PERANCANGAN PROTOTIPE SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS FASILITAS KESEHATAN BERBASIS WEBSITE DI KOTA SURAKARTA

PERANCANGAN PROTOTIPE SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS FASILITAS KESEHATAN BERBASIS WEBSITE DI KOTA SURAKARTA

Skripsi

Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

AGUNG DWI PRASETYO

I 0307025

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi :

PERANCANGAN PROTOTIPE SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS FASILITAS KESEHATAN BERBASIS WEBSITE DI KOTA SURAKARTA

Ditulis Oleh : AGUNG DWI PRASETYO I0307025

Mengetahui,

LEMBAR VALIDASI

Judul Skripsi :

PERANCANGAN PROTOTIPE SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS FASILITAS KESEHATAN BERBASIS WEBSITE DI KOTA SURAKARTA

Ditulis Oleh : AGUNG DWI PRASETYO I0307025

Telah disidangkan pada hari Senin tanggal 09 Januari 2012 Di Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret, dengan

Dosen Penguji

1. Irwan Iftadi, M.Eng NIP. 19700404 199603 1 002

2. Fakhrina Fahma, STP, MT NIP. 19741008 200003 2 001

Dosen Pembimbing

1. Yusuf Priyandari, ST, MT NIP. 19791222 200312 1 001

2. Dr. Cucuk Nur Rosyidi, ST, MT NIP. 19711104 199903 1 001

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA ILMIAH

Saya mahasiswa Jurusan Teknik Industri UNS yang bertanda tangan dibawah ini, Nama

: Agung Dwi Prasetyo

NIM

: I 0307025

Judul tugas akhir : Perancangan Prototipe Sistem Informasi Geografis Fasilitas

Kesehatan Berbasis Website di Kota Surakarta.

Menyatakan bahwa Tugas Akhir (TA) atau Skripsi yang saya susun tidak mencontoh atau melakukan plagiat dari karya tulis orang lain. Jika terbukti bahwa Tugas Akhir yang saya susun mencontoh atau melakukan plagiat dapat dinyatakan batal atau gelar Sarjana yang saya peroleh dengan sendirinya dibatalkan atau dicabut. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila dikemudian hari terbukti melakukan kebohongan maka saya sanggup menanggung segala konsekuensinya.

Surakarta, 1 Februari 2012

SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Saya mahasiswa Jurusan Teknik Industri UNS yang bertanda tangan dibawah ini, Nama

: Agung Dwi Prasetyo

NIM

: I 0307025

Judul tugas akhir : Perancangan Prototipe Sistem Informasi Geografis Fasilitas

Kesehatan Berbasis Website di Kota Surakarta.

Menyatakan bahwa Tugas Akhir (TA) atau Skripsi yang saya susun sebagai syarat lulus Sarjana S1 disusun secara bersama-sama dengan Pembimbing 1 dan Pembimbing 2. Bersamaan dengan syarat pernyataan ini bahwa hasil penelitian dari Tugas Akhir (TA) atau Skripsi yang saya susun bersedia digunakan untuk publikasi dari proceeding, jurnal, atau media penerbit lainnya baik di tingkat nasional maupun internasional sebagaimana mestinya yang merupakan bagian dari publikasi karya ilmiah. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Surakarta, 1 Februari 2012

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi ini. Dalam proses penyusunan laporan ini, Penulis banyak dibantu oleh pihak- pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan bantuan dan dukungan yang sangat berharga. Oleh karena itu, pada kesempatan ini Penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ayah dan Bunda tercinta yang selalu memberikan dukungan dan doa di setiap perjalanan hidupku. Segala yang terjadi dalam diriku adalah atas perhatian, ajaran dan kasih sayang yang selalu mereka berikan untukku.

2. Kakak tercinta Eko Prasetyo dan Eli yang selalu mendukung, memberi motivasi dan memberi warna dalam setiap langkahku untuk selalu siap dengan apapun yang terjadi di dunia ini.

3. Keluarga besar tercinta yang tak henti-hentinya membantu, mendukung dan memberikan gambaran tentang makna dan kewajiban hidup.

4. Bapak Dr. Cucuk Nur Rosyidi, ST, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Industri atas segala fasilitas yang diberikan selama masa perkuliahan.

5. Bapak Yusuf Priyandari, ST, MT dan Bapak Dr. Cucuk Nur Rosyidi, ST, MT selaku dosen pembimbing skripsi I dan dosen pembimbing skripsi II yang selalu membimbing, memberikan wawasan dan motivasi selama penyusunan laporan skripsi.

6. Bapak Irwan Iftadi, M.Eng dan Ibu Fakhrina Fahma, STP, MT selaku dosen penguji skripsi I dan dosen penguji skripsi II yang memberikan kritik dan saran untuk perbaikan laporan skripsi.

7. Bapak Eko Liquidanu, ST, MT selaku Pembimbing Akademis, terimakasih atas segala bimbingan dan nasehatnya selama ini.

8. Segenap Dosen-Dosen Teknik Industri Universitas Sebelas Maret atas pendidikan yang diberikan dan seluruh staf-staf yang telah banyak membantu.

9. Seluruh staf di Dinas Kesehatan Kota Surakarta yang telah bersedia memberikan arahan dan bimbingan selama proses penyusunan laporan skripsi.

atas kerjasamanya, motivasi dan dukungannya selama ini.

11. Teman-teman sepermainan futsal Teknik Industri (Taruna, Abi, Idoz, Wishnu, Sethy, Bunyan, Topik, Hendy, Ridha, Totok, Hindy, Beny, Andi, Winarno, dll) terima kasih atas kerjasama dan kerja kerasnya sehingga pada akhirnya bisa meraih gelar juara di Teknik Industri.

12. Sahabatku tercinta di Teknik Industri untuk dedikasi, kompetensi dan segala edukasi bersama yang terjadi sampai saat ini. Terimakasih selalu ada dalam suka maupun duka. Semangat yaa sahabat!!

13. Keluarga besar Laboratorium Optimasi dan Perancangan Sistem Informasi terimakasih untuk segala sesuatu serta kebersamaannya selama ini. Semoga persahabatan kita semakin erat. Hidup OPSI!!!!!!

14. Teman-temanku angkatan 2007 di Teknik Industri yang tidak dapat disebutkan satu persatu, atas segala warna hidup yang diberikan serta rekan - rekan Industri dari seluruh angkatan yang pernah kukenal dan berjasa bagi kemajuan Teknik Industri.

15. Teman-teman kos Nugroho 2 terima kasih atas semangat dan canda tawanya selama ini sehingga pengerjaan skripsi terasa lebih ringan.

