MAKALAH ADAT KEBIASAAN IBU HAMIL DI SULA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengetahuan menyeluruh tentang perubahan fisiologis dan psikologis
pada masa puerperium adalah sangat penting jika bidan menilai status
kesehatan ibu secara akurat dan memastikan bahwa pemulihan sesuai dengan
standar yang diharapkan. Hal yang sama pentingnya adalah menyadari
potensi morbiditas pascapartum dalam jangka panjang dan factor-faktor yang
berhubungan dengannnya seperti obstetric, anestesi dan factor social.
Pengaruh sosial budaya pada ibu hamil dan keluarga di sejumlah daerah
di Indonesia yang menyambut masa-masa kehamilan sangat sering
dilakukan. Upacara-upacara yang diselenggarakan mulai dari kehamilan 3
bulan, 7 bulan, masa melahirkan dan masa nifas sangat beragam menurut
adat istiadat daerah masing-masing (Syafrudin, 2009)
Faktor yang paling mempengaruhi status kesehatan masyarakat terutama
bagi ibu hamil, bersalin, dan nifas, adalah lingkungan juga pendidikan dari
masing-masing dari kaum ibu tersebut dan seandainya mengetahui dan
memahami hal-hal yang mempengaruhi status kesehatan terhadap hal itu.
Masyarakat masih banyak melakukan kebiasaan atau adat istiadat yang
merugikan kesehatan.


B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana adat kebiasaan masyarakat sulawesi yang berkaitan dengan
kebidanan?

1

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana adat kebiasaan masyarakat sulawesi yang
berkaitan dengan kebidanan.

2

BAB II
PEMBAHASAN

A. Adat Kebiasaan Masyarakat Sulawesi yang Berkaitan dengan Kebidanan
1. Mappanre to-mangideng (menyuapi ibu hamil)
Adalah upacara yang dilakukan pada bulan pertama masa kehamilan,
atau dalam suku bugis disebut mangngideng atau ngidam. Biasanya dilalui

dengan berbagai macam acara. Selain itu diberikan pantangan untuk
makan makanan tertentu dan melakukan perbuatan tertentu, baik untuk
calon ibu maupun calon ayah.
(Analisis) : Proses menyuapi ibu hamil memang tidak menjadi masalah,
namun yang dipermasalahkan adalah mengenai pantangan makanan yang
harus dijalani

ibu tersebut. Jika pantangannya memang bertentangan

dengan dunia medis itu tidak menjadi masalah, tapi pantangan makanan
yang memang seharusnya dibutuhkan oleh ibu hamil. Sehingga ibu hamil
tersebut kekurangan asupan makanan yang cukup yang nantinya kan
berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan bayi dan kesehatan
ibu.
2. Upacara tujuh bulan kehamila.
Dalam bahasa Bugis Bone disebut Mappassili, yang artinya
memandikan. Makna upacara ini adalah untuk tolak bala atau
menghindari dari malapetaka atau bencana, menjauhkan dari roh-roh jahat
sehingga segala kesialan hilang dan lenyap. Berikut ini merupakan
tahapan dari upacara tujuh bulan kehamilan:

a. Calon ibu yang hamil tujuh bulan dari pasangan muda ini harus
melewati sebuah anyaman bambu yang disebut Sapana yang terdiri

3

dari tujuh anak tangga, memberi makna agar rezeki anak yang
dilahirkan bisa naik terus seperti langkah kaki menaiki tangga.
b. Iring-iringan pasangan muda (suami-istri), dalam pakaian adat Bugis
menuju sebuah rumah-rumahan yang terbuat dari bambu dengan
hiasan bunga dan pelaminan yang meriah oleh warna-warna yang
mencolok.

Sebelumnya,

Upacara

Mappassilidiawali

dengan


membacakan doa-doa yang diakhiri oleh surat Al-Fatihah oleh
seorang ustadzah. Bunyi tabuh-tabuhan dari kuningan yang dipegang
oleh seorang bocah laki-laki mengiringi terus upacara ini.
c. Kemudian upacara ini dipimpin oleh seorang dukun. Ia mengambil
tempat pembakaran dupa dan diputar-putarkan di atas kepala sang
ibu. Asap dupa yang keluar, diusap-usapkan di rambut calon ibu
tersebut. Perbuatan ini memberi makna untuk mengusir roh-roh jahat
yang bisa mengganggu kelahiran bayi. Menurut kepercayaan
mereka, roh jahat itu terbang bersama asap dupa.
(Analisis) : Acara yang dipimpin oleh dukun dan melakukan
pembakaran dupa, yang dupanya diutar-putarkan diatas kepala. Ini
memiliki dampak negatif terutama penyakit ISPA (Infeksi Saluran
Pernapasan Akut). Sifat dari asap dya ditemukan mutagenik yang
artinya bahwa asap dupa mempunyai

