PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DI DESA MANGKUBUMI KECAMATAN SADANANYA KABUPATEN CIAMIS | Sulastri | DINAMIKA 673 2662 1 PB
PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DI DESA MANGKUBUMI KECAMATAN
SADANANYA KABUPATEN CIAMIS
ASTRI SULASTRI
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi oleh adalah keterkaitan mengenai fakta dan data mengenai
proses pelaksanaan pengelolaan alokasi dana desa oleh perangkat desa yang diharapkan dapat
berdampak baik kepada pemanfaatan dan penggunaan dari alokasi dana desa guna memenuhi
kebutuhan masyarakat desa.
Adapun tujuan dari penelitian ini dilakukan dalam rangka penulisan skripsi untuk
mengetahui sejauh mana pengelolaan alokasi dana desa, untuk mengetahui faktor apa saja yang
mendukung pelaksanaan pengelolaan alokasi dana desa, untuk mengetahui faktor apa saja yang
menghambat pelaksanaan pengelolaan alokasi dana desa dan upaya apa saja yang dilakukan
untuk mengatasi hambatan dalam pengelolaan alokasi dana desa di Desa Mangkubumi Kecamatan
Sadananya Kabupaten Ciamis.
Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriftif kualitatif. Teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini dilakukan melalui studi kepustakaan dan studi lapangan melalui kegiatan
observasi, wawancara dan pencatatan dokumen. Adapun jumlah sumber data dalam penelitian ini
adalah 1 orang Kepala Desa, 3 orang Perangkat Desa, 1 orang anggota Badan Permusyawaratan
Desa (BPD) dan 1 orang masyarakat di Desa Mangkubumi Kecamtan Sadananya Kabupaten
Ciamis.
Berdasarkan penelitian dapat diketahui bahwa pengelolaan alokasi dana desa di Desa
Mangkubumi Kecamatan Sadananya Kabupaten Ciamis dinilai cukup baik dalam
melaksanakannya, walaupun dilihat dari proses perencanaannya dan juga pengalokasian sesuai
dengan aturan atau prosedur yang ada dinilai masih kurang baik. Faktor yang mendukung dalam
pengelolaan alokasi dana desa yaitu adanya tokoh-tokoh dimasyarakat yang menjadi perantara
untuk menyampaikan aspirasi bagi masyarakat kepada perangkat desa, terpenuhinya sarana
prasarana yang menunjang serta kesamaan kebutuhan masyarakat. Selanjutnya faktor yang
menghambat yaitu tidak semua masyarakat dapat menggunakan media sosial untuk mengakses
informasi mengenai alokasi dana desa, batasan peruntukan alokasi dana desa, masih rendahnya
kualitas sumber daya manusia perangkat desa. Upaya yang dapat dilakukan dalam mengatasi
hambatan tersebut yaitu menekankan kepada kepala dusun untuk lebih sering melaksanakan
sosialisasi mengenai alokasi dana desa kepada masyarakat, dan menyediakan papan informasi
yang khusus memuat informasi mengenai alokasi dana desa, sehingga tidak bersatu dengan
informasi yang lainnya. dan meningkatkan kerjasama antar perangkat desa dan tidak saling
mengandalkan satu sama lain dalam menyelesaikan pekerjaan khususnya dalam mengelola alokasi
dana desa
Kata kunci : Pengelolaan Alokasi Dana Desa
A. PENDAHULUAN
Desa merupakan sebuah organisasi
pemerintah yang secara langsung berhadapan
dengan masyarakat. Disini desa mempunyai
peranan
yang
sangat
penting
dalam
pembangunan yang di lakukan oleh desa, harus
dapat memuat proses pemberdayaan masyarakat
yang mengandung makna dinamis untuk
pengembangan dalam mencapai tujuan.
Untuk itu pemerintah mengeluarkan
kebijakan yaitu berupa Alokasi Dana Desa
(ADD) untuk menunjang segala sektor kebutuhan
di masyarakat. Pemberian Alokasi Dana Desa
merupakan wujud pemenuhan hak desa dalam
rangka penyelenggaraan otonomi desa, namun
dalam pengelolaannya tentu akan mendapat
banyak hambatan.
Sehubungan dengan uraian di atas dan
berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh
penulis Di Kantor Kepala Desa Mangkubumi
Kecamatan Sadananya Kabupaten Ciamis
ditemukan permasalahan-permasalahan yang
berkaitan dengan pengelolaan Alokasi Dana
Desa. Hal tersebut dapat dilihat dari indikator
sebagai berikut:
1. Masih minimnya kemampuan dan keahlian
serta pengetahuan pengelola anggaran dalam
mengelola Alokasi Dana Desa sesuai dengan
aturan yang ada. Hal ini dapat terlihat dari
masih kurangnya orang yang ahli dalam
511
2.
3.
4.
membuat rencana anggaran, pengalokasian
dana,
dan juga
membuat
laporan
pertanggungjawaban di Desa Mangkubumi
Kecamatan Sadananya Kabupaten Ciamis.
Penggunaan Alokasi Dana Desa dirasa
masih kurang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari kurang
aktifnya masyarakat dalam menyampaikan
aspirasinya dalam kegiatan musyawarah
bersama di Desa Mangkubumi Kecamatan
Sadananya Kabupaten Ciamis.
Ketidakjelasan
regulasi
di
dalam
pengelolaan keuangan desa di Desa
Mangkubumi
Kecamatan
Sadananya
Kabupaten Ciamis. Hal ini dapat dilihat dari
perubahan yang terjadi dari Peraturan
Pemerintah No. 60 Tahun 2014 diubah
menjadi Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun
2015 tentang Dana Desa yang bersumber
dari
APBN
tentang
mekanisme
pengalokasian dana desa.
Masih rendahnya mekanisme pengawasan
yang melibatkan masyarakat di dalam suatu
kegiatan yang bersumber dari Alokasi Dana
Desa. Hal ini dapat terlihat dari sikap
masyarakat
di
Desa
Mangkubumi
Kecamatan Sadananya Kabupaten Ciamis
seperti adanya sikap kurang peduli terhadap
pelaksanaan kegiatan di desa.
B. LANDASAN TEORITIS
1. Pengertian Keuangan Negara
Pengertian Keuangan negara menurut
Anggara ( 2016:11) adalah sebagai berikut:
Keuangan negara adalah kekayaan yang
dikelola oleh pemerintah, yang meliputi
uang dan barang yang dimiliki, kertas
berharga yang bernilai uang yang dimiliki,
hak dan kewajiban yang dapat dinilai
dengan uang, dana-dana pihak ketiga yang
terkumpul atas dasar potensi yang dimiliki
dan/atau yang dijamin baik oleh
pemerintah pusat, pemerintah daerah,
badan-badan usaha, yayasan, maupun
institusi lainnya. Secara ringkas keuangan
negara ialah semua hak yang dapat dinilai
dengan uang, yang dapat dijadikan milik
negara.
2. Pengelolaan Keuangan Negara, Daerah
dan Keuangan Desa
Pengelolaan antara keuangan negara dan
daerah dapat diartikan sebagai suatu sistem yang
mengatur bagaimana caranya sejumlah dana
dibagi di antara berbagai tingkat pemerintah,
Hubungan pengelolaan keuangan negara dengan
keuangan daerah tersebut dapat terlihat dari
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17
Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara Pasal 22,
yaitu menjelaskan bahwa:
(1) Pemerintah Pusat mengalokasikan dana
perimbangan kepada Pemerintah Daerah
berdasarkan undang-undang perimbangan
keuangan pusat dan daerah.
(2) Pemerintah Pusat dapat memberikan pinjaman
dan/atau hibah kepada Pemerintah Daerah
atau sebaliknya.
(3) Pemberian
pinjaman
dan/atau
hibah
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
dilakukan setelah mendapat persetujuan
Dewan Perwakilan Rakyat.
(4) Pemerintah Daerah dapat memberikan
pinjaman kepada/menerima pinjaman dari
daerah lain dengan persetujuan DPRD.
Selanjutnya
untuk lebih meyakinkan
hubungan keuangan negara, keuangan daerah dan
keuangan desa saling berhubungan satu sama
lain, dapat dilihat dari penjelasan
yang
dikemukakan oleh Badan Pengawasan Keuangan
dan Pembangunan Deputi Bidang Pengawasan
Penyelenggaraan Keuangan Daerah (2015: 48)
mengenai pengertian dana desa yaitu sebagai
berikut: Dana Desa adalah dana yang bersumber
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
yang diperuntukan bagi desa yang ditransfer
melalui APBD kabupaten/Kota dan digunakan
untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan,
pelaksanaan
pembangunan,
pembinaan
kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.
Pemerintah menganggarkan Dana Desa secara
nasional dalam APBN setiap tahun.
3. Pengelolaan Alokasi Dana Desa
Pengertian alokasi dana desa menurut
Soleh dan Rochmansjah ( 2015 : 11) adalah
sebagai berikut: Alokasi Dana Desa (ADD)
adalah dana yang dialokasikan oleh Pemerintah
Kabupaten/Kota untuk disalurkan kepada
pemerintah desa, yang bersumber dari bagian
dana perimbangan keuangan pusat dan daerah
yang diterima oleh Pemerintah Kabupaten/Kota.
