ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SAHAM JANGKA PENDEK PERUSAHAAN IPO YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA MENGGUNAKAN MODEL BINER

  

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SAHAM

JANGKA PENDEK PERUSAHAAN IPO YANG LISTING DI

BURSA EFEK INDONESIA MENGGUNAKAN MODEL BINER

Natra Zulfikar Diaz

  Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya

  ABSTRACT Development or expansion by the company certainly requires a lot of capital to

fund the company's business operations for the purpose of which has been planned, for

it needs it’s important to think an appropriate funding sources for the company. The

alternative way that can be taken to fullfill the needs of the company's funds is withhold

corporate profits, loan to the bank, and increase the amount of ownership by issuing

new stock to the capital market. This analysis aims to determine the performance of

short-term stock, the influence of the period of stock’s sale in the primary market

(IPOP), the age of the company, and market volatility. This research is a quantitative

research by using secondary data. The results of the analysis in this study shows that

the variable period of stock sale in the primary market is not significant to the

performance of short-term stock. While the variable age of the company significantly

influence the performance of short-term stock. And the variable of market volatility

have a significant effect on short-term stock performance. The conclusion from this

research is the period of sale of shares in the primary market (IPOP) has not been able

to influence the performance of short-term stock. While the age of the company and the

volatility of the market can affect the performance of the stock, this will be a

consideration for prospective buyers of stock to buy stock in the secondary market.

  Keywords: Stocks, IPOP, Age, Volatility PENDAHULUAN

  Pengembangan atau ekspansi yang dilakukan oleh perusahaan tentunya membutuhkan banyak modal guna membiayai operasional bisnis perusahaan tersebut untuk tujuan yang telah direncanakan, untuk itu perlu dipikirkan sumber pendanaan yang tepat bagi perusahaan, alternatif yang bisa diambil dalam memenuhi kebutuhan dana perusahaan atara lain menahan laba perusahaan, meminjam ke bank, dan menambah jumlah kepemilikan dengan menerbitkan saham baru ke pasar modal.

  Menambah jumlah kepemilikan dengan melakukan penerbitan saham baru dan menjualnya ke pasar modal, adalah salah satu cara alternatif yang digunakandengan tujuan meningkatkan keuangan perusahaan.Penerbitan saham perdana perusahaan dan menjualnya ke pasar modal dinamakan penawaran umum perdana (Initial Public

  

Offering ). Penambahan modal dengan cara IPO ini relatif menarik bagi perusahaan,

  terbukti berdasarkan statistik IPO dari tahun 2010 sampai 2015, ada 142 perusahaan yang melaksanakan IPO selama periode tersebut yaitu di tahun 2010 terdapat 23 perusahaan, untuk tahun 2011 terdapat 25 perusahaan, tahun 2012 terdapat 22 perusahaan, tahun 2013 terdapat 30 perusahaan, tahun 2014 terdapat 26 perusahaan dan tahun 2015 sebanyak 16 perusahaan yang terdiri dari beberapa sektor Yaitu, pertambangan, keuangan, pertanian, aneka industri, barang konsumen, industri kimia, infrastruktur transportasi, perdagangan jasa dan investasi, serta properti dan real estate.

  Hal yang dapat diharapkan untuk memperbaiki prospek perusahaan yang terjadi karena ekspansi yang akan dilakukan yaitu melakukan Initial Public Offering (IPO), karena harga saham yang ditawarkan akan menjadi lebih tinggi dengan membaiknya prospek perusahaan. Investor memerlukan informasi atau history mengenai kinerja perusahaan sebelum IPO untuk dapat mengetahui perkembangan kinerja perusahaan tersebut sesudah perusahaan melakukan IPO. Adanya reaksi dari pasar modal muncul karena adanya uji kelayakan dan kebenaran informasi dari pengumuman perusahaan setelah melakukan IPO dan return adalah bukti jika terdapat reaksi dari pasar modal .

  Terdapat fenomena yang sering terjadi setelah perusahaan melakukan IPO dalam waktu yang berjangka pendek yaitu keadaan harga saham di pasar perdana jauh lebih rendah penawarannya daripada penawaran harga saham yang terjadi di pasar sekunder dan juga terdapat kejadian dimana total return saham di periode tertentu

  (underpricing)

  lebih sedikit dibandingkan total return di pasar, kejadian ini disebut kinerja yang menurun (underperformance). Underpricing juga dapat disebabkan oleh penilaian yang berlebihan dari investor pada suatu saham yang sudah diberikan harga yang sesuai oleh emiten. Dengan kata lain, perusahaan sudah memberikan harga penawaran yang sesuai, namun investor menilai secara berlebihan sehingga memiliki kemauan untuk membayar lebih tinggi. Dalam pasar yang efisien, penilaian yang berlebihan tersebut akan terkoreksi yang menyebabkan harga saham perusahaan IPO tersebut mengalami penurunan.

