ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN INF

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN INFARK MIOKARD
AKUT
1. Pendahuluan;
IMA. Merupakan penyebab kematian tersering di AS. Di Indonesia sejak sepuluh
tahun terakhir IMA. Lebih sering ditemukan, apalagi dengan adanya fasilitas
diagnostik dan unit-unit perawatan penyakit jantung koroner intensif yang semakin
tersebar merata. Gambaran distribusi umur, georafi, jenis kelamin dan faktor
resiko IMA. Sesuai Angina Pektoris atau Penyakit Jantung Koroner pada
umumnya.
2. Pengertian
IMA. Adalah nekrosis miokard akibat aliran darah ke otot jantung terganggu( S.
Harun.1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1. Edisi ke3. )
3. Penyebabnya:
a. Coronary Arteri disease.
b. Coronary Arteri Emboli
c. Kongenital.. ( anomali arteria coronary )
d. Imbalans Oksigen suplay dan demand miokard
e. Gangguan Hematologi.
4. Diagnosa IMA. Menurut WHO.( 1997 )
Apabila memenuhi dua dari tiga kriteria :
1). Adanya riwayat nyeri dada yang khas.yaitu :

a.Lokasi nyeri dada dibagian dada depan ( bawah sternum ) dengan/tanpa
penjalaran , kadang berupa nyeri dagu, leher atau seperti sakit gigi, penderita
tidak bisa menunjuk lokasi nyeri dengan satu jari, tetapi ditunjukan dengan
telapak tasngan.
b.Kwalitas nyeri, rasa berat seperti ditekan atau rasa panas seperti terbakar.
c.Lama nyeri bisa lebih dari 15 detik sampai 30 menit.
d.Penjalaran bisa kedagu, leher, lengan kiri, punggung dan epigastrium.
e. Kadang disertai gejala penyerta berupa keringat dingin, mula, berdebar atau
sesak.
f.Sering didapatkan faktor pencetus berupa aktiovitas fisik, emosi/stress atau
dingin.
g.Nyeri kadang hilang dengan istirahat atau dengan pemberian nitroglyserin
sublingual.
2.) Adanya perubahan EKG. Berupa :
a.Gelombang Q.( significant infark )
b.Segmen ST ( elevasi )
c.Gelombang T ( meninggi atau menurun )
Infark: ST. segmen dan gelombang T dapat kembali normal, perubahan
gelombang Q tetap ada ( Q Patologi )


3.) Kenaikan Enzim otot Jantung :

a. CKMB. Merupakan enzim yang spesifik untuk marker kerusakan otot
jantung , enzim ini meningkat 6-10 jam setelah nyeri dada dan kembali
normal dalam 48-72 jam.
b. Walaupun kurang spesifik Aspartate Amino Transferase ( AST ) dapat
membantu bila penderita datang ke rumah sakit sesudah hari ke 3 dari nyeri
dada atau laktat dehydrogenase ( LDH ) akan meningkat sesudah hari ke
empat dan menjadi normal sesudah hari ke sepuluh,
c. Hal yang sedang dikembangkan dan dianggap cukup sensitif dan spesifik
adalah pemeriksaan Troponin T., yaitu suatu kompleks protein yang terdapat
pada filamen tipis otot jantung .Troponin T. akan terdeteksi dalam darah
beberapa jam sampai 14 hari setelah nekrosis miokard.
5. Patofsiolofgi:
a. Atherosklerosis
b. Spasme Arteri Coronaria
Ischemia
Infark Miokard
c. Thrombosis
Kontraktilitas Miocardial

Iritability
Dysritmia
VF. SVT

Anaerobic
Glikolisis

Pelepasan
Enzym

Gangguan Repolarisasi
Miokard

Produksi
CK. MB.
Asam Laktat
LDH.

Perubahan EKG.
ST.Q Wave.


