Kebijakan( Study Implementasi Penyelenggaraan Pengelolaan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Sejarah Berdirinya Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surakarta
Untuk menjamin kota yang bersih sehingga menjamin terwujudnya lingkungan hidup yang teratur, indah, sehat, nyaman, dan lestari, maka kebersihan dan keindahan kota perlu diatur secara menyeluruh karena kebersihan merupakan kebutuhan mutlak bagi masyarakat yang berbudaya sehingga layak apabila tanggungjawab kebersihan dipikul bersama oleh pemerintah daerah dan seluruh warga masyarakat. Dalam usaha untuk mewujudkan lingkungan hidup yang teratur, indah, sehat, nyaman dan lestari perlu dibentuk sebuah instansi yang menanganinya secara serius dalam suatu bidang tersendiri. Pembentukan instansi yang mengelola kebersihan di Kota Surakarta di dasarkan pada beberapa peraturan diantaranya dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Pada awalnya disusun Peraturan Daerah (Perda) Nomor 25 Tahun 1981 Tentang Kebersihan Sampah. Peraturan Daerah ini memuat lembaga yang terlibat dalam masalah kebersihan kota, yaitu Dinas Pekerjaan Umum (DPU), Dinas Pasar, dan Kepala Kampung.
b. Peraturan Daerah Nomor 29 Tahun 1981 Tentang Kebersihan dan Keindahan Kota, yang menunjuk Dinas Pekerjaan Umum (DPU) sebagai b. Peraturan Daerah Nomor 29 Tahun 1981 Tentang Kebersihan dan Keindahan Kota, yang menunjuk Dinas Pekerjaan Umum (DPU) sebagai
c. Lembaran Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta Nomor 16 Tahun 1985 Seri B Nomor 2 yang berisi mengenai perubahan terhadap Peraturan Daerah Nomor 25 Tahun 1981. Sesuai dengan Surat Menteri Dalam Negeri Tanggal 12 November 1984 Nomor 061/11613/51 Jo dan Surat Gubernur Daerah Tingkat I Jawa Tengah Tanggal 31 Januari 1985 Nomor: 061/11613 Tentang Pembentukan Dinas Kebersihan dan Keindahan Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta, maka pengelolaan kebersihan yang awalnya dilakukan Dinas Pekerjaan Umum dialihkan pada Dinas Kebersihan dan Keindahan. Berdasarkan Instruksi Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Surakarta Nomor 660.1/26/111/1988 Bulan Desember tentang Peningkatan dan Pelestarian Program BERSERI di Kota Surakarta bahwa masalah kebersihan merupakan hal yang mutlak untuk diciptakan. Atas pertimbangan tersebut maka perlu untuk membentuk dinas yang struktural.
d. Dengan Surat Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Tengah Tanggal 18 Januari 1987 Nomor : 061/11480 maka dikeluarkan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta, Nomor II Tahun 1988 Tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta, sekaligus mencabut Surat Keputusan Walikotamadya Daerah Tingkat II Surakarta tentang
Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kebersihan dan Keindahan Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta.
e. Dengan diterbitkan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah yang menganut prinsip penyelenggaraan otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggung jawab, maka untuk kelancaran penyelenggaraan pemerintahan daerah Kota Surakarta perlu adanya penataan kembali perangkat Pemerintah Daerah Kota Surakarta sesuai dengan Peraturan pemerintah Nomor 84 Tahun 2000 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah. Dalam rangka melaksanakan maksud di atas, serta untuk menunjang pelaksanaan otonomi dipandang perlu menetapkan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah dengan Peraturan Daerah maka berdasarkan Lembaran Daerah Kota Surakarta Tahun 2001 Nomor : 14 Seri D Nomor 12 ditetapkan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor : 6 Tahun 2001 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta.
f. Bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2001 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, khususnya Bab IV bagian ketiga tentang Dinas Kebersihan dan Pertamanan, maka guna kelancaran penyelenggaraan tugas perlu ditindaklanjuti dengan Keputusan Walikota Surakarta Nomor 16 Tahun 2001 tentang Pedoman Uraian Tugas Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surakarta.
g. Bahwa sebagai tindak lanjut ditetapkannya Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, khususnya BAB VI Bagian Kesembilan dan Peraturan Walikota Surakarta Nomor 19 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas, Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Kebersihan dan Pertamanan maka guna kelancaran penyelenggaraan tugas perlu ditindaklanjuti dengan Pedoman Uraian Tugas yaitu Peraturan Walikota Surakarta Nomor 19-L Tahun 2009 tentang Pedoman Uraian Tugas Jabatan Struktural Pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan.
2. Visi dan Misi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surakarta.
a. Visi :
Mewujudkan Kota Surakarta sebagai Kota Taman yang bersih, teduh dan indah yang berkarakter Surakarta.
b. Misi :
1) Meningkatkan pengelolaan sampah dan kebersihan sejak dari sumbernya sampai dengan Tempat Pembuangan Sampah Akhir dengan dukungan partisipasi masyarakat serta penyediaan sarana prasarana persampahan yang memadai.
2) Meningkatkan Taman Kota, Jalur Hijau, Lapangan dan Tempat Pemakaman Umum sebagai ruang terbuka hijau dan taman yang bersih, indah, teduh yang berkarakter Surakarta.
3. Tujuan, Sasaran dan Strategi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surakarta.
a. Tujuan
1) Meningkatkan pengelolaan sampah dan kebersihan dengan dukungan partisipasi masyarakat.
2) Meningkatkan sarana prasarana kebersihan dan persampahan.
3) Meningkatkan kualitas dan kuantitas taman kota, jalur hijau, lapangan dan tempat pemakaman umum yang bersih, indah, teduh yang berkarakter Surakarta.
4) Meningkatkan sarana dan prasarana pertamanan, jalur hijau, lapangan dan tempat pemakaman umum yang memadai.
5) Peningkatan, pemeliharaan serta efisiensi penggunaan daya penerangan jalan umum.
6) Meningkatkan pengelolaan sampah dan kebersihan sejak dari sumbernya sampai dengan tempat pembuangan sampah akhir dengan dukungan partisipasi masyarakat serta penyediaan sarana prasarana persampahan yang memadai.
b. Sasaran
1) Sasaran dari tujuan meningkatkan pengelolaan sampah dan kebersihan dengan dukungan partisipasi masyarakat.
a) Sosialisasi pengelolaan kebersihan/persampahan dan peraturan daerah tentang pengolahan sampah di tingkat 51 kelurahan.
b) Lomba kebersihan dan pengelolaan persampahan tingkat kelurahan, fasilitas umum, sekolah dan SKPD 1 kota selama 5 tahun.
c) Peningkatan
intensifikasi
retribusi persampahan/kebersihan, inventarisasi timbulan sampah dalam kurun waktu 5 tahun.
d) Peningkatan sumber daya manusia dengan outsourcing dalam jangka
waktu 5 tahun.