  Salah satu faktor yang berpotensi menandai naik atau turunnya kinerja saham adalah waktu saham tersebut diperdagangkan. Faktor yang biasanya terjadi di perusahaan yang melakukan IPO yaitu Initial Public Offering Period (IPOP) yang artinya periode dimana perusahaan sebelum listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan membuka penawaran dan menjual sahamnya di pasar primer dengan cara menunjukkan di media masa seperti koran dan mempresentasikan antar calon investor sehingga investor dapat memesan saham melalui agen. Jika perusahaan membutuhkan waktu yang lama untuk menjual saham, para investor akan berfikir kembali untuk membeli saham karena mereka berasumsi saham tersebut tidak laku dijual sehingga membutuhkan waktu lebih lama.

  Terdapat faktor lain yang berpotensi mempengaruhi kinerja saham yaitu umur perusahaan yaitu lamanya atau rentan waktu sebuah perusahaan berdiri, berkembang dan bertahan yang dimana selisih periode tanggal perusahaan yang akan listing di Bursa Efek dengan tanggal perusahaan itu berdiri. Semakin lama umur perusahaan, semakin banyak informasi yang telah diperoleh calon investortentang perusahaan tersebut yang berarti bahwa perusahaan yang telah lama didirikan memberikan kepercayaan kepada investor sehingga nilai saham perdana dianggap lebih murah.

  Volatilitas pasar juga dapat berpotensi dalam mempengaruhi kinerja saham jangka pendek, karena kondisi pasar yang masih fluktuasi atau tidak menetu di saat inisehingga menjadikan beberapa perusahaan menetapkan untuk mengurangi porsi IPO. Latar belakang keputusan perusahaan mengurangi porsi saham IPO harus di ketahui oleh investor, karena hal tersebut dapat membantu investor saat memilih saham IPO. Latar belakang keputusan perusahaan tersebut yaitu karena adanya strategi tertentu dari perusahaanatau karena situasi yang disebabkan global. Kebijakan yang dilakukan di negara bersangkutan juga dapat memengaruhi harga saham. Kenaikan dan penurunan tingkat bunga ataupun kenaikan uang beredar juga sangat memengaruhi harga saham. Aktivitas dalam negeri sepenuhnya memengaruhi harga saham tersebut. Kebijakan yang dilakukan negara lain juga turut memengaruhi karena kebijakan tersebut memengaruhi kebijakan dalam negeri. Jika Volatilitas tinggi, maka hal tersebut akan berdampak dengan buruknya kinerja saham.

  Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, terdapat sebuah riset yang berpotensi terdapat gap yang ditemukan karena masih adanya perbedaan hasil penelitian yang berpengaruh terhadap kinerja saham jangka pendek sehingga menarik untuk diteliti kembali. Selain itu adanya fenomena baru yang ditemukan juga perlu untuk diuji lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan antara variabel Periode Penjualan Saham di Pasar Primer (IPOP), Umur Perusahaan, Volatilitas Pasar dengan kinerja saham jangka pendek perusahaan IPO yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2015.

  KAJIAN PUSTAKA Teori Signalling Signalling theory dalam penelitian ini lebih mengutamakan suatu informasi atau

  sinyal yang didapatkan dari suatu perusahaan agar informasi tersebut dapat mempengaruhi tindakan calon investor. Setiap investor membutuhkan suatu informasi agar dapat mengetahui suatu keadaan perusahaan tersebut di masa lalu dan menngetahui kinerja perusahaan yang akan datang. Investor membutuhkan informasi yang tepat, relevan dan akurat agar mereka memiliki gambaran dalam berinvestasi. Investor mampu menganalisa suatu informasi sebagai signal baik

  (good news) atau signal buruk (bad

news) saat informasi tersebut telah diumumkan, di waktu bersamaan terjadi perubahan

volume perdangan saham.

