INKUBATOR PENDIDIKAN DAN TEKNOLOGI PENIN

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH NASIONAL
PEKAN ILMIAH DAN KREATIVITAS (PIKIR IV) 2014

INKUBATOR PENDIDIKAN DAN TEKNOLOGI: PENINGKATAN DAYA
SAING DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM
MENGHADAPI ASEAN COMMUNITY 2015

SUB TEMA:
PENDIDIKAN
Diusulkan oleh:

Hasrullah

10539102012

Sri Hardiyanti

2012
2011

Amanda Juanda


10540885813

2013

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
KOTA MAKASSAR
2014

i

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Karya Tulis

: Inkubator

Pendidikan

dan


Teknologi:

Peningkat Daya Saing dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia dalam Menghadapi
ASEAN Community 2015
2. Sub Tema
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a.
b.
c.
d.
e.

Nama Lengkap
NIM
Jurusan
Universitas
Alamat Rumah/
No. HP

f. Alamat Email

: Pendidikan
:
:
:
:
:
:
:

4. Anggota Pelaksana Kegiatan

Hasrullah
10539102012
Pendidikan Fisika
Universitas Muhammadiyah Makassar
BTN. Bumi Zarindah Blok J No. 12, Gowa
082348387486
hasrullah.physics@gmail.com


: 2 orang

5. Dosen Pembimbing
a.
b.
c.
d.

Nama Lengkap dan Gelar
NIP
Alamat dan No. Tel/ Hp
Alamat Email

:
:
:
:
Makassar, 17 Agustus 2014


Menyetujui,
Dosen Pembimbing

(
NIP:

Ketua Tim Pelaksana

)

(HASRULLAH)
NIM: 10539102012

Mengetahui,

Pembantu/Wakil Rektor/ Direktur Politeknik/
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan

( ……………………………)
NIP/NIDN:

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan
baik dan lancar. Karya tulis ini membahas tentang pemanfaatan rumput laut
sebagai sabun anti septik alami dalam menanggulani iritasi kulit. Selain itu tak
lupa pula penulis mengririmkan salawat dan salam kepada Nabi Muhammad
SWA yang telah membawa kita dari dunia biadab ke dunia tak biadab.
Karya tulis ini disusun untuk memberikan informasi kepada masyarakat,
pemerintah, maupun industri dalam pemanfaatan salah satu sumber daya hayati
yang berada di bawah laut Indonesia khususnya rumput laut. Selain itu,
memberikan pula informasi kepada masyarakat dalam menanggulangi penyakit
iritasi kulit yang kerap terjadi dalam masyarakat.
Penyusunan karya tulis ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan teria kasih kepada:
1.

Kepada ayahanda dan ibunda tercinta yang selalu memberikan doa serta

dukungan kepada penulis sehingga penulisan karya tulis ini dapat
terselesaikan dengan baik.

2.

Kepada kakanda di LKIM-PENA yang telah memberikan arahan kepada
penulis dalam penulisan karya tulis ini serta memberikan motivasi dan saran
kepada penulis.

3.

Kepada rekan-rekan peserta Diklat Ilmiah VIII yang telah memberikan
motivasi kepada penulis dalam menjalani proses diklat ini.

Penulis berharap dalam penulisan karya tulis ini adapt dijadikan suatu referensi
dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. penulis mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun demi kesempuranaan karya tulis ini.
Makassar, 17 Agustus 2014

Penulis

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

i

LEMBAR PENGESAHAN

ii

KATA PENGANTAR

iii

DAFTAR ISI

iv


DAFTAR TABEL

v

DAFTAR GAMBAR

vi

RINGKASAN

vii

BAB I PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.

Latar Belakang
Rumusan Masalah

Tujuan Penulisan
Manfaat Penulisan

1
2
3
3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. pendidikan dan Teknologi
B. kinerja sumber daya manusia
C. prospek ASEAN community 2015

5
7
9

BAB III METODE PENULISAN
A.
B.

C.
D.

Jenis Tulisan
Objek Penulisan
Teknik Pengumpulan Data
Teknik Analisis Data

11
11
11
11

BAB IV ANALISIS DAN SINTESIS
A. gambaran umum incubator pendidikan dan teknologi
B. Strategi-strategi tahap penyeleksian dan pelaksanaan
C. Keunggulan Sabun Rumput Laut Anti Septik

13
14
20

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

23
23

DAFTAR PUSTAKA

24

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

25

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Peringkat Daya Saing Beberapa Negara ASEAN
Tahun 2010-2011

2

1.2 Peringkat Daya Saing Beberapa Negara Lain
Tahun 2013-2014

2

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kondisi Penduduk dan SDM Indonesia
Gambar 4.1 Peta Konsep Strategi Penyeleksian dan Pelaksanaan
4.2 Piramida Gifted Children

3
14
16

vi

RINGKASAN

Hasrullah, Sri Hardianti, Amanda Juanda. 2014. Inkubator Pendidikan dan
Teknologi: Peningkatan Daya Saing dan Sumber Daya Manusia dalam
Menghadapi Asean Community. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhammadiyah Makassar
Pendidikan di Indonesia merupakan suatu pengaruh untuk bangsa Indonesia
menjadi lebih maju dan berkembang. Indonesia Sebagai Negara yang masih
berkembang, pendidikan di Indonesia masih sangat kurang dan masih jauh
tertinggal di bandingkan Negara-Negara di Asia maupun Negara berkembang
lainnya. Programme for International Study Assessment (PISA) 2012
menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan peringkat terendah
dalam pencapaian mutu pendidikan. Karya tulis ilmiah ini membahas masalah
mengenai Kemampuan masyrakat dalam menghadapi terpaan arus persaingan
global yang memang perlu dipikirkan lebih lanjut agar mutu pendidikan di
Indonesia tetap stabil. Indonesia perlu melakukan peningkatan kapasitas dalam
pengembangan sumber daya manusia karena Negara-negara Asia Tenggara
lainnya sudah mempersiapkan diri dalam menghadapi pasar regional Asean 2015.
Selain itu faktor sumber daya manusia di dalamnya juga memiliki peran
tersendiri. Dalam menghadapi tantangan masa depan untuk mencetak manusia
yang tangguh dan berkualitas dalam mengubah pola piker. Metode yang dipakai
adalah analisis deskriktif mengenai permasalahan tentang pendidikan. Dewasa ini,
telah banyak lembaga pendidikan yang mengatur proses jalannya pendidikan
namun dalam meratap prospek kedepannya menjelang Asean Community 2015,
Indonesia dituntut untuk menjadi leader di Asean dengan memberikan wadah
kepada pemuda yang tergolong gifted children. Inkubator Pendidikan dan
Teknologi adalah suatu organisasi yang memiliki kapabilitas untuk menampung
dan meningkatkan kapasitas gifted hasil binaan dari sekolah maupun perguruan
tinggi. Dengan itu Indonesia dapat terlibat dalam persaingan global.

