REFLESKI SEJARAH DALAM MODERNITAS PEMBAN
REFLESKI SEJARAH DALAM MODERNITAS PEMBANGUNAN
KOTA
Oleh:
Lia Kian
13300108010020
email:[email protected]
ABSTRAK
Kesimpulan besar dari tulisan ini adalah Kota-Kota yang
berkembang dalam Kejayaan Islam tersebut merupakan referensi
dan refleksi dalam perencanaan pembangunan kota yang tertata
dan terdesign sesuai dengan corak islam. Kebijakan perencanaan
pembangunan kota menjadi peluang dan tantangan bagi Negaranegara islam yang tersebar di dunia tanpa terkecuali di Indonesia
dalam membangun penataan kota yang baik dalam pembangunan
infrastruktur dimana sejarah kejayaan kota islam bisa dijadikan
bahan referensi dalam memberikan suatu identitas sebuah kota di
Indonesia.
Berdasarkan kontruk teori yang diperoleh dari diskursus
terhadap agama dan politik dalam tulisan ini penulis searah
dengan Üngör, Uğur Ümit (2013), Nicole, S. G (2006), Khalaf W,R,
(2012) dan Jaribah bin Ahmad Al-Haritsi, (2006) disimpukan kota
sejarah telah menyesuaikan diri dalam modernitas perkotaan,
Pemerintah Turki Ottoman melakukan perencanaan tata ruang
yang ditujukan untuk modernisasi tetapi juga etnis homogenisasi,
hal ini dilakukan sebagai bentuk perencaanaan perkotaan juga
tetap
memperhatikan
aspek
sosial,
dimana
pesatnya
pembangunan ekonomi perkotaan, akibat dari laju pertumbuhan
ekonomi perkotaan. Kota-kota di Kuwait sudah melakukan
perencanaan pembangunan perkotaan dengan memperbaiki
desain kontemporer dan untuk mempromosikan hasil morfologi
terpadu dan terlaksananya pembangunan kota masa depan, kota
yang berkelanjutan, yang kesemuanya sudah diatur dalam ajaran
islam sudah dimulai pada zaman Umar bin Al-Khathab dimulai dari
perencanaan pembangunan kota Basrah dan Kufah.
Penulis menentang pendapat dari Kincaid Andrew (2005),
Kamal Chaoui dan M. Plouin (2012) dan Karimian H (2011) yang
menyimpulkan bahwa globalisasi mengubah pusat kota Dublin
menjadi tujuan wisata dan pusat keuangan. Ke dalam campuran
ini gentrifikasi dan pembaharuan datang kebangkitan sastra,
memoar perkotaan diperbarui, pertumbuhan ekonomi bisa menjadi
upaya yang tepat dalam revitalisasi perekonomian daerah dan
meningkatkan hasil lingkungan untuk kemajuan suatu perkotaan
serta dalam perjalanan dinamika politik dan modernisasi
perkotaan terkhusus dinegara islam telah mengalami perubahan
1
infrastruktur perkotaan yang yang tidak dirawat, gedung-gedung
publik besar rusak dan tidak diperbaiki.
Sumberdata yang digunakan dalam penulisan ini bersumber
dari data sekunder yang diperoleh dari buku, majalah, internet dan
dokumentasi lain yang berkenaan dengan kajian permasalahan
dan tulisan ini. Penulisan ini bersifat deskriptif kualitatif dengan
pendekatan library riset.
Kata Kunci: Sejarah, Modernitas, Design Perkotaan.
I. PENDAHULUAN
Perencanaan tata kota didalam Islam sudah lama terkonsep
dengan baik terbukti bahwa adanya kerajaan-kerajaan Islam
dengan arsitekturnya seperti kota Iskandariah, Madinah,
Andalusia, Basrah, Kufah, Baitul Maqdis, Baitul Laham (Bethelem),
Darussalam (Yerussalem), artinya hasil karya Islam tersebut telah
menjadi sejarah dunia. Kejayaan peradaban Islam di masa lalu,
Masa di mana Islam menjadi trend setter sebuah peradaban
modern.
Masa kejayaan itu bermula saat Rasulullah mendirikan
pemerintahan Islam, yakni Daulah Khilafah Islamiyah di Madinah.
Tongkat kepemimpinan bergantian dipegang oleh Abu Bakar asShiddiq, Umar bin Khaththab, Usman bin Affan, Ali bin Abu Thalib,
dan seterusnya. Di masa Khulafa as-Rasyiddin ini Islam
berkembang pesat. Perluasan wilayah menjadi bagian tak
terpisahkan dari upaya penyebarluasan Islam ke seluruh penjuru
dunia. Islam datang membawa rahmat bagi seluruh umat
manusia. Penaklukan wilayah-wilayah, adalah sebagai bagian dari
upaya untuk menyebarkan Islam, bukan menjajahnya. Itu
sebabnya, banyak orang yang kemudian tertarik kepada Islam.
Satu contoh menarik adalah tentang Futuh Makkah (penaklukan
Makkah), Rasulullah dan sekitar 10 ribu pasukannya memasuki
kota Makkah. Kaum Quraisy menyerah dan berdiri di bawah kedua
kakinya di pintu Ka’bah. Mereka menunggu hukuman Rasul setelah
mereka menentangnya selama 21 tahun. Namun, ternyata
Rasulullah justru memaafkan mereka.
Fakta tersebut merupakan bukti betapa Islam mampu
memberikan perlindungan kepada penduduk yang wilayahnya
ditaklukan. Karena perang dalam Islam memang bukan untuk
menghancurkan, tapi memberi kehidupan. Dengan begitu, Islam
tersebar ke hampir sepertiga wilayah di dunia ini. Peradaban Islam
memang mengalami jatuh-bangun, berbagai peristiwa telah
2
menghiasi perjalanannya. Meski demikian, orang tidak mudah
untuk begitu melupakan peradaban emas yang berhasil
ditorehkannya untuk umat manusia ini.
Sejarawan muslim tidak hanya menilai berbagai peradaban
berdasarkan keberhasilan material semata-mata, melainkan juga
akan mempertimbangkan seberapa jauh peradaban tersebut
memenuhi tujuan-tujuan dasar yang diperintahkan oleh Allah SWT,
Sang Pencipta terhadap makhluk-makhluk-Nya. Peradaban yang
mulia (tinggi) adalah peradaban yang melahirkan suatu
lingkungan yang sehat politik, ekonomi, kebudayaan, dan materi,
serta mengarahkan dirinya untuk menyembah Allah semata-mata.
Dalam perkembangannya, tentulah Islam tidak terlepas dari
kemajuan peradaban, begitu pula dengan kota-kota dimana
tempat Islam berkembang.
II. PEMBAHASAN
A. Kota-Kota yang berkembang dalam Kejayaan Islam
1. Makkah
Pada ayat pertama Allah SWT memberi kesaksian bahwa
rumah pertama yang dibangun oleh Allah sebagai tempat
beribadah kepada-Nya adalah Baitullah yang ada di Kota
Makkah.1 Ketika Rasul saw menerima kewajiban shalat, terus
berlangsung hingga beliau hijrah ke Madinah. 2 Pada saat itu,
beliau berangan-angan untuk melakukan shalat menghadap
Baitul Haram dimana dalam sejarah nya
penduduk Arab
menganut agama yang bermacam-macam, diantaranya
Paganisme (menyembah berhala), Masehi, dan Yahudi. 3
2. Madinah
Yatsrib merupakan Madinah al-Munawwarah. Sumber
ketenangan dengan tanah yang subur dan air yang melimpah.
dikelilingi oleh bebatuan gunung berapi yang hitam. 4 Imigrasi
Yahudi ke Hijaz semakin membengkak setelah kegagalan
1Atiq Bin Ghaits Ali Al- Biladi, Keutamaan Kota Makkah, terj. Najib
Junaidi Ridwan dan Abdul Wadud Navis, Cetakan Pertama (Pustaka
Hidayah: Bandung, 1995), 5-15.
2Atiq Bin Ghaits Ali Al- Biladi, Keutamaan Kota Makkah, 5-15.
3Atiq Bin Ghaits Ali Al- Biladi, Keutamaan Kota Makkah, 5-15.
4 Akram Diya ‘Al ‘Umari, Masyarakat Madinah, Cetakan Kedua,
(Logos: Jakarta, 1999), 5-7.
3
mereka memberontak melawan Romawi. Mereka membentuk
komunitas Yahudi di Madinah dan Hijaz. 5 kalangan suku Azd
yang turut bermigrasi adalah Aus dan Khazraj yang menempati
Yatsrib bersama-sama orang Yahudi.6 Di Madinah yang berarti
kota yang berseri-seri ini, Nabi segera meletakkan dasar-dasar
masyarakat
islam.7Terjadinya
hijrah
telah
menciptakan
keragaman penduduk madinah, dimana terdapat suku Aus,
Khazraj, Yahudi, Muhajirin Quraisy, dan suku-suku Arab lainnya.
Kemudian struktur masyarakat Madinah dibangun atas fondasi
ikatan iman dan akidah yang tentu lebih tinggi dari solidaritas
kesukuan dan afiliasi lainnya.8
Orang-orang Yahudi tidak menaati perjanjian yang
disepakati bersama Nabi, sebaliknya, mereka melanggar.
Mereka tidak saja mengabaikan tugas-tugas yang ditetapkan
dalam dokumen, tetapi juga agresif. Itulah sebabnya mengapa
mereka diusir dari Madinah, diantaranya Bani Qainuqa, Bani
Nadhir, dan Bani Quraizhah.9 Khaibar merupakan daerah
pertanian yang subur dengan air yang melimpah ruah. Ia
terkenal dengan pohon-pohon kurma, di samping jagung dan
buah-buahan yang dihasilkannya. Karena itu daerah ini dikenal
dengan sebutan kebun Hijaz, karena kesuburan, ketahanan, dan
peternakannya serta merupakan tempat aktivitas perdagangan
yang baik, sehingga menjadi posisi perekonomian yang
strategis.10
3. Baghdad
Kota Baghdad didirikan oleh Khalifah Abbasiyah kedua,
al-Manshur, pada tahun 762 M. setelah mencari-cari tempat
yang strategis untuk ibu kotanya, pilihan jatuh pada daerah
yang sekarang dinamakan Baghdad, terletak di pinggir sungai
5Sebelum kehadiran Arab, Madinah didominasi oleh Yahudi, baik
itu secara ekonomi, politik maupun intelektual. Yahudi meninggalkan
pengaruh kuat di Madinah dan pada saat yang sama mereka sangat
dipengaruhi oleh suku-suku Arab di sekeliling Yastrib,Akram Diya ‘Al
‘Umari, Masyarakat Madinah, 5-7.
6Akram Diya ‘Al ‘Umari, Masyarakat Madinah, 5-7.
7Akram Diya ‘Al ‘Umari, Masyarakat Madinah pada Zaman
Rasulullah, Cetakan pertama (Media da’wah: Jakarta, 1994), 12-16.
8A. Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, (Pustaka al Husna
Baru: Jakarta, 2007), 91-100.
9 Akram Diya ‘Al ‘Umari, Masyarakat Madinah pada Zaman
Rasulullah, 15-56.