  Teori Keagenan

  Teori keagenan adalah suatu gambar atau keadaan dimana perusahaan tersebut sebagai penghubung antara pemilik perusahaan dengan underwriter. Dalam teori agensi di kasus underwiter, ini terjadi antara agen (underwriter) dengan pemilik perusahaan yang dimana pemilik perusahaan mempunyai informasi yang dalam di perusahaan sedangkan agen ini melakukan opersional di internal perusahaan tersebut sehingga mengetahui secara keseluruhan perusahaan tersebut, hal seperti ini dapat terjadi suatu kepentingan menghasilkan keuntungan sendiri.

  Informasi Asimetri Asymetry Information adalah suatu keadaan dimana terdapat informasi yang

  tidak sama atau seimbang baik dari segi kualitas maupun kuantitas, antara informasi yang dimiliki oleh pihakdalam perusahan (emiten) dan pihak luar (investor). Karsana (2009), asimetri informasi disebabkan adanya perbedaan informasi yang dimiliki oleh pihak-pihak yang terlibat dalam penawaran perdana emiten dan underwriter.

  

Underwriter memiliki informasi yang lebih baik tentang pasar modal, sedangkan pihak

  emiten merupakan pihak yang tidak memiliki informasi tentang pasar modal sehingga apabila di antara mereka tidak memiliki informasi yang lengkap maka akan terjadi perbedaan harga. Perbedaan harga di kedua pasar tersebut mestinya dapat dihindarkan apabila penentu harga di kedua pasar memiliki informasi yang sama.

  Pasar Modal

  Perusahaan pasti memerlukan dana untuk membeli kebutuhan jangka panjang atau pendek, salah satu tindakan perusahaan adalah menjual saham di pasar modal yang diamana merupakan sarana interaksi antara penjual (perusahaan) dengan pembeli (investor). Pasar modal sendiri mempunyai keuntungan bagi perusahaan maupun calon investor, yaitu bagi perusahaan sebagai sarana untuk mencari dana untuk membeli kebutuhan perusahaan dengan menjual saham di investor. Calon investor juga mendapatkan keuntungan di pasar modal yaitu sebagai sarana investasi di instrument keuangan seperti saham, obligasi dan reksa dana sehingga mereka dapat menganalisis keuntungan yang didapatkan dan risiko yang akan dihadapi.

  Corporate Action

  Corporate action sebagai “An event initiated by a company that affects its

  

share. ” Artinya adalah corporate action merupakan suatu event yang digagas oleh

  sebuah perusahaan yang mempengaruhi pangsa pasarnya sendiri. Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang memiliki keterlibatan dalam proses corporate action emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia memberikan definisi tentang corporate

  

action yaitu, “Setiap tindakan perusahaanterdaftar yang memberikan hak kepada seluruh

  pemilik manfaat atas efek dari jenis dan kelas yang sama seperti hak untuk memperoleh dividen tunai, dividen saham, bunga. Darmadji dan Fakhruddin (2001:98) menyatakan bahwa corporate action merupakan berita yang umumnya menarik pihak-pihak yang terkait di pasar modal, khususnya para pemegang saham.

  Initial Public Offering (IPO)

  Penawaran Umum Perdana merupakan alternative pendanaan melalui penambahan jumlah kepemilikan dengan menerbitkan saham baru ke pasar modal untuk pertama kalinya kepada masyarakat baik perorangan maupun lembaga.

  Kinerja Saham

  Kinerja saham adalah suatu hasil atas aktivitas investasi saham yang dilalui dengan beberapa resiko dan dapat diukur dengan menggunakan return dalam periode tertentu. Hal ini dilakukan agar dapat mengetahui keberhasilan suatu saham tersebut. Pengukuran kinerja saham dapat dilakukan dengan menggunakan return saham yang dapat dihitung dengan menjumlahkan semua aliran kas yang diterima (penjumlahan dividen periode investasi dengan selisih perubahan nilai pasar) dan kemudian dibagi dengan nilai pasar saham pada awal periode. Penawaran umum perdana merupakan salah satu faktor dalam mengukur kinerja suatu saham, hal tersebut disebabkan karena dengan adanya penawaran umum perdana maka terbentuklah suatu return sebagai imbalan atas waktu dan yang terkait dengan investasi tersebut.