Kata Kunci: Inkubator Pendidikan dan Teknologi, SDM, Asean Community
2015

vii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA
LOMBA KARYA TULIS ILMIAH MAHASISWA
PIKIR IV TAHUN 2014

Judul Karya Tulis Ilmiah : Inkubator Pendidikan dan Teknologi: Peningkat Daya
Saing dan

Pengembangan Sumber Daya Manusia

dalam Menghadapi ASEAN Community 2015

Nama Ketua

: Hasrullah

Nama Anggota

: 1). Sri Hardiyanti
2). Amanda Juanda

Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa karya tulis dengan
judul yang tersebut di atas memang benar merupakan karya orisinal yang dibuat
oleh penulis dan belum pernah dipublikasikan dan/ atau dilombakan di luar
kegiatan ”Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional Tingkat Mahasiswa PIKIR IV
2014” yang diselenggarakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa Lembaga Kreativitas
Ilmiah Mahasiswa Penelitian dan Penalaran (LKIM-PENA) Universitas
Muhammadiyah Makassar. Demikian pernyataan ini kami buat dengan
sebenarnya, dan apabila terbukti terdapat pelanggaran di dalamnya, maka kami
siap untuk didiskualifikasi dari kompetisi ini sebagai bentuk pertanggungjawaban
kami.

Makassar,17Agustus 2014
Menyetujui,
Dosen Pembimbing

(
NIP:

Ketua Tim Pelaksana

)

(HASRULLAH)
NIM: 10539102012

viii

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat di era globalisasi
akan terus mempengaruhi proses berjalannya pendidikan. Indonesia sebagai
negara yang masih berkembang, pendidikan di Indonesia masih sangat kurang
dan masih sangat jauh tertinggal di bandingkan dengan negara-negara di asia
maupun negara berkembang lainnya. Programme for Internasional Study
Assessment (PISA) 2012 menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara

dengan peringkat terendah dalam pencapaian mutu pendidikan. Sehubungan
dengan hal tersebut perkembangan disektor pendidikan perlu lebih
ditingkatkan dan diperhatikan dalam upaya mencerdaskan bangsa yang
tertuang dalam pembukaan UUD 1945 bahwa “Negara melindungi segenap
bangsa dan tumpah darah dan untuk mencerdaskan bangsa. Selain daripada itu
Undang-Undang Nomor 20 tahun 3003 tentang sistem pendidikan nasional
menyebutkan, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (Trianto, 2009).

Kecenderungan perubahan dan inovasi dalam dunia pendidikan akan terus
terjadi perkembangan dalam menghadapi beberapa tantangan pendidikan
kedepannya. Tuntutan yang menjadikan dunia pendidikan memiliki mutu yang
baik memerlukan inovasi dan kreativitas dalam proses pembelajaran. Banyak
orang mengusulkan beberapa program dalam pembelajaran akan tetapi
kurangnya wadah atau lembaga yang dapat menfasilitasi peserta didik untuk
mengembangkan potensi mereka justru akan menjadikan suatu iming-iming
terhadap pembaharuan dunia pendidikan.

Peningkatan mutu pendidikan dapat dilihat dari segi daya saing global
Indonesia terhadap tujuan pendidikan yang sesuai dengan indikator
pencapaian Indonesia tahun 2014 yaitu Indonesia menempati posisi ke-40

2

berdasarkan data dari Pearson tentang Indeks of Cognitive Skill and
Educational Attainment. Hal lain menunjukkan bahwa daya saing Indonesia

masih kurang dibanding dengan negara lain dilihat dari data tahun 2011-2014
dibawah ini:

Tabel 1.1 Peringkat Daya Saing Beberapa Negara
ASEAN Tahun 2010-2011
NEGARA

PERINGKAT
2011

PERINGKAT

SKOR

2010-2011

PERUBAHAN

Singapura

2

5.63

3

1

Malaysia

21

5.08

26

5

Thailand

39

4.52

38

-1

Indonesia

46

4.38

44

-2

Vietnam

65

4.24

59

-6

Filipina

75

4.08

85

10

Tabel 1.2 Peringkat Daya Saing Beberapa Negara Lain
Tahun 2013-2014
NEGARA

PERINGKAT
2014

SKOR

PERINGKAT
2012-2013

PERUBAHAN

Singapura

2

5.61

2

2

Malaysia

24

5.03

24

25

Brunei
Darussalam
Thailand

26

4.95

26

28

37

4.54

37

38

Indonesia

38

4.53

38

50

Vietnam

70

4.18

70

75

Sumber: World Economic Forum (2013-2014)

Pemanfaatan sumber daya manusia juga menjadi salah satu faktor kunci
dalam reformasi pendidikan yang kurang yakni bagaimana menciptakan SDM
yang berkualitas dan memiliki keterampilan serta berdaya saing tinggi dalam
persaingan global yang selama ini. Banyaknya SDM yang kurang mampu
dimanfaatkan karena tidak tersedianya wadah bagi orang-orang yang
tergolong gifted children menjadikan pendidikan tidak sesuai dengan yang

3

diharapkan. Masalah SDM inilah yang menyebabkan pendidikan yang
berjalan kurang didukung oleh produktivitas SDM yang memadai.

Gambar 1.1 Kondisi Penduduk dan SDM Indonesia
PENDUDUK MISKIN
KOTA : 11.046.75
DESA : 18.072.18

JUMLAH
PENDUDUK
237.641.326

PENGANGGURAN TERBUKA
MENURUT PENDIDIKAN TERTINGGI YANG
DITAMATKAN
TIDAK/BELUM PERNAH/BELUM TAMAT SD : 877.265
SD
: 11.046.75
SMP
: 1.890.755
SMU/ SMK
: 3.074.946
DIPLOMA/ AKADEMI
: 244.687
UNIVERSITAS
: 492.343

Sumber: BPS, 2012

Berdasarkan data yang telah tercatat dalam BPS (Badan Pusat Statistik)
2012

seperti

data

di

atas

menunjukkan

bahwa

masih

kurangnya

pengembangan sumber daya manusia dengan dilihat jumlah penduduk
Indonesia yang relatif besar dan jumlah pengangguran yang juga cukup tinggi.
Hal ini dikarenakan kurangnya sarana ataupun fasilitas serta terbatasnya
wadah untuk menampung dan meningkatkan gifted children dalam pencapaian
mutu pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia, maka inkubator
pendidikan dan teknologi yang memiliki kapabilitas untuk menampung dan
memiliki kapasitas untuk meningkatkan gift menjadi wadah yang tepat.
Inkubator sebagai wadah pendidikan, menjadi produsen penghasil individu
yang berkemampuan secara intelektual dan skill. Karenanya, inkubator perlu
dirancang dan dikelola dengan baik.