ANGINA
Stimulasi/sistem syaraf simpatis
Heart rate

Demand O²

Penurunan Fungsi Ventrikel Kiri

Afterload

Preload

Cardiac Output

Vasokontriksi
Perifer

CVP.
PCWP


Blood Pressure

Stimulus Simpatis

Shock/Mati

6. Tujuan Managemen Medis :
a.Membatasi ukuran infark.
b.Menurunkan nyeri dan kecemasan
c.Mencegah aritmia dan komplikasi.
7. Pengobatan :
a.Membatasi ukuran myokard infark:
-meningkatkan suplay darah dan oksigen ke myokard.
-menurunkan Oksigen demand Myokard.
B Penanganan nyeri:
-Morphin Sulfat:
-Menurunkan aktivitas SSO ( penurunan konsumsi O² miokard )
- Mendilatasi vena dan kapiler ( penurunan preload,penurunan afterload)
- Penurunan konsumsi O²myokard.

-Menurunkan Heart Rate penurunan konsumsi O² myokard.
-Nnitroglyserin ( veno dilatasi perifer dan coroner )

c

c. Terapi Oksigen
d. .Pembatasan Aktivitas Fisik.
e. .Terapi antikoagulan ( Heparin menghentikan dan memperlambat pembentukan
thrombus )
f. .Revaskularisasi ( PTCA. CABG )
g. .Rehabilitasi Cardiac( untuk mencapai dan mempertahankan kesehatan yang
optimum )

8. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian :
- Aktivitas( gejala : kelemahan, kelelahan, tidak dapat tidur, pola hidup
menetap, jadwal olah raga tak teratur )
- ( Tanda ; takhikardia, dispnoe pada istirahat/aktivitas )
- Sirkulasi ( gejala: Infark Myokard sebelumnya, penyakit arteri koroner,
PJK. DM.)

- Tanda : TD. Dapat normal atau naik turun, perubahan postural dicatat, dari
tidur sampai duduk/berrdiri. Nadi: dapat normal, inadekuat, penuh, atau
lemah, pengisian kapiler lambat / tidak teratur.
- Bunyi jantung ekstra S3 / S4, mungkin menunjukan gagal jantung /
penurunan kontraktilitas .
- Murmur: menunjukan bila terjadi gagal katup
- Irama Jantung teratu/tidak teratur.
- Edema ( distensi venajugular, edema ferifer, edema umum,
- Warna : pucat atau sianosis/kulit abu-abu, kuku datar, pada membran
mukosadan bibir.
- Integritas Ego ( Gejala :Klien menyangkal, takut mati, perasaan ajal sudah
dekat, marah pada penyakit /perawatan yang tak perlu, kuatir tentang
keluarga, kerja dan keuangan )
- Tanda : menolak, menyangjkal, cemas, kurang kontak mata, gelisah,
marah, perilaku menyerang, fokus pada diri sendiri)
- Eliminasi ( normal atau bunyi usus menurun )
- Makanan/cairan : ( gejala: mual, kehilangan nafsu makan, bersendawa,
nyeri ulu hati/terbakar)
- Tanda ( Penurunan turgor kulit, kulit kering/berkeringat, muntah,
perubahan berat badan )

- Higiene: kesulitan melakukan tugas perawatan.
- Neurosensori : ( gejala : pusing, berdenyut selama tidur atau saat bangun,
duduk atau istirahat)
- Tanda: perubahan mental atau kelemahan.
- Ketidaknyamanan( Gejala : nyeri dada yang timbulnya mendadak,
dapat/tidak berhubungan dengan aktivitas tidak hilang dengan istirahat
atau nitroglyserin , lokasi tipikal pada dada anterior, substernal,
perikordia, dapat menyebar ke tangan, rahang, atau wajah. Kualitas :
berat,menetap, tertekan. )
- Tanda : wajah meringis, perubahan postur tubuh, menangis, merintih,
meregang, menggeliat, menarik diri, kehilangan kontak mata, respon
otomatik : perubahan frekuensi/irama jantung TD. Pernafasan, warna
kulit, kelembaban, kesadaran.)
- Pernafasan ( gejala : dispnoe dengan/tanpa aktivitas ,dispnoe nokturnal ,
batuk dengan/tanpa produksi sputum. Riwayat merokok, penyakit
pernafasan kronis )
- Tanda ( Peningkatan frekuensi pernafasan, nafas sesak, pucat atau
sianosis, bunyi nafas bersih/mengi/krekels, sptum bersih, merh muda
kental.)


