UJI KUALITAS MINYAK KELAPA DAN KELAPA SA (1)

Jurnal Teknologi Pengolahan Minyak dan Lemak

2014

UJI KUALITAS MINYAK KELAPA DENGAN UJI COBA PENGGORENGAN
Dede Ahmad, Putri Nopita Sari, dan Purwa Gilang R.
Program Studi Teknologi Agroindustri, Fakultas Pendidikan Teknik dan Kejuruan, Universitas
Pendidikan Indonesia di Jalan Setiabudhi No. 229, Bandung – Jawa Barat.
Memenuhi laporan ptratikum mata kuliah Teknologi Pengolahan Minyak dan Lemak yang
diampu oleh Siti Mujdalipah STP., MSi.
ABSTRAK
Penggorengan merupakan proses thermal-kimia yang menghasilkan karakteristik makanan
goreng dengan warna coklat keemasan, tekstur krispi penampakan dan flavor yang diinginkan.
Salah satu fenomena yang dihadapi dalam proses penggorengan adalah menurunnya kualitas
minyak setelah digunakan secara berulang pada suhu yang relatif tinggi (160-180ºC). Penelitian
ini bertujuan mengetahui kualitas

minyak kelapa setelah menggoreng ikan asin. Proses

penggorengan sebanyak 3 kali. Ambil sampel sebanyak 15 ml pada setiap akhir proses
penggorengan untuk kemudian dianalisis kadar air, bilangan asam, bilangan peroksida dan bobot

jenisnya.

Dari hasil penelitian kadar air minyak kelapa akan semakin menurun selama

pengulangan penggorengan. Dalam hal ini jika angka asam makin tinggi maka kualitas minyak
kelapa semakin rendah. Hal ini dipengaruhi oleh pengulangan penggorengan pada minyak
kelapa. Semakin banyak pengulangan penggorengan bilangan peroksida semakin meningkat,
sehingga warna minyak kelapa semakin keruh.

ABSRACT
Frying is a thermal - chemical process that produces the characteristic fried foods with a golden
brown color , texture and flavor krispi desired appearance . One of the phenomena encountered
in the process is the declining quality of frying oil after being used repeatedly at a relatively high
temperature ( 160-180 º C ) . This study aims to determine the quality of palm oil after frying
salted fish . Frying process 3 times . Take a sample of 15 ml at each end of the frying process
and then analyzed for water content , acid value , peroxide and its specific gravity . From the
research, the moisture content of coconut oil will decrease during frying repetition . In this case
if the acid number the higher the quality of the lower palm oil . It is influenced by repetition of
1


Jurnal Teknologi Pengolahan Minyak dan Lemak

2014

frying in coconut oil. The more repetition peroxide frying increasing, so the color of palm oil
grown murky .

PENDAHULUAN
Perkembangan penggunaan minyak

Dalam penggorengan, minyak goreng

nabati di Indonesia dari tahun ke tahun

berfungsi sebagai medium penghantar panas,

semakin meningkat pesat. Terbukti dari

menambah rasa gurih, menambah nilai gizi


berbagai perusahaan yang memproduksinya

dan kalori dalam bahan pangan. Minyak yang

minyak

telah

dalam

berbagai

merek

yang

rusak

tidak


hanya

mengakibatkan

mempunyai kelebihan dalam produksinya.

kerusakan nilai gizi, tetapi juga merusak

Produk minyak yang dihasilkan ada yang

tekstur dan flavor dari bahan pangan yang

berupa

dan

digoreng. Maka karena itu di lakukan lah

berupa cairan (minyak). Minyak adalah


pengujian terhadap minyak goreng yang

senyawa organik tidak larut dalam air. Tetapi

digunakan untuk menggoreng ikan asin,

larut

nugget dan cabai rawit. Uji yang dilakukan

padatan(misalnya:

dalam

eter,

mentega)

kloroform,


dan

adalah uji massa jenis, kadar air, bilangan

benzena.(farihah, 2002).

asam, dan bilangan peroksida. (ketaren,2012)

Dalam kehidupan sehari- hari kita

Penggorengan

tidak lepas dari zat yang bernama minyak.

merupakan

Karena minyak dipakai untuk aktifitas masak

thermal-kimia


– memasak. Dalam lingkungan perternakan

karakteristik makanan goreng dengan warna

minyak misalnya minyak kelapa dan minyak

coklat keemasan, tekstur krispi penampakan

kelapa sawit digunakan untuk bahan campuran

dan flavor

pembuatan ransum ayam ( rasyaf, 1994)

makanan gorengan sangat popular (Boskou, et
al.,

Minyak goreng adalah minyak yang

Warner,


2002).

