PERANCANGAN DAN PEMBUATAN WEBSITE PENERBIT AL HUSNA UNTUK MENDUKUNG KEGIATAN PEMASARAN Skripsi

Skripsi

Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

TITI ANGELA M Y I0303051 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET

3.8.1 Pengujian Aplikasi Sistem.............................................

3.8.2 Analisis Sistem Perbandingan Sekarang dan Usulan....

3.9 Kesimpulan dan Saran............................................................

III-6 III-6 III-6

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM..............................

4.1 Analisis Sistem Penjualan Sekarang………………….…..….

4.1.1 Alur Aktivitas Penjualan Sekarang …………….….…...

4.1.2 Analisis Proses Penjualan Sekarang…………………...

4.2 Kebutuhan Sistem……………………………………….……

4.3 Perancangan Alur Aktivitas Sistem Usulan…………………..

4.4 Data Flow Diagram (DFD) Sistem Usulan………………….

4.5 Perancangan Sistem…………………………………………

4.5.1 Perancangan Database………………………………………

4.5.2 Perancangan Sistem Aplikasi Bisnis……………………

4.5.3 Perancangan User Interface………………………………..

4.6 Pembuatan Aplikasi…………………………………………...

IV-1 IV-1 IV-1 IV-3 IV-4 IV-4 IV-7 IV-10 IV-10 IV-25 IV-26 IV-39

BAB V INTERPRETASI HASIL DAN PENGUJIAN SISTEM………….

5.1 Pengujian Aplikasi Sistem…………………………….………

5.2 Analisis Sistem Sekarang dengan Sistem Usulan…………….

5.3.1 Sistem Sekarang………………………………………..

5.3.2 Sistem Usulan…………………………………………..

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………...

6.1 KESIMPULAN………………………………………………

6.2 SARAN………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

V-1 V-1 V-4 V-4 V-5 VI-1 VI-1 VI-1

Tabel 5.1 Tabel 5.2 Tabel 5.3 Tabel 5.4 Tabel 5.5

Pengujian Aplikasi Sistem Back End……………………….. Pengujian Aplikasi Sistem Front End……………………. Pengujian Menu Login (Valid Case)………………………... Pengujian Menu Login (Invalid Case)………………………. Pengujian Proses ……………………………………

V –1

V –2

V –2

V –3

V –3

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Penerbit Al Husna………………. II-3 Gambar 2.2

Skema Urutan Proses Penerbitan.................................. II-6 Gambar 2.3

Control Panel pada XAMPP…………………............. II-22 Gambar 3.1 Gambar 4.1 Gambar 4.2 Gambar 4.3

Flowchart Metode Penelitian………………………… Alur Aktivitas Penjualan Sekarang………………….. Alur Aktivitas Penjualan Usulan……………………. Context Diagram Sekarang.........................................

III-1 IV-2 IV-6 IV-7

Gambar 4.4 Gambar 4.5

Hierarchy Chart............................................. .............. DFD Level 0 Sistem Usulan.........................................

IV-8 IV-8

Gambar 4.6 DFD Level 1 Proses Pemesanan Sistem Usulan ….… IV-9 Gambar 4.7

DFD Level 1 Proses Update Data............................... IV-9 Gambar 4.8

DFD Level 1 Proses Pengecekan Laporan................... IV-10 Gambar 4.9

ER dari Conceptual Data Modelling …....................... IV-13 Gambar 4.10

Relasi antara Entitas Buku dan Entitas Pesanan ……... IV-17 Gambar 4.11

Menghilangkan Multi Valued Attribute pada Entitas Buku.............................................................................

IV-18 Gambar 4.12

Menghilangkan Multi Valued Attribute pada Entitas Pesanan ………………………………....…………….

IV-19 Gambar 4.13

Perancangan Database Logikal...................................... IV-19 Gambar 4.14

Relationship Diagram.................. ................................. IV-24 Gambar 4.15

Arsitektur Sistem Database ………………………….. IV-25 Gambar 4.16

Arsitektur Jaringan…………….................................... IV-26 Gambar 4.17

STD beranda bagian Front End …...…………………. IV-27 Gambar 4.18

User Interface Beranda Front End................................ IV-28 Gambar 4.19

User Interface Menu Profil ………………..………… IV-29 Gambar 4.20

User Interface Menu Buku ……..…………………… IV-30 Gambar 4.21

User Interface Detail Buku ………………………….. IV-30

Gambar 4.26 Gambar 4.27 Gambar 4.28 Gambar 4.29 Gambar 4.30 Gambar 4.31 Gambar 4.32 Gambar 4.33 Gambar 4.34 Gambar 4.35 Gambar 4.36

STD back End……………………………………………… User Interface Menu Login Back End…………………. User Interface Pesan Kesalahan……………………... User Interface Menu Beranda Back End…………….… User Interface Menu Pesanan Back End………………. User Interface Pesan Masuk Back End………………… User Interface Baca dan Reply Email Back End……… User Interface Ongkos Kirim Back End……………… User Interface Jasa Pengiriman Back End……………. User Interface Laporan Back End…………………….. User Interface Detail Laporan Back End……………..

IV-34 IV-34 IV-35 IV-35 IV-36 IV-36 IV-37 IV-37 IV-38 IV-38 IV-38

WEBSITE PENERBIT AL HUSNA UNTUK MENDUKUNG KEGIATAN PEMASARAN Skripsi. Surakarta : Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Januari 2012.

Penerbit Al Husna mengalami penurunan pada aktivitas penjualan online melalui blog. Banyak pelanggan yang mengeluhkan jika blog yang digunakan kurang informatif dan kurang user friendly. Oleh sebab itu, perlu adanya perancangan dan pembuatan website yang mampu meningkatkan pelayanan kepada pelanggan, serta terdapat fasilitas laporan penjualan yang dapat digunakan oleh manajemen Al Husna.

Terdapat tiga tahap dalam proses perancangan dan pembuatan website Penerbit Al Husna untuk mendukung kegiatan pemasaran. Tahap pertama melakukan analisis sistem sekarang untuk mengetahui kebutuhan sistem usulan. Tahap kedua merancang data flow diagram berdasarkan analisis kebutuhan sistem. Tahap terakhir adalah perancangan sistem yang terdiri dari perancangan database , perancangan sistem aplikasi bisnis, dan perancangan user interface.

Perancangan database terdiri dari perancangan database konseptual, fisikal, dan logikal. Perancangan sistem aplikasi bisnis terdiri dari perancangan arsitektur sistem, arsitektur jaringan, dan sistem keamanan, sedangkan perancangan user interface terbagi menjadi user interface untuk bagian back end dan front end.