Berdasarkan UU No. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak, pasal 51:
anak yang memiliki keunggulan diberikan kesempatan dan aksesibilitas untuk
memperoleh pendidikan khusus dan pada pasal 107: pendidikan khusus
merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan
dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional,

4

mental, intelektual, sosial, serta memiliki potensi kecerdasan dan atau bakat
istimewa.

Berdasarkan permasalahan tersebut maka penulis menawarkan sebuah
solusi yaitu Inkubator Pendidikan dan Teknologi: Peningkatan Daya Saing dan
Pengembangan

Sumber

Daya

Manusia

dalam

Menghadapi

ASEAN

Community 2015.

B. Rumasan Masalah
1. Bagaimana

Strategi

Inkubator

Pendidikan

dan

Teknologi

dalam

meningkatkan mutu pendidikan dan teknologi di Indonesia?
2. Bagaimana peran Inkubator Pendidikan dan Teknologi dalam menghadapi
ASEAN Community 2015?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui konsep incubator Pendidikan dan Teknologi dalam
menigkatkan mutu pendidikan dan teknologi di Indonesia.
2. Untuk mengetahui peran inkubator pendidikan dan teknologi dalam
menghadapi ASEAN Community 2015.

D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat teoritis: mendapatkan pengetahuan baru dari penulisan karya tulis
ini khususnya dalam bidang pendidikan.
2. Manfaat praktis:
a. Bagi pemerintah: sebagai inovasi baru dalam meningkatkan mutu
pendidikan melalui pemanfaatan sumber daya manusia.
b. Bagi pelajar: sebagai wadah bagi pelajar untuk meningkatkan
pengetahuan mereka baik di bidang intelektual, bakat, maupun
teknologi.

5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendidikan dan Teknologi
Pendidikan pada dasarnya adalah penerapan dari pemikiran- pemikiran
filsafat untuk memecahkan permasalahan pendidikan. Tujuan pendidikan
memuat pernyataan-pernyaataan mengenai berbagai kemampuan yang
diharapkan dapat dimiliki oleh peserta didik selaras dengan sistem nilai dan
falsafah yang dianutnya. Tujuan pendidikan di Indonesia bersumber dari
pandangan hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Pendidikan abad ke-21 (Commission on Education for the “21” Century),
merekomendasikan empat strategi dalam menyukseskan pendidikan: pertama,
learning tulearn yaitu memuat bagaimana pelajar mampu menggali informasi

yang ada di sekitarnya dari ledakan informasi itu sendiri; kedua, lerning to be
yaitu pelajar diharapkan mampu untuk mengenali dirinya sendiri, serta mampu
beradaptasi dengan lingkungannya; ketiga, lerning to do yaitu berupa tindakan
atau aksi, untuk memunculkan ide yang berkaitan dengan sainstek; dan
keempat, learning to be together yaitu memuat bagaimana kita hidup dalam
masyarakat yang saling bergantung antara yang satu dengan yang lain,
sehingga mampu bersaing secara sehat dan bekerja sama serta mampu untuk
menghargai orang lain (Trianto, 2009)

Menurut Roger (Rusman, 2011) teknologi adalah suatu rancangan desain
untuk alat bantu tindakan yang mengurangi ketidakpastian hubungan sebab
akibat dalam mencapai suatu hasil yang ingin diinginkan. Teknologi biasanya
memiliki aspek, yaitu aspek hardware dan software. Sedangkan menurut
Information Technology Association Of America (ITAA), teknologi informasi

adalah suatu studi, perancangan, pengembangan, implementasi, dukungan atau
manajemen system informasi berbasis computer, khususnya aplikasi perangkat
lunak dan perangkat keras komputer (Sutarman, 2012).

6

Selain dari itu, tingkat kemajuan dunia pendidikan selalu dipengaruhi oleh
lembaga ataupun organisasi yang menaunginya serta manajeman pelaksanaan
tujuan pendidikan yang baik pula. Definisi Humas menurut The International
Public Relation Association (IPRA) adalah fungsi manajemen dari sikap budi

yang terencana dan berkesinambungan yang dengan itu organisasi-organisasi
dan lembaga-lembaga yang bersifat umum dan pribadi berupaya membina
pengertian, simpati dan dukungan dari mereka yang ada kaitannya atau yang
mungkin ada hubungannya dengan jalan menilai pendapat umum di antara
mereka, mengorelasikan, sedapat mungkin, kebijaksanaan dan tata cara
mereka, yang dengan informasi yang terencana dan tersebar luas, mencapai
kerja sama yang lebih produktif dan pemenuhan kepentingan bersama yang
lebih efisien (Effendi, 1998 dalam Haryanto).

Menurut (Slamet 1999, dalam Bresman, 2009:79) terdapat empat usaha
mendasar yang harus dilakukan dalam suatu lembaga pendidikan, yaitu :
1. Menciptakan situasi “menang-menang” (win-win solution) dan bukan
situasi “kalah-menang” diantara pihak yang berkepentingan dengan
lembaga pendidikan (stakeholders). Dalam hal ini terutama antara
pimpinan lembaga dengan staf lembaga harus terjadi kondisi yang saling
menguntungkan satu sama lain dalam meraih mutu produk/ jasa yang
dihasilkan oleh lembaga pendidikan tersebut.
2. Perlu ditumbuhkembangkan motivasi instrinsik pada setiap orang yang
terlibat dalam proses meraih mutu. Setiap orang dalam lembaga
pendidikan harus tumbuh motivasi bahwa hasil kegiatannya mencapai
mutu tertentu yang meningkat terus menerus, terutama sesuai dengan
kebutuhan dan harapan pengguna..
3. Setiap pimpinan harus berorientasi pada proses dan hasil jangka panjang.
Penerapan manajemen mutu terpadu dalam pendidikan bukanlah suatu
proses perubahan jangka pendek, tetapi usaha jangka panjang yang
konsisten dan terus menerus.