Selama

bahan pangan dan kondisi penggorengan

dalam suhu kamar dan biasanya digunakan
bahan

yang diinginkan, sehingga

dekomposisi minyak yang dipengaruhi oleh

hewan yang dimurnikan dan berbentuk cair

menggoreng

menghasilkan


penggorengan terjadi hidrolisa, oksidasi dan

berasal dari lemak tumbuhan atau lemak

untuk

2006;

yang

proses

(Chatzilazarou, et al, 2006)

makanan

Salah satu fenomena yang dihadapi

(Wikipedia, 2011).
dalam


proses

menurunnya
2

penggorengan

kualitas

minyak

adalah
setelah

Jurnal Teknologi Pengolahan Minyak dan Lemak

2014

digunakan secara berulang pada suhu yang


dianalisis kadar air, bilangan asam,

relatif tinggi (160-180ºC). Paparan oksigen

bilangan peroksida dan bobot jenisnya.

dan suhu tinggi pada minyak goreng akan

Massa Jenis.

memicu terjadinya reaksi oksidasi

Massa jenis adalah perbandingan berat
dari suatu volume contoh pada suhu 25oC
dengan berat air pada volume dan suhu yang

METODOLOGI
Penelitian

dilakukan

di

sama. Cara ini dapat digunakan untuk semua

labolatorium

minyak dan lemak yang dicairkan. Alat yang

Pendidikan Teknologi Agroindustri, Fakultas
Tekninologi

dan

Kejuruan,

digunakan

Universitas

untuk

penentuan

ini

ialah

piknometer. Piknometer di bersihkan dan

Pendidikan Indonesia. Waktu pelaksanaan

dikeringkan dan dihitung bobotnya kemudian

praktikum minyak lemak Uji Kualitas Minyak

diisi dengan air suling yang telah mendidih

ini dilaksanakan pada tanggal 27 Maret 2014.

dan didinginkan pada sushu 20oC-23oC
Bahan yang digunakan dalam pratikum ini

kemudian

terdiri dari: minyak goreng kelapa, minyak

psikonometer di isi minyak sampai penuh dan

goreng kelapa sawit, ikan asin, nugget, dan

dihitung bobotnya. Kemudian di hitung massa

cabe. Uji coba penggorengan:

jenis dengan

1. Siapkan minyak kelapa sawit atau
minyak

kelapa

dlam

wajan

di

hitung

bobotnya.

Terakhir

Massa jenis =

dan



panaskan
2. Masukkan sampel (nugget/ cabai) ke

(ketaren,2012)

dlaam minyak kelapa sawit dan ikan

Kadar Air.

asin ke dalam minyak kelapa dengan
1:2,5

Kadar air adalah perbedaan antara

dengan

berat bahan sebelum dan sesudah dilakukan

perbandingan 1:3 panaskan hingga

pemanasan. Setiap bahan bila diletakkan

sampel matang.

dalam udara terbuka kadar airnya akan

menggunakan
sedangkan

perpandingan

kelapa

3. Lakukan

proses

sawit

mencapai keseimbangan dengan kelembaban

penggorengan
sampel

udara di sekitarnya. Kadar air bahan ini

sebanyak 15 ml pada setiap akhir

disebut dengan kadar air seimbang. Setiap

proses penggorengan untuk kemudian

kelembaban

sebanyak

3

kali.

