BENTUK KEARIFAN LOKAL SUKU BANGSA DI IND

BENTUK KEARIFAN LOKAL SUKU BANGSA DI INDONESIA
Makna Kearifan lokal bagi masyarakat Indonesia
Kearifan lokal merupakan seperangkat pengetahuan, nilai-nilai, perilaku, serta cara bersikap terhadap objek dan
peristiwa tertentu di lingkunganya yang diakui kebaikan dan kebenarannya oleh komunitas tersebut.

Keragaman bangsa Indonesia dari sisi etnis, suku, budaya dan lainnya sejatinya juga menunjuk
kepada karaktreristik masing-masing. Pada saat yang sama, kekhasan itu pada umumnya memiliki
kearifan yang pada masa-masa lalu menjadi salah satu sumber nilai dan inspirasi dalam merajut dan
menapaki kehidupan mereka.
Sejarah menunjukkan, masing-masing etnis dan suku memiliki kearifan lokal sendiri. Misalnya
saja (untuk tidak menyebut yang ada pada seluruh suku dan etnis di Indonesia), suku Batak kental
dengan keterbukaan, Jawa nyaris identik dengan kehalusan, suku Madura memiliki harga diri yang
tinggi, dan etnis Cina terkenal dengan keuletan. Lebih dari itu, masing-masing memiliki keakraban dan
keramahan dengan lingkungan alam yang mengitari mereka.
Bagaimana ciri-ciri fungsi kearifan lokal

Ciri-cirinya adalah:
1. mampu bertahan terhadap budaya luar
2. memiliki kemampuan mengakomodasi unsur-unsur budaya luar
3. mempunyai kemampuan mengintegrasikan unsur budaya luar ke dalam budaya asli
4. mempunyai kemampuan mengendalikan

5. mampu memberi arah pada perkembangan budaya.
Fungsi tersebut antara lain adalah:
1. Kearifan lokal berfungsi untuk konservasi dan pelestarian sumberdaya alam.
2.

Kearifan lokal berfungsi untuk mengembangkan sumber daya manusia.

3.

Berfungsi sebagai pengembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan.

4.

Berfungsi sebagai petuah, kepercayaan, sastra dan pantangan.

Bagaimana bentuk kearifan lokal
Kearifan lokal terdiri dari enam dimensi yaitu :
1. Pengetahuan Lokal.
Setiap masyarakat dimanapun berada baik di pedesaan maupun pedalaman selalu memiliki
pengetahuan lokal yang terkait dengan lingkungan hidupnya. Pengetahuan lokal terkait dengan

perubahan dan siklus iklim kemarau dan penghujan, jenis-jenis fauna dan flora, dan kondisi geografi,
demografi, dan sosiografi. Hal ini terjadi karena masyarakat mendiami suatu daerah itu cukup lama dan
telah mengalami perubahan sosial yang bervariasi menyebabkan mereka mampu beradaptasi dengan
lingkungannnya. Kemampuan adaptasi ini menjadi bagian dari pengetahuan lokal mereka dalam
menaklukkan alam.

2. Nilai Lokal.
Untuk mengatur kehidupan bersama antara warga masyarakat, maka setiap masyarakat memiliki
aturan atau nilai-nilai lokal yang ditaati dan disepakati bersama oleh seluruh anggotannya. Nilai-nilai ini
biasanya mengatur hubungan antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam dan manusia
dengan Tuhannnya. Nilai-nilai ini memiliki dimensi waktu, nilai masa lalu, masa kini dan masa datang,
dan nilai ini akan mengalami perubahan sesuai dengan kemajuan masyarakatnya.
3. Keterampilan Lokal.
Kemampuan bertahan hidup (survival) dari setiap masyarakat dapat dipenuhi apabila masyarakat itu
memiliki keterampilan lokal. Keterampilan lokal dari yang paling sederhana seperti berburu, meramu,
bercocok tanam sampai membuat industri rumah tangga. Keterampilan lokal ini biasanya hanya cukup
dan mampu memenuhi kebutuhan keluargannya masing-masing atau disebut dengan ekonomi
subsisten. Keterampilan lokal ini juga bersifat keterampilan hidup (life skill), sehingga keterampilan ini
sangat tergantung kepada kondisi geografi tempat dimana masyarakat itu bertempat tinggal.
4. Sumber daya Lokal.