2) Sasaran dari tujuan meningkatkan sarana prasarana kebersihan dan persampahan.
a) Pengadaan 100 becak sampah, 450 tong sampah organik dan anorganik, 5 pickup, 25 dumptruck, 6 sepeda motor, 65 gerbong sampah, 1 sweeper, 1 mobil pengolah sampah, 1 bulldozer, 1 excavator, 1 mobil potong rumput.
b) Pemeliharaan kendaraan operasional dan alat angkut tidak bermotor
selama jangka waktu 5 tahun.
c) Perbaikan sarana dan prasarana pool armada dan infrastruktur
sampah.
d) Pemeliharaan 39 TPS dan 17 Tranfer Depo selama 1 periode 5 tahun.
e) Pembuatan master plan pengelolaan sampah.
f) Kerjasama badan usaha berbadan hukum dalam pengelolaan TPA
Putri Cempo.
g) Peningkatan ketatausahaan dengan pengadaan 1 mesin foto copi, 5 PC, 5 Printer, 4 laptop, 1 LCD Proyektor selama kurun waktu 5 tahun.
3) Sasaran dari tujuan meningkatkan kualitas dan kuantitas taman kota, jalur hijau, lapangan dan tempat pemakaman umum yang bersih, indah, teduh yang berkarakter Surakarta.
a) Revitalisasi taman-taman kota 18 taman kota, revitalisasi 5 jalur hijau, peningkatan 3 lapangan olahraga. Penataan taman di Rusunawa, pembuatan : pergola, greenhouse Balekambang, Taman di tanah Negara, eks PKL, hunian liar selama kurun waktu 5 tahun.
b) Pemeliharaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dengan pengadaan bibit tanaman, lapangan, taman jalur hijau, revitalisasi street furniture, gapura, tiang bendera, lampu taman, kursi taman, air mancur, patung/monumen, pot selama kurun waktu 5 tahun.
c) Peningkatan sumber daya manusia dengan outsourcing selama kurun
waktu 5 tahun.
d) Pendataan dan cetak penomoran pohon sebanyak 7.500 pohon.
e) Penyusunan Raperda keindahan kota.
4) Sasaran dari tujuan meningkatkan sarana dan prasarana pertamanan, jalur hijau, lapangan dan tempat pemakaman umum yang memadai.
a) Pengadaan kendaraan operasional 2 truk penerangan jalan umum, 5 dump truk, 5 truk tangki air, 1 pick up peralatan kerja pertamanan, mesin pompa air, mesin potong rumput, gergaji mesin, sparepart.
b) Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) dengan outsourcing
tenaga pertamanan.
c) Pembangunan kantor makam 3 Tempat Pemakaman Umum (TPU), Rehab bangsal 1 TPU, Pembangunan Talud 1 TPU, saluran 1 TPU, jalan 4 TPU, penyusunan Peraturan Daerah tentang pengelolaan TPU
1 Perda, Sosialisasi Perda Pengelolaan TPU 51 kelurahan, Penghijauan 5 TPU, Pemindahan makam Mipitan.
5) Sasaran dari tujuan peningkatan, pemeliharaan serta efisiensi penggunaan daya penerangan jalan umum.
a) Peningkatan effisiensi Penerangan Jalan Umum (PJU) dengan meterisasi bekerjasama pihak ketiga 9000 titik dan penggantian lampu hemat energy 2.400 titik, pembayaran rekening PJU selama kurun waktu 5 tahun.
b) Pengadaan barang kelengkapan PJU 1 kota, perbaikan lampu highmass 10 titik, pemindahan tiang PJU 8 titik, rehabilitasi PJU 45 titik, pemasangan PJU baru 40 titik, pemasangan trafo dan perluasan JTR di daerah relokasi selama kurun waktu 5 tahun.
c) Sosialisasi PJU di 51 kelurahan.
c. Strategi
1) Menyelenggarakan sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran dan
partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah.
2) Meningkatkan pemilahan sampah, pengolahan sampah dan pemanfaatan sampah sejak dari sumbernya dengan prinsip 3 R (reduce, reuse, recycle).
3) Pengadaan sarana prasarana kebersihan dan persampahan Kota Surakarta.
4) Meningkatkan pemeliharaan sarana prasarana kebersihan dan persampahan Kota Surakarta.
5) Meningkatkan kerjasama badan usaha berbadan hukum dalam pengelolaan TPA.
6) Meningkat intensifikasi retribusi pelayanan persampahan/kebersihan.
7) Outsourcing tenaga kebersihan dan persampahan.
8) Menyelenggarakan sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan taman kota, jalur hijau dan lapangan.
9) Mengembangkan taman-taman kota di lahan-lahan milik Negara yang kosong.
10) Revitalisasi taman-taman kota, lapangan serta jalur hijau yang teduh dan berkarakter Surakarta.
11) Penanaman tanaman peneduh, pagar hijau dan pembuatan taman di tempat pemakaman umum yang berkarakter Surakarta.
12) Renovasi kantor makam, aula dan mushola tempat pemakaman umum.
13) Sosialisasi Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Makam.
14) Sosialisasi Peraturan Daerah tentang keindahan kota.
15) Peningkatan dan pemeliharaan penerangan jalan umum.
16) Peningkatan efisiensi penggunaan daya dan pembayaran rekening penerangan jalan umum.
17) Outsourcing tenaga pertamanan, penerangan jalan umum dan tempat pemakaman umum.
18) Peningkatan sumber daya manusia di bidang pertamanan.
4. Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surakarta
a. Tugas Pokok
1) Melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah di bidang kebersihan dan keindahan yang menjadi tanggungjawabnya.
2) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh walikotamadya
kepala daerah.
b. Fungsi
1) Perumusan kebijaksanaan teknis, pemberian bimbingan dan pembinaan terhadap urusan kebersihan, pertamanan, penerangan jalan dan pekuburan umum.
2) Pemberian perijinan sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Walikota kepada Kepala Daerah berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku.
3) Pelaksanaan sesuai dengan tugas pokoknya berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
4) Pengamanan dan pengendalian teknis atas pelaksanaan tugas pokoknya sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Walikota berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
5) Pengurusan tata usaha DKP.
c. Uraian Tugas
Sebagai pelaksana urusan pemerintahan di bidang kebersihan dan pertamanan, Dinas Kebersihan dan Pertamanan memiliki uraian tugas sebagai berikut :
1) Memberikan perijinan di bidang kebersihan dan pertamanan yang telah ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.
2) Merumuskan kebijakan teknis, pemberian bimbingan dan pembinaan terhadap urusan pertamanan dan penerangan jalan, pekuburan umum dan kebersihan.
