Analisa Kadar Unsur Hara Kalium K Dari T

ANALISA KADAR UNSUR HARA KALIUM (K) DARI TANAH
PERKEBUNAN KELAPA SAWIT BENGKALIS RIAU SECARA
SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA)

TUGAS AKHIR

AULIA RAHMAN KHANI SELIAN
052401049

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 KIMIA ANALIS
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008

Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009

ANALISA KADAR UNSUR HARA KALIUM (K) DARI TANAH

PERKEBUNAN KELAPA SAWIT BENGKALIS RIAU SECARA
SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA)

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya

AULIA RAHMAN KHANI SELIAN
052401049

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 KIMIA ANALIS
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008

Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009


PERSETUJUAN

Judul

Kategori
Nama
Nomor Induk Mahasiswa
Program Studi
Departemen
Fakultas

: ANALISA KADAR UNSUR HARA KALIUM (K)
DARI TANAH PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
BENGKALIS RIAU SECARA
SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA)
: TUGAS AKHIR
: AULIA RAHMAN KHANI SELIAN
: 052401049
: DIPLOMA (III) KIMIA ANALIS

: KIMIA
: MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA
UTARA

Disetujui di
Medan, juni 2008

Diketahui/disetujui oleh
Ketua Departemen Kimia FMIPA USU

Dosen Pembimbing

Dr. Rumondang Bulan Nst, MSi
NIP : 131 459 466

Drs. Firman Sebayang,MS
NIP : 131 459 468

Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis

Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009

PERNYATAAN

ANALISA KADAR UNSUR HARA KALIUM (K) DARI TANAH PERKEBUNAN
KELAPA SAWIT BENGKALIS RIAU SECARA SPEKTROFOTOMETRI
SERAPAN ATOM (SSA)
TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa karya ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali
beberapa kutipan dan ringkasan yang masing – masing disebutkan sumbernya.

Medan,

Juni 2008

Aulia Rahman Khani.S
052401049


Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009

ABSTRAK

Telah dilakukan analisis kadar unsur hara kalium (K) dari tanah perkebunan kelapa
sawit Bengkalis Riau secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) yang dilakukan di
Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), yang merupakan salah satu unsur hara yang
terpenting yang terkandung dalam tanah untuk menentukan kesuburan tanah dan
tanaman. Pengukuran kadar konsentrasi kadar unsur hara kalium (K), telah dilakukan
dengan menggunakan metode perkolasi. Pelarut yang digunakan ialah Ammonium
Asetat (CH3COOHNH4) 1 N pH 7,0. kemudian dianalisis dengan Spektrofotometri
Serapan Atom pada λ = 766,5 nm. Dari hasil analisa diperoleh konsentrasi kadar
unsur hara dari kalium (K) pada No. Lab 1, 2, 3, 4, dan 5 masing – masing adalah
2,03, 1,7, 1,2, 0,98, dan 1,9. data kadar unsur hara kalium (K) diolah dengan
menggunakan kurva kalibrasi metode least square dengan memplotkan nilai
absorbansi larutan standar kalium terhadap konsentrasi.

Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis

Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009

ABSTRACT

The analysis of potassium substance contents from Bengkalis palm plantation Riau
was done in center of palm analysis by using Atomic Absorption Spectrofotometri.
The substance is one of the most important substances which is ground contained to
decide the fertinity of ground and plants. The measuring of potassium substance
contents was done by using perkolasi method. Ammonium asetat (CH3COOHNH4)
1N pH 7,0 was used as a solvent. Then analyzed by Atomic Absorption
Spectofotometri at λ = 766,5 nm. From the result of analysis, It can be obtained the
concentratre of each potassium substance contents at Lab. NO 1,2,3,4, and 5 are 2,03,
2,7, 7,2, 0,98, and 1,9. The data of potassium substance contents was processed by
using calibration method least square curve and plotted the absorption value of
potassium standard solution to the concentrate.

Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009


PENGHARGAAN

Assalamu′alaikum. Wr.Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan
serta limpahan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya
ilmiah ini tepat pada waktunya.
Kerja karya ilmiah ini disusun sebagai persyaratan untuk melengkapi tugas
akhir yang harus dipenuhi oleh mahasiswa semester 6 jurusan KIMIA ANALIS untuk
menyelesaikan Diploma III di USU.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan karya ilmiah ini tidak akan
pernah selesai tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih yang setulus – tulusnya kepada
Ketua dan Sekretaris Departemen Kimia FMIPA USU Ibu Dr. Rumondang Bulan
Nst,MS dan Bapak Drs. Firman Sebayang, MS, Dekan dan Pembantu Dekan FMIPA
USU , semua dosen pada Departemen Kimia FMIPA USU, khususnya Bapak Drs.
Firman Sebayang, MS selaku dosen pembimbing saya yang telah memberikan saran –
saran dan bimbingannya untuk melakukan penulisan karya ilmiah ini, dan juga untuk
rekan mahasiswa/i khususnya stambuk 2005 yang telah memberikan dukungannya

kepada penulis serta rasa terima kasih kepada karyawan dan karyawati pusat
penelitian kelapa sawit yang telah memebrikan bimbingannya selama praktek kerja
lapangan. Dan rasa terima kasih yang dalam kepada Ibunda atas Doa dan kasihnya,
dan saudara – saudaraku tercinta. Semoga Tuhan Yang Maha Esa akan membalasnya
dan memberikan limpahan rahmat dan anugrah yang terbaik bagi kita.
Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009

Akhir kata, penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini masih jauh
dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna penyempurnaan karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah ini berguna
bagi para pembaca dan bagi penulis khususnya.

Medan, Juli 2008
Penulis

(Aulia Rahaman Khani.S)

Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis

Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009

DAFTAR ISI

PERNYATAAN
PENGHARGAAN
ABSTRAK
ABSTRACT
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

i
ii
iv
v
vi
viii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
1.2 Permasalahan
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat

1
2
2
3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Tanah
2.2 Sifat Fisik Tanah
2.2.1. Susunan Mekanik Tanah
2.3 Sifat Kimia Tanah
2.3.1. Reaksi Tanah
2.4 Pertukakaran Tanah
2.5 Kandungan Unsur Hara Tanah
2.6 Kelapa Sawit
2.6.1. Bagian Tanah

2.6.1.1. Akar
2.6.1.2. Batang
2.6.1.3. Daun
2.6.1.4. Bunga
2.6.1.5. Biji
2.7 Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)
2.7.1. Prinsip Dasar Analisa SSA
2.7.2. Instrumentasi
2.7.2.1. Skema Peralatan SSA
2.7.2.2. Cara Kerja SSA

4
5
5
6
6
7
10
13
13
14
15
15
15
16
16
16
18
18
20

BAB 3 BAHAN DAN METODE PERCOBAAN
3.1 Alat – alat
3.2 Bahan – bahan
3.3 Pembuatan Larutan
3.4 Prosedur Pecobaan
3.4.1. Perkolasi Dengan Ammonium Asetat
3.4.2. Penetapan K- Tukar (K-Exchangeable)

22
23
23
24
24
25

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009

4.1 Data Percobaan
4.2 Pengolahan Data
4.3 Pembahasan
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

26
27
28

31
31

DAFTAR PUSTAKA

Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009

DAFTAR LAMPIRAN

. 1.