Sumber daya lokal ini pada umumnya adalah sumber daya alam yaitu sumber daya yang tak terbarui
dan yang dapat diperbarui. Masyarakat akan menggunakan sumber daya lokal sesuai dengan
kebutuhannya dan tidak akan mengekpoitasi secara besar-besar atau dikomersilkan. Sumber daya
lokal ini sudah dibagi peruntukannnya seperti hutan, kebun, sumber air, lahan pertanian, dan
permukiman, Kepemilikan sumber daya lokal ini biasanya bersifat kolektif atau communitarian.
5. Mekanisme Pengambilan Keputusan Lokal.
Menurut ahli adat dan budaya sebenarnya setiap masyarakat itu memiliki pemerintahan lokal sendiri
atau disebut pemerintahan kesukuan. Suku merupakan kesatuan hukum yang memerintah warganya
untuk bertindak sebagai warga masyarakat. Masing masing masyarakat mempunyai mekanisme
pengambilan keputusan yang berbeda –beda. Ada masyarakat yang melakukan secara demokratis
atau “duduk sama rendah berdiri sama tinggi”. Ada juga masyarakat yang melakukan secara bertingkat
atau berjenjang naik dan bertangga turun.
Bagaimana Pontensi Kearifan lokal

Sudah menjadi tanggung jawab kita semua untuk menyelamatkan budaya kita. Generasi muda
adalah para pewaris tampuk keberlangsungan negeri ini. Kemajuan sebuah bangsa tak lepas dari peran
serta para generasinya di semua jenjang lapisan dan elemen masyarakat yang juga juga termasuk di
dalamnya para generasi muda.
Kearifan lokal atau local wisdom mestinya saat ini sudah harus berbasis riset dan penelitian. Lihat
saja nasib yang kini dialami oleh satwa khas indonesia seperti harimau sumatera atau badak jawa.

Nasib mereka tengah terombang-ambing yang akan segera menjerumuskan mereka ke tahap
kelangkaan dan hilang dari peradaban. Beberapa lembaga riset seperti National Geographic
melakukan riset secara berkelanjutan. Mungkin merekalah yang nanti akan memiliki segala informasi
tentang harimau sumatera atau badak jawa yang diperoleh dari hasil penelitiannya. Bisa saja ketika
nanti kita membutuhkannya, kita harus membayar terlebih dahulu. Apakah untuk menikmati apa yang
kita punya, kita harus bayar dulu? Lucu sekali bukan!

Kita harus tanggap terhadap isu-isu kedaerahan. Kearifan lokal di banyak daerah memang sudah
mulai dibiarkan tergerus begitu saja. Salah satu aspek yang tergerus adalah pariwisata. Pariwisata
sebuah daerah dikemas sedemikian rupa namun terkadang suka menyalahi konten dan konteks lokal
yang ada di daerah tersebut. Kita bisa memberdayakan dan melakukan pendampingan terhadap
budaya di daerah-daerah di indonesia. Kita pilih sebuah segmen lalu kita kembangkan potensi yang
dimiliki daerah itu. Diperlukan sikap mengetahui dan memahami secara sadar potensi daerah
itu lalu juga tahu dan sadar bagaimana cara mengolah potensi itu sesuai kearifan lokal yang
ada.
Para nenek moyang kita telah berusaha menciptakan kearifan lokal yang mengandung nilai-nilai yang
sangat luar biasa. Tujuan mereka mewariskan kearifan lokal itu kepada kita adalah agar kita bisa
hidup dan memaknai setiap perjalanannya sesuai dengan kodrat dan tidak menyalahi apalagi
mengganggu keberlangsungan kehidupan umat manusia. Untuk itu maka perlu bagi kita untuk selalu
melestarikan dan menghidupakan nilai-nilai kearifan lokal demi kemaslahatan hidup kita di muka