zat kimia yang berfungs

menguah materi genetik seperti DNA (Deoxyribonucleic acid)
sehingga menyebabkan mutasi. Selain itu asap dupa juga lebih
beracun untuk sel tubuh dibandingkan asap rokok yang telah

dibuktikan pada hamster (Jurnal Environmental Chemistry Letters)
Selain masalah diatas, juga

menurut peniliti dari South China

University of Technologi melakukan penelitian mengenai dampak
asap dupa yang dapat memicu kanker paru-paru. Para peneliti
mengatakan asap dupa yang jika terhirup akan terperangkap dalam
paru-paru dan memicu munculnya sel kanker. Asap dupa

4

mengandung banyak zat mutagenik, genotoksik dan sitotoksik yang
sangat berbahaya bagi kesehatan manusia.

d. Calon ibu di perciki air dengan menggunakan beberapa helai daun ke
bagian tubuh tertentu, mulai dari atas kepala, bahu, lalu turun ke
perut. Bahu menyimbolkan agar anak punya tanggung jawab yang
besar dalam kehidupannya. Demikian pula tata cara percikan air dari
atas kepala turun ke perut, tak lain agar anaknya nanti bisa meluncur

seperti air, mudah dilahirkan dan kehidupannya lancar bagai air.
Calon ibu mengenakan pakaian adat Bone yang berwarna merah,
e. Dilanjutkan dengan upacara makarawa babua yang berarti memegang
atau mengelus perut. Pernik-pernik pelengkap upacara ini lebih
meriah lagi ditambah lagi dengan beraneka macam panganan yang
masing-masing memiliki simbol tertentu.
f. Calon ibu yang telah berganti pakaian adat Bone berwarna merah
ditidurkan di tempat pelaminan. Sang dukun akan mengelus perut
calon ibu tersebut dan membacakan doa. Selanjutnya daun sirih yang
ditaburi beras diletakkan di kaki, perut, kening kepala calon ibu
dimaksudkan agar pikiran ibu tetap tenang, tidak stress. Diletakkan
di bagian kaki sebagai harapan agar anak melangkahkan kakinya
yang benar. Sementara beras sebagai perlambang agar anak tak
kekurangan pangan. Seekor ayam jago sengaja diletakkan di bawah
kaki calon ibu. Bila ternyata ayam tersebut malas mematuk beras,
menurut mereka ini pertanda anak yang akan lahir perempuan.
(Analisis) : Daun sirih yang ditaburi beras dan diletakkan dibagian
kaki, perut, kening, kepala calon ibu dimaksudkan pikiran ibu tetap
tenang dan tidak stress. Ini memeliki dampak positif karena dengan
aroma daun sirih memiliki aroma terapi yang dapat menenangkan

5

pikiran. Sedangkan yang dampak negatif dari kegiatan ini adalah
ketika beras yang diletakkan di daun sirih dan ditaruh b
g. Tahap akhir upacara tujuh bulan Bone ini adalah suap-suapan yang
dilakukan oleh dukun, pasangan tersebut (sebagai calon bapak dan
ibu) dan orang tua keduanya. Acara ditutup dengan rebutan hiasan
anyaman berbentuk ikan dan berisi telur bagi ibu-ibu yang memiliki
anak gadis atau yang sudah menikah. Ini sebagai perlambang agar
anak-anaknya segera mendapat jodoh yang baik, dan nantinya
melahirkan dengan mudah.
3. Makanan Pantangan Bagi Ibu Hamil Menurut Masyarakat Bugis
Makanan pantang adalah bahan makanan yang tidak boleh dimakan
oleh ibu hamil dalam masyarakat karena alasan-alasan yang bersifat
budaya. Ibu berpantang makan karena sedang mengalami keadaan khusus
yaitu kehamilan dan karena dalam kebudayaan setempat terdapat suatu
kepercayaan tertentu terhadap bahan makanan tersebut. Kepercayaan ini
diajarkan secara turun temurun dan cenderung ditaati walaupun individu
yang menjalankannya mungkin tidak terlalu paham atau yakin akan
rasional dari alasan-alasan memantang makanan yang bersangkutan dan

