UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PADA MATERI DENAH DAN PETA DENGAN METODE PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MODEL PASA (PICTURE AND STUDENT ACTIVE) UNTUK SISWA KELAS III SDN I NGLAMPIR KECAMATAN BANDUNG KABUPATEN TULUNGAGUNG NURYATIN
PENA SD (Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Anak Sekolah Dasar)
Volume 2 Nomor 1 Desember 2016: 81 - 93
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
PADA MATERI DENAH DAN PETA DENGAN METODE PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
MODEL PASA (PICTURE AND STUDENT ACTIVE)
UNTUK SISWA KELAS III SDN I NGLAMPIR
KECAMATAN BANDUNG KABUPATEN TULUNGAGUNG
NURYATIN1)
1)
Guru SDN I Nglampir Kecamatan Bandung Kabupaten Tulungagung
e-mail: nur.nglampir02@gmail.com1)
ABSTRAK
Dalam rangka meningkatkan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) serta
menghilangkan kesan bahwa pelajaran IPS hanya bersifat hafalan saja, maka perlu
diupayakan metode yang dapat memotivasi untuk menuntaskan materi dengan baik. Di sisi
lain, pengembangan kurikulum mengacu kepada siswa sebagai pusat sumber belajar,
sehingga dalam strategi pembelajaran IPS diharapkan siswa dapat menguasai konsep atau
materi secara proporsional. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh penggunaan metode pembelajaran kontekstual modelPASA (Pictures and Student
Active) terhadap peningkatan hasil belajar IPS materi denah dan peta untuk siswa kelas III
SDN I Nglampir.Pada penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian
tindakan kelas (PTK). Penelitian ini berlangsung pada semester I tahun ajaran 2015/2016 dan
dilakukan dalam 2 siklus. Proses pembelajarandengan metode pembelajaran kontekstual
melalui model PASA dilaksanakan dengan tahapan: (1) pembagian kelompok kecil; (2) siswa
mendeskripsikan gambar; (3) menelaah dan menganalisis setiap gambar; (4) mendiskusikan
gambar-gambar tersebut (5) melakukan presentasi lisan; (6) melaksanakan post test berupa
kuis dan soal-soal objektif/subjektif. Hasil analisis dan refleksi setelah diberi tindakan pada
siklus I dan siklus II menunjukan bahwa hasil pembelajaran kontekstual dengan model PASA
dapat meningkatkan proses dan hasil belajar. Pada siklus I,sebanyak16 siswa (64%) tuntas
belajar sedangkan 9siswa ( 36%) tidak tuntas belajar. Pada siklus 2 terjadi peningkatan yang
signifikan yaitu 23siswa (92%) tuntas belajardan 2 siswa (8%) tidak tuntas belajar. Maka
berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran IPS
materi denah dan peta melalui metode pembelajaran kontekstualdengan Model PASA
(Pictures and Student Active) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SDN I
Nglampir tahun pelajaran 2015/2016.
Kata Kunci : Metode pembelajaran kontekstual, Model PASA (Pictures and Student Active),
Ilmu Pengetahuan Sosial
BAB I PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu upaya dalam
tersebut menjadi tanggung jawab pendidikan,
terutama
dalam
mempersiapkan sumber daya manusia yang
menjadi
subyek
memiliki
sesuai
menampilkan keunggulan dirinya yang tangguh,
tuntutan pembangunan bangsa, dimana kualitas
kreatif, mandiri, dan profesional pada bidang
suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh faktor
masing-masing.
pendidikan. Perwujudan masyarakat berkualitas
pendidikan dapat tercapai secara optimal, apabila
keahlian
dan
keterampilan
81
menyiapkan
yang
Upaya
peserta
makin
pe-ningkatan
didik
berperan
kualitas
E-ISSN: 2477-8486
PENA SD (Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Anak Sekolah Dasar)
Volume 2 Nomor 1 Desember 2016: 81 - 93
dilakukan
pengembangan
terhadap
komponen
Berbagai
upaya
dan
pendidikan
untuk
IPSkhususnya materi denah dan peta di Sekolah
perbaikan
itu
Dasar Negeri
sendiri.
me-ningkatkan
lebih
mutu
I Nglampir masih sedikit diasah,
banyak
menangani
pembelajaran
pendidikan telah dilakukan oleh pemerintah
keterampilan motorik. Maka tidak heran jika
antara lain dengan jalan melengkapi sarana dan
kemampuan memahami materi denah dan peta
prasarana,
masih sangat rendah.
meningkatkan
kualitas
tenaga
Fenomena tersebut di atas terjadi karena (1)
pengajar, serta penyempurnaan kurikulum yang
menekankan pada pe-ngembangan aspek-aspek
guru
yang ber-muara pada peningkatan dan pe-
pembelajaran khususnya pembelajaran materi
ngembangan kecakapan hidup (Life Skill) yang
denah dan peta agar lebih menarik (2) siswa tidak
diwujudkan
mem-punyai
melalui
pencapaian
kompetensi
tidak
berusaha
mem-variasikan
pengetahuan
peserta didik untuk dapat menyesuaikan diri, dan
bahan kimia yang cukup
berhasil di masa yang akan datang.
memahami
istilah
atau
penguasaan
(3) siswa sulit untuk
kimiawi
karena
jarang
Pelaksanaan pembelajaran IPS merupakan
digunakan dalam kegiatan sehari-hari. Dalam
sebuah investasi jangka panjang dalam upaya
rangka meningkatkan hasil belajar IPS khususnya
peningkatan
manusia
pada materipembelajaran materi denah dan peta,
Indonesia, hasil yang diharapkan itu akan dapat
pendekatan pembelajaran yang efektif, efisien
dicapai dalam waktu cukup lama. Oleh karena itu,
dan terpadu disesuaikan dengan proses dan
pembelajaran IPS harus terus ditingkatkan dan
kemampuan siswa dapat dilakukan, diantaranya
dilakukan dengan kesabaran dan keikhlasan. Hal
dengan meng-adopsi model Picture to Picture
ini
tentu
mutu
sumber
diperlukan
mendukung
tindakan
yang
dan Examples on Examples. Namun, peneliti
pembelajaran
yang
mencoba
suatu
terciptannya
daya
untuk
menampilkan
model
pembelajaran dengan gaya Pictures and Student
kondusif.
Active (PASA) On Board Stories and Pictures
Untuk mencapai tujuan tersebut di atas,
Stories.
pemerintah dalam hal ini Direktorat Pendidikan
memperkenalkan
Dalam pendekatan pembelajaran kontekstual
pembelajaran yang berpendekatan kontekstual
model Pictures and Student Active diharapkan
(Contextual Teaching and Learning atau CTL).
siswa dapat meng-konstruk secara kognitif, dan
Pem-belajaran kontekstual adalah suatu konsep
afektif dengan daya kreasi serta menganalisis
pembelajaran yang membantu guru mengaitkan
secara kritis terhadap visualisasi. Konsep utama
antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia
dari Picture and Student Active adalah Know How
nyata siswa. Guru hendaknya mendorong siswa
to
untuk membuat hubungan antara pengetahuan
mengetahui). Dengan demikian muncul suatu
yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
pernyataan bahwa siswa akan lebih mudah me-
kehidupan mereka sehari-hari.
mahami gambar daripada membaca, tetapi tanpa
Lanjutan
Pertama
Temuan
di
(2002)
lapangan
Know
membaca
mengindikasi-kan
(mengetahui
bagaimana
akan sulit untuk
harus
mendeskripsikan
bahwa pembelajaran materi denah dan peta IPS
gambar.Oleh karena itu penting kiranya melihat
yang
pengaruh
begitu
kompleks
belum
mendapat
penggunaan
pembelajaran
penanganan yang serius. Hasil observasi awal
kontekstualdengan Model PASA (Pictures and
peneliti
Student Active) pada pembelajaran IPS.
menemukan
bahwa
pengajaran
82
E-ISSN: 2477-8486
PENA SD (Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Anak Sekolah Dasar)
Volume 2 Nomor 1 Desember 2016: 81 - 93
Berdasarkan latar belakang di atas, maka
BAB II KAJIAN TEORI
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
Pembelajaran Kontekstual
Menciptakan masyarakat belajar bukanlah hal
bagaimana hasil belajar materi denah dan peta
penerapan
yang mudah apalagi jika ini dikaitkan dengan
pembelajaran kontekstual model PASA (Picture
hasil pembelajaran di sekolah. Siswa bukan
and Student Active) untuk siswa kelas III Sekolah
sebagai objek dari transfer ilmu melainkan
Dasar Negeri I Nglampir Kecamatan Bandung
sebagai
Kabupaten
Tulungagung
mendapatkan serta menguraikan ilmu. Siswa
2015/2016.
Adapun
pada
pembelajaran
IPSdengan
tahun
pelajaran
subjek
yang
harus
menggali,
ini
dituntut mandiri dalam memecahkan masalah,
berdasarkan rumusan masalah di atas adalah
meng-analisis lingkungan, melakukan adaptasi
untuk
penggunaan
sosial dan menjembatani setiap per-masalahan
pembelajaran kontekstual model PASA (Picture
dalam kehidupan. Proses pembelajaran akan lebih
and Student Active) terhadap peningkatan hasil
bermakna apabila siswa sendiri yang menemukan
belajar IPS materi denah dan peta pada siswa
jawaban atas permasalahan ilmu. Komunikasi
kelas
I
verbal, hafalan, daya ingat mungkin membantu
Kabupaten
dalam kehidupan nantinya tetapi tanpa dibekali,
mengetahui
III
tujuan
penelitian
pengaruh
Sekolah
NglampirKecamatan
Dasar
Negeri
Bandung
skill, ability dan inquiry dalam memecahkan
Tulungagung tahun pelajaran 2015/2016.
masalah mustahil hidupnya akan ber-makna.
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat
memberikan
sumbangan
memecahkan
suatu
dalam
Pembelajaran kontekstual adalah pendekatan
langsung
proses belajar mengajar dalam rangka mencari
pe-mikiran
masalah
baik
maupun tidak langsung dan juga diharapkan
produktifitas
dapat memberi manfaat yang berguna bagi
kurikulum sebagai acuan atau rambu-rambu
berbagai pihak, antara lain bagi siswa dan guru.
pembelajaran
Bagi siswa penelitian ini diharapkan membantu
strategi belajar yang baik artinya pembelajaran
siswa mencapai kompentensi diri dalam menun-
kontekstual senantiasa berkembang mengikuti
taskan materi pembelajaran IPS, membantu siswa
trend
meningkatkan hasil belajar materi denah dan pe-
kontekstual adalah pendekatan pembelajaran
ta,
positif
yang memiliki tujuh (7) komponen yaitu: (1)
seperti kebiasaan bekerja sama dalam kelompok,
Constructivism, (2) Questioning, (3) Inquiry (4)
aktif
Learning Community (5) Modelling (6) Reflection
menciptakan
dalam
bersosialisasi,
kebiasaan-kebiasaan
kegiatan
belajar
mengemukakan
mengajar,
pendapat,
meningkatkan
pengetahuan
harus
sistem
Standarisasi
dikembangkan
pendidikan.
dengan
Pembelajaran
dan(7) Authentic Assessment (Kasbollah, 2002).
dan
Pendekatan
sebagainya. Sedangkan bagi guru penelitian ini
diharapkan
pembelajaran.
di
atas
adalah
landasan
membangun kerangka berfikir, dimulai dari fakta,
dan
pengalaman tentang penelitan tindakan kelas,
data
me-ngembangkan
satuan
mengkonstruk pikirannya melalui pengalaman
pendidikan secara komprehensif dengan berbagai
ilmu dan pengamatan sosial terutama kegiatan
pendekatan dan penilaian, memotivasi untuk
pemecahan
selalu eksplorasi dalam teknik, metode dan model
menemukan jawaban dari setiap permasalahan
pembelajaran yang kreatif serta inovatif dalam
dengan kreatif, inovatif membangun dirinya agar
rangka meningkatkan hasil belajar siswa.
ber-guna
kurikulum
tingkat
83
dan
konsep.
Siswa
masalah.
bagi
orang
harus
Siswa
lain
harus
mampu
dapat
disekitarnya.
E-ISSN: 2477-8486
PENA SD (Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Anak Sekolah Dasar)
Volume 2 Nomor 1 Desember 2016: 81 - 93
Seperangkat fakta, data dan konsep dirangkai
konteks komunikasi kehidupan sehari-hari. Selain
menjadi kesatuan yang memiliki makna.
me-ngembangkan imajinasi juga diperlukan hasil
Siswa
akan
menjadi
inovatif
dari
dengan
kreasi
bangunan
fakta
yang
disusun
ketrampilan ingin selalu mengetahui hal-hal yang
berdasarkan alur peristiwa dan dikembangkan
tersamar.
dalam berbagai bentuk diantaranya adalah cerita
Guru
senantiasa
membimbing,
bergambar.
mendorong serta mem-buat penilaian pola pikir
Alangkah
siswa, bagaimana siswa menggali informasi,
menyenangkan
apabila
dalam
apakah yang telah mereka ketahui dan yang
proses belajar di kelas siswa dibekali dengan teori
belum diketahui. Ketrampilan dalam menemukan
dan fakta lapangan. Walaupun demikian unsur-
pengetahuan
unsur subjektif akan selalu
ada dalam mem-
buatkan
dapat
harus
me-libatkan
orang
lain
terutama kerjasama di kelas.
