this PDF file IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DI KABUPATEN SIGI | Kadoy | Katalogis 1 PB

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERBUKAAN
INFORMASI PUBLIK DI KABUPATEN SIGI
Arif Ainul Kadoy

Abstract
The Purpose of this Study were to Describe and analyze the Implementation of Public
Disclosure Policy in Sigi Regency. This study was a ualitative research using descriptive analysis,
i.e. to describe a variety conditions, situations, phenomena, and realities of a research object.
Inthis study, the researcher would collect data to draw the realities of the implementation of Public
Disclosure Policy in Sigi Regency as well as to describe the factors supporting and inhibiting the
implementation process. Data collection techniques used were interviews, observation, and
documentary study. Based on the analysis of the research results, it could be concluded that the
Implementation of Public Disclosure Policy in Sigi Regency had not been maximized. From the
Grindle’s nine indicators influencing policy implementation, there were still four variabl es that
had not been implemented, while the other fife variables had been implemented. On the variable o
policy contents, from the six indicators, there were still three variables that had not been
implemented, namely (1) target group interest; (2) benefit types; and (3) decision making location.
While the three other indicators that had been implemented were (1) desired change degree; (2)
program implementation; and (3) resource involved. Furthermore, in the variable of policy
contents consisting of three indicators, there was still one indicator that had not been implemented,
namely the power, interests, and strategies of the actors involved. Meanwhile, two other indicators

had been implemented, namely (1) institutions and authorities characteristics; and (2) compliance
and responsiveness.
Keywords: Implementation, Public Disclosure, Sigi Regency.
Kabupaten Sigi merupakan salah satu
daerah yang wajib mengimplementasikan
Undang-Undang No. 14 Tahun 2008 Tentang
Keterbukaan Informasi Publik. Kewajiban ini
menuntut tanggung jawab serta kerjasama
yang baik dari Pejabat Pengelola Informasi
dan Dokumentasi (PPID) di Kabupaten Sigi.
PPID yang merupakan pilar utama
Kabupaten
Sigi
dalam
implementasi
kebijakan keterbukaan informasi publik
adalah Humas Sekretariat Daerah Sigi, Dinas
Komunikasi dan Informasi Kabupaten Sigi
dan DPRD Kabupaten Sigi. Ketiga lembaga
pemerintahan tersebut berperan penting

dalam implementasi kebijakan keterbukaan
informasi publik di kabupaten.
Untuk melayani kebutuhan masyarakat
akan keterbukaan informasi tersebut, maka
Pemerintah
Daerah
Kabupaten
Sigi
meluncurkan website www.sigikab.go.id pada
tahun 2011 yang merupakan website resmi

Pemerintah Daerah Kabupaten Sigi. Tanggal
1 April 2013 Bupati Sigi mengeluarkan
Peraturan Bupati Sigi Nomor 14 Tahun 2013
tentang Pembentukan Jaringan Dokumentasi
dan Informasi Hukum Daerah Kabupaten
Sigi dan pada tanggal 11 Agustus 2015
Pemerintah Daerah meresmikan Tim Pejabat
Pengelola Informasi dan Dokumentasi
Daerah (PPID) Kabupaten Sigi. Beberapa hal

tersebut adalah bentuk dari upaya pemerintah
Kabupaten Sigi untuk mengimplementasikan
Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008
Tentang Keterbukaan Informasi Publik.
Namun sebagai daerah kabupaten baru
yang masih dalam tahap perkembangan,
masih terdapat banyak keterbatasan sumber
daya dan faktor pendukung lainnya untuk
proses implementasi kebijakan keterbukaan
informasi publik. Akan tetapi dalam situasi
ini pemerintah daerah sudah berupaya
mencapai ekspektasi akan keberhasilan

154

155 e Jurnal Katalogis, Volume 6 Nomor 2 Februari 2018 hlm 154-161

implementasi Undang-Undang Keterbukaan
Informasi Publik di daerah kabupaten Sigi.
Pemerintah melalui PPID telah berupaya

menyalurkan informasi kepada pengguna dan
pemohon informasi, namun memang pada
kenyataannya masih menemui kendala di
lapangan. Kondisi ini menghadirkan situasi
problematik
bagi
pemerintah
yang
merupakan Pejabat Pengelola Informasi dan
Dokumentasi. Dari hasil observasi awal
yang dilakukan oleh peneliti di Kantor
Sekertariat
Daerah
Kabupaten
Sigi,
khususnya di Bagian Administrasi Humas,
peneliti menemukan beberapa masalah
faktual dalam implementasi Undang-undang
Keterbukaan Informasi Publik di Kabupaten
Sigi yaitu: (1) keterbatasan Sumber Daya