16. Semua pihak yang belum tertulis di atas, yang telah banyak membantu dalam proses pengerjaan skripsi ini.

Akhir kata Penulis berharap semoga laporan skripsi ini dapat berguna bagi Penulis pribadi, bagi Jurusan Teknik Industri dan untuk siapa saja yang membutuhkan. Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna karena segala keterbatasan yang ada. Oleh sebab itu, dengan segenap kerendahan hati Penulis menerima saran dan kritik untuk perbaikan atas kekurangan yang ada.

Surakarta, Februari 2012

Penulis

Agung Dwi Prasetyo, NIM : I 0307025. PERANCANGAN PROTOTIPE SISTEM

BERBASIS WEBSITE DI KOTA SURAKARTA. Skripsi. Surakarta : Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Januari 2012.

Penelitian ini merancang sebuah prototipe Sistem Informasi Geografis (SIG) fasilitas kesehatan berbasis website di Kota Surakarta. SIG tersebut perlu disediakan karena Kota Surakarta memiliki sejumlah fasilitas kesehatan yang banyak dikunjungi oleh masyarakat Kota Surakarta dan luar Kota Surakarta. Oleh karena itu informasi mengenai fasilitas kesehatan seperti peta lokasi, layanan yang disediakan, nomor telepon dan lain sebagainya menjadi penting.

Proses perancangan prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta dilakukan dalam 7 tahap. Tahap pertama yaitu analisis kebutuhan dan rancangan sistem. Analisis kebutuhan didasarkan pada analisis peneliti berdasarkan studi pustaka dan mengamati beberapa website SIG. Tahap kedua yaitu digitasi peta Kota Surakarta. Tahap ketiga yaitu pengumpulan data spasial dan data non spasial fasilitas kesehatan. Tahap keempat yaitu digitasi fasilitas-fasilitas kesehatan. Tahap kelima yaitu pengolahan data spasial untuk mendapatkan data rute menuju fasilitas kesehatan. Tahap keenam yaitu perancangan aplikasi prototipe sistem informasi geografis fasilitas kesehatan. Tahap ketujuh yaitu pengujian aplikasi prototipe sistem informasi geografis. Perancangan aplikasi menggunakan Mapserver dan framework Pmapper.

Hasil penelitian berupa basis data yang mampu menyimpan data spasial dan data non spasial fasilitas kesehatan dan prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta yang mampu melakukan sejumlah fungsi. Fungsi tersebut meliputi menampilkan peta fasilitas kesehatan, menampilkan informasi fasilitas kes ehatan, mencari fasilitas kesehatan, mencari dan menampilkan rute menuju fasilitas kesehatan, mencari fasilitas kesehatan berdasarkan radius. Selain itu prototipe juga dapat melakukan perbesaran dan pengecilan skala peta, melakukan pengukuran, melakukan pengunduhan peta, menampilkan dan menyembunyikan layer , melakukan pembaharuan data spasial dan non spasial fasilitas kesehatan, manajemen pengguna, dan manajemen rute.

Kata kunci : sistem informasi geografis, prototipe, fasilitas kesehatan, website

xxi + 177 halaman; 81 gambar; 91 tabel; 14 lampiran; Daftar pustaka : 29 (1999-2011).

Agung Dwi Prasetyo, NIM : I 0307025. DESIGN OF WEB-BASED GEOGRAPHICAL INFORMATION SYSTEM PROTOTYPE OF HEALTH FACILITIES IN SURAKARTA. Thesis. Surakarta: Industrial Engineering Department, Faculty of Engineering, Sebelas Maret Surakarta University, January 2012.

The aim of this research is to design a web-based geographical information system (web-GIS) prototype of health facilities in Surakarta. The web-GIS is important because Surakarta has many health facilities which is visited by people inside and outside Surakarta. Therefore information of health facilities such as map location, address, phone number, and others becomes important.

The web-GIS design is conducted in 7 steps. The first step is concerned in requirement analysis and system design. The requirement analysis is based on researcher analysis which is generated from literature studies and observation of some GIS websites. The second step, map of Surakarta is digitized. The third step, spatial and non spatial data of health facilities is collected and then the data is digitized. After that, route data toward health facilities is generated. Last step, web-GIS prototype of health facilities is built and tested. The web-GIS prototype use Mapserver and framework Pmapper.

The results of this research are a database that can save spatial and non spatial data of health facilities and the web-GIS prototype of health facilities in Surakarta. The web-GIS prototype has some functions such as it can display map location of health facilities, generate health facilities information, search health facilities, search and give information about route toward health facilities, and search health facilities in certain radius. In addition, the prototype can zoom in and out, measure the distance, export the map, show and hide layer, update spatial and non spatial data, manage the user data, and manage the route data.

Keywords : geographical information system, prototype, health facilities, website

xix + 177 pages; 81 pictures; 91 tables; 14 appendixes; References : 29 (1999-2011).

FASILITAS KESEHATAN .......................................................... IV-57

4.6.1 Perancangan Basis Data (Database) .................................... IV-59

4.6.2 Perancangan Basis Antarmuka (User Interface) .................. IV-93

4.6.3 Pembuatan Aplikasi............................................................ IV-114

4.7 PENGUJIAN APLIKASI ............................................................. IV-117

BAB V ANALISIS HASIL ............................................................................... V-1

5.1 ANALISIS RANCANGAN BASIS DATA ...................................... V-1

5.2 ANALISIS APLIKASI PROTOTIPE SIG FASILITAS KESEHATAN KOTA SURAKARTA ..................................................................... V-3

