PERENCANAAN DALAM PROYEK PEMBANGUNAN KEH

PERENCANAAN DALAM PROYEK PEMBANGUNAN KEHUTANAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hutan merupakan potensi atau kekayaan alam yang apabila dikelola dengan
baik dan bijak akan memberikan manfaat yang besar bagi hidup dan kehidupan, tidak
saja bagi manusia melainkan juga bagi seluruh kehidupan di alam ini. Indonesia
merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki hutan terluas.Artinya, bahwa
Indonesia memiliki kekayaan alam yang dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran
masyarakat, terutama masyarakat sekitar hutan, apabila mampu dikelola dengan baik
dan bijak.
Masyarakat sekitar hutan kehidupannya sangat bergantung pada keberadaan
hutan, sebagaimana dinyatakan oleh Awang (2003) bahwa terdapat jutaan masyarakat
pedesaan yang tinggal di sekitar hutan kehidupannya tergantung kepada produksi dan
juga hasil hutan.Sayangnya sampai dengan saat ini banyak penelitian menunjukkan
bahwa kehidupan masyarakat sekitar hutan pada umumnya tidak jauh dari kesan
kemiskinan, keterbelakangan, kualitas hidup yang pas-pasan, dan hal-hal lain yang
menunjukkan betapa kondisi masyarakat sekitar hutan selalu berada dalam keadaan
Yang memprihatinkan.
Kondisi ini adalah akibat kesalahan pengelolaan hutan pada masa lalu di mana
kebijakan pengelolaan hutan lebih bertumpu pada paradigma timber based

management. Pengelolaan hutan cenderung berorientasi pada pengeksploitasian hasil
hutan berupa kayu yang berbasis pada upaya peningkatan atau pertumbuhan
ekonomi.Pengelolaan sumberdaya hutan sebagian diserahkan kepada swasta (pemilik
modal besar) dengan harapan terjadi produksi hutan (kayu) melalui
mekanisme fragmentasi kawasan hutan dan suntikan investasi oleh swasta.Pada
tataran implementasi terjadi praktek marginalisasi pada masyarakat sekitar hutan,
peran masyarakat sekitar hutan lebih banyak dikesampingkan.
Paradigma pembangunan kehutanan, pada saat ini, telah mengalami pergeseran
ke arah paradigma yang lebih holistik yaitu pendekatan ekosistem (resourced based
management) yang bertumpu pada community based development. Secara
konseptual, paradigma ini merupakan model pembangunan yang berpusat pada
masyarakat. Artinya, keterlibatan masyarakat sekitar hutan dalam pengelolaan hutan
dianggap penting untuk dapat menjaga eksistensi dan merehabilitasi hutan yang pada
saat ini kondisinya parah, dan pada saat yang sama dengan keterlibatan tersebut
diharapkan terjadi peningkatan taraf hidup atau kesejahteraan masyarakat sekitar
hutan.
Implementasi dari paradigma tersebut adalah diluncurkannya berbagai program
pembangunan kehutanan berbasis masyarakat yang bertujuan agar masyarakat terlibat

1


dalam kegiatan pengelolaan hutan sehingga dengan keterlibatan tersebut diharapkan
terjadi peningkatan taraf hidup atau kesejahteraan masyarakat sekitar hutan, antara
lain Pembangunan Masyarakat Desa Hutan (PMDH), Hutan Kemasyarakatan (HKm),
Model Desa Konservasi (MDK), Gerakan Nasionbal Rehabilitasi Hutan dan Lahan
(GNRHL), dan banyak lainnya. Namun, apakah pelaksanaan program-program
tersebut sudah taat azas?sudahkah masyarakat sekitar hutan menjadi aktor atau pelaku
pengelolaan hutan? Apakah masyarakat sekitar hutan telah terlepas dari
keterpurukannya?.
Kita tidak bisa menafikan bahwa jawaban dari pertanyaan tersebut adalah
“belum”.Apa yang menjadi tujuan dari program-program tersebut belum tercapai
bahkan di beberapa tempat menunjukkan kegagalan. Muncul pertanyaan berikutnya,
di mana letak kesalahan program-program tersebut?
Salah satu jawaban termudah dapat ditelusuri dari struktur kegiatan yang
berkembang dalam pelaksanaan program pembangunan tersebut yang terkesan telah
melembaga.Pada tataran pelaksanaan di lapangan, semangat community development
belum dipahami dan belum menyentuh esensinya sehingga belum menjadi ruh dari
pelaksanaan program-program pembangunan kehutanan.Community development
masih diartikan sebagai kegiatanwork for (bekerja untuk) bukan work with (bekerja
bersama) masyarakat, sehingga hasil akhir dari program tersebut belum mampu

memberdayakan dan memandirikan masyarakat sekitar hutan.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa itu proyek?
b. Apa itu analisa proyek
c. Apa saja ruang lingkup analisa proyek?
d. Apa itu Proyek, Program, Perencanaan nasional?
e. Apa tujuan dari analisa proyek?
f. Bagaimana kerangka dari proyek?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan pembuatan makalah tentang Analisis Perencanaan Proyek
Pembangunan Kehutanan yaitu untuk mengetahui berbagai macam tahapan
analisis perencanaan proyek khususnya dalam bidang kehutanan dan juga
dapat membantu mengambil keputusan dalam menentukan pemilihan
penanaman investasi di dalam suatu proyek yang tepat, dari berbagai alternatif
yang dapat dilaksanakan.