Manusia yang bertugas menjadi Pejabat
Pengelola Informasi dan Dokumentasi
(PPID) di setiap badan publik; (2) kesiapan
alat penunjang teknologi seperti software,
hardware, dan fasilitas pendukung lainnya
yang masih kurang. Wawancara awal dengan
Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi
juga menunjukkan bahwa masih terdapat
banyak kendala yang ditemui dalam
implementasi
kebijakan
keterbukaan
informasi publik di daerah Kabupaten Sigi.
Selanjutnya masih berkaitan dengan
keterbukaan informasi publik,
untuk
mengukur
keberhasilan
suatu
proses

implementasi kabijakan, maka Grindle
(2014) mengemukakan 2 dua variabel besar
yang dapat dijadikan alat ukur, yakni isi
kebijakan dan lingkungan implementasi. Isi
kebijakan mencakup: (1) sejauh mana
kepentingan kelompok sasaran atau target
groups termuat dalam isi kebijakan; (2) jenis
manfaat yang diterima oleh kelompok
sasaran; (3) sejauh mana perubahan yang
diinginkan dari sebuah kebijakan; (4) apakah
letak pengambilan keputusan sudah tepat; (5)
apakah sebuah kebijakan telah menyebutkan
implementatornya dengan rinci, dan (6)
apakah sebuah kebijakan didukung oleh
sumber daya yang memadai. Sedangkan
lingkungan implementasi mencakup: (1)

ISSN: 2302-2019

seberapa besar kekuasaan, kepentingan, dan

strategi yang dimiliki oleh para aktor yang
terlibat dalam implementasi kebijakan; (2)
karakteristik institusi dan rezim yang sedang
berkuasa; (3) tingkat kepatuhan dan
responsivitas kelompok sasaran.
Berdasarkan teori Grindle tersebut, dan
melihat hasil observasi serta wawancara awal
peneliti terhadap proses implementasi maka
ditemukan bahwa proses implementasi
kebijakan keterbukaan informasi publik di
kabupaten Sigi belum efektif. Ketidak
efektifan proses implementasi kebijakan
keterbukaan informasi publik tersebut dapat
dilihat dari beberapa hal, yaitu masih banyak
masyarakat yang mengeluh tentang hak
mereka untuk memperoleh informasi,
diantaranya keterlambatan informasi yang
mereka terima, ketidakjelasan informasi yang
diterima, bahkan transparansi terhadap
prosedur penerimaannya juga yang kurang

jelas. Di satu pihak, masyarakat sebagai
penerima informasi yang mengharapkan
informasi diterima dengan jelas dan tepat
waktu akan melihat sisi kelemahan
pemerintah daerah sebagai Pejabat Pengelola
Informasi dan Dokumentasi, namun di sisi
lain hal tersebut tidak terjadi dengan sengaja,
karena
penyaluran
informasi
juga
membutuhkan banyak faktor pendukung agar
berhasil. Hal ini berkaitan dengan poin 1 dan
3 pada variabel isi kebijakan yaitu
kepentingan kelompok sasaran dan derajat
perubahan yang diinginkan.
Selain itu sumber daya dan fasilitas
yang kurang memadai merupakan masalah
yang di kemukakan Grindle pada bagian isi
kebijakan yang akan menunjang proses

implementasi kebijakan. Namun pada
kenyataannya, masih terdapat keterbatasan
fasilitas dan sumber daya pada bagian Humas
Sekda Kabupaten Sigi yang menjadi salah
satu pilar utama implementator kebijakan.
Masalah
yang
ditemukan
ini
merupakan merupakan suatu fenomena
empirik yang terjadi kabupaten Sigi dan
menarik perhatian peneliti karena dari hal ini