3) Menyelenggarakan pengamanan dan pengendalian teknis atas pelaksanaan tugas sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Walikota berdasarkan ketentuan perundangan yang berlaku.
4) Menentukan kebijakan pelaksanaan kegiatan kebersihan dan
pertamanan kota.
5) Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait guna kelancaran
pelaksanaan tugas.
6) Menyelenggarakan kegiatan yang berhubungan dengan pertamanan dan penerangan jalan yang meliputi penghijauan, pembangunan taman, pengadaan, pemasangan dan perawatan penerangan jalan.
7) Melaksanakan pembuatan, pemeliharaan, perbaikan, pengawasan taman-taman umum, jalur hijau, lapangan olah raga, dan penghijauan lingkungan serta perbaikan peralatannya.
8) Melaksanakan pengaturan, pengadaan, pemasangan, pengawasan, pemeliharaan, dan perbaikan tempat-tempat instalansi listrik dan kelengkapannya, lampu-lampu untuk penerangan jalan, fasilitas umum, taman, rumah dinas, kantor, tempat rekreasi dan bangunan lain milik pemerintah kota.
9) Mengadakan koordinasi dengan Perusahaan Listrik Negara di dalam penyediaan sarana dan prasarana penerangan jalan serta fasilitas umum kota.
10) Menyelenggarakan registrasi pekuburan umum, pelayanan dan pemeliharaan pekuburan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku serta kebijaksanan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Dinas.
11) Menginterventarisasi permasalahan-permasalahan guna menyiapkan bahan petunjuk pemecahan masalah.
12) Melaksanakan kebersihan dan keindahan kota meliputi pembersihan, penampungan, pengangkutan, dan pemusnahan sampah.
5. Struktur Organisasi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surakarta
Struktur organisasi DKP berdasarkan Peraturan daerah No.6 tahun 2008. Gambar struktur organisasi dapat dilihat pada Gambar 4.1. Secara garis besar, struktur organisasi DKP terdiri dari kepala, secretariat, bidang kebersihan, bidang pertamanan dan penerangan jalan, bidang pemakaman umum, bidang persampahan.
a. Kepala
Tugas kepala dinas antara lain :
1) Menyusun rencana strategis dan program kerja tahunan dinas sesuai
dengan Program Pembangunan Daerah (Propeda)
2) Memberi petunjuk dan arahan kepada bawahan guna kejelasan pelaksanaan tugas.
3) Menilai hasil kerja bawahan secara periodic guna bahan peningkatan kerja.
4) Merumuskan kebijakan teknis, pemberian bimbingan dan pembinaan terhadap urusan pertamanan dan penerangan jalan, pemakaman umum, kebersihan serta persampahan.
5) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai pertanggungjawaban pelaksana tugas.
b. Sekretariat
Sekretariat terdiri dari :
1) Sub bagian perencanaan, evaluasi dan pelaporan
Sub bagian prencanaan bertugas mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data sebagai bahan penyusunan rencana strategis dan program kerja tahunan dinas. Sub bagian evaluasi dan pelaporan bertugas melaksanakan monitoring dan pengendalian, analisis dan evaluasi data serta menyusun laporan hasil pelaksanaan rencana strategis dan program kerja tahunan dinas.
2) Sub bagian keuangan bertugas melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan.
3) Sub bagian umum dan kepegawaian bertugas melaksanakan urusan surat menyurat, kearsipan, penggandaan, administrasi perijinan, pengelolaan barang inventaris, pengaturan penggunaan kendaraan dinas serta pengelolaan administrasi kepegawaian.
c. Bidang Kebersihan
Kepala bidang kebersihan bertugas merencanakan dan melaksanakan kebersihan dan keindahan kota sesuai dengan kebijaksanaan teknis yang ditetapkan oleh kepala dinas. Bidang kebersihan terdiri dari :
1) Seksi kebersihan kota bertugas mengatur pelaksanaan dan pengawasan kebersihan jalan dan kota.
2) Seksi pelayanan persampahan dan kebersihan bertugas mengatur pelaksanaan dan pengawasan persampahan termasuk pengelolaan biaya retribusi sampah serta memelihara kebersihan lingkungan.
d. Bidang Pertamanan dan Penerangan Jalan
Kepala bidang pertamanan dan penerangan jalan bertugas menyelenggarakan kegiatan yang berhubungan dengan pertamanan dan penerangan jalan yang meliputi penghijauan, pembangunan taman, pengadaan, pemasangan dan perawatan penerangan jalan sesuai dengan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh kepala dinas. Bidang pertamanan dan penerangan jalan terdiri dari :
1) Seksi pertamanan bertugas melaksanakan penataan, pengelolaan,
pemeliharaan, perbaikan dan pengawasan pertamanan.
2) Seksi penerangan jalan bertugas melaksanakan pengaturan, pengadaan dan pemasangan lampu hias serta lampu-lampu untuk penerangan jalan umum, taman, fasilitas umum, tempat-tempat rekreasi, dan bangunan- bangunan lain milik Pemerintah Kota (Pemkot) serta mengadakan 2) Seksi penerangan jalan bertugas melaksanakan pengaturan, pengadaan dan pemasangan lampu hias serta lampu-lampu untuk penerangan jalan umum, taman, fasilitas umum, tempat-tempat rekreasi, dan bangunan- bangunan lain milik Pemerintah Kota (Pemkot) serta mengadakan
e. Bidang Pemakaman Umum
Kepala bidang pemakaman umum bertugas menyelenggarakan registrasi pemakaman umum, pelayanan dan pemeliharaan pemakaman umum sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku serta kebijakan teknis yang ditetapkan oleh kepala dinas. Bidang pemakaman umum terdiri dari :
1) Seksi pelayanan pemakaman umum bertugas memberikan pelayanan, mengatur dan mengawasi pelaksanaan penguburan jenazah, pemindahan kerangka pemasangan kijing di pemakaman umum berdasarkan ijin yang diberikan.
2) Seksi pengelolaan pemakaman umum bertugas mengelola pemakaman umum.
f. Bidang Persampahan
Bidang persampahan terdiri dari :
1) Seksi angkutan sampah bertugas mengatur pelaksanaan dan pengawasan pengangkutan sampah dari tempat pembuangan sementara sampai tempat pembuangan akhir serta memelihara perlengkapan angkutan sampah.
2) Seksi pengelolaan sampah bertugas untuk mengelola dan menangani sampah dengan baik sehingga dapat meminimalkan bahkan 2) Seksi pengelolaan sampah bertugas untuk mengelola dan menangani sampah dengan baik sehingga dapat meminimalkan bahkan
Drs. SATRIYA TEGUH SUBROTO NIP. 19630806 198503 1 014
SEKRETARIS Drs. BRETA SRI HUDININGSIH
NIP. 19590910 198603 2 008
SUB BAG PERENCANAAN,
SUB BAG UMUM DAN
EVALUASI & PELAPORAN
SUB BAG KEUANGAN
KEPEGAWAIAN
Drs. JAKA SULARKO, MM.
