PEMILU AMERIKA SERIKAT terhadap hasil

JENIS-JENIS PEMILIHAN UMUM DI AMERIKA SERIKAT

Terdapat dua jenis dasar pemilihan: pemilihan primer dan pemilihan umum. Pemilihan primer diselenggarakan sebelum pemilihan umum, dengan tujuan menentukan calon yang akan mengikuti pemilihan umum dari tiap partai. Kandidat yang memenangkan pemilihan primer akan merepresentasikan partai tersebut di pemilihan umum (walaupun mungkin terdapat beberapa langkah yang harus ditempuh dahulu sebelum partai mensahkan perwakilan ini).

Sejak awal abad ke-20, pemilihan primer memegang peran sebagai instrumen utama dalam memilih kandidat partai. Kecuali dalam beberapa kasus tertentu yang sangat jarang terjadi, kemenangan dalam pemilihan primer akan menominasikan seorang kandidat sebagai perwakilan sebuah partai pada pemilihan umum.

______________________________________________________________________ Beberapa simpatisan Partai Demokrat menunjukkan dukungan bagi Hillary Clinton pada pemilihan kaukus Februari 2008 di Portland Selatan, Maine.

Di beberapa negara bagian, kandidat partai dipilih dalam konvensi pencalonan tingkat lokal atau tingkat negara bagian, alih-alih pemilihan primer, melalui tradisi yang berlaku atau berdasarkan pilihan yang diambil oleh partai politik tersebut.

Setelah berakhirnya pemilihan primer atau konvensi partai, sebuah pemilihan umum diselenggarakan untuk menentukan siapa yang dipilih oleh rakyat untuk menduduki posisi jabatan yang diperebutkan. Pada pemilihan umum tersebut, para pemilih menentukan pilihan akhir mereka dari para kandidat partai yang terdaftar pada surat suara. Surat suara dalam pemilihan umum dapat juga berisi kandidat independen (yang tidak berafiliasi pada partai politik besar apapun) yang, alih-alih memenangkan pemilihan primer, dapat masuk ke surat suara dengan cara mengajukan petisi berisi sejumlah tanda tangan. Lebih jauh lagi, di beberapa negara bagian, surat suara bahkan dapat berisi sebuah kolom nama bagi pemilih untuk menuliskan nama kandidat yang tidak dinominasikan oleh partai politik dan tidak mengumpulkan cukup tanda tangan untuk petisi. Kandidat- kandidat ini dapat dijabarkan sebagai kandidat yang “menominasikan dirinya sendiri”, dan, dari waktu ke waktu, kandidat-kandidat ini memenangkan pemilihan untuk jabatan pemerintahan.

Di Amerika Serikat, pemilihan yang diselenggarakan dapat melibatkan berbagai kepentingan selain memilih orang yang ditunjuk untuk mengisi sebuah jabatan pemerintahan. Di beberapa negara bagian dan jurisdiksi lokal, pertanyaan terhadap sebuah kebijakan publik dapat juga dicantumkan pada surat suara agar pemilih dapat mengekspresikan persetujuan atau ketidaksetujuannya terhadap kebijakan tersebut. Kebijakan yang dilemparkan kembali kepada para pemilih oleh dewan perwakilan negara bagian atau dewan lokal – disebut ‘referendum’ – dan kebijakan yang dicantumkan di surat suara oleh sebuah petisi masyarakat – disebut ‘inisiatif’ – biasanya terkait isu peminjaman dana (persetujuan peminjaman uang untuk mendanai proyek masyarakat), atau mandat-

Walikota sementara San Francisco, Ed Lee, merayakan dipilihnya ia menjadi walikota dengan masa jabatan penuh pada Pemilu November

Selain pemilihan umum tingkat federal, negara bagian, dan lokal yang diadakan pada tahun-tahun genap, berbagai negara bagian dan jurisdiksi lokal juga mengadakan pemilihan “off-year” pada tahun ganjil. Selain itu, berbagai jurisdiksi juga mengakomodasi penyelenggaraan pemilihan khusus, yang dapat diadakan kapan pun untuk tujuan khusus, misalnya mengisi kekosongan jabatan yang tidak terduga.

pemandu informasi untuk pemilih memberikan arahan untuk Pemilihan negara bagian Kalifornia.

Pemilihan umum ini, negara bagian menyelenggarakan pemilihan primer atau kaukus untuk memilih calon kandidat yang akan bertanding pada konvensi nasional penentuan nominasi, di mana nominasi partai akan dipilih. Pemilihan primer dan kaukus pernegara bagian ini biasanya dilaksanakan antara Januari dan Juni, diikuti oleh konvensi nasional yang diselenggarakan pada musim panas sebelum hari pemilihan umum presiden.

Semenjak tahun 1970-an, nama kandidat presiden yang terpilih sebagai

Kandidat wakil presiden Partai Republikan, Sarah Palin, kiri, dan putrinya, Piper, bersama kandidat presiden John McCain pada Konvensi Nasional Republikan 2008 di St. Paul, Minnesota. 9

Pada Juni 2011, Presiden Obama menyapa para pendukung di Miami setelah mengumumkan rencana untuk mengikuti pemilihan ulang 2012. 10

Sebelum konvensi dimulai karena kandidat-kandidat ini mengumpulkan sebagian besar dari delegasi sebelum selesainya musim pemilihan primer dan kaukus. Hasilnya, konvensi ini biasanya bersifat seremonial. Bagian penting dari konvensi partai mencakup pidato utama oleh ketua partai, pengumuman kandidat wakil presiden yang dipilih oleh nominasi terpilih, pengumuman suara yang diberikan oleh delegasi negara bagian, dan penandatanganan “platform” Sebelum konvensi dimulai karena kandidat-kandidat ini mengumpulkan sebagian besar dari delegasi sebelum selesainya musim pemilihan primer dan kaukus. Hasilnya, konvensi ini biasanya bersifat seremonial. Bagian penting dari konvensi partai mencakup pidato utama oleh ketua partai, pengumuman kandidat wakil presiden yang dipilih oleh nominasi terpilih, pengumuman suara yang diberikan oleh delegasi negara bagian, dan penandatanganan “platform”

Persentase jumlah pemilih yang memenuhi syarat yang memilih dalam pemilihan selalu berganti dari satu pemilihan ke pemilihan lainnya, namun penggunaan hak pilih secara umum – bahkan dalam pemilu presiden – lebih rendah jumlahnya di Amerika Serikat dibandingkan di kebanyakan negara demokrasi lain. Sejak 1960, penggunaan hak pilih di Amerika Serikat secara umum menurun dari 64 persen (1960) menjadi hanya sedikit di atas 50 persen (1996), walaupun meningkat kembali pada tiga pemilihan umum terakhir. Terdapat beberapa alasan bagi penggunaan hak pilih yang secara komparatif rendah di Amerika Serikat. Berbeda dari Negara demokrasi lainnya, seorang pemilih harus mendaftarkan diri agar memenuhi syarat sebagai pemilih, sebuah proses yang terkadang sedikit berbeda di satu negara bagian dan negara bagian yang lain. Penjelasan

sebuah kemenangan yang tak terelakkan bagi satu kandidat. Sebaliknya, penggunaan hak pilih dapat meningkat saat persaingan antar para kandidat terlihat sangat ketat, atau saat isu-isu yang terdapat pada surat suara adalah isu-isu yang kontroversial.

