Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Minat Berkunjung Kembali ke Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan

(1)

SKRIPSI

PENGARUH BAURAN PEMASARAN JASA TERHADAP MINAT BERKUNJUNG KEMBALI KE WONDERS WATER WORLD

WATERPARK CBD POLONIA MEDAN OLEH

OKI IRAWAN RAMBE 100502002

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAK

PENGARUH BAURAN PEMASARAN JASA TERHADAP MINAT BERKUNJUNG KEMBALI KE WONDERS WATER WORLD

WATERPARK CBD POLONIA MEDAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh bauran pemasaran jasa terhadap minat berkunjung kembali ke Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan.

Penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Populasi dalam penelitian ini adalah Pengunjung dari Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan, dengan jumlah sampel sebanyak 99 responden yang diambil dengan menggunakan teknik Purposive Sampling. Pengumpulan data primer menggunakan kuisioner dan pengunpulan data sekunder menggunakan studi pustaka. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik dengan nilai signifikansi α= 5% (0,05).

Secara simultan, variabel produk, promosi, harga dan proses berpengaruh secara positif tetapi tidak signifikan terhadap minat berkunjung kembali. Lokasi, orang dan bukti fisik berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap minat berkunjung kembali dan dilihat dari hasil output pengolahan data nilai Nagelerke R Square adalah sebesar 0.383 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen yaitu produk, promosi, harga, lokasi, orang, bukti fisik dan proses adalah sebesar 38,3 %, sisanya sebesar 61,7% dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar model.


(3)

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh...

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha esa sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dan penulisan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Minat Berkunjung Kembali ke Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan”, guna memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua penulis Nasuha Rambe dan Ibu tersayang Helmiyati Tambak beserta keluarga yang telah membesarkan penulis dengan penuh kasih sayang serta dukungan moril dan materil sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsinya dengan sebaik-baiknya. Orang tua penulis menupakan sosok yang sabar, bijaksana dan menjadi penambah motivasi penulis dalam mengerjakan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini telah banyak mendapat dukungan dan bantuan baik secara moril maupun materil. Untuk itu, melalui kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang setulusnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum,S.E, M.Ec, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, S.E, M.E, selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(4)

3. Ibu Dra. Marhayanie, M.si, selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, S.E, M.si, selaku Ketua Prodi S-1 Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan juga selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan, bimbingan, motivasi dan saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Dr. Beby Karina F S , SE, MM selaku dosen pembaca penilai saya yang telah memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.

6. Kepada Bapak dan Ibu dosen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan menberikan ilmunya kepada peneliti selama mengikuti perkuliahan serta seluruh staf dan pegawai yang telah banyak membantu selama proses penulisan skripsi ini. 7. Kepada Ibuk Penulis Siti Aproh Tambak, terimakasih atas segala

dukungan yang telah diberikan kepada penulis selama ini. Karena selama kuliah di Universitas Sumatera Utara penulis tinggal bersama Ibuk Siti Aproh Tambak (Adik kandung dari Ibu saya).

8. Kepada Bapak Laurence selaku Manajemen Operasional dari Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di Waterpark tersebut. Terima kasih juga saya ucapkan kepada seluruh staf dan karyawan dari Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan yang turut membantu


(5)

9. Terima kasih buat teman seperjuangan yang penulis cintai, teman-teman stambuk 2010 khususnya buat anak PMP.

10. Buat senior penulis Puja Areyouda Pandiangan, SE, Cempaka Kezia Siburian, SE yang telah memberikan masukan kepada penulis dalam menyusun skripsi.

11. Sahabat terbaik saya Eki Prayudi saya ucapkan terimakasih karena turut membantu saya dalam penyusunan skripsi. Sahabat saya Afrinal Ladfian, Haviez Abdillah, Taufik Hidayat, Achmad Afriadi Trisatya, Saras Melati Putri, Debbyanzah Fahmi Harahap dan seluruh teman-teman yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.

12. Dan tidak lupa ucapan rasa sayang kepada Lulu Mudiah Pulungan yang selalu ada disaat penulis membutuhkan dukungan, yang selalu memberikan nasihat serta kasih sayang kepada penulis.

Medan, Februari 2014 Peneliti


(6)

DAFTAR ISI

HALAMANBAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 7

1.3. Tujuan Penelitian ... 7

1.4. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS ... 9

2.1. URAIAN TEORITIS ... 9

2.1.1. Pemasaran dan Pemasaran Jasa ... 9

2.1.2. Bauran Pemasaran Jasa ... 12

2.1.3. Produk ... 13

2.1.4. Promosi ... 19

2.1.5. Harga ... 23

2.1.6. Lokasi ... 24

2.1.7. Orang ... 25

2.1.8. Bukti Fisik ... 26

2.1.9. Proses ... 27

2.1.10. Minat berkunjung kembali ... 28

2.2. Penelitian Terdahulu ... 33

2.3. Kerangka Konseptual ... 34

2.4. Hipotesis ... 38

BAB III METODE PENELITIAN ... 40

3.1. Jenis Penelitian ... ... 403.

2. ... Te mpat dan Waktu Penelitian ... 40

3.3. Batasan Operasional ... 40

3.4. Defenisi Operasional ... 41

3.5. Skala Pengukuran Variabel ... 47

3.6. Populasi dan Sampel ... 48

3.6.1. Populasi ... 48

3.6.2. Sampel ... 48

3.7. Jenis Data Penelitian. ... 49

3.8. Metode Pengumpulan Data ... 50

3.9. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 51

3.9.1 Uji Validitas... ... 51


(7)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 59

4.1 Gambaran Umum Waterpark ... 59

4.1.1 Sejarah Singkat Wonders Water World Waterpark CBD Polonia ... 59

4.1.2 Fasilitas ... 62

4.1.3 Strategi Bauran Pemasaran Jasa ... 63

4.1.4 Struktur Organisasi ... 66

4.1.6 Tugas dan Wewenang ... 67

4.2 Hasil dan Pembahasan ... 68

4.2.1 Analisis Deskriptif ... 68

4.2.1.1 Analisis Deskriptif Responden ... 68

4.2.1.2 Analisis Deskriptif Variabel ... 71

4.2.2 Analisis Regresi Logistik ... 84

4.2.2.1 Menguji Model Fit (Overall Model Fit Test) .. 84

4.2.2.2 Menguji Kelayakan Model Regresi ... 87

4.2.2.3 Hasil Pengujian Hipotesis ... 89

4.2.2.4 Matriks klasifikasi ... 91

4.2.2.5 Menguji Koefisien Regresi ... 92

4.2.3 Pembahasan ... 97

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 107

5.1 Kesimpulan ... 107

5.2 Saran ... 108

DAFTARPUSTAKA ... 109


(8)

DAFTAR TABEL

NO JUDUL HALAMAN

Tabel 1.1 Jumlah pengunjung Wonders Water World ... 6

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 45

Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert untuk Variabel X ... 47

Tabel 3.3 Instrumen Regresi Logistik untuk Variabel Y ... 47

Tabel 3.4 Uji Validitas Variabel Produk (X1) ... 48

Tabel 3.5 Uji Validitas Variabel Promosi (X2) ... 49

Tabel 3.6 Uji Validitas Variabel Harga (X3) ... 50

Tabel 3.7 Uji Validitas Variabel Lokasi (X4) ... 52

Tabel 3.8 Uji Validitas Variabel Orang (X5) ... 53

Tabel 3.9 Uji Validitas Bukti Fisik (X6) ... 54

Tabel 3.10 Uji Validitas Proses (X7) ... 55

Tabel 3.11 Uji Reliabilitas ... 56

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 68

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 69

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Profesi/Pekerjaan ... 69

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Status ... 70

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Berkunjung Dalam 3 Bulan ... 70

Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden terhadap variabel Produk ... 71

Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden terhadap variabel Promosi ... 74

Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden terhadap variabel Harga ... 75

Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Responden terhadap variabel Lokasi ... 77

Tabel 4.10 Distribusi Jawaban Responden terhadap variabel Orang ... 79

Tabel 4.11 Distribusi Jawaban Responden terhadap variabel Bukti Fisik .. 81

Tabel 4.12 Distribusi Jawaban Responden terhadap variabel Proses ... 83

Tabel 4.13 Distribusi Jawaban Responden terhadap variabel Minat Berkunjung kembali ... 84

Tabel 4.14 Nilai -2 Log Likelihood (-2 LL awal) Block 0: Beginning Block ... 85

Tabel 4.15 Nilai -2 Log Likelihood (-2 LL akhir) Block 1: Method = Enter ... 86

Tabel 4.16 Hosmer and Lemeshow Test ... 87

Tabel 4.17 Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test ... 88

Tabel 4.18 Case Processing Summary ... 89

Tabel 4.19 Model Summary ... 90


(9)

DAFTAR GAMBAR

NO JUDUL HALAMAN

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 38

Gambar 4.1 Lazy River ... 61

Gambar 4.2 Wave Pool ... 61

Gambar 4.3 Mach 5 ... 62

Gambar 4.4 Struktur Organisasi Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan ... 66


(10)

ABSTRAK

PENGARUH BAURAN PEMASARAN JASA TERHADAP MINAT BERKUNJUNG KEMBALI KE WONDERS WATER WORLD

WATERPARK CBD POLONIA MEDAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh bauran pemasaran jasa terhadap minat berkunjung kembali ke Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan.

Penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Populasi dalam penelitian ini adalah Pengunjung dari Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan, dengan jumlah sampel sebanyak 99 responden yang diambil dengan menggunakan teknik Purposive Sampling. Pengumpulan data primer menggunakan kuisioner dan pengunpulan data sekunder menggunakan studi pustaka. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik dengan nilai signifikansi α= 5% (0,05).

Secara simultan, variabel produk, promosi, harga dan proses berpengaruh secara positif tetapi tidak signifikan terhadap minat berkunjung kembali. Lokasi, orang dan bukti fisik berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap minat berkunjung kembali dan dilihat dari hasil output pengolahan data nilai Nagelerke R Square adalah sebesar 0.383 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen yaitu produk, promosi, harga, lokasi, orang, bukti fisik dan proses adalah sebesar 38,3 %, sisanya sebesar 61,7% dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar model.


(11)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Kota Medan merupakan ibukota dari Provinsi Sumatera Utara dan kota ini merupakan salah satu kota Metropolitan di Indonesia. Berbagai suku, agama, ras, budaya, gaya hidup dan bahasa dari seluruh penjuru Nusantara semua menjadi satu di Medan. Kota Medan memiliki objek wisata yang bernilai lebih di mata wisatawan lokal maupun mancanegara. Kita bisa melihat bangunan yang bernilai sejarah seperti Istana Maimun, Mesjid Raya, Gedung Arca dan sebagainya. Di wisata kuliner kita bisa lihat Bika Ambon dan Bolu Meranti. Masih banyak lagi tempat wisata yang ada di kota Medan. Namun objek dalam penelitian saya ini adalah pariwisata “ Waterpark ”.