Drs. ENDANG MURDIASTUTI
L. HEU SUKOWATI, SE, MM
BIDANG PERTAMANAN DAN BIDANG PERTAMANAN DAN
BIDANG KEBERSIHAN
PENERANGAN JALAN PENERANGAN JALAN
BIDANG PEMAKAMAN UMUM
BIDANG PERSAMPAHAN
Ir. SUHANTO, MM.
Ir. GATOT SUTANTO, M.Si
Drs. SUDIYATNO, M.Si NIP. 19650327 199203 1 006
NIP. 19650501 198603 1 018 Ir. SUHANTO, MM.
BAMBANG JENDRO H, SH. MH.
SEKSI KEBESIHAN KOTA SEKSI PENGELOLAAN
SEKSI ANGKUTAN SAMPAH SUTIYO, SE
SEKSI PERTAMANAN SEKSI PERTAMANAN
PEMAKAMAN UMUM
SURANTO
NIP. 19610702 199003 1 008 SURANTO
NIP. 19600715 198509 1 002
YULIUS HARTADI, SP.
SETYO WIDODO P, S.Sos.
SEKSI PELAYANAN
SEKSI PELAYANAN
SEKSI PENERANGAN JALAN SEKSI PENERANGAN JALAN
PERSAMPAHAN DAN
SEKSI PENGELOLAAN SAMPAH KEBERSIHAN
PEMAKAMAN
Drs. SUTARMO, MM.
WINANTO JOKO W, S.Sos
Drs. MUHAMMAD PRAMUJO, M. Eng. NIP. 19600516 198503 1 010
NIP. 19591213 198101 1 003 Drs. SUTARMO, MM.
Drs. SAMSU TRI WAHYUDIN, M.Si
Sumber : Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surakarta, 2012
6. Tahapan Penanganan Sampah di Kota Surakarta
Mengenai tahapan penanganan sampah yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surakarta selama ini terangkai dalam 3 (tiga) alur kegiatan yang saling terkait, yaitu :
a. Pengumpulan Sampah
Sistem pengumpulan sampah dilakukan dilingkungan masing- masing yang kemudian dibuang atau dikumpulkan di TPS-TPS atau Transfer Depo dengan lokasi yang telah ditentukan secara resmi. TPS- TPS atau Transfer Depo tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel IV. 1
Jumlah dan Lokasi Transfer Depo
No Nama TPS
1 Silir Baru
Jl. Serang
Semanggi
Besar
2 Silir Lama
Jl. Serang/Ps.Notoharjo
Jl. Yos Sudarso/Tanggul
Danukusuman Besar
4 Tipes
Jl. Veteran/Makro
Jl. Teposanan/Stadion Maladi
Jl. Jahe
Jl. Merpati/H. Kendedes
Karang Asem Sedang
8 Komplang
Jl. Mangun Sarkoro
Jl. Cocak II
Jl. Sam Ratulangi
Jl. P. Lumban Tobing
Jl. Sumpah Pemuda
Jl. Sibela
Mojosongo
Besar
14 Rc-Kedung Tungkul
Jl. Agung Selatan
Jl. Sindutan/SMAN.3
Purwopuran Besar
16 Jurug
Jl. KH. Dewantoro/TSTJ
Jebres
Kecil
17 Ringin Semar
Jl. A. Yani
Tegal Harjo
Sedang Sumber : Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surakarta, 2012
Tabel IV. 2
Jumlah dan Lokasi Tempat Pembuangan Sementara (TPS)
No Nama TPS
Letak
Kel Volume 1 Mugono
Jl. Dr Rajiman
Kemlayan Sedang 2 Sondakan Kuburan
Jl. KH Samanhudi
Sondakan
Sedang 3 Ngemplak
Jl. LetJend Sutoyo
Gilingan
Besar 4 Joyontakan
Jl. Karandan
Joyontakan Kecil 5 Panti Waluyo
Jl. A Yani
Kerten
Sedang 6 Spsa
Jl. A Yani/SLB
Kerten
Sedang 7 Dr. Yeni
Jl. Depok/Poltabes
Manahan
Sedang 8 Laweyan
Kampung Batik
Laweyan
Kecil 9 Pajang Rel
Jl. Transito
Pajamg
Sedang 10 Sondakan 1
Jl. Transito
Pajamg
Sedang 11 Sondakan 2
Jl. Transito
Pajamg
Sedang 12 Minapadi
Jl. Popda
Nusukan
Besar 13 Brengosan
Jl. Hasanudin
Purwosari Sedang 14 Mangkuyudan 1
Jl. KH Samanhudi
Bumi
Sedang 15 Mangkuyudan 2
Jl. KH Samanhudi
Bumi
Sedang 16 Sampangan Barat
Jl. Untung Suropati
Kedung Lumbu Besar 17 Pajang Gentan
Songgolangit
Pajang
Besar 18 Makam Bergolo
Jl. Jamsaren
Serengan
Besar 19 Kartopuran
Jl. Kartopuran/Lap Kartopuran
Jayengan
Besar 20 Hadijayan
Jl. Baluwarti Kulon/Lawang Gapit
Gajahan
Besar 21 Hotel Ds
Jl. Jageran
Ketelan
Kecil 22 Nlipakan
Jl. Ir Juanda
Jagalan
Sedang 23 Jonasan
Jl. Ir Juanda
Gandekan Sedang 24 Sariwarna
Jl. Cokroaminoto
Jagalan/Sekar Pace Sedang 25 Turisari
Jl. Hasanudin
Mangkubumen Besar 26 Manahan Jam
Jl. KS Tubun
Manahan
Kecil 27 Depok
Jl. Depok/Ps.Burung
Manahan
Sedang 28 Samudra Pasai
Jl. Samudra Pasai
Kadipiro
Kecil 29 Tanggul
Jl. Ir Juanda/Tanggul
Gandekan Sedang 30 Perum Becak
Jl. Adi Sucipto
Karang Asem Sedang 31 Batoar
Jl. Jagalan
Jagalan
Besar 32 Uns
Jl. KH Dewantoro
Jebres
Kecil 33 Sadinoe
Jl. Kusumoyudan
Kampung Baru Sedang 34 Sampangan Timur
Jl. Untung Suropati
Kedung Lumbu Sedang 35 Samsat
Jl. Prof Suharso
Jajar
Besar 36 Mugen Lepas
Jl. Gatot Subroto
Kratonan
Sedang 37 Marconi
Jl. Kalimantan
Kestalan
Sedang 38 Tirtonadi
Jl. A Yani
Gilingan
Kecil 39 Balai Kota Ska
Jl. Jend Sudirman No.2
Kampung Baru Kecil Sumber : Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surakarta, 2012 Kampung Baru Kecil Sumber : Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surakarta, 2012
Setelah sampah terkumpul di TPS atau bak sampah maka armada Dinas Kebersihan dan Pertamanan akan mengangkutnya ke lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) agar sampah yang terkumpul tersebut tidak membusuk dan berserakan di TPS. Pengangkutan sampah tersebut tiap harinya terjadwal sebagai berikut :
- Pengambilan I
: Pagi jam 08.00 - 13.30
Jumlah armada 23 truk
- Pengambilan II
: Siang Jam 13.30 - 16.00
Jumlah armada 23 truk
Selain itu pihak Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surakarta juga mengerahkan armada angkutan sampah tambahan yaitu untuk pengambilan sore hari dengan jumlah armada 3 truk dan pengambilan dini hari dengan jumlah armada 1 truk. Setiap armada terdiri dari 1 orang sopir dan 6 orang tenaga. Pengangkutan tahap II dilakukan dengan tujuan untuk mengantisipasi adanya sampah yang menginap di TPS. Hal ini bertujuan agar tercapai target Kota Solo bersih dari sampah dengan slogan “Tidak ada sampah yang menginap di TPS”.
c. Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah
Hal ini merupakan tahap akhir atau tahap pemusnahan sampah yang dilakukan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang sebelumnya Hal ini merupakan tahap akhir atau tahap pemusnahan sampah yang dilakukan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang sebelumnya
Open dumping, yaitu pemusnahan sampah dengan cara membuang dan menumpuk begitu saja diatas tanah yang terbuka. Metode open dumping dilakukan pada musim hujan karena pengkaveran dengan tanah pada musim hujan akan membuat tanah hanyut terbawa air hujan. Adapun proses open dumping sebagai berikut :
a) Sampah yang akan ditimbun terlebih dahulu ditimbang.
b) Sampah diarahkan pada lokasi pembuangan dengan didorong
menggunakan alat berat.
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Dengan semakin tingginya pertambahan penduduk dan meningkatnya aktivitas kehidupan masyarakat di Kota Surakarta, berakibat semakin banyak timbulan sampah, yang jika tidak dikelola secara baik dan teratur bisa menimbulkan berbagai masalah, bukan saja bagi pemerintah daerah tetapi juga bagi seluruh masyarakat. Salah satu upaya mengantisipasi permasalahan tersebut Pemerintah Kota Surakarta mengeluarkan kebijakan tentang pengelolaan sampah Dengan semakin tingginya pertambahan penduduk dan meningkatnya aktivitas kehidupan masyarakat di Kota Surakarta, berakibat semakin banyak timbulan sampah, yang jika tidak dikelola secara baik dan teratur bisa menimbulkan berbagai masalah, bukan saja bagi pemerintah daerah tetapi juga bagi seluruh masyarakat. Salah satu upaya mengantisipasi permasalahan tersebut Pemerintah Kota Surakarta mengeluarkan kebijakan tentang pengelolaan sampah
Kebijakan tentang pengelolaan sampah ini memiliki asas dan tujuan yang tersurat secara jelas. Beberapa asas yang termuat dalam kebijakan pengelolaan sampah ini adalah asas tanggungjawab, asas berkelanjutan, asas manfaat, asas keadilan, asas kesadaran, asas kebersamaan, asas keselamatan, asas keamanan, dan asas nilai ekonomi. Adapun penjelasan dari asas-asas ini adalah, asas tanggung jawab memiliki pengertian bahwa pemerintah daerah mempunyai tanggung jawab pengelolaan sampah dalam mewujudkan hak masyarakat terhadap lingkungan hidup yang baik dan sehat. Asas berkelanjutan adalah bahwa pengelolaan sampah dilakukan dengan menggunakan metode dan teknik yang ramah lingkungan sehingga tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan, baik pada generasi masa kini maupun pada generasi yang akan datang. Asas manfaat adalah bahwa pengelolaan sampah perlu menggunakan pendekatan yang mengaanggap sampah sebagai sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Asas keadilan adalah bahwa dalam pengelolaan sampah, pemerintah daerah mendorong setiap orang agar memenuhi sikap kepedulian dan kesadaran kepada masyarakat dunia usaha untuk berperan secara aktif dalam pengelolaan sampah. Asas kesadaran adalah bahwa dalam pengelolaan sampah, pemerintah daerah mendorong setiap orang agar memenuhi sikap kepedulian dan kesadaran untuk mengurangi dan menangani sampah yang dilakukannya. Asas kebersamaan
adalah bahwa pengelolaan sampah diselenggarakan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan. Asas keselamatan adalah bahwa dalam pengelolaan sampah, harus menjamin keselamatan manusia. Asas keamanan adalah bahwa dalam pengelolaan sampah, harus menjamin dan melindungi masyarakat dari berbagai dampak negatif. Asas nilai ekonomi adalah bahwa sampah merupakan sumber daya yang mempunyai nilai ekonomi yang dapat dimanfaatkan sehingga memberikan nilai tambah. Sedangkan tujuan dari kebijakan ini yaitu untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, kualitas lingkungan dan menjadikan sampah sebagai sumber daya yang bermanfaat secara ekonomi bagi daerah.
Sampah sebagai sumber daya yang mempunyai nilai ekonomi dan dapat dimanfaatkan. Pengelolaan sampah dilakukan dengan pendekatan yang komperhensif dari hulu, sejak sebelum dihasilkan suatu produk yang berpotensi menjadi sampah, sampai ke hilir, yang kemudian di kembalikan ke media lingkungan secara aman. Pengelolaan sampah dengan paradigma baru tersebut dilakukan dengan kegiatan pengurangan dan penanganan sampah. Pengurangan sampah meliputi kegiatan pembatasan, penggunaan kembali, dan pendauran ulang, sedangkan kegiatan penanganan sampah meliputi pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pemrosesan akhir.
Peraturan Daerah tentang pengelolaan sampah di Kota Surakarta ini ditetapkan pada tanggal 25 Juni 2010 oleh Walikota Surakarta dan diundangkan pada tanggal 2 Juli 2010 oleh Sekretaris Daerah Surakarta. Maka setelah diundangkannya peraturan daerah tersebut, pelaksanaan atau implementasi dari
kebijakan menjadi tanggungjawab seluruh komponen yang telah disebutkan dalam peraturan daerah tersebut yaitu pihak pemerintah daerah, masyarakat dan pelaku usaha. Untuk pihak pemerintah daerah meliputi dinas, camat dan lurah. Dinas yang dimaksud adalah Dinas Kebersihan dan Pertamanan yang mana dengan bertanggungjawab melaksanakan penyelenggaraan pengelolaan sampah di daerah. Sedangkan camat dan lurah bertanggungjawab atas pembinaan masyarakat di bidang pengelolaan sampah di wilayah kerjanya. Adapun pihak masyarakat dan pelaku usaha juga bertanggungjawab terhadap penyelenggaraan pengelolaan sampah di lingkungannya.