Website yang telah dibuat diuji dengan menggunakan metode Blackbox. Hasil dari proses pengujian adalah website yang telah dibuat mampu bekerja dengan baik dan user interface yang telah dibuat sudah user friendly.

Kata kunci : website, penjualan online, data base, metode blackbox xvii + 83 halaman; 40 gambar; 37 tabel. Daftar Pustaka: 17 (1989-2011)

Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat dari penelitian yang telah dilakukan. Selanjutnya diuraikan mengenai batasan masalah, asumsi yang digunakan dalam permasalahan, dan sistematika penulisan untuk menyelesaikan penelitian. Pokok bahasan dalam bab ini diharapkan memberikan gambaran umum mengenai penelitian yang dilakukan dan perlunya penelitian ini dilakukan.

1.1 Latar Belakang

Penerbit Al Husna merupakan sebuah penerbitan yang khusus menerbitkan buku – buku Islam terjemahan. Sebagai perusahaan yang terbilang masih muda, berdiri tanggal 20 Mei 2008, Penerbit Al Husna memerlukan pemasaran yang tepat sesuai dengan kondisi perusahaan.

Penerbit Al Husna sampai sekarang belum mempunyai toko buku sendiri karena pada awalnya hanya mengkhususkan pada penerbitan saja, sehingga untuk penjualannya dititipkan di toko buku wilayah Jogjakarta dan sekitarnya. Sedangkan untuk pendistribusian buku, dipercayakan kepada distributor Gema Ilmu.

Selain dengan bantuan Gema Ilmu, Penerbit Al Husna juga mencoba untuk memasarkan sendiri buku terbitannya. Al Husna mulai melakukan kegiatan promosi melalui penyebaran brosur ke beberapa pondok, memasang iklan di majalah Asy Syariah, menjual di pengajian umum, serta mempromosikan pada blog pribadi pemilik perusahaan.

Setelah melakukan promosi, banyak calon pembeli yang melakukan pemesanan buku melalui sms dan telepon. Jika calon pembeli menginginkan informasi fisik buku, maka Penerbit mengirim gambar dan deskripsi buku melalui email. Beberapa calon pembeli di wilayah Jogjakarta, melakukan pembelian dengan secara langsung datang ke tempat produksi Al Husna.

memesan buku kepada penerbit dengan perantaraan blog. Bahkan beberapa pembeli menjadi pelanggan tetap karena melakukan pembelian rutin secara online . Selain itu, wilayah pemasaran Penerbit Al Husna pun berkembang, sedangkan biaya promosi berkurang.

Akan tetapi, akhir-akhir ini pengunjung blog yang biasa memesan buku, mengalami penurunan dan banyak yang mengeluhkan jika blog kurang informatif, kurang user friendly, dan tidak lengkap karena tidak adanya fasilitas belanja online .

Keluhan tentang kurang informatif dan kurang user friendly, dikarenakan oleh mulai banyaknya buku yang sudah diterbitkan, akan tetapi pencarian informasi terhadap buku mengalami kesulitan karena campur aduk dengan postingan pribadi pemilik blog, sehingga menyulitkan pengunjung dalam mengakses sebuah buku yang diminatinya. Imbasnya, pelanggan tetap pun akhirnya melakukan pemesanan buku melalui sms dan telepon, serta meminta dikirim email tentang buku yang baru terbit.

Keluhan dari para pelanggan tersebut dapat diselesaikan dengan membuat website yang khusus digunakan untuk penjualan buku. Keluhan tentang tidak adanya fasilitas belanja online, dapat diselesaikan dengan penambahan fasilitas belanja online.

Website Penerbit Al Husna yang dibuat, diharapkan mampu meningkatkan pelayanan kepada pelanggan lama dan menambah pelanggan baru. Selain itu, website tersebut juga perlu diberi fasilitas laporan penjualan agar bisa digunakan oleh pihak manajemen Al Husna.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dihadapi, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana merancang dan membuat website Penerbit Al Husna.

Penerbit Al Husna yang dilengkapi dengan fasilitas informasi buku dan pemesanan bagi pelanggan, serta fasilitas laporan penjualan yang dapat digunakan oleh pihak manajemen Al Husna.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah

1. Mempermudah pelanggan dalam mencari informasi buku serta melakukan pemesanan online.

2. Memberikan output berupa laporan penjualan bagi pihak manajemen Al Husna.

1.5 Batasan masalah

Dalam pengerjaan penelitian ini terdapat ketentuan untuk membatasi penelitian ini agar tidak meluas atau melenceng dari tujuan penelitian. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Penelitian hanya dilakukan terhadap masalah sistem informasi tanpa memasukkan unsur pembiayaan dalam perancangan dan pembuatan sistem.

2. Penelitian dilakukan sampai tahap pembuatan protoype sistem

1.6 Asumsi

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu aktivitas penjualan di Penerbit Al Husna tidak mengalami perubahan selama penelitian dilakukan.

1.7 Sistematika Penulisan

Sebagai dasar atau kerangka dalam penyusunan laporan yang sesuai dengan panduan penyusunan laporan yang telah ditentukan maka penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut : Sebagai dasar atau kerangka dalam penyusunan laporan yang sesuai dengan panduan penyusunan laporan yang telah ditentukan maka penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas mengenai gambaran umum perusahaan, sistem informasi manajamen dan database, serta PHP, MySql dan Apache, yang berguna sebagai acuan dalam melaksanakan penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tahapan yang dilalui dalam penyelesaian masalah secara umum yang berupa gambaran terstruktur dalam bentuk flowchart sesuai dengan permasalahan yang ada mulai dari studi pendahuluan, pengumpulan data, sampai dengan pengolahan data dan analisis.

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Bab ini berisi data-data yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah, kemudian dilakukan pengolahan data secara bertahap.

BAB V INTERPRETASI HASIL DAN PENGUJIAN SISTEM

Bab ini memuat uraian analisis dan interpretasi dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan hasil dari pengolahan data serta saran yang diperlukan untuk memperbaiki kondisi dan mendapatkan hasil yang lebih baik.

TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas mengenai konsep dan teori yang digunakan dalam penelitian, sebagai landasan dan dasar pemikiran untuk membahas serta menganalisa permasalahan yang ada.