Kerjasama
di
kelas
dalam
visualisasi,
guru
membuat
deskripsi atau gambaran tentang apa yang akan
proses
pembelajaran memungkinkan terjadinya interaksi
dibuatnnya
afektif
Konsep ”To Know How to Know” pada Pelaja-
dan
psikomotorik
berkomunikasi,
karena
memperoleh
saling
informasi
dan
ran IPS
masalah
Konsep How to know sebenarnya berkaitan
pembelajaran
dengan bagaimana orang memperoleh pengeta-
tercapai dengan maksimal serta mengoptimalkan
huan tentang IPS, tetapi pada konsep to know
hasil yang diperoleh dengan merespon semua hal
how to know berkaitan dengan cara mengetahui
yang
dalam
bagaimana harus mengetahui, jadi kita mengeta-
maupun
hui IPS tetapi bagaimana IPS dapat kita ketahui.
pendapat se-hingga bentuk penilaian terhadap
Konsep To Know How to Know pada pembelaja-
siswa lebih akurat.
ran IPS akan lebih mampu melakukan eksplanasi
memberikan
sehingga
bentuk
alternatif
proses
diketahui
hasil
Visualisasi
pemecahan
belajar
dan
kemudian
baik
dalam
dikaryakan
catatan,
Proses
jurnal
Belajar
daripada membatasi diri pada peng-ungkapan
dan
bagaimana sesuatu terjadi sebagai narasi fiktif
Pembelajaran IPS
Visual dalam seni rupa berarti penglihatan
(Kuntowijoyo, 1994). Suatu peristiwa harus dapat
(Art and Design, 1995). Pandangan juga dapat
digambarkan secara lebih mendalam mengenai
berarti melihat. Visualisasi adalah upaya untuk
bagai-mana terjadinya, latar belakang apa yang
mendeskripsikan bias menjadi nyata; (Kuncoro,
melandasi lahirnya peristiwa tersebut.
2001) menerjemahkan keadaan semu menjadi
suatu
bentuk
yang
real,
nyata
dan dapat
BAB III METODE PENELITIAN
dirasakan. Peneliti mencoba menterjemahkan
Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian
visualisasi dalam proses belajar dan pembelajaran
IPS mengandung pengertian sebagai bentuk
ini
cerita bergambar yang di-manifestasikan pada
pendekatan
sebuah alur cerita dalam bentuk rangkaian
mendalam tentang penggunaan model PASA
gambar ber-makna serta kronologis.
(Picture and Student Active) On Board Stories and
Siswa
harus
dapat
adalah
Pictures
menghadirkan
pendekatan
ini
Stories
berupaya
dalam
kualitatif
mengkaji
rangka
karena
lebih
peningkat-an
dokumentasi fakta dan data secara jelas, objektif
kemampuan IPS siswa pada proses belajar
dan kronologis sehingga daya kritis terhadap
memahami dan merespon materi denah dan peta.
84
E-ISSN: 2477-8486
PENA SD (Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Anak Sekolah Dasar)
Volume 2 Nomor 1 Desember 2016: 81 - 93
Pendekatan ini sesuai dengan penelitian tindakan
PASA (Picture and Student Active) On Board
kelas
Stories and Pictures Stories.
karena
memenuhi
kriteria
penelitian
Sejalan
kualitatif.Moleong (1994) dalam bukunya Meto-
dengan
pendekatan
kua-litatif,
dologi Penelitian Kualitatif menyebutkan sebagai
peneliti mencoba me-ngembangkan 5 komponen
berikut: (1) peneliti sebagai instrumen utama yaitu
konsep pembelajaran melalui model PASA On
peneliti
dan
Board Stories and Pictures Stories yaitu: (1) Seeing
terlibat
(2) Describing (3) Learning (4) Analyzing dan (5)
langsung dalam penelitian (2) peneliti akan
Knowing. Kelima komponen tersebut bermuara
menyelidiki dan memaparkan data apa adanya di
pada Know How to Know
lapangan (3) hasil penelitian bersifat deskriptif
pembelajaran
karena data-data yang ter-kumpul hanya berupa
menahami,
kata-kata atau kalimat, bukan angka-angka.
berpartisipasi aktif.
sebagai
menganalisis
pengumpul
data
dimana
data
peneliti
PTK atau Classroom Action Research adalah
Desain
siswa
kritis
yaitu selama proses
arahakan
untuk
penelitian
untuk
me-ngetahui
menggunakan
selalu
serta
model
penelitian berbasis kelas atau sekolah, dimana
Kemmis dan M.C Taggart (1989)
dalam PTK terdapat tindakan untuk perbaikan
perencanaan (b) tindakan (c) observasi dan (d)
kegiatan
refleksi dengan alur sebagai berikut.
pembelajaran
maupun
peningkatan
yaitu (a)
mutu pembelajaran di kelas (Kasbollah, 1999).
Intinya dari penelitan tindakan adalah adanya
tindakan dalam menyelesaikan permasalahanpermasalahan
tindakan
praktis
kelas
pe-ngajaran.
bermuara
pada
Penelitian
persoalan-
persoalan yang dihadapi guru di kelas (Susilo,
Herawati, 2003) Dalam penelitian ini masalah
yang terjadi adalah kurang minatnya siswa pada
pelajaran IPS khususnya materi denah dan peta,
mereka jenuh karena guru hanya ber-cerita,
mencatat konsep, menghafal fakta sehingga
kemampuan IPS kurangyang ditandai dengan
Gambar 1
penurunan kualitas hasil belajar siswa. Kondisi ini
diperlukan
penelitian
pemecahan,
ini
diharapkan
sehingga
dapat
Rancangan/rencana awal adalah tahapan sebelum
dengan
mengadakan penelitian dimana peneliti menyu-
membantu
sunrumusan masalah, tujuan dan membuat ren-
meningkatkan pembelajaran dalam penguasaan
cana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen
materi denah dan peta.
penelitian dan perangkat pembelajaran. Adapun
PTK ini dilakukan oleh guru bidang studi
kegiatan dan pengamatan, me-liputi tindakan
yang merangkap sebagai penelitidibantu oleh
guru
lain
pada
rumpun
yang
sama
yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya mem-
serta
bangun pemahaman konsep siswa serta menga-
pengamatdari guru lain.Tindakan dibatasi pada
mati hasil atau dampak dari di-terapkannya pem-
model dan teknik dalam proses pembelajaran
belajaran
melalui pembelajaran kontekstual dengan model
dengan
pembelajaran
kontekstual
dengan model PASA (Picture and Student Active)
On Board Stories and Pictures Stories.
85
E-ISSN: 2477-8486
PENA SD (Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Anak Sekolah Dasar)
Volume 2 Nomor 1 Desember 2016: 81 - 93
mengajar, diskusi kelompok, presentasi lisan dan
Pada tahap refleksi, peneliti mengkaji, melihat
dan mempertimbang-kan hasil ataudampak dari
diskusi
kelas
(5)
catatan
lapangan
(6)
tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pe-
dokumentasi. Sumber data adalah siswa kelas III
ngamatan yang diisi oleh pengamat. Setelah itu
Sekolah Dasar Negeri I Nglampir tahun pelajaran
rancangan/rencana yang di-revisi berdasarkan
2015/2016 dengan jumlah siswa 25 siswa.
hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan
Pengumpulan Data
yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus
1.
Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data penelitian ini meliputi
berikutnya.
Observasi dibagi dalam dua siklus, yaitu
tes, post test dan lembar penilaian proses belajar.
siklus 1 dan 2, dimana masing-masing siklus
Tes adalah alat penilaian dengan pertanyaan-
dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang
pertanyaan yang diberikan kepada seseorang
sama) dan membahas satu sub pokok bahasan
dengan jawaban tertentu baik dalam bentuk lisan,
yang diakhiri dengan tes formatif di akhir masing-
tulisan maupun perbuatan (tindakan). Tes sebagai
masing
alat ukur hasil belajar di sekolah utamanya
siklus.
dimaksudkan
Dibuat
untuk
dalam
dua
memperbaiki
siklus
berkaitan
sistem
dengan
sejauhmana
siswa
telah
pengajaran yang telah di-laksanakan.
menguasai materi sesuai dengan harapan yang
Kancah dan Subjek Penelitian
diinginkan. Tes di kelas bagi siswa berhubungan
erat dengan aspek kognitif, psikomotorik dan
Penelitian dilaksanakan di kelas III Sekolah
pelajaran
afektif. Instrumen tes pada penelitian ini disusun
2015/2016 dengan jumlah 25 siswa. Peneliti
dalam 2 siklus berupa ulangan harian yang
bertugas sebagai guru pengajar di kelas tersebut.
masing-masing siklus berjumlah 20 soal objektif.
Dasar
Negeri
I
Nglampirtahun
Penelitian berlangsung pada semester I tahun
Sedangkan post test pada penelitian ini
pelajaran 2015/2016 selama 5 bulan (Agustus-
adalah pertanyaan-pertanyaan quiz yang harus
Desember 2016).
dijawab
spontan
oleh
siswa.
Siswa
harus
Peneliti memilih kelas ini sebagai tempat
menjawab dengan kecepatan daya kognitifnya.
penelitian karena melihat kondisi siswa di kelas III
Nilai post test ini diharapkan dapat memotivasi
pada saat proses belajar mengajar materi IPS
siswa dalam proses pembelajaran, sekaligus
yang terlihat kurang tertarik untuk belajar dan
sebagai standar nilai
terlihat jenuh serta bosan. Hal ini mengakibatkan
hasil belajar.
untuk menentukan nilai
prestasi belajar yang rendah pada kelas tersebut.
Adapun lembar penilaian proses belajar
Kondisi tersebut diduga akibat pembelajaran
dipergunakan untuk menilai siswa dalam ulangan
yang berjalan monoton dimana pendekatan dan
harian, quiz, tugas,
proses diskusi kelompok,
metode yang dipakai masih konvensional dan
diskusi
presentasi
kurang interaktif.
penilaian ini berupa format-format penilaian
Data dan Sumber Data
proses belajar mengajar.
2.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini
kelas,
dan
lisan.
Lembar
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan
meliputi: (1) lembar kerjasiswa, gambar denah
dan peta (2) LKS cerita gambar yang tersusun dari
adalah
hasil analisis kelompok dan individu dalam
lapangan. Pengamatan dilakukan untuk melihat
berbagai versi (3) hasil pengamatan proses belajar
langsung aktifitas siswa selama proses pem-
86
observasi/pengamatan
dan
catatan
E-ISSN: 2477-8486
PENA SD (Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Anak Sekolah Dasar)
Volume 2 Nomor 1 Desember 2016: 81 - 93
belajaran.
Observasi
mengetahui
memungkinkan
kesesuaian antara
Menentukan kelas yang akan di-gunakan untuk
untuk
harapan
penelitian;
dan
(2)
Me-nentukan
dan
menyusun
kelas.
rencana pembelajaran; (3) Menentukan topik
komprehensif
pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran
dalam kelas. Pengamatan dilakukan oleh teman
kontekstual model Picture and Student Active
serumpun dan guru lain dengan ber-pedoman
serta untuk lebih fokus lagi menentukan kelas
pada format pengamatan menyeluruh (lihat
mana yang akan dijadikan objek penelitian; dan
lampiran).
pengamatan
(4) Menyusun visualisasi materi dengan proyeksi
meliputi: perilaku siswa waktu belajar, kegiatan
gambar-gambar apa saja yang relevan dengan
diskusi siswa, partisipasi siswa dalam presentasi
tujuan pembelajaran ranah kognitif, dan afektif.
dan diskusi. Sehingga dapat diketahui secara jelas
1.
kenyataan
dari
Observasi
penelitian
dilaksanakan
secara
Aspek-aspek
bagaimana
aktifitas
tindakan
dalam
siswa
selama
Penelitian
proses
dilaksanakan
pada
bulan
September minggu ke-2 tahun 2016. Tahap
pembelajaran.
Catatan
Perencanaan siklus I
lapangan
dalam
perencanaan meliputi: (1) Rencana Persiapan
pem-belajaran
bertujuan untuk memperoleh data yang akurat
Pembelajaran
dan objektif apa adanya, sehingga hal-hal yang
dipergunakan untuk pe-nelitian adalah kelas III
tidak terekam dalam observasi dapat dilakukan
dengan jumlah 25 siswa; (3) Pokok bahasan
dengan
adalah materi denah dan peta.
catatan
lapangan
sebagai
bahan
pertimbangan perbaikan dan follow up tindakan
(RPP)
Pembelajaran
IPS;
(2)
kontekstual
Kelas
yang
model
PASA
selanjutnya.
adalah mengoptimalkan peran siswa sebagai
Analisis Data
individu dalam kelompok diskusi lewat media
Untuk mengetahui keefektifan suatu metode
gambar atau visual.Kegiatannya adalah sebagai
dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan
berikut: (1) Kelas III dibagi ke dalam 5 kelompok
analisa data. Pada penelitian ini menggunakan
heterogen (setiap kelompok 5 siswa); (2) Setiap
teknik analisa deskriptif kualitatif, yaitu suatu
kelompok mendeskripsikan gambar berdasarkan
metode
meng-
referensi buku,kemudian membuat deskripsi utuh
gambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan
me-ngenai pokok bahasan tersebut; (3) Pada saat
data
pembelajaran, masing-masing anggota kelompok
penelitian
yang
yang
diperoleh
bersifat
dengan
tujuan
untuk
mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa
saling
juga untuk mem-peroleh respon siswa terhadap
mempresentasikan di depan kelas; (4) Peneliti
kegiatan
memandu jalannya diskusi sementara siswa lain
pembelajaran
serta
aktivitas
siswa
mempelajari
selama proses pembelajaran. Untuk menganalisa
dapat
tingkat
mengomentari
keberhasilan
atau
persentase
ke-
kelompok
membuat
setiap siklus dilakukan dengan cara memberikan
melalui analisisnya.