Kriteria Penilaian Sifat Kimia Tanah

Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009

DAFTAR TABEL
Tabel 4.1.1. Hasil Penentuan kadar K- Tukar (K- Exchangeable)

26

Tabel 4.2 Penurunan Persamaan Hasil Garis Regresi Dengan Metode
Kurva Kalibrasi

27

Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Tanaman dalam pertumbuhannya membutuhkan 16 unsur hara esensial. Yang
dimaksud dengan unsur hara esensial apabila : (1) bila unsur hara tersebut kurang
didalam tanah, dapat menghambat dan mengganggu pertumbuhan tanaman baik
vegetatif maupun generatif, (2) kekurangan hara tersebut tidak dapat diganti oleh
unsur lain dan (3) Unsur hara tersebut tidak dapat diganti oleh unsur lain dan (3)
Unsur hara tersebut harus secara langsung terlibat dalam gizi makanan tanaman.
Ke -16 unsur hara tersebut dapat dibedakan menjadi hara makro dan hara
mikro. Hara makro adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang
banyak, sedangkan unsur hara mikro adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman
dalam jumlah yang sedikit, kalau banyak dapat menjadi racun bagi tanaman.
Unsur hara makro terdiri dari : C, H, O, N, P, K, Ca, Mg dan S. Unsur hara
mikro terdiri dari : Fe, Mn, B, Cu, Zn, Cl dan Mo. Unsur – unsur hara tersebut ada
yang berasal dari udara dan ada yang berasal dari tanah..
Kalium adalah unsur hara makro yang banyak dibutuhkan oleh tanaman, dan
diserap tanaman dalam bentuk ion K+. Sumber utama kalium di dalam tanah berasal
dari pelapukan mineral – mineral primer seperti felspar, mika, biotit dan lain – lain.
Selain dari pelapukan mineral bahan organik seperti jerami padi, batang tembakau,
kulit kakao juga mengandung K yang tinggi yang dapat menambah K dalam tanah.
Di dalam tubuh tanaman kalium bukanlah sebagai penyusun jaringan tanaman,
tetapi lebih banyak berperan dalam proses metabolisme tanaman seperti mengaktifkan
Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009

kerja enzim, membuka dan menutup stomata (dalam pengaturan penguapan dan
pernafasan), transportasi hasil – hasil fotosintesis (karbohidrat), meningkatkan daya
tahan tanaman terhadap kekeringan dan penyakit tanaman.
Karena salah satu fungsi K dalam pembentukan pati dan sebagai transportasi
karbohidrat hasil fotosintesis, maka bila tanaman kekurangan K maka daun akan
berbecak – becak coklat seperti terbakar (nekrosis).warna coklat ini bermula dari
pinggir daun menuju tulang – tulang daun.

Pada karya ilmiah ini penulis hanya menentukan kadar unsur hara makro yaitu
kalium yang merupakan unsur hara yang memiliki peranan cukup penting dalam tanah
untuk kesuburan tanaman pada kelapa sawit. metode analisis yang dipergunakan
dalam penentuan kadar kalium dan magnesium adalah dengan Spektrofotometri
Serapan Atom.

1.2 Permasalahan
Apabila kadar unsur hara kalium yang terkandung di dalam tanah kurang dari pada
syarat mutu yang telah ditetapkan maka akan mengakibatkan kerusakan pada tanaman
dan kesuburan tanaman kelapa sawit.
1.3 Tujuan
1.

Untuk menentukan kadar unsur hara dari Kalium pada tanah kelapa sawit

2.

Untuk mengetahui metode analisis yang dipergunakan dalam penentuan
kadar kalium dan magnesium secara laboratorium.

3.

Untuk mengetahui apakah kadar K memenuhi syarat mutu yang telah
ditetapkan.

Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009

1.4 Manfaat
Manfaat dari pembuiatan karya ilmiah ini adalah untuk memberikan informasi
tentang cara menganalisa kadar unsur hara K (kalium) dalam tanah kelapa sawit
secara laboratorium di pusat penelitian kelapa sawit (PPKS) Medan. Dan dengan
mengetahui kadar K dan Mg dapat diketahui apakah tanah atau tanaman kelapa sawit
tersebut baik atau subur.

Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Tanah
Tanah adalah salah satu sistem bumi, yang bersama dengan sistem bumi yang lain,
yaitu air alami dan atmosfer, menjadi inti fungsi, perubahan, dan kemantapan
ekosistem.

Tanah

berdkedudukan

khas

dalam

masalah

lingkungan

hidup(Tejoyuwono,1998).
Bahan tanah tersusun atas empat komponen, yaitu bahan padat mineral, bahan
padat organik, air, dan udara. Bahan padat mineral terdiri atas sibir batuan dan mineral
primer, lapukan batuan dan mineral, serta mineral sekunder. Bahan padat organik
terdiri atas sisa perombakan jasad, terutama tumbuhan, zat humik, dan jasad hidup
penghuni tanah. air mengandung zat yang terlarut. Maka disebut juga larutan tanah.
udara tanah berasal dari udara atmosfer, akan tetapi mengalami perubahan susunan
karena saling tindaknya dengan tanah.
Bahan padat merupakan komponen terbesar maka tanah berkelakuan sebagai
bahan padat. Bahan padat membentuk kerangka tanah. air dan udara tanah mengisi
pori – pori diantara kerangka tanah. oleh karena itu menempati ruangan yang sama,
antara air dan udara tanah selalu terjadi persaingan dalam menempati pori. Dalam
tanah basah, kebanyakan pori terisi air dan dapat menyebabkan terjadinya kahat udara.
Sebaliknya, dalam tanah kering kebanyakan pori ditempati udara dan dapat
menyebabkan terjadinya kahat air.

Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009

2.2. Sifat Fisik Tanah
Sifat fisik tanah merujuk kepada tabiat dan perilaku mekanik termal, optik,
koloidal, dan hidrologi tanah. tabiat dan perilaku menghadirkan sejumlah parameter
yang diamati atau diukur.
2.2.1. Susunan mekanik tanah
a.Ukuran. secara kasaran, zarah mineral tanah dipilahkan menjadi tiga
kategori. Yang berdiameter lebih besar dari pada 2 cm disebut batu, berdiameter
antara 2 cm dan 2mm disebut krikil dan berdiameter lebih kecil dari pada 2 mm
disebut bahan tanah halus. Analisis fisik dan kimia menggunakan bahan tanah halus.
b. Tekstur. Tekstur tanah adalah kehalusan atau kekasaran bahan tanah pada
perabaan berkenaan dengan perbandingan berat antar fraksi tanah. jadi, adalah
ungkapan agihan besar zarah tanah atau proporsi nisbi fraksi tanah. dalam hal fraksi
lempung merajai dibandingkan dengan fraksi pasir dan debu, tanah dikatakan
bertekstur halus atau lempung. Oleh karena tanah bertekstur hakus sering bersifat
berat diolah karena sangat liat dan lekat sewaktu basah dan keras sewaktu kering,
tanah yang dirajai fraksi lempung juga disebut bertekstur berat. Sebaliknya, tanah
yang dirajai fraksi pasir disebut kasar, pasiran, atau ringan (mudah diolah, karena
longgar dan gembur). Apabila kadar ketiga fraksi tanah kira – kira berimbang, tanah
disebut bertekstur sedang. Tanah yang dirajai fraksi debu disebut bertekstur debuan.
Apabila fraksi lempung banyak dan fraksi debu cukup, akan tetapi fraksi pasir sedikit,
tanah disebut bertekstur lempung berdebuan. Dalam hal fraksi pasir banyak dan fraksi
lempung cukup, akan tetapi fraksi debu sedikit, tanah dikatakan bertekstur pasir
lempungan. Demikian seterusnya.
Tekstur tanah diklasifikasikan menjadi sejumlah kelas. Ada berbagai sitem
klasifikasi tekstur tanah yang saling berbeda dalam hal tatanama, klasifikasi tekstur
Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009

tanah, dan /atau kriteria kelas tekstur tanah mengenai interval proporsi nisbi antar
fraksi tanah dalam batsan kelas tekstur. Sistem yang lebih banyak diterapkan.
2.3. Sifat Kimia Tanah
Perilaku kimia tanah dapat ditaksirkan sebagai keseluruhan reaksi risiko kimia
dan kimia yang berlangsung antar penyusun tanah dan antara penyususn tanah dan
bahan yang ditambahkan kepada tanah in situ. Faktor semua kelajuan reaksi kimia
berlangsung dalam tanah berentangan sangat lebar, antara yang sangat singkat
berhitungan abad (reaksi jerapan tertentu) dan yang luar biasa lama berhitungan abad
(reaksi yang berkaitan dengan pembentukan tanah). reaksi – reaksi tanah diimbas oleh
tindakan faktor lingkungan tertentu.
2.3.1. Reaksi Tanah
Reaksi tanah adalah parameter tanah yang dikendalikan kuat oleh sifat – sifat
elektrokimia koloid – koloid tanah. istilah ini mengunjuk kemasan atau kebebasan
tanah, yang derajatnya ditentukan oleh kadar ion hidrogen dalam larutan tanah.
sebetulnya kemasaman dan kebasaan merupakan pencerminan kadar baik ion H+
maupun ion OH-. Hukum aksi massa menyatakan bahwa hasil perkalian kadar H+
dengan kadar OH- selalu tetap, yaitu [H+] [OH-] = 10-14. maka cukup mengetahui
kadar salah satu ( biasanya H+) untuk hidrolisis garam karbonat.
Kemasaman dan kebasaan tanah bersumber dari sejumlah senyawa. Air adalah
sumber kecil ion H karena disosiasi molekul H2O lemah. Sumber – sumber besar
adalah asam – asam anorganik dan organik. Proses yang menghasilkan ion H+ ialah
respirasi akar dan jasad penghuni tanah, perombakan bahan organik, pelarutan CO2
udara dalam lengas tanah, hidrolisis Al, nitrifikasi, oksidasi N2, oksidasi S, dan
pelarutan serta penguraian pupuk kimia (Tejoyuwono,1998).

Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009

2.4. Pertukaran Kation
Istilah pertukaran kation lebih disukai dari pada istilah pertukaran basa karena
reaksinya juga melibatkan ion H+. Ion hidrogen adalah suatu kation, tetapi bukan basa.
Kation – kation yang terjerap dapat dipertukarkan dengan kation lainnya. Proses
penggantian ini disebut pertukaran kation. Laju reaksi pada dasarnya bersifat seketika
(instantaneous). Untuk mempertahankan elektronetralitas dalam tanah, reaksi
pertukaran merupakan reaksi stoikiometri seperti yang digambarkan oleh percobaan
klasik Way (1850) :
Ca-tanah

2NH4+ →

+

(NH4)2-tanah +

Ca2+

Jerapan dan pertukaran kation memegang peranan praktis yang sangat penting dalam
penyerapan hara oleh tanaman, kesuburan tanah, retensi hara, dan pemupukan. Kation
yang terjerap umumnya tersedia bagi tanaman melalui pertukaran dengan ion H+ yang
dihasilkan oleh respirasi akar tanaman. Hara yang ditambahkan kedalam tanah dalam
bentuk pupuk, akan ditahan oleh permukaan koloid dan untuk sementara waktu
terhindar dari pencucian. Kation – kation yang dapat mencemari air tanah dapat
tersaring oleh kegiatan jerapan koloid tanah. oleh karena itu, kompleks jerapan
dianggap sebagai gudang kation dan memberi kapasitas penyanggaan kation dalam
tanah. tamabahan pula, ia dapat memainkan peranan dalam membuat bahan kapur
menjadi tersedia bagi pertumbuhan tanaman. Batu kapur kalsit atau CaCO3, tidak larut
dalam air. Sewaktu ditambahkan pada tanah masam (tanah dengan Al tinggi), batu
kapur dapat bereaksi dengan H2O yang mengandung CO2 :
CaCO3

+

H2CO3 →

Ca(HCO3)2

Kalsium karbonat yang terbentuk bersifat larut dalam air. Ca2+ yang terdisosiasi
kemudian dapat dijerap oleh tanah melalui pertukaran dengan Al 3+ :
3/2 Ca(HCO3)2 + tanah Al

