Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa terhadap Minat Berkunjung Kembali ke Kopi Baba Dr. Mansyur Medan

(1)

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis

2.1.1 Pemasaran dan Pemasaran Jasa

Kata “Pemasaran dan Pemasaran Jasa” sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat. Pemasaran berhubungan dengan mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia. American Marketing Association(dalam Assauri 2007 : 4) menyatakan bahwa “ pemasaran diartikan sebagai hasil prestasi kerja kegiatan usaha yang langsung berkaitan dengan mengalirnya barang atau jasa dari produsen ke konsumen. Pemasaran berhubungan dengan mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan masyarakat”.

Pemasaran menurut Kotler & Keller (2009 : 6) ialah “ suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain”.

Menurut Miller & Layton (dalam Tjiptono, 2005:2) menyatakan bahwa “Pemasaran merupakan sistem total aktivitas bisnis yang dirancang untuk merencanakan menetapkan harga, mempromosikan dan mendistribusikan produk, jasa, dan gagasan yang mampu memuaskan keinginan pasar sasaran dalam rangka mencapai tujuan organnisasional”. Dari beberapa defenisi yang dijelaskan di atas menunjukkan bahwa pemasaran merupakan suatu interaksi yang berusaha untuk menciptakan hubungan pertukaran bertujuan untuk memuaskan atau memenuhi kebutuhan dan keinginan setiap orang.


(2)

11 Menurut Lovelock (2010:16) , jasa adalah suatu aktivitas ekonomi yang ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak yang lain. Menurut Tjiptono (2005:98) jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk di jual. Contohnya bengkel reparasi, salon kecantikan dan kursus, hotel , lembaga pendidikan dan lain lain. Kotler& Amstrong(2008:266) menyatakan bahwa jasa adalah bentuk produk yang terdiri dari aktivitas , manfaat, kepuasan yang ditawarkan untuk dijual dan pada dasarnya tak berwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan akan sesuatu

Dapat disimpulkan bahwa jasa merupakan proses atau aktivitas yang di dalamnya selalu ada aspek interaksi antara pihak konsumen dan pemberi jasa, untuk mendapatkan kepuasan. Contohnya jasa pengobatan, jasa pengangkutan, jasa telekomunikasi, hiburan, dan berbagai macam jasa lainnya. Hubungan antara jasa dengan marketing adalah sangat erat seperti halnya terhadap produk barang. Secara garis besar Tjiptono (2005:18) menjelaskan karakteristik pemasaran jasa terdiri atas:

1. Intangibility (tidak berwujud)

Jasa berbeda dengan barang, karena barang merupakan suatu objek, alat atau benda, maka jasa adalah suatu perbuatan, tindakan, pengalaman, proses, kinerja (performance) atau usaha. Bagi para pelanggan, ketidakpastian dalam pembelian jasa relatif tinggi, karena terbatasnya search qualities, yakni karakteristik fisik yang dapat dievaluasi pembeli sebelum pembelian dilakukan


(3)

12 2. Inseparability (tidak terpisahkan)

Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual lalu dikonsumsi, sedangkan jasa umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama.

3. Variability/Heterogenety (keanekaragaman)

Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan non standarddized output, artinya banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis tergantung kepada siapa, kapan dan dimana jasa tersebut diproduksi. Jasa melibatkan unsur manusia dalam proses produksi dan konsumsinya

4. Perishability (tidak tahan lama)

Perishability berarti jasa tidak tahan lama dan tidak dapat di simpan dan dimasukkan ke dalam gudang atau dijadikan sebagai persediaan. Contohnya: makanan yang telah dimasak pada restoran.

5. Lack Of Ownership

merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang. Pada pembelian barang, konsumen memiliki hak penuh atas penggunaan dan manfaat produk yang dibelinya. Di lain pihak pada pembelian jasa, pelanggan mungkin hanya memiliki akses personal atas suatu jasa untuk jangka waktu yang terbatas (misalnya kamar hotel, bioskop, jasa penerbangan, dan restoran).


(4)

13

2.1.2 Bauran Pemasaran Jasa

Pemasaran mempunyai fungsi yang amat penting dalam mencapai keberhasilan perusahaan. Dalam mencapai keberhasilan pemasaran, setiap perusahaan perlu menyusun strategi pemasaran yang efektif dengan mengkombinasikan elemen-elemen dalam bauran pemasaran jasa. Tjiptono (2005:30) mengungkapkan bahwa bauran pemasaran merupakan seperangkat alat yang dapat digunakan pemasar untuk membentuk karakteristik jasa yang ditawarkan kepada pelanggan.