2.1 Data Umum Perusahaan

2.1.1 Sejarah Perusahaan

Penerbit Al Husna merupakan sebuah perusahaan penerbitan buku-buku Islam di Indonesia. Pendiri Penerbit Al Husna menyatakan bahwa penerbitan ini didirikan dikarenakan keinginannya untuk mempunyai penerbitan sendiri setelah sekian lama bekerja di berbagai penerbitan. Berdiri pada tanggal 20 Mei 2008, nama Al Husna dipilih dengan pertimbangan bahwa Al Husna berarti kebaikan, juga nama lain dari surga, serta merupakan singkatan dari Ahlussunah wal Jama’ah .

Pada awal berdirinya, seluruh kegiatan perusahaan dilakukan oleh pendiri hingga buku ke dua, setelah itu perusahaan mulai merekrut tenaga freelance yang akhirnya menjadi mitra kerja tetap sampai sekarang.

Target produksi dari Penerbit Al Husna adalah mampu menerbitkan dua buku setiap bulan. Hampir seluruh buku yang diterbitkan berupa buku terjemahan, dikarenakan masih banyaknya buku-buku Islam bermutu yang belum diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Akan tetapi, hal itu tidak menutup kemungkinan bahwa ke depannya perusahaan akan menambah jumlah buku non terjemahan yang berkualitas dan sesuai dengan visi dan misi perusahaan.

Pemasaran buku Penerbit Al Husna pada awalnya diserahkan sepenuhnya pada distributor Gema Ilmu. Selanjutnya, penerbit berusaha untuk memasarkan sendiri dengan menjual buku melalui blog pribadi direktur Penerbit Al Husna,

Visi : Alhusna Penerbit Ahlussunnah Misi :

1. Menyebarkan dakwah ahlussunnah melalui buku.

2. Menyajikan buku-buku yang berkualitas serta mendidik.

3. Memberikan pemahaman yang benar kepada masyarakat mengenai Islam, berdasarkan Al Qur’an dan As Sunnah berdasarkan pemahaman generasi awal Islam.

2.1.3 Lokasi Perusahaan

Penerbit Al Husna berlokasi di Candi Gebang Permai BB 8 Jogjakarta 55584. Lokasi ini cukup dekat dengan penerbitan sejenis dan mitra bisnis perusahaan, sehingga menjadi keuntungan tersendiri bagi perusahaan.

2.1.4 Struktur Organisasi

Bentuk struktur organisasi Penerbit Al Husna adalah fungsional, di mana direktur utama berperan sebagai general manager yang membawahi dan mengawasi langsung semua aktivitas perusahaan. Bagan struktur organisasi dapat dilihat pada gambar 2.1.

Tugas dan wewenang masing-masing bagian organisasi perusahaan diuraikan sebagai berikut :

1. Direktur Direktur merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam Penerbit Al

Husna. Tugas dan wewenang direktur yaitu :

a. Menguasai dan menertibkan pelaksanaan aktivitas perusahaan agar sesuai dengan visi dan misi, serta prinsip yang dipegang.

b. Memimpin dan mengatur perkembangan perusahaan.

c. Mengatur dan mengelola semua laporan keuangan perusahaan.

d. Mengecek seluruh aktivitas perusahaan secara berkala.

Divisi produksi terdiri dari dua tim, yaitu :

a. Tim Naskah, bertanggungjawab dalam penyusunan buku agar dapat terbit sesuai deadline yang ditentukan, namun tetap menjaga kualitas isi dari buku produksi Al Husna. Tim Naskah terdiri dari beberapa elemen yaitu :

1. Penerjemah, bertugas menerjemahkan sebuah naskah yang akan diterbitkan.

2. Editor, bertugas mengedit naskah terjemahan.

3. Layouter, bertugas mengatur tata letak naskah.

4. Desainer Cover, bertugas mendesain cover –semenarik mungkin- dari naskah yang akan dicetak menjadi buku.

b. Tim Cetak, bertanggungjawab dalam proses pencetakan buku. Dalam proses percetakan, Penerbit Al Husna melakukan kerjasama dengan relasi bisnis, yaitu Percetakan Sumber Sarana Grafika.

3. Divisi Pemasaran Divisi Pemasaran bertugas dalam melakukan aktifitas promosi dan

pemasaran produk Penerbit Al Husna. Divisi Pemasaran terdiri dari dua tim, yaitu:

a. Tim Direct Marketing bertugas melakukan pemasaran langsung kepada konsumen / pelanggan.

b. Pengagenan, bertugas mendistribusikan buku pada agen-agen Al Husna. Untuk pengagenan, Penerbit Al Husna juga bekerja sama dengan Distibutor Gema Ilmu, yang sekaligus sebagai distributor tunggal dari Penerbit Al Husna.

Produk Penerbit Al Husna berupa buku-buku dengan kategori: adab dan akhlak, anak Islam, akidah, fikih, fikih ibadah, manhaj, muslimah, dan pemuda Islam.

Buku-buku yang diterbitkan mempunyai karakteristik sebagai berikut :

1. Buku Pegangan Ukuran

2. Buku Saku Ukuran

: 10.5 x 14 cm

Hampir seluruh buku yang sudah diterbitkan berupa buku-buku terjemahan dari buku-buku berbahasa Arab. Akan tetapi, hal itu tidak menutup kemungkinan bahwa ke depannya perusahaan akan menambah jumlah buku non terjemahan yang berkualitas dan sesuai dengan visi dan misi perusahaan.

2.1.6 Proses Produksi

Proses produksi dari sebuah perusahaan penerbitan merupakan proses terbit sebuah buku dengan melalui beberapa prosedur. Proses penerbitan pada Penerbit Al Husna melalui enam tahapan, yaitu :

1. Pemilihan Naskah Pemilihan naskah merupakan langkah awal dari proses penerbitan dan diuraikan lagi menjadi beberapa tahapan :

a. Naskah dilihat oleh direktur terlebih dahulu dan dipelajari.

b. Melakukan survei apakah naskah sudah pernah diterbitkan oleh penerbit lainnya atau belum.

c. Melakukan penelitian apakah naskah yang akan diterjemahkan itu c. Melakukan penelitian apakah naskah yang akan diterjemahkan itu

2. Penerjemahan Naskah Proses penerjemahan naskah dilakukan setelah naskah yang dipilih sudah disetujui oleh Direktur. Lama penerjemahan naskah tergantung dari tingkat kesulitan bahasa.

3. Pengeditan Naskah Proses pengeditan naskah dilakukan oleh editor. Pengeditan naskah dilakukan agar naskah yang sudah diterjemahkan dapat lebih dimengerti oleh pembaca. Hal ini dikarenakan seringnya naskah terjemahan dengan gaya bahasa masih terbawa dengan gaya bahasa buku aslinya. Setelah naskah selesai diedit, penerjemah memeriksa kembali naskah tersebut untuk menghindari adanya perubahan makna.