5.3 ANALISIS IMPLEMENTASI .......................................................... V-4

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................... VI-1

6.1 KESIMPULAN ................................................................................ VI-1

6.2 SARAN ............................................................................................ VI-2

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Gambar 4.10 Lokasi klinik dan balai pengobatan ............................................ IV-39 Gambar 4.11 Lokasi laboratorium ................................................................... IV-40 Gambar 4.12 Titik lokasi awal menuju fasilitas kesehatan .............................. IV-42 Gambar 4.13 Rute menuju RS Dr. Oen Surakarta pukul 06.00-07.59 ............. IV-45 Gambar 4.14 Rute menuju RS Dr. Oen Surakarta pukul 08.00-10.59 ............. IV-46 Gambar 4.15 Rute menuju RS Dr. Oen Surakarta pukul 11.00-12.59 ............. IV-47 Gambar 4.16 Rute menuju RS Dr. Oen Surakarta pukul 13.00-15.59 ............. IV-48 Gambar 4.17 Rute menuju RS Dr. Oen Surakarta pukul 06.00-07.59 ............. IV-49 Gambar 4.18 Rute menuju RS Dr. Oen Surakarta pukul 18.00-05.59 ............. IV-50 Gambar 4.19 Rute menuju apotek K24 pukul 06.00-07.59 ............................. IV-51 Gambar 4.20 Rute menuju Prof.Dr.Aris Sudianto,Sp.KJ pukul 06.00-07.59 .. IV-52 Gambar 4.21 Rute menuju puskesmas Gajahan pukul 16.00-17.59 ................ IV-53 Gambar 4.22 Rute menuju rumah bersalin Bunda pukul 08.00-10.59............. IV-54 Gambar 4.23 Rute menuju balai pengobatan PMS pukul 18.00-05.59 ............ IV-55 Gambar 4.24 Rute menuju laboratorium Prodia pukul 08.00-10.59 ................ IV-56 Gambar 4.25 Hubungan antar tabel ................................................................. IV-78 Gambar 4.26 Skema perancangan basis antarmuka ......................................... IV-94 Gambar 4.27 Rancangan tampilan halaman home ........................................... IV-95 Gambar 4.28 Rancangan tampilan halaman registrasi ..................................... IV-96 Gambar 4.29 Rancangan tampilan halaman login ........................................... IV-97 Gambar 4.30 Rancangan tampilan halaman lupa password ............................ IV-97 Gambar 4.31 Rancangan tampilan halaman administrator .............................. IV-97 Gambar 4.32 Rancangan halaman edit profil ................................................... IV-98 Gambar 4.33 Rancangan halaman edit email dan password............................ IV-99 Gambar 4.34 Rancangan tampilan manajemen user ........................................ IV-99 Gambar 4.35 Rancangan halaman tambah pengguna .................................... IV-100 Gambar 4.36 Rancangan halaman edit pengguna .......................................... IV-101 Gambar 4.37 Rancangan halaman manajemen rute ....................................... IV-101 Gambar 4.38 Rancangan halaman tambah data rute ...................................... IV-102 Gambar 4.39 Rancangan halaman edit data rute ............................................ IV-103 Gambar 4.40 Rancangan halaman edit data rumah sakit ............................... IV-104

(jadwal_dokter_klinik_bp) ............................................................ IV-88

Tabel 4.78 Tabel pelayanan laboratorium (pelayanan_laboratorium) ............. IV-89 Tabel 4.79 Tabel jenis layanan laboratorium (jenis_layanan_lab) .................. IV-89 Tabel 4.80 Tabel pengguna (users) .................................................................. IV-89 Tabel 4.81 Tabel kategori pengguna (groups) ................................................. IV-90 Tabel 4.82 Tabel jenis fasilitas kesehatan (jenis_fasilitas) .............................. IV-91 Tabel 4.83 Tabel lokasi awal (lokasi_awal) ..................................................... IV-91 Tabel 4.84 Tabel lokasi tujuan (lokasi_tujuan) ................................................ IV-91 Tabel 4.85 Tabel waktu (waktu) ...................................................................... IV-92 Tabel 4.86 Tabel rute (rute) ............................................................................. IV-92 Tabel 4.87 Tabel Kota Surakarta (kota_ska).................................................... IV-93 Tabel 4.88 Tabel jalan (jalan) .......................................................................... IV-93 Tabel 4.89 Checklist hasil pengujian aplikasi ................................................ IV-117

Lampiran 1 Data Non Spasial Rumah Sakit ........................................................ L-1 Lampiran 2 Data Non Spasial Puskesmas ............................................................ L-4 Lampiran 3 Proses Sistem Prototipe Sistem Informasi Fasilitas Kesehatan Kota

Surakarta............................................................................................ L-5

Lampiran 4 Hasil Aplikasi Prototipe SIG Fasilitas Kesehatan Kota Surakarta ... L-6

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini diuraikan beberapa hal pokok mengenai penelitian ini, yaitu latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan.

1.1 LATAR BELAKANG

Kota Surakarta merupakan salah satu kota besar di Jawa Tengah dengan jumlah penduduk sebanyak 500.642 jiwa berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010 (Badan Pusat Statistik, 2010). Terdapat banyak fasilitas-fasilitas umum penting (pasar, rumah sakit, bank, pusat perbelanjaan, obyek pariwisata, perkantoran) yang menjadi pusat kegiatan bagi masyarakat. Fasilitas-fasilitas tersebut tidak hanya menjadi pusat kegiatan bagi masyarakat lokal Kota Surakarta saja tetapi juga masyarakat dari luar Kota Surakarta. Salah satu fasilitas di Kota Surakarta yang juga banyak digunakan oleh masyarakat dari luar Kota Surakarta adalah fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, laboratorium, rumah bersalin, dan lain sebagainya. Menurut Argon dan Moor dalam Pudjiantoro (2008) mengartikan fasilitas kesehatan sebagai suatu organisasi yang mengkhususkan pada pemberian pelayanan kesehatan meliputi pemeriksaan (diagnosis), perawatan dan pengobatan dalam suatu program atau kurun waktu yang telah ditentukan. Pemerintah Kota Surakarta telah berupaya mengembangkan wisata kesehatan di Kota Surakarta layaknya wisata kesehatan yang ada di Singapura (Sindo, 2009). Sehingga nantinya diharapkan Kota Surakarta tidak hanya menjadi kota yang menawarkan obyek wisata saja tetapi juga menjadi kota pusat fasilitas kesehatan. Dengan kata lain Kota Surakarta telah menjadi trend setter bagi kota lain di sekitarnya dalam rujukan fasilitas kesehatan.

Sebagai pusat fasilitas kesehatan, informasi mengenai fasilitas kesehatan yang ada di Kota Surakarta menjadi sangat penting. Saat ini, informasi tersebut disajikan oleh masing-masing penyedia fasilitas kesehatan dalam berbagai bentuk seperti website, call center, advertising board, atau media lainnya. Idealnya informasi tersebut disajikan dalam satu media informasi yang terintegrasi, Sebagai pusat fasilitas kesehatan, informasi mengenai fasilitas kesehatan yang ada di Kota Surakarta menjadi sangat penting. Saat ini, informasi tersebut disajikan oleh masing-masing penyedia fasilitas kesehatan dalam berbagai bentuk seperti website, call center, advertising board, atau media lainnya. Idealnya informasi tersebut disajikan dalam satu media informasi yang terintegrasi,

Sistem informasi geografis (SIG) bisa menjadi media solusi dalam penyajian informasi lokasi fasilitas kesehatan karena sistem informasi geografis tidak hanya dapat menyajikan peta lokasi (data spasial) tetapi juga dapat memuat informasi-informasi yang berkaitan dengan peta yang disajikan (data non spasial). Penelitian tentang sistem informasi geografis fasilitas kesehatan telah dikembangkan oleh beberapa peneliti diantaranya Nugraha dan Agushinta (2010), Dharmaputeri (2009), dan Babu (2008). Dharmaputeri (2009) dan Nugraha dan Agushinta (2010) merancang sebuah sistem informasi geografis berbasis website. Dimana Nugraha dan Agushinta (2010) hanya menyajikan informasi fasilitas kesehatan berupa rumah sakit saja. Sedangkan Dharmaputeri (2009) menyajikan informasi fasilitas kesehatan berupa puskesmas, rumah sakit, klinik umum, dan Dinas Kesehatan Kota Depok. Sistem informasi geografis fasilitas kesehatan berbasis website lebih relevan digunakan karena dapat memberikan akses yang luas kepada masyarakat terhadap informasi fasilitas kesehatan.