Alat-alat tersebut dapat digunakan untuk menyusun strategi jangka panjang dan merancang program taktik jangka pendek. Penyusunan komposisi unsur-unsur bauran pemasaran dalam rangka pencapaian tujuan organisasi bisa dianalogikan dengan juru masak yang meramu berbagai bahan masakan menjadi hidangan yang bergizi dan enak disantap. Proses meramu bahan yang dilakukan pemasar dan juru masak memiliki kesamaan, yaitu sama-sama merupakan perpaduan antara ilmu pengetahuan (science) dan seni (art). Dengan demikian, unsur pengalaman, kompetensi, pengetahuan dan kreativitas memainkan peranan penting dalam menunjang kesuksesan pemasar maupun juru masak.

Konsep bauran pemasaran dipopulerkan pertama kali beberapa decade yang lalu oleh Jerome Mc.Carthy yang merumuskan menjadi 4P (Product, price, promotion dan place). Bila ditinjau dari sudut pandang pelanggan, 4P bisa dirumuskan menjadi 4C (Customers’ needs and wants, Cost, Communications dan Convenience). Dalam perkembangannya sejumlah penelitian menunjukkan bahwa penerapan 4P terlampau terbatas/sempit untuk bisnis jasa. Kelemahan yang


(5)

14 terdapat pada 4P, mendorong banyak pakar pemasaran untuk mendefenisikan ulang bauran pemasaran sedemikian rupa sehingga lebih applikatif untuk sektor jasa. Hasilnya 4P tradisional diperluas dan ditambahkan dengan unsur lainnya, yaitu People, process, dan Physical Evidence.

Lovelock (2010:24) mengungkapkan bahwa ketika mengembangkan strategi untuk barang manufaktur, pemasar biasanya mengacu pada empat elemen dasar strategis : produk (product), harga (price), lokasi atau distribusi (place) dan promosi (promotion), keempatnya biasanya di sebut dengan “4P” dari bauran pemasaran (marketing mix). Maka dari itu 4P untuk pemasaran barang tidak cukup untuk mengatasi isu yang timbul dalam pemasaran jasa dan diperluas dengan menambahkan P yang diasosiasikan dengan penghantaran jasa proses (process), lingkungan fisik (physical environment), dan manusia (people).

2.1.3 Produk

Tjiptono (2009:84) mengungkapkan bahwa produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Produk yang ditawarkan tersebut meliputi barang fisik (seperti sepeda motor, tv, komputer, baju, buku teks), jasa (restoran, penginapan, transportasi) jadi, produk bisa berupa manfaat tangible maupun intengible yang dapat memuaskan pelanggan.


(6)

15 Laksana (2008:67) menyebutkan produk adalah segala sesuatu baik yang bersifat fisik maupun non fisik yang dapat ditawarkan kepada konsumen untuk memenuhi keinginan dan kebutuhannya. Termasuk dalam pengertian produk, yaitu:

1. Goods: barang-barang fisik

2. Services: Jasa/pelayanan yang bersifat non fisik, yang menyertai atau tidakmenyertai produk barang fisik

3. Experience: pengalaman kegiatan atau seseorang yang dapat dinikmatioleh orang lain.

4. Event: Kegiatan atau peristiwa yang dibutuhkan oleh orang banyak. 5. Persons: keahlian atau ketenaran seseorang

6. Place: Tempat atau kota yang memiliki keunggulan, keunikan

(sejarah)atau keindahan.

7. Properties: Hak kepemilikan bisa berupa benda nyata (real estate)

ataufinansial (saham dan obligasi).

8. Organization: lembaga atau wadah yang dapat memberikan citra atau

nilaijual dari suatu produk.

9. Information: Informasi yang dapat diproduksi dan dipasarkan

(sekolah,surat kabar).


(7)

16 Adapun tiga Klasifikasi produk dalam Laksana (2009 : 69) yaitu :

1. Berdasarkan Karakteristik / sifat :

a. Barang tahan lama ( durable goods) yaitu barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan banyak sekali pemakaian. Misalnya mobil, kemari es, dan sejenis lainnya. b. Barang tidak tahan lama (non- durable goods) yaitu barang

berwujud yang biasanya dikonsumsikan satu atau beberapa kali. Misalnya sabun, minuman ringan dan sejenis lainnya. c. Jasa (service) yaitu kegiatan, manfaat atau kepuasan yang di

tawarkan untuk di beli. Misalnya salon kecantikan, tukang cukur dan sejenisnya.