Ambil

3

relatif

tertentu

dapat

Jurnal Teknologi Pengolahan Minyak dan Lemak

2014

menghasilkan kadar air seimbang tertentu

kemudian dititar dengan KOH 0,1 N dengan

pula. Dengan demikian dapat dibuat hubungan

indikator larutan phenolphthalein 1 persen di

antara kadar air seimbang dengan kelembaban

dalam alkohol, sampai tepat terlihat warna

relatif.

merah jambu. Setelah itu dihitung jumlah
Kadar

air

dengan

milligram

pengujian

sejenis

untuk

Bilangan asam =

jenis minyak dan lemak kecuali minyak
minyak

digunakan

minyak atau lemak (Jacobs, 1958)

oven method) dapat digunakan untuk semua

dan

yang

menetralkan asam lemak bebas dalam 1 gram

menggunakan oven hampa udara (vacuum

kelapa

KOH

yang tidak

mengandung asam lemak bebas lebih dari satu
persen. Kadar air metode oven dihitung
(ketaren,2012)

dengan cara
Bilangan Peroksida
Kadar air (%) =
Bilangan
(ketaren,2012)

terpenting

peroksida

untuk

adalah

menentukan

nilai
derajat

kerusakan pada minyak atau lemak. asam

Bilangan Asam

lemak tidak jenuh dapat mengikat oksigen
Bilangan asam adalah ukuran dari

pada ikatan rangkapnya sehingga membentuk

jumlah asam lemak bebas, serta dihitung

peroksida. Peroksida ini dapat ditentukan

berdasarkan berat molekul dari asam lemak

dengan metode iodometri.

atau campuran asam lemak. bilangan asam
dinyatakan sebagai jumlah milligram KOH

Cara yang sering digunakan untuk

0,1 N yang digunakan untuk menetralkan

menentukan bilangan peroksida, berdasarkan

asam lemak bebas yang terdapat dalam 1 gram

pada reaksi antara alkali iodide dalam larutan

minyak atau lemak . (ketaren,2012)

asam dengan ikatan peroksida. Iod yang
dibebaskan pada reaksi ini kemudian dititrasi

Minyak atau lemak yang akan diuji

dengan

ditimbang 10-20 gram di dalam erlenmayer

natrium

thiosulfate.

Penentuan

peroksida ini kurang baik dengan cara

200ml. ditambahkan 50ml alkohol netral 95

iodometri biasa, meskipun peroksida bereaksi

%, kemudian dipanaskan selama 10 menit

sempurna

dalam penangas air sambil diaduk. Laruan ini

dengan

alkali

iod.

Hal

ini

disebabkan karena peroksida jenis lainnya
4

Jurnal Teknologi Pengolahan Minyak dan Lemak

2014

Jenis Analisis

Jenis Sampel
Minyak

Bobot Jenis

Kadar

Air

Bil.

Asam

Bil. Peroksida

(KA)

(BA)

0.0218 %

0.2235 KOH

1,66667 mgek/kg

CO1

0.000416 %

0.3366 KOH

9 mgek/kg

CO2

0.000407 %

1.0075 KOH

5,66667 mgek/kg

CO3

0.000405 %

2.1259 KOH

3,66667 mgek/kg

CO0

0.9174

Kelapa

KAs0

0.08%

KAs1

0.123 %

KAs2

0.368 %

KAs3

0.776 %

hanya bereaksi sebagian. Disamping itu dapat

Bilanga peroksida dinyatakan dalam :

terjadi kesalahn yang disebabkan oleh reaksi

Bilangan peroksida (mgek/kg)

antara alkali iodide dengan oksigen dari udara.
x 1000

( ketaren, 2012).
Minyak ditimbang sebanyak 5 gram

T

= normalitas larutan N2S2O3

M

= berat contoh minyak (gr)

asetat glasial, 40% kloroform. Setelah minyak

V0

=

larut tambahkan 0,5 ml larutan kalium iodide

thiosulfate untuk tittrasi sampel

dalam erlenmayer, kemudian dimasukan 30ml
campuran pelarut yang terdiri dari 60 % asam

jenuh sambil dikocok. Setelah dua menit

V1

tambahkan 30 ml air. Kelebihan iod dititar

=

jumlah

jumlah

ml

ml

larutan

larutan

natrium

natrium

thiosulfate untuk titrasi blanko (ketaren,2012)

dengan larutan natrium thiosulfate 0,1 N atau
HASIL DAN PEMBAHASAN

0,01 N tergantung dari banyaknya iod bebas.
Dengan cara yang sama dibuat penentuan