  

Pengaruh periode penjualan saham perdana di pasar primer (IPOP) terhadap

kinerja saham jangka pendek

  Perera dan Kulendran (2016) mengatakan bahwa periode pembukaan sampai penutupan penjualan saham di pasar primer berpotensi mempengaruhi kinerja saham. Penelitian membuktikan bahwa periode saham perdana di pasar primer berpengaruh negatif terhadap kinerja saham, jika perusahaan membutuhkan waktu yang lama untuk menjual saham, para investor akan berfikir kembali untuk membeli saham karena mereka berasumsi saham tersebut tidak laku dijual sehingga membutuhkan waktu lebih lama. Berdasarkan uraian di atas, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

  1 H : Periode penjualan saham perdana di pasar primer (IPOP) memiliki kecenderungan yang menurunkan kinerja saham jangka pendek yang negatif. Pengaruh umur perusahaan terhadap kinerja saham jangka pendek

  Pada penelitian yang dilakukan Florentina (2014) mengatakan bahwa umur perusahaan berpengaruh negatif terhadap kinerja saham jangka pendek karena perusahaan yang beroperasi lebih pendek maka harga saham di perusahaan tersebut akan mengalami fluktuatif yang dimana akan disukai oleh calon investor untuk menanam saham. Hasil yang sama juga yang dilakukan Arman (2013) yang hasil penelitiannya bahwa umur perusahaan berpengaruh negatif terhadap return kinerja saham jangka pendek karena Semakin banyak pengalaman yang dimiliki oleh suatu perusahaan, maka akan membuat perusahaan tersebut semakin berkompeten dan semakin lama perusahaan tersebut berdiri dan bertahan, maka perusahaan itu akan semakin diakui keberadaan dan keunggulannya bagi investor. Berdasarkan uraian di atas, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

  2 H : Umur perusahaan memiliki kecenderungan yang menurunkan kinerja saham jangka pendek yang negatif.

  Pengaruh volatilitas pasar terhadap kinerja saham jangka pendek

  Menurut penelitian yang dilakukan Perera dan Kulendran (2016) mengatakan bahwa volatilitas pasar berpotensi besar mempengaruhi kinerja saham karena dengan kondisi pasar yang fluktuatif itu dapat menyebabkan naik atau turunnya harga saham. Penelitian yang dilakukan Perera dan Kulendran (2016) membuktikan bahwa volatilitas pasar berpengaruh positif terhadap kinerja saham jangka pendek. Hasil yang sama pada penilitian Vong dan Trigueiros (2010) bahwa volatilitas pasar berpengaruh signifikan terhadap return kinerja saham. Hasil peter (2015) yang melakukan penelitian perusahaan IPO di Sri Lanka mengatakan bahwa volatilitas pasar berpengaruh positif terhadap kinerja saham jangka pendek karena kondisi pasar yang fluktuatif atau tidak menentu sehingga perusahaan menetapkan unuk mengurangi porsi saham IPO, dan investor dengan mudah memilih dan membeli saham. Berdasarkan uraian di atas, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

3 H : Volatilitas pasar memiliki kecenderungan yang meningkatkan kinerja saham jangka pendek yang positif METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif.

  Metode penelitian yang biasanya digunakan meneliti atau menganalisa hal yang berkaitan dengan populasi dan sampel tertentu yaitu penelitian kuantitatif,

  

dan history harga saham yang bersumber di www.yahoofinance.co.i data

  yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitian dikumpulkan dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan dengan menggunakan alat uji statistik untuk mendapatkan kesimpulan atas rumusan masalah yang diajukan (Sugiyono, 2012: 8).

  Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Dependen

  Penelitian ini menggunakan satu variabel dependen yaitu kinerja saham jangka pendek. Kinerja saham mencerminkan tingkat pengembalian saham yang diterima oleh investor di perusahaan IPO. Untuk menghitung hasil kinerja saham, dapat menggunakan rumus return sebagai berikut:

  Return =

  Return : Pengembalian Saham Pt : Harga Saham Sekarang (Pt-1) : Harga Saham Kemarin

  Variabel Independen

  1 Periode penjualan saham dipasar primer (X )

  Periode penjualan saham di pasar primer (IPOP) yaitu suatu periode dimana perusahaan yang menjual sahamnya di pasar perdana seperti mempresentasikan kepada calon investor dan juga mempromosikan di media cetak seperti koran agar calon investor tertarik dan dapat memesan saham di agen perusahaan. Variabel ini dapat dihitung dengan rumus berikut:

  IPOP =

  IPOP : Initial Public Offering Period (Periode Penjualan Saham di Pasar Perdana)

2 Umur Perusahaan (X )

  Untuk menghitung variabel umur perusahaan, bisa dihitung dengan mengurangi tahun perusahaan tersebut melakukan IPO dengan tahun pada saat perusahaan tersebut berdiri pertama kali., atau dapat menghitung dengan rumus berikut:

  ℎ = ℎ − ℎ ℎ

3 Volatilitas Pasar (X )

  Variabel ini dapat dihitung secara matematis, historical volatility untuk setiap saham dapat dihitung dengan menggunakan rumus simpangan baku Keterangan: S : deviasi standar i : urutan data indeks harga saham gabungan n : jumlah sampel indeks harga saham gabungan x i : data pertama indeks harga saham gabungan

  : data rata-rata indeks harga saham gabungan

  Teknik Analisis Data

  Tahapan analisis telah dilakukan pada bagian sebelumnya sehingga didapatkan hasil olah persamaan regresi sebagai berikut:

  116

  VOL 116 1.7321 479.5832 41.094179 54.0005281 Valid N (listwise)

  90 19.13 14.953

  2

  0.03 0.47 0.1147 0.06127 AGE 116

  IPOP 116

  N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

  Tabel 1 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics

  HASIL

  Program aplikasi SPSS (Statistical Program for Social Science) adalah program yang digunakan untuk menganalisis regresi logistik yang digunakan dalam penelitian inidengan tingkat signifikansi 5% (α = 5%). Tingkat signifikansi 5% di penelitian ilmu sosial adalah tingkat signifikansi yang umum. Sama seperti yang ada di regresi linier berganda, untuk dapat menegtahui hubungan antar variabel terikat (Y) dengan variabel bebas (X) ialah fungsi yang digambarkan di hubungan antar variabel. Menurut Ghozali (2013) langkah-langkah yang diambil dalam regresi logistik yaitu sebagai berikut.

  VOL : Volatilitas pasar € : error estimate

  IPOP : Periode saham di pasar primer UMUR : Umur perusahaan

  : Koefisien Regresi : kinerja saham jangka pendek, dummy 1 untuk hasil positif, dan 0 untuk hasil negatif

  : Konstanta β

  Keterangan: α

  3 VOL + €

  2 UMUR + β

  1 IPOP + β

  α + β

  Sumber : Output SPSS (2017)

  Analisis model

Tabel 2

Nilai Koefisien Regresi Logistik

  B S.E. Exp (B)

  IPOP -0.385 3.145 0.680 AGE -0.031 0,015 0.970

  Step

  a

  1 VOL 0.014 0.006 1.014 Constant 0.229 0.535 1.258

  Sumber : Output SPSS (2017)

  Berdasarkan Tabel 2 maka persamaan regresi yang dihasilkan adalah

  • (0,229
    • – 0,385IPOP – 0,031 AGE+0,014VOL)

  Probabilitas (RP/RN) = 1/1 + 2,71

  Uji Kesesuaian Mode Tabel 3 Hosmer and Lomeshow Test

Step Chi-square Df Sig.

  1 5.917 8 0.657

  Sumber : Output SPSS (2017)

  Tabel 3 menampilkan nilai signifikansi sebesar 0,657 yang lebih dari 0,05, yang dimana dapat disimpulkan model ini dinyatakan fit dan diterima. Uji Chi-Square

  

Hosmer and Lomeshow dilakukan agar dapat mengetahui perbedaan antara nilai

  observasi dengan nilai variabel dependen yang dimana semakin kecil perbedaan maka semakin baik. Output SPSS menampilkan nilai Chi-Square Hosmer and Lomeshow sebesar 5,917 dengan nilai signifikansi 0,657 yang menunjukan Ho diterima karena nilai signifikansi 0,05. Hal ini dapat disimpulkan model tersebut layak dan diterima.

  Tingkat Keakuratan Model Tabel 4 Tingkat Keakuratan Model

  Predicted Observed

  Kinerja Saham Percentage Correct

  Negatif Positif Kinerja Negatif

  31

  24

  56.4 Saham Positif

  18

  43

  70.5 Overall

  63.8 Percentage

  Sumber : Output SPSS (2017) Dari Tabel 4 dapat diketahui bahwa tingkat keakuratan analisis regresi logistik dalam memprediksi yaitu sebesar 63,8 %. Kemampuan model dalam memprediksi perusahaan yang secara hasil observasi kinerja saham untuk tetap mendapatkan hasil

  

return positif atau return negatif adalah 70,5%. Namun untuk kemampuan model dalam

  memprediksi perusahaan yang secara hasil observasi kinerja saham untuk mendapatkan hasil yang return negatif adalah 56,4 %

  Uji Hipotesis

  2 Koefisien Determinasi (R ) Tabel 5 Koefisien Determinasi -2 Log Cox & Snell Nagelkerke Step likelihood R Square R Square a

  1 148.645 0.097 0.130

  Sumber : Output SPSS 92017)

  Dari Tabel 5 di dapatkan nilai Nagelkerke R Square adalah 0,130 yang berarti variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen sebesar 13 %. Sedangkan sisanya sebesar 87 % dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel-variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini.