sekedar mematuhi tradisi setempat. Ragam makanan yang menurut
masyarakat Sulawesi adalah pantangan bagi ibu hamil.
a. Makanan Golongan Hewani
1) Cumi-cumi, sebab cumi-cumi berjalan maju mundur dikaitkan
dengan proses melahirkan yang sulit di pintu lahir, bayi akan
menyulitkan persalinan dengan maju mundur pada saat proses
kelahiran. Selain itu makan gurita dan kepitig juga menjadi
pantangan, sebab gurita bersifat lembek dikaitkan dengan bayi
yang juga akan lemah fisiknya seperti gurita. Sedangkan
Kepiting, karena dikhawatirkan anak akan nakal, suka menggigit
jika besar, ia akan lemah tak bertulang jika lahir.
(Analisis) : Hewan lauts seperti cumi-cumi, gurita dan kepiting
justrusang dianjurkan karena menganddung protein tinggi dan

6

asam omega 3 yang baik untuk kesehatan janin. Tetapi yang erlu
diingat yang perlu diingat cara memasak nya harus matang dan
jangan mengkonsumsi mentah-mentah atau setengah matang.
Hewan laut yang dimasak setengah matang dikhawatirkan masih

terdapat merkuri didalamnya yang dapat membahayakan
kesehatan janin. Kita tahu bahwa merkuri tidak boleh dikonsumsi
manusia dalam jumlah banyak ataupun sedikit. Merkuri
merupakan satu zat kimia yang tidak bisa dicerna oleh tubuh
secara maksimal. Dampak buruk dari merkuri di dalam tubuh
mampu menghambat perkembangan janin. Jika terlalu banyak
mengkonsumsi

makanan laut, maka merkuri bisa mengalir

dalam darah si ibu dan membuat perkembangan janin tidak
sempurna. Bahkan hal ini bisa mengakibatkan bayi lahir cacat
dan

seringkali

mengalami

down


syndrome.

Selain

itu

mengkonsumsinya harus dibatasi, tidak boleh terlalu banyak
mengonsumsi hewan laut lebih dari 6 ons setiap minggunya.
2) Daging, karena dikhawatirkan ibu akan kesulitan melahirkan jika
bayinya terlalu sehat.
(Analisis) : Sebenarnya pantangan ini merupakan pantagan yang
salah, karene seperti yang kita ketahui bahwa daging sapi kaya
akan kandungan zat besi, protein, zinc dan nutrisi penting
lainnya. Komponen penting yang terdapat dalam daging sapi
diperlukan oleh ibu hamil yaitu zat besi.
Zat besi diperlukan untuk membantu pembentukan sel darah
merah serta menjaga fungsi tubuh supaya berjalan dengan
normal. Jika asupan zat besi kurang maka dikhawatirkan bisa
menyebabkan gejala anemia pada ibu hamil. Jika hal ini terjadi
maka sangat beresiko terhadap perkembangan janin. Bahkan

janin di dalam kandungan rentan terserang infeksi penyakit.
Selain zat besi, daging sapi mengandung protein yang terbilang
cukup bagus untuk mencukupi kebutuhan nutrisi ibu hamil.
Bahkan unsue zinc dalam daging sapi sangat berguna untuk

7

meningkatkan imun tubuh ibu hamil dan janin. Sama halnya
dengan ibu hamil, janin didalam kandungan juga memerlukan
asupan protein, zinc dan zat besi untuk menunjang tumbuh
kembangnya secara optimal.. Kandungan unsur zinc pada daging
sapi berguna untuk pertumbuhan sel dan meningkatkan
kecerdasan si kecil. Daging sapi yang akan dikonsumsi oleh ibu
hamil sebaiknya daging sapi tanpa lemak. Selain itu cara
pengolahan daging sapi harus dilakukan dengan benar sehingga
terbebas dari kuman dan bakteri yang kemungkinan menempel
pada daging tersebut. Semoga bermanfaat.
3) Ikan pari, karena memiliki tulang lembut dipercayai akan
menyebabkan bayi memiliki bertulang lembut pula.
(Analisis) : Pantangan ini memiliki dampak positif karena
makanan ini dapat menyebabkan komplikasi pada kehamilan
(seperti aborsi dan pendarahan), serta meningkatkan resiko bayi
terlahir cacat. Kandungan merkuri sangat membahayakan bayi
yang belum lahir dan perkembangan sistem saraf anak. Merkuri
dapat melewati darah, otak dan plasenta. Resiko ini tergantung
pada tingkat merkuri dalam ikan pari yang dikonsumsi. FDA dan
EPA menyarankan bagi ibu hamil, ibu menyusui, wanita yang
dapat hamil, dan anak-anak untuk menghindari makan ikan yang
terpapar merkuri. Bayi dan ibu yang terpapar metylmercury
dapat menyebabkan bayi mengalami gangguan kerusakan otak
yaitu penciutan lapangan pandang, retardasi mental, gangguan
menelan, retardasi mental, buta dan tuli.
4) Telur bebek, karena dipercaya akan menyulitkan persalinan.
(Analisis) : Pantanagan ini memiliki dampak positif karena,
bagi ibu yang sedang hamil harus berhati-hati terhadap bakteri
ini..