7

4. Dalam menggerakkan segala kemampuan lembaga pendidikan untuk
mencapai mutu yang ditetapkan, haruslah dikembangkan adanya kerjasama
antar unsur-unsur pelaku proses mencapai hasil mutu
B. Kinerja Sumber Daya Manusia
Menurut Palupi, 2013. Sumber daya manusia atau biasa disingkat SDM
merupakan potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan
perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu
mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam
menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dan tatanan yang seimbang dan
berkelanjutan. Dalam pengertian praktis sehari-hari, SDM lebih dimengerti
sebagai bagian integral dari sistem yang membentuk suatu organisasi. Sumber
daya manusia yang kompeten dan berkualitas sangat dibutuhkan untuk
mendukung produktivitas dan aktivitas agar tujuan perusahaan atau organisasi
dapat tercapai dengan sempurna. SDM merupakan salah satu faktor kunci
dalam reformasi pendidikan, yakni bagaimana menciptakan SDM yang
berkualitas dan memiliki keterampilan serta berdaya saing tinggi dalam
persaingan global.

Gouzali dalam Kadarisman (2012) mengemukakan bahwa pengembangan
sumber daya manusia merupakan kegiatan yang harus dilaksanakan organisasi
agar pengetahuan (knowledge), kemampuan (ability), dan keterampilan (skill)
mereka sesuai tuntutan pekerjaan yang mereka lakukan. Dengan kegiatan
pengembangan ini, maka diharapkan dapat memperbaiki dan mengatasi
kekurangan dalam melaksanakan pekerjaan dengan lebih baik, sesuai dengan
perkembangan ilmu dan teknologi yang digunakan oleh organisasi.

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aset utama dan mempunyai
peran yang penting bagi kelangsungan hidup suatu organisasi, baik organisasi
pemerintah maupun swasta. Pengembangan (development) adalah dalam
lingkup mewakili suatu investasi yang berorientasi ke masa depan dalam diri
pegawai (Ambar, 2009: 220).

8

Kadarisman

(2012),

Manfaat

yang

diperoleh

dengan

kegiatan

pengembangan sumber daya manusia adalah sebagai berikut:
a. Organisasi akan berkemampuan menyesuaikan diri dengan kebutuhan
sekarang
b. Organisasi akan mempunyai SDM yang selalu tampil meyakinkan dalan
melaksanakan pekerjaan
c. Organisasi akan mampu menjawab tantangan perkembangan keadaan
masa depan
d. Program organisasi akan tidak pernah ketinggalan dari para pesaingnya
e. Organisasi dapat meningkatkan prestasi pegawai secara individual maupun
kelompok
f. Mekanisme organisasi lebih fleksibel dalam menggunakan teknologi baru
g. Biaya produksi yang dikeluarkan lebih efisien
h. Organisasi dapat mempersiapkan pegawai-pegawai untuk menduduki
jabatan yang lebih tinggi.
Sumber daya manusia yang ada didalam suatu organisasi perlu
pengembangan sampai pada taraf tertentu sesuai dengan perkembangan
organisasi. Apabila organisasi ingin berkembang seyogyanya diikuti oleh
pengembangan sumber daya manusia. Pengembangan sumber daya manusia
ini

dapat

dilaksanakan

melalui

pendidikan

dan

pelatihan

yang

berkesinambungan. Pendidikan dan pelatihan merupakan upaya untuk
pengembangaan SDM, terutama untuk pengembangan kemampuan intelektual
dan kepribadian. Pendidikan pada umumnya berkaitan dengan mempersiapkan
calon tenaga yang digunakan oleh suatu organisasi, sedangkan pelatihan lebih
berkaitan dengan peningkatan kemampuan atau keterampilan.
Pendidikan dan pelatihan ini, langkah awalnya perlu dilakukan analisis
kebutuhan atau need assessment, yang menyangkut tiga aspek, yaitu : (1)
analisis organisasi, untuk menjawab pertanyaan : "Bagaimana organisasi
melakukan pelatihan bagi pekerjanya", (2) analisis pekerjaan, dengan
pertanyaan : " Apa yang harus diajarkan atau dilatihkan agar pekerja mampu
melaksanakan tugas atau pekerjaannya" dan (3) analisis pribadi, menekankan
"Siapa membutuhkan pendidikan dan pelatihan apa". Hasil analisis ketiga

9

aspek tersebut dapat memberikan gambaran tingkat kemampuan yang ada di
organisasi tersebut.
Kinerja atau performance dipengaruhi oleh beberapa faktor yang disingkat
"ACHIEVE" yaitu : ability (kemampuan pembawaan), capacity (kemampuan
yang dapat dikembangkan), incentive (insentif material dan non-material),
environment (lingkungan tempat kerja), validity (pedoman, petunjuk dan
uraian kerja) dan evaluation (umpan balik hasil kerja). Dari beberapa faktor di
atas, yang dapat diintervensi dengan pendidikan dan pelatihan adalah capasity
atau kemampuan pekerja yang dapat dikembangkan, sedangkan faktor lainnya
diluar jangkauan pendidikan dan pelatihan.

C. Prospek ASEAN Community 2015
ASEAN Community merupakan suatu cita-cita dari negara-negara yang
tergabung dalam Organisasi Regional yaitu ASEAN, untuk membentuk suatu
masyarakat yang damai, harmonis, makmur, sejahtera dan terintegrasi di
wilayah ASEAN tersebut. Dasar dari upaya pembentukannya adalah untuk
lebih memperkuat, mempercepat, dan mengimplementasikan kerjasama
diantara negara anggota ASEAN. Adapun ASEAN Community ini mencakup
3 konsep besar yaitu Komunitas bidang politik, keamanan, dan hukum
(ASEAN Political Security Community), Kerjasama dibidang ekonomi.
(ASEAN Economic Society), Kerja sama di bidang ini mencakup
Pembangunan Manusia, Kesejahteraan Sosial dan Perlindungan Sosial,
Keadilan

Sosial

Pembangunan

dan

Hak-hak,

Identitas

penjaminan
ASEAN,

Kelestarian
serta

Lingkungan,
Pengurangan

Kesenjangan Pembangunan. (ASEAN Socio-cultural Community). Unsur
pendidikan merupakan bagian dari ASEAN Socio-cultural Community.
Kerangka sosial budaya, terdapat aspek pendidikan yang diharapkan
mampu menopang ASEAN Community 2015. Sebelumnya pada tahun 1995,
ASEAN memiliki jaringan pendidikan tinggi, yakni ASEAN University
Network (AUN). AUN sebagai hasil konferensi tingkat tinggi ke-4 ASEAN