2. Berdasrkan wujud :

a. Barang nyata atau berwujud (tangible goods)

b. Barang tidak nyata atau tidak berwujud ( intangible goods) 3. Berdasarkan tujuan atau pemakaian:

a. Barang konsumsi (consumer’s goods) b. Barang industri ( industrial goods)

Lovelock (2010:25) mengungkapkan bahwa produk jasa berada di jantung strategi pemasaran perusahaan. Jika sebuah produk didesain dengan buruk, maka tidak akan menciptakan nilai yang bberarti bagi para pelanggan, meskipun elemen-elemen lain dari 7P dilaksanakan dengan baik. Merencankan bauran pemasaran dimulai dengan menciptakan konsep jasa yang akan memberikan nilai kepada pelanggan yang dituju dan memuaskan kebutuhan mereka lebih baik dari


(8)

17 pada alternative dari pesaing lain. Untuk mentrasformasi konsep ini menjadi realitas membutuhkan desain gagasan (cluster) dari elemen-elemen yang berbeda namun secara bersamaan saling memperkuat. Produk jasa terdiri dari :

1. Produk inti yang menjawab kebutuhan primer para pelanggan

2. Serangkaian elemen tambahan (supplementary service elements) yang secara bersamaan memperkuat nilai tambah produk yang membantu para pelanggan untuk menggunakan produk inti secara lebih efektif.

2.1.4. Harga

Harga akan mempengaruhi beberapa aspek kegiatan suatu usaha, baik yang berkaitan dengan kegiatan penjualan, ataupun aspek keuntungan yang ingin dicapai oleh suatu usaha.Ini berarti, harga menggambarkan nilai uang sebuah barang dan jasa. Harga menurut Kotler dan Amstrong (2008:345) adalah sejumlah uang yang ditukarkan untuk sebuah produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa.

Menurut Laksana (2008:105) harga adalah jumlah uang yang diperlukan sebagai penukar berbagai kombinasi produk dan jasa, dengan demikian maka suatu harga haruslah dihubungkan dengan bermacam-macam barang dan/atau pelayanan, yang akhirnya akan sama dengan sesuatu yaitu produk dan jasa.Menetapkan harga suatu produk tidaklah semudah yang kita bayangkan, ada beberapa proses yang harus dilakukan dalam penetapan harga suatu produk.


(9)

18 Menurut Laksana (2008:114), perusahaan menetapkan suatu harga memiliki tiga maksud yaitu:

1. Berorientasi pada laba :

- Untuk mencapai target laba investasi laba penjualan bersih. - Untuk memaksimalkan laba.

2. Berorientasi pada penjualan : - Untuk meningkatkan penjualan.

- Untuk mempertahankan atau meningkatkan bagian pasar dan penjualan.

3. Berorientasi pada status quo: - Untuk menstabilkan laba . - Untuk menangkal persaingan.

2.1.5 Lokasi.

Lokasi menurut Lupiyoadi (2009:42), berhubungan dengan di mana perusahaan harus bermarkas dan melakukan operasi atau kegiatannya. Dalam hal ini ada tiga jenis interaksi yang mempengaruhi lokasi, yaitu:

1. Konsumen mendatangi pemberi jasa (perusahaan): apabila keadaannya seperti ini maka lokasi menjadi sangat penting. Perusahaan sebaiknya memilih tempat dekat dengan konsumen sehingga mudah dijangkau, dengan kata lain harus strategis.


(10)

19 2. Pemberi jasa mendatangi konsumen: dalam hal ini lokasi tidak terlalu penting, tetapi yang harus diperhatikan adalah penyampaian jasa harus tetap berkualitas.

3. Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung: berarti penyedia jasa dan konsumen berinteraksi melalui sarana tertentu seperti telepon, komputer, atau surat. Dalam hal ini lokasi menjadi sangat tidak penting selama komunikasi antara kedua pihak terlaksana dengan baik.

Lokasi fasilitas jasa acapkali tetap merupakan faktor krusial yang berpengaruh terhadap kesuksesan suatu jasa karena lokasi erat kaitannya dengan pasar potensial penyedia jasa. Secara garis besar, ada dua kemungkinan pertimbangan dalam hal lokasi fasilitas jasa Pertama, pelanggan mendatangi lokasi fasilitas jasa. Kedua, Penyedia jasa mendatangi pelanggan.(Tjiptono, 2005:147). Pemilihan tempat atau lokasi memerlukan pertimbangan cermat terhadap beberapa faktor berikut :

1. Akses, misalnya lokasi yang dilalui atau mudah di jangkau sarana transportasi umum.

2. Visibilitas, yaitu lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan jelas dari jarak pandang normal.

3. Lalu lintas (traffic), yaitu banyaknya orang yang lalu-lalang bisa memberikan peluang yang besar terhadap terjadinya keputusan pembelian yang seringkali terjadi spontan.


(11)

20 4. Tempat parker yang luas, aman, dan nyaman baik untuk

kendaraan bermotor.

5. Ekspansi, yaitu tersedianya tempat yang cukup luas untuk perluasan usaha di kemudian hari.

6. Lingkungan , yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang ditawarkan.

7. Kompetisi , yaitu lokasi pesaing.

2.1.6 Promosi

Menurut Tjiptono (2009:91) Promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran. Komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.

Meskipun secara umum bentuk-bentuk promosi memiliki fungsi yang sama, tetapi bentuk-bentuk tersebut dapat dibedakan berdasarkan tugas-tugas khususnya. Beberapa tugas khusus atau sering di sebut bauran promosi (promotion mix, promotion blend, communication mix) adalah:

1. Personal Selling

Komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba dan membelinya.