Pada
cerita
mengajukan
berhasilan siswa setelah proses belajar mengajar
evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir
l
rekaan
tahap
pertanyaan,
atau
presentasi
dengan
interpretasi
evaluasi
meliputi:
(1)
dengan
cara
Mengevaluasi
Prosedur Penelitian
memberikan post test dalam bentuk pertanyaan
laksanakan
penelitian
pertemuan
ini
dengan
dilakukan
rumpun:
siswa
permasalahan
siklus.
Sebelum
kognitif
bergambardan
di-
quiz; (2) Mengumpulkan gambar-gambar sebagai
(1)
alat evaluasi dalam mengukur sejauhmana pe-
87
E-ISSN: 2477-8486
PENA SD (Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Anak Sekolah Dasar)
Volume 2 Nomor 1 Desember 2016: 81 - 93
ningkatan ranah kognitif siswa; (3) Pada saat
mengukur sejauhmana peningkat-an ranah afektif
pembelajaran ini guru meng-gunakan penilaian
siswa; (3) Pada saat pembelajaran ini guru
individual dan kelompok yang mengacu pada
menggunakan penilaian individual dan kelompok
ranah afektif serta ranah kognitif; (4) Semua
yang mengacu pada ranah afektif serta ranah
kegiatan PTK di kelas III baik observasi, analisis
kognitif; (4) Semua kegiatan PTK di kelas III
serta evaluasi direkam oleh peneliti sebagai follow
direkam oleh peneliti sebagai follow up untuk
up untuk mendapatkan gambaran hasil tindakan
mendapatkan
dan juga sebagai bahan refleksi siklus 1. Hasil
releksi.
gambaran
hasil
tindakan
dan
refleksi siklus 1 digunakan untuk membuat
perencanaan siklus 2.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
2.
Perencanaan pada siklus 2
Siklus I (On Board Stories)
Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober
Rencana Tindakan
minggu ke-1 tahun 2016. Tahap perencanaan
Penelitian tindakan kelas siklus I (On Board
meliputi: (1) Rencana Persiapan Pembelajaran
Stories) dilaksanakan pada tanggal 9 September
(RPP) IPS, (2) Kelas yang dipergunakan untuk
2016, di kelas III. Materi pelajaran yang disampai-
penelitian adalah kelas III(25 siswa); (3) Pokok
kan adalah denah dan peta.
bahasan adalahdenah dan peta.
Pelaksanaan Tindakan
Paparan
Adapun kegiatan sebagai berikut: (1) Kelas III
data
kegiatan
pelaksanaan
pe-nelitian
dibagi ke dalam 8 kelompok namun tetap
pembelajaran
heterogen (setiap kelompok berjumlah 3 siswa),
tindakan kelas siklus I adalah (1) Membuka
dengan anggota kelompok yang berbeda dari se-
pelajaran dengan salam, kemudian menjelaskan
belumnya;
meng-
secara singkat kompetensi dasar yang akan
identifikasikan informasi secara faktual dan rinci;
dibahas sementara siswa menyimak penjelasan
(3)
guru; (2) Menjelaskan secara singkat tentang
Pada
(2)
saat
Setiap
kelompok
pembelajaran,
masing-masing
pada
tindakan
satu
konsep dan contoh denah dan peta,sementara
hasil
identifikasi
siswa mendengarkan dan mencatat hal-hal yang
tersebut
kemudian
penting; (3) Guru meminta siswa untuk membuat
Setelah
kelompok dengan jumlah anggota 5 siswa, dalam
mengidentifikasi berbagai informasi dalam teks
hal ini dibentuk kelompok heterogen; (4) Siswa
tersebut, kemudian presentasi di depan kelas;
mempersiapkan alat tulis seperti, buku referensi,
(5)Peneliti memandu jalannya diskusi sementara
spidol warna, kertas warna, gunting, lem dan lain-
siswa lain dapat mengajukan pertanyaan, atau
lain; (5) Setiap siswa diberikan satu lembar kerja
mengomentari
dengan
(LKS) dan satu format kerja kelompok dengan
permasalahan
mendapatkan tugas yang berbeda; (6) Setiap
melalui analisisnya. Pada tahap evaluasi meliputi:
kelompok mendapatkangambar sesuai topik yg
(1) Mengevaluasi kognitif siswa dengan cara
dipilihkan
memberikan post test dalam bentuk pertanyaan
mendiskusikan bersama teman se-kelompok; (7)
quiz; (2) Mencari kata-kata kunci historis, aspek
Guru
kemanusian dan pengalaman hidup dalam cerita
memonitor
bergambar tersebut sebagai alat evaluasi dalam
memberikan pe-tunjuk apabila ada permasalahan
anggota
kelompok
gambar
dan
mereka
dari
mempelajari
me-maparkan
cerita
mendiskusikan
membuat
saling
hasilnya;
kelompok
rekaan
(4)
presentasi
interpretasi
88
kemudian
mengawasi
setiap
jalannya
memahami
kerja
pekerjaaan
dan
kelompok,
siswa
dan
E-ISSN: 2477-8486
PENA SD (Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Anak Sekolah Dasar)
Volume 2 Nomor 1 Desember 2016: 81 - 93
yang ditanyakan siswa; (8) Pada saat presentasi di
tentunya pada siklus I ini jalannya penelitian
depan kelas, setiap kelompok di-wajibkan maju
belum sampai pada tujuan yang diinginkan
dengan dua perwakilan siswa; (9) Diskusi dimulai
karena kesempurnaan belum mencapai hasil.
dari kelompok satu kemudian kelompok dua,
Evaluasi pertanyaan quiz boleh dibilang telah
kelompok tiga
mewakili dari keseluruhan substansi, namun
hingga kelompok terakhir; (10)
Guru berperan sebagai moderator yang meng-
pertanyaan
arahkankan jalannya diskusi sekaligus sebagai
mencari tingkat kognitif secara utuh. Picture and
jembatan penghubung per-masalahan, menilai
Student Active merupakan pengembangan inovasi
aspek afektif setiap individu dalam rangka
pembelajaran khususnya pe-lajaran IPS yang
kerjasama siswa antar dan dalam kelompok; (11)
dianggap sebagai pelajaran motorik. Dengan
Presentasi
pembelajaran kontekstual model PASA siswa
hasil
kegiatan
diskusi
kelas
objektif
juga
diperlukan
untuk
berlangsung dalam rangka saling mem-berikan
menjadi lebih antusias dalam pembelajaran.
infomasi kepada kelompok lain, dengan umpan
Refleksi
balik dan tanya jawab antar siswa kegiatan
Dari paparan deskripsi penelitian tindakan
pembelajaran men-jadi semakin hidup; (12) Setiap
kelas siklus I yang hasilnya sudah memuaskan,
siswa
me-
maka dalam pada refleksi peneliti hanya mencoba
nyanggah, memberikan masukan, memecahkan
menukar anggotakelompok untuk memastikan
masalah kepada kelompok presentasi; (13) Akhir
pembelajaran kontekstual model Picture and
diskusi setiap kelompok memberikan kesimpulan
Student
akhir
Guru
diimplementasikan. Berikut ini kegiatan pada
memberikan test berupa pertanyaan quiz untuk
siklus 2 penelitian tindakan kelas yaitu: (1)
mengukur tingkat kemampuan memahami materi.
Menukar dengan acak anggota kelompok namun
Observasi dan Evaluasi
tetap dengan jumlah berbeda (dua orang dalam
diperkenankan
yang
untuk
dibantu
oleh
bertanya,
guru;
(14)
Active
(PASA)
bener-bener
berhasil
Pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti
satu kelompok); (2) Diberikan ciri fakta gambar,
dibantu oleh seorang observer. Tujuan observasi
dibuatkan alur cerita bergambar oleh peneliti
pada penelitian ini antara lain: (1) mengamati
supaya lebih antusias memberikan dorongan dan
rangkaian
semangat siswa untuk bertanya, men-jawab dan
kegiatan
pembelajaran
dari
awal
sampai akhir; (2) memberikan masukan tertulis
memberikan komentar dalam diskusi kelas.
dan
Siklus I (Pictures Stories)
lisan
berkaitan
menganalisis
setiap
dengan
siswa
penelitian;
untuk
(3)
sejauhmana model pembelajaran
yang dipakai
mempengaruhi
afektif
psikomotor;
(4)
ranah
Melihat hasil evaluasi belajar siklus 1 dimana
dan
yang tuntas belajar 16 siswa dari 25 siswa (66%)
catatan-catatan
sedangkan yang tidak tuntas 9siswa (34%), maka
kognitif,
memberikan
Rencana Tindakan
me-rekam
penting kepada peneliti tentang siswa di kelas;
sebelum
(5) membantu peneliti untuk me-nyempurnakan
dilaksanakantanggal 2 Oktober 2016 peneliti
tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian
bersama tim melakukan refleksi hasil siklus 1.
tersebut.
Refleksi ini bertujuan untuk memecahkan masalah
format
observasi).
siklus
rancangan tindakan di siklus 2,
III dicatat, direkam dan diamati sepenuhnya oleh
(lihat
lanjutan
2
yang
dan kendala-kendala pada siklus 1, membuat
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas di kelas
Observer
penelitian
me-lakukan
Namun
89
E-ISSN: 2477-8486
PENA SD (Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Anak Sekolah Dasar)
Volume 2 Nomor 1 Desember 2016: 81 - 93
evaluasi terpadu terhadap peningkatan hasil
materi, sementara siswa mendengarkan dan men-
belajar ranahkognitif dan afektif.
catat hal-hal yang penting; (3) Guru meminta sis-
Pertemuan ini menghasilkan langkah-langkah
wa untuk membuat kelompok kecil dengan teman
sebagai berikut: (1) Me-lakukan persiapan dan
sekitarnya tanpa harus pindah kursi dan meja,
menyusun pembuatan rancangan pengajaran
jumlah setiap kelompok maksimal 3 siswa, dalam
yang lebih komprehensif pada siklus 2; (2) Siklus 2
hal ini dibentuk kelompok heterogen; (4) Siswa
tetap pada kelas yang sama yaitu III dengan
mem-persiapkan alat tulis dan buku referensi; (5)
jumlah 25 siswa; (3) Peneliti tetap pada materi
Setiap siswa diberikan satu lembar kerja (LKS) dan
denah dan peta; (4) Menyusun ulang visualisasi
satu format kerja kelompok dengan tugas yang
materi dengan proyeksi gambar-gambar yang
sama;
lebih terfokus pada tujuan pembelajaran.
kelompok, memonitor setiap pekerjaaan siswa
dan
Penelitian tindakan kelas siklus 2 tetap
(6)
Guru
mengawasi
memberikan
jalannya
petunjuk
apabila
kerja
ada
membutuhkan kerjasama rumpun mengingat
permasalahan yang ditanyakan siswa; (7) Pada
penelitian ini tidak dapat berjalan dengan baik
saat
tanpa adanya dukungan dan kerjasama dari
diwakilkan salah satu siswa dengan berdiri untuk
anggota rumpun. Peneliti bersama tim melakukan
me-maparkan data temuannya yaitu menjelaskan
analisis
materi
apa dan bagaimana gambar yang telah mereka
gambar, dengan harapan kekurangan pada siklus
analisis kemudian dijadikan cerita yang menarik,
1 baik kompetensi dasar, indikator, maupun
sementara
tujuan pembelajaran dapat berjalan dengan baik
kelompok yang menjelaskan; (9) Dalam men-
dan maksimal.
jelaskan
secara
mendalam
terhadap
presentasi
siswa
hasil
melakukan
Persiapan media dan sumber belajar juga
diskusi,
lain
setiap
kelompok
menyimak
temuannya
penelaahan
anggota
kelompok
dengan
lain
me-ngajukan
dilakukan di siklus 2 misalnya buku paket,
pertanyaan, sanggahan, dan komentar; (10) Siswa
visualisasi gambar dan lain-lain. Pada siklus 2
yang memaparkan datanya dilakukan secara
penelitian tindakan kelas tetap memakai observer
random
(pengamat), maka dibuat juga format observasi
seterusnya;
(11)
untuk
moderator
yang
memudahkan
pengamat
melakukan
dimulai
dari
kelompok
Guru
tiga
dan
berperan
sebagai
mengarahkankan
jalannya
penilaian dan refleksi. Penelitian tindakan kelas
diskusi sekaligus sebagai jembatan penghubung
pada siklus 2 (Pictures Stories) dilaksanakan pada
permasalahan,
tanggal 2 Oktober 2016 di kelas III. Materi
individu dalam kerjasama siswa antar dan dalam
pelajaran yang disampaikan adalah denah dan
kelompok; (12) Presentasi hasil kegiatan diskusi
peta.
berlangsung dalam rangka saling mem-berikan
Pelaksanaan Tindakan
infomasi kepada kelompok lain dimana setiap
menilai
aspek
afektif
setiap
Paparan data tindakan kegiatan pembelaja-
gambar cerita di-interpretasikan berbeda-beda,
ran pada pelaksanaan pe-nelitian tindakan kelas
siswa dapat membuat alur cerita sendiri menurut
siklus 2 hampir sama dengan siklus 1 yaitu: (1)
kemampuan
Membuka pelajaran dengan salam, kemudian
referensi;
menjelaskan secara singkat kompetensi dasar
menyanggah,
yang akan dibahas sementara siswa menyimak
mecahkan masalah diberikan penghargaan nilai
(13)
dirinya
Setiap
ber-dasarkan
siswa
memberikan
yang
rujukan
bertanya,
masukan,
me-
penjelasan guru; (2) Men-jelaskan secara singkat
90
E-ISSN: 2477-8486
PENA SD (Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Anak Sekolah Dasar)
Volume 2 Nomor 1 Desember 2016: 81 - 93
lebih;
(14)
Akhir
diskusi
setiap
bekerjasama
kelompok
dalam
kelompok
dasar-dasar
serta
dapat
visual
yang
memberikan kesimpulan akhir.
mengembangkan
Observasi dan Evaluasi
diterjemahkan ke dalam rangkaian kronologis
cerita.