-

.Interaksi sosial ( gejala : stress karena keluarga,pekerjaan ekonomi ,
kesulitan koping dengan stressor yang ada ,misal;penyakit, perawatan di
rumah sakit )
- Tanda ( kesulitan istirahat dengan tenang, respon terlalu emosi, marah
terus menerus, takut, menarik diri dari keluarga)
9. Kemungkinan Diagnose Keperawatan yang muncul :
a. Nyeri akut berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan
arteri koroner
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbanmgan antara suplai
oksigen miokard dengan kebutuhan.
c. Ansietas berhubungan dengan ancaman atau perubahan kesehatan.
d. Resiko tinggi menurunnya curah jantung berhubungan dengan perubahan
frekuenasi, irama, konduksilektrikal
e. Resiko tinggi terhadap kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan
ferfusi organ.
10. Rencana Keperawatan

Diagnosa

Nyeri akut b/d
iskemia
jaringan
sekunder
terhadap
sumbatan
arteri koroner.

Tujuan- Kriteria
Tujuan :
Nyeri dada
hilang/terkontrol
Kriteria:
Klien
menyatakan
nyeri dada
hilang
/berkurang
Mendemonstrasi
kan tehnik

penggunaan
relaksasi.
Klien terlihat
rileks.

Intervensi
Catat karakteristik
nyeri, lokasi, intensitas,
lamanya dan
penyebaran.
Anjurkan kepada klien
untuk melaporkan nyeri
dengan segera
Berikan lingkungan
yang tenang, aktivitas
perlahan dan tindakan
nyaman, dekati pasien,
berikan sentuhan.
Bantu melakukan
tehnik relaksasi.
Berikan oksigen
tambahan dengan
kanula nasal atau
masker sesuai dengan
indikasi
Kolaborasi :
Berikan obat sesuai
dengan indikasi :
Antiangina
( nitroglyserin,)
Penyekat 8 ( contoh,
atenolol ,Tonormin,
pindolol, ( Visken )
propanolol ( inderal )

Analgesik, contoh

Rasinal
Variasi pemampilan
dan perilaku pasien
karena nyeri terjadi
sebagai temuan
pengkajian.
Nyeri berat dapat
menyebabkan syok.
Menurunkan rangsanh
eksternal,

Membantu dalam
penurunan persepsi
respon nyeri
Meningkatkan jumlah
oksigen yang ada
untuk pemakaian
miokard sekaligus
mengurangi
ketidaknyamanan s/d
iskemia.
Nitrat berguna untuk
kontrol nyeri dengan
efek vasodilatasi
koroner.
Agen ke 2 untuk
pengontrol nyeri
melalui efek hambatan
rangsanggsimpatis
sehingga menurunkan
TD.( sistolik ) Fibrilasi
jantung,dan kebutuhan
oksigen miokard .
Menurunkan nyeri
hebat, memberikan

morphin meperidin
( demerol
Penyekat saluran
kalsium contoh,
verafamil,
( calan )diltiazem
( prokardia )
Intoleransi
aktivitas b/d
ketidakseimba
nmgan antara
suplai oksigen
miokard dan
kebutuhan

Ansietas b/d
ancaman atau
perubahan
kesehatan.

Tujuan :
Meningkatkan
toleransi
aktiviitas
Kriteria ;
Frekuensi
jantung, irama
dan tekanan
darah dalam
batas normal
Kulit hangat,
merah muda dan
kering.