2

3


BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Proyek
Proyek merupakan pekerjaan yang tidak sederhana dan memiliki tujuan spesifik
dan bersifat sementara.Proyek harus didefinisikan kapan dimulai dan kapan
selesainya. Proyek bukanlah sebuah proses yang berkelanjutan. Proyek memerlukan
alat bantu kontrol. Alat bantu seperti “gantt charts” atau “PERT charts” diperlukan
dalam sebuah proyek untuk mengukur dan pengendalian. Proyek memiliki sponsor
utama. Kebanyakan proyek terdapat pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder),
tetapi salah satunya ada yang sebagai sponsorship yang menyediakan arahan dan
mendanai proyek.
Proyek mengandung ketidakpastian.Karena proyek memiliki karakteristik
khusus, sering kali sulit mendefinisikan tujuan secara jelas, mengestimasi waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan proyek, berapa biaya yang diperlukan.Faktor-faktor
tersebut sering sebagai penyebab munculnya kendala atau tantangan apalagi proyek
yang melibatkan teknologi yang relatif baru.Kegiatan proyek merupakan satu
kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi
sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya
telah digariskan dengan tegas.
Adapun ciri-ciri pokok sebuah proyek adalah:

 Memiliki tujuan yang khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir.
 Jumlah biaya, sasaran jadwal serta kriteria mutu dalam proses mencapai
tujuan diatas telah ditentukan.
 Bersifat sementara, dalam arti umurnya dibatasi oleh selesainya tugas.
Titik awal dan akhir ditentukan dengan jelas.
 Nonrutin, tidak berulang-ulang. Jenis dan intensitas kegiatan berubah
sepanjang proyek berlangsung.
Karakteristik sebuah proyek :Punya sasaran
 Adanya rentang waktu tertentu, ada awal dan akhir.
 Biasanya melibatkan beberapa dipartemen dan profesial.
 Umumnya melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak pernah dilakukan.
 Waktu, biaya dan finerja yang spesifik.

4

2.2 Definisi Analisa Proyek
Analisis Proyek: Suatu rangkaian kegiatan yang menggunakan sejumlah
sumber daya untuk memperoleh suau manfaat (benefit). Kegiatan ini tentunya
memerlukan biaya (cost), yang diharapkan dapat memberikan suatu hasil (return)
dalam jangka waktu tertentu.

Proyek : Suatu rangkaian kegiatan yang menggunakan
sejumlah sumber daya untuk memperoleh suau manfaat
(benefit).
Kegiatan ini tentunya memerlukan biaya (cost), yang
diharapkan dapat memberikan suatu hasil (return) dalam
jangka waktu tertentu. Dengan demikian diperlukan suatu
perencanaan dan pelaksanaan, yang disesuaikan dengan
tujuan yang ingin dicapai.

Aspek-aspek analisis :
1. Aspek teknis: mencakup� penggunaan komponen input dan output,

5

dalam bentuk barang atau jasa.�Dalam hal ini perlu ditentukan
jumlah, waktu/kapan digunakan, serta tenaga yang diperlukan.
2. Aspek manajemen dan administrasi: mencakup dua hal, yaitu
kemampuan tenaga yang akan menangani proyek, serta keterlibatan
masyarakat setempat.
3. Aspek kelembagaan: membahas masalah hubungan kerjasama antara

pelaksanaan proyek dengan pemerintah daerah setempat.
4. Aspek komersial: membahas segala sesuatu yang berhubungan dengan
cara mendapatkan input yang diperlukan dan bagaimana cara
memasarkan output yang akan dihasilkan oleh proyek.
5. Aspek finansial: membahas masalah cara untuk memperoleh modal/dana
yang diperlukan, serta bagaimana proyek dapat mengembalikan dana
yang telah diperolehnya (dalam betuk kredit)
6. Aspek ekonomis dilakukan untuk melihat apakah proyek yang akan
dilaksanakan akan dapat memberi manfaat yang menguntungkan
kepada masyarakat secara keseluruhan.

Jenis Analisis Proyek
1. Analisis finansial dilakukan untuk kepentingan individu atau lembaga
yang menanamkan modalnya dalam proyek tersebut, misalnya petani,
wiraswastawan atau perusahaan.
2. Analisis ekonomi lebih ditujukan untuk melihat manfaat yang diperoleh
oleh masyarakat luas, atau perekonomian sebagai suatu sistem
keseluruhan.