Industri sektor pariwisata saat ini telah berkembang pesat serta membawa dampak positif khususnya bagi perekonomian daerah yaitu memberikan kontribusi yang cukup besar di bidang perpajakan. Tentunya hal ini membutuhkan pengoptimalan dalam penyedian jasa untuk lebih menunjang potensi objek wisata yang akan dikunjungi.

Ketentuan Umum UU no.10/2009 BAB I ditetapkan berbagai ketentuan yang terkait dengan kepariwisataan, di antaranya sebagai berikut: Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu tertentu. Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata. Pariwisata adalah


(12)

berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah dan pengusaha. Definisi yang ditentukan dalam UU no.10/2009 tersebut merupakan salah satu definisi di antara sekian banyak definisi yang kita kenal selama ini. Definisi ini dimaksudkan sebagai acuan dalam upaya pengembangan kepariwisataan Indonesia

Salah satu objek wisata yang paling diminati keluarga saat berlibur adalah Waterpark. Waterpark yang berarti taman air, taman biasanya kita dapat di darat dengan penuh bunga-bunga yang indah, namun kini ditambahkan lagi inovasinya, dengan air sebagai objek utamanya. Waterpark menawarkan beragam permainan yang dibuat berdasarkan tingkat usia mulai dari balita, anak-anak sampai dengan remaja/orang dewasa. Tema dalam ragam permainan ini berbeda-beda Menikmati petualangan air di water boom tidak hanya seru dan tegang tetapi juga sangat mengasyikkan. Semua ketegangan ini akan berakhir dengan perasaan yang menyenangkan.

Keberhasilan maupun kegagalan suatu perusahaan dalam mendatangkan pengunjung sangat dipengaruhi oleh perusahaan yang kreatif dan inovatif dalam mengelola bisnisnya.Bauran pemasaran jasa merupakan sarana untuk menjadikan


(13)

jasa yang efektif akan menciptakan kegiatan operasional perusahaan berjalan dengan efektif pula. Bauran pemasaran merupakan seperangkat alat yang dapat digunakan pemasar untuk membentuk karakteristik jasa yang ditawarkan kepada pelanggan. Alat-alat tersebut dapat digunakan untuk menyusun strategi jangka panjang dan merancam program taktik jangka pendek (Tjiptono, 2005:30).

Produk berarti kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan waterpark kepada pasar sasaran. Apa keunikan produk yang kita tawarkan, siapa pasar sasaran utama jasa kita, kemudian apakah produk tersebut akan mampu bertahan dan untuk berapa lama produk tersebut dapat bertahan (kotler dan amstrong 2008:62). Menurut Yoeti (2005:126), “produk pariwisata adalah sejumlah fasilitas dan pelayanan yang disediakan dan diperuntukkan bagi wisatawan yang terdiri dari tiga komponen, masing-masing yaitu: sumber daya yang terdapat pada suatu DTW, fasilitas yang terdapat di suatu DTW, dan transportasi yang membawa wisatawan dari tempat asalnya ke suatu DTW tertentu.

Yoeti (2005 :169), “promosi adalah variabel kunci dalam rencana strategi pemasaran dan dapat dipandang sebagai suatu unsur untuk menciptakan kesempatan-kesempatan menguasai pasar”. Unsur promosi yang digunakan disusun oleh lingkungan, terutama oleh keadaan atau kondisi permintaan wisatawan. Harga merupakan unsur bauran pemasaran yang bersifat flexible, artinya dapat diubah dengan cepat (Tjiptono, 2005:151). Harga merupakan jumlah uang yang diperlukan sebagai penukar berbagai kombinasi produk dan jasa, dengan demikian maka suatu harga haruslah dihubungkan dengan


(14)

bermacam-macam barang dan/ atau pelayanan, yang akhirnya akan sama dengan sesuatu yaitu produk dan jasa (Laksana, 2008:105).

Tempat merupakan suatu wilayah atau lokasi di mana perusahaan dapat menjalankan atau melaksanakan kegiatan pemasaran kepada masyarakat.lokasi pemasaran yang nyaman, aman, bersih, ramai dan mudah dijangkau merupakan beberapa kriteria lokasi yang diminati oleh banyak konsumen. Orang merupakan orang-orang yang terlibat langsung dalam menjalankan segala aktivitas perusahaan dan merupakan faktor yang memegang peranan penting bagi semua organisasi. Dalam perusahaan jasa, unsur people ini bukan hanya memainkan peran penting dalam bidang produksi atau operasional saja, tetapi juga dalam melakukan hubungan kontak langsung dengan konsumen. Perilaku orang-orang yang terlibat langsung ini sangat penting dalam memengaruhi mutu jasa yang ditawarkan dan image perusahaan jasa bersangkutan.

Bukti fisik merupakan suatu hal yang secara nyata ikut memengaruhi keputusan konsumen untuk membeli dan menggunakan produk jasa yang ditawarkan. Unsur-unsur yang termasuk dalam bukti fisik antara lain adalah lingkungan fisik, dalam hal ini bangunan fisik, peralatan, perlengkapan, logo, warna dan barang-barang yang disatukan dengan service yang diberikan. Bukti fisik ini bisa dalam berbagai bentuk, misalnya : penampilan karyawan yang rapi dan sopan, dekorasi internal dan eksternal yang atraktif. Proses merupakan faktor penting bagi konsumen dengan tingkat kontak dengan pelanggan yang tinggi. Proses bagaimana jasa (pelayanan) disampaikan tersebut menentukan peningkatan


(15)

Menurut Jahja (2011:63), minat ialah suatu dorongan yang mengakibatkan terikatnya perhatian individu pada objek tertentu seperti pekerjaan, pelajaran, benda dan orang. Minat berhubungan dengan aspek kognitif, afektif dan motorik dan merupakan sumber motivasi untuk melakukan apa yang diinginkan. Minat berfungsi sebagai daya penggerak untuk mengarahkan seseorang melakukan kegiatan tertentu yang spesifik, lebih jauh lagi minat mempunyai karakteristik pokok yaitu melakukan kegiatan yang dipilih sendiri dan menyenangkan sehingga dapat membentuk suatu kebiasaan dalam diri seseorang.

Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan, merupakan tempat yang baik untuk dikunjung untuk menghilangkan kepenatan dan kesibukan anda saat bekerja ataupun kuliah. Karena tempat ini merupakan tempat liburan yang menyenangkan dan penuh keceriaan bersama teman, kerabat, keluarga maupun sanak saudara. Tempat ini dibangun dengan bentuk modern sehingga menampilkan kesan menarik dan nyaman, juga dapat digunakan sebagai tempat wisata tetapi juga sebagai tempat berkumpul bagi keluarga yang selalu disibukkan oleh pekerjaan.

Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan memang baru di resmikan pada bulan Juli 2013, meskipun waterpark ini buka setiap hari senin sampai dengan minggu, namun Sejak 1 Oktober 2013 Waterpark ini setiap hari Senin akan tutup, kecuali pada hari Senin itu libur nasional, karena pada hari itu waktunya pemeliharaan wahana permainan (Maintenance). Menurut manajemen Wonders Water World Waterpark CBD Polonia waterpark dapat menampung 15 ribu pengunjung. Tetapi pihak marketing belum melakukan promosi secara


(16)

besar-besaran, sehingga banyak masyarakat yang belum mengetahui keberadaan Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan.

Adapun jumlah pengunjung dari waterpark ini selama mulai di buka pada bulan Juli 2013 hingga bulan september 2013 dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut:

Tabel 1.1

Jumlah Pengunjung pada Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan

Bulan Juli s.d September Tahun 2013

Bulan JUMLAH PENGUNJUNG

Juli 4.000 orang

Agustus 6.500 orang

September 7.500 orang

Sumber : marketing Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan. Berdasarkan Tabel 1.1 terlihat bahwa ada peningkatan jumlah pengunjung ke Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan dari pertama dibuka pada bulan juli sampai dengan bulan september 2013. Tetapi jumlah pengunjung masih jauh dari yang diharapkan, karena Woders Water World Waterpark CBD Polonia Medan dapat menampung 15 ribu pengunjung di dalamnya.

Sebagian besar pengunjung ramai mengunjungi Waterpark ini di akhir pekan dan hari-hari besar saja, sedangkan di hari Selasa sampai dengan Kamis, pengunjung Waterpark ini masih sedikit. Sementara harga pada hari Selasa sampai dengan Kamis merupakan harga hemat yaitu Rp. 60.000,00. Namum harga tiket masuk Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan belum


(17)

Berdasarkan gambaran di atas peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi minat berkunjung kembali dan melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Minat Berkunjung Kembali ke Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan”.

1.2 Perumusan Masalah

Untuk lebih memperjelas permasalahan sebagai dasar penulisan ini maka penulis mencoba merumuskan masalah yaitu :

“ Apakah Bauran Pemasaran Jasa berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berkunjung kembali ke Wonders Water world Waterpark CBD Polonia Medan?”

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh bauran pemasaran jasa terhadap minat berkunjung kembali ke Wonders Water World Waterpark Cbd Polonia Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi Wonders Water World Waterpark Cbd Polonia Medan

Sebagai bahan masukan dan informasi bagi pengelola waterpark untuk mengetahui keefektifan strategi bauran pemasaran jasa yang paling dominan yang mempengaruhi minat untuk berkunjung kembali ke Wonders Water world waterpark CBD Polonia Medan.


(18)

2. Bagi Peneliti

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti disamping memberikan kontribusi pemikiran dalam bidang pemasaran, khususnya berkaitan dengan bauran pemasaran jasa dan minat berkunjung kembali.

3. Bagi Pihak Lain

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk melakukan penelitian lebih mendalam yang berhubungan dengan penelitian sejenis.


(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

2.1 URAIAN TEORITIS

2.1.1 Pengertian Pemasaran dan Pemasaran Jasa

Kata “ Pemasaran dan Pemasaran Jasa ” bukanlah kata yang asing di telinga kita. Setiap individu dalam kehidupannya tidak luput dari kegiatan Pemasaran. Pemasaran berhubungan dengan mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan masyarakat. Menurut Kotler & Armstrong (2008:6), pemasaran (marketing) adalah proses di mana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dari pelanggan, dengan tujuan menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya.