(12)

21 2. Mass Selling

Pendekatan yang menggunakan media komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada khalayak ramai dalam satu waktu. Ada dua bentuk utama mass selling, yaitu periklanan dan publisitas.

3. Promosi Penjualan

Bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan/atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan

4. Public Relation

Upaya komunikasi menyeluruh dari suatu perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini keyakinan, dan sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan tersebut.

5. Direct Marketing

Sistem pemasaran yang bersifat interaktif, yang memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon yang terukur dan atau transaksi di sembarang lokasi.

2.1.7. Orang

Menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2009:75), dalam hubungannya dengan pemasaran jasa, maka ‘orang’ yang berfungsi sebagai penyedia jasa sangat memengaruhi kualitas jasa yang diberikan. Keputusan dalam ‘orang’ ini berarti berhubungan dengan seleksi, pelatihan, motivasi dan manajemen sumber daya manusia.Untuk mencapai kualitas terbaik maka pegawai harus dilatih


(13)

22 untukmenyadari pentingnya pekerjaan mereka, yaitu memberikan konsumen kepuasan dalam memenuhi kebutuhannya.

Pentingnya ‘orang’ dalam pemasaran jasaberkaitan erat dengan pemasaran internal. Pemasaran internal adalah interaksi atauhubungan antara setiap karyawan dan departemen dalam suatu perusahaan yangdalam hal ini dapat diposisikan sebagai konsumen internal dan pemasok internal.Tujuan dari adanya hubungan tersebut adalah untuk mendorong ‘orang’ dalamkinerja memberikan kepuasan kepada konsumen.

Terdapat empat kriteria peranan atau pengaruh dari aspek ‘orang’ yang memengaruhi konsumen yaitu:

a. Contactors, ‘orang’ di sini berinteraksi langsung dengan konsumen dalam frekuensi yang cukup sering dan sangat memengaruhi keputusan

konsumen untuk membeli.

b. Modifiers, ‘orang’ di sini tidak secara langsung memengaruhi konsumen tetapi cukup sering berhubungan dengan konsumen, contoh: resepsionis.

c. Influencers, ‘orang’ di sini memengaruhi konsumen dalam keputusan

untuk membeli tetapi tidak secara langsung kontak dengan konsumen.

d. Isolateds, ‘orang’ di sini tidak secara langsung ikut serta dalam

bauranpemasaran dan jugatidak sering bertemu dengan konsumen. Contoh:karyawan bagian administrasi penjualan, SDM dan pemrosesan data.


(14)

23

2.1.8. Bentuk Fisik

Menurut Tjiptono (2005:32), karakteristik intangible pada jasa menyebabkan pelanggan potensial tidak bisa menilai suatu jasa sebelum mengonsumsinya. Ini menyebabkan risiko yang dipersepsikan konsumen dalam keputusan pembelian semakin besar. Oleh sebab itu, salah satu unsur penting dalam bauran pemasaran adalah upaya mengurang tingkat risiko tersebut dengan jalan menawarkan bentuk fisik dari karakteristik jasa. Bentuk fisik berarti konsumen akan melihat keadaan nyata yang menghasilkan jasa tersebut. Misalnya orang berkunjung ke café akan memperhatikan bangunan, interior, peralatan, perabotan dan bahkann sampai ke pakaian seragam pelayan. Untuk lebih rinci lagi, contoh -contoh bentuk fisikuntuk fasilitas eksternal misalnya: konsumen akan memperhatikan desain eksterior, tempat parkir, taman-taman, suasana lingkungan dan sebagainya.

2.1.9. Proses

Menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2009:76), proses merupakan gabungan semua aktivitas, umumnya terdiri atas prosedur, jadwal pekerjaan, mekanisme,aktivitas dan hal-hal rutin, di mana jasa dihasilkan dan disampaikan kepadakonsumen. Proses dapat dibedakan dalam dua cara, yaitu:

1. Kompleksitas (complexity), berhubungan dengan langkah-langkah dan tahapan proses.


(15)

24 2. Keragaman (divergence), berhubungan dengan adanya perubahan dalam

langkah-langkah atau tahapan proses.

Sehubungan dengan dua cara tersebut, terdapat empat alternatif mengubah proses yang dapat dipilih oleh pemasar yaitu:

1. Mengurangi keragaman(Reduced Divergence), dalam hal ini berarti terjadi pengurangan biaya,peningkatan produktivitas dan kemudahan distribusi.

2. Menambah keragaman(Increased Divergence), berarti memperbanyak kustomisasi danfleksibilitas dalam produksi yang dapat menimbulkan naiknya harga.