2.3 Ruang Lingkup Analisa Proyek Pembangunan Kehutanan


6

Analisas terhadap suatu proyek menyertai sejumlah tahapan kegiatan.Dalam hal
ini, berbagai unsur dipersiapkan dan diuji untuk mencapai suatu keputusan.Oleh
karena itu persiapan suatu proyek (project preparation) dapat dilihat sebagai suatu
rangkaian yang akhirnya harus ditunjang dengan sejumlah penelaahan (studi) dan
dokumen-dokumen untuk memungkinkan pengambilan keputusan (decision).
Demikian pula ruang lingkup serta ketepatan dari informasi yang diperlukan untuk
pengambilan keputusan dalam berbagai tahap proyek, tergantung dari sifat-sifat
inheren (inheren caracteritic) seperti tujuan yang akan dicapai (the object of
project), besarnya project (size of project), tingkat kompleksitas dan resiko.
Maksud serta tujuan analisis/evaluasi project adalah untuk melakukan
perhitungan perhitungan(forecasting) agar pilihan kita tepat dalam rangka usaha kita
untuk melakukan suatu investasi modal, sebab apabila perhitungan kita salah, berarti
akan gagal usaha kita untuk memperbaiki tingkat hidup, ini berati pula
pengorbanan/penghamburan terhadap sumber/faktor produksi yang memang sudah
terbatas ketersediaannya (langka). Oleh karena itulah, sebelum kita mengambil
keputusan (decision) untuk melakukan investasi terhadap suatu proyek, perlu
dilakukan persiapan-persiapan yang matang, perlu dilakukan perhitungan-perhitungan

percobaan, kemudian mengevaluasinya untuk menentikan hasil dari berbagai
alternative,dengancara membandingkan aliran
biaya (cost) dengan kemanfaatan (benefits) yang diharapkan dari masingmasing alternative untuk sekarang (atpresent)dan kemudian hari (in the future).
Adapun beberapa aspek-aspek evaluasi kelayakan proyek (studi kelayakan)
yaitu :Aspek pasar kelayakan proyek
Umumnya penelitian dilakukan terhadap aspek pasar, teknis, keuangan, hukum, dan
ekonomi negara, serta terkadang dampak sosial (jika dana yang ditanamkan cukup
besar). Aspek pasar dan pemasaran mempelajari tentang:
1. Permintaan, secara total atau terinci menurut daerah, jenis konsumen, perusahaan
besar pemakai, proyeksi permintaan
2. Penawaran, dalam negeri dan impor, perkembangan di masa lalu dan perkiraan di
masa datang, faktor yang mempengaruhi penawaran
3. Harga, perbandingan dengan barang impor, produksi dalam negeri lain,
kecenderungan perubahan harga dan polanya
4. Program pemasaran, strategi pemasaran (marketing mix), siklus kehidupan produk
5. Perkiraan penjualan dan market share yang bisa dikuasai.

7

·

2.4 Pengertian Proyek, Program, Bisnis, Investasi, Perencanaan, Perencanaan
Nasional.
 Proyek
Secara umum pengertian proyek adalah kegiatan yang melibatkan berbagai sumber
daya yang terhimpun dalam suatu wadah (organisasi) tertentu dalam jangka waktu
tertentu untuk melakukan kegiatan yang telah ditetapkan sebelumnya atau untuk
mencapai sasaran tertentu.
Contoh: Proyek Konstruksi yaitu hasilnya seperti pembangunan gedung, jembatan,
jalan raya, jalan tol dan lain sebagainya.
 Program
Program merupakan suatu kegiatan yang multidisiplin, yang berorientasi pada tujuan,
yang dirancang oleh berbagai macam tugas, dengan hasil yang telah ditentukan, untuk
dicapai pada kurun waktu tertentu, dan dengan keterbatasan sumberdaya yang ada.
Contoh dari program adalah ketika terdapat kebijakan management bencana, maka
program yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan, yaitu untuk meminimalisir
dampak bencana, dilaksanakan program mitigasi bencana. Mitigasi bencana tersebut
dapat dipecah dalam berbagai kegiatan lain yang disebut proyek.
 Bisnis
Bisnisdefinisinya adalah, Anda sendiri yang terjun secara langsung menangani
sebuah usaha, melakukan pembelian, penjualan, atau keduanya dan Anda pula yang

menentukan apakah usaha tersebut bisa mendatangkan keuntungan atau justru
merugi.
Contoh: Futures misalnya perdagangan forex adalah jenis usaha yang saat ini banyak
ditekuni. Perdagangan forex artinya, transaksi jual beli valuta asing dengan mata uang
dollar Amerika sebagai acuannya.
 Investasi
Investasi artinya Anda menanamkan modal sesuai dengan kesepakatan kepada sebuah
badan usaha untuk kemudian diputar dalam usaha yang mendatangkan keuntungan.
Jadi di sini bukanlah Anda yang menjalankan perusahaan tetapi orang lain.
Misalnya modal tersebut bisa ditanamkan pada investasi emas, reksadana, atau
saham.
 Perencanaan
Perencanaan adalah suatu proses menentukan apa yang ingin dicapai di masa yang
akan datang serta menetapkan tahapan-tahapan yang dibutuhkan untuk mencapainya.
Sebagian kalangan berpendapat bahwa perencanaan adalah suatu aktivitas yang
dibatasi oleh lingkup waktu tertentu, sehingga perencanaan, lebih jauh diartikan