Berbeda dengan Dharmaputeri (2009) dan Nugraha dan Agushinta (2010), Babu (2008) mengembangkan sistem informasi geografis fasilitas kesehatan berbasis desktop. Sistem informasi geografis yang dikembangkan Babu (2008) mampu menyajikan informasi rute terdekat dari satu rumah sakit ke rumah sakit yang lain. Namun demikian, terminologi dekat dalam penelitian Babu (2008) adalah jarak terpendek (shortest path). Padahal rute dengan jarak terpendek tidak selalu mereprensentasikan rute dengan waktu tempuh tercepat. Menurut Tamin (2000) waktu tempuh perjalanan adalah waktu total perjalanan yang dibutuhkan, termasuk berhenti dan tundaan, dari suatu tempat menuju tempat lain melalui rute tertentu. Sebagai ilustrasi, terdapat dua rute yang dapat dilalui untuk mencapai lokasi X. Rute pertama memiliki jarak tempuh 1.500 meter tetapi di dalam rute tersebut terdapat ruas jalan yang sering mengalami kemacetan sehingga membutuhkan waktu tempuh sebesar 15 menit. Adapun rute kedua memiliki jarak Berbeda dengan Dharmaputeri (2009) dan Nugraha dan Agushinta (2010), Babu (2008) mengembangkan sistem informasi geografis fasilitas kesehatan berbasis desktop. Sistem informasi geografis yang dikembangkan Babu (2008) mampu menyajikan informasi rute terdekat dari satu rumah sakit ke rumah sakit yang lain. Namun demikian, terminologi dekat dalam penelitian Babu (2008) adalah jarak terpendek (shortest path). Padahal rute dengan jarak terpendek tidak selalu mereprensentasikan rute dengan waktu tempuh tercepat. Menurut Tamin (2000) waktu tempuh perjalanan adalah waktu total perjalanan yang dibutuhkan, termasuk berhenti dan tundaan, dari suatu tempat menuju tempat lain melalui rute tertentu. Sebagai ilustrasi, terdapat dua rute yang dapat dilalui untuk mencapai lokasi X. Rute pertama memiliki jarak tempuh 1.500 meter tetapi di dalam rute tersebut terdapat ruas jalan yang sering mengalami kemacetan sehingga membutuhkan waktu tempuh sebesar 15 menit. Adapun rute kedua memiliki jarak

Penelitian mengenai langkah-langkah pencarian rute yang mempertimbangkan waktu tempuh telah dilakukan oleh Sukoco (2010). Pada penelitian Sukoco (2010) dikembangkan langkah-langkah pencarian rute menuju UGD rumah sakit di Kota Surakarta dengan mempertimbangkan waktu tempuh dimana jaringan jalan yang digunakan jaringan jalan kelas arteri dan kolektor. Oleh karena itu sebaiknya sistem informasi geografis juga dapat menyajikan rute perjalanan menuju fasilitas kesehatan dengan mempertimbangkan waktu tempuh.

Berdasarkan hasil wawancara, pada tahun 2011 Dinas Kesehatan Kota Surakarta telah mulai melakukan pendataan titik koordinat lokasi fasilitas kesehatan. Fasilitas kesehatan tersebut antara lain rumah sakit, puskesmas, rumah bersalin, klinik atau balai pengobatan, dokter praktek, apotek, dan laboratorium. Tetapi fasilitas kesehatan yang dikumpulkan titik koordinatnya oleh Dinas Kesehatan Kota Surakarta baru rumah sakit saja. Data titik koordinat yang didapat masih hanya sekedar informasi untuk kelengkapan data laporan saja. Belum ada tindak lanjut lain untuk memanfaatkan data titik koordinat tersebut. Idealnya data titik koordinat tersebut dapat dimanfaatkan dalam bentuk lain. Salah satu cara memanfaatkan data titik koordinat tersebut adalah dengan menggambarkan titik koordinat tersebut ke dalam sebuah peta. Oleh karena itu penelitian ini merancang prototipe sistem informasi geografis fasilitas kesehatan berbasis website sebagai upaya untuk membantu Dinas Kesehatan Kota Surakarta dalam hal penyebaran dan pengelolaan informasi serta promosi tentang fasilitas kesehatan. Rancangan masih berupa prototipe karena pihak Dinas Kesehatan Kota Surakarta selaku pihak yang nantinya sebagai pengelola sistem informasi geografis fasilitas kesehatan belum mengetahui detail input, proses, dan output yang diperlukan dalam sistem informasi geografis fasilitas kesehatan tersebut.

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana merancang prototipe sistem informasi geografis (SIG) fasilitas kesehatan berbasis website di Kota Surakarta.

Tujuan yang ingin dicapai penelitian ini, yaitu :

1. Membangun basis data spasial mengenai lokasi dan data non spasial fasilitas kesehatan yang ada di Kota Surakarta.

2. Merancang prototipe sistem informasi geografis fasilitas kesehatan berbasis website di Kota Surakarta.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang diharapkan dari perancangan sistem informasi geografis fasilitas kesehatan di Kota Surakarta yaitu :

1. Memberi kemudahan bagi masyarakat mencari informasi fasilitas kesehatan yang ada di Kota Surakarta.

2. Memberi kemudahan bagi masyarakat mengetahui peta lokasi fasilitas kesehatan yang ada di Kota Surakarta.

3. Membantu Dinas Kesehatan Kota Surakarta dalam proses pengelolaan data lokasi dan layanan fasilitas kesehatan yang ada di Kota Surakarta.

1.5 BATASAN PENELITIAN

Agar penelitan ini tidak terlalu luas topik pembahasannya maka diperlukan adanya pembatasan masalah, adapun batasan masalah dari penelitian ini adalah :

1. Jaringan jalan yang digunakan dalam penentuan rute adalah ruas-ruas jalan di wilayah Surakarta yang memiliki fungsi sebagai jalan arteri dan kolektor.