10

pada tahun 1992 silam. Pendirian AUN ini tidak lain adalah untuk
mempercepat solidaritas dan pengembangan identitas regional melalui
promosi pengembangan sumber daya manusia dengan jalan penguatan
jaringan yang sudah ada di tingkat universitas dan institut pendidikan
unggulan di kawasan.
Aspek sosial budaya diperlukan untuk pengembangan rasa kebersamaan
dan solidaritas, termasuk didalamnya pengembangan sumber daya manusia di
bidang pendidikan. Harapannya, ketika tingkat SDM masyarakat ASEAN
sudah setara (equal), akan semakin mempercepat integrasi ekonomi sebagai
pilar utama ASEAN Community. Hal ini sesuai dengan pemikiran Menko
Kesra, Agung Laksono yang mengusulkan tentang peningkatan kerjasama
negara ASEAN di bidang pendidikan. Kerjasama ini untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia, terutama siswa dan mahasiswa di kawasan
ASEAN.
ASEAN Community 2015 tentunya memberikan pengaruh bagi sektor
pendidikan di Indonesia, khususnya bagi perguruan tinggi di Indonesia. Ide
persaingan yang terjadi sebagai akibat dari pasar bebas ataupun ASEAN
single market mengharuskan perguruan tinggi siap menghadapinya. Kompetisi

pada perguruan tinggi tidak lagi hanya diantara perguruan tinggi di Indonesia,
namun sudah meliputi perguruan tinggi di regional ASEAN. Adanya pasar
bebas ini memberi peluang bagi perguruan tinggi asing untuk masuk dan
didirikan di wilayah Indonesia sesuai dengan pasal 90 Undang-Undang No 12
tahun 2012 tentang pendidikan tinggi.

11

BAB III
METODE PENULISAN

A. Jenis Tulisan
Berdasarkan data-data yang kami peroleh dari buku, jurnal maupun
website resmi yang relevan dengan topik serta permasalahan maka jenis

tulisan pada karya tulis ini yaitu library research atau penelitian kepustakaan.

B. Objek Penulisan
Karya tulis ilmiah ini menitikberatkan pada inkubator pendidikan dan
teknologi: peningkatan daya saing dan pengembangan sumber daya manusia
dalam menghadapi ASEAN Community 2015 sebagai objek yang penulis teliti
dengan melalui data-data pustaka.

C. Teknik Pengumpulan Data
Data dikumpulkan dari sumber-sumber bacaan berupa jurnal, buku, artikel
ilmiah di internet, komunikasi pribadi dan sumber-sumber lain yang relevan
dengan topik yang dibahas. Pada tahap ini data tersebut dicari dan
diidentifikasi. Data diseleksi, yang sesuai dengan topik tulisan dipisahkan dari
data yang tidak sesuai. Data yang sesuai dengan topik tulisan dipisahkan
berdasarkan kesesuaiannya dengan sub-sub judul dalam kerangka tulisan.
D. Teknik Analisis Data
Data-data yang diperoleh dari buku, jurnal, maupun website resmi dikelola
satu sama lain sehingga saling berhubungan dengan lainnya. Hal yang
dilakukan yaitu memilih data-data yang sesuai dengan permasalahan yang
dibahas. Kemudian, data-data tersebut dianalisis lagi dalam penulisannya agar
data yang disajikan mudah dipahami. Adapun analisis data yang digunakan
pada karya tulis ilmiah ini yaitu analisis deskriptif.

12

BAB IV
ANALISIS DAN SINTESIS

Pendidikan di Indonesia merupakan suatu pengaruh yang besar terhadap
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam menwujudkan Indonesia yang
lebih berkembang dalam sector pendidikan. Tingkat kemajuan dunia pendidikan
dapat dilihat dari berbagai aspek-aspek yakni tingkat kemampuan pelajar dalam
pencapaian indicator pendidikan serta memenuhi segala tentang kognitif, afektif,
dan psikomotorik. Sementara itu, komisi tentang pendidikan Abad ke- 21
(Commission on Education for the “21” Century) telah merekomendasi empat
strategi dalam menyukseskan pendidikan diantaranya learning to learn, learning
to be, learning to do, dan learning to be together .

Mengacu pada konsep tersebut, maka dalam situasi yang selalu berubah
terus menerus, idealnya pendidikan tidak hanya berorientasi terhadap perubahan
tingkah laku seseorang akan tetapi mengacu pada masa kini dan masa depan untuk
itu pendidikan hendaknya melihat jauh kedepan dan memikirkan apa yang akan
dihadapi di masa yang akan datang dengan meningkatkan daya saing global serta
pengembangan sumber daya manusia yang ada.
Belajar efektif dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat kepada
kemampuan pelajar yang berdasarkan indikator keberhasilan. Pembelajaran yang
memusatkan kemampuan pelajar dapat diamati dengan menumbuhkan komunitas
belajar dalam bentuk kelompok. Persoalan sekarang ini adalah bagaimana
menciptakan ruang kepada pelajar untuk menemukan cara yang terbaik dalam
mengembangkan kemampuan mereka baik itu kamampuan dlam bidang
pendidikan maupun pengembangan teknologi. Dalam mengatasi persoalan
terasebut Penulis berinisiatif untuk membuat inkubator pendidikan dan teknologi
yang berfungsi sebagai ruang dan bertujuan untuk merangsang pelajar untuk lebih
giat mengasah kamampuan mereka.

13

A.

Gambaran Umum Inkubator Pendidikan dan Teknologi
Lembaga pedidikan diartikan sebagai fasilitator serta mempunyai
wewenang dalam mengawasi jalannya proses pendidikan yang sering
terdapat permasalahan didalamnya yang kemudian diberikan suatu kebijakan
yang tepat dalam menanganinya. Inkubator pendidikan dan teknologi adalah
suatu organisasi yang memiliki kapabilitas untuk menampung dan
meningkatkan kapasitas gift dan atau keterampilan yang dimilki oleh peserta
didik maupun maha peserta didik hasil binaan dari sekolah maupun
perguruan tinggi.
Secara umum inkubator dibentuk dengan tujuan :
(1)

Memerikan wadah kepada pelajar yang memiliki suatu kapasitas dalam
mengembangkan kemampuan berdasarkan indilator yang telah
dicanangkan pemerintah dan membentuk karakter kapada pelajar yang
masuk dalam kategori gifted children

yang potensial untuk di

ikutsertakan terhadap berbagai event-event tingkat nasional, sehingga
mampu sukses menghadapi persaingan global,
(2)

Menekankan kamampuan intelektual yang dimiliki individu dengan
memberikan suatu sarana maupun prasaran dalam pembentukan
konsep diri,

(3)

Pengembangan deklaratif dengan memberikan media tepat guna
terhadap kemampuan dan bakat yang dimiliki.