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas siklus 2
dicatat, direkam dan diamati sepenuhnya oleh
Pada siklus 1 penelitian dengan pembelajaran
observer (lihat format observasi). Pada siklus 2 ini
kontekstualmodel PaSA (Pictures and Studen
penelitian
merupakan
Active) meng-embangkan pola berfikir kreatif,
penyempurnaan atau perbaikan karena bertujuan
disamping itu interaksi sosial antar teman sejawat
mencari format baru dan reinforcement hasil
dalam diskusi. Pola berfikir ini terlihat ketika siswa
peningkatan belajar IPS di kelas III.
melakukan analisis denah dan peta. Antusias
tindakan
kelas
siswa semakin besar ketika muncul pertanyaan
Dengan pembelajaran kontekstual model
dalam
arah mata angin. Siklus 1 walaupun semangat
pembelajaran, karena mereka melihat sesuatu
belajar dirasakan tidak sebesar siklus 2 hal ini
yang baru yaitu cerita bergambar. Dari hasil
disebabkan oleh kurangnya referensi dan sumber
observasi dan evaluasi siklus 2 sudah ada
belajar yang memadai.
PASA
siswa
menjadi
lebih
antusias
perbaikan namun tetap diketemukan hal-hal
Siklus 2 menggunakan pola Picture Stories
yang perlu mendapatkan perhatian yaitu gambar
(cerita bergambar). Suasana pem-belajaran di
supaya diberikan keterangan misalnya dengan
siklus 2 semakin antusias, karena siswa ditantang
abjad atau angka yang bertujuan menghindari
untuk meng-uraikan bergambar, siswa semakin
kesalahan dari siswa serta penjelasan yang rinci
siap dan aktif dalam merekontruksi teks, hal ini
dari lembar tugas siswa supaya tidak banyak
disebabkan
menyita
kegiatan
dipersipkan sejak dini. Jika dilihat dari format hasil
III
penilaian belajar siklus 1 walaupun masih ada
penelitian
waktu
bertanya.
tindakan
kelas
Semua
di
kelas
baik
sumber
tidak
belajar
tuntas
sudah
observasi, analisis, catatan dan evaluasi direkam
yang
oleh peneliti beserta observer sebagai untuk
pembelajaran kontekstualmodel PASA sedikit
perbaikan penelitian berikutnya.
banyak
Refleksi
dominasi
telah
berhasil
guru
Pembelajaran
Dari paparan deskripsi penelitian tindakan
namun
untuk
sebagai
kontekstual
secara
mulai
umum
mendongkrak
sentral
dengan
kemampuan siswa
kelas.
men-coba
kelas siklus 2, maka pada refleksi observer tidak
menggali
terutama
pada
lagi mem-permasalahkan pada substasi materi te-
model pembelajaran picture and Student Active
tapi lebih kepada teknis format lembar kerja siswa
telah mampu membuka semangat belajar di kelas.
Siklus 1 siswa belum merasa ter-tantang
yang lebih rinci atau jelas.
untuk
Pembahasan
menggali
informasi,
walaupun
pada
kenyataannya di lapangan banyak siswa yang
Perbedaan pembelajaran klasikal dengan
pembelajaran kontekstual ter-letak pada dinamika
senang
kelas yang produktif. Siswa menjadi lebih senang
kembangan
dan terfokus pada pokok bahasan. Pembelajaran
utamanya
kontekstualmodel
terbukti
meningkatkan hasil pembelajaran siswa. Pada
peka
siklus 1 setiap siswa dituntut untuk berani tampil
terhadap analisis lingkungan sekitar, mampu
mendeskripsikan temuan-nya. Dengan demikian
meningkatkan
PaSA
kemampuan
telah
berfikir,
91
dengan
model
penelitian
adalah
PaSA.
Dalam
tindakan
mencari
kelas
solusi
perini,
untuk
E-ISSN: 2477-8486
PENA SD (Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Anak Sekolah Dasar)
Volume 2 Nomor 1 Desember 2016: 81 - 93
siswa
dituntut
untuk
melakukan
Hasil evaluasi pada siklus 1 belum maksimal
analisis
mendalam. Selain itu pada siklus 1 kerjasama
kemudian
diperbaiki
kelompok dalam mengidentifikasi teks.
diberikan pertanyaan secara langsung berupa
pertanyaan
Pokok bahasan siklus 1 dan siklus 2 pada
quiz
pada
dengan
siklus
2.
tujuannya
Siswa
untuk
prinsipnya adalah mata rantai pokok bahasan
mengetahui hasil belajar secara langsung dan
yang terintegrasi dimana siklus 1 siswa mencoba
untuk mengembangkan metode pembelajaran
menjelaskan,
dan
yang dapat mempengaruhi peningkatan hasil
menganalisis, sedangkan pada siklus 2 siswa
belajar siswa. Sementara pada siklus 2 juga siswa
dituntut
mengiterpretasikan
urutan
cerita
diberikan pertanyaan quiz secara langsung dan
diskusi
yang
ternyata hasilnya memuaskan karena adanya
menarik terjadi pada siklus 2, karena siswa bukan
peningkatan hasil belajar. Dengan hasil yang
berhadapan pada teks buku tetapi berhadapan
signifikan antara siklus 1 dan siklus 2, peneliti di
pada gambar-gambar yang harus mereka tata
masa
ulang urutan ceritanya menjadi kisah yang
menggabungkan
menarik.
dengan rangkaian model PASA, harapannya
untuk
membuat
berdasarkan gambar. Debat
Banyak
siswa
yang
menyampaikan
yang
akan
datang
akan
model-model
mencoba
pem-belajaran
serta
adalah mencari titik temu yang valid metode
kemampuan. Tentunya disini pem-belajaran IPS
pembelajaran yang paling efektif untuk pelajaran
semakin menarik dan tidak membosakan.
IPS.
ceritanya
dengan
berbagai
versi
terjadi
Penelitian dengan pembelajaran kontekstual
perbaikan dan penyempurnaan pem-belajaran
model PASA mencoba menghilangkan dominasi
membuahkan
siswa
guru sebagai pusat transfer ilmu. Siswa semakin
menjadi lebih faham dalam menelaah gambar
kritis dan aktif, sebagai ilustrasi pada siklus 2,
denah dan peta. Siklus 1 siswa cenderung tidak
ketika mencoba mendeskripsikan gambar yang
dapat bebas mengemukakan pendapat karena
dihubungkan
keterbatasan
Dalam
setiap kelompok memiliki argumen masing-
kelompok yang minimal sumber buku, maka
masing, saling mem-pertahankan pendapatnya.
mereka kesulitan untuk menterjemahkan gambar-
Pada pem-bahasan cerita gambar kelas semakin
gambar.
ramai dengan berbagai argumen. Model PaSA
Setelah
refleksi
hasil
buku
pada
yang
dan
siklus
1,
diharapkan,
referensi.
dengan
kenyataan
sehari-hari,
bebas
yang mengadopsi model pem-belajaran Picture
berekspresi dengan cerita bergambar. Hal ini
on Picture ternyata mampu meningkatkan kualitas
dibuktikan dengan adanya ekspresi cerita, narasi
dan kuantitas pembelajaran IPS kelas III SDN I
pemikiran dari apa yang mereka lihat. Di dalam
Nglampir. Hal yang perlu digarisbawahi adalah
format gambar ada berbagai kegiatan, sehingga
dengan adanya penelitian tindak-an kelas maka
keragaman materi ini membuat siswa tertantang
guru akan lebih inovatif, memiliki kepedulian
untuk mendalami materi. Metode PASA siswa
pendidikan,
tidak lagi sebagai penerima ilmu tetapi sebagai
memiliki daya kreasi optimal dan yang lebih
pen-terjemah
penting lagi adalah kepada proses peningkatkan
Sedangkan
pada
ilmu,
siklus
2
mereka
siswa
melakukan
memiliki
semangat
membangun,
kualitas guru sebagai pendidik yang profesional.
rekonstruksi dengan bekal imajinasi dan rekayana
kreasi berdasarkan buku teks dan referensi
lainnya.
92
E-ISSN: 2477-8486
PENA SD (Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Anak Sekolah Dasar)
Volume 2 Nomor 1 Desember 2016: 81 - 93
Saran-saran
BAB V PENUTUP
Dalam rangka lebih meningkatkan kualitas
Kesimpulan
ini
pembelajaran di Sekolah Dasar (SD) maka peneliti
menggunakan pembelajaran kontekstual model
menyarankanpeng-adaan sumber pembelajaran
PASA (Pictures and Student Active) dengan tujuan
yang me-madai seperti perangkat lunak dan keras
mendapatkan strategi pembelajaran yang dapat
audio visual untuk pembelajaran IPS, pengadaan
meningkatkan
sarana dan prasarana pen-dukung di kelas,
Penelitian
tindakan
kualitas
kelas
hasil
(PTK)
belajar
siswa.
I
kerjasama dengan instansi yang terkait seperti
Nglampir dengan jumlah 25 siswa sebanyak 2
perpustakaan umum dan perpustakaan daerah,
siklus penelitian. Siklus 1 model Picture On Board
dan kerjasama dengan rumpun bidang studi lain
dan siklus 2 model Stories Board.
untuk bertukar pikiran tentang pengembangan
Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SDN
Pada siklus 1 Picture On Board, kelas dibagi 5
model pembelajaran inovatif.
kelompok dengan jumlah anggota 5 siswa. Siklus
2 Picture stories kelas dibagi kedalam kelompok
F.
kecil sebanyak 8 kelompok untuk membahas
----------.1988.Garis-garis Besar Haluan Negara.
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta:Sekretaris Negara
gambar-gambar denah dan peta, ke-mudian
IPS
Hariyono.1998.Memahami
siswa secara bebas meng-intepretasikan gambar-
dalam
Pembelajaran. Malang: IKIP Malang
gambar disusun secara kronologis waktu.
Evaluasi dilakukan setiap siklus dengan
Kartodirdjo, S. 1993. Pendekatan Ilmu Sosial
ulangan harian, tugas terstrukur, hasil diskusi
dalam Metodologi IPS. Jakarta: PT.Gramedia.
kelas serta
Kasbollah,
pertanyaan quiz singkat, tujuannya
Kasihani.1999.
Penelitian
Tindakan
adalah untuk me-ngetahui sejauhmana hasil
Kelas untuk Guru Sains. Malang: RUT VI LIPI.
belajar dengan model Pictures and Student Active
Kemmis,S&MC, Taggart R.1988. The Action Re-
(PASA) Picture On Board maupun Picture stories
search Planner. Victoria: Deakin University
mempengaruhi
Press.
evaluasi
kualitas
menunjukan
belajar
siswa.
peningkatan
pembelajaran IPS di kelas III SDN
Hasil
Moleong,
hasil
L,J.1994.
Kuantitatif.
I Nglampir
Metodologi
Bandung:
PT
Penelitian
Remaja
Rosdakarya.
yaitu evaluasi pada siklus 1 kelas III yang
Notosusanto, N. 1985. IPS Nasional Indonesia.
berjumlah 25 siswa yang tuntas belajar adalah 16
Jakarta: Balai Pustaka.
siswa (64%) sedangkan yang tidak tuntas 9 siswa
Suryabrata, S.1992. Metodologi Penelitian. Jakarta :
(36%) sedangkan evaluasi pada siklus 2 tuntas 23
CV Rajawali.
siswa (92%) dan tidak tuntas 8 siswa (8%). Maka
dapat di-simpulkan bahwa melalui pembelajaran
kontekstual dengan model PASA (Pictures and
Student Active) mampu me-ningkatkan hasil
belajar ranah kognitif dan afektif IPS materi denah
dan peta untuk siswa kelas III SDN I Nglampir
tahun pelajaran 2015/2016.