  Pengujian Hipotesis Tabel 6 Pengujian Regresi Logistik Secara Parsial

  95% C.I.for EXP(B) Variabel B Wald Sig. Lower Upper

  IPOP -0.385 0.015 0.903 0.001 323.195 AGE -0.031 4.464 0.035 0.942 0.998

  VOL 0.014 4.458 0.035 1.001 1.026

  Sumber : Output SPSS (2017) PEMBAHASAN

Pengaruh periode penjualan saham di pasar perdana terhadap kinerja saham

jangka pendek

  Berdasarkan hasil analisis dalam penelitian ini, menunjukkan bahwa variabel periode penjualan saham di pasar perdana tidak memiliki kecenderungan terhadap kinerja saham jangka pendek karena IPOP bukan menandakan atau menjamin prospek perusahaan di pasar sekunder, jika perusahaan yang menjual saham perdana lebih cepat daripada perusahaan lainnya, terdapat alasan seperti kinerja tenaga kerja atau agen perusaahan bekerja lebih baik dan saham yang dijual lebih sedikit sehingga tidak memerlukan waktu yang lebih lama. Sedangkan perusaahan yang memerlukan waktu yang lebih lama untuk menjual saham di pasar perdana terdapat alasan seperti porsi saham yang dijual lebih banyak.

  Hasil penelitian ini menunjukkan walaupun hasil perusahaan menjual saham di pasar perdana membutuhkan waktu yang lama atau sebentar ini tidak memiliki kecenderungan bagi kinerja saham jangka pendek, ada beberapa perusahaan yang prospektusnya tidak lengkap dalam menampilkan informasi periode penjualan saham di pasar perdana sehingga banyak calon investor tidak mengetahui porsi saham perusahaan tersebut. Hal ini berkesimpulan bahwa periode penjualan saham di pasar primer (IPOP) tidak menandakan atau mempengaruhi untuk kinerja saham, ini hanya sebagai kegiatan atau tindakan pemasaran perusahaan tersebut.

  Hasil penelitian ini juga tidak mendukung teori signalling yang mengungkapkan penjelasan bahwa informasi yang dikeluarkan perusahaan merupakan sinyal bagi pihak eksternal perusahaan, terutama bagi calon pemegang saham untuk perusahaan IPO yaitu prospektus saham. Bagi investor prospektus sangat penting karena akan dianalisis untuk melihat kinerja perusahaan dan mempertimbangkan keputusan investasi selanjutnya.

  Pengaruh umur perusahaan terhadap kinerja saham jangka pendek

  Berdasarkan hasil penelitian ini menyatakan umur perusahaan memiliki kecenderungan yang menurunkan kinerja saham jangka pendek negatif yang berarti bahwa perusahaan yang beroperasi yang lebih lama, maka lebih besar mendapatkan

  

return yang negatif daripada perusahaan yang beroperasi lebih sebentar

  Berpengaruhnya umur perusahaan terhadap kinerja saham menunjukkan bahwa reputasi perusahaan yang berdiri lebih lama tidak menjamin calon investor untuk menanam saham walaupun kinerja perusahaan itu dikatakan baik, karena semakin banyak pengalaman yang dimiliki oleh suatu perusahaan, maka akan membuat perusahaan tersebut semakin berkompeten dan semakin lama perusahaan tersebut berdiri dan bertahan, maka perusahaan itu akan semakin diakui keberadaan dan keunggulannya bagi investor, terdapat faktor eksternal yang menjadi alasan calon investor tersebut tidak membeli saham di perusahaan yang beroperasi lebih lama yaitu harga saham yang susah untuk berubah sehingga investor akan lebih lama mendapatkan keuntungan membeli saham tersebut.

  Salah satu perusahaan yang mendapatkan return negatif adalah perusahaan Garuda Indonesia (Persero) Tbk yang berumur 62 tahun melakukan IPO di tahun 2011, hal ini karena harga saham pada saat itu cenderung tetap dan mahal sehingga investor kurang berminat membeli saham dan terdapat masalah internal sehingga reputasi di nilai kurang memuaskan. Hal ini dapat berkaitan dengan teori siklus hidup perusahaan yang dimana terdapat tahap kedewasaan dari siklus hidup perusahaan adalah maturity. Pada tahap ini, perusahaan digambarkan sebagai orang yang dewasa, perusahaan akan mengalami kenaikan laba tetapi juga terdapat perusahaan yang mengalami penurunan laba penjualan atau pemasaran karena persaingan pasar yang ketat. Pada tahap maturity ini terdapat tindakan perusahaan seperti meningkatkan layanan, memperbarui atau memodifikasi produk barang yang dijual agar hal ini dapat membuat reputasi semakin baik sehingga investor berminat membeli saham perusahaan tersebut.