8

sebagai kegiatan terkoordinasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu dalam waktu
tertentu. Artinya perencanaan adalah suatu proses menentukan apa yang ingin dicapai
di masa yang akan dating serta menetapkan tahapan-tahapan yang dibutuhkan untuk
mencapainya. Dengan demikian, proses perencanaan dilakukan dengan menguji
berbagai arah pencapaian serta mengkaji berbagai ketidakpastian yang ada, mengukur
kemampuan (kapasitas) kita untuk mencapainya kemudian memilih arah-arah terbaik
serta memilih langkah-langkah untuk mencapainya.
Perencanaan mengandung unsur unsur (1) sejumlah kegiatan yang ditetapkan
sebelumnya, (2)adanya proses, (3) hasil yang ingin dicapai, dan (4) menyangkut masa
depan dalam waktu tertentu. Perencanaan tidak terlepas dari unsur pelaksanaan
termasuk pematauan , penilaian, dan pelaporan.
Perencanaan Nasional
Perencanaan nasional adalah suatu proses penyusunan perencanaan berskala nasional
sebagai konsensus dan komitmen seluruh rakyat Indonesia yang terarah, terpadu,
menyeluruh untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur, memperhitungkan
dan memanfaatkan sumber daya nasional dan memperhatikan perkembangan
internasional.
Contoh: Propenas dan perencanaan pendidikan di Indonesia, Perencaan Makro Mikro
untuk kemajuan ekonomi Indonesia.
2.5 Tujuan Analisa Proyek
 Mengetahui tingkat keuntungan yang dapat dicapai melalui investasi dengan
menghitung benefit dan cost sepanjang umur proyek
 Menghindari pemborosan sumber daya yakni dengan menghindari
pelaksaan proyek yang tidak menguntungkan
 Mengadakan penilaian terhadap peluang investasi yang ada sehingga kita
dapat memeilih alternative proyek yang saling menguntungkan
 Menentukan perioritas investasi
 membantu mengambil keputusan dalam menentukan pemilihan penanaman
investasi di dalam suatu proyek yang tepat, dari berbagai alternatif yang dapat
dilaksanakan

2.6Alat dan Kerangka AnalisaProyek
a. Analisa aspek pasar dan pemasaran:
1. metode ekstrapolasi mekanis (noncausal method),

9

2. metode ekonometri (tentang hubungan antar-variabel),
3. metode-metode lain (metode judgement, metode koefisien teknis).
Analisa pasar penting untuk memperkirakan berapa penjualan yang bisa dicapai oleh
perusahaan.
b. Aspek teknis kelayakan proyek
Analisis dalam aspek teknis adalah untuk menilai kesiapan perusahaan dalam
menjalankan usaha dengan menilai ketepatan lokasi, luas produksi dan layout serta
kesiapan mesin yang akan digunakan.
Dua kriteria prinsip yang termasuk dalam katagori teknis adalah efektivitas dan
ketercukupan (adequacy).Efektif berarti proyek dapat mencapai tujuan yang
diharapkan. Tapi, seringkali ketercapaian tujuan tidak selalu dapat dilacak hanya
karena keberadaan proyek tersebut, sering banyak faktor yang lain ikut
mempengaruhi. Dalam hal ketercukupan: proyek mungkin tidak dapat mencukupi
hal-hal yangmenjadi tujuan atau tidak cukup mengatasi permasalahan. Misal, proyek
tidak dapat membiayai secara penuh semua kegiatan yang diperlukan, jadi harus
dipilih kegiatan-kegiatan utamanya saja (yang taktis).
Cara paling langsung dan cepat untuk memprediksi kelayakan teknis adalah
dengan cara melihat apakah proyek seperti itu secara teknis dapat dilaksanakan di
tempat lain. Tetapi, perlu diwaspadai faktor-faktor lain yang khas di lokasi mungkin
sekali ikut mempengaruhi keberhasilan proyek di lokasi tersebut, sehingga cara ini
pun tidak selalu cocok untuk dipakai.
Menentukan strategi dan teknologi produksi/operasi yang akan dipilih: kapasitas
produksi, jenis teknologi yang dipakai, pemakaian peralatan dan mesin, lokasi, dan
tataletak pabrik yang paling menguntungkan. Urutan-urutannya:
Ø Pemilihan strategi produksi.
Ø Pemilihan dan perencanaan produk yang akan diproduksi.
Ø Rencana kualitas.
Ø Pemilihan teknologi.
Ø Rencana kapasitas produksi.
Ø Perencanaan letak pabrik.