Catat frekuensi jantung,
irama dan perubahan
TD., selama dan
sesudah aktivitas
Tingkatkan istirahat,
batasi aktivitas , dan
berikan aktivitas
senggang yang tidak
berat.
Anjurkan menghindari
peningkatan tekanan
abdomen misal,
mengejan saat defekasi

sedasi, dan
mengurangi kerja
miokard.
Efek vasodilatasi
dapat meningkatkan
aliran darah koroner,
sirkulasi kolateral dan
menurunkan preload.
Respon pasien
terhadap aktivitas
dapat mengindikasikan
penurunan oksigen
miokard.
Menurunkan kerja
miokard/konsumsi
oksigen

Dengan mengejan
dapat mengakibatkan
bradikardi,
menurunkan curah
jantung, dan
takhicardia serta
peningkatan TD
Aktivitas yang maju
Jelaskan pola
memberikan kontrol
peningkatan bertahap
jantung, meningkatkan
dari tingkat aktivitas ,
regangan dan
contoh bangun dari
mencegah aktovitas
kursi, bila tak ada nyeri, berlebihan.
ambulasi, dan istirahat
selama 1 jam setelah
makan.
Rujuk ke program
rehabilitasi jantung..
Tujuan
Bantu klien
Cemas berkelanjutan
Ansietas hilang / mengekspresikan
memberikan dampak
berkurang
perasaan marah,
serangan jantung
Kriteria :
kehilangan dan takut.
selanjutnya.
Mengenal
Kaji tanda verbal dan
Reaksi verbal/non
perasaannya
non verbal kecemasan,
verbal dapat
Dapat
dampingi klien dan
menunjukan rasa
mengidentifikasi lakukan tindakan bila
agitasi, marah dan
penyebab atau
menunjukan perilaku
gelisah.
faktor yang
merusak.
mempengaruhi
Hindari konfrantasi
Konfrontasi dapat
nya.
meningkatkan rasa
Menyatakan
marah, menurunkan
ansietas
kerja sama dan
berkurang
mungkin
/hilang.
memperlambat
penyembuhan
Orientasikan klien
Orientasi dapat

terhadap prosedur rutin
dan aktifitas yang
diharapkan.
Beri kesempatan
kepada klien untuk
mengungkapkan
ansietasnya.
Berikan privasi untuk
klien dan orang
terdekat.

Resiko tinggi
terhadap
penurunan
curah jantung
b/d perubahan
frekuensi,
irama dan
konduksi
elektrikel.

menurunkan
kecemasan.

Dapat menghilangkan
ketegangan terhadap
kehawatiran yang
tidak diekspresikan
Memberi waktu untuk
mengekspresikan
perasaan,
menghilangkan cemas
dan perilaku adaptasi.
Kolaborasi : berikan
Meningkatkan
anti cemas / hipnotik
relaksasi dan
sesuai indikasi
menurunkan
contohnya diazepam
kecemasan
Tujuan :
Auskultasi TD.
Hipotensi dapat terjadi
Penurunan curah Bandingkan kedua
s/d disfungsi ventrikel,
jantung tidak
lengan, ukur dalam
hipertensi juga
terjadi.
keadaan berbaring,
fenomena umum b/d
Kriteria :
duduk, atau berdiri bila nyeri cemas
Stabilitas
memungkinkan.
pengeluaran
hemodinamik
katekolamin
baik (tekanan
Evaluasi kualitas dan
Penurunan curah
darah dbn.,
kesamaan nadi.
jantung
curah jantung
mengakibatkan
drn.intake dan
menurunnya kekuatan
output sesuai,
nadi.
tidak
Catat terjadinya S3/S4. S3 b/d gjk atau gagal
menunjukan
mitral yang disertai
tanda – tanda
infark berat.
disritmia)
S4 b/d iskemia,
kekakuan ventrikel
atau hypertensi
pulmonal.
Catat Murmur
Menunjukan gangguan
aliran darah dalam
jantung,(kelainan
katup, kerusakan
septum, atau vibrasi
otot papilar
Pantau frekuensi
Perubahan frekuensi
jantung dan irama
dan irama jantung
menunjukan
komplikasi disritmia.
Berikan makanan
Makanan besar dapat
kecil / mudah dikunyah, meningkatkan kerja
batasi asupan kafein.
miokard.
Kafein dapat
merangsang langsung
ke jantung sehingga
meningkatkan
frekuensi jantung.
Kolaborasi
Meningkatkan
Berikan O² tambahan
kebutuhan miokard
sesuai indikasi