10Akram Diya ‘Al ‘Umari, Masyarakat Madinah pada Zaman
Rasulullah, 15-56.
4
Tigris. Al-Manshur sangat cermat dan teliti dalam memilih
lokasi yang akan dijadikan ibu kota.11
Dalam membangun kota ini, Khalifah mempekerjakan
ahli bangunan terdiri dari arsitek-arsitek, tukang batu, tukang
kayu, ahli lukis, ahli pahat, dan lain-lain. Mereka didatangkan
dari Syria, Mosul, Basrah , dan Kufah yang berjumlah sekitar
100.000 orang. Kota ini berbentuk bundar. Di sekelilingnya
dibangun dinding tembok yang besar dan tinggi. Di tengahtengah kota terdapat istana Khalifah menurut seni arsitektur
Persia.12
Sejak awal berdirinya, kota ini sudah menjadi pusat
peradaban dan kebangkitan ilmu pengetahuan daam Islam.
Itulah sebabnya Philip K. Hitti menyebutnya sebagai kota
intelektual. Menurutnya di antara kota-kota dunia, Baghdad
merupakan
professor
masyarakat
Islam.
Al-Manshur
memerintahkan
penerjemahan
buku-buku
ilmiah
dan
kesusasteraan dari bahasa asing: India, Yunani lama,
Bizantium, Persia dan Syria. Para peminat ilmu dan
kesusasteraan segera berbondong-bondong datang ke kota
tersebut.13 Setelah masa Al-Manshur, kota Baghdad menjadi
lebih masyhur lagi karena perannya sebagai pusat
perkembangan peradaban dan kebudayaan Islam. Banyak
para ilmuan dari berbagai daerah datang ke kota ini untuk
mendalami ilmu pengetahuan yang ingin dituntutnya.
Kebesarannya tidak terbatas pada negeri Arab, tetapi meliputi
seluruh negeri Islam.14
4. Kairo (Mesir)
Kota Kairo dibangun pada 17 Sya’ban 358 H/969 M oleh
panglima perang dinasti Fathimiah yang beraliran Syi’ah, Jawhar
Al-Siqili, atas perintah Khalifah Fathimiah, Al-Mu’izz Lidinillah (953975M), sebagai ibu kota kerajaan dinasti tersebut. Bentuk kota ini
hamper merupakan segi empat. 15 Kota yang terletak di tepi sungai
Nil ini mengalami tiga kali masa kejayaan, yakni pada masa dinasti
Fathimiah, di masa Shalah Al-Din Al-Ayyubi dan di bawah Baybars
dan Al-Nashir pada masa dinasti Mamalik. Periode Fathimiah
dimulai dengan Al-Mu’izz dan puncaknya terjadi pada masa
pemerintahan anaknya, Al-‘Aziz. Al-Mu’izz Lidinillah dan ‘Aziz (97511Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (PT. Raja Grafindo
Persada: Jakarta, 2006), 277-279.
12A. Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, (Pustaka Nasional:
Jakarta, 2008), jilid 3, 152-155.
13Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, 280.
14Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, 279
15Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, 281.
5
996M) di Mesir dapat disejajarkan dengan Harun Al-Rasyid dan AlMa’mun di Baghdad. Selama pemerintahan Mu’izz dan tiga orang
pengganti pertamanya, seni dan ilmu mengalami kemajuan
besar.16
5. Isfahan (Persia)
Isfahan adalah kota terkenal di Persia, pernah menjadi ibu
kota kerajaan Safawi. Kota ini merupakan gabungan dari dua kota
sebelumnya, yakni Jayy, tempat berdirinya Syahrastan dan
Yahudiyyah yang didirikan oleh Buchtanashshar atau Yazdajir I atas
anjuran isterinya yang beragama Yahudi. Ada beberapa pendapat
tentang kapan kota ini ditaklukkan oleh tentara Islam. Pendapat
pertama mengatakan penaklukan ini terjadi pada tahun 19 H (640
M), di bawah pimpinan Abdullah ibn ‘Atban atas perintah Umar ibn
Al-Khaththab untuk menaklukan kota Jayy yang merupakan salah
satu ibu kota provinsi Persia waktu itu. Setelah beberapa peristiwa,
penguasanya memilih masuk Islam daripada membayar pajak. 17
Sebelum kota ini dikuasai kerajaan Safawi, kerajaan ini
sudah beberapa kali mengalami pergantian penguasa, yaitu
dinasti Samani tahun 301 H/913 M, kemudian direbut oleh
Mardawij tahun 316 H/928 M dan memerdekakan diri dari
kekuasaan Baghdad. Setelah itu jatuh ke tangan penguasa Bani
Buwaih dan pada tahun 421 H/1030 M direbut oleh Mahmud AlGhaznawi, penguasa dinasti Ghaznawiah. Dari penguasa
Ghaznawiah ini, Isfahan lepas ke penguasa Seljuk dan dijadikan
sebagai tempat tinggal Sultan Maliksyah.18
6. Istambul (Turki)
Jauh sebelum Turki Usmani di bawah pimpinan Sultan
Muhammad Al-Fatih berhasil menaklukan Konstantinopel, pada
pemimpin Islam sudah sejak zaman Khalifah Al-Rasyidah,
kemudian Khalifah Bani Umayyah dan Khalifah Bani Abbas
berusaha ke arah itu.19 Penduduk Istambul memang heterogen
dalam bidang agama. Menurut sensus tahun1477, penduduk
Istambul berdasarkan agama adalah sebagai berikut, Muslim 8951
rumah tangga (60%), penganut Kristen Ortodoks (Yunani) 3151
rumah tangga (21,5%), Yahudi 1647 rumah tangga (11%), dan
16Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, 281.
17Daud Su’ud, Islamologi, Cetakan pertama (PT. Rineka Cipta:
Jakarta, 2003), 122.
18Ahmad Al Santanawi dkk. Dairat al Ma’arif al- Islamiyah, jilid 2,
59-258.
19Ahmad Syalabi, Imperium Turki Usmani (Jakarta: Kalam Mulia,
1988), 16.
6
lain-lain 1054 rumah tangga (7,5%).20 Di samping masjid, para
sultan juga mendirikan istana-istana dan villa-villa yang megah,
sekolah, rumah sakit, panti asuhan, penginapan, pemandian
umum, pusat-pusat tarekat, dan sebagainya. rumah-rumah dan
villa megah juga dimiliki oleh pedagang-pedagang kaya. Istana
dan villa biasanya dilengkapi dengan taman dan tembok di
sekelilingnya. Jalan-jalan yang menghubungkan antara satu
daerah dengan daerah yang lain.
7. Delhi (India)
Delhi adalah ibu kota kerajaan-kerajaan Islam di India sejak
tahun 608 H/1211 M (kecuali beberapa kali dalam waktu yang
tidak lama, yaitu ketika ibu kota pindah ke Dawlatabad, Agra, dan
Lahore) sampai kerajaan Mughal runtuh oleh Inggris tahun 1858.
Sebagai ibu kota kerajaan-kerajaan Islam, Delhi juga menjadi
pusat kebudayaan dan peradaban Islam di anak Benua India. Kota
ini terletak di pinggir Sungai Jamna. Sebelum Islam masuk ke sana,
Dehli berada di bawah kekuasaan keturunan Johan Rajput. Tahun
589 H (1193 M), Setiap dinasti Islam memperluas kota itu dengan
mendirikan “kota-kota” baru di Delhi semula, yaitu kota yang
berada di dalam benteng Lalkot. Delhi sekarang mencakup semua
kota-kota baru itu. Semuanya dikenal sebagai “Tujuh Kota Delhi”. 21
8. Andalus (Spanyol)
Di Spanyol, banyak kota-kota Islam yang masyhur dan
menjadi pusat peradaban Islam, seperti Sevilla, Kordova, Granada,
Murcia, dan Toledo. Yang terpenting di antaranya adalah Kordova
dan Granada.
a. Kordova
Sebagai ibu kota pemerintahan, Kordova di masa Bani
Umayyah mengalami perkembangan yang pesat. Banyak
bangunan baru yang didirikan, seperti istana dan masjid-masjid.
Kota ini diperluas dengan memperbesar tembok yang
mengelilinginya. Sebuah jembatan dengan gaya arsitektur Islam
yang mempunyai 16 lengkungan dalam gaya Romawi,
menghubungkan Kordova dengan daerah pinggiran di seberang
sungai. Di sebelah barat jembatan itu berdiri istana Al-Cazar.
Perkembangan kota ini mencapai puncaknya pada masa
pemerintahan Abd Al-Rahman Al-Nashir di pertengahan abad ke
10 M. Pada masa pemerintahan Islam, Kordova terkenal juga
20 H. Inalcik, “Istambul”, dalam E. Van Donzel dkk., (Ed.), The
Encyclopaedia of Islam, Volume IV, (Leiden: E. J. Brill, 1978), 238.
21Lodi. J. Burton-Page, “Dihli”, dalam Encyclopaedia of Islam, Vol.
II, 25
7
sebagai pusat kerajinan barang-barang dari perak, sulamansulaman dari sutra dan kulit yang mmpunyai bentuk khusus. 22
b. Granada
Kota Granada terletak di tepi sungai Genil di kaki gunung
Sierra Nevada, berdekatan dengan pantai laut Mediterania (Laut
Tengah). Granada semula adalah tempat tinggal Iberia, kemudian
menjadi kota orang Romawi dan baru terkenal setelah berada di
tangan orang-orang Islam.23 Pada masa pemerintahan Bani
Umayyah di Andalusia, Granada mengalami kemajuan pesat.
Setelah Bani Umayyah mengalami kemunduran, tahun 1031 M,
dalam jangka waktu 60 tahun, Grana diperintah oleh dinasti
setempat, yaitu dinasti Zirids. Setelah itu, Granada jatuh ke bawah
pemerintahan Al-Murabuthun, sebuah dinasti Barbar dari Afrika
Utara pada tahun 1149 M. pada masa pemerintahannya, banyak
istana dibangun di sana. Pada abad ke 12, Granada menjadi kota
terbesar kelima di Spanyol. Kota ini dikelilingi oleh tembok.
Struktur penduduknya terdiri dari campuran berbagai bangsa,
terutama Arab, Barbar, dan Spanyol yang menganut tiga agama
besar yaitu Islam, Kristen, dan Yahudi. Penganut agama tinggal
dalam sektornya masing-masing di kota itu. Sejak abad ke 13,
Granada diperintah oleh dinasti Nasrid selama lebih kurang 250
tahun. Pada masa itulah dibangun sebuah istana indah dan
megah yang terkenal dengan nama istana Al-Hambra, berarti
merah. Batu-batu dan ornament yang terdapat di dalamnya
memang hampir seluruhnya berwarna merah. Istana ini di bangun
oleh arsitek-arsitek Muslim pada tahun 1238 M dan terus
dikembangkan sampai tahun 1358 M. istana ini terletak di sebelah
Timur Al-Kazaba, sebuah benteng tentara Islam. 24
22Pada tahun 1236 M, Kordova direbut oleh tentara Kristen di
bawah pimpinan Ferdinand III dari Castilla. Selain itu, supremasi Islam di
Spanyol mulai mengalami zaman kemunduran. Badri Yatim, Sejarah
Peradaban Islam, 191-192
23Kota ini berada di bawah kekuasaan Islam hampir bersaan
dengan kota-kota lain di Spanyol yang di taklukkan oleh tentara Bani
Umayyah di bawah pimpinan Tarik ibn Ziyad dan Musa ibn Nushair tahun
711 M. pada masa pemerintahan Bani Umayyah di Spanyol, kota ini di
sebut Andalusia Atas.Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam,294.
