ANALISIS PERENCANAAN PEMBANGUN AN DAERAH
ANALISIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
DI KABUPATEN LUMAJANG
Mata Kuliah :
Perencanaan Pembangunan I
Dosen Pengampu :
Drs. Badjuri, M.E.
Oleh:
1. Zein Ar-Rahman
(130810101158)
2. Fatchur Rozi
(130810101173)
3. Arief Kurniawan
(130810101197)
4. Wildan Aziz Amrullah
(130810101187)
5. Muhammad Bagus Prasetyo
(130810101219)
Kelas :C
JURUSAN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS JEMBER
2015
1
KATA PENGATAR
Pertama-tama kami ucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmat dan hidayah-Nya,kami akhirnya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu.
Makalah ini kami tulis untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah perencanaan
pembangunan I tahun 2015 Program Studi Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas
Ekonomi Universitas Jember. Pada kesempatan ini, saya sebagai penulis juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak lain yang ikut turut membantu dan berkontribusi
dalam penyusunan makalah ini terutama kepada teman-teman yang turut menyumbangkan buah
pemikirinnya dalam makalah ini.
Akhir kata, kami selaku penyusun, menyampaikan mohon maaf jika dalam makalah ini
banyak kekurangan, karena tidak ada manusia yang sempurna. Kesempurnaan hanya milik
Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat
kami perlukan demi kesempurnaan makalah ini di masa mendatang. Semoga makalah ini dapat
bemanfaat bagi para pembaca, khususnya para mahasiswa di lingkungan Universitas Jember.
Jember, 3 November 2015
Penyusun
2
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hakikat pembangunan dapat diartikan secara umum sebagai suatu proses perubahan
masyarakat dari kondisi saat ini menjadi kondisi yang dicita-citakan. Agar perubahan
tersebut sesuai dengan apa yang diharpkan maka diperlukan suatu perencanaan pembangunan
yang terpadu, terukur, dapat dilaksanakan dan berkelanjutan. Dengan berlakunya Undangundang Nomor 25 Tahun 2004 tentang sistem perencanaan pembangunan nasional dan
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, maka terjadilah
perubahan model perencanaan pembangunan di Indonesia. Hal yang mencolok dari
perubahan tersebut adalah pembangunan yang semula lebih condong kearah sentralisasi
berubah menjadi kearah desentralisasi dengan diberlakukannya otonomi daerah.
Di era disentralisasi dan implementasi kebijakan dan otonomi daerah seperti yang
terjadi saat ini berimbas terhadap kekuasaan yang lebih besar oleh pemerintah daerah untuk
menyelenggarakan kewenangan pemerintah di bidang tertentu. Salah satu diantaranya adalah
pemerintah daerah memiliki keleluasaan untuk mengembangkan segenap potensi daerah dan
mengelola sumber kekayaan alamya serta menentukan prioritas dan arah pembangunan
ekonomi daerah.
Perencanaan pembangunan ekonomi suatu daerah sangat memerlukan berbagai
macam data sebagai dasar penentuan strategi dan arah kebijakan agar pembangunan dapat
terarah dan mendapatkan hasil yang sesuai dengan target awal yang diharapkan. Konsep
tentang perencanaan pembngunan ekonomi tidak pernah lepas pembangunan ekonomi.
Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang diharapkan dari proses perencanaan
yang telah dijalankan. Sedangkan pembangunan ekonomi daerah merupakan bagian dari
pembangunan ekonomi nasional.
Pada hakikatnya antara pembangunan ekonomi nasional dan pembangunan ekonomi
daerah tidak ada yang berbeda baik dalam lingkup definitive maupun secara terminologis,
yang memebedakan hanyalah cakupan atau lingkup pembangunan tersebut. Dimana
pembangunan nasional bisanya dalam cakupan negara sedangkan pembangunan daerah
berada dalam cakupan provinsi ataupun kabupaten/kota. Semua kegiatan perencanaan
3
pembanguna ekonomi daerah pada dasarnya akan difokuskan untuk menjaga keluaran dari
semua kegiatan pemabngunan mengarah pada pencapaian tujuan pembangunan baik yang
bersifat jangkah pendek maupun jangka panjang.
Guna meningkatkan kemampuan analisis mengenai kegiatan perencaan pembangunan
daerah dan terdorong oleh keingin tahuan akan karakteristik suatu wilyah, dalam tulisan ini
kami akan mengulas mengenai analisis beberapa kebijakan perencanaan pembangunan
ekonomi daerah dalam lingkup kabupaten. Kabupaten Lumajang sebagai salah satu
kabupaten yang ada di provinsi Jawa Timur terpilih sebagai daerah yang akan kami analisis.
Kami memilih Kabupaten ini karena melihat karakteristik kabupaten Lumajang yang
ternyata merupakan salah satu kabupaten yang cukup tertiinggal dalam hal pembangunan
ekonominya dibandingkan dengan kabupaten lainnya yang ada di Jawa Timur. Hal ini cukup
ironis mengingat kabupaten ini sebenarnya memeiliki banyak potensi yang bias digali baik
dari sisi kekayaan Sumber Daya Alamnya (SDA-nya) maupun kekayaan demografisnya.
Alasan tersebutlah yang mendorong kami untuk melakukan kajian analisis ppenyusunan
beberapa kegiatan perencanaan pembangunan daerah yang bisa diterapkan di kabupaten ini
guna mendorong terjadinya peningkatan kesejahteraan masyrakatnya. Agar kajian yang kami
lakukan lebih komperhensif, kami akan sedikit memberikan atau menambhakan beberapa
data terkait masalah yang kami ambil berdasarka dari data-data BPS dan lembaga lainnya.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana contoh analisis kebijakan pembangunan daerah yang ada di Kabupaten
Lumajang?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui dan merangkum 7 contoh kebijakan pembangunan daerah yang ada di
Kabupaten Lumajang
4
BAB 2. LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Pembangunan Ekonomi
Menurut W. Arthtur Lewis menjabarkan konsep pemabangunan sebagai :
1.
Perencanaan seringkali dikaitkan dengan faktor letak geografis, bangunan tempat
tinggal dan lainnya.
2.
Perencanaan mempunyai arti keputusan atas penggunaan dana pemerintah pada masa
mendatang.
3.
Suatu perekonomian yang terencana adalah suatu perekonomian setiap unit produksi
hanya memanfaatkan sumberdaya manusia, bahan baku, dan peralatan yang
dialokasikan dengan jumlah tertentu dan menjual produknya hanya kepada
perusahaan atau perorangan yang ditunjuk oleh pemerintah.
4.
Perencanaan terkadang juga bermakna setiap upaya penentuan sasaran produksi yang
dilakukan oleh pemerintah
5.
Penetapan sasaran (goals) untuk perekonomian secara keseluruhan
6.
Perencanaan terkadang dipakai untuk menggambarkan sebuah sarana
Sedangkan secara umum pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang
menyebabkan yang menyebabkan pendapatan per kapita penduduk suatu masyarakat
meningkat dalam jangka yang panjang, disertai dengan perubahan ciri-ciri penting suatu
masyarakat, yaitu perubahan dalam hal teknologi, pola pikir masyarakat maupun
kelembagaaan.
Berdasarkan kesimpulan diatas pembangunan ekonomi memiliki 4 sifat penting yaitu
1. Suatu proses
Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses, artinya pembangunan ekonomi
itu berlangsung berlangsung secara terus-menerus bukan merupakan kegiatan yang sifatnya
insidental ( tidak sengaja).
2. Usaha untuk meningkatkan pendapatan perkapita
Dikatakan terjadi pembangunan ekonomi jika terjadi kenaikan dalam hal
pendapatan per kapita, karena kenaikan pendapatan kenaikan per kapita itu merupakan
5
cerminan
terjadinya
kesejahteraan
ekonomi
masyarakat.
3.Kenaikan pendapatan per kapita berlangsung dalam jangka panjang
Pendapatan per kapita secara rata-rata meningkat dari tahun ke tahun. Namun, hal
tersebut bukan berarti bahwa pendaptan per kapita harus mengalami kenaikan secara terusmenerus, tetapi pada suatu waktu tertentu dapat turun, namun turunnya tidak terlalu besar.
4. Kenaikan pendapatan per kapita diikuti dengan terjadinya perubahan teknologi
atau kelembagaan.
Maksudnya, dikatakan terjadi pembanguna ekonomi bukan saja berarti
peningkatan pendapatan per kapita, namun kenaikan pendapatan per kapita juga harus diikuti
dengan terjadinya perubahan teknologi. Misalnya di sektor pertanian, yang dulunya
pengolahan lahan dengan menggunakan tenaga hewan, sekarang berganti meggunkana
traktor
2.2 Perencanaan Pembangunan
Perencanaan adalah suatu himpunan dari keputusan akhir, keputusan awal dan proyeksi
ke depan yang konsisten dan mencakup beberapa periode waktu, dan tujuan utamanya
adalah untuk mempengaruhi seluruh perekonomian di suatu negara. (C. Brobowski:
1964).
Disisi lain Campbell dan Fainstain (1999:1) menyatakan bahwa dalam pembangunan
Kota atau daerah dipengaruhi sistem ekonomi kapitalis atau demokratis. Dalam konteks tersebut
maka pada prakteknya perencanaan tidak dapat dipisahkan dengan suasana politik kota atau
daerah sebab keputusan-keputusan publik mempengaruhi kepentingankepentingan lokal. Hal ini
menjadi relevan apabila kekuasaan mempengaruhi perencanaan. Ketika perencanaan telah
dipengaruhi oleh sistem politik suatu kota atau daerah sebagaiman pernyataan di atas, maka
sebenarnya yang terjadi adalah wilayah rasional yang menjadi dasar dalam perencanaan telah
kehilangan independensinya.
Sedangkan Menurut Sjafrizal (2009; 15), dalam konteks perencanaan pembangunan
secara umum adalah cara atau teknik untuk mencapai tujuan pembangunan secara tepat, terarah,
dan efisien sesuai dengan kondisi negara atau daerah bersangkutan. Karena itu perencanaan
pembangunan hendaklah bersifat implementif (dapat dilaksanakan) dan aplikatif (dapat
diterapkan).
6
Kemudian ML Jhingan (1984) dalam Sjafrizal (2009; 16) seorang ahli perencanaan
pembangunan bangsa India memberikan definisi yang lebih kongkrit mengenai Perencanaan
Pembanguna tersebut, yaitu ; ”Perencanaan Pembangunan pada dasarnya adalah merupakan
pengendalian dan pengaturan perekonomian dengan sengaja oleh suatu penguasa (pemerintah)
pusat untuk mencapai suatu sasaran dan tujuan tertentu di dalam jangka waktu tertentu pula.