Resiko tinggi
terhadap
kelebihan
volume cairan
b/d penurunan
ferfusi organ

Pertahankan cara masuk
heparin (IV) sesuai
indikasi
Pantau data
laboratorium enzim
jantung, GDA. Dan
elektrolit.
Berikan obat
antidisritmia s/d
indikasi.
Auskultasi bunyi nafas
( krekels )

Tujuan
Kelebihan
volume cairan
tidak terjadi
Kaji adanya edema
Kriteria :
TD. Dbn.
Tidak ada
Ukur intake dan output
edema, tidak ada
distensi vena,
paru bersih berat
badan stabil.

Jalur yang paten
pentying untuk
pemberian obat
darurat.
Enzim memantau
perluasan infark,
elektrolit berpengaruh
terhadap irama
jantung.

Indikasi edema paru,
sekunder akibat
dekompensasi jantung.
Curiga gagal
kongestif/kelebihan
volume cairan
Penurunan curah
jantung,
mengakibatkan
gangguan ferfusi
ginjal, retensi
natrium/air, sdan
penurunan haluaran
urine.
Timbang bera
Perubahan tiba-tiba
dari berat badan
menunjukan gangguan
keseimbangan cairan
Pertahankan pemasukan Memenuhi kebutuhan
total cairan 2000ml/24
cairan tubuh orang
jam dalam toleransi
dewasa, tepai
kardiovaskuler.
memerlukan
pembatasan dengan
adanya dekompensasi
jantung
Kolaborasi
Natrium meningkatkan
Berikan diet natrium
retensi cairan dan
rendah
harus dibatasai.
Berikan diuretik,
Memperbaiki
contoh : Lasix atau
kelebihan cairan.
hidralazin,
sprinolakton,hidronolak
ton
Pantau Kalium sesuai
Hipokalemia dapat
dengan indikasi
membatasi keefeftifan
terapi.

Daftar Pustaka
Doenges M. ( 1999 ).Rencana Asuhan Keperawatan. Pedoman untuk Perencanaan
dan Pendokumenatsian Perawatan Pasien. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Jakarta.
Lynda Juall Carpenito ( 1999 ). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan.
Diagnosa Keperawatan dan Masalah Kolaboratif Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta
S. Harun ( 1996) Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1, edisi ketiga.Penerbit Balai
penerbit FKUI Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia
Sylvia A. Price. ( 1995 ).Patofiologi,Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Penerbit
Buku Kedokteran EGC. Jakarta..

Analisa Data
Nama Klien : Tn. S.
Ruang
: Jantung
Data
S.: Klien kadang-kadang
masih mengeluh nyeri
dada sedikit( saat dibezuk
orang banyak ), rasasakit
seperti senut-senut pada
daerah dada depan, tidak
menyebar, pasien pasca
serangan IMA hari ke
8.klien menderita
Hipertensi yang terkontrol
sejak lima tahun, DM.
Terkontrol sejak 10 tahun,
kebiasaan klien sebelum
MRS suka minum kopi 2
gelas/hari, suka merokok
sigaret 3-4 batang/hari ( 10
tahun )
O. : TD. 120/80 mmHg.
Pols teratur, kuat 88X/
menit, Hasil Lab. Tgl.
31/01 Gula Darah 2 jam
PP. 145 mg/dl.LDL (chol )
151 mg/dl., hasil foto
thorax tgl. ½ kardiomegali
S. Klien menanyakan
aktifitas-aktifitas yang
boleh/tidak boleh
dilakukan setelah pulang
nanti.

Etiologi
Faktor resiko ( Hipertensi,
DM., perokok, suka
minum kopi, cholesterol )

Masalah
Resiko kekambuhan ulang
infark miokard.

Kurangnya informasi

Kurang pengetahuan
(kebutuhan belajar )
tentang hal-hal yang boleh/
tidak boleh dilakukan di
rumah/tempat kerja.