Adapun asas yang dijadikan sebagai
pedoman dalam pengelolaan alokasi dana desa
yaitu yang dikemukakan dalam Permendagri
Nomor 113 Tahun 2014
Deputi Bidang
Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah
(2015: 35), bahwa asas-asas pengelolaan
keuangan desa yaitu dijelaskan sebagai berikut:
1. Transparan, yaitu prinsip keterbukaan yang
memungkinkan
masyarakat
untuk
mengetahui dan mendapat akses informasi
seluas-luasnya tentang keuangan desa. Asas
512
yang membuka diri terhadap hak masyarkat
untuk memperoleh informasi yang benar,
jujur, dan tidak diskriminatif tentang
penyelenggaraan pemerintahan desa dengan
tetap memperhatikan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
2. Akuntabel, yaitu perwujudan kewajiban
untuk
mempertanggung
jawabkan
pengelolaan dan pengendalian sumber daya
dan
pelaksanaan
kebijakan
yang
dipercayakan dalam rangka pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan. Asas akuntabel
yang menentukan bahwa setiap kegiatan
hasil akhir kegiatan penyelenggaraan
pemerintahan
desa
harus
dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat
desa sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
3. Partisipatif,
yaitu
penyelenggaraan
pemerintahan desa yang mengikutsertakan
kelembagaan desa dan unsur masyarakat
desa;
4. Tertib dan disiplin anggaran, yaitu
pengelolaan keuangan desa harus mengacu
pada
aturan
atau
pedoman
yang
melandasinya.
Dari penjelasan di atas, maka pada
dasarnya pengelolaan keuangan desa merupakan
serangkaian
kegiatan
pengalokasian,
penggunaan, pelaporan dan pertanggungjawaban
dana desa yang dilakukan baik secara langsung
ataupun secara tidak langsung yang dimaksudkan
bukan saja sebagai penggerak perekonomian desa
tetapi juga sebagai sumber pendapatan desa.
C. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah
metode penelitian kualitatif, yaitu merupakan
sebuah cara yang lebih menekankan pada aspek
pemahaman secara mendalam terhadap suatu
permasalahan. Seperti yang dikemukakan
menurut Prastowo (2012: 24) bahwa metode
penelitian kualitatif adalah:
Metode penelitian kualitatif adalah metode
(jalan) penelitian yang sistematis yang
digunakan untuk mengkaji atau meneliti
suatu objek pada latar alamiah tanpa ada
manipulasi di dalamnya dan tanpa ada
pengujian hipotesis, dengan metodemetode yang alamiah ketika hasil
penelitian yang diharapkan bukanlah
generalisasi berdasarkan ukuran-ukuran
kuantitas, namun makna ( segi kualitas)
dari fenomena yang diamati.
Adapun subjek penelitian ditetapkan
sebagai berikut: Kepala Desa Mangkubumi,
Sekretaris Desa, Kepala Urusan Perencanaan dan
Keuangan, Kepala Seksi Kesejahteraan, Anggota
Badan Permusyawatan Desa (BPD) dan
masyarakat Desa Mangkubumi yang apabila
dijumlahkan keseluruhannya menjadi 6 orang.
Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan
studi kepustakaan dan studi lapangan. Analisis
data menurut Bogdan (Sugiyono, 2013: 224),
Analisis data proses mencari dan menyusun
secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan
lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan
temuannya dapat diinformasikan kepada orang
lain.
Analisis
data
dilakukan
dengan
mengorganisasikan
data,
menjabarkannya
kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun
ke dalam pola, memilih mana yang penting dan
yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan
yang dapat diceritakan kepada orang lain.
D. HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
1. Pengelolaan Alokasi Dana Desa di Desa
Mangkubumi
Kecamatan
Sadananya
Kabupaten Ciamis.
Berdasarkan hasil penelitian tentang
Pengelolaan Alokasi Dana Desa di Desa
Mangkubumi Kecamatan Sadananya Kabupaten
Ciamis, dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Dimensi Transparan
a. Adanya kemudahan yang diberikan
kepada masyarakat untuk mengakses
informasi mengenai anggaran desa.
Berdasarkan hasil penelitian, pengelolaan
alokasi dana desa dilihat dari indikator ini penulis
melihat bahwa di Desa Mangkubumi ada papan
informasi
yang dipampangkan mengenai
anggaran desa, juga ada media sosial yang
memang dibuat pemerintah desa dan di dalamnya
terdapat keterangan mengenai anggaran yang ada
di desa.
Dari pernyataan di atas maka dapat
dikatakan bahwa ini sudah sesuai dengan teori
yang dikemukakan oleh Humanitarian Forum
Indonesia ( HFI) yang diakses tanggal 25 April
2017 di (http:// blog.faceoffice.co.id/penejelasantransparansi-pemerintahan/) tentang adanya 6
prinsip transparansi yaitu:
a. Adanya informasi yang mudah dipahami dan
diakses (dana, cara pelaksanaan, bentuk
bantuan atau program).
b. Adanya publikasi dan media mengenai proses
kegiatan dan detail keuangan.
c. Adanya
laporan
berkala
mengenai
pendayagunaan
sumer
daya
dalam
513
perkembangan proyek yang dapat diakses
oleh umum.
d. Laporan tahunan.
e. Website atau media publikasi organisasi.
f. Pedoman dalam penyebaran informasi.
b. Memberikan
keleluasaan
kepada
masyarakat dalam memberikan aspirasi
untuk pengalokasian dana desa.
Berdasarkan hasil penelitian, pengelolaan
alokasi dana desa dilihat dari indikator ini
biasanya masyarakat diberi kesempatan untuk
menyampaikan aspirasinya dalam kegiatankegiatan yang diadakan pemerintah desa baik itu
musyawarah desa dan juga pertemuan-pertemuan
lainnya.
Sedangkan menurut Mustopa Didjaja
(2003: 261), menerangkan bahwa prinsip
transparansi tidak hanya berhubungan dengan
hal-hal yang menyangkut keuangan, transparansi
dalam perencanaan juga meliputi 5( lima) hal
yaitu sebagai berikut:
a. Keterbukaan dalam rapat penting dimana
masyarakat ikut memberikan pendapatnya.
b. Keterbukaan informasi yang berhubungan
dengan dokumen yang perlu diketahui oleh
masyarakat.
c. Keterbukaan
prosedur
(pengambilan
keputusan atau penyusunan rencana).
d. Keterbukaan registrasi yang bersifat fakta
hukum (catatan sipil, buku tanah, dan lainlain).
e.
Keterbukaan menerima peran serta
masyarakat.
c. Adanya laporan penggunaan anggaran
yang disampaikan dari pemerintah desa
bagi masyarakat.
Berdasarkan hasil penelitian, pengelolaan
alokasi dana desa dilihat dari indikator ini
biasanya setiap kali akhir kegiatan yang di danai
dari alokasi dana desa selesai maka akan ada
laporan penggunaan anggaran yang disampaikan
kepada masyarakat baik melalui musyawarah
ataupun pertemuan-pertemuan desa.
Hal ini dapat dikatakan sama atau sesuai
dengan
teori
yang
dikemukakan
oleh
Humanitarian Forum Indonesia ( HFI) yang
diakses tanggal 25 April 2017 di ( http://
blog.faceoffice.co.id/penejelasan-transparansipemerintahan/) tentang
adanya 6 prinsip
transparansi yaitu :
a. Adanya informasi yang mudah dipahami dan
diakses (dana, cara pelaksanaan, bentuk
bantuan atau program).
b. Adanya publikasi dan media mengenai proses
kegiatan dan detail keuangan.
c.
Adanya
laporan
berkala
mengenai
pedayagunaan
sumer
daya
dalam
perkembangan proyek yang dapat diakses
oleh umum.
d. Laporan tahunan.
e. Website atau media publikasi organisasi.
f. Pedoman dalam penyebaran informasi.
2. Dimensi Akuntabel
a. Pengelolaan
anggaran
dilakukan
berdasarkan aturan/UUD yang berlaku.
Berdasarkan hasil penelitian, pengelolaan
alokasi dana desa dilihat dari indikator ini
biasanya dalam pengelolaan alokasi dana desa di
Desa
Mangkubumi
berpedoman
atau
berlandaskan aturan yang ditetapkan yaitu
diantaranya Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 113 tentang Pengelolaan Keuangan Desa
dan Peraturan Bupati Nomor 2 Tahun 2016
tentang Tata Cara Pengalokasian Dana Desa
Tahun Anggaran 2016.