Arif Ainul Kadoy, Implementasi Kebijakan Keterbukaan Informasi Publik Di Kabupaten Sigi.................................... 156

terlihat jelas terjadi antara kesenjangan antara
harapan dan kenyataan yang kemudian
menjadi masalah proses implementasi
kebijakan keterbukaan informasi publik di
kabupaten Sigi. Dan bagi peneliti sangatlah

penting melakukan penelitian terhadap
masalah ini agar dapat mengetahui secara
jelas
proses
implementasi
kebijakan
keterbukaan informasi publik di Kabupaten
Sigi yang kemudian hasil penelitian ini dapat
digunakan sebagai bahan evaluasi dan
pembenahan sistem serta faktor lainnya yang
dianggap
urgen
demi
percepatan
pengembangan daerah Kabupaten Sigi
menuju good governance.
Oleh sebab itu untuk memperoleh
informasi yang akurat lebih mendalam
tentang proses implementasi kebijakan
keterbukaan informasi publik di Kabupaten

Sigi dan untuk menemukan penyebab atau
pendukung terjadinya situasi tersebut serta
menghasilkan suatu rekomendasi atau saran
demi keefektifan proses implementasi
kebijakan keterbukaan informasi publik di
Kabupaten Sigi maka peneliti tertarik
melakukan penelitian ini dengan judul
“Implementasi
Kebijakan
Keterbukaan
Informasi Publik Di Kabupaten Sigi.”
Sesuai dengan latar belakang masalah
di atas, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah: bagaimana
implementasi
kebijakan
Keterbukaan
Informasi Publik di Kabupaten Sigi? Tujuan
penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
dan menganalisis implementasi kebijakan
Keterbukaan Informasi Publik di Kabupaten
Sigi.
Manfaat
yang
diharapkan
dari
penelitian ini adalah: (1) secara akademik
diharapkan dapat dijadikan referensi atau
masukan
bagi
perkembangan
ilmu
adminsitrasi publik serta memperkaya
wawasan
implementasi
kebijakan
keterbukaan informasi publik; (2) Kegunaan
praktis diharapkan dapat dijadikan bahan
informasi dan evaluasi di Daerah Kabupaten
Sigi dalam mewujudkan keterbukaan

informasi publik dan hal lain yang terkait
dengan implementasi kebijakan pemerintah.
METODE
Penelitian
ini
merupakan
jenis
penelitian kualitatif dengan menggunakan
analisis deskriptif yaitu menggambarkan
berbagai kondisi, situasi, fenomena dan
realitas suatu objek penelitian. Berdasarkan
latar belakang masalah, maka peneliti akan
mengumpulkan data untuk menarik realitasrealitas mengenai implementasi kebijakan
keterbukaan informasi publik pada daerah
Kabupaten Sigi serta mendeskrispsikan
faktor-faktor pendukung dan penghambat
proses implementasinya.
Data dalam penelitian ini diambil dan
dikumpulkan melalui tiga cara yaitu
wawancara, observasi dan studi dokumen.
Wawancara dilakukan untuk menggali data
langsung dari informan melalui proses tanya
jawab tentang implementasi kebijakan
keterbukaan informasi publik di daerah
Kabupaten Sigi. Wawancara dilakukan
terhadap informan yang telah ditentukan
sesuai dengan kebutuhan data penelitian.
Observasi dilakukan terhadap pihak-pihak
yang terlibat langsung dalam proses
implementasi
kebijakan
keterbukaan
informasi di daerah Kabupaten Sigi. Studi
Dokumen dilakukan untuk menunjang
keabsahan data yang diperoleh melalui
wawancara dan observasi. Studi dokumen
merupakan proses pengumpulan data melalui
pengkajian
dokumen
terkait
dengan
implementasi
kebijakan
keterbukaan
informasi publik di daerah Kabupaten Sigi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian merupakan deskripsi
hasil pengumpulan data terhadap dua
variabel besar yang mempengaruhi kebijakan
Keterbukaan Informasi Publik menurut
Merilee. S. Grindle. Dua variabel tersebut
diuraikan ke dalam indikator-indikator yang
digunakan untuk melihat bagaimana proses

