktif tidak memperhatikan bahkan tidak terlibat secara
mental.
2) Menimbulkan rasa gugup pada peserta didik yang tidak memiliki keberanian
menjawab dan bertanya.
3) Dapat membuang waktu bila peserta didik tidak responsive terhadap pertanyaan.
4) Pada kelas yang besar pertanyaan tidak mudah disebarkan kepada peserta didik,
sehingga perserta didik tak memiliki kesempatan yang sama unutk menjawab.
C. Metode Diskusi
1. Pengertian dan Tujuan
Metode diskusi diartikan sebagai siasat “penyampaian” bahan pengajaran yang
melibataktifan peserta didik untuk membicarakan dan menemukan alternative pemecahan
suatu topic bahasan yang bersifat problematis. Guru, peserta didik memiliki perhatian
yang sama terhadap topic yang dibicarakan dalam diskusi.
Metode diskusi bertujuan untuk:

a. Melatih peserta didik mengembangkan keterampilan bertanya, berkomunikasi,
menafsirkan dan menyimpulkan bahasan.
b. Mengembangkan keberhasilan peserta didik dalam menemukan pendapat, melatih dan
membentuk kestabilan emosional.
c. Melatih peserta didik berani berpendapat tentang suatu masalah, mengembangkan
kemampuan berfikir.
2. Alasan Penggunaan Metode Diskusi
Metode diskusi digunakan karena beberapa alasan berikut:
a. Merangsang peserta didik untuk terlibat secara aktif dalam pendebatan ilmiah.
b. Melatih peserta didik untuk berfikir kritis dan terbuka.
c. Mengembangkan suasana demokratis dan melatih peserta didik berjiwa besar.
13
3. Kekuatan dan Keterbatasan Metode Dikusi
a. Kekuatan Metode Diskusi
Kekuatan metode diskusi adalah:
1) Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis dan partisipasi demokratis.
2) Menimbulkan kreativitas dalam ide, pendapat, gagasan, ataupun terobosan-terobosan
baru dalam pemecahan masalah.
3) Dapat mendorong partisipasi peserta didik secara aktif, dan melatih kestabilan emosi.
b. Keterbatasan Metode Diskusi
Keterbatasan dari metode diskusi adalah:
1) Sulit menentukan topic masalah yang sesuai dengan tingkat berfikir peserta didik,
2) Memerlukan waktu yang tidak terbatas, pembicaraan sering meluas dan mengambang.
3) Didominasi oleh orang-orang tertentu yang biasanya aktif, kadang tidak membuat
penyelesaian yang tuntas, perbedaan dapat mengundang reaksi di luar kelas.
D. Metode Kerja Kelompok
1. Pengertian dan Tujuan
Metode kerja kelompok adalah metode mengajar dengan mengkondisikan peserta
didik dalam suatu group atau kelompok sebagai satu kesatuan dan diberikan tugas
untuk dibahas dalam kelompok tersebut. Menurut Moedjiono metode kerja kelompok
adalah format belajar mengajar ynag menitikberatkan kepada interaksi antara anggota
yang lain dalam suatu kelompok guna menyelesaikan tugas-tugas belajar secara
bersama-sama. Kerena itu guru dutuntut untuk mampu menyediakan bahan-bahan
pelajaran yang secara manipulatif mampu melibatkan anak bekerjasama dan
berkolaborasi dalam kelompok.
2. Alasan Penggunaan Metode Kerja Kelompok
Metode kerja kelompok digunakan guru karena alasan berikut:
a. Membuat peserta didik dapat bekerja sama dengan temannya, membuat peserta
didik aktif.
b. Mengembangkan kekuatan untuk mencari dan menemukan bahan-bahan untuk
melaksanakan tugas tersebut.