Diagnosa Keperawatan dan Prioritas
1. Resiko terjadinya kekambuhan ulang infark miokard b/d adanya faktor resiko yang
menunjang ( DM, Hipertensi, kebiasaan merokok ( 10 tahun ) kebiasaan minum
kopi 2 gelas/hari, lab. Cholesterol masih tinggi ), ditandai dengan, kadang-kadang
klien masih mengeluh nyeri dada sedikit, gula darah 2 jam PP. 145 mg/dl., foto
thorak kardiomegali.
2. Kurang pengetahuan ( kebutuhan belajar ) tentang hal-hal yang boleh/tidak boleh
dilakukan di rumah/tempat kerja b/d kurangnya informasi, ditandai dengan klien
menanyakan tentang aktivitas-aktivitas yang boleh/tidak boleh dilakukan setelah
pulang nanti.

Perencanaan Keperawatan
Nama Klien : Tn. S.
Ruang
: Jantung
Diagnosa
Tujuan –Kriteria
Intervensi
Keperawatan
Resiko
Setelah dilakukan Mandiri:
terjadinya
tindakan
1. Anjurkan klien
kekambuhan keperawatan
beristirahat baik
miokard
selama 5 hari
secara fisik ataupun
infark b/d
kekambuhan
mental.
adanya
miokard infark
faktor resiko tidak berulang
2. Laporkan kepada
Kriteria :
perawat/dokter jika
Nyeri dada di
keluhan nyeri dada
bagian sternum
timbul.
hilang,
3. Catat dan observasi
EKG. Dalam
frekuensi jantung,
batas normal.
irama dan
Pemeriksaan
perubahan tekanan
Enzim CKMB.
darah
Dalam batas
4. Diskusikan dengan
normal ( kurang
klien pentingnya
dari 24 )
diet DM. Makanlah
Tekanan Darah
sesuai yang
terkontrol
disediakan oleh
Gula darah
Rumah Sakit( 2100
terkontrol
Cal. )
Cholesterol
5. Anjurkan untuk
terkontrol.
berhenti merokok
dan minum kopi
diskusikan bahaya
merokok terhadap
resiko kekambuhan
MI.
6. Batasi makanan
yang mengandung
tinggi kolesterol
Jeroan, alpukat,
kacang-kacangan,
kuning telur )
Kolaboratif:
1. Berikan Insulin
Injectie sub cutan 4
Iu sebelum
makan.sesuai
dengan program.
2 Berikan obat –batan
sesuai dengan
program :ASA. 1X
100mg.
ISDN. 3X 5 mg.
Bisoprolol ;1X2,5 mg.
Diazepam 3X 5mg.
Laxadine 3X CI
Insulin 3X 4 IU/sc.
Ticlopan. 2X 350 mg.

Rasional
Ketegangan
menyebabkan
peningkatan
kortisol.lebih jauh
aktivitas jantung
meningkat.
Antisipasi terhadap
kerusakan yang lebih
berat.
Respon pasien
terhadap aktivitas
mempengaruhi
penurunan oksigen
miokard
Antisipasi terhadap
peningkatan kadar
glukosa darah.

Nikotin pada rokok
dapat mengganggu
transportasi oksigen ke
miokard.
Mengurangi kadar
kolesterol, mengurangi
terjadinya
arteroskelorosis .

Asam Salisilat asetil
analgetik, antipiretik
antiinflamsi luas.
Isosorbit Di Nitrat
sebagai VenoArterodilator
Bisoprolol sebagai
Beta bloker terhadap
suplai dan kebutuhan

Kurang
pengetahuan
tentang
aktivitas
yang
boleh/tidak
boleh
dilakukan
dirumah/tem
pat kerja b/d
kurangnya
informasi.

Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 5 hari
klien dapat
mengetahui
tentang hal
aktivitas yang
boleh/tidak boleh
dilakukan.
Kriteria hasil :
Klien dapat
menjelaskan
dengan bahasanya
sendiri tentang
ambulasi yang
bisa digunakan.
Klien dapat
menjelaskan
kegiatan-seharihari pada
umumnya.
Klien dapat
menjelaskan
dengan sederhana
hal-hal yang perlu
diperhatikan.
Klien dapat
menjelaskan
kegiatan sesudah
fase 2 minggu
dari rumah sakit

1.Berikan penjelasan
saat pulang dari RS.
Naik mobil, jangan
menyetir, jika
rumahnya jauh gunakan
tempat duduk
dibelakang mobil
dengan memakai
bantal, jika perjalanan
lebih dari satu jam
berhenti sebentar,
keluar mobil hirup
udara segar.Lanjutkan
perjalanan.
2. Diskusikan kegiatan
sehari-hari di rumah
:
a. Makan 3-4
kali/harimsesuai
dengan program
Diet Dm. Dgn.
Porsi kecil, makan
perlahan dan
teratur.
b. Minum obat, sesuai
jadwal dan teratur,
konsultasi jika ada
reaksi berlebihan.
c. Hindari stress
d. Hindari ruangan
yang terlalu dingin
atau panas.
e. Bagi jadwal
pekerjaan s/d
kemampuan.
f. Jika lelah sedang
bekerja berhenti
untuk beristirahjat
15-30 menit.
g. Jangan tidur terlalu
malam.
Yang Penting
diperhatkan :
a. Hentikan merokok
b. Hentikan minum
kopi
c. Jika timbul nyeri
dada rasa tercekik,
semutan di tangan,
segera berhenti jim
asedang aktivitas.
Ambil obat

miokard( mengurangi
frekuensi jantung,
meningkatkan suplai
oksigen)
Menghindari kelelahan

Mengurangi
aktivitasjantung.

Mengurangi kelelahan
Mengontrol kadar gula
darah.

Mengurangi beban
jantung

Nikotin pada rokk
menghambat transpot
oksigen ke jaringan
otot jantung.

Vasodilator cepat

Nitroglyserin taruh
dibawah lidah, dan
berbaringlah.
d. Konsultasi segera
bila terdapat
kelianan yang luar
biasa.
Kegiatan – kegiatan
yang jangan dilakukan
dalam 2 minggu
pertama sesudah pulang
dari RS.
a.Membersihkan dgn.
Vacum cleaner,
menyapu, menyetrika,
membersihkan kebun,
dan cuci mobil
b.Menyetir mobil
c.Angkat besi atau
barang berat
d.Bekerja di bawah atap
atau di lanatai dasar
e.Olah raga berat
f.Nonton film seram
atau seru.
g.Naik sepeda.
h.Berjalan waktu dingin
di bawah 20.

Implementasi Keperawatan
Nama Klien : Tn. S.
Ruang
: Jantung.
DX. Kep.Hari / Tgl
Tindakan Keperawatan
jam
Senin, 04-02-02
10.00
Observasi vital sign ( TD, Nadi, RR dan
suhu )
11.00
Melakukan pengkajian
12.00
Memberikan suntikan Insulin 4 IU/SC.
Mengobservasi makan klien.
13.00
Melakukan observasi vital sign, sambil
melakuikan pemeriksaan fisik.
DX1 Selasa,
05/02/02, 08.00
Menyediakan obat peroral, untuk diminum
setelah makan pagi.yaitu:ASA 100mg,
ISDN 5 mg. Bisoprolol 2,5mg, Ticlopan
250mg.
Memberikan Injeksi Insulin 4 IU /SC.
Mengobservasi makan klien, sambil
memotivasi klien untuk makan hanya
makanan yang disediakan oleh rumah sakit ,
karena sudah diukur kalorinya.
09.00
Melakukan observasi vital sign ( Tekanan
Darah, Nadi, RR. Dan suhu )
10.00
Berdiskusi dengan klien tentang bahaya
merokok dan minum kopi terhadap resiko
kekambuhan.
12.00
Memberikan injeksi Insulin 4 IU/SC.
13.00
Melakukan observasi vital sign; iarama
jantung, tekanan darah, nadi, RR. Dan suhu.
DX 2
Memberikan HE. Tentang kegiatan seharihari di rumah pada ummnya.
DX1 Rabu
06/02/02, 08.00
Menyediakan obat peroral, untuk diminum
setelah makan pagi.yaitu:ASA 100mg,
ISDN 5 mg. Bisoprolol 2,5mg, Ticlopan
250mg.
Memberikan Injeksi Insulin 4 IU /SC.
Mengobservasi makan klien.
Melakukan observasi vital sign ( Tekanan
Darah, Nadi, RR. Dan suhu )
Memberikan injeksi Insulin 4 IU/SC.
09.00
Melakukan observasi vital sign; iarama
jantung, tekanan darah, nadi, RR. Dan suhu.
10.00
Memberikan HE. Tentang diet rendah
kolesterol.
12.00
13.00
DX 2
DX1 Kamis