10

Ø Perencanaan tata letak (layout).
Ø Perencanaan jumlah produksi.
Ø Manajemen Persediaan.
Ø Pengawasan kualitas produk.
c. Aspek manajemen kelayakan proyek
Aspek manajemen merupakan aspek yang cukup penting untuk dianalisis dalam Studi
Kelayakan proyek. Hal ini dikarenakan walaupun suatu proyek sudah dikatakan layak
untuk dilaksanakan jika tidak didukung oleh manajemen dan organisasi yang baik,
tidak mustahil jika usaha tersebut akan mengalami kegagalan. Tujuan perusahaan
akan mudah tercapai apabila kaidah-kaidah dalam proses manajemen dipenuhi
dengan baik. Proses manajemen ini akan tergambar dari masing-masing fungsi yang
ada dalam manajemen.
Menentukan manajemen baik dalam konstruksi proyek maupun saat operasional rutin
proyek: pihak perencana, pelaksana manajerial, koordinasi dan pengawasan, bentuk
badan usaha, struktur-organisasi. Urutan-urutannya:
A. Pembangunan Proyek:
Ø Perencanaan kegiatan, waktu, SDM, keuangan dan produk.
Ø Pengorganisasian, termasuk struktur, bentuk dan prestasi organisasi.
Ø Pengarahan dan motivasi, termasuk kepemimpinan.
Ø Pengendalian, termasuk penentuan sistem pengendalian yang efektif.
B.

Operasionalisasi Proyek

Ø Perencanaan kegiatan, waktu, SDM, keuangan dan produk.
Ø Pengorganisasian, termasuk struktur, bentuk dan prestasi organisasi.
Ø Pengarahan dan motivasi, termasuk kepemimpinan.
Ø Pengendalian, termasuk penentuan sistem pengendalian yang efektif.
Analisa aspek manajemen:
a. Analisa jabatan: menentukan deskripsi dan spesifikasi jabatan

11

b. Analisa beban kerja dan angkatan kerja: menentukan kebutuhan akan jumlah
tenaga kerja
c. Analisa struktur organisasi: menentukan kedalaman, dasar pengelompokan
kegiatan dan hubungan antar departemen.

BAB III
PEMBAHASAN
3.1

Pengertian Analisis dan Perencanaan
Setiap organisasi perlu melakukan suatu perencanaan dalam setap kegiatan
organisasinya, baik perencanaan produksi, perencanaan rekrutmen karyawan baru,
program penjualan produk baru, maupun perencanaan anggarannya. Perencanaan
(planning) merupakan proses dasar bagi organisasi untuk memilih sasaran dan
menetapkan bagaimana cara mencapainya. Oleh karena itu, perusahaan harus
menetapkan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai sebelum melakukan
prosesproses perencanaan. Perencanaan diperlukan dan terjadi dalam berbagai bentuk
organisasi, sebab perencanaan ini merupakan proses dasar manajemen dalam
mengambil suatu keputusan dan tindakan. Perencanaan diperlukan dalam jenis
kegiatan baik itu kegiatan oranisasi, perusahaan maupun kegiatan di masyarakat, dan
perencanaan ada dalam setiap fungsi-fungsi manajemen, karena fungsi-fungsi
tersebut hanya dapat melaksanakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dalam
perencanaan.
Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen,
terutma dalam menghadapi lingkungan eksternal yangberubah dinamis.Dalam era
globalisasi ini, perencanaan harus lebih mengandalkan prosedur yang rasional dan
sistematis dan bukan hanya pada intuisi dan firasat (dugaan). Pokok pembahasan
pada makalah ini berfokus pada elemen-elemen tertentu dari proses perencanaan dan
proses yang sangat berhubungan terhadap penyelesaian masalah dan pengambilan
keputusan. Kemudian memperkenalkan konsep perencanaan dan menyajikan
sejumlah pendekatan untuk mengefektifkan perencanaan dari berbagai jenis. Dalam
manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat
strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja
organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen

12

karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian, pengarahan, dan
pengontrolan tak akan dapat berjalan.
Analisis adalah penguraian pokok atau berbagai bagian dan penelaahan bagian
itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan
pemahaman arti keseluruhan.Analisis Sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian
dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan
maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan,
kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan
yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikan.Proyek adalah
serangkaian aktifitas temporer dalam usaha melakukan dan mencapai tujuan unik
(Schwalbe K, 2002).
3.2

-

Pembangunan Kehutanan
Pembangunan Kehutanan adalah memantapkan kepastian status kawasan hutan
serta kualitas data dan informasi kehutanan, meningkatkan Pengelolaan Hutan
Produksi Lestari (PHPL) untuk memperkuat kesejahteraan rakyat sekitar hutan dan
keadilan berusaha, memantapkan penyelenggaraan perlindungan dan konservasi
sumberdaya alam, memelihara dan meningkatkan fungsi dan daya dukung daerah
aliran sungai (DAS) sehingga dapat meningkatkan optimalisasi fungsi ekologi,
ekonomi dan sosial DAS, serta meningkatkan ketersediaan produk teknologi dasar
dan terapan serta kompetensi SDM dalam mendukung penyelenggaraan pengurusan
hutan secara optimal.
Untuk menunjang hal tersebut, ada beberapa program yang diprioritaskan oleh
Kementerian Kehutanan, antara lain:
pemantapan kawasan hutan;
rehabilitasi hutan dan peningkatan daya dukung DAS;
pengamanan dan pengendalian kebakaran hutan;
konservasi keanekaragaman hayati;
revitalisasi pemanfaatan hutan dan industri kehutanan;
pemberdayaan masyarakat di dalam dan sekitar hutan;
mitigasi dan adaptasi perubahan iklim sektor kehutanan;
dan penguatan kelembagaan kehutanan.
Posisi kawasan hutan dalam RTRWP akan mengisi pola ruang kawasan lindung
dan kawasan budidaya. Pada posisi kawasan lindung, kawasan hutan akan
memberikan fungsi perlindungan dan konservasi. Dalam konteks kehutanan, maka
pola ruang yang seperti itu dijadikan kawasan hutan Lindung, kawasan hutan gambut,
dan kawasan suaka alam/kawasan pelestarian alam (KSA/KPA).Sedangkan pada
kawasan budidaya, kawasan hutan dikelola untuk mendukung produksi hasil hutan