Hasil

analisis

dari

pengamatan

blanko. Titrasi blanko tidak boleh lebih dari

praktikum

0,1 ml larutan natrium thiosulfate. Hasilnya

kualitas minyak dapat dipengaruhi oleh

dinyatakan dalam milikuivalen per 1000 gram

beberapa faktor yang diantaranya seberapa

minyak,

lama minyak tersebut digunakan. Hal ini

milimol

per

1000

gram

atau

milligram oksigen per 100 gram minyak.

yang telah dijalankan bahwa

berpengaruh terhadap kadar air, densitas,
5

Jurnal Teknologi Pengolahan Minyak dan Lemak

2014

bilangan asam dan bilanagan peroksida dari

zat dengan massa jenis air murni. Air murni

minyak tersebut. Dalam hal ini minyak yang

bermassa jenis 1 g/cm³ atau 1000 kg/m³. Berat

digunakan adalah minyak kelapa. Analisis

jenis merupakan bilangan murni tanpa dimensi

yang dilaksanakan yaitu uji densitas, uji kadar

(Berat jenis tidak memiliki satuan), dapat

air, perhitungan bilangan asam dan bilangan

diubah

peroksida dari minyak dengan menggunakan

menggunakan rumus yang cocok.

tahapan masing-masing pengujian. Hasil dari

menjadi

kerapatan

dengan

Uji densitas atau berat jenis adalah

analisis pengamatan kualitas minyak ini

pegujian yang bertujuan untuk mengetahui

disajikana dalam tabel 1.

berat jenis dari sampel yang diteliti, dimana
Berbagai

dalam hal ini minyak kelapa yang digunakan

Perbandingan

sebagai sampel. Sampel minyak kelapa dibagi

Perlakuan pada Proses Pengamatan Minyak

menjadi 4 sampel dimana salah satunya tidak

Kelapa Selama Pengulangan Penggorengan

melalui

Tabel

1.

Pengujian

Hasil
dan

Pengamatan
Pengaruh

perlakuan

dengan

penggorengan,

sedangkan untuk sisanya melalui tahapan
penggorengan terlebih dahulu. Tetapi untuk
Dari tabel diatas dapat diketahui hasil

penentuan berat jenis dari sampel hanya

penelitian yang dilaksanakan dalam pengujian

menggunakan sampel CO0 dimana hanya

kualitas minyak kelapa dengan penggorengan

minyak

dengan pengulangan 3 kali.

perlakuan apapaun. Dalam penelitian ini untuk

kelapa

menunjang

Berat jenis suatu zat adalah perbandingan

yang

keberhasilan

belum

uji

diberikan

berat

jenis,

antara bobot zat dibanding dengan volume zat

dilakukan pengujian dengan menggunakan

pada suhu tertentu (biasanya pada suhu 25ºC).

metode

Berat

sebagai

didasarkan atas penentuan massa cairan dan

perbandingan kerapatan suatu zat terhadap

penentuan ruang, yang ditempati cairan ini.

kerapatan air. Harga kedua zat itu ditentukan

Untuk

pada temperatur yang sama, jika dengan tidak

menimbang yang dinamakan piknometer.

cara lain yang khusus. Oleh karena itu, dilihat

Ketelitian metode piknometer akan bertambah

dari defenisinya, istilah berat jenis sangat

hingga

lemah. Akan lebih cocok apabila dikatakan

dengan bertambahnya volume piknometer.

sebagai kerapatan relatif. Berat jenis adalah

Keoptimuman ini terletak pada sekitar isi

perbandingan relatif antara massa jenis sebuah

ruang 30 ml.

jenis

didefenisikan

6

piknometer.

ini

Prinsip

dibutuhkan

mencapai

metode

wadah

keoptimuman

ini

untuk

tertentu

Jurnal Teknologi Pengolahan Minyak dan Lemak

Untuk melakukan percobaan penetapan

2014

dalam dari piknometer untuk mengelakkan

berat jenis, piknometer dibersihkan dengan

terjadinya

menggunakan aquadest, kemudian dibilas

pemindahan

dengan

menggunakan tissue. Akhirnya piknometer

alkohol

pengeringan

untuk

piknometer

mempercepat
kosong

tadi.

sehinggga

harus

dengan

piknometer

jenis dengan menggunakan piknometer adalah

pencucian meninggalkan tetesan pada dinding
dibersihkan,

Proses

Adapun keuntungan dari penentuan berat

sisa dari permbersihan, karena biasanya

yang

udara.

yang berisi sampel ditimbang.