Maka ini sejalan dengan
yang
dikemukakan oleh Permana ( 2012)
yang
diakese
tanggal
25
April
2017
di
(http://theorykeuangandaerah.blogspot.co.id/201
5/12/akuntabilitas.html?.m=1), bahwa untuk
menciptakan laporan keuangan yang berkualitas
perlu
adanya
pertanggungjawaban
atas
pembuatan laporan keuangan yang harus meliputi
hal-hal sebagai berikut:
1. Integritas keuangan.
2. Pengungkapan.
3. Ketaatan terhadap peraturan perundangundangan.
b. Setiap pengeluaran yang bersumber dari
alokasi dana desa disertai dengan laporan
pertanggungjawaban.
Berdasarkan hasil penelitian, pengelolaan
alokasi dana desa dilihat dari indikator ini
biasanya pemerintah desa selalu memberikan
laporan
pertanggungjawaban
setiap
kali
menggunakan anggaran dari alokasi dana desa
dan laporan tersebut nantinya akan dibahas dalam
pertemuan desa atau musyawarah desa bersama
masyarakat.
Adanya laporan pertanggungjawaban atas
dana yang bersumber dari alokasi dana desa
sesuai dengan Pasal 37 ayat (1) Peraturan Bupati
Ciamis Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Tata Cara
Pengalokasian Dana Desa bahwa yang dijelaskan
sebagai berikut:
Pasal 37
Kepala
Desa
menyampaikan
laporan
pertanggungjawaban yang berisi realisasi
penerimaan dan belanja ADD, pelaksanaan
penggunaan dana ADD secara rutin setiap bulan
514
dan/atau tahapan penyaluran kepada DPMD.
c. Laporan
pertanggungjawaban
harus
selesai tepat waktu
Berdasarkan hasil penelitian, pengelolaan
alokasi dana desa dilihat dari indikator ini,
pembuatan laporan pertanggungjawaban dalam
alokasi dana desa sangat rumit dan butuh ketelian
lebih sehingga tidak jarang membutuhkan waktu
yang cukup lama untuk dapat menyelesaikannya.
Sedangkan
ketentuan
batas
waktu
maksimal atau waktu paling lambat dalam
menyelesaikan laporan pertanggungjawaban
telah sesuai dengan apa yang tercantum dalam
Pasal 38 ayat (1) dan (2) Peraturan Bupati Ciamis
Nomor 2 Tahun 2016 yaitu sebagai berikut:
(1) Secara umum, pertanggungjawaban ADD
adalah bagian dan merupakan satu
kesatuan
dengan
laporan
pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan
APBDesa.
(2) Untuk pelaporan sebagaimana dimaksud
ayat
(1),
kepala
Desa
wajib
menyampaikan
Laporan
Pertanggungjawaban
Realisasi
Pelaksanaan APBDesa yang ditetapkan
dengan Peraturan Desa dan disampaikan
kepada Bupati melalui Camat, paling
lambat 1 (satu) bulan setelah berakhirnya
tahun anggaran.
3. Dimensi Partisipatif
a. Masyarakat
diikutsertakan
dalam
perencanaan pengalokasian dana desa.
Berdasarkan hasil penelitian, pengelolaan
alokasi dana desa dilihat dari indikator ini,
biasanya
pemerintah
desa
mengundang
perwakilan dari masyarakat atau tokoh-tokoh di
masyarakat untuk hadir dan ikut serta dalam
pertemuan
desa
untuk
merencanakan
pengalokasian dana desa di Desa Mangkubumi.
Dengan melihat hal tersebut maka
pengelolaan Alokasi Dana Desa sama seperti
yang dikemukakan oleh Sulistion (2004) yang
diakses
di
(http://www.academia.edu/6909464/PENGELOL
AAN_KEUANGAN_DESA_DALAM_SISTEM
_KEUANGAN_NEGARA_REPUBLIK_INDON
ESIA) yang diakses tangal 25 April 2017,
menyatakan partisipasi masyarakat dalam
penganggaran mencakup hal-hal:
a. Adanya akses bagi pasrtisipatif aktif
publik dalam dalam proses perumusan
program dan pengambilan keputusan
anggaran.
b. Adanya peraturan yang memberikan
tempat ruang kontrol oleh lembaga
independen dan masyarakat baik secara
program maupun kelembagaan sebagai
media chek and balance.
c. Adanya sikap proaktif pemerintah
daerah untuk mendorong partisipasi
warga pada proses penganggaran. Hal
ini mengingat kesenjangan yang tajam
antara kesadaran masyarakat tentang
cara berpartisipasi yang efektif dan citacitamewujudkan
APBDesa
yang
aspiratif.
b. Anggaran desa digunakan dengan didasari
atas kesesuaian kebutuhan masyarakat.
Berdasarkan hasil penelitian, pengelolaan
alokasi dana desa dilihat dari indikator ini,
penggunaan anggaran desa khususnya alokasi
dana desa memiliki peruntukan tertentu dalam
penggunaannya, jadi terkadang pemerintah desa
menggunakan anggaran desa tersebut disesuaikan
dengan aturan yang ada.
Dari pernyataan di atas maka dapat
dikatakan bahwa ini belum sesuai dengan yang
tercantum dalam Pasal 80 Undang-Undang No 6
tahun 2014 Tentang Desa yaitu:
1) Perencanaan
pembangunan
desa
sebagaimana dimaksud pasal 79
diselenggarakan
dengan
mengikutsertakan masyarakat desa.
2) Dalam
menyusun
perencanaan
Pembangunan
Desa
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Pemerintah
Desa
wajib
menyelenggarakan
musyawarah
perencanaan
Pembangunan Desa.
3) Musyawarah perencanaa Pembangunan
Desa menetapkan prioritas, kegiatan,
dan kebutuhan Pembangunan Desa
yang
didanai
oleh
Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa, swadaya
masyarakat Desa. Dan/atau Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah
Kabupaten/Kota.
4) Prioritas
program
kegiatan dan
kebutuhan
Pembangunan
Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dirumuskan
berdasarkanpenilaian
terhadap kebutuhan masyarakat desa.
c. Setiap alokasi dana desa yang digunakan
harus berdasarkan kesepakatan bersama
masyarakat misalnya melalui musyawarah.
Berdasarkan hasil penelitian, pengelolaan
alokasi dana desa dilihat dari indikator ini,
biasanya dalam pengunaan anggaran yang
bersumber dari alokasi dana desa harus berdasar
kesepakatan bersama antara pemerintah desa dan
juga masyarakat.
515
Dari pernyataan di atas maka dapat
dikatakan bahwa ini sesuai dengan yang
tercantum dalam Pasal 80 Undang-Undang No 6
tahun 2014 Tentang Desa yaitu:
1) Perencanaan
pembangunan
desa
sebagaimana dimaksud pasal 79
diselenggarakan
dengan
mengikutsertakan masyarakat desa.
2) Dalam
menyusun
perencanaan
Pembangunan
Desa
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Pemerintah
Desa
wajib
menyelenggarakan
musyawarah
perencanaan
Pembangunan Desa.
3) Musyawarah perencanaa Pembangunan
Desa menetapkan prioritas, kegiatan,
dan kebutuhan Pembangunan Desa
yang
didanai
oleh
Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa, swadaya
masyarakat Desa. Dan/atau Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah
Kabupaten/Kota.
4) Prioritas
program kegiatan dan
kebutuhan
Pembangunan
Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dirumuskan berdasarkan penilaian
terhadap kebutuhan masyarakat desa.
4. Dimensi Tertib dan Disiplin Anggaran
a. Setiap pengalokasian dana desa sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan.
Berdasarkan hasil penelitian, pengelolaan
alokasi dana desa dilihat dari indikator ini, sudah
sesuai karena sebelum melakukan kegiatan yang
bersumber dari alokasi dana desa akan dilakukan
musyawarah
dulu
untuk
perencanaan
pengalokasian dana desa, dan jika rencana
tersebut sudah selesai maka kegiatan pun akan
direalisasikan sesuai dengan rencana tersebut.
Dengan melihat hal tersebut maka sama
seperti yang dikemukakan oleh Adisasmita
(2011:34) bahwa prinsip pengelolaan keuangan
dan anggaran harus meliputi 4 prinsip, yaitu:
1. Prinsip Kemandirian, prinsip ini
mengarah kapada pengelolaan anggaran
yang dikelola dengan pengurangan
ketergantungan
terhadap
sumber
keuangan yang sifatnya pragmatis
datang dari atas, tanpa harus mencoba
melakukan
sebuah inovasi
dan
penemuan sumber-sumber penerimaan
yang baru.
2. Penggunaan skala prioritas dalam
menentukan
objek-objek
dalam
perjalanan
penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan.
3. Efisiensi, efektivitas dan ekonomis.
4. Penggunaan anggaran sesuai dengan
alokasi anggaran yang telah ditentukan
sebelumnya.
b. Adanya
prosedur
khusus
dalam
pengalokasian dana desa
Berdasarkan hasil penelitian, pengelolaan
alokasi dana desa dilihat dari indikator ini,
pengelolaan alokasi dana desa dilakukan dengan
berdasar aturan yang berlaku yang mungkin
dapat dikatakan sebagai prosedur pengelolaan
alokasi dana desa.
Jika melihat hal tersebut maka sudah
sesuai dengan yang dikemukakan oleh Ismail
(2004: 74) yang diakses tanggal 25 April 2017 di
(http://kaukesbokan.