3. Kekuatan dan Keterbatasan kerja Kelompok
a. Kekuatan Metode Kerja Kelompok
Kekuatan dari metode kerja kelompok ini adalah:
1) Membuat peserta didik aktif mencari bahan untuk menyelesaikan tugasnya.
14
2) Menggalang kerjasama dan kekompakan kelompok.
3) Mengembangkan kepemimpinan peserta didik dan pengajaran keterampilan
berdiskusi dan proses kelompok.
b. Keterbatasan Metode Kerja Kelompok
Keterbatasan penggunaan metode kerja kelompok ini, adalah:
1) Kerja kelompok hanya memberikan kesempatan kepada peserta didik yang aktif dan
mampu untuk berperan sedangkan peserta didik yang terbelakang tidak berbuat apaapa.
2) Memerlikan fasilitas yang bergam baik untuk fasilitas fisik dan ruangan maupun
sumber-sumber belajar yang harus disediakan.
E. Metode Pemberian Tugas
1. Pengertian dan Tujuan
Metode pemberian tugas atau penugasan diartikan sebagai suatu cara interaksi belajar
mengajar yang ditandai dengan adanya tugas dari guru untuk dikerjakan peserta didik di
sekolah ataupun di rumah secara perorangan atau berkelompok. Tujuan dari penggunaan
metode penugasan adalah untuk merangsang anak unutk aktif belajar baik secara
individual maupun kelompok.
2. Alasan Penggunaan Metode Penugasan
Setelah tanya jawab atau ceramah diketahui bahan-bahan yang perlu mendpatkan
penekanan dan harus dikuasai peserta didik oleh karena itu guru memberikan tugas
dengan alasan agar peserta didik dapat belajar sendiri atau berkelompok mencari
pengayaannya atau sebagai tindak lanjut dari kegiatan sebelumnya.
3. Kekuatan dan Keterbatasan Metode Penugasan
a. Kekuatan Metode Penugasan
Kekuatan dari penggunaan metode penugasan ini, adalah:
1) Membuat peserta didik aktif belajar, mengembangkan kreativitas peserta didik,
membina tanggung jawab dan disiplin peserta didik.
2) Membuat peserta didik bergairah belajar karena dapat dilakukan dengna bervariasi.
3) Mengembangkan kemandirian peserta didik, merangsang peserta didik lebih banyak
belajar, membina peserta didik untuk mencari dan mengolah sendiri informasi dan
komunikasi.
15
b. Keterbatasan Metode Penugasan
Keterbatasan metode penugasan, adalah:
1) Sulit mengontrol peserta didik apakah belajar sendiri atau tidak, sulit memberikan
tugas sesuai dengan perbedaan individu peserta didik.

2) Tugas yang monoton dapat membosankan peserta didik.
3) Tugas yang terlalu banyak dan sering dapat membuat beban dan keluhan peserta
didik.
4) Tugas kelompok dikerjakan oleh orang tertentu atau peserta didik yang rajin dan
pintar.
F. Metode Demonstrasi
1. Pengertian dan Tujuan
Metode demonstrasi digunakan guru untuk memperagakan atau menunjukkan suatu
prosedur yang harus dilakukan oeserta didik yang tidak dapat dijelaskan hanya dengan
kata-kata saja. Metode demonstrasi diartikan sebagai cara penyajian pelajaran dengan
memperagakan dan mempertunjukan kepada peserta didik suatu proses, situasi atau benda
tertentu yang sedang dipelajari bai dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan
yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang memahami atau ahli dalam
topik bahasan yang harus didemonstrasikan.
Metode demonstrasi biasanya berkenaan dengan tindakan-tindakan atau prosedur
yang harus dilakukan, misalnya proses mengatur sesuatu, proses mengerjakan dan
menggunakannya, komponen yang membentuk sesuatu, membandingkan suatu cara
dengna cara lain dan untuk mengetahui atau melihat kebenaran sesuatu.
Adapun tujuan pengguanaan metode demonstrasi ini, adalah:
a. Mengajarkan suatu proses dan prosedur yang harus dimiliki atau dikuasai peserta
didik.
b. Mengkonkritkan informasi atau penjelasan kepada peserta didik.
c. Mengembangkan kemampuan pengamatan pendengaran dan penglihatan para peserta
didik secara bersama-sama.
2. Alasan Penggunaannya
Terdapat beberapa alasan mengapa seorang guru menggunakan metode demonstrasi
ini, yaitu:
a. Tidak semua topik dapat terang melalui penjelasan atau diskusi, sifat pelajaran yang
16
menuntut diperagakan, memudahkan mengejarkan suatu cara kerja/prosedur.
b. Tipe belajar peserta didik yang berbeda ada yang kuat visual, tetapi lemah dalam
auditif dan motorik ataupun sebaliknya.
3. Kekuatan dan Keterbatasan Metode Demonstrasi
a. Kekuatan Metode Demonstrasi
Kekuatan dari metode demonstrasi ini adalah sebagai berikut:
1) Membuat pelajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkrit dan menghindari
kesalahpahaman.
2) Memudahkan peserta didik memehami bahan pelajaran, proses pengajaran akan lebih
menarik, merangsang peserta didik untuk lebih aktif mengamati dan mencobanya
sendiri.