93
E-ISSN: 2477-8486
Volume 2 Nomor 1 Desember 2016: 81 - 93
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
PADA MATERI DENAH DAN PETA DENGAN METODE PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
MODEL PASA (PICTURE AND STUDENT ACTIVE)
UNTUK SISWA KELAS III SDN I NGLAMPIR
KECAMATAN BANDUNG KABUPATEN TULUNGAGUNG
NURYATIN1)
1)
Guru SDN I Nglampir Kecamatan Bandung Kabupaten Tulungagung
e-mail: nur.nglampir02@gmail.com1)
ABSTRAK
Dalam rangka meningkatkan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) serta
menghilangkan kesan bahwa pelajaran IPS hanya bersifat hafalan saja, maka perlu
diupayakan metode yang dapat memotivasi untuk menuntaskan materi dengan baik. Di sisi
lain, pengembangan kurikulum mengacu kepada siswa sebagai pusat sumber belajar,
sehingga dalam strategi pembelajaran IPS diharapkan siswa dapat menguasai konsep atau
materi secara proporsional. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh penggunaan metode pembelajaran kontekstual modelPASA (Pictures and Student
Active) terhadap peningkatan hasil belajar IPS materi denah dan peta untuk siswa kelas III
SDN I Nglampir.Pada penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian
tindakan kelas (PTK). Penelitian ini berlangsung pada semester I tahun ajaran 2015/2016 dan
dilakukan dalam 2 siklus. Proses pembelajarandengan metode pembelajaran kontekstual
melalui model PASA dilaksanakan dengan tahapan: (1) pembagian kelompok kecil; (2) siswa
mendeskripsikan gambar; (3) menelaah dan menganalisis setiap gambar; (4) mendiskusikan
gambar-gambar tersebut (5) melakukan presentasi lisan; (6) melaksanakan post test berupa
kuis dan soal-soal objektif/subjektif. Hasil analisis dan refleksi setelah diberi tindakan pada
siklus I dan siklus II menunjukan bahwa hasil pembelajaran kontekstual dengan model PASA
dapat meningkatkan proses dan hasil belajar. Pada siklus I,sebanyak16 siswa (64%) tuntas
belajar sedangkan 9siswa ( 36%) tidak tuntas belajar. Pada siklus 2 terjadi peningkatan yang
signifikan yaitu 23siswa (92%) tuntas belajardan 2 siswa (8%) tidak tuntas belajar. Maka
berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran IPS
materi denah dan peta melalui metode pembelajaran kontekstualdengan Model PASA
(Pictures and Student Active) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SDN I
Nglampir tahun pelajaran 2015/2016.
Kata Kunci : Metode pembelajaran kontekstual, Model PASA (Pictures and Student Active),
Ilmu Pengetahuan Sosial
BAB I PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu upaya dalam
tersebut menjadi tanggung jawab pendidikan,
terutama
dalam
mempersiapkan sumber daya manusia yang
menjadi
subyek
memiliki
sesuai
menampilkan keunggulan dirinya yang tangguh,
tuntutan pembangunan bangsa, dimana kualitas
kreatif, mandiri, dan profesional pada bidang
suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh faktor
masing-masing.
pendidikan. Perwujudan masyarakat berkualitas
pendidikan dapat tercapai secara optimal, apabila
keahlian
dan
keterampilan
81
menyiapkan
yang
Upaya
peserta
makin
pe-ningkatan
didik
berperan
kualitas
E-ISSN: 2477-8486
PENA SD (Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Anak Sekolah Dasar)
Volume 2 Nomor 1 Desember 2016: 81 - 93
dilakukan
pengembangan
terhadap
komponen
Berbagai
upaya
dan
pendidikan
untuk
IPSkhususnya materi denah dan peta di Sekolah
perbaikan
itu
Dasar Negeri
sendiri.
me-ningkatkan
lebih
mutu
I Nglampir masih sedikit diasah,
banyak
menangani
pembelajaran
pendidikan telah dilakukan oleh pemerintah
keterampilan motorik. Maka tidak heran jika
antara lain dengan jalan melengkapi sarana dan
kemampuan memahami materi denah dan peta
prasarana,
masih sangat rendah.
meningkatkan
kualitas
tenaga
Fenomena tersebut di atas terjadi karena (1)
pengajar, serta penyempurnaan kurikulum yang
menekankan pada pe-ngembangan aspek-aspek
guru
yang ber-muara pada peningkatan dan pe-
pembelajaran khususnya pembelajaran materi
ngembangan kecakapan hidup (Life Skill) yang
denah dan peta agar lebih menarik (2) siswa tidak
diwujudkan
mem-punyai
melalui
pencapaian
kompetensi
tidak
berusaha
mem-variasikan
pengetahuan
peserta didik untuk dapat menyesuaikan diri, dan
bahan kimia yang cukup
berhasil di masa yang akan datang.
memahami
istilah
atau
penguasaan
(3) siswa sulit untuk
kimiawi
karena
jarang
Pelaksanaan pembelajaran IPS merupakan
digunakan dalam kegiatan sehari-hari. Dalam
sebuah investasi jangka panjang dalam upaya
rangka meningkatkan hasil belajar IPS khususnya
peningkatan
manusia
pada materipembelajaran materi denah dan peta,
Indonesia, hasil yang diharapkan itu akan dapat
pendekatan pembelajaran yang efektif, efisien
dicapai dalam waktu cukup lama. Oleh karena itu,
dan terpadu disesuaikan dengan proses dan
pembelajaran IPS harus terus ditingkatkan dan
kemampuan siswa dapat dilakukan, diantaranya
dilakukan dengan kesabaran dan keikhlasan. Hal
dengan meng-adopsi model Picture to Picture
ini
tentu
mutu
sumber
diperlukan
mendukung
tindakan
yang
dan Examples on Examples. Namun, peneliti
pembelajaran
yang
mencoba
suatu
terciptannya
daya
untuk
menampilkan
model
pembelajaran dengan gaya Pictures and Student
kondusif.
Active (PASA) On Board Stories and Pictures
Untuk mencapai tujuan tersebut di atas,
Stories.
pemerintah dalam hal ini Direktorat Pendidikan
memperkenalkan
Dalam pendekatan pembelajaran kontekstual
pembelajaran yang berpendekatan kontekstual
model Pictures and Student Active diharapkan
(Contextual Teaching and Learning atau CTL).
siswa dapat meng-konstruk secara kognitif, dan
Pem-belajaran kontekstual adalah suatu konsep
afektif dengan daya kreasi serta menganalisis
pembelajaran yang membantu guru mengaitkan
secara kritis terhadap visualisasi. Konsep utama
antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia
dari Picture and Student Active adalah Know How
nyata siswa. Guru hendaknya mendorong siswa
to
untuk membuat hubungan antara pengetahuan
mengetahui). Dengan demikian muncul suatu
yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
pernyataan bahwa siswa akan lebih mudah me-
kehidupan mereka sehari-hari.
mahami gambar daripada membaca, tetapi tanpa
Lanjutan
Pertama
Temuan
di
(2002)
lapangan
Know
membaca
mengindikasi-kan
(mengetahui
bagaimana
akan sulit untuk
harus
mendeskripsikan
bahwa pembelajaran materi denah dan peta IPS
gambar.Oleh karena itu penting kiranya melihat
yang
pengaruh
begitu
kompleks
belum
mendapat
penggunaan
pembelajaran
penanganan yang serius. Hasil observasi awal
kontekstualdengan Model PASA (Pictures and
peneliti
Student Active) pada pembelajaran IPS.
menemukan
bahwa
pengajaran
82
E-ISSN: 2477-8486
PENA SD (Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Anak Sekolah Dasar)
Volume 2 Nomor 1 Desember 2016: 81 - 93
Berdasarkan latar belakang di atas, maka
BAB II KAJIAN TEORI
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
Pembelajaran Kontekstual
Menciptakan masyarakat belajar bukanlah hal
bagaimana hasil belajar materi denah dan peta
penerapan
yang mudah apalagi jika ini dikaitkan dengan
pembelajaran kontekstual model PASA (Picture
hasil pembelajaran di sekolah. Siswa bukan
and Student Active) untuk siswa kelas III Sekolah
sebagai objek dari transfer ilmu melainkan
Dasar Negeri I Nglampir Kecamatan Bandung
sebagai
Kabupaten
Tulungagung
mendapatkan serta menguraikan ilmu. Siswa
2015/2016.
Adapun
pada
pembelajaran
IPSdengan
tahun
pelajaran
subjek
yang
harus
menggali,
ini
dituntut mandiri dalam memecahkan masalah,
berdasarkan rumusan masalah di atas adalah
meng-analisis lingkungan, melakukan adaptasi
untuk
penggunaan
sosial dan menjembatani setiap per-masalahan
pembelajaran kontekstual model PASA (Picture
dalam kehidupan. Proses pembelajaran akan lebih
and Student Active) terhadap peningkatan hasil
bermakna apabila siswa sendiri yang menemukan
belajar IPS materi denah dan peta pada siswa
jawaban atas permasalahan ilmu. Komunikasi
kelas
I
verbal, hafalan, daya ingat mungkin membantu
Kabupaten
dalam kehidupan nantinya tetapi tanpa dibekali,
mengetahui
III
tujuan
penelitian
pengaruh
Sekolah
NglampirKecamatan
Dasar
Negeri
Bandung
skill, ability dan inquiry dalam memecahkan
Tulungagung tahun pelajaran 2015/2016.
masalah mustahil hidupnya akan ber-makna.
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat
memberikan
sumbangan
memecahkan
suatu
dalam
Pembelajaran kontekstual adalah pendekatan
langsung
proses belajar mengajar dalam rangka mencari
pe-mikiran
masalah
baik
maupun tidak langsung dan juga diharapkan
produktifitas
dapat memberi manfaat yang berguna bagi
kurikulum sebagai acuan atau rambu-rambu
berbagai pihak, antara lain bagi siswa dan guru.
pembelajaran
Bagi siswa penelitian ini diharapkan membantu
strategi belajar yang baik artinya pembelajaran
siswa mencapai kompentensi diri dalam menun-
kontekstual senantiasa berkembang mengikuti
taskan materi pembelajaran IPS, membantu siswa
trend
meningkatkan hasil belajar materi denah dan pe-
kontekstual adalah pendekatan pembelajaran
ta,
positif
yang memiliki tujuh (7) komponen yaitu: (1)
seperti kebiasaan bekerja sama dalam kelompok,
Constructivism, (2) Questioning, (3) Inquiry (4)
aktif
Learning Community (5) Modelling (6) Reflection
menciptakan
dalam
bersosialisasi,
kebiasaan-kebiasaan
kegiatan
belajar
mengemukakan
mengajar,
pendapat,
meningkatkan
pengetahuan
harus
sistem
Standarisasi
dikembangkan
pendidikan.
dengan
Pembelajaran
dan(7) Authentic Assessment (Kasbollah, 2002).
dan
Pendekatan
sebagainya. Sedangkan bagi guru penelitian ini
diharapkan
pembelajaran.
di
atas
adalah
landasan
membangun kerangka berfikir, dimulai dari fakta,
dan
pengalaman tentang penelitan tindakan kelas,
data
me-ngembangkan
satuan
mengkonstruk pikirannya melalui pengalaman
pendidikan secara komprehensif dengan berbagai
ilmu dan pengamatan sosial terutama kegiatan
pendekatan dan penilaian, memotivasi untuk
pemecahan
selalu eksplorasi dalam teknik, metode dan model
menemukan jawaban dari setiap permasalahan
pembelajaran yang kreatif serta inovatif dalam
dengan kreatif, inovatif membangun dirinya agar
rangka meningkatkan hasil belajar siswa.
ber-guna
kurikulum
tingkat
83
dan
konsep.
Siswa
masalah.
bagi
orang
harus
Siswa
lain
harus
mampu
dapat
disekitarnya.
E-ISSN: 2477-8486
PENA SD (Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Anak Sekolah Dasar)
Volume 2 Nomor 1 Desember 2016: 81 - 93
Seperangkat fakta, data dan konsep dirangkai
konteks komunikasi kehidupan sehari-hari. Selain
menjadi kesatuan yang memiliki makna.
me-ngembangkan imajinasi juga diperlukan hasil
Siswa
akan
menjadi
inovatif
dari
dengan
kreasi
bangunan
fakta
yang
disusun
ketrampilan ingin selalu mengetahui hal-hal yang
berdasarkan alur peristiwa dan dikembangkan
tersamar.
dalam berbagai bentuk diantaranya adalah cerita
Guru
senantiasa
membimbing,
bergambar.
mendorong serta mem-buat penilaian pola pikir
Alangkah
siswa, bagaimana siswa menggali informasi,
menyenangkan
apabila
dalam
apakah yang telah mereka ketahui dan yang
proses belajar di kelas siswa dibekali dengan teori
belum diketahui. Ketrampilan dalam menemukan
dan fakta lapangan. Walaupun demikian unsur-
pengetahuan
unsur subjektif akan selalu
ada dalam mem-
buatkan
dapat
harus
me-libatkan
orang
lain
terutama kerjasama di kelas.