SYARAT-SYARAT YANG HARUS DIPENUHI SEORANG KANDIDAT

Setiap jabatan federal mensyaratkan hal-hal yang berbeda, sebagaimana dijelaskan dalam Pasal I dan II Konstitusi AS. Kandidat presiden, misalnya, haruslah warga negara Amerika Serikat yang lahir di AS, 35 tahun atau lebih, dan telah tinggal di AS untuk setidaknya 14 tahun. Syarat-syarat yang sama harus dipenuhi kandidat calon presiden. Amandemen ke-12 Konstitusi AS mensyaratkan bahwa kandidat presiden dan kandidat wakil presiden tidak boleh berasal dari negara bagian yang sama.

Kandidat untuk Dewan Perwakilan Rakyat AS harus berusia 25 tahun atau lebih, telah menjadi warga negara AS untuk setidaknya tujuh tahun, dan terdaftar secara sah sebagai penduduk di negara bagian yang akan diwakilkan di Kongres. Kandidat Senat AS harus berusia 30 tahun atau lebih, telah menjadi warga negara AS untuk setidaknya sembilan tahun, dan terdaftar secara sah sebagai penduduk di negara bagian yang akan diwakilkan. Kandidat yang akan mengisi jabatan di tingkat negara bagian atau tingkat lokal harus memenuhi syarat yang ditentukan oleh jurisdiksi masing-masing.

Amandemen ke-22 Konstitusi AS, ditandatangani pada tahun 1951, melarang dipilihnya seseorang sebagai presiden AS sebanyak lebih dari dua kali. Namun, Konstitusi AS tidak memberlakukan batas jumlah pemangkuan masa jabatan untuk perwakilan dan senator di Kongres, walaupun telah dilobi oleh berbagai kelompok politik selama bertahun-

Pembatasan pemangkuan masa jabatan, jika ada, yang diberlakukan pada pejabat tingkat negara bagian dan lokal, dijabarkan dalam konstitusi negara bagian dan peraturan-peraturan tingkat lokal.

Anggota Dewan Aaron Schock, seorang Republikan dari Illinois, umur 30, adalah anggota Kongres termuda saat ini.

PERAN PARTAI POLITIK

Saat para Pendiri Republik Amerika menulis dan menandatangani Konstitusi AS, mereka tidak membayangkan peran serta partai politik. Mereka menggagas berbagai aturan konstitusional – seperti pemisahan kekuasaan antara cabang eksekutif, legislatif, dan yudikatif; federalisme; dan pemilihan presiden secara tidak langsung melalui Kolese Elektoral (lihat di bawah) – untuk menjaga republik yang baru terbentuk tersebut dari berbagai partai dan pecahannya. Terlepas dari tujuan awal para Pendiri, pada tahun 1800 Amerika Serikat

menjadi negara pertama yang mengembangkan kelahiran partai politik yang diorganisir pada basis nasional untuk meraih perpindahan kekuasaan eksekutif dari satu pecahan ke pecahan yang lain melalui pemilihan umum. Pengembangan dan pertumbuhan partai politik secara luas yang kemudian terjadi sangatlah erat kaitannya dengan perluasan hak pilih. Pada masa awal republik, hak pilih hanyalah terbatas untuk pria pemilik lahan. Pembatasan ini mulai terkikis pada awal abad ke-19 sebagai akibat dari imigrasi, pertumbuhan kota, dan arus demokratisasi lainnya, misalnya ekspansi ke arah barat . Seiring dekade-dekade yang dilalui, hak pilih meluas dan mulai mencakup porsi populasi dewasa yang lebih besar, karena pembatasan hak pilih berdasarkan kepemilikan lahan, ras, dan jenis kelamin senantiasa dihapuskan. Saat elektorat meluas, partai politik berevolusi untuk memfungsikan massa pemilih yang terus bertambah besar sebagai cara untuk mendapatkan kontrol politis. Partai politik terinstitusionalisasikan demi mencapai tugas yang penting ini. Dengan itu, partai politik di AS muncul sebagai bagian yang tak terpisahkan dari perluasan demokrasi. Sejak tahun 1830-an, parpol telah terbentuk dengan kokoh dan kuat.

Kandidat presiden dari Demokrat, Barack Obama (kiri), dan dari Republikan, John McCain, bertukar pikiran dalam sebuah debat calon presiden pada Oktober 2008 yang disiarkan di televisi. 17

Saat ini, partai Republikan dan Demokrat – keduanya merupakan pewaris partai pendahulu pada abad ke-18 dan ke-19 – mendominasi proses politik

di Amerika Serikat. Dengan perkecualian yang sangat jarang terjadi, kedua partai politik besar ini bergantian menduduki jabatan presiden, kongres, kegubernuran, dan perwakilan tingkat negara bagian. Misalnya, setiap presiden sejak 1852 adalah Republikan atau Demokrat, dan setelah Perang Dunia II, rata-rata porsi suara populer untuk presiden yang berasal dari salah satu partai ini adalah 95 persen. Jarang sekali ada gubernur di

50 negara bagian yang tidak berasal dari Partai Demokrat atau Republikan. Jumlah anggota Kongres yang merupakan kandidat independen atau berasal dari partai selain Republikan atau Demokrat sangatlah kecil.Pada dekade-dekade belakangan ini, jumlah pemilih yang mengklasifikasikan diri mereka sebagai pemilih “independen” meningkat, dan para pemilih ini diperbolehkan untuk memilih sebagai pemilih independen di berbagai 50 negara bagian yang tidak berasal dari Partai Demokrat atau Republikan. Jumlah anggota Kongres yang merupakan kandidat independen atau berasal dari partai selain Republikan atau Demokrat sangatlah kecil.Pada dekade-dekade belakangan ini, jumlah pemilih yang mengklasifikasikan diri mereka sebagai pemilih “independen” meningkat, dan para pemilih ini diperbolehkan untuk memilih sebagai pemilih independen di berbagai

Walaupun kedua partai besar mendominasi pemerintahan pada tingkat nasional, negara bagian, dan lokal, partai-partai ini cenderung beroperasi di bawah ideologi yang tidak kohesif dan program yang tidak teratur dibandingkan partai-partai dalam konteks demokrasi yang lain. Kemampuan partai besar untuk mempengaruhi pembangunan politik AS secara keseluruhan menyebabkan terjadinya dominasi pragmatis dalam proses politik yang terjadi.

MENGAPA SISTEM DWIPARTAI?