24Granada terkenal dengan tembok dan 20 menara yang
mengitarinya. Pada masa pemerintahan Muhammad V (1354-1391 M),
Granada mencapai puncak kejayaan, baik dalam arsitektur, maupun
bidang politik. Akan tetapi, menjelang akhir abad ke 15 pemerintahan
menjadi lemah, terutama karena perpecahan keluarga. Pada tahun 1492,
kota ini jatuh ke tangan penguasa Kristen, raja Ferdinand dan Isabella.
Selanjutnya, tahun 1610 M, orang-orang Islam diusir dari kota ini oleh
penguasa Kristen. Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam,295.
8
9. Samarkand dan Bukhara (Transoxania)
Di Transoxania, terdapat dua kota penting, tempat
peradaban Islam pernah berkembang dengan pesat, yaitu
Samarkand dan Bukhara. Samarkand terletak di sebelah selatan
sungai Al-Saghat. Riwayat tentang kota Samarkand yang tertua
disebutkan dalam berita-berita tentang peperangan-peperangan
Iskandar Zulkarnain (Alexander the Great) di Timur. Menurut berita
itu, kota ini beberapa kali diduduki oleh Iskandar ketika ia dan
pasukannya berperang melawan Spitamenes. Tetapi, menurut
riwayat-riwayat tertua dalam bahasa Arab, Iskandarlah yang
mendirikan kota Samarkand itu.setelah tahun 323 M, kota ini
menjadi bagian dari sebuah kekuasaan yang berpusat di Bactria.
Setelah itu, di sana berdiri kerajaan Graeco Bactrio n (Bactria
Yunani) pada masa Anthiochus II Theos.25
Dinasti Bani Umayyah. Namun, penduduk negeri itu marah
kepada Tarkhun dan menurunkannya dari kekuasaannya. Posisinya
diganti oleh Ikhsyiz Ghurik (Cina: U-le-kia). Qutaibah berhasil
memaksa Ikhsyiz untuk menerima perjanjian itu pada tahun 93 H
(712 M) setelah ia dan pasukannya mengepung kota tersebut
dalam waktu yang cukup panjang. 26 Samarkand terdapat makam
terkenal yang sampai sekarang masih dihormati dan dikunjungi
orang, yaitu makam Qasim ibn ‘Abbas, yang dipandang sebagai
pembawa agama Islam ke negeri ini pada masa khalifah ‘Usman
ibn Affan, di Bukhara juga terdapat makam yang juga dikunjungi
orang hingga sekarang, yaitu makam Baha’ Al-Din Al-Naqsyabandi
yang wafat pada abad ke 8 H/ 14 M. Ulama terkenal lainnya di
Bukhara adalah Imam Al-Bukhari, seorang ahli hadits terkenal di
dunia Islam yang menulis kitab Shahih Al-Bukhari. Bukhara
memang terkenal sebagai pusat ilmu-ilmu keagamaan Islam. 27
25Sejak itu, hubungan politik dan ekonomi antara Samarkand
dengan Persia dan Cina terputus, meskipun hubungan dalam bidang
budaya, masih tetap berlanjut. Riwayat kota Bukhara sebelum Islam juga
panjang. Kota ini diperkirakan sudah ada ketika Iskandar dating ke sana.
Dilihat dari bangunan-bangunan kuno, pengaruh Persia sudah lama
tertanam di sana. Pengaruh Cina juga besar. Sebelum Islam datang di
sana terdapat tempat ibadah agama Budha. Badri Yatim, Sejarah
Peradaban Islam,295.
26Abul Hasan Ali Nadwi, Islam and The World. Terj. Adang Affandi
(Angkasa: Bandung), 10-18.
27seorang ulama terkenal pada masa itu, Abu Manshur AlMaturidi, wafat di Samarkand pada tahun 333 H/944 M. Beliau adalah
pendiri aliran teologi Islam yang dikenal dengan aliran Maturidiah. Aliran
ini dikembangkan oleh muridnya bernama Abu Al-Yusr Muhammad AlBazdawi (421 H/1030 M) di Bukhara yang melahirkan aliran teologi Islam
yang dikenal dengan Maturidiah Bukhara. Badri Yatim, Sejarah Peradaban
9
B. Perencanaan Pembangunan Perkotaan Modern dengan
Identitas Islam
Kebangkitan Islam dan keterlibatan dengan modernitas.
modernitas dan beberapa wacana Islam yang telah menandai
enam dekade terakhir. Kebangkitan Islam telah melalui tiga
periode yang berbeda selama waktu ini kita masih menyaksikan,
fokus pembicaraan Islam Revival dengan modernitas adalah pada
keterlibatan dan kewarganegaraan hak-hak sipil.28
Pengaruh pembangunan dan modernisasi program ekonomi
pada sistem perkotaan tradisional di Cina.29 Sejarah modernitas di
Irlandia tidak terkecuali untuk kombinasi urbanisme dan
modernisme. ketika gelombang baru globalisasi mengubah pusat
kota Dublin menjadi tujuan wisata dan pusat keuangan.30
Pemerintah Turki Ottoman mengalami kota untuk berbagai
bentuk perencanaan tata ruang yang ditujukan untuk modernisasi
tetapi juga etnis homogenisasi mereka. Dalam alam semesta
ideologis rezim, masyarakat yang sempurna bisa ditempa dengan
desain dan paksaan. Akibatnya, kota-kota multietnis dari Turki
menjadi objek utopia tinggi modernis perencanaan tata ruang dan
desain ulang perkotaan. Kebijakan ini juga ditujukan untuk
menghapus masa lalu multietnis kota Ottoman dan kerajinan
populasi Turki "sehat".31 Kilas sejarah kenabian tentang kejadian
suatu negeri atau kota-kota yang ada menjadi rujukan dasar
dalam dalam perencanaan pembangunan perkotaan dengan
berbasis manajemen dalam hal ini syariah baik Al-Qur’an dan
Hadist. Kilas Kejadian bencana alam sudah sering terjadi di
Indonesia,
menjadi rujukan pentingnya dalam perencanaan
pembangunan perkotaan dimana sudah dilihat dan dirasakan
Islam, 295-297.
28Sinanović, Ermin. "Islamic Revival as Development: Discourses
on Islam, Modernity, and Democracy since the 1950s." Politics, Religion &
Ideology 13, no. 1 (March 2012): 3-24. Religion and Philosophy Collection,
EBSCOhost (accessed December 7, 2014).
29Sen-Dou,
Chang.
"Modernization
And
China's
Urban
Development." Annals Of The Association Of American Geographers 71,
no. 2 (June 1981): 202-219. Religion and Philosophy Collection,
EBSCOhost (accessed December 7, 2014).
30Kincaid, Andrew. "Memory and the City: Urban Renewal and
Literary Memoirs in Contemporary Dublin." College Literature 32, no. 2
(Spring2005 2005): 16-42. Literary Reference Center, EBSCOhost
(accessed December 7, 2014).
31Üngör, Uğur Ümit. "Creative Destruction: Shaping a HighModernist City in Interwar Turkey." Journal Of Urban History 39, no. 2
(March 2013): 297-314. Humanities International Complete, EBSCOhost
(accessed December 7, 2014).
10
gempa bumi di Bengkulu pada tahun 2004, Tsunami Aceh pada
tahun 26 Desember 2006, Meletusnya Gunung Merapi Yogyakarta
pada tahun 2013, banjir bandang di Manado tahun 2013,
Meletusnya gunung Sinabung di Sumatera Utara pada tahun 2013
dan banjir setiap tahun menimpa Ibu Kota Jakarta.
Oleh sebab itu, perencanaan pembangunan kota yang
berkelanjutan menjadi tangggung jawab bersama. Selain
pembuktian sejarah pembuktian ilmiah juga telah terbukti
pentingya perencanaan pembangunan kota masa depan kota yang
berkelanjutan. Eksploitasi sumberdaya alam dan lahan dalam
pemenuhan kebutuhan ekonomi manusia semakin jauh dari alam
dan lingkungan, Hal demikian merupakan suatu tantangan dalam
pembangunan ekonomi syariah untuk perencanaan pembangunan
kota yang berkelanjutan.32 Selain itu juga perencaanaan perkotaan
juga tetap memperhatikan aspek sosial, dimana pesatnya
pembangunan ekonomi perkotaan, masyarakat miskin perkotaan
yang ada diwilayah pinggiran kota perlu diperhatikan akibat dari
laju pertumbuhan ekonomi perkotaan.33 Kota-kota di Kuwait sudah
melakukan perencanaan pembangunan perkotaan dengan
memperbaiki desain kontemporer dan untuk mempromosikan hasil
morfologi terpadu, pembangunan perekonomian perkotaan
disesuai dengan kondisi lingkungan dan tradisi masyarakat lokal
dan tidak menerapkan pemikiran Barat.34
Chamhuri Siwar dan Rabiul Islam juga menjelaskan
petumbuhan ekonomi perkotaan merupakan bagian dari
kebijakan pembangunan kota berkelanjutan yang secara akurat
dalam mencerminkan kompleksitas pilihan mengenai integrasi
lingkungan dan pembangunan sosial.35 B. Yuen, R. Rajack and J. J.
Helluin menjelaskan bahwa perencanaan dan kebijakan kota-kota
di Asia Tenggara dengan pencanaan modernitas globalisasi dan
pertumbuhan ekonomi baru dengan menangani liveability
perkotaan dan keberlanjutan.36 Begitu juga dengan negara-negara
32 Umer, Chapra. Islam Dalam Pembangunan Ekonomi, 2006.
33Nicole, S. G, “ Save the cities, stop the suburbs?”(The yale law
journal, 2006, 116, 3), 598-630.
34Khalaf W,R, “Traditional Vs Modern Arabian Morphologies”.
(Journal of cultural heritage management and sustainable development,
2012), 27-43.
35Chamhuri, Siwar, And Rabiul, Islam, “Concepts, Approach And
Indicators For Sustainable Regional Development”. (Institute for
environment and development (lestari), universiti kebangsaan malaysia
(UKM), 43600 ukm, bangi, darul ehsan, selangor, malaysia. school of
economics, finance and banking, college of business, universiti utara
malaysia, 06010 sintok, kedah darul aman, malaysia. advances in
environmental biology, 2012. 6, 3): 967-980, 2012 ISSN 1995-0756.