Nama Perawat
Rini Hendari

Rini Hendari

Rini Hendari

Memberikan injeksi Insulin 4 IU/SC.
Melakukan observasi vital sign: TD, Irama
Jantung, tekanan nadi, RR dan suhu.
Memberikan HE. Tenatng hal-hal yang
penting diperhatikan setelah pulang.
Rini Hendari

07/02/02, 08.00

11.00
12.00
13.00
DX 2
DX1 Jumat
08/02/02, 08.00

09.00
10.00

Menyediakan obat peroral, untuk diminum
setelah makan pagi.yaitu:ASA 100mg,
ISDN 5 mg. Bisoprolol 2,5mg, Ticlopan
250mg.
Memberikan Injeksi Insulin 4 IU /SC.
Mengobservasi makan klien.
Melakukan observasi vital sign ( Tekanan
Darah, Nadi, RR. Dan suhu )
Melakukan pemeriksaan EKG.
Memberikan injeksi Insulin 4 IU/SC.
Melakukan observasi vital sign; iarama
jantung, tekanan darah, nadi, RR. Dan suhu.
Memberikan HE. Tentang Kegiatankegiatan yang dapat /tidak dilakukan dalam
2 minggu sesudah pulang dari rumah sakit.
Rini Hendari
Menyediakan obat peroral, untuk diminum
setelah makan pagi.yaitu:ASA 100mg,
ISDN 5 mg. Bisoprolol 2,5mg, Ticlopan
250mg.
Memberikan Injeksi Insulin 4 IU /SC.
Mengobservasi makan klien, sambil
menanyakan kembali jenis-jenis makanan
yang tidak boleh/dibatasi
Melakukan observasi vital sign
Melakukan evaluasi diagnosa kleperawatan
1 dan 2

12.00
Memberikan injeksi Insulin 4 IU/SC.
Evaluasi
Nama Klien : Tn. S,
Ruang
: Jantung
Hari/Tanggal/Jam
Diagnosa Keperawatan Dan Evaluasi
Kamis,07-02-02
12.00
Diagnosa Keperawatan 1
S.: Nyeri dada, tidak ada sejak hari Selasa,
pusing(-),keringat dingin(-), berdebaardebar(-)
O.: TD. : 120/80mmHg., Nadi:84X/menit,
RR. 16X/menit, Irama Jantung teratur.
Lab. Belum ada. EKG. ( kesimpulan
Mahasiswa ) Ritme :reguler, Frekuensi,
84X/menit, PR Interval 0,2 detik,
gelombang P normal, QRS Complex durasi
0,28 detik, Gelombang Q Patologis ST
Segmen lead II,III &AVF,V!, V2, V3, V4,
V5, gelombang T Depresi pada AVL.
V1s/dV6 gelombang QT interval 0,32
Kesimpulan . Hipertropi pada Ventrikel
kanan, Hipertropi ventrikel kiri,BBB di?
Diagnosa Keperawatan 2
S.: Klien mengatakan akan mematuhi saransaran yang dianjurkan dan mengerti sedikit
tentang aktivoitas yang boleh/tidak boleh
dilakukan pasca serangan IMA.

Nama Perawat
Rini Hendari

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25