157 e Jurnal Katalogis, Volume 6 Nomor 2 Februari 2018 hlm 154-161

implementasi
kebijakan
Keterbukaan
Informasi Publik di Kabupaten Sigi.
Berdasarkan variabel dan indikator
yang dikamsud maka diuraikan hasil
penelitian sebagai berikut. Variabel isi
kebijakan yaitu: (1) indikator kepentingan
kelompok sasaran menunjukkan
bahwa
implementasi
kebijakan
Keterbukaan
Informasi Publik di Kabupaten Sigi tidak
dipengaruhi oleh kepentingan pribadi atau
kelompok tetapi sudah sesuai dengan
prosedur UU No. 14 Tahun 2008; (2)
indikator tipe manfaat menunjukkan bahwa
implementasi
kebijakan
Keterbukaan
Informasi Publik memberikan sangat
bermanfaat baik bagi Pemerintah maupun
anggota masyarakat di Kabupaten Sigi; (3)
indikator derajat perubahan yang diinginkan
menunjukkan bahwa implementasi kebijakan
keterbukaan informasi publik di Kabupaten
Sigi telah membawa perubahan baik terhadap
keterbukaan informasi publik tetapi belum
sesuai dengan harapan; (4) indikator letak
pengambilan keputusan menunjukkan bahwa
pengambilan keputusan dalam implementasi
keterbukaan informasi publik di Kabupaten
Sigi sudah tepatt; (5) indikator pelaksanaan
program menunjukkan bahwa proses
implementasi
kebijakan
Keterbukaan
Informasi Publik di Kabupaten Sigi sudah
berjalan namun belum sesuai harapan. Hal
tersebut dapat dilihat dari masih banyaknya
faktor penghambat implementasi kebijakan
yang dimaksud; (6) indikator sumber daya
yang dilibatkan menunjukkan bahwa
Implementasi
kebijakan
Keterbukaan
Informasi Publik di Kabupaten Sigi belum
didukung oleh sumber daya yang memadai.
Selanjutnya, hasil penelitian pada
variabel lingkungan implementasi adalah
sebagai berikut. (1) indikator kekuasaan,
kepentingan dan strategi aktor yang terlibat
menunjukkan bahwa implementasi kebijakan
Keterbukaan Informasi publik di Kabupaten
Sigi belum berhasil karena fungsi control dari
Pemerintah belum berjalan dengan baik; (2)
indikator
Karakteristik
lembaga
dan

ISSN: 2302-2019

penguasa serta indikator kepatuhan dan daya
tanggap
menunjukkan
keberhasilan
implementasi karena unsur lembaga serta
PPID sangat mendukung implementasi
kebijakan yang dimaksud.
Pada variabel isi kebijakan yang terdiri
dari enam indikator, ada tiga indikator yang
sudah menunjukkan berhasil implementasi
yaitu (1) kepentingan kelompok sasaran; (2)
tipe manfaat; dan (3) letak pengambilan
keputusan sedangkan ada empat indikator
yang belum belum berhasil yaitu (1) derajat
perubahan yang diinginkan; (2) pelaksanaan
program; (3) sumber daya yang dilibatkan.
Ini berarti bahwa pada variabel isi kebijakan
proses implementasi kebijakan Keterbukaan
Informasi Publik belum menunjukkan
keberhasilan. Karena hanya dua indikator
yang tercapai sedangkan empat indikator
lainnya bahkan yang dianggap paling urgen
dalam implementasi kebijakan belum
tercapai.
Selanjutnya pada variabel lingkungan
implementasi yang terdiri dari tiga indikator,
ada dua indikator yang sudah berhasil yaitu:
(1) karakteristik lembaga dan penguasa; (2)
kepatuhan dan daya tanggap. Sedangkan
indikator yang belum berhasil adalah
kekuasaan, kepentingan dan strategi aktor
yang terlibat. Ini berarti bahwa pada variabel
lingkungan proses implementasi kebijakan
Keterbukaan Informasi Publik juga belum
menunjukkan keberhasilan implementasi.
Ketiga indikator yang berhasil pada
variabel Isi kebijakan menunjukkan bahwa
kepentingan kelompok sasaran yang menjadi
prioritas merupakan dukungan penting untuk
mengimplementasikan suatu kebijakan secara
khusus kebijakan Keterbukaan Informasi
publik yang ada di kabupaten Sigi.
Selanjutnya implementasi kebijakan tersebut
juga telah memberikan manfaat yang baik
terhadap upaya pemerintah mewujudkan
good governance di Kabupaten Sigi. Hal ini
sejalan dengan pendapat Gernandes (2014:
23) yang menyatakan bahwa suatu kebijakan
harus terdapat beberapa jenis manfaat yang