2. Langkah-langkah pencarian rute dengan mempertimbangkan waktu tempuh menggunakan langkah-langkah yang dikembangkan oleh Sukoco (2010).

3. Analisis kebutuhan sistem untuk desain prototipe didasarkan pada analisis pihak pengembang atau peneliti.

1.6 SISTEMATIKA PENULISAN

Penulisan hasil penelitian dalam laporan ini mengikuti uraian yang diberikan pada setiap bab yang berurutan untuk mempermudah pembahasannya. Dari pokok-pokok permasalahan dapat dibagi menjadi enam bab seperti dijelaskan di bawah ini. BAB I

: PENDAHULUAN : PENDAHULUAN

Bab ini berisi mengenai landasan teori yang mendukung dan terkait langsung dengan penelitian yang akan dilakukan dari buku, jurnal penelitian, internet dan sumber literatur lainnya. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi tentang uraian langkah-langkah penelitian yang dilakukan, selain itu juga merupakan gambaran kerangka berpikir penulis dalam melakukan penelitian dari awal sampai penelitian selesai. BAB IV : PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab ini berisi tentang proses pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian dan berisi tentang proses pengolahan data sebagai upaya penciptaan solusi bagi permasalahan yang ada. BAB V : ANALISIS HASIL

Bab ini berisi tentang analisis terhadap hasil telah dicapai pada bagian sebelumnya. Tujuan dari bagian ini yaitu dapat memberikan informasi yang lebih jelas mengenai hasil penelitan dan mampu memberikan solusi dari permasalahan penelitian yang muncul. BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan yang diperoleh dari perancangan sistem dan analisis yang telah dilakukan serta rekomendasi yang diberikan untuk perbaikan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian ini membahas tentang pengembangan sistem informasi geografis fasilitas kesehatan di kota Surakarta. Oleh karena itu, untuk mengakomodasi hal tersebut maka pada bab ini dibahas beberapa teori yang dipakai sebagai pedoman.

2.1 FASILITAS KESEHATAN

2.1.1 Pengertian Fasilitas Kesehatan

Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan dalam Pudjiantoro (2008) menyatakan bahwa kesehatan adalah kesehatan badan, rohani, mental, dan sosial dari manusia bukan hanya keadaan yang terbebas dari penyakit dan kelemahan, keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Sedangkan fasilitas adalah suatu aktivitas ataupun materi yang berfungsi melayani kebutuhan individu atau kelompok dalam suatu lingkungan kehidupan.

Berdasarkan dua pernyataaan di atas, maka dapat diartikan bahwa fasilitas kesehatan adalah suatu aktivitas atau materi yang berfungsi melayani kebutuhan baik individu atau kelompok dalam bidang pelayanan kesehatan pada suatu lingkungan kehidupan. Sedangkan menurut Argon dan Moor dalam Pudjiantoro (2008) mengartikan fasilitas kesehatan sebagai suatu organisasi yang mengkhususkan pada pemberian pelayanan kesehatan meliputi pemeriksaan (diagnosis), perawatan dan pengobatan dalam suatu program atau kurun waktu yang telah ditentukan.

2.1.2 Jenis Fasilitas Kesehatan

Berdasarkan Pasal 56 Undang - Undang Nomor 23 tahun 1992 Tentang Kesehatan dalam Pudjiantoro (2008) menyatakan bahwa fasilitas kesehatan meliputi balai pengobatan, pusat kesehatan masyarakat, RSU, RS Khusus, praktek dokter gigi, praktek dokter spesialis, praktek dokter gigi spesialis, praktek bidan, toko obat, apotek, pedagang besar farmasi, pabrik obat dan bahan obat, laboratorium, sekolah dan akademi kesehatan, balai pelatihan kesehatan, balai Berdasarkan Pasal 56 Undang - Undang Nomor 23 tahun 1992 Tentang Kesehatan dalam Pudjiantoro (2008) menyatakan bahwa fasilitas kesehatan meliputi balai pengobatan, pusat kesehatan masyarakat, RSU, RS Khusus, praktek dokter gigi, praktek dokter spesialis, praktek dokter gigi spesialis, praktek bidan, toko obat, apotek, pedagang besar farmasi, pabrik obat dan bahan obat, laboratorium, sekolah dan akademi kesehatan, balai pelatihan kesehatan, balai

Sedangkan menurut Dirjen Cipta Karya DPU dalam Pudjiantoro (2008) menyatakan bahwa fasilitas kesehatan meliputi balai pengobatan atau klinik, balai kesehatan masyarakat, puskesmas, rumah sakit wilayah, dokter praktek. Jenis pelayanan fasilitas kesehatan dapat dibedakan dalam pelayanan medik swasta dan pemerintah. Pelayanan kesehatan swasta baik secara individu maupun kelompok biasanya mempertimbangkan perolehan keuntungan (profit oriented). Sedangkan fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah meliputi fasilitas pelayanan yang penyediaannya dilakukan pemerintah biasanya merupakan fasilitas dengan keuntungan minimal (non-profit oriented). Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 523/KEPMENKES/PER/XI/1982 tentang Upaya Pelayanan Medik dalam Pudjiantoro (2008) menyatakan bahwa fasilitas kesehatan swasta meliputi RSU, RS Khusus, klinik spesialis, rumah bersalin, klinik bersalin, rumah sakit bersalin, praktek berkelompok, balai pengobatan/poliklinik. Sedangkan menurut Pedoman Kerja Puskesmas Jilid I. 1990/1991 dalam Pudjiantoro (2008) menyatakan bahwa fasilitas kesehatan pemerintah meliputi RSU, puskesmas perawatan, puskesmas pembantu, dan puskesmas keliling.

2.2 PERMASALAHAN OPTIMASI

Optimasi, menurut Hannawati et al. (2002), adalah pencarian nilai-nilai variabel yang dianggap optimal, efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Permasalahan optimasi beraneka ragam sesuai kondisi dimana sistem tersebut bekerja. Salah satu masalah optimasi yang paling sering muncul khususnya dalam bidang transportasi yaitu mengenai pencarian jalur terpendek.

Optimisasi dalam jalur terpendek dapat didasarkan pada jarak tempuh terdekat menuju suatu fasilitas maupun berdasarkan waktu tercepat untuk mencapainya. Proses penyelesaian ini tetap harus memperhatikan kondisi-kondisi yang timbul di dalamnya untuk sebuah perjalanan dari tempat asal menuju titik tujuan semisal kemacetan dan arah jalan yang dilewati. Hasil dari penyelesaian masalah rute terpendek dapat disebut sebagai rute optimal. Rute optimal adalah rute yang memiliki waktu tempuh dan jarak yang minimum.