4. Pengaturan Tata Letak Naskah (Lay out) Lay out dilakukan dengan menambah unsur estetika agar para pembaca lebih tertarik dengan buku. Tim lay out memformat sebuah naskah sehingga terkoordinasi dengan baik menjadi sebuah buku. Proses ini menggunakan software adobe pagemaker 6.0.

Pengaturan tata letak naskah pada Penerbit Al Husna didasarkan pada ukuran buku, apakah buku akan diterbitkan dalam bentuk buku saku atau buku pegangan.

5. Desain Cover (Cover Design) Desain cover buku disesuaikan dengan judul dan isi buku. Desain cover dibuat semenarik mungkin karena hal yang dilihat pertama kali oleh konsumen dari sebuah buku adalah covernya. Proses cover design menggunakan software corel draw x3

6. Pemilihan Judul Buku

Al Husna.

Gambar 2.2 Skema Urutan Proses Penerbitan

2.2 Sistem Informasi Manajemen (SIM)

2.2.1 Pengertian Sistem Informasi Manajemen

Sistem Informasi Manajemen terdiri dari tiga kata, yaitu sistem, informasi, dan manajemen. Sistem terdiri-dari bagian-bagian yang saling berkaitan yang beroperasi bersama untuk mencapai beberapa sasaran atau maksud (Davis, 1999). Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau yang akan datang (Davis, 1999).Manajemen didefinisikan sebagai kegiatan mendayagunakan sumber–sumber (manusia dan non manusia) dan tugas melalui kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengaturan staf, kepemimpinan, dan pengontrolan sehingga dapat bekerja efektif untuk mencapai tujuan organisasi (Jogiyanto, 2009).

Sistem Informasi Manajemen menurut Gordon B. Davis (1995) adalah sebuah sistem manusia dan mesin yang terpadu untuk menyajikan informasi guna

PEMILIHAN NASKAH

PENERJEMAHAN

PENGEDITAN

PEMILIHAN JUDUL

LAY OUT

COVER DESIGN

Suatu sistem informasi manajemen dikembangkan dengan tujuan sebagai berikut (Kurniawan, 1998)

a. Organisasi dapat beroperasi secara efisien. SIM mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rutin secara lebih cepat dan mudah, efisiensi dapat dicapai berkat prestasi sistem pengolahan transaksi (Transaction Processing System – TPS) seperti sistem penggajian, sistem akuntansi, sistem personalia, sistem persediaan dan lain-lain.

b. Organisasi dapat beroperasi secara efektif. Jika TPS meningkatkan efisiensi pekerjaan rutin, maka efektivitas merupakan target dari sistem pendukung keputusan (Decision Support System - DSS). DSS memberikan informasi khusus kepada para pembuat keputusan dengan informasi dan model-model untuk simulasi. Informasi dan model-model ini dapat ditampilkan setiap kali dibutuhkan, dengan demikian DSS akan membantu para manajer agar dapat membuat keputusan yang lebih baik.

c. Organisasi dapat memberikan pelayanan yang lebih baik. Dengan SIM, maka kebutuhan terhadap informasi dapat segera dipenuhi dengan mudah yang pada akhirnya akan mampu meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan kepada konsumen.

d. Organisasi dapat meningkatkan usahanya. Dengan menerapkan SIM yang baik akan meningkatkan pangsa pasar terhadap produk yang dihasilkan. Sistem informasi manajemen akan menyebabkan terjadinya ketergantungan konsumen terhadap pelayanan yang diberikan dan akan enggan untuk pindah ke tempat lain sehingga organisasi lain akan kehilangan kesempatan untuk memperoleh langganan / konsumen baru sekalipun hal ini tidak mutlak terjadi dalam dunia usaha.

Sistem informasi manajemen memberikan dukungan dalam pengumpulan informasi atau perancangan rangkaian alternatif tindakan, memutuskan untuk memilih tindakan yang terbaik dari alternatif yang tersedia, dan melaksanakan pilihan, serta mengawasi hasil kegiatan. Sistem informasi manajemen dapat digunakan secara efektif untuk mendukung setiap tingkatan pada proses pengambilan keputusan. Selain itu, juga dapat mendukung berbagai gaya dan pilihan pengambilan keputusan kelompok.

Sistem informasi manajemen juga sangat membantu untuk merealisasikan keputusan dalam tindakan dan mengawasi tindakan serta memberikan umpan balik yang berkaitan dengan hasilnya. Dengan demikian, sesungguhnya sistem informasi manajemen akan mendukung setiap langkah di dalam proses pengambilan keputusan dari langkah identifikasi masalah sampai menetapkan pemilihan solusinya.

2.3 Perancangan Sistem

2.3.1 Flowchart

Bagan alir (flowchart) adalah bagan yang menunjukkan alir di dalam program atau prosedur sistem secara logika. Bagan alir digunakan terutama untuk alat bantu komunikasi dan untuk dokumentasi (Jogiyanto, 2009). Pada waktu akan menggambar suatu bagan alir, analis sistem, atau pemrogaman dapat mengikuti pedoman-pedoman sebagai berikut ini:

1. Bagan alir sebaiknya digambar dari atas ke bawah dan mulai dari bagian kiri dari suatu halaman.

2. Kegiatan di dalam bagan alir harus ditunjukkan dengan jelas.

3. Harus ditunjukkan dari mana kegiatan akan dimulai dan dimana akan berakhirnya.

4. Masing-masing kegiatan di dalam bagan alir sebaiknya digunakan suatu kata yang mewakili suatu pekerjaan.

ditunjukkan dengan jelas menggunakan simbol penghubung.

7. Gunakanlah simbol-simbol bagan alir yang standar. Bagan, nama dan fungsinya seperti yang disajikan pada tabel berikut :

Tabel 2.1 Simbol Flow Chart

Permulaan/akhir program

GARIS ALIR

(FLOW LINE)

Arah aliran program

PROSES

Proses perhitungan/proses pengolahan data

INPUT/OUTPUT

DATA

Proses input/output data, parameter, informasi

PREDEFINED

PROCESS (SUB PROGRAM)

Permulaan sub program/proses menjalankan sub program

DECISION

Perbandingan pernyataan, penyeleksian data yang memberikan pilihan untuk langkah selanjutnya

ON PAGE CONNECTOR

Penghubung bagian-bagian flowchart yang berada pada satu halaman

OFF PAGE CONNECTOR

Penghubung bagian-bagian flowchart yang berada pada halaman berbeda

Data Flow Diagram (DFD) merupakan representasi grafik dari sebuah sistem. Data Flow Diagram merupakan suatu model logika data atau proses yang dibuat untuk menggambarkan darimana asal data dan kemana tujuan data yang keluar dari sistem, dimana data disimpan, proses apa yang menghasilkan data tersebut dan interaksi antara data yang tersimpan dan proses yang dikenakan pada data tersebut (Kurniawan, 2003). DFD dapat digunakan untuk dua hal utama, yaitu membuat dokumentasi dari sistem informasi yang ada atau menyusun dokumentasi untuk sistem informasi yang baru.