Arif Ainul Kadoy, Implementasi Kebijakan Keterbukaan Informasi Publik Di Kabupaten Sigi.................................... 158

menunjukkan dampak positif yang dihasilkan
oleh pengimplementasian kebijakan yang
hendak dilaksanakan. Pada indikator
berikutnya yang telah berhasil diterapkan
adalah letak pengambilan keputusan yang
sudah tepat oleh pejabat berwenang sesuai
jenis informasi atau jenis pengaduan yang
disampaikan kepada PPID. Hal ini terjadi
oleh karena adanya kerjasama yang baik serta
koordinasi antara pegawai atau pejabat yang
berwenang dalam jalur koordinasi pada
lembaga pemerintahan.
Sedangkan tiga indikator yang belum
berhasil pada variabel isi kebijakan justru
merupakan hal yangdianggap paling urgen
dalam proses implementasi suatu kebijakan.
Derajat perubahan yang diinginkan memang
sudah mulai berubah atau bergerak ke arah
positif namun perubahan tersebut belum
sesuai harapan Pemerintah dan masyarakat
serta belum sesuai tuntutan UU no. 14 Tahun
2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.
Indikator selanjutnya adalah pelaksanaan
program ternyata belum dapat dikategorikan
berhasil atau terlaksana dengan maksimal
karena ternyata upaya Pemerintah belum
maksimal dalam implementasi kebijakan
yang dimaksud sehingga mengakibatkan
banyaknya faktor penghambat dalam proses
implementasi
kebijakan
Keterbukaan
Informasi Publik di Kabupaten Sigi.
Beberapa faktor penghambat yang ditemukan
peneliti tersebut adalah (1) belum adanya
perda dan juknis terkait implementasi
Keterbukaan Informasi Publik di Kabupaten
Sigi; (2) sarana dan prasarana pendukung
(ruangan, komputer, koneksi internet,
website) yang belum memadai; (3) sumber
daya manusia yang belum disiapkan oleh
pihak pemerintah; (4) PPID yang belum
aktif melaksanakan tugasnya; (4) belum
adanya sosialisasi dari pihak pemerintah
kepada publik; (5) Bimtek untuk PPID yang
belum pernah dilaksanakan di kabupaten
Sigi; (6) persepsi akan pentingnya
Implementasi Kebijakan KIP yang masih
kurang; (7) komunikasi antara PPID Utama

dan PPID Pembantu yang masih kurang; (8)
fungsi kontrol pemerintah daerah terhadap
keaktifan PPID Pembantu juga masih kurang;
(9) pemahaman akan UU no. 14 Tahun 2008
masih kurang; (10) pemahaman masyarakat
tentang prosedur permohonan informasi juga
masih kurang. Indikator yang belum berhasil
berikutnya pada variabel isi kebijakan adalah
sumber
daya
yang
dilibatkan.
Ketidakmaksimalan
implementasi
pada
indikator ini ditunjukkan dengan adanya
ketidakaktifan PPID Pembantu yang telah
dibentuk Pemerintah sesuai dengan SOP
PPID. Penyebab PPID Pembantu belum aktif
menjalankan tugas adalah karena sarana dan
prasaran yang belum memadai serta
pemahaman akan tugas pokok dan fungsinya
masing-masing masih kurang. Pemahaman
kurang akan tupoksi disebabkan karena
belum adanya Bimtek atau pelatihan
persiapan kepada PPID Pembantu serta
sosialisasi tentang UU No. 14 Tahun 2008
Tetang Keterbukaan Informasi Publik.
Variabel
besar
kedua
yang
mempengaruhi implementasi suatu kebijakan
adalah lingkungan implementasi. Pada
variabel ini dari tiga indikator ada dua
indikator yang sudah berhasil yaitu
karakteristrik lembaga dan penguasa, serta
kepatuhan dan daya tanggap. Keberhasilan
implementasi kebijakan pada kedua indikator
ini didukung oleh motivasi serta loyalitas
pegawai atau unsur lembaga yang terlibat
dalam implementasi kebijakan Keterbukaan
Informasi Publik di Kabupaten Sigi.
Sedangkan satu indikator lain yang
belum menunjukkan keberhasilan suatu
implementasi
kebijakan
Keterbukaan
Informasi Publik di Kabupaten Sigi adalah
kekuasaan dan strategi aktor terlibat. Pada
indikator ini pihak yang berwenang memang
sudah melaksanakan tugasnya namun proses
implementasi kebijakan yang dimaksud
belum maksimal karena belum didukung oleh
sarana dan prasarana yang memadai serta
SDM yang siap dan kompeten. Berkaitan
dengan hal tersebut juga ternyata masih pihak

