GEDUNG TEMPAT PENGUNGSIAN BERSAMA DI KAB

GEDUNG TEMPAT PENGUNGSIAN BERSAMA DI KABUPATEN MALANG
(STUDI KASUS : GOR GANESHA KOTA BATU)
SESUAI DENGAN LANGKAH TEKNIS PERENCANAAN, PERAWATAN & PENUTUPAN TEMPAT PENGUNGSIAN
DIREKTORAT PENANGANAN PENGUNGSI BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2016

1

PERMULAAN BENCANA PERENCANAAN TEMPAT PENGUNGSIAN

KESIAPAN LAHAN ( BATAS, STATUS, LUAS )

Status kepemilikan lahan
GOR Ganesha berada
di bawah Pemerintah Kota
Batu sejak tahun 2001
yang dikelola oleh dinas
pemuda dan olahraga
Kota Batu.

2


Batas - batas lahan GOR Ganesha meliputi :
- Utara : Jl . Kartini
- Selatan : Area kuliner Jl. Sudiro
- Timur : Jl. Sudiro dan Alun - alun Kota Batu
- Barat : Pertokoan dan Gedung

LUAS AREA LAHAN GOR
Ganesha meliputi area ruang
terbuka dan juga area parkir
di bagian depan bangunan.
dengan total luas mencapai
4.705 m2.

AKSESIBILITAS ( JALAN, JANGKAUAN, ZONA )
ZONA AMAN BENCANA
area GOR Ganesha berada
pada zona aman bencana
yang berjarak kurang lebih
25 Km dari pusat letusan


Rad

ius

25 K

M

JALAN KOLEKTOR PRIMER
melalui area dekat pengungsian
GOR Ganesha, serta jalan
kolektor sekunder berada di depan
dan samping area Gedung tempat
pengungsian GOR Ganesha

EXIT DOOR

ENTRANCE
SARANA PRASARANA
pada area GOR Ganesha

dikelilingi oleh beberapa
fasilitas umum berupa
pusat kuliner, masjid,
alun - alun, halte angkota,
pos kemanan, serta kantor
dinas dan rumah sakit

KOLEKTOR
SEKUNDER
KOLEKTOR
PRIMER

3

TOPOGRAFI ( KEMIRINGAN, GENANGAN, KONTUR )
AREA GENANGAN
pada tapak area genangan
berada pada sisi timur dimana
memiliki ketinggian terendah
pada kontur topografi tapak


KEMIRINGAN LAHAN
kemiringan pada lahan hanya
mencapai 4,5 % yang masih masuk
dalam kriteria kemiringan
maksimum sesuai standar
yang berlaku yaitu < 10%

K O N T U R L A H A N
kontur lahan relatif landai dengan
perbedaan ketinggian maksimum
3m dan tiap konturnya berbeda 1m.
serta posisi lahan yang ada di
pusat kota menjadikan area ini
bebas banjir dan longsor

TOPOGRAFI TAPAK

SKRIPSI JURUSAN ARSITEKTUR FT-UB TAHUN AJARAN 2016/2017 OLEH : ANGGA PERDANA 125060500111045


GEDUNG TEMPAT PENGUNGSIAN BERSAMA DI KABUPATEN MALANG
(STUDI KASUS : GOR GANESHA KOTA BATU)
SESUAI DENGAN LANGKAH TEKNIS PERENCANAAN, PERAWATAN & PENUTUPAN TEMPAT PENGUNGSIAN
DIREKTORAT PENANGANAN PENGUNGSI BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2016

4

IKLIM ( MATAHARI, ANGIN, VEGETASI )
PA N A S M ATA H A R I
dikarenakan posisi lahan yang
memanjang dari timur ke barat
maka sisi terpanjang menghadap
utara dan selatan sehingga
panas matahari langsung dapat
diminimalisir dengan baik oleh
bangunan.