Menurut Mutakhiroh et al. (2007), penyelesaian masalah pencarian jalur terpendek dapat dilakukan dengan menggunakan dua metode, yaitu metode konvensional dan metode heuristik. Metode konvensional diterapkan dengan perhitungan matematis biasa, sedangkan metode heuristik diterapkan dengan perhitungan kecerdasan buatan.

1. Metode Konvensional Metode konvensional adalah metode yang menggunakan perhitungan matematis biasa. Ada beberapa metode konvensional yang biasa digunakan untuk melakukan pencarian jalur terpendek, diantaranya: algoritma Djikstra, algoritma Floyd-Warshall, dan algoritma Bellman-Ford.

2. Metode Heuristik Metode heuristik adalah sub bidang dari kecerdasan buatan yang digunakan untuk melakukan pencarian dan optimasi. Ada beberapa algoritma pada metode heuristik yang biasa digunakan dalam permasalahan optimasi, diantaranya algoritma genetika, algoritma semut, logika fuzzy, jaringan syaraf tiruan, pencarian tabu, simulated annealing, dan lain-lain.

2.2.2 Konsep Penyelesaian Jalur Terpendek (Shortest Path Problem)

Jalur terpendek adalah suatu jaringan pengarahan perjalanan dimana seseorang pengarah jalan ingin menentukan jalur terpendek antara dua kota, berdasarkan beberapa jalur alternatif yang tersedia, dimana titik tujuan hanya satu. Kasus tersebut dapat diilustrasikan seperti gambar di bawah ini.

Gambar 2.1 Graf ABCDEFG

Sumber : Sukoco, 2010

Pada gambar 2.1, misalkan dari kota A ingin menuju kota G. Untuk menuju kota G, dapat dipilih beberapa jalur yang tersedia :

12. A C F G Berdasarkan data di atas, dapat dihitung jalur terpendek dengan mencari

jarak antara jalur-jalur tersebut. Apabila jarak antar jalur belum diketahui, jarak dapat dihitung berdasarkan koordinat kota-kota tersebut, kemudian menghitung jalur terpendek yang dapat dilalui. Selain faktor jarak, beberapa faktor yang dapat pula mempengaruhi proses pengambilan keputusan pemilihan rute menurut Tamin (2000) yaitu :

1. Waktu Tempuh Waktu tempuh dapat didefinisikan sebagai waktu total perjalanan yang dibutuhkan, termasuk berhenti dan tundaan, dari suatu tempat yang lain melalui rute tertentu.

2. Nilai Waktu Nilai Waktu adalah sejumlah uang yang dihemat seseorang untuk suatu unit waktu perjalanan.

3. Biaya Perjalanan Dinyatakan sebagai total biaya perjalanan yang dihasilkan sepanjang rute yang ditempuh.

4. Biaya Operasi Kendaraan Total biaya yang dikeluarkan untuk bahan bakar, pelumas dan penggantian suku cadang selama proses tempuh suatu rute.

2.2.3 Penyelesaian Rute Berdasarkan Waktu Tempuh

Permasalahan optimasi yang ingin dicapai adalah rute dengan parameter waktu tempuh tercepat. Kondisi yang timbul pada sebuah perjalanan dari tempat asal menuju titik tujuan semisal kemacetan ikut mempengaruhi hasil akhir dari waktu tempuh suatu perjalanan. Dalam rekayasa lalu lintas dikenal hubungan yang sering digunakan yaitu pengaruh arus pada kecepatan kendaraan bergerak pada ruas jalan tertentu atau dikenal dengan model pembebanan rute yang Permasalahan optimasi yang ingin dicapai adalah rute dengan parameter waktu tempuh tercepat. Kondisi yang timbul pada sebuah perjalanan dari tempat asal menuju titik tujuan semisal kemacetan ikut mempengaruhi hasil akhir dari waktu tempuh suatu perjalanan. Dalam rekayasa lalu lintas dikenal hubungan yang sering digunakan yaitu pengaruh arus pada kecepatan kendaraan bergerak pada ruas jalan tertentu atau dikenal dengan model pembebanan rute yang

2.2.4 Langkah-langkah Penentuan Rute Berdasasarkan Waktu Tempuh

Langkah-langkah penentuan rute berdasarkan waktu tempuh yang dikembangkan oleh Sukoco (2010) disusun dalam 9 tahapan yang dilakukan secara sekuensial. Tahapan tersebut secara berurutan sebagai berikut :

1. Proses penghitungan kapasitas tiap ruas jalan

Tahapan pertama dari langkah-langkah penentuan rute yang dikembangkan oleh Sukoco (2010) adalah tahapan penghitungan kapasitas jalan untuk mengetahui kemampuan suatu ruas jalan dalam menampung arus atau volume lalu lintas yang ideal dalam satuan waktu tertentu.

NODE : 1

TITLE : Penghitungan Kapasitas Tiap Ruas Jalan

Penghitungan Kapasitas Tiap Ruas

Jalan

Data Faktor Koreksi

Kapasitas

Tabel Faktor Koreksi Kapasitas

Akibat Lebar Jalan

Tabel Faktor Koreksi Kapasitas Akibat Pembagian Arah

Tabel Faktor Koreksi Kapasitas Akibat Gangguan Jalan

Tabel Faktor Kapasitas Akibat Ukuran Kota

Kapasitas Jalan

Tabel Kapasitas

Dasar

Gambar 2.2 IDEF0 penghitungan kapasitas tiap ruas jalan

Sumber : Sukoco, 2010

Penjelasan dari IDEF0 proses penghitungan kapasitas tiap ruas jalan pada gambar 2.2 yaitu : Penjelasan dari IDEF0 proses penghitungan kapasitas tiap ruas jalan pada gambar 2.2 yaitu :

c. Output : nilai kapasitas jalan. Hasil dari tahapan ini adalah nilai kapasitas untuk tiap ruas jalan dimana nilai kapasitas ini digunakan sebagai data input pada tahapan kedua (penentuan tingkat pelayanan jalan).

2. Proses penentuan tingkat pelayanan jalan

Tahapan kedua yaitu penentuan tingkat pelayanan jalan. Tingkat pelayanan jalan dihitung dengan membandingkan volume kendaraan dengan kapasitas jalan sehingga hasilnya berupa indeks tingkat pelayanan jalan yang dapat digunakan untuk mengetahui karakteristik tingkat pelayanan suatu jalan.