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, Partai Republikan dan Partai Demokrat telah mendominasi politik pemilihan suara sejak tahun 1860-an. Rekor yang tak tertandingi – rekor dikontrolnya politik pemilihan umum oleh hanya dua partai secara terus menerus erefleksikan aspek struktural dari sistem politik AS, sekaligus fitur-fitur khusus

dari kedua partai tersebut. Aturan standar dalam memilih perwakilan tingkat negara bagian dan tingkat

nasional di Amerika adalah sistem daerah pemilihan “berwakil-tunggal”, yang berarti kandidat pemenang adalah kandidat yang menerima pluralitas suara (suara terbanyak di sebuah daerah pemilihan). Walaupun sebagian kecil negara bagian mensyaratkan didapatkannya suara mayoritas absolut (lebih dari 50%) untuk memenangkan pemilihan, kebanyakan jabatan dapat dimenangkan dengan cara mendapatkan suara terbanyak diantara kandidat-kandidat yang bersaing.

Para anggota dewan membacakan sumpah jabatan di Dewan Perwakilan Rakyat AS, pada pembukaan Kongres AS ke-112, 3 Januari 2011.20

Berbeda dengan sistem proporsional yang banyak digunakan di berbagai negara demokrasi, sistem daerah pemilihan berwakil-tunggal hanya memperbolehkan satu partai untuk menjadi pemenang di sebuah daerah pemilihan. Akibatnya, sistem ini adalah insentif yang mendorong partai nasional yang memiliki basis luas melalui keahlian manajemen, sumber daya keuangan, dan popularitas, untuk memenangkan pluralitas dalam berbagai daerah pemilihan legislatif di seantero negara. Dalam sistem ini, kandidat minoritas dan kandidat yang berasal dari partai selain dua partai besar (disebut kandidat third-party atau partai-ketiga) berada dalam posisi yang dirugikan. Partai-partai dengan sumber daya keuangan dan Berbeda dengan sistem proporsional yang banyak digunakan di berbagai negara demokrasi, sistem daerah pemilihan berwakil-tunggal hanya memperbolehkan satu partai untuk menjadi pemenang di sebuah daerah pemilihan. Akibatnya, sistem ini adalah insentif yang mendorong partai nasional yang memiliki basis luas melalui keahlian manajemen, sumber daya keuangan, dan popularitas, untuk memenangkan pluralitas dalam berbagai daerah pemilihan legislatif di seantero negara. Dalam sistem ini, kandidat minoritas dan kandidat yang berasal dari partai selain dua partai besar (disebut kandidat third-party atau partai-ketiga) berada dalam posisi yang dirugikan. Partai-partai dengan sumber daya keuangan dan

bahwa rakyat Amerika tidak menyukai ekstrimisme politik; dan sebagian terakhir adalah bahwa kedua partai ini terbuka dan dapat menampung ide- ide baru.21

MAJELIS PEMILIHAN

Metode penggunaan Majelis Pemilihan (Electoral College) untuk memilih presiden mempertegas eksistensi sistem dwipartai. Dalam sistem Majelis Pemilih, secara teknis rakyat Amerika tidak memilih presiden dan wakil presidennya secara langsung. Alih-alih, rakyat, per negara bagian, memilih sekelompok “anggota majelis” (elector) yang akan memberikan suaranya bagi salah satu kandidat presiden. Jumlah anggota majelis yang dimiliki oleh sebuah negara bagian berhubungan dengan jumlah gabungan representatif dan senator yang duduk di kongres sebagai delegasi dari sebuah negara bagian. Dipilihnya seorang presiden membutuhkan dicapainya majoritas absolut dari 538 suara para anggota majelis (angka ini termasuk tiga suara majelis dari daerah khusus ibukota, Washington District of Columbia, yang bukan merupakan negara bagian sehingga tidak memiliki perwakilan di Kongres).

Syarat didapatkannya majoritas absolut dari Majelis Pemilihan membuat sangatlah sulit bagi kandidat partai ketiga untuk memenangkan pemilihan presiden, karena suara dari tiap negara bagian ditentukan dengan pengaturan semua-untuk-pemenang (winner-take-all) (dengan dua pengecualian) – yakni, siapapun kandidat yang mendapatkan suara terbanyak di sebuah negara bagian (tidak harus majoritas absolut, sehingga dapat dikatakan menang walaupun perbedaan dengan lawannya sangatlah tipis), akan memenangkan seluruh suara majelis pemilihan dari negara bagian tersebut. Di Maine dan Nebraska, kandidat yang mendapatkan suara populer terbanyak dari seantero negara bagian tersebut.

berikut, dari tahun 1960 ke 2012, suara Majelis Pemilihan bergeser dari bagian Timur Laut, Midwest, dan daerah Tenggara yang pertumbuhannya relatif lambat, menuju daerah Barat, Barat Daya, dan negara-negara bagian Selatan yang berbatasan dengan Samudera Atlantik. Selain itu, Washington District of Columbia, daerah khusus ibu kota negara AS, mulai memiliki tiga suara Majelis Pemilihan semenjak Pemilu 1964. Pada tahun 2012, setidaknya 270 dari 538 suara majelis pemilihan dibutuhkan untuk memenangkan Pilpres.

Peta Konvensional

mendapatkan dua suara majelis, dan pemenang untuk tiap distrik kongres diberikan satu suara majelis. Seperti halnya dalam sistem distrik-berwakil- tunggal, Majelis Pemilihan merupakan kerugian bagi partai ketiga, yang harapannya sangat tipis untuk memenangkan suara majelis di negara bagian manapun, apalagi memenangkan cukup banyak negara bagian agar dapat terpilih sebagai presiden. Para Pendiri negara menciptakan sistem Majelis Pemilihan sebagai bagian dari rencana mereka untuk membagi kekuasaan antara pemerintah negara bagian dan pemerintah nasional. Dalam sistem Majelis Pemilihan, jumlah

suara populer seluruh negara untuk pilpres mendapatkan dua suara majelis, dan pemenang untuk tiap distrik kongres diberikan satu suara majelis. Seperti halnya dalam sistem distrik-berwakil-tunggal, Majelis

John Quincy Adams di Pilpres 1824, dan yang terakhir terjadi adalah kemenangan George W. Bush di Pilpres 2000. Beberapa kelompok berpendapat bahwa sistem Majelis Pemilihan adalah relik demokrasi yang sudah ketinggalan zaman, namun pengamat lain mendukung sistem ini karena kandidat presiden akan fokus untuk bersaing mendapatkan suara di banyak negara bagian alih-alih hanya memperhatikan yang paling banyak penduduknya saja.