Pembilasan dilakukan untuk menghilangkan

alat

gelembung

mudah

dapat

dalam

pengerjaan.

Sedangkan

kerugiannya yaitu berkaitan dengan ketelitian

mempengaruhi hasil penimbangan piknometer

dalam penimbangan. Jika proses penimbangan

kosong, yang akhirnya juga mempengaruhi

tidak teliti maka hasil yang diperoleh tidak

nilai berat jenis sampel. Pemakaian alkohol

sesuai dengan hasil yang ditetapkan literatur.

sebagai pembilas memiliki sifat-sifat yang

Disamping itu penentuan berat jenis dengan

baik seperti mudah mengalir, mudah menguap

menggunakan piknometer memerlukan waktu

dan bersifat antiseptikum. Jadi sisa-sisa yang

yang lama.

tidak diinginkan dapat hilang dengan baik,
baik yang ada di luar, maupun yang ada di

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi

dalam piknometer itu sendiri.

bobot jenis suatu zat adalah :
1. Temperatur, dimana

Piknometer kemudiannya dikeringkan di

pada suhu yang

dalam oven dengan suhu 1000C selama 1 jam.

tinggi senyawa yang diukur berat jenisnya

Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk

dapat

mengembalikan

berat

mempengaruhi bobot jenisnya, demikian

sesungguhnya. Setelah itu didiamkan sampai

pula halnya pada suhu yang sangat rendah

dingin dalam baskom berisi air es. Akhirnya

dapat menyebabkan senyawa membeku

piknometer ditimbang pada timbangan analitik

sehingga sulit untuk menghitung bobot

dalam keadaan kosong. Setelah ditimbang

jenisnya. Oleh karena itu, digunakan suhu

kosong, piknometer lalu diisikan dengan

dimana biasanya senyawa stabil, yaitu

sampel mulai

pada suhu 25oC (suhu kamar).

piknometer

dengan

pada

aquadest,

sebagai

(minyak

kelapa,

dan

sehingga

dapat

2. Massa zat, jika zat mempunyai massa yang

pembanding nantinya dengan sampel yang
lain

menguap

besar maka kemungkinan bobot jenisnya

bensin).

juga menjadi lebih besar.

Pengisiannya harus melalui bagian dinding
7

Jurnal Teknologi Pengolahan Minyak dan Lemak

3. Volume zat, jika volume zat besar maka
bobot

jenisnya

akan

2014

aktivitas penggunaan minyak kelapa untuk

berpengaruh

menggoreng. Selain itu dalam pengujian kadar

tergantung pula dari massa zat itu sendiri,

air disini menggunakan metode oven dengan

dimana ukuran partikel dari zat, bobot

suhu 1050 C selama 1 jam dengan sampel

molekulnya serta kekentalan dari suatu zat

yang digunakan pada hasil dari masing-

dapat mempengaruhi bobot jenisnya.

masing perlakuan adalah 5 gram/sampel.

4. Kekentalan/viskositas sutau zat dapat juga

Hasil dair kadar air minyak kelapa

mempengaruhi berat jenisnya. Hal ini

untuk setiap perlakuan yang diperoleh

dapat dilihat dari rumus :

disajikan pada tabel 2 sebagai berikut:
V = kxdxt

Dari rumus tersebut, viskositas berbanding

Tabel 2. Hasil Analisis Kadar Air

lurus dengan bobot jenis (d). Jadi semakin

Minyak Kelapa Menggunaka Metode

besar viksositas suatu zat maka semakin besar

Oven

pula berat jenisnya.

Setelah dilakukan

Jenis Analisis

Jenis Sampel

Kadar Air (KA)

penelitian dan praktikum diperoleh berat jenis
untuk minyak kelapa seberat 0.9174 ml.