Kegiatan perencanaan pembangunan pada dasarnya merupakan kegiatan riset/ penelitian,
karena proses pelaksanaannya akan banyak menggunakan metode-metode riset, mulai dari teknik
pengumpulan data, analisis data, hingga studi lapangan/kelayakan dalam rangka mendapatkan
data-data yang akurat, baik yang dilakukan secara konseptual/dokumentasi maupun
eksperimental.
Perencanaan pembangunan tidak mungkin hanya dilakukan diatas meja, tanpa melihat
realita dilapangan. Data-data real lapangan sebagai data primer merupakan ornamen-ornamen
penting yang harus ada dan digunakan menjadi bahan dalam kegiatan perencanaan
pembangunan.
Dengan demikian perancanaan pembangunan dapat diartikan sebagai suatu proses
perumusa alternatif-alternatif atau keputusan-keputusan yang didasarkan pada data-data dan
fakta-fakta yang akan digunakan sebagai bahan untuk melaksanakan suatu rangkaian
kegiatan/aktivitas kemasyarakatan, baik yang bersifat fisik (material) maupun non fisik (mental
dan spiritual), dalam rangka mencapai tujuan yang lebih baik.
Selanjutnya perencanaan akan menjadi tidak efektif dan efesien, bersifat mendua antara
idealisme “kepakaran seorang perencana” atau mengikuti selera atau kemauan-kemauan,
sehingga berimplikasi pada kualitas perencanaan dalam pencapaian goal (tujuan) dan objektif
(sasaran) yang dituju.
Disamping itu karena perencanaan merupakan pekerjaan yang
menyangkut wilayah publik maka komitmen seluruh pemangku kepentingan (stake holder) yang
terlibat sangat dibutuhkan sehingga hasil perencanaan dapat dibuktikan dan dirasakan
manfaatnya.
2.3 Perencanaan Pembangunan Daerah
Dalam hubungannya dengan suatu daerah sebagai area (wilayah) pembangunan dimana
terbentuk konsep perencanaan pembagunan daerah (Riyadi, Deddy Supriadi Bratakusumah ;
2004 : 7) dapat dinyatakan bahwa perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses
perencanaan yang dimaksudkan untuk melakukan perubahan menuju arah yang lebih baik bagi
7
suatu komunitas masyarakat, pemerintah dan lingkungannya dalam wilayah/daerah tertentu
dengan memanfaatkan atau mendayagunakan berbagai sumber daya yang ada dan harus memilki
orientasi yang bersifat menyeluruh, lengkap, tetapi tetap berpegang pada azas prioritas.
Berarti, Perencanaan Pembangunan Daerah (PPD) akan membentuk tiga hal pokok yang
meliputi : perencanaan komunitas, menyangkut suatu area (daerah), dan sumber daya yang ada di
dalamya. Pentingnya orientasi holisti dalam perencanaan pembangunan daerah, karena dengan
tingkat kompleksitas yang besar tidak mungkin kita mengabaikan masalah-masalah yang muncul
sebagai tuntutan kebutuhan sosial yang tak terelakkan. Tetapi dipihak lain adanya keterbatasan
sumberdaya yang dimiliki tidak memungkinkan pula untuk melakukan proses pembangunan
yang langsung menyentuh atau mengatasi seluruh permasalahan dan tuntutan secara sekaligus.
Dalam hal inilah penentuan prioritas perlu dilakukan, yang dalam prakteknya dilakukan melalui
proses perencanaan.
Melakukan perencanaan pembangunan daerah berbeda dengan melakukan perencanaan
proyek atau perencanaan-perencanaan kegiatan yang bersifat lebih spesifik dan mikro. Proses
perencanaan pembangunan daerah jauh lebih kompleks dan rumit, karena menyangkut
perencanaan pembangunan bagi suatu wilayah dengan berbagai komunitas, lingkungan dan
kondisi sosial yang ada didalamnya. Apalagi bila mencakup wilayah pembangunan yang luas,
kultur sosialnya amat heterogen, dengan tingkat kepentingan yang berbeda. Berdasarkan uraianuraian diatas, dapat diartikan bahwa ; perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses
penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur didalamnya, guna
pemanfaatan dan pengalokasian sumber-sumber daya yang ada dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu tertetu.
Sedangkan oleh Affandi Anwar dan Setia Hadi dalam Riyadi (2004 ; 8) mengatakan
perencanaan pembangunan wilayah diartikan sebagai suatu proses atau tahapan pengarahan
kegiatan pembangunan disuatu wilayah tertentu yang melibatkan interaksi antara sumberdaya
manusia dengan sumberdaya lain, termasuk sumberdaya alam dan lingkungan melalui investasi.
Dikatakan wilayah tertentu karena memang implementasinya hanya dapat digunakan
didaerah tertentu, dimana penelusuran lapangan dilakukan, sehingga tidak mungkin
diimplementasikan didaerah lain secara utuh, kecuali untuk hal-hal tertentu saja yang memiliki
kesamaan kondisi dan tuntutan kebutuhan yang hampir sama. Jenssen (1995) dalam Riyadi,
Deddy Supriady Baratakusumah (2004;8) merekomendasikan bahwa perencanaan pembangunan
8
daerah harus memperhatikan hal-hal yang bersifat kompleks tadi, sehingga prosesnya harus
memperhitungkan kemampuan sumberdaya yang ada, baik sumberdaya manusia, sumber daya
fisik, sumber daya alam, keuangan, serta sumber-sumber daya lainnya.
Dalam konteks ini ia menyebutnya dengan istilah pembangunan endogen, atau dengan
kata lain pembangunan yang berbasis potensi. Selain itu, perencanaan yang mempertimbangkan
kondisi spatial suatu daerah juga menjadi hal penting dalam proses perencanaan pembangunan
daerah. Pembangunan daerah akan mencakup suatu raung tertentu, sehingga diperlukan adanya
penataan ruang yang efektif, dimana tataruang akan mempengaruhi proses pembangunan beserta
implikasinya.
Ciri-ciri pembangunan daerah menurut Riyadi, Deddy Supriady Bratakusumah (2004 ; 9)
meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Menghasilkan program-program yang bersifat umum.
2. Analisis perencanaan bersifat makro/luas
3. lebih efektif dan efisien digunakan untuk perencanaan jangka menengah dan panjang.
4. memerlukan pengetahuan secara interdisipliner, general dan universal, namun tetap
memiliki spesifikasi masing-masing yang jelas.
5. fleksibel dan mudah untuk dijadikan sebagai acuan perencanaan pembangunan jangka
pendek (1 tahunan).
Dengan melihat berbagai pengertian mengenai perencanaan maupun perencanaan
pembangunan di atas dapat disimpulkan bahwa tidak semua perencanaan adalah merupakan
perencanaan pembangunan. Suatu perencanaan disebut sebagai perencanaan pembangunan
apabila dipenuhi berbagai ciri-ciri tertentu serta adanya tujuan yang bersifat pembangunan. Ciri
suatu perencanaan pembangunan (agent of development) oleh karena perencanaan pembangunan
sendiri merupakan bagian dari administrasi pembangunan yang menjadi bagian kewenangan
pemerintah.
Bahwa Perencanaan Pembangunan Daerah memerlukan Koordinasi dari semua unsur
yang terlibat dalam rangka menghasilkan sebuah program dan kegiatan yang holistik dan
komprehensif, Selain itu Perencanaan Pembangunan Daerah harus mampu menentukan prioritas
program dan kegiatan berdasarkan fakta dan data dari potensi daerahnya, serta harus mempunyai
sumberdaya yang mempunyai kemampuan yang baik secara interdisipliner, sehingga koordinasi
9
sekali lagi sangat diperlukan dalam pembuatan sebuah perencanaan pembangunan yang
terintegrasi, tersinkronisasi, dan menyeluruh.
10
BAB 3. PEMBAHASAN
3.1 Profil Singkat Kabupaten Lumajang
Secara astronomis Kota Lumajang terletak pada posisi 112°5’-113°22’ Bujur Timur dan
7°52’-8°23’ Lintang Selatan. Dengan wilayah seluas 1.790.90 km² kota ini terbagi menjadi 20
wilayah kecamatan dan 202 desa/kelurahan dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah utara : Desa Selokbesuki, Kutorenon, atau Kecamatan Sukodono.
Sebelah timur : Desa Sumberejo, Selokbondang, Urang Gantung (Kecamatan Lumajang)
Sebelah selatan : Desa Labruklor, Labrukkidul, Grati (Kecamatan Lumajang).
Sebelah barat : Desa Kebonagung, Babakan, Klanting (Kecamatan Sukodono).
Sisi belahan Kabupaten Lumajang sebelah utara merupakan daerah perbukitan dan
pegunungan yang kering dan tandus, sedangkan di bagian tengah-selatan berupa dataran rendah
hingga tinggi yang subur dengan iklim basah, dan belahan berat-selatan merupakan dataran
rendah dan tinggi dimana kondisinya kurang subur dan kering. Kota Lumajang pada tahun 1999
mempunyai curah hujan mencapai 2.180 mm dengan rata-rata hujan 117,5 hari/tahun.
3.2 Analasis Wilayah Kabupaten Lumajang
Dalam penyusunan rencana strategis pembangunan daerah setiap perencanaan
pembangunan disusun berdasarakan tolok ukur dan kriteria tertentu yang menjadikan kebijakan
tersebut cukup urgent untuk segera dilakasanakan. Dan diharapkan dari implementasi kebijakan
tersebut akan memebrikan dampak yang besar terhadap perekonomian daerah. Seperti telah
disebutkan pada pembahasan anlisis wilayah kali ini kami menjadikan Kabupaten Lumajang
sabagai daerah analisis kami. Terkait point analisis wilayah yang kami lakukan dapat dilihat pada
matriks di bawah ini.
N
BIDANG/
MASAL
PENDU
PENGHA
11
PROGRAM/
KELO
KETERA
O
SEKTOR
AH
KUNG
MBAT
PROYEK
MPOK
NGAN
SASAR
1.