159 e Jurnal Katalogis, Volume 6 Nomor 2 Februari 2018 hlm 154-161

Pemerintah sebagai pejabat yang berwenang
belum menjalankan fungsi kontrol dengan
baik, akibatnya segala kekurangan belum
dapat dibenahi sampai sekarang dan
tantangan dalam proses implementasi
kebijakan yang dimaksud belum dapat
diatasi.
Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa implementasi kebijakan Keterbukaan
Informasi Publik di Kabupaten Sigi belum
maksimal karena dari sembilan indikator
masih terdapat empat indikator yang belum
tercapai sementara menurut Merilee. S.
Grindle keberhasilan implementasi suatu
kebijakan dipengaruhi oleh kesembilan
indikator tersebut.
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kesimpulan
Berdasarkan analisis hasil penelitian
maka
dapat
disimpulkan
bahwa
implementasi
kebijakan
Keterbukaan
Informasi Publik di Kabupaten Sigi belum
maksimal. Dari sembilan indikator yang
mempengaruhi
implementasi
kebijakan
menurut Grindle, masih ada empat variabel
yang belum terlaksana. Sedangkan lima
variabel lain sudah terlaksana. Pada variabel
isi kebijakan, dari enam indikator masih ada
tiga variabel yang belum terlaksana yaitu 1)
kepentingan kelompok sasaran; dan (2) tipe
manfaat; dan (3) letak pengambilan
keputusan. Sedangka tiga indikator lainnya
sudah terlaksana yaitu (1) derajat perubahan
yang diinginkan; (2) pelaksanaan program;
dan (3) sumber daya yang dilibatkan.
Selanjutnya pada variabel isi kebijakan yang
terdiri atas tiga indikator masih ada satu
indikator yang belum terlaksana yaitu
kekuasaan, kepentingan dan strategi aktor
yang terlibat. Sedangkan dua indikator
lainnya
sudah
terlaksana
yaitu
1)
karakteristik lembaga dan penguasa; dan (2)
kepatuhan dan daya tanggap.

ISSN: 2302-2019

Rekomendasi
Dengan mempertimbangkan hasil
penelitian
implementasi
kebijakan
Keterbukaan Informasi Publik di Kabupaten
Sigi seperti yang telah diuraikan, maka
dikemukakan
beberapa
saran
untuk
Pemerintah
Kabupaten
Sigi
agar
implementasi
kebijakan Keterbukaan
Informasi Publik di Kabupaten Sigi tercapai
maksimal, yaitu sebagai berikut.
1. Pada indikator derajat perubahan yang
diinginkan, peneliti menyarankan agar
pihak PPID perlu memahami UndangUndang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang
Keterbukaan
Informasi
Publik
di
Kabupaten Sigi yang didalamnya tertuang
tujuan implementasi kebijakan sehingga
pemerintah memiliki target yang jelas
untuk dicapai dan derajat perubahan
bergerak sesuai harapan.
2. Pada indikator pelaksanan program ada
beberapa hal yang disarankan peneliti agar
implementasi
kebijakan keterbukaan
informasi publik di Kabupaten Sigi
berjalan dengan baik dan memperoleh
hasil maksimal yaitu: (a) Pemerintah perlu
membuat Perda dan Juknis terkait
implementasi kebijakan Keterbukaan
Informasi Publik di Kabupaten Sigi; (b)
Pemerintah perlu melakukan sosialisasi
tentang
implementasi
kebijakan
Keterbukaan Informasi Publik kepada
pihak PPID utama, PPID pembantu dan
masyarakat agar setiap PPID mengerti
tupoksinya serta masyarakat mendapatkan
informasi yang selayaknya diterima
dengan cepat dan mudah; (c) Pemerintah
perlu melengkapi sarana dan prasarana
pendukung seperti ruangan, komputer,
koneksi internet, pembuatan websiteuntuk
mendukung keberhasilan implementasi
kebijakan Keterbukaan Informasi Publik
di Kabupaten Sigi;
3. Pada indikator sumber daya yang
dilibatkan,
peneliti
mengemukakan
beberapa
saran
untuk
Pemerintah
Kabupaten Sigi yaitu: (a) perlunya