Blogspot.co.id/2013/10/sistem
prosedurpencatatan-transparansi.html?m=1) yaitu
bahwa:
Prosedur adalah suatu rangkaian tugastugas yang saling berhubungan yang
merupakan urutan-urutan menurut waktu
dan tata cara tertentu untuk melaksanakan
suatu pekerjaan yang dilaksanakan
berulang-ulang.
Prosedur
pencatatan
adalah
mencatat,
menggolongkan,
menyajikan, dan menafsirkan. Pencatatan
harus dilakukan secara tanggungjawab,
terbuka, jujur, tertib, cermat, aman, benar,
sah, efektif, dan efisien.
c. Adanya pengawasan atau monitoring
terhadap setiap anggaran yang masuk dan
keluar dari desa.
Berdasarkan hasil penelitian, pengelolaan
alokasi dana desa dilihat dari ini, pengawasan
yang dilakukan oleh inspektorat, oleh camat, oleh
Badan Permusyawaratan Desa ( BPD), dan juga
pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat
Desa Mangkubumi sendiri.
Jika melihat hal maka sudah
sesuai
dengan yang tercantum dalam pasal 40 ayat (1)
dan (2) Peraturan Bupati Ciamis Nomor 2 Tahun
2016 Tentang Tata Cara Pengalokasian Alokasi
Dana Desa sebagai berikut:
Pasal 40
(1) Pengawasan atas
pelaksanaan ADD
dilaksanakan oleh:
a. tim pembinaan dan pengawasan
Kabupaten;
b. tim pembinaan dan evaluasi Kecamatan;
c. aparat pengawasan fungsional;
d. pejabat yang berwenang sesuai dengan
perundangan yang berlaku;
e. masyarakat
untuk
perbaikan
pelaksanaannya.
(2) Pelaksanaan pengawasan
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan sesuai
516
kewenangan, tugas dan fungsinya masingmasing.
2. Faktor Pendukung Dan Faktor Penghambat
Dalam Pengelolaan Alokasi Dana Desa Di
Desa Mangkubumi Kecamatan Sadananya
Kabupaten Ciamis.
Berdasarkan observasi di lapangan,
ditemukan adanya faktor pendukung dan faktor
penghambat dalam Pengelolaan Alokasi Dana
Desa di Desa Mangkubumi Kecamatan
Sadananya
Kabupaten
Ciamis
tersebut
diantaranya:
1. Adanya tokoh-tokoh dimasyarakat yang
menjadi perantara untuk menyampaikan
aspirasi bagi masyarakat kepada
perangkat desa.
2. Terpenuhinya sarana prasarana yang
menunjang
dalam
pelaksanaan
pengelolaan alokasi dana desa.
3. Kesamaan kebutuhan masyarakat dalam
penggunaan pengalokasian dana desa.
4. Pencairan alokasi dana desa yang sesuai
dengan pengajuan yang diberikan oleh
perangkat
desa
sehingga
dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat desa
dan perangkat desa.
Sementara faktor penghambat yang
memepengaruhi dalam pengelolaan alokasi dana
desa diantaranya sebagai berikut :
1. Tidak semua
masyarakat
dapat
menggunakan media sosial untuk
mengakses informasi mengenai alokasi
dana desa, dan kadang informasi yang
terdapat dalam papan informasi masih
kurang jelas.
2. Batasan peruntukan alokasi dana desa,
sehingga tidak setiap kebutuhan
masyarakat dapat terpenuhi.
3. Masih rendahnya kualitas sumber daya
manusia perangkat desa, sehingga
kesulitan dalam memahami peraturanperaturan yang digunakan dalam
pengalokasian dana desa.
4. Masyarakat yang merasa sungkan untuk
menyampaikan aspirasinya seecara
langsung kepada perangkat desa.
3. Upaya-Upaya yang Dilakukan untuk
Mengatasi Hambatan – Hambatan yang
Dihadapi Dalam Pengelolaan Alokasi Dana
Desa Di Desa Mangkubumi Kecamatan
Sadananya Kabupaten Ciamis.
Berdasarkan observasi di lapangan, upayaupaya yang dilakukan untuk mengatasi
hambatan-hambatan Dalam Pengelolaan Alokasi
Dana Desa Di Desa Mangkubumi Kecamatan
Sadananya
Kabupaten
Ciamis
tersebut
diantaranya:
1. Pengelola alokasi dana desa menekankan
kepada kepala dusun untuk lebih sering
melaksanakan sosialisasi mengenai alokasi
dana desa kepada masyarakat.
2. Menyediakan papan informasi yang khusus
memuat informasi mengenai alokasi dana
desa, sehingga tidak bersatu dengan
informasi yang lainnya.
3. Memanfaatkan tokoh-tokoh yang ada
dimasyarakat untuk mengetahui yang
menjadi
kebutuhan
dan
aspirasi
masyarakat.
4. Mengikutsertakan perangkat desa sebagai
pengelola alokasi dana desa dalam
pelatihan-pelatihan guna meningkatkan
kualitas sumber daya manusia perangkat
desa dengan menambah pengetahuan dan
pengalaman yang lebih banyak.
E. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian baik melalui
observasi dan wawancara mengenai “Pengelolaan
Alokasi Dana Desa di Desa Mangkubumi
Kecamatan Sadananya Kabupaten Ciamis” dapat
penulis simpulkan sebagai berikut:
1. Pengelolaan Alokasi Dana Desa di Desa
Mangkubumi dinilai cukup baik dalam
melaksanakannya, walaupun dilihat dari proses
perencanaannya dan juga pengalokasian sesuai
dengan aturan atau prosedur yang ada dinilai
masih kurang baik.
2. Faktor yang mendukung dalam pengelolaan
alokasi dana desa yaitu adanya tokoh-tokoh
dimasyarakat yang menjadi perantara untuk
menyampaikan aspirasi bagi masyarakat kepada
perangkat desa, terpenuhinya sarana prasarana.
Selanjutnya faktor yang menghambat dalam
pengelolaan alokasi dana desa yaitu tidak semua
masyarakat dapat menggunakan media sosial
untuk mengakses informasi mengenai alokasi
dana desa.
3. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan,
maka diketahui adanya upaya dalam mengatasi
hambatan dalam Pengelolaan Alokasi Dana Desa
di Desa Mangkubumi yaitu menekankan kepada
kepala dusun untuk lebih sering melaksanakan
sosialisasi mengenai alokasi dana desa kepada
masyarakat.
2. Saran
Melihat dari kesimpulan yang ada dari
penelitian ini ada beberapa saran yang dapat
penulis uraikan sebagai berikut:
517
1. Mengenai pelaksanaan pengelolaan alokasi
dana desa di Desa Mangkubumi pengelola
alokasi dana desa harus dapat lebih
memberikan kemudahan kepada masyarakat
dalam mengakses informasi mengenai
alokasi dana desa serta pengelola alokasi
dana desa harus lebih mampu memahami apa
yang menjadi kebutuhan masyarakat yang
dapat dipenuhi dari adanya alokasi dana desa
tersebut.
2. Seyogyanya pengelola harus mampu
memanfaatkan
yang dianggap faktor
pendukung dan juga dapat menghindari atau
menyelasaikan yang dianggap faktor
penghambat.
3. Diperlukan upaya seperti menekankan
kepada kepala dusun untuk lebih sering
melaksanakan sosialisasi mengenai alokasi
dana desa kepada masyarakat dan
meningkatkan kerjasama antar perangkat
desa dan tidak saling mengandalkan satu
sama lain dalam menyelesaikan pekerjaan
khususnya dalam mengelola alokasi dana
desa.
Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang
Desa.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang
Keuangan Negara.
Peraturan Bupati Ciamis Nomor 2 Tahun 2016
tentang Tata Cara Pengalokasian
Alokasi Dana Desa
Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor 12
Tahun 2006 Tentang Alokasi Dana
Desa ( ADD ) di Kabupaten Ciamis.
IDENTITAS PENULIS
Astri Sulastri, lahir di Ciamis tanggal 7
Juni 1994, NPM 3504130074, tercatat sebagai
Mahasiswi jurusan Ilmu Administrasi Negara,
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik.
DAFTAR PUSTAKA
Buku - Buku
Adisasmita,
Raharjo.
2011.
Pengelolaan
Pendapatan
&
Anggaran
Daerah. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Anggara, Sahya, 2016. Administrasi Keuangan
Negara. Bandung: Pustaka Setia.
Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan
Keuangan Derah. 2015. Petunjuk
Pelaksanaan
Bimbingan
&
Konsultasi Pengelolaan Keuangan
Desa. Jakarta: BPKP.
Didjaja,
Mustofa.
2003.
Transparansi
Pemerintah.
Jakarta:
PT.
Rinekacipta.
Prastowo, Andi. 2012. Metode Penelitian
Kualitatif
dalam
perspektif
rancangan penelitian. Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media.
Soleh, Chabib & Heru Rochamansjah. 2015:
Pengelolaan
Keuangan
Desa.