Sosial
SDM
Jumlah
Tingkat
Pendidikan
Rendah
penduduk pendidikan gratis
AN
Dalam
Pemberian
hingga jangka
bebas
usia
yang
jenjang SMA/ pendek
biaya SPP
anak-
masih
Sederajat
sasarann
selama
anak dan rendah
ya
bersekolah
remaja
adalah
.
cukup
siswa
biaya
tinggi.
yang
tersebut
bersekol
diutamaka
ah
di n
untuk
sekolah
kalangan
negeri
siswa
atau
miskin
sekolah
yang
dibiayi
oleh
pemerint
ah
setelah
itu
dikemba
ngkan
untuk
semuas
siswa
yang
bersekol
12
Bebas
ah
di
negeri
ataupun
2.
Pangan/
Penuruna Kondisi
Produktivi
Pertanian
n
tas
geografis
Intensifikasi
dan sector
swasta.
Kelomp
ok
Pengguna
tani naan bibit
pertumbu dan tanah kualitas
pertanian
yang
unggul
han
yang
produk
dalam
berada
dan
sector
subur.
pertanian
meningkatkan
di
teknologi
pertanian
masih
daya
yang
rendah.
produk
rendah.
saing daerah
dan basis
guna
meningkat
komoditas
sektor
kan
pertanian.
pertania
produktivi
n.
tas
dan
kapasitas
produksi
3.
Pariwisata
Pengelol
Potensi
Akses,
Satu
Desa
pertanian.
Dilakukan
aan
wilayah
infrastrukt
kecamatan
yang
melaui
kawasan
dalam
ur,
satu
wisata
sektor
promosi,
wisata
wisata
yang
uan dan ur
terutama
masih
potensi
Melakuka
wisata
rendah
unik
n
alam
ditinjau
pemberda
cukup
dari segi yaan
tinggi
social,
masyaraka
karena
budaya
t pedesaan
did
dan
dalam
dukung
alamnya
meningkat
kondisi
yang
kan
geografis
mampu
potensi
13
desa memiliki
perbaikan
kemamp
infrastrukt
dan
untuk
desa yang
dikemba
dimiliki
ngkan
untuk
menadi
dikelola
desa
menjadi
wisata
desa
wisata
secara
4.
Pertambang
Eksplota
an dan SDA
si
Tingkat
SDA pertumbu
Semua
baik
Program
n industri peningkatan
industri
dilakukan
dengan
Pengelolaa
Program
yang
han
yang
efektifitas
pertamb
membah
Industri
masih
pengelolaan,
ahan dan cara
ayakan
pengelola
rendah.
konservasi dan pengolah monitorin
lingkung
n
cukup
rehabilitasi
an
di g
dan
an (studi berkemba
sumber
daya Kabupat
pembuatan
kasus
alam
yang en
landasan
ng pesat
pertamba
lestrasi
ngan
Lumajan
hulum
g
yang luat
pasir)
terhadap
kegiatan
5.
Sosial
Kesejahter
program
e
han
aan
bantuan tunai n untuk sikan dana
Kemiski
pendapat
masyarak
untuk keluarga 20%
tunai
nan yang an
secara
sangat miskin
kelompo
untuk
masih
perkapita
umum
k
keluarga
tinggi
msayarak
masih
pendapat
miskin
at cukup rendah
an
serta dana
tinggi
masyara
pendidika
kat
m
terendah
untuk
14
Ditujuka
tersebut
mengaloka
Prosentas Pertumbu
dasar
keluarga
miskin
6.
Teknologi
Penetrasi
Tingkat
Infrastrukt
Internet masuk Desa di Program
dan
akses
buta
ur
Informasi
internet
huruf
fasilitas
internet
usia
yang
44 tahun dan
g
rendah
cukup
informasi
belum
peningkata
rendah
masih
mendapt
n
belum
kan
kegiata
menjangka
akses
dengan
u
internet
pendekata
daerah
secara
n
masih
menyelu
pelatihan
rending
ruh atau
dan desa
10- teknologi
semua
Kabupat
ini
en
dilaksanak
Lumajan
an melalui
yang perbaikan,
dan
tergolon
g
sebagai
desa
yang
7.
Ekonomi
Kurangn
Rata-rata
Kurangnya Melakukan
terpencil
Melakuk
Menyiapk
ya
tenaga
pembinaan
pembinaan
an
an
pembina
kerja
UMKM
UMKM
pembina
yang layak
an
UMKM
an
dan
UMKM
tahun
kepada
strategis
2004-
semua
serta
2010
UMKM
melanjutk
lumayan
di
an
bagus
kabupate
pemberian
n
pinjaman
15
lahan
Lumajan
dana tanpa
g
bunga atau
dengan
bunga
yang
kompetitif
pada
UMKM
Dari masing-masing kerangka analisis wilayah tersebut kemudian diperjelas dan
diidentifikasi lagi dalam bentuk kebijakan pembungan daerah. Hasil identifikasi tersebut dapat
dilihat melalui matriks di bawah ini.
3.3 Identifikasi Kebijakan Pembangunan Daerah
Dari analisis wilayah yang telah dibuat tabel diatas dilakukan spesifikasi dan identifikasi setiap
kebijakan daerah. Hasil identifikasi kebijakan daerah tersebut dapat ditampilkan melalui matriks
di bawah ini. Penjelasan dan data pendukung tiap kebijakan akan diuraikan dibawah matriks
tersebut.
N
O
1
KEBIJAKAN/
SEKTOR/
PROYEK/
TUJUAN
PROGRAM
Peningkatan kualitas
PROGRAM
Pendidikan Gratis
KEGIATAN
Dalam jangka
SDM Kabupaten
hingga Jenjang
pendek sasarannya
Pembanguna
Lumajang
SMA/Sederajat
adalah siswa yang
n Manusia
bersekolah di
Kabupaten
sekolah negeri atau
Lumajang
sekolah yang
mengalami
dibiayi oleh
peningkatan
pemerintah setelah
16
1. Indeks
2. Angka
itu dikembangkan
Partisispasi
untuk semuas siswa
Sekolah
yang bersekolah di
mengalami
negeri ataupun
swasta.
peningkatan
3. 3. Tingkat
Buta Huruf
mengalami
2
3
Revitalisasi
Intensifikasi sektor
Penggunanaan bibit
penurunan
Terjadinya
peningkatan ketahanan
pertanian dalam
unggul dan
peningkatan dalam
pangan guna
meningkatkan daya
teknologi guna
hal kualitas dan
mendukug
saing produk dan
meningkatkan
kuantitas produk
Swasembada Pangan
komoditas
produktivitas dan
pertanian
Kabupaten Lumajang
pertanian.
kapasitas produksi
Pembentukan dan
Satu Kecamatan
pertanian.
Penambahan
pengelolaan kawasan
Satu Desa Wisata
alokasi dana APBD
ada di
wisata yang kompetitif
untuk sektor
wilayah
di Kabupaten
pengelolaan dan
Lumajang
Lumajang
pengembangan dan
dapat
pengelolaan potensi
menarik lebih
wisata desa
banyak
1. Wisata yang
wisatawan.
2. Peningkatan
pendapatan
daerah dari
sektor wisata.
3. Peningkatan
perekonomia
n masyarakat
disekitar
daerah
wisata.
4
Intensifikasi, dan
Pengelolaan
Program
17
Terjadi
pemanfaatan sumber
sumber daya alam
peningkatan
peningkatan
daya Alam
berbasis
efektifitas
produktivitas
berkelanjutan di
lingkungan dengan
pengelolaan,
dan pelestarian
Kabupaten Lumajang
memperhatikan
konservasi dan
lingkungan
kelestarian alam
rehabilitasi sumber
daya alam yang
5
hasil
sektor
sumber
daya
alam yang ada
Penanggulangan
Program bantuan
lestrasi
mengalokasikan
Kemiskinan dan
tunai untuk
dana tunai untuk
keluarga sangat
Peningkatan
keluarga sangat
keluarga miskin
miskin menghindari
Kesejahteraan
miskin
serta dana
kemiskinan dan
Masyarakat Kabupaten
pendidikam dasar
meningkatkan daya
Lumajang
untuk keluarga
beli masyarakat
miskin
dalam jangka pendek
untuk membantu
dan memastikan
generasi berikutnya
sehat dan
menyelesaikan
pendidikan dasar
6
Peningkatan Sarana
Program internet
Pengaloakasian
1. Peningkatan
fasilitas Publik di
masuk desa
anggaran untuk
kualitas
kegiatan internet
kehidupan
masuk desa
kehidupan
Kabupaten Lumajang
masyarakat
dalam hal
pemerataan
dan
peningkatan
akses
informasi
guna
18
meningkatka
n level
interaksi
sosial dan
keterlibatan
masyarakat
dengan dunia
luar.
2. Mewujudkan
masyarakat
modern yang
tidak
tertinggal
dengan
kondisi
globalisasi.
3. Mengenalkan
penggunaan
TIK untuk
perubahan
kehidupan
dan
pertumbuhan
ekonomi di
daerah
pelosok
pedesaan
akses murah
terhadap TIK
7
Pengembangan dan
Melakukan
Menyediakan
19
Meningkatnya
pemberdayaan UMKM optimalisasi
berbasis industry
tempat yang layak
pembinaan UMKM bagi pengusaha
tenaga kerja sektor
UMKM yang artinya
kreatif dalam
UMKM dan
mengurangi
mendukung
memberikan
pengangguran
Perekonomian
pinjaman dana
Kabupaten Lumajang
tanpa bunga
terhadap UMKM di
kabupaten
Lumajang
Pembahasaan dan penambahan data penunjang dari setiap program kebijakan dapat dijelaskan
melalui pont di bawah ini.
1. Peningkatan kualitas SDM di Kabupaten Lumajang
Salah satu tolok ukur agar terjadi peningkatan kualitas SDM adalah dapat dilihat data di
sektor pendidikannya. Program kebijakan yang dapat dilakukan adalah dalam
meninkatkan kualitas di bidang ini adalah pendidikan gratis sampai tingkat
SMA/Sederajat. Bidang ini harus mendapat perhatian serius dari PEMDA Kabupaten
Lumajang, karena berdasarkan data yang kami himpun dari publikasi BPS Jawa Timur
tahun 2014 menunjukkan bahwa, masih terdapat 9 daerah yang APS (Angka Partisipasi
Sekolah) usia 13-15 tahun dan 16 -18 tahun berada di bawah kondisi APS-nya Jawa
Timur, yaitu wilayah yang berada pada kwadran I. Dimana salah satunya adalah
Kabupaten Lumajang. Mengenai persebaran tersebut dapat dilihat pada scatter diagram di
bawah ini.
20
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa program dibidang pendidikan harus
mendapat prioritas.