3. Megurangi kompleksitas(Reduced Complexity), berarti cenderung lebih terspesialisasi.

4. Menambah kompleksitas(Increased Complexity), berarti lebih cenderung ke penetrasi pasardengan cara menambah jasa yang diberikan.

2.1.10.Minat Berkunjung Kembali:

Menurut Jahja (2011:63), minat ialah suatu dorongan yang mengakibatkan terikatnya perhatian individu pada objek tertentu seperti pekerjaan, pelajaran, benda dan orang. Minat berhubungan dengan aspek kognitif, afektif dan motorik dan merupakan sumber motivasi untuk melakukan apa yang diinginkan. Minat berhubungan dengan sesuatu yang menguntungkan dan dapat menimbulkan kepuasan bagi dirinya.


(16)

25 Kesenangan merupakan minat yang sifatnya sementara. Adapun minat bersifat tetap (persistent) dan ada unsur memenuhi kebutuhan dan memberikan kepuasan. Semakin sering minat diekspresikan dalam kegiatan akan semakin kuat minat tersebut , sebaliknya minat akan menjadi pupus kalau tidak ada kesempatan untuk mengekspresikannya. Minat memiliki sifat dan karakter khusus, sebagai berikut :

1. Minat bersifat pribadi (individual), ada perbedaan antara minat seseorang dan orang lain.

2. Minat menimbulkan efek diskriminatif.

3. Erat hubungannya dengan motivasi, memengaruhi dan dipengaruhimotivasi.

4. Minat merupakan sesuatu yang dipelajari, bukan bawaan dari lahir dandapat berubah tergantung pada kebutuhan, pengalaman dan mode. Minat konsumen untuk berkunjung ke suatu tempat tentunya didasari alasan tertentu, dimana kunjungan tersebut dapat memberikan nilai manfaat yang akan berdampak pada kepuasan konsumen tersebut.


(17)

26

2.2. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Nama

Peneliti Judul

Variabel Penelitian

Hasil Penelitian

X Y

Yuda Melisa (2012) Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel terhadap Keputusan pembelian Ulang Konsumen Mega Prima Swalayan Payakumbuh Persediaan barang Harga Lokasi Bauran komunikasi Desain dan tampilan toko Keputusan Pembelian Ulang variabel persediaan

barang, harga,lokasi, bauran komunikasi, desain dan tampilan toko berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian ulang konsumen Mega Prima Swalayan Payakumbuh. Adriana Aprilia (2013) Pengaruh bauran pemasaran (produk, harga, tempat dan proses) terhadap minat beli ulang konsumen pada Warung Bu Darmi Siwalankerto Surabaya Produk Harga Tempat Proses Minat beli ulang

Secara keseluruhan bauran pemasaran produk, harga,tempat, dan proses berpengaruh secara signifikan terhadap minat pembelian ulang. Variabel yang paling berpengaruh terhadap minat pembelian ulang adalah produk. Setiawan Abdi (2013) Hubungan Bauran Pemasaran dengan Minat Kembali Pasien Rawat Inap RSUD Tenriawaru Bone Bauran Pemasaran Minat Kembali Pasien

Ada hubungan antara strategi product, price, promotion, people, dan physical evidence dengan minat kembali pasien rawat inap, dan tidak ada

hubungan pada place, dan process dengan minat kembali pasien rawat inap di RSUD Tenriawaru Kabupaten Bone Melissa Silvia Damanik (2013) Pengaruh Harga, Lokasi, dan Gaya Hidup Mahasiswa Fakultas Ekonomi USU Terhadap Minat Pembelian Ulang pada SOGO DEPARTMENT STORE SUN PLAZAN MEDAN Harga Lokasi Gaya hidup Minat pembelian ulang

Secara simultan variabel harga, dan lokasi berpengaruh positif dan tidak signifikan sedangkan gaya hidup memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap minat pembelian ulang. Promosi berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap minat pembelian ulang.


(18)

27

(Lanjutan)

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Nama

Peneliti Judul

Variabel Penelitian

Hasil Penelitian

X Y

Bode Lumanauw (2014) Bauran Pemasaran Pengaruhnya terhadap Minat Membeli Kembali Voucher Isi Ulang Telkomsel Produk Promosi Harga Tempat Minat membeli kembali

Hasil analisis diperoleh bahwa produk, promosi, harga dan tempat berpengaruh positif baik secara simultan maupunparsial terhadap keputusan pembelian ulang

Ich Diana Sarah Dhiba (2014) Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Minat Pengunjung pada Obyek Wisata Museum Kesehatan Dr. Adhyatma, MPH Surabaya Produk Harga Tempat Orang Proses Bentuk fisik Layanan Pelanggan Minat Pengunjung

Secara keseluruhan variabel Produk,Harga,Tempat,Orang, Proses, Bentuk fisik dan Layanan Pelanggan

berpengaruh positif terhadap minat pengunjung Oki Irawan Rambe (2014) Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Minat Berkunjung Kembali Ke Wonder Water World Waterpark CBD Polonia Medan

Bauran Pemasaran Jasa Minat berkunjung kembali

Hasil uji secara simultan menunjukkan bahwa variabel produk, promosi, harga dan proses berpengaruh secara positif terhadap minat berkunjung kembali

sedangkan Lokasi, orang dan bentuk fisik berpengaruh negative


(19)

28

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.Sugiyono (2012 : 88).