Bandung: Fokusmedia.
Sugiono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Dokumen
518
SADANANYA KABUPATEN CIAMIS
ASTRI SULASTRI
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi oleh adalah keterkaitan mengenai fakta dan data mengenai
proses pelaksanaan pengelolaan alokasi dana desa oleh perangkat desa yang diharapkan dapat
berdampak baik kepada pemanfaatan dan penggunaan dari alokasi dana desa guna memenuhi
kebutuhan masyarakat desa.
Adapun tujuan dari penelitian ini dilakukan dalam rangka penulisan skripsi untuk
mengetahui sejauh mana pengelolaan alokasi dana desa, untuk mengetahui faktor apa saja yang
mendukung pelaksanaan pengelolaan alokasi dana desa, untuk mengetahui faktor apa saja yang
menghambat pelaksanaan pengelolaan alokasi dana desa dan upaya apa saja yang dilakukan
untuk mengatasi hambatan dalam pengelolaan alokasi dana desa di Desa Mangkubumi Kecamatan
Sadananya Kabupaten Ciamis.
Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriftif kualitatif. Teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini dilakukan melalui studi kepustakaan dan studi lapangan melalui kegiatan
observasi, wawancara dan pencatatan dokumen. Adapun jumlah sumber data dalam penelitian ini
adalah 1 orang Kepala Desa, 3 orang Perangkat Desa, 1 orang anggota Badan Permusyawaratan
Desa (BPD) dan 1 orang masyarakat di Desa Mangkubumi Kecamtan Sadananya Kabupaten
Ciamis.
Berdasarkan penelitian dapat diketahui bahwa pengelolaan alokasi dana desa di Desa
Mangkubumi Kecamatan Sadananya Kabupaten Ciamis dinilai cukup baik dalam
melaksanakannya, walaupun dilihat dari proses perencanaannya dan juga pengalokasian sesuai
dengan aturan atau prosedur yang ada dinilai masih kurang baik. Faktor yang mendukung dalam
pengelolaan alokasi dana desa yaitu adanya tokoh-tokoh dimasyarakat yang menjadi perantara
untuk menyampaikan aspirasi bagi masyarakat kepada perangkat desa, terpenuhinya sarana
prasarana yang menunjang serta kesamaan kebutuhan masyarakat. Selanjutnya faktor yang
menghambat yaitu tidak semua masyarakat dapat menggunakan media sosial untuk mengakses
informasi mengenai alokasi dana desa, batasan peruntukan alokasi dana desa, masih rendahnya
kualitas sumber daya manusia perangkat desa. Upaya yang dapat dilakukan dalam mengatasi
hambatan tersebut yaitu menekankan kepada kepala dusun untuk lebih sering melaksanakan
sosialisasi mengenai alokasi dana desa kepada masyarakat, dan menyediakan papan informasi
yang khusus memuat informasi mengenai alokasi dana desa, sehingga tidak bersatu dengan
informasi yang lainnya. dan meningkatkan kerjasama antar perangkat desa dan tidak saling
mengandalkan satu sama lain dalam menyelesaikan pekerjaan khususnya dalam mengelola alokasi
dana desa
Kata kunci : Pengelolaan Alokasi Dana Desa
A. PENDAHULUAN
Desa merupakan sebuah organisasi
pemerintah yang secara langsung berhadapan
dengan masyarakat. Disini desa mempunyai
peranan
yang
sangat
penting
dalam
pembangunan yang di lakukan oleh desa, harus
dapat memuat proses pemberdayaan masyarakat
yang mengandung makna dinamis untuk
pengembangan dalam mencapai tujuan.
Untuk itu pemerintah mengeluarkan
kebijakan yaitu berupa Alokasi Dana Desa
(ADD) untuk menunjang segala sektor kebutuhan
di masyarakat. Pemberian Alokasi Dana Desa
merupakan wujud pemenuhan hak desa dalam
rangka penyelenggaraan otonomi desa, namun
dalam pengelolaannya tentu akan mendapat
banyak hambatan.
Sehubungan dengan uraian di atas dan
berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh
penulis Di Kantor Kepala Desa Mangkubumi
Kecamatan Sadananya Kabupaten Ciamis
ditemukan permasalahan-permasalahan yang
berkaitan dengan pengelolaan Alokasi Dana
Desa. Hal tersebut dapat dilihat dari indikator
sebagai berikut:
1. Masih minimnya kemampuan dan keahlian
serta pengetahuan pengelola anggaran dalam
mengelola Alokasi Dana Desa sesuai dengan
aturan yang ada. Hal ini dapat terlihat dari
masih kurangnya orang yang ahli dalam
511
2.
3.
4.
membuat rencana anggaran, pengalokasian
dana,
dan juga
membuat
laporan
pertanggungjawaban di Desa Mangkubumi
Kecamatan Sadananya Kabupaten Ciamis.
Penggunaan Alokasi Dana Desa dirasa
masih kurang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari kurang
aktifnya masyarakat dalam menyampaikan
aspirasinya dalam kegiatan musyawarah
bersama di Desa Mangkubumi Kecamatan
Sadananya Kabupaten Ciamis.
Ketidakjelasan
regulasi
di
dalam
pengelolaan keuangan desa di Desa
Mangkubumi
Kecamatan
Sadananya
Kabupaten Ciamis. Hal ini dapat dilihat dari
perubahan yang terjadi dari Peraturan
Pemerintah No. 60 Tahun 2014 diubah
menjadi Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun
2015 tentang Dana Desa yang bersumber
dari
APBN
tentang
mekanisme
pengalokasian dana desa.
Masih rendahnya mekanisme pengawasan
yang melibatkan masyarakat di dalam suatu
kegiatan yang bersumber dari Alokasi Dana
Desa. Hal ini dapat terlihat dari sikap
masyarakat
di
Desa
Mangkubumi
Kecamatan Sadananya Kabupaten Ciamis
seperti adanya sikap kurang peduli terhadap
pelaksanaan kegiatan di desa.
B. LANDASAN TEORITIS
1. Pengertian Keuangan Negara
Pengertian Keuangan negara menurut
Anggara ( 2016:11) adalah sebagai berikut:
Keuangan negara adalah kekayaan yang
dikelola oleh pemerintah, yang meliputi
uang dan barang yang dimiliki, kertas
berharga yang bernilai uang yang dimiliki,
hak dan kewajiban yang dapat dinilai
dengan uang, dana-dana pihak ketiga yang
terkumpul atas dasar potensi yang dimiliki
dan/atau yang dijamin baik oleh
pemerintah pusat, pemerintah daerah,
badan-badan usaha, yayasan, maupun
institusi lainnya. Secara ringkas keuangan
negara ialah semua hak yang dapat dinilai
dengan uang, yang dapat dijadikan milik
negara.
2. Pengelolaan Keuangan Negara, Daerah
dan Keuangan Desa
Pengelolaan antara keuangan negara dan
daerah dapat diartikan sebagai suatu sistem yang
mengatur bagaimana caranya sejumlah dana
dibagi di antara berbagai tingkat pemerintah,
Hubungan pengelolaan keuangan negara dengan
keuangan daerah tersebut dapat terlihat dari
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17
Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara Pasal 22,
yaitu menjelaskan bahwa:
(1) Pemerintah Pusat mengalokasikan dana
perimbangan kepada Pemerintah Daerah
berdasarkan undang-undang perimbangan
keuangan pusat dan daerah.
(2) Pemerintah Pusat dapat memberikan pinjaman
dan/atau hibah kepada Pemerintah Daerah
atau sebaliknya.
(3) Pemberian
pinjaman
dan/atau
hibah
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
dilakukan setelah mendapat persetujuan
Dewan Perwakilan Rakyat.
(4) Pemerintah Daerah dapat memberikan
pinjaman kepada/menerima pinjaman dari
daerah lain dengan persetujuan DPRD.
Selanjutnya
untuk lebih meyakinkan
hubungan keuangan negara, keuangan daerah dan
keuangan desa saling berhubungan satu sama
lain, dapat dilihat dari penjelasan
yang
dikemukakan oleh Badan Pengawasan Keuangan
dan Pembangunan Deputi Bidang Pengawasan
Penyelenggaraan Keuangan Daerah (2015: 48)
mengenai pengertian dana desa yaitu sebagai
berikut: Dana Desa adalah dana yang bersumber
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
yang diperuntukan bagi desa yang ditransfer
melalui APBD kabupaten/Kota dan digunakan
untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan,
pelaksanaan
pembangunan,
pembinaan
kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.
Pemerintah menganggarkan Dana Desa secara
nasional dalam APBN setiap tahun.
3. Pengelolaan Alokasi Dana Desa
Pengertian alokasi dana desa menurut
Soleh dan Rochmansjah ( 2015 : 11) adalah
sebagai berikut: Alokasi Dana Desa (ADD)
adalah dana yang dialokasikan oleh Pemerintah
Kabupaten/Kota untuk disalurkan kepada
pemerintah desa, yang bersumber dari bagian
dana perimbangan keuangan pusat dan daerah
yang diterima oleh Pemerintah Kabupaten/Kota.