Sedangkan perbandingan capaian APS kabupaten/kota dengan Jawa Timur untuk usia 1315 tahun dan 16-18 Tahun. Dapat dilihat pada scatter diagram di bawah ini. Pada tahun 2014,
masih terdapat 9 daerah yang APS usia 13-15 tahun dan 16 -18 tahun berada di bawah kondisi
APS-nya Jawa Timur, yaitu wilayah yang berada pada kwadran I. Dan lagi-lagi Kabupaten
Lumajang masuk di dalamnya. Interpretasi tersebut dapat dilihat melalui diagram di bawah ini.
21
Sementara wilayah-wilayah yang berada di kawasan tapal kuda (Kab.Jember, Lumajang,
Situbondo, Bondowoso, Kab.Probolinggo dan Kab.Pasuruan, dll) juga pulau Madura dari data
tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh penduduk usia 10 tahun ke atas masih relatif
22
rendah. Hal tersebut dipengaruhi oleh budaya masyarakat yang menganggap tidak perlu sekolah
tinggi-tinggi. Sedangkan jika dilihat dari data rata-rata lama sekolah Kabupaten Lumajang juga
berada di kondisi di bawa rata-rata angka lama sekolah provinsi di Jawa Timur. Dari kesimpulan
tersebut menunjukkan bahwa pembangunan dan peningkatan kualitas pendidikan harus dapat
ditingkatkan.
2. Revitalisasi peningkatan ketahanan Pangan Kabupaten Lumajang
Berdasarkan PDRB per sektor menunjukkan bahwa sektor pertanian masih cukup mendominasi
terhadap komposisi perekonomian di Kabupaten Lumajang.
Tetapi jika dilihat perumbuhannya berdasarkan harga konstan tingkat perumbuhan cukup
kecil oleh karena itu peningkatan melalui program Intensifikasi sektor pertanian dalam
meningkatkan daya saing produk dan komoditas pertanian diharpkan akan mampu
menumbuhkan sektor pertanian menjadi lebih tinggi dan terjadinya peningkatan dalam hal
kualitas dan kuantitas produk pertanian. Program ini dapat ditempuh melalui salah satunya
penggunanaan bibit unggul dan teknologi guna meningkatkan produktivitas dan kapasitas
produksi pertanian.
3. Program Pengelolaan Kawasan Wisata
23
Implementasi program ini dapat dilakukan melalui pembentukan dan pengelolaan kawasan
wisata yang kompetitif di Kabupaten Lumajang. Dari data dibawah menunjukkan bahwa sektor
pariwisata yang masuk kedalam sektor tersier menujukkan peningkatan diatas rata-rata. Sehingga
program kebijakan di sektor pariwisata juga cukup menjanjikan untuk lebih dikembangkan lagi.
Selain sector paiwisata perlu mendapat perhatian khusus karena infrastruktur public
sperti transportasi dan jalan raya kondisnya cukupbaik, tetapi dari aspek pengelolaan perlu
dingkatkan agar sector wista memiliki daya saing yag cukup tinggi.
4. Intensifikasi, dan pemanfaatan sumber daya Alam berkelanjutan di Kabupaten
Lumajang
Core pelaksanaan kebijakan tersebut saah satunya melalui Pengelolaan sumber daya alam
berbasis lingkungan dengan memperhatikan kelestarian alam. Seperti kita ketahui akhir-akhir ini
sector industry penggalian terutama penggalian pasir yang menjadi komoditas yang cukup
terkenal di Kabupaten Lumajang cukup mendapat sorotan dikarenakan dicurigai industry
tersebut mengabaikan factor lingkugan dan pelestarian lingkungan. Walaupun pertumbuhan
sector pertambangan dan penggaian masih di bawah pertumbuhan eknomi kabupten (ditunjukkan
dari tabe diatas. Pengelolaan ini ckup penting dilakukan agar terjadinya pelestarian lingkungan
dan pemanfaatan sumber daya dapat dimanfaat dalam janga panjang untuk generasi berikutnya.
5. Penanggulangan Kemiskinan dan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten
Lumajang
24
Core program ini dapat dilakukan melalui Program bantuan tunai untuk keluarga sangat
miskin sehingga terjadi peningkatan daya beli masyaakat. Selain implementasi dalam jangka
panjang dapat dilakukan melalui pengalokasian anggaran untuk bidang pendidikan guna
memutus mata rantai kemiskinan bagi generasi berikutnya karena Manfaat pendidikan bagi
masyarakat dapat diibartakan sebagai instrumen pembebas, yakni membebaskan masyarakat dari
belenggu kemiskinan, keterbelakangan, kebodohan, dan penindasan. Selain itu, pendidikan yang
baik seharusnya berfungsi pula sebagai sarana pemberdayaan individu dan masyarakat
khususnya guna menghadapi masa depan.
Untuk sedikit Dari data yang kami himpun dari BPS Jawa Timur menujukkan bahwa
kondisi kemiskinan di kabupaten lumajang dari tahun 2006-2011 menujukan bahwa ternyata
tingkat kemiskinan di Kabupaten Lumajang cukup tinggi dan lebih tinggi dibandingkan dengan
rata-rata provinsi di Jawa Timur pada tahun 2011 menujukkan angka 12,49%.
6. Peningkatan Sarana fasilitas Publik di Kabupaten Lumajang
Spesifikasi kebijakan program yang dapat diimplementasikan salah satunya adalah
Program internet masuk desa. Program ini masuk kedalam kerangka analisis kami karena
Perkembangan
teknologi
komunikasi
informasi
memiliki
implikasi
dalam
perilaku
berkomunikasi masyarakat. Jika sebelumnya masyarakat membutuhkan waktu lama untuk
menyampaikan informasi, maka sekarang hanya butuh beberapa menit, bahkan detik saja untuk
menyampaikan informasi, yakni dengan cara berkomunikasi dengan telepon genggam. Hal yang
sam a di hadapi oleh masyarakat di zaman ini adalah mendapatkan informasi semakin mudah dan
25
cepat diperoleh dengan menggunakan internet untuk mengetahui berbagai macam informasi
terkait current affairs, mulai kehidupan politik, sosial, budaya, hingga agama. Meskipun begitu,
tidak semua masyarakat bisa menikmati perkembangan tersebut karena keterbatasan infrastruktur
komunikasi.
Sejauh ini kami belum menemukan data statistic tentang pengguna internet di kabupaten
Lumajang. Tap jika dilihat dari sumbangan sector komunikasi terhadap PDB berdasarkan harga
konstan tahun 2000 di Kabupaten Lumajang menunjukkan bahwa nilai share sector komunikasi
masih cukup rendah. Dari data menujukkan dari tahun 2009-2014 menjkkan pertumbuhan yang
relative stagnan.
7. Pengembangan dan pemberdayaan UMKM berbasis industri kreatif dalam mendukung
Perekonomian Kabupaten Lumajang
Kerangka proyek pengembangan program yang dapat dilaksana adalah dengan
melakukan optimalisasi pembinaan UMKM agar lebih produktif dalam menyerap tenaga kerja
dan meiliki daya saing yang cukup tinggi. Sehingga goalnya terhadap pengurangan
pengangguran dapat tercapai. Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN ( MEA) tahun 2015
mendatang, sektor UMKM terus didorong untuk memperkuat basis kualitas hasil produksinya.
Bahkan, pelaku industri rumahan ini diminta gencar memamerkan produk unggulannya agar
mampu bersaing di pasaran. Pengembangan tersebut dapat dilakuka melalui kegiatan Pelatihan
yang diberikan, diantaranya dalam bentuk manajemen produksi, mulai pengolahan, pengemasan,
branding hingga pasca produksi dengan mencari peluang pasarnya.
Dari data yang dikeluarkan kementrian koperasi dan UMKM Jawa Timur tahun 2010
menunjukkan bahwa penyerapan tenaga kerja untuk sector UMKM di Kabupaten Lumajang
cukup tinggi sekitar 205 ribu tenaga kerja yang terserap d sector UMKM. Jika dilihat
berdasarkan jumlah tenaga kerja kabupaten lumajang pada tahun yang sama dari tebel diatas
26
yang diambil dari data kementrian tenaga kerja dan transmigrasi menujukkan bahwa nilai
tersebut menvapai prosentase 43,4 % suat angka yang cukup tinggi. Data menegenai jumlah
tenaga kerja di sector UMKM dapat dilihat pada data dibawah ini.
27
BAB 4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis kami mengenai tujuh kebijakan pembangunan ekonomi di
Kabupaten Lumajang menujukkan bahwa sebenarnya Kabupaten ini punya potensi yang sangat
besar terhadap peningkatan pembangunan darah di beberapa sector salah satunya adalah sector
pariwista yang termasuk kedalam kelompok dengan tingkat pertumbuhan yang cukup tinggi tapi
saying sumbangan terhadap nilai PDRB daerahnya masih rendah. Sektor lain yang mempunyai
prospek yang cukup bagus dalam prioritas pembangunan ekonomi daerah adalah adalah sector
UMKM yang dapat ditunjukkan dari penyerapan tenaga kerja yang cukup tinggi.
4.2 Saran
Terlepas dari beberapa potensi tersebut, Kabupaten Lumajang juga mempunyai beberap
kelemahan diantaranya adalah kualitas SDM dan tingkat pendidikan masyarakatnya masih
rendah. Oleh karena itu, perencanaan pembangunan daerah harus diprioritaskan kea rah yang
lebih komperhensif dan holistic dalam mendukung daya dukung ekonomi daerah. Sektor yang
menjadi kelemahan harus diprioitaskan terlebih dahulunkemudian untuk sector yang cukup
berpotensi untuk dikembangkan dapat ditingkatkan penggunaan dan pemanfaatannya salah
satuya melalui aspek pengelolaan an pengorganisasian yang cukup baik.
28
DAFTAR PUSTAKA
P. Todaro, Michael. Stephen C. Smith. 2012. Economic Development 11th Edition. New York:
Pearson Press.
Sjafrizal. 2009. Ekonomi Regional: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Niaga Swadaya.
Tarigan, Robinson. 2014. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi Edisi Revisi. Jakarta: Bumi
Aksara.
BPS Lumajang. 2014. Kabupaten Lumajang Dalam Angka Tahun 2014. Lumajang: Publikasi
BPS
Lumajang.
BPS Jawa Timur. 2014. Profil Pembangunan Ekonomii Jawa Timur 2013. Surabaya: Pubikasi
BPS Jawa Timur.