Minyak

CO0

0.0218 %

Secara literatur, berat jenis untuk minyak

Kelapa

kelapa adalah 0,903g/ml, dan dalam hal ini

CO1

0.000416 %

mendekati

CO2

0.000407 %

CO3

0.000405 %

dari

hasil

penelitian

dengan

literatur yang ada.
Kadar air suatu zat adalah kandungan

Dari hasil terseebut diperoleh data dan

cairan yang terdapat dalam zat tersebut

simpulan bahwasanya kadar air dari minyak

dimana akan mempengaruhi berat bobot dari

sangat dipengaruhi oleh perlakuan yang

suatu zat tersebut. Kadar air yang diuji pada

dilaksanakan sebelum pengujian kadar air.

penelitian kali ini yaitu kadar air dari minyak

Dimana dalah hasil penelitian ini, kadar air

kelapa dimana dengan melalui tahapan dan
perlakuan-perlakuan

sehingga

yang paling tinggi yaitu kadar air dari minyak

diperoleh

kelapa yang tidak diberikan perlakuan terlebih

beberapa sampel minyak kelapa. Tahapan
disini

yang

dilakukan

adalah

dahulu, disusul oleh perlakuan terakhir dengan

melalui

berat 0,000405% dan diposisis ketiga yaitu

penggorengan ikan asin menggunakan minyak

kadar air dengan perlakuan minyak kelapa

kelapa dimana sampel diambil dari tingkat
8

Jurnal Teknologi Pengolahan Minyak dan Lemak

2014

yang ketiga yaitu seberat 0,000407% dan

terkandung dalam minyak/lemak. Biasanya

posisi terakhir yaitu seberat 0,000416%. Hal

bilangan asam dihubungkan dengan proses

ini memberikan pernyataan bahwa pelakuan

hidrolisa

yang dilaksanakan yaitu dengan penggunaan

dengan

minyak

dalam

dinyatakan sebagai jumlah miligram KOH

penggorengan mempengaruhi kadar air dari

yang diperlukan untuk menetralkan asam

minyka kelapa tersebut. Dimana semakin

lemak bebas yang terdapat dalam satu gram

sering minyak kelapa digunaakan dalam

minyak/lemak.

penggorengan maka semakin berkurang atau

menunjukkan asam lemak bebas yang besar

rendah kadar air dari minyak kelapa tersebut.

yang berasal dari hidrolisa minyak ataupun

kelapa

secara

berulang

minyak/lemak
mutunya.

Uji

Angka

yang

berkaitan

bilangan

asam

asam

besar

karena proses pengolahan yang kurang baik.

Selain itu tingginya kadar air yang

Jika angka asam makin tinggi maka kualitas

diperoleh pada sampel minyak kelapa tanoa

minyak semakin rendah.

perlakuan disebabkan oleh kandungan dari
minyak kelapa tersebut yang salah satunya

Bilangan

asam

adalah

penentuan

kandungan dari protein dan enzim pada

kandungan dan tingkat keasaman dari sampel

minyak kelapa tersebut. Hal ini disebabkan

yang dalam kesempatan kali ini sampel yang

karena protein dan enzim mampu menyerap

digunakan adalah minyak kelapa. Sampel

air yanga ada disekitar lingkungannya. Selain

yang digunakan dibagi menjadi beberapa

itu, penurunan kandungan kadar air pada

sampel melalui tahapan perlakuan yang

minyak kelapa yang dilakukan perlakuan

dilaksanakan

sebelumnya disebabkan degradasi protein oleh

penggorengan

panas sehingga mengurangi kekuatan protein

penelitian bilangan asam pada minyak kelapa

dan enzim dalam mengikat air yang ada.

disajikan pada tabel 3 berikut ini.

Sehingga

semakin

lama

minyak

kelapa

yaitu
secara

dengan

pengujian

berulang.

Hasil

Tabel 3. Hasil Analisis Bilanga Asam pada

digunakan dalam penggorengan dan semakin

Minyak Kelapa Melalui Perlakuan dengan

panas suhu yang digunakan maka kadar air

Penggorengan

yang ada pada minyak kelapa akan semakin
Jenis Analisis

menurun.
Jenis Sampel

Bil.