Menurut Cannon, Perreault dan Mc Carthy (2008:8), pemasaran (marketing) adalah suatu aktivitas yang bertujuan untuk mencapai sasaran perusahaan, dilakukan dengan cara mengantisipasi kebutuhan pelanggan atau klien serta mengarahkan aliran barang dan jasa yang memenuhi kebutuhan pelanggan atau klien dari produsen. Pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar penjualan dan periklanan. Menurut Simamora (2001:7), pemasaran berarti bekerja dengan pasar untuk melakukan pertukaran untuk memuaskan atau memenuhi kebutuhan dan keinginan orang-orang

Dari beberapa konsep yang dijelaskan di atas menunjukkan bahwa pemasaran merupakan suatu interaksi yang berusaha untuk menciptakan hubungan pertukaran. Akan tetapi, pemasaran bukanlah sekadar menghasilkan


(20)

penjualan barang dan jasa saja, hal itu dikarenakan bahwa sebenarnya pemasaran dilakukan baik sebelum maupun sesudah pertukaran.

Menurut Cannon dkk (2008:287), jasa (service) merupakan tindakan yang dilakukan oleh satu pihak untuk pihak lain. Ketika anda menyediakan jasa bagi pelanggan, pelanggan tidak dapat menyimpannya. Alih-alih, jasa itu akan dialami, digunakan atau dikonsumsi. Anda menonton film buatan Dream Works Picture, tetapi setelahnya yang Anda miliki hanyalah ingatan tentang film tersebut. Anda menggunakan lift ski di pegunungan Alpen, tetapi anda tidak memiliki peralatan tersebut. Jasa tidak berwujud─tida k nyata. Anda dapat “menyimpan” sebuah sebuah jasa. Selain itu, sangat sulit untuk mengetahui secara tepat apa yang akan anda dapatkan ketika Anda membelinya.

Dapat disimpulkan bahwa jasa merupakan proses atau aktivitas yang di dalamnya selalu ada aspek interaksi antara pihak konsumen dan pemberi jasa, meskipun bagi pihak-pihak yang terlibat tidak sadar melakukannya. Contohnya jasa pengobatan, jasa pengangkutan, jasa telekomunikasi, hiburan, dan berbagai macam jasa lainnya.

Tjiptono (2005:16) mengatakan, “pemasaran jasa adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang ada pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan tertentu”. Walaupun demikian, produk jasa bisa berhubungan dengan produk fisik maupun tidak. Maksudnya, ada produk jasa murni (seperti child care, konsultasi psikologi dan konsultasi manajemen), namun


(21)

kapal pesiar untuk angkutan laut, pesawat untuk jasa penerbangan dan makanan di restoran). Secara garis besar karakteristik pemasaran jasa terdiri atas (Tjiptono, 2005:18) :

1. Tidak Berwujud(Intangibility)

Jasa berbeda dengan barang, karena barang merupakan suatu objek, alat atau benda, maka jasa adalah suatu perbuatan, tindakan, pengalaman, proses, kinerja (performance) atau usaha.

2. Tidak Terpisahkan(Inseparability)

Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual lalu dikonsumsi, sedangkan jasa umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama.

3. Keanekaragaman(Variability/Heterogenety)

Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan non standarddized output, artinya banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis tergantung kepada siapa, kapan dan dimana jasa tersebut diproduksi.

4. Tidak Tahan Lama(Perishability)

Maksud dari pernyataan ini adalah jasa tidak dapat disimpan dan dimasukkan ke dalam gudang atau dijadikan persediaan. Contohnya: makanan yang telah dimasak pada restoran.

5. Lack Of Ownership

Lack of ownership merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang. Pada pembelian barang, konsumen memiliki hak penuh atas penggunaan dan manfaat produk yang dibelinya.


(22)

2.1.2 Bauran Pemasaran Jasa

Menurut Tjiptono (2005:30), bauran pemasaran merupakan seperangkat alat yang dapat digunakan pemasar untuk membentuk karakteristik jasa yang ditawarkan kepada pelanggan. Alat-alat tersebut dapat digunakan untuk menyusun strategi jangka panjang dan merancang program taktik jangka pendek. Penyusunan komposisi unsur-unsur bauran pemasaran dalam rangka pencapaian tujuan organisasi bisa dianalogikan dengan juru masak yang meramu berbagai bahan masakan menjadi hidangan yang bergizi dan enak disantap. Proses meramu bahan yang dilakukan pemasar dan juru masak memiliki kesamaan, yaitu sama-sama merupakan perpaduan antara ilmu pengetahuan (science) dan seni (art). Dengan demikian, unsur pengalaman, kompetensi, pengetahuan dan kreativitas memainkan peranan penting dalam menunjang kesuksesan pemasar maupun juru masak.

Konsep bauran pemasaran dipopulerkan pertama kali beberapa dekade yang lalu oleh Jerome Mc.Carthy yang merumuskan menjadi 4P (Product, price, promotion dan place). Bila ditinjau dari sudut pandang pelanggan, 4P bisa dirumuskan menjadi 4C (Customers’ needs and wants, Cost, Communications dan Convenience). Dalam perkembangannya sejumlah penelitian menunjukkan bahwa penerapan 4P terlampau terbatas/sempit untuk bisnis jasa.

Kelemahan yang terdapat pada 4P, mendorong banyak pakar pemasaran untuk mendefenisikan ulang bauran pemasaran sedemikian rupa sehingga lebih applikatif untuk sektor jasa. Hasilnya 4P tradisional diperluas dan ditambahkan


(23)

Service. Menurut Alma (2003:36), bauran pemasaran jasa terdiri dari: Produk (product), Promosi (promotion), Harga (price) Lokasi (place), Orang (people), Bukti Fisik (physical evidence) dan Proses (process).

2.1.3 Produk

Menurut Laksana (2008:67), produk adalah segala sesuatu baik yang bersifat fisik maupun non fisik yang dapat ditawarkan kepada konsumen untuk memenuhi keinginan dan kebutuhannya. Termasuk dalam pengertian produk, yaitu:

1. Goods: barang-barang fisik

2. Services: Jasa/pelayanan yang bersifat non fisik, yang menyertai atau tidak menyertai produk barang fisik

3. Experience: pengalaman kegiatan atau seseorang yang dapat dinikmati oleh orang lain.

4. Event: Kegiatan atau peristiwa yang dibutuhkan oleh orang banyak. 5. Persons: keahlian atau ketenaran seseorang

6. Place: Tempat atau kota yang memiliki keunggulan, keunikan (sejarah) atau keindahan.

7. Properties: Hak kepemilikan bisa berupa benda nyata (real estate) atau finansial (saham dan obligasi).

8. Organization: lembaga atau wadah yang dapat memberikan citra atau nilai jual dari suatu produk.

9. Information: Informasi yang dapat diproduksi dan dipasarkan (sekolah,surat kabar).


(24)

10.Ideas: Gagasan yang menghasilkan produk yang diminati oleh konsumen. Menurut Yoeti (2005:126), “yang dimaksudkan dengan produk pariwisata adalah keseluruhan pengalaman termasuk di dalamnya akomodasi, sumber-sumber alam, hiburan, transportasi, makanan dan minuman, rekreasi dan daya tarik lainnya”. Menurut Yoeti (2005:126), “Produk nyata pariwisata tidak lain adalah kepuasan dalam pengalaman, yang sukar untuk dilihat atau diukur, tetapi sebaliknya produk itu dan cara penyediaannya menjadi kunci tujuan dari industri ini.

Menurut Yoeti (2005:126), “produk pariwisata adalah sejumlah fasilitas dan pelayanan yang disediakan dan diperuntukkan bagi wisatawan yang terdiri dari tiga komponen, masing-masing yaitu: sumber daya yang terdapat pada suatu DTW, fasilitas yang terdapat di suatu DTW, dan transportasi yang membawa wisatawan dari tempat asalnya ke suatu DTW tertentu”. Menambahkan, paket wisata (package tour) yang ditawarkan untuk dijual (pada calon wisatawan) dalam satu harga (inclusive price) oleh suatu Badan Perjalanan Wisata (BPW) adalah satu contoh dari produk industri pariwisata.

Dari uraian tersebut di atas semakin jelas bagi kita bahwa produk industri pariwisata merupakan produk gabungan (Composite Product), campuran dari berbagai (as a amalgam of) obyek dan atraksi wisata (tourist atraction), transportasi (transportation), akomodasi (accommodation) dan hiburan (entertainment). Tiap komponen disuplai oleh masing-masing perusahaan atau unit kelompok industri pariwisata.


(25)

Menurut Yoeti (2005:129), karakter yang perlu diperhatikan dalam rangka pemasaran produk industri pariwisata:

1. Intangibility

Produk industri pariwisata itu tidak berwujud (intangibility), produk itu tidak bisa dipindahkan, dicoba, disentuh, dicium dan bahkan dalam transaksi tidak terjadi pemindahan hak milik dari produsen kepada konsumen. Oleh karena itu dalam pemasaran produk industri pariwisata, suatu BPW hendaknya dan bahkan merupakan keharusan memiliki Informasi Yang Dapat Dipercaya oleh calon wisatawan. Untuk itu dituntut diperlukan eksekutif yang profesional untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya, khususnya tentang rencana perjalanan sesuai dengan penawaran paket wisata.

2. Inseparability

Dalam industri pariwisata pada khususnya dan industri jasa pada umumnya, produsen dan konsumen hadir pada waktu yang bersamaan dalam proses produksi dan konsumsi, karena antara produsen dan konsumen tidak ada jarak pemisah. Contoh, bila seseorang membeli paket wisata untuk mengkonsumsinya orang tersebut harusikut tour yang diselenggarakan oleh BPW atau Tour Operator yang menjual paket wisata.


(26)

3. Stressing The Products Benefits

Dalam menawarkan atau menjual produk industri pariwisata, perlu penekanan dan meyakinkan kepada calon wisatawan apa kelebihan dan manfaat. bila wisatawan membeli paket wisata melalui Tour Operator mereka. Untuk itu, seorang salesman harus memiliki "Product Knowledge", tanpa memahami produk yang ditawarkan, dapat dipastikan tidak dapat menjelaskan atau menjawab pertanyaan yang diajukan oleh calon wisatawan.

4. Variability

Produk industri pariwisata sangat variable sifatnya,selain tidak punya standard yang baku dan kualitasnya sangat tergantung pada siapa produsen yang mengemas dan memberi pelayan tentang produk yang dijual. Karena tidak konsistennya kualitas produk yang dihasilkan, maka sering menimbulkan ketidakpuasan wisatawan.

5. Building A Trusting Relationship

Orang-orang yang bekerja pada suatu BPW atau Tour Operator, hendaknya memiliki kemampuan membina hubungan baik dengan pelanggan dengan jalan menanamkan kepercayaan demi kepercayaan, sehingga mereka memiliki keyakinan bila membeli tiket atau paket wisata melalui suatu BPW atau Tour Operator tertentu. Untuk jangka panjang, strategi ini dapat meningkatkan `loyalitas' pelanggan untuk tetap menyerahkan semua bentuk jasa perjlalanannya pada kita.