HALANGAN LAIN BAGI PARTAI-PARTAI KETIGA

Karena sistem yang digunakan cenderung memproduksi dua partai nasional seiring berjalannya waktu, sekaligus dikontrolnya mesin pemerintahan oleh Partai Demokrat dan Republik saat ini, tidaklah aneh bahwa kedua partai tersebut menyusun peraturan pemilihan umum yang menguntungkan kedua partai tersebut. Misalnya, kualifikasi agar sebuah partai baru dapat lolos hingga muncul pada surat suara adalah proses yang sulit dan mahal, seringkali membutuhkan petisi berisi puluhan ribu tanda tangan dan kemampuan untuk meraih jumlah suara yang memenuhi “ambang batas” tertentu dalam pemilu selanjutnya jika partai tersebut ingin tetap berada dalam surat suara.26 Proses pencalonan yang unik di

Amerika adalah halangan struktural lainnya bagi partai-partai ketiga. Di antara negara-negara demokrasi di dunia ini, Amerika Serikat memiliki karakteristik unik karena keharusan seorang kandidat untuk memenangkan pemilihan primer agar seorang kandidat partai dapat bertanding di ajang pemilihan umum presidensial, kongres, atau jabatan tingkat negara bagian. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, dalam tipe pencalonan ini, pemilih “rank-and-file”, yakni mereka yang terdaftar sebagai anggota partai politik, menunjuk nominasi (calon) dari partai mereka masing-masing dalam pemilihan primer,

Scott Wise (tengah), dari Partai Libertarian, seorang kandidat partai ketiga untuk Dewan Perwakilan Rakyat dari Indiana, berdebat melawan Marlin Stutzman dari Partai

Republikan (kiri), dan Tom Hayhurst dari Partai Demokrat, pada Oktober 2010. 27

untuk ikut serta dalam pemilihan umum. Di kebanyakan negara, nominasi partai diatur oleh organisasi dan pimpinan dalam sebuah partai. Namun, di Amerika Serikat, biasanya pemilih-lah yang pada akhirnya menentukan siapa nominasi yang akan mewakili Partai Republik atau Partai Demokrat. Walaupun sistem ini menghasilkan organisasi internal partai yang untuk ikut serta dalam pemilihan umum. Di kebanyakan negara, nominasi partai diatur oleh organisasi dan pimpinan dalam sebuah partai. Namun, di Amerika Serikat, biasanya pemilih-lah yang pada akhirnya menentukan siapa nominasi yang akan mewakili Partai Republik atau Partai Demokrat. Walaupun sistem ini menghasilkan organisasi internal partai yang

DUKUNGAN DENGAN BASIS YANG LUAS

Partai Republik dan Demokrat bersaing untuk membangun dukungan dengan basis yang seluas-luasnya dan cenderung berusaha mengumpulkan pemilih dari berbagai strata ekonomi dan kelompok demografis. Terkecuali pemilih berdarah Afrika-Amerika dan Yahudi (yang kebanyakan biasanya memilih untuk Partai Demokrat), kedua partai mengumpulkan dukungan yang signifikan dari hampir setiap kelompok sosio-ekonomi yang ada di masyarakat. Kedua partai ini juga memiliki kelenturan terkait posisi kebijakan, dan biasanya tidak menerapkan ketaatan yang ketat atas sebuah ideologi atau tujuan kebijakan tertentu. Alih-alih, perhatian utama kedua partai ini biasanya adalah bagaimana cara memenangkan pemilihan umum agar tetap memegang kontrol terhadap cabang-cabang pemerintahan yang dipilih oleh rakyat secara langsung.

Dengan basis dukungan sosio-ekonomi yang luas, diiringi kebutuhan untuk beroperasi dalam masyarakat yang kebanyakan ideologinya berada di tengah-tengah, partai-partai di Amerika cenderung menggalang kebijakan- kebijakan berposisi sentris (tengah-tengah). Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, partai-partai ini menunjukkan fleksibilitas yang tinggi terhadap kebijakan-kebijakan yang mereka rancang. Pendekatan non-doktriner ini membuat para pendukung partai Republik dan Demokrat mampu bertoleransi terhadap adanya perbedaan yang besar dalam

Secara umum, Partai Republik dipandang sebagai partai konservatif yang lebih menekankan hak-hak kepemilikan lahan dan kepemilikan harta secara pribadi, sementara Partai Demokrat dipandang sebagai partai yang cenderung sayap kiri karena mendukung kebijakan sosial dan ekonomi yang lebih liberal. Pada prakteknya, saat memegang tampu kekuasaan, kedua partai ini cenderung pragmatis.

Sarah Rogers memasangkan kancing “Bayi Pendukung Obama” (“Babies for Obama”) pada putranya, Soren Hillman, dalam kunjungan kampanye Obama ke Coralville, Iowa, pada Januari 2008. 30

STRUKTUR PARTAI YANG TERDESENTRALISASI

Selain fleksibel secara ideologis, sifat dari dua partai utama di Amerika Serikat adalah strukturnya yang terdesentralisasi. Saat menjabat, seorang presiden tidak dapat berasumsi bahwa anggota partainya yang duduk di Kongres akan selalu loyal terhadap insiatif yang ingin diajukan presiden. Pemimpin partai juga tidak dapat mengharapkan diberikannya suara secara otomatis oleh sesama anggota partai di Kongres tentang sebuah isu. Kaukus kongres Demokrat dan Republikan (yang diduduki oleh representatif yang saat ini menjabat) memiliki otonomi, sehingga dapat mendukung kebijakan yang berbeda dengan presiden, bahkan dalam kasus di mana presiden dan kaukus kongres tersebut berasal dari partai yang sama. Penggalangan dana untuk pemilihan umum juga dipisahkan dengan pengaturan serupa, karena panitia kampanye senator dan kongres Partai Demokrat maupun Republikan operasinya independen terhadap panitia nasional partai, yang biasanya kerjanya berorientasi pada pemilihan presiden. Sebagai tambahan, selain dari mengambil keputusan perihal prosedur pemilihan delegasi untuk dikirim ke konvensi nasional penentuan kandidat, organisasi partai tingkat nasional jarang ikut campur dalam urusan organisasi partai tingkat negara bagian.

Pemisahan organisasi yang sedemikian merefleksikan akibat dari sistem pemisahan kekuasaan sebagaimana disyaratkan oleh konstitusi: pemisahan kekuasaan judikatif, eksekutif, dan legislatif, baik di tingkat federal maupun di tingkat negara bagian.Sistem pemisahan kekuasaan seperti ini membuat terbatasnya kesatuan partai antara para legislator (perwakilan rakyat) dan pejabat eksekutif dari partai yang sama. Secara umum, hal ini benar adanya dalam hubungan antara anggota Kongres dan presiden yang separtai, dan juga hubungan antara legislator negara bagian dan gubernur.

Sistem berlapis dalam hubungan pemerintahan federal, negara bagian,

Para kandidat presiden Partai Republikan tampil bersama sebelum debat pada bulan September 2011 di Kalifornia. Dari kiri: mantan Pembicara Dewan Newt Gingrich, Representatif Minnesota Michele Bachmann, mantan gubernur Massachusets Mitt Romney, Gubernur Texas Rick Perry, dan Representatif Texas Ron Paul.32

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, penggunaan pemilihan primer untuk menentukan calon per partai dengan cara tidak memungkinkan partai untuk mengontrol nominasi yang diajukan partai. Karenanya, setiap kandidat terdorong untuk membangun organisasi kampanye dan pendukung masing-masing, pertama-tama untuk memenangkan pemilihan primer, dan berikutnya pemilihan umum.