Arif Ainul Kadoy, Implementasi Kebijakan Keterbukaan Informasi Publik Di Kabupaten Sigi.................................... 160

menyiapkan SDM yang kompeten untuk
mengaktifkan PPID utama dan pembantu
melalui bimtek khusus PPID. Dengan
Bimtek tersebut diharapakan setiap PPID
memperoleh pemahaman yaang benar
tentang keterbukaan informasi publik serta
paham akan tupoksinya masing-masing.
Hasilnya juga diharapkan berimplikasi
pada kinerja yang baik dari PPID.
4. Pada indikator Kekuasaan, kepentingan
dan strategi aktor yang terlibat, peneliti
menyarankan kepada Pemerintah agar
menjalankan fungsi kontrol dengan baik
terhadap
implementasi
kebijakanimplementasi
kebijakan
Keterbukaan
Informasi
Publik
di
Kabupaten Sigi. Dengan aktif dan
teraturnya kontrol Pemerintah akan
membantu kemaksimalan implementasi
kebijakan yang dimaksud.
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa
atas segala rahmat dan karunia-NYA,
sehingga penulis dapat menyelesaikan artikel
ini. Ucapan terima kasih penulis kepada
semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan
artikel
ini,
terutama
diucapkan terima kasih kepada Ketua dan
Anggota Tim Pembimbing, Dr. H. Slamet
Riyadi, M.Si. dan Dr. Sitti Chaeriah Aksan,
M.Si, Penyunting, Penyunting Ahli dan
Ketua Penyunting dengan penuh ketelitian
memberikan bimbingan dan arahan yang
menyempurnakan artikel ini.
DAFTAR RUJUKAN
Akib, Haedar dan Tarigan, Antonius. 2008.
Artikulasi
Konsep
Implementasi
Kebijakan: Perspektif, Model Dan
Kriteria
Pengukurannya ,
Jurnal
Kebijakan Publik.
AtKisson, Alan. Beyond Bureaucracy: The
Development Agenda an Interview with

David C. Korten. (Online) http//
www.context.org/ICLIB/IC28.html
diakses tanggal 7 Maret 2016 Pukul
14.05 WITA.
Budiardjo, Miriam. 1972. Dasar- Dasar Ilmu
Politik. Gramedia Pustaka: Jakarta
Davis, Gordon B. 1995. Sistem Informasi
Manajemen. PT. Pustaka Binaman
Pressindo.
Dunn, William N. 2000. Pengantar Analisis
Kebijakan
Publik.
(terjemahan).
Yogyakarta: Gadjahmada University
Press.
Ekowati & Lilik, Mas Roro. 2005.
Perencanaan,
Implementasi,
dan
Evaluasi Kebijakan atau Program.
Surakarta: Pustaka Cakra.
Fadila, Dewi. 2012. Sistem Informasi
Manajemen.
(Online) http://dewifadila.blogspot.co.id/2012/05/sisteminformasi-manajemen.html
diakses
Tanggal 2 Maret 2016 Pukul 21.00
WITA.
Farlinawati. 2010. Konsep Dasar dan
Pengertian Dasar Sistem Informasi
Manajemen
Pendidikan .
(Online)
http://lukmancoroners.blogspot.co.id/2
010/04/tes.html diakses Tanggal 3
Maret 2016 Pukul 20.00 WITA.
Gernandes, Heru. Implementasi Kebijakan
Merilee.
S.
Grindlee .
(Online).
http://heru2273.blogspot.co.id/2014/04/
implementasi-kebijakan-merilee-sgrindle.html Diakses Tanggal 5 Maret
2016 Pukul 15.23 WITA.
KBBI (Online). 2012. http://kbbi.web.id/.
Kemdikbud
Kementrian Komunikasi dan Informatika,
2010. Peraturan Menteri Komunikasi
dan Informatika Nomor 10 Tahun 2010
Tentang Pengelolaan Informasi dan
Dokumentasi
di
Lingkungan
Kementerian
Komunikasi
dan
Informatika. Jakarta.
Korten, David C dan Syahrir. 1980.
Pembangunan Berdimensi Kerakyatan,
Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.