DFD merupakan alat yang digunakan pada metodologi pengembangan sistem yang terstruktur. Kelebihan utama pendekatan aliran data, yaitu :

1. Kebebasan dari menjalankan implementasi teknis sistem.

2. Pemahaman lebih jauh mengenai keterkaitan satu sama lain dalam sistem dan subsistem.

3. Mengkomunikasikan pengetahuan sistem yang ada dengan pengguna melalui diagram aliran data.

4. Menganalisis sistem yang diajukan untuk menentukan apakah data-data dan proses yang diperlukan sudah ditetapkan.

Di samping itu terdapat tambahan kelebihan, yaitu :

1. Dapat digunakan sebagai latihan yang bermanfaat bagi penganalisis, sehingga bisa memahami dengan lebih baik keterkaitan satu sama lain dalam sistem dan subsistem.

2. Membedakan sistem dari lingkungannya dengan menempatkan batas- batasnya.

3. Dapat digunakan sebagai suatu perangkat untuk berinteraksi dengan pengguna.

4. Memungkinkan penganalisis menggambarkan setiap komponen yang

1. Proses Proses menunjukkan transformasi dari masukan menjadi keluaran, dalam hal ini sejumlah masukan dapat menjadi hanya satu keluaran ataupun sebaliknya.

2. Aliran Komponen ini direpresentasikan dengan menggunakan panah yang menuju ke/dari proses. Digunakan untuk menggambarkan gerakan paket data atau informasi dari satu bagian ke bagian lain dari sistem dimana penyimpanan mewakili lokasi penyimpanan data.

3. Penyimpanan Komponen ini digunakan untuk memodelkan kumpulan data atau paket data.

4. Terminator Komponen ini direpresentasikan menggunakan persegi panjang, yang mewakili entiti luar dimana sistem berkomunikasi. Simbol DFD dapat dilihat pada tabel 2.2.

Tabel 2.2 Simbol DFD

sebagai berikut :

1. Diagram Konteks, yiatu diagram paling atas yang terdiri dari suatu proses yang menggambarkan ruang lingkup sistem dan menggambarkan hubungan terminator dengan sistem.

2. Diagram Zero, yaitu diagram tingkat menengah yang menggambarkan sistem secara menyeluruh.

3. Diagram Detail / Primitive, yaitu diagram yang menguraikan proses yang ada dalam diagram zero sehingga tidak dapat diuraikan lagi.

2.3.3 Entity Relationship Diagram

Model Entity Relationship adalah suatu penyajian data dengan menggunakan memanfaatkan sejumlah perangkat konseptual menjadi sebuah diagram data yang umum disebut sebagai diagram Entity Relationship yang memiliki dua komponen pembentuk utama yaitu entity (entitas) dan relation (relasi), kedua komponen ini dideskripsikan lebih jauh melalui sejumlah atribut (Date,1995). Komponen pembentuk entity relationship diagram (Date, 1995) adalah:

1. Entitas Entitas adalah ‘sesuatu’ atau ‘objek’ pada dunia nyata yang dapat dibedakan satu terhadap yang lainnya, yang bermanfaat bagi aplikasi yang sedang kita kembangkan. Sebuah entitas memiliki tipe berdasarkan kemampuannya berdiri sendiri, yaitu:

a. Strong Entity yaitu entitas yang dapat berdiri sendiri tanpa dukungan atribut dari entitas lain.

b. Weak Entity yaitu suatu entitas yang tidak dapat berdiri sendiri tanpa dukungan atribut dari entitas lain.

Relationship adalah asosiasi atribut antarentitas yang memiliki makna. Relationship bisa terdapat lebih dari satu dalam sebuah / lebih entitas. Sebuah relationship memiliki derajat berdasarkan jumlah entitas yang terhubung, antara lain Unary, Binary, Ternary dan Quaternary.

a. Unary yaitu hubungan yang terjadi antara dirinya sendiri dalam sebuah entitas.

b. Binary yaitu hubungan antara dua entitas.

c. Ternary yaitu hubungan antara tiga entitas

3. Atribut Atribut adalah detail dari sebuah entitas. Tipe-tipe dari atribut yaitu:

a. Simple attribute , yaitu sebuah atribut yang memiliki komponen tunggal dan independen.

b. Composite attribute yaitu sebuah atribut yang memiliki komponen banyak dan masing masing komponennya independen.

c. Multi-valued attribute yaitu Sebuah atribut yang memiliki banyak nilai.

d. Derived attribute yaitu sebuah atribut yang memiliki nilai turunan dari hasil kalkulasi atribut yang lain. Sebuah entitas harus memiliki key attribute sebagai pembeda untuk masing masing record. Key attribute memiliki tipe sebagai berikut:

a. Candidate key yaitu atribut yang dapat digunakan sebagai primary key. Dipilih berdasarkan keunikan nilai atribute.

b. Primary key yaitu atribut yang dipilih sebagai atribut pembeda utama dalam sebuah entitas, dipilih dari candidate key yang paling baik, baik dalam artian paling unik dan paling mudah dimanipulasi dalam program.

c. Composite key yaitu candidate key yang memiliki lebih dari satu atribut; misalnya dalam sebuah entitas yang weak terdapat dua kunci atribut yang dipakai sebagai atribut pembeda.