b. Keterbatasan Metode Demonstrasi
Keterbatasan metode ini adalah:
1) Memerlukan keterampilan guru secara khusus, memerlukan waktu yang banyak,
memerlukan kematangan dalam perancangan dalam perencanaan atau persiapan.
2) Keterbatasan dalam sumber belajar, alat pengajaran, situasi yang harus dikondisikan
dan waktu untuk mendemonstrasikannya.
G. Metode Eksperimen
1. Pengertian dan Tujuan
Eksperimen atau percobaan adalah suatu tuntutan dari perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi agar menghasilkan suatu produk yang dapat dinikmati
masyarakat secara aman. Eksperimen pun dilakukan orang agar diketahui kebenaran
suatu gejala dan dapat menguji dan mengembangkannya menjadi suatu teori. Metode
eksperimen

atau

percobaan

diartikan

sebagai

cara

belajar

mengajar

yang

melibatkanaktifkan peserta didik dengan mengalami dan membuktikan sendiri proses dan
hasil percobaan itu.
Adapun tujuan dari metode eksperimen ini adalah:
a. Agar peserta didik mampu menyimpulkan fakta-fakta, informasi atau data yang
diperoleh.
b. Melatih peserta didik merancang, mempersipkan, melaksanakan, dan melaporkan
hasil percobaan.
c. Melatih peserta didik menggunakan logika berfikir induktif untuk menarik
17
kesimpulan dari fakta atau data yang terkumpul dari data percobaan.
2. Alasan Penggunaan Metode Eksperimen
a. Metode eksperimen diberikan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik
agar dapat mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses,
mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri
tentang suatu objek, keadaan atau proses sesuatu.
b. Metode eksperimen dapat menumbuhkan cara berfikir rasional dan ilmiah.
3. Kekuatan dan Keterbatasan Metode Eksperimen
a. Kekuatan Metode Eksperimen
Kekuatan penggunaan metode ini adalah:
1) Membuat peserta didik percaya pada kebenaran kesimpulan percobaannya sendiri dari
pada hanya menerima kata guru atau kata buku.
2) Peserta didik aktif terlibat mengumpulkan fakta, informasi, atau data yang diperlukan
melalui percobaan yang dilakukannya.
3) Dapat menggunakan dan melaksanakan prosedur metode ilmiah dan berfikir ilmiah.
4) Memperkaya pengalaman dengan hal-hal yang bersifat objektif, realistis dan
menghilangkan kesalahpahaman.