Produk, menurut Tjiptono (2009:84) merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Harga menurut Laksana (2008:105) harga adalah jumlah uang yang diperlukan sebagai penukar berbagai kombinasi produk dan jasa, dengan demikian maka suatu harga haruslah dihubungkan dengan bermacam-macam barang dan/atau pelayanan, yang akhirnya akan sama dengan sesuatu yaitu produk dan jasa.Lokasi menurut Lupiyoadi (2009:42), berhubungan dengan di mana perusahaan harus bermarkas dan melakukan operasi atau kegiatannya.

Promosi menurut Tjiptono (2009:91) adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran, yang merupakan aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2009:75), dalam hubungannya dengan pemasaran jasa, maka ‘orang’ yang berfungsi sebagai penyedia jasa sangat memengaruhi kualitas jasa yang diberikan. Bentuk fisik menurut Tjiptono (2005:32)berarti bahwa konsumen akan melihat keadaan nyata yang menghasilkan jasa tersebut. Misalnya orang berkunjung ke


(20)

29 café akan memperhatikan bangunan, interior, peralatan, perabotan dan bahkansampai ke pakaian seragam pelayan. Minat menurut Jahja (2011:63) ialah suatu dorongan yang mengakibatkan terikatnya perhatian individu pada objek tertentu seperti pekerjaan, pelajaran, benda dan orang. Minat berhubungan dengan aspek kognitif, afektif dan motorik dan merupakan sumber motivasi untuk melakukan apa yang diinginkan.

Berdasarkan ketujuh elemen yang terdiri dari produk, harga, lokasi, promosi, orang , bentuk fisik dan proses memiliki pengaruh terhadap minat konsumen untuk berkunjung kembali, hal ini sangat berkaitan karena produk merupakan suatu barang atau jasa yang dapat ditawarkan kepada konsumen dan dapat menarik minat konsumen untuk melakukan pembelian terhadap produk tersebut. Selain itu harga, lokasi serta promosi juga mempunyai keterkaitannya terhadap minat konsumen untuk berkunjung kembali, karena harga, lokasi dan promosi merupakan titik pertemuan produk yang ditawarkan, selain itu lokasi merupakan tempat yang digunakan untuk memperkenalkan produk yang akan dipasarkan, dengan lokasi yang mendukung tempat terjadinya penjualan maka pelanggan dapat melihat langsung produk atau jasa yang ditawarkan oleh produsen, dengan melihat produk atau jasa tersebut senantiasa dapat menimbulkan keputusan pembelian, jika dibarengi dengan promosi yang menarik perhatian konsumen akan produk atau jasa yang ditawarkan maka akan semakin menarik minat konsumen untuk berkunjung kembali ke tempat tersebut. Kemudian orang dan bentuk fisik serta proses memiliki keterkaitan terhadap minat berkunjung kembali, hal ini terlihat ketika orang yang berfungsi sebagai penyedia jasa mampu


(21)

30 mempengaruhi konsumen untuk datang dan membeli produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Ketika orang sudah berhasil memempengaruhi konsumen untuk datang dan membeli produk maka konsumen akan memperhatikan bentuk fisik dari perusahaan tersebut. Bentuk fisik berarti konseumen akan memperhatikan desain interior, perlengkapan, serta penataan ruang yang ada di perusahaan tersebut, jika diberengi dengan proses yang merupakan gabungan semua aktivitas seperti prosedur dimana produk atau jasa dihasilkan dapat disampaikan kepada konsumen dengan baik maka hal ini semakin mempengaruhi minat konsumen untuk berkunjung kembali.

Berdasarkan uraian diatas, ada 7 (tujuh) variabel yang dianggap peneliti mempengaruhi minat berkunjung kembali maka dapat digambarkan sebagai berikut :

Sumber : Tjiptono (2009), Laksana (2008), Lupiyoadi (2009), dan Jahja (2011)

Gambar 2.1 Kerangka Konsep

Produk (X1)

Lokasi (X3)

Promosi (X4)

Orang (X5)

Bentuk Fisik (X6) Harga (X2)

Proses (X7)

Minat Berkunjung Kembali (Y)


(22)

31

2.4 Hipotesis

Berdasarkan kerangka konseptual yang diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Produk berpengaruh terhadap minat berkunjung kembali ke Kopi Baba Dr. Mansyur Medan.