Dalam sebuah relationship pada database terdapat batasan-batasan yang terstruktur (structural constraints). Tipe utama dari batasan disebut multiplicity yang mencerminkan aturan dari sistem yang akan dibuat oleh user. Multiplicity dibuat berdasarkan dua batasan yaitu cardinality dan participation.

a. Cardinality a dalah nilai maksimum occurrence dari sebuah relationship antara dua entitas. Contoh: antara entitas Dosen dan Mata Kuliah terdapat relationship “Mengajar” dengan multiplicity “0..5“, artinya satu dosen boleh mengajar maksimal 5 mata kuliah sedangkan sebuah mata kuliah bisa jadi belum memiliki dosen pengajarnya. Cardinality = 5 dan Participatio n = 0.

b. Participation adalah nilai minimum occurrence dari sebuah relationship antara dua entitas; contohnya antara entitas Gedung dan Ruang Kelas terdapat relationship “Terdiri Dari” dengan multiplicity “1..5“, artinya satu Gedung bisa terdapat maksimal 5 ruang kelas tapi satu ruang kelas hanya terdapat pada satu gedung. Cardinality = 5 dan Participation =1 Kardinalitas relasi yang terjadi diantara dua himpunan entitas (misalnya

A dan B) dapat berupa :

a. Satu ke satu (one to one/ 1-1) Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berelasi dengan

paling banyak satu entitas pada himpunan entitas B, demikian juga sebaliknya.

b. Satu ke banyak (one to many/ 1- N) Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berelasi dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, tetapi tidak sebaliknya.

c. Banyak ke banyak (many to many/ N –N) Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berelasi dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, demikian juga sebaliknya.

biasa ditempuh didalam pembuatan diagram ER, yaitu :

1. Tahap pembuatan diagram ER awal (preliminary design)

a. Mendapatkan sebuah rancangan database minimal yang dapat mengakomodasi kebutuhan penyimpanan data terhadap sistem yang sedang ditinjau.

b. Tahap awal ini umumnya mengabaikan anomali-anomali (proses pada database yang memberikan efek sampaing yang tidak diharapkan) yang memang ada sebagai suatu fakta.

2. Tahap optimasi diagram ER (final design)

a. Dalam tahap ini mempertimbangkan anomali-anomali dan juga memperhatikan aspek-aspek efisiensi, performansi, dan fleksibilitas.

b. Tiga aspek tersebut seringkali dapat saling bertolak belakang. Karena itu, tahap ini ditempuh dengan melakukan koreksi terhadap tahap pertama.

c. Bentuk koreksi yang terjadi dapat berupa pendekomposisian himpunan entitas, penggabungan himpunan entitas, pengubahan derajat relasi, penambahan relasi baru atau perubahan (penambahan dan pengurangan) atribut-atribut untuk masing-masing entitas dan relasi.

Langkah-langkah pembuataan entity relationship diagram yaitu:

1. Mengidentifikasi dan menetapkan seluruh himpunan entitas yang akan terlibat.

2. Menentunkan atribut-atribut kunci dari masing-masing himpunan entitas.

3. Mengidentifikasi dan menetapkan seluruh himpunan relasi diantara himpunan entitas-himpunan entitas yang ada beserta foreign keynya (kunci asing/ kunci tamu).

4. Menentukan derajat /kardinalitas relasi untuk setiap himpunan relasi.

deskriptif (atribut yang bukan kunci). Simbol dari ERD dapat dilihat pada tabel 2.3.

Tabel 2.3 Simbol ERD

Simbol

Nama

Entitas , adalah suatu objek yang dapat diidentifikasi dalam lingkungan pemakai.

Relasi , menunjukkan adanya hubungan di antara sejumlah entitas yang berbeda.

Atribut , berfungsi mendeskripsikan karakter entitas (atribut yang berfungsi sebagai kunci diberi garis bawah)

Garis , sebagai penghubung antara relasi dengan entitas, relasi dan entitas dengan atribut.

2.4 Database

2.4.1 Pengertian Database

Connolly dan Begg (2010), mendefinisikan database sebagai bagian dari data-data yang saling berhubungan beserta penjelasan dari data tersebut, yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi dari sebuah organisasi.

Menurut O’Brien (2005), database adalah kumpulan integrasi elemen data yang secara logical saling berhubungan. Menurut Jeffery L.Whitten (2004), database adalah kumpulan data yang saling terkait/berhubungan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa database adalah suatu kumpulan data yang saling berhubungan secara logis dan data tersebut dapat dimanipulasi serta digunakan untuk memenuhi kebutuhan informasi suatu organisasi.

Perancangan Database adalah proses untuk menentukan isi dan pengaturan data yang dibutuhkan untuk mendukung berbagai rancangan sistem. tahap ini dilakukan proses menciptakan rancangan untuk database yang akan mendukung operasi dan tujuan suatu perusahaan (Connolly,2010).

Tujuan perancangan database yaitu:

1 untuk memenuhi informasi yang berisikan kebutuhan-kebutuhan user secara khusus dan aplikasi-aplikasinya.

2 memudahkan pengertian struktur informasi.

3 mendukung kebutuhan-kebutuhan pemrosesan dan beberapa obyek

penampilan (response time, processing time, dan storage space) Proses perancangan database terdiri dari enam fase:

1. Pengumpulan data dan analisis

2. Perancangan database secara konseptual

3. Pemilihan DBMS

4. Perancangan database logikal

5. Perancangan database fisikal

6. Implementasi sistem database Enam fase di atas tidak harus diproses berurutan. Pada beberapa hal,

rancangan tersebut dapat dimodifikasi dari yang pertama dan sementara itu mengerjakan fase yang terakhir (feedback loop antara fase) dan feedback loop dalam fase sering terjadi selama proses perancangan.

2.4.3 Perancangan Database Konseptual

Tujuan dari fase ini adalah menghasilkan conceptual schema untuk database yang tergantung pada sebuah DBMS yang spesifik. Selama fase ini sering menggunakan sebuah high-level data model seperti ER/EER model. Dalam conceptual schema , harus dirinci aplikasi-aplikasi database yang diketahui dan transaksi-transaksi yang mungkin (Yuhefizar, 2008).

untuk beberapa aplikasi. Penekanan perancangan model konseptual basis data ini dilakukan pada struktur data dan relasi antara field. Perancangan model konseptual ini dapat dilakukan dengan menggunakan model data relasional.

2.4.4 Perancangan Database Logikal

Perancangan database logikal merupakan tahapan untuk memetakan proses perancangan konseptual kedalam model database yang akan digunakan, apakah model data hirarki, jaringan, atau relasi. Perancangan database logikal ini tidak tergantung pada DBMS yang digunakan, sehingga tahap perancangan ini disebut juga pemetaan model data (Yuhefizar, 2008).

2.4.5 Perancangan Database Fisikal

Perancangan database secara fisik merupakan tahapan untuk

mengimplementasikan hasil perancangan database secara logis menjadi tersimpan secara fisik pada media penyimpanan eksternal sesuai dengan DBMS yang digunakan. Dapat disimpulkan bahwa proses perancangan fisik merupakan transformasi dari perancangan logis terhadap jenis DBMS yang digunakan sehingga dapat disimpan secara fisik pada media penyimpanan (Yuhefizar, 2008).