bumi ini. Kini dan nanti…

Bagaimana Pemberdayaan Komunitas yang harus dikembangkan
Dengan cara strategi pendekatan yaitu dalam Pemberdayaan Komunitas Menurut Eliot (dalam I.N.
Sumaryadi, 2005:150) ada tiga strategi pendekatan yang dipakai dalam proses pemberdayaan komunitas
atau masyarakat, antara lain sebagai berikut.
a. Pendekatan kesejahteraan (the walfare approach), yaitu membantu memberikan bantuan kepada kelompokkelompok tertentu, misalnya mereka yang terkena musibah bencana alam
b. Pendekatan pembangunan (the development approach), memusatkan perhatian pada pembangunan untuk
meningkatkan kemandirian, kemampuan, dan keswadayaan masyarakat
c. Pendekatan pemberdayaan (the empowerment approach), melihat kemiskinan sebagai akibat proses politik
dan berusaha memberdayakan atau melatih rakyat untuk mengatasi ketidakberdayaannya.
Strategi Pemberdayaan Komunitas Melalui Nilai-Nilai Kearifan Lokal. Konsep Kearifan Lokal berasal
dari dua suku kata yaitu kearifan (wisdom) dan lokal (local). Kearifan itu dipahami sebagai seseorang
dalam menggunakan akal pikirannya dalam bertindak atau bersikap sebagai hasil penilaian terhadap
sesuatu, objek, atau peristiwa yang terjadi. Sementara itu, pengertian lokal secara spesifik menunjuk pada
ruang interaksi terbatas dengan sistem nilai yang terbatas pula. Secara terminologi, kearifan lokal (local
wisdom) dapat dimaknai sebagai pandangan hidup dan pengetahuan lokal yang tercipta dari hasil adaptasi
suatu komunitas yang berasal dari pengalaman hidup yang dikomunikasikan dari generasi ke generasi.
Pemberdayaan Komunitas Berbasis Nilai-nilai Kearifan Lokal Pemberdayaan komunitas pada
dasarnya bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang sadar lingkungan, sadar hukum, sadar akan hak

dan kewajiban, serta mewujudkan kehidupan yang sejahtera dan mandiri bagi masyarakat yang
bersangkutan. Oleh karena itu, pemberdayaan komunitas tak terlepas dari upaya penanggulangan
kemiskinan yang kerap menghantui masyarakat kita. Terdapat lima hal yang perlu diperhatikan dalam
pemberdayaan suatu masyarakat, yaitu:
1. Menghormati dan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia
2. Komitmen global terhadap pembangunan sosial masyarakat adat sesuai dengan konvensi yang
diselenggarakan oleh ILO
3. Isu pelestarian lingkungan dan menghindari keterdesakan komunitas asli dari eksploitasi sumber daya alam
yang berlebihan
4. Meniadakan marginalisasi masyarakat asli dalam pembangunan nasional

5. Memperkuat nilainilai kearifan masyarakat setempat dengan cara mengintegrasikannya dalam desain
kebijakan dan program penanggulangan masalah sosial.
Model pemberdayaan masyarakat berbasis kearifan lokal mengandung arti peletakan nilainilai
setempat (lokal) sebagai input penanggulangan masalah sosial seperti kemiskinan. Nilainilai setempat
(lokal) tersebut merupakan nilainilai sosial yang menjadi cerminan dari masyarakat yang bersangkutan.
Nilainilai tersebut meliputi kegotongroyongan, kekerabatan, musyawarah untuk mufakat, dan toleransi
(tepa selira). Pemberdayaan komunitas berbasis nilainilai kearifan lokal akan menciptakan masyarakat
yang berdaya, ciriciri masyarakat yang berdaya antara lain:
1. Mampu memahami diri dan potensinya dan mampu merencanakan (mengantisipasi kondisi perubahan ke

depan)
2. Mampu mengarahkan dirinya sendiri
3. Memiliki kekuatan untuk berunding
4. Memiliki bargaining power yang memadai dalam melakukan kerjasama yang saling menguntungkan
5. Bertanggung jawab atas tindakannya

Bagaimana pentingnya kelestarian lingkungan dan pembangunan
berkelanjutan
Lingkungan sangat penting bagi kehidupan manusia karena didalamnya lingkungan itu terdapat mahluk hidup
maupun benda mati yang saling bergantung. Jika lingkungan hidup tidak terpelihara maka akan menyebabkan
bencana bagi penghuninya. Contohnya selain bencana alam, wabah penyakit juga sering timbul melanda
lingkungan hidup yang tidak terpelihara.