b. Keterbatasan Metode Eksperimen
Keterbatasan metode eksperimen ini adalah:
1) Memerlukan peralatan percobaan yang komplit.
2) Kegagalan dan kesalahan dalam bereksperimen akan berakibat pada kesalahan
menyimpulkan.
3) Menimbulkan kesulitan bagi guru dan peserta didik apabila kurang berpengalaman
dalam penelitian.
4) Dapat menghambat laju pembelajaran dalam penelitian yang memerlukan waktu yang
lama.
H. Metode Simulasi
1. Pengertian dan tujuan
Simulasi dijadikan sebagai salah satu metode pengajaran untuk menirukan keadaan
sebenarnya ke dalam situasi buatan misalnya seorang guru mensimulasikan pergerakan
bulan mengitari matahari. Metode simulasi diartikan sebagai cara pengajaran dengan
18
menggunakan situasi tiruan untuk menggambarkan situasi sebenarnya agar diperoleh
pemahaman tentang hakikat suatu konsep, prinsip atau keterampilan tertentu. Yang
termasuk ke dalam metode simulasi adalah permainan simulasi, bermain peran dan
sosiodrama.
Adapun tujuan penggunaan metode simulasi ini, adalah:
a. Melatih keteramoilan tertentu yang bersifat praktis bagi kehidupan sehari-hari.
b. Membantu mengembangkan sikap percaya diri peserta didik, persuasi dan komunikasi
dan meningkatkan pemahaman.
c. Melatih peserta didik memecahkan masalah dengan memanfaatkan sumber-sumber
yang dapat digunakan memecahkan masalah.
2. Alasan Penggunaan Metode Simulasi
a. Agar peserta didik dapat berperan dan berkomunikasi secara baik.
b. Menanamkan sikap-sikap normatif kepada peserta didik yang harus direflesikan
dalam apresiasi jiwa.
c. Terdapat konsep-konsep yang harus diresapi dan dirasakan peserta didik secara
langsung, misalnya suasana perjuangan atau mempertahankan kemerdekaan, saling
menghormati sesame manusia dsb.
3. Kekuatan dan Keterbatasan Metode Simulasi
a. Kekuatan Metode Simulasi
Kekuatan dari penggunaan metode simulasi ini adalah:
1) Menciptakan kegairahan peserta didik untuk belajar, memupuk daya cipta peserta
didik, dapat ditemukan bakat-bakat baru dalam berperan dan berackting.
2) Memupuk keberanian dan kemantapan penampilan peserta didik di depan orang
banyak.
3) Peserta didik memiliki kesempatan unutk menyalurkan perasaan yang terpendam
sehingga mendapat kepuasan, kesegaran serta kesehatan jiwa.

4) Mengurangi hal-hal yang bersifat abstrak dengan menampilkan keguatan yang nyata.
b. Keterbatasan Metode Simulasi
Keterbatasan penggunaan metode simulasi ini adalah:
1) Rasa malu, ragu dan tidak percaya diri akan mngakibatkan simulasi tidak
berjalan/terhambat.
2) Simulasi sebagai alat pelajaran kadang terabaikan menjadi alat hiburan.
19
3) Memerlukan pengelompokan peserta didik yang fleksibel, serta ruang dan fasilitas
yang tidak selalu tersedia dengan baik, serta simulsi memerlukan imajinasi guru dan
peserta didik yang tinggi.
I. Metode Inkuiri
1. Pengertian dan Tujuan
Metode inkuiri bias disebut juga metode “penemuan” merupakan metode yang relatif
baru yang diperkenalkan kepada guru-guru

bersamaan dengan meluasnya CBSA.

Metode penemuan adalahcara penyajian pelajaran yang memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan guru. Metode
penemuan memungkinkan para peserta didik menemukan sendiri informasi-informasi
yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya.
Adapun tujuan metode penemuan adalah:
a. Meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam menemukan dan memproses bahan
pelajarannya.
b. Mengurangi ketergantungan peserta didik pada guru untuk mendapatkan pengalaman
belajarnya.
c. Melatih peserta didik menggali dan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
yang tidak ada habisnya.
d. Memberi pengalaman belajar seumur hidup.
2. Alasan dan Penggunaan Metode Penemuan
Alasan pengguanaan metode penemuan adalah:
1) Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan yang pesat.
2) Belajar tidak hanya diperoleh dari sekolah tetapi juga lingkungan sekitar.
3) Melatih peserta didik untuk memiliki kesadaran sendiri kebutuhan belajarnya.
4) Penanaman kebiasaan untuk belajar berlangsung seumur hidup.
3. Kekuatan dan Keterbatasan Metode Penemuan
a. Kekuatan Metode Penemuan
Kekuatan pengguanaan metode inkuiri adalah:
1) Menekankan kepada proses pengolahan informasi oleh peserta didik sendiri.
2) Membuat konsep diri peserta didik bertambah dengan penemuan-penemuan yang
diperolehnya.
3) Tidak menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber belajar, karena peserta didik
belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar.
20