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004. Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004.Tentang Pemerintahan Daerah.
29
DI KABUPATEN LUMAJANG
Mata Kuliah :
Perencanaan Pembangunan I
Dosen Pengampu :
Drs. Badjuri, M.E.
Oleh:
1. Zein Ar-Rahman
(130810101158)
2. Fatchur Rozi
(130810101173)
3. Arief Kurniawan
(130810101197)
4. Wildan Aziz Amrullah
(130810101187)
5. Muhammad Bagus Prasetyo
(130810101219)
Kelas :C
JURUSAN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS JEMBER
2015
1
KATA PENGATAR
Pertama-tama kami ucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmat dan hidayah-Nya,kami akhirnya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu.
Makalah ini kami tulis untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah perencanaan
pembangunan I tahun 2015 Program Studi Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas
Ekonomi Universitas Jember. Pada kesempatan ini, saya sebagai penulis juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak lain yang ikut turut membantu dan berkontribusi
dalam penyusunan makalah ini terutama kepada teman-teman yang turut menyumbangkan buah
pemikirinnya dalam makalah ini.
Akhir kata, kami selaku penyusun, menyampaikan mohon maaf jika dalam makalah ini
banyak kekurangan, karena tidak ada manusia yang sempurna. Kesempurnaan hanya milik
Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat
kami perlukan demi kesempurnaan makalah ini di masa mendatang. Semoga makalah ini dapat
bemanfaat bagi para pembaca, khususnya para mahasiswa di lingkungan Universitas Jember.
Jember, 3 November 2015
Penyusun
2
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hakikat pembangunan dapat diartikan secara umum sebagai suatu proses perubahan
masyarakat dari kondisi saat ini menjadi kondisi yang dicita-citakan. Agar perubahan
tersebut sesuai dengan apa yang diharpkan maka diperlukan suatu perencanaan pembangunan
yang terpadu, terukur, dapat dilaksanakan dan berkelanjutan. Dengan berlakunya Undangundang Nomor 25 Tahun 2004 tentang sistem perencanaan pembangunan nasional dan
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, maka terjadilah
perubahan model perencanaan pembangunan di Indonesia. Hal yang mencolok dari
perubahan tersebut adalah pembangunan yang semula lebih condong kearah sentralisasi
berubah menjadi kearah desentralisasi dengan diberlakukannya otonomi daerah.
Di era disentralisasi dan implementasi kebijakan dan otonomi daerah seperti yang
terjadi saat ini berimbas terhadap kekuasaan yang lebih besar oleh pemerintah daerah untuk
menyelenggarakan kewenangan pemerintah di bidang tertentu. Salah satu diantaranya adalah
pemerintah daerah memiliki keleluasaan untuk mengembangkan segenap potensi daerah dan
mengelola sumber kekayaan alamya serta menentukan prioritas dan arah pembangunan
ekonomi daerah.
Perencanaan pembangunan ekonomi suatu daerah sangat memerlukan berbagai
macam data sebagai dasar penentuan strategi dan arah kebijakan agar pembangunan dapat
terarah dan mendapatkan hasil yang sesuai dengan target awal yang diharapkan. Konsep
tentang perencanaan pembngunan ekonomi tidak pernah lepas pembangunan ekonomi.
Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang diharapkan dari proses perencanaan
yang telah dijalankan. Sedangkan pembangunan ekonomi daerah merupakan bagian dari
pembangunan ekonomi nasional.
Pada hakikatnya antara pembangunan ekonomi nasional dan pembangunan ekonomi
daerah tidak ada yang berbeda baik dalam lingkup definitive maupun secara terminologis,
yang memebedakan hanyalah cakupan atau lingkup pembangunan tersebut. Dimana
pembangunan nasional bisanya dalam cakupan negara sedangkan pembangunan daerah
berada dalam cakupan provinsi ataupun kabupaten/kota. Semua kegiatan perencanaan
3
pembanguna ekonomi daerah pada dasarnya akan difokuskan untuk menjaga keluaran dari
semua kegiatan pemabngunan mengarah pada pencapaian tujuan pembangunan baik yang
bersifat jangkah pendek maupun jangka panjang.
Guna meningkatkan kemampuan analisis mengenai kegiatan perencaan pembangunan
daerah dan terdorong oleh keingin tahuan akan karakteristik suatu wilyah, dalam tulisan ini
kami akan mengulas mengenai analisis beberapa kebijakan perencanaan pembangunan
ekonomi daerah dalam lingkup kabupaten. Kabupaten Lumajang sebagai salah satu
kabupaten yang ada di provinsi Jawa Timur terpilih sebagai daerah yang akan kami analisis.
Kami memilih Kabupaten ini karena melihat karakteristik kabupaten Lumajang yang
ternyata merupakan salah satu kabupaten yang cukup tertiinggal dalam hal pembangunan
ekonominya dibandingkan dengan kabupaten lainnya yang ada di Jawa Timur. Hal ini cukup
ironis mengingat kabupaten ini sebenarnya memeiliki banyak potensi yang bias digali baik
dari sisi kekayaan Sumber Daya Alamnya (SDA-nya) maupun kekayaan demografisnya.
Alasan tersebutlah yang mendorong kami untuk melakukan kajian analisis ppenyusunan
beberapa kegiatan perencanaan pembangunan daerah yang bisa diterapkan di kabupaten ini
guna mendorong terjadinya peningkatan kesejahteraan masyrakatnya. Agar kajian yang kami
lakukan lebih komperhensif, kami akan sedikit memberikan atau menambhakan beberapa
data terkait masalah yang kami ambil berdasarka dari data-data BPS dan lembaga lainnya.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana contoh analisis kebijakan pembangunan daerah yang ada di Kabupaten
Lumajang?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui dan merangkum 7 contoh kebijakan pembangunan daerah yang ada di
Kabupaten Lumajang
4
BAB 2. LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Pembangunan Ekonomi
Menurut W. Arthtur Lewis menjabarkan konsep pemabangunan sebagai :
1.
Perencanaan seringkali dikaitkan dengan faktor letak geografis, bangunan tempat
tinggal dan lainnya.
2.
Perencanaan mempunyai arti keputusan atas penggunaan dana pemerintah pada masa
mendatang.
3.
Suatu perekonomian yang terencana adalah suatu perekonomian setiap unit produksi
hanya memanfaatkan sumberdaya manusia, bahan baku, dan peralatan yang
dialokasikan dengan jumlah tertentu dan menjual produknya hanya kepada
perusahaan atau perorangan yang ditunjuk oleh pemerintah.
4.
Perencanaan terkadang juga bermakna setiap upaya penentuan sasaran produksi yang
dilakukan oleh pemerintah
5.
Penetapan sasaran (goals) untuk perekonomian secara keseluruhan
6.
Perencanaan terkadang dipakai untuk menggambarkan sebuah sarana
Sedangkan secara umum pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang
menyebabkan yang menyebabkan pendapatan per kapita penduduk suatu masyarakat
meningkat dalam jangka yang panjang, disertai dengan perubahan ciri-ciri penting suatu
masyarakat, yaitu perubahan dalam hal teknologi, pola pikir masyarakat maupun
kelembagaaan.
Berdasarkan kesimpulan diatas pembangunan ekonomi memiliki 4 sifat penting yaitu
1. Suatu proses
Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses, artinya pembangunan ekonomi
itu berlangsung berlangsung secara terus-menerus bukan merupakan kegiatan yang sifatnya
insidental ( tidak sengaja).
2. Usaha untuk meningkatkan pendapatan perkapita
Dikatakan terjadi pembangunan ekonomi jika terjadi kenaikan dalam hal
pendapatan per kapita, karena kenaikan pendapatan kenaikan per kapita itu merupakan
5
cerminan
terjadinya
kesejahteraan
ekonomi
masyarakat.
3.Kenaikan pendapatan per kapita berlangsung dalam jangka panjang
Pendapatan per kapita secara rata-rata meningkat dari tahun ke tahun. Namun, hal
tersebut bukan berarti bahwa pendaptan per kapita harus mengalami kenaikan secara terusmenerus, tetapi pada suatu waktu tertentu dapat turun, namun turunnya tidak terlalu besar.
4. Kenaikan pendapatan per kapita diikuti dengan terjadinya perubahan teknologi
atau kelembagaan.
Maksudnya, dikatakan terjadi pembanguna ekonomi bukan saja berarti
peningkatan pendapatan per kapita, namun kenaikan pendapatan per kapita juga harus diikuti
dengan terjadinya perubahan teknologi. Misalnya di sektor pertanian, yang dulunya
pengolahan lahan dengan menggunakan tenaga hewan, sekarang berganti meggunkana
traktor
2.2 Perencanaan Pembangunan
Perencanaan adalah suatu himpunan dari keputusan akhir, keputusan awal dan proyeksi
ke depan yang konsisten dan mencakup beberapa periode waktu, dan tujuan utamanya
adalah untuk mempengaruhi seluruh perekonomian di suatu negara. (C. Brobowski:
1964).
Disisi lain Campbell dan Fainstain (1999:1) menyatakan bahwa dalam pembangunan
Kota atau daerah dipengaruhi sistem ekonomi kapitalis atau demokratis. Dalam konteks tersebut
maka pada prakteknya perencanaan tidak dapat dipisahkan dengan suasana politik kota atau
daerah sebab keputusan-keputusan publik mempengaruhi kepentingankepentingan lokal. Hal ini
menjadi relevan apabila kekuasaan mempengaruhi perencanaan. Ketika perencanaan telah
dipengaruhi oleh sistem politik suatu kota atau daerah sebagaiman pernyataan di atas, maka
sebenarnya yang terjadi adalah wilayah rasional yang menjadi dasar dalam perencanaan telah
kehilangan independensinya.
Sedangkan Menurut Sjafrizal (2009; 15), dalam konteks perencanaan pembangunan
secara umum adalah cara atau teknik untuk mencapai tujuan pembangunan secara tepat, terarah,
dan efisien sesuai dengan kondisi negara atau daerah bersangkutan. Karena itu perencanaan
pembangunan hendaklah bersifat implementif (dapat dilaksanakan) dan aplikatif (dapat
diterapkan).
6
Kemudian ML Jhingan (1984) dalam Sjafrizal (2009; 16) seorang ahli perencanaan
pembangunan bangsa India memberikan definisi yang lebih kongkrit mengenai Perencanaan
Pembanguna tersebut, yaitu ; ”Perencanaan Pembangunan pada dasarnya adalah merupakan
pengendalian dan pengaturan perekonomian dengan sengaja oleh suatu penguasa (pemerintah)
pusat untuk mencapai suatu sasaran dan tujuan tertentu di dalam jangka waktu tertentu pula.