Pemilihan database ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya:

1. Struktur data Jika data yang disimpan dalam database mengikuti struktur hirarki, maka suatu jenis hirarki dari DBMS harus dipikirkan.

2. Personal yang telah terbiasa dengan suatu sistem Jika staf programmer dalam suatu organisasi sudah terbiasa dengan suatu DBMS, maka hal ini dapat mengurangi biaya latihan dan waktu belajar.

3. Tersedianya layanan penjual Keberadaan fasilitas pelayanan penjual sangat dibutuhkan untuk membantu memecahkan beberapa masalah sistem.

Keberadaan DBMS dalam menjalankan tugasnya seperti jenis -jenis DBMS (relational, network, hierarchical, dan lain-lain), struktur penyimpanan, dan jalur akses yang mendukung DBMS, pemakai, dan lain- lain.

2.4.6 Sistem Manajemen Basis Data

Menurut Connolly (2010), Database Management System (DBMS) adalah sebuah sistem perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan, membuat, memelihara, dan mengendalikan akses ke database.

Menurut Jeffery L. Whitten (2004), Database Management System (DBMS) adalah perangkat lunak khusus yang digunakan untuk membuat, mengontrol, dan mengelola sebuah database. Contoh DBMS adalah Oracle, SQL server 2000/2003, MS Access, MySQL dan sebagainya.

Menurut Connolly dan Begg (2010), ada lima komponen utama dalam suatu lingkungan Sistem Manejemen Basis Data, yaitu sebagai berikut :

1. Perangkat Keras (Hardware) Piranti keras sangat dibutuhkan untuk menjalankan aplikasi dan DBMS. Piranti keras dapat berupa sebuah komputer, sebuah mainframe, ataupun sebuah jaringan antar komputer, yang nantinya disesuaikan dengan kebutuhan organisasi dan DBMS yang digunakan.

2. Perangkat Lunak (Software) Merupakan komponen perangkat lunak yang terdiri dari DBMS dan program-program aplikasi, termasuk sistem operasi dan dan perangkat lunak jaringan apabila dalam penggunaannya menggunakan jaringan komputer.

Merupakan komponen yang terpenting dari suatu DBMS dilihat dari sudut pandang pengguna. Data memegang peranan sebagai penghubung antara komponen mesin dengan manusia dalam lingkungan DBMS.

4. Prosedur Merupakan instruksi dan aturan yang diterapkan untuk mendesain dan menggunakan basis data.

5. Manusia Merupakan komponen yang terlibat dalam sistem yang terdiri atas application programmer, end users, dan database administrator.

2.5 Content Management System

Content Management System bisa didefenisikan sebagai pengelolaan isi atau content. Bila dikaitkan dengan web, maka CMS bisa didefinisikan sebagai software yang mampu mengelola isi atau content dari sebuah website seperti melakukan publikasi, edit ataupun menghapus sebuah konten (I Made Gunardi dan Lirva32, 2007). Jadi, Content Management System (CMS) adalah suatu sistem yang digunakan untuk mengelola dan memfasilitasi pembuatan, pembaharuan, dan publikasi content secara bersama (colaboration content management). Content mengacu pada informasi dalam bentuk teks, grafik, gambar, maupun dalam format-format lain yang perlu dikelola dengan tujuan memudahkan pembuatan, pembaharuan, distribusi, pencarian, analisis, dan meningkatkan fleksibilitas untuk ditransformasikan dalam bentuk lain.

CMS memisahkan antara isi dan desain, sehingga konsistensi tampilan dapat senantiasa dijaga dengan baik. Setiap bagian dari website dapat memiliki isi dan tampilan yang berbeda-beda, tanpa harus khawatir kehilangan identitas dari website secara keseluruhan. Oleh karena semua data disimpan dalam satu tempat, pemanfaatan kembali dari informasi yang ada untuk berbagai keperluan dapat dengan mudah dilakukan. CMS juga memberikan kefleksibelan dalam mengatur CMS memisahkan antara isi dan desain, sehingga konsistensi tampilan dapat senantiasa dijaga dengan baik. Setiap bagian dari website dapat memiliki isi dan tampilan yang berbeda-beda, tanpa harus khawatir kehilangan identitas dari website secara keseluruhan. Oleh karena semua data disimpan dalam satu tempat, pemanfaatan kembali dari informasi yang ada untuk berbagai keperluan dapat dengan mudah dilakukan. CMS juga memberikan kefleksibelan dalam mengatur

2.6 PHP

PHP (Hypertext Preprocessor), merupakan bahasa pemrograman pada sisi server yang memperbolehkan programmer menyisipkan perintah – perintah perangkat lunak web server (apache, IIS, atau apapun) akan dieksekusi sebelum perintah itu dikirim oleh halaman ke browser yang me-request-nya, contohnya adalah bagaimana memungkinkannya memasukkan tanggal sekarang pada sebuah halaman web setiap kali tampilan tanggal dibutuhkan. Sesuai dengan fungsinya yang berjalan di sisi server maka PHP adalah bahasa pemrograman yang digunakan untuk membangun teknologi web application. (Kevin Yank, 2002).

PHP telah menjadi bahasa scripting untuk keperluan umum yang pada awalnya hanya digunakan untuk pembangunan web yang menghasilkan halaman web dinamis. Kode PHP tertanam ke dalam dokumen sumber HTML dan diinterpretasikan oleh server web dengan modul PHP prosesor, yang menghasilkan dokumen halaman web. Sebagai bahasa pemrograman untuk tujuan umum, kode PHP diproses oleh aplikasi penerjemah dalam modus baris - baris perintah modus dan melakukan operasi yang diinginkan sesuai sistem operasi untuk menghasilkan keluaran program di channel output standar. Hal ini juga dapat berfungsi sebagai aplikasi grafis. PHP tersedia sebagai prosesor untuk server web yang paling modern dan sebagai penerjemah mandiri pada sebagian besar sistem operasi dan komputer platform.