Adapun asas yang dijadikan sebagai
pedoman dalam pengelolaan alokasi dana desa
yaitu yang dikemukakan dalam Permendagri
Nomor 113 Tahun 2014
Deputi Bidang
Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah
(2015: 35), bahwa asas-asas pengelolaan
keuangan desa yaitu dijelaskan sebagai berikut:
1. Transparan, yaitu prinsip keterbukaan yang
memungkinkan
masyarakat
untuk
mengetahui dan mendapat akses informasi
seluas-luasnya tentang keuangan desa. Asas
512
yang membuka diri terhadap hak masyarkat
untuk memperoleh informasi yang benar,
jujur, dan tidak diskriminatif tentang
penyelenggaraan pemerintahan desa dengan
tetap memperhatikan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
2. Akuntabel, yaitu perwujudan kewajiban
untuk
mempertanggung
jawabkan
pengelolaan dan pengendalian sumber daya
dan
pelaksanaan
kebijakan
yang
dipercayakan dalam rangka pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan. Asas akuntabel
yang menentukan bahwa setiap kegiatan
hasil akhir kegiatan penyelenggaraan
pemerintahan
desa
harus
dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat
desa sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
3. Partisipatif,
yaitu
penyelenggaraan
pemerintahan desa yang mengikutsertakan
kelembagaan desa dan unsur masyarakat
desa;
4. Tertib dan disiplin anggaran, yaitu
pengelolaan keuangan desa harus mengacu
pada
aturan
atau
pedoman
yang
melandasinya.
Dari penjelasan di atas, maka pada
dasarnya pengelolaan keuangan desa merupakan
serangkaian
kegiatan
pengalokasian,
penggunaan, pelaporan dan pertanggungjawaban
dana desa yang dilakukan baik secara langsung
ataupun secara tidak langsung yang dimaksudkan
bukan saja sebagai penggerak perekonomian desa
tetapi juga sebagai sumber pendapatan desa.
C. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah
metode penelitian kualitatif, yaitu merupakan
sebuah cara yang lebih menekankan pada aspek
pemahaman secara mendalam terhadap suatu
permasalahan. Seperti yang dikemukakan
menurut Prastowo (2012: 24) bahwa metode
penelitian kualitatif adalah:
Metode penelitian kualitatif adalah metode
(jalan) penelitian yang sistematis yang
digunakan untuk mengkaji atau meneliti
suatu objek pada latar alamiah tanpa ada
manipulasi di dalamnya dan tanpa ada
pengujian hipotesis, dengan metodemetode yang alamiah ketika hasil
penelitian yang diharapkan bukanlah
generalisasi berdasarkan ukuran-ukuran
kuantitas, namun makna ( segi kualitas)
dari fenomena yang diamati.
Adapun subjek penelitian ditetapkan
sebagai berikut: Kepala Desa Mangkubumi,
Sekretaris Desa, Kepala Urusan Perencanaan dan
Keuangan, Kepala Seksi Kesejahteraan, Anggota
Badan Permusyawatan Desa (BPD) dan
masyarakat Desa Mangkubumi yang apabila
dijumlahkan keseluruhannya menjadi 6 orang.
Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan
studi kepustakaan dan studi lapangan. Analisis
data menurut Bogdan (Sugiyono, 2013: 224),
Analisis data proses mencari dan menyusun
secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan
lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan
temuannya dapat diinformasikan kepada orang
lain.
Analisis
data
dilakukan
dengan
mengorganisasikan
data,
menjabarkannya
kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun
ke dalam pola, memilih mana yang penting dan
yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan
yang dapat diceritakan kepada orang lain.
D. HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
1. Pengelolaan Alokasi Dana Desa di Desa
Mangkubumi
Kecamatan
Sadananya
Kabupaten Ciamis.
Berdasarkan hasil penelitian tentang
Pengelolaan Alokasi Dana Desa di Desa
Mangkubumi Kecamatan Sadananya Kabupaten
Ciamis, dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Dimensi Transparan
a. Adanya kemudahan yang diberikan
kepada masyarakat untuk mengakses
informasi mengenai anggaran desa.
Berdasarkan hasil penelitian, pengelolaan
alokasi dana desa dilihat dari indikator ini penulis
melihat bahwa di Desa Mangkubumi ada papan
informasi
yang dipampangkan mengenai
anggaran desa, juga ada media sosial yang
memang dibuat pemerintah desa dan di dalamnya
terdapat keterangan mengenai anggaran yang ada
di desa.
Dari pernyataan di atas maka dapat
dikatakan bahwa ini sudah sesuai dengan teori
yang dikemukakan oleh Humanitarian Forum
Indonesia ( HFI) yang diakses tanggal 25 April
2017 di (http:// blog.faceoffice.co.id/penejelasantransparansi-pemerintahan/) tentang adanya 6
prinsip transparansi yaitu:
a. Adanya informasi yang mudah dipahami dan
diakses (dana, cara pelaksanaan, bentuk
bantuan atau program).
b. Adanya publikasi dan media mengenai proses
kegiatan dan detail keuangan.
c. Adanya
laporan
berkala
mengenai
pendayagunaan
sumer
daya
dalam
513
perkembangan proyek yang dapat diakses
oleh umum.
d. Laporan tahunan.
e. Website atau media publikasi organisasi.
f. Pedoman dalam penyebaran informasi.
b. Memberikan
keleluasaan
kepada
masyarakat dalam memberikan aspirasi
untuk pengalokasian dana desa.
Berdasarkan hasil penelitian, pengelolaan
alokasi dana desa dilihat dari indikator ini
biasanya masyarakat diberi kesempatan untuk
menyampaikan aspirasinya dalam kegiatankegiatan yang diadakan pemerintah desa baik itu
musyawarah desa dan juga pertemuan-pertemuan
lainnya.
Sedangkan menurut Mustopa Didjaja
(2003: 261), menerangkan bahwa prinsip
transparansi tidak hanya berhubungan dengan
hal-hal yang menyangkut keuangan, transparansi
dalam perencanaan juga meliputi 5( lima) hal
yaitu sebagai berikut:
a. Keterbukaan dalam rapat penting dimana
masyarakat ikut memberikan pendapatnya.
b. Keterbukaan informasi yang berhubungan
dengan dokumen yang perlu diketahui oleh
masyarakat.
c. Keterbukaan
prosedur
(pengambilan
keputusan atau penyusunan rencana).
d. Keterbukaan registrasi yang bersifat fakta
hukum (catatan sipil, buku tanah, dan lainlain).
e.
Keterbukaan menerima peran serta
masyarakat.
c. Adanya laporan penggunaan anggaran
yang disampaikan dari pemerintah desa
bagi masyarakat.
Berdasarkan hasil penelitian, pengelolaan
alokasi dana desa dilihat dari indikator ini
biasanya setiap kali akhir kegiatan yang di danai
dari alokasi dana desa selesai maka akan ada
laporan penggunaan anggaran yang disampaikan
kepada masyarakat baik melalui musyawarah
ataupun pertemuan-pertemuan desa.
Hal ini dapat dikatakan sama atau sesuai
dengan
teori
yang
dikemukakan
oleh
Humanitarian Forum Indonesia ( HFI) yang
diakses tanggal 25 April 2017 di ( http://
blog.faceoffice.co.id/penejelasan-transparansipemerintahan/) tentang
adanya 6 prinsip
transparansi yaitu :
a. Adanya informasi yang mudah dipahami dan
diakses (dana, cara pelaksanaan, bentuk
bantuan atau program).
b. Adanya publikasi dan media mengenai proses
kegiatan dan detail keuangan.
c.
Adanya
laporan
berkala
mengenai
pedayagunaan
sumer
daya
dalam
perkembangan proyek yang dapat diakses
oleh umum.
d. Laporan tahunan.
e. Website atau media publikasi organisasi.
f. Pedoman dalam penyebaran informasi.
2. Dimensi Akuntabel
a. Pengelolaan
anggaran
dilakukan
berdasarkan aturan/UUD yang berlaku.
Berdasarkan hasil penelitian, pengelolaan
alokasi dana desa dilihat dari indikator ini
biasanya dalam pengelolaan alokasi dana desa di
Desa
Mangkubumi
berpedoman
atau
berlandaskan aturan yang ditetapkan yaitu
diantaranya Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 113 tentang Pengelolaan Keuangan Desa
dan Peraturan Bupati Nomor 2 Tahun 2016
tentang Tata Cara Pengalokasian Dana Desa
Tahun Anggaran 2016.
Maka ini sejalan dengan
yang
dikemukakan oleh Permana ( 2012)
yang
diakese
tanggal
25
April
2017
di
(http://theorykeuangandaerah.blogspot.co.id/201
5/12/akuntabilitas.html?.m=1), bahwa untuk
menciptakan laporan keuangan yang berkualitas
perlu
adanya
pertanggungjawaban
atas
pembuatan laporan keuangan yang harus meliputi
hal-hal sebagai berikut:
1. Integritas keuangan.
2. Pengungkapan.
3. Ketaatan terhadap peraturan perundangundangan.
b. Setiap pengeluaran yang bersumber dari
alokasi dana desa disertai dengan laporan
pertanggungjawaban.