11
eropa.37
Dan
Asanga
Gunawansa
menyatakan
bahwa
pengembangan kota merupakan salah satu respon baru untuk
perubahan
iklim
akibat
dari
pertumbuhan
ekonomi
38
kota. Pembangunan perkotaan yang dilakukan oleh pemerintah
daerah, sudah dimulai dari zaman Rasullah, Abu Bakar, Utsman
bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Bani Umayah, Bani Abbasyiah, dimana
manajemen pemerintah daerah dimulai pada masa Abu Bakar. 39
Terlaksananya pembangunan kota masa depan, kota yang
berkelanjutan, yang kesemuanya sudah diatur dalam ajaran islam
sudah dimulai pada zaman Umar bin Al-Khathab dimulai dari
perencanaan pembangunan kota Basrah dan Kufah. 40
Formulasi tata ruang dan zoning pembangunan perkotaan,
Dalam sejarahnya pembangunan kota islam sudah dimulai dari
pembangunan kota Al-Madina AI-Munawara yang memanfaatkan
tata ruang dan zoning yang dibangun berdasarkan dari identitas
atau atribut penting dari perencanaan kota Islam dan merupakan
pendekatan obyektif untuk perencanaan kota dalam konteks
ideologi Islam.41 Tata ruang dan zoning yang memanfaatkan
pertanahan yang ada pada suatu wilayah atau perkotaan.
Penataan lahan pertanahan atau penetapan daerah (Zoning) baik
dalam pemilihan tempat, lahan, infrastruktur jalan, perumahan,
mesjid dan pasar, pelayanan pos, rumah para tamu, gudang
logistik, penerangan jalan, bendungan dan pembangunan Masjidil
Haram dan Masjid Nabawi semua dilakukan oleh Umar dengan
konsep perencanaan pembangunan perkotaan yang jelas serta
penunjukan pendelegasian kepada Abu Hayyaj Al-Asadi sebagai
pelaksana proyek kala itu.42
36Rajack R, Yuen B, And Helluin, J, Urban Land Markets: Improving Land
Management For Successful Urbanisation. (New York: springer. Yuen, b. and
Kong, 2009).
37Beatley, Timothy, “Green Cities Of Europe Global Lessons On
Green Urbanism”. (Washington, DC: Publisher: Island Press, 2012), 215224.
38Asanga, Gunawansa, “Contractual And Policy Challenges To
Developing Ecocities”. (School of design and environment national
university of singapore, 2011).
39Ahmad, Ibrahim, Abu, Sinn, 33-56.
40Jaribah bin Ahmad Al-Haritsi, Fikih Ekonomi Umar bin Al-Khathab,
(Jakarta. Khalifa Pustaka Al-Kautsar Group, 2006), 512.
41Muhammad, Abdul, Mannan, “Abstracts Of Researches In Islamic
Economics, (International Centre For Research In Islamic Economics”.
(King Abdulaziz University, Islamic Economics Research Centre Published
On Net 2008), 67.
42Jaribah bin Ahmad Al-Haritsi, Fikih Ekonomi Umar bin Al-Khathab,
512-515.
12
Produktivitas dalam penggunaan lahan dan maksimalkan
zona atau wilayah perkotaan untuk menghindari hal-hal yang
dapat merusak lingkungan perkotaan baik dalam pencemaran air,
lapisan tanah atas dan mempersulit akses masyarakat pada nilai
guna dan kemanfaatannya.43 Perencanaan pembangunan kota
sebagai suatu bentuk reformasi perkotaan, pendekatan holistik
dalam pembangunan.44 Perencanaan pembangunan nasional pada
wilayah kabupaten dan kota di Indonesia mengacu kepada
peraturan dan perundang-undangan ada kebijakan yang jelas dari
pemerintah.45 Kebijakan pembangunan harus mempunyai strategi
agar teratur.46
III. KESIMPULAN
Fisik kota dibangun dan dirancang dari tata guna lahan dan
zoning, penetapan desigin fisik kota melalu penetapan tujuan dan
fungsi penggunaan lahan, pola pemanfaatan lahan dan sistem
pengendalian lahan dimana kota harus dibangun sesuai
dengan identitas kota islam. Kota yang dimodifikasi dan
dikembangkan sesuai dengan beberapa prinsip pemersatu dalam
Islam. Kota ideal strategi sipil dalam sejarah siasat Madaniyah
dalam pengelolaan kota dimana semuanya diatur dalam undangundang.
Kebangkitan islam dalam modernisasi perlu penataan
kembali design pembangunan kota dengan corak islami dari
semua pembangunan infrasrukturnya. Dalam perkembangannya,
tentulah Islam tidak terlepas dari kemajuan peradaban, begitu
pula dengan kota-kota dimana tempat Islam berkembang. KotaKota yang berkembang dalam Kejayaan Islam seperti Makkah,
Madinah, Baghdad, Kairo, Isfahan (Persia), Istambul (Turki), Delhi
(India), Andalus (Spanyol) serta Samarkand dan Bukhara
(Transoxania).
Kota-Kota yang berkembang dalam Kejayaan Islam tersebut
merupakan
referensi
dan
refleksi
dalam
perencanaan
pembangunan kota yang tertata dan terdesign sesuai dengan
corak islam. Kebijakan perencanaan pembangunan kota menjadi
43ih}ya>’ al-mawa>t pada awalnya untuk pemanfaatan lahan
kosong, namun juga berhubungan dengan maslah}at dan al-maqa>shid
al-syar’iyyah. Jika dilakukan kemudian merusak tujuan, maka berubah
menjadi dilarang. Bandingkan al-Syawk>ni> , Nayl al-Awtha>r, 54.
44Djoko Kirmanto, Imam s. Ernawi dan Ruchyat Deni Djakapermana,
“Indonesia
Green City Development Program: An Urban Reform”.
(Jakarta,Buletin Tata Ruang, 2012).
45Batty, S. E. “Planning For Sustainable Development In Britain: A
Pragmatic Approach”. (The town planning review, 2006, 77, 1), 29-40.
46Muhammad Al-Iskandarani, Muqadimmah Ibnu Khaldun, 542-555.
13
peluang dan tantangan bagi Negara-negara islam yang tersebar di
dunia tanpa terkecuali di Indonesia dalam membangun penataan
kota yang baik dalam pembangunan infrastruktur dimana sejarah
kejayaan kota islam bisa dijadikan bahan referensi dalam
memberikan suatu identitas sebuah kota di Indonesia.
IV. DAFTAR PUSTAKA
A. Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, (Pustaka al Husna Baru:
Jakarta, 2007), 91-100.
A. Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, (Pustaka Nasional: Jakarta,
2008), jilid 3, 152-155.
Abul Hasan Ali Nadwi, Islam and The World. (Angkasa: Bandung), 10-18.
Ahmad Al Santanawi dkk. Dairat al Ma’arif al- Islamiyah, jilid 2, 59-258.
Ahmad Syalabi, Imperium Turki Usmani (Jakarta: Kalam Mulia, 1988), 16.
Ahmad, Ibrahim, Abu, Sinn, 33-56.
Akram Diya ‘Al ‘Umari, Masyarakat Madinah, Cetakan Kedua, (Logos:
Jakarta, 1999), 5-7.
Asanga, Gunawansa, “Contractual And Policy Challenges To Developing
Ecocities”. (School of design and environment national university
of singapore, 2011).
Atiq Bin Ghaits Ali Al- Biladi, Keutamaan Kota Makkah, terj. Najib Junaidi
Ridwan dan Abdul Wadud Navis, Cetakan Pertama (Pustaka
Hidayah: Bandung, 1995), 5-15.
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta,
2006), 277-279.
Batty, S. E. “Planning For Sustainable Development In Britain: A
Pragmatic Approach”. (The town planning review, 2006, 77, 1),
29-40.
Beatley, Timothy, “Green Cities Of Europe Global Lessons On Green
Urbanism”. (Washington, DC: Publisher: Island Press, 2012), 215224.
Chamhuri, Siwar, And Rabiul, Islam, “Concepts, Approach And Indicators
For
Sustainable
Regional
Development”. (Institute for
environment and development (lestari), universiti kebangsaan
malaysia (UKM), 43600 ukm, bangi, darul ehsan, selangor,
malaysia. school of economics, finance and banking, college of
business, universiti utara malaysia, 06010 sintok, kedah darul
aman, malaysia. advances in environmental biology, 2012. 6, 3):
967-980, 2012 ISSN 1995-0756.
Daud Su’ud, Islamologi, Cetakan pertama (PT. Rineka Cipta: Jakarta,
2003), 122.
Djoko Kirmanto, Imam s. Ernawi dan Ruchyat Deni Djakapermana,
“Indonesia Green City Development Program: An Urban Reform”.
(Jakarta,Buletin Tata Ruang, 2012).
H. Inalcik, “Istambul”, dalam E. Van Donzel dkk., (Ed.), The Encyclopaedia
of Islam, Volume IV, (Leiden: E. J. Brill, 1978), 238.
Jaribah bin Ahmad Al-Haritsi, Fikih Ekonomi Umar bin Al-Khathab,
(Jakarta. Khalifa Pustaka Al-Kautsar Group, 2006), 512.
14
Khalaf W,R, “Traditional Vs Modern Arabian Morphologies”. (Journal of
cultural heritage management and sustainable development,
2012), 27-43.
Kincaid, Andrew. "Memory and the City: Urban Renewal and Literary
Memoirs in Contemporary Dublin." College Literature 32, no. 2
(Spring2005 2005): 16-42. Literary Reference Center, EBSCOhost
(accessed December 7, 2014).
Lodi. J. Burton-Page, “Dihli”, dalam Encyclopaedia of Islam, Vol. II, 25
Muhammad Al-Iskandarani, Muqadimmah Ibnu Khaldun, 542-555.
Muhammad, Abdul, Mannan,
“Abstracts Of Researches In Islamic
Economics, (International Centre For Research In Islamic
Economics”. (King Abdulaziz University, Islamic Economics
Research Centre Published On ih}ya>’ al-mawa>t pada awalnya
untuk pemanfaatan lahan kosong, namun juga berhubungan
dengan maslah}at
dan al-maqa>shid al-syar’iyyah. Jika
dilakukan kemudian merusak tujuan, maka berubah menjadi
dilarang. Bandingkan al-Syawk>ni> , Nayl al-Awtha>r, 54.
Nicole, S. G, “ Save the cities, stop the suburbs?”(The yale law journal,
2006, 116, 3), 598-630.
Rajack R, Yuen B, And Helluin, J, Urban Land Markets: Improving Land
Management For Successful Urbanisation. (New York: springer. Yuen, b.
and Kong, 2009).
Sen-Dou, Chang. "Modernization And China's Urban Development."
Annals Of The Association Of American Geographers 71, no. 2
(June 1981): 202-219. Religion and Philosophy Collection,
EBSCOhost (accessed December 7, 2014).
Sinanović, Ermin. "Islamic Revival as Development: Discourses on Islam,
Modernity, and Democracy since the 1950s." Politics, Religion &
Ideology 13, no. 1 (March 2012): 3-24. Religion and Philosophy
Collection, EBSCOhost (accessed December 7, 2014).
Umer, Chapra. Islam Dalam Pembangunan Ekonomi, 2006.
Üngör, Uğur Ümit. "Creative Destruction: Shaping a High-Modernist City in
Interwar Turkey." Journal Of Urban History 39, no. 2 (March 2013):
297-314. Humanities International Complete, EBSCOhost
(accessed December 7, 2014).