  Hasil penelitian ini kurang sejalan dengan teori keagenan yang bahwa perusahaan yang berdiri atau beroperasi lebih lama akan lebih besar mendapatkan

  

return yang positif karena para investor lebih percaya ke perusahaan yang lebih lama

  beroperasi karena sudah kelihatan kinerja perusahaannya tetapi di penelitian ini perusahaan yang sebentar masa operasinya lebih menarik minat calon investor.

  Pengaruh volatilitas pasar terhadap kinerja saham jangka pendek

  Berdasarkan hasil penelitian ini menyatakan terdapat kecenderungan yang meningkatkan volatilitas pasar terhadap kinerja saham jangka pendek positif yang berarti bahwa semakin tinggi volatilitas pasar perusahaan tersebut, maka lebih besar mendapatkan return yang positif. Hal ini yang diinginkan oleh pemegang saham karena semakin tinggi fluktuatif harga saham, maka semakin cepat atau ada kesempatan yang lebih bagi pemegang saham mendapatkan keuntungan.

  Hal ini berkaitan dengan konsep high risk high return yang dimana tingkat pegembalian yang diharapkan mencerminkan tingkat risiko investasi yang bersangkutan. Apabila suatu bentuk investasi mempunyai risiko yang lebih tinggi, maka sudah tentu investasi tersebut akan menghasilkan tingkat retrun yang lebih tinggi pula. Investor seperti riks taker (seeker) adalah investor yang senang menghadapi risiko, bila dihadapkan dengan dua pilihan investasi dengan tingkat pengembalian yang sama namun risiko yang berbeda, maka ia akan memilih investasi dengan risiko yang lebih tinggi.

  Hasil ini juga berhubungan dengan teori signalling yang dimana apabila nilai dari harga saham meningkat, maka ini dapat meningkatkan return saham dari sebuah perusahaan. Hal ini dapat dijadikan signal bagi para investor untuk melakukan investasi pada perusahaan dengan kondisi seperti ini. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Peter (2015) yang melakukan penelitian perusahaan IPO di Sri Lanka mengatakan bahwa volatilitas pasar berpengaruh positif terhadap kinerja saham jangka pendek karena alasan untuk pengembalian berlebih awal dianalisis, volatilitas pasar,

  

ketidakpastian pasar privatisasi dan non privatisasi semuanya berdampak pada besarnya

imbal hasil awal yang berlebih yang dimana kondisi pasar yang fluktuatif atau tidak

  menentu.

  SIMPULAN

  Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: 1. Periode penjualan saham di pasar perdana tidak memiliki kecenderungan terhadap kinerja saham jangka pendek karena hal ini bukan menandakan prospek perusahaan untuk menarik minat calon investor membeli saham di pasar sekunder 2. Umur perusahaan terdapat kecenderungan yang menurunkan kinerja saham jangka pendek negatif, perusahaan yang berdiri lebih lama tidak menjamin calon investor untuk percaya menanam saham di perusahaan tersebut karena harga saham perusahaan yang beroperasi lebih lama akan susah untuk berubah sehingga investor akan lebih lama mendapatkan keuntungan membeli saham tersebut.

  3. Volatilitas pasar terdapat kecenderungan yang meningkatkan kinerja saham jangka pendek positif, volatilitas pasar yang fluktuatif lebih disukai oleh investor karena terdapat kesempatan yang lebih cepat bagi pemegang saham untuk mendapatkan keuntungan.

  SARAN

  Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti memberikan saran yang dapat digunakan untuk peneliti selanjutnya, yaitu penelitian selanjutnya agar dapat menambahkan variabel untuk mengetahui tingkat signifikansi yang lebih besar seperti reputasi underwriter dan ukuran perusahaan serta membandingkan perusahaan yang melakukan kinerja saham jangka pendek dengan kinerja saham jangka panjang tersebut menggunakan uji beda.