Berdasarkan hasil penelitian, pengelolaan
alokasi dana desa dilihat dari indikator ini
biasanya pemerintah desa selalu memberikan
laporan
pertanggungjawaban
setiap
kali
menggunakan anggaran dari alokasi dana desa
dan laporan tersebut nantinya akan dibahas dalam
pertemuan desa atau musyawarah desa bersama
masyarakat.
Adanya laporan pertanggungjawaban atas
dana yang bersumber dari alokasi dana desa
sesuai dengan Pasal 37 ayat (1) Peraturan Bupati
Ciamis Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Tata Cara
Pengalokasian Dana Desa bahwa yang dijelaskan
sebagai berikut:
Pasal 37
Kepala
Desa
menyampaikan
laporan
pertanggungjawaban yang berisi realisasi
penerimaan dan belanja ADD, pelaksanaan
penggunaan dana ADD secara rutin setiap bulan
514
dan/atau tahapan penyaluran kepada DPMD.
c. Laporan
pertanggungjawaban
harus
selesai tepat waktu
Berdasarkan hasil penelitian, pengelolaan
alokasi dana desa dilihat dari indikator ini,
pembuatan laporan pertanggungjawaban dalam
alokasi dana desa sangat rumit dan butuh ketelian
lebih sehingga tidak jarang membutuhkan waktu
yang cukup lama untuk dapat menyelesaikannya.
Sedangkan
ketentuan
batas
waktu
maksimal atau waktu paling lambat dalam
menyelesaikan laporan pertanggungjawaban
telah sesuai dengan apa yang tercantum dalam
Pasal 38 ayat (1) dan (2) Peraturan Bupati Ciamis
Nomor 2 Tahun 2016 yaitu sebagai berikut:
(1) Secara umum, pertanggungjawaban ADD
adalah bagian dan merupakan satu
kesatuan
dengan
laporan
pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan
APBDesa.
(2) Untuk pelaporan sebagaimana dimaksud
ayat
(1),
kepala
Desa
wajib
menyampaikan
Laporan
Pertanggungjawaban
Realisasi
Pelaksanaan APBDesa yang ditetapkan
dengan Peraturan Desa dan disampaikan
kepada Bupati melalui Camat, paling
lambat 1 (satu) bulan setelah berakhirnya
tahun anggaran.
3. Dimensi Partisipatif
a. Masyarakat
diikutsertakan
dalam
perencanaan pengalokasian dana desa.
Berdasarkan hasil penelitian, pengelolaan
alokasi dana desa dilihat dari indikator ini,
biasanya
pemerintah
desa
mengundang
perwakilan dari masyarakat atau tokoh-tokoh di
masyarakat untuk hadir dan ikut serta dalam
pertemuan
desa
untuk
merencanakan
pengalokasian dana desa di Desa Mangkubumi.
Dengan melihat hal tersebut maka
pengelolaan Alokasi Dana Desa sama seperti
yang dikemukakan oleh Sulistion (2004) yang
diakses
di
(http://www.academia.edu/6909464/PENGELOL
AAN_KEUANGAN_DESA_DALAM_SISTEM
_KEUANGAN_NEGARA_REPUBLIK_INDON
ESIA) yang diakses tangal 25 April 2017,
menyatakan partisipasi masyarakat dalam
penganggaran mencakup hal-hal:
a. Adanya akses bagi pasrtisipatif aktif
publik dalam dalam proses perumusan
program dan pengambilan keputusan
anggaran.
b. Adanya peraturan yang memberikan
tempat ruang kontrol oleh lembaga
independen dan masyarakat baik secara
program maupun kelembagaan sebagai
media chek and balance.
c. Adanya sikap proaktif pemerintah
daerah untuk mendorong partisipasi
warga pada proses penganggaran. Hal
ini mengingat kesenjangan yang tajam
antara kesadaran masyarakat tentang
cara berpartisipasi yang efektif dan citacitamewujudkan
APBDesa
yang
aspiratif.
b. Anggaran desa digunakan dengan didasari
atas kesesuaian kebutuhan masyarakat.
Berdasarkan hasil penelitian, pengelolaan
alokasi dana desa dilihat dari indikator ini,
penggunaan anggaran desa khususnya alokasi
dana desa memiliki peruntukan tertentu dalam
penggunaannya, jadi terkadang pemerintah desa
menggunakan anggaran desa tersebut disesuaikan
dengan aturan yang ada.
Dari pernyataan di atas maka dapat
dikatakan bahwa ini belum sesuai dengan yang
tercantum dalam Pasal 80 Undang-Undang No 6
tahun 2014 Tentang Desa yaitu:
1) Perencanaan
pembangunan
desa
sebagaimana dimaksud pasal 79
diselenggarakan
dengan
mengikutsertakan masyarakat desa.
2) Dalam
menyusun
perencanaan
Pembangunan
Desa
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Pemerintah
Desa
wajib
menyelenggarakan
musyawarah
perencanaan
Pembangunan Desa.
3) Musyawarah perencanaa Pembangunan
Desa menetapkan prioritas, kegiatan,
dan kebutuhan Pembangunan Desa
yang
didanai
oleh
Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa, swadaya
masyarakat Desa. Dan/atau Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah
Kabupaten/Kota.
4) Prioritas
program
kegiatan dan
kebutuhan
Pembangunan
Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dirumuskan
berdasarkanpenilaian
terhadap kebutuhan masyarakat desa.
c. Setiap alokasi dana desa yang digunakan
harus berdasarkan kesepakatan bersama
masyarakat misalnya melalui musyawarah.
Berdasarkan hasil penelitian, pengelolaan
alokasi dana desa dilihat dari indikator ini,
biasanya dalam pengunaan anggaran yang
bersumber dari alokasi dana desa harus berdasar
kesepakatan bersama antara pemerintah desa dan
juga masyarakat.
515
Dari pernyataan di atas maka dapat
dikatakan bahwa ini sesuai dengan yang
tercantum dalam Pasal 80 Undang-Undang No 6
tahun 2014 Tentang Desa yaitu:
1) Perencanaan
pembangunan
desa
sebagaimana dimaksud pasal 79
diselenggarakan
dengan
mengikutsertakan masyarakat desa.
2) Dalam
menyusun
perencanaan
Pembangunan
Desa
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Pemerintah
Desa
wajib
menyelenggarakan
musyawarah
perencanaan
Pembangunan Desa.
3) Musyawarah perencanaa Pembangunan
Desa menetapkan prioritas, kegiatan,
dan kebutuhan Pembangunan Desa
yang
didanai
oleh
Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa, swadaya
masyarakat Desa. Dan/atau Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah
Kabupaten/Kota.
4) Prioritas
program kegiatan dan
kebutuhan
Pembangunan
Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dirumuskan berdasarkan penilaian
terhadap kebutuhan masyarakat desa.
4. Dimensi Tertib dan Disiplin Anggaran
a. Setiap pengalokasian dana desa sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan.
Berdasarkan hasil penelitian, pengelolaan
alokasi dana desa dilihat dari indikator ini, sudah
sesuai karena sebelum melakukan kegiatan yang
bersumber dari alokasi dana desa akan dilakukan
musyawarah
dulu
untuk
perencanaan
pengalokasian dana desa, dan jika rencana
tersebut sudah selesai maka kegiatan pun akan
direalisasikan sesuai dengan rencana tersebut.
Dengan melihat hal tersebut maka sama
seperti yang dikemukakan oleh Adisasmita
(2011:34) bahwa prinsip pengelolaan keuangan
dan anggaran harus meliputi 4 prinsip, yaitu:
1. Prinsip Kemandirian, prinsip ini
mengarah kapada pengelolaan anggaran
yang dikelola dengan pengurangan
ketergantungan
terhadap
sumber
keuangan yang sifatnya pragmatis
datang dari atas, tanpa harus mencoba
melakukan
sebuah inovasi
dan
penemuan sumber-sumber penerimaan
yang baru.
2. Penggunaan skala prioritas dalam
menentukan
objek-objek
dalam
perjalanan
penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan.
3. Efisiensi, efektivitas dan ekonomis.
4. Penggunaan anggaran sesuai dengan
alokasi anggaran yang telah ditentukan
sebelumnya.
b. Adanya
prosedur
khusus
dalam
pengalokasian dana desa
Berdasarkan hasil penelitian, pengelolaan
alokasi dana desa dilihat dari indikator ini,
pengelolaan alokasi dana desa dilakukan dengan
berdasar aturan yang berlaku yang mungkin
dapat dikatakan sebagai prosedur pengelolaan
alokasi dana desa.
Jika melihat hal tersebut maka sudah
sesuai dengan yang dikemukakan oleh Ismail
(2004: 74) yang diakses tanggal 25 April 2017 di
(http://kaukesbokan.