→ (Ca)3/2-tanah + Al(OH)3 + 3CO2

Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009

Thomas (1974) menganggap proses – proses diatas sebagai tipe netralisasi dan
presipitasi dari reaksi pertukaran kation.
Kapasitas tukar kation (KTK) tanah didefinisikan sebagai kapasitas tanah
untuk menjerap dan mempertukarkan kation. KTK biasanya dinyatakan dalam
miliekuivalen per 100 gram. Akan tetapi, kadang – kadang bagian survey tanah,
Departemen Pertanian, AS, menggunakan satuan mili ekuivalen per 100 gram
lempung. Adalah merupakan hal yang umum dalam praktek penetapan KTK bahwa
semua kation yang dapat dipertukarkan dianalisis. KTK kemudian dihitung sebagai :
KTK = ∑ mEk kation dapat dipertukarkan per 100 gram tanah.
Bolt et al. (1976) berpendapat bahwa suatu koreksi tertentu diperlukan terhadap
prosedur diatas. Mereka menyatakan bahwa kation – kation yang sesungguhnya
terjerap tidak disertai oleh anion – anion. Akan tetapi kation – kation ”bebas” bisa jadi
terikut dan membawa serta anion lawan, sehingga anion – anion tersebut dapat
teranalisis bersama – sama dengan kation yang dapat dipertukarkan. Ion – ion dari
garam bebas tersebut

harus

dikurangkan

untuk

mendapatkan

KTK yang

sesungguhnya. Nilai KTK tanah bervariasi menurut tipe dan jumlah koloid yang ada
dalam tanah (Kim H. Tan,1998).
Dalam analisis tanah, pengambilan contoh harus mewakili suatu areal tertentu.
Contoh tanah yang dianalisis untuk satu jenis hara hanya memerlukan beberapa gram
saja.oleh karena itu, kesalahan dalam pengambilan contoh tanah dapat menyebabkan
kesalahan dalam evaluasi dan interpretasi.
Pengambilan contoh tanah untuk mengetahui status hara ( kesuburan tanah )
menggunakan sistem composite sample, yaitu percampuran contoh yang diambil dari
areal yang dikehendaki. Contoh tanah tersebut mewakili areal yang relatif agak
seragam dalam hal jenis tanah, topografi, kemiringan, dan bahan induk.
Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009

Pengambilan contoh tanah umumnya dengan berjalan sambil mengambil
contoh tanah berupa irisan tipis sedalam sekitar 20 cm ( daerah perakaran ). Dari suatu
lahan yang kesuburan dan pengelolaannya relatif seragam, contoh tanah masing –
masing sebanyak 100 g. Tanah tersebut dikumpulkan dan di campur homogen,
kemudian diambil contoh sebanyak 200 g untuk keperluan analisis.
Penyebaran hara dalam tanaman tidak merata, artinya kadar suatu unsur pada
daun tidak sama dengan kadar unsur tersebut dalam tangkai daun atau pada kayu.
Seperti pengambilan contoh tanah, pengambilan contoh tanaman untuk analisis perlu
mendapat perhatian. Kesukaran timbul bila banyak macam hara dan banyak macam
tanaman yang perlu dianalisis. Misalnya, analisis yang diperlukan N, P, K, Ca, Mg,
Fe, Cu, Mn untuk tanaman kopi, jagung, kedelai, karet, dan sebagainya sehingga
memerlukan kecermatan dan kesabaran dalam mengambil contoh tanaman. Pada
dasarnya, pemilihan contoh tanaman adalah sebagai berikut :
1. pertumbuhan organ tersebut telah cukup
2. tidak terlalu muda atau terlalu tua
3. sebaiknya sebelum fase generatif, yakni mendekati tanaman berbunga.
Jumlah hara tanaman yang hilang karena diserap tanaman dipengaruhi oleh
produksi yang dihasilkan. Data ini memberikan gambaran hara hilang diangkut keluar
dari lahan karena terbawa organ yang dipanen. Pertumbuhan kehidupan tanaman
sangat berhubungan dengan kesuburan tanah. Dalam kaitan ini, akar tanaman
berperanan sangat penting karena fungsi akar sebagai penyerap unsur hara tanaman
dan translokasi unsur dari akar kebatang, daun, ataupun buah. Unsur hara tanaman
pada dasarnya berasal dari mineral tanah yang mengalami pelapukan dan bahan
organik yang mengalami mineralisasi. Di samping itu, akar tanaman juga mempunyai
fungsi mempercepat proses pelepasan unsur dari mineral tanah karena kemampuan
Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009

akar mengeluarkan senyawa – senyawa yang melepaskan unsur dari mineral tanah.
Makin panjang dan banyak akar rambut, maka makin besar pula kemampuan tanaman
untuk meyerap unsur atau mengubah unsur menjadi tersedia untuk tanaman
(Afandi,2002).
2.5. Kandungan Unsur Hara Tanah
Tanaman dalam pertumbuhannya membuituhkan 16 unsur hara esensial. Yang
dimaksud dengan unsur hara esensial bila : (1) bila unsur hara tersebut kurang didalam
tanah, dapat menghambat dan mengganggu pertumbuhan tanaman baik vegetatif
maupun generatif, (2) kekurangan hara tersebut tidak dapat diganti oleh unsur lain dan
(3) Unsur hara tersebut harus secara langsung terlibat dalam gizi makanan tanaman.
Ke 16 unsur hara tersebut dapat dibedakan menjadi hara makro dan hara
mikro. Hara makro adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang
banyak, sedangkan unsur hara mikro adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman
dalam jumlah yang sedikit, kalau banyak dapat menjadi racun bagi tanaman.
Unsur hara makro terdiri dari : C, H, O, N, P, K, Ca, Mg dan S. Unsur hara
mikro terdiri dari : Fe, Mn, B, Cu, Zn, Cl, dan Mo. Unsur unsur hara tersebut ada yang
berasal dari udara dan ada yang berasal dari tanah ( efendi,B.2006).

Kalium (K)
Kalium (K) merupakan hara utama ketiga setelah N dan P. Kalium mempunyai
valensi satu dan diserap dalam bentuk ion K+. Kalium tergolong unsur yang mobil
dalam tanaman baik dalam sel, dalam jaringan tanaman, maupun dalam xylem dan
floem. Kalium banyak terdapat dalam sitoplasma, garam kalium berperanan dalam
tekanan osmose sel. Dalam sitoplasma kisaran konsentrasi K relatif sempit, yaitu 100

Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009

– 200 mM dan dalam kloroplas lebih bervariasi, yaitu 20 – 200 mM. Peranan K dalam
mengatur turgor sel diduga berkaitan dengan konsentrasi K dalam vakuo la.
Kalium dalam sitoplasma dan kloroplas diperlukan untuk menetralkan larutan
sehingga mempunyai pH 7 – 8. pada lingkugan pH tersebut terjadi proses reaksi yang
optimum untuk hampir semua enzim yang ada dalam tanaman. Bila pH turun dari 7,7
menjadi 6,5 maka aktivitas nitrat reduktase hampir berhenti. Menurut Marchner
(1986), kalium berperanan terhadap lebih dari 50 enzim baik secara langsung maupun
tidak langsung.
Umumnya, bila penyerapan K tinggi menyebabkan penyerapan unsur Ca, Na,
Mg turun. Unsur yang mempunyai pengaruh saling berlawanan dan satu sama yang
lain berusaha saling mengusir disebut antagonis. Oleh karena itu perlu ketersediaan
unsur berimbangan optimal.
Bila tanaman kekuranagan K, maka banyak proses yang tidak berjalan dengan
baik, misalnya terjadinya kumulasi karbohidrat, menurunnya kadar pati, dan
akumulasi senyawa nitrogen dalam tanaman. Apabila kegiatan enzim terhambat, maka
akan terjadi penimbunan tertentu karena prosesnya menjadi terhenti. Misalnya, enzim
katalase yang mengubh glukosa menjadi pati.
Fungsi kalium yang adalah untuk pengembangan sel dan pengaturan tekanan
osmosis. Pengembangan sel disebabkan karena vakuola mengembang 80% - 90% dari
volume sel. Kebanyakan tanaman yang kekurangan kalium memperlihatkan gejala
lemahnya batang tanaman sehingga tanaman mudah roboh. Turgor tanman berkurang
sel menjadi lemah, daun tanaman menjadi kering, ujung daun berwarna coklat atau
adanya noda – noda berwarna coklat (nekrosis). Kalau kekuranagan kalium
berlangsung terus, maka nekrosis ini menjadi jaringan yang kering dan mati,
kemudian lepas dan daun menjadi berlubang. Kekurangan hara kalium menyebabkan
Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009

produksi merosot, walaupun sering tidak menampakkan gejala defisiensi. Kejadian ini
disebut lapar tersembunyi (hiden hunger). Kekuranagan kalium menyebabkan kadar
karbohidrat berkurang.
Daur Kalium (K)
Kalium tersedia dalam tanah tidak selalu tetap dalam keadaan tersedia, tetapi
masih berubah menjadi bentuk yang lambat untuk diserap oleh tanaman. Hal ini
disebabkan oleh K tersedia yang mengadakan keseimbangan dengan K bentuk –
bentuk lain. Dikerak bumi, kadar kalium cukup tinggi, yakni sekitar 2,3 % (analisis
fusion) yang kebanyakan terikat dalam mineral primer atau terfiksasi dalam mineral
sekunder dari mineral lempung. Oleh karena itu, tanah lempung sebetulnya kaya kadar
K. Pada tanah tua dan tanah abu volkanik, umumnya juga kaya kadar K sedangkan
tanah gambut kadar K sedang sampai rendah. Makin dalam dari permukaan, maka
kadar K makin rendah.
Pupuk Kalium (K)
Jumlah jenis pupuk yang khusus mengandung kalium relatif sedikit.
Umumnya, unsur kalium sudah dicampur dengan pupuk atau unsur lain menjadi
pupuk majemuk. Dengan demikian, pupuk tersebut sudah mengandung kalium,
nitrogen dan atau fosfor (dua atau lebih hara tanaman).
Kadar pupuk K dinyatakan sebagai % K2O. Konversi kadar K2O menjadi K
adalah sebagai berikut :
% K2O = 1,2 x % K
%K

= 0,83 x % K2O

Muriate (KCl)
Pupuk ini dianggap memiliki kadar hara K tinggi. Nama muriate berasal dari
asam murit, sama dengan asam klorida. Secara teoritis, pupuk ini memiliki kadar K2O
Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009

dapat mencapai 60% - 62%, tetapi dalam kenyataan pupuk muriate yang
diperdagangkan hanya memiliki kadar K2O sekitar 50%. Pupuk ini berupa butiran
kecil – kecil atau berupa tepung dengan warna putih sampai kemerah – merahan.
Dalam praktek, pupuk ini lebih banyak digunakan dari pada pupuk – pupuk K yang
lain karena harganya relatif murah.
Pupuk muriate kurang disenangi karena memiliki kadar Cl tinggi, terutama
untuk tanaman yang peka terhadap kualitas ataupun produksi. Pupuk ini banyak
digunakan untuk perkebunan karet dan tebu, tetapi sekarang sebagian beralih ke
pupuk KNO3. pemupukan KNO3 selain memupuk K juga berarti memupuk N
(Afandie,2002).
2.6. Kelapa Sawit
Tanaman kelapa sawit memiliki nama ilmiah Elaeis guinensis jacq. Elaeis
berasal dari kata elaion yang dalam bahasa yunani berarti minyak. Guinensis berasal
dari kata Guinea yaitu pantai barat Afrika dan jacq singkatan dari jacquin seorang
botanist dari amerika. Kelapa sawit berasal dari Afrika dan masuk ke indonesia pada
tahun 1848 yang dibawa Mauritius dan Amsterdam oleh seorang warga belanda yang
ditanam dikebun raya bogor. Perkebunan kelapa sawit pertama dibuka pada 1911,
yaitu disungai liput (Aceh), Kebun Tanah Itam Ulu dan Pulau Raja (Asahan)
Sumatera (Hadi,M.M,2004).
Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada daerah tropika basah disekitar
lintang Utara – Selatan 120. dan kelapa sawit juga tumbuh pada beberapa jenis tanah
seperti podsolik, latosol, hidromorfik kelabu, andosol, dan alluvial. Tanah yang baik
untuk kelapa sawit berada pada pH 4,0 – 6,0 (Soehardjo, 1996).
Klasifikasi botani kelapa sawit adalah sebagai berikut :
Divisio

: Tracheophyta

Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009

Subdivisio

: Pteropsida

Kelas

: Angiospermae

Subkelas

: Monocotiledone

Ordo

: Cocoideae

Familia

: Palmae

Genus

: Elaeis

Spesies

: Elaeis Gienensis Jacq

Varietas

: Dura, Psifera, Tenera

2.6.1. Bagian Tanaman
Kelapa sawit merupakan tanaman monokotil, tanaman ini berumah satu atau
monocious, dimana bunga jantan dan betina terdapat satu pohon. Bagian tanaman
kelapa sawit, yaitu akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji.
2.6.1.1. Akar
Akar pertama muncul dari biji yang telah berkecambah adalah radikula dengan
panjang 15 cm. Akar radikula tumbuh menjadi akar primer yang keluar dari bagian
bawah batang dengan arah 450 dari permukaan tanah. Akar primer akan tumbuh
menjadi akar sekunder, tersier, dan kuarter yang berada dekat dengan permukaan
tanah. Akar – akar tersebut berfungsi untuk menyerap air dan hara dari dalam tanah.
Akar sekunder dan akar tersier biasanya menyebar secara horizontal hingga
radius yang sama panjang daun, pada kedalaman kurang dari 150 cm, bahkan sebagian
muncul kepermukaan tanah. Fungsi utama akar sekunder adalah menjangkau unsur
hara dan air dalam tanah.

Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009

Akar rambut adalah akar yang menempel pada akar sekunder dan tersier yang
fungsi utamanya adalah menyerap air dan unsur hara dari dalam tanah
(Hadi,M.M,2004).
2.6.1.2. Batang
Batang kelapa sawit tumbuh tegak (phototropi) dan dibalut oleh pangkal daun.
Batang berbentuk silinder dengan diameter berkisar 45 – 60 cm pada tanaman dewasa.
Batang belum terlihat sampai kelapa sawit berumur 3 tahun karena masih terbungkus
pelepah yang belum tunas.
Bagian dalam batang merupakan serabut, yang dilengkapi jaringan pembuluh
sebagai penguat batang dan menyalurkan hara. Fungsi batang adalah untuk menimbun
hara dan pertumbuhan batang akan terlihat berubah diameternya bila terjadi flaktuasi
dari status hara dalam tanaman tersebut.
2.6.1.3. Daun
Daun kelapa sawit terdiri dari rachis (pelepah daun), pinnae (anak daun), dan spines
(lidi). Panjang pelepah daun bervariasi tergantung varietas dan tipenya serta kondisi
lingkungan. Rata – rata panjang pelepah tanaman dewasa mencapai 9 m.
Jumlah anak daun pada satu pelepah berkisar antara 250 – 400 anak daun yang
terletak dikiri kanan pelepah daun dan panjang dibandingkan anak daun yang letaknya
diujung atau dipangkal. Setiap anak daun terdiri dari lidi dan dua helaian daun
(lamina). Luas permukaan daun tanaman dewasa dapat mencapai 15 meter. Daun
kelapa sawit berfungsi sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis dan alat respirasi.
2.6.1.4. Bunga
Tanaman kelapa sawit setelah ditanam dilapangan mulai berbunga pada umur 12 – 14
bulan, tergantung dari varietas dan tipe umur bibit serta kondisi lingkungan.
Pembungaan kelapa sawit termasuk monococious artinya bunga jantan dan betina
Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009

terdapat pada satu pohon tetapi tidak pada satu tandan yang sama. Tandan bunga
jantan tau tandan bunga betina keluar dari setiap ketiak pelepah kelapa sawit.
2.6.1.5. Biji
Pembentukan buah terjadi setelah bunga betina dibuahi. Buah akan matang 5-6
bulan setelah terjadi penyerbukan. Jumlah buah dalam satu tandan bervariasi,
tergantung umur tanaman. Pada tanaman dewasa satu tandan berisi 2000 buah
(brondolan). Ukuran berat buah juga bervariasi, tergantung letaknya dalam tandan.
Panjang buah dapat mencapai 5 cm dan beratnya 30 gram. Buah terdiri dari pericarp
dan biji. Pericarp terdiri dari sabut (exocarp) dan daging buah (mesocarp) yang jika
dipres akan mengeluarkan minyak. Biji dibalut dengan cangkang yang tebalnya
tergantung dari jenis tanaman induknya dan inti dapat menghasilkan minyak inti sawit
(Suyatno Risza,1994).

2.7. Spektroskopi Serapan Atom
2.7.1. Prinsip Dasar Analisa SSA
Metode AAS berprinsip pada absorpsi cahaya oleh atom. Atom – atom
menyerap cahaya tersebut pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat
unsurnya (Khopkar,2003).
Perpanjangan spektrofotometri absorpsi atom ke unsur – unsur lain semula
merupakan akibat perkembangan spektroskopi pancaran nyala. Telah lama ahli kimia
menggunakan pancaran radiasi oleh atom yang dieksitasikan dalam suatu nyala
sebagai alat analitis. Dalam tahun 1955 Walsh menekankan bahwa dalam suatu nyala
yang lazim, kebanyakan atom berada dalam keadaan elektronik dasar bukannya dalam
keadaan tereksitasi. Misalnya untuk transisi yang menghasilkan garis natrium kuning
pada 589 nm, rasio banyaknya atom tereksitasi terhadap keadaan dasar, pada 2700o C,
Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009

kira – kira adalah 6 x 10-4. absorpsi atom berkembang dengan cepat selama tahun
1960, instrumen komersial menjadi tersedia, dan teknik itu sekarang sangat meluas
digunakan untuk penetapan sejumlah unsur, kebanyakan logam, dan sampel yang
sangat beraneka ragam.
Pada prinsipnya tentu saja tak ada masalah yang harus dikaitkan dengan
pengukuran absorbans dari populasi atom keadaan dasar yang terkungkung dalam
suatu ruang cocok, namun terdapat jumlah kesulitan dalam memperolaeh populasi
tersebut dengan cara yang dapat diulang. Lazimnya suatu larutan yang mengandung
logam yang harus ditetapkan – misalnya Pb2+ atau Cu2+ dimasukkan kedalam nyala
sebagai suatu aerosol, suatu kabut yang terdiri dari tetesan yang sangat halus. Ketika
butiran ini maju melewati nyala, pelarutnya menguap,dan di hasilkan bintik – bintik
halus dari materi berupa partikel. Zat padat itu kemudian berdisosiasi, sekurangnya
sebagian, untuk menghasilkan atom – atom logam. Semua tahap ini berlangsung
dengan jarak beberapa sentimeter ketika partikel – partikel sampel itu diangkat dengan
kecepatan tinggi oleh gas – gas nyala. Bila disinari dengan benar, kadang – kadang
dapat terlihat tetes – tetes sampel yang belum menguap keluar dari puncak nyala, dan
gas – gas nyala itu terencerkan oleh udara yang menyerobot masuk sebagai akibat
tekanan rendah yang diciptakan oleh kecepatan tinggi itu. Karena masalah kinetik
yang serius dengan atomisasi nyala dan karena kepekaan menurun sangat banyak oleh
diencerkannya populasi atom analit oleh gas – gas dalam nyala mata telah
dikembangkan tanur istimewa untuk menggantikan nyala dalam spektrofotometri
absorpsi atom akhir – akhir ini. Tanur ini membawa masalahnya sendiri namun
menawarkan juga keunggulan (Underwood,1998).
Jika suatu larutan yang mengandung suatu garam logam (atau senyawa logam)
dihembuskan kedalam suatu nyala (misalnya asetilena yang terbakar diudara),
Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009

dapatlah terbentuk uap yang mengandung atom – atom tersebut. Tetapi, jumlah jauh
lebih besar dari atom logam bentuk gas itu normalnya tetap berada dalam keadaan tak
terekstraksi atau dengan perkataan lain dalam keadaan dalam keadaan dasar.
Atom – atom keadaan dasar ini mampu menyerap energi cahaya yang panjang
gelombang radiasi yang akan dipancarkan atom – atom itu bila tereksitasi dari
keadaan dasar.
Jika cahaya dengan panjang gelombang resonansi itu dilewatkan nyala yang
mengandung atom – atom bersangkutan, maka sebagian cahaya itu akan diserap, dan
jauhnya penyerapan akan berbanding lurus dengan banyaknya atom keadaan dasar
yang berada dalam nyala. Inilah asas yang mendasari Spektrofotometri Serapan Atom
(SSA) (Basset,J.et.al.1994).