2. Harga berpengaruh terhadap minat berkunjung kembali ke Kopi Baba Dr. Mansyur Medan.

3. Lokasi berpengaruhterhadap minat berkunjung kembali ke Kopi Baba Dr. Mansyur Medan.

4. Promosi berpengaruhterhadap minat berkunjung kembali ke Kopi Baba Dr. Mansyur Medan.

5. Orang berpengaruh terhadap minat berkunjung kembali ke Kopi Baba Dr. Mansyur Medan.

6. Bentuk fisik berpengaruh terhadap minat berkunjung kembali ke Kopi Baba Dr. Mansyur Medan.

7. Proses berpengaruhterhadap minat berkunjung kembali ke Kopi Baba Dr. Mansyur Medan.

8. Bauran pemasaran jasa yang terdiri dari Produk, harga, lokasi, promosi, orang, bentuk fisik dan proses secara simultan berpengaruhterhadap minat bekunjung kembali ke Kopi Baba Dr. Mansyur Medan.


(1)

26 2.2. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Nama

Peneliti Judul

Variabel Penelitian

Hasil Penelitian

X Y

Yuda Melisa (2012) Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel terhadap Keputusan pembelian Ulang Konsumen Mega Prima Swalayan Payakumbuh Persediaan barang Harga Lokasi Bauran komunikasi Desain dan tampilan toko Keputusan Pembelian Ulang variabel persediaan

barang, harga,lokasi, bauran komunikasi, desain dan tampilan toko berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian ulang konsumen Mega Prima Swalayan Payakumbuh. Adriana Aprilia (2013) Pengaruh bauran pemasaran (produk, harga, tempat dan proses) terhadap minat beli ulang konsumen pada Warung Bu Darmi Siwalankerto Surabaya Produk Harga Tempat Proses Minat beli ulang

Secara keseluruhan bauran pemasaran produk, harga,tempat, dan proses berpengaruh secara signifikan terhadap minat pembelian ulang. Variabel yang paling berpengaruh terhadap minat pembelian ulang adalah produk. Setiawan Abdi (2013) Hubungan Bauran Pemasaran dengan Minat Kembali Pasien Rawat Inap RSUD Tenriawaru Bone Bauran Pemasaran Minat Kembali Pasien

Ada hubungan antara strategi product, price,

promotion, people, dan physical evidence dengan

minat kembali pasien rawat inap, dan tidak ada

hubungan pada place, dan

process dengan minat

kembali pasien rawat inap di RSUD Tenriawaru Kabupaten Bone Melissa Silvia Damanik (2013) Pengaruh Harga, Lokasi, dan Gaya Hidup Mahasiswa Fakultas Ekonomi USU Terhadap Minat Pembelian Ulang pada SOGO

DEPARTMENT STORE SUN PLAZAN MEDAN Harga Lokasi Gaya hidup Minat pembelian ulang

Secara simultan variabel harga, dan lokasi berpengaruh positif dan tidak signifikan sedangkan gaya hidup memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap minat pembelian ulang. Promosi berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap minat pembelian ulang.


(2)

27 (Lanjutan)

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Nama

Peneliti Judul

Variabel Penelitian

Hasil Penelitian

X Y

Bode Lumanauw (2014) Bauran Pemasaran Pengaruhnya terhadap Minat Membeli Kembali Voucher Isi Ulang Telkomsel Produk Promosi Harga Tempat Minat membeli kembali

Hasil analisis diperoleh bahwa produk, promosi, harga dan tempat berpengaruh positif baik secara simultan maupunparsial terhadap keputusan pembelian ulang

Ich Diana Sarah Dhiba (2014) Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Minat Pengunjung pada Obyek Wisata Museum Kesehatan Dr. Adhyatma, MPH Surabaya Produk Harga Tempat Orang Proses Bentuk fisik Layanan Pelanggan Minat Pengunjung

Secara keseluruhan variabel Produk,Harga,Tempat,Orang, Proses, Bentuk fisik dan Layanan Pelanggan

berpengaruh positif terhadap minat pengunjung Oki Irawan Rambe (2014) Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Minat Berkunjung Kembali Ke Wonder Water World Waterpark CBD Polonia Medan

Bauran Pemasaran Jasa Minat berkunjung kembali

Hasil uji secara simultan menunjukkan bahwa variabel produk, promosi, harga dan proses berpengaruh secara positif terhadap minat berkunjung kembali

sedangkan Lokasi, orang dan bentuk fisik berpengaruh negative


(3)

28 2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.Sugiyono (2012 : 88).

Produk, menurut Tjiptono (2009:84) merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Harga menurut Laksana (2008:105) harga adalah jumlah uang yang diperlukan sebagai penukar berbagai kombinasi produk dan jasa, dengan demikian maka suatu harga haruslah dihubungkan dengan bermacam-macam barang dan/atau pelayanan, yang akhirnya akan sama dengan sesuatu yaitu produk dan jasa.Lokasi menurut Lupiyoadi (2009:42), berhubungan dengan di mana perusahaan harus bermarkas dan melakukan operasi atau kegiatannya.