Penelitian ini berusaha untuk melihat implementasi dari Peraturan Daerah Kota Surarta Nomor 3 Tahun 2010 tentang pengelolaan sampah dengan fokus penelitian pada masalah penyelenggaraan pengelolaan sampah yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan. Pembahasan mengenai implementasi ini dibagi dalam dua bagian yaitu :
1. Implementasi penyelenggaraan pengelolaan sampah berdasarkan Peraturan Daerah Kota Surarta Nomor 3 Tahun 2010.
2. Mengidentifikasi faktor-faktor pendukung maupun penghambat yang mempengaruhi implementasi yang ditemukan selama proses pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan pengelolaan sampah dilihat berdasarkan indikator komunikasi, sumber-sumber, disposisi dan struktur birokrasi.
Secara lebih jelas mengenai pembahasan tentang implementasi Peraturan Daerah Kota Surarta Nomor 3 Tahun 2010 dalam penyelenggaraan pengelolaan sampah dapat dilihat sebagai berikut :
1. Implementasi penyelenggaraan pengelolaan sampah berdasarkan Peraturan Daerah Kota Surarta Nomor 3 Tahun 2010
1.1. Siapa yang mengimplementasikan
Penyelenggaraan pengelolaan sampah di Kota Surakarta mengacu kepada Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 3 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Sampah merupakan kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Adapun sampah yang dikelola disini ada dua jenis yaitu sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga. Sampah rumah tangga adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia berbentuk padat yang berasal dari rumah tangga, sedangkan sampah sejenis rumah tangga adalah sampah yang memiliki sifat dan karakteristik seperti sampah rumah tangga tetapi tidak berasal dari rumah tangga.
Kaitannya dengan penyelenggaraan pengelolaan sampah dalam peraturan daerah tersebut disebutkan pemerintah daerah berkewajiban untuk melakukan kegiatan pengurangan dan penanganan sampah. Sedangkan pelaku usaha dan masyarakat dianjurkan untuk melakukan kegiatan pengurangan sampah yaitu menggunakan bahan produksi yang Kaitannya dengan penyelenggaraan pengelolaan sampah dalam peraturan daerah tersebut disebutkan pemerintah daerah berkewajiban untuk melakukan kegiatan pengurangan dan penanganan sampah. Sedangkan pelaku usaha dan masyarakat dianjurkan untuk melakukan kegiatan pengurangan sampah yaitu menggunakan bahan produksi yang
Dengan demikian sudah jelas bahwa pemerintah daerah yaitu walikota dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintah daerahlah yang melaksanakan kegiatan pengelolaan sampah di Kota Surakarta dari proses pengurangan hingga penanganan sampah. Untuk lebih jelasnya siapa-siapa saja yang melaksanakan kegiatan pengurangan dan penanganan sampah dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Pengurangan Sampah
Dalam kaitannya kegiatan pengurangan sampah merupakan serangkaian kegiatan yang terdiri dari pembatasan timbulan sampah, pendauran ulang sampah dan pemanfaatan kembali sampah yang bertujuan agar timbulan sampah yang dihasilkan khususnya sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga tidak terlalu banyak. Dalam hal ini pemerintah daerah wajib melakukan kegiatan pengurangan sebagaimana dimaksud dengan menetapkan target pengurangan sampah secara bertahap dalam jangka waktu tertentu, memfasilitasi penerapan teknologi yang ramah lingkungan, dan memfasilitasi penerapan label produk yang ramah lingkungan. Selain itu pemerintah daerah juga berkewajiban memfasilitasi kegiatan mengguna ulang dan mendaur ulang dan memfasilitasi pemasaran produk-produk daur ulang.
Dalam kenyataan pelaksanaannya untuk kegiatan mentukan target pembatasan pengurangan sampah masih belum di tetapkan oleh dinas terkait dalam hal ini Dinas Kebersihan dan Pertamanan hal ini dikarenakan adanya rencana Pemerintah Daerah Surakarta untuk menawarkan pengelolaan sampah kepada investor, yang mana disisi lain investor meminta volume sampah lebih banyak.
Seperti yang disampaikan oleh Bapak Nono selaku Kepala Bidang Persampahan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Surakarta sebagai berikut :
“Kalau targetnya belum kita prediksi mas, tetapi begini ini memang agak sedikit simalakama. Disatu sisi kita memang diarahkan untuk bisa mengurangi volume sampah. Tetapi sisi lain investor sampah nantinya menargetkan sampah minimal harus sekian.” (Wawancara 18 April 2012)
Hal senada juga disampaikan oleh Bapak Pram Kepala Seksi Pengelolaan Sampah Dinas Kebersihan dan Pertamanan Surakarta sebagai berikut :
“Untuk jumlah volume sampah selalu dinamis mas, kadang naik kadang turun, tapi kecenderungannya naik. Kalau target pastinya perbulannya harus segini kita belum bisa tetapkan, karena jumlah sampah selalu berubah-ubah. Ya kita catat saja perhari, perbulan, dan pertahun terus kita ambil rata-ratanya. Namun rencana pihak swasta yang akan mengelola sampah di TPA sini mas.” (Wawancara 13 April 2012)
Dari penjelasan Bapak Nono dan Bapak Pram menerangkan bahwa target pengurangan sampah secara bertahap belum bisa dilakukan dikarenakan adanya keinginan dari investor yang rencana Dari penjelasan Bapak Nono dan Bapak Pram menerangkan bahwa target pengurangan sampah secara bertahap belum bisa dilakukan dikarenakan adanya keinginan dari investor yang rencana
Selanjutnya untuk kegiatan pengurangan sampah berupa penerapan teknologi yang ramah lingkungan dan kegiatan mengguna ulang, penerapan label produk, dan mendaur ulang bukan menjadi tanggungjawab Dinas Kebersihan dan Pertamanan melainkan Badan Lingkungan Hidup (BLH) yang menangani masalah kerjasama atau pembinaan kepada masyarakat terkait masalah lingkungan. BLH yang selama ini bertugas mengadakan pembinaan kepada masyarakat terkait pengurangan sampah yang mana sampah tersebut dapat dijadikan kompos dan bahan kerajinan seperti tas, dompet, keset dan bahan kerajinan lainnya. BLH melakukan pembinan dengan masyarakat dengan sosialisasi baik ditingkat kelurahan maupun kecamatan, selain itu mereka juga memfasilitasi alat-alat beberapa komposter maksudnya untuk mengolah sampah organik rumah tangga yang mana nanti bisa digunakan untuk pembuatan kompos. Selain kompster, BLH juga memfasilitasi mesin jahit untuk membut kerajinan-kerajinan dari barang bekas seperti sisa-sisa kain perca dimanfaatkan untuk tas, Selanjutnya untuk kegiatan pengurangan sampah berupa penerapan teknologi yang ramah lingkungan dan kegiatan mengguna ulang, penerapan label produk, dan mendaur ulang bukan menjadi tanggungjawab Dinas Kebersihan dan Pertamanan melainkan Badan Lingkungan Hidup (BLH) yang menangani masalah kerjasama atau pembinaan kepada masyarakat terkait masalah lingkungan. BLH yang selama ini bertugas mengadakan pembinaan kepada masyarakat terkait pengurangan sampah yang mana sampah tersebut dapat dijadikan kompos dan bahan kerajinan seperti tas, dompet, keset dan bahan kerajinan lainnya. BLH melakukan pembinan dengan masyarakat dengan sosialisasi baik ditingkat kelurahan maupun kecamatan, selain itu mereka juga memfasilitasi alat-alat beberapa komposter maksudnya untuk mengolah sampah organik rumah tangga yang mana nanti bisa digunakan untuk pembuatan kompos. Selain kompster, BLH juga memfasilitasi mesin jahit untuk membut kerajinan-kerajinan dari barang bekas seperti sisa-sisa kain perca dimanfaatkan untuk tas,