(4)

Peningkatan kegiatan yang menarik dengan membuat kegiatankegiatan

internal

yang

sesuai

dengan

standarlisasi

strategi

pembelajaran.
(5)

Pemberdayaan sumber daya manusia dengan memberikan ruang
kepada individu untuk menyalurkan segala bentuk kreativitas dalam
bidang teknologi.

14

B. Strategi-Strategi Tahap Penyeleksian dan Pelaksanaan
Strategi penyeleksian

adalah salah satu cara yang dilakukan untuk

mendapatkan pelajar-pelajar (individu) yang akan dibina dalam inkubator ini
dengan melihat kriteria yang telah ditentukan. Kemudian, strategi pelaksanaan
adalah tahapan yang dilakukan kepada pelajar setelah melewati penyeleksian.
Adapun peta konsep dari strategi penyeleksian dan pelaksanaan adalah sebagai
berikut:

Strategi-Strategi

Jenis-Jenis

Analisa
Individu

Pelaksanaan

Infrastruktur dan Sumber
Belajar

Seminar
ilmiah

Pengenalan
infrastruktur

Fasilitas

Tingkah laku
dan karakteristik

Pelatihan

Tingkat
kecerdasan
Gifted
children

Observasi

a. Laboratorium
b. Pusat penelitian
Permodalan
experimen

Penempatan
kerja

Gambar 4.1 Peta Konsep Strategi Penyeleksian dan Pelaksanaan
1. Analisa Individu
a. Seminar ilmiah
Seminar ilmiah adalah suatu pertumbuhan resmi yang berada di
ruangan membahas suatu topik masalah tertentu. Pelaksanaan seminar
dilakukan atas dasar pemahaman dan atau pemahaman tentang

15

inkubator pendidikan dan teknologi secara umum untuk menarik
perhatian dari berbagai kalangan termasuk siswa dan mahasiswa.
Kemudian peserta seminar diminta untuk membuat karya tulis atau
proposal penelitian tentang pengembangan teknologi.
b. Tingkah laku dan karakteristik
Kegiatan yang dilakukan dalam pembentukan karakter individu
dengan pemberiaan bahan ajar yang bermuatan keimaman dan
ketakwaan. Individu pada saat sekarang ini sering kali mengahadapi
tekanan dan kendala dalam disentegrasi kepribadian. Maka dari itu
perlunya pembentukan karakter dengan pemberian pendekatan makna
nilai-nilai religi dalam pengimplemntasiannya dalam kehidupan seharihari.
c. Tingkat kecerdasan
Tingkat kecerdasan merupakan salah satu aspek terpenting dalam
pendidikan. Kemampuan individu dapat ditentukan oleh tingkat
kecerdasannya, dengan dilihat dari bakat bawaan (heredititas) dan
faktor lingkungan. Pandangan tentang penyeleksian dilihat dari
kemampuan berpikir, kemampuan belajar, dan penyesuaaian diri
dengan intelejent questions (IQ) minimal 125-140, emotional questions
(EQ), spiritual questions (SQ) di atas rata-rata. Sehingga dapat
dikategorikan sebagai gifted children yang disesuaikan dengan ThreeRing Conceptions menurut Renzulli (1981, 2005)

The Triadich dari Renzulli-Monks merupakan pengembangan dari
Konsepsi Tiga Cincin Keberbakatan dari Renzulli. Model RenzulliMonks ini disebut model multi faktor yang melengkapi Konsepsi Tiga
Cincin Keberbakatan dari Renzulli. Dalam model multi faktornya
Monks mengatakan bahwa potensi kecerdasan istimewa (giftedness)
yang dikemukakan oleh Renzulli tidak akan terwujud jika tidak
mendapatkan dukungan yang baik dari sekolah, keluarga, dan
lingkungan di mana anak tinggal (Monks dan Ypenburg, 1995).

16

Kreativitas

Komitmen
Kemampuan Intelektual
Gambar 4.2 Piramida Gifted Children
Piramida Gifted children merupakan suatu tahapan dalam
pemilihan atau yang dikategorikan oleh penulis dengan tinjauan
tentang kemampuan intelektual diatas rata-arata maka dapat dikatakan
anak cerdas berbakat yang kemudian akan berikan suatu komitmen
untuk mengembangkan kemampuan yang pada akhirnya menghasilkan
suatu produk yakni suatu karya cipta.
2. Pelaksanaan
a. Pengenalan Infrastruktur
Infrastruktur adalah suatu sarana dan prasarana penunjang dalam
ketercapaian suatu tujuan. Bentuk pengenalan yang dilakukan dalam
tahap ini tentang penggunaan dan fungsi dari infrastruktur yang
disediakan oleh inkubator pendidikan dan teknologi seperti pangadaan
laboratorium umum dan pusat penelitian. Sesuai dengan sifatnya
infrastruktur

disediakan

oleh

sebagaimana

mestinya

sebagai

pemerintah
pengguna

yang
atau

dipergunaakan
pihak

yang

bersangkutan.
b. Pelatihan
Pelatihan merupakan suatu tahap yang cukup penting dalam proses
pelaksanaan tujuan inkubator pendidikan dan teknologi karena

17

individu yang terpilih dalam proses penyeleksian sebelumnya
diberikan suatu pembekalan tentang penggunaan infrastruktur yang
telah disediakan. Pelatihan sendiri diberikan untuk mengembangkan
wawasan dan pengetahuan tentang mengsiasati suatu proyek-proyek.
Selain dari itu pelatihan juga bertujuan meningkatkan sumber daya
manusia dalam bidang kompetensi terhadap perencanaan proyek.
c. Observasi
Observasi dilakukan untuk membuat suatu peninjauan lebih cermat
tentang kondisi ataupun teknisi pelaksanan yang dilakukan di lapangan
yang bertujuan untuk mendekatkan atau menyesuaikan individu
dengan lingkungan inkubator tersebut sehingga individu merasa
nyaman dalam menerima pembinaan yang diberikan.
Ada beberapa hal yang menjadi bahan pengamatan oleh individu
yaitu a) instruktur-instruktur yang terlibat dalam inkubator tersebut, b)
tujuan yang menyangkut apa yang diharapkan individu dari kegiatan
ini, c) ruang atau tempat yang menyangkut lokasi dari peristiwa yang
diamati, dan d) benda atau alat yang menyangkut jenis, bahan, dan
kegunaan benda atau alat yang dipakai pada saat kegiatan diadakan.
3. Infrastruktur dan Sumber Belajar
a. Fasilitas
Segala bentuk manifestasi dari tujuan sering kali terkait dengan
kualitas dan fasilitas yang memenuhi segala kebutuhan terhadap
pencapaian tujuan dari suatu lembaga atau instansi. Inkubator
pendidikan dan teknologi menyediakan fasilitas menjadi 2 yaitu
laboratorium dan pusat penelitian milik Negara dan dikelola oleh
anak bangsa hasil binaan dari sekolah maupun universitas.
1) Pusat penelitian
Pusat penelitian teknologi merupakan suatu akses bagi
individu yang terlibat lansung dalam lembaga atau instansi
yang mewadahi individu di sektor pendidikan dan teknologi.
Secara umum pusat penelitian diartikan sebagai pelaksana dan