21 MARET / SEPTEMBER
21 DESEMBER


21 JUNI

A R A H A N G I N PA D A TA PA K
posisi arah angin pada tapak
berhembus dari sisi rendah ke
sisi tinggi atau dari timur ke barat
posisi ini menguntungkan bangunan
karena sisi timur dan barat bangunan
tidak terdapat bukaan ventilasi udara
sehingga angin masuk secara tidak
langsung melalui sisi utara dan selatan
V E G E TA S I PA D A TA PA K
vegetasi pada tapak terkonsentrasi
pada sisi timur tapak sehingga sisi
utara tapak yang berbatasan langsung
dengan jalan masih kurang dan perlu
ditambahkan.

ARAH ANGIN


5

UTARA

LUASAN SARANA ( HUNIAN, FASILITAS )

LUASAN SARANA yang terakomodasi pada tapak sudah sesuai dengan kebutuhan
pengungsi dengan jumlah pengungsi yang ideal pada tapak yaitu berjumlah 183 Jiwa menurut
standar UNHCR. sedangkan untuk fasilitas yang lain telah ditambahkan sesuai dengan
kebutuhan standar.

6

TATA LETAK SARANA ( HUNIAN, FASILITAS )
TATA LETAK SARANA letak dari sarana hunian berada di
dalam gedung pengungsian termasuk dengan beberapa
fasilitas khusus seperti toilet difable, ruang ibu menyusui,
gudang logistik, dan pos kesehatan, sedangkan untuk
beberapa fasilitas penunjang diletakkan di bagian luar
bangunan namun masih masuk dalam area pengungsian.


SKRIPSI JURUSAN ARSITEKTUR FT-UB TAHUN AJARAN 2016/2017 OLEH : ANGGA PERDANA 125060500111045

GEDUNG TEMPAT PENGUNGSIAN BERSAMA DI KABUPATEN MALANG
(STUDI KASUS : GOR GANESHA KOTA BATU)
SESUAI DENGAN LANGKAH TEKNIS PERENCANAAN, PERAWATAN & PENUTUPAN TEMPAT PENGUNGSIAN
DIREKTORAT PENANGANAN PENGUNGSI BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2016

7

UNIT PRASARANA ( LISTRK, DRAINASE, SAMPAH )

UNIT PRASARANA yang dibutuhkan pada area gedung pengungsian bersama GOR Ganesha sudah dipenuhi dengan rekomendasi penambahan
beberapa fasilitas berupa tempat sampah outdoor, sistem pemadam kebakaran yang memadai baik di dalam maupun di luar bangunan.sesuai dengan
jumlah kapasitas maksimum pengungsi yang berjumlah 183 orang.

8

TATA LETAK PRASARANA ( LISTRIK, DRAINASE, SAMPAH )


9

UNIT RUANG DALAM

TATA LETAK PRASARANA yang dibutuhkan direncanakan
dalam rekomendasi desain yang berisi tentang peletakan
prasarana kelistrikan berupa penambahan kipas angin,
sarana pemadam kebakaran berupa peletakan sistem
pemadam kebakaran, meliputi hydrant, apar, sprinkler.
sedangkan untuk peletakan tempat sampah outdoor
diletakkan di bagian depan bangunan.

UNIT RUANG DALAM meliputi beberapa standar yang harus dipenuhi yaitu area hunian,
area sirkulasi darurat dan sirkulasi umum, serta kebutuhan ruang dan fasilitas yang ada di
dalam bangunan, dalam konteks GOR Ganesha ada beberapa fasilitas yang diletakkan di
dalam bangunan seperti pada gambar layout fasilitas dalam bangunan di samping.