13

(kayu, non-kayu dan jasa lingkungan) seperti yang dilakukan pada setiap kawasan
hutan produksi (HPT, HP, dan HPK) dengan tujuan produksi komoditas kehutanan.
Dalam hal pemanfaatan, pola ruang kehutanan sering tumpang tindih dengan
pola ruang untuk pembangunan di luar kepentingan kehutanan pada kawasan hutan
(misalnya pertambangan, pertanian, perikanan, permukiman, dan atau wilayah
industri).Maka, peraturan di bidang kehutanan memungkinkan untuk mengakomodir
sebagian kawasan hutan untuk pembangunan non-kehutanan tersebut melalui
pemberian izin pinjam pakai kawasan hutan. Sedangkan untuk pembangunan nonkehutanan yang permanen dan mengubah land use kawasan hutan (misalnya untuk
transmigrasi atau pemukiman, perkebunan, dan pertanian), pemanfaatan hutan dapat
ditempuh melalui mekanisme pelepasan kawasan hutan, atau tukar menukar kawasan
hutan.
Jika terjadi tumpang tindih ruang untuk kepentingan pembangunan nonkehutanan pada kawasan konservasi, maka pemanfaatan hutan secara selektif dapat
ditempuh melalui kolaborasi pengelolaan dengan pemangku kawasan konservasi. UU
No. 26 Tahun 2007 antara lain mengamanatkan agar Pemerintah Daerah melakukan
review RTRW-nya. Namun sejak diundangkan tahun 2007 hingga 2011, baru 18
provinsi yang telah mendapat persetujuan substansi kehutanan, yaitu pada tahun 2009
sebanyak lima provinsi, pada tahun 2010 sebanyak lima provinsi, dan di tahun 2011
sebanyak delapan provinsi.
Sampai saat ini, persetujuan substansi kehutanan atas usulan perubahan
kawasan hutan terus mengalami kemajuan, yaitu delapan belas provinsi telah
mendapat persetujuan substansi kehutanan, enam provinsi diharapkan selesai pada
tahun 2011 (Kalbar, Kaltim, Sulbar, Jambi, Babel, dan Riau), sedangkan sembilan
provinsi dalam proses Tim Terpadu dan diharapkan selesai pada tahun 2012.
Terkait dengan proses kajian Tim Terpadu (Timdu) atas usulan perubahan
peruntukan dan fungsi kawasan hutan dalam review RTRWP, maka percepatan perlu
dilakukan dengan tetap mengedepankan sasaran kajian. Maksudnya adalah agar dapat
menjamin kepastian hukum dan usaha, serta mendorong pembangunan
wilayah.Mekanisme
persetujuan
substansi
kehutanan
dapat
dipercepat
penyelesaiannya dengan pelaksanaan kegiatan Timdu secara efektif dan
efisien.Waktu kajian Timdu sebenarnya dapat dipangkas atau dipercepat apabila
seluruh kegiatan Timdu yang terdiri dari kunjungan lapangan, pleno Timdu serta uji
konsistensi dilakukan secara kontinu dan intensif.Tim Terpadu yang dibentuk oleh
Menteri Kehutanan sesungguhnya merupakan alat yang di BKO-kan kepada
Pemerintah Provinsi.Oleh karena itu, kecepatan penyelesaian usulan perubahan
kawasan hutan tersebut tak lepas dari upaya pemerintah provinsi dalam
mendayagunakan Tim Terpadu. Untuk mendukung percepatan penyelesaian substansi
kehutanan dalam kajian terpadu, maka diperlukan langkah-langkah kebijakan sebagai
berikut:

14

a)
b)
c)
d)