(27)

6. Inceasing The Tangibility

Pada beberapa kesempatan sudah seringkali dijelaskan bahwa dalam transaksi yang dilakukan antara pembeli dan penjual paket wisata tidak pernah terjadi pemindahan hak milik dari produsen kepada konsumen. Contoh, pada calon wisatawan yang membeli paket wisata, ia hanya menerima selembar kuitansi sebagai bukti pembelian berikut dengan program atau rencana perjalanan wisata (Tour Itinerary), tetapi tidak pernah berupa sesuatu benda berwujud, seperti kita membeli pakaian, misalnya. Setelah dibayar, pakaian yang dipilih dapat dibawa pulang. Si pembeli atau calon wisatawan hanya memiliki pelayanan purna jual (After Sales Service) yang merupakan kewajiban BPW atau Tour Operator yang menjual paket wisata. Artinya, setelah membeli paket wisata, maka BPW atau Tour Operator yang menjual paket wisata harus melaksanakan apa yang sudah diperjanjikan dalam paket wisata sesuai Tour Itinerary, bila tidak dianggap sebagai wanprestasidan boleh diadukan kepada yang berwajib.

7. Perishability

Service atau produk jasa tidak bisa ditabung, karenanya juga tidak diperlukan gudang untuk menyimpan produk yang tidak laku hari ini. Hal ini terjadi pada kamar hotel, tempat duduk (seats) pada airline, kereta api, kapal, atau restoran. Contoh, pesawat Boeing 747 kapasitas tempat duduknya kurang lebih 450 seats. Bila dalam satu hari Jakarta - Denpasar P.P ada 5 kali penerbangan kemudian terjadi perishable tiap kali pemberangkatan (departure), baik di Jakarta maupun di Denpasar.


(28)

Sedangkan Menurut Kartajaya dan Darwin (2010:131) New Wave Marketing Mix : Product is co-creation. secara umum, Proses pengembangan produk baru dilakukan melalui berbagi tahapan yang di dalamnya dikontrol secara ketat sampai pada keputusan produk baru tersebut jadi diluncurkan atau tidak.

Tahapan-tahapan pengembangan produk adalah sebagai berikut : pertama adalah penemuan ide ( Discovery: idea generation dan screening ). Tahap awal ini biasanya dimulai dari studi pasar terkait dengan tren pasar, identifikasi perilaku konsumen dan eksplorasi needs and wants konsumen. Berbagai ide dasar yang didapatkan dari tahap idea generation disaring untuk mendapat ide yang relevan dengan produk yang akan dikembangkan.

Kedua adalah tahap pengembangan, (Development : Concept and product testing). Pada tahap ini, tim R&D mulai menyusun berbagai alternatif konsep produk yang akan diluncurkan termasuk fitur dan manfaat yang didapat oleh konsumen, di mana alternatif konsep tersebut akan diuji kepada konsumen untuk mengetahui tingkat penerimaan konsumen terhadap berbagai alternatif konsep produk tadi.

Ketiga adalah tahapan komersialisasi (Commercialization: product launch and evaluation). Setelah perusahaan memutuskan produk yang akan diluncurkan, maka tahap ini adalah tahap yang paling krusial karena di tahap inilah perusahaan akan mulai memperkenalkan dan mengomunikasikan produk tersebut ke pasar. Di era legacy, pengembangan produk baru lebih sering dilakukan atas paradigma company-centric atau produk-centric karena ia secara tradisional dikendalikan


(29)

oleh perusahaan, sementara konsumen hanya dimintai opini terhadap produk tersebut.

Lain halnya dengan era New Wave di mana proses pengembangan produk tidak lagi dilakukan secara vertikal, namun secara horizontal. Di sini perusahaan memberikan peluang yang sebesar-besarnya kepada konsumen untuk ikut aktif dalam pengembangan produk baru. Artinya produk adalah kreasi bersama antara perusahaan dan konsumennya.

2.1.4 Promosi

Menurut Laksana (2008:133), promosi adalah suatu komunikasi dari penjual dan pembeli yang berasal dari informasi informasi yang tepat yang bertujuan untukmerubah sikap dan tingkah laku pembeli, yang tadinya tidak mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli dan tetap mengingat produk tersebut/ Berdasarkan pengertian ini maka promosi merupakan aktivitas komunikasi yang berasal dari informasi yang tepat.

Informasi yang tepat merupakan rujukan bagi suatu keberhasilan komunikasi, seorang pemasar akan berhasil dalam komunikasinya jika mampu memberikan informasi benar, dengan demikian maka informasi merupakan investasi yang disampaikan dalam komunikasi dengan bahasa yang dimengerti.

Menurut Yoeti (2005:169), “strategi promosi terdiri dari bermacam-macam komunikasi yang dilakukan untuk menyampaikan informasi dan meyakinkan atau membujuk calon wisatawan yang potensial untuk melakukan perjalanan wisata”. Adapun macam kegiatan promosi yang biasa dilakukan


(30)

adalah: Advertising, Personal Selling, Sales Promotions, Brochures Printing, Positioning, Public Relations, dan Publicity.

Menurut Yoeti (2005:169) “promosi adalah variabel kunci dalam rencana strategi pemasaran dan dapat dipandang sebagai suatu unsur untuk menciptakan kesempatan-kesempatan menguasai pasar”. Unsur promosi yang digunakan disusun oleh lingkungan, terutama oleh keadaan atau kondisi permintaan wisatawan. Namun promosi dapat menjadi fungsi penghubung atau katalisator dalam strategi pemasaran dan sejak permintaan menjadi salah satu kekuatan yang tidak terawasi yang sebenarnya harus diperhitungkan, maka promosi digunakan untuk mengganti permintaan dan mempercepat proses keputusan untuk melakukan perjalanan wisata.

Menurut Yoeti (2005:174) langkah-langkah penting yang perlu dilakukan dalam mengembangkan strategi promosi adalah:

1. Menentukan target pasar yang akan dipengaruhi oleh kegiatan promosi yang akan dilakukan. Dengan mengetahui target pasar, kita akan lebih mudah melakukan pemilihan terhadap media yang akan digunakan, bahasa yang akan dipakai, dan waktu-waktu biasanya mereka melakukan perjalanan wisata.

2. Menetapkan kelayakan promosi yang akan dilakukan. Maksudnya, jenis dan macam promosi apa saja yang akan dilakukan, dan berapa anggaran yang akan digunakan untuk suatu target pasar tertentu.


(31)

4. Mempersiapkan bentuk-bentuk desain iklan yang akan digunakan, mulai dari ukuran (size), berwarna atau hitam-putih, bahasa yang digunakan, produk yang ditonjolkan dan copy-writing yang mengenai sasaran.

5. Merumuskan bentuk-bentuk kegiatan Sales Promotions yang akan dilakukan.

6. Perencanaan pembuatan promotion materials, termasuk bentuk-bentuk hand-out yang akan diberikan pada setiap pertemuan formal kepada pejabat-pejabat pariwisata dari luar negeri dan pencetakan brosur yang berkualitas. 7. Rencana dan jadwal mengundang BPW, Tour Operator dan Travel Writer

luar negeri untuk melihat secara langsung melihat dan menyaksikan produk-produk suatu DTW yang siap jual.

8. Menunjuk seorang Public Relations Officer, untuk menjaga atau memelihara citra suatu DTW dan sekaligus untuk meng-counter berita-berita negatif untuk konsumsi luar negeri, khususnya target pasar yang dituju.

Kriteria-kriteria berikut ini dapat digunakan sebagai bimbingan bagi Organisasi Pariwisata Daerah (OPD) dalam mengembangangkan dan mengevaluasi strategi bauran promosi, di antaranya yaitu:

1. Kegiatan promosi hendaknya dilakukan dengan koordinasi yang cermat. Organisasi Pariwisata Daerah (OPD) dengan bekerjasama dengan perusahaan kelompok industri pariwisata hendaknya mempertimbangkan suatu analisis bermacam-macam pasar bagi daerah menetapkan macam komunikasi yang diperlukan masyarakat banyak.


(32)

2. Organisasi Pariwisata Daerah hendaknya selalu berusaha sedapat mungkin DTW mencari tema-tema pokok untuk daerah guna meningkatkan pengenalan dan identifikasi untuk setiap komunikasi dengan penawaran-penawaran yang dilakukan suatu DTW.

Promosi yang dilakukan hendaknya menunjukkan suatu keaslian (authentic). Suatu usaha melakukan penipuan akan segera diketahui wisatawan dalam waktu singkat, sehingga mengakibatkan kemarahan dan komplain, akan menjadi boomerang atau menjadi bad promotion bagi suatu DTW yang melakukannya. Seringkali terjadi, informasi yang disampaikan oleh suatu DTW memberi gambaran yang tidak konsisten tentang penawaran yang dilakukan untuk pasar yang berbeda-beda. Contohnya, brosur tentang penawaran paket-paket wisata biasanya sudah banyak yang kadaluarsa, karenanya perlu dicetak ulang dengan memperbaharui isinya yang sesuai dengan kenyataan yang terdapat di DTW tersebut. Organisasi pariwisata hendaknya selalu ingat bahwa program pemasaran yang efektif hanya merupakan salah satu usaha dalam upaya pemasaran suatu DTW. Daerah hams dapat meyakinkan produk industri pariwisatanya cukup berkualitas, dapat menampilkan adanya kemudahan untuk mencapai suatu DTW, adanya informasi yang jelas apa yang menjadi daya tarik mengapa wisatawan memilih DTW itu, paket wisata dengan harga bersaing atau tersedianya perantara (Travel Agent, BPW atau Tour Operator lainnya) yang dapat melayani wisatawan bila hendak berkunjung pada suatu DTW.


(33)

menghorizontalkan diri dan sadar diri bahwa posisi antara dirinya dan konsumen sudah semakin sejajar.

Di era seperti sekarang, konsumen semakin memegang kendali dalam segi konteks dan konten. Mereka kini mempunyai media. Mereka bisa bikin konten mereka sendiri. Mereka bisa kasih input untuk pengembangan produk baru. Mereka bisa bikin iklan yang mungkin lebih baik daripada biro iklan. Mereka bisa jadi reporter. Mereka bisa jadi promoter. Konsumen juga semakin komunal, saling terhubung di jaringannya dan lebih sosialis.