Kegiatan perencanaan pembangunan pada dasarnya merupakan kegiatan riset/ penelitian,
karena proses pelaksanaannya akan banyak menggunakan metode-metode riset, mulai dari teknik
pengumpulan data, analisis data, hingga studi lapangan/kelayakan dalam rangka mendapatkan
data-data yang akurat, baik yang dilakukan secara konseptual/dokumentasi maupun
eksperimental.
Perencanaan pembangunan tidak mungkin hanya dilakukan diatas meja, tanpa melihat
realita dilapangan. Data-data real lapangan sebagai data primer merupakan ornamen-ornamen
penting yang harus ada dan digunakan menjadi bahan dalam kegiatan perencanaan
pembangunan.
Dengan demikian perancanaan pembangunan dapat diartikan sebagai suatu proses
perumusa alternatif-alternatif atau keputusan-keputusan yang didasarkan pada data-data dan
fakta-fakta yang akan digunakan sebagai bahan untuk melaksanakan suatu rangkaian
kegiatan/aktivitas kemasyarakatan, baik yang bersifat fisik (material) maupun non fisik (mental
dan spiritual), dalam rangka mencapai tujuan yang lebih baik.
Selanjutnya perencanaan akan menjadi tidak efektif dan efesien, bersifat mendua antara
idealisme “kepakaran seorang perencana” atau mengikuti selera atau kemauan-kemauan,
sehingga berimplikasi pada kualitas perencanaan dalam pencapaian goal (tujuan) dan objektif
(sasaran) yang dituju.
Disamping itu karena perencanaan merupakan pekerjaan yang
menyangkut wilayah publik maka komitmen seluruh pemangku kepentingan (stake holder) yang
terlibat sangat dibutuhkan sehingga hasil perencanaan dapat dibuktikan dan dirasakan
manfaatnya.
2.3 Perencanaan Pembangunan Daerah
Dalam hubungannya dengan suatu daerah sebagai area (wilayah) pembangunan dimana
terbentuk konsep perencanaan pembagunan daerah (Riyadi, Deddy Supriadi Bratakusumah ;
2004 : 7) dapat dinyatakan bahwa perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses
perencanaan yang dimaksudkan untuk melakukan perubahan menuju arah yang lebih baik bagi
7
suatu komunitas masyarakat, pemerintah dan lingkungannya dalam wilayah/daerah tertentu
dengan memanfaatkan atau mendayagunakan berbagai sumber daya yang ada dan harus memilki
orientasi yang bersifat menyeluruh, lengkap, tetapi tetap berpegang pada azas prioritas.
Berarti, Perencanaan Pembangunan Daerah (PPD) akan membentuk tiga hal pokok yang
meliputi : perencanaan komunitas, menyangkut suatu area (daerah), dan sumber daya yang ada di
dalamya. Pentingnya orientasi holisti dalam perencanaan pembangunan daerah, karena dengan
tingkat kompleksitas yang besar tidak mungkin kita mengabaikan masalah-masalah yang muncul
sebagai tuntutan kebutuhan sosial yang tak terelakkan. Tetapi dipihak lain adanya keterbatasan
sumberdaya yang dimiliki tidak memungkinkan pula untuk melakukan proses pembangunan
yang langsung menyentuh atau mengatasi seluruh permasalahan dan tuntutan secara sekaligus.
Dalam hal inilah penentuan prioritas perlu dilakukan, yang dalam prakteknya dilakukan melalui
proses perencanaan.
Melakukan perencanaan pembangunan daerah berbeda dengan melakukan perencanaan
proyek atau perencanaan-perencanaan kegiatan yang bersifat lebih spesifik dan mikro. Proses
perencanaan pembangunan daerah jauh lebih kompleks dan rumit, karena menyangkut
perencanaan pembangunan bagi suatu wilayah dengan berbagai komunitas, lingkungan dan
kondisi sosial yang ada didalamnya. Apalagi bila mencakup wilayah pembangunan yang luas,
kultur sosialnya amat heterogen, dengan tingkat kepentingan yang berbeda. Berdasarkan uraianuraian diatas, dapat diartikan bahwa ; perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses
penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur didalamnya, guna
pemanfaatan dan pengalokasian sumber-sumber daya yang ada dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu tertetu.
Sedangkan oleh Affandi Anwar dan Setia Hadi dalam Riyadi (2004 ; 8) mengatakan
perencanaan pembangunan wilayah diartikan sebagai suatu proses atau tahapan pengarahan
kegiatan pembangunan disuatu wilayah tertentu yang melibatkan interaksi antara sumberdaya
manusia dengan sumberdaya lain, termasuk sumberdaya alam dan lingkungan melalui investasi.
Dikatakan wilayah tertentu karena memang implementasinya hanya dapat digunakan
didaerah tertentu, dimana penelusuran lapangan dilakukan, sehingga tidak mungkin
diimplementasikan didaerah lain secara utuh, kecuali untuk hal-hal tertentu saja yang memiliki
kesamaan kondisi dan tuntutan kebutuhan yang hampir sama. Jenssen (1995) dalam Riyadi,
Deddy Supriady Baratakusumah (2004;8) merekomendasikan bahwa perencanaan pembangunan
8
daerah harus memperhatikan hal-hal yang bersifat kompleks tadi, sehingga prosesnya harus
memperhitungkan kemampuan sumberdaya yang ada, baik sumberdaya manusia, sumber daya
fisik, sumber daya alam, keuangan, serta sumber-sumber daya lainnya.
Dalam konteks ini ia menyebutnya dengan istilah pembangunan endogen, atau dengan
kata lain pembangunan yang berbasis potensi. Selain itu, perencanaan yang mempertimbangkan
kondisi spatial suatu daerah juga menjadi hal penting dalam proses perencanaan pembangunan
daerah. Pembangunan daerah akan mencakup suatu raung tertentu, sehingga diperlukan adanya
penataan ruang yang efektif, dimana tataruang akan mempengaruhi proses pembangunan beserta
implikasinya.
Ciri-ciri pembangunan daerah menurut Riyadi, Deddy Supriady Bratakusumah (2004 ; 9)
meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Menghasilkan program-program yang bersifat umum.
2. Analisis perencanaan bersifat makro/luas
3. lebih efektif dan efisien digunakan untuk perencanaan jangka menengah dan panjang.
4. memerlukan pengetahuan secara interdisipliner, general dan universal, namun tetap
memiliki spesifikasi masing-masing yang jelas.
5. fleksibel dan mudah untuk dijadikan sebagai acuan perencanaan pembangunan jangka
pendek (1 tahunan).
Dengan melihat berbagai pengertian mengenai perencanaan maupun perencanaan
pembangunan di atas dapat disimpulkan bahwa tidak semua perencanaan adalah merupakan
perencanaan pembangunan. Suatu perencanaan disebut sebagai perencanaan pembangunan
apabila dipenuhi berbagai ciri-ciri tertentu serta adanya tujuan yang bersifat pembangunan. Ciri
suatu perencanaan pembangunan (agent of development) oleh karena perencanaan pembangunan
sendiri merupakan bagian dari administrasi pembangunan yang menjadi bagian kewenangan
pemerintah.
Bahwa Perencanaan Pembangunan Daerah memerlukan Koordinasi dari semua unsur
yang terlibat dalam rangka menghasilkan sebuah program dan kegiatan yang holistik dan
komprehensif, Selain itu Perencanaan Pembangunan Daerah harus mampu menentukan prioritas
program dan kegiatan berdasarkan fakta dan data dari potensi daerahnya, serta harus mempunyai
sumberdaya yang mempunyai kemampuan yang baik secara interdisipliner, sehingga koordinasi
9
sekali lagi sangat diperlukan dalam pembuatan sebuah perencanaan pembangunan yang
terintegrasi, tersinkronisasi, dan menyeluruh.
10
BAB 3. PEMBAHASAN
3.1 Profil Singkat Kabupaten Lumajang
Secara astronomis Kota Lumajang terletak pada posisi 112°5’-113°22’ Bujur Timur dan
7°52’-8°23’ Lintang Selatan. Dengan wilayah seluas 1.790.90 km² kota ini terbagi menjadi 20
wilayah kecamatan dan 202 desa/kelurahan dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah utara : Desa Selokbesuki, Kutorenon, atau Kecamatan Sukodono.
Sebelah timur : Desa Sumberejo, Selokbondang, Urang Gantung (Kecamatan Lumajang)
Sebelah selatan : Desa Labruklor, Labrukkidul, Grati (Kecamatan Lumajang).
Sebelah barat : Desa Kebonagung, Babakan, Klanting (Kecamatan Sukodono).
Sisi belahan Kabupaten Lumajang sebelah utara merupakan daerah perbukitan dan
pegunungan yang kering dan tandus, sedangkan di bagian tengah-selatan berupa dataran rendah
hingga tinggi yang subur dengan iklim basah, dan belahan berat-selatan merupakan dataran
rendah dan tinggi dimana kondisinya kurang subur dan kering. Kota Lumajang pada tahun 1999
mempunyai curah hujan mencapai 2.180 mm dengan rata-rata hujan 117,5 hari/tahun.
3.2 Analasis Wilayah Kabupaten Lumajang
Dalam penyusunan rencana strategis pembangunan daerah setiap perencanaan
pembangunan disusun berdasarakan tolok ukur dan kriteria tertentu yang menjadikan kebijakan
tersebut cukup urgent untuk segera dilakasanakan. Dan diharapkan dari implementasi kebijakan
tersebut akan memebrikan dampak yang besar terhadap perekonomian daerah. Seperti telah
disebutkan pada pembahasan anlisis wilayah kali ini kami menjadikan Kabupaten Lumajang
sabagai daerah analisis kami. Terkait point analisis wilayah yang kami lakukan dapat dilihat pada
matriks di bawah ini.
N
BIDANG/
MASAL
PENDU
PENGHA
11
PROGRAM/
KELO
KETERA
O
SEKTOR
AH
KUNG
MBAT
PROYEK
MPOK
NGAN
SASAR
1.