Beberapa

gejala

yang

timbul

ketika

seseorang

terkontaminasi bakteri ini adalah mual, muntah, nafsu makan
hilang, lesu, sulit untuk bernapas, sakit perut, demam tinggi,
diare dan pegal. Gejala dari infeksi bakteri tersebut mirip dengan

8

gejala yang dialami seorang wanita yang sedang mengandung.
Namun jika mengalami hal ini setelah makan telur bebek,
sebaiknya memeriksakan hal ini pada dokter. Karena bakteri ini
dapat menimbulkan masalah pada kehamilan Anda.
Beberapa masalah kehamilan yang bisa diakibatkan oleh infeksi
bakteri ini adalah keguguran, bayi lahir prematur atau bayi yang
meninggal sesaat setelah dilahirkan. Masalah lain yang juga bisa
ditimbulkan oleh bakteri ini adalah terjadinya infeksi darah
seperti pneumonia, meningitis, batereremia dan osteomielitisatau
endokarditis atau infeksi lapisan jantung serta infeksi tulang. Hal
ini tentu akan berbahaya untuk Ibu dan juga janin yang berada
dalam kandungannya. Jika pun ibu ingin mengonusmsi telur
bebek, maka astikan telur bebek itu bersih dan pengolahannya
benar-benar matang saat mengkonsumsinya.
4. Makanan Golongan Nabati
a. Mangga macan, durian, nenas, nangka. Karena makanan ini dianggap
bersifat panas dikaitkan dengan keyakinan dikotomi panas dingin. Ibu
hamil dianggap dalam kondisi dingin sehingga tidak boleh makan
makanan yang sifatnya panas sebab dapat menyebabkan keguguran
kandungan pada umur kehamilan muda.
(Analisis) : Positif karena buah seperti durian mengandung asam
arachidonat dan alkohol yang mampu merangsang kontraksi yang
mengakibatkan keguguran pada awal kehamilan dan kelahiran
prematur pada kehamilan trimester akhir
b. Sayur rebung, karena dikhawatirkan akan menyebabkan anak memiliki
banyak bulu/rambut jika lahir
(Analisis) : Negatif karena rebung memiliki kandungan karbohidrat,
protein, dan asam amino yang amat penting di perlukan oleh tubuh
c. Pisang kembar, karena di anggap anak juga akan kembar jika lahir
(Analisis) : Negatif karena tidak ada hubungannya dengan terjadinya
anak kembar. Pisang mengandung asam folat untuk perkembangan
saraf dan otak serta sumsum tulang belakang. Mengandung zat besi

9

untuk membantu meningkatkan perkembangan sel sistem saraf pusat
pada janin
d. Daun kelor, karena mengandung getah yang pedas yang akan
menyebabkan rasa sakit dalam proses kelahiran dikenal dengan
sebutan “getah kelor”, juga karena daun kelor yang berakar
diasosiasikan dengan ari-ari bayi yang juga akan beraka
(Analisis) : Negatif karena daun kelor mengandung banyak nutrisi
yang membantu memenuhi kebutuhan gizi setiap hari. Daun kelor
memiliki 7 kali kandungan vitamin C pada jeruk, 4 kali kandungan
vitamin A pada wortel, 2 kali kandungan protein pada susu dan 3 kali
potasium pada pisang
e. Nangka muda, karena nangka muda juga memiliki getah yang akan
menyebabkan rasa sakit dalam proses kelahiran
(Analisis) : Negatif karena nangka memiliki kandungan nutrisi dan
manfaat yang dibutuhkan ibu hamil dan janin di dalamnya. Kandungan
vitamin A pada buah nangka penting untuk perkembangan janin
terutama membantu pembentukan organ penglihatan. Selain itu
kandungan B3 pada buah nangka dapat membantu mengatur hormon,
meningkatkan imunitas, dan mengontrol stres pada ibu hamil. Tetapi
jika di konsumsi berlebihan akan membuat perut kembung , panas, dan
menghambat proses pencernaan
f. Kelapa muda, karena dapat mengakibatkan keguguran.
(Analisis) : Negatif karena air kelapa muda tidak memiliki pengaruh
buruk untuk ibu hamil maupun janinnya, sebaliknya air kelapa muda
memiliki banyak manfaat untuk kehamilan terutama untuk mencegah
terjadinya dehidrasi pada ibu hamil
g. Pepaya muda, karena dapat menyebabkan gatal-gatal pada ibu hamil
dan bayi yang ada didalam kandungan
(Analisis) : Positif karena pepaya yang masih mentah mengandung
pepsins yang terkandung dalam getah, yang dapat menyebabkan
kontraksi dan menyebabkan keguguran.