Pemasaran akan menjadi lebih mudah apabila ia bisa masuk ke dalam media yang di kendalikan dan dimiliki oleh konsumen. Ataupun jika tidak masuk ke medianya konsumen, mereka juga bisa membuat connecting platform tersendiri di mana ia bisa menjadi penghubung antara masing-masing konsumen. Semua hal itu dilandasi bukan atas orientasi untuk berpromosi yang sifatnya membujuki, namun untuk “berbincang-bincang” dengan konsumen, dan menjadikan brand -nya sebagai ide bahan perbincangan antara satu konsumen dengan yang lain. 2.1.5 Harga

Harga merupakan jumlah uang yang diperlukan sebagai penukar berbagai kombinasi produk dan jasa, dengan demikian maka suatu harga haruslah dihubungkan dengan bermacam-macam barang dan/ atau pelayanan, yang akhirnya akan sama dengan sesuatu yaitu produk dan jasa (Laksana 2008:105).

Menurut Kartajaya dan Darwin (2010:142) New Wave Marketing Mix: Price is Currency. Di era New Wave , praktik pricing juga berubah karena tiga hal. Pertama, New Wave adalah era yang horizontal bukan lagi vertikal. Praktik


(34)

perusahaan melakukan pricing akan lebih horizontal.dengan melewati proses negosiasi dengan pelanggan. Di era New Waves tugas dari pemasar adalah bagaimana bergerak dari price maker menjadi price facilitator, karena pada akhirnya, price akan ditentukan secara bersama dan tidak lagi satu pihak.

Kedua, karena adanya CONNECT! (C kelima), dinamika harga dan biaya akan menjadi naik turun secara transparan. Konsumen akan tau harga yang pas sebetulnya berapa. Dan buka itu saja, mereka pun akan tahu bahwa sedikit banyak elemen-elemen biaya yang sesungguhnya. Informasi mengenai harga dan biaya sudah semakin gampang dilacak.

Ketiga, pemasar menjual produknya yang di co-create bersama komunitas pelanggan. Artinya, produk yang dijual bisa saja di-customized sesuai dengan keinginan pelanggan dan bisa juga diciptakan sendiri oleh konsumen yang semakin komunal. Produk seperti ini pada akhirnya menjadi milik bersama, bukan yang sifatnya mass , namun milik komunitas tertentu.

2.1.6 Lokasi

Menurut Fandy Tjiptono (2005:147), “Lokasi atau tempat seringkali ikut menentukan kesuksesan DTW, karena lokasi erat kaitannya dengan pasar potensial sebuah DTW”. Disamping itu, lokasi juga berpengaruh terhadap dimensi-dimensi strategi seperti flexibility, competitive, positioning, dan focus. Fleksibelitas suatu lokasi merupakan ukuran sejauh mana suatu DTW dapat bereaksi terhadap perubahan situasi ekonomi.


(35)

mempertimbangkan dan menyeleksi lokasi yang responsif terhadap situasi ekonomi, demografi, budaya, dan persaingan di masa mendatang.

Pemilihan tempat atau lokasi memerlukan pertimbangan yang cermat terhadap beberapa faktor, antara lain :

1. Akses, berhubungan dengan kemudahan untuk dijangkau. 2. Visibilitas, lokasi sebaiknya mudah dilihat.

3. Traffic, perlu dipertimbangkan lalu lalang orang dan lalu lintas kendaraan . 4. Ekspansi, cukup tersedia tempat apabila di masa depan ingin melakukan

ekstensifikasi. 2.1.7 Orang

Menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2009:75), dalam hubungannya dengan pemasaran jasa, maka ‘orang’ yang berfungsi sebagai penyedia jasa sangat memengaruhi kualitas jasa yang diberikan. Keputusan dalam ‘orang’ ini berarti berhubungan dengan seleksi, pelatihan, motivasi dan manajemen sumber daya manusia.

Untuk mencapai kualitas terbaik maka pegawai harus dilatih untuk menyadari pentingnya pekerjaan mereka, yaitu memberikan konsumen kepuasan dalam memenuhi kebutuhannya. Pentingnya ‘orang’ dalam pemasaran jasa berkaitan erat dengan pemasaran internal. Pemasaran internal adalah interaksi atau hubungan antara setiap karyawan dan departemen dalam suatu perusahaan yang dalam hal ini dapat diposisikan sebagai konsumen internal dan pemasok internal. Tujuan dari adanya hubungan tersebut adalah untuk mendorong ‘orang’ dalam kinerja memberikan kepuasan kepada konsumen.


(36)

Terdapat empat kriteria peranan atau pengaruh dari aspek ‘orang’ yang memengaruhi konsumen yaitu:

a. Contactors, ‘orang’ di sini berinteraksi langsung dengan konsumen dalam frekuensi yang cukup sering dan sangat memengaruhi keputusan konsumen untuk membeli.

b. Modifiers, ‘orang’ di sini tidak secara langsung memengaruhi konsumen tetapi cukup sering berhubungan dengan konsumen, contoh: resepsionis.

c. Influencers, ‘orang’ di sini memengaruhi konsumen dalam keputusan untuk membeli tetapi tidak secara langsung kontak dengan konsumen. d. Isolateds, ‘orang’ di sini tidak secara langsung ikut serta dalam bauran

pemasaran dan jugatidak sering bertemu dengan konsumen. Contoh: karyawan bagian administrasi penjualan, SDM dan pemrosesan data. 2.1.8. Bukti Fisik

Menurut Tjiptono (2005:32), karakteristik intangible pada jasa menyebabkan pelanggan potensial tidak bisa menilai suatu jasa sebelum mengonsumsinya. Ini menyebabkan risiko yang dipersepsikan konsumen dalam keputusan pembelian semakin besar. Oleh sebab itu, salah satu unsur penting dalam bauran pemasaran adalah upaya mengurang tingkat risiko tersebut dengan jalan menawarkan bukti fisik dari karakteristik jasa. Bukti fisik ini bisa dalam berbagai bentuk, misalnya brosur paket liburan yang attraktif dan membuat foto lokasi liburan dan tempat menginap; penampilan staf yang rapi dan sopan;


(37)

seragam pilot dan pramugari yang mencerminkan kompetensi mereka; dekorasi internal dan eksternal bangunan yang attraktif.

Bukti fisik berarti konsumen akan melihat keadaan nyata yang menghasilkan jasa tersebut. Misalnya orang berkunjung ke Waterpark akan memperhatikan bangunan, interior, peralatan, wahana permainan bahkan seragam para petugas atau karyawan. Untuk lebih rinci lagi, contoh-contoh bukti fisik untuk fasilitas eksternal misalnya: konsumen akan memperhatikan desain eksterior, tempat parkir, taman-taman, suasana lingkungan dan sebagainya. Untuk fasilitas interior konsumen akan memperhatikan desain interior, perlengkapan, gambar-gambar, penataan ruang, kesegaran udara dan temperature (Alma, 2003: 37) .

2.1.9 Proses

Menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2009:76), proses merupakan gabungan semua aktivitas, umumnya terdiri atas prosedur, jadwal pekerjaan, mekanisme, aktivitas dan hal-hal rutin, di mana jasa dihasilkan dan disampaikan kepada konsumen. Proses dapat dibedakan dalam dua cara, yaitu:

1. Kompleksitas (complexity), berhubungan dengan langkah-langkah dan tahapan proses.

2. Keragaman (divergence), berhubungan dengan adanya perubahan dalam langkah-langkah atau tahapan proses.

Sehubungan dengan dua cara tersebut, terdapat empat alternatif mengubah proses yang dapat dipilih oleh pemasar yaitu:


(38)

1. Mengurangi keragaman, berarti terjadi pengurangan biaya, peningkatan produktivitas dan kemudahan distribusi.

2. Menambah keragaman, berarti memperbanyak kustomisasi dan fleksibilitas dalam produksi yang dapat mengakibatkan naiknya harga. 3. Megurangi kompleksitas, berarti cenderung lebih terspesialisasi. 4. Menambah kompleksitas, berarti lebih cenderung ke penetrasi pasar

dengan cara menambah jasa yang diberikan. 2.1.10 Minat Berkunjung Kembali

Menurut Jahja (2011:63) , minat ialah suatu dorongan yang mengakibatkan terikatnya perhatian individu pada objek tertentu seperti pekerjaan, pelajaran, benda dan orang. Minat berhubungan dengan aspek kognitif, afektif dan motorik dan merupakan sumber motivasi untuk melakukan apa yang diinginkan.

Minat berhubungan dengan sesuatu yang menguntungkan dan dapat menimbulkan kepuasan bagi dirinya. Kesenangan merupakan minat yang sifatnya sementara. Adapun minat bersifat tetap (persistent) dan ada unsur memenuhi kebutuhan dan memberikan kepuasan. Semakin sering minat diekspresikan dalam kegiatan akan semakin kuat minat tersebut , sebaliknya minat akan menjadi pupus kalau tidak ada kesempatan untuk mengekspresikannya.

Minat memiliki sifat dan karakter khusus, sebagai berikut :

1. Minat bersifat pribadi (individual), ada perbedaan antara minat seseorang dan orang lain.


(39)

3. Erat hubungannya dengan motivasi, memengaruhi dan dipengaruhi motivasi.

4. Minat merupakan sesuatu yang dipelajari, bukan bawaan dari lahir dan dapat berubah tergantung pada kebutuhan, pengalaman dan mode.

Adapun faktor-faktor yang meliputi minat, sebagai berikut: 1. Kebutuhan fisik, sosial dan egoistis.

2. Pengalaman.

. Minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan erat dengan sikap. Minat dan sikap merupakan dasar bagi prasangka, dan minat juga penting dalam mengambil keputusan. Minat dapat menyebabkan seseorang giat melakukan menuju ke sesuatu yang telah menarik minatnya. Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih (Hurlock, 1995:144).

Minat berkunjung kembali adalah keinginan wisatawan untuk mendatangi atau mengunjungi obyek wisata ke Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan berdasarkan informasi yang diperoleh dari kedatangan/kunjungan sebelumnya.

Minat terbagi menjadi 3 aspek, yaitu: (Hurlock, 1995:117) 1. Aspek Kognitif

Berdasarkan atas pengalaman pribadi dan apa yang pernah dipelajari baik di rumah, sekolah dan masyarakat serta dan berbagai jenis media massa.


(40)

2. Aspek Afektif

Konsep yang membangun aspek afektif, minat dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan yang ditimbulkan minat. Berkembang dari pengalaman pribadi dari sikap orang yang penting yaitu orang tua, guru dan teman sebaya terhadap kegiatan yang berkaitan dengan minat tersebut dan dari sikap yang dinyatakan atau tersirat dalam berbagai bentuk media massa terhadap kegiatan itu.

3. Aspek Psikomotor

Berjalan dengan lancar tanpa perlu pemikiran lagi, urutannya tepat. Namun kemajuan tetap memungkinkan sehingga keluwesan dan keunggulan meningkat meskipun ini semua berjalan lambat.