15
KOTA
Oleh:
Lia Kian
13300108010020
email:[email protected]
ABSTRAK
Kesimpulan besar dari tulisan ini adalah Kota-Kota yang
berkembang dalam Kejayaan Islam tersebut merupakan referensi
dan refleksi dalam perencanaan pembangunan kota yang tertata
dan terdesign sesuai dengan corak islam. Kebijakan perencanaan
pembangunan kota menjadi peluang dan tantangan bagi Negaranegara islam yang tersebar di dunia tanpa terkecuali di Indonesia
dalam membangun penataan kota yang baik dalam pembangunan
infrastruktur dimana sejarah kejayaan kota islam bisa dijadikan
bahan referensi dalam memberikan suatu identitas sebuah kota di
Indonesia.
Berdasarkan kontruk teori yang diperoleh dari diskursus
terhadap agama dan politik dalam tulisan ini penulis searah
dengan Üngör, Uğur Ümit (2013), Nicole, S. G (2006), Khalaf W,R,
(2012) dan Jaribah bin Ahmad Al-Haritsi, (2006) disimpukan kota
sejarah telah menyesuaikan diri dalam modernitas perkotaan,
Pemerintah Turki Ottoman melakukan perencanaan tata ruang
yang ditujukan untuk modernisasi tetapi juga etnis homogenisasi,
hal ini dilakukan sebagai bentuk perencaanaan perkotaan juga
tetap
memperhatikan
aspek
sosial,
dimana
pesatnya
pembangunan ekonomi perkotaan, akibat dari laju pertumbuhan
ekonomi perkotaan. Kota-kota di Kuwait sudah melakukan
perencanaan pembangunan perkotaan dengan memperbaiki
desain kontemporer dan untuk mempromosikan hasil morfologi
terpadu dan terlaksananya pembangunan kota masa depan, kota
yang berkelanjutan, yang kesemuanya sudah diatur dalam ajaran
islam sudah dimulai pada zaman Umar bin Al-Khathab dimulai dari
perencanaan pembangunan kota Basrah dan Kufah.
Penulis menentang pendapat dari Kincaid Andrew (2005),
Kamal Chaoui dan M. Plouin (2012) dan Karimian H (2011) yang
menyimpulkan bahwa globalisasi mengubah pusat kota Dublin
menjadi tujuan wisata dan pusat keuangan. Ke dalam campuran
ini gentrifikasi dan pembaharuan datang kebangkitan sastra,
memoar perkotaan diperbarui, pertumbuhan ekonomi bisa menjadi
upaya yang tepat dalam revitalisasi perekonomian daerah dan
meningkatkan hasil lingkungan untuk kemajuan suatu perkotaan
serta dalam perjalanan dinamika politik dan modernisasi
perkotaan terkhusus dinegara islam telah mengalami perubahan
1
infrastruktur perkotaan yang yang tidak dirawat, gedung-gedung
publik besar rusak dan tidak diperbaiki.
Sumberdata yang digunakan dalam penulisan ini bersumber
dari data sekunder yang diperoleh dari buku, majalah, internet dan
dokumentasi lain yang berkenaan dengan kajian permasalahan
dan tulisan ini. Penulisan ini bersifat deskriptif kualitatif dengan
pendekatan library riset.
Kata Kunci: Sejarah, Modernitas, Design Perkotaan.
I. PENDAHULUAN
Perencanaan tata kota didalam Islam sudah lama terkonsep
dengan baik terbukti bahwa adanya kerajaan-kerajaan Islam
dengan arsitekturnya seperti kota Iskandariah, Madinah,
Andalusia, Basrah, Kufah, Baitul Maqdis, Baitul Laham (Bethelem),
Darussalam (Yerussalem), artinya hasil karya Islam tersebut telah
menjadi sejarah dunia. Kejayaan peradaban Islam di masa lalu,
Masa di mana Islam menjadi trend setter sebuah peradaban
modern.
Masa kejayaan itu bermula saat Rasulullah mendirikan
pemerintahan Islam, yakni Daulah Khilafah Islamiyah di Madinah.
Tongkat kepemimpinan bergantian dipegang oleh Abu Bakar asShiddiq, Umar bin Khaththab, Usman bin Affan, Ali bin Abu Thalib,
dan seterusnya. Di masa Khulafa as-Rasyiddin ini Islam
berkembang pesat. Perluasan wilayah menjadi bagian tak
terpisahkan dari upaya penyebarluasan Islam ke seluruh penjuru
dunia. Islam datang membawa rahmat bagi seluruh umat
manusia. Penaklukan wilayah-wilayah, adalah sebagai bagian dari
upaya untuk menyebarkan Islam, bukan menjajahnya. Itu
sebabnya, banyak orang yang kemudian tertarik kepada Islam.
Satu contoh menarik adalah tentang Futuh Makkah (penaklukan
Makkah), Rasulullah dan sekitar 10 ribu pasukannya memasuki
kota Makkah. Kaum Quraisy menyerah dan berdiri di bawah kedua
kakinya di pintu Ka’bah. Mereka menunggu hukuman Rasul setelah
mereka menentangnya selama 21 tahun. Namun, ternyata
Rasulullah justru memaafkan mereka.
Fakta tersebut merupakan bukti betapa Islam mampu
memberikan perlindungan kepada penduduk yang wilayahnya
ditaklukan. Karena perang dalam Islam memang bukan untuk
menghancurkan, tapi memberi kehidupan. Dengan begitu, Islam
tersebar ke hampir sepertiga wilayah di dunia ini. Peradaban Islam
memang mengalami jatuh-bangun, berbagai peristiwa telah
2
menghiasi perjalanannya. Meski demikian, orang tidak mudah
untuk begitu melupakan peradaban emas yang berhasil
ditorehkannya untuk umat manusia ini.
Sejarawan muslim tidak hanya menilai berbagai peradaban
berdasarkan keberhasilan material semata-mata, melainkan juga
akan mempertimbangkan seberapa jauh peradaban tersebut
memenuhi tujuan-tujuan dasar yang diperintahkan oleh Allah SWT,
Sang Pencipta terhadap makhluk-makhluk-Nya. Peradaban yang
mulia (tinggi) adalah peradaban yang melahirkan suatu
lingkungan yang sehat politik, ekonomi, kebudayaan, dan materi,
serta mengarahkan dirinya untuk menyembah Allah semata-mata.
Dalam perkembangannya, tentulah Islam tidak terlepas dari
kemajuan peradaban, begitu pula dengan kota-kota dimana
tempat Islam berkembang.
II. PEMBAHASAN
A. Kota-Kota yang berkembang dalam Kejayaan Islam
1. Makkah
Pada ayat pertama Allah SWT memberi kesaksian bahwa
rumah pertama yang dibangun oleh Allah sebagai tempat
beribadah kepada-Nya adalah Baitullah yang ada di Kota
Makkah.1 Ketika Rasul saw menerima kewajiban shalat, terus
berlangsung hingga beliau hijrah ke Madinah. 2 Pada saat itu,
beliau berangan-angan untuk melakukan shalat menghadap
Baitul Haram dimana dalam sejarah nya
penduduk Arab
menganut agama yang bermacam-macam, diantaranya
Paganisme (menyembah berhala), Masehi, dan Yahudi. 3
2. Madinah
Yatsrib merupakan Madinah al-Munawwarah. Sumber
ketenangan dengan tanah yang subur dan air yang melimpah.
dikelilingi oleh bebatuan gunung berapi yang hitam. 4 Imigrasi
Yahudi ke Hijaz semakin membengkak setelah kegagalan
1Atiq Bin Ghaits Ali Al- Biladi, Keutamaan Kota Makkah, terj. Najib
Junaidi Ridwan dan Abdul Wadud Navis, Cetakan Pertama (Pustaka
Hidayah: Bandung, 1995), 5-15.
2Atiq Bin Ghaits Ali Al- Biladi, Keutamaan Kota Makkah, 5-15.
3Atiq Bin Ghaits Ali Al- Biladi, Keutamaan Kota Makkah, 5-15.
4 Akram Diya ‘Al ‘Umari, Masyarakat Madinah, Cetakan Kedua,
(Logos: Jakarta, 1999), 5-7.
3
mereka memberontak melawan Romawi. Mereka membentuk
komunitas Yahudi di Madinah dan Hijaz. 5 kalangan suku Azd
yang turut bermigrasi adalah Aus dan Khazraj yang menempati
Yatsrib bersama-sama orang Yahudi.6 Di Madinah yang berarti
kota yang berseri-seri ini, Nabi segera meletakkan dasar-dasar
masyarakat
islam.7Terjadinya
hijrah
telah
menciptakan
keragaman penduduk madinah, dimana terdapat suku Aus,
Khazraj, Yahudi, Muhajirin Quraisy, dan suku-suku Arab lainnya.
Kemudian struktur masyarakat Madinah dibangun atas fondasi
ikatan iman dan akidah yang tentu lebih tinggi dari solidaritas
kesukuan dan afiliasi lainnya.8
Orang-orang Yahudi tidak menaati perjanjian yang
disepakati bersama Nabi, sebaliknya, mereka melanggar.
Mereka tidak saja mengabaikan tugas-tugas yang ditetapkan
dalam dokumen, tetapi juga agresif. Itulah sebabnya mengapa
mereka diusir dari Madinah, diantaranya Bani Qainuqa, Bani
Nadhir, dan Bani Quraizhah.9 Khaibar merupakan daerah
pertanian yang subur dengan air yang melimpah ruah. Ia
terkenal dengan pohon-pohon kurma, di samping jagung dan
buah-buahan yang dihasilkannya. Karena itu daerah ini dikenal
dengan sebutan kebun Hijaz, karena kesuburan, ketahanan, dan
peternakannya serta merupakan tempat aktivitas perdagangan
yang baik, sehingga menjadi posisi perekonomian yang
strategis.10
3. Baghdad
Kota Baghdad didirikan oleh Khalifah Abbasiyah kedua,
al-Manshur, pada tahun 762 M. setelah mencari-cari tempat
yang strategis untuk ibu kotanya, pilihan jatuh pada daerah
yang sekarang dinamakan Baghdad, terletak di pinggir sungai
5Sebelum kehadiran Arab, Madinah didominasi oleh Yahudi, baik
itu secara ekonomi, politik maupun intelektual. Yahudi meninggalkan
pengaruh kuat di Madinah dan pada saat yang sama mereka sangat
dipengaruhi oleh suku-suku Arab di sekeliling Yastrib,Akram Diya ‘Al
‘Umari, Masyarakat Madinah, 5-7.
6Akram Diya ‘Al ‘Umari, Masyarakat Madinah, 5-7.
7Akram Diya ‘Al ‘Umari, Masyarakat Madinah pada Zaman
Rasulullah, Cetakan pertama (Media da’wah: Jakarta, 1994), 12-16.
8A. Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, (Pustaka al Husna
Baru: Jakarta, 2007), 91-100.
9 Akram Diya ‘Al ‘Umari, Masyarakat Madinah pada Zaman
Rasulullah, 15-56.