18

pengembang rancangan dalam penelitian. Inkubator pendidikan
dan teknologi dapat menjadi wadah dalam pengembangan
teknologi yang mengurusi segala hal yang berkaitan dengan
peningkatan teknologi dengan adanya pusat penelitian bagi
individu.
Pengadaaan pusat penelitian yang dikelola anak bangsa
dibawah

pengawasan

pemerintah

diharapkan

dapat

menciptakan ketahanan dalam sector teknologi, selain itu jika
suatu permasalahan yang berkaitan dengan penyelewengan
melalui sarana teknologi maka inkubatorlah yang akan
mengatasi permasalahan terkait.
2) Laboratorium Teknologi
Indonesia

pada

dasarnya

telah

memiliki

beberapa

laboratorium teknologi baik itu dibawah naungan perguruan
tinggi maupun lembaga riset dan memiliki fungsi yang cukup
sama namun, dalam menjalankan fungsi dari laboratorium itu
sendiri masih kurang mampu memenuhi segala kebutuhan.
Menanggapi hal itu incubator pendidikan dan teknologi
diharapkan

dapat

memenuhi

segala

kebutuhan

dengan

memberikan sarana yang baik dan berstandarisasi internasional
dengan anggaran yang diajukan dari APBN dan kerjasama
dengan instansi swasta yang ada di Indonesia.
Selain fasilitas utama diatas, incubator pendidikan dan
teknologi juga didesignkan untuk memperadakan perpustakaan
dengan beberapa buku atau referensi tentang pendidikan dan
riset teknologi internasional supaya dalam meningkatkan
kualitasnya dapat beiringan dengan perkembangan teknologi
luar.

19

Pengadakan sarana penunjang atau fasilitas seperti diatas
diharapkan mampu memberikan suatu konstribusi yang besar
terhadap

perkembangan

IPTEK.

Kemudian

inkubator

pendidikan dan teknologi diharapkan mampu membuat suatu
produk dalam bidang teknologi yang dianggap masih kurang di
Indonesia. Dalam menghadapi tantangan kedepannya untuk
ASEAN Community 2015 indonesia dituntut untuk menjadi
leader di ASEAN dikarenakan potensi sumber daya manusia

yang sangat besar, sehingga pengembangan sumber daya
manusia bisa terisolasi dengan pemamfaatan sumber daya
tersebut.
b. Permodalan Eksperimen
Eksperimen sering kali dikaitkan dengan dunia sains yang
cakupannya berupa penelitian tentang segala hal yang bersifat
ilmiah dan dibuktikan dengan produk atau hasil eksperimen yang
dilakukan. Pada umumnya dana APBN dipakai dalam sector
pendidikan 20 %, akan tetapi penulis merasa belum cukup
dikarenakan yang menyangkut masalah pendidikan adalah masalah
utama yang kedua selain ekonomi untuk pemberdayaan terhadap
anggran pendidikan perlu diperhatikan dengan pertimbangan
adanya penyaluran berupa bahan dan alat untuk melakukan suatu
eksperimen terkait dunia pendidikan mapun riset tentang rekayasa
teknologi sehingga jika diperkirakan anggaran yang mesti
dikeluarkan sebesar 35% dan sudah mengcakup pengadaan sarana
laboratrium yang berstandar.

Pemberian permodalan untuk pengelola infrastruktur dalam
inkubator ini harus sikron dengan fasilitas serta tunjangan untuk
pengelola riset dan melaksanakan proyek yang telah disarankan
sebelumnya melalui proposal penelitian. Fungsi lain dari incubator
ini diantaranya Indonesia dapat membuat produk rekayasa

20

teknologi yang kelola lansung oleh Negara dan bukan dari
universitas-universitas yang dimaksudkan adalah LPPM (Lembaga
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat), ketika Negara telah
menyediakan wadah untuk masyrakat yang yang termasuk kategori
cerdas

berbakat,

Negara

telah

memjalankan

UU

tentang

perlidungan anak yang diantara tentang penddidikan khusus anak
yang mempunyai intelegensi dan berpeluang untuk di ikutkan
dalam event internasional.
c. Penempatan kerja
Sumber daya manusia saat ini masih sangat kurang dilihat
dari

jumlah

penduduk

Indonesia

dan

tingginya

angka

pengangguran. Menaggapi hal ini incubator pendidikan dan
teknologi secara lansung mengatasi sebahagian permasalahan
tersebut dengan memberikan suatu pekerjaan yang menjanjikan
untuk anak bangsa yang cerdas berbakat dikarekan ketika suatu
individu telah melewati beberapa tahap penyeleksian sebelumnya
yakni karya tulis atau proposal penelitian sampai penilaian dari
segi kogniif, afektif, dan psikomotorik.