-

Perencanaan tahapan kegiatan yang mantap;
Penjadwalan yang ketat;
Penyediaan sarana dan SDM serta kelengkapan data yang valid; dan
Dukungan pendanaan yang memadai. Untuk itu diperlukan sinergi antara
Kementerian Kehutanan dengan pemerintah provinsi untuk implementasinya.
Di samping itu, perlu dilakukan standarisasi metodologi analisis Tim Terpadu
dengan memilah tipologi usulan perubahan kawasan hutan ke dalam dua tipologi,
yaitu: perubahan peruntukan dari kawasan hutan menjadi bukan kawasan hutan untuk
mengakomodir permukiman, lahan garapan masyarakat, fasum/fasos, fasilitas
pemerintahan serta pengembangan wilayah dan perubahan fungsi antar kawasan
hutan disesuaikan dengan kondisi biofisik (reskoring kawasan hutan). Penetapan
Perubahan KH oleh Menhut Penetapan Perubahan KH setelah Persetujuan DPR RI
Secara singkat dapat dijelaskan bahwa proses persetujuan substansi kehutanan
bermula dari usulan gubernur yang merupakan kompilasi dari usulan-usulan
kabupaten/kota. Jika terdapat usulan perubahan peruntukan dan fungsi kawasan
hutan, maka sesuai undang-undang dibentuk Tim Terpadu oleh Menhut untuk
mengkaji usulan perubahan tersebut.
Selanjutnya, rekomendasi kajian Tim Terpadu dilaporkan kepada
Menhut.Rekomendasi perubahan kawasan hutan yang tidak bernilai strategis sesuai
dengan kewenangan yang ada langsung ditetapkan oleh Menhut.Sedangkan yang
bernilai strategis ditetapkan setelah mendapat persetujuan DPR.Setelah persetujuan
DPR diberikan, Menhutmenerbitkan keputusan peta kawasan hutan provinsi yang
baru. Dalam proses kajian terpadu, apabila dijumpai perubahan peruntukan yang
berdampak penting, cakupan luas, serta, bernilai strategis, maka perlu dilakukan
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS).
Banyak faktor yang mempengaruhi kondisi SDH, antara lain:
pertumbuhan penduduk yang berdampak pada pertambahan permukiman
pemekaran wilayah yang memerlukan lahan hutan untuk pembangunan
infrastruktur
fasum atau fasos.
Di samping itu terdapat pula kebutuhan lahan untuk investasi seperti untuk
perkebunan, real estate, dan adanya faktor kondisi riil kawasan hutan yang sudah
berubah fungsi. Faktor-faktor tersebut mau tidak mau akan menentukan sampai
sejauh mana kebutuhan pembangunan tersebut bisa dipenuhi dari kawasan hutan,
yang pada akhirnya memunculkan pertanyaan: “berapa luas sesungguhnya kawasan
hutan yang harus dipertahankan?.” Namun jika kita sepakat untuk memaknai fungsi
dan peran hutan sebagai penyangga kehidupan, maka semua pihak akan sepakat pula
tentang perlunya batas luas kawasan hutan yang rasional untuk mendukung
pembangunan sektor non kehutanan, seperti pertanian, perkebunan, pertambangan,
dan sebagainya.

15

3.3

Analisis Perencanaan Proyek Pembangunan Kehutanan pada Hutan
Kemasyarakatan (HKm)
HKm merupakan salah satu pola pemberdayaan masyarakat selain pola Hutan
Tanaman Rakyat, Hutan Desa, dan Kemitraan.Di beberapa lokasi di Lampung,
contoh-contoh kecil penyelenggaraan HKm menunjukkan bahwa pola HKm
berkembang secara baik serta dapat diterima dan dilakukan baik oleh pemerintah
daerah maupun masyarakat.
Masyarakat yang melaksanakan program HKm bisa mematuhi ketentuanketentuan yang disyaratkan.HKm kemudian tidak berkembang hanya sebagai
pelaksanaan program penyelamatan hutan, tetapi juga sebuah sarana
pembelajaran.Tentu saja pembelajaran tersebut perlu terus dikembangkan sambil
menyelesaikan rintangan yang bergelombang.Peluang masyarakat disekitar hutan
untuk meraih kesejahteraannya sembari melestarikan hutan sudah ada didepan
mata.Sejumlah kelompok tani kini sudah mendapatkan izin pengelolaan definitif
selama 35 tahun. Kelompok-kelompok lainnya juga sedang berlomba-lomba untuk
mendapat izin definitif .
Pelaksanaan skema Hutan Kemasyarakatan sebagaimana diatur dalam
Peraturan
Menteri
Kehutanan
No.P.37/Menhut-II/2007
tentang
Hutan
Kemasyarakatan dapat dipilah dalam 3 tingkatan: pertama, penetapan yang dilakukan
oleh pemerintah pusat (Kementerian Kehutanan); kedua, perizinan yang dilakukan
oleh pemerintah daerah (Bupati/Walikota/Gubernur); ketiga, pengelolaan di lapangan
yang dilakukan oleh kelompok masyarakat pemegang izin pemanfaatan hutan
kemasyarakatan.
Dalam analisis proyek pembangunan hutan kemasyarakatan memiliki tahapantahapan proses dalam pengusulan proyek yaitu :
1. Penjelasan Umum Proyek
Penjelasan Umum proyek merupakan penjelsan mengenai hal-hal dasar dari proyek
yang akan dibangun oleh pihak-pihak yang akan terkait dalam suatu proyek, seperti :
data perusahaan, kemitraan atau latar belakang. Selain itu, terkait dengan kerjasamakerjasama dan kegiatan yang telah dilakukan (status negosiasi), kemudian jenis-jenis
proyek seperti jenis kegiatan, luas areal, jenis tanaman dan rotasi serta lokasi proyek
yang akan dilakukan.
2. Rencana Kerja
Yang termasuk dalam rencana kerja suatu proyek yaitu periode proyek atau jangka
waktu yang ditargetkan, lingkup kegiatan (seperti; persiapan lapangan, penanaman
dan pemeliharaan), dan pola penanaman (seperti; silvopasture).
3. Rencana Investasi
Ruang lingkup dalam rencana investasi seperti perkiraan biaya, perkiraan
penghasilan, sumber dana, dan pendugaan keuntungan bersih karbon dari kegiatan.