Manusia selalu memanfaatkan sumber daya alam lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang identik
dengan istilah pembangunan. Pembangunan yang terus berjalan selalu memanfaatkan lingkungan baik langsung
maupun tidak langsung. Meskipun perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Tehnologi dapat mengatasi batas
hambatan yang ditimbulkan alam, tetapi kenyataannya masalah dan kerusakan lingkungan sulit dihindari
sehingga mengganggu dan mengancam keberadaan manusia dan habitat penghuninya.

Membiasakan diri menata dan memelihara lingkungan


Usaha Pelestarian Lingkungan Hidup

Makin terancam suatu lingkungan hidup karena pertambahan penduduk dengan segala kebutuhannya, maka
manusia berusaha memulihkan hubungan keseimbangan dan keselarasan ekologi. Manusia mulai sadar lagi
keberadaanya terancam dalam melangsungkan kehidupannya. Bentuk nyata dari usaha dalam memulihkan
hubungan manusia dengan lingkungannya harus diwujudkan untuk menghindari dan mencegah masalah-masalah
serta kerusakan lingkungan. Manusia dalam memanfaatkan lingkungan perlu pendekatan ekologi agar
lingkungan tetap terpelihara kelestariannya.

Pendekatan ekologi adalah dalam pembangunan dengan memperhatikan unsur-unsur lingkungan sebagai
sumber daya dalam menjalankan pembangunan yang sedang dilaksanakan. Kelestarian lingkungan dalam hal ini
bukannya lingkungan yang dilestarikan, tetapi kemampuan fungsi lingkungan yang dilestarikan. Jadi lingkungan
dapat berubah dalam proses pembangunan, tetapi fungsi lingkungan harus tetap terpelihara secara utuh.

Contoh usaha pelestarian lingkungan hidup antara lain meliputi :

- Dengan menggalakkan program penghijauan dan reboisasi.
- Meningkatkan usaha kebersihan , penanganan sampah, dan keindahan kota dan desa.


- Meningkatkan kesadaran masayarakat terhadap masalah lingkungan hidup dengan pendidikan lingkungan
hidup lewat jalur pendidikan sekolah dan luar sekolah.
- Melaksakan Undang-undang Lingkungan hidup No. 4 Tahun 1982 secara konsekwen.
- Mencegah kerusakan hutan dengan pelarangan terhadap penebangan hutan yang sembarangan, praktek
ladang berpindah, dan menindak pemegang HPH yang nakal.
- Adanya suatu peraturan dan pengaturan tentang izin mendirikan industri yang ramah lingkungan.
- Usaha mengurangi atau memperkecil dampak pencemaran lingkungan.
- Usaha mencegah bahaya banjir dan erosi secara terpadu meliputi : penanganansampah yang baik,
pengerukan pada sungai-sungai yang dangkal, pembuatan terrasering pada lahan miring, pembuatan tanggultanggul disungai yang rawan banjir, pembuatan kanal-kanal, dan pembauatan bendungan.
- Pemurnian kotoran dan limbah industri.

Hakekat Pembangunan Berwawasan Lingkungan

Masalah pembangunan dan pengembangan lingkungan hidup adalah rutin dan kompleks. Karena itu sulit
ditanggulangi dan harus ditangani oleh pemerintah dan masayarakat. Untuk itu perlu adanya kesadaran
pelaksanaan program dan pemahanan tentang apa yang mau dicapai dan harus mendorong masyarakat untuk
membangun pengembangan lingkungan. Pembangunan yang dilaksanakan harus dengan pendekatan ekologis,
dimana pembangunan yang memperhatikan kelestarian dan menghindari kerusakan lingkungan yang sangat
diperlukan dalam menjalankan roda pembangunan, dengan pembangunan berwawasan lingkungan hidup.


Pembangunan berwawasan lingkungan hidup diterapkan dengan tujuan untuk mengolah sumber daya alam
secara bijaksana. Hal ini agar pembangunan yang dilaksanakan dapat menopang pembangunan yang
berkelanjutan bagi peningkatan kualitas hidup dari generasi ke generasi.

Hakekat pembangunan berwawasan lingkungan ialah pembangunan yang terus dilaksanakan sebaik-baiknya dan
tetap mengacu pada pemanfaatan lingkungan yang bertanggungjawab, sehingga tidak terjadi pengaruhpengaruh yang merugikan bagi lingkungan.