10Akram Diya ‘Al ‘Umari, Masyarakat Madinah pada Zaman
Rasulullah, 15-56.
4
Tigris. Al-Manshur sangat cermat dan teliti dalam memilih
lokasi yang akan dijadikan ibu kota.11
Dalam membangun kota ini, Khalifah mempekerjakan
ahli bangunan terdiri dari arsitek-arsitek, tukang batu, tukang
kayu, ahli lukis, ahli pahat, dan lain-lain. Mereka didatangkan
dari Syria, Mosul, Basrah , dan Kufah yang berjumlah sekitar
100.000 orang. Kota ini berbentuk bundar. Di sekelilingnya
dibangun dinding tembok yang besar dan tinggi. Di tengahtengah kota terdapat istana Khalifah menurut seni arsitektur
Persia.12
Sejak awal berdirinya, kota ini sudah menjadi pusat
peradaban dan kebangkitan ilmu pengetahuan daam Islam.
Itulah sebabnya Philip K. Hitti menyebutnya sebagai kota
intelektual. Menurutnya di antara kota-kota dunia, Baghdad
merupakan
professor
masyarakat
Islam.
Al-Manshur
memerintahkan
penerjemahan
buku-buku
ilmiah
dan
kesusasteraan dari bahasa asing: India, Yunani lama,
Bizantium, Persia dan Syria. Para peminat ilmu dan
kesusasteraan segera berbondong-bondong datang ke kota
tersebut.13 Setelah masa Al-Manshur, kota Baghdad menjadi
lebih masyhur lagi karena perannya sebagai pusat
perkembangan peradaban dan kebudayaan Islam. Banyak
para ilmuan dari berbagai daerah datang ke kota ini untuk
mendalami ilmu pengetahuan yang ingin dituntutnya.
Kebesarannya tidak terbatas pada negeri Arab, tetapi meliputi
seluruh negeri Islam.14
4. Kairo (Mesir)
Kota Kairo dibangun pada 17 Sya’ban 358 H/969 M oleh
panglima perang dinasti Fathimiah yang beraliran Syi’ah, Jawhar
Al-Siqili, atas perintah Khalifah Fathimiah, Al-Mu’izz Lidinillah (953975M), sebagai ibu kota kerajaan dinasti tersebut. Bentuk kota ini
hamper merupakan segi empat. 15 Kota yang terletak di tepi sungai
Nil ini mengalami tiga kali masa kejayaan, yakni pada masa dinasti
Fathimiah, di masa Shalah Al-Din Al-Ayyubi dan di bawah Baybars
dan Al-Nashir pada masa dinasti Mamalik. Periode Fathimiah
dimulai dengan Al-Mu’izz dan puncaknya terjadi pada masa
pemerintahan anaknya, Al-‘Aziz. Al-Mu’izz Lidinillah dan ‘Aziz (97511Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (PT. Raja Grafindo
Persada: Jakarta, 2006), 277-279.
12A. Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, (Pustaka Nasional:
Jakarta, 2008), jilid 3, 152-155.
13Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, 280.
14Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, 279
15Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, 281.
5
996M) di Mesir dapat disejajarkan dengan Harun Al-Rasyid dan AlMa’mun di Baghdad. Selama pemerintahan Mu’izz dan tiga orang
pengganti pertamanya, seni dan ilmu mengalami kemajuan
besar.16
5. Isfahan (Persia)
Isfahan adalah kota terkenal di Persia, pernah menjadi ibu
kota kerajaan Safawi. Kota ini merupakan gabungan dari dua kota
sebelumnya, yakni Jayy, tempat berdirinya Syahrastan dan
Yahudiyyah yang didirikan oleh Buchtanashshar atau Yazdajir I atas
anjuran isterinya yang beragama Yahudi. Ada beberapa pendapat
tentang kapan kota ini ditaklukkan oleh tentara Islam. Pendapat
pertama mengatakan penaklukan ini terjadi pada tahun 19 H (640
M), di bawah pimpinan Abdullah ibn ‘Atban atas perintah Umar ibn
Al-Khaththab untuk menaklukan kota Jayy yang merupakan salah
satu ibu kota provinsi Persia waktu itu. Setelah beberapa peristiwa,
penguasanya memilih masuk Islam daripada membayar pajak. 17
Sebelum kota ini dikuasai kerajaan Safawi, kerajaan ini
sudah beberapa kali mengalami pergantian penguasa, yaitu
dinasti Samani tahun 301 H/913 M, kemudian direbut oleh
Mardawij tahun 316 H/928 M dan memerdekakan diri dari
kekuasaan Baghdad. Setelah itu jatuh ke tangan penguasa Bani
Buwaih dan pada tahun 421 H/1030 M direbut oleh Mahmud AlGhaznawi, penguasa dinasti Ghaznawiah. Dari penguasa
Ghaznawiah ini, Isfahan lepas ke penguasa Seljuk dan dijadikan
sebagai tempat tinggal Sultan Maliksyah.18
6. Istambul (Turki)
Jauh sebelum Turki Usmani di bawah pimpinan Sultan
Muhammad Al-Fatih berhasil menaklukan Konstantinopel, pada
pemimpin Islam sudah sejak zaman Khalifah Al-Rasyidah,
kemudian Khalifah Bani Umayyah dan Khalifah Bani Abbas
berusaha ke arah itu.19 Penduduk Istambul memang heterogen
dalam bidang agama. Menurut sensus tahun1477, penduduk
Istambul berdasarkan agama adalah sebagai berikut, Muslim 8951
rumah tangga (60%), penganut Kristen Ortodoks (Yunani) 3151
rumah tangga (21,5%), Yahudi 1647 rumah tangga (11%), dan
16Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, 281.
17Daud Su’ud, Islamologi, Cetakan pertama (PT. Rineka Cipta:
Jakarta, 2003), 122.
18Ahmad Al Santanawi dkk. Dairat al Ma’arif al- Islamiyah, jilid 2,
59-258.
19Ahmad Syalabi, Imperium Turki Usmani (Jakarta: Kalam Mulia,
1988), 16.
6
lain-lain 1054 rumah tangga (7,5%).20 Di samping masjid, para
sultan juga mendirikan istana-istana dan villa-villa yang megah,
sekolah, rumah sakit, panti asuhan, penginapan, pemandian
umum, pusat-pusat tarekat, dan sebagainya. rumah-rumah dan
villa megah juga dimiliki oleh pedagang-pedagang kaya. Istana
dan villa biasanya dilengkapi dengan taman dan tembok di
sekelilingnya. Jalan-jalan yang menghubungkan antara satu
daerah dengan daerah yang lain.
7. Delhi (India)
Delhi adalah ibu kota kerajaan-kerajaan Islam di India sejak
tahun 608 H/1211 M (kecuali beberapa kali dalam waktu yang
tidak lama, yaitu ketika ibu kota pindah ke Dawlatabad, Agra, dan
Lahore) sampai kerajaan Mughal runtuh oleh Inggris tahun 1858.
Sebagai ibu kota kerajaan-kerajaan Islam, Delhi juga menjadi
pusat kebudayaan dan peradaban Islam di anak Benua India. Kota
ini terletak di pinggir Sungai Jamna. Sebelum Islam masuk ke sana,
Dehli berada di bawah kekuasaan keturunan Johan Rajput. Tahun
589 H (1193 M), Setiap dinasti Islam memperluas kota itu dengan
mendirikan “kota-kota” baru di Delhi semula, yaitu kota yang
berada di dalam benteng Lalkot. Delhi sekarang mencakup semua
kota-kota baru itu. Semuanya dikenal sebagai “Tujuh Kota Delhi”. 21
8. Andalus (Spanyol)
Di Spanyol, banyak kota-kota Islam yang masyhur dan
menjadi pusat peradaban Islam, seperti Sevilla, Kordova, Granada,
Murcia, dan Toledo. Yang terpenting di antaranya adalah Kordova
dan Granada.
a. Kordova
Sebagai ibu kota pemerintahan, Kordova di masa Bani
Umayyah mengalami perkembangan yang pesat. Banyak
bangunan baru yang didirikan, seperti istana dan masjid-masjid.
Kota ini diperluas dengan memperbesar tembok yang
mengelilinginya. Sebuah jembatan dengan gaya arsitektur Islam
yang mempunyai 16 lengkungan dalam gaya Romawi,
menghubungkan Kordova dengan daerah pinggiran di seberang
sungai. Di sebelah barat jembatan itu berdiri istana Al-Cazar.
Perkembangan kota ini mencapai puncaknya pada masa
pemerintahan Abd Al-Rahman Al-Nashir di pertengahan abad ke
10 M. Pada masa pemerintahan Islam, Kordova terkenal juga
20 H. Inalcik, “Istambul”, dalam E. Van Donzel dkk., (Ed.), The
Encyclopaedia of Islam, Volume IV, (Leiden: E. J. Brill, 1978), 238.
21Lodi. J. Burton-Page, “Dihli”, dalam Encyclopaedia of Islam, Vol.
II, 25
7
sebagai pusat kerajinan barang-barang dari perak, sulamansulaman dari sutra dan kulit yang mmpunyai bentuk khusus. 22
b. Granada
Kota Granada terletak di tepi sungai Genil di kaki gunung
Sierra Nevada, berdekatan dengan pantai laut Mediterania (Laut
Tengah). Granada semula adalah tempat tinggal Iberia, kemudian
menjadi kota orang Romawi dan baru terkenal setelah berada di
tangan orang-orang Islam.23 Pada masa pemerintahan Bani
Umayyah di Andalusia, Granada mengalami kemajuan pesat.
Setelah Bani Umayyah mengalami kemunduran, tahun 1031 M,
dalam jangka waktu 60 tahun, Grana diperintah oleh dinasti
setempat, yaitu dinasti Zirids. Setelah itu, Granada jatuh ke bawah
pemerintahan Al-Murabuthun, sebuah dinasti Barbar dari Afrika
Utara pada tahun 1149 M. pada masa pemerintahannya, banyak
istana dibangun di sana. Pada abad ke 12, Granada menjadi kota
terbesar kelima di Spanyol. Kota ini dikelilingi oleh tembok.
Struktur penduduknya terdiri dari campuran berbagai bangsa,
terutama Arab, Barbar, dan Spanyol yang menganut tiga agama
besar yaitu Islam, Kristen, dan Yahudi. Penganut agama tinggal
dalam sektornya masing-masing di kota itu. Sejak abad ke 13,
Granada diperintah oleh dinasti Nasrid selama lebih kurang 250
tahun. Pada masa itulah dibangun sebuah istana indah dan
megah yang terkenal dengan nama istana Al-Hambra, berarti
merah. Batu-batu dan ornament yang terdapat di dalamnya
memang hampir seluruhnya berwarna merah. Istana ini di bangun
oleh arsitek-arsitek Muslim pada tahun 1238 M dan terus
dikembangkan sampai tahun 1358 M. istana ini terletak di sebelah
Timur Al-Kazaba, sebuah benteng tentara Islam. 24
22Pada tahun 1236 M, Kordova direbut oleh tentara Kristen di
bawah pimpinan Ferdinand III dari Castilla. Selain itu, supremasi Islam di
Spanyol mulai mengalami zaman kemunduran. Badri Yatim, Sejarah
Peradaban Islam, 191-192
23Kota ini berada di bawah kekuasaan Islam hampir bersaan
dengan kota-kota lain di Spanyol yang di taklukkan oleh tentara Bani
Umayyah di bawah pimpinan Tarik ibn Ziyad dan Musa ibn Nushair tahun
711 M. pada masa pemerintahan Bani Umayyah di Spanyol, kota ini di
sebut Andalusia Atas.Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam,294.