161 e Jurnal Katalogis, Volume 6 Nomor 2 Februari 2018 hlm 154-161

Kusumanegara, Solahuddin. 2010. Model
dan Aktor Proses Kebijakan Publik.
Yogyakarta: Grava Media.
Kusumastuti, Frida. 2004. Dasar-Dasar
Humas. Bogor: Penerbit Ghalia
Indonesia.
Liliweri, Alo. 2010. Strategi Komunikasi
Masyarakat. Yogyakarta: Lkis.
Loly. 2009. UU No. 14 tahun 2008 (UU
KIP): Dampaknya terhadap Informasi
Medical
Record.
(Online).
http://leuwiliangbogor.blogspot.co.id/2009/12/undangundang-republik-indonesia-no-14.html/
Diakses Tanggal 14 Februari 2016
Pukul 22.40 WITA.
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi. 2011. Panduan
Umum Tata Kelola Kehumasan di
Lingkungan
Instansi
Pemerintah.
Jakarta.
Miles & Huberman. 1992. Analisis Data
Kualitatif
(terjemahan).
Jakarta:
Penerbit Universitas Indonesia.
Misroji. 2014. Analisis Faktor-faktor yang
Mempengaruhi
Implementasi
Kebijakan
Penyebaran
Informasi
Publik Mengenai Depok Cyber City
pada Diskominfo Kota Depok. Tesis.
Jakarta: Universitas Esa Unggul.
Nesia, Andin. 2014. Dasar-Dasar Humas.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Nugroho, Riant, 2009. Public Policy,
Dinamika
Kebijakan
Analisis
Kebijakan - Manajemen Kebijakan.
Jakarta: Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.
Purnawansyah, Dini & Lestari, Yuni. 2014.
Implementasi Undang-Undang Nomor
14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan
Informasi Publik di DPRD Kabupaten
Sidoarjo. Jurnal KMP , 2(1), 1 - 102.

ISSN: 2302-2019

Riezlioko. 2012. Implementasi Kebijakan
(Teori
Sebatier
& Mazmanian)
(Online).https://riezlioko.wordpress.co
m/2012/01/27/implementasi-kebijakanteori-sebatier-mazmanian/
Diakses
Tanggal 4 Maret 2016 Pukul 17.00
WITA.
Riyanto, Eko Slamet. 2010. Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Implementasi
Kebijakan
Penyebaran
Informasi
Publik Melalui Forum Tatap Muka di
Badan Informasi Publik Kominfo .
Tesis. Jakarta: UI
Ruslan, Rosady. 2012. Manajemen Public
Relations & Media Komunikasi.
Jakarta: Rajawali Pers.
Santosa, Pandji. (2008). Administrasi Publik
(Teori dan Aplikasi Good governance) .
Bandung: PT. Refika Aditama.
Suaedi, Falih, Wardiyanto, Bintoro. 2010.
Revitalisasi Administrasi Negara
(Reformasi Birokasi dan eGovernance). Yogyakarta: Graha Ilmu.
Wahab, Solichin Abdul. 2012. Analisis
Kebijakan,
dari
Formulasi
ke
Penyusunan
Model-model
Implementasi
Kebijakan
Publik.
Jakarta: Bumi Aksara.
Widodo. 2010. Analisis Kebijakan Publik:
Konsep dan Aplikasi Analisis Proses
Kebijakan Publik. Malang: Bayu
Media.
Witaradya, Kertya. 2010. Implementasi
Kebijakan Publik Model Van Meter
Van Horn. (Online).
https://kertyawitaradya.wordpress.com/
2010/04/13/implementasi-kebijakanpublik-model-van-meter-van-horn-thepolicy-implementation-process/
Diakses Tanggal 5 Maret 2016 Pukul
15.35 WITA.