Sosial
SDM
Jumlah
Tingkat
Pendidikan
Rendah
penduduk pendidikan gratis
AN
Dalam
Pemberian
hingga jangka
bebas
usia
yang
jenjang SMA/ pendek
biaya SPP
anak-
masih
Sederajat
sasarann
selama
anak dan rendah
ya
bersekolah
remaja
adalah
.
cukup
siswa
biaya
tinggi.
yang
tersebut
bersekol
diutamaka
ah
di n
untuk
sekolah
kalangan
negeri
siswa
atau
miskin
sekolah
yang
dibiayi
oleh
pemerint
ah
setelah
itu
dikemba
ngkan
untuk
semuas
siswa
yang
bersekol
12
Bebas
ah
di
negeri
ataupun
2.
Pangan/
Penuruna Kondisi
Produktivi
Pertanian
n
tas
geografis
Intensifikasi
dan sector
swasta.
Kelomp
ok
Pengguna
tani naan bibit
pertumbu dan tanah kualitas
pertanian
yang
unggul
han
yang
produk
dalam
berada
dan
sector
subur.
pertanian
meningkatkan
di
teknologi
pertanian
masih
daya
yang
rendah.
produk
rendah.
saing daerah
dan basis
guna
meningkat
komoditas
sektor
kan
pertanian.
pertania
produktivi
n.
tas
dan
kapasitas
produksi
3.
Pariwisata
Pengelol
Potensi
Akses,
Satu
Desa
pertanian.
Dilakukan
aan
wilayah
infrastrukt
kecamatan
yang
melaui
kawasan
dalam
ur,
satu
wisata
sektor
promosi,
wisata
wisata
yang
uan dan ur
terutama
masih
potensi
Melakuka
wisata
rendah
unik
n
alam
ditinjau
pemberda
cukup
dari segi yaan
tinggi
social,
masyaraka
karena
budaya
t pedesaan
did
dan
dalam
dukung
alamnya
meningkat
kondisi
yang
kan
geografis
mampu
potensi
13
desa memiliki
perbaikan
kemamp
infrastrukt
dan
untuk
desa yang
dikemba
dimiliki
ngkan
untuk
menadi
dikelola
desa
menjadi
wisata
desa
wisata
secara
4.
Pertambang
Eksplota
an dan SDA
si
Tingkat
SDA pertumbu
Semua
baik
Program
n industri peningkatan
industri
dilakukan
dengan
Pengelolaa
Program
yang
han
yang
efektifitas
pertamb
membah
Industri
masih
pengelolaan,
ahan dan cara
ayakan
pengelola
rendah.
konservasi dan pengolah monitorin
lingkung
n
cukup
rehabilitasi
an
di g
dan
an (studi berkemba
sumber
daya Kabupat
pembuatan
kasus
alam
yang en
landasan
ng pesat
pertamba
lestrasi
ngan
Lumajan
hulum
g
yang luat
pasir)
terhadap
kegiatan
5.
Sosial
Kesejahter
program
e
han
aan
bantuan tunai n untuk sikan dana
Kemiski
pendapat
masyarak
untuk keluarga 20%
tunai
nan yang an
secara
sangat miskin
kelompo
untuk
masih
perkapita
umum
k
keluarga
tinggi
msayarak
masih
pendapat
miskin
at cukup rendah
an
serta dana
tinggi
masyara
pendidika
kat
m
terendah
untuk
14
Ditujuka
tersebut
mengaloka
Prosentas Pertumbu
dasar
keluarga
miskin
6.
Teknologi
Penetrasi
Tingkat
Infrastrukt
Internet masuk Desa di Program
dan
akses
buta
ur
Informasi
internet
huruf
fasilitas
internet
usia
yang
44 tahun dan
g
rendah
cukup
informasi
belum
peningkata
rendah
masih
mendapt
n
belum
kan
kegiata
menjangka
akses
dengan
u
internet
pendekata
daerah
secara
n
masih
menyelu
pelatihan
rending
ruh atau
dan desa
10- teknologi
semua
Kabupat
ini
en
dilaksanak
Lumajan
an melalui
yang perbaikan,
dan
tergolon
g
sebagai
desa
yang
7.
Ekonomi
Kurangn
Rata-rata
Kurangnya Melakukan
terpencil
Melakuk
Menyiapk
ya
tenaga
pembinaan
pembinaan
an
an
pembina
kerja
UMKM
UMKM
pembina
yang layak
an
UMKM
an
dan
UMKM
tahun
kepada
strategis
2004-
semua
serta
2010
UMKM
melanjutk
lumayan
di
an
bagus
kabupate
pemberian
n
pinjaman
15
lahan
Lumajan
dana tanpa
g
bunga atau
dengan
bunga
yang
kompetitif
pada
UMKM
Dari masing-masing kerangka analisis wilayah tersebut kemudian diperjelas dan
diidentifikasi lagi dalam bentuk kebijakan pembungan daerah. Hasil identifikasi tersebut dapat
dilihat melalui matriks di bawah ini.
3.3 Identifikasi Kebijakan Pembangunan Daerah
Dari analisis wilayah yang telah dibuat tabel diatas dilakukan spesifikasi dan identifikasi setiap
kebijakan daerah. Hasil identifikasi kebijakan daerah tersebut dapat ditampilkan melalui matriks
di bawah ini. Penjelasan dan data pendukung tiap kebijakan akan diuraikan dibawah matriks
tersebut.
N
O
1
KEBIJAKAN/
SEKTOR/
PROYEK/
TUJUAN
PROGRAM
Peningkatan kualitas
PROGRAM
Pendidikan Gratis
KEGIATAN
Dalam jangka
SDM Kabupaten
hingga Jenjang
pendek sasarannya
Pembanguna
Lumajang
SMA/Sederajat
adalah siswa yang
n Manusia
bersekolah di
Kabupaten
sekolah negeri atau
Lumajang
sekolah yang
mengalami
dibiayi oleh
peningkatan
pemerintah setelah
16
1. Indeks
2. Angka
itu dikembangkan
Partisispasi
untuk semuas siswa
Sekolah
yang bersekolah di
mengalami
negeri ataupun
swasta.
peningkatan
3. 3. Tingkat
Buta Huruf
mengalami
2
3
Revitalisasi
Intensifikasi sektor
Penggunanaan bibit
penurunan
Terjadinya
peningkatan ketahanan
pertanian dalam
unggul dan
peningkatan dalam
pangan guna
meningkatkan daya
teknologi guna
hal kualitas dan
mendukug
saing produk dan
meningkatkan
kuantitas produk
Swasembada Pangan
komoditas
produktivitas dan
pertanian
Kabupaten Lumajang
pertanian.
kapasitas produksi
Pembentukan dan
Satu Kecamatan
pertanian.
Penambahan
pengelolaan kawasan
Satu Desa Wisata
alokasi dana APBD
ada di
wisata yang kompetitif
untuk sektor
wilayah
di Kabupaten
pengelolaan dan
Lumajang
Lumajang
pengembangan dan
dapat
pengelolaan potensi
menarik lebih
wisata desa
banyak
1. Wisata yang
wisatawan.
2. Peningkatan
pendapatan
daerah dari
sektor wisata.
3. Peningkatan
perekonomia
n masyarakat
disekitar
daerah
wisata.
4
Intensifikasi, dan
Pengelolaan
Program
17
Terjadi
pemanfaatan sumber
sumber daya alam
peningkatan
peningkatan
daya Alam
berbasis
efektifitas
produktivitas
berkelanjutan di
lingkungan dengan
pengelolaan,
dan pelestarian
Kabupaten Lumajang
memperhatikan
konservasi dan
lingkungan
kelestarian alam
rehabilitasi sumber
daya alam yang
5
hasil
sektor
sumber
daya
alam yang ada
Penanggulangan
Program bantuan
lestrasi
mengalokasikan
Kemiskinan dan
tunai untuk
dana tunai untuk
keluarga sangat
Peningkatan
keluarga sangat
keluarga miskin
miskin menghindari
Kesejahteraan
miskin
serta dana
kemiskinan dan
Masyarakat Kabupaten
pendidikam dasar
meningkatkan daya
Lumajang
untuk keluarga
beli masyarakat
miskin
dalam jangka pendek
untuk membantu
dan memastikan
generasi berikutnya
sehat dan
menyelesaikan
pendidikan dasar
6
Peningkatan Sarana
Program internet
Pengaloakasian
1. Peningkatan
fasilitas Publik di
masuk desa
anggaran untuk
kualitas
kegiatan internet
kehidupan
masuk desa
kehidupan
Kabupaten Lumajang
masyarakat
dalam hal
pemerataan
dan
peningkatan
akses
informasi
guna
18
meningkatka
n level
interaksi
sosial dan
keterlibatan
masyarakat
dengan dunia
luar.
2. Mewujudkan
masyarakat
modern yang
tidak
tertinggal
dengan
kondisi
globalisasi.
3. Mengenalkan
penggunaan
TIK untuk
perubahan
kehidupan
dan
pertumbuhan
ekonomi di
daerah
pelosok
pedesaan
akses murah
terhadap TIK
7
Pengembangan dan
Melakukan
Menyediakan
19
Meningkatnya
pemberdayaan UMKM optimalisasi
berbasis industry
tempat yang layak
pembinaan UMKM bagi pengusaha
tenaga kerja sektor
UMKM yang artinya
kreatif dalam
UMKM dan
mengurangi
mendukung
memberikan
pengangguran
Perekonomian
pinjaman dana
Kabupaten Lumajang
tanpa bunga
terhadap UMKM di
kabupaten
Lumajang
Pembahasaan dan penambahan data penunjang dari setiap program kebijakan dapat dijelaskan
melalui pont di bawah ini.
1. Peningkatan kualitas SDM di Kabupaten Lumajang
Salah satu tolok ukur agar terjadi peningkatan kualitas SDM adalah dapat dilihat data di
sektor pendidikannya. Program kebijakan yang dapat dilakukan adalah dalam
meninkatkan kualitas di bidang ini adalah pendidikan gratis sampai tingkat
SMA/Sederajat. Bidang ini harus mendapat perhatian serius dari PEMDA Kabupaten
Lumajang, karena berdasarkan data yang kami himpun dari publikasi BPS Jawa Timur
tahun 2014 menunjukkan bahwa, masih terdapat 9 daerah yang APS (Angka Partisipasi
Sekolah) usia 13-15 tahun dan 16 -18 tahun berada di bawah kondisi APS-nya Jawa
Timur, yaitu wilayah yang berada pada kwadran I. Dimana salah satunya adalah
Kabupaten Lumajang. Mengenai persebaran tersebut dapat dilihat pada scatter diagram di
bawah ini.
20
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa program dibidang pendidikan harus
mendapat prioritas.