Bilangan asam adalah bilangan yang

Asam

(BA)

menyatakan jumlah asam lemak bebas yang

Minyak
9

CO0

0.2235 KOH

Jurnal Teknologi Pengolahan Minyak dan Lemak

2014

dilakukan secara berulang, hal ini juga

Kelapa
CO1

0.3366 KOH

dipengarui oleh panas ketika penggorengan

CO2

1.0075 KOH

yang mempengaruhi kandingan kimia dari

CO3

2.1259 KOH

minyak kelapa itu sendiri.
Dari hasil penelitian hasil pengukuran

Dari hasil penelitian yang dilaksanakan,

terhadap bilangan peroksida menunjukkan

diperoleh data sebagai berikut diatas yang

kecenderungan meningkat dengan semakin

disajikan

ini

banyaknya pengulangan penggorengan. Hasil

menunjukkan tingkat bilangan asam yang

analisis terhadap bilangan peroksida pada

semakin meningkat sesuai dengan perlakuan

minyak kelapa disajikan pada tabel 4.

dalam

tabel

3.

Hasil

yang dilaksanakan pada sampel pengujian.
Tabel

Dimana dalam hal ini pengaruh penggorengan
sangat

memberikan

peran

nyata

4.

Hasil

Peroksida

dalam

Analisis

Selama

lemak bebas pada minyak kelapa. Hasil ini

kelapa

digunakan

Jenis Analisis

Jenis Sampel

menunjukkan semakin lama dan semakin
minyak

Pengulangan

Penggorengan

meningkat atau menurunnya kandungan asam

sering

Bilangan

dalam

Minyak

penggorenga maka kandungan asam lemak

Kelapa

Bil. Peroksida
CO0

1,66667 mgek/kg

bebas akan semakin tinggi dan dalam hal ini

CO1

9 mgek/kg

mutu dari minyak kelapa semakin rendah.

CO2

5,66667 mgek/kg

CO3

3,66667 mgek/kg

Bilangan asam pada minyak kelapa untuk
sampel 0 sangat rendah, hal ini disebabkan
Penggunaan

karena kandungan asam lemak bebas pada

suhu

tinggi

selama

sampel 0 sangatlah sedikit dibandingkan

penggorengan memacu terjadinya oksidasi

dengan sample minyak kelapa yang lainnya

minyak.

yang dipengaruhi oleh penggorengan. Karena

peningkatan suhu 10o C laju kecepatan

bilangan asam yang meningkat pada sampel

oksidasi meningkat

yang melalui tahap penggorengan maka

Kecepatan

kualitas minyak kelapa akan semakin menurun

dengan kenaikan suhu dan berkurang pada

karena kandungan asam lemak bebas akan

suhu rendah. Kecepatan akumulasi peroksida

semakin

selama proses aerasi minyak pada suhu 100

meningkat

ketika

penggorengan
10

Menurut

deMan

dua

(1999)

kali

setiap

lipat.

oksidasi lemak akan bertambah

Jurnal Teknologi Pengolahan Minyak dan Lemak

2014

– 115o C dua kali lebih besar dibanding

berhasil dimana disini diperoleh hasil bilangan

pada suhu 10o C (Ketaren, 1986).

peroksida yang diperoleh semakin lama
pengulangan penggorengan maka semakin

Hasil penelitian Alyas et al. (2006)
menunjukkan
peroksida

peningkatan

yang

signifikan

meningkatnya

suhu

peroksida
suhu

bahwa

dan

peningkatan

signifikan

dengan

penyimpanan.

ini

dengan

ketika

proses

karena

tingkat

praktikum

dan

perhitungan yang masih belum sempurna
sehingga untuk penentuan bilangan peroksida

peningkatan

ini harus dilakukan penelitian dan praktikum

tersebut

ulang.

menunjukkan adanya efek sinergis suhu yang
tinggi dengan waktu yang lama terhadap
bilangan peroksida. Pengukuran

disebabkan

penelitian masih kurang jeli ataupun hasil dari

juga

bilangan

Hasil

mungkin

ketelitian

waktu

penggorengan. Aidos et al. (2001)
melaporkan

rendah bilangan peroksida yang diperoleh. Hal

bilangan

KESIMPULAN DAN SARAN

angka

Dari

peroksida pada dasarnya adalah mengukur

hasil

peneilitin

ini

dapat

diambil

beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut:

kadar peroksida dan hidroperoksida yang
1. Berat jenis adalah perbandingan relatif

terbentuk pada tahap awal reaksi oksidasi
lemak.