Para pemilih Atlanta mengisi surat suara mereka secara elektronik di sebuah SMA pada Pemilihan Umum November 2010. 33

KEWASPADAAN PUBLIK

Meskipun terdapat banyak bukti mengesankan yang menunjukkan dukungan partai yang terorganisir dalam sistem politik AS, salah satu komponen yang telah berakar urat dalam kultur sipil Amerika adalah terus meningkatnya ketidakpercayaan terhadap partai politik. Digunakan dan diperkuatnya sistem primer untuk memilih kandidat negara bagian dan kongres menunjukkan sentimen populis, atau malah anti-partai, yang ada Meskipun terdapat banyak bukti mengesankan yang menunjukkan dukungan partai yang terorganisir dalam sistem politik AS, salah satu komponen yang telah berakar urat dalam kultur sipil Amerika adalah terus meningkatnya ketidakpercayaan terhadap partai politik. Digunakan dan diperkuatnya sistem primer untuk memilih kandidat negara bagian dan kongres menunjukkan sentimen populis, atau malah anti-partai, yang ada

KANDIDAT PARTAI KETIGA DAN KANDIDAT INDEPENDEN

Kandidat partai ketiga dan partai independen, kendati menghadapi kesulitan-kesulitan sebagaimana dijelaskan sebelumnya, dari waktu ke waktu memegang peran dalam politik Amerika. Seringkali mereka mengusung problem sosial yang gagal dibawa partai-partai besar ke bagian terdepan diskursus publik atau agenda pemerintahan. Namun, kebanyakan partai ketiga cenderung populer untuk periode satu kali pemilihan, dan kemudian hilang, tak terdengar, atau bergabung dengan partai politik besar dalam pemilihan selanjutnya. Sejak 1850an, hanya satu partai baru, yakni Partai Republik, yang berhasil muncul dan mencapai status sebagai partai besar. Dalam kasus tersebut, terdapat sebuah isu moral yang penting, yakni perbudakan, yang membelah pendapat politik di Amerika menjadi dua bagian. Hal inilah yang menjadi basis perekrutan kandidat dan mobilisasi pemilih pada saat itu. Terdapat bukti nyata bahwa partai ketiga dapat memberikan pengaruh yang besar pada hasil pemilihan. Misalnya, pencalonan Theodore Roosevelt oleh partai ketiga pada tahun

H. Ross Perot mencalonkan diri sebagai kandidat independen di Pilpres 1992 dan 1996.

kekalahan presiden Republikan yang saat itu menjabat, George H. W. Bush. Dalam kompetisi yang sangat ketat pada Pilpres 2000 antara calon Republikan, George W. Bush, dan calon Demokrat, Al Gore, sangatlah mungkin bahwa jika kandidat Partai Hijau, Ralph Nader, saat itu tidak ada dalam surat suara Florida, Al Gore akan memenangkan suara majelis pemilihan dari Florida dan berhak menjadi Presiden AS.

Seorang pemilih mengisi surat suara kertas pada pemilihan primer April 2008 di Pennsylvania.37

sebuah jajak pendapat oleh Gallup Poll menyimpulkan bahwa 67 persen warga negara Amerika menginginkan adanya partai ketiga yang kuat yang dapat menyediakan kandidat untuk pemilihan presiden, kongres, dan jabatan tingkat negara bagian untuk melawan calon-calon Demokrat dan Republikan. Sentimen-sentimen seperti ini, dibantu oleh kampanye yang didanai secara mewah, yang memungkinkan bilyuner asal Texas, Ross Perot, untuk meraih 19 persen dari suara populer pada Pilpres 1992, persentasi terbesar yang diraih oleh kandidat non-partai-besar sejak

Para pemilih berbaris untuk memilih sebelum matahari terbit, pada Hari Pemilihan 2 November 2010 di Apache Junction, Arizona. 38

NOMINASI PRESIDENSIAL

Aturan di dalam partai untuk mengajukan nominasi kandidat presiden tidaklah disebutkan dalam Konstitusi AS. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, partai politik belum ada saat Konstitusi ditulis dan ditandatangani pada akhir abad ke-18, dan para pendiri negara tidak memiliki keinginan untuk menjabarkan prosedur apapun yang harus ditempuh oleh entitas yang demikian.

Diawali pada tahun 1796, anggota Kongres AS yang berasal dari salah satu partai politik yang ada saat itu bertemu secara informal untuk menyetujui mengenai nominasi presiden dan wakil presiden dari partainya. Disebut “King Caucus” (Kaukus Raja), sistem untuk memilih kandidat partai ini kemudian berlangsung selama hampir 30 tahun. Sistem ini putus pada tahun 1825, saat menjadi korban desentralisasi kekuasaan dalam politik yang terjadi seiring ekspansi AS ke arah barat.

Pada akhirnya, konvensi pencalonan nasional menggantikan King Caucus sebagai cara menominasikan calon presiden dari partai. Pada tahun 1831, Partai Anti-Mason, sebuah partai kecil, bertemu di sebuah cafe di Baltimore untuk memilih calon yang akan diajukan dan merancang kerangka kebijakan yang akan diajukan. Pada tahun selanjutnya, anggota Partai Demokrat bertemu di café yang sama untuk memilih calon yang akan mereka ajukan. Sejak saat itu, partai-partai besar dan kebanyakan partai kecil selalu menyelenggarakan konvensi nasional pencalonan kandidat, yang dihadiri oleh delegasi negara bagian, untuk menentukan calon presiden dan wakil presiden, dan untuk bersepakat perihal posisi dalam tiap kebijakan dan posisi yang diperdebatkan.

suara “secara tepat” dalam konvensi tesebut. Oposisi pemimpin partai mengajukan dilakukannya reformasi yang memperbolehkan pemilih biasa untuk menentukan delegasi yang dikirim untuk mengikuti konvensi. Pemilihan primer muncul untuk memenuhi tuntutan ini. Pada tahun 1916, lebih dari setengah negara bagian yang ada telah menyelenggarakan pemilihan primer.

Kendati demikian, gerakan ini tidak berlangsung lama. Setelah Perang Dunia I berakhir, pemimpin partai yang menyadari bahwa pemilihan primer adalah ancaman atas keberlangsungan kekuasaan mereka, membujuk perwakilan negara bagian untuk menghapuskan pemilihan tersebut dengan alasan biaya 41 dan karena relatif rendahnya partisipasi masyarakat. Pada tahun 1936, hanya sekitar selusin negara bagian yang tetap menyelenggarakan pemilihan primer.

Akan tetapi, tekanan untuk demokratisasi kembali muncul setelah berakhirnya Perang Dunia II. Untuk pertama kalinya, televisi menjadi media yang memungkinkan masyarakat untuk melihat dan mendengar kampanye politik bahkan dari rumah masing-masing. Kandidat yang mungkin maju sebagai presiden dapat menggunakan media ini untuk menunjukkan daya tarik populer mereka. Dekade setelah itu membawa kembali.

semangat demokratisasi untuk memperluas partisipasi dalam konvensi nominasi calon presiden tiap partai.