10

h. Terong, karena juga dapat mengakibatkan gatal-gatal pada ibu dan
bayinya
(Analisis) : . Negatif karena terong untuk ibu hamil memiliki manfaat
sebagai

antioksidan,

meningkatkan

sistem

imun

ibu

hamil,

menurunkan tekanan darah tinggi, kaya akan kandungan fosfor dan
magnesium, dan mencegah kerusakan otak janin karna mengandung
asam folat
i. Tebu, karena akan menyebabkan rasa sakit karena ibu akan
mengeluarkan banyak air mendahului proses kelahiran diasosiasikan
dengan tebu yang juga mengandung banyak air.
(Analisis) : Negatif karena tebu mengandung banyak vitamin yang
baik untuk tubuh. Air tebu kaya akan zat besi dan vitamin
A,C,B1,B2,B3,B6 dan B6. Air tebu juga memiliki kandungan
fitonutrien, antioksidan, protein dan serat larut yang tinggi
5. Pada saat bayi lair, bayi langsung dimandikan

dengan air laut atau

dibawa menyelm oleh ayahnya. Caranya adalah, sang ayah dengan
menngendong sang bayi didadanya, terjun ke laut dari sisi satu perahu
dengan cepat berenang dibawah perahu, membawa bayinya ke sisi yang
lain. Sebelum sang ayah terjun ke laut bersama bayinya itu, ia melafalkan
niat yakni jika anak tersebut hidup, ia kan menjdi pelaut ulung, namun
jika sang anak mati lemas berarti anak itu dianggap tidak sanggup untuk
hidup dilaut.
(Analisis) : Anggapan bayi baru lahir dibawa menyelam ke laut sangat
kurang baik. Bayi justru rentan terhadap suhu dingin dan penyakit
karena selama sang bayi di dalam kan-dungan berada dalam suhu yang
hangat, sehingga apabila bayi baru lahir langsung dimandi-kan di laut
sang bayi akan merasa kedinginan dan sebaiknya bayi baru lahir
dimandikan degan air hangat. Selain itu tradisi ini juga dapat
mengancam jiwa sang bayi.

11

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Aspek sosial budaya seperti cara-cara perawatan bayi dan ibunya pada
masa pasca kelahiran juga kehamilan , yang hingga dewasa ini masih dianut
oleh masyarakat. Berbagai upacara dilakukan yang bermakna simbolitik
tersebut, pada umumnya banyak mengandung harapan baik bagi sang bayi
maupun ibunya. Seorang bayi yang merupakan generasi penerus yang
diharapkan akan mewarisi nilai-nilai dan tujuan baik dalam dalam
kehhidupan yang yang telah dijalani oleh generasi pendahulunya dalam
masyarakat yang bersangkutan.Setiap daerah memiliki budaya masingmasing sesuai karakter dan kawasan pemukiman mereka.

B. Saran
Kiranya budaya yang baik pada masyarakat dapat dipertahankan sebagai
bagian dari kearifan budaya dan cerminan solodaritas kelompok yang terasa
makin dibutuhkan, untuk tidak men-jadikan masyarakat ini terpencil ditengah
lajunya perubahan kebudayaan dengan berbagai kemungkinan yang
mendorong berkembangnya unsur sekuler dan individualita. Kebersamaan
masih selalu hal yang penting, yang dapat menunjang kesejahtraan
masyarakat tersebut, baik secara materiil maupun non materiil. sebaliknya,
hal-hal dalam berbagai perilaku menghadapi kelahiran yang diradsakan tidak
sesuai lagi dengan kemajuan zaman, dapat dipertimbangkan sebagai bahan
masukan dalam upaya memeperbaiki cara-cara perawatan ibu dan bayi pada
masyarakat, agar dapat mencapai taraf yang lebih baik lagi sebagaiman yang
diharapkan oleh program-program pelayanan kesehatan masyarakat.
12