SKRIPSI JURUSAN ARSITEKTUR FT-UB TAHUN AJARAN 2016/2017 OLEH : ANGGA PERDANA 125060500111045

GEDUNG TEMPAT PENGUNGSIAN BERSAMA DI KABUPATEN MALANG

(STUDI KASUS : GOR GANESHA KOTA BATU)
SESUAI DENGAN LANGKAH TEKNIS PERENCANAAN, PERAWATAN & PENUTUPAN TEMPAT PENGUNGSIAN
DIREKTORAT PENANGANAN PENGUNGSI BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2016

10

TATA LETAK PERABOT

TATA LETAK PERABOT yang perlu dilakukan adalah
penataan perabot kelengkapan ruang masing - masing unit
ruang dalam, meliputi area hunian, area dapur umum, area
gudang logistik, area pos kesehatan, area posko informasi,
dll.

11

SISTEM & KONSTRUKSI

SISTEM & KONSTRUKSI bangunan GOR Ganesha memenuhi persyaratan layak fungsi bangunan sehingga layak digunakan untuk tempat
pengungsian, melihat kondisi struktur bangunan yang masih kokoh dan aman, serta penambahan fasilitas penunjang berupa tenda yang terlindungi dari

matahari, angin kencang dan hujan sesuai dengan analisis iklim pada tapak yang relatif aman.

12

PEMELIHARAAN TEMPAT PENGUNGSIAN

KEBERSIHAN LAHAN

KEBERSIHAN LAHAN untuk menjaga kebersihan lahan dilakukan kerja bakti oleh pengungsi dan pengelola pengungsian secara rutin di pagi dan sore
hari, kebersihan lahan yang perlu dijaga antara lain kebersihan dari sampah dan tanaman yang mengganggu kebersihan dan menimbulkan penyakit.
sedangkan untuk area sirkulasi harus selalu bebas dari halangan baik benda benda maupun kenadaraan agar pengelola dan pengungsi nyaman melalui.

SKRIPSI JURUSAN ARSITEKTUR FT-UB TAHUN AJARAN 2016/2017 OLEH : ANGGA PERDANA 125060500111045

GEDUNG TEMPAT PENGUNGSIAN BERSAMA DI KABUPATEN MALANG
(STUDI KASUS : GOR GANESHA KOTA BATU)
SESUAI DENGAN LANGKAH TEKNIS PERENCANAAN, PERAWATAN & PENUTUPAN TEMPAT PENGUNGSIAN
DIREKTORAT PENANGANAN PENGUNGSI BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2016

13

KEBERSIHAN SARANA

KEBERSIHAN SARANA bangunan GOR Ganesha harus terjaga kebersihannya baik dari unit hunian hingga fasilitas - fasilitas penunjang seperti dapur
umum, gudang, toilet, posko dan ruang - ruang penunjang lainnya. untuk membersihkan dilakukan secara rutin oleh pengelola dan dibantu oleh pengungsi
yang tinggal dalam area tempat pengungsian.

14

KEBERSIHAN PRASARANA

KEBERSIHAN PRASARANA juga harus dijaga dengan baik karena sangat berpengaruh terhadap kesehatan
pengungsi, kebersihan jaringan dan tangki air bersih harus dicek dan dibersihkan sesuai dengan standar kesehatan,
untuk sanitasi juga harus dikuras tiap hari untuk toilet movable. serta fasilitas pembuangan sampah harus selalu
dibuang ke TPA setiap hari untuk menghindari tikus, lalat, serta perkembang biakan bakteri yang bisa
membahayakan kesehatan pengungsi.

15

PENGECEKAN RUTIN SARPRAS

PENGECEKAN RUTIN SARPRAS pengelola pengungsian wajib melakukan pengecekan secara berkala terhadap sarana dan prasarana yang ada di
area pengungsian, hal ini dimaksudkan agar ketika dibutuhkan kondisi sarana dan prasarana dalam kondisi siap digunakan dengan baik.