Alhasil, saat ini, hampir semua negara bagian menyelenggarakan pemilihan primer. Tergantung hukum di negara bagian tersebut, pemilih dalam pemilihan primer dapat mengisi surat suara untuk nominasi presiden sebuah partai dan sebuah isian untuk delegasi, atau dapat memilih kandidat presiden dan delegasi yang nanti dapat dipilih sesuai hasil pemilihan, atau dapat secara tidak langsung memilih kandidat dari sebuah kaukus dengan memilih delegasi-delegasi yang mendukung kandidat lainnya. Dalam sistem kaukus, pendukung partai yang tinggal dalam sebuah area geografis yang relatif kecil.

Ketua Daerah Pemilihan Kota (Precinct) Judy Wittkop menjelaskan aturan pemilihan kaukus pada Januari 2008 di Le Mars, Iowa.

Miguel Fuentes membantu istrinya, Cristina, saat memilih di Los Angeles Timur, California.

Para pemilih mengisi surat suara di SMA Henry W. Grady, Atlanta, Georgia.

Berkostum patriotic, Vicki Vargus memilih di Sacramento, California

McFarland meninggalkan tempat pemungutan suara di Tempe, Arizona, setelah memilih.

Yun Wang memberikan suaranya di sebuah gedung pengadilan, Central City, Colorado. 4 Yun Wang memberikan suaranya di sebuah gedung pengadilan, Central City, Colorado. 4

Seberapa besar delegasi yang dikirim sebuah negara bagian ke konvensi pencalonan tingkat nasional dihitung berdasarkan sebuah formula yang dibuat oleh tiap partai. Formula ini memperhitungkan pertimbangan- pertimbangan seperti populasi penduduk negara bagian yang bersangkutan, dukungan di masa lalu terhadap kandidat nasional dari partai yang dimaksud, dan jumlah pejabat dan pemimpin partai yang sedang menjabat dalam jabatan pemerintahan di negara bagian yang bersangkutan. Formula pengalokasian jumlah delegasi yang digunakan Partai Demokrat menghasilkan ukuran konvensi nasional yang besarnya kurang lebih dua kali lipat dari ukuran konvensi Partai Republik.

Sebagai akibat reformasi-reformasi yang terjadi sejak Perang Dunia II ini, mencuatlah dua tren yang penting. Pertama, terdapat lebih banyak negara bagian yang memindahkan pemilihan primer dan pemilihan kaukus mereka lebih awal dalam masa awal pencalonan – sebuah tren yang dikenal dengan istilah “front-loading”. Pemilih di negara bagian yang melaksanakan secara awal pemilihan primer atau kaukusnya dapat memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap siapa calon yang pada akhirnya akan dinominasikan, selain juga dapat mendorong para kandidat untuk merespon kebutuhan dan kepentingan negara bagian tersebut sejak awal, dan dapat menekan kandidat agar membangun organisasi

Rick Erwin tallies the primary votes in tiny Dixville Notch, New Hampshire, in January

dari dalam negara bagian tersebut, mengalokasikan pendanaan untuk para

Kedua tren ini memaksa para kandidat untuk memulai berkampanye lebih awal agar mendapatkan dukungan yang solid di negara bagian yang memulai pemilihan lebih awal, yang jumlahnya semakin bertambah banyak. Para kandidat juga semakin mengandalkan media massa – radio, televisi, dan internet – dan dukungan dari pemimpin partai tingkat negara bagian, untuk mengambil simpati para pemilih di berbagai negara bagian yang menyelenggarakan pemilihan primer mereka pada hari yang sama.

MENURUNNYA PAMOR KONVENSI POLITIK

Salah satu konsekuensi dari perubahan proses pencalonan presiden adalah semakin tidak pentingnya efek klimaks dan sorotan televisi atas konvensi pencalonan nasional. Sekarang ini, calon presiden yang dinominasikan secara praktek ditentukan sedari awal proses pemilihan primer oleh para pemilih. Calon yang pada akhirnya dinominasikan bahkan dapat menyebutkan pilihan calon wapres yang akan ia gandeng sebelum konvensi dilaksanakan (kandidat wapres tidak mencalonkan diri secara independen, namun dipilih oleh calon presiden yang memenangkan nominasi partai).

Begitulah proses pencalonan presiden yang terus menerus berevolusi. Pada dekade belakangan ini, evolusi yang terus bergulir semakin meningkatkan partisipasi masyarakat, mengakomodasi representasi demografis yang lebih baik, dan memperkuat hubungan antara rakyat biasa pendukung partai dan para kandidat partai.

Para delegasi tiba di Konvensi Nasional Republikan tahun 1868 di Chicago.

Sebagaimana ditandaskan oleh aturan konstitusional saat ini, proses ini memberikan keuntungan bagi kandidat-kandidat yang lebih dikenal, yang mampu mengumpulkan lebih banyak uang dan donasi, yang memiliki organisasi kampanye paling efektif, dan yang dapat membangkitkan

Calon presiden Demokrat, Barack Obama, menutup pidato penerimaan nominasinya pada Konvensi Nasional Demokrat tahun 2008. 52

KONEKSI INTERNET

Para kandidat dan pendukungnya sangat tangkas dalam mempergunakan internet sebagai alat kampanye. Internet telah terbukti efektif dan efisien untuk mengumpulkan donasi dari pendukung potensial sekaligus untuk mempromosikan pengalaman dan rencana kebijakan seorang kandidat.

E-mail dan blog memegang peranan yang penting dalam Pilpres 2008. Situs jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter memegang peranan yang lebih penting lagi dalam Pilpres 2012. Organisasi kampanye bekerja keras untuk memanfaatkan pengaruh jejaring sosial dan alat komunikasi seluler misalnya tablet dan ponsel pintar.

Situs berbagi video seperti Youtube telah memberikan kesempatan sekaligus kesulitan bagi kampanye politik. Para kandidat memanfaatkan keuntungan teknologi tersebut untuk membuat video tentang mereka, biasanya berisi humor dan komedi. Di saat yang lain, para kandidat seringkali terekam secara tidak direncanakan saat mengatakan atau melakukan sesuatu yang tidak akan mereka katakan di depan khayalak – kesalahan yang mereka buat ditampilkan berulang kali di internet dan televisi.53

Kandidat mendekati pemilih melalui internet dan jejaring sosial lainnya.

Terri Sewell, kanan, merayakan kursi yang ia raih sebagai perwakilan Alabama di Dewan Perwakilan Rakyat AS pada Pemilu November 2010. 55

PEMILU KONGRES

Pemilihan Kongres AS dapat menjadi sangat kompetitif dan sama pentingnya dengan pemilihan presiden. Hal ini disebabkan peran Kongres yang sentral pada pemberlakuan hukum dan kebijakan.

Tak seperti sistem parlementer di mana ujung tombak eksekutif adalah parlemen, sistem di Amerika, sebagaimana dijelaskan sebelumnya, memisahkan perwakilan legislatif dan kekuasaan eksekutif di bawah presiden. Presiden dan para perwakilan legislatif dipilih secara terpisah. Walaupun seorang presiden yang menjabat dapat mengajukan sebuah hukum atau kebijakan kepada Kongres, hukum atau kebijakan yang diajukan ini harus dirancang oleh para pendukung presiden di dalam Kongres dan disetujui oleh Kongres sebelum dikirim balik dan ditandatangani oleh Presiden. Dewan Perwakilan dan Senat secara hukum dan politik independen dari keinginan presiden.