NODE : 2

TITLE : Penentuan Tingkat Pelayanan Jalan

Penentuan Tingkat

Pelayanan Jalan

Tabel Karakteristik Tingkat Pelayanan Jalan

Volume Kendaraan

Kapasitas Jalan

Indeks Tingkat Pelayanan Jalan

Gambar 2.3 IDEF0 Penentuan Tingkat Pelayanan Jalan

Sumber : Sukoco, 2010

Penjelasan dari IDEF0 proses penentuan tingkat pelayanan jalan pada gambar 2.3 yaitu :

a. Input : volume kendaraan saat jam sibuk dan kapasitas jalan hasil perhitungan tahapan pertama.

b. Kontrol : tabel karakteristik tingkat pelayanan jalan .

c. Output : indeks tingkat pelayanan jalan.

Tahapan ketiga yaitu penghitungan waktu tempuh tiap ruas jalan. Nilai waktu tempuh suatu ruas dibagi menjadi dua yaitu waktu tempuh saat kondisi normal (t 0 ) dan waktu tempuh saat kondisi padat (t C ) .

NODE : 3

TITLE :Penghitungan Waktu Tempuh Tiap Ruas Jalan

Penghitungan Waktu

Tempuh Tiap Ruas

Jalan

Tabel Kecepatan

Dasar

Tabel Faktor Koreksi Kecepatan Akibat Lebar

Jalan

Tabel Faktor Koreksi Kecepatan

Akibat Gangguan Samping

Tabel Faktor Koreksi Kecepatan Akibat Ukuran Kota

Waktu Tempuh Normal & Waktu Tempuh Padat

Data Faktor Koreksi

Kecepatan

Gambar 2.4 IDEF0 penghitungan waktu tempuh tiap ruas jalan

Sumber : Sukoco, 2010

Penjelasan IDEF0 proses penghitungan waktu tempuh tiap ruas jalan pada gambar 2.4 yaitu :

a. Input : data faktor koreksi kecepatan.

b. Kontrol : tabel kecepatan dasar, tabel faktor koreksi kecepatan akibat lebar jalan, tabel faktor koreksi kecepatan akibat gangguan samping, tabel faktor koreksi kecepatan akibat ukuran kota.

c. Output : waktu tempuh normal dan waktu tempuh padat. Hasil dari tahapan penghitungan waktu tempuh untuk tiap ruas jalan menjadi input proses keenam (penentuan penggunaan jenis waktu tempuh pada tiap ruas jalan).

4. Proses pembagian rentang waktu harian

Tahapan keempat yaitu pembagian rentang waktu harian. Pembagian rentang waktu harian dimaksudkan untuk membagi sistem dalam beberapa rentang waktu agar dapat menguraikan waktu terjadinya kepadatan di ruas jalan. Pembagian rentang waktu harian dilakukan berdasarkan aktivitas jam bekerja Tahapan keempat yaitu pembagian rentang waktu harian. Pembagian rentang waktu harian dimaksudkan untuk membagi sistem dalam beberapa rentang waktu agar dapat menguraikan waktu terjadinya kepadatan di ruas jalan. Pembagian rentang waktu harian dilakukan berdasarkan aktivitas jam bekerja

NODE : 4

TITLE :Pembagian Rentang Waktu Harian

Pembagian Rentang W aktu

Harian

Hasil Observasi

Aktivitas

Pola Pergerakan Masyarakat

Waktu Harian

Pengelompokkan Waktu Harian

Gambar 2.5 IDEF0 pembagian rentang waktu harian

Sumber : Sukoco, 2010

Penjelasan dari IDEF0 proses pembagian rentang waktu harian pada gambar

2.5 yaitu :

a. Input : hasil observasi aktivitas.

b. Kontrol : waktu harian dan pola pergerakan masyarakat.

c. Output : pengelompokkan waktu harian. Pada tahapan ini dikembangkan pembagian rentang waktu harian yang lebih mendekati karakteristik kepadatan yang terjadi tiap rentang waktu tertentu. Pembagian rentang waktu harian dilakukan berdasarkan aktivitas jam bekerja masyarakat, berdasarkan jam mulai dan selesai aktivitas sekolah serta berdasarkan aktivitas pasar tradisional dan modern. Hasil dari tahapan ini berupa pengelompokkan karakteristik kepadatan berdasarkan rentang waktu yang kemudian akan menjadi input tahapan pengolahan data kelima.

5. Proses pembuatan aturan pengklasifikasian kondisi normal/padat pada tiap rentang waktu

Tahapan kelima pada model Sukoco (2010) dimaksudkan untuk membuat sebuah aturan yang dapat mengklasifikasikan suatu ruas jalan sedang dalam kondisi normal atau sedang dalam kondisi padat pada rentang waktu tertentu.

pada tahapan keempat sehingga pada tahapan ini akan menghasilkan tabel aturan pengklasifikasian yang dapat digunakan sebagai kontrol pengerjaan tahapan pengolahan data kedelapan (penentuan penggunaan jenis waktu tempuh pada tiap ruas jalan).

NODE : 5 TITLE : Pembuatan Aturan Pengklasifikasian Kondisi Normal/Padat pada Tiap Rentang Waktu

Pembuatan Aturan Pengklasifikasian Kondisi

Normal/Padat pada Tiap

Rentang Waktu

Pengelompokkan Waktu Harian

Tabel Aturan Pengklasifikasian

Gambar 2.6 IDEF0 pengklasifikasian kondisi normal/padat

Sumber : Sukoco, 2010

Penjelasan dari IDEF0 proses pembuatan aturan pengklasifikasian kondisi normal/padat pada tiap rentang waktu pada gambar 2.6 yaitu :

a. Input : pengelompokkan waktu harian.

b. Output : tabel aturan pengklasifikasian kondisi normal/padat.

6. Proses penentuan penggunaan jenis waktu tempuh pada tiap ruas jalan

Pada tahapan keenam ini dilakukan proses untuk menentukan jenis waktu tempuh apakah yang akan digunakan di setiap ruas jalan pada tiap rentang waktu sesuai dengan kepadatan jalan yang terjadi.

Proses penentuan jenis waktu tempuh dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Apabila ruas jalan pada suatu rentang waktu dalam kondisi normal maka waktu

tempuh ruas jalan tersebut sebesar waktu tempuh normal (t 0 ).

b. Apabila ruas jalan pada suatu rentang waktu dalam kondisi puncak kapasitas maka waktu tempuh ruas jalan tersebut sebesar waktu tempuh puncak

kapasitas/padat (t c ).