Promosi menurut Tjiptono (2009:91) adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran, yang merupakan aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2009:75), dalam hubungannya dengan pemasaran jasa, maka ‘orang’ yang berfungsi sebagai penyedia jasa sangat memengaruhi kualitas jasa yang diberikan. Bentuk fisik menurut Tjiptono (2005:32)berarti bahwa konsumen akan melihat keadaan nyata yang menghasilkan jasa tersebut. Misalnya orang berkunjung ke


(4)

29

café akan memperhatikan bangunan, interior, peralatan, perabotan dan bahkansampai ke pakaian seragam pelayan. Minat menurut Jahja (2011:63) ialah suatu dorongan yang mengakibatkan terikatnya perhatian individu pada objek tertentu seperti pekerjaan, pelajaran, benda dan orang. Minat berhubungan dengan aspek kognitif, afektif dan motorik dan merupakan sumber motivasi untuk melakukan apa yang diinginkan.

Berdasarkan ketujuh elemen yang terdiri dari produk, harga, lokasi, promosi, orang , bentuk fisik dan proses memiliki pengaruh terhadap minat konsumen untuk berkunjung kembali, hal ini sangat berkaitan karena produk merupakan suatu barang atau jasa yang dapat ditawarkan kepada konsumen dan dapat menarik minat konsumen untuk melakukan pembelian terhadap produk tersebut. Selain itu harga, lokasi serta promosi juga mempunyai keterkaitannya terhadap minat konsumen untuk berkunjung kembali, karena harga, lokasi dan promosi merupakan titik pertemuan produk yang ditawarkan, selain itu lokasi merupakan tempat yang digunakan untuk memperkenalkan produk yang akan dipasarkan, dengan lokasi yang mendukung tempat terjadinya penjualan maka pelanggan dapat melihat langsung produk atau jasa yang ditawarkan oleh produsen, dengan melihat produk atau jasa tersebut senantiasa dapat menimbulkan keputusan pembelian, jika dibarengi dengan promosi yang menarik perhatian konsumen akan produk atau jasa yang ditawarkan maka akan semakin menarik minat konsumen untuk berkunjung kembali ke tempat tersebut. Kemudian orang dan bentuk fisik serta proses memiliki keterkaitan terhadap minat berkunjung kembali, hal ini terlihat ketika orang yang berfungsi sebagai penyedia jasa mampu


(5)

30

mempengaruhi konsumen untuk datang dan membeli produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Ketika orang sudah berhasil memempengaruhi konsumen untuk datang dan membeli produk maka konsumen akan memperhatikan bentuk fisik dari perusahaan tersebut. Bentuk fisik berarti konseumen akan memperhatikan desain interior, perlengkapan, serta penataan ruang yang ada di perusahaan tersebut, jika diberengi dengan proses yang merupakan gabungan semua aktivitas seperti prosedur dimana produk atau jasa dihasilkan dapat disampaikan kepada konsumen dengan baik maka hal ini semakin mempengaruhi minat konsumen untuk berkunjung kembali.

Berdasarkan uraian diatas, ada 7 (tujuh) variabel yang dianggap peneliti mempengaruhi minat berkunjung kembali maka dapat digambarkan sebagai berikut :

Sumber : Tjiptono (2009), Laksana (2008), Lupiyoadi (2009), dan Jahja (2011) Gambar 2.1

Kerangka Konsep

Produk (X1)

Lokasi (X3)

Promosi (X4)

Orang (X5)

Bentuk Fisik (X6)

Harga (X2)

Proses (X7)

Minat Berkunjung Kembali (Y)


(6)

31 2.4 Hipotesis

Berdasarkan kerangka konseptual yang diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Produk berpengaruh terhadap minat berkunjung kembali ke Kopi Baba Dr. Mansyur Medan.

2. Harga berpengaruh terhadap minat berkunjung kembali ke Kopi Baba Dr. Mansyur Medan.

3. Lokasi berpengaruhterhadap minat berkunjung kembali ke Kopi Baba Dr. Mansyur Medan.

4. Promosi berpengaruhterhadap minat berkunjung kembali ke Kopi Baba Dr. Mansyur Medan.

5. Orang berpengaruh terhadap minat berkunjung kembali ke Kopi Baba Dr. Mansyur Medan.

6. Bentuk fisik berpengaruh terhadap minat berkunjung kembali ke Kopi Baba Dr. Mansyur Medan.

7. Proses berpengaruhterhadap minat berkunjung kembali ke Kopi Baba Dr. Mansyur Medan.

8. Bauran pemasaran jasa yang terdiri dari Produk, harga, lokasi, promosi, orang, bentuk fisik dan proses secara simultan berpengaruhterhadap minat bekunjung kembali ke Kopi Baba Dr. Mansyur Medan.