Menurut Yoeti (2005:101) minat berkunjung ke tempat wisata dipengaruhi oleh :

1. Keinginan berkunjung ke tempat wisata berdasarkan informasi yang di dapat dari media massa.

2. Keinginan berkunjung ke tempat wisata berdasarkan cerita dari keluarga dan sanak saudara.

3. Keinginan berkunjung ke tempat wisata karena ingin tahu langsung mengenai tempat wisata tersebut.

Pada minat, dimana masyarakat dirangsang untuk mencari informasi mengenai inovasi. Seorang masyarakat yang mulai tergugah minatnya mungkin akan atau mungkin tidak akan mencari informasi yang lebih banyak. Jika


(41)

tingkat, yaitu : masyarakat yang mencari informasi dalam ukuran sedang-sedang saja dan keadaan demikian disebut perhatian yang meningkat.

Bila masyarakat mencari bahan bacaan, menanyakan kepada teman-temannya dan ikut terlibat dalam berbagai pencarian lainnya, untuk menghimpun informasi tentang produk, maka dapat dikatakan masyarakat aktif mencari informasi. Sejauh mana seorang masyarakat mencari informasi tergantung pada kekuatan dorongannya jumlah informasi ketika memulai pencarian, kemudahan mencari informasi lebih banyak, nilai yang ditempatkannya pada informasi tambahan, dan kepuasan yang diperolehnya dari pencarian tersebut. Biasanya tingkat pencarian informasi oleh masyarakat makin tinggi sejalan dengan bergeraknya masyarakat dari keputusan yang melibatkan penyelesaian masalah terbatas keputusan dalam penyelesaian masalah-masalah yang besar. Masyarakat dapat memperoleh informasi dari banyak sumber.

Menurut Yoeti (2005:102) atribut-atribut yang dipertimbangkan masyarakat dalam berkunjung, yaitu :

1. Kebijaksanaan Produk

Produk wisata harus sesuai dengan apa yang dicari dan disukai oleh masyarakat atau sesuai dengan permintaan pasar. Karena apa yang dicari dan disukai wisatawan itu tergantung dari motif perjalanan wisata, maka produk pariwisata harus sesuai pula dengan motif perjalanan wisata, yang diukur dengan kebersihan tempat wisata, penataan layout tempat wisata dan citra dari tempat wisata tersebut.


(42)

2. Kebijaksanaan Harga

Harga produk pariwisata adalah jumlah harga komponen-komponen. Kebijaksanaan harga berusaha menentukan harga yang tepat untuk produk kepariwisataan, sehingga seimbang dengan daya beli pasar dan menarik bagi calon wisatawan. Untuk keperluan tersebut orang harus mengenal pasar pariwisata, khususnya mengenai daya belinya. Daya belinya itu tergantung dari kekayaan yang ada di dalam masyarakat pasar, yang diukur dengan harga karcis masuk, potongan harga dan harga penggunaan fasilitas.

3. Tempat / Distribusi

Fungsi distribusi menghadirkan produk di tengah-tengah pasar. Dengan adanya produk di tengah pasar, para masyarakat dengan mudah dapat melihat dan membelinya, yang diukur dengan akses menuju tempat lokasi wisata, luas lokasi dan kondisi jalan tempat wisata.

4. Bauran Promosi

Sasaran terakhir dari semua kegiatan pemasaran dan promosi ialah orang-orang yang akhirnya mengeluarkan uang untuk mengadakan perjalanan wisata. Berhasil tidaknya promosi kepariwisatawan dapat diukur dari banyaknya informasi yang diminta dan besarnya volume kedatangan wisatawan. Promosi dapat berupa promosi langsung (consumer promotion) dan promosi tidak langsung (agent promotion), yang diukur dengan papan reklame, pamplet dan petunjuk jalan.


(43)

memungkinkan mereka melakukan perjalanan wisata, yang diukur dengan tempat parkir, tempat ibadah dan fasilitas yang ada di tempat wisata.

2.2 Penelitian Terdahulu

Menurut Pandiangan (2012), dalam penelitiannya yang berjudul “ Pengaruh Produk, Promosi, Harga dan Lokasi Terhadap Minat Berkunjung Kembali Ke Rahmat International Wildlife Museum & Gallery Medan.

Menyimpulkan bahwa :

1. Secara parsial variabel, produk, promosi, harga dan lokasi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap minat berkunjung kembali ke Rahmat International Wildlife Museum & Gallery. Variabel yang paling berpengaruh terhadap minat berkunjung kembali adalah variabel produk, karena produk yang mampu memberikan kepuasan bagi pengunjung.

2. Variabel tingkat produk, promosi, harga dan lokasi secara bersama-sama atau serempak memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap minat berkunjung kembali ke Rahmat International Wildlife Museum & Gallery Medan.

3. Berdasarkan analisa korelasi determinasi (Adjusted R Square), variabel produk, promosi, harga dan lokasi berpengaruh dan dapat di jelaskan oleh variabel minat berkunjung kembali sebesar 72,7% dan sisanya sebesar 27,3 % dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.


(44)

Menurut Siburian (2013), dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Produk, Harga, Lokasi dan Promosi Wisata Terhadap Minat Berkunjung Kembali Ke Tempat Wisata Draco Waterpark Hermes Medan.

Menyimpulkan bahwa :

1. Berdasarkan hasil uji signifikansi simultan maka diperoleh hasil bahwa secara bersama-sama (simultan) variabel independen yang terdiri produk, harga, lokasi dan promosi, berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel minat berkunjung kembali.

2. Berdasarkan hasil uji signifikansi parsial maka diperoleh variabel produk, harga, lokasi dan promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berkunjung kembali.

3. Berdasarkan hasil pengujian koefisien determinasi (R2), maka diperoleh Nilai R Square sebesar 0,562 berarti sebesar 56,2% minat berkunjung kembali di tempat wisata Draco Waterpark Hermes medan dapat dijelaskan oleh produk, harga, lokasi, dan promosi sedangkan sisanya dapat dijelaskan oleh variabel lain.

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual atau kerangka pikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan. Suatu kerangka pemikiran akan menghubungkan secara teoretis antar variabel penelitian, yaitu antara variabel bebas dan terikat. (Sekaran dalam Sumarni dan Wahyuni, 2006:27).


(45)

Minat berkunjung kembali dari pengunjung sangat dipengaruhi oleh Bauran Pemasaran Jasayang dikenal dengan 7P, product, price, place, promotion, people, physical evidence dan process yang dilakukan oleh pihak Waterpark.

Produk, menurut Laksana (2008 : 67), adalah segala sesuatu baik yang bersifat fisik maupun non fisik yang dapat ditawarkan kepada konsumen untuk memenuhi keinginan dan kebutuhannya. Menurut Pandiangan (2012) Secara parsial variabel produk memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap minat berkunjung kembali ke Rahmat International Wildlife Museum & Gallery.

Menurut Yoeti (2005 : 169), “promosi adalah variabel kunci dalam rencana strategi pemasaran dan dapat dipandang sebagai suatu unsur untuk menciptakan kesempatan-kesempatan menguasai pasar”. Unsur promosi yang digunakan disusun oleh lingkungan, terutama oleh keadaan atau kondisi permintaan wisatawan. Menurut Pandiangan (2012) Secara parsial variable promosi, memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap minat berkunjung kembali ke Rahmat International Wildlife Museum & Gallery.

Harga merupakan jumlah uang yang diperlukan sebagai penukar berbagai kombinasi produk dan jasa, dengan demikian maka suatu harga haruslah dihubungkan dengan bermacam-macam barang dan/ atau pelayanan, yang akhirnya akan sama dengan sesuatu yaitu produk dan jasa (Laksana 2008 : 105). Menurut Siburian (2013), berdasarkan hasil uji signifikansi parsial maka diperoleh variabel harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berkunjung kembali.


(46)

Menurut Tjiptono (2005 : 147), “Lokasi atau tempat seringkali ikut menentukan kesuksesan DTW, karena lokasi erat kaitannya dengan pasar potensial sebuah DTW”. Disamping itu, lokasi juga berpengaruh terhadap dimensi-dimensi strategi seperti flexibility, competitive, positioning, dan focus. Fleksibelitas suatu lokasi merupakan ukuran sejauh mana suatu DTW dapat bereaksi terhadap perubahan situasi ekonomi. Keputusan pemilihan lokasi berkaitan dengan komitmen jangka panjang terhadap aspek-aspek yang sifatnya kapital intensif, maka DTW benar-benar harus mempertimbangkan dan menyeleksi lokasi yang responsif terhadap situasi ekonomi, demografi, budaya, dan persaingan di masa mendatang. Menurut Siburian (2013), Berdasarkan hasil uji signifikansi parsial maka diperoleh variabel lokasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berkunjung kembali.

Menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2009:75), dalam hubungannya dengan pemasaran jasa, maka ‘orang’ yang berfungsi sebagai penyedia jasa sangat memengaruhi kualitas jasa yang diberikan. Keputusan dalam ‘orang’ ini berarti berhubungan dengan seleksi, pelatihan, motivasi dan manajemen sumber daya manusia.

Bukti fisik berarti konsumen akan melihat keadaan nyata yang menghasilkan jasa tersebut. Misalnya orang berkunjung ke Waterpark akan memperhatikan bangunan, interior, peralatan, wahana permainan bahkan seragam para petugas atau karyawan. Proses merupakan gabungan semua aktivitas, umumnya terdiri atas prosedur, jadwal pekerjaan, mekanisme, aktivitas dan


(47)

hal-Minat berkunjung kembali adalah keinginan wisatawan untuk mendatangi atau mengunjungi obyek wisata ke Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan berdasarkan informasi yang diperoleh dari kedatangan/kunjungan sebelumnya. Minat berhubungan dengan sesuatu yang menguntungkan dan dapat menimbulkan kepuasan bagi dirinya. Kesenangan merupakan minat yang sifatnya sementara. Adapun minat bersifat tetap (persistent) dan ada unsur memenuhi kebutuhan dan memberikan kepuasan. Semakin sering minat diekspresikan dalam kegiatan akan semakin kuat minat tersebut , sebaliknya minat akan menjadi pupus kalau tidak ada kesempatan untuk mengekspresikannya.

Berdasarkan uraian diatas, ada 7 (tujuh) variabel yang dianggap peneliti paling mempengaruhi minat pengunjung dan dapat digambarkan sebagai berikut :


(48)

Sumber: Tjiptono, 2005 (Diolah)

Gambar : 2.1 Kerangka Konseptual 2.4 Hipotesis

Hipotesis menurut Erlina (2011 : 41), adalah proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Proposisi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal, atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena. Dengan demikian hipotesis merupakan jawaban sementara tentang perilaku, fenomena atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi.