DAFTAR PUSTAKA

  Arman, A. 2011. “Pengaruh Umur dan Ukuran Perusahaan, Reputasi Underwriter, dan Return on Equity Terhadap Tingkat Underpricing Saham di Bursa Efek Indonesia”. Proceeding For Call People-Pekan Ilmiah Dosen-UKSW, Vol. 1(3): hal. 107

  • –120. Darmadji, Tjipto dan Fakhruddin. 2001. Pasar Modal di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat Florentina, M. N. 2014. ”Karakteristik Penawaran Umum Saham Perdana: Kinerja Saham Jangka Pendek dan Kinerja Saham Jangka Panjang Pada Pasar Modal Indonesia”. E-Journal Graduate Unpar, Vol. 1(2): hal. 150–161.

  Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19.

  Edisi Kelima. Semarang: Universitas Diponegoro. Guntoro, Harahap. 2008. “Analisis Perbedaan Kinerja Saham Jangka Pendek dan

  Jangka Panjang Pada Perusahaan Initial Public Offering (IPO) di Pasar Modal Indonesia”. Journal Riset Bisnis Indonesia, Vol. 4(2): hal.65–78. Hartono, Jogiyanto. 2014. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kedelapan.

  Cetakan Kedua. Yogyakarta: BPFE. Husnan, Suad. 2009. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

  Karsana, Yuse f Widya. 2009. “Analisis Kinerja Saham Emiten Dalam Periode Satu Tahun Setelah Penawaran Perdana”. Media Riset, Auditing & Informasi, Vol.

  9 (3): hal. 39 –56.

  Nuroh, S. A. 2013 . ”Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Initial Return dan Return 7 Hari Setelah IPO”. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen, Vol. 2(5): hal. 1–14.

  Perera, W., & Kulendran, N. 2016. “Evaluation of Short-Run Market Performance and its Determinants Using Marginal Analysis and Binary Models: Evidence from Australian Initial Public Offerings”. Journal of Insurance and Financial

  Management, Vol. 2(6): pp. 1 –29.

  Peter, S. 2015. “Explaining Short Run Performance of Initial Public Offerings in an Emerging Frontier Market: Case of Sri Lanka”. International Journal of

  Economics, Business and Finance , Vol. 3(1): pp 1 –13. Prastiwi, A. dan I.J. Kusuma . 2001. “Analisis Kinerja Surat Berharga Setelah Penawaran Perdana (IPO) di Indonesia”. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Indonesia, Vol. 16(2): hal. 177 –178.

  Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Buku 1, Edisi Keempat.

  Jakarta: Salemba Empat. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: ALFABETA. Sunariyah. 2011. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Keenam. Yogyakarta.

  UPP STIM YKPN. Tandelilin, Eduardus. 2010. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi Pertama. Yogyakarta: Kanisius.

  Vong, A. P. I., & Trigueiros, D. 2010. “The short-run price performance of initial public offerings in Hong Kong: New evidence”. Global Finance Journal, Vol. 21(3): pp 253 –261.

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENERAPAN SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN ASET TETAP DALAM MENINGKATKAN PENGENDALIAN INTERN PADA CV.BINTANG TEX INDONESIA

0 0 14

PENERAPAN METODE FULL COSTING DALAM MENENTUKAN PERHITUNGAN HRGA POKOK PRODUKSI MESIN CUCI MOBIL SEMI OTOMATIS PADA PT GLOBAL ENDO TEKNIK DI SURABAYA

0 0 10

PENGARUH REPUTASI KAP, OPINI AUDIT DAN KOMITE AUDIT TERHADAP AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2013-2015

0 0 15

PENGARUH VARIABEL CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN FOOD AND BAVERAGE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2012-2016

0 0 15

PENGARUH PROFITABILITAS, KEBIJAKAN UTANG DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

0 2 26

PENGARUH EARNING PER SHARE DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP INTELLECTUAL CAPITAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PADA TAHUN 2013-2015

0 0 15

ANALISIS PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP AGRESIVITAS PAJAK PADA PERUSAHAAN BUMN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2014-2016

0 0 12

PENGARUH PROFITABILITAS, SOLVABILITAS DAN UMUR PERUSAHAAN TERHADAP AUDIT REPORT LAG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DIBURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2013-2015

0 0 15

ANALISIS PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PROSEDUR PEMBELIAN BAHAN BAKU DALAM MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PROSES PRODUKSIPADA CV BAHANA KARYA

0 0 14

ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT DALAM RANGKA MENINGKATKAN PENGENDALIAN INTERN PADA DEALER TOYOTA ASRI MOTOR DI SIDOARJO

0 1 19