2.7.2. Instrumentasi

2.7.2.1. Skema Perlatan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)

Keterangan Gambar : A = Lampu katoda berongga
B = Nyala
C = Monokromator
D = Detektor
E = Amplifier
F = Rekorder

Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009

A. Lampu Katoda Berongga
Lampu katoda berongga terdiri dari tabung kaca tertutup yang mengandung suatu
katoda atau anoda. Katoda tersebut berbentuk silinder berongga yang terbuat dari atau
yang permukaannya dilapisi dengan unsur yang sama dengan unsur yang akan
dianalisa. Tabung lampu tersebut diisi dengan gas mulia neon atau argon, intensitas
pancaran lampu yang lebih tinggi (Khopkar,S.M.,2003).
B. Nyala
Larutan cuplikan masuk ke dalam nyala melalui alas nyala, berupa tetesan – tetesan
yang sangat halus. Pada alas nyala ini sudah mulai terjadi penguapan air dari tetesan –
tetesan tersebut, sebagian dari larutan cuplikan akan memasuki bagian nyala yang
disebut kerucut dalam sebagai butir – butir halus padat.
Pada unit kerucut dalam ini terjadi penguapan pelarut lebih lanjut dan
penguraian cuplikan menjadi atom – atom (atomisasi), dan didalam bagian ini pula
terjadi proses penyerapan sinar oleh atom – atom dan proses eksitasi. Sesudah masuk
kedalam daerah kerucut dalam, maka atom – atom akan memasuki bagian nyala yang
disebut daerah reaksi. Di dalam daerah reaksi ini, atom – atom tersebut beraksi dengan
oksigen menjadi oksida- oksida. Oksida yang terbentuk dalam daerah reaksi tersebut
kemudian akan memasuki lapisan luar nyala dan seterusnya (Ismono.1981)
C. Monokromator
Tujuan monokromator adalah untuk memilih garis pancaran tertentu dan
memencilkannya dari garis – garis lain dan kemungkinan dari pancaran pita molekul.
Kisi difraksi pada umumnya lebih sering dugunakan karena sebaran yang dilakukan
oleh klisi lebih seragam dari pada yang dilakukan oleh prisma dan akibatnya
instrument kisi dapat memelihara daya pisah yang lebih tinggi sepanjang jangka
panjang gelombang yang lebih lebar (Basset,J.et.al.1994).
Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009

D. Detektor
Detektor dapat diatur sedemikian rupa pada nilai frekuensi tertentu, sehingga tidak
memberikan

respon

terhadap

emisi

yang

berasal

dari

eksitasi

termal

(Khopkar,SM.2003).
E. Rekorder (Sistem Pencatat)
Sistem pencatat yang digunakan pada instrument SSA berfungsi untuk mengubah
sinyal yang diterima melalui bentuk digital, berarti sistem pencatat mencegah atau
mengurangi kesalahan dalam pembacaan skala secara paralaks, kesalahan interpolasi
diantara pembacaan skala dan sebagainya, serta menyeragamkan tampilnya data, yaitu
dalam satuan absorbansi, bahkan dengan adanya suatu mikroprosesor dapat
dimungkinkan pembacaan langsung konsentrasi dari pada analit didalam sampel yang
dianalisis (Haswel,S.J.1991).

2.6.2.1. Cara Kerja Spektrofotmetri Serapan Atom
Setiap alat SSA terdiri atas tiga komponen berikut :
a) Unit atomisasi
b) Sumber radiasi
c) Sistem pengukur fotometrik
Atomisasi dapat dilakukan baik dengan nyala maupun dengan tungku. Untuk
mengubah unsur metalik menjadi uap atau hasil disosiasi diperlukan energi panas.
Temperatur harus benar – benar terkendali dengan sangat hati – hati agar proses
atomisasinya sempurna. Ionisasi harus dihindarkan dan ini dapat terjadi bila
temperatur terlalu tinggi.
Bahan bakar dan gas oksidator dimasukkan kedalam kamar pencampur
kemudian dilewatkan melalui baffle menuju pembakar. Nyala akan dihasilkan.
Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009

Sampel dihisap masuk kekamar pencampur. Dengan gas asetilen dan oksidator udara
tekan, temperatur dapat dikendalikan secara elektris. Biasanya temperatur dinaikkan
secara bertahap, untuk menguapkan dan sekaligus mendisosiasikan senyawa yang
dianalisis (Khopkar,S.M.2003).

Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009

BAB 3
BAHAN DAN METODE PERCOBAAN

3.1. Alat – Alat

-

Tabung perkolasi

-

Rak tabung perkolasi

-

Cawan perkolasi

-

Labu ukur 50 ml

pyrex

-

Kertas saring

Whatman No.40

-

Spektrofotometer Serapan Atom

-

Neraca analitis

-

Labu ukur 1 liter

pyrex

-

Labu ukur 2 liter

pyrex

-

Labu ukur 100 ml

pyrex

-

Labu ukur 200 ml

pyrex

-

Pipet volume

pyrex

3.2. Bahan – bahan

-

Ammonium asetat (CH3COONH4) 1 N pH 7

-

Alkohol 80%

-

Akuadest

-

Kalium sulfat (K2SO4) 0,1 N

-

Pasir kuarsa

Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009

-

Larutan standart baku 1000 ppm K

-

Tanah perkebunan kelapa sawit

3.3. pembuatan larutan
-

Ammonium asetat (CH3COONH4) 0,1 N
Ditimbang 154,16 gram ammonium asetat, yang dimasukkan kedalam
labu ukur 2 liter dilarutkan dengan air destilasi dan penuhkan hingga
garis batas. Bila pH < 7, diatur dengan menambahkan ammonia dan
bila pH >7, diatur dengan menambahkan asam asetat pekat.

-

Alkohol 80%
Dipipet 850 ml alkohol 96% kedalam labu ukur 1 liter, ditambahkan
dengan air destilasi hingga tanda garis dan dikocok hingga merata.

-

Kalium sulfat (K2SO4) 0.1 N
Ditimbang 17,425 gram K2SO4, dimasukkan kedalam labukur 2 liter
dan dilarutkan dengan air destilasi hingga tanda garis.
Larutan

standart

100

ppm

K

dalam

ammonium

asetat

(CH3COONH4) 1 N pH 7,0
-

Ditimbang 15,42 gram ammonium asetat kedalam labu ukur 200 ml,
dilarutkan dengan air destilasi 150 ml
Dipipet 20 ml larutan standart baku 1000 ppm K, dimasukkan kedalam
labu ukur 200 ml yang mengandung larutan ammonium asetat,
dipenuhkan dengan air destilasi hingga tanda garis, di kocok hingga
merata.

Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009

-

Larutan seri standart 0, 2, 4, 8, 12 ppm K
Dipipet larutan standart 100 ppm K masing – masing 0, 2,4,8,12 ml.
Dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml, dipenuhkan dengan
ammonium asetat 1 N pH 7 hingga tanda garis, dikocok hingga merata.

3.4. Prosedur Percobaan
3.4.1. Perkolasi Dengan Ammonium Asetat (CH3COONH4) 1 N pH 7,0
-

Ditimbang 5 gr contoh tanah kering udara < 2 mm. Masukkan kedalam
cawan porselin, ditambah 5 gram pasir kuarsa dicampur homogen.
Disediakan juga balanko contoh dan dilakukan penetapan kadar air
contoh untuk mengoreksi berat kering 1050 C.

-

Tabung perkolasi disusun diatas rak secara teratur. Pada ujung
perkolasi bagian bawah dipasang pipa karet kecil yang dilengkapi
dengan keran pengatur cepat atau lambat aliran larutan yang keluar.

-

Pada tabung perkolasi dimasukkan 2 lapisan kertas saring yang sudah
dipotong sesuai ukuran diameter tabung perkolasi dan dimasukkan
contoh perlahan – lahan, kemudian pada bagian atas contoh bagian
tabung ditutup dengan 2 lapis kertas saring sesuai dengan ukuran
diameter tabung.

-

Tambahkan prlahan – lahan 25 ml larutan ammonium asetat 1 N pH
7,0, sebelumnya keran tabung perkolasi ditutup, dibiarkan satu malam.
Keesokan harinya keran dibuka perlahan – lahan satu tetes perdetik.

-

Perkolat ditampung dengan labu ukur 50 ml sampai selesai.
Dilanjutkan penambahan ammonium asetat 1 N pH 7,0 sebanyak 25 ml
dan penuhkan dengan ammonium asetat 1 N pH 7,0 hingga garis batas.

Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009

-

Perkolat digunakan untuk penetapan ( K )

3.4.2. Penetapan K – Tukar (K-exchangeable)
-

Konsentrasi K di dalam larutan blanko dan contoh (perkolat) langsung
diukur dengan AAS, dimana alat sebelumnya dikalibrasi dengan
larutan seri standart 0, 2, 4. 8. 12 ppm K pada panjang gelombang
766,5 nm.

Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHSAN

4.1 DATA PERCOBAAN
4.1.1. Hasil Penentuan kadar K – TUKAR ( K – Exchangeable )
Tabel 4.1.1. Hasil Penentuan kadar K – tukar ( K – Exchangeable )
No Lab

Konsentrasi

Faktor

K

(gram)

me/100gr

1

2.03

4.9535

0.04

2

1.7

4.9279

0.03

3

1.2

4.9245

0.02

4

0.98

4.9541

0.01

5

1.9

4.9539

0.03

4.1.1.1. Contoh Perhitungan
Me/100 gr K =

=

Konsentrasi K (contoh - blanko) x 50/1000 x 100
Berat contoh kering 105 o C x 39,1
( 2,03 - 0,56 ) x 0,1279
4,9535

= 0,0379
= 0,04 me/100 gr

Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009

4.2 Pengolahan Data
4.2.1 Penurunan Persamaan Garis Regresi Dengan Metode Kurva Kalibrasi

Hasil pengukuran absorbansi larutan standar dari suatu larutan seri standar kalium
diplotkan terhadap konsentrasi larutan standar sehingga diperoleh suatu kurva
kalibrasi berupa garis linier dapat dilihat pada lampiran. Persamaan garis regresi untuk
kurva kalibrasi ini dapat diturunkan dengan Metode Least Square :

Tabel 4.2. Penurunan Persamaan Garis Regresi dengan Metode Kurva Kalibrasi
No

Xi

Yi

1.

0,000

2.

___

___

___

___

___

___

(Xi- X )

(Xi- X )2

(Yi- Y )

(Yi- Y )2

(Xi- X )(Yi- Y )

0,000

-5,200

27,040

-0,654

0,427

3,400

2,000

0,264

-3,200

10,240

-0,390

0,152

1,248

3.

4,000

0,499

-1,200

1,440

-0,155

0,024

0,186

4.

8,000

1,011

2,000

7,840

0,357

0,127

0,999

5.

12,000

1,497

6,800

46,240

0,843

0,710

5,732

Σ

26,000

3,271

0,000

92,800

0,001

1,440

11,565

___

X rata – rata ( X ) =

∑ Xi

=

26,000

___

Y rata – rata ( Y ) =

∑ Yi
n

= 5,200

5

n
=

3,271

= 0,654

5

4.2.2 Penurunan Persamaan Garis Regresi
Persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi dapat diturunkan dari persamaan garis :
Y = ax + b
a = slope
b = intersept
selanjutnya harga slope ditentukan dengan menggunakan Metode Least Square
sebagai berikut :

Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009

a=

∑( Xi − X )(Yi − Y )
∑( Xi − X ) 2

sehingga diperoleh harga a:
a=

11,565

= 0,125

92,800

Harga intersept (b) diperoleh melalui substitusi harga (a) k

Dokumen yang terkait

AN ALIS IS YU RID IS PUT USAN BE B AS DAL AM P E RKAR A TIND AK P IDA NA P E NY E RTA AN M E L AK U K A N P R AK T IK K E DO K T E RA N YA NG M E N G A K IB ATK AN M ATINYA P AS IE N ( PUT USA N N O MOR: 9 0/PID.B /2011/ PN.MD O)

0 82 16

Anal isi s L e ve l Pe r tanyaan p ad a S oal Ce r ita d alam B u k u T e k s M at e m at ik a Pe n u n jang S MK Pr ogr a m Keahl ian T e k n ologi , Kese h at an , d an Pe r tani an Kelas X T e r b itan E r lan gga B e r d asarkan T ak s on om i S OL O

2 99 16

Dari Penangkapan Ke Budidaya Rumput Laut: Studi Tentang Model Pengembangan Matapencaharian Alternatif Pada Masyarakat Nelayan Di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur

2 37 2

Dominating Set Dan Total Dominating Set Dari Graf-Graf Khusus

5 80 24

Analisa pemampaatan internet berdasarkan survei pemetaan E-Commerce Menggunakan metode Six Sigma

2 36 99

Analisa studi komparatif tentang penerapan traditional costing concept dengan activity based costing : studi kasus pada Rumah Sakit Prikasih

56 889 147

Ekstraksi dan Karakterisasi Pektin Dari Limbah Kulit Pisang Uli (Musa paradisiaca L. AAB)

10 64 85

Penerapan Algoritma Label-Setting Untuk Menentukan Jalur Terpendek Dari Dua Node Pada Peta Kota Bandung

6 50 55

TEMA 8 UNTUK KELAS 2 K 13

18 286 4

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59