Sedangkan perbandingan capaian APS kabupaten/kota dengan Jawa Timur untuk usia 1315 tahun dan 16-18 Tahun. Dapat dilihat pada scatter diagram di bawah ini. Pada tahun 2014,
masih terdapat 9 daerah yang APS usia 13-15 tahun dan 16 -18 tahun berada di bawah kondisi
APS-nya Jawa Timur, yaitu wilayah yang berada pada kwadran I. Dan lagi-lagi Kabupaten
Lumajang masuk di dalamnya. Interpretasi tersebut dapat dilihat melalui diagram di bawah ini.
21
Sementara wilayah-wilayah yang berada di kawasan tapal kuda (Kab.Jember, Lumajang,
Situbondo, Bondowoso, Kab.Probolinggo dan Kab.Pasuruan, dll) juga pulau Madura dari data
tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh penduduk usia 10 tahun ke atas masih relatif
22
rendah. Hal tersebut dipengaruhi oleh budaya masyarakat yang menganggap tidak perlu sekolah
tinggi-tinggi. Sedangkan jika dilihat dari data rata-rata lama sekolah Kabupaten Lumajang juga
berada di kondisi di bawa rata-rata angka lama sekolah provinsi di Jawa Timur. Dari kesimpulan
tersebut menunjukkan bahwa pembangunan dan peningkatan kualitas pendidikan harus dapat
ditingkatkan.
2. Revitalisasi peningkatan ketahanan Pangan Kabupaten Lumajang
Berdasarkan PDRB per sektor menunjukkan bahwa sektor pertanian masih cukup mendominasi
terhadap komposisi perekonomian di Kabupaten Lumajang.
Tetapi jika dilihat perumbuhannya berdasarkan harga konstan tingkat perumbuhan cukup
kecil oleh karena itu peningkatan melalui program Intensifikasi sektor pertanian dalam
meningkatkan daya saing produk dan komoditas pertanian diharpkan akan mampu
menumbuhkan sektor pertanian menjadi lebih tinggi dan terjadinya peningkatan dalam hal
kualitas dan kuantitas produk pertanian. Program ini dapat ditempuh melalui salah satunya
penggunanaan bibit unggul dan teknologi guna meningkatkan produktivitas dan kapasitas
produksi pertanian.
3. Program Pengelolaan Kawasan Wisata
23
Implementasi program ini dapat dilakukan melalui pembentukan dan pengelolaan kawasan
wisata yang kompetitif di Kabupaten Lumajang. Dari data dibawah menunjukkan bahwa sektor
pariwisata yang masuk kedalam sektor tersier menujukkan peningkatan diatas rata-rata. Sehingga
program kebijakan di sektor pariwisata juga cukup menjanjikan untuk lebih dikembangkan lagi.
Selain sector paiwisata perlu mendapat perhatian khusus karena infrastruktur public
sperti transportasi dan jalan raya kondisnya cukupbaik, tetapi dari aspek pengelolaan perlu
dingkatkan agar sector wista memiliki daya saing yag cukup tinggi.
4. Intensifikasi, dan pemanfaatan sumber daya Alam berkelanjutan di Kabupaten
Lumajang
Core pelaksanaan kebijakan tersebut saah satunya melalui Pengelolaan sumber daya alam
berbasis lingkungan dengan memperhatikan kelestarian alam. Seperti kita ketahui akhir-akhir ini
sector industry penggalian terutama penggalian pasir yang menjadi komoditas yang cukup
terkenal di Kabupaten Lumajang cukup mendapat sorotan dikarenakan dicurigai industry
tersebut mengabaikan factor lingkugan dan pelestarian lingkungan. Walaupun pertumbuhan
sector pertambangan dan penggaian masih di bawah pertumbuhan eknomi kabupten (ditunjukkan
dari tabe diatas. Pengelolaan ini ckup penting dilakukan agar terjadinya pelestarian lingkungan
dan pemanfaatan sumber daya dapat dimanfaat dalam janga panjang untuk generasi berikutnya.
5. Penanggulangan Kemiskinan dan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten
Lumajang
24
Core program ini dapat dilakukan melalui Program bantuan tunai untuk keluarga sangat
miskin sehingga terjadi peningkatan daya beli masyaakat. Selain implementasi dalam jangka
panjang dapat dilakukan melalui pengalokasian anggaran untuk bidang pendidikan guna
memutus mata rantai kemiskinan bagi generasi berikutnya karena Manfaat pendidikan bagi
masyarakat dapat diibartakan sebagai instrumen pembebas, yakni membebaskan masyarakat dari
belenggu kemiskinan, keterbelakangan, kebodohan, dan penindasan. Selain itu, pendidikan yang
baik seharusnya berfungsi pula sebagai sarana pemberdayaan individu dan masyarakat
khususnya guna menghadapi masa depan.
Untuk sedikit Dari data yang kami himpun dari BPS Jawa Timur menujukkan bahwa
kondisi kemiskinan di kabupaten lumajang dari tahun 2006-2011 menujukan bahwa ternyata
tingkat kemiskinan di Kabupaten Lumajang cukup tinggi dan lebih tinggi dibandingkan dengan
rata-rata provinsi di Jawa Timur pada tahun 2011 menujukkan angka 12,49%.
6. Peningkatan Sarana fasilitas Publik di Kabupaten Lumajang
Spesifikasi kebijakan program yang dapat diimplementasikan salah satunya adalah
Program internet masuk desa. Program ini masuk kedalam kerangka analisis kami karena
Perkembangan
teknologi
komunikasi
informasi
memiliki
implikasi
dalam
perilaku
berkomunikasi masyarakat. Jika sebelumnya masyarakat membutuhkan waktu lama untuk
menyampaikan informasi, maka sekarang hanya butuh beberapa menit, bahkan detik saja untuk
menyampaikan informasi, yakni dengan cara berkomunikasi dengan telepon genggam. Hal yang
sam a di hadapi oleh masyarakat di zaman ini adalah mendapatkan informasi semakin mudah dan
25
cepat diperoleh dengan menggunakan internet untuk mengetahui berbagai macam informasi
terkait current affairs, mulai kehidupan politik, sosial, budaya, hingga agama. Meskipun begitu,
tidak semua masyarakat bisa menikmati perkembangan tersebut karena keterbatasan infrastruktur
komunikasi.
Sejauh ini kami belum menemukan data statistic tentang pengguna internet di kabupaten
Lumajang. Tap jika dilihat dari sumbangan sector komunikasi terhadap PDB berdasarkan harga
konstan tahun 2000 di Kabupaten Lumajang menunjukkan bahwa nilai share sector komunikasi
masih cukup rendah. Dari data menujukkan dari tahun 2009-2014 menjkkan pertumbuhan yang
relative stagnan.
7. Pengembangan dan pemberdayaan UMKM berbasis industri kreatif dalam mendukung
Perekonomian Kabupaten Lumajang
Kerangka proyek pengembangan program yang dapat dilaksana adalah dengan
melakukan optimalisasi pembinaan UMKM agar lebih produktif dalam menyerap tenaga kerja
dan meiliki daya saing yang cukup tinggi. Sehingga goalnya terhadap pengurangan
pengangguran dapat tercapai. Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN ( MEA) tahun 2015
mendatang, sektor UMKM terus didorong untuk memperkuat basis kualitas hasil produksinya.
Bahkan, pelaku industri rumahan ini diminta gencar memamerkan produk unggulannya agar
mampu bersaing di pasaran. Pengembangan tersebut dapat dilakuka melalui kegiatan Pelatihan
yang diberikan, diantaranya dalam bentuk manajemen produksi, mulai pengolahan, pengemasan,
branding hingga pasca produksi dengan mencari peluang pasarnya.
Dari data yang dikeluarkan kementrian koperasi dan UMKM Jawa Timur tahun 2010
menunjukkan bahwa penyerapan tenaga kerja untuk sector UMKM di Kabupaten Lumajang
cukup tinggi sekitar 205 ribu tenaga kerja yang terserap d sector UMKM. Jika dilihat
berdasarkan jumlah tenaga kerja kabupaten lumajang pada tahun yang sama dari tebel diatas
26
yang diambil dari data kementrian tenaga kerja dan transmigrasi menujukkan bahwa nilai
tersebut menvapai prosentase 43,4 % suat angka yang cukup tinggi. Data menegenai jumlah
tenaga kerja di sector UMKM dapat dilihat pada data dibawah ini.
27
BAB 4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis kami mengenai tujuh kebijakan pembangunan ekonomi di
Kabupaten Lumajang menujukkan bahwa sebenarnya Kabupaten ini punya potensi yang sangat
besar terhadap peningkatan pembangunan darah di beberapa sector salah satunya adalah sector
pariwista yang termasuk kedalam kelompok dengan tingkat pertumbuhan yang cukup tinggi tapi
saying sumbangan terhadap nilai PDRB daerahnya masih rendah. Sektor lain yang mempunyai
prospek yang cukup bagus dalam prioritas pembangunan ekonomi daerah adalah adalah sector
UMKM yang dapat ditunjukkan dari penyerapan tenaga kerja yang cukup tinggi.
4.2 Saran
Terlepas dari beberapa potensi tersebut, Kabupaten Lumajang juga mempunyai beberap
kelemahan diantaranya adalah kualitas SDM dan tingkat pendidikan masyarakatnya masih
rendah. Oleh karena itu, perencanaan pembangunan daerah harus diprioritaskan kea rah yang
lebih komperhensif dan holistic dalam mendukung daya dukung ekonomi daerah. Sektor yang
menjadi kelemahan harus diprioitaskan terlebih dahulunkemudian untuk sector yang cukup
berpotensi untuk dikembangkan dapat ditingkatkan penggunaan dan pemanfaatannya salah
satuya melalui aspek pengelolaan an pengorganisasian yang cukup baik.
28
DAFTAR PUSTAKA
P. Todaro, Michael. Stephen C. Smith. 2012. Economic Development 11th Edition. New York:
Pearson Press.
Sjafrizal. 2009. Ekonomi Regional: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Niaga Swadaya.
Tarigan, Robinson. 2014. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi Edisi Revisi. Jakarta: Bumi
Aksara.
BPS Lumajang. 2014. Kabupaten Lumajang Dalam Angka Tahun 2014. Lumajang: Publikasi
BPS
Lumajang.
BPS Jawa Timur. 2014. Profil Pembangunan Ekonomii Jawa Timur 2013. Surabaya: Pubikasi
BPS Jawa Timur.
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004. Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004.Tentang Pemerintahan Daerah.
29