24Granada terkenal dengan tembok dan 20 menara yang
mengitarinya. Pada masa pemerintahan Muhammad V (1354-1391 M),
Granada mencapai puncak kejayaan, baik dalam arsitektur, maupun
bidang politik. Akan tetapi, menjelang akhir abad ke 15 pemerintahan
menjadi lemah, terutama karena perpecahan keluarga. Pada tahun 1492,
kota ini jatuh ke tangan penguasa Kristen, raja Ferdinand dan Isabella.
Selanjutnya, tahun 1610 M, orang-orang Islam diusir dari kota ini oleh
penguasa Kristen. Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam,295.
8
9. Samarkand dan Bukhara (Transoxania)
Di Transoxania, terdapat dua kota penting, tempat
peradaban Islam pernah berkembang dengan pesat, yaitu
Samarkand dan Bukhara. Samarkand terletak di sebelah selatan
sungai Al-Saghat. Riwayat tentang kota Samarkand yang tertua
disebutkan dalam berita-berita tentang peperangan-peperangan
Iskandar Zulkarnain (Alexander the Great) di Timur. Menurut berita
itu, kota ini beberapa kali diduduki oleh Iskandar ketika ia dan
pasukannya berperang melawan Spitamenes. Tetapi, menurut
riwayat-riwayat tertua dalam bahasa Arab, Iskandarlah yang
mendirikan kota Samarkand itu.setelah tahun 323 M, kota ini
menjadi bagian dari sebuah kekuasaan yang berpusat di Bactria.
Setelah itu, di sana berdiri kerajaan Graeco Bactrio n (Bactria
Yunani) pada masa Anthiochus II Theos.25
Dinasti Bani Umayyah. Namun, penduduk negeri itu marah
kepada Tarkhun dan menurunkannya dari kekuasaannya. Posisinya
diganti oleh Ikhsyiz Ghurik (Cina: U-le-kia). Qutaibah berhasil
memaksa Ikhsyiz untuk menerima perjanjian itu pada tahun 93 H
(712 M) setelah ia dan pasukannya mengepung kota tersebut
dalam waktu yang cukup panjang. 26 Samarkand terdapat makam
terkenal yang sampai sekarang masih dihormati dan dikunjungi
orang, yaitu makam Qasim ibn ‘Abbas, yang dipandang sebagai
pembawa agama Islam ke negeri ini pada masa khalifah ‘Usman
ibn Affan, di Bukhara juga terdapat makam yang juga dikunjungi
orang hingga sekarang, yaitu makam Baha’ Al-Din Al-Naqsyabandi
yang wafat pada abad ke 8 H/ 14 M. Ulama terkenal lainnya di
Bukhara adalah Imam Al-Bukhari, seorang ahli hadits terkenal di
dunia Islam yang menulis kitab Shahih Al-Bukhari. Bukhara
memang terkenal sebagai pusat ilmu-ilmu keagamaan Islam. 27
25Sejak itu, hubungan politik dan ekonomi antara Samarkand
dengan Persia dan Cina terputus, meskipun hubungan dalam bidang
budaya, masih tetap berlanjut. Riwayat kota Bukhara sebelum Islam juga
panjang. Kota ini diperkirakan sudah ada ketika Iskandar dating ke sana.
Dilihat dari bangunan-bangunan kuno, pengaruh Persia sudah lama
tertanam di sana. Pengaruh Cina juga besar. Sebelum Islam datang di
sana terdapat tempat ibadah agama Budha. Badri Yatim, Sejarah
Peradaban Islam,295.
26Abul Hasan Ali Nadwi, Islam and The World. Terj. Adang Affandi
(Angkasa: Bandung), 10-18.
27seorang ulama terkenal pada masa itu, Abu Manshur AlMaturidi, wafat di Samarkand pada tahun 333 H/944 M. Beliau adalah
pendiri aliran teologi Islam yang dikenal dengan aliran Maturidiah. Aliran
ini dikembangkan oleh muridnya bernama Abu Al-Yusr Muhammad AlBazdawi (421 H/1030 M) di Bukhara yang melahirkan aliran teologi Islam
yang dikenal dengan Maturidiah Bukhara. Badri Yatim, Sejarah Peradaban
9
B. Perencanaan Pembangunan Perkotaan Modern dengan
Identitas Islam
Kebangkitan Islam dan keterlibatan dengan modernitas.
modernitas dan beberapa wacana Islam yang telah menandai
enam dekade terakhir. Kebangkitan Islam telah melalui tiga
periode yang berbeda selama waktu ini kita masih menyaksikan,
fokus pembicaraan Islam Revival dengan modernitas adalah pada
keterlibatan dan kewarganegaraan hak-hak sipil.28
Pengaruh pembangunan dan modernisasi program ekonomi
pada sistem perkotaan tradisional di Cina.29 Sejarah modernitas di
Irlandia tidak terkecuali untuk kombinasi urbanisme dan
modernisme. ketika gelombang baru globalisasi mengubah pusat
kota Dublin menjadi tujuan wisata dan pusat keuangan.30
Pemerintah Turki Ottoman mengalami kota untuk berbagai
bentuk perencanaan tata ruang yang ditujukan untuk modernisasi
tetapi juga etnis homogenisasi mereka. Dalam alam semesta
ideologis rezim, masyarakat yang sempurna bisa ditempa dengan
desain dan paksaan. Akibatnya, kota-kota multietnis dari Turki
menjadi objek utopia tinggi modernis perencanaan tata ruang dan
desain ulang perkotaan. Kebijakan ini juga ditujukan untuk
menghapus masa lalu multietnis kota Ottoman dan kerajinan
populasi Turki "sehat".31 Kilas sejarah kenabian tentang kejadian
suatu negeri atau kota-kota yang ada menjadi rujukan dasar
dalam dalam perencanaan pembangunan perkotaan dengan
berbasis manajemen dalam hal ini syariah baik Al-Qur’an dan
Hadist. Kilas Kejadian bencana alam sudah sering terjadi di
Indonesia,
menjadi rujukan pentingnya dalam perencanaan
pembangunan perkotaan dimana sudah dilihat dan dirasakan
Islam, 295-297.
28Sinanović, Ermin. "Islamic Revival as Development: Discourses
on Islam, Modernity, and Democracy since the 1950s." Politics, Religion &
Ideology 13, no. 1 (March 2012): 3-24. Religion and Philosophy Collection,
EBSCOhost (accessed December 7, 2014).
29Sen-Dou,
Chang.
"Modernization
And
China's
Urban
Development." Annals Of The Association Of American Geographers 71,
no. 2 (June 1981): 202-219. Religion and Philosophy Collection,
EBSCOhost (accessed December 7, 2014).
30Kincaid, Andrew. "Memory and the City: Urban Renewal and
Literary Memoirs in Contemporary Dublin." College Literature 32, no. 2
(Spring2005 2005): 16-42. Literary Reference Center, EBSCOhost
(accessed December 7, 2014).
31Üngör, Uğur Ümit. "Creative Destruction: Shaping a HighModernist City in Interwar Turkey." Journal Of Urban History 39, no. 2
(March 2013): 297-314. Humanities International Complete, EBSCOhost
(accessed December 7, 2014).
10
gempa bumi di Bengkulu pada tahun 2004, Tsunami Aceh pada
tahun 26 Desember 2006, Meletusnya Gunung Merapi Yogyakarta
pada tahun 2013, banjir bandang di Manado tahun 2013,
Meletusnya gunung Sinabung di Sumatera Utara pada tahun 2013
dan banjir setiap tahun menimpa Ibu Kota Jakarta.
Oleh sebab itu, perencanaan pembangunan kota yang
berkelanjutan menjadi tangggung jawab bersama. Selain
pembuktian sejarah pembuktian ilmiah juga telah terbukti
pentingya perencanaan pembangunan kota masa depan kota yang
berkelanjutan. Eksploitasi sumberdaya alam dan lahan dalam
pemenuhan kebutuhan ekonomi manusia semakin jauh dari alam
dan lingkungan, Hal demikian merupakan suatu tantangan dalam
pembangunan ekonomi syariah untuk perencanaan pembangunan
kota yang berkelanjutan.32 Selain itu juga perencaanaan perkotaan
juga tetap memperhatikan aspek sosial, dimana pesatnya
pembangunan ekonomi perkotaan, masyarakat miskin perkotaan
yang ada diwilayah pinggiran kota perlu diperhatikan akibat dari
laju pertumbuhan ekonomi perkotaan.33 Kota-kota di Kuwait sudah
melakukan perencanaan pembangunan perkotaan dengan
memperbaiki desain kontemporer dan untuk mempromosikan hasil
morfologi terpadu, pembangunan perekonomian perkotaan
disesuai dengan kondisi lingkungan dan tradisi masyarakat lokal
dan tidak menerapkan pemikiran Barat.34
Chamhuri Siwar dan Rabiul Islam juga menjelaskan
petumbuhan ekonomi perkotaan merupakan bagian dari
kebijakan pembangunan kota berkelanjutan yang secara akurat
dalam mencerminkan kompleksitas pilihan mengenai integrasi
lingkungan dan pembangunan sosial.35 B. Yuen, R. Rajack and J. J.
Helluin menjelaskan bahwa perencanaan dan kebijakan kota-kota
di Asia Tenggara dengan pencanaan modernitas globalisasi dan
pertumbuhan ekonomi baru dengan menangani liveability
perkotaan dan keberlanjutan.36 Begitu juga dengan negara-negara
32 Umer, Chapra. Islam Dalam Pembangunan Ekonomi, 2006.
33Nicole, S. G, “ Save the cities, stop the suburbs?”(The yale law
journal, 2006, 116, 3), 598-630.
34Khalaf W,R, “Traditional Vs Modern Arabian Morphologies”.
(Journal of cultural heritage management and sustainable development,
2012), 27-43.
35Chamhuri, Siwar, And Rabiul, Islam, “Concepts, Approach And
Indicators For Sustainable Regional Development”. (Institute for
environment and development (lestari), universiti kebangsaan malaysia
(UKM), 43600 ukm, bangi, darul ehsan, selangor, malaysia. school of
economics, finance and banking, college of business, universiti utara
malaysia, 06010 sintok, kedah darul aman, malaysia. advances in
environmental biology, 2012. 6, 3): 967-980, 2012 ISSN 1995-0756.