Kerjasama
di
kelas
dalam
visualisasi,
guru
membuat
deskripsi atau gambaran tentang apa yang akan
proses
pembelajaran memungkinkan terjadinya interaksi
dibuatnnya
afektif
Konsep ”To Know How to Know” pada Pelaja-
dan
psikomotorik
berkomunikasi,
karena
memperoleh
saling
informasi
dan
ran IPS
masalah
Konsep How to know sebenarnya berkaitan
pembelajaran
dengan bagaimana orang memperoleh pengeta-
tercapai dengan maksimal serta mengoptimalkan
huan tentang IPS, tetapi pada konsep to know
hasil yang diperoleh dengan merespon semua hal
how to know berkaitan dengan cara mengetahui
yang
dalam
bagaimana harus mengetahui, jadi kita mengeta-
maupun
hui IPS tetapi bagaimana IPS dapat kita ketahui.
pendapat se-hingga bentuk penilaian terhadap
Konsep To Know How to Know pada pembelaja-
siswa lebih akurat.
ran IPS akan lebih mampu melakukan eksplanasi
memberikan
sehingga
bentuk
alternatif
proses
diketahui
hasil
Visualisasi
pemecahan
belajar
dan
kemudian
baik
dalam
dikaryakan
catatan,
Proses
jurnal
Belajar
daripada membatasi diri pada peng-ungkapan
dan
bagaimana sesuatu terjadi sebagai narasi fiktif
Pembelajaran IPS
Visual dalam seni rupa berarti penglihatan
(Kuntowijoyo, 1994). Suatu peristiwa harus dapat
(Art and Design, 1995). Pandangan juga dapat
digambarkan secara lebih mendalam mengenai
berarti melihat. Visualisasi adalah upaya untuk
bagai-mana terjadinya, latar belakang apa yang
mendeskripsikan bias menjadi nyata; (Kuncoro,
melandasi lahirnya peristiwa tersebut.
2001) menerjemahkan keadaan semu menjadi
suatu
bentuk
yang
real,
nyata
dan dapat
BAB III METODE PENELITIAN
dirasakan. Peneliti mencoba menterjemahkan
Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian
visualisasi dalam proses belajar dan pembelajaran
IPS mengandung pengertian sebagai bentuk
ini
cerita bergambar yang di-manifestasikan pada
pendekatan
sebuah alur cerita dalam bentuk rangkaian
mendalam tentang penggunaan model PASA
gambar ber-makna serta kronologis.
(Picture and Student Active) On Board Stories and
Siswa
harus
dapat
adalah
Pictures
menghadirkan
pendekatan
ini
Stories
berupaya
dalam
kualitatif
mengkaji
rangka
karena
lebih
peningkat-an
dokumentasi fakta dan data secara jelas, objektif
kemampuan IPS siswa pada proses belajar
dan kronologis sehingga daya kritis terhadap
memahami dan merespon materi denah dan peta.
84
E-ISSN: 2477-8486
PENA SD (Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Anak Sekolah Dasar)
Volume 2 Nomor 1 Desember 2016: 81 - 93
Pendekatan ini sesuai dengan penelitian tindakan
PASA (Picture and Student Active) On Board
kelas
Stories and Pictures Stories.
karena
memenuhi
kriteria
penelitian
Sejalan
kualitatif.Moleong (1994) dalam bukunya Meto-
dengan
pendekatan
kua-litatif,
dologi Penelitian Kualitatif menyebutkan sebagai
peneliti mencoba me-ngembangkan 5 komponen
berikut: (1) peneliti sebagai instrumen utama yaitu
konsep pembelajaran melalui model PASA On
peneliti
dan
Board Stories and Pictures Stories yaitu: (1) Seeing
terlibat
(2) Describing (3) Learning (4) Analyzing dan (5)
langsung dalam penelitian (2) peneliti akan
Knowing. Kelima komponen tersebut bermuara
menyelidiki dan memaparkan data apa adanya di
pada Know How to Know
lapangan (3) hasil penelitian bersifat deskriptif
pembelajaran
karena data-data yang ter-kumpul hanya berupa
menahami,
kata-kata atau kalimat, bukan angka-angka.
berpartisipasi aktif.
sebagai
menganalisis
pengumpul
data
dimana
data
peneliti
PTK atau Classroom Action Research adalah
Desain
siswa
kritis
yaitu selama proses
arahakan
untuk
penelitian
untuk
me-ngetahui
menggunakan
selalu
serta
model
penelitian berbasis kelas atau sekolah, dimana
Kemmis dan M.C Taggart (1989)
dalam PTK terdapat tindakan untuk perbaikan
perencanaan (b) tindakan (c) observasi dan (d)
kegiatan
refleksi dengan alur sebagai berikut.
pembelajaran
maupun
peningkatan
yaitu (a)
mutu pembelajaran di kelas (Kasbollah, 1999).
Intinya dari penelitan tindakan adalah adanya
tindakan dalam menyelesaikan permasalahanpermasalahan
tindakan
praktis
kelas
pe-ngajaran.
bermuara
pada
Penelitian
persoalan-
persoalan yang dihadapi guru di kelas (Susilo,
Herawati, 2003) Dalam penelitian ini masalah
yang terjadi adalah kurang minatnya siswa pada
pelajaran IPS khususnya materi denah dan peta,
mereka jenuh karena guru hanya ber-cerita,
mencatat konsep, menghafal fakta sehingga
kemampuan IPS kurangyang ditandai dengan
Gambar 1
penurunan kualitas hasil belajar siswa. Kondisi ini
diperlukan
penelitian
pemecahan,
ini
diharapkan
sehingga
dapat
Rancangan/rencana awal adalah tahapan sebelum
dengan
mengadakan penelitian dimana peneliti menyu-
membantu
sunrumusan masalah, tujuan dan membuat ren-
meningkatkan pembelajaran dalam penguasaan
cana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen
materi denah dan peta.
penelitian dan perangkat pembelajaran. Adapun
PTK ini dilakukan oleh guru bidang studi
kegiatan dan pengamatan, me-liputi tindakan
yang merangkap sebagai penelitidibantu oleh
guru
lain
pada
rumpun
yang
sama
yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya mem-
serta
bangun pemahaman konsep siswa serta menga-
pengamatdari guru lain.Tindakan dibatasi pada
mati hasil atau dampak dari di-terapkannya pem-
model dan teknik dalam proses pembelajaran
belajaran
melalui pembelajaran kontekstual dengan model
dengan
pembelajaran
kontekstual
dengan model PASA (Picture and Student Active)
On Board Stories and Pictures Stories.
85
E-ISSN: 2477-8486
PENA SD (Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Anak Sekolah Dasar)
Volume 2 Nomor 1 Desember 2016: 81 - 93
mengajar, diskusi kelompok, presentasi lisan dan
Pada tahap refleksi, peneliti mengkaji, melihat
dan mempertimbang-kan hasil ataudampak dari
diskusi
kelas
(5)
catatan
lapangan
(6)
tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pe-
dokumentasi. Sumber data adalah siswa kelas III
ngamatan yang diisi oleh pengamat. Setelah itu
Sekolah Dasar Negeri I Nglampir tahun pelajaran
rancangan/rencana yang di-revisi berdasarkan
2015/2016 dengan jumlah siswa 25 siswa.
hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan
Pengumpulan Data
yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus
1.
Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data penelitian ini meliputi
berikutnya.
Observasi dibagi dalam dua siklus, yaitu
tes, post test dan lembar penilaian proses belajar.
siklus 1 dan 2, dimana masing-masing siklus
Tes adalah alat penilaian dengan pertanyaan-
dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang
pertanyaan yang diberikan kepada seseorang
sama) dan membahas satu sub pokok bahasan
dengan jawaban tertentu baik dalam bentuk lisan,
yang diakhiri dengan tes formatif di akhir masing-
tulisan maupun perbuatan (tindakan). Tes sebagai
masing
alat ukur hasil belajar di sekolah utamanya
siklus.
dimaksudkan
Dibuat
untuk
dalam
dua
memperbaiki
siklus
berkaitan
sistem
dengan
sejauhmana
siswa
telah
pengajaran yang telah di-laksanakan.
menguasai materi sesuai dengan harapan yang
Kancah dan Subjek Penelitian
diinginkan. Tes di kelas bagi siswa berhubungan
erat dengan aspek kognitif, psikomotorik dan
Penelitian dilaksanakan di kelas III Sekolah
pelajaran
afektif. Instrumen tes pada penelitian ini disusun
2015/2016 dengan jumlah 25 siswa. Peneliti
dalam 2 siklus berupa ulangan harian yang
bertugas sebagai guru pengajar di kelas tersebut.
masing-masing siklus berjumlah 20 soal objektif.
Dasar
Negeri
I
Nglampirtahun
Penelitian berlangsung pada semester I tahun
Sedangkan post test pada penelitian ini
pelajaran 2015/2016 selama 5 bulan (Agustus-
adalah pertanyaan-pertanyaan quiz yang harus
Desember 2016).
dijawab
spontan
oleh
siswa.
Siswa
harus
Peneliti memilih kelas ini sebagai tempat
menjawab dengan kecepatan daya kognitifnya.
penelitian karena melihat kondisi siswa di kelas III
Nilai post test ini diharapkan dapat memotivasi
pada saat proses belajar mengajar materi IPS
siswa dalam proses pembelajaran, sekaligus
yang terlihat kurang tertarik untuk belajar dan
sebagai standar nilai
terlihat jenuh serta bosan. Hal ini mengakibatkan
hasil belajar.
untuk menentukan nilai
prestasi belajar yang rendah pada kelas tersebut.
Adapun lembar penilaian proses belajar
Kondisi tersebut diduga akibat pembelajaran
dipergunakan untuk menilai siswa dalam ulangan
yang berjalan monoton dimana pendekatan dan
harian, quiz, tugas,
proses diskusi kelompok,
metode yang dipakai masih konvensional dan
diskusi
presentasi
kurang interaktif.
penilaian ini berupa format-format penilaian
Data dan Sumber Data
proses belajar mengajar.
2.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini
kelas,
dan
lisan.
Lembar
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan
meliputi: (1) lembar kerjasiswa, gambar denah
dan peta (2) LKS cerita gambar yang tersusun dari
adalah
hasil analisis kelompok dan individu dalam
lapangan. Pengamatan dilakukan untuk melihat
berbagai versi (3) hasil pengamatan proses belajar
langsung aktifitas siswa selama proses pem-
86
observasi/pengamatan
dan
catatan
E-ISSN: 2477-8486
PENA SD (Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Anak Sekolah Dasar)
Volume 2 Nomor 1 Desember 2016: 81 - 93
belajaran.
Observasi
mengetahui
memungkinkan
kesesuaian antara
Menentukan kelas yang akan di-gunakan untuk
untuk
harapan
penelitian;
dan
(2)
Me-nentukan
dan
menyusun
kelas.
rencana pembelajaran; (3) Menentukan topik
komprehensif
pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran
dalam kelas. Pengamatan dilakukan oleh teman
kontekstual model Picture and Student Active
serumpun dan guru lain dengan ber-pedoman
serta untuk lebih fokus lagi menentukan kelas
pada format pengamatan menyeluruh (lihat
mana yang akan dijadikan objek penelitian; dan
lampiran).
pengamatan
(4) Menyusun visualisasi materi dengan proyeksi
meliputi: perilaku siswa waktu belajar, kegiatan
gambar-gambar apa saja yang relevan dengan
diskusi siswa, partisipasi siswa dalam presentasi
tujuan pembelajaran ranah kognitif, dan afektif.
dan diskusi. Sehingga dapat diketahui secara jelas
1.
kenyataan
dari
Observasi
penelitian
dilaksanakan
secara
Aspek-aspek
bagaimana
aktifitas
tindakan
dalam
siswa
selama
Penelitian
proses
dilaksanakan
pada
bulan
September minggu ke-2 tahun 2016. Tahap
pembelajaran.
Catatan
Perencanaan siklus I
lapangan
dalam
perencanaan meliputi: (1) Rencana Persiapan
pem-belajaran
bertujuan untuk memperoleh data yang akurat
Pembelajaran
dan objektif apa adanya, sehingga hal-hal yang
dipergunakan untuk pe-nelitian adalah kelas III
tidak terekam dalam observasi dapat dilakukan
dengan jumlah 25 siswa; (3) Pokok bahasan
dengan
adalah materi denah dan peta.
catatan
lapangan
sebagai
bahan
pertimbangan perbaikan dan follow up tindakan
(RPP)
Pembelajaran
IPS;
(2)
kontekstual
Kelas
yang
model
PASA
selanjutnya.
adalah mengoptimalkan peran siswa sebagai
Analisis Data
individu dalam kelompok diskusi lewat media
Untuk mengetahui keefektifan suatu metode
gambar atau visual.Kegiatannya adalah sebagai
dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan
berikut: (1) Kelas III dibagi ke dalam 5 kelompok
analisa data. Pada penelitian ini menggunakan
heterogen (setiap kelompok 5 siswa); (2) Setiap
teknik analisa deskriptif kualitatif, yaitu suatu
kelompok mendeskripsikan gambar berdasarkan
metode
meng-
referensi buku,kemudian membuat deskripsi utuh
gambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan
me-ngenai pokok bahasan tersebut; (3) Pada saat
data
pembelajaran, masing-masing anggota kelompok
penelitian
yang
yang
diperoleh
bersifat
dengan
tujuan
untuk
mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa
saling
juga untuk mem-peroleh respon siswa terhadap
mempresentasikan di depan kelas; (4) Peneliti
kegiatan
memandu jalannya diskusi sementara siswa lain
pembelajaran
serta
aktivitas
siswa
mempelajari
selama proses pembelajaran. Untuk menganalisa
dapat
tingkat
mengomentari
keberhasilan
atau
persentase
ke-
kelompok
membuat
setiap siklus dilakukan dengan cara memberikan
melalui analisisnya.