4) Memiliki kemungkinan besar untuk memperbaiki dan memperluas persediaan dan
penguasaan keterampilan dalam proses kognitif para peserta didik.
b. Keterbatasan Metode Penemuan
Keterbatasan pengunaan metode ini, adalah:
1) Tidak sesuai dengan kelas yang besar jumlah peserta didiknya, memerlukan fasilitas
yang memadai.
2) Kebebasan yang diberikan kepada peserta didik tidak selamanya dapat dimanfaatkan
secara optimal, kadang peserta didik malah kebingungan memanfaatkannya.
3) Sangat sulit mengubah cara belajar peserta didik dari kebiasaan menerima informasi
dari guru menjadi aktif mencari dan menemukan sendiri.
4) Menuntut guru mengubah cara mengajarnya yang selama ini bersifat tradisional,
sedangkan metode baru ini dirasakan guru belum melaksanakan tugasnya mengajar
karena guru hanya sebagai fasilitator, motivator dan pembimbing.
J. Metode Pengajaran Unit
1. Pengertian dan Tujuan
Pengajaran unit lebih dikenal dengan istilah “unit teching” merupakan pengajaran
yang mengarahkan kegiatan peserta didik pada pemecahan suatu masalah yang
dirumuskan dahulu secara bersama-sama. Metode pengajaran unit didefinisikan sebagai
cara penyajian pelajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah, kemudian dibahas dari
berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannya secara keseluruhan dan
bermakna. Dalam perkembangan terakhir ini, pengajaran unit sering diungkapkan sebagai
pembelajaran berkorelasi atau pembelajaran terpadu.
Adapun tujuan dari pengguanaan metode pengajaran unit ini adalah:
a. Melatih peserta didik berfikir komprehensif dengan cara mengkaji dan memecahkan
permasalahan dari berbagai didiplin ilmu atau berbagai aspek.
b. Terbentuk sikap kritis, kerjasama, rasa ingin tahu, menghargai waktu dan menghargai
pendapat orang lain.
c. Melatih peserta didik agar memiliki kemampuan merencanakan, mengorganisasi dan
memimpin suatu kegiatan, serta mengembangkan keterampilan berkomunikasi dsb.
2. Alasan Penggunaan Metode Pengajaran Unit
Pengajaran unit digunakan guru karena berbagai alasan berikut:
a. Memberikan pengalaman belajar tentang pemecahan masalah dari berbagai disiplin
ilmu.
21
b. Mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
c. Terdapat keterkaitan antara satu topik dengan topik lainnya dalam suatu pemecahan
masalah sehungga harus diciptakan metode yang dapat minciptakan kesatuannya.
3. Kekuatan dan Keterbatasan Metode Pengajaran Unit
a. Kekuatan Metode Pengajaran Unit
Berbagai kekuatan pengguanaan metode pengajaran unit ini, adalah:

1) Memperluas wawasan peserta didik dalam ilmu pengetahuan denga keanekaragaman
sumber informasi.
2) Menciptakan iklim demokratis dalam belajar dimana peserta didik dapat ikut
menentukan rencana bersama guru tentang topic yang akan dibahas.
3) Pengajaran unit disesuaikan dengan tingkat perkembangan, minat dan bakat peserta
didik sehingga pengajaran akan bermakna.
b. Keterbatasan Metode Pengajaran Unit
Adapun berbagai keterbatasan penggunaan metode ini, adalah:
1) Sulit menentukan topic yang sesuai dengan minat, bakat dan perkembangan anak.
2) Kemungkinan pemecahan masalah yang kabur dan dangkal karena ditinjau dari
berbagai disiplin ilmu dan tidak semua disiplin ilmu dapat dikuasai peserta didik
dengan baik.
3) Memerlukan kecakapan khusus dalam melaksanakan pengajaran unit
4) Memerlukan waktu yang cukup lama dan biaya yang cukup besar.

D. PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN
Seperti dikemukakan oleh Joyce dan Weil (1986) bahwa model pembelajaran adalah
kerangka

konseptual

dan

menggambarkan

prosedur

yang

sistematis

dalam

mengorganisasian pengalaman belajar. Model pembelajaran berfungsi sebagai pedoman
bagi para perancang pembelajaran dan para pendidik dalam merencanakan dan
melaksanakan aktivitas pembelajaran. Model mempunyai makna yang lebih luas dari
strategi, metode, atau prosedur. Suatu model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus
yang tidak dimiliki oleh strategi atau prosedur tertentu. Ciri-ciri tersebut adalah:
1. Memiliki

latar

belakang

rasional

teoritis

logis

yang

disusun

oleh

para

pengembangnya,
2. Memiliki landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana peserta didik belajar dan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
22

3. Adanya aktivitas pendidik yang terstruktur dan diperlukan untuk melaksanakan model
dengan berhasil, dan
4. Pengaturan lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai.
Model pembelajaran dapat berfungsi sebagai sarana komunikasi yang penting, apakah
yang dibicarakan adalah tentang mengajar di kelas, mobil, atau praktek menguasai
keterampilan tertentu. Model pembelajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan
pembelajaran, dan berdasarkan sintaks atau pola urutan langkah-langkah pelaksanaannya
serta sifat-sifat lingkungan belajarnya.
Beberapa Model Mengajar
Secara khusus Joyce & Weil (1972) telah mengklasifikasikan empat model mengajar
yaitu:
a. Kelompok Model-Model Pengolahan Informasi
Model mengajar dalam kelompok ini bertolak dari prinsip-prinsip pengolahan
informasi oleh manusia dengan memperkuat dorongan-dorongan internal (datang dari
dalm diri) untuk memahami dunia dengan cara menggali dan mengorganisasikan data,
merasakan adanya masalah dan mengupayakan jalan keluarnya serta mengembangkan
bahasa untuk mengungkapkannya. Tugas guru dalam model ini adalah bagaimana
meningkatkan kemampuan siswa dalam memproses informasi. Guru juga bertugas untuk
menciptakan lingkungan/kondisi agar siswa mampu memiliki kemampuan berikut:


Dapat menangkap stimulus dari lingkungannya,



Dapat merumuskan masalah,



Dapat mengembangkan pemecahan masalah baik menggunakan lambing verbal
maupun non-verbal.
Yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah model:

1) Model pencapaian konsep (Concept Attainment)

Model ini dikembangkan dari karya Jerome Brunner, Jacqueline Goodnow dan
George Austin yang berjudul A Study of Thinking.model ini dilandasi asumsi bahwa
lingkungan itu banyak ragam dan isinya kita sebagai manusia mampu membeda-bedakan
objek-objek dengan aspek-aspeknya. Dengan kata lain, kita menentukan kategori dan
membentuk konsep-konsep.