Di dalam Kongres, kepatuhan terhadap disiplin partai tidaklah sekuat yang terjadi dalam sistem parlemen. Tidaklah sulit bagi anggota Kongres untuk memberi suara pada kebijakan yang mereka anggap paling baik, termasuk yang dapat membantu mereka untuk terpilih kembali. Hasilnya, pemimpin kongres harus mengumpulkan koalisi dan dukungan anggota kongres satu per satu alih-alih mendapatkan dukungan otomatis dari partai-partai yang mencengkeram suara perwakilan kongresnya secara ketat. Hal ini membuat kemenangan legislatif di Kongres sulit untuk diraih.

Pemilu Kongres penting bagi politik bangsa, karena Kongres (berarti juga tiap-tiap anggotanya) sulit diprediksi dan memiliki kekuasaan yang besar.

Gedung Capitol AS adalah tempat berkumpulnya dua majelis Kongres: Dewan Perwakilan Rakyat dan Senat.

PERBEDAAN ANTARA DEWAN PERWAKILAN DAN SENAT

Dewan Perwakilan dan Senat memiliki kekuasaan yang kurang lebih sama, namun cara mereka dipilih cukup berbeda. Para Pendiri Republik Amerika Dewan Perwakilan dan Senat memiliki kekuasaan yang kurang lebih sama, namun cara mereka dipilih cukup berbeda. Para Pendiri Republik Amerika

Tiap kursi di Dewan Perwakilan merepresentasikan sebuah konstituensi geografis yang berbeda, dan, seperti dijelaskan sebelumnya, setiap anggota dipilih sebagai satu-satunya perwakilan distrik tersebut melalui aturan pemenang berdasarkan pluralitas. Setiap negara bagian dipastikan memiliki setidaknya satu kursi di Dewan, dan kursi-kursi lainnya dialokasikan kepada berbagai negara bagian berdasarkan populasi penduduk yang dimiliki negara bagian masing-masing. Alaska, misalnya, memiliki populasi penduduk yang sangat kecil sehingga hanya dialokasikan satu kursi di Dewan. California adalah negara bagian dengan penduduk terbesar 58 sehingga memiliki 53 kursi di Dewan. Berdasarkan sensus per sepuluh tahun, jumlah kursi yang dialokasikan untuk tiap negara bagian dihitung ulang agar sesuai dengan perubahan jumlah penduduk selama 10 tahun terakhir, dan para perwakilan legislatif negara bagian mendesain ulang perbatasan distrik perwakilan kongres untuk menyesuaikan dengan perubahan jumlah kursi yang dialokasikan, atau jumlah perubahan penduduk dalam negara bagian tersebut.

Senat dirancang agar para senator merepresentasikan konstituensi yang lebih besar – sebuah negara bagian secara keseluruhan – dan untuk memberikan representasi yang setara kepada setiap negara bagian tanpa terpengaruhi oleh populasi penduduk. Di Senat, negara bagian kecil memiliki pengaruh yang sama (dua senator) seperti negara bagian berukuran besar.

Para senator pada awalnya dipilih oleh perwakilan negara bagian. Barulah saat diberlakukannya Amandemen ke-17 Konstitusi AS pada tahun 1913 senator dipilih secara langsung oleh para pemilih dari negara bagian tersebut. Setiap negara bagian memiliki dua senator yang dipilih dalam masa kerja enam tahun yang tersela-sela, dengan pemilihan dilakukan

LOYALITAS TERHADAP PARTAI ATAU INDIVIDU

Di masa lalu, pemilu kongres cenderung “berpusat pada partai”, karena para pemilih secara jangka panjang bersikap loyal terhadap partai mereka masing-masing, sehingga akan memilih untuk Kongres sesuai keinginan partainya. Kepribadian atau performa kerja tiap individu yang akan menjabat tidak berimbas banyak kepada dukungan yang akan ia raih. Namun, dalam dekade-dekade belakangan ini, pandangan dan kepribadian individual para kandidatlah yang memegang peranan lebih sentral dalam politik pemilihan umum, sehingga peran loyalitas terhadap partai dapat dikatakan sudah tidak terlalu penting lagi. emang demikian kenyataannya, Di masa lalu, pemilu kongres cenderung “berpusat pada partai”, karena para pemilih secara jangka panjang bersikap loyal terhadap partai mereka masing-masing, sehingga akan memilih untuk Kongres sesuai keinginan partainya. Kepribadian atau performa kerja tiap individu yang akan menjabat tidak berimbas banyak kepada dukungan yang akan ia raih. Namun, dalam dekade-dekade belakangan ini, pandangan dan kepribadian individual para kandidatlah yang memegang peranan lebih sentral dalam politik pemilihan umum, sehingga peran loyalitas terhadap partai dapat dikatakan sudah tidak terlalu penting lagi. emang demikian kenyataannya,

Dalam konteks pemilihan yang berfokus pada kandidat seperti saat ini, anggota Kongres yang sedang menjabat berada di atas angin, ditunjukkan oleh angka terpilih-kembalinya anggota Kongres berada di atas 90 persen. Hal ini disebabkan peliputan media yang lemah terhadap Kongres, khususnya peliputan atas performa anggota Kongres secara individual oleh media lokal di negara bagian atau distrik Kongres masing-masing. Dengan kemampuan untuk terekspos media secara cukup banyak dan keterlibatan mereka dalam berbagai isu kebijakan publik dan berbagai individu dan kelompok yang ingin mempengaruhi pembuatan kebijakan, anggota Kongres yang sedang menjabat cenderung dapat mengumpulkan lebih banyak pendanaan untuk kampanye. Untuk alasan ini dan berbagai alasan lainnya, anggota yang kini menjabat, dari partai manapun, cenderung akan memenangkan pemilihan ulang.

JAJAK PENDAPAT DAN PARA AKADEMISI

Walaupun bukan bagian dari aturan dan perundangan yang mengatur politik pemilihan umum, jajak pendapat publik telah menjadi bagian yang esensial dalam proses pemilihan umum di dekade-dekade belakangan ini. Banyak kandidat politik yang mempekerjakan institusi survey dan jajak pendapat dan melakukan jajak pendapat dengan frekuensi tinggi. Jajak pendapat memberi informasi kepada kandidat tentang sebaik apa pandangan masyarakat terhadap mereka dibanding terhadap para pesaing, dan apa isu yang paling penting bagi pemilih. Media – media cetak dan televisi – juga sering melaksanakan jajak pendapat dan melaporkannya (bersama dengan hasil dari jajak pendapat oleh

perusahaan atau pihak swasta) untuk memberikan masyarakat gambaran tentang bagaimana preferensi mereka terhadap para kandidat, isu-isu yang diangkat, dan kebijakan yang dibahas dibandingkan dengan preferensi lainnya.