Pada
cerita
mengajukan
berhasilan siswa setelah proses belajar mengajar
evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir
l
rekaan
tahap
pertanyaan,
atau
presentasi
dengan
interpretasi
evaluasi
meliputi:
(1)
dengan
cara
Mengevaluasi
Prosedur Penelitian
memberikan post test dalam bentuk pertanyaan
laksanakan
penelitian
pertemuan
ini
dengan
dilakukan
rumpun:
siswa
permasalahan
siklus.
Sebelum
kognitif
bergambardan
di-
quiz; (2) Mengumpulkan gambar-gambar sebagai
(1)
alat evaluasi dalam mengukur sejauhmana pe-
87
E-ISSN: 2477-8486
PENA SD (Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Anak Sekolah Dasar)
Volume 2 Nomor 1 Desember 2016: 81 - 93
ningkatan ranah kognitif siswa; (3) Pada saat
mengukur sejauhmana peningkat-an ranah afektif
pembelajaran ini guru meng-gunakan penilaian
siswa; (3) Pada saat pembelajaran ini guru
individual dan kelompok yang mengacu pada
menggunakan penilaian individual dan kelompok
ranah afektif serta ranah kognitif; (4) Semua
yang mengacu pada ranah afektif serta ranah
kegiatan PTK di kelas III baik observasi, analisis
kognitif; (4) Semua kegiatan PTK di kelas III
serta evaluasi direkam oleh peneliti sebagai follow
direkam oleh peneliti sebagai follow up untuk
up untuk mendapatkan gambaran hasil tindakan
mendapatkan
dan juga sebagai bahan refleksi siklus 1. Hasil
releksi.
gambaran
hasil
tindakan
dan
refleksi siklus 1 digunakan untuk membuat
perencanaan siklus 2.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
2.
Perencanaan pada siklus 2
Siklus I (On Board Stories)
Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober
Rencana Tindakan
minggu ke-1 tahun 2016. Tahap perencanaan
Penelitian tindakan kelas siklus I (On Board
meliputi: (1) Rencana Persiapan Pembelajaran
Stories) dilaksanakan pada tanggal 9 September
(RPP) IPS, (2) Kelas yang dipergunakan untuk
2016, di kelas III. Materi pelajaran yang disampai-
penelitian adalah kelas III(25 siswa); (3) Pokok
kan adalah denah dan peta.
bahasan adalahdenah dan peta.
Pelaksanaan Tindakan
Paparan
Adapun kegiatan sebagai berikut: (1) Kelas III
data
kegiatan
pelaksanaan
pe-nelitian
dibagi ke dalam 8 kelompok namun tetap
pembelajaran
heterogen (setiap kelompok berjumlah 3 siswa),
tindakan kelas siklus I adalah (1) Membuka
dengan anggota kelompok yang berbeda dari se-
pelajaran dengan salam, kemudian menjelaskan
belumnya;
meng-
secara singkat kompetensi dasar yang akan
identifikasikan informasi secara faktual dan rinci;
dibahas sementara siswa menyimak penjelasan
(3)
guru; (2) Menjelaskan secara singkat tentang
Pada
(2)
saat
Setiap
kelompok
pembelajaran,
masing-masing
pada
tindakan
satu
konsep dan contoh denah dan peta,sementara
hasil
identifikasi
siswa mendengarkan dan mencatat hal-hal yang
tersebut
kemudian
penting; (3) Guru meminta siswa untuk membuat
Setelah
kelompok dengan jumlah anggota 5 siswa, dalam
mengidentifikasi berbagai informasi dalam teks
hal ini dibentuk kelompok heterogen; (4) Siswa
tersebut, kemudian presentasi di depan kelas;
mempersiapkan alat tulis seperti, buku referensi,
(5)Peneliti memandu jalannya diskusi sementara
spidol warna, kertas warna, gunting, lem dan lain-
siswa lain dapat mengajukan pertanyaan, atau
lain; (5) Setiap siswa diberikan satu lembar kerja
mengomentari
dengan
(LKS) dan satu format kerja kelompok dengan
permasalahan
mendapatkan tugas yang berbeda; (6) Setiap
melalui analisisnya. Pada tahap evaluasi meliputi:
kelompok mendapatkangambar sesuai topik yg
(1) Mengevaluasi kognitif siswa dengan cara
dipilihkan
memberikan post test dalam bentuk pertanyaan
mendiskusikan bersama teman se-kelompok; (7)
quiz; (2) Mencari kata-kata kunci historis, aspek
Guru
kemanusian dan pengalaman hidup dalam cerita
memonitor
bergambar tersebut sebagai alat evaluasi dalam
memberikan pe-tunjuk apabila ada permasalahan
anggota
kelompok
gambar
dan
mereka
dari
mempelajari
me-maparkan
cerita
mendiskusikan
membuat
saling
hasilnya;
kelompok
rekaan
(4)
presentasi
interpretasi
88
kemudian
mengawasi
setiap
jalannya
memahami
kerja
pekerjaaan
dan
kelompok,
siswa
dan
E-ISSN: 2477-8486
PENA SD (Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Anak Sekolah Dasar)
Volume 2 Nomor 1 Desember 2016: 81 - 93
yang ditanyakan siswa; (8) Pada saat presentasi di
tentunya pada siklus I ini jalannya penelitian
depan kelas, setiap kelompok di-wajibkan maju
belum sampai pada tujuan yang diinginkan
dengan dua perwakilan siswa; (9) Diskusi dimulai
karena kesempurnaan belum mencapai hasil.
dari kelompok satu kemudian kelompok dua,
Evaluasi pertanyaan quiz boleh dibilang telah
kelompok tiga
mewakili dari keseluruhan substansi, namun
hingga kelompok terakhir; (10)
Guru berperan sebagai moderator yang meng-
pertanyaan
arahkankan jalannya diskusi sekaligus sebagai
mencari tingkat kognitif secara utuh. Picture and
jembatan penghubung per-masalahan, menilai
Student Active merupakan pengembangan inovasi
aspek afektif setiap individu dalam rangka
pembelajaran khususnya pe-lajaran IPS yang
kerjasama siswa antar dan dalam kelompok; (11)
dianggap sebagai pelajaran motorik. Dengan
Presentasi
pembelajaran kontekstual model PASA siswa
hasil
kegiatan
diskusi
kelas
objektif
juga
diperlukan
untuk
berlangsung dalam rangka saling mem-berikan
menjadi lebih antusias dalam pembelajaran.
infomasi kepada kelompok lain, dengan umpan
Refleksi
balik dan tanya jawab antar siswa kegiatan
Dari paparan deskripsi penelitian tindakan
pembelajaran men-jadi semakin hidup; (12) Setiap
kelas siklus I yang hasilnya sudah memuaskan,
siswa
me-
maka dalam pada refleksi peneliti hanya mencoba
nyanggah, memberikan masukan, memecahkan
menukar anggotakelompok untuk memastikan
masalah kepada kelompok presentasi; (13) Akhir
pembelajaran kontekstual model Picture and
diskusi setiap kelompok memberikan kesimpulan
Student
akhir
Guru
diimplementasikan. Berikut ini kegiatan pada
memberikan test berupa pertanyaan quiz untuk
siklus 2 penelitian tindakan kelas yaitu: (1)
mengukur tingkat kemampuan memahami materi.
Menukar dengan acak anggota kelompok namun
Observasi dan Evaluasi
tetap dengan jumlah berbeda (dua orang dalam
diperkenankan
yang
untuk
dibantu
oleh
bertanya,
guru;
(14)
Active
(PASA)
bener-bener
berhasil
Pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti
satu kelompok); (2) Diberikan ciri fakta gambar,
dibantu oleh seorang observer. Tujuan observasi
dibuatkan alur cerita bergambar oleh peneliti
pada penelitian ini antara lain: (1) mengamati
supaya lebih antusias memberikan dorongan dan
rangkaian
semangat siswa untuk bertanya, men-jawab dan
kegiatan
pembelajaran
dari
awal
sampai akhir; (2) memberikan masukan tertulis
memberikan komentar dalam diskusi kelas.
dan
Siklus I (Pictures Stories)
lisan
berkaitan
menganalisis
setiap
dengan
siswa
penelitian;
untuk
(3)
sejauhmana model pembelajaran
yang dipakai
mempengaruhi
afektif
psikomotor;
(4)
ranah
Melihat hasil evaluasi belajar siklus 1 dimana
dan
yang tuntas belajar 16 siswa dari 25 siswa (66%)
catatan-catatan
sedangkan yang tidak tuntas 9siswa (34%), maka
kognitif,
memberikan
Rencana Tindakan
me-rekam
penting kepada peneliti tentang siswa di kelas;
sebelum
(5) membantu peneliti untuk me-nyempurnakan
dilaksanakantanggal 2 Oktober 2016 peneliti
tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian
bersama tim melakukan refleksi hasil siklus 1.
tersebut.
Refleksi ini bertujuan untuk memecahkan masalah
format
observasi).
siklus
rancangan tindakan di siklus 2,
III dicatat, direkam dan diamati sepenuhnya oleh
(lihat
lanjutan
2
yang
dan kendala-kendala pada siklus 1, membuat
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas di kelas
Observer
penelitian
me-lakukan
Namun
89
E-ISSN: 2477-8486
PENA SD (Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Anak Sekolah Dasar)
Volume 2 Nomor 1 Desember 2016: 81 - 93
evaluasi terpadu terhadap peningkatan hasil
materi, sementara siswa mendengarkan dan men-
belajar ranahkognitif dan afektif.
catat hal-hal yang penting; (3) Guru meminta sis-
Pertemuan ini menghasilkan langkah-langkah
wa untuk membuat kelompok kecil dengan teman
sebagai berikut: (1) Me-lakukan persiapan dan
sekitarnya tanpa harus pindah kursi dan meja,
menyusun pembuatan rancangan pengajaran
jumlah setiap kelompok maksimal 3 siswa, dalam
yang lebih komprehensif pada siklus 2; (2) Siklus 2
hal ini dibentuk kelompok heterogen; (4) Siswa
tetap pada kelas yang sama yaitu III dengan
mem-persiapkan alat tulis dan buku referensi; (5)
jumlah 25 siswa; (3) Peneliti tetap pada materi
Setiap siswa diberikan satu lembar kerja (LKS) dan
denah dan peta; (4) Menyusun ulang visualisasi
satu format kerja kelompok dengan tugas yang
materi dengan proyeksi gambar-gambar yang
sama;
lebih terfokus pada tujuan pembelajaran.
kelompok, memonitor setiap pekerjaaan siswa
dan
Penelitian tindakan kelas siklus 2 tetap
(6)
Guru
mengawasi
memberikan
jalannya
petunjuk
apabila
kerja
ada
membutuhkan kerjasama rumpun mengingat
permasalahan yang ditanyakan siswa; (7) Pada
penelitian ini tidak dapat berjalan dengan baik
saat
tanpa adanya dukungan dan kerjasama dari
diwakilkan salah satu siswa dengan berdiri untuk
anggota rumpun. Peneliti bersama tim melakukan
me-maparkan data temuannya yaitu menjelaskan
analisis
materi
apa dan bagaimana gambar yang telah mereka
gambar, dengan harapan kekurangan pada siklus
analisis kemudian dijadikan cerita yang menarik,
1 baik kompetensi dasar, indikator, maupun
sementara
tujuan pembelajaran dapat berjalan dengan baik
kelompok yang menjelaskan; (9) Dalam men-
dan maksimal.
jelaskan
secara
mendalam
terhadap
presentasi
siswa
hasil
melakukan
Persiapan media dan sumber belajar juga
diskusi,
lain
setiap
kelompok
menyimak
temuannya
penelaahan
anggota
kelompok
dengan
lain
me-ngajukan
dilakukan di siklus 2 misalnya buku paket,
pertanyaan, sanggahan, dan komentar; (10) Siswa
visualisasi gambar dan lain-lain. Pada siklus 2
yang memaparkan datanya dilakukan secara
penelitian tindakan kelas tetap memakai observer
random
(pengamat), maka dibuat juga format observasi
seterusnya;
(11)
untuk
moderator
yang
memudahkan
pengamat
melakukan
dimulai
dari
kelompok
Guru
tiga
dan
berperan
sebagai
mengarahkankan
jalannya
penilaian dan refleksi. Penelitian tindakan kelas
diskusi sekaligus sebagai jembatan penghubung
pada siklus 2 (Pictures Stories) dilaksanakan pada
permasalahan,
tanggal 2 Oktober 2016 di kelas III. Materi
individu dalam kerjasama siswa antar dan dalam
pelajaran yang disampaikan adalah denah dan
kelompok; (12) Presentasi hasil kegiatan diskusi
peta.
berlangsung dalam rangka saling mem-berikan
Pelaksanaan Tindakan
infomasi kepada kelompok lain dimana setiap
menilai
aspek
afektif
setiap
Paparan data tindakan kegiatan pembelaja-
gambar cerita di-interpretasikan berbeda-beda,
ran pada pelaksanaan pe-nelitian tindakan kelas
siswa dapat membuat alur cerita sendiri menurut
siklus 2 hampir sama dengan siklus 1 yaitu: (1)
kemampuan
Membuka pelajaran dengan salam, kemudian
referensi;
menjelaskan secara singkat kompetensi dasar
menyanggah,
yang akan dibahas sementara siswa menyimak
mecahkan masalah diberikan penghargaan nilai
(13)
dirinya
Setiap
ber-dasarkan
siswa
memberikan
yang
rujukan
bertanya,
masukan,
me-
penjelasan guru; (2) Men-jelaskan secara singkat
90
E-ISSN: 2477-8486
PENA SD (Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Anak Sekolah Dasar)
Volume 2 Nomor 1 Desember 2016: 81 - 93
lebih;
(14)
Akhir
diskusi
setiap
bekerjasama
kelompok
dalam
kelompok
dasar-dasar
serta
dapat
visual
yang
memberikan kesimpulan akhir.
mengembangkan
Observasi dan Evaluasi
diterjemahkan ke dalam rangkaian kronologis
cerita.