Produk (X1)

Promosi (X2)

Minat Berkunjung Kembali (Y) Harga (X3)

Lokasi (X4)

Orang (X5)

Bukti Fisik (X6)


(49)

Berdasarkan perumusan masalah sebelumnya, maka hipotesis dari penelitian ini adalah bauran pemasaran jasa berpengaruh positif dan signifikan terhadap meningkatnya minat berkunjung kembali ke Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan.


(50)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian pada skripsi ini adalah penelitian eksplanasi assosiatif, yaitu penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih (Ginting & Situmorang, 2008:57). Adapun variabel yang dihubungkan dalam penelitian ini adalah variabel produk (X1), variabel promosi (X2), variabel harga (X3), variabel lokasi (X4), variabel orang (X5), variabel bukti fisik (X6) dan variabel proses (X7) terhadap minat berkunjung kembali (Y).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan. Yang beralamat di Jl. Padang Golf Komplek CBD Polonia Medan 20157, Sumatera Utara Indonesia.Phone:(62-61)80506099,(62-61) 80506006. E-mail: twitter : @wonders_water dan Facebook : Wonders Water World . Penelitian ini dilakukan dari bulan September 2013 sampai dengan Februari 2014.

3.3 Batasan Operasional

Untuk menghindari pembahasan yang tidak terarah dan mengakibatkan tidak tepatnya sasaran yang diharapkan, maka langkah berikutnya penulis perlu membatasi masalah yang di bahas yaitu hanya pada “Pengaruh bauran pemasaran jasa terhadap minat berkunjung kembali ke Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan. Dimana variabel yang dianalisis sebagai berikut :


(51)

1. X1 = Faktor Produk 2. X2 = Faktor Promosi 3. X3 = Faktor Harga 4. X4 = Faktor Lokasi 5. X5 = Faktor Orang 6. X6 = Faktor Bukti Fisik 7. X7 = Faktor Proses

8. Y = Minat Berkunjung kembali 3.4 Definisi Operasional

Tujuan utama pemberian defenisi operasional adalah suatu defenisi yang diberikan pada suatu variabel dengan cara memberikan arti atau memspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Definisi variabel akan memberikan atau menuntun arah peneliti untuk memenuhi unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang diteliti, yaitu:

Variabel bebas yaitu variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel lain, terdiri dari :

1. Variabel Produk (X1) merupakan keseluruhan konsep objek atau proses yang memberikan sejumlah nilai manfaat kepada konsumen Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan, dengan data yang diukur sebagai berikut :


(52)

a. Ketersediaan wahana permainan air yang tersedia dalam Waterpark yang sangat beragam mulai dari wahana permainan untuk anak- anak hingga orang dewasa.

b. Fasilitas – fasilitas penunjang yang dapat digunakan pengunjung antara lain Kuliner (Food Court, Restaurant, Cafe Juice Zone, Yo Good, Go Grill, Bits 'n Bites, Dinsum and Steam Boat Ayung, Yakun, Kayatoast

dan d’nest) , Fun Shop, Click booth, Leisure Pool, Relaxing Gazebo dan Adventure Park.

c. Penataan layout yang baik dan tertata rapi Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan.

2. Variabel Promosi (X2) adalah kegiatan membujuk, menginformasikan tentang Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan kepada masyarakat, dengan data yang diukur sebagai berikut :

a. Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan melakukan promosi melalui mulut ke mulut serta dengan menyebarkan brosur-brosur yang informatif dan menarik.

b. Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan melakukan promosi di Jejaring sosial dengan memberikan penjelasan yang lengkap, mudah dipahami dan Update.

c. Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan melakukan promosi melalui televisi, radio dan surat kabar yang informatif dan menarik.


(53)

3. Variabel Harga (X3) adalah biaya yang dikeluarkan pengunjung untuk menikmati fasilitas yang ada di , dengan data yang diukur sebagai berikut : a. Harga karcis masuk merupakan besarnya biaya yang dikeluarkan

pengunjung pada saat masuk di Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan.

b. Harga penggunaan fasilitas merupakan besarnya biaya yang dikeluarkan pengunjung untuk menggunakan fasilitas yang ada di Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan.

c. Harga tiket hemat yang ditawarkan Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan setiap hari Selasa sampai dengan Kamis.

4. Variabel Lokasi (X4) adalah tempat atau keberadaan obyek wisata, dengan data yang diukur sebagai berikut :

a. Kemudahan akses mencapai lokasi Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan.

b. Papan petunjuk jalan yang ada di tempat-tempat umum yang menunjukkan lokasi Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan.

c. Luasnya lokasi dari Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan.

5. Variabel Orang (X5) adalah semua orang yang secara langsung atau tidak langsung memberikan pelayanan kepada pengunjung Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan, dengan data yang diukur sebagai berikut :


(54)

a. Perhatian dari petugas atau karyawan Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan kepada pengunjung.

b. Kemampuan menjawab pertanyaan dari pengunjung mengenai Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan kepada petugas atau karyawan.

c. Kesiapan merespon permintaan dari pengunjung Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan.

6. Variabel Bukti Fisik (X6) adalah sarana dan prasarana yang digunakan untuk memberikan pelayanan kepada pengunjung Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan, dengan data yang diukur sebagai berikut : a. Fasilitas pendukung yang tersedia di Wonders Water World Waterpark

CBD Polonia Medan seperti ATM Centre. Fitness Centre dan Meeting Room.

b. Tempat parkir yang luas yang tersedia di Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan.

c. Peralatan pendukung yang tersedia di Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan.

7. Variabel Proses (X7) adalah suatu upaya perusahaan dalam menjalankan dan melaksanakan aktivitasnya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumennya secara cepat dan tepat, dengan data yang diukur sebagai berikut :


(55)

b. Prosedur pembayaran tiket masuk ke Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan.

c. Pelayanan yang memuaskan kepada pengunjung Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan.

8. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Pada penelitian ini yang menjadi variabel terikat (Y) adalah minat berkunjung kembali. Minat berkunjung kembali adalah keinginan wisatawan untuk mendatangi atau mengunjungi obyek wisata ke Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan berdasarkan informasi yang diperoleh dari kedatangan/kunjungan sebelumnya. Didalam penelitian ini variabel Y adalah minat pengunjung.


(56)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

VARIABEL PENGERTIAN INDIKATOR VARIABEL SKALA UKUR

PRODUK (X1)

Keseluruhan konsep objek atau proses yang memberikan

sejumlah nilai/manfaat kepada konsumen. untuk berkunjung ke Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan

1. Ketersediaan wahana permainan air yang sangat beragam mulai dari wahana permainan untukanak-anak hingga orang dewasa

2. Fasilitas penunjang 3. Penataan Layout

Likert

PROMOSI (X2)

Kegiatan pemasaran dalam membujuk,

menginformasikan tentang produk atau jasa. untuk berkunjung ke Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan.

1. Penyebaran tampilan brosur yang menarik 2. Promosi di Jejaring

Sosial.

3. Adanya promosi melalui televisi, radio dan media massa.

Likert

HARGA (X3)

Biaya yang dikeluarkan pengunjung untuk menikmati fasilitas yang ada di Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan.

1. Harga karcis masuk 2. Harga Hemat. 3. Harga penggunaan

fasilitas

Likert

LOKASI (X4)

Tempat atau keberadaan obyek wisata untuk berkunjung ke Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan.

1. Akses

2. Papan penunjuk jalan 3. Luasnya Lokasi

Likert

ORANG (X5)

Semua orang yang secara langsung atau tidak langsung memberikan pelayanan kepada pengunjung Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan.

1. Perhatian kepada konsumen

2. Kemampuan menjawab pertanyaan konsumen 3. Kesiapan merespon

permintaan konsumen


(57)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

VARIABEL PENGERTIAN INDIKATOR VARIABEL SKALA UKUR

BUKTI FISIK

(X6)

Sarana dan prasarana yang digunakan untuk memberikan pelayanan kepada pengunjung Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan

1. Fasilitas pendukung 2. Tempat Parkir yang

luas

3. Peralatan Pendukung

Likert

PROSES (X7)

Suatu upaya perusahaan dalam

menjalankan dan melaksanakan aktivitasnya

untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumennya secara cepat dan tepat.

1. Kecepatan menangani permintaan konsumen 2. Prosedur pembayaran 3. Pelayanan yang

memuaskan Likert MINAT BERKUNJU NG KEMBALI (Y)

Keinginan wisatawan untuk mendatangi atau mengunjungi objek wisata ke Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan berdasarkan informasi yang diperoleh dari kedatangan/kunjungan.

1. Berminat 2. Tidak berminat

Regresi Logistik

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Sistem pengolahan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan Skala Likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Situmorang & Lufti, 2012:6).

Pada penelitian ini responden memilih salah satu dari jawaban yang tersedia, kemudian masing-masing jawaban diberi skor tertentu. Total skor inilah yang ditafsir sebagai posisi responden dalam Skala Likert. Kriteria pengukuran untuk variabel x adalah sebagai berikut:


(58)

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert untuk Variabel X

No Skala Likert Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Ragu-ragu (R) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber: Syafrizal & Muslich (2012:6)

Sedangkan untuk variabel Y, adalah sebagai berikut: Tabel 3.3

Instrumen Regresi Logistik untuk Variabel Y

No Regresi Logistik Skor

1 Berminat berkunjung kembali 1 2 Tidak berminat berkunjung kembali 0 Sumber: Peneliti ( 2013) diolah

3.6 Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi

Populasi adalah suatu kelompok dari elemen penelitian, dimana elemen unit terkecil yang merupakan sumber dari data yang diperlukan (Ginting dan Situmorang, 2008:128). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengunjung Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan Medan pada bulan September tahun 2013 yang berjumlah 7.500 pengunjung.

3.6.2 Sampel

Sampel adalah suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan dianggap yang dapat menggambarkan populasinya (Ginting dan Situmorang, 2008:151).


(59)

berdasarkan kebetulan dan siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel (Ginting dan Situmorang, 2008:141). Ukuran sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin (Umar, 2004:78) yaitu teknik pengambilan sampel dimana peneliti menggunakan sampel dari populasi dengan rumus:

n =

1+��2 Dimana:

n = Jumlah Sampel N = Ukuran Populasi e = Taraf Kesalahan

Sehingga jumlah sampel menjadi:

n =

7500

1+7500(0,1)2 n = 98,68

Maka sampel dalam penelitian ini adalah 98,68 responden atau dapat dibulatkan menjadi 99 orang responden.