NODE : 6 TITLE : Penentuan Penggunaan Jenis Waktu Tempuh pada

Tiap Ruas Jalan

Penentuan Penggunaan

Jenis Waktu Tempuh pada Tiap Ruas Jalan

Tabel Aturan Pengklasifikasian

Waktu Tempuh Normal & Waktu Tempuh Padat

Indeks Tingkat Pelayanan Jalan

Lokasi Sekolah Lokasi Pasar

Geodatabase : Waktu Tempuh

Peta Jaringan Jalan

Gambar 2.7 IDEF0 penentuan penggunaan jenis waktu tempuh

Sumber : Sukoco, 2010

Penjelasan dari IDEF0 proses penentuan penggunaan jenis waktu tempuh pada tiap ruas jalan pada gambar 2.7 yaitu :

a. Input : peta jaringan jalan dan waktu tempuh normal/waktu tempuh padat.

b. Kontrol : tabel aturan pengklasifikasian kondisi normal/padat, indeks tingkat pelayanan, lokasi pasar dan lokasi sekolah.

c. Output : geodatabase waktu tempuh. Penentuan jenis waktu tempuh yang digunakan untuk suatu ruas jalan dalam rentang waktu tertentu mempertimbangankan karakteristik kepadatan yang ada pada ruas jalan tersebut. Karakteristik kepadatan suatu ruas jalan pada rentang waktu tertentu ditampilkan pada tabel aturan pengklasifikasian kepadatan yang telah dirancang pada tahapan kelima.

Proses pada tahapan ini juga mempertimbangkan lokasi sekolah dan pasar yang menjadi sumber kepadatan. Hal ini karena sekolah dan pasar dapat diidentifikasi waktu puncak terjadinya kepadatan sehingga mudah diketahui kapan aktivitas dua elemen tersebut mempengaruhi kepadatan ruas jalan disekitarnya.

Secara umum proses penentuan penggunaan jenis waktu tempuh ditampilkan pada diagram alir gambar 2.8.

memilih ruas

jalan

ITP Padat?

tc

tc

Ada sekolah?

Ada pasar?

Gambar 2.8 Diagram alir penentuan jenis waktu tempuh

Sumber : Sukoco, 2010

Suatu ruas jalan dapat mempunyai waktu tempuh padat atau waktu tempuh normal dengan melihat kondisi yang terjadi. Pertimbangan pertama, dengan melihat indeks tingkat pelayanan jalan. Apabila suatu ruas jalan memiliki indeks C,D,E atau F dimana keempat indeks tersebut merupakan kategori lalu lintas

dalam keadaan padat maka ruas jalan tersebut memiliki waktu tempuh padat (t c ).

Apabila indeks dalam kategori tidak padat (A dan B) maka selanjutnya dilihat ada-tidaknya sekolah pada ruas jalan tersebut karena aktivitas sekolah dapat menimbulkan kepadatan jalan. Aktivitas awal dan akhir sekolah menyebabkan

ruas jalan memiliki waktu tempuh dalam keadaan padat (t c ). Apabila tidak

terdapat bangunan sekolah maka selanjutnya mempertimbangkan apakah ada- tidaknya kawasan pasar tradisional atau modern. Apabila terdapat kawasan pasar

maka ruas jalan akan memiliki waktu tempuh padat (t c ) dan apabila tidak terdapat kawasan pasar maka ruas jalan akan memiliki waktu tempuh normal (t 0 ). Hasil proses ini akan menjadi sebuah geodatabase waktu tempuh yang dapat digunakan untuk menentukan rute berdasarkan waktu tempuh.

7. Proses penentuan titik lokasi asal kejadian

Proses penentuan titik lokasi asal kejadian yaitu proses menentukan titik- titik yang menjadi asal dalam menentukan sebuah rute.

NODE : 7 TITLE :Penentuan Titik Lokasi Asal Kejadian

Penentuan Titik Lokasi Asal Kejadian

Lokasi Asal

(contoh lokasi kecelakaan)

Peta Lokasi Asal Kejadian

Gambar 2.9 IDEF0 penentuan titik lokasi asal kejadian

Sumber : Sukoco, 2010

Penjelasan dari IDEF0 proses penentuan titik lokasi asal kejadian pada gambar 2.9 yaitu :

a. Input : lokasi kecelakaan.

b. Output : peta lokasi asal kejadian.

8. Proses penentuan titik lokasi tujuan kejadian

Proses penentuan titik lokasi tujuan kejadian yaitu proses menentukan titik- titik yang menjadi tujuan dalam menentukan sebuah rute. Dalam penelitian Sukoco (2010) yang menjadi titik lokasi tujuan kejadian yaitu UGD rumah sakit.

NODE : 8

TITLE :Penentuan Titik Lokasi Tujuan Kegiatan

Peta Lokasi Tujuan

Penentuan Titik

Lokasi Tujuan

Kejadian

Lokasi Tujuan (contoh lokasi UGD)

Gambar 2.10 IDEF0 penentuan titik lokasi tujuan kejadian

Sumber : Sukoco, 2010

Penjelasan dari IDEF0 proses penentuan titik lokasi tujuan kejadian pada gambar 2.10 yaitu :

a. Input : lokasi tujuan yaitu lokasi UGD.

b. Output : peta lokasi tujuan kejadian.

Tahapan pencarian rute berdasarkan waktu tempuh menggunakan bantuan network analyst yang ada di ArcGIS 9.3.

NODE : 8

TITLE : Penentuan Rute Optimal

Penentuan Rute

ArcGIS

Rute Optimal

G eodatabase : Waktu Tempuh

Peta Lokasi Asal Kejadian : Peta Tujuan : Peta Lokasi UGD Lokasi Kecelakaan

Peta Jaringan Jalan

Gambar 2.11 IDEF0 penentuan rute berdasarkan waktu tempuh Sumber : Sukoco, 2010

Penjelasan dari IDEF0 proses penentuan rute berdasarkan waktu pada gambar 2.11 yaitu :

a. Input : geodatabase waktu tempuh, peta lokasi asal kejadian dan peta jaringan jalan.

b. Mekanisme kerja : network analyst dari perangkat lunak ArcGIS 9.3.

c. Kontrol : peta tujuan.

d. Output : rute berdasarkan waktu tempuh.

2.3 SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

2.3.1 Pengertian Sistem Informasi Geografi

Sistem informasi geografi adalah sistem yang dapat mendukung (proses) pengambilan keputusan (terkait aspek) spasial dan mampu mengintegrasikan deskripsi-deskripsi lokasi dengan karakteristik-karakteristik fenomena yang ditemukan di lokasi tersebut. Menurut Gistut dalam Prahasta (2009), sistem informasi geografi yang lengkap akan mencakup metodologi dan teknologi yang diperlukan yaitu data spasial, perangkat keras, perangkat lunak dan struktur organisasi. ArcGIS merupakan salah satu aplikasi sistem informasi geografi yang dikembangkan oleh ESRI.