SKRIPSI JURUSAN ARSITEKTUR FT-UB TAHUN AJARAN 2016/2017 OLEH : ANGGA PERDANA 125060500111045

GEDUNG TEMPAT PENGUNGSIAN BERSAMA DI KABUPATEN MALANG
(STUDI KASUS : GOR GANESHA KOTA BATU)
SESUAI DENGAN LANGKAH TEKNIS PERENCANAAN, PERAWATAN & PENUTUPAN TEMPAT PENGUNGSIAN
DIREKTORAT PENANGANAN PENGUNGSI BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2016

16

17

KERAPIAN RUANG

KERAPIAN RUANG pengelola dan pengungsi wajib menjaga kerapian seluruh ruang yang ada di area pengungsian, hal ini akan mendukung kelayakan
tempat pengungsian dan juga mengurangi resiko kerusakan dan disfungsi ruang. serta memudahkan pengguna untuk mengakses kebutuhan dikarenakan
lokasi barang atau fasilitas yang dibutuhkan pasti dan terorganisir.

PENGECEKAN RUANG

PENGECEKAN RUANG wajib dilakukan oleh pengelola agar kondisi fisik bangunan dan fasilitas tenda tetap dalam kondisi baik dan dapat difungsikan
dengan baik. pengecekan ruang dilakukan secara berkala agar tidak ada atap dan tenda yang bocor, dinding retak atau berlubang, serta bukaan berfungsi
dengan baik, hal ini akan mendukung kenyaman pengguna ruang.

18

PENUTUPAN TEMPAT PENGUNGSIAN

PEMULANGAN ( SOSIALISASI, MOBILISASI )

PEMULANGAN PENGUNGSI dilakukan dengan cara penginformasian kepada pengungsi dan memasukkan barang bawaan ke truk barang dan
pengumpulan pengungsi pada titik kumpul di depan GOR Ganesha. selanjutnya pengungsi dimobilisasi ke transportasi yang telah disediakan di area parkir
dan dipulangkan ke lokasi pemulangan masing - masing

SKRIPSI JURUSAN ARSITEKTUR FT-UB TAHUN AJARAN 2016/2017 OLEH : ANGGA PERDANA 125060500111045

GEDUNG TEMPAT PENGUNGSIAN BERSAMA DI KABUPATEN MALANG
(STUDI KASUS : GOR GANESHA KOTA BATU)
SESUAI DENGAN LANGKAH TEKNIS PERENCANAAN, PERAWATAN & PENUTUPAN TEMPAT PENGUNGSIAN
DIREKTORAT PENANGANAN PENGUNGSI BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2016

19

20

PEMBONGKARAN ( ANGKUT, SIMPAN )

PEMBONGKARAN TEMPAT PENGUNGSIAN dilakukan setelah pengungsi dipulangkan agar lebih mudah dalam pengerjaan pembongkaran ,
pembongkaran fasilitas non permanen dilakukan dengan cara melepas dan menyimpan di gudang penyimpanan yang telah disediakan di selatan
bangunan dan siap digunakan lagi untuk pengungsian selanjutnya, sedangkan untuk fasilitas pinjaman akan dikembalikan ke dinas terkait.

PEMBERSIHAN ( PEMBERSIHAN SARANA PRASARANA , RE-USE )

PEMBERSIHAN SARANA PRASARANA setelah lahan dan gedung selesai dibongkar dan dikembalikan sesuai fungsi asalnya maka sarana dan
prasarana non-permanen akan disimpan di gudang penyimpanan area GOR Ganesha yang telah disediakan dan juga ke gudang BPBD atau dinas terkait.

21

PENGEMBALIAN ( LAHAN, DOKUMEN )

PENGEMBALIAN LAHAN DAN GEDUNG kepada dinas pemuda dan olah raga sebagai pengelola sekaligus penanggung jawab GOR Ganesha kota
Batu. dengan demikian bisa dikatakan serangkaian teknis perencanaan, pemeliharaan dan penutupan Tempat pengungsian GOR Ganesha selesai.

SKRIPSI JURUSAN ARSITEKTUR FT-UB TAHUN AJARAN 2016/2017 OLEH : ANGGA PERDANA 125060500111045