Ciri-ciri pembangunan berwawasan lingkungan hidup, antara lain :
- Pembangunan harus direncanakan dengan baik dan dipertimbangkan dampak lingkungan yang merugikan.
- Pembangunan harus mempertibangkan aspek-aspek lingkungan.
- Dalam melakukan pembangunan harus diikut sertakan usaha pelestariannya.

Arah Pembangunan Berkelanjutan

Pembangunan, merupakan proses yang berkesinambungan dan manfaatnya dirasakan tidak hanya untuk
generasi sekarang saja, tetapi juga untuk generasi mendatang. Usaha pembangunan berkelanjutan
mengandung pengertian mengusahakan pelestarian, keutuhan fungsi lingkungan hidup seiring dengan usaha
pembangunan secara menyeluruh. Pembangunan yang dilaksanakan hendaknya mengacu pada arah tujuan yang
jelas seperti :


1. Menciptakan iklim yang merangsang pembangunan industri di negara berkembang untuk menggeser tekanan
pembangunan dari sumber alam kehutanan atau tanah menuju pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi.

2. Mengembangkan sistem perdagangan internasional untuk mendorong ekspor barang dan jasa diproses guna
memperoleh nilai tambah yang meningkat dan mengurangi tekanan pada alam sebagai sumber bahan mentah.

3. Mengembangkan pariwisata lingkungan, yakni kegiatan pariwisata kedaerah-daerah yang mempunyai ciri
lingkungan khas untuk mendorong timbulnya sifat kenal lingkungan dan cinta lingkungan.

4. Mengusahakan dunia internasional menanami kembali hutan-hutan tropis dan menetapkan sistem tebang
pilih dalam mengeksploitasi hutan produksi.

5. Mengusahakan pengembangan keanekaragaman hutan hayati ditempat hutan asli dan diluarnya untuk
menjaga kelangsungan hidup tumbuh-tumbuhan dan satwa, menciptakan bibit-bibit unggul bakal sumber obatobatan, pangan dan industri dimasa depan.

Pembangunan Industri Ramah Lingkungan

Dalam pembangunan industri harus dikaji ulang berbagai pendekatan dan metode industrialisasi dengan
memperhatikan lingkungan.

Pendekatan yang seharusnya mengarah pada pembangunan industri yang ramah lingkungan, yang merupakan
industri bertumpu pada manajemen yang selalu memperhatikan kaidah kelestarian lingkungan.

Pembangunan industri dewasa ini telah banyak menimbulkan masalah lingkungan, seperti : menipisnya hutan
dan bahan galian, terbentuknya bahan buangan limbah, kebisingan, dan sebagainya. Berpegang dari ketentuan
pembangunan berkelanjutan, maka industri diarahkan agar mempekecil dapat negatif kepada lingkungan
melalui upaya pelestarian sumber daya alam dan pengendalian pencemaran.

Dinegara-negara maju penerapan industri ramah lingkungan sudah dilaksanakan setelah mengetahui dan
merasakan sendiri dampak yang ditimbulkan dari industrialisasi. Misalnya hujan asam yang membuat
pencemaran dan rusaknya lingkungan hidup di danau-danau besar Amerika Serikat dan Canada, bocornya
reaktor nuklir Cernobyle Rusia yang radiasinya mengancam kehidupan masyarakat Eropa, asap hitam di
Brimingham Inggris yang mengganggu pernafasan, dan sebagainya.

Kini masalah lingkungan hidup merupakan masalah global, artinya masalah lingkungan hidup yang terjadi juga
berdampak dan dapat dirasakan dinegara lain di muka bumi ini, contoh kebakaran hutan Kalimantan dan
Sumatera dampaknya juga dirasakan negara tetangga Singapura dan Malaysia.