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas siklus 2
dicatat, direkam dan diamati sepenuhnya oleh
Pada siklus 1 penelitian dengan pembelajaran
observer (lihat format observasi). Pada siklus 2 ini
kontekstualmodel PaSA (Pictures and Studen
penelitian
merupakan
Active) meng-embangkan pola berfikir kreatif,
penyempurnaan atau perbaikan karena bertujuan
disamping itu interaksi sosial antar teman sejawat
mencari format baru dan reinforcement hasil
dalam diskusi. Pola berfikir ini terlihat ketika siswa
peningkatan belajar IPS di kelas III.
melakukan analisis denah dan peta. Antusias
tindakan
kelas
siswa semakin besar ketika muncul pertanyaan
Dengan pembelajaran kontekstual model
dalam
arah mata angin. Siklus 1 walaupun semangat
pembelajaran, karena mereka melihat sesuatu
belajar dirasakan tidak sebesar siklus 2 hal ini
yang baru yaitu cerita bergambar. Dari hasil
disebabkan oleh kurangnya referensi dan sumber
observasi dan evaluasi siklus 2 sudah ada
belajar yang memadai.
PASA
siswa
menjadi
lebih
antusias
perbaikan namun tetap diketemukan hal-hal
Siklus 2 menggunakan pola Picture Stories
yang perlu mendapatkan perhatian yaitu gambar
(cerita bergambar). Suasana pem-belajaran di
supaya diberikan keterangan misalnya dengan
siklus 2 semakin antusias, karena siswa ditantang
abjad atau angka yang bertujuan menghindari
untuk meng-uraikan bergambar, siswa semakin
kesalahan dari siswa serta penjelasan yang rinci
siap dan aktif dalam merekontruksi teks, hal ini
dari lembar tugas siswa supaya tidak banyak
disebabkan
menyita
kegiatan
dipersipkan sejak dini. Jika dilihat dari format hasil
III
penilaian belajar siklus 1 walaupun masih ada
penelitian
waktu
bertanya.
tindakan
kelas
Semua
di
kelas
baik
sumber
tidak
belajar
tuntas
sudah
observasi, analisis, catatan dan evaluasi direkam
yang
oleh peneliti beserta observer sebagai untuk
pembelajaran kontekstualmodel PASA sedikit
perbaikan penelitian berikutnya.
banyak
Refleksi
dominasi
telah
berhasil
guru
Pembelajaran
Dari paparan deskripsi penelitian tindakan
namun
untuk
sebagai
kontekstual
secara
mulai
umum
mendongkrak
sentral
dengan
kemampuan siswa
kelas.
men-coba
kelas siklus 2, maka pada refleksi observer tidak
menggali
terutama
pada
lagi mem-permasalahkan pada substasi materi te-
model pembelajaran picture and Student Active
tapi lebih kepada teknis format lembar kerja siswa
telah mampu membuka semangat belajar di kelas.
Siklus 1 siswa belum merasa ter-tantang
yang lebih rinci atau jelas.
untuk
Pembahasan
menggali
informasi,
walaupun
pada
kenyataannya di lapangan banyak siswa yang
Perbedaan pembelajaran klasikal dengan
pembelajaran kontekstual ter-letak pada dinamika
senang
kelas yang produktif. Siswa menjadi lebih senang
kembangan
dan terfokus pada pokok bahasan. Pembelajaran
utamanya
kontekstualmodel
terbukti
meningkatkan hasil pembelajaran siswa. Pada
peka
siklus 1 setiap siswa dituntut untuk berani tampil
terhadap analisis lingkungan sekitar, mampu
mendeskripsikan temuan-nya. Dengan demikian
meningkatkan
PaSA
kemampuan
telah
berfikir,
91
dengan
model
penelitian
adalah
PaSA.
Dalam
tindakan
mencari
kelas
solusi
perini,
untuk
E-ISSN: 2477-8486
PENA SD (Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Anak Sekolah Dasar)
Volume 2 Nomor 1 Desember 2016: 81 - 93
siswa
dituntut
untuk
melakukan
Hasil evaluasi pada siklus 1 belum maksimal
analisis
mendalam. Selain itu pada siklus 1 kerjasama
kemudian
diperbaiki
kelompok dalam mengidentifikasi teks.
diberikan pertanyaan secara langsung berupa
pertanyaan
Pokok bahasan siklus 1 dan siklus 2 pada
quiz
pada
dengan
siklus
2.
tujuannya
Siswa
untuk
prinsipnya adalah mata rantai pokok bahasan
mengetahui hasil belajar secara langsung dan
yang terintegrasi dimana siklus 1 siswa mencoba
untuk mengembangkan metode pembelajaran
menjelaskan,
dan
yang dapat mempengaruhi peningkatan hasil
menganalisis, sedangkan pada siklus 2 siswa
belajar siswa. Sementara pada siklus 2 juga siswa
dituntut
mengiterpretasikan
urutan
cerita
diberikan pertanyaan quiz secara langsung dan
diskusi
yang
ternyata hasilnya memuaskan karena adanya
menarik terjadi pada siklus 2, karena siswa bukan
peningkatan hasil belajar. Dengan hasil yang
berhadapan pada teks buku tetapi berhadapan
signifikan antara siklus 1 dan siklus 2, peneliti di
pada gambar-gambar yang harus mereka tata
masa
ulang urutan ceritanya menjadi kisah yang
menggabungkan
menarik.
dengan rangkaian model PASA, harapannya
untuk
membuat
berdasarkan gambar. Debat
Banyak
siswa
yang
menyampaikan
yang
akan
datang
akan
model-model
mencoba
pem-belajaran
serta
adalah mencari titik temu yang valid metode
kemampuan. Tentunya disini pem-belajaran IPS
pembelajaran yang paling efektif untuk pelajaran
semakin menarik dan tidak membosakan.
IPS.
ceritanya
dengan
berbagai
versi
terjadi
Penelitian dengan pembelajaran kontekstual
perbaikan dan penyempurnaan pem-belajaran
model PASA mencoba menghilangkan dominasi
membuahkan
siswa
guru sebagai pusat transfer ilmu. Siswa semakin
menjadi lebih faham dalam menelaah gambar
kritis dan aktif, sebagai ilustrasi pada siklus 2,
denah dan peta. Siklus 1 siswa cenderung tidak
ketika mencoba mendeskripsikan gambar yang
dapat bebas mengemukakan pendapat karena
dihubungkan
keterbatasan
Dalam
setiap kelompok memiliki argumen masing-
kelompok yang minimal sumber buku, maka
masing, saling mem-pertahankan pendapatnya.
mereka kesulitan untuk menterjemahkan gambar-
Pada pem-bahasan cerita gambar kelas semakin
gambar.
ramai dengan berbagai argumen. Model PaSA
Setelah
refleksi
hasil
buku
pada
yang
dan
siklus
1,
diharapkan,
referensi.
dengan
kenyataan
sehari-hari,
bebas
yang mengadopsi model pem-belajaran Picture
berekspresi dengan cerita bergambar. Hal ini
on Picture ternyata mampu meningkatkan kualitas
dibuktikan dengan adanya ekspresi cerita, narasi
dan kuantitas pembelajaran IPS kelas III SDN I
pemikiran dari apa yang mereka lihat. Di dalam
Nglampir. Hal yang perlu digarisbawahi adalah
format gambar ada berbagai kegiatan, sehingga
dengan adanya penelitian tindak-an kelas maka
keragaman materi ini membuat siswa tertantang
guru akan lebih inovatif, memiliki kepedulian
untuk mendalami materi. Metode PASA siswa
pendidikan,
tidak lagi sebagai penerima ilmu tetapi sebagai
memiliki daya kreasi optimal dan yang lebih
pen-terjemah
penting lagi adalah kepada proses peningkatkan
Sedangkan
pada
ilmu,
siklus
2
mereka
siswa
melakukan
memiliki
semangat
membangun,
kualitas guru sebagai pendidik yang profesional.
rekonstruksi dengan bekal imajinasi dan rekayana
kreasi berdasarkan buku teks dan referensi
lainnya.
92
E-ISSN: 2477-8486
PENA SD (Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Anak Sekolah Dasar)
Volume 2 Nomor 1 Desember 2016: 81 - 93
Saran-saran
BAB V PENUTUP
Dalam rangka lebih meningkatkan kualitas
Kesimpulan
ini
pembelajaran di Sekolah Dasar (SD) maka peneliti
menggunakan pembelajaran kontekstual model
menyarankanpeng-adaan sumber pembelajaran
PASA (Pictures and Student Active) dengan tujuan
yang me-madai seperti perangkat lunak dan keras
mendapatkan strategi pembelajaran yang dapat
audio visual untuk pembelajaran IPS, pengadaan
meningkatkan
sarana dan prasarana pen-dukung di kelas,
Penelitian
tindakan
kualitas
kelas
hasil
(PTK)
belajar
siswa.
I
kerjasama dengan instansi yang terkait seperti
Nglampir dengan jumlah 25 siswa sebanyak 2
perpustakaan umum dan perpustakaan daerah,
siklus penelitian. Siklus 1 model Picture On Board
dan kerjasama dengan rumpun bidang studi lain
dan siklus 2 model Stories Board.
untuk bertukar pikiran tentang pengembangan
Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SDN
Pada siklus 1 Picture On Board, kelas dibagi 5
model pembelajaran inovatif.
kelompok dengan jumlah anggota 5 siswa. Siklus
2 Picture stories kelas dibagi kedalam kelompok
F.
kecil sebanyak 8 kelompok untuk membahas
----------.1988.Garis-garis Besar Haluan Negara.
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta:Sekretaris Negara
gambar-gambar denah dan peta, ke-mudian
IPS
Hariyono.1998.Memahami
siswa secara bebas meng-intepretasikan gambar-
dalam
Pembelajaran. Malang: IKIP Malang
gambar disusun secara kronologis waktu.
Evaluasi dilakukan setiap siklus dengan
Kartodirdjo, S. 1993. Pendekatan Ilmu Sosial
ulangan harian, tugas terstrukur, hasil diskusi
dalam Metodologi IPS. Jakarta: PT.Gramedia.
kelas serta
Kasbollah,
pertanyaan quiz singkat, tujuannya
Kasihani.1999.
Penelitian
Tindakan
adalah untuk me-ngetahui sejauhmana hasil
Kelas untuk Guru Sains. Malang: RUT VI LIPI.
belajar dengan model Pictures and Student Active
Kemmis,S&MC, Taggart R.1988. The Action Re-
(PASA) Picture On Board maupun Picture stories
search Planner. Victoria: Deakin University
mempengaruhi
Press.
evaluasi
kualitas
menunjukan
belajar
siswa.
peningkatan
pembelajaran IPS di kelas III SDN
Hasil
Moleong,
hasil
L,J.1994.
Kuantitatif.
I Nglampir
Metodologi
Bandung:
PT
Penelitian
Remaja
Rosdakarya.
yaitu evaluasi pada siklus 1 kelas III yang
Notosusanto, N. 1985. IPS Nasional Indonesia.
berjumlah 25 siswa yang tuntas belajar adalah 16
Jakarta: Balai Pustaka.
siswa (64%) sedangkan yang tidak tuntas 9 siswa
Suryabrata, S.1992. Metodologi Penelitian. Jakarta :
(36%) sedangkan evaluasi pada siklus 2 tuntas 23
CV Rajawali.
siswa (92%) dan tidak tuntas 8 siswa (8%). Maka
dapat di-simpulkan bahwa melalui pembelajaran
kontekstual dengan model PASA (Pictures and
Student Active) mampu me-ningkatkan hasil
belajar ranah kognitif dan afektif IPS materi denah
dan peta untuk siswa kelas III SDN I Nglampir
tahun pelajaran 2015/2016.
93
E-ISSN: 2477-8486