“Kalau DKP saya matur sebenarnya tidak menangani masalah penerapan teknologi yang ramah lingkungan, penerapan label produk, kegiatan mengguna ulang dan mendaur ulang jadi yang menangani masalah kerjasama atau pembinaan kepada masyarakat itu BLH.” (Wawancara 18 April 2012)
Hal tersebut dibenarkan oleh Kepala Seksi Pengembangan Kapasitas Badan Lingkungan Hidup Surakarta, Bapak Bambang Wijayani :
“Memang betul selama ini untuk yang menangani masalah pembinaan terhadap masyarakat terkait pengurangan sampah yang mana dijadikan kompos dan bahan kerajinan itu BLH. Kita memfasilitasi mesin jahit untuk membut kerajinan- kerajinan dari barang bekas seperti sisa-sisa kain perca dimanfaatkan untuk tas, dompet, keset dan lain-lain. Sedangkan terkait tugas kami pembinaan, pembinaan ini termasuk terhadap sampah warga ya kita sudah melakukan itu mensosialisasikan di tingkat kecamatan juga kelurahan- kelurahan disamping itu kita juga memfasilitasi alat-alat beberapa komposter maksudnya untuk mengolah sampah organik rumah tangga yang mana nanti bisa digunakan untuk pembuatan kompos.” (Wawancara 23 Mei 2012)
Dari beberapa penjelasan yang disampaikan Bapak Nono dan Bapak Bambang, untuk kegiatan mengguna ulang dan mendaur ulang yang mana menjadi komponen utama dalam pengurangan sampah selama ini menjadi tanggungjawab dari BLH, bukan DKP. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya sosialisasi yang telah dilakukan oleh BLH kepada masyarakat baik di tingkat kelurahan maupun kecamatan, selain itu BLH juga memfasilitasi kepada masyarakat berupa mesin Dari beberapa penjelasan yang disampaikan Bapak Nono dan Bapak Bambang, untuk kegiatan mengguna ulang dan mendaur ulang yang mana menjadi komponen utama dalam pengurangan sampah selama ini menjadi tanggungjawab dari BLH, bukan DKP. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya sosialisasi yang telah dilakukan oleh BLH kepada masyarakat baik di tingkat kelurahan maupun kecamatan, selain itu BLH juga memfasilitasi kepada masyarakat berupa mesin
Adapun upaya yang dilakukan Pemerintah Daerah Kota Surakarta dalam mengelola sampah di Kota Surakarta dapat di jelaskan pada tabel berikut :
Tabel IV. 3
Volume dan Prosentase Pengolahan Sampah Kota Surakarta No.
Pengolahan
Volume
(m 3 )/ bulan
Prosentase (dari total
timbunan)
1. Diangkut ke TPA
241 ton/hari
2. Diolah :
a. Kompos
10 ton/hari
b. Daur ulang
20 ton/hari
c. Pemanfaatan lain
5 ton/hari
3. Dipilah (Bank Sampah)
4 ton/hari
4. Tidak terangkut
5 ton/hari
1,74 % Sumber : Badan Lingkungan Hidup Surakarta, 2011
Dalam tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa sampah yang diangkut ke TPA adalah 241 ton/hari dan yang tidak terangkut sebesar 5ton/hari. Sampah yang tidak terangkut adalah sampah yang masih menginap di TPS atau ditempat sumber timbulan sampah dihasilkan. Sedangkan sampah yang diolah oleh masyarakat seperti diolah menjadi Dalam tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa sampah yang diangkut ke TPA adalah 241 ton/hari dan yang tidak terangkut sebesar 5ton/hari. Sampah yang tidak terangkut adalah sampah yang masih menginap di TPS atau ditempat sumber timbulan sampah dihasilkan. Sedangkan sampah yang diolah oleh masyarakat seperti diolah menjadi
Upaya pemerintah daerah khususnya Dinas Kebersihan dan Pertamanan dalam menumbuhkan semangat masyarakat untuk memanfaatkan kembali sampah yang ada cukup baik, yaitu dengan menyisihkan sebagian anggaran yang ada untuk pembelian produk- produk sampah dari masyarakat di Kota Surakarta. Adapun yang sudah dilakukan pemerintah daerah adalah dengan membeli pupuk kompos hasil pemanfaatan kembali sampah oleh masyarakat yang mana dipakai untuk memupuk pohon dan tanaman yang ada di taman-taman kota. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Bapak Nono selaku Kepala Bidang Persampahan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Surakarta bahwa :
“DKP dikejar oleh pimpinan daerah supaya bisa untuk melakukan pembelian produk-produk sampah dari masyarakat. Ya itu terus kita usahakan, kan pembelian produknya dari anggaran APBD semoga anggarannya kedepan meningkat.” (Wawancara 18 April 2012)
Bapak Pram selaku Kepala Seksi Pengelolaan Sampah Dinas Kebersihan dan Pertamanan Surakarta juga menambahkan sebagai berikut :
“Kemarin DKP sudah melakukan pembelian pupuk kompos yang dihasilkan masyarakat. Komposnya dipakai untuk memupuk pohon dan tanaman yang ada di taman-taman kota.” (Wawancara 13 April 2012)
Berdasarkan penjelasan Bapak Nono dan Bapak Pram, strategi pemerintah Kota Solo untuk memasarkan produk-produk yang dihasilkan masyarakat dengan menyisihkan anggaran APBD untuk Dinas Kebersihan dan Pertamanan yang mana sebagian dari anggaran tersebut disihkan untuk membeli pupuk-pupuk kompos hasil produksi masyarakat Kota Solo sendiri. Dengan demikia Dinas Kebersihan dan Pertamanan sudah melakukan kegiatan pemasaran produk daur ulang salah satunya dengan inisiatif untuk pembelian produk tersebut.
b. Penanganan Sampah
Kegiatan penanganan sampah merupakan salah satu kegiatan penyelenggara pengelolaan sampah yang mana meliputi kegiatan pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan pemrosesan akhir. Kegiatan pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai dengan jenis, jumlah dan sifat sampah. Pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari
sumber sampah ke tempat penampungan sementara atau tempat pengolahan sampah terpadu. Pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan/atau dari tempat penampungan sampah sementara atau dari tempat pengolahan sampah terpadu menuju ke tempat pemrosesan akhir. Selanjutnya pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi, jumlah sampah dan/atau pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengambilan sampah dan residu hasil pengolahan sebelumnya ke media secara aman.