Masalah lingkungan dunia ini akan banyak menimbulkan kekawatiran penghuninya, sehingga muncul beberapa
gagasan ahli lingkungan dunia untuk bersama-sama memecahkan atau mengurangi dampak masalah lingkungan.
Gagasan bersama para ahli dunia diwujudkan dengan konfrensi lingkungan hidup dunia di Stockholm Swedia
tahun 1972. Dua puluh tahun kemudian ditindak lanjuti dengan konfrensi lingkungan hidup dunia di Rio De
Jainero Brasil tahun 1992, yang dihadiri pemimpin negara-negara didunia dan dikenal dengan konfrensi Bumi.
Dari peristiwa tersebut setiap tanggal 14 Juni diperingati sebagai Hari Bumi. Setelah itu sepuluh tahun
kemudian tahun 2002 diadakan lagi konfrensi Bumi di Johannesburg Afrika Selatan.

Pembangunan industri ramah lingkungan harus memperhatikan banyak hal yang mengarah pada segala sepak
terajangnya dan mengacu pada kelestarian lingkungan serta mengurangi upaya merusak hutan. Misalnya
industri yang ada dan pendirian industri baru harus memenuhi standar kelayakan rencana industri dari
lingkungan atau analisa dampak lingkungan (ANDAL). Industri harus juga memiliki sarana pembuangan limbah
dan cerobong asap serta penetralisirnya terhadap masalah lingkungan yang ditimbulkan.

Memang jika dilihat hal ini dianggap pengelolaan limbah adalah sepele atau mudah tetapi dampaknya sangat
besar terhadap lingkungan secara global. Dari segi bahan baku hendaknya industri mengurangi atau
meninggalkan jenis bahan yang merusak lingkungan seperti : gas CFC, freon, Neon, Metanol, Plastik dan
sebagainya.

Seharusnya pemerintah saat ini melarang industri yang memproduksi barang-barang yang dapat menimbulkan
kerusakan lingkungan.

Industri yang ramah lingkungan, dalam pendiriannya tidak hanya memperhatikan kaidah ekonomi, tetapi harus
pula menerapkan perubahan sentra industri (sentralisasi industri) untuk dirubah dengan adanya pembatasan
pendirian industri di daerah tertentu.

Selanjutnya diperlukan daerah penyanggah yang bebas industri dan adanya keseimbangan keberadaan industri
dengan mengalihkan daerah yang masih kosong atau di pedesaan, sehingga antara desa dan kota terjadi
pembagian pemerataan industri, misalnya di pedesaan terdapat industri kecil dan di kota besar terdapat
industri lanjutan yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi. Dengan demikian akan saling mendukung
dan melengkapi, agar Indonesia menjadi negara industri yang tangguh sebagai perwujudan dari pembangunan
yang berwawasan lingkungan.

Dalam melaksanakan pembangunan harus memperhatikan unsur-unsur lingkungan hidupagar pembangunan
dapat dilaksanakan berkelanjutan. Pelaksanaan pembangunan yang baik dengan memperhatikan keadaan
lingkungan turut membinan keadaan lingkungan agar tetap lestari, serta tidak mengganggu keberadaan
lingkungan.

Pembangunan seharusnya berupaya mengurangi kemelaratan dan sekaligus mengembangkan lingkungan hidup.
Pembangunan yang juga memengembangkan lingkungan, akan menjamin kegairahan hidup masyarakat yang
dapat dirasakan pula kelak untuk generasi mendatang. Oleh karena itu seluruh manusia Indonesia sebaiknya
turut berusaha melestarikan lingkungan yang sangat berarti bagi kehidupan generasi di masa mendatang.

Memang banyak sekali cara untuk mengatasi permasalahan lingkungan saat ini, namun hal paling utama,
adalah mengontrol terlebih dahulu pelakunya, yaitu diri pribadi setiap individu sebagai pelaksana. Karena
kuncinya adalah pada setiap individu si pelaksana itu sendiri. Proses penataan diri sendiri dapat berupa
pendisiplinan diri, kesadaran akan kelestarian lingkungan, kepedulian akan lingkungan itu sendiri, sehingga
setidaknya si individu itu memiliki kesadaran untuk menjaga lingkungan sekitarnya.

http://kangebink.blogspot.co.id/2013/10/sekilas-tentang-kearifan-lokal.html
https://www.kompasiana.com/akbarisation/kearifan-lokal-untuk-kearifanindonesia_5529c187f17e615723d623ab
http://cerdassosiologi.blogspot.co.id/2016/12/pemberdayaan-komunitasdengan.html
http://basecamppetualang.blogspot.co.id/2013/06/pentingnya-lingkungan-bagipembangunan.html