PHP digunakan untuk membuat aplikasi CGI (Common Gateway Interface ) yaitu suatu program yang dapat menerima input dari browser, memproses dan selanjutnya mengirim kembali outputnya, yang di program PHP digunakan untuk membuat aplikasi CGI (Common Gateway Interface ) yaitu suatu program yang dapat menerima input dari browser, memproses dan selanjutnya mengirim kembali outputnya, yang di program

2.7 MySQL

Salah satu database server yang cukup dikenal saat ini adalah MySQL. MySQL memiliki kepanjangan My Structure Query Language. Database server keluaran T.c.X. DataKonsultAB, sebuah perusahaan IT Swedia ini, menawarkan berbagai keunggulan dibandingkan database server lain. Berikut ini beberapa keunggulan MySQL :

1. MySQL merupakan database yang memiliki kecepatan yang tinggi dalam melakukan proses data, dapat diandalkan, dan mudah digunakan serta mudah dipelajari. Sebab MySQL telah banyak digunakan dibelahan bumi manapun sehingga jika mempunyai masalah dengan database tersebut, dapat bertanya kepada banyak pengguna melalui internet yang siap membantu menyelesaikan masalah tersebut serta dukungan manual maupun referensi yang banyak bertebaran di internet.

2. MySQL mendukung banyak bahasa scripting seperti C, C++, Perl, Phyton, Java, dan Php. Bahasa scripting tersebut digunakan untuk berinteraksi maupun berkomunikasi dengan MySQL server, atau dapat juga digunakan sebagai komponen pembentuk antarmuka (interface) dari suatu database MySQL.

3. Koneksi, kecepatan dan keamanan membuat MySQL sangat cocok diterapkan untuk pengaksesan database melalui internet maupun intranet, dengan menggunakan bahasa pemrograman Perl atau Php sebagai interface nya.

4. MySQL dapat melakukan koneksi dengan client menggunakan protokol 4. MySQL dapat melakukan koneksi dengan client menggunakan protokol

6. Dalam hal relasi antar tabel pada suatu database, MySQL menerapkan metode yang sangat cepat yaitu dengan menggunakan metode one-sweep multijoin . MySQL sangat efisien dalam mengelola informasi yang diminta yang berasal dari banyak tabel sekaligus.

7. Multiuser , yaitu dalam satu database server pada MySQL dapat diakses oleh beberapa user dalam waktu yang sama tanpa mengalami konflik atau crash.

8. Security yang dimiliki database MySQL dikenal baik, karena memiliki lapisan sekuritas seperti level subnetmask, nama host dan izin akses user dengan sistem perizinan yang khusus serta password yang dimiliki setiap user dalam bentuk data terenkripsi.

9. MySQL merupakan software database yang bersifat free atau gratis. Berbeda dengan software database lain seperti IBM DB2 ataupun oracle, yang harus membayar mahal untuk mendapatkan lisensinya. Selain itu, MySQL juga menyediakan dukungan open source. Setiap

pengguna MySQL diijinkan mengubah source untuk keperluan pengembangan atau menyelaraskan spesifikasi database sesuai kebutuhan.

2.8 XAMPP

XAMPP adalah perangkat lunak bebas, yang mendukung banyak sistem operasi,serta merupakan kompilasi dari beberapa program. Fungsi XAMPP adalah sebagai server yang berdiri sendiri (localhost), yang terdiri atas program Apache HTTP Server, MySQL database , dan penerjemah bahasa yang ditulis dengan bahasa pemrograman PHP dan Perl. Nama XAMPP merupakan singkatan dari X (empat sistem operasi apapun), Apache, MySQL, PHP dan Perl. Program ini

(http://www.apachefriends.org). Keuntungan XAMPP adalah hanya menginstal satu kali sudah tersedia Apache Web Server, MySQL Database Server, PHP Support (PHP 4 dan PHP 5) dan beberapa modul lainnya.

Bagian-bagian penting XAMPP yang biasa digunakan yaitu:

1. htdoc adalah folder tempat meletakkan berkas-berkas yang akan dijalankan, seperti berkas PHP, HTML dan skrip lain.

2. phpMyAdmin merupakan bagian untuk mengelola basis data MySQL yang ada dikomputer. Untuk membukanya, buka browser lalu ketikkan alamat http://localhost/phpMyAdmin, maka akan muncul halaman phpMyAdmin.

3. Control Panel yang berfungsi untuk mengelola layanan (service) XAMPP,

seperti menghentikan (stop) layanan, ataupun memulai (start).

Gambar 2.3 Control Panel pada XAMPP

Dreamweaver MX adalah salah satu program aplikasi yang menerapkan konsep wysiwyg (what you see is what you get), karena berisi menu dan panel yang diberi nama atau simbol sesuai dengan fungsi kerja yang ada di dalamnya.

Saat ini terdapat banyak software dari kelompok Macromedia yang digunakan untuk mendesain suatu situs web. Salah satu versi Macromedia Dreamweaver yang banyak digunakan adalah Dreamweaver MX. Pada Dreamweaver MX , terdapat beberapa kemampuan, bukan hanya sebagai software untuk mendesain web saja, tetapi juga untuk menyunting kode serta pembuatan aplikasi web dengan menggunakan berbagai bahasa pemrograman web, salah satunya PHP. Fasilitas baru dalam Dreamweaver MX yaitu design, code, dan develop (Sakur, 2005).

Fasilitas penyuntingan secara visual dari Dreamweaver MX memungkinkan untuk menambah desain dan fungsionalitas halaman-halaman web. Membuat dan mengedit image dapat dilakukan secara langsung dari Dreamweaver MX (Sakur, 2005).

2.10 Metode Black Box

Metode black box adalah metode pengujian perangkat lunak yang menguji fungsionalitas aplikasi yang bertentangan dengan struktur internal atau kerja. Pengetahuan khusus dari kode aplikasi / struktur internal dan pengetahuan pemrograman pada umumnya tidak diperlukan. Uji kasus dibangun di sekitar spesifikasi dan persyaratan yakni, aplikasi apa yang seharusnya dilakukan. Menggunakan deskripsi eksternal perangkat lunak, termasuk spesifikasi, persyaratan, dan desain untukmenurunkan uji kasus. Tes ini dapat menjadi fungsional atau non-fungsional, meskipun biasanya fungsional. Perancang uji memilih input yang valid dan tidak valid dan menentukan output yang benar (Beizer, 1995).

lunak. Pengujian ini memungkinkan analis sistem memperoleh kumpulan kondisi input yang akan mengerjakan seluruh keperluan fungsional program. Tujuan metode ini mencari kesalahan pada:

1. Fungsi yang salah atau hilang

2. Kesalahan pada interface

3. Kesalahan pada struktur data atau akses basis data

4. Kesalahan performansi

5. Kesalahan inisialisasi dan tujuan akhir

METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai metode penelitian, yaitu tahapan-tahapan yang dilalui oleh peneliti mulai dari identifikasi masalah sampai kesimpulan, yang membentuk sebuah alur yang sistematis. Alur metode penelitian bisa dilihat pada gambar 3.1.

Gambar 3.1 Flowchart Metode Penelitian