Pada pelaksanaannya kegiatan penanganan sampah di Kota Surakarta menjadi tanggungjawab beberapa instansi diantaranya dimulai dari kelurahan, jadi kelurahan bertanggungjawab untuk mengambil dan memindahkan sampah dari sampah rumah tangga ke TPS. Baik tenaga tukang gerobak sampah, armada gerobak sampah, maupun penggajiaannya berada dibawah komando kelurahan penuh. Selanjutnya kegiatan pengangkutan sampah yang membawa sampah rumah tangga dari TPS menuju ke tempat pembuangan akhir (TPA) adalah tugas Dinas Kebersihan dan Pertamanan. Selain itu Dinas Kebersihan dan Pertamanan juga bertanggungjawab mengangkut sampah dari sumber sampah yang berasal dari jalan-jalan utama dan protokol yang ada di Solo. Sedangkan apabila sampah tersebut berasal dari sampah pasar-pasar yang ada di Solo, maka petugas yang bertanggungjawab mengangkut sampah menuju ke TPA berasal dari
Dinas Pengelolaan Pasar (DPP). Armada pengangkutan sampah dari sampah pasar adalah milik DPP sendiri. Adapun untuk pihak swasta atau badan usaha yang menghasilkan sampah hasil produksi maka sampah tersebut wajib untuk dibuang langsung ke TPA dengan armada angkutan sampah pribadi. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Bapak Nono selaku Kepala Bidang Persampahan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Surakarta bahwa :
“Jadi untuk sampah rumah tangga itu diawali dari wilayah. Wilayah ini di bawah komando kelurahan penuh. Baik tenaganya, armadanya maupun penggajian. Ini kewajiban kelurahan sampai di TPS. Setelah dari TPS ini menjadi tanggungjawab Dinas Kebersihan dan Pertamanan untuk diangkut dan dibuang ke TPA Putri Cempo, ini yang sampah rumah tangga. Kalau yang sampah pasar itu oleh Dinas Pengelolaan Pasar. Armada pasar masing-masing ke lokasi sampah pasar dan langsung diangkut ke TPA. Kalau yang swasta atau badan usaha langsung dibuang ke TPA.” (Wawancara 18 April 2012)
Hal tersebut senada dengan apa yang diungkapkan oleh Bapak Pram selaku Kepala Seksi Pengelolaan Sampah Dinas Kebersihan dan Pertamanan Surakarta :
“Pada dasarnya pengelolaan sampah menjadi tanggungjawab tiga instansi, mas. Karena ini belum ada juklaknya ya jadi kita gunakan yang selama ini aja. Yang pertama adalah kelurahan setempat, jadi kelurahan itu bertanggungjawab dari rumah tangga ke TPS. Kemudian Dinas Pengelolaan Pasar itu tanggungjawabnya untuk pengelolaan sampah dari pasar- pasar tradisional yang ada di Solo untuk dibuang ke TPA. Yang ketiga itu DKP, DKP itu diberi tugas untuk bertanggungjawab terhadap kebersihan dan persampahan yang ada di TPS, kemudian jalan-jalan protokol yang ada di Solo, cuma belum semua jalan-jalan yang ada di Solo itu kita “Pada dasarnya pengelolaan sampah menjadi tanggungjawab tiga instansi, mas. Karena ini belum ada juklaknya ya jadi kita gunakan yang selama ini aja. Yang pertama adalah kelurahan setempat, jadi kelurahan itu bertanggungjawab dari rumah tangga ke TPS. Kemudian Dinas Pengelolaan Pasar itu tanggungjawabnya untuk pengelolaan sampah dari pasar- pasar tradisional yang ada di Solo untuk dibuang ke TPA. Yang ketiga itu DKP, DKP itu diberi tugas untuk bertanggungjawab terhadap kebersihan dan persampahan yang ada di TPS, kemudian jalan-jalan protokol yang ada di Solo, cuma belum semua jalan-jalan yang ada di Solo itu kita
Hal serupa juga disampaikan oleh Kepala Seksi Angkutan Sampah Dinas Kebersihan dan Pertamanan Surakarta, Bapak Yus : “Ya kalau diangkutan ya jelas dari seksi angkutan sampah
jadi hanya pengambilan timbulan sampah yang ada di TPS kemudian diangkut ke TPA.” (Wawancara 18 April 2012)
Dari pendapat Bapak Nono, Bapak Pram dan Bapak Yus bisa dikatakan kegiatan pengumpulan dan pengangkutan sampah mempunyai penanggungjawab sendiri-sendiri. Untuk pengumpulan sampah dilakukan oleh petugas gerobak sampah yang mana menjadi tanggungjawab pihak kelurahan. Sedangkan untuk kegiatan pengangkutan ada tiga pihak yang bertanggungjawab yaitu DKP, DPP, dan pihak swasta atau badan usaha. Dari tahun ke tahun jumlah timbulan sampah yang terangkut ke TPA cenderung meningkat. Baik itu sampah yang berasal dari sampah rumah tangga, sampah dari jalan- jalan utama, sampah dari kantor dan sekolah, ataupun sampah dari fasilitas umum yang dingkut oleh DKP. Maupun sampah dari pasar yang diangkut DPP dan sampah hasil produksi dari industri, hotel, maupun mall (umum) yang diangkut sendiri ke TPA. Rata-rata jumlah timbulan sampah perhari dari tahun 1993-2011 dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel IV. 4 Timbulan Sampah Terangkut ke TPA Tahun 1995 - 2011
No.
Tahun
Timbulan sampah terangkut perhari (kg)
Sumber: Dinas Kebersihan dan Pertamanan Surakarta, 2012
Selanjutnya proses akhir penanganan sampah di TPA Putri Cempo Solo adalah pengolahan sampah. Teknik pengolahan yang di terapkan di TPA Putri Cempo adalah open dumping yaitu pengolahan sampah dengan cara membuang dan menumpuk begitu saja diatas