Penempatan kerja dapat dilakukan dengan proses seleksi
atau hasil dari tahapan pelaksanaan yang berupa hasil observasi
dan hasil dari proyek yang telah diajukan sebelumnya. Pandangan
tentang suatu tugas dapat memberikan suatu respon positif dari
individu karena dapat menyalurkan pemikiran dan aspirasi dalam
bentuk ilmu pengetahuan serta menjadi instruktur dalam proses
seleksi berikut yang kemudian akan melahirkan generasi-generasi
yang kaya akan ilmu pengetahuan dan tidak cacat teknologi.
C. Peranan Inkubator dalam Menghadapi ASEAN Community 2015
Upaya untuk mewujudkan masyarakat pada dasarnya merupakan cita-cita
dari pembangunan bangsa. Kesejahteraan ini mencakup material, batin, dan

21

spiritual. Lebih dari itu pendidikan menghendaki agar peserta didiknya
menjadi individu yang menjalani kehidupan yang aman dan damai serta
mampu untuk menerapkan ilmu yang dimiliki kepada masyarakat. Oleh
karena itu pembangunan lembaga pendidikan diharapkan dapat memberikan
kontribusi yang nyata dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang aman,
sejahtera serta berpengetahuan tinggi baik dari segi teknologi maupun dari
segi ilmu pengetahuan. Sejalan dengan realitas kehidupan social yang
berkembang dalam masyarakat maka pengembangan nilai-nilai serta
peningkatan mutu pendidikan menjadi tema pokok rencana kerja pemerintah
khususnya dalam mengahadapi ASEAN community 2015.
Lembaga pendidikan di Indonesia dalam UU diklasifikasikan menjadi dua
kelompok yaitu sekolah dan luar sekolah. kemudian pembagian ini lebih
dirincikan lagi menjadi tiga bentuk yaitu:
1) Formal
2) Informal
3) nonformal
Ketiga bentuk dari lembanga pendidikan memiliki peran dan fungsi yang
berbeda-beda dalam masyarakat namun dibutuhkan oleh masyarakat satu
sama lain untuk pengembangan diri Non formal merupakan lembaga
pendidikan kedua dan lembaga ini diselenggarakan bagi masyarakat yang
memerlukan

layanan

pendidikan

formal

dalam

rangka

mendukung

pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, atau ingin
melengkapi

pendidikan

formal.

Lembaga

pendidikan

ini

berfungsi

mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan
pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan
kepribadian professional.

Salah satu contoh dari lembaga pendidikan

nonformal yaitu incubator pendidikan dan teknologi. Adapun peran dan
fungsi dari incubator ini terhadap masyarakat yaitu sebagai berikut:
1. Bidang Ekonomi: Dengan adanya inkubator maka individu dapat
melakukan suatu perbaikan ekonomi kehidupannya dan tentunya
bermanfaat untuk keluarganya dan masyarakat dengan ilmu dan

22

penguasaan teknologi yang dimiliki. Melalui pendidikan seseorang dapat
memperbaiki kehidupannya dari aspek finansial atau pendapatan yang di
terima melalui pemanfaatan pengetahuan yang mereka miliki dengan
keikutsertaan mereka dalam sebuah perlombaaan .
2. Bidang Sosial: Pentingnya lembaga pendidikan dalam bidang ini adalah
dapat mengahasilkan output yang memiliki tingkat intelektual yang baik
setidaknya dapat mengontribusikan dirinya kepada masyarakat, menjaga
hubungan yang baik antar masyarakat, dan ikut berperan dalam
mengahadapi ASEAN community dengan mengembangkan potensi yang
ada dan mempromosikan sumber daya manusia.
3. Bidang Pendidikan: Pendidikan merupakan proses transformasi ilmu
pengetahuan dan teknologi serta budaya, lalu mampu mengembangkannya
dan setidaknya dapat memberikan suatu pelayanan kepada masyarakat
dalam bidang tertentu. Transformasi ini maksudnya adalah pendidikan
dapat membuat seseorang dapat hidup dengan ilmu yang ia miliki. Selain
itu individu juga mampu untuk meningkatkan daya saing dengan ilmu
yang dimiliki baik teknologi maupun pengetahuan.

23

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarlan beberapa uraian diatas, maka penulis dapat menyimpulkan
beberapa poin yaitu:
1. Strategi penyeleksian dan pelaksanaan dari inkubator pendidikan dan
teknologi dengan menggunakan beberapa tahapan yaitu analisa
individu, pelaksanaan, dan infrastruktur dan sumber belajar. Analisa
individu terbagi atas seminar ilmiah, tingkah laku dan karakteristik,
tingkat kecerdasan dan gifted children sedangkan pelaksanaan terdiri
atas beberapa tahapan pengenalan infrastruktur, pelatihan, dan
observasi. Selain itu, pada infrastruktur dilakukan beberapa tahapan
fasilitas, laboratorium, pusat penelitian, dan penempatan kerja.
2. Incubator pendidikan dan teknologi mempunyai beberapa peranan dan
fungsi yang terpenting dalam kemajuan pendidikan dan teknologi
diantaranya sebagai transformasi ilmu dan teknologi sreta budatya
sehingga individu dapat mengktrobusikannya kepada masyarakat.
B. Saran
Adapun saran pada karya tulis ini yaitu:
1. Pemerintah: diharapkan melaksanakan incubator pendidikan dan
teknologi

agar

Indonesia

mampu

untuk

mengahadapi

Asean

Community 2015 dengan pemberdayaan masyrakat Indonesia.
2. Masyarakat: diharapkan menanggapi secara positif tentang adanya
inkubor pendidikan dan teknologi.
3. Pelajar:

diharapkan

agar

berpatisipasi

dalam

dilaksanakan oleh incubator pendidikan dan teknologi.

kegiatan

yang

24

DAFTAR PUSTAKA

Ambar. T. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia . Yogyakarta: Graha Ilmu
Bresman. 2009. Paradigma baru dalam meningkatkan mutu pendidikan dalam
Jurnal TABULARASA. PPS Unimed 06 (1): 79.
Hakim. Fathoni. 2013. ASEAN Community 2015 dan Tantangannya pada
Pendidikan Islam di Indonesia. IAIN Sunan Ampel: Malang.
Haryanto. Rudi, Silvia Russa. 2012. Pengembangan Strategi Pemasaran dan
Manajemen Hubungan Masyarakat dalam Meningkatkan Peminat
Layanan Pendidikan dalam Jurnal Ekonomi dan Bisnis 11 (1): 3031.
Kadarisman. M. 2012. Manejemen Pengembangan Sumber Daya Manusia .
Jakarta: Rajawali Pers.
Mahanani. 2013. Peran dan Fungsi Lembaga Pendidikan. www.medukasi.web.id. Diakses pada tanggal 16 Agustus 2014 (19:42
WITA).
Rusman, dkk. 2011. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pers.
Samuel.M.P Hutabarat. 2013. Perguruan Tinggi Indonesia dan ASEAN
community 2015. Online, www.persatuanIndonesia.or.id.. Diakses
pada tanggal 15 Agustus 2014 (15:05 WITA).
Sutarman, 2012. Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Tim Pengembangan MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. 2011. Jakarta:
Rajawali Pers.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Widodo. 2009. Upaya Meningkatkan Kinerja SDM melalui Komitmen Dan
Orientasi Belajar . Fakultas Ekonomi UMP: Semarang.