16

4.
-

Perkiraan Keuntungan dari Aspek Lingkungan
Perkiraan CO2 yang diabsorbsi
Keuntungan terhadap lingkungan global seperti; Penurunan emisi
Keuntungan terhadap lingkungan lokal : penurunan erosi intrusi air laut,
pemanenan ikan dan udang, kayu, habitat burung dan ekowisata
Metode penghitungan yang akan diaplikasikan : allometric atau destruktif
Tingkat dari review lingkungan : Analisis dampak lingkungan proyek terhadap
lingkungan termasuk keanekaragaman hayati dan ekosistem alam di dalam dan juga
di luar proyek apabila diperlukan sesuai dengan peraturan yang ditetapkan
pemerintah.
5. Perkiraan Keuntungan dari Aspek Sosial
Penyerapan Tenaga Kerja;
Peningkatan Pendapatan Masyarakat Setempat setelah adanya Proyek : (dihitung
berdasar survey pendapatan sebelum dan sesudah ada proyek);
Pengaruh terhadap perputaran ekonomi setempat : (multiplier effect dari proyek di
desa, kecamatan dan kabupaten setempat);
Efek sosial lain yang mungkin terjadi : pengaruh positif langsung maupun tidak
langsung;
Keterkaitan Proyek dengan Kebijakan Nasional dibidang Sosial dan Ekonomi:
hubungannya dengan kebijakan sustainable Forest Management bidang sosial
ekonomi (kelestarian akses dan kontrol masyarakat terhadap proyek, kelestarian
integrasi sosial dan budaya, kelestarian hubungan tenaga kerja);
Deskripsi rencana monitoring dampak dan teknologi mengurangi dampak :
Dokumentasi dampak proyek di dalam dan di luar batas proyek;
Stakeholder yang akan terkait dampak.
6.
-

Kemungkinan Pencegahan dari Dampak Yang Diberikan
Potensi Kebocoran Negatif (seperti kebakaran, naiknya transportasi emisi,
pencurian kayu, budaya negatif, dan sebagainya);
Cara-cara penanggulangan untuk mengurangi dan menghindari kemungkinan
terjadinya dampak negatif: misalnyadengan pengamanan hutan, pelibatan
masyarakat,peningkatan awareness, dan sebagainya.

17

BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Sangat perlu menganalisis perencanaan dalam menetapkan suatu proyek yang
berkaitan dengan pembangunan kehutanan, dikarenakan dapat membantu dalam
pengambilan keputusan untuk rangkaian kegiatan yang menggunakan sejumlah
sumberdaya agar memperoleh suatu manfaat (benefit).Dengan demikian diperlukan
suatu perencanaan dan pelaksanaan yang disesuaikan dengan tujuan yang ingin
dicapai.Seperti mengidentifikasi suatu proyek sesuai dengan kesempatan investasi
yang menguntungkan, permusan rencana proyek yang konkret, penilaian aspek-aspek
pendukung kinerja proyek, dan implementasi dalam penyelesaian proyek dengan
tetap berpegang pada anggaran.Sehingga, masyarakat sekitar hutan dapat
diberdayakan sesuai taraf hidup/kesejahteraan mereka.
2 .Saran
Pembuatan makalah ini tidaklah sempurna, maka dari itu penyusun
mengharapkan kritikan dan saran yang dapat menyempurnakan makalah ini
dikemudian harinya, sehingga dapat dijadikan sebagai dasar dalam pembuatan proyek
dalam pembangunan kehutanan.

18

DAFTAR PUSTAKA
http://multimediasmk2jambi.blogspot.co.id/2016/09/pengertian-proyek.html
https://www.google.com/search?q=definisi+analisa++proyek&oq=definisi+analisa+
+proyek&gs_l=psyab.3..0i30k1.19696.25192.0.26140.9.9.0.0.0.0.157.1287.0j9.9.0....0...1.1.64.psyab..0.9.1280...0i7i30k1j0i8i7i30k1.0.uzbyYP3Dddo
http://web.ipb.ac.id/~tepfteta/ekotek/Minggu_11/M11B1.htm
http://ecodevzone.blogspot.co.id/2015/11/pengertian-proyek-program-bisnis.html
http://fauziahforester.blogspot.co.id/2014/03/analisis-perencanaan-dalamproyek_26.html

19

Pertanyaan
1. metode ekstafolasi mekasin, ekonomi, manajemen, jelaskan dan contoh ?
2. apabila satu proyek gagal dalam memenuhi target , bagaimana solusinya?
3. Jelaskan bagaimana jika aspek aspek studi kelayakan proyek tidak ada, apa
yang akan terjadi ?
Jawaban
1.
2.
3. metode ekonometri (tentang hubungan antar-variabel), hubungan dengan
barang barang
metode metode ekstrapolasi mekanis (noncausal method),
metode-metode lain (metode judgement, metode koefisien teknis

20