3.7 Jenis Data Penelitian 1. Data Primer

Data Primer Data Primer merupakan data yang diperoleh langsung dari responden terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan kuesioner kepada responden terpilih yang berisikan pertanyaan mengenai variabel penelitian. Dalam hal ini penulis memperolehnya langsung dari pengunjung Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan


(60)

2. Data Sekunder

Data Sekunder merupakan data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan mempelajari berbagai tulisan , informasi pengelola, maupun dari internet yang ada hubungannya dengan penelitian yang dilakukan, terutama dari Website, Facebook dan Twitter resmi dari Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Wawancara

Yaitu mengadakan tanya jawab langsung dengan pihak yang mempunyai wewenang dalam memberikan keterangan yang penulis butuhkan. Wawancara menggunakan alat bantu berupa seperangkat daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu atau sering disebut dengan interview guide.

2. Kuesioner

Merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

3. Studi Pustaka

Merupakan pengumpulan data yang menggunakan buku literatur yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti.


(61)

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.9.1 Uji Validitas

Menurut Situmorang dan Lufti (2012:76) Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Sekiranya peneliti ingin mengukur kuesioner di dalam pengumpulan data penelitian, maka kuesioner yang disusunnya harus mengukur apa yang ingin diukurnya. Setelah kuesioner tersebut tersusun dan teruji validitasnya, dalam praktik belum tentu data yang terkumpulkan adalah data yang valid. Banyak hal-hal lain yang akan mmengurangi validitas data; misalnya apakah si pewawancara mengumpulkan data betul-betul mengikuti petunjuk yang telah ditetapkan dalam kuesioner.

Pengukuran dikatakan valid jika mengukur tujuannya dengan nyata atau benar. Reliabilitas menunjukkan akurasi dan konsistensi dari pengukurannya. Dikatakan konsisten jika beberapa pengukuran terhadap subjek yang sama diperoleh hasil yang tidak berbeda. Pada tahap prasurvei, kuesioner yang berisi 18 item pertanyaan mengenai analisis dari produk (X1), harga (X2), promosi (X3), lokasi (X4), orang (X5), bukti fisik (X6) dan proses (X7) yang mempengaruhi minat berkunjung kembali ke Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan , disebarkan kepada 30 responden di luar sampel penelitian.

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 19.0 dengan kriteria sebagai berikut :

1. Jika rhitung > rtabel, maka pertanyaan dinyatakan valid. 2. Jika rhitung < rtabel, maka pertanyaan dinyatakan tidak valid.


(62)

Penyebaran kuesioner khusus dalam uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada 30 responden di luar dari responden penelitian, tetapi memiliki karakteristik yang sama dengan responden penelitian yaitu pengunjung Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan. Nilai r table dengan ketentuan df = jumlah kasus = 30 dan tingkat signifikansi sebesar 5% maka angka yang diperoleh = 0.361.

Tabel 3.4

Uji Validitas Variabel Produk (X1)

No Pernyataan r hitung r table Validitas

1 P1 0,486 0,361 Valid

2 P2 0,735 0, 361 Valid

3 P3 0,647 0, 361 Valid

4 P4 0,501 0, 361 Valid

5 P5 0,414 0, 361 Valid

6 P6 0,501 0, 361 Valid

7 P7 0,369 0, 361 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Desember 2013)

Tabel 3.4 menunjukkan bahwa seluruh butir pernyataan variabel produk (X1) telah valid karena r hitung > r tabel. Dengan demikian, kuesioner dapat dilanjutkan pada tahap pengujian reliabilitas.


(63)

Tabel 3.5

Uji Validitas Variabel Promosi (X2)

No Pernyataan r hitung r table Validitas

8

P8 0,410 0, 361 Valid 9

P9 0,566 0, 361 Valid 10

P10 0,568 0, 361 Valid 11

P11 0,363 0, 361 Valid Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Desember 2013)

Tabel 3.5 menunjukkan bahwa seluruh butir pernyataan variabel promosi (X2) telah valid karena r hitung > r tabel. Dengan demikian, kuesioner dapat dilanjutkan pada tahap pengujian reliabilitas.

Tabel 3.6

Uji Validitas Variabel Harga (X3)

No Pernyataan r hitung r table Validitas

12

P12 0,809 0, 361 Valid 13

P13 0,717 0, 361 Valid 14

P14 0,568 0, 361 Valid 15

P15 0,679 0, 361 Valid Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Desember 2013)

Tabel 3.5 menunjukkan bahwa seluruh butir pernyataan variabel harga (X3) telah valid karena r hitung > r tabel. Dengan demikian, kuesioner dapat dilanjutkan pada tahap pengujian reliabilitas.


(64)

Tabel 3.7

Uji Validitas Variabel Lokasi (X4)

No Pernyataan r hitung r table Validitas

16

P16 0,705 0, 361 Valid 17

P17 0,635 0, 361 Valid 18

P18 0,805 0, 361 Valid 19

P19 0,547 0, 361 Valid 20

P20 0,529 0, 361 Valid 21

P21 0,545 0, 361 Valid Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Desember 2013)

Tabel 3.7 menunjukkan bahwa seluruh butir pernyataan variabel lokasi (X4) telah valid karena r hitung > r tabel. Dengan demikian, kuesioner dapat dilanjutkan pada tahap pengujian reliabilitas.

Tabel 3.8

Uji Validitas Variabel Orang (X5)

No Pernyataan r hitung r table Validitas

22

P22 0,672 0, 361 Valid 23

P23 0,719 0, 361 Valid 24

P24 0,641 0, 361 Valid 25

P25 0,668 0, 361 Valid Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Desember 2013)

Tabel 3.8 menunjukkan bahwa seluruh butir pernyataan variabel orang (X5) telah valid karena r hitung > r tabel. Dengan demikian, kuesioner dapat dilanjutkan pada tahap pengujian reliabilitas.


(65)

Tabel 3.9

Uji Validitas Bukti Fisik (X6)

No Pernyataan r hitung r table Validitas

26

P26 0,573 0, 361 Valid 27

P27 0,519 0, 361 Valid 28

P28 0,531 0, 361 Valid 29

P29 0,484 0, 361 Valid Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Desember 2013)

Tabel 3.9 menunjukkan bahwa seluruh butir pernyataan variabel bukti fisik (X6) telah valid karena r hitung > r tabel. Dengan demikian, kuesioner dapat dilanjutkan pada tahap pengujian reliabilitas.

Tabel 3.10

Uji Validitas Proses (X7)

No Pernyataan r hitung r table Validitas

30

P30 0,705 0, 361 Valid 31

P31 0,537 0, 361 Valid 32

P32 0,531 0, 361 Valid Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Desember 2013)

Tabel 3.10 menunjukkan bahwa seluruh butir pernyataan variabel proses (X7) telah valid karena r hitung > r tabel. Dengan demikian, kuesioner dapat dilanjutkan pada tahap pengujian reliabilitas.


(1)

4.

Lokasi

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

VAR00016 19,5000 11,431 ,705 ,780

VAR00017 19,5667 12,668 ,635 ,795

VAR00018 19,0667 13,168 ,805 ,772

VAR00019 19,9667 12,033 ,547 ,824

VAR00020 19,3000 13,872 ,529 ,817

VAR00021 19,1000 15,610 ,545 ,823

5.

Orang

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

VAR00022 11,5667 2,875 ,672 ,804

VAR00023 11,5333 3,913 ,719 ,746

VAR00024 11,1333 4,326 ,641 ,785

VAR00025 11,3667 4,240 ,668 ,774

6.

Bukti Fisik

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

VAR00026 12,5333 3,154 ,573 ,646

VAR00027 12,5667 2,875 ,519 ,666

VAR00028 12,8000 2,510 ,531 ,669


(2)

7.

Proses

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

VAR00030 8,1000 ,783 ,705 ,529

VAR00031 7,9667 1,137 ,537 ,728

VAR00032 8,0667 1,168 ,547 ,720

Lampiran 4

Logistic Regression

Iteration Historya,b,c

Iteration

-2 Log likelihood

Coefficients Constant

Step 0 1 48,326 1,798

2 40,389 2,549

3 39,616 2,876

4 39,600 2,932

5 39,600 2,934

6 39,600 2,934

a. Constant is included in the model. b. Initial -2 Log Likelihood: 39,600

c. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than ,001.


(3)

Iteration Historya,b,c,d

Iteration

-2 Log likelihood

Coefficients

Constant Produk Promosi Harga Lokasi Orang BuktiFisik Proses

Step 1 1 43,696 -,183 ,040 ,043 ,037 ,015 -,115 -,063 ,170

2 30,852 -1,779 ,082 ,113 ,090 ,016 -,260 -,127 ,390

3 27,187 -3,820 ,109 ,233 ,163 -,029 -,401 -,158 ,627

4 26,333 -5,647 ,112 ,362 ,232 -,097 -,500 -,163 ,837

5 26,241 -6,516 ,111 ,423 ,262 -,130 -,541 -,166 ,941

6 26,239 -6,648 ,111 ,432 ,266 -,135 -,548 -,167 ,958

7 26,239 -6,650 ,111 ,432 ,266 -,135 -,548 -,167 ,959

8 26,239 -6,650 ,111 ,432 ,266 -,135 -,548 -,167 ,959

a. Method: Enter

b. Constant is included in the model. c. Initial -2 Log Likelihood: 39,600

d. Estimation terminated at iteration number 8 because parameter estimates changed by less than ,001.

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 5,372 8 ,717

Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test

Minat = Tidak Berminat Minat = Berminat

Total Observed Expected Observed Expected

Step 1 1 3 3,041 7 6,959 10

2 0 ,765 10 9,235 10

3 1 ,434 9 9,566 10

4 0 ,285 10 9,715 10

5 1 ,203 9 9,797 10

6 0 ,131 10 9,869 10

7 0 ,076 10 9,924 10

8 0 ,040 10 9,960 10

9 0 ,019 10 9,981 10


(4)

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 99 100,0

Missing Cases 0 ,0

Total 99 100,0

Unselected Cases 0 ,0

Total 99 100,0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Model Summary

Step -2 Log likelihood

Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

1 26,239a ,126 ,383

a. Estimation terminated at iteration number 8 because parameter estimates changed by less than ,001.

Classification Tablea

Observed

Predicted

Minat Percentage

Correct Tidak Berminat Berminat

Step 1 Minat Tidak Berminat 1 4 20,0

Berminat 0 94 100,0

Overall Percentage 96,0


(5)

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a Produk ,111 ,176 ,396 1 ,529 1,117

Promosi ,432 ,359 1,451 1 ,228 1,541

Harga ,266 ,240 1,234 1 ,267 1,305

Lokasi -,135 ,230 ,346 1 ,556 ,874

Orang -,548 ,316 3,001 1 ,083 ,578

BuktiFisik -,167 ,299 ,314 1 ,575 ,846

Proses ,959 ,506 3,592 1 ,058 2,608

Constant -6,650 6,512 1,043 1 ,307 ,001


(6)