Bilangan

peroksida

antara massa jenis sebuah zat dengan

yang tinggi

massa jenis air murni.

mengindikasikan lemak atau minyak sudah

2. Metode piknometer adalah metode yang

mengalami oksidasi, namun pada angka
berarti

didasarkan atas penentuan massa cairan

menunjukkan kondisi oksidasi yang masih

dan penentuan ruang, yang ditempati

dini.

cairan ini. Hal ini digunakan dalam

yang lebih

rendah

bukan

Angka peroksida

disebabkan

selalu

rendah

laju pembentukan

bisa

mengukur berat jenis sampell.

peroksida

3. Kadar air minyak kelapa akan semakin

baru lebih kecil dibandingkan dengan laju
degradasinya

menjadi

senyawa

menurun

lain,

selama

pengulangan

mengingat kadar peroksida cepat mengalami

penggorengan sering dilaksanakan, hal ini

degradasi dan bereaksi dengan zat lain

sidebabkan karena degradasi protein dan

(Raharjo, 2006).

enzim yang ada pada minyak akibat panas
yang terjadi pada minyak kelapa selama

Dari literatus diatas menunjukka hasil

penggorengan.

penelitian yang dilaksanakan ini masih belum

11

Jurnal Teknologi Pengolahan Minyak dan Lemak

4. Bilangan asam menentukan jumlah assam

2014

untuk mengantisipasi kalau ada alat dan

lemak bebas pada suatu zat. Dalam hal ini

bahan yang tidak tersedia.

jika angka asam makin tinggi maka
kualitas minyak kelapa semakin rendah.
Hal ini dipengaruhi oleh pengulangan

DAFTAR PUSTAKA

penggorengan pada minyak kelapa yang

1. Aminah, S. 2010, Bilangan Peroksida
Minyak Goreng Curah Dan Sifat
Organoleptik Tempe Pada Pengulangan
Penggorengan, Prodi. Teknologi Pangan
Fakultas
Ilmu
Keperawatan
dan
Kesehatan, Universitas Muhammadiyah,
Semarang.
2. Boskou, D., Salta, FN, Chiou, A.,
Troullidou, E., and Adrikopoulos, NK.
2006. Conten of trans, trans-2,4
decadienal in deep-fried and pan-fried.
Journal Lipid Science Technology 108:
109-15.
3. Chatzilazarou, A., Gartzi O., Lalas, S.,
Zoidis, E.,
and Tsaknis, J. 2006.
Physicochemical Changes Of Olive Oil
and Selected VegeTabel Oil During
Frying. Journal Food Lipids 13: 27-35.
4. Juniarti, N, 2009, Penetapan Bobot Jenis
dan
Rapat
Jenis,
Laboratorium
Farmaseutika,
Fakultas
Farmasi,
Universitas Hasanuddin, Makassar.
5. Ketaren, S. (2012). Minyak dan Lemak
Pangan. UI-Press
6. N. G. A. M. Dwi Adhi Suastuti,. 2009,
Kadar Air Dan Bilangan Asam Dari
Minyak Kelapa Yang Dibuat Dengan Cara
Tradisional Dan Fermentasi, Jurusan
Kimia FMIPA Universitas Udayana, Bukit
Jimbaran
7. Wildan, Farihah . 2002 . Penentuan
Bilangan Peroksida Dalam Minyak Nabati
Dengan Cara Titrasi. Balai Penelitian
Ternak-Ciawi. P.O. Box 221 . Bogor 1600

digunakan

dimana

semakin

sering

pengulangan dilakukan, maka semakin
meningkat bilangan asam yang diperoleh.
5. Penggunaan

suhu

penggorengan

tinggi

selama

menyebabkan

turunnya

kualitas minyak kelapa. Semakin banyak
pengulangan

penggorengan

bilangan

peroksida semakin meningkat, sehingga
warna minyak kelapa semakin keruh.
Saran

untuk

penelitian

dan

praktikum

selanjutnya, berkaca dari penelitian yang
sudah dilaksanakan yatiu sebagai berikut:
1. Penelitian harus dilakukan secara teliti dan
tertib.
2. Pengawasan

ketika

penelitian

dan

praktikum harus selalu diperhatikan.
3. Modul praktikum sekiranya bisa dipahami
terlebih

dahulu

sebelum

memulai

praktikum
4. Alat dan bahan yang digunakan sekiranya
dipersiapkan sebelum praktikum dimulai,

12