Blogspot.co.id/2013/10/sistem
prosedurpencatatan-transparansi.html?m=1) yaitu
bahwa:
Prosedur adalah suatu rangkaian tugastugas yang saling berhubungan yang
merupakan urutan-urutan menurut waktu
dan tata cara tertentu untuk melaksanakan
suatu pekerjaan yang dilaksanakan
berulang-ulang.
Prosedur
pencatatan
adalah
mencatat,
menggolongkan,
menyajikan, dan menafsirkan. Pencatatan
harus dilakukan secara tanggungjawab,
terbuka, jujur, tertib, cermat, aman, benar,
sah, efektif, dan efisien.
c. Adanya pengawasan atau monitoring
terhadap setiap anggaran yang masuk dan
keluar dari desa.
Berdasarkan hasil penelitian, pengelolaan
alokasi dana desa dilihat dari ini, pengawasan
yang dilakukan oleh inspektorat, oleh camat, oleh
Badan Permusyawaratan Desa ( BPD), dan juga
pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat
Desa Mangkubumi sendiri.
Jika melihat hal maka sudah
sesuai
dengan yang tercantum dalam pasal 40 ayat (1)
dan (2) Peraturan Bupati Ciamis Nomor 2 Tahun
2016 Tentang Tata Cara Pengalokasian Alokasi
Dana Desa sebagai berikut:
Pasal 40
(1) Pengawasan atas
pelaksanaan ADD
dilaksanakan oleh:
a. tim pembinaan dan pengawasan
Kabupaten;
b. tim pembinaan dan evaluasi Kecamatan;
c. aparat pengawasan fungsional;
d. pejabat yang berwenang sesuai dengan
perundangan yang berlaku;
e. masyarakat
untuk
perbaikan
pelaksanaannya.
(2) Pelaksanaan pengawasan
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan sesuai
516
kewenangan, tugas dan fungsinya masingmasing.
2. Faktor Pendukung Dan Faktor Penghambat
Dalam Pengelolaan Alokasi Dana Desa Di
Desa Mangkubumi Kecamatan Sadananya
Kabupaten Ciamis.
Berdasarkan observasi di lapangan,
ditemukan adanya faktor pendukung dan faktor
penghambat dalam Pengelolaan Alokasi Dana
Desa di Desa Mangkubumi Kecamatan
Sadananya
Kabupaten
Ciamis
tersebut
diantaranya:
1. Adanya tokoh-tokoh dimasyarakat yang
menjadi perantara untuk menyampaikan
aspirasi bagi masyarakat kepada
perangkat desa.
2. Terpenuhinya sarana prasarana yang
menunjang
dalam
pelaksanaan
pengelolaan alokasi dana desa.
3. Kesamaan kebutuhan masyarakat dalam
penggunaan pengalokasian dana desa.
4. Pencairan alokasi dana desa yang sesuai
dengan pengajuan yang diberikan oleh
perangkat
desa
sehingga
dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat desa
dan perangkat desa.
Sementara faktor penghambat yang
memepengaruhi dalam pengelolaan alokasi dana
desa diantaranya sebagai berikut :
1. Tidak semua
masyarakat
dapat
menggunakan media sosial untuk
mengakses informasi mengenai alokasi
dana desa, dan kadang informasi yang
terdapat dalam papan informasi masih
kurang jelas.
2. Batasan peruntukan alokasi dana desa,
sehingga tidak setiap kebutuhan
masyarakat dapat terpenuhi.
3. Masih rendahnya kualitas sumber daya
manusia perangkat desa, sehingga
kesulitan dalam memahami peraturanperaturan yang digunakan dalam
pengalokasian dana desa.
4. Masyarakat yang merasa sungkan untuk
menyampaikan aspirasinya seecara
langsung kepada perangkat desa.
3. Upaya-Upaya yang Dilakukan untuk
Mengatasi Hambatan – Hambatan yang
Dihadapi Dalam Pengelolaan Alokasi Dana
Desa Di Desa Mangkubumi Kecamatan
Sadananya Kabupaten Ciamis.
Berdasarkan observasi di lapangan, upayaupaya yang dilakukan untuk mengatasi
hambatan-hambatan Dalam Pengelolaan Alokasi
Dana Desa Di Desa Mangkubumi Kecamatan
Sadananya
Kabupaten
Ciamis
tersebut
diantaranya:
1. Pengelola alokasi dana desa menekankan
kepada kepala dusun untuk lebih sering
melaksanakan sosialisasi mengenai alokasi
dana desa kepada masyarakat.
2. Menyediakan papan informasi yang khusus
memuat informasi mengenai alokasi dana
desa, sehingga tidak bersatu dengan
informasi yang lainnya.
3. Memanfaatkan tokoh-tokoh yang ada
dimasyarakat untuk mengetahui yang
menjadi
kebutuhan
dan
aspirasi
masyarakat.
4. Mengikutsertakan perangkat desa sebagai
pengelola alokasi dana desa dalam
pelatihan-pelatihan guna meningkatkan
kualitas sumber daya manusia perangkat
desa dengan menambah pengetahuan dan
pengalaman yang lebih banyak.
E. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian baik melalui
observasi dan wawancara mengenai “Pengelolaan
Alokasi Dana Desa di Desa Mangkubumi
Kecamatan Sadananya Kabupaten Ciamis” dapat
penulis simpulkan sebagai berikut:
1. Pengelolaan Alokasi Dana Desa di Desa
Mangkubumi dinilai cukup baik dalam
melaksanakannya, walaupun dilihat dari proses
perencanaannya dan juga pengalokasian sesuai
dengan aturan atau prosedur yang ada dinilai
masih kurang baik.
2. Faktor yang mendukung dalam pengelolaan
alokasi dana desa yaitu adanya tokoh-tokoh
dimasyarakat yang menjadi perantara untuk
menyampaikan aspirasi bagi masyarakat kepada
perangkat desa, terpenuhinya sarana prasarana.
Selanjutnya faktor yang menghambat dalam
pengelolaan alokasi dana desa yaitu tidak semua
masyarakat dapat menggunakan media sosial
untuk mengakses informasi mengenai alokasi
dana desa.
3. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan,
maka diketahui adanya upaya dalam mengatasi
hambatan dalam Pengelolaan Alokasi Dana Desa
di Desa Mangkubumi yaitu menekankan kepada
kepala dusun untuk lebih sering melaksanakan
sosialisasi mengenai alokasi dana desa kepada
masyarakat.
2. Saran
Melihat dari kesimpulan yang ada dari
penelitian ini ada beberapa saran yang dapat
penulis uraikan sebagai berikut:
517
1. Mengenai pelaksanaan pengelolaan alokasi
dana desa di Desa Mangkubumi pengelola
alokasi dana desa harus dapat lebih
memberikan kemudahan kepada masyarakat
dalam mengakses informasi mengenai
alokasi dana desa serta pengelola alokasi
dana desa harus lebih mampu memahami apa
yang menjadi kebutuhan masyarakat yang
dapat dipenuhi dari adanya alokasi dana desa
tersebut.
2. Seyogyanya pengelola harus mampu
memanfaatkan
yang dianggap faktor
pendukung dan juga dapat menghindari atau
menyelasaikan yang dianggap faktor
penghambat.
3. Diperlukan upaya seperti menekankan
kepada kepala dusun untuk lebih sering
melaksanakan sosialisasi mengenai alokasi
dana desa kepada masyarakat dan
meningkatkan kerjasama antar perangkat
desa dan tidak saling mengandalkan satu
sama lain dalam menyelesaikan pekerjaan
khususnya dalam mengelola alokasi dana
desa.
Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang
Desa.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang
Keuangan Negara.
Peraturan Bupati Ciamis Nomor 2 Tahun 2016
tentang Tata Cara Pengalokasian
Alokasi Dana Desa
Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor 12
Tahun 2006 Tentang Alokasi Dana
Desa ( ADD ) di Kabupaten Ciamis.
IDENTITAS PENULIS
Astri Sulastri, lahir di Ciamis tanggal 7
Juni 1994, NPM 3504130074, tercatat sebagai
Mahasiswi jurusan Ilmu Administrasi Negara,
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik.
DAFTAR PUSTAKA
Buku - Buku
Adisasmita,
Raharjo.
2011.
Pengelolaan
Pendapatan
&
Anggaran
Daerah. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Anggara, Sahya, 2016. Administrasi Keuangan
Negara. Bandung: Pustaka Setia.
Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan
Keuangan Derah. 2015. Petunjuk
Pelaksanaan
Bimbingan
&
Konsultasi Pengelolaan Keuangan
Desa. Jakarta: BPKP.
Didjaja,
Mustofa.
2003.
Transparansi
Pemerintah.
Jakarta:
PT.
Rinekacipta.
Prastowo, Andi. 2012. Metode Penelitian
Kualitatif
dalam
perspektif
rancangan penelitian. Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media.
Soleh, Chabib & Heru Rochamansjah. 2015:
Pengelolaan
Keuangan
Desa.
Bandung: Fokusmedia.
Sugiono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Dokumen
518