11
eropa.37
Dan
Asanga
Gunawansa
menyatakan
bahwa
pengembangan kota merupakan salah satu respon baru untuk
perubahan
iklim
akibat
dari
pertumbuhan
ekonomi
38
kota. Pembangunan perkotaan yang dilakukan oleh pemerintah
daerah, sudah dimulai dari zaman Rasullah, Abu Bakar, Utsman
bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Bani Umayah, Bani Abbasyiah, dimana
manajemen pemerintah daerah dimulai pada masa Abu Bakar. 39
Terlaksananya pembangunan kota masa depan, kota yang
berkelanjutan, yang kesemuanya sudah diatur dalam ajaran islam
sudah dimulai pada zaman Umar bin Al-Khathab dimulai dari
perencanaan pembangunan kota Basrah dan Kufah. 40
Formulasi tata ruang dan zoning pembangunan perkotaan,
Dalam sejarahnya pembangunan kota islam sudah dimulai dari
pembangunan kota Al-Madina AI-Munawara yang memanfaatkan
tata ruang dan zoning yang dibangun berdasarkan dari identitas
atau atribut penting dari perencanaan kota Islam dan merupakan
pendekatan obyektif untuk perencanaan kota dalam konteks
ideologi Islam.41 Tata ruang dan zoning yang memanfaatkan
pertanahan yang ada pada suatu wilayah atau perkotaan.
Penataan lahan pertanahan atau penetapan daerah (Zoning) baik
dalam pemilihan tempat, lahan, infrastruktur jalan, perumahan,
mesjid dan pasar, pelayanan pos, rumah para tamu, gudang
logistik, penerangan jalan, bendungan dan pembangunan Masjidil
Haram dan Masjid Nabawi semua dilakukan oleh Umar dengan
konsep perencanaan pembangunan perkotaan yang jelas serta
penunjukan pendelegasian kepada Abu Hayyaj Al-Asadi sebagai
pelaksana proyek kala itu.42
36Rajack R, Yuen B, And Helluin, J, Urban Land Markets: Improving Land
Management For Successful Urbanisation. (New York: springer. Yuen, b. and
Kong, 2009).
37Beatley, Timothy, “Green Cities Of Europe Global Lessons On
Green Urbanism”. (Washington, DC: Publisher: Island Press, 2012), 215224.
38Asanga, Gunawansa, “Contractual And Policy Challenges To
Developing Ecocities”. (School of design and environment national
university of singapore, 2011).
39Ahmad, Ibrahim, Abu, Sinn, 33-56.
40Jaribah bin Ahmad Al-Haritsi, Fikih Ekonomi Umar bin Al-Khathab,
(Jakarta. Khalifa Pustaka Al-Kautsar Group, 2006), 512.
41Muhammad, Abdul, Mannan, “Abstracts Of Researches In Islamic
Economics, (International Centre For Research In Islamic Economics”.
(King Abdulaziz University, Islamic Economics Research Centre Published
On Net 2008), 67.
42Jaribah bin Ahmad Al-Haritsi, Fikih Ekonomi Umar bin Al-Khathab,
512-515.
12
Produktivitas dalam penggunaan lahan dan maksimalkan
zona atau wilayah perkotaan untuk menghindari hal-hal yang
dapat merusak lingkungan perkotaan baik dalam pencemaran air,
lapisan tanah atas dan mempersulit akses masyarakat pada nilai
guna dan kemanfaatannya.43 Perencanaan pembangunan kota
sebagai suatu bentuk reformasi perkotaan, pendekatan holistik
dalam pembangunan.44 Perencanaan pembangunan nasional pada
wilayah kabupaten dan kota di Indonesia mengacu kepada
peraturan dan perundang-undangan ada kebijakan yang jelas dari
pemerintah.45 Kebijakan pembangunan harus mempunyai strategi
agar teratur.46
III. KESIMPULAN
Fisik kota dibangun dan dirancang dari tata guna lahan dan
zoning, penetapan desigin fisik kota melalu penetapan tujuan dan
fungsi penggunaan lahan, pola pemanfaatan lahan dan sistem
pengendalian lahan dimana kota harus dibangun sesuai
dengan identitas kota islam. Kota yang dimodifikasi dan
dikembangkan sesuai dengan beberapa prinsip pemersatu dalam
Islam. Kota ideal strategi sipil dalam sejarah siasat Madaniyah
dalam pengelolaan kota dimana semuanya diatur dalam undangundang.
Kebangkitan islam dalam modernisasi perlu penataan
kembali design pembangunan kota dengan corak islami dari
semua pembangunan infrasrukturnya. Dalam perkembangannya,
tentulah Islam tidak terlepas dari kemajuan peradaban, begitu
pula dengan kota-kota dimana tempat Islam berkembang. KotaKota yang berkembang dalam Kejayaan Islam seperti Makkah,
Madinah, Baghdad, Kairo, Isfahan (Persia), Istambul (Turki), Delhi
(India), Andalus (Spanyol) serta Samarkand dan Bukhara
(Transoxania).
Kota-Kota yang berkembang dalam Kejayaan Islam tersebut
merupakan
referensi
dan
refleksi
dalam
perencanaan
pembangunan kota yang tertata dan terdesign sesuai dengan
corak islam. Kebijakan perencanaan pembangunan kota menjadi
43ih}ya>’ al-mawa>t pada awalnya untuk pemanfaatan lahan
kosong, namun juga berhubungan dengan maslah}at dan al-maqa>shid
al-syar’iyyah. Jika dilakukan kemudian merusak tujuan, maka berubah
menjadi dilarang. Bandingkan al-Syawk>ni> , Nayl al-Awtha>r, 54.
44Djoko Kirmanto, Imam s. Ernawi dan Ruchyat Deni Djakapermana,
“Indonesia
Green City Development Program: An Urban Reform”.
(Jakarta,Buletin Tata Ruang, 2012).
45Batty, S. E. “Planning For Sustainable Development In Britain: A
Pragmatic Approach”. (The town planning review, 2006, 77, 1), 29-40.
46Muhammad Al-Iskandarani, Muqadimmah Ibnu Khaldun, 542-555.
13
peluang dan tantangan bagi Negara-negara islam yang tersebar di
dunia tanpa terkecuali di Indonesia dalam membangun penataan
kota yang baik dalam pembangunan infrastruktur dimana sejarah
kejayaan kota islam bisa dijadikan bahan referensi dalam
memberikan suatu identitas sebuah kota di Indonesia.
IV. DAFTAR PUSTAKA
A. Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, (Pustaka al Husna Baru:
Jakarta, 2007), 91-100.
A. Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, (Pustaka Nasional: Jakarta,
2008), jilid 3, 152-155.
Abul Hasan Ali Nadwi, Islam and The World. (Angkasa: Bandung), 10-18.
Ahmad Al Santanawi dkk. Dairat al Ma’arif al- Islamiyah, jilid 2, 59-258.
Ahmad Syalabi, Imperium Turki Usmani (Jakarta: Kalam Mulia, 1988), 16.
Ahmad, Ibrahim, Abu, Sinn, 33-56.
Akram Diya ‘Al ‘Umari, Masyarakat Madinah, Cetakan Kedua, (Logos:
Jakarta, 1999), 5-7.
Asanga, Gunawansa, “Contractual And Policy Challenges To Developing
Ecocities”. (School of design and environment national university
of singapore, 2011).
Atiq Bin Ghaits Ali Al- Biladi, Keutamaan Kota Makkah, terj. Najib Junaidi
Ridwan dan Abdul Wadud Navis, Cetakan Pertama (Pustaka
Hidayah: Bandung, 1995), 5-15.
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta,
2006), 277-279.
Batty, S. E. “Planning For Sustainable Development In Britain: A
Pragmatic Approach”. (The town planning review, 2006, 77, 1),
29-40.
Beatley, Timothy, “Green Cities Of Europe Global Lessons On Green
Urbanism”. (Washington, DC: Publisher: Island Press, 2012), 215224.
Chamhuri, Siwar, And Rabiul, Islam, “Concepts, Approach And Indicators
For
Sustainable
Regional
Development”. (Institute for
environment and development (lestari), universiti kebangsaan
malaysia (UKM), 43600 ukm, bangi, darul ehsan, selangor,
malaysia. school of economics, finance and banking, college of
business, universiti utara malaysia, 06010 sintok, kedah darul
aman, malaysia. advances in environmental biology, 2012. 6, 3):
967-980, 2012 ISSN 1995-0756.
Daud Su’ud, Islamologi, Cetakan pertama (PT. Rineka Cipta: Jakarta,
2003), 122.
Djoko Kirmanto, Imam s. Ernawi dan Ruchyat Deni Djakapermana,
“Indonesia Green City Development Program: An Urban Reform”.
(Jakarta,Buletin Tata Ruang, 2012).
H. Inalcik, “Istambul”, dalam E. Van Donzel dkk., (Ed.), The Encyclopaedia
of Islam, Volume IV, (Leiden: E. J. Brill, 1978), 238.
Jaribah bin Ahmad Al-Haritsi, Fikih Ekonomi Umar bin Al-Khathab,
(Jakarta. Khalifa Pustaka Al-Kautsar Group, 2006), 512.
14
Khalaf W,R, “Traditional Vs Modern Arabian Morphologies”. (Journal of
cultural heritage management and sustainable development,
2012), 27-43.
Kincaid, Andrew. "Memory and the City: Urban Renewal and Literary
Memoirs in Contemporary Dublin." College Literature 32, no. 2
(Spring2005 2005): 16-42. Literary Reference Center, EBSCOhost
(accessed December 7, 2014).
Lodi. J. Burton-Page, “Dihli”, dalam Encyclopaedia of Islam, Vol. II, 25
Muhammad Al-Iskandarani, Muqadimmah Ibnu Khaldun, 542-555.
Muhammad, Abdul, Mannan,
“Abstracts Of Researches In Islamic
Economics, (International Centre For Research In Islamic
Economics”. (King Abdulaziz University, Islamic Economics
Research Centre Published On ih}ya>’ al-mawa>t pada awalnya
untuk pemanfaatan lahan kosong, namun juga berhubungan
dengan maslah}at
dan al-maqa>shid al-syar’iyyah. Jika
dilakukan kemudian merusak tujuan, maka berubah menjadi
dilarang. Bandingkan al-Syawk>ni> , Nayl al-Awtha>r, 54.
Nicole, S. G, “ Save the cities, stop the suburbs?”(The yale law journal,
2006, 116, 3), 598-630.
Rajack R, Yuen B, And Helluin, J, Urban Land Markets: Improving Land
Management For Successful Urbanisation. (New York: springer. Yuen, b.
and Kong, 2009).
Sen-Dou, Chang. "Modernization And China's Urban Development."
Annals Of The Association Of American Geographers 71, no. 2
(June 1981): 202-219. Religion and Philosophy Collection,
EBSCOhost (accessed December 7, 2014).
Sinanović, Ermin. "Islamic Revival as Development: Discourses on Islam,
Modernity, and Democracy since the 1950s." Politics, Religion &
Ideology 13, no. 1 (March 2012): 3-24. Religion and Philosophy
Collection, EBSCOhost (accessed December 7, 2014).
Umer, Chapra. Islam Dalam Pembangunan Ekonomi, 2006.
Üngör, Uğur Ümit. "Creative Destruction: Shaping a High-Modernist City in
Interwar Turkey." Journal Of Urban History 39, no. 2 (March 2013):
297-314. Humanities International Complete, EBSCOhost
(accessed December 7, 2014).
15