23
Kategori ini memungkinkan kita untuk mengelompokkan objek-objek dengan
perbedaan-perbedaan yang nyata berdasarkan karakteristik umum, serta mengurangi
kerumitan lingkungan. Dalam pencapaian konsep, konsepnya sudah ada, sebaiknya
pembentukan kategori-kategori baru.
2) Berpikir Induktif (Inductive Thingking)
Menurut Hilda Taba keterampilan berpikir harus diajarkan melalui strategi pengajaran
yan kgusus didesain untuk menjadikan siswa terampil berpikir. Lebih jauh lagi strategistrategi pengajaran itu harus digunakan berurutan (sequential) karena keterampilan
berpikir yang satu dibangun diatas yang lain.
Tiga Strategi Pengajaran
Taba mengidentifikasikan adanya tiga tugas berpikir induktif kemudian membangun
strategi pengajaran yang sesuai berurutan.
a) Pembentukan Konsep
Strategi ini dimaksudkan untuk mendorong siswa memperoleh sistem konseptual
dalam memproses informasi. Pada fase pertama ini mereka diminta untuk
mengelompokkan data, suatu keguatan yang menuntut mereka untuk mengubah atau
memperluas kemampuannya untuk mengolah informasi. Dengan kata lain, mereka harus
menbentuk konsep-konsep yang dapat digunakannya untuk melakukan pendekatan
terhadap informasi baru yang dihadapinya.
b) Interpretasi Data

Strategi kedua ini dibangun berdasarkan operasi mental yang disebutnya sebagai
interpretasi dan generalisasinya. Strategi interpretasi data dibimbing oleh pertanyaanpertanyaan guru yang terarah.
c) Generalisasi
Pada tahap ketiga membuat generalisasi atau konklusi.
3) Pemandu Awal (Advance organizers)
Model mengajar ini dikemukakan oleh David Ausubel dengan mencakup:
pengorganisasian ilmu pengetahuan, kegiatan mental dalam memproses informasi baru
dan bagaimana guru dapat mengaplikasikan gagasan tentang kurikulum dan belajar pada
saat menjanjikan bahan pelajaran baru kepada siswa. Model ini membagi kegiatan atas
tiga fase: Fase pertama terbagi lagi atas tiga kegiatan yaitu menjelaskan tujuan pelajaran,
menjanjikan pemandu awal dan menimbulkan kesadaran siswa terhadap bahan yang
relevan.
24
Tujuan pelajaran dimaksudkan untuk menarik minat siswa dan agar mereka
berorientasi dengan tujuan yang akan dicapai.
Pada fase kedua, dengan ceramah, diskusi, film, percobaan atau bacaan, guru
menyajikan materi pelajaran. Yaitu untuk mempertahankan perhatian siswa yang timbul
pada fase pertama. Tujuan dari fase ketiga ialah menanamkan materi belajar yang baru
pada struktur kognitif siswa.
4) Latihan Penelitian (Inquiry Training)
Model ini dikembangkan oleh Richard Suckman, mengajarkan kepada siswa suatu
proses untuk mengkaji dan menjelaskan suatu fenomena yang tidak umum. Dengan
modelnya, Suckman mengajak siswa menjelajahi suatu versi mini suatu prosedur yang
(biasa) digunakan para ahli untuk mengorganisasikan pengetahuan dan menggeneralisasi
prinsip-prinsip. Tujuan umum inquiry training adalah membantu siswa mengembangkan
disiplin dan menterampilkan intelektual yang diperlukan untuk dapat mengajukan

pertanyaan dan mencari jawabannya berdasarkan rasa ingin tahunya. Inquiry training
dimulai dengan menyajikan peristiwa yang mengandung teka-teki kepada siswa.
5) Model Memorisasi
Para ahli psikologis telah meneliti proses memorisasi. Salah satu hasilnya deperoleh
data base untuk membangun model belajar yang dapat membantu memorisasi.
Kemampuan mengingat merupakan landasan efektivitas intelektual. Kemampuan untuk
menyerap informasi, mengintegrasikannya secara bermakna dan merupakan produk dari
belajar memori yang berhasil. Yang terpenting ialah bahwa individu dapat memperbaiki
kemampuannya untuk mengingat (memorine) materi sehingga dapat di-recall kemudian
pada saat diperlukan. Itulah tujuan dari model ini.
Model pengajarannya mencapai empat fase. Fase pertama, mengenal materi dengna
menggarisbawahi bagian yang penting, membuat daftar bagian yang penting.