Lima puluh tahun lalu, hanya satu atau dua organisasi yang mendominasi jajak pendapat publik. Sekarang, di zaman berita instan, internet, dan saluran kabel berita 24 jam, berbagai sumber secara teratur menyediakan hasil jajak pendapat. 64

SEJARAH JAJAK PENDAPAT

Hingga saat ini, jajak pendapat tentang opini publik secara konstan oleh perusahaan survey dan jajak pendapat swasta telah menjadi sesuatu yang

Akademisi dan pemerhati politik Karl Rove (Republikan), kiri, dan James Carville (Demokrat), berpartisipasi dalam sebuah program tanggal

Mei 2009 di New York. 65

hingga akhir tahun 1930-an. Pada tahun 1970-an, ketiga saluran berita televisi terbesar AS saat itu (ABC, CBS, dan NBC), memberikan jajak pendapat versi mereka masing-masing untuk persaingan pemilihan presiden, dan setelah itu, untuk tiap persaingan pemilihan gubernur di negara bagian masing-masing dan pemilihan Kongres. Media jajak pendapat modern – sebagai contoh, yang dilaksanakan di bawah sebuah stasiun TV dan mitra media cetak (misalnya, CBS/New York Times, ABC/Washington Post, NBC/Wall St. Journal) – dilaksanakan secara sering dan dapat melacak opini publik terhadap kandidat dan isu-isu dalam basis per minggu atau per hari. Media jajak pendapat ini dirancang agar bersifat netral dan independen. Selama beberapa dekade belakangan ini, jajak pendapat politik independen telah memberikan sudut pandang yang objektif terhadap persaingan di pemilihan umum, penilaian terhadap

UKURAN DAN SUSUNAN SAMPEL

Seringkali, jajak pendapat dalam semalam dilaksanakan segera seselesainya sebuah ajang besar, misalnya Laporan Tahunan Kondisi Negara (State of the Union Address) oleh Presiden, atau debat antar kandidat yang bersaing untuk sebuah jabatan. Seringkali, polling ini dilakukan dalam semalam agar dapat segera dipublikasikan keesokan harinya. Sampelnya hanya 500 orang dewasa di seluruh negara.

Jajak pendapat semalam ini dapat memberikan gambaran reaksi publik secara cepat, namun banyak ahli yang berpendapat bahwa sampel sebanyak 500 penduduk terlalu sedikit untuk dipertimbangkan dalam negara yang berpenduduk lebih dari 300 juta orang. Banyak pelaku survey profesional yang lebih memilih mengambil setidaknya 1000 orang dewasa sebagai sampel untuk mewakili seluruh populasi negara. Bahkan jajak pendapat yang paling menyeluruh sekalipun masih terbuka untuk interpretasi, dan terdapat banyak contoh kandidat yang naik dari tidak banyak diketahui hingga mendapatkan popularitas yang luas, walaupun hasil jajak pendapat awal tidak memprediksikan demikian.

Jajak pendapat awal dapat memberikan data bernilai yang menunjukkan tidak saja siapa kandidat yang unggul. Data yang juga dapat ditunjukkan adalah isu apa yang sedang diperhatikan dan bagaimana mood publik saat ini. Sebagaimana dikatakan oleh sebuah institusi jajak pendapat, “Jajak pendapat hanyalah tambahan pengetahuan akan apa yang dilihat para kandidat dan apa yang dirasakan oleh masyarakat – kepuasan, Ketidaksukaan, kemarahan, frustrasi, kepercayaan diri, atau bahkan keputusasaan.” Hasil jajak pendapat, baik swasta maupun tidak, membantu kandidat untuk menentukan pesan apa yang harus ditekankan untuk disampaikan, dan membantu anggota masyarakat untuk melihat isu apa yang menjadi fokus.

berdasarkan wawancara atas masyarakat yang baru memilih. Jajak pendapat pasca-coblos mendapatkan reputasi sangat buruk dalam Pilpres AS tahun 2000, saat hal tersebut disalahgunakan oleh stasiun TV untuk membuat tidak hanya satu, namun dua prediksi kemenangan yang salah tentang pemenang pemilihan presiden di Florida. Tekanan untuk mendapatkan prediksi secara cepat mengalahkan tekanan untuk mendapatkan prediksi yang tepat.

Adapun begitu, saat digunakan dengan tepat, jajak pendapat pasca-coblos dapat menjadi alat penting bagi institusi survey, media massa, dan akademia. Di atas penggunaannya yang keabsahannya dipertanyakan dalam memproyeksikan pemenang secara dini di Hari Pemilihan, jajak pendapat pasca-coblos memberikan para ahli dan ilmuwan bidang politik data yang mendetail mengenai pilihan sebuah kelompok demografik tertentu dan alasan mengapa pilihan tersebut diambil.

PENDANAAN KAMPANYE

Hukum federal mengatur bagaimana seorang calon yang mengajukan diri untuk menjabat jabatan federal sebagai presiden, senator, dan perwakilan rakyat – dan beberapa anggota kubu politiknya dari kubu politiknya – boleh menggalang dana, dari mana dana dan donasi tersebut berasal, dan

berapa jumlahnya. Hukum pendanaan kampanye federal terpisah dengan hukum per negara bagian yang mengatur pendanaan untuk pemilihan jabatan tingkat negara bagian dan tingkat lokal.

Dalam sistem di Amerika, kandidat presiden dapat menggalang jutaan dolar jumlahnya untuk sebuah kampanye di negara yang memiliki lebih dari seratus juta pemilih. Walaupun dalam banyak kasus dana digalang dari sumber pribadi dan swasta, proses penggalangan dana dan bagaimana dana tersebut digunakan diatur secara ketat.

Seorang kandidat presiden harus mendirikan sebuah organisasi kampanye, disebut panitia politik. Panitia ini harus memiliki bendahara dan mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum Federal (Federal Election Commission/FEC). Walaupun dinamai demikian, Komisi Pemilihan Umum Federal tidak menyelenggarakan pemilihan umum dan hanya melakukan supervisi dan memberlakukan hukum pendanaan kampanye.

(Proses mendaftarkan pemilih, membuat surat suara, dan menghitung suara, adalah kewajiban dari pihak penyelenggara pemilihan tingkat negara bagian dan tingkat lokal.)

Berbagai jenis panitia politik terdaftar di FEC. Selain kandidat yang diajukan, partai politik juga harus mendaftarkan panitia tersebut kepada Berbagai jenis panitia politik terdaftar di FEC. Selain kandidat yang diajukan, partai politik juga harus mendaftarkan panitia tersebut kepada

atau kandidat yang berkampanye, tanpa menggunakan dana perusahaan atau dana serikat. Setelah keputusan Mahkamah Agung tersebut, perusahaan dan serikat buruh dapat secara langsung memberikan sumbangan dalam jumlah yang tidak terbatas untuk memilih atau melawan seorang kandidat, sepanjang hal ini tidak dilakukan dengan berkoordinasi dengan organisasi kampanye kandidat tersebut.

Untuk berkampanye memperebutkan sebuah jabatan, seorang kandidat harus mempekerjakan staf pendukung; menyediakan ruang